Upload
fatah-ramdhan
View
332
Download
13
Embed Size (px)
Citation preview
SESAR LEMBANG
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah praktikum geologi fisik
Oleh:
Fatah Ramdhan (140710130002)
PROGRAM STUDI GEOFISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2014
Daftar Isi
BAB 1 Pendahuluan ..... 1
1.1 Latar Belakang ..... 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penulisan.... 2
BAB 2 Pembahasan... 3
2.1 Definisi Sesar (Fault) ....... 3
2.2 Klasifikasi Sesar ... 4
2.3 Contoh Sesar di Jawa Barat.. 6
2.4 Sesar Lembang ...... 6
2.5 Aktivitas Sesar Lembang.. 8
BAB 3 Penutup ............. 10
3.1 Kesimpulan ....... 10
Daftar Pustaka ............... 11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu Negara yang rawan gempa bumi karena posisi
Indonesia terletak pada pertemuan ketiga lempeng besar. Ketiga lempeng ini
pasti mengalami tumbukan yang mengakibatkan terjadinya patahan.
Patahan atau sesar (fault) adalah satu bentuk rekahan pada lapisan batuan
bumi yg memungkinkan satu blok batuan bergerak relatif terhadap blok yg
lainnya. Pergerakan sesar bisa relatif turun, relatif naik, ataupun bergerak relatif
mendatar terhadap blok yg lainnya. Pergerakan yang tiba- tiba dari suatu patahan
atau sesar bisa mengakibatkan gempa bumi. Pada kenyataannya, sangat sulit
mendapatkan kenampakan penyesaran yang ideal, terlebih lagi iklim di negeri
kita yang tropis.
Salah satu patahan yang berada di Indonesia tepatnya berada di Bandung,
Jawa Barat adalah Patahan Lembang.
1
1.2 Rumusan Masalah.
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan sesar ?
2. Adakah contoh Sesar di Jawa Barat ?
1.3 Tujuan Penulisan.
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan pemahaman mengenai sesar (fault).
2. Memberikan contoh sesar yang berada di Jawa Barat, yaitu Sesar Lembang.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi Sesar (fault)
Patahan atau sesar (atau istilah geologynya "fault") adalah satu bentuk
rekahan pada lapisan batuan bumi yg memungkinkan satu blok batuan
bergerak relatif terhadap blok yg lainnya. pergerakannya bisa relatif turun,
relatif naik, ataupun bergerak relatif mendatar terhadap blok yg lainnya. Atau
definisi lainnya adalah rekahan pada batuan yang mengalami pergerakan
sejajar bidangnya. Pergerakan yang tiba- tiba dari suatu patahan atau sesar
bisa mengakibatkan gempa bumi. Umumnya tidak mungkin untuk mengetahui
gerak sebenarnya sepanjang sesar dan bagian mana yang bergerak karena
bergeraknya sudah berlangsung lampau. Dalam klasifikasi sesar dipergunakan
pergeseran relatife, karena tidak tahu blok mana , satu sisi bergerak kea rah
tertentu relatife terhadap sisi lainnya.
Sistem tegasan yang bekerja pada suatu material/batuan dapat
menyebabkan terjadinya perubahan atau deformasi. Apabila tegasan tersebut
menyebabkan batuan pecah dan pecahannya relatif saling bergerak maka
bidang patahannya dinamakan sebagai struktur patahan atau struktur sesar
(brittle failure). Pada ujung atau tepi jalur patahan, umumnya batuan
terdeformasi berupa lipatan yang mencerminkan semi brittle/ductile.
3
Gerak suatu batuan akibat proses penyesaran terjadi disepanjang bidang
sesarnya, sedangkan arah geraknya dapat diketahui dari jejak-jejak
pergeserannya berupa gores garis (Slicken line), atau indikasi lainnya seperti
drag fault dsb.
Beberapa ahli geologi struktur secara umum mengartikan struktur sesar
sebagai bidang rekahan yang disertai oleh adanya pergeseran. Sesar
didefinisikan sebagai rekahan/retakan pada batuan penyusun bumi yang telah
atau sedang mengalami pergerakan. Pada kenyataannya, sangat sulit
mendapatkan kenampakan pensesaran yang ideal, terlebih lagi iklim di negeri
kita yang tropis. Pada iklim tropis, proses pelapukan batuan berlangsung lebih
intensif sehingga merusak dan mengubur tanda-tanda pensesaran di
permukaan bumi. Namun tanda-tanda adanya sesar dapat diketahui dengan
bernagai macam tanda-tanda geologi.
2.2 Klasifikasi Sesar
Sesar dapat diklasifikasikan berdasar atas: dip bidang sesar dan arah gerak
ralatifnya, menjadi sesar normal, naik dan mendatar. Sesar normal sendiri
dapat disebut juga sesar turun.
a. Sesar Naik.
Sesar naik terjadi jika hanging wall relatif bergerak naik terhadap foot wall.
Masing-masing bidang sesar tersebut membentuk pola yang sama, yaitu
bidang sesar umumnya memiliki arah kemiringan yang sama dan arah jalur
sesarnya relatif sama.
4
b. Sesar Mendatar
Sesar mendatar atau sesar geser gerakkan utama sesarnya adalah
horizontal dengan bidang sesarnya, akibat bekerjanya shear stress. Pada
umumnya sesar mendatar besar merupakan batas lempeng, atau kejadiannya
berkaitan dengan aktivitas pergerakan lempeng. Oleh karena itu kebanyakan
masih aktif, yang artinya masih ada pergerakan meskipun sangat lambat.
c. Sesar Normal
Sesar normal terbentuk akibat adanya stress tensional yang seolah-olah
menarik/memisahkan kerak, sehingga pada bagian tertentu gaya gravitasi
5
lebih dominan. Kondisi ini mengakibatkan dibeberapa bagian tubuh batuan
akan bergerak turun yang selanjutnya lazim dikenal sebagai proses
pembentukan sesar normal. Sesar normal terjadi apabila Hanging wall relatif
bergerak ke bawah terhadap foot wall atau sebaliknya.
2.3 Contoh Sesar di Jawa Barat.
Di Jawa Barat, ada beberapa macam sesar, seperti Sesar Beribis dan
Cekungan-cekungan Bogor, Sesar Cimandiri, Sesar Lembang.
2.4 Sesar Lembang.
Seperti dikatakan sebelumna bahwa sesar adalah rekahan pada batuan yang
mengalami pergerakan sejajar bidangnya. Contoh sesar yang berada di
Indonesia adalah Sesar Lembang, Bandung, Jawa Barat.
Sesar Lembang terbentang sepanjang 22 km, dengan jarak sekitar 11 km dari
Kota Bandung. Sesar Lembang terbentuk akibat letusan Gunung Tangkuban
Perahu dan Gunung Burangrang. Material vulkanik yang termuntahkan dari
Lembang membentuk rongga yang menyebabkan pergerakan muka tanah ke
bawah. Bagian utara bergerak relatif turun, sementara bagian selatan terangkat.
Kota Lembang hingga Cisarua di barat dan Maribaya hingga
6
Cibodas/Batulonceng di timur merupakan bagian yang mengalami penurunan
tersebut. Akibat dari proses tektonik ini terbentang suatu gawir (lereng lurus)
yang merupakan bidang gelincir Sesar Lembang yang dapat jelas terlihat dari
Lembang ke arah timur. Adapun beberapa bagian yang terangkat adalah
Gunung Palasari, Batunyusun, Gunung Batu, dan Gunung Lembang tempat
keberadaan Observatorium Bosscha di bagian timur, serta Cihideung, bukit
tempat The Peak berada, dan Jambudipa di bagian barat. Menurut catatan
sejarah, belum ada data sejarah yang tercatat adanya catatan gempa bumi besar
yang terjadi di sepanjang Sesar Lembang. Namun, berdasarkan data empiris,
suatu retakan yang terbentuk ini dapat memicu gempa yang merusak. Ada satu
catatan yang cukup mengkhawatirkan adalah pernah adanya gempa pada tahun
1910 di Padalarang, yang merupakan ujung barat Sesar Lembang yang bertemu
dengan sesar aktif Cimandiri yang berawal dari Pelabuhan Ratu, Sukabumi.
Hasil penelitian yang relatif baru dari Nossin et al. (1996) menunjukkan
bahwa diprediksi pergeseran pertama Sesar Lembang terjadi 100.000 tahun
yang lalu. Sedangkan bagian barat dari Sesar Lembang diperkiakan lebih muda
dari 27.000 tahun yang lalu. Aliran lava berhasil menembus dinding sesar
bagian timur melalui Ci Kapundung di Maribaya, tetapi di bagian timur tidak
terjadi demikian. Hal ini dapat dikatakan bahwa bagian barat dari Sesar
Lembang diduga lebih muda dibandingkan bagian timur dari Sesar Lembang.
Adanya kenampakkan morfologi yang muncul pada jalur sesar berarah
barat-timur, dimana sebagian intrusi magma telah mmbeku membentuk suatu
dike. Kenampakkan ini yaitu kenampakkan Gunung Tangkubanparahu.
Sumber air panas di Ciater, dimungkinkan akibat adanya pemanasan air bawah
permukaan yang berasal dari G. Tangkubanparahu yang mengalir melalui
bidang sesar.
7
Peta Sesar Lembang
2.5 Aktivitas Sesar Lembang.
Seperti telah dikatakan sebelumnya, bahwa Sesar Lembang ini belum
memiliki catatan mengenai aktifnya Sesar lembang yang mengakibatkan
terjadinya gempa bumi, namu ada satu catatan gempa pada tahun 1910 di
Padalarang, yang merupakan ujung barat Sesar Lembang. Dalam kajian
geologi, kategori sesar aktif mula-mula merujuk pada sesar yang terbentuk pada
kisaran 2 juta tahun yang lalu. Namun akhir-akhir ini dipersempit hingga pada
kisaran 10.000 tahun yang lalu. Berdasarkan penelitian Geoteknologi LIPI
ternyata ditemukan endapan yang diperkirakan terbentuk akibat aktifitas Sesar
Lembang yang berumur kira-kira antara 500-1.000 tahun yang lalu.
Berdasarkan penelitian dari Geodesi ITB melalui pengamatan titik-titik yang
8
diukur melalui GPS, memang Sesar Lembang ini telah dan sedang mengalami
pergeseran di sekitar Sesar Lembang. Hal ini diperkuat dengan sebuah cetakan
citra spot pengambilan Juli 2006.
Selain itu, sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh kerjasama Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dengan Japan International Cooperation
Agency (JICA), telah terungkap adanya pergeseran Sesar Lembang yang
terdapat di Jawa Barat. Penelitian tersebut berhasil memantau aktivitas Sesar
lembang yang selama ini diketahui sebagai sesar aktif. Pergerakan Sesar
lembang ini bergerak dengan kecepatan sekitar 2-4 mm per tahun.
(KOMPAS.com, 28/10/2011).
Dapat ditegaskan bahwa, Sesar Lembang merupakan sesar aktif yang suatu
saat dapat mengakibatkan gempa bumi yang tentunya akan mengakibatkan
kerugian yang bernilai fantastis.
9
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sesar didefinisikan sebagai bidang rekahan yang disertai oleh adanya
pergeseran relatif (displacement) satu blok terhadap blok batuan lainnya.
Jarak pergeseran tersebut dapat hanya beberapa milimeter hingga puluhan
kilometer, sedangkan bidang sesarnya mulai dari yang berukuran beberapa
centimeter hingga puluhan kilometer. Pergerakan sesar bisa relatif turun,
relatif naik, ataupun bergerak relatif mendatar terhadap blok yg lainnya.
Pergerakan yang tiba- tiba dari suatu patahan atau sesar bisa mengakibatkan
gempa bumi. Secara umum, sesar dikelompokkan menjadi 3 kelompok utama,
yaitu sesar naik, sesar mendatar dan sesar normal.
Salah satu contoh sesar yang berada di Indonesia khususnya Jawa Barat
adalah Sesar Lembang. Sesar Lembang terbentang sepanjang 22 km, dengan
jarak sekitar 11 km dari Kota Bandung. Sesar Lembang terbentuk akibat letusan
Gunung Tangkuban Perahu dan Gunung Burangrang. Sesar Lembang tergolong
sebagai sesar normal. Sesar Lembang ini merupakan sesar aktif karena
berdasarkan umur batuan yang ditemukan ternyata berumur sekitar 500-1.000
tahun sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh ITB, LIPI dan JICA. Acuan
sesar dapat dikatakan aktif apabila umurnya masih tergolong muda, kategori
muda yaitu berumur kisaran 10.000 tahun. Dapat dipastikan bahwa aktifitas
dari Sesar Lembang ini akan mengakibatkan terjadinya gempa bumi yang
mengakibatkan kerugian yang bernilai fantastis.
10
Daftar Pustaka
Magetsari Noer Aziz, Chalid Idham Abdullah, Budi Bramantyo. GL-211, Geologi
Fisik. Departemen Teknik Geologi ITB. Bandung
https://www.facebook.com/notes/kf-bumi-alam-semesta/sesar-lembang-patahan-
yang-mengancam-kota-bandung/155286211203358 (diakses pada jumat,
28 maret 2014, pukul 21.35 WIB)
http://nymblr.tumblr.com/post/22121881102/jelajah-sesar-lembang-bersama-
hmtg-gea-itb (diakses pada jumat, 28 maret 2014, pukul 21.40 WIB)
http://geodesy.gd.itb.ac.id/?page_id=82 (diakses pada jumat, 28 maret 2014, pukul
22.37 WIB)
http://droppedbox.wordpress.com/2013/01/28/menguak-potensi-gempa-besar-di-
sesar-lembang/ (diakses pada sabtu, 29 maret 2014, pukul 08.04 WIB)
11