3
Ali Misri | Shalahuddin Dan Kebangkitan Umat – Part1 Copyright Ali Misri [email protected] https://misri.staff.ipb.ac.id/?p=20 Shalahuddin Dan Kebangkitan Umat – Part1 Sepeninggal para sahabat terutama Khulaf Rasyidin, Islam mengalami kemunduran dan kerusakan yang parah. Para penguasa meninggalkan amanat yang dibawa dan gila dengan kekayaan dan kemewahan serta kekuasaan dan bahkan berlaku dzolim kepada rakyat dan ulama menjadi budak dunia dengan mencari muka di depan para penguasa demi sebuah simpati atau jabatan dan bahkan antar ulama saling menjatuhkan dan memusuhi satu sama lain. Firman Allah SWT dan contoh yang disampaikan oleh Rasulullah SAW banyak diabaikan dan bahkan ditinggalkan sehingga banyak penyimpangan dan kemaksiatan yang dengan terang-terangan tanpa tedeng aling-aling dilakukan dengan leluasa dan gampangnya. Para ulama dan da’i menghadapi banyak rintangan dalam menegakkan amar ma’ruf nahi munkar. Rasulullah menyampaikan dalam haditsnya: Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, Rasulullah saw bersabda, “Apabila umatku sudah mengagungkan dunia, maka akan tercabut dari mereka kehebatan Islam. Dan apabila mereka meniggalkan amar ma’ruf nahi munkar, maka mereka akan terhalang dari keberkahan wahyu. Dan apabila umatku saling menghina, maka jatuhlah mereka dari pandangan Allah.” (Hakim, Tarmidzi – Durrul Mantsur) Dan firman Allah yang memberi peringatan terhadap golongan yang berbuat demikian yaitu: “Barangsiapa menginginkan keuntungan akhirat, akan Kami tambah keuntungan itu baginya. Dan barangsiapa menginginkan keuntungan dunia, maka Kami berikan kepadanya keuntungan dunia, dan tidak ada bagian mereka di akhirat. (Qs. Asy Syura 20) Kerusakan tersebut menurut Al-Kilani dalam bukunya Misteri Masa Kelam Islam dan Kemenangan Perang Sallib (Refleksi 50 Tahun Gerakan Dakwah Para Ulama untuk Membangkitkan Umat dan Merebut Palestina) , terjadi karena perpecahan di antara kaum Muslimin sendiri. Ulama dan penganut mazhab saling mencaci, penguasa dzolim kepada rakyat dan orang kaya tidak peduli dengan orang miskin dan anak-anak yatim. Ketika para peneliti, da’i dan kaum cendikia mendiskusikan berbagai tantangan dan bahaya yang dihadapi oleh umat Islam saat ini, mereka sering berdalih dengan page 1 / 3

Shalahuddin Dan Kebangkitan Umat – Part1anitanet.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Ali... · 2021. 4. 3. · dzolim kepada rakyat dan orang kaya tidak peduli dengan orang

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Shalahuddin Dan Kebangkitan Umat – Part1anitanet.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Ali... · 2021. 4. 3. · dzolim kepada rakyat dan orang kaya tidak peduli dengan orang

Ali Misri | Shalahuddin Dan Kebangkitan Umat – Part1Copyright Ali Misri [email protected]://misri.staff.ipb.ac.id/?p=20

Shalahuddin Dan Kebangkitan Umat – Part1

Sepeninggal para sahabat terutama Khulaf Rasyidin, Islam mengalami kemundurandan kerusakan yang parah. Para penguasa meninggalkan amanat yang dibawa dangila dengan kekayaan dan kemewahan serta kekuasaan dan bahkan berlaku dzolimkepada rakyat dan ulama menjadi budak dunia dengan mencari muka di depanpara penguasa demi sebuah simpati atau jabatan dan bahkan antar ulama salingmenjatuhkan dan memusuhi satu sama lain. Firman Allah SWT dan contoh yangdisampaikan oleh Rasulullah SAW banyak diabaikan dan bahkan ditinggalkansehingga banyak penyimpangan dan kemaksiatan yang dengan terang-terangantanpa tedeng aling-aling dilakukan dengan leluasa dan gampangnya. Para ulamadan da’i menghadapi banyak rintangan dalam menegakkan amar ma’ruf nahimunkar.

Rasulullah menyampaikan dalam haditsnya: Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata,Rasulullah saw bersabda, “Apabila umatku sudah mengagungkan dunia, maka akantercabut dari mereka kehebatan Islam. Dan apabila mereka meniggalkan amarma’ruf nahi munkar, maka mereka akan terhalang dari keberkahan wahyu. Danapabila umatku saling menghina, maka jatuhlah mereka dari pandangan Allah.” (Hakim, Tarmidzi – Durrul Mantsur)

Dan firman Allah yang memberi peringatan terhadap golongan yang berbuatdemikian yaitu: “Barangsiapa menginginkan keuntungan akhirat, akan Kamitambah keuntungan itu baginya. Dan barangsiapa menginginkan keuntungan dunia,maka Kami berikan kepadanya keuntungan dunia, dan tidak ada bagian mereka diakhirat. (Qs. Asy Syura 20)

Kerusakan tersebut menurut Al-Kilani dalam bukunya Misteri Masa Kelam Islam danKemenangan Perang Sallib (Refleksi 50 Tahun Gerakan Dakwah Para Ulama untukMembangkitkan Umat dan Merebut Palestina) , terjadi karena perpecahan di antarakaum Muslimin sendiri. Ulama dan penganut mazhab saling mencaci, penguasadzolim kepada rakyat dan orang kaya tidak peduli dengan orang miskin dananak-anak yatim.

Ketika para peneliti, da’i dan kaum cendikia mendiskusikan berbagai tantangan danbahaya yang dihadapi oleh umat Islam saat ini, mereka sering berdalih dengan

page 1 / 3

Page 2: Shalahuddin Dan Kebangkitan Umat – Part1anitanet.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Ali... · 2021. 4. 3. · dzolim kepada rakyat dan orang kaya tidak peduli dengan orang

Ali Misri | Shalahuddin Dan Kebangkitan Umat – Part1Copyright Ali Misri [email protected]://misri.staff.ipb.ac.id/?p=20

kemenangan-kemenangan yang diraih oleh Shalahuddin untuk menekankan urgensisemangat dalam menghadapi tantangan dan bahaya. Dalih ini diterangkan denganmemaparkan invasi-invasi tentara Salib yang menimbulkan huru-hara danpembantaian besar-besaran, kemudian melompati rentang waktu setengah abaddan mulai membicarakan gerakan jihad militer yang dipelopori oleh keluarga Zankilalu Shalahuddin, yang pada akhirnya berhasil membebaskan wilayah Islam yangterjajah dan merebut kembali tanah-tanah suci.

“Pola pembahasan seperti ini,” menurut Al-Kilani, “sangat berbahaya karena duafaktor berikut”, sambung beliau “Faktor pertama: model pemahaman ini akanmenjauhkan perhatian terhadap berbagai penyakit ril yang ada di dalam tubuhumat yang justru menciptakan mentalitas layak terbelakang dan kalah (alqabiliyyah li at takhalluf wa al hazimah). Disisi lain, umat malah sibuk dengangejala-gejala luar yang sebenarnya timbul dari penyakit-penyakit terebut.”

“Upaya yang mungkin dilakukan dalam keadaan lemah adalah” beliau melanjutkanpenjelasanya, “mengatasi kelemahan itu sendiri, sehingga ketika umat telahsembuh dari penyakit-penyakit yang diderita olehnya, maka upaya yang mustahiltadi berubah menjadi normal dan mungkin diselesaikan.”

“Faktor kedua,” papar beliau, “pemahaman ini lebih menonjolkan aksi individu danmenghambat aksi kolektif (Al ‘Amal Jama’i) serta melahirkan persepsi yang salahsekaligus merusak peran yang seharusnya dimainkan oleh elit pimpinan dan umatdalam memikul beban tangggung jawab bersama untuk menghadapi tantanganyang ada.”

Pemahaman tersebut menyuburkan semangat individualisme dan egoisme dikalangan elit dalam membuat rancangan dan pelaksanaan, sehingga merekaterjebak dalam spontanitas dan terlibat perseteruan panjang dengan siapapun yangingin bergerak bersama, baik dalam melahirkan gagasan maupun aksi. Padahadisaat yang sama, elit pemimpin tidak sanggup berdiri sendiri baik untukmelahirkan gagasan maupun melakukan aksi. Kondisi ini memaksa mereka semuamenuai kegagalan dan kekecewaan.

Sementara bagi umat, pemahaman ini menjauhkan dari peran yang seharusnyadiambil untuk menunaikan tanggung jawab, menghapus konsep tanggung jawab

page 2 / 3

Page 3: Shalahuddin Dan Kebangkitan Umat – Part1anitanet.staff.ipb.ac.id/wp-content/plugins/as-pdf/Ali... · 2021. 4. 3. · dzolim kepada rakyat dan orang kaya tidak peduli dengan orang

Ali Misri | Shalahuddin Dan Kebangkitan Umat – Part1Copyright Ali Misri [email protected]://misri.staff.ipb.ac.id/?p=20

dan kebersamaan (Al Jama’ah) dari pandangan mereka dan menyebarkanmentalitas mengandalkan semua urusan kepada elit pemimpin. Dalam kondisi ini,jika umat diseru untuk berkorban dan bergabung dalam perjuangan maka keadaanmeraka akan mencerminkan jawaban yang Allah gambarkan dalam Qs. Al Ma’idah:24 yang artinya,

“Pergilah engkau dan Tuhanmu, berjuanglah kamu berdua, sesungguhnya kamihanya duduk menunggu disini”.

Meskipun umat terus menerus menyaksikan fenomena-fenomena kelemahan,kegagalan dan kekalahan, namun ia tetap enggan bergerak dan hanya menunggudatangnya mukjizat dan seorang juru selamat. Sang juru selamat yang terusdireka-reka dalam sosok ghaib dan mitos, serta identitas dan kepribadiannyamenjadi bahan pembicaraan setiap saat.

Wallahu ‘alam

Diambil dari buku “Misteri Masa Kelam Islam dan Kemenangan Perang Salib” karyaDr. Majid Irsan Al Kilani

page 3 / 3