18
STEP1 1.Evidence-based medicine : (LI) 2.herbal medicine : Pengobatan dgn bhn2 alami 3.Randomized controlled trial : (LI) 4.critical appraisal : (LI) STEP2 1.Evidence-based medicine 2.herbal medicine 3.Randomized controlled trial 4.critical apprasial STEP3 1.Apa definisi Evidence-based medicine? - Kedokteran berbasis bukti - pendekatan medis berdasarkan bukti2 ilmiah 2.Fungsi Evidence-based medicine? - Memberi diagnosis yg terpercaya - Memberi jaminan terhadap kesehatan pasien 3.mengapa dlm praktik kedokteran perlu diadakan Evidence-based medicine? - untuk dpt mempelajari ttg kesehatan pasien 4.bgmn langkah2 Evidence-based medicine? (LI) 5.Definisi herbal medicine? - Obat yg berasal dari berbagai macam tumbuhan 6.Apa kelebihan dan kekurangan dr herbal medicine? Kelebihan:

sgd4 PALING BARU.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: sgd4 PALING BARU.doc

STEP1

1.Evidence-based medicine : (LI)2.herbal medicine : Pengobatan dgn bhn2 alami3.Randomized controlled trial : (LI)4.critical appraisal : (LI)

STEP2

1.Evidence-based medicine2.herbal medicine3.Randomized controlled trial4.critical apprasial

STEP3

1.Apa definisi Evidence-based medicine?- Kedokteran berbasis bukti- pendekatan medis berdasarkan bukti2 ilmiah

2.Fungsi Evidence-based medicine?- Memberi diagnosis yg terpercaya- Memberi jaminan terhadap kesehatan pasien

3.mengapa dlm praktik kedokteran perlu diadakan Evidence-based medicine?

- untuk dpt mempelajari ttg kesehatan pasien4.bgmn langkah2 Evidence-based medicine?

(LI)5.Definisi herbal medicine?

- Obat yg berasal dari berbagai macam tumbuhan6.Apa kelebihan dan kekurangan dr herbal medicine?Kelebihan:

- tanpa bhn kimia- harga relatif terjangkau- lbh efektif- tidak menimbulkan ketergantungan- aman utk tbh- bhn2nya mudah diperoleh di pasaran

Kekurangan:- tdk terjamin keberhasilannya

Page 2: sgd4 PALING BARU.doc

- tdk praktis- bisa menimbulkan keracunan bila slh meracik

7.apa saja tg termasuk dlm herbal medicine?- tanaman herbal- rempah2- daun jambu

8.definisi Randomized controlled trial?- is a type of scientific experiment most commonly used in testing the eficacy or effective of healtcare service or health technology.- suatu percobaan yg dpt dikendalikan dan

dilaakukan scr acak.

9.Apa saja langkah2 R.C.T?(LI)10.Mengapa R.C.T hrs dilakukan?

- Untk menguji keefektifan dan keefisienan dr pelayanan dan teknologi kesehatan.

11.definisi C.A?- is the assesment of evidence by systematically

reviewing its relevance,vality and results to specific situations.12.Fungsi C.A?

(LI)13.Langkah2 C.A?

(LI)14.Tujuan C.A?

(LI)

15.bgmn kaitan antara IT ,Critical thinking, critical apprasial ,dan EBM?

STEP 4

EBM

Page 3: sgd4 PALING BARU.doc

Uji klinik Herbal medicine

RCT CA

KET:Salah satu artikel seminar ttg EBM adalah herbal medicine, uji klinik tsb dilakukan dgn metode RCT dan CA agar lbh akurat.

STEP5

1.bgmn langkah2 Evidence-based medicine? 2.Apa saja langkah2 R.C.T?3.Fungsi C.A?4.Langkah2 C.A?5.Tujuan C.A?6.bgmn kaitan antara IT ,Critical thinking, critical apprasial ,dan EBM?

STEP 6

Belajar mandiri

STEP 7

1. (1) Best research evidence. Di sini mengandung arti bahwa bukti-bukti ilmiah tersebut harus berasal dari studi-studi yang dilakukan dengan metodologi yang sangat terpercaya (khususnya randomized controlled trial), yang dilakukan secara benar. Studi yang dimaksud juga harus

Page 4: sgd4 PALING BARU.doc

menggunakan variabel-variabel penelitian yang dapat diukur dan dinilai secara obyektif (misalnya tekanan darah, kadar Hb, dan kadar kolesterol), di samping memanfaatkan metode-metode pengukuran yang dapat menghindari risiko "bias" dari penulis atau peneliti.

(2) Clinical expertise. Untuk menjabarkan EBM diperlukan suatu kemampuan klinik (clinical skills) yang memadai. Di sini termasuk kemampuan untuk secara cepat mengidentifikasi kondisi pasien dan memperkirakan diagnosis secara cepat dan tepat, termasuk mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang menyertai serta memperkirakan kemungkinan manfaat dan risiko (risk and benefit) dari bentuk intervensi yang akan diberikan. Kemampuan klinik ini hendaknya juga disertai dengan pengenalan secara baik terhadap nilai-nilai yang dianut oleh pasien serta harapan-harapan yang tersirat dari pasien.

(3) Patient values. Setiap pasien, dari manapun berasal, dari suku atau agama apapun tentu mempunyai nilai-nilai yang unik tentang status kesehatan dan penyakitnya. Pasien juga tentu mempunyai harapan-harapan atas upaya penanganan dan pengobatan yang diterimanya. Hal ini harus dipahami benar oleh seorang klinisi atau praktisi medik, agar setiap upaya pelayanan kesehatan yang dilakukan selain dapat diterima dan didasarkan pada bukti-bukti ilmiah juga mempertimbangkan nilai-nilai subyektif yang dimilik oleh pasien.

Mengingat bahwa EBM merupakan suatu cara pendekatan ilmiah yang digunakan untuk pengambilan keputusan terapi, maka dasar-dasar ilmiah dari suatu penelitian juga perlu diuji kebenarannya untuk mendapatkan hasil penelitian yang selain up-date, juga dapat digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.

3.Ilmu Kedokteran berkembang sangat pesat. Temuan dan hipotesis yang diajukan pada waktu yang lalu secara cepat digantikan dengan temuan baru yang segera menggugurkan teori yang ada sebelumnya. Sementara hipotesis yang diujikan sebelumnya bisa saja segera

Page 5: sgd4 PALING BARU.doc

ditinggalkan karena muncul pengujian-pengujian hipotesis baru yang lebih sempurna. Sebagai contoh, jika sebelumnya diyakini bahwa episiotomi merupakan salah satu prosedur rutin persalinan khususnya pada primigravida, saat ini keyakinan itu digugurkan oleh temuan yang menunjukkan bahwa episiotomi secara rutin justru sering menimbulkan berbagai permasalahan yang kadang justru lebih merugikan bagi quality of life pasien.5,6 Demikian pula halnya dengan temuan obat baru yang dapat saja segera ditarik dari peredaran hanya dalam waktu beberapa bulan setelah obat tersebut dipasarkan, karena di populasi terbukti memberikan efek samping yang berat pada sebagian penggunanya.Pada waktu yang lampau dalam menetapkan jenis intervensi pengobatan, seorang dokter umumnya menggunakan pendekatan abdikasi (didasarkan pada rekomendasi yang diberikan oleh klinisi senior, supervisor, konsulen maupun dokter ahli) atau induksi (didasarkan pada pengalaman diri sendiri). Kedua pendekatan tersebut saat ini (paling tidak, dalam 10 tahun terakhir) telah ditinggalkan dan digantikan dengan pendekatan EBM, yaitu didasarkan pada bukti-bukti ilmiah yang ditemukan melalui studi-studi yang terpercaya, valid, dan reliable.

5. Dewasa ini sediaan herbal dibagi menjadi 2kelompok, yakni :I. Kelompok Jamu, yaitu sediaan-sediaan obat tradisional yang umumnya merupakan rronuan bahan tumbuhan yang diracik daD digunakan berdasarkan pengalaman empiris dimana kenlanfaatan daD keamanannya belum diteliti secara ilmiah.2. Kelompok Fitofarmaka, yaitu sediaan-sediaan obat herbal yang kelTh1nfaatan dan keamanannya Sudall temji secara ilmiall

STEP 7

1.Definisi Evidence-based medicineMenurut Sackett et al.1 Evidence-based medicine (EBM) adalah suatu pendekatan medik yang didasarkan pada bukti-bukti ilmiah terkini untuk kepentingan pelayanan kesehatan penderita. Dengan demikian, dalam praktek,

Page 6: sgd4 PALING BARU.doc

EBM memadukan antara kemampuan dan pengalaman klinik dengan bukti-bukti ilmiah terkini yang paling dapat dipercaya.Evidence based medicine (EBM) adalah proses yang digunakan secara sistematik untuk menemukan, menelaah/me-review, dan memanfaatkan hasil-hasil studi sebagai dasar dari pengambilan keputusan klinik.2,3

Secara lebih rinci EBM merupakan keterpaduan antara bukti-bukti ilmiah yang berasal dari studi yang terpercaya (best research evidence); dengan keahlian klinis (clinical expertise) dan nilai-nilai yang ada pada masyarakat (patient values).

http://www.dkk-bpp.com/index.php?option=com_content&task=view&id=144&Itemid=47

EBM adalah suatu sistem atau cara untuk menyaring semua data dan informasi dalam bidang kesehatan. Sehingga seorang dokter hanya memperoleh informasi yang sahih dan mutakir untuk mengobati pasiennya.( Wiryo hananto,2002.Kajian kritis makalah ilmiah kedokteran klinik menurut KBB,jakarta.sagung seto)

Menurut Sackett et al.1 Evidence-based medicine (EBM) adalah suatu pendekatan medik yang didasarkan pada bukti-bukti ilmiah terkini untuk kepentingan pelayanan kesehatan penderita.(Sackett DL, Rosenberg WMC, Gray JAM, Haynes RB, Richardson WS (1996) Evidence based medicine: what it is and what it isn't. BMJ 312:71-72).

defining a question focused on a patient-related problem and searching for reliable evidence to provide an answer. _menentukan pertanyaan yang focus pada masalah yang berhubungan dengan pasien dan mencari bukti yang reliable untuk menyediakan jawaban.Susan E. Sutherland, DDS Can Dent Assoc 2001; 67(8):442-5

Menggunakan segala pertimbangan bukti ilmiah (evidence) yang sahih yang diketahui hingga kini untuk menentukan pengobatan pada penderita yang sedang kita hadapi

Iwan Darmansjah Pusat Uji KLinik Obat, FKUI .Dutch Foundation Seminar: Boerhaavse Kursus, FKUI 22-23 Apr.2002

http://209.85.175.104/search?q=cache:sTdGbzYPMMAJ:www.iwandarmansjah.web.id/

Page 7: sgd4 PALING BARU.doc

attachment/at_EBM-2.ppt+evidence+based+medicine&hl=id&ct=clnk&cd=2&gl=id

suatu pendekatan medik yang didasarkan pada bukti-bukti ilmiah terkini untuk kepentingan pelayanan kesehatan penderita denagn memadukan antara kemampuan dan pengalaman klinik dengan bukti-bukti ilmiah terkini yang paling dapat dipercaya.Sackett et al.1

http://www.barutengah.dkk-bpp.com/index.php?option=content&task=view&id=23

2.Fungsi E.B.M ?

membantu proses pengambilan keputusan klinik, baik untuk kepentingan pencegahan, diagnosis, terapetik, maupun rehabilitatif yang didasarkan pada bukti-bukti ilmiah terkini yang terpercaya dan dapat dipertanggungjawabkan.Dengan demikian maka salah satu syarat utama untuk memfasilitasi pengambilan keputusan klinik yang evidence-based, adalah dengan menyediakan bukti-bukti ilmiah yang relevan dengan masalah klinik yang dihadapi serta diutamakan yang berupa hasil meta-analisis,  review sistematik, dan randomised contrrolled trial (RCT).

http://www.dkk-bpp.com/index.php?option=com_content&task=view&id=144&Itemid=47

can be used to rapidly assess and discard reports of research studies that are irrelevant or of poor quality

Susan E. Sutherland, DDS Can Dent Assoc 2001; 67(8):442-5

Merubah informasi atau masalah kedokteran yang ingin dipecahkan

Dengan kata lain menformulasikan

3.Mengapa dalm praktik kedokteran perlu diadakan E.B.M ?

Page 8: sgd4 PALING BARU.doc

Perkembangan dalam bidang ilmu kedokteran telah membawa banyak perubahan dalam proses pengambilan keputusan klinik. Pendekatan terapi yang berbasis pada empirisme (pengalaman pribadi) dan abdikasi (meniru pola-pola senior) telah mulai ditinggalkan. Di era 90-an mulai diperkenalkan suatu pendekatan kedokteran yang didasarkan pada bukti-bukti ilmiah yang terpercaya atau lebih dikenal dengan Evidence Based Medicine (EBM)

Ilmu Kedokteran berkembang sangat pesat. Dimana temuan dan hipotesis yang diajukan pada waktu yang lalu secara cepat digantikan dengan temuan baru yang segera menggugurkan teori yang ada sebelumnya. Sementara hipotesis yang diujikan sebelumnya bisa saja segera ditinggalkan karena muncul pengujian-pengujian hipotesis baru yang lebih sempurna.

Bahwa informasi up-date mengenai diagnosis, prognosis, terapi dan pencegahan sangat dibutuhkan dalam praktek sehari-hari. Sebagai contoh, teknologi diagnostik dan terapetik selalu disempurnakan dari waktu ke waktu, sehingga bisa saja obat atau teknologi kesehatan yang sebelumnya diketahui terbaik di masanya dapat segera digantikan oleh obat atau teknologi kesehatan yang lebih efikasius dan aman.

Bahwa informasi-informasi tradisional (misalnya yang terdapat dalam text-book) tentang hal-hal di atas sudah sangat tidak adekuat pada saat ini; beberapa justru sering keliru dan menyesatkan (misalnya informasi dari pabrik obat yang disampaikan oleh duta-duta farmasi/detailer), tidak efektif (misalnya continuing medical education yang bersifat didaktik), atau bisa saja terlalu banyak sehingga justru sering membingungkan (misalnya cukup banyak jenis obat yang di negara asalnya sudah ditarik tetapi masih tetap beredar di Indonesia tanpa diketahui oleh praktisi medik).

Dengan bertambahnya pengalaman klinik seseorang maka kemampuan/ketrampilan untuk mendiagnosis dan menetapkan bentuk terapi (clinical judgement) juga meningkat. Namun pada saat yang bersamaan, kemampuan ilmiah (akibat terbatasnya informasi yang dapat diakses) serta kinerja klinik (akibat hanya mengandalkan pengalaman, yang sering tidak dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah) menurun secara signifikan.

Dengan meningkatnya jumlah pasien, waktu yang diperlukan untuk pelayanan semakin banyak. Akibatnya, waktu yang dimanfaatkan untuk meng-up date ilmu (misalnya membaca

Page 9: sgd4 PALING BARU.doc

journal-journal kedokteran atau menghadiri seminar-seminar ilmiah) sangatlah kurang. Dalam situasi tersebut bisa saja praktisi medik tidak menyadari bahwa prasat medik yang dilakukan sebenarnya sudah tidak lagi direkomendasikan pada saat ini. Jika tetap dilakukan, maka secara tidak sadar yang bersangkutan telah melakukan medical error, atau memberikan jenis terapi yang sudah usang (obsolete) atau bahkan tidak lagi dianjurkan (abandoned).

http://www.barutengah.dkk-bpp.com/index.php?option=content&task=view&id=23

http://www.dkk-bpp.com/index.php?option=com_content&task=view&id=144&Itemid=47

4.Bagaimana langkah-langkah E.B.M ?

langkah-langkah :1. identifikasi dan formulasi masalah : disusun dalam bentuk pertanyaan.2. mencari/menelurusi bukti 3. kajian kritis bukti dari makalah ilmiah : menguasai

pengetahuan mengenai metodologi,tatacara kajian

4. menerapkan hasil kajian kritis kepada pasien kita dan evaluasi

http://www.barutengah.dkk-bpp.com/index.php?option=content&task=view&id=23

langkah-langkah berikut (sackett, 1985):1. merubah informasi atau masalah kedoktreran yang

ingin di pecahkan menjadi pertanyaan yang dijawab. Dengan kata lain memformulasikan pertanyaan tentang masalah kedokteran yang dihadapi

2. Menelusuri dengan efisiensi yang maksimal bukti-bukti terbaik yang tersedia untuk menjawab permasalahan kedokteran tersebut. Ini dapat diperoleh dari pemeriksaan klinis ,pemeriksaan laboratoriun ,tulisan ilmiah dijurnal atau sumber lain.

Page 10: sgd4 PALING BARU.doc

3. Mengkaji bukti, yang ditemukan secara kritis dengan menilai validitas dan kemungkinan atau keseuaiannya dapat tidaknya diterapkan ditempat praktek

4. Menerapkan hasil kajian dalam praktek klinik.5. melakukan evaluasi kinerja praktek klinik yang

dilakukan.

http://usph.wordpress.com/2007/08/26/evidence-based-medicine-evidence-based-public-health-evidence-based-health-policy/

5.Definisi H.M ?

- Herbal medicine, also called botanical medicine or phytomedicine, refers to the use of any plant's seeds, berries, roots, leaves, bark, or flowers for medicinal purposes. Long practiced outside of conventional medicine, herbalism is becoming more mainstream as up-to-date analysis and research show their value in the treatment and prevention of disease. (www.umm.edu//altmed/articled/herbal-medicine-000351.htm)

6.Apa kelebihan dan kekurangan dari H.M ?KELEBIHAN :-Memperbaiki keseluruhan sistem tubuh disebabkan kemampuan kerja obat herbal dalam lingkup sel dan molekuler sementara obat kimia-Memperbaiki beberapa fungsi sistem tubuhMemiliki efek samping lebih kecil daripada obat kimia

KEKURANGAN : menyebabkan sensitif

menyebabkan alergi ,sakit perut ,sulit tidur

dapat menyebabkan efek samping pada kekebalan tubuh(imun)

http://www.umm.edu/altmed/articles/herbal-medicine-000351.htm

7.Apa saja yang termasuk H.M ? Obat yang berasal dari tumbuh-tumbuhan seperti ,bunga ,biji-bijian ,akar ,dan kulit kayu.

8.Definisi R.C.T ?

Page 11: sgd4 PALING BARU.doc

- sebuah jenis percoban khusus yang paling umum yang digunakan dalam pengujian efisien atau efektifitas pusat pelayanan kesehatan(seperti pengobatan atu perawatan) atau teknologi kesehatan (seperti obat-obatan alat medis atau pembedahan)Wikipedia.com

- Randomised controlled trials are the most rigorous way of determining whether a cause-effect relation exists between treatment and outcome and for assessing the cost effectiveness of a treatment.

- A study in which people are allocated at random (by chance alone) to receive one of several clinical interventions. One of these interventions is the standard of comparison or control.In sum, RCT are quantitative, comparative, controlled experiments in which investigators study two or more interventions in a series of individuals who receive them in random order. The RCT is one of the simplest and most powerful tools in clinical research.

http://www.medterms.com/script/main/art.asp?articlekey=39532

- is a form of clinical trial, or scientific procedure used in the testing of the efficacy of medicines or medical procedures.

http://www.bmj.com/cgi/content/full/316/7126/201

- RCT adalah suatu metode penelitian yang mengunakan sample pasien sesungguhnya yang kemudian dibagi atas dua grup yaitu grup control dan grup yang diberi perlakuan .Group control dan yang diberi perlakuan sifatnya harus sama. Penggolongan pasien masuk ke group kontrol atau perlakuan dilakukan secara acak (random) dan biasanya juga dengan cara blinding untuk mengurangi kemungkinan subjectivity.Biasa digunakan untuk jurnal-jurnal jenis terapi

uningmarlina.wordpress.com/category/ebm/ - 43k

- A study in which people are allocated at random (by chance alone) to receive one of several clinical interventions. One of these interventions is the standard of comparison or controlhttp://www.medterms.com/script/main/art.asp?articlekey=39532

9.Apa saja langkah-langkah R.C.T ?

Random allocation to intervention groups (penempatan kelompok secara acak)

Page 12: sgd4 PALING BARU.doc

Patients and trialists should remain unaware of which treatment was given until the study is completed—although such double blind studies are not always feasible or appropriate

All intervention groups are treated identically except for the

experimental treatment

Patients are normally analysed within the group to which they

were allocated, irrespective of whether they experienced the

intended intervention (intention to treat analysis)

The analysis is focused on estimating the size of the difference in predefined outcomes between intervention groups.

(http://www.bmj.com/cgi/content/full/316/7126/201)

10. Mengapa R.C.T harus dilakukan ?- Randomised controlled trials can minimise bias and use the most appropriate design for studying the effectiveness of a specific intervention or treatment.- Systematic reviews are particularly useful because they usually contain an explicit statement of the objectives, materials and methods, and should be conducted according to explicit and reproducible methodology.- Randomised controlled trials and systematic reviews are not automatically of good quality and should be appraised critically.(http://209.85.173.104/search?q=cache:Txi611urECwJ:www.jr2.ox.ac.uk/bandolier/painres/download/whatis/what_is_critical_appraisal.pdf+critical+appraisal&hl=id&ct=clnk&cd=2&gl=id)

11. 11.Definisi C.A ?

process of systematically examining research evidence to assess its validity, results and relevance before using it to inform a decision.proses dari penelitian pengujian bukti yang sistematis untuk mengakses kevaliditasan,hasil dan relevansi sebelum menggunakannya untuk menentukan keputusan.

essential part of evidence-based clinical practice that includes the process of systematically.

finding, appraising and acting on evidence of effectiveness.

Page 13: sgd4 PALING BARU.doc

bagian penting dari praktek medis berbasis bukti yang meliputi proses mencari,menafsir,dan menampilkan pada bukti dari keefektifitasan.(http://www.medterms.com/script/main/art.asp?articlekey=39532)

critical appraisal allows us to make sense of research evidence and thus begins to close the gap between research and practicemembantu kita untuk dapat merasakan bukti dan penelitian serta menjembatanni batas antara penelitian dan praktek.

(http://209.85.173.104/search?q=cache:Txi611urECwJ:www.jr2.ox.ac.uk/bandolier/painres/download/whatis/what_is_critical_appraisal.pdf+critical+appraisal&hl=id&ct=clnk&cd=2&gl=id)

12. Fungsi C.A ?

- To determine what is the ‘best’ evidence(mengelompokkan bukti terbaik)- help us to understand the methods and results of research and to assess the quality of the research.(membantu memahami metode dan hasil penelitian)- help us to decide whether we think a reported piece of research is good enough to be used in decision making(membantu kita untuk memutuskan baik buruknya laporan penelitian untuk di gunakan dalam mengambil keputusan)

http://www.jr2.ox.ac.uk/bandolier/painres/download/whatis/what_is_critical_appraisal.pdf.

critical appraisal is one step in the process of evidence-based clinical practice. Evidence-based clinical practice is ‘an approach to decision making in which the clinician uses the best evidence available, in consultation with the patient, to decide the option which suits the patient best’.

http://209.85.173.104/search?q=cache:Txi611urECwJ:www.jr2.ox.ac.uk/bandolier/painres/download/whatis/

Page 14: sgd4 PALING BARU.doc

what_is_critical_appraisal.pdf+critical+appraisal&hl=id&ct=clnk&cd=2&gl=id

13.Langkah- langkah C.A ?Pertanyaan dasar

A. Are the results of the study valid? apakah tujuan penelitian tersebut focus untuk menjawab pertanyan apakah penguju telah menggunakan cara yang benar pada jenis

penelitian apakah semua pasien yang dimasukkan dalam percobaan cuup

pantas diambil kesimpulannya apakah pasien pelayanan kesehatan dan penguji buta terhadap

perlakuanya apakah kelompok-kelompok itu mirip pada saat permulaan

B. What are the results? Seberapa besar efek perlakuan Seberapa dekat ketepatan estimasi dari efek perlakuaan

C. Will the results help locally? Apakah hasilnya dsapat diterapkan pada populasi lokal Apakah semua hasil keluaran

http://www.jr2.ox.ac.uk/bandolier/painres/download/whatis/what_is_critical_appraisal.pdf.

14.Tujuan C.A ?

the ‘best’ evidence, we need critical appraisal skills that will help us to understand themethods and results of research and to assess the quality of the research. Most research isnot perfect, and critical appraisal is not an exact science – it will not give us the ‘right’answer. But it can help us to decide whether we think a reported piece of research is goodenough to be used in decision making. There are many factors that come into playwhen making healthcare decisions – research evidence is just one of them. If research has

Page 15: sgd4 PALING BARU.doc

flaws, it is up to readers to use their critical appraisal skills to decide whether this affectsthe usefulness of the paper in influencing their decision.

15. Bagaimana kaitan antara IT, Critical thinking, Critical Apprasial, dan E.B.M ?

sebagai calon dokter gigi kita dituntut untuk dpat menyelesaikan msalah dgan mengkritisi serta menggunakan IT, critical appraisal dan critical thinking masalah2 mana yg EBM.