Upload
yuni-qurrota-ayun
View
64
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
sifat koligatif larutan
Citation preview
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN
Yuni Qurrota Ayun
123020104
Vanidya Afsarah permadi
Tujuan Percobaan :
Untuk mempelajari dan menentukan :
1. Penurunan tekanan uap
2. Kenaikan titik didih
3. Penurunan titik beku
4. Tekanan osmotik
Prinsip Percobaan:
Berdasarkan pada perhitungan :
1. Penurunan tekanan uap ∆P = P0 – P
2. Kenaikan titik didih ∆Tb = m . Kb
3. Penurunan titik beku ∆Tf = m . Kf
4. Tekanan osmotik = m . R. T
Metode Percobaan :
MENENTUKAN TITIK LELEH NAFTALEN
termometer
tabung reaksi berisi naftalen 2,5 gram
gelas kimia berisi air 150ml
Hentikan pemanasan setelah naftalen meleleh sempurna
Ukur suhu dan catat perubahan setiap 1 menit hingga suhu 700C
Gambar 1.Metode Percobaan Penentuan Titik Leleh Naftalen
Praktikum Kimia Dasar 2012
MENENTUKAN TITK LELEH NAFTALEN + BELERANG
termometer
tabung reaksi berisi naftalen dan belerang
gelas kimia berisi air 150ml
Aduk campuran sampai belerang larut / leleh sempurna
Hentikan pemanasan
Ukur suhu dan catat perubahan setiap 1 menit hingga suhu 700C
PENETAPAN TITIK DIDIH LARUTAN GULA
termometer
gelas kimia berisi 100ml air
Panaskan air dan catat suhu pada letupan pertama
Masukan 5 gram gula aduk hingga homogen
Amati hingga terjadi letupan pertama dan catat suhunya.
Gambar 2.Metode Percobaan Penentuan Titik Leleh Naftalen + Belerang dan
Penetapan Titik Didih Larutan Gula
Praktikum Kimia Dasar 2012
Hasil Pengamatan :
Berdasarkan percobaan kali ini di dapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel.1.Hasil Pengamatan Menentukan Titik Leleh Naftalen.
No. t (menit) T (suhu)
1. Ke – 0 840C
2. 1 830C
3. 2 820C
4. 3 810C
5. 4 790C
6. 5 770C
7. 6 770C
8. 7 760C
9. 8 740C
10. 9 730C
11. 10 720C
12. 11 710C
13. 12 700C
(Sumber : Yuni Qurrota Ayun,Meja 8,2012)
=
Kf
=
= 0,130 x 6,8
= 0,8840
C
60
65
70
75
80
85
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Menentukan Titik Leleh Naftalen
Menentukan Titik LelehNaftalen
t (menit)
T (suhu)
∆Tf = m . Kf
Praktikum Kimia Dasar 2012
= 0 - 0,884
= - 0,8840C
Tabel.2.Hasil Percobaan Menentukan Titik leleh Naftalen + Belerang
No. t (menit) T (suhu)
1. Ke - 0 850C
2. 1 830C
3. 2 810C
4. 3 790C
5. 4 760C
6. 5 740C
7. 6 730C
8. 7 720C
9. 8 71,50C
10. 9 700C
(Sumber : Yuni Qurrota Ayun,Meja 8,2012)
=
= 0,104
60
65
70
75
80
85
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Menentukan Titik Leleh Naftalen + Belerang
Menentukan Titik LelehNaftalen + Belerang
t (menit)
T (suhu)
∆Tfcampuran = (mbelerang + mnaftalen) Kf
Tf = 0 - ∆Tf
mbelerang =
Praktikum Kimia Dasar 2012
mnaftalen =
=
= 0,130
mcampuran = mbelerang + mnaftalen
= 0,104 + 0,130
= 0,234
∆Tfcampuran = mcampuran . Kf
= 0,234 . 6,8
= 1,5910C
Tfcampuran = 0 – 1,591
= - 1,591
Tfbelerang = Tfcampuran – Tfnaftalen
= - 1,591 – (- 0,884)
= - 0,7070C
Penetapan titik didih sukrosa
Tawal = 870C
Takhir = 890C
∆Tb = Takhir – Tawal
= 89 – 87
= 20C
∆Tb = m . Kb
2 =
Kb
2 =
Kb
Kb = 13,699
Pembahasan :
Pada percobaan kali ini didapatkan hasil penurunan titik beku naftalen yaitu
sebesar 0,8840
C, penurunan titik beku campuran naftalen dan belerng yaitu
sebesar 1,5910C, serta kenaikan titik didih sukrosa adalah sebesar 2
0C.
Praktikum Kimia Dasar 2012
Titik beku adalah suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap
padatannya, sedangkan titik didih adalah suhu pada saat tekanan uap cairan sama
dengan tekanan dipermukaan.
Larutan terdiri dari pelarut dan satu atau lebih zat terlarut. Pelarut adalah
senyawa yang ada dalam jumlah paling besar dan zat terlarut adalah senyawa
yang ada dalam jumlah lebih sedikit. Larutan dapat berupa cairan, gas, bahkan
padatan. Berdasarkan daya hantar listrik, larutan dapat dibedakan menjadi dua
kategori, antara lain larutan elektrolit dan non elektrolit. Larutan elektrolit adalah
Larutan yang dapat menghantarkan listrik dengan baik. Larutan elektrolit
memiliki daya hantar listrik yang bervariasi. Larutan elektrolit kuat memiliki daya
hantar listrik yang jauh lebih baik dibandingkan larutan elektrolit lemah. Zat
terlarut dalam elektrolit kuat akan terionisasi sempurna, sehingga menghasilkan
ion-ion bebas dalam jumlah besar. Derajat ionisasi zat terlarut (α) sebesar 1. Yang
termasuk kategori larutan elektrolit kuat adalah asam kuat (HCl), basa kuat
(NaOH), dan garam yang mudah larut (NaCl). Sebaliknya, zat terlarut dalam
elektrolit lemah hanya terionisasi sebagian, sehingga menghasilkan ion-ion bebas
dalam jumlah kecil. Derajat ionisasi zat terlarut (α) berkisar antara 0 hingga 1
(0<α<1). Yang termasuk kategori larutan elektrolit lemah adalah asam lemah
(CH3COOH), basa lemah (NH3), dan garam yang sukar larut (AgCl). Larutan
nonelektrolit adalah Larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik, sebab zat
terlarut tidak terionisasi menghasilkan ion-ion bebas. Derajat ionisasi zat terlarut
(α) sebesar 0. Yang termasuk kategori larutan nonelektrolit adalah senyawa
berbasis karbon (hidrokarbon dan senyawa organik).
Sifat koligatif larutan adalah sifat yang tidak bergantung pada jenis zat tetapi
bergantung pada jumlah partikel zat terlarut dalam pelarutnya. Terdapat 4 macam
sifat koligatif yaitu penurunan tekanan uap, penurunan titik beku, kenaikan titik
didih, dan tekanan osmotik.
Sifat koligatif larutan elektrolit berbeda dibandingkan sifat koligatif larutan
nonelektrolit. Hal ini terjadi karena zat elektrolit akan terionisasi menghasilkan
ion-ion bebas dalam larutan, sehingga satu unit partikel zat elektrolit akan terurai
menjadi dua atau lebih partikel ketika dilarutkan.
Praktikum Kimia Dasar 2012
Gambar 3. Diagram fase larutan
Dari diagram diatas kita dapat mengetahui bahwa larutan memiliki tekanan uap
lebihrendah dibandingkan dengan pelarut murni (H2O). Oleh karena itu garis
didih dan garis beku larutan berada dibawah garis didih dan garis beku pelarutnya.
Penurunan tekanan uap berpengaruh terhadap titik didih dan titik beku larutan.
Titik didih larutan lebih tinggi daripada titik didih pelarutnya (H2O). Sementara
titik beku larutan lebih rendah dibanding titik beku pelarutnya. Kenaikan titik
didih disebut ∆Tb penurunan titik beku disebut ∆Tf dan penurunan tekanan uap
murni ∆P. Perpotongan antara garis didih dengan garis beku dan garis sublimasi
disebut titik tripel. Titik tripel air adalah 0,00980C pada tekanan 4,58 mmHg. Pada
titik tripelnya, ketiga bentuk fase, yaitu padat, cair, dan gas berada dalam
kesetimbangan.
Kenaikan titik didih (∆Tb) adalah fenomena meningkatnya titik didih suatu
pelarut disebabkan adanya zat terlarut dalam pelarut tersebut. Kenaikan titik didih
merupakan selisih titik didih larutan dengan titik didih pelarutnya. Adanya zat
terlarut yang sukar menguap menyebabkan pelarut tidak mudah menguap dengan
mudah. Oleh karena itu, diperlukan energi yang lebih besar (konsekuensinya suhu
menjadi semakin tinggi) untuk menguapkan pelarut. Besarnya kenaikan titik didih
dapat dihitung melalui persamaan berikut:
Penurunan titik beku(∆Tf) adalah fenomena menurunnya titik beku suatu
pelarut disebabkan adanya zat terlarut dalam pelarut tersebut. Adanya zat terlarut
menyebabkan entropi (ketidakteraturan) pelarut semakin tinggi. Dengan
demikian, untuk mengubah pelarut dari fasa cair menjadi fasa padat diperlukan
usaha ekstra. Hal ini mengakibatkan titik beku larutan lebih rendah dibandingkan
pelarutnya. Persamaan yang digunakan untuk menghitung besarnya penurunan
titik beku adalah sebagai berikut:
ΔTf = Kf . m
ΔTb = Kb . m
Praktikum Kimia Dasar 2012
Penurunan tekanan uap (∆P) merupakan tekanan suatu uap pada
kesetimbangan dengan fase bukan uapnya (cair atau padat). berdasarkan hukum
Roult (P = X . P0) yitu tekanan uap parsial sama dengan fraksi mol dikalikan
dengan tekanan uap pelarut murninya.
Tekanan osmotik adalah besarnya tekanan yang diperlukan untuk mencegah
mengalirnya molekul pelarut kedalam larutan melalui membran semipermiabel.
Pelarut selalu mengalir melalui membran semipermeabel dari sisi yang lebih encer
ke sisi yang lebih pekat. Semakin pekat larutan , semakin tinggi tekanan yang
dibutuhkan untuk menghentikan osmosis (semakin besar tekanan osmosisnya).
Persamaan yang digunakan untuk menghitung tekanan osmosis larutan adalah
sebagai berikut:
Sama seperti sifat koligatif lainnya, besarnya tekanan osmosis berbanding lurus
terhadap konsentrasi larutan. Dua larutan yang memiliki konsentrasi yang sama,
akan memiliki tekanan osmosis yang sama, larutan dikatakan isotonis satu sama
lainnya. Di sisi lain, bila dua larutan tidak memiliki konsentrasi yang sama, maka
larutan yang lebih pekat dikatakan hipertonis, sementara larutan yang lebih encer
dikatakan hipotonis.
Pada percobaan sifat koligatif larutan dikenal dengan larutan ideal. Larutan
ideal adalah gaya tarik menarik antara mol (partikel) yang sejenis sama dengan
gaya tarik menarik antara mol (partikel) yang berbeda jenis (kohesi=adhesi).
Larutan ideal memenuhi hukum Roult yang berbunyi “Tekanan uap parsial dari
sebuah komponen didalam campuran adalah sama dengan tekanan uap komponen
tersebut dalam keadaan murni pada suhu tertentu dikalikan dengan fraksi molnya
dalam campuran tersebut.” Ada syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi
larutan ideal yaitu molekul zat terlarut dan molekul pelarut tersusun sembarang
dan pada pencampurannya tidak terjadi efek kalor.
Sifat koligatif larutan dapat diaplikasikan dalam pembuatan eskrim, campuran
eskrim tidak membeku pada 00C akibat sifat koligatif penurunan titik beku, bila
ditaburkan sedikit garam kedalam campuran es dan air akan terbentuk kristal es
karena larutan garam memiliki titik beku yang lebih rendah sehingga eskrim dapat
membeku.
Kesimpulan :
Sifat koligatif larutan adalah sifat yang tidak bergantung pada jenis zat tetapi
bergantung pada jumlah partikel zat terlarut dalam pelarutnya. Terdapat 4 sifat
koligatif larutan yaitu kenaikan titik didih, enurunan titik beku, penurunan tekanan
uap dan tekanan osmotik.
Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa sifat koligatif larutan dapat
digunakan untuk menentukan titik leleh dan menghitung titik didih suatu zat.
penurunan titik beku naftalen yaitu sebesar 0,8840
C, penurunan titik beku
campuran naftalen dan belerng yaitu sebesar 1,5910C, serta kenaikan titik didih
sukrosa adalah sebesar 20C
π = M . R . T
Praktikum Kimia Dasar 2012
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, http://kimia-master.blogspot.com diakses : 27/12/2012
Brady, E. James. (1999), Kimia Universita Asas dan Struktur, Binapura Aksara:
Jakarta.
Sutrisno Ela,T Dra,M,S dkk. (2012) Penuntun Praktikum Kimia Dasar.Universitas
Pasundan : Bandung.
Waud, Huda.(2012), Diagram Fase Pada Materi Sifat Koligatif Larutan.
http://hudawaudchemistry.wordpress.com diakses : 29/12/2012