Upload
oknis
View
224
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
mineralogi
Citation preview
Sifat Fisik Mineral
1. Warna (Colour)
Bila suatu permukaan mineral dikenal suatu cahaya, maka cahaya yang mengenai
permukaan mineral tersebut sebagian akan diserap (absorbsi) dan sebagian dipantulkan
(refleksi). Warna penting untuk membedakan antara mineral akibat pengotoran dan warna
asli (tetap) yang berasal dari elemen utama pada mineral tersebut.
Warna mineral yang tetap dan tertentu karena elemen-elemen utama pada mineral
disebut dengan nama Idiochromatic.
Misal : Sulfur berwarna kuning, Pyrite berwarna kuning loyang, Magnetite berwarna hitam
Warna akibat adanya campuran atau pengotor dengan unsur lain, sehngga memberikan
warna yang berubah-ubah tergantung dari pengotornya, disebut dengan nama Allochromatic.
Misal : Halite, warna dapat berubah-ubah :
abu-abu
biru bervariasi
kuning
coklat gelap
merah muda
Kuarsa tak berwarna, tetapi karena ada campuran/pengotoran, warna berubah-ubah
menjadi :
violet
merah muda
coklat-hitam
Kehadiran kelompok ion asing yang dapat memberikan warna tertentu pada mineral
disebut nama Chromophores.
Misal : Ion-ion Cu yang terkena proses hidrasi merupakan Chromophores dalam mieral Cu
sekunder ,maka akan memberikan warna hijau dan biru.
Faktor yang dapat mempengaruhi warna :
a. Komposisi kimia
b. Struktur kristal dan ikatan atom
c. Pengotoran dari mineral
2. Perawakan Kristal (Crystal Habit)
Perawakan kristal (crystal habit), bentuk khas mineral ditentukan oleh bidang yang
membangunnya, termasuk bentuk dan ukuran relatif bidang-bidang tersebut. Kita perlu
mengenal beberapa perawakan kristal yang terdapat pada jenis mineral tertentu, sehingga
perawakan kristal dapat dipakai untuk penentuan jenis mineral, walaupun perawakan kristal
bukan merupakan ciri tetap mineral.
Contoh :
Mika selalu menunjukkan perawakan kristal yang mendaun (foliated)
Amphibol selalu menunjukan perawakan kristal meniang (columnar)
Perawakan kristal dibedakan menjadi 3 golongan (Richard Pearl,1975) yaitu ;
A. Elongated habits (mniang / berserabut )
B. Flattened habits (lembaran tipis)
C. Rounded habits (membutir)
a. Elongated Habits
1. Meniang ( Columnar )
Contoh : - Tourmaline
2.Menyerat ( Fibrous )
Contoh : - Asbestos
3.Menjarum ( Acicular )
Contoh : - Natrolite
4.Menjaring ( Reticulate )
Contoh : - Rulite
5.Merabut ( Capillery )
Contoh : Cuprite
6.Membintang ( Stellated )
Contoh : - Pirofilit
7.Membenang ( Filliform )
Contoh : - Silver
8.Mondok ( Stound,tubby,Equant )
Contoh : - Zircon
9.Menjari ( Radiated )
Contoh : - Markasit
b. Flattened Habits
1. Membilah ( Bladed )
Contoh : - Kyanite
- Kalaverit
2. Memapan ( Tabular )
Contoh : - Barite
- Hypersthene
3.Membata ( Blocky )
Contoh : - Microcline
- Calcite
4.Mendaun ( Foliated )
Contoh : - Mika
- Chlorite
5.Memencar ( Divergen )
Contoh : - Aragonite
6.Membulu ( Plumose )
Contoh : - Mika
c. Rounded Habits
1. Mendada ( Mamillary )
Contoh : - Malachite
- Opal
2. Membulat jari ( Co;;oform radial )
Contoh : - Pyrolorhyte
3. Mengginjal ( Rentiform )
Contoh : - Hematite
4. Membulat ( Colloform )
Contoh : Glsuconite
5. Membutir ( Granular )
Contoh : - Olivine
6. Stalaktit (Stalactic )
Contoh : - Goethite
7. Memisolit ( Pisolitic)
Contoh : - Gibbsite
- Pisolitic
3. Kilap (Luster)
Kilap ditimbulkan oleh cahaya yang dipantulkan dari permukaan sebuah mineral, yang
erat hubungannya dengan sifat pemantulan (refleksi) dan pembiasan (refraksi). Intensitas
kilap tergantung dari indeks bias dari mineral, yang apabila makin besar indeks bias mineral,
makin besar pula jumlah cahaya yang dipantulkan. Nilai ekonomik mineral kadang-kadang
ditentukan oleh kilapnya.
Macam-macam kilap :
a. Kilap Logam ( Metallic Luster )
Mineral-mineral opaq yang mempunyai indeks bias sama dengan 3 atau lebih, contoh :
Galena, Native metal, Sulphide , Pyrite.
b. Kilap Sub-metalik ( Sub Metallic Luster )
Terdapat pada mineral yang mempunyai indeks bias antara 2,6 sampai 3, contoh :
- Cuprite ( n = 2.85 )
- Cinnabar ( n = 2.90 )
- Hematite ( n = 3.00 )
- Alabandite ( n = 2.70 )
c. Kilap Bukan Logam ( Non Metallic Luster )
Mineral-mineral yang mempunyai warna terang dan dapat membiaskan,dengan indeks bias
kuramg dari 2,5. Gores dari mineral-mineral ini biasanya tak berwarna atau berwarna muda.
Macam-macam kilap bukan logam :
Kilap kaca ( vitreous Luster )
Kilap yang ditimbulkan oleh permukaan kaca atau gelas.
Contoh :
- Quatrz - Carbonates - Sulphates
- Spinel - Silicates - Fluoriote
- Garnet - Leucite - COrondum
Kilap Intan ( adamantite Luster )
KIlap yang sangat cemerlang yang ditimbulkan oleh intan atau permata.
Contoh : - Diamond - Sphalerite
- Cassiterite - Zircon
- Sulfur - Rutile
KIlap lemak ( greasy luster )
Kilap dengan permukaan yang licin seperti berminyak atau kena lemak, akibat proses
oksidasi.
Contoh : - Nepheline yang sudah teralterasi .
- Halite yang sudah terkena udara.
Kilap lilin ( waxy luster )
Merupakan kilap separti lilin yang khas.
Contoh : - Serphentine
- Ceragyrite
Kilap sutera ( silky luster )
Kilap seperti yangt terdapat pada mineral-mineral yang parallel atau berserabut ( parallel
fibrous structure )
Contoh : - Asbestos - Serpentine
- Selenite (variasi Gypsum) - Hematite
Kilap mutiara ( pearly luster )
Kilap yang ditimbulkan oleh mineral transparan yang berbentuk lembaran dan menyerupai
mutiara.
Contoh : - Talc
- Gypsum
- Mika
Kilap tanah ( earthy luster )
Kilap yang ditunjukkan oleh mineral yang porous dan sinar yang masuk tidak dipantulkan
kembali.
Contoh : - Kaolin - Diatomea
- Montmorilonite - Pyrolusite
- Chalk - Variasi Ochres
4. Kekerasan ( Hardness )
Kekerasan mineral pada umumnya diartikan sebagai daya tahan mineral terhadap
goresan (scratching). Penentuan kekerasan relative mineral ialah dengan jalan menggoreskan
permukaan mineral yang rata pada mineral standar dari skala Mohs yang sudah diketahui
kekerasannya.
Skala kekerasan relative mineral dari Mohs :
1. Talc Mg3Si4O10(OH)2
2. Gypsum CaSO22H2O
3. Calcite CaCO3
4. Fluorite CaF2
5. Apatite Ca5(PO4)3F
6. Orthoclas K(AlSi3O8)
7. Quartz SiO2
8. Topaz Al2SiO4(FOH)2
9. Corondum Al2O3
10. Diamond C
Misal suatu mineral di gores dengan kalsit (H = 3) ternyata mineral itu tidak tergores,
tetapi dapat tergores oleh Fluorite (H = 4), maka mineral tersebut mempunyai kekerasan
antara 3 dan 4. Dapat pula penentuan kekerasan relativ mineral dengan mempergunakan alat-
alat sederhana yang sering terdapat di sekitar kita. Misalnya :
- Kuku jari manusia H = 2,5
- Kawat tembaga H = 3
- Pecahan kaca H = 5,5
- Pisau baja H = 5,5
- Kikir baja H = 6,5
- Lempeng baja H = 7
Bila mana suatu mineral tidak tergores oleh kuku jari manusia tetapi oleh kawat
tembaga, maka mineral tersebut mempunyai kekerasan antara 2,5 dan 3.
5. Gores/Cerat ( Streak )
Gores merupakan warna asli dari mineral apabila mineral tersebut ditumbuk sampai
halus. Gores ini dapat lebih dipertanggungjawabkan karena stabil dan penting untuk
membedakan 2 mineral yang warnanya sama tetapi goresnya berbeda. Gores ini diperoleh
dengan cara menggorekan mineral pada permukaan keping porselin, tetapi apabila mineral
mempunyai kekerasan lebih dari 6, maka dapat dicari dengan cara menumbuk sampai halus
menjadi berupa tepung.
Mineral yang berwarna terang biasanya mempunyai gores berwarna putih.
Contoh : - Quartz = putih / tak berwarna
- Gypsum = putih / tak berwarna
- Calcite = tak berwarna
Mineral bukan logam ( non metalic mineral ) dan berwarna gelap akan memberikan
gores yang lebh terang daripada warna mineralnya sendiri.
Contoh : - Leucite = warna abu-abu / gores hitam.
- Dolomite = warna kuning sampai merah jambu /
gores putih
Mineral yang mempunyai kilap metallic kadang-kadang mempunyai warna gores yang
lebih gelap dari warna mineralnya sendiri.
Contoh : - Pyrite = warna kuning loyang / gores hitam
- Copper = warna merah tembaga / gores hitam
- Hematite = warna abu-abu kehitaman / gores
merah
Pada beberapa mineral, warna dan gores sering menunjukkan warna yang sama.
Contoh : - Cinnabar = warna dan gores merah
- Magnetite = warna dan gores hitam
- Azurite = warna dan gores biru
6. Belahan ( Cleavage )
Apabila suatu mineral mendapat tekanan yang melampaui batas elastisitas dan
plastisitasnya, maka pada akhirnya mineral akan pecah. Belahan mineral akan selalu sejajar
dengan bidang permukaan kristal yang rata karena belahan merupakan gambaran dari struktur
dalam dari kristal. Belahan tersebut akan menghasilkan kristal menjadi bagian-bagian yang
kecil, yang setiap bagian kristal dibatasi oleh bidang yang rata. Berdasarkan dari bagus atau
tidaknya permukaan bidang belahannya, belahan dapat dibagi menjadi :
a. Sempurna ( Perfect )
Yaitu apabila mineral mudah terbelah melalui arah belahannya yang merupakan bidang yang
rata dan sukar pecah selain melalui bidang belahannya.
Contoh : - Calcite
- Muscovite
- Galena
- Halite
b. Baik ( Good )
Yaitu apabila mineral mudah terbelah melalui bidang belahannya yang rata, tetapi dapat juga
terbelah tidak melalui bidang belahannya .
Contoh : - Feldspar
- Hyperstene
- Diopsite
- Augite
- Rhodonite
c. Jelas ( Distinct )
Yaitu apabila bidang belahan mineral dapat terlihat jelas, tetapi mineral tersebut sukar
membelah melalui bidang belahannya dan tidak rata.
Contoh : - Staurolite
- Scapolite
- Hornblende
- Anglesite
- Feldspar
- Scheelite
d. Tidak Jelas ( Indistinct )
Yaitu apabila arah belahan mineral masih terlihat, tetapi kemungkinan untuk membentuk
belahan dan pecahan sama besar.
Contoh : - Beryl
- Corundum
- Platina
- Gold
- Magnetite
e. Tidak sempurna ( Imperfect )
Yaitu apabila mineral sudah tidak terlihat arah belahannya, dan mineral akan pecah dengan
permukaan yang tidak rata.
Contoh : - Apatite
- Cassiterite
- Native sulphur
7. Pecahan ( Fracture )
Apabila suatu mineral mendapatkan tekanan yang melampaui batas plastisitas dan
elastisitasnya, maka mineral tersebut akan pecah.
Pecahan dapat dibagi :
Choncoidal : Pecahan mineral yang menyerupai pecahan botol atau kulit bawang yang
memperlihatkan gelombang melengkung dipermukaan.
Contoh :- Quatrz - Obsidian
- Cerrusite - Rutile
- Anglesite - Zincite
Hacly : Pecahan mineral seperti pecahan runcing-runcing tajam, serta kasar tak beraturan
atau seperti tak bergerigi.
Contoh :- Copper
- Pltinum
- Silver
- Gold
Even : Pecahan mineral dengan permukaan bidang pecah kecil-kecil dengan ujung pecahan
mendekati bidang datar.
Contoh :- Muscovite
- Talc
- Biotite
Uneven : Pecahan mineral yang menunjukan permukaan bidang pecahnya kasar dan tidak
teratur. kebanyakan mineral mempunyai pecahan uneven.
Contoh :- Calcite
- Marcasite
- Choromite
- Orthoclas
- Rutile
- Rhodonite
Splintery : Pecahan mineral yang hancur menjadi kecil-kecil dan tajam menyerupai benang
atau berserabut
Contoh :- Fluorite
- Anhydrite
- Antigoite
Earthy : Pecahan mineral yang hancur seperti tanah.
Contoh :- Kaolin
- Biotite
- Muscovite
- Talc
8. Daya Tahan Terhadap Pukulan ( Tenacity )
Tenacity adalah suatu daya tahan mineral terhadap pemecahan, pembengkokan,
penghancuran, dan pemotongan.
Macam-macam tenacity :
Brittle : Apabila mineral mudah hancur menjadi tepung halus
Contoh :- Calcite
- Quartz
- Marcasite
- Hematite
Sectile : Apabila mineral mudah terpotong pisau dengan tidak berkurang menjadi tepung.
Contoh :- Gypsum
- Ceragyrite
Malleable : Apabila mineral ditempa dengan palu akan menjadi pipih.
Contoh :- Gold
- Copper
Ductile : Dapat di tarik / diulur seperti kawat. Apabila mineral ditarik dapat bertambah
panjang dan aopabila dilepaskan maka mineral akan kembali seperti semula.
Contoh :- Silve - Cerrargyrite
- Copper - Olivine
Flexible : Apabila mineral dapat dilengkungkan kemana-mana dengan mudah.
Contoh :- Talc - Mika
- Gypsum
Elastic : Dapat merenggang bila ditarik dan kembali seperti semula bila dilepaskan.
Contoh :- Muscovite
- Hematite tipis
9. Berat Jenis ( Specific Gravity )
Banyak mineral-mineral yang mempunyai sifat fisis yang banyak persamaannya, dapat
dibedakan dari berat jenisnya. Seperti pada colestite SrSO4 dengan berat jenis 3,95 dapat
dengan mudah dibedakan dengan barit yang mempunyai berat jenis 4,5 salah satu penentuan
berat jenis dengan teliti dapat menggunakan pycnometer.
Berat jenis adalah angka perbandingan antara berat suatu mineral di bandingkan dengan
berat air pada volume yang sama.
10. Rasa & Bau ( Taste & Odour )
Disamping dari sifat-sifat yang sudah dibahas diatas, beberapa mineral mempunyai rasa dan
bau.
Rasa ( taste ) hanya dipunyai oleh mineral-mineral yang bersifat cair :
1. Astringet : rasa yang umum dimiliki oleh sejenis
logam
2. Sweetist Astinget : rasa seperti pada tawas
3. Saline : rasa yang dimiliki seperti garam
4. Alkaline : rasa yang dimiliki seperti rasa soda
5. Bitter : rasa seperti garam pahit
6. Cooling : rasa seperti rasa sendawa
7. Sour : rasa seperti asam belerang
Melalui gesekan dan penghilangan dari beberapa zat yang bersifat volatile melalui
pemanasan atau melalui penambahan suatu asam, maka kadang-kadang bau ( odour ) akan
menjadi ciri-ciri yang khas dari suatu mineral.
1. Alliaceous : Bau seperti bawang, proses pereaksi dati aersenopirit akan
menimbulkan bau yang khas
2. Horse Radish Odour : Bau dari lobak kuda yang menjadi busuk ( biji selenit yang
dipanasi )
3. Sulphurous : Bau yang ditimbulkan oleh proses pereaksian pirit atau
pemanasan mineral yang mengandung unsure sulfide.
4. Bituminous : Bau seperti bau aspal
5. Fetid : Bau yang ditimbulkan oleh asam sulfide atau bau busuk seperti
telur busuk
6. Argiilaceous : Bau seperti lempung basah, seperti serpentin yang mengalami
pemanasan, bau kalau pyrargillite
kadang raba ( feel ) merupakan karakter yang penting. Ada beberapa macam raba, misalnya :
smooth ( sepioloite ), greasy ( talc )
11. Sifat Kemagnetan
Pada acara praktikum mineral fisik ini adalah sifat dari mineral yang diselidiki apakah
paramagnetit ( magnetit ) ataukah diamagnetit (non magnetit ).
Paramagnetit (magnetit) adalah mineral tersebut mempunyai gaya tarik terhadap
magnet.
Diamagnetit (non magnetit) adalah mineral tersebut mempunyai gaya tolak terhadap
magnet.
12. Derajat ketransparanan
Sifat transparan dari suatu mineral tergantung kepada kemampuan mineral tersebut
men-transmit sinar cahaya ( berkas sinar ). Sesuai dengan itu, variasi jenis mineral dapat
dibedakan atas :
Opaque mineral : Mineral yang tidak tembus cahaya meskipun dalam bentuk helaian yang
amat tipis. Mineral-mineral ini permukaannya mempunyai kilauan metalik dan meninggalkan
berkas hitam atau gelap (logam-logam mulia,belerang,ferric oksida )
Transparant mineral : Mineral-mineral yang tembus pandang seperti kaca biasa ( batu-batu
kristal dan ieland spar )
Translusent mineral : mineral yang tembus cahaya tetapi tidak tembus pandang seperti kaca
frosted ( Calsedon, Gypsum, dan kadang-kadang Opal ).
Mineral-mineral yang tidak tembus pandang (non transparent) dalam bentuk pecahan-
pecahan (fragmen) tetapi tembus cahaya pada lapisan yang tipis (feldspar)