9
SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Yuni Qurrota Ayun 123020104 Vanidya Afsarah permadi Tujuan Percobaan : Untuk mempelajari dan menentukan : 1. Penurunan tekanan uap 2. Kenaikan titik didih 3. Penurunan titik beku 4. Tekanan osmotik Prinsip Percobaan: Berdasarkan pada perhitungan : 1. Penurunan tekanan uap ∆P = P 0 P 2. Kenaikan titik didih ∆Tb = m . Kb 3. Penurunan titik beku ∆Tf = m . Kf 4. Tekanan osmotik = m . R. T Metode Percobaan : MENENTUKAN TITIK LELEH NAFTALEN termometer tabung reaksi berisi naftalen 2,5 gram gelas kimia berisi air 150ml Hentikan pemanasan setelah naftalen meleleh sempurna Ukur suhu dan catat perubahan setiap 1 menit hingga suhu 70 0 C Gambar 1.Metode Percobaan Penentuan Titik Leleh Naftalen

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN!

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sifat koligatif larutan

Citation preview

Page 1: SIFAT KOLIGATIF LARUTAN!

SIFAT KOLIGATIF LARUTAN

Yuni Qurrota Ayun

123020104

Vanidya Afsarah permadi

Tujuan Percobaan :

Untuk mempelajari dan menentukan :

1. Penurunan tekanan uap

2. Kenaikan titik didih

3. Penurunan titik beku

4. Tekanan osmotik

Prinsip Percobaan:

Berdasarkan pada perhitungan :

1. Penurunan tekanan uap ∆P = P0 – P

2. Kenaikan titik didih ∆Tb = m . Kb

3. Penurunan titik beku ∆Tf = m . Kf

4. Tekanan osmotik = m . R. T

Metode Percobaan :

MENENTUKAN TITIK LELEH NAFTALEN

termometer

tabung reaksi berisi naftalen 2,5 gram

gelas kimia berisi air 150ml

Hentikan pemanasan setelah naftalen meleleh sempurna

Ukur suhu dan catat perubahan setiap 1 menit hingga suhu 700C

Gambar 1.Metode Percobaan Penentuan Titik Leleh Naftalen

Page 2: SIFAT KOLIGATIF LARUTAN!

Praktikum Kimia Dasar 2012

MENENTUKAN TITK LELEH NAFTALEN + BELERANG

termometer

tabung reaksi berisi naftalen dan belerang

gelas kimia berisi air 150ml

Aduk campuran sampai belerang larut / leleh sempurna

Hentikan pemanasan

Ukur suhu dan catat perubahan setiap 1 menit hingga suhu 700C

PENETAPAN TITIK DIDIH LARUTAN GULA

termometer

gelas kimia berisi 100ml air

Panaskan air dan catat suhu pada letupan pertama

Masukan 5 gram gula aduk hingga homogen

Amati hingga terjadi letupan pertama dan catat suhunya.

Gambar 2.Metode Percobaan Penentuan Titik Leleh Naftalen + Belerang dan

Penetapan Titik Didih Larutan Gula

Page 3: SIFAT KOLIGATIF LARUTAN!

Praktikum Kimia Dasar 2012

Hasil Pengamatan :

Berdasarkan percobaan kali ini di dapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel.1.Hasil Pengamatan Menentukan Titik Leleh Naftalen.

No. t (menit) T (suhu)

1. Ke – 0 840C

2. 1 830C

3. 2 820C

4. 3 810C

5. 4 790C

6. 5 770C

7. 6 770C

8. 7 760C

9. 8 740C

10. 9 730C

11. 10 720C

12. 11 710C

13. 12 700C

(Sumber : Yuni Qurrota Ayun,Meja 8,2012)

=

Kf

=

= 0,130 x 6,8

= 0,8840

C

60

65

70

75

80

85

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Menentukan Titik Leleh Naftalen

Menentukan Titik LelehNaftalen

t (menit)

T (suhu)

∆Tf = m . Kf

Page 4: SIFAT KOLIGATIF LARUTAN!

Praktikum Kimia Dasar 2012

= 0 - 0,884

= - 0,8840C

Tabel.2.Hasil Percobaan Menentukan Titik leleh Naftalen + Belerang

No. t (menit) T (suhu)

1. Ke - 0 850C

2. 1 830C

3. 2 810C

4. 3 790C

5. 4 760C

6. 5 740C

7. 6 730C

8. 7 720C

9. 8 71,50C

10. 9 700C

(Sumber : Yuni Qurrota Ayun,Meja 8,2012)

=

= 0,104

60

65

70

75

80

85

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Menentukan Titik Leleh Naftalen + Belerang

Menentukan Titik LelehNaftalen + Belerang

t (menit)

T (suhu)

∆Tfcampuran = (mbelerang + mnaftalen) Kf

Tf = 0 - ∆Tf

mbelerang =

Page 5: SIFAT KOLIGATIF LARUTAN!

Praktikum Kimia Dasar 2012

mnaftalen =

=

= 0,130

mcampuran = mbelerang + mnaftalen

= 0,104 + 0,130

= 0,234

∆Tfcampuran = mcampuran . Kf

= 0,234 . 6,8

= 1,5910C

Tfcampuran = 0 – 1,591

= - 1,591

Tfbelerang = Tfcampuran – Tfnaftalen

= - 1,591 – (- 0,884)

= - 0,7070C

Penetapan titik didih sukrosa

Tawal = 870C

Takhir = 890C

∆Tb = Takhir – Tawal

= 89 – 87

= 20C

∆Tb = m . Kb

2 =

Kb

2 =

Kb

Kb = 13,699

Pembahasan :

Pada percobaan kali ini didapatkan hasil penurunan titik beku naftalen yaitu

sebesar 0,8840

C, penurunan titik beku campuran naftalen dan belerng yaitu

sebesar 1,5910C, serta kenaikan titik didih sukrosa adalah sebesar 2

0C.

Page 6: SIFAT KOLIGATIF LARUTAN!

Praktikum Kimia Dasar 2012

Titik beku adalah suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan tekanan uap

padatannya, sedangkan titik didih adalah suhu pada saat tekanan uap cairan sama

dengan tekanan dipermukaan.

Larutan terdiri dari pelarut dan satu atau lebih zat terlarut. Pelarut adalah

senyawa yang ada dalam jumlah paling besar dan zat terlarut adalah senyawa

yang ada dalam jumlah lebih sedikit. Larutan dapat berupa cairan, gas, bahkan

padatan. Berdasarkan daya hantar listrik, larutan dapat dibedakan menjadi dua

kategori, antara lain larutan elektrolit dan non elektrolit. Larutan elektrolit adalah

Larutan yang dapat menghantarkan listrik dengan baik. Larutan elektrolit

memiliki daya hantar listrik yang bervariasi. Larutan elektrolit kuat memiliki daya

hantar listrik yang jauh lebih baik dibandingkan larutan elektrolit lemah. Zat

terlarut dalam elektrolit kuat akan terionisasi sempurna, sehingga menghasilkan

ion-ion bebas dalam jumlah besar. Derajat ionisasi zat terlarut (α) sebesar 1. Yang

termasuk kategori larutan elektrolit kuat adalah asam kuat (HCl), basa kuat

(NaOH), dan garam yang mudah larut (NaCl). Sebaliknya, zat terlarut dalam

elektrolit lemah hanya terionisasi sebagian, sehingga menghasilkan ion-ion bebas

dalam jumlah kecil. Derajat ionisasi zat terlarut (α) berkisar antara 0 hingga 1

(0<α<1). Yang termasuk kategori larutan elektrolit lemah adalah asam lemah

(CH3COOH), basa lemah (NH3), dan garam yang sukar larut (AgCl). Larutan

nonelektrolit adalah Larutan yang tidak dapat menghantarkan listrik, sebab zat

terlarut tidak terionisasi menghasilkan ion-ion bebas. Derajat ionisasi zat terlarut

(α) sebesar 0. Yang termasuk kategori larutan nonelektrolit adalah senyawa

berbasis karbon (hidrokarbon dan senyawa organik).

Sifat koligatif larutan adalah sifat yang tidak bergantung pada jenis zat tetapi

bergantung pada jumlah partikel zat terlarut dalam pelarutnya. Terdapat 4 macam

sifat koligatif yaitu penurunan tekanan uap, penurunan titik beku, kenaikan titik

didih, dan tekanan osmotik.

Sifat koligatif larutan elektrolit berbeda dibandingkan sifat koligatif larutan

nonelektrolit. Hal ini terjadi karena zat elektrolit akan terionisasi menghasilkan

ion-ion bebas dalam larutan, sehingga satu unit partikel zat elektrolit akan terurai

menjadi dua atau lebih partikel ketika dilarutkan.

Page 7: SIFAT KOLIGATIF LARUTAN!

Praktikum Kimia Dasar 2012

Gambar 3. Diagram fase larutan

Dari diagram diatas kita dapat mengetahui bahwa larutan memiliki tekanan uap

lebihrendah dibandingkan dengan pelarut murni (H2O). Oleh karena itu garis

didih dan garis beku larutan berada dibawah garis didih dan garis beku pelarutnya.

Penurunan tekanan uap berpengaruh terhadap titik didih dan titik beku larutan.

Titik didih larutan lebih tinggi daripada titik didih pelarutnya (H2O). Sementara

titik beku larutan lebih rendah dibanding titik beku pelarutnya. Kenaikan titik

didih disebut ∆Tb penurunan titik beku disebut ∆Tf dan penurunan tekanan uap

murni ∆P. Perpotongan antara garis didih dengan garis beku dan garis sublimasi

disebut titik tripel. Titik tripel air adalah 0,00980C pada tekanan 4,58 mmHg. Pada

titik tripelnya, ketiga bentuk fase, yaitu padat, cair, dan gas berada dalam

kesetimbangan.

Kenaikan titik didih (∆Tb) adalah fenomena meningkatnya titik didih suatu

pelarut disebabkan adanya zat terlarut dalam pelarut tersebut. Kenaikan titik didih

merupakan selisih titik didih larutan dengan titik didih pelarutnya. Adanya zat

terlarut yang sukar menguap menyebabkan pelarut tidak mudah menguap dengan

mudah. Oleh karena itu, diperlukan energi yang lebih besar (konsekuensinya suhu

menjadi semakin tinggi) untuk menguapkan pelarut. Besarnya kenaikan titik didih

dapat dihitung melalui persamaan berikut:

Penurunan titik beku(∆Tf) adalah fenomena menurunnya titik beku suatu

pelarut disebabkan adanya zat terlarut dalam pelarut tersebut. Adanya zat terlarut

menyebabkan entropi (ketidakteraturan) pelarut semakin tinggi. Dengan

demikian, untuk mengubah pelarut dari fasa cair menjadi fasa padat diperlukan

usaha ekstra. Hal ini mengakibatkan titik beku larutan lebih rendah dibandingkan

pelarutnya. Persamaan yang digunakan untuk menghitung besarnya penurunan

titik beku adalah sebagai berikut:

ΔTf = Kf . m

ΔTb = Kb . m

Page 8: SIFAT KOLIGATIF LARUTAN!

Praktikum Kimia Dasar 2012

Penurunan tekanan uap (∆P) merupakan tekanan suatu uap pada

kesetimbangan dengan fase bukan uapnya (cair atau padat). berdasarkan hukum

Roult (P = X . P0) yitu tekanan uap parsial sama dengan fraksi mol dikalikan

dengan tekanan uap pelarut murninya.

Tekanan osmotik adalah besarnya tekanan yang diperlukan untuk mencegah

mengalirnya molekul pelarut kedalam larutan melalui membran semipermiabel.

Pelarut selalu mengalir melalui membran semipermeabel dari sisi yang lebih encer

ke sisi yang lebih pekat. Semakin pekat larutan , semakin tinggi tekanan yang

dibutuhkan untuk menghentikan osmosis (semakin besar tekanan osmosisnya).

Persamaan yang digunakan untuk menghitung tekanan osmosis larutan adalah

sebagai berikut:

Sama seperti sifat koligatif lainnya, besarnya tekanan osmosis berbanding lurus

terhadap konsentrasi larutan. Dua larutan yang memiliki konsentrasi yang sama,

akan memiliki tekanan osmosis yang sama, larutan dikatakan isotonis satu sama

lainnya. Di sisi lain, bila dua larutan tidak memiliki konsentrasi yang sama, maka

larutan yang lebih pekat dikatakan hipertonis, sementara larutan yang lebih encer

dikatakan hipotonis.

Pada percobaan sifat koligatif larutan dikenal dengan larutan ideal. Larutan

ideal adalah gaya tarik menarik antara mol (partikel) yang sejenis sama dengan

gaya tarik menarik antara mol (partikel) yang berbeda jenis (kohesi=adhesi).

Larutan ideal memenuhi hukum Roult yang berbunyi “Tekanan uap parsial dari

sebuah komponen didalam campuran adalah sama dengan tekanan uap komponen

tersebut dalam keadaan murni pada suhu tertentu dikalikan dengan fraksi molnya

dalam campuran tersebut.” Ada syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi

larutan ideal yaitu molekul zat terlarut dan molekul pelarut tersusun sembarang

dan pada pencampurannya tidak terjadi efek kalor.

Sifat koligatif larutan dapat diaplikasikan dalam pembuatan eskrim, campuran

eskrim tidak membeku pada 00C akibat sifat koligatif penurunan titik beku, bila

ditaburkan sedikit garam kedalam campuran es dan air akan terbentuk kristal es

karena larutan garam memiliki titik beku yang lebih rendah sehingga eskrim dapat

membeku.

Kesimpulan :

Sifat koligatif larutan adalah sifat yang tidak bergantung pada jenis zat tetapi

bergantung pada jumlah partikel zat terlarut dalam pelarutnya. Terdapat 4 sifat

koligatif larutan yaitu kenaikan titik didih, enurunan titik beku, penurunan tekanan

uap dan tekanan osmotik.

Pada percobaan ini dapat disimpulkan bahwa sifat koligatif larutan dapat

digunakan untuk menentukan titik leleh dan menghitung titik didih suatu zat.

penurunan titik beku naftalen yaitu sebesar 0,8840

C, penurunan titik beku

campuran naftalen dan belerng yaitu sebesar 1,5910C, serta kenaikan titik didih

sukrosa adalah sebesar 20C

π = M . R . T

Page 9: SIFAT KOLIGATIF LARUTAN!

Praktikum Kimia Dasar 2012

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, http://kimia-master.blogspot.com diakses : 27/12/2012

Brady, E. James. (1999), Kimia Universita Asas dan Struktur, Binapura Aksara:

Jakarta.

Sutrisno Ela,T Dra,M,S dkk. (2012) Penuntun Praktikum Kimia Dasar.Universitas

Pasundan : Bandung.

Waud, Huda.(2012), Diagram Fase Pada Materi Sifat Koligatif Larutan.

http://hudawaudchemistry.wordpress.com diakses : 29/12/2012