Upload
others
View
33
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PEMERINTAH KOTADENPASAR
SERTIFIKATNomor : 556/2224/Dispar
Gathering Old Town Gajah Mada:Menghormati Kepusakaan untuk Memajukan Kreativitas
Respecting Heritage to Advancing Creativity
Diberikan kepada:Prof. Dr. I Nyoman Darma Putra, M.Litt.
Akademisi, Universita Udayana
SebagaiNarasumber Gathering Old TownGajah Mada
Tanggal 30 Desember 2019 di Dharmanegara AlayaDenpasar,Bali
Denpasar, 20 Desember 2019KepadaDinasPariwisataKotaDenpasar
OFISIAL MEDIA PARTNER
Ir. M. A. Dezire Mulyani, M.Si.
STORYNOMICS DAN ICONIC Revitalisasi Heritage Gajah Mada
di Era Revolusi Industri 4.0
I Nyoman Darma Putra
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana
Cakupan
1. Pengantar
2. Storynomics
3. Iconics
4. Industri 4.0
5. Revitalisasi Heritage Jalan Gajah Mada
6. Diskusi
Pengantar, Pengertian Heritage
• Segala sesuatu yang diwarisi dari dan diwariskan untuk generasi depan.
• UU 11/2010 tentang Cagar Budaya• Cagar Budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar
Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikankeberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan.
• Pasal 5, Kriteria:a. berusia 50 (lima puluh) tahun atau lebih;b. mewakili masa gaya paling singkat berusia 50 (lima puluh) tahun;c. memiliki arti khusus bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau
kebudayaan; dand. memiliki nilai budaya bagi penguatan kepribadian bangsa.
Denpasar Kota Inspiratif
• Jarang kota menjadi lagu, tapi Denpasar salah satunya, “Denpasar Moon”, hit 1993.
• Sastrawan menulis cerita berlatar Denpasar.
Maribeth: “Denpasar Moon”, 1993
Shining on an empty streetI returned to the place we used to meetDenpasar moonShine your light and let me seeThat my love is still waiting there for me
Sinar di jalan sunyi
Saya kembali ke tempat kita dulubertemu
Bulan Denpasar
Bersinarlah dan biarkan akumelihat
Bahwa cintaku masihmenungguku di sana
‘Kisah di Djembatan Badung’ Gangga Sila, 1954
Kami, aku dan dia, bersama menginap di Hotel Nan Yang, Denpasar. […]
Memang jalanan di muka hotel kami ini bolehdimasukkan central-park dari kota Denpasar. Ke kiri kitaketemu bioskop, ke kanan juga, sedang ke muka kitabertumbuk dengan pasar kota. Lebih lagi ramainya, karena toko-toko memagari sepanjang jalanan ini. Jalan Gajah Mada.
Dan, inilah yang menyebabkan kita, para penumpanghotel tiada bosan mencuci mata di serambi bawah hotel. Yang hendak ke Sanur, yang pulang dari bioskop, yang mau ke Pura segala aneka bentuk harus mau tidak maumelalui jalan ini.
Dokumen I Nyoman Darma Putra, sumber Majalah Damai, Th II, No. 8, 1 Juli 1954, pp.16-17.
Storynomics, 2018
• Pentingnya cerita untuk mendapatkankeuntungan ekonomi.
• Iklan tak lagi dipercaya, tapi ceritapengalaman customer sebelumnya.
• Marketer yang menguasai teknikbercerita akan lebih menjual dan menjual lebih.
• Banyak cerita digunakan sebagaibranding, misalnya ‘Mandalika’ di Lombok.
Menparekraf: Tempat Wisata Harus Punya Cerita
"Di Amerika atau di Eropa, tempat-tempat wisatapunya cerita. Baik itu cerita sejarah, mitos, dan sebagainya. Hal tersebut sebenarnya yang jadi dayatarik wisatanya," katanya di DeLoano Glamping, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Wishnutama memberikan contoh, Gua Batu Cermindi Labuan Bajo, NTT.
"Di gua itu, ada ikan yang jadi fosil. Tapi sayangnya, tidak dibuat cerita dan dijelaskan informasimengenainya. Bayangin lho, di dalam gua ada fosilikan, itu kan cerita yang sangat menarik.”
https://travel.detik.com/travel-news/d-4831946/menparekraf-tempat-wisata-harus-punya-cerita
Cerita vs Fakta
• Fakta adalah bukti, cerita menyentuh hati.
• Fakta sulit diingat secara akurat.
• Cerita mudah dituturkan asal ingat intinya.
• Seeing is believing, storytelling is imagining.
Menjadikan Turis ‘Storyteller’
Menggali Storynomics
1. History – sejarah kota berdasarkan tonggak waktu kronologi, tematik)
2. Heritage – peninggalan, pura, museum, arsitektur, bangunan
3. People – tokoh, selebritis, warga, suku.
4. Place – tempat khusus, tempat bersejarah.
5. Event – peristiwa, aktivitas
-Bisa juga kombinasi dari kelima jenis
-Sebagian sama, sebagian beda dengan cerita rakyat tradisional
-Untuk promosi pariwisata, materi 1-5 dapat digali
Storynomics Gajah Mada
• Jalan Gajah Mada adalah Pusat Keramaian Kota Denpasar dari ujung Timur ke Ujung Barat
• Kisah Lonceng dan Catur Muka di Ujung Timur
• Es Putar Chandra, Titi Mas, dan Toko Buku Bali Mas
• Pasar Senggol di Jln Kartini dan Jl Sulawesi
• Peken Payuk, Pasar Kumbasari, Pasar Badung
• Festival Gajah Mada tahun 1964, Amal Gajah Mada, Denpasar Ria
• Gedung Bioskop Wisnu dan Indra (Hollywood)
• Ruang kosmopolit dan multikultur
• Pusat Kota Destinasi Wisata
Festival Gajah Mada, 1-7 Juli 1964
Dokumen I Nyoman Darma Putra, Sumber Suara Indonesia, Juli 1964
Era Industri 1.0-4.0
https://img.automationworld.com/files/base/pmmi/all/image/2018/08/aw_270171_industry40.png?ar=16%3A9&auto=format&crop=focalpoint&fit=crop&fp-x=0.5&fp-y=0.5&w=1140
Era Industri dan Keniscayaan Kultural
• Era industri identik dengan teknologi, sistem produksi
• Apakah budaya tergusur?
• Ruang luas untuk pengembangan budaya.
• Era Industri 4.0 tak hanya menyebabkan disrupsi ekonomi tetapi juga disrupsi budaya.
• Kreativitas, inovasi, dan keterbukaan dalam memanfaatkankeunggulan Industri 4.0 untuk kebudayaan.
Video Tari Pendet dan Peresmian Pasar Badung oleh Presiden Jokowi
Iconic Revitalisasi Jalan Gajah Mada
• Walikota Rai Mantra menetapkan Pasar Badung ‘Smart Heritage Market’
• Presiden Jokowi: • “Kalau dilihat dari depan. Saya sudah berkeliling seluruh Tanah Air. Ini adalah pasar
dengan arsitektur paling bagus yang pernah saya lihat” (Peresmian Pasar WarisanPusaka, 22/03/2019),
• Urban Heritage Tourism Dimensi teknologi 4.0: 5 P1. Pura
2. Pasar
3. Penduduk
4. Praktik Budaya
5. Pesona Lanskap termasuk ‘new look’ Tukad Badung.
Terima Kasih