Upload
phamdiep
View
273
Download
19
Embed Size (px)
Citation preview
SIKAP SANTUN BERBAHASA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL SANTRI DI PONDOK PESANTREN DARUL AMANAH KABUNAN SUKOREJO
KENDAL
SKRIPSI
Disusun untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam
Oleh :
ANITA FAUZIAH NIM: 3103163
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2008
ii
Drs. Karnadi Hasan, M. Pd.
Jl. Honggowongso 1B No. 24 Rt. 06/Rw. II
Ngaliyan Semarang
No. Telp. (024) 7616326
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp : 4 (empat) eksemplar Hal : Naskah Skripsi
a.n. Anita Fauziah
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah saya mengadakan koreksi dan perbaikan seperlunya, maka
bersama ini saya kirimkan naskah Skripsi saudara:
Nama : Anita Fauziah
NIM : 3103163
Jurusan : PAI
Judul : Sikap Santun Berbahasa Dan Implikasinya Terhadap
Kehidupan Sosial Santri Di Pondok Pesantren Darul
Amanah Kabunan Sukorejo Kendal
Dengan ini saya mohon kiranya Skripsi saudara tersebut dapat segera
dimunaqasahkan.
Demikian harap menjadi maklum.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Semarang, april 2008
Pembimbing
Drs. Karnadi Hasan, M.Pd NIP. 150 267 031
iii
PENGESAHAN PENGUJI
Tanggal Tanda tangan
H. Ahmad Ismail. M. Ag …………… …………………. Ketua sidang H. ahmad maghfurin, M. Ag …………… ………………….. Sekretaris sidang Drs. Ahmad sudja’I, M. Ag …………… ………………….. Penguji 1 Hamdani muin, M. Ag. …………… …………………… Penguji 2
iv
MOTTO
×Αöθ s% Ô∃ρ ã ÷èΒ îο tÏ øótΒuρ ×öyz ⎯ÏiΒ 7π s% y‰|¹ !$ yγ ãèt7 ÷Ktƒ “ ]Œr& 3 ª! $#uρ ;©Í_ xî ÒΟŠÎ= ym
Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi
dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi
Maha Penyantun. (Al Baqarah : 263)
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
Ayah dan Ibu tercinta, cucuran air mata dan keringat mu takkan pernah ananda
lupakan sampai akhir hayatku.
Adik dan kakakku yang selalu memberi motivasi untuk segera menyelesaikan
tugas akhir ini.
Sobat-sobatku luluk, atin, semua anggota kos annur, motivasi, do’a dan
semangat yang engkau berikan yang dapat mengantarkan langkahku menjadi
pasti.
vi
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi
ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali
informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, april 2008
Deklarator
Anita Fauziah NIM: 3103163
vii
ABSTRAK
Anita Fauziah (NIM: 3103163) Sikap Santun Berbahasa (Arab Dan
Inggris) Dan Implikasinya Terhadap Kehidupan Sosial Santri di Pondok Pesantren
Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal. Skripsi Semarang Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo, 2008.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
1. Bagaimana sikap santun berbahasa arab di Pondok Pesantren Darul
Amanah kabunan Sukorejo Kendal
2. Bagaimana sikap santun berbahasa inggris di Pondok Pesantren Darul
Amanah kabunan Sukorejo Kendal
3. Bagaimana kehidupan sosial santri di Pondok Pesantren Darul Amanah
kabunan Sukorejo Kendal
4. Bagaimana pengaruh sikap santun berbahasa arab terhadap kehidupan
sosial santri di Pondok Pesantren Darul Amanah kabunan Sukorejo Kendal
5. Bagaimana pengaruh sikap santun berbahasa inggris terhadap kehidupan
sosial santri di pondok pesantren Darul Amanah kabunan Sukorejo Kendal
6. Bagaimana pengaruh sikap santun berbahasa (arab dan inggris) bersama-
sama terhadap kehidupan sosial santri di Pondok Pesantren Darul Amanah
kabunan Sukorejo Kendal
Penelitian ini menggunakan korelasi dengan menggunakan teknik analisis
korelasional karena populasinya lebih dari 100 santri, maka diambil 10 % dari
tiap-tiap kelompok santri. Dalam penelitian ini santri dibagi menjadi 2 kelompok
dengan rincian sebagai berikut”
Santriwan : 315 10 %nya adalah 32
Santriwati : 361 10 %nya adalah 36
Sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 68 santri
Data penelitian yang tekumpul dianalisis dengan menggunakan teknik analisis
statistik deskriptif dan inferensial. Pengujian hipotesis penelitian menggunakan
analisis regresi dan korelasi.
viii
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa sikap santun berbahasa arab
santri di Pondok Pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal adalah
cukup sebab setelah dilakukan penelitian diperoleh bahwa mean sikap santun
berbahasa arab adalah “62.28” setelah dicocokkan dengan tabel kualitas variabel
sikap santun berbahasa arab maka hasil tersebut terletak pada interval 59-66.
Untuk variabel sikap santun berbahasa inggris santri di pondok pesantren
darul amanah kabunan sukorejo kendal adalah cukup sebab setelah dilakukan
penelitian diperoleh bahwa mean sikap santun berbahasa inggris adalah “56.82”
setelah dicocokkan dengan tabel kualitas variabel sikap santun berbahasa inggris
maka hasil tersebut terletak pada interval 54-60
Sedangkan untuk variabel kehidupan sosial santri di pondok pesantren darul
amanah kabunan sukorejo kendal adalah cukup sebab setelah dilakukan penelitian
diperoleh bahwa mean kehidupan sosial santri adalah “63.38” setelah dicocokkan
dengan tabel kualitas variabel kehidupan sosial santri maka hasil tersebut terletak
pada interval 62-76
Dari analisis uji hipotesis dengan analisis regresi diketahui
1. Terdapat pengaruh positif sikap santun berbahasa arab terhadap kehidupan
sosial santri ditunjukkan oleh ry1 = 0.424 dan koefisien determinasi r2=
0.179 melalui uji t diperoleh hasil 3.802 sehingga didapatkan pada taraf
signifikansi tt (0.05)= 2.000 karena th > tt (0.05) maka signifikan. Hal ini
juga dibuktikan dengan persamaan garis regresi Ŷ = 24,96 + 0,615
X1dengan hasil Freg sebesar 14,473. karena Freg lebih besar dari Ft (0.05)
maka hasilnya menunjukkan signifikan.
2. Terdapat pengaruh positif sikap santun berbahasa inggris terhadap
kehidupan sosial santri ditunjukkan oleh ry2 = 0.271 dan koefisien
determinasi r2= 0,073 melalui uji t diperoleh hasil 2.370 sehingga
didapatkan pada taraf signifikansi tt (0.05)= 2.000 karena th > tt (0.05)
maka signifikan. Hal ini juga dibuktikan dengan persamaan garis regresi Ŷ
= 41,938 + 0,377 X2dengan hasil Freg sebesar 5,243 karena Freg lebih
besar dari Ft (0.05) maka hasilnya menunjukkan signifikan.
ix
3. Terdapat pengaruh positif sikap santun berbahasa arab dan sikap santun
berbahasa inggris secara bersama-sama terhadap kehidupan sosial santri
ditunjukkan oleh ry1.2 = 0.423 dan koefisien determinasi r2= 0,179melalui
uji t diperoleh hasil 3,792.sehingga didapatkan pada taraf signifikansi tt
(0.05)= 2.000 karena th > tt (0.05) maka signifikan. Hal ini juga
dibuktikan dengan persamaan garis regresi Ŷ = 24,581.+ 0,601 X1 + 0,022
X2 dengan hasil Freg sebesar 7,086 karena Freg lebih besar dari Ft (0.05)
maka hasilnya menunjukkan signifikan.Untuk sumbangan relatif masing-
masing prediktor yaitu X 1 memberikan sumbangan sebesar 97 % dan X 2
memberikan sumbangan sebesar 3 %.
Berdasarkan hasil penelitian diharapkan dapat menjadi sumbangan dan bahan
informasi bagi khasanah ilmu pengetahuan serta masukan bagi civitas akademika
dan semua pihak yang membutuhkan dilingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang.
x
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Pengasih
dan penyayang, karena dengan taufiq dan hidayah-Nya penulis telah dapat
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Skripsi yang berjudul “Sikap Santun Berbahasa (Arab Dan Inggris) Dan
Implikasinya Terhadap Kehidupan Sosial Santri di Pondok Pesantren Darul
Amanah Kabunan Sukorejo Kendal” ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat
guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Fakultas Tarbiyah Institut
Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.
Dengan selesainya penulisan skripsi ini penulis menyampaikan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. H. Ibnu Hadjar, M. Ed. Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
Semarang.
2. Drs. Karnadi Hasan, M. Pd., selaku pembimbing yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga dan fikiran untuk memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
3. KH Mas’ud Abdul Qadir selaku pimpinan pesantren yang telah memberikan
izin riset dalam penelitian skripsi ini.
4. Bapak dan ibu Dosen di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo yang telah
memberikan ilmunya sehingga mengilhami penulis untuk menyelesaikan
skripsi ini.
Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan apa-apa selain
untaian rasa terima kasih yang tulus dengan diiringi do’a semoga Allah SWT
membalas semua amal kebaikan mereka dengan sebaik-baik balasan.
xi
Pada akhirnya, penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum
mencapai kesempurnaan dalam arti seluruhnya. Namun demikian, penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca pada umumnya.
Semarang, april 2008
Penulis
Anita Fauziah NIM: 3103163
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iii
HALAMAN MOTTO ....................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... v
DEKLARASI .................................................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... x
BAB I : PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang masalah ............................................................ 1
B. Pembatasan masalah.................................................................. 7
C. Rumusan Masalah…………………………………………….. 8
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 8
BAB II : LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS .............. 9
A. Sikap Santun Berbahasa ............................................................. 9
1.1.1. Pengertian Sikap ....................................................... 9
1.1.2. Pengertian Santun Berbahasa………………………. 14
B. Bahasa sebagai Alat Komunikasi .............................................. 26
1.1.3. Pengertian Bahasa ..................................................... 26
1.1.4. Bahasa sebagai Alat Komunikasi ............................. 35
D. Tata Bahasa ............................................................................... 46
E. Kajian Penelitian Yang Relevan……………………………….. 51
F. Pengajuan Hipotesis .................................................................... 52
BAB III : METODE PENELITIAN ............................................................... 54
A. Tujuan Penelitian………………………………………………… 54
B. Waktu dan Tempat Penelitian…………………………………… 54
xiii
C. Variabel Penelitian……………………………………………… 54
D. Metode Penelitian………………………………………………. 56
E. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ................... 57
F. Teknik Pengambilan Data ............................................................ 58
G. Teknik Analisa Data ..................................................................... 60
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................... 65
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian................................................. 65
1. Data Hasil Angket Sikap Santun Berbahasa Arab .................... 65
2. Data Hasil Angket Sikap Santun Berbahasa Inggris ................. 69
3. Data Hasil Angket Kehidupan Sosial ....................................... 72
B. Pengujian Persyaratan Analisis Data......................................... 75
C. Pengujian Hipotesis ................................................................... 76
D. Pembahasan Hasil Penelitian..................................................... 96
E. Keterbatasan Penelitian ............................................................ 98
BAB V : PENUTUP ...................................................................................... 99
A. Kesimpulan ............................................................................... 99
B. Saran-saran ............................................................................... 101
C. Penutup ..................................................................................... 102
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang memerlukan
hubungan dengan manusia lainnya. Interaksi sosial antar manusia ditandai
dengan hubungan–hubungan antara individu dengan individu, maupun
individu dengan kelompok. Manusia sebagai makhluk yang berpikir dan
sebagai individu memerlukan cara mengaktualisasikan pikirannya agar dapat
dipahami oleh manusia lainnya yang disebut dengan komunikasi.1
Komunikasi pada dasarnya adalah hubungan yang saling dipahami
antara subyek dengan obyek yang berkomunikasi. Komunikasi adalah proses
interaksi antara orang atau kelompok ke kelompok yang ditujukan untuk
mempengaruhi sikap dan perilaku orang-orang dan kelompok- kelompok
dalam suatu interaksi. Dalam berkomunikasi dan menggambarkan fikirannya
kepada orang lain, manusia memerlukan simbol-simbol yang dipahami dalam
suatu kelompok masyarakat. Salah satu simbol itu adalah bahasa, baik lisan
maupun tulisan. Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi antar manusia.
Dalam lingkup sosial budaya, komunikasi antar manusia dibatasi oleh nilai-
nilai yang disepakati bersama dalam komunikasi, bahasa tidak saja menjadi
alat komunikasi, tetapi juga ciri dari derajat pengguna bahasa di antara
sesamanya.2
Arti terpenting dari komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan
tafsiran pada perilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak
badaniah, sikap), perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang
tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap
perasaan yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut. Dengan adanya
1 Sofyan Sauri, Pendidikan Berbahasa Santun, (Bandung: PT Genesindo, 2006), Cet.1, hlm. 48.
2 Ibid., hlm. 49.
2
komunikasi, sikap-sikap dan perasaan suatu kelompok manusia dapat
diketahui oleh kelompok lain. Hal itu kemudian merupakan bahan untuk
menentukan reaksi apa yang akan dilakukannya.3
Al-Qur’an diturunkan kepada manusia yang memiliki sifat sebagai
makhluk yang memerlukan komunikasi. Karena itu, Al-Qur’an memberikan
tuntunan berkomunikasi. Santun berbahasa dalam Al-Qur’an berkaitan dengan
cara pengucapan, perilaku, dan kosakata yang santun serta disesuaikan dengan
situasi dan kondisi (lingkungan) penutur, sebagaimana dalam ayat berikut:
يالدبالوو اهوا إلا إيدبعألا ت كبى رقضا ومهدأح رالكب كدعن نلغبا يا إمانسن إح أو كلاهما فلا تقل لهما أف ولا تنهرهما وقل لهما قولا كرميا
Dan sederhanakanlah dalam berjalan (secara wajar) dan rendahkanlah suaramu, sebenarnya seburuk-buruk suara yang di benci adalah suara keledai. (Q.S Lukman : 19 )4
Ayat di atas mengisyaratkan bahwa Al-Qur’an mendorong manusia
untuk berkata santun dalam menyampaikan pikirannya kepada orang lain.
Kesantunan tersebut merupakan gambaran dari manusia yang memiliki
kepribadian yang tinggi, sedangkan orang yang tidak santun di padankan
dengan binatang.
Dalam ayat lain Al-Qur’an menjelaskan:
بى رقضو ا أومهدأح رالكب كدعن نلغبا يا إمانسن إحيالدبالوو اهوا إلا إيدبعألا ت ك كلاهما فلا تقل لهما أف ولا تنهرهما وقل لهما قولا كرميا
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia, dan kepada kedua orang tuamu berbuat baiklah. Jika salah seorang dari mereka telah lanjut usianya, atau keduanya sudah tua, janganlah sekali-kali berkata” ah " terhadap
3 Soejono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1990),
hlm. 73-74 4 Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang: CV. Asy Syifa',
1999), hlm. 655.
3
mereka dan janganlah kamu suka menggertak mereka, tetapi berkatalah dengan ucapan yang mulia (sopan dan lemah lembut ). ( Q.S Al isra’: 23 )5
Dalam ayat di atas kesantunan berkaitan dengan orang yang diajak
bicara. Pembicaraan yang santun adalah pembicaraan yang sesuai dengan
orang, situasi, dan kondisi lingkungan yang diajak bicara. Bicara dengan orang
tua dilakukan dengan menempatkan mereka pada posisi yang tinggi dan
terhormat, karena pemilihan kata dan cara mengatakan disesuaikan dengan
kehormatan yang dimilikinya. Jadi kata “ah” saja dalam berbicara dengan
orang tua merupakan perkataan terlarang atau tidak santun . karena itu, dalam
konteks ini tutur kata yang dianjurkan adalah kata-kata yang berkonotasi
memuliakan orang tua.6
Upaya untuk menciptakan lingkungan masyarakat yang bertutur kata
santun merupakan hal yang sangat penting, karena masyarakat sekarang ini
tengah bergerak ke arah yang semakin maju dan modern. Setiap perubahan
masyarakat melahirkan konsekuensi-konsekuensi tertentu yang berkaitan
dengan masalah nilai dan moral, misalnya kemajuan bidang komunikasi
melahirkan pergeseran budaya belajar anak-anak dan benturan antara tradisi
barat yang bebas dengan tradisi timur yang penuh dengan keterbatasan oleh
norma. Demikian dampaknya pada nilai-nilai budaya termasuk tata cara dan
santun berbahasa di kalangan generasi muda termasuk pelajar atau santri.
Dalam kondisi ini, pendidikan khususnya sekolah dituntut untuk memiliki
kemampuan mendidik dan mengembangkan etika berbahasa santun agar siswa
dapat berkomunikasi dengan lebih baik. Bagaimanapun juga berbahasa yang
baik merupakan cermin kepribadian yang baik.7
5 Moh. Rifa'I dan Rosihin Abdul Ghoni, Al Qur’an dan Terjemahannya, (Semarang:
Wicaksana, 1991), hlm. 257. 6 Sofyan Sauri, op.cit., hlm.78-79. 7 Sofyan Sauri, op.cit., hlm. 6.
4
Fakta yang terjadi di masyarakat:
• Banyak orang menggunakan lidahnya secara bebas tanpa disadari oleh
pertimbangan moral, nilai, maupun agama. Akibat kebebasan tanpa nilai
itu lahir berbagai pertentangan dan perselisihan di kalangan masyarakat.
• Berbahasa tidak santun dapat melahirkan kesenjangan komunikasi
sehingga menimbulkan situasi yang buruk dalam berbagai lingkungan baik
keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Seperti tawuran, penyalahgunaan
obat terlarang dan tindakan kriminal di kalangan remaja disebabkan tidak
adanya komunikasi yang lebih baik antara keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
• Sering kali ucapan para remaja dalam berkomunikasi sehari-hari
menggunakan bahasa yang tidak santun.
• Perilaku santun terlihat dari sikap siswa/ anak saat bertemu guru/ustadz/
ustadzah, karyawan, dan dengan siswa sendiri seperti salam, jabatan
tangan, dan cium tangan. Sedang sikap yang tidak santun muncul pada saat
ada teguran, perintah, larangan yang tidak sesuai dengan hati nurani siswa.
B. Pembatasan Masalah
Agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam memberikan interpretasi
serta memudahkan dalam pemahaman“Sikap Santun Berbahasa Dan
Implikasinya Terhadap Kehidupan Sosial Santri Di Pondok Pesantren Darul
Amanah Kabunan Sukorejo Kendal” yang penulis ajukan, maka perlu
dijelaskan beberapa istilah yang digunakan dalam skripsi ini:
1. Sikap
Sikap adalah suatu cara bereaksi dengan cara tertentu terhadap
situasi yang dihadapi.8 Gerungan memberikan pengertian sikap sebagai
8 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), hlm. 15
5
berikut: ”pengertian attitute itu dapat kita terjemahkan dengan kata sikap
terhadap obyek tertentu, yang dapat merupakan sikap pandangan atau
sikap perasaan tetapi sikap tersebut disertai oleh kecenderungan bertindak
sesuai dengan sikap terhadap obyek tadi. jadi attitude itu lebih tepat
diterjemahkan sebagai sikap dan kesediaan bereaksi terhadap suatu hal.9
2. Santun Berbahasa
Suryalaga melihat bahwa setiap bahasa memiliki santun berbahasa
yang digunakan untuk saling hormat menghormati sesama manusia.
Santun berbahasa artinya akhlak menggunakan bahasa dalam kehidupan
sehari-hari atau dalam pergaulan bersama dengan teman sebaya, kakak,
orang tua, guru.
3. Kehidupan Sosial
Dalam kehidupan sosial interaksi sosial adalah yang paling utama
Interaksi sosial adalah hubungan antara individu satu dengan individu
yang lain, individu yang satu dapat mempengaruhi individu yang lain dan
sebaliknya. Jadi terdapat hubungan timbal balik.10
4. Santri
Santri adalah orang yang mendalami Islam, orang yang
bersungguh-sungguh, orang yang shaleh. 11
5. Pondok Pesantren
Pondok Pesantren adalah suatu lembaga pendidikan agama Islam
yang tumbuh serta diakui oleh masyarakat sekitar, dengan menggunakan
sistem asrama/ kampus, didalamnya santri menerima pendidikan agama
Islam melalui sistem pengajian/ madrasah yang sepenuhnya berada di
bawah kedaulatan dari leadership seseorang/ beberapa orang kyai dengan
ciri-ciri khas bersifat kharismatik serta independen dalam segala hal.12
9 Gerungan, Psikologi Sosial, ( Bandung: PT Eresco, 1986), hlm. 149. 10 Bimo Walgito, Psikologi Sosial (Suatu Pengantar), (Yogyakarta: Andi,1999), hlm.65 11 Departemen Pendidikan Nasional, op.cit., hlm. 997. 12 M. Arifin , Kapital Selekta Pendidikan (Islam dan Umum) , (Jakarta : Bumi Aksara,
2000 ) , Cet 4, hlm. 240.
6
6. Darul Amanah
Pondok Pesantren Darul Amanah adalah Pondok Pesantren yang
memadukan kurikulum DEPAG, DIKNAS, KMI Gontor dan Pondok
Pesantren Salaf yang terletak di Desa Kabunan Kecamatan Sukorejo
Kabupaten Kendal Jawa Tengah. Di Pondok Pesantren ini dikembangkan
keahlian berbahasa seperti Arab, Inggris yang menjadi karakteristik dari
Pesantren tersebut.
Dari beberapa penegasan istilah di atas, maka yang penulis maksudkan
dalam judul skripsi ini sebagai berikut.: Apakah sikap santun berbahasa Arab
dan sikap santun berbahasa Inggris santri mempengaruhi kehidupan sosial
mereka di Pondok Pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal ?
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sikap santun berbahasa Arab di Pondok Pesantren Darul
Amanah Kabunan Sukorejo Kendal ?
2. Bagaimana sikap santun berbahasa Inggris di Pondok Pesantren Darul
Amanah Kabunan Sukorejo Kendal ?
3. Bagaimana kehidupan sosial santri di Pondok Pesantren Darul Amanah
Kabunan Sukorejo Kendal ?
4. Apakah terdapat pengaruh sikap santun berbahasa Arab terhadap
kehidupan sosial santri di Pondok Pesantren Darul Amanah Kabunan
Sukorejo Kendal ?
5. Apakah terdapat pengaruh sikap santun berbahasa Inggris terhadap
kehidupan sosial santri di Pondok Pesantren Darul Amanah Kabunan
Sukorejo Kendal ?
6. Apakah terdapat pengaruh antara sikap santun berbahasa Arab dan sikap
santun berbahasa Inggris secara bersama-sama terhadap kehidupan sosial
santri di Pondok Pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal ?
7
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis, dengan meneliti sikap santun berbahasa Arab dan sikap
santun berbahasa Inggris dalam kehidupan sosial santri, maka akan dapat
menambah wawasan pemahaman yang lebih komprehensif tentang
pentingnya sikap santun berbahasa Arab dan sikap santun berbahasa
Inggris dalam kehidupan sosial santri.
2. Hasil dari penelitian ini, sedikit banyak diharapkan dapat membantu
menyadarkan santri akan pentingnya sikap santun berbahasa Arab dan
sikap santun berbahasa Inggris sehingga komunikasi dalam kehidupan
sosial dapat berjalan dengan baik.
3. Penelitian ini sebagai bagian dari usaha untuk menambah khasanah ilmu
pengetahuan di Fakultas Tarbiyah umumnya dan jurusan PAI khususnya.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Sikap Santun Berbahasa
1. Pengertian Sikap
Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek di
lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap obyek tersebut.
Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, akan tetapi harus
ditafsirkan terlebih dahulu sebagai tingkah laku yang masih tertutup dan
dalam penggunaan praktis, sikap sering dihadapkan pada rangsang sosial
dan reaksi yang bersifat emosional.1
Sikap dalam kamus bahasa Inggris adalah attitude.2 Sikap adalah
keadaan mental dan saraf dari kesiapan yang diatur melalui pengalaman,
yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respons
individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan dengannya.3
Dalam “The Penguin Dictionary of Psychology” dijelaskan bahwa
attitude is some internal affective orientation that would explain the
actions of a person. Berdasarkan definisi tersebut dapat dipahami bahwa
sikap adalah beberapa orientasi kecenderungan internal, yang menjelaskan
tentang perbuatan manusia.4 Pandangan itu mengisyaratkan bahwa sikap
bukan merupakan suatu tindakan melainkan merupakan kecenderungan
perilaku.
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat dipahami bahwa sikap
adalah kecenderungan bertindak terhadap rangsangan yang datang dari
1 Mar’at, Sikap Manusia, Perubahan Serta Pengukurannya, (Jakarta: Ghalia Indonesia,
1984), hlm. 10-12. 2 S. Wojowasito dan Tito Wasito, Kamus Lengkap (Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris)
, (Bandung: Hasta, 1980), hlm. 259. 3 David O. Sears, et.al., Alih Bahasa Michael Adryanto dan Savitri Soekrisno, Psikologi
Sosial, (Jakarta: Erlangga, 1999), hlm.137. 4 Arthur S. Reber & Emily Reber, The Penguin Dictionary of Psychology, (England:
Clays Ltd., 2001), hlm. 63.
11
lingkungan sosial seorang subyek. Kecenderungan itu dapat bersifat positif
yang berupa perilaku menerima obyek maupun negatif yang berupa
perilaku menolak obyek.
Sikap terhadap obyek, gagasan atau orang tertentu merupakan
orientasi yang bersifat menetap dengan komponen-komponen kognitif
afektif. Perilaku komponen kognitif terdiri dari kognisi yang dimiliki
seseorang mengenai obyek sikap tertentu, fakta, pengetahuan dan
keyakinan tentang objek. Komponen efektif terdiri dari seluruh perasaan
atau emosi seseorang terhadap obyek, terutama penilaian. Komponen
perilaku terdiri dari kesiapan seseorang untuk bereaksi atau kecenderungan
untuk bertindak terhadap obyek.5
Sikap
Komponen Komponen Komponen
Kognitif Afektif Konatif
Kepercayaan (1) Kepercayaan (2) Kepercayaan (3)
Gambar 1. Komponen sikap menurut Deprez dan Persoons.
Pembagian sikap atas tiga komponen, memudahkan menentukan
data dan analisisnya.
Menurut Bimo Walgito, sikap mengandung 3 komponen yang
membentuk struktur sikap6 yaitu:
a. Komponen Kognitif (komponen Perseptual)
Adalah komponen yang berkaitan dengan pengetahuan,
pandangan, keyakinan yaitu hal-hal yang berhubungan dengan
bagaimana orang mempersepsi terhadap obyek sikap.
5 David O. Sears, et.al., op.cit., hlm. 138. 6 Bimo Walgito, Psikologi Sosial, ( Yogyakarta: Andi, 1999), hlm. 15.
12
b. Komponen Afektif (komponen emosional)
Adalah komponen yang berhubungan dengan rasa senang / tidak
senang terhadap obyek sikap. Rasa senang merupakan hal positif,
sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang negatif.
c. Komponen Konatif (komponen perilaku atau action component)
Adalah komponen yang berhubungan dengan kecenderungan
bertindak terhadap obyek sikap. Komponen ini menunjukkan intensitas
sikap yaitu menunjukkan besar kecilnya kecenderungan bertindak atau
berperilaku seseorang terhadap obyek sikap.
Predisposisi untuk bertindak senang atau tidak senang terhadap
obyek tertentu mencakup 3 komponen di atas. Komponen kognitif akan
menjawab pertanyaan, apa yang dipikirkan atau dipersepsikan tentang
objek. Komponen afektif menjawab pertanyaan, tentang apa yang
dirasakan (senang atau tidak senang) terhadap obyek dan komponen
konatif akan menjawab pertanyaan bagaimana kesediaan atau kesiapan
untuk bertindak terhadap obyek. Ketiga komponen tersebut tidak dapat
berdiri sendiri, akan tetapi menunjukkan bahwa manusia merupakan suatu
sistem kognitif. Ini berarti bahwa apa yang dipikirkan seseorang tidak
akan terlepas dari perasaannya. Masing-masing komponen tidak berdiri
sendiri, namun merupakan interaksi dari komponen-komponen tersebut
secara kompleks.7
Gerungan dalam bukunya Psikologi Sosial menyebutkan 5 ciri-ciri
sikap8 diantaranya:
a. Sikap tidak dibawa sejak lahir, tetapi dibentuk atau dipelajari
sepanjang perkembangan orang itu dalam hubungan dengan obyeknya.
b. Sikap dapat berubah-ubah, karena itu sikap dapat dipelajari orang atau
sebaliknya sikap dapat berubah-ubah pada seseorang bila terdapat
keadaan-keadaan atau syarat-syarat tertentu yang mempermudah
berubahnya sikap pada orang itu.
7 Mar’at, op.cit., hlm. 21. 8 Gerungan, Psikologi Sosial, ( Bandung: PT Ereso, 2004), hlm. 163-164.
13
c. Sikap tidak dapat berdiri sendiri, tetapi senantiasa mengandung relasi
tertentu terhadap suatu obyek, dengan kata lain, sikap terbentuk,
dipelajari atau berubah, senantiasa berkaitan dengan suatu obyek
tertentu yang dapat dirumuskan dengan jelas.
d. Obyek sikap dapat merupakan suatu hal tertentu, tetapi dapat pula
merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut. Jadi sikap dapat berkaitan
dengan satu obyek dan juga berkaitan dengan sederetan obyek yang
serupa
e. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan. Segi
motivasi disini berarti segi dinamis menuju suatu tujuan atau berusaha
mencapai suatu tujuan. Sikap merupakan suatu pengetahuan yang
disertai kesediaan dan kecenderungan bertindak sesuai dengan
pengetahuannya itu. Segi perasaan disini berarti bahwa sikap terhadap
obyek tertentu akan selalu diikuti oleh perasaan tertentu yang dapat
bersifat positif tetapi juga dapat bersifat negatif terhadap obyek
tersebut
Pembentukan sikap tidak terjadi begitu saja, melainkan melalui
suatu proses tertentu melalui kontak sosial terus menerus antara individu
dengan individu lain di sekitarnya dalam hal ini faktor yang
mempengaruhi terbentuknya sikap9 adalah:
a. Faktor intern
Faktor yang terdapat dalam diri seseorang yang bersangkutan
seperti selektifitas kita tidak dapat menangkap seluruh rangsang dari
luar melalui persepsi kita. Oleh karena itu kita harus memilih rangsang
mana yang akan kita dekati dan mana yang harus dijauhi. Pilihan ini
ditentukan oleh motif-motif dan kecenderungan dalam diri kita, karena
harus memilih inilah kita menyusun sikap positif terhadap satu hal dan
membentuk sikap negatif terhadap hal lainnya.
9 Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976),
hlm. 97.
14
b. Faktor ekstern
Sikap ditentukan pula oleh faktor-faktor yang berada di luar,
seperti:
1) Sikap objek yang dijadikan sasaran sikap
2) Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap
3) Sifat-sifat orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut
4) Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap
5) Situasi pada saat sikap terbentuk
Krech, et.al. mengemukakan 4 dalil pembentukan sikap10
a. Attitudes develop in the process of want satisfaction b. Attitudes of the individual are shaped by the information to which
he is exposed c. The group affiliations of the individual help determine the
formation of his attitudes d. The attitudes of the individual reflect his personality.
Dalil pertama menunjukkan bahwa sikap berkembang dalam
rangka memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, informasi
memegang peranan penting dalam pembentukan sikap seseorang,
peranan partisipasi individu dalam kelompok akan membantu
pembentukan sikap seseorang terhadap suatu objek, dan sikap individu
terhadap suatu objek sikap merupakan pencerminan dari
kepribadiannya.
2. Pengertian Santun Berbahasa
Santun dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti halus dan baik
(budi bahasanya, tingkah lakunya, sabar, dan tenang, sopan)11.
Menurut Moeliono, bahasa santun berkaitan dengan tata bahasa
dan pilihan kata, yaitu penutur bahasa menggunakan tata bahasa yang
baku, mampu memilih kata-kata yang sesuai dengan isi atau pesan yang
10 Krech, et.al., Individual In Society, (Berkley: Mc. Graw Hill Kogakusha, Ltd. 1982), hlm. 185.
11 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 997.
15
disampaikan dan sesuai juga dengan tata nilai yang berlaku dalam
masyarakat itu. Bahasa yang tidak santun adalah bahasa yang kasar,
melukai perasaan orang, kosa kata yang membuat tidak enak orang yang
mendengarkan. Karena itu bahasa santun berkaitan dengan perasaan dan
tata nilai moral masyarakat penggunanya.12
Kesantunan bahasa dalam Al Qur’an berkaitan dengan cara
pengucapan, perilaku, dan kosa kata yang santun serta disesuaikan dengan
situasi dan kondisi lingkungan penutur. Santun dalam istilah Al Qur’an
bisa diidentifikasikan dengan akhlak dari segi bahasa karena akhlak berarti
ciptaan, atau apa yang tercipta, datang, lahir dari manusia dalam kaitan
dengan perilaku. Perbedaan santun dan akhlak dapat dilihat dari sumber
dan dampaknya. Dari segi sumber, akhlak datang dari Allah, sedangkan
santun dari masyarakat/budaya. Dari segi dampak dapat dibedakan kalau
akhlak dampaknya dipandang baik oleh manusia sekaligus baik dalam
pandangan Allah, sedangkan santun dipandang baik oleh masyarakat,
tetapi tidak selalu dipandang baik oleh Allah.13
Berbahasa santun menuntut proses pembelajaran bukan hanya
mengajarkan kosa kata dan kalimat bahasa yang santun tetapi menuntut
penghayatan terhadap norma yang mendasarinya. Bahasa santun menuntut
gerak isyarat (gesture) dan mimik sesuai dengan kosa kata atau kalimat
yang diucapkannya. Seseorang dapat melakukan kesantunan semacam itu,
jika telah terjadi penghayatan yang mendalam terhadap nilai dan norma
yang melingkupinya. Proses penghayatan bukan hanya melibatkan pikiran
saja, tetapi juga perasaan- perasaan, sehingga nuansa berbahasa dapat
dihayati dan dialami dengan sempurna. Proses pendidikan seperti itu
bukan proses transformasi pengetahuan, melainkan penanaman,
penghayatan, pertimbangan dan aktualisasi nilai- nilai.14
12 Moeliono, Santun Bahasa, (Jakarta: PT. Gramedia, 1984) 13 Sofyan Sauri, Pendidikan Berbahasa Santun, (Bandung: PT genesindo, 2006), hlm. 75. 14 Ibid.,hlm. 134.
16
Sikap berbahasa ditekankan pada kesadaran diri dalam
menggunakan bahasa secara tertib, tiap orang harus disadarkan untuk
bertanggung jawab terhadap bahasa ibunya dan bahasa nasionalnya. Ciri-
ciri orang yang bertanggung jawab terhadap suatu bahasa dan pemakai
bahasa adalah:15
a. Selalu berhati-hati menggunakan bahasa
b. Tidak merasa senang melihat orang yang menggunakan bahasa secara
serampangan
c. Memperingatkan pemakai bahasa kalau ternyata ia membuat
kekeliruan
d. Tertarik perhatiannya kalau orang menjelaskan hal yang berhubungan
dengan bahasa
e. Dapat mengoreksi pemakaian bahasa orang lain
f. Berusaha menambah pengetahuan tentang bahasa tersebut
g. Bertanya kepada ahlinya kalau menghadapi persoalan bahasa
Jelas disini bahwa tiap orang diusahakan bukan saja harus
mencintai bahasanya melainkan juga menggunakan bahasanya secara
tertib. Mereka harus sadar bahwa bahasa itu akan diwariskan lagi kepada
generasi sesudah dia. Tanggung jawab bahasa bukan saja terbatas pada
pemilihan kata dan kalimat yang baik, melainkan juga bagaimana caranya
mengucapkan kata dan kalimat itu.
Sikap terhadap bahasa dan berbahasa dapat dilihat dari 2 segi yakni
positif dan negatif. Sikap positif terhadap bahasa lebih banyak kita lihat
dari pelaksanaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari oleh pemakai
bahasa. Sikap positif terhadap bahasa dan berbahasa dapat kita lihat dari
ciri-ciri di atas.16
Berbahasa santun pada dasarnya adalah ketrampilan yang
merupakan akumulasi dari penghayatan terhadap nilai atau dengan kata
lain adalah bentuk tingkah laku yang telah melalui proses penghayatan dan
15 Mansoer Pateda, Sosiolinguistik, (Bandung: Angkasa, 1987), hlm. 26. 16 Ibid., hlm. 27.
17
pemaknaan terhadap nilai. Sebagai bahasa, kesantunan itu harus
dilaksanakan dalam kehidupan sehari- hari dalam konteks komunikasi
sosial. Karena itu bahasa santun di didikan untuk dilaksanakan secara
praktis dalam kehidupan masyarakat. Dengan kata lain pembinaan bahasa
santun adalah pembelajaran bahasa yang memiliki kegunaan praktis yaitu
kemampuan dan ketrampilan yang dapat digunakan dalam kehidupan
sehari-hari. Dilihat dari segi ketrampilan, berbahasa santun merupakan
ketrampilan yang harus dimiliki setiap orang sebagai warga dan anggota
masyarakat yang bertata nilai. Bahasa santun menjadi ciri manusia yang
memahami dan menghayati nilai-nilai budaya dan agama. Orang yang
berbahasa santun akan mampu menempatkan dirinya ditengah-tengah
masyarakat sebagai anggota masyarakat yang baik dan memberi manfaat
bagi lingkungannya.17
Etika berbahasa erat kaitannya dengan pemilihan kode bahasa,
norma-norma sosial, dan sistem budaya yang berlaku dalam satu
masyarakat. Oleh karena itu etika berbahasa ini antara lain mengatur18:
a. Apa yang harus dikatakan pada waktu dan keadaan tertentu kepada
seorang partisipan tertentu berkenaan dengan status sosial dan budaya
dalam masyarakat.
b. Ragam bahasa apa yang paling wajar kita gunakan dalam situasi sosio-
linguistik dan budaya.
c. Kapan dan bagaimana kita menggunakan giliran berbicara kita dan
menyela pembicaraan orang lain.
d. Kapan kita harus diam.
e. Bagaimana kualitas suara atau sikap fisik kita dalam berbicara.
Butir-butir aturan dalam beretika berbahasa di atas tidaklah
merupakan hal yang terpisah, melainkan merupakan hal yang menyatu di
dalam tindak laku berbahasa.
17 Sofyan Sauri, op.cit., hlm. 134 –135. 18 Abdul Choer dan Leonie Agustina, Sosiolinguistik Perkenalan Awal, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1995), hlm. 226-227.
18
Ada beberapa faktor yang harus diperhatikan oleh pembicara untuk
keefektifan berbicara yaitu faktor kebahasaan dan faktor non kebahasaan.19
a. Faktor kebahasaan
1. Ketepatan ucapan
Seorang pembicara harus membiasakan diri mengucapkan
bunyi-bunyi bahasa secara tepat. Pengucapan bunyi bahasa yang
kurang tepat dapat mengalihkan perhatian pendengar dan
menimbulkan kebosanan, kurang menyenangkan atau kurang
menarik. Sudah tentu pola ucapan dan artikulasi yang kita gunakan
tidak selalu sama. Masing-masing kita mempunyai gaya-gaya
tersendiri dan gaya bahasa yang kita pakai berubah-ubah sesuai
dengan pokok pembicaraan, perasaan dan sasaran.
2. Penempatan tekanan, nada, sendi dan durasi yang sesuai
Hal ini merupakan daya tarik sendiri dalam berbicara bahkan
kadang-kadang merupakan faktor penentu, walaupun masalah yang
dibicarakan kurang menarik dengan penempatan tekanan, nada,
sendi dan durasi yang sesuai akan menyebabkan masalahnya
menjadi menarik. Sebaliknya jika penyampaian datar saja hampir
dapat dipastikan akan menimbulkan kejenuhan dan keefektifan
berbicara tentu berkurang.
3. Pilihan kata
Pilihan kata hendaknya jelas dan bervariasi. Jelas
maksudnya mudah dimengerti oleh pendengar yang menjadi
sasaran. Pendengar akan lebih paham kalau kata-kata yang
digunakan kata yang sudah dikenal oleh pendengar. Pembicara
hendaknya menyadari siapa pendengar dan apa pokok pembicaraan
dan menyesuaikan pilihan katanya dengan pokok pembicaraan dan
pendengar.
19 Maidar G. Arsyad dan Mukti TS, Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Erlangga, 1988), hlm. 17.
19
4. Ketepatan sasaran pembicaraan
Hal ini menyangkut pemakaian kalimat. Pembicara yang
menggunakan kalimat efektif akan memudahkan pendengar
menangkap pembicaraan. Susunan penuturan kalimat ini sangat
besar pengaruhnya terhadap keefektifan penyampaian. Seorang
pembicara harus mampu menyusun kalimat efektif, kalimat
mengenai sasaran sehingga mampu menimbulkan pengaruh,
meninggalkan kesan dan meninggalkan akibat.
b. Faktor non kebahasaan
1. Sikap yang wajar, tenang, tidak kaku
Pembicara yang tidak tenang, lesu dan kaku tentulah akan
memberikan kesan pertama yang kurang menarik. Padahal kesan
pertama sangat penting untuk menjamin adanya kesinambungan
perhatian pihak pendengar. Dari sikap yang wajar sebenarnya
pembicara sudah dapat menunjukkan otoritas dan integritas dirinya.
Tentu saja sikap ini sangat banyak ditentukan oleh situasi tempat
dan penguasaan materi.
2. Pandangan harus diarahkan ke arah lawan bicara
Supaya pendengar dan pembicara betul-betul terlibat dalam
kegiatan berbicara, pandangan pembicara sangat membantu.
Banyak pembicara berbicara tidak memperhatikan pendengar,
tetapi melihat ke atas, ke samping atau menunduk. Akibatnya
perhatian pendengar berkurang. Hendaknya diusahakan, supaya
pendengar merasa terlibat dan diperhatikan.
3. Kesediaan menghargai pendapat orang lain
Dalam menyampaikan isi pembicara, seorang pembicara
hendaknya memiliki sikap terbuka, dalam arti dapat menerima
pendapat pihak lain, bersedia menerima kritik, bersedia mengubah
pendapatnya kalau ternyata memang keliru.
20
4. Gerak gerik dan mimik yang tepat
Gerak-gerik dan mimik yang tepat dapat juga menunjang
keefektifan berbicara. Hal-hal yang penting selain mendapat
tekanan, biasanya juga dibantu oleh gerak tangan. Hal ini dapat
menghidupkan komunikasi.
5. Kenyaringan suara juga sangat menentukan
Tingkat kenyaringan ini tentu disesuaikan dengan situasi,
tempat, jumlah pendengar. Kita atur suara kita supaya dapat
didengar oleh semua pendengar dengan jelas. Juga mengingat
kemungkinan gangguan dari luar.
6. Kelancaran
Seorang pembicara yang lancar berbicara, akan
memudahkan pendengar menangkap isi pembicaraan. Seringkali
kita dengar pembicara berbicara terputus-putus, bahkan antara
bagian-bagian yang terputus-putus itu diselipkan bunyi-bunyi
tertentu yang sangat mengganggu penangkapan pendengar,
sebaliknya pembicara yang terlalu cepat berbicara, juga akan
menyulitkan pendengar menangkap pokok pembicaraan.
7. Relevansi atau penalaran
Gagasan demi gagasan haruslah berhubungan dengan logis.
Proses berfikir untuk sampai pada suatu kesimpulan haruslah logis.
Hal ini berarti hubungan bagian-bagian dalam kalimat, hubungan
kalimat dengan kalimat harus logis dan berhubungan dengan pokok
pembicaraan.
8. Penguasaan Topik
Pembicaraan formal selalu menuntut pembicara itu
melakukan persiapan, tujuannya tidak lain supaya topik yang
dipilih betul-betul dikuasai. Penguasaan topik yang baik akan
menumbuhkan keberanian dan kelancaran.
21
Di antara adab sosial yang patut mendapat perhatian dari para
pendidik adalah mengajarkan tata krama dan berbicara disamping dasar-
dasar percakapan kepada anak sejak kecilnya. Dengan demikian, jika anak
telah mencapai usia baligh, ia telah mengetahui cara-cara berbicara dengan
orang lain, mendengarkan pembicaraan, dan bercakap-cakap dengan
mereka termasuk cara-cara menggembirakan mereka.20
Berikut ini disajikan beberapa tata cara berbicara.21
a. Berbicara dengan bahasa Arab yang fasih
Sebab bahasa Arab merupakan bahasa Al-Qur'an, bahasa Nabi
Saw, bahasa generasi pertama dari para sahabat Nabi SAW dan bahasa
orang-orang yang mengikuti mereka secara baik hingga hari akhir.
Menyelewengkan bahasa Arab dan berbicara dengan "dialek pasaran"
yang tidak mempunyai akar bahasa Arab, sama sekali termasuk cara
menentang terhadap bahasa ini. Padahal, perhiasan seseorang adalah
kefasihannya dalam berbicara, dan keindahan seseorang adalah
manisnya budi bahasanya.
b. Berbicara perlahan-lahan (tidak tergesa-gesa)
Salah satu cara berbicara adalah perlahan-lahan dalam
mengungkapkan pembicaraan sehingga orang-orang yang
mendengarnya dapat memahami maksud pembicaraannya itu.
Disamping itu, orang-orang yang berada di dalam majelis dapat
memikirkan pembicaraannya.
c. Dilarang memaksakan diri untuk fasih berbicara.
Termasuk di dalam tata krama berbicara adalah tidak berpura-
pura pandai dalam mengungkapkan pembicaraan dan memaksakan diri
untuk fasih.
20 Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak Menurut Islam "Pendidikan Sosial Anak", (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1996), hlm. 133.
21 Ibid., hlm. 133-140.
22
d. Pembicaraan harus dapat dipahami.
Diantara cara berbicara adalah berbicara dengan menggunakan
gaya bahasa yang sesuai tingkat budaya suatu kaum, sesuai dengan
akal, pemahaman, dan usia mereka.
e. Larangan mempersingkat atau memperpanjang pembicaraan.
Berbicara sesuai dengan kebutuhan, sederhana, tidak singkat,
dan tidak panjang adalah etika sopan santun berbicara. Hal ini adalah
agar pembicaraan itu lebih mengena dan berkesan pada jiwa orang
yang diajak bicara dan mendapat tanggapan mereka.
f. Memperhatikan dengan sungguh-sungguh kepada pembicara.
Mendengarkan dengan sungguh-sungguh kepada pembicara
termasuk etika yang mulia. Hal ini agar pendengar atau khalayak dapat
menangkap dan mencerna pesan yang diucapkan.
g. Pembicara harus memperhatikan khalayak
Merupakan etika luhur bila pembicara menghadap kepada
semua hadirin dengan pandangan dan tatapan wajahnya. Hal ini akan
memberikan kesan seakan-akan setiap yang hadir di tempat itu
mendapat perhatian dan merasa dipentingkan oleh pembicara diatas
h. Bersikap ramah terhadap orang yang diajak berbicara pada saat
sesudah berbicara.
Al qur’an menampilkan 6 prinsip yang dijadikan pegangan saat
berbicara.
1) Qaulan sadida , yaitu berbicara dengan benar.
Berdasarkan surat An Nisa ayat 9
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa
23
kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar (QS. An-Nisa’: 9).
2) Qaulan ma’rufa, yaitu berbicara dengan menggunakan bahasa
yang menyedapkan hati, tidak menyinggung atau menyakiti
perasaan sesuai dengan kriteria kebenaran, jujur, tidak
mengandung kebohongan, dan tidak berpura-pura.
Berdasarkan surat An Nisa ayat 8 :
Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak yatim dan orang miskin, maka berilah mereka dari harta itu sekedarnya dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang baik. (QS. An-Nisa’: 8).
3) Qaulan baligha, yaitu berbicara dengan menggunakan ungkapan
yang mengena, mencapai sasaran dan tujuan, bicaranya jelas,
terang, tepat. Ini berarti bahwa bicaranya efektif.
Berdasarkan surat An Nisa ayat 63
Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang ada di dalam hati mereka, karena itu berpalinglah kamu dari mereka dan berilah mereka pelajaran dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka (QS. An-Nisa’: 63).
24
4) Qaulan maysura yaitu berbicara dengan baik dan pantas agar
orang tidak kecewa.
Berdasarkan surat Al Isra’ ayat 28
Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang pantas. (QS. Al-Isra’: 28).
5) Qaulan karimah yaitu berbicara kata-kata mulia yang menyiratkan
kata yang isi, pesan, cara serta tujuannya selalu baik, terpuji,
penuh hormat, mencerminkan akhlak terpuji dan mulia.
Berdasarkan surat Al Isra’ ayat 23
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia, dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya, jika salah seorang diantara keduanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ah, dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia (QS. Al-Isra’: 23).
25
6) Qaulan layyina yaitu berbicara dengan lembut.
Berdasarkan surat Thaha ayat 44
Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut (QS. Thaha: 44).
6 prinsip yang terkandung dalam ayat-ayat al qur’an diatas, selain
menunjukkan keagungan allah, juga merupakan acuan untuk mengetahui
bagaimana orang-orang seharusnya berkomunikasi. Menurut Muis,
komunikasi islami22 adalah proses penyampaian pesan antara manusia
yang didasarkan ada ajaran islam. Pengertian ini menunjukkan bahwa
komunikasi islami adalah cara komunikasi yang bersifat islami atau tidak
bertentangan dengan ajaran Islam.
Prinsip berbahasa santun dalam al-Quran dan al-Hadits23 adalah
sebagai berikut:
a. Prinsip kebenaran
Yaitu ungkapan bahasa yang mengandung pesan yang sesuai
dengan kriteria kebenaran berdasarkan ukuran dan sumber yang jelas.
b. Prinsip kejujuran
Yaitu ungkapan bahasa yang isinya mengandung kebenaran
apa adanya, sesuai dengan data atau realita.
c. Prinsip keadilan
Yaitu ungkapan bahasa yang isinya sesuai dengan
kemestiannya, tidak berat sebelah atau mengandung subjektivitas
tertentu.
22 Andi Abdul Muis, Komunikasi Islami, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 66.
23 Sofyan Sauri, op.cit., hlm. 104 – 105.
26
d. Prinsip kebaikan
Adalah ungkapan bahasa yang sesuai dengan kaidah
pengucapan atau bahasa isinya menunjukkan kebaikan dan kebenaran
dan diucapkan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
e. Prinsip kelemahlembutan
Yaitu bahasa yang mengungkapkan kerendahan hati dan kasih
sayang terhadap lawan bicara sehingga lawan bicaranya itu merasa
dihargai dan diberi perhatian.
f. Prinsip penghargaan
Adalah ungkapan bahasa yang tidak merendahkan orang
sehingga pendengar merasa diperhatikan, dihargai dan dihormati.
g. Prinsip kepantasan
Yaitu ungkapan bahasa yang sesuai dengan tingkat atau status
orang yang mengucapkan dan mendengar.
h. Prinsip ketegasan
Adalah ungkapan tidak bertele-tele, dan sesuai dengan
keharusannya.
i. Prinsip kedermawanan
Adalah ungkapan bahasa yang mengandung penghargaan
kepada orang lain.
j. Prinsip kehati-hatian
Adalah ungkapan bahasa yang mempertimbangkan pesan dan
caranya sehingga terhindar dari kesalahan
k. Prinsip kebermaknaan
Yaitu ungkapan bahasa yang berisi atau mengandung arti,
bukan omong kosong.
27
B. Bahasa Sebagai Alat Komunikasi
1. Pengertian Bahasa
Bahasa sebagai alat komunikasi secara historis telah diungkapkan
pada saat penciptaan manusia pertama (Adam). Pada saat itu Allah
mengajarkan Adam untuk berbahasa sebagaimana diungkapkan dalam al-
Quran surat al-Baqarah ayat 31.24
Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar!" (QS. Al-Baqarah: 31).
Pada ayat di atas terungkap bahwa yang pertama kali Allah ajarkan
kepada Adam adalah bahasa, untuk mengungkapkan isi pikiran, lalu Adam
dapat menyebutkan benda-benda dengan simbol-simbol bahasa.
Keunikan manusia sebenarnya bukanlah terletak pada kemampuan
berpikirnya melainkan terletak pada kemampuan berbahasa. Manusia
dapat berpikir dengan baik karena dia mempunyai bahasa, tanpa bahasa
maka manusia tidak akan dapat berpikir secara rumit dan abstrak seperti
yang dilakukan dalam kegiatan ilmiah. Demikian juga tanpa bahasa kita
tidak dapat mengkomunikasikan pengetahuan kita kepada orang lain.
Bahasa memungkinkan manusia berpikir secara abstrak dimana obyek-
obyek yang faktual ditransformasikan menjadi simbol-simbol bahasa yang
bersifat abstrak. Dengan adanya transformasi ini maka manusia dapat
berpikir mengenai sesuatu obyek tertentu meskipun obyek itu secara
faktual tidak ditempat dimana kegiatan berpikir itu dilakukan. Adanya
simbol bahasa yang bersifat abstrak ini memungkinkan manusia untuk
24 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, (Bandung: CV. Penerbit
Jamanatul Ali Art (J-Art), 2004), hlm. 17.
28
memikirkan sesuatu secara berlanjut. Demikian juga bahasa memberikan
kemampuan untuk berpikir secara teratur dan sistematis. Transformasi
obyek faktual menjadi simbol abstrak yang diwujudkan lewat
perbendaharaan kata-kata ini dirangkaikan oleh tata bahasa untuk
mengemukakan suatu jalan pemikiran atau ekspresi perasaan. Kedua aspek
ini yakni aspek informatif dan emotif keduanya tercermin dalam bahasa
yang kita pergunakan artinya kalau kita berbicara pada hakikatnya
informasi yang kita sampaikan mengandung unsur-unsur emotif, demikian
juga kalau kita menyampaikan perasaan maka ekspresi itu mengandung
unsur-unsur informatif.25
Bahasa adalah alat bagi seseorang untuk mengemukakan gagasan,
idealisme, dan keinginan-keinginan kepada orang lain.26
Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan yang arbitrer yang dipakai
oleh anggota masyarakat bahasa untuk berkomunikasi dan berinteraksi
antar sesamanya, berlandaskan pada budaya yang mereka miliki
bersama.27
Lebih lanjut lagi menurut Alex Sobur bahasa adalah sistem simbol
bunyi bermakna dan ber artikulasi dihasilkan oleh alat ucap yang bersifat
arbiter dan konvensional yang dipakai sebagai alat komunikasi oleh
sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan fikiran.28
Bahasa dapat kita cirikan sebagai rangkaian bunyi dalam hal ini
kita mempergunakan bunyi sebagai alat untuk berkomunikasi, komunikasi
dengan mempergunakan bunyi ini juga disebut komunikasi verbal dan
manusia yang bermasyarakat dengan alat komunikasi bunyi disebut
masyarakat verbal. Bahasa merupakan lambang dimana rangkaian bunyi
25 Yuyun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, (Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan, 1996), hlm. 171- 173. 26 Monty P. Satiadarma, Persepsi Orang Tua Membentuk Perilaku Anak.( Jakarta:
Pustaka Populer Obor, 2001), hlm. 96. 27 Soejono Dardjowidjojo, Psikolinguistik; Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia,
(Jakarta: Pustaka Obor, 2001), hlm. 96. 28 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2003), hlm.
274.
29
ini membentuk suatu arti tertentu. Rangkaian bunyi yang kita kenal
sebagai kata melambangkan suatu obyek tertentu.
Manusia mengumpulkan lambang-lambang ini dan menyusun
perbendaharaan kata yang merupakan akumulasi pengalaman dan
pemikiran mereka. Inilah yang menyebabkan bahasa terus berkembang
yakni karena disebabkan pengalaman dan pemikiran manusia yang juga
berkembang. Bahasa diperkaya oleh seluruh lapisan masyarakat yang
mempergunakan bahsa tersebut; para ilmuan, para pendidik, ahli politik,
remaja dan lain-lain. Yang paling menonjol biasanya para remaja yang
memperkaya perbendaharaan bahasa dengan semangat mereka yang
kreatif dan lugu. Adanya lambang- lambang itu memungkinkan manusia
dapat berpikir dan belajar dengan lebih baik. Jadi dengan bahasa bukan
saja manusia dapat berpikir dengan teratur namun juga dapat
mengkomunikasikan apa yang sedang dia pikirkan kepada orang lain,
dengan bahasa juga kita dapat mengekspresikan sikap dan perasaan kita.29
Menurut Ronald Wardhaugh dalam bukunya “Introduction to Linguistics” Language is a system of arbitrary vocal symbol used for human communication. Language is contain two system, system of sound and system of meaning. Only certain sounds are use by speaker of any language and only certain combinations of these sounds are possible. Language as arbitrary that means that we cannot predict exactly which specific feature we will find in a particular language if we are an familiar with that language or with related language, language as vocal. The term vocal in the definition refers to the fact that the primary medium of language is sound and it is sound for all language, no matter how well developed are their writing system. Language as symbol. The term symbol in the definition refers to the fact that there no connection or at least in a few cases only a minimal connection between the sounds that people use and the objects to which these sounds refer. Language as human in the definition refer to the fact that the kinds of system that interests us is possessed only by human being and is very different from the communication system that other form of live possess. Language is communication. Language is use for
29 Yuyun S. Suriasumantri, op.cit., hlm. 175-177.
30
communication. Language allow people to say things to each other and express their communicative needs.30
Berdasarkan definisi di atas dapat dipahami bahwa:
a. Bahasa adalah sebuah sistem dari symbol vocal arbitrer yang
digunakan untuk komunikasi manusia.
b. Bahasa terdiri dari 2 sistem yaitu sistem bunyi dan sistem makna,
hanya bunyi tertentu yang digunakan oleh pembicara dari beberapa
bahasa dan hanya gabungan tertentu dari suara atau bunyi ini yang
mungkin.
c. Bahasa sebagai arbitrary atau sekehendak hati, ini berarti bahwa kita
tidak dapat memperkirakan dengan tepat tanda-tanda khusus. Kita
dapat menemukan dalam sebuah bahasa kalau kita tidak paham dengan
bahasa itu atau dengan sebuah hubungan bahasa.
d. Bahasa sebagai vokal, dalam pengertiannya kembali kepada kenyataan
bahwa perantara pokok dari bahasa adalah suara dan itu adalah suara
untuk semua bahasa, bukan soal seberapa baik perkembangan sistem
penulisan bahasa.
e. Bahasa sebagai simbol, dalam pengertiannya kembali kepada
kenyataan bahwa tidak ada hubungan atau dalam beberapa hal hanya
sedikit hubungan di antara suara yang orang-orang gunakan dan objek
dimana suara ini kembali.
f. Bahasa sebagai milik manusia, kata “milik manusia” dalam
pengertiannya kembali pada kenyataan bahwa macam-macam sistem
yang menarik minat kita adalah dimiliki oleh manusia dan sangat
berbeda dari sistem komunikasi yang merupakan bentuk lain dari milik
kehidupan.
g. Bahasa sebagai komunikasi. Bahasa digunakan untuk komunikasi,
dengan bahasa seseorang bisa mengatakan sesuatu kepada orang lain
dan mengekspresikan kebutuhan komunikasi mereka.
30 Ronald Wardhaugh, Introduction to Linguistics, (United State of America: Mc. Graw
Hill Book Company, 1972), hlm. 3-5.
31
Berdasarkan dari beberapa definisi di atas dapat dipahami bahwa
bahasa adalah suatu sistem, vocal (bunyi ujaran) yang tersusun dari
lambang-lambang mana suka (arbitrary symbols) yang bersifat unik, khas,
dibangun dari kebiasaan-kebiasaan sebagai alat komunikasi yang
berhubungan erat dengan budaya tempat bahasa itu berada.
Bahasa merupakan lambang verbal yang terdiri atas kata-kata yang
paling banyak dipergunakan dalam komunikasi, karena bahasa mampu
menyatakan pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain mengenai
hal yang konkret maupun yang abstrak, dengan bahasa kita mampu
menyatakan peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lalu, sekarang, dan
masa yang akan datang. Dengan bahasa orang dapat menyatakan pikiran
dan perasaan, dengan bahasa seseorang dapat mempengaruhi orang lain,
mengubah sikap pendapat, dan perilaku, dalam bentuk kegiatan mengajak,
membujuk, mengimbau, menasehati ataupun merayu.31 Menurut Rafael
Ragamaram, dengan bahasa manusia memberikan informasi tentang
berbagai hal di masa lampau, dengan bahasa kita bisa menyusuri informasi
tentang berbagai hal di masa lampau, dengan bahasa kita bisa menyusuri
kembali masa lampau dan mempertimbangkan masa depan, dengan
bahasa kita dapat mendiskusikan beberapa hal yang belum pernah kita
lihat. Dengan bahasa kita dapat mengkomunikasikan ide-ide yang abstrak,
dengan bahasa kita dapat mengungkapkan pengalaman menyatakan
kegembiraan dan rasa sakit.32
Teori tentang bahasa berhubungan dengan hakikat bahasa itu.
Menurut Mustakim hakekat bahasa33 ada 4:
a. Bahasa sebagai alat ekspresi diri
Bahasa merupakan sarana untuk mengekspresikan atau
mengungkapkan, segala sesuatu yang mengendap di dalam dunia batin
31 Onong Uchjana Effendy, Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikasi, (Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, 1991), hlm. 71-73. 32 Refael Ragamaran, Manusia dan kebudayaan dalam Perspektif Ilmu Budaya Dasar,
(Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), hlm. 44. 33 Mustakim, Membina Kemampuan Berbahasa, Panduan Ke Arah Kemahiran
Berbahasa, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1994), hlm. 4.
32
seseorang, baik berupa gagasan pikiran, perasaan maupun pengalaman
yang dimilikinya. Dalam hal ini bahasa sebagai alat ekspresi diri,
bahasa seringkali juga digunakan untuk menyatakan keberadaan atau
eksistensi seseorang kepada orang lain. Sehubungan dengan masalah
itu, bahasa sebagai alat ekspresi diri pada dasarnya telah dimiliki oleh
seseorang sejak ia masih berstatus bayi. Segala sesuatu yang dirasakan
dipikirkan, dan dialami, diungkapkan dengan bahasa untuk
meringankan beban batinnya. Dengan demikian sebagai alat ekspresi,
bahasa bukan saja mencerminkan gagasan dan pikiran melainkan juga
mencerminkan perasaan dan perilaku seseorang .
b. Bahasa sebagai alat integrasi dan adaptasi sosial
Sebagai alat integrasi, bahasa memungkinkan setiap penuturnya
merasa diri terikat dengan kelompok sosial atau masyarakat yang
menggunakan bahasa yang sama. Para anggota kelompok sosial itu
dapat melakukan kerja sama dan membentuk masyarakat bahasa yang
sama (speech community), yang memungkinkan mereka bersatu atau
berintegrasi di dalam masyarakat itu. Sementara itu sebagai alat
adaptasi sosial, bahasa memungkinkan seseorang menyesuaikan diri
atau beradaptasi dengan anggota masyarakat lain yang menggunakan
bahasa yang sama. Melalui bahasa yang sama pula, seseorang dapat
mempelajari nilai-nilai budaya dan tradisi suatu perilaku dan tata
krama suatu masyarakat sehingga mereka dapat membaurkan diri ke
dalam masyarakat mereka. Dengan demikian, bahasa merupakan
sarana yang utama jika seseorang ingin menyesuaikan diri dan
membaur ke dalam masyarakat.
c. Bahasa sebagai alat kontrol sosial
Bahasa dapat digunakan untuk mengatur berbagai aktivitas
sosial, merencanakan berbagai kegiatan dan mengarahkannya ke dalam
suatu tujuan yang diinginkan. Bahasa pula yang dapat dipakai untuk
menganalisis dan mengevaluasi berbagai aktivitas yang dilakukan oleh
seseorang. Segala kegiatan atau aktivitas dapat berjalan dengan baik
33
apabila diatur dengan bahasa. Dengan bahasa juga kita dapat
memberikan perintah atau instruksi kepada seseorang untuk
melakukan suatu aktivitas melarang suatu aktivitas. Dengan kata lain,
sebagai alat kontrol sosial, bahasa dapat dimanfaatkan untuk
mengontrol segala aktivitas yang dilakukan oleh manusia.
d. Bahasa sebagai alat komunikasi
Sebagai alat komunikasi, bahasa digunakan oleh anggota
masyarakat penuturnya untuk menjalin hubungan dengan anggota
masyarakat yang lain yang mempunyai kesamaan bahasa. Hubungan
atau komunikasi dapat dilakukan secara perseorangan atau secara
berkelompok. Lebih lanjut komunikasi juga memungkinkan seseorang
bekerja sama dengan orang lain, membentuk kelompok atau bahkan
membentuk suatu masyarakat untuk mencapai kepentingan bersama.
Dengan kata lain, sebagai alat komunikasi, bahasa dapat dipergunakan
sebagai sarana untuk menjamin kerjasama dengan pihak lain. Baik
untuk kepentingan, perseorangan, kelompok maupun kepentingan
bersama.34
Bahasa dalam pandangan pendidikan umum merupakan alat
komunikasi yang lebih memperhatikan aspek kegunaan (use), makna
(meaning), simbol (symbol), dan komunikasi (communication). Segi
kegunaan bahasa disini penekanannya terletak pada komunikasi secara
baik dan bermakna. Pendidikan khususnya sekolah dituntut untuk
memiliki kemampuan mendidik dan mengembangkan etika berbahasa
santun agar siswa dapat berkomunikasi dengan lebih baik.
Bagaimanapun berbahasa yang baik merupakan cermin kepribadian
yang baik. Bahasa dalam kaitan dengan nilai dan norma, baik budaya,
sosial, maupun agama merupakan bagian dari pendidikan umum.
Sekolah adalah institusi pendidikan yaitu tempat dimana
pendidikan itu berlangsung. Pendidikan sekolah adalah proses belajar
mengajar atau proses komunikasi edukatif antar guru dan murid.
34 Ibid, hlm. 5-6.
34
Dilihat dari pandangan sosial, sekolah merupakan institusi sosial yang
tidak berdiri sendiri. Sebagai institusi sosial sekolah berada dalam
lingkungan institusi sosial lainnya dalam masyarakat. sekolah
bukanlah tempat yang steril dari pengaruh luar sekolah. Siswa datang
dari keluarga dan masyarakat demikian pula guru, karyawan, dan
kepala sekolah. Oleh karena itu sekolah tidak bisa dipisahkan dari
masyarakat. sebagai institusi sosial sekolah memiliki peranan dan
fungsi tersendiri. Sekolah berperan membimbing dan mengarahkan
siswa untuk mengenal, memahami dan mengaktualisasi pola hidup
yang berlaku dalam masyarakat. Orang yang baik ditengah masyarakat
merupakan figur yang diidolakan untuk dicontoh siswa. Nilai- nilai
moral dan etika yang berkembang dan dipelihara dalam masyarakat
dikenalkan kepada siswa agar mereka dapat melaksanakannya dalam
kehidupan sehari- hari. Nilai moral dan etika kesopanan menjadi acuan
untuk dapat dilakukan siswa baik dalam bentuk ucapan maupun
perbuatan. Dengan demikian sekolah pada hakikatnya adalah institusi
yang mewariskan dan melestarikan nilai-nilai moral yang dipegang
masyarakatnya.35
Menurut Deddy Mulyana ada 3 fungsi bahasa36 yaitu :
a. Penamaan (naming/labeling)
Penamaan atau penjulukan merujuk pada usaha mengidentifikasi
obyek, tindakan atau orang dengan menyebut namanya sehingga dapat
dirujuk dalam komunikasi.
b. Interaksi
Hal ini menekankan berbagai gagasan dan emosi, yang dapat
mengundang simpati dan pengertian atau kemarahan dan kebingungan.
35 Sofyan Sauri, op.cit., hlm. 44-45. 36 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2005), hlm. 243.
35
c. Transmisi informasi
Melalui bahasa informasi dapat disampaikan kepada orang lain.
Kita menerima informasi setiap hari, sejak bangun tidur hingga tidur
kembali, dari orang lain, baik secara langsung atau tidak (melalui
media massa).
Abdul Muin dalam bukunya “Analisis Kontrastif, Bahasa Arab dan
Bahasa Indonesia (Telaah terhadap Fonetik dan Morfologi)” juga
menjelaskan lebih lanjut bahwa fungsi bahasa sesuai dengan taraf
perkembangan dan kemajuan peradaban manusia dibedakan atas:37
a. Bahasa adalah alat komunikasi antar orang-orang dan bangsa-bangsa.
b. Bahasa adalah alat untuk menyatakan perasaan, keinginan, dan
pikirannya.
c. Bahasa adalah alat berfikir ide (gagasan) setelah dituangkan dalam
kata-kata dan kalimat-kalimat yang diucapkan atau dicatat dengan
simbol-simbol (tulisan), baru mempunyai bentuk yang ada wujudnya.
d. Bahasa adalah alat untuk meyakinkan orang lain akan adanya
informasi, baik secara lisan maupun tulisan.
e. Bahasa sebagai lambang agama.
f. Bahasa merupakan pendukung yang mutlak bagi keseluruhan,
pengetahuan manusia, tidak ada suatu pengetahuan yang dapat
disampaikan dengan efisien kecuali lewat bahasa.
g. Bahasa dapat menjadi alat pemersatu.
2. Bahasa sebagai alat komunikasi
Komunikasi adalah proses penciptaan makna antara 2 orang atau
lebih lewat penggunaan simbol-simbol atau tanda-tanda.38
Komunikasi adalah suatu proses penyaluran informasi, ide,
perasaan, penjelasan, pertanyaan, dari orang ke orang atau dari kelompok
37 Abdul Muin, Analisis Kontrastif, Bahasa Arab dan Bahasa Indonesia (Telaah terhadap
Fonetik dan Morfologi), (Jakarta: Pustaka al Husna Baru, 2004), hlm. 26-27. 38 Deddy Mulyana, Nuansa-Nuansa Komunikasi (Meneropong Politik dan Budaya
Komunikasi Masyarakat Kontemporer), (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 49.
36
ke kelompok. Komunikasi adalah proses interaksi antara orang atau
kelompok ke kelompok untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang-
orang atau kelompok-kelompok dalam suatu interaksi.39
Bahasa dan komunikasi merupakan 2 hal yang tidak dapat
dipisahkan sehingga Al-Wasilah menyebutkan bahwa hakikat bahasa
adalah komunikasi dan komunikasi merupakan alat untuk berinteraksi.
Karakteristik yang ditarik dari teori-teori bahasa sebagai komunikasi40
adalah sebagai berikut:
b. Bahasa adalah sistem untuk mengungkapkan makna
c. Fungsi utama bahasa adalah untuk interaksi dan komunikasi
d. Struktur bahasa mencerminkan kegunaan fungsional dan
komunikasinya
e. Unit utama bahasa tidak hanya berupa karakteristik gramatikal dan
strukturnya tetapi juga kategori makna fungsional dan komunikatif.
Menurut Andi Abdul Muis, komunikasi adalah:41
a. Proses penyampaian pesan antara 2 orang atau lebih
b. Proses penyampaian lambang-lambang yang mempunyai arti
c. Tindakan membagi informasi atau pengetahuan
d. Proses yang oleh satu individu (komunikator) dikirim stimulasi
(biasanya verbal) untuk mengubah perilaku individual (komunikan).
Dalam komunikasi terdapat beberapa unsur diantaranya42:
1. Komunikator, dalam hal ini dapat berwujud antara lain orang yang
berbicara, orang yang menulis, orang yang sedang menyiarkan berita
di TV dan lain- lain.
2. Pesan atau message yang disampaikan oleh komunikator, yang dapat
berwujud pengetahuan, pemikiran, ide, sikap dan sebagainya. Pesan in
berkaitan dengan lambang- lambang yang mempunyai arti.
39 O. Uchiyana, Ilmu Teori, dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditya Bhakti, 1993), hlm. 27.
40 Al Wasilah, Pengajaran Bahasa Komunikatif Teori-teori dan Praktik, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1996), hlm.16-19.
41 Andi Abdul Muis, op.cit., hlm. 52. 42 Bimo Walgito, op.cit., hlm. 76.
37
3. Media atau saluran, merupakan perangkat yang digunakan untuk
menyampaikan pesan dari komunikator. Ini yang sering disebut media
komunikasi dapat berwujud media komunikasi cetak dan non cetak,
dapat verbal dan non verbal.
4. Penerima pesan atau komunikan. Ini dapat berupa seorang individu,
dapat juga sekelompok individu. Komunikan ini dapat berbentuk
antara lain sebagai pendengar, penonton, ataupun pembaca.
Unsur komunikasi menurut Deddy Mulyana dan Jalaluddin
Rakhmat ada 8 yaitu:43
a. Sumber (source)
Orang yang mempunyai suatu kebutuhan untuk berkomunikasi
b. Penyandian (encoding)
Suatu kegiatan internal seseorang untuk memilih atau merancang
perilaku verbal dan non verbal yang sesuai dengan aturan-aturan tata
bahasanya dan sintaksis guna menyampaikan pesan.
c. Pesan
Adalah apa yang harus sampai dari sumber ke penerima bila sumber
bermaksud mempengaruhi penerima, suatu pesan terdiri dari lambang-
lambang verbal atau non verbal yang memiliki perasaan dan pikiran
sumber pada suatu saat dan tempat tertentu.
d. Saluran (channel)
Alat untuk memindahkan pesan dari sumber ke penerima. Suatu
saluran adalah alat fisik yang memindahkan pesan dari sumber ke
penerima.
e. Penerima (receiver)
Orang yang menerima pesan dan sebagai akibatnya menjadi
terhubungkan dengan sumber pesan.
43 Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat, Komunikasi antar Budaya : Panduan Berkomunikasi dengan Orang-orang Berbeda Budaya, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 14-15.
38
f. Decoding
Proses internal penerima dan pemberian makna kepada perilaku
sumber yang mewakili perasaan dan pikiran sumber.
g. Respons penerima
Apa yang penerima lakukan setelah ia menerima pesan.
h. Umpan balik
Informasi yang tersedia pada sumber yang memungkinkan menilai
keefektifan, komunikasi yang dilakukannya untuk mengadakan
penyesuaian atau perbaikan dalam komunikasi selanjutnya.
Komunikator sebagai penyampai pesan perlu menyampaikan pesan
dengan baik agar pesan dapat dimengerti oleh penerima pesan atau
komunikan. Pesan yang datang dari komunikator yang berupa lambang-
lambang atau isyarat itu kemudian dapat diterima dan dimengerti dan
selanjutnya ditanggapi oleh komunikan. Tanggapan atau reaksi dari
komunikan ini penting, karena ini merupakan umpan balik atau feed back
yang menunjukkan bagaimana pesan itu diterima oleh komunikan. Dengan
demikian dapat dikemukakan proses komunikasi itu berlangsung sebagai
berikut: 44
1. Komunikator memberikan pesan kepada komunikan
2. Komunikan menerima pesan tersebut
3. Tercapainya pengertian bersama mengenai pesan
Proses komunikasi beroperasi dalam konteks sosial yang orang-
orangnya berinteraksi satu sama lain. Fungsi sosial komunikasi antar
pribadi mengandung beberapa aspek diantaranya:45
a. Manusia berkomunikasi untuk mempertemukan kebutuhan biologis
dan psikologis
Tanpa mengadakan interaksi sosial, maka seseorang gagal dalam
hidupnya atau mungkin hidup dalam angan-angan. Kebutuhan biologis
44 Bimo Walgito, op.cit., hlm 76-77. 45 Alo Liliwer, Perspektif Teoritis Komunikasi antar Pribadi, (Bandung: PT. Citra Adity
Bakti, 1994), hlm. 27-28.
39
dan psikologis harus seimbang melalui komunikasi antar pribadi,
setiap manusia berusaha mencari dan melengkapi kebutuhannya.
b. Manusia berkomunikasi untuk memenuhi kewajiban sosial
Setiap orang terikat dalam suatu sistem nilai dan norma yang
berlaku dalam masyarakat seperti ia wajib secara sosial berhubungan
dengan orang lain. Norma dan nilai telah mengatur kewajiban-
kewajiban tertentu secara sosial dalam berkomunikasi sebagai suatu
keharusan yang tidak dapat dielakkan.
c. Manusia berkomunikasi untuk mengembangkan hubungan timbal balik
Dalam setiap perkenalan pertama dengan orang lain, setiap
orang berusaha menutup diri beberapa waktu dan mencari peluang
kesempatan berkenalan. Barangkali pada saat pertama bentuk tindakan
sosial yang terjadi hanyalah berinteraksi biasa akibat basa-basi
pergaulan. Kemudian meningkat dalam suatu relasi sosial ekonomi,
bisnis dan di antara mereka.
d. Manusia berkomunikasi untuk meningkatkan mutu atau merawat mutu
diri sendiri.
Seseorang yang terus menerus berkomunikasi dengan lugas,
segar, terbuka, saling bertukar pikiran dan perasaan. Sampai pada
tahap psikologi maka ia akan mengubah dirinya sendiri dan mengubah
keadaan kesehatan jiwa seseorang yang berkomunikasi dengannya.
e. Manusia berkomunikasi untuk menangani konflik
Pertentangan antar manusia, terutama antar pribadi merupakan
kenyataan hidup yang tidak dapat dihindari. Melalui komunikasi antar
pribadi konflik dapat dihindari karena telah terjadi pertukaran pesan
dan kesamaan makna tentang suatu makna tertentu
C. Tata Bahasa Arab Dan Bahasa Inggris
Bahasa Arab mempunyai kedudukan tersendiri dibanding dengan
bahasa-bahasa lainnya. Pentingnya kedudukan tersebut semakin hari semakin
meningkat mengingat faktor-faktor sebagai berikut:
40
1. Bahasa arab merupakan bahasa al-Qur’an
Setiap muslim yang ingin membaca dan memahami al-Qur’an
harus bisa bahasa arab
2. Bahasa arab merupakan bahasa dalam shalat
Setiap muslim yang akan melaksanakan ibadah shalat hendaklah
menggunakan bahasa arab. Bahasa arab sangat erat kaitannya dengan
pokok-pokok dari rukun Islam.
3. Bahasa arab merupakan bahasa al hadist
Seorang muslim yang ingin membaca al hadist dan memahaminya
hendaklah dia mengetahui bahasa arab.
4. Banyaknya jumlah penutur bahasa arab
Bahasa arab digunakan sebagai bahasa pertama di 22 negara arab.
Dan dijadikan bahasa kedua pada sebagian negara-negara islam. Ini
berarti bahwa sepertujuh negara-negara di dunia menjadikan bahasa arab
sebagai bahasa pertamanya.46
Kata dalam bahasa Arab ada 3 macam yaitu isim, fi’il, dan huruf. Isim
dapat dibedakan dalam beberapa aspek diantaranya47:
1. Dilihat dari jenisnya ada 2
• Isim mudzakar seperti
تلمبذ• Isim muannas ada 2 kategori
o Muannas hakiki, seperti
فاطمةo Muannas majazi, seperti
صورة
46 Muhammad Ali Al Khuliy, Model Pembelajaran Bahasa Arab, (Bandung: PSIBA,
2002), hlm. 5-6. 47 Abdul Muin, op.cit., Hlm. 92-99.
41
Ada 3 tanda yang menunjukkan bahwa suatu isim itu termasuk
muannas, yaitu
o Ta’ mabutah, seperti
فاطمةo Alif ta’nis maqsurah, seperti
سلمىo Alif ta’nis mamdudah, seperti
حسنا2. Dilihat dari tertentu tidaknya, ada 2
• Isim nakirah, seperti
كتاب• Isim ma’rifat, isim ini meliputi isim dzamir, isim alam (nama), isim
isyaroh (petunjuk), isim mausul, isim yang disertai alif lam, dan isim
yang disandarkan kepada yang ma’rifat, serta munada (yang dipanggil
dengan sengaja).
3. Dilihat dari jumlahnya, ada 3 macam
• Isim mufrat, seperti
على• Isim mustanna, seperti
قلمان• Isim jama’, isim ini dibagi menjadi 3 macam
o Jama’ mudzakkar salim, seperti
مسلمونo Jama’ muannas salim, seperti
مسلماتo Jama’ taksir
صور - صورة
42
o Jama’ qillah adalah kata jama’ yang menunjukkan arti antara
bilangan 3 sampai bilangan 10. maka untuk menjadikannya ada 4
cara, yaitu dengan mengikutkan ketimbangan berikut ini
انفس : افعل اسيان : افعال ارغفة : افعلة قتية : فعلة
o Jama’ kasrah yaitu kata jama’ yang menunjukkan arti mulai 3
sampai tak terhingga. Maka jama’ ini mempunyai 23 timbangan
sebagai berikut.
سدر : فعل ضفو : فعل فذل : فعل قرب : فعل تضاة : فعلة بررة : فعلة درجة : فعلة قتلى : فعلى عذال : فعال عذل : فعل كبود : فعول كعاب : فعال بطان : فعالن فيعان : فعالنءفعال اغنباء : افعالء كرماء : فعائل : فاعلة صواهل : فواعل صحارى : ا فعاىل صحارى : فعاىل جواهر : فعائل كرسى : فعاىل مساعب : افاعل
Fi’il dapat dibedakan dalam beberapa aspek diantaranya:
1. Bila dilihat dari waktu terjadinya perbuatan ada 3 macam: fi’il madi’,
mudhori’, dan amar.
43
• Fi’il madhi adalah kata yang menunjukkan arti dengan sendirinya,
dikaitkan dengan waktu yang telah lampau, seperti
dia telah datang جاء
Fi’il ini menerima ta’ut, ta’nis sakinah dan ta’ dzamir (ta’ fa’il),
seperti
dia (P) telah menulis كتب
saya telah menulis كتب
• Fi’il mudhori’ adalah kata yang menunjukkan arti dalam dirinya yang
dikaitkan dengan waktu yang mengandung arti sekarang, atau waktu
yang akan datang, seperti
dia akan datang جيى
Tanda-tandanya, fi’il ini menerima: sin, saufa, lam, lan,seperti
dia akan datang سيجى
kami akan berkata نقول سوف
• Fi’il amar adalah kata yang menunjukkan tuntutan terjadinya
perbuatan dari fi’il yang mukhattab, tanpa memakai lam amar, seperti
datanglah kamu جى
2. Dilihat dari maknanya, fiil dibagi menjadi 2
• Fi’il muta’addi adalah fiil yang bekasnya melampaui fa’ilnya sampai
kepada maf’ul bih, seperti:
(Thariq telah menaklukkan Andalusia) االندلس طارق فتح
Fiil ada yang muta’addi maf’ul satu, dua dan ada yang sampai 3
seperti:
Saya menulis pelajaran الدرس كتب
Saya memberimu sebuah kitab كتابا عطيتك
Saya memberitahukan kepadanya akan kebenaran صحيحا اياه اعدمته
perkara itu.
44
• Fi’il lazim adalah fi’il yang bekasnya tidak melampaui fa’ilnya dan
fi’il itu tidak melampaui maf’ul bih, tetapi tetap pada fail (pelaku saja),
seperti:
Said telah pergi سعيد ذهب
Khalid telah pergi خالد سافر
Jadi fi’il ini tidak membutuhkan maf’ul bih/objek
3. Bila dilihat dari fa’il (pelakunya) terbagi menjadi 2 yaitu mabni ma’lum
dan mabni majhul
• Fi’il mabni ma’lum adalah fi’il yang fa’ilnya disebutkan di dalam
kalimat seperti:
بعداد املنصور مصر(Khalifah al Mansur membuat Bagdad sebagai kota besar)
• Fi’il mabni mashul adalah fiil yang failnya tidak disebutkan di dalam
kalimat, tetapi fa’ilnya dibuang karena alasan tertentu dan maf’ul bih
menggantikan kedudukan fail yang telah dibuang itu seperti :
اتهد يكرم(Orang yang bersungguh-sungguh itu dimulyakan)
Dalam praktek berbahasa ada kegiatan-kegiatan mendengarkan,
berbicara, membaca dan menulis. Keempat kegiatan ini dalam pengajaran
bahasa dinamakan kemampuan atau kemahiran berbahasa.48
1. Kemahiran menyimak / listening
Kemahiran menyimak / mendengar (االستماع ) atau listening
dapat dicapai dengan latihan-latihan mendengarkan perbedaan-
perbedaan bunyi unsur kata (fonem) dengan unsur kata lainnya
menurut makhraj huruf yang betul, baik langsung dari penutur asli
(native speaker) maupun melalui rekaman-rekaman dari tape, televisi,
48 Team Penyusun Buku Pedoman Bahasa Arab Direktorat Jendral Bimbingan
Masyarakat Islam, Pedoman Pengajaran Bahasa Arab pada PTAI IAIN, (Jakarta: Proyek Pengembangan Sistem Pendidikan Agama Departemen Agama RI, 1976), hlm. 85.
45
film, baik unsur kata yang terpisah dari pemahaman arti maupun bunyi
kata dan kalimat dengan pemahaman arti yang terkandung.
2. Kemahiran berbicara ( احملادثة ) / speaking skill. Latihan-latihan yang diberikan untuk menguasai kemahiran
berbicara adalah merupakan praktek dari apa yang didengar secara
pasif dalam latihan menyimak. Tanpa latihan-latihan lisan secara
intensif sulit dicapai suatu penguasaan bahasa secara sempurna.
3. Kemahiran membaca / reading skill
Membaca merupakan suatu kemahiran yang mencakup dua hal
yaitu:
• Mengenali simbol-simbol tertulis
• Memahami isinya.
Kemahiran membaca disini tergantung kepada penguasaan qawaid/
gramatika bahasa Arab yang meliputi (nahwu dan sharaf) dan
(syntax dan morphology). Disini guru harus mengajarkan dan
mengembangkan pemahaman murid terhadap arti atau isi yang
dibaca dalam bahasa Arab, sehingga murid merasa mudah dan
senang. Kemahiran ini dapat dicapai dengan beberapa cara,
diantaranya guru membekali murid dengan perbendaharaan kata
yang cukup.
4. Kemahiran menulis / writing skill
Kemahiran ini mencakup 3 hal yaitu:
• Kemahiran membentuk alfabet
• Kemahiran mengeja / spelling
• Kemahiran mengarang
(Kemahiran menyatakan pikiran dan perasaan pelajar dalam bentuk
tulisan).49
Tata bahasa inggris terdiri dari 7 bagian yang lazim disebut the sevent
part of speech.yaitu:
49 Ibid, hlm. 127-130.
46
a. Noun
b. Verb
c. Adjective
d. Adverb
e. Preposition
f. Conjunction
g. Pronoun
Penjelasan bagian tersebut adalah sebagai berikut:
1. Noun
Noun adalah kata benda, biasanya didahului oleh :
a. Articles : a, an, the
b. Pronouns : this, these, that those, my, your, his ,her, our, their
c. Numerals : one, two, hundred, etc.
d. Adjectives : happy, big, good, many, much, some, few, little.
Noun dibagi dalam 2 kelompok besar:
a. Countable noun
Adalah kata benda yang dapat dihitung
Example: a company, his driver, our library
Biasanya mendapat tambahan s pada bentuk jamaknya, tetapi ada pula
countable nouns yang bentuk pluralnya:
1) Ditambah es
Bila berakhiran pada huruf desis : s, sh, ch
Example : box – boxes
2) Berubah huruf akhirnya
Example: company – companies
3) Sama dengan singular
Example: Sheep – sheep
4) Berubah sama sekali
Example: mouse – mice
5) Ditambah en
47
Example: ox – oxen
6) Berubah menjadi ves
Example: leaf –leaves
7) Berubah suku kata akhirnya
Example: memorandum – memoranda
b. Uncountable noun
Adalah kata benda yang tidak dapat dihitung.
Example: the air, my hair, the earth, much time
2. Verb
Verb adalah kata yang menunjukkan kegiatan atau kata kerja, verb
itu erat sekali hubungannya dengan subyek dan akan berubah bentuk
sesuai dengan tenses.
a. Reguler verb / verb yang beraturan
Example: To wait – waited – waiting – waited
b. Irregular verb / verb yang tidak beraturan
Example: To speak – spoke – speaking – spoken
c. Auxiliary verb / verba bantu
Example : can, could, may, might, shall, should, etc.
d. Capulas / verb penghubung
Adalah kata yang menghubungkan subjek dengan predikat.
Example : you are a lawyer – to be as capula
3. Adjectives
Adjectives adalah kata keadaan yang memberi keterangan tentang
noun dan mendahului noun itu.
Example:
Hot water
Dark places
Peraturan ini berubah jika ada verb to be / verb tertentu seperti feel,
smell, get, become, turn, taste.
Example:
48
His article is interesting
The weather has become cold
4. Adverb dan Adverbial phrase
a. Adverb adalah kata keterangan, biasanya menerangkan verb /
adjectives dan keterangan itu dapat berupa:
1) Manner / cara
Pada umumnya berakhiran ly dan menjawab pertanyaan how. Ada
beberapa adverb of manner yang tidak berakhiran ly, yaitu well,
fast, hard.
Example: He did well in his examination
2) Place / tempat
Yang menjawab pertanyaan, where
Example: I did not see him there.
3) Time / waktu
Yang menjawab pertanyaan when,
Example: please send this letter now
4) Frequency
Menunjukkan seringnya kegiatan dikerjakan, yang menjawab
pertanyaan how often, yaitu: some times, often, rarely, seldom,
ever, never, usually, just, etc.
Pemakaiannya ialah:
a) Di depan / sebelum verb
Example : She has often explained that to me
b) Di belakang / sesudah auxiliary verb yang pertama
c) Di belakang / sesudah to be dan kadang-kadang sebelum to be
untuk memberi tekanan
Example: The bus is generally late
5) Degree
Adverb ini letaknya di muka suatu adjective / adverb lain dan
menunjukkan tingkat 2 adjective / adverb lain yang disertainya.
Adverb of degree yaitu quite, too, very, pretty, etc.
49
Example: You can never to be too careful in watching infants
6) Adverbial phrase
Adalah kelompok kata. Kalimat tidak lengkap yang menerangkan
verb. Adjective/adverb. Keterangan itu dapat berupa manner time
dan frequency.
Example:
Adverb Adverbial phrase
Tono drives carefully Tono drives with care
5. Preposition / kata depan
Ditempatkan sebelum noun, pronoun dan sesudah verb. Contoh
preposition seperti above, after, at, before, behind, below, beside,
between, etc.
Example: He looked at my children
6. Conjunction
Adalah kata penghubung seperti and, or, but, so, yang tugasnya
menghubungkan kata-kata, kelompok kata, kalimat-kalimat sejenis (and,
or), tidak sejenis (but) akibat kalimat pertama.
7. Pronoun / kata ganti noun, dapat berupa
a. Personal pronoun / kata ganti orang yang dapat berfungsi sebagai
subyek.
Example : I, you, he, she, it, we, you, they.
b. Direct object / pelengkap penderita
Example:
I – me it – it
You – you we – us
He – him you – you
She – her they – them
c. Indirect object/pelengkap penyerta biasanya to atau for
Example: this experiment is very interesting for him
d. Possessive pronoun / kata ganti punya
• Diikuti oleh noun
50
I – my it – our
You – your we – you
He – his you – their
She – her they – it
Example: This is my book
• Tidak diikuti noun
I – mine it – its
You – yours we – our
He – his you – yours
She – hers they – theirs
Pola-Pola Dasar Bahasa Inggris
Menurut Green Bum dan Quirk (1990), bahasa Inggris mempunyai
setidaknya 7 pola dasar yang membentuk kalimat-kalimatnya. Pola-pola itu
adalah sebagai berikut:50
1. Subyek – verba
Example :
The cat sleeps S V
2. Subyek – verba – objek
Example :
He eats hamburger S V O
3. Subyek – verba – complement (yang bisa berbentuk nomina dan adjective)
Example:
• He seems happy S V adjective
• They are engineers S V nomina
4. Subyek – verba – adverbia (kata keterangan waktu / tempat)
Example:
50 Istiarto Djimandono, Membaca Taktis Lewat Penguasaan Pola-pola Umum Bahasa
Inggris, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004), hlm. 5-7.
51
She sleeps in this room S V adv. tempat
5. Subyek – verba – obyek langsung – obyek tak langsung
Example:
Hamed gives her the dool
S V objek langsung objek tak langsung
6. Subyek – verba – that – klausa
The students thought that the teacher had told them to come at twelve o’clock S1 V that S2 V2 O adv. waktu
7. Subyek – verba – WH – klausa
- I will start when you are ready S1 V1 WH S2 V2 adjectiva
- They wonder what their friend has been writing S1 V1 WH S2 V2
D. Kajian Penelitian Yang Relevan
Sebelum melakukan penelitian ini, penulis mengadakan kajian
terhadap penelitian yang sudah ada. Sejauh ini penulis belum pernah
menemukan penelitian yang mengkaji tentang permasalahan yang persis sama
dengan permasalahan yang penulis kaji. Walaupun demikian terdapat
beberapa penelitian yang bahasannya berhubungan dengan permasalahan yang
penulis bahas. Untuk lebih jelasnya, berikut ini penulis sebutkan beberapa
peneliti dan hasil penelitiannya, diantaranya adalah:
Skripsi berjudul “Peranan Bahasa Pengantar Dalam Pencapaian
Pendidikan Akhlak Pada Anak” yang ditulis oleh saudari Siti Alimah dengan
nim: (3199144) dalam skripsi ini dijelaskan bahwa bahasa adalah aspek yang
paling penting dalam pendidikan anak dan dapat mempengaruhi akhlaknya
(akhlak mahmudah atau mazmumah ), untuk itu hendaknya para pendidik
terutama orang tua, berhati-hati dalam menggunakan bahasanya, karena
bahasa yang berungsur positif, menumbuhkan motifasi sehingga anak yang
terbiasa menerima ungkapan yang baik, nyaman,sopan maka anak akan
52
memiliki persepsi yang baik pula dalam hidupnya, tidak mudah buruk sangka
sehingga tercipta kehidupan yang harmonis.51
Skripsi berjudul “Nilai-Nilai Akhlak Dalam Q.S Al Hujurat Ayat 2-3
Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam” yang ditulis oleh saudara
Sam’ali (311345) dalam skripsi ini dijelaskan bahwa akhlak dalam
pendidikan islam berperan penting khususnya dalam proses belajar mengajar
(PBM). Akhlak merupakan faktor yang ikut menentukan keberhasilan
pencapaian hasil belajar oleh anak didik (siswa). Anak didik (siswa atau
murid) diharuskan bersikap sopan santun (berakhlakul karimah) kepada
pendidik (guru), diantaranya berbicara sopan, tidak berbicara lantang, tidak
memotong perkataan pendidik (guru), dengan tujuan agar terjalin komunikasi
antara anak didik (siswa) dan pendidik (guru) setelah komunikasi itu terjalin
diharapkan pencapaian tujuan belajar dapat berhasil dan usaha membina anak
didik (siswa) menjadi manusia berakhlakul karimah (manusia yang
mempunyai akhlak yang baik), disiplin, tanggung jawab dan kreatif tercipta.52
Skripsi berjudul “ Etika Sosial Dalam Surat Al-Hujurat Ayat 2-3 Dan
Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam” yang ditulis oleh saudari Rohimah
(3101350), dalam skripsi ini dijelaskan etika sosial merupakan suatu
kewajiban dan tanggung jawab manusia sebagai anggota umat manusia.
Disana disebutkan bahwa etika sosial berhubungan dengan seseorang serta
bagaimana caranya bersikap antar sesama berperilaku dalam masyarakat dan
lingkungan sekitarnya. Dalam hal ini penting adanya beretika yang baik,
bersikap,bertutur kata yang baik atau santun.53
Berdasarkan tinjauan kepustakaan yang peneliti deskripsikan diatas,
peneliti akan gunakan sebagai rujukan dalam meneliti tentang sikap santun
51 Siti Alimah (3199144), “ Peranan Bahasa Pengantar Dalam Pencapaian Pendidikan
Akhlak Pada Anak”, Skripsi ( Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah 2005)
52 Sam’ali (311345), “Nilai-Nilai Akhlak Dalam Q.S Al Hujurat Ayat 2-3 Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam” , Skripsi ( Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah 2006)
53 Rohimah (3101350), ” Etika Sosial Dalam Surat Al-Hujurat Ayat 2-3 Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam” , Skripsi ( Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah 2006)
53
berbahasa (arab dan inggris) dan implikasinya terhadap kehidupan santri di
Pondok Pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal
E. Pengajuan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.54
Hipotesis merupakan jawaban masalah penelitian yang secara teoritis
dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya.55
Sedangkan menurut Sutrisno Hadi, hipotesis adalah dugaan mungkin benar
dan mungkin salah, dia akan ditolak jika salah dan diterima jika faktanya
membenarkan.56
Berdasarkan deskripsi di atas dapat dirumuskan, hipotesis sebagai
berikut:
1. Terdapat pengaruh positif yang ditimbulkan dari sikap santun berbahasa
Arab terhadap kehidupan sosial santri di pondok pesantren Darul Amanah.
Kabunan Sukorejo Kendal.
2. Terdapat pengaruh positif yang ditimbulkan dari sikap santun berbahasa
Inggris terhadap kehidupan sosial santri di pondok pesantren Darul
Amanah. Kabunan Sukorejo Kendal.
3. Terdapat pengaruh positif yang ditimbulkan dari sikap santun berbahasa
Arab dan sikap santun berbahasa Inggris secara bersama-sama terhadap
kehidupan sosial santri di pondok pesantren Darul Amanah Kabunan
Sukorejo Kendal.
54 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), hlm. 64. 55 Ibid. hlm 64. 56 Sutrisno Hadi, Metode Research, Jilid I, (Yogyakarta: FP UGG, 1983), hlm. 53.
54
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan sesuatu yang besar manfaatnya bagi
penulis yang akan memberikan arahan dasar yang penulis teliti, sehingga akan
memudahkan penulis untuk mengerjakan dan mencari data sebagai langkah
permasalahan.
Adapun tujuan yang ingin penulis capai dalam penulisan skripsi ini
adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh sikap santun berbahasa Arab terhadap
kehidupan sosial santri di Pondok Pesantren Darul Amanah.
2. Untuk mengetahui pengaruh sikap santun berbahasa Inggris terhadap
kehidupan sosial santri di Pondok Pesantren Darul Amanah.
3. Untuk mengetahui pengaruh antara sikap santun berbahasa Arab dan sikap
santun berbahasa Inggris secara bersama-sama terhadap kehidupan sosial
santri di Pondok Pesantren Darul Amanah.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Guna memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka
penelitian ini dilaksanakan sebagai berikut :
Waktu : 30 Hari.
Tempat : Pondok Pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal.
C. Variabel Penelitian
Variabel dapat diartikan sebagai sesuatu yang akan menjadi obyek
pengamatan, penelitian, sering kali dinyatakan variabel penelitian sebagai
faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti.1
1 Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993),
hlm. 72.
55
Adapun variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Variabel pengaruh / independent
Yang menjadi variabel pengaruh dalam penelitian ini adalah
a. Sikap santun berbahasa Arab dengan 3 aspek dengan indikator sebagai
berikut :
1. Kognitif
o Pemahaman tentang tata bahasa arab
o Pengetahuan tentang kata-kata santun dalam bahasa arab
2. Afektif
o Penerimaan terhadap santun berbahasa arab
3. Konatif
o Perilaku santun berbahasa Arab
o Penggunaan santun berbahasa Arab
b. Sikap santun berbahasa Inggris dengan 3 aspek dengan indikator
sebagai berikut :
1. Kognitif
o Pemahaman tentang tata bahasa Inggris
o Pengetahuan tentang kata-kata santun dalam bahasa Inggris
2. Afektif
o Penerimaan terhadap santun berbahasa Inggris
3. Konatif
o Perilaku santun berbahasa Inggris
o Penggunaan santun berbahasa Inggris
2. Variabel terpengaruh / dependent
Variabel yang menjadi variabel terpengaruh dalam penelitian ini
adalah kehidupan sosial santri dengan indikator sebagai berikut :
1. Komunikasi dengan ustadz dan ustadzah.
2. Komunikasi dengan santri.
56
D. Metode Penelitian
Penentuan metode dalam skripsi ini ditentukan oleh jenis penelitian,
tempat dan waktu penelitian, subyek penelitian, populasi, sampel, metode
pengumpulan data dan analisis data yang dipergunakan.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
survei dengan menggunakan analisis korelasional.
Metode korelasi berkaitan dengan pengumpulan data untuk
menentukan ada atau tidaknya hubungan antara 2 variabel atau lebih dan
seberapakah tingkat hubungannya atau tingkat hubungan dinyatakan sebagai
suatu koefisien korelasi.2Sedangkan teknik analisis korelasional adalah teknik
analisis statistik mengenai hubungan antara 2 variabel atau lebih.
Teknik analisis korelasional ini memiliki 3 macam tujuan3 yaitu :
1. Ingin mencari bukti atau berdasarkan pada data yang ada, apakah memang
benar antara variabel yang satu dengan yang lain terdapat hubungan atau
korelasi.
2. Ingin menjawab pertanyaan, apakah antara variabel itu atau jika memang
ada hubungannya, termasuk hubungan yang kuat, cukup atau lemah.
Adapun dalam penelitian ini, metode korelasi digunakan untuk
mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel sikap santun berbahasa
Arab dan sikap santun berbahasa Inggris secara bersama-sama terhadap
kehidupan sosial santri di Pondok Pesantren Darul Amanah.
3. Ingin memperoleh kejelasan dan kepastian, apakah hubungan antar
variabel itu merupakan hubungan yang berarti atau meyakinkan
(signifikan) ataukah hubungan yang tidak berarti atau tidak meyakinkan.
2 Anas Sudiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995),
hlm. 175. 3 Ibid., hlm. 175-176.
57
E. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi dan Sampel
Populasi adalah merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas
obyek/ subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.4 Sedangkan sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.5
Suharsimi Arikunto membatasi apabila subyeknya kurang dari
100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan
penelitian populasi, selanjutnya, apabila jumlah subyeknya besar, dapat
diambil 10%-15% atau 20%-25% atau lebih.6
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh santri mukim putra
dan putri Pondok Pesantren Darul Amanah yang berjumah ± 676 santri.
Pengambilan subyek penelitian didasarkan pada kriteria sebagai berikut:
1. Telah tinggal di pesantren selama 1 tahun. kriteria ini didasarkan
pertimbangan bahwa selama jangka waktu satu tahun seorang santri
telah menyelami lingkungannya.
2. Mengenal bahasa arab dan bahasa inggris.
Dalam penelitian ini obyeknya adalah santri mukim putra dan putri
Pondok Pesantren Darul Amanah yang jumlahnya ± 676 santri Karena
populasinya lebih dari 100, maka sesuai patokan di atas, peneliti
mengambil sampel 10% dari 676 yaitu 67,6 santri, untuk memudahkan
perhitungan dibulatkan menjadi 68 santri dengan rincian sebagai
berikut.32 Santriwan, 36 Santriwati.
4 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2005), hlm. 55. 5 Ibid., hlm. 58. 6 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), hlm. 109.
58
2. Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini, pengambilan sample menggunakan teknik
pengambilan sampling yaitu proses pemilihan sejumlah individu / obyek
penelitian untuk suatu penelitian sehingga obyek penelitian tersebut
merupakan perwakilan kelompok yang lebih besar pada obyek yang
dipilih, tujuannya adalah menggunakan sebagian obyek penelitian yang
diselidiki tersebut untuk memperoleh informasi tentang populasi.
F. Teknik Pengambilan Data
Teknik pengambilan data adalah pencatatan peristiwa-peristiwa atau
hal-hal atau keterangan-keterangan, karakteristik sebagian atau seluruh
elemen populasi yang akan menunjang atau mendukung penelitian.7 Dalam
pengumpulan data ini peneliti menggunakan metode-metode sebagai berikut.
1. Metode kuesioner atau Angket
Adalah suatu daftar yang berisi rangkaian pernyataan mengenai
suatu masalah/ bidang yang diteliti.8 Metode ini digunakan untuk
memperoleh data yang bersumber dari santri tentang sikap santun
berbahasa Arab dan sikap santun berbahasa Inggris dan implikasinya
terhadap kehidupan sosial santri di Pondok Pesantren Darul Amanah.
Adapun instrumen yang digunakan adalah kuesioner langsung di
mana jika daftar pertanyaan atau pernyataan dikirimkan langsung kepada
orang yang akan dimintai pendapat dan keyakinannya atau diminta
menceritakan tentang keadaan dirinya sendiri.9 Dan termasuk angket
tertutup di mana angket tersebut telah tersedia 5 alternatif jawaban yang
harus dipilih oleh responden tanpa kemungkinan memberikan jawaban
lain.
7 M. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta:
Ghalia Indonesia, 2002), hlm. 83. 8 Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Bumi Aksara,
2005), hlm. 76. 9 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 2004), hlm. 178.
59
Pengukuran skala ini mengikuti skala likert yang digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang / sekelompok orang
tentang fenomena sosial yang telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti
yang disebut sebagai variabel penelitian.10Dalam penelitian ini
menggunakan 4 alternatif jawaban : sangat setuju (SS), setuju (S), tidak
setuju (TS), sangat tidak setuju (STS), skor jawaban mempunyai nilai
antara 1 sampai 4.
Kriteria pemberian skor meliputi 4 item yang favorable, jawaban
sangat setuju (SS) mendapat nilai 4, jawaban setuju (S) mendapat nilai 3,
jawaban tidak setuju (TS) mendapat nilai 2, jawaban sangat tidak setuju
(STS) mendapat nilai 1.
Kriteria pemberian skor untuk item yang unfavorable, jawaban
sangat setuju (SS) mendapat nilai 1, jawaban setuju (S) mendapat nilai 2,
jawaban tidak setuju (TS) mendapat nilai 3, jawaban sangat tidak setuju
(STS) mendapat nilai 4.
2. Metode Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, dan sebagainya.11
Adapun proses pengumpulan data dalam penelitian ini menempuh
langkah-langkah sebagai berikut :
a. Persiapan
Dalam persiapan ini, peneliti mengadakan observasi awal ke
tempat penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran
tentang keadaan Pondok Pesantren Darul Amanah dan mengurus
segala perizinan untuk mengadakan penelitian di tempat tersebut.
b. Pelaksanaan
Setelah mendapatkan persetujuan atau izin penelitian
(penilaian baik dari pihak Pondok Pesantren) maka peneliti mulai
10 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, (Bandung, Alfabeta, 2007), cet. 3. hlm. 134.
11 Suharsimi Arikunto, op. cit., hlm. 206.
60
menyebarkan angket yang dibagikan secara langsung kepada
responden yang telah terpilih sebagai sampel penelitian.
G. Teknik Analisa Data
Setelah data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menganalisa
data tersebut. Di sini penulis menggunakan teknik analisis 2 prediktor dengan
skor kasar yaitu menganalisis seberapa besar pengaruh variabel terikat yaitu
variabel sikap santun berbahasa dengan kehidupan sosial santri Adapun
tahapan analisanya serta rumusnya adalah sebagai berikut :
1. Analisis Pendahuluan
Analisis pendahuluan pada umumnya dilakukan dengan
menggunakan tabel distribusi frekuensi / pembagian kekerapan keseringan
secara sederhana untuk setiap variabel yang terdapat dalam penelitian.
Dalam analisis ini peneliti memasukkan data-data yang terkumpul ke
dalam tabel distribusi untuk memudahkan dalam pengolahan data.
Selanjutnya analisis ini menggunakan 3 tahap sebagai berikut:
a Pengklasifikasian data, yaitu menggolongkan aneka ragam jawaban ke
dalam kategori-kategori yang jumlahnya terbatas.
b Koding, yaitu usaha mengklasifikasikan jawaban-jawaban responden
dengan jalan masing-masing kode tertentu.
c Tabulasi yaitu usaha penyajian data dengan menggunakan tabel
distribusi frekuensi maupun tabel silang.12
2. Analisis Uji Hipotesis
Analisis ini digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis yang
diajukan. Adapun jalan analisisnya adalah melalui pengolahan data yang
akan mencari pengaruh antara variabel independent (X1 dan X2) dengan
variabel dependent (Y) dengan dicari melalui analisis regresi 2 prediktor.
a. Uji hipotesis I dan II
Dengan langkah-langkah sebagai berikut.
12 Sutrino Hadi, Op.cit, hlm. 209.
61
1. Mencari korelasi antara prediktor (X1,X2) dengan kriterium (Y)
dengan menggunakan tehnik korelasi momen tangkar pearson
dengan rumus sebagai berikut :
( )( )∑∑∑=
22 yx
xyxyr
2. Uji signifikansi korelasi melalui uji t, dengan rumus sebagai
berikut :
th = 21
2
r
nr
−
−
3. Mencari persamaan garis regresi dengan menggunakan rumus
regresi sederhana sebagai berikut :13
a. Uji hipotesis 1
( )( )( )
1
__
21
21
1111
1
^
XbYa
XXn
YXYXnb
bXaY
−=
−
−=
+=
∑ ∑∑ ∑∑
b. Uji hipotesis II
( )( )( )
2
__
22
22
2222
2
^
XbYa
XXn
YXYXnb
bXaY
−=
−
−=
+=
∑ ∑∑ ∑∑
13 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, ( Bandung ; Alfabeta, 2001), hlm. 169.
62
Keterangan : ^Y = (baca Y topi) subyek variabel terikat yang
diproyeksikan.
X = variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk
diprediksikan
a = nilai konstanta harga Y jika X : O
b = nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang
menunjukkan nilai peningkatan (X) atau nilai
penurunan (Y).
4. Mencari varian regresi dengan menggunakan rumus regresi
sederhana sebagai berikut :
Sumber
Varian JK dk RK Fhitung
Regresi ( )∑∑
2
2
xxy
k dkJK
reg
reg
Residu 2y∑( )∑∑
2
2
xxy
N-k-1 dkJK
res
res
RkRK
res
reg
Total ∑ 2y N-1 dkJK
tot
tot
Uji hipotesis III
Dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Mencari korelasi antara kriterium Y dengan prediktor X1 dan
X2 dengan rumus
R (1.2) = yxbyxb 2211 ∑+∑
2y∑
63
2. Uji signifikansi korelasi melalui uji t, dengan rumus sebagai
berikut :
th = 21
2
r
nr
−
−
3. Mencari persamaan garis regresi untuk 2 prediktor dengan
rumus sebagai berikut :
22110
^XbXbaY ++=
Untuk menghitung harga a, 1b , 2b dapat menggunakan
persamaan sebagai berikut:
( )( ) ( )( )( )( ) ( )221
22
21
221122
1 ∑∑∑∑∑∑∑
−
−=
xxxx
yxxxyxxb
( )( ) ( )( )( )( ) ( )221
22
21
121221
2∑∑∑
∑∑∑∑−
−=
xxxx
yxxxyxxb
2
_
21
_
1
_XbXbYa −−=
4. Mencari varian regresi
Mencari varian regresi dengan menggunakan rumus regresi 2
prediktor sebagai berikut :
Sumber
varian JK dk RK Fhitung
Regresi R2 (∑ 2y ) k dkJK
reg
reg
Residu (1-R2) (∑ y )
N-k-1
dkJK
res
res
Total ∑ 2y N-1
64
3. Analisis lanjut
Analisis lanjut digunakan untuk membuat interpretasi lebih lanjut
yaitu untuk mengetes signifikan regresi Y terhadap prediktor-
prediktornya. Jika Freg lebih besar Ft 0.05 dan Ft 0.01 maka hipotesis
signifikan yang berarti ada pengaruh sikap santun berbahas Arab dan
sikap santun berbahasa Inggris secara bersama-sama terhadap kehidupan
sosial santri di pondok pesantren Darul Amanah dan jika Freg lebih kecil Ft
0.05 dan Ft 0.01 maka hipotesis non signifikan yang berarti tidak ada
pengaruh sikap santun berbahasa Arab dan sikap santun berbahasa Inggris
secara bersama-sama terhadap kehidupan sosial santri di Pondok
Pesantren. Darul Amanah.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Untuk memperoleh data sikap santun berbahasa (Arab dan Inggris) dan
kehidupan sosial santri, dapat diperoleh dari hasil instrumen atau angket yang
diberikan kepada santri sebagai responden yang berjumlah 68 santri.
Adapun angket sikap santun berbahasa Arab terdiri dari 20 butir
pernyataan dengan 13 butir pernyataan positif dan 7 butir pernyataan negatif.
Sikap santun berbahasa Inggris terdiri dari 20 butir pernyataan dengan 13 butir
pernyataan positif dan 7 butir pernyataan negatif. Dan kehidupan sosial santri
terdiri dari 20 butir pernyataan dengan 10 butir pernyataan positif dan 10 butir
pernyataan negatif disertai dengan 4 alternatif jawaban yaitu sangat setuju
(SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS) dengan skor
4,3,2,1 untuk pernyataan positif dan 1,2,3,4 untuk pernyataan negatif.
Untuk mengetahui lebih lanjut dan lebih jelas hasil penelitian tersebut
dapat dilihat pada deskripsi data sebagai berikut :
1. Data Hasil Angket Sikap Santun Berbahasa Arab
Untuk menentukan nilai kuantitatif sikap santun berbahasa Arab
adalah dengan menjumlahkan skor jawaban angket dari responden sesuai
dengan frekuensi jawaban. Hasil dari perhitungan tersebut dapat dilihat
pada tabel I berikut ini :
Tabel. 1
Data Hasil Angket Sikap Santun Berbahasa Arab
No
Resp 1X
No
Resp 1X
No
Resp 1X
No
Resp 1X
R – 1 54 R – 18 60 R – 35 59 R – 52 62
R – 2 60 R – 19 68 R – 36 59 R – 53 64
R – 3 68 R – 20 66 R – 37 65 R – 54 65
R – 4 53 R – 21 73 R – 38 65 R – 55 61
R – 5 61 R – 22 62 R – 39 61 R – 56 60
R – 6 67 R – 23 62 R – 40 65 R – 57 63
R – 7 53 R – 24 61 R – 41 69 R – 58 65
R – 8 70 R – 25 59 R – 42 61 R – 59 64
R – 9 54 R – 26 70 R – 43 69 R – 60 62
R – 10 71 R – 27 66 R – 44 57 R – 61 59
R – 11 58 R – 28 61 R – 45 66 R – 62 67
R – 12 65 R – 29 62 R – 46 54 R – 63 63
R – 13 61 R – 30 55 R – 47 62 R – 64 65
R – 14 56 R – 31 57 R – 48 63 R – 65 63
R – 15 66 R – 32 59 R – 49 68 R – 66 65
R – 16 60 R – 33 66 R – 50 58 R – 67 62
R – 17 51 R – 34 73 R – 51 68 R – 68 60
Jumlah 4247
rata-rata 62,456
Dari hasil perhitungan data tersebut, kemudian disajikan dalam bentuk
distribusi frekuensi skor sikap santun berbahasa Arab dan skor rata-rata
(mean) adapun langkah-langkah untuk membuat distribusi tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Mencari jumlah interval kelas dengan rumus :
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 68
= 1 + 3,3 (1,83)
= 1 + 6,039
= 7,039 dibulatkan menjadi 7
b. Mencari range
R = H – L keterangan : R = Range
= 73 – 51 H = nilai tertinggi
= 22 L = nilai terendah
c. Menentukan nilai interval kelas
KRI =
722
=I
= 3,14 dibulatkan menjadi 3
Jadi interval kelas adalah 3 dan jumlah interval adalah 7
Tabel. 2
Distribusi Frekuensi Skor Mean Sikap Santun Berbahasa Arab
Interval
kelas F X F.X Mean
51 – 53
54 – 56
57 – 59
60 – 62
63 – 65
66 – 68
69 – 71
3
5
9
19
14
11
7
52
55
58
61
64
67
70
156
275
522
1159
896
737
490
NFX
M ∑=68
4235=
= 62,28
n = 68 ∑ = 4235FX
02468
101214161820
50,5 53,5 56,5 59,5 62,5 65,5 68,5 73,5
-
Untuk mengetahui kualitas variabel sikap santun berbahasa Arab
maka perlu dibuat tabel kualitas variabel sikap santun berbahasa Arab
sebagai berikut
Tabel. 3
Tabel Kualitas Sikap Santun Berbahasa Arab
Interval Keterangan
67 – 73
59 – 66
51 – 58
Tinggi
Cukup
Rendah
Dari hasil perhitungan data tersebut dapat diketahui bahwa mean
dari variabel sikap santun berbahasa Arab adalah sebesar 62,28. Hal ini
berarti bahwa sikap santun berbahasa Arab santri di Pondok Pesantren
Darul Amanah adalah cukup yaitu pada interval 59 – 66.
Setelah data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi maka
data tersebut kemudian di visualisasikan dalam bentuk histogram seperti
tampak pada gambar berikut ini.
Histogram Skor Data Sikap Santun Berbahasa Arab
2. Data Hasil Angket Sikap Santun Berbahasa Inggris
Untuk menentukan nilai kuantitatif sikap santun berbahasa Inggris
adalah dengan menjumlahkan skor jawaban angket dari responden sesuai
dengan frekuensi jawaban. Hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada
tabel 4 berikut ini :
Tabel. 4
Data Hasil Angket Sikap Santun Berbahasa Inggris
No
Resp 2X
No
Resp X2
No
Resp X2
No
Resp X2
R – 1 54 R – 18 54 R – 35 57 R – 52 57
R – 2 56 R – 19 66 R – 36 49 R – 53 65
R – 3 58 R – 20 59 R – 37 61 R – 54 58
R – 4 49 R – 21 62 R – 38 66 R – 55 56
R – 5 47 R – 22 50 R – 39 55 R – 56 58
R – 6 59 R – 23 55 R – 40 61 R – 57 61
R – 7 54 R – 24 49 R – 41 62 R – 58 59
R – 8 56 R – 25 58 R – 42 57 R – 59 59
R – 9 54 R – 26 51 R – 43 67 R – 60 60
R – 10 67 R – 27 55 R – 44 54 R – 61 51
R – 11 55 R – 28 48 R – 45 65 R – 62 62
R – 12 57 R – 29 58 R – 46 56 R – 63 61
R – 13 48 R – 30 51 R – 47 54 R – 64 59
R – 14 47 R – 31 55 R – 48 61 R – 65 61
R – 15 58 R – 32 47 R – 49 60 R – 66 57
R – 16 56 R – 33 65 R – 50 54 R – 67 53
R – 17 52 R – 34 62 R – 51 61 R – 68 57
Jumlah 3866
rata-rata 56,853
Dari hasil perhitungan data tersebut, kemudian disajikan dalam bentuk
distribusi frekuensi skor sikap santun berbahasa Inggris dan skor rata-rata
(mean) adapun langkah-langkah untuk membuat distribusi tersebut adalah
sebagai berikut :
a. Mencari jumlah interval kelas dengan rumus :
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 68
= 1 + 3,3 (1,83)
= 1 + 6,039
= 7,039 dibulatkan menjadi 7
b. Mencari range
R = H – L keterangan : R = Range
= 67 – 47 H = nilai tertinggi
= 20 L = nilai terendah
c. Menentukan nilai interval kelas
KRI =
720
=
= 2,86 dibulatkan menjadi 3
Jadi interval kelas adalah 3 dan jumlah interval adalah 7
Tabel. 5
Distribusi Frekuensi Skor Mean Sikap Santun Berbahasa Inggris
Interval
kelas F X F.X Mean
47 – 49
50 – 52
53 – 55
56 – 58
59 – 61
62 – 64
65 - 67
8
5
13
17
14
4
7
48
51
54
57
60
63
66
384
255
702
969
840
252
462
NFX
M ∑=
683864
=
= 56,82
N = 68 ∑ = 3864FX
Untuk mengetahui kualitas variabel sikap santun berbahasa Inggris
maka perlu dibuat tabel kualitas variabel sikap santun berbahasa Inggris
sebagai berikut :
Tabel. 6
Tabel Kualitas Sikap Santun Berbahasa Inggris
Interval Keterangan
61-67
54-60
47-53
Tinggi
Cukup
Rendah
Dari hasil perhitungan data tersebut dapat diketahui bahwa mean
dari variabel sikap santun berbahasa Inggris adalah sebesar 56,82. Hal ini
berarti bahwa sikap santun berbahasa Inggris santri di Pondok Pesantren
Darul Amanah adalah cukup yaitu pada interval 54 – 60.
Setelah data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi maka
data tersebut kemudian di visualisasikan dalam bentuk histogram seperti
tampak pada gambar berikut ini.
3. Data Hasil Angket Kehidupan Sosial Santri
Untuk menentukan nilai kuantitatif kehidupan sosial santri adalah
dengan menjumlahkan skor jawaban angket dari responden sesuai dengan
frekuensi jawaban. Hasil dari perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel
7 berikut ini :
02468
1012141618
46,5 49,5 52,5 55,5 58,5 61,5 64,5 67,5
-
Histogram Skor Data Sikap Santun Berbahasa Inggris
Tabel. 7
Data Hasil Angket Kehidupan Sosial Santri
No
Resp Y
No
Re sp Y
No
Resp Y
No
Resp Y
R – 1 57 R – 18 68 R – 35 59 R – 52 60
R – 2 69 R – 19 68 R – 36 60 R – 53 61
R – 3 66 R – 20 66 R – 37 70 R – 54 62
R – 4 55 R – 21 75 R – 38 69 R – 55 63
R – 5 66 R – 22 55 R – 39 62 R – 56 60
R – 6 65 R – 23 57 R – 40 63 R – 57 60
R – 7 54 R – 24 55 R – 41 75 R – 58 62
R – 8 68 R – 25 66 R – 42 60 R – 59 68
R – 9 73 R – 26 67 R – 43 63 R – 60 62
R – 10 68 R – 27 53 R – 44 54 R – 61 66
R – 11 74 R – 28 55 R – 45 61 R – 62 59
R – 12 69 R – 29 55 R – 46 60 R – 63 60
R – 13 92 R – 30 48 R – 47 57 R – 64 66
R – 14 66 R – 31 63 R – 48 64 R – 65 68
R – 15 67 R – 32 47 R – 49 68 R – 66 63
R – 16 58 R – 33 66 R – 50 62 R – 67 64
R – 17 56 R – 34 77 R – 51 70 R – 68 64
Jumlah 4309
rata-rata 63,368
Dari hasil perhitungan data tersebut, kemudian disajikan dalam bentuk
distribusi frekuensi skor kehidupan sosial santri dan skor rata-rata (mean)
adapun langkah-langkah untuk membuat distribusi tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Mencari jumlah interval kelas dengan rumus :
K = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 68
= 1 + 3,3 (1,83)
= 1 + 6,039
= 7,039 dibulatkan menjadi 7
b. Mencari range
R = H – L keterangan : R = Range
= 92 - 47 H = nilai tertinggi
= 45 L = nilai terendah
c. Menentukan nilai interval kelas
KRI =
7
45=
= 6,43 dibulatkan menjadi 6
Jadi interval kelas adalah 6 dan jumlah interval adalah 7
Tabel. 8
Distribusi Frekuensi Skor Mean Kehidupan Sosial Santri
Interval kelas F X F.X Mean
47 – 52
53 – 58
59 – 64
65 – 70
71 – 76
77 – 82
83 – 92
2
13
24
23
4
1
1
49,5
55,5
61,5
67,5
73,5
79,5
87,5
99
721,5
1476
1552,5
294
79,5
87,5
NFX
M ∑=
684310
=
= 63,38
n = 68 ∑ = 4310FX
Untuk mengetahui kualitas variabel kehidupan sosial santri, maka
perlu dibuat tabel kualitas variabel sikap santun berbahasa arab sebagai
berikut
Tabel. 9
Tabel Kualitas Kehidupan Sosial Santri
Interval Keterangan
77-92
62-76
47-61
Tinggi
Cukup
Rendah
Dari hasil perhitungan data tersebut dapat diketahui bahwa mean
dari variabel kehidupan sosial santri adalah sebesar 63,38. Hal ini berarti
bahwa kehidupan sosial santri di Pondok Pesantren Darul Amanah adalah
cukup yaitu pada interval 62 – 76..
Setelah data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi maka
data tersebut kemudian di visualisasikan dalam bentuk histogram seperti
tampak pada gambar berikut ini
Histogram Kehidupan Sosial Santri
B. Pengujian Persyaratan Analisis Data
Ada 4 asumsi dasar yang menjadi syarat dalam penggunaan teknik analisis
korelasi yaitu : 1) Sampel diambil secara acak. 2) Ukuran sampel minimum
0
5
10
15
20
25
30
46,5 52,5 58,5 64,5 70,5 76,5 82,5 92,5
-
dipenuhi. 3) Data sampel masing- masing variabel berdistribusi normal. 4)
Bentuk regresi linier.
Pengujian persyaratan analisis data dalam penelitian ini mencakup
pengujian normalitas data, sebagai berikut :
Pengujian normalitas data menggunakan uji lilliefors. Pengujian data variabel
X1 diperoleh Lo sebesar 0,0882 sedangkan 68 n = dan taraf signifikasi 0,05
diperoleh Lt sebesar 0,1074 jika dibandingkan keduanya, maka Lo < Lt atau
0,0882 < 0,1074. Hal ini berarti Ho diterima. Dengan demikian data variabel
X1 berasal dari populasi berdistribusi normal.
Pengujian data variabel X2 diperoleh Lo sebesar 0,0558 sedangkan 68 n =
dan taraf signifikasi 0,05 sedangkan Lt sebesar 0,1074. Jika dibandingkan
keduanya, maka Lo < Lt atau 0,0558 < 0,1074. Hal ini berarti Ho diterima.
Dengan demikian data variabel X2 berasal dari populasi berdistribusi normal.
Dengan demikian disimpulkan bahwa data variabel X1 dan variabel X2
berasal dari populasi berdistribusi normal. Hasil perhitungan data galat
taksiran tampak pada tabel berikut ini.
Tabel. 10
Hasil Uji Normalitas Data Variabel X1 dan Variabel X2
Variabel N Lo Lt Distribusi
X1
X2
68
68
0,0882
0,0558
0,1074
0,1074
Normal
Normal
Keterangan
Lo = harga mutlak terbesar selisih antara peluang skor baku dengan proporsi
skor baku yang lebih kecil atau sama dengan skor baku yang sedang
dihitung.
Lt = nilai kritis uji lilliefors dengan a 0,05
C. Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian ini terdapat 3 hipotesis yang akan diuji secara empirik
untuk menentukan hubungan antara
1. Sikap santun berbahasa arab terhadap kehidupan sosial santri (X1 ⎯→⎯ Y)
2. Sikap santun berbahasa inggris terhadap kehidupan sosial santri (X2 ⎯→⎯
Y )
3. Sikap santun berbahasa arab dan inggris terhadap kehidupan sosial santri
(X1. X2 ⎯→⎯ Y )
Untuk memudahkan dalam perhitungan maka perlu dibuat tabel kerja
sebagai berikut
Tabel. 11
Data Variabel X1. X2 dan Y
No
Resp 1X 2X Y 2
1X 22X 2Y 21 XX YX 1 YX 2
1 54 54 57 2916 2916 3249 2916 3078 3078
2 60 56 69 3600 3136 4761 3360 4140 3864
3 68 58 66 4624 3364 4356 3944 4488 3828
4 53 49 55 2809 2401 3025 2597 2915 2695
5 61 47 66 3721 2209 4356 2867 4026 3102
6 67 59 65 4489 3481 4225 3953 4355 3835
7 53 54 54 2809 2916 2916 2862 2862 2916
8 70 56 68 4900 3136 4624 3920 4760 3808
9 54 54 73 2916 2916 5329 2916 3942 3942
10 71 67 68 5041 4489 4624 4757 4828 4556
11 58 55 74 3364 3025 5476 3190 4292 4070
12 65 57 69 4225 3249 4761 3705 4485 3933
13 61 48 92 3721 2304 8464 2928 5612 4416
14 56 47 66 3136 2209 4356 2632 3696 3102
15 66 58 67 4356 3364 4489 3828 4422 3886
16 60 56 58 3600 3136 3364 3360 3480 3248
17 51 52 56 2601 2704 3136 2652 2856 2912
18 60 54 68 3600 2916 4624 3240 4080 3672
19 68 66 68 4624 4356 4624 4488 4624 4488
20 66 59 66 4356 3481 4356 3894 4356 3894
21 73 62 75 5329 3844 5625 4526 5475 4650
22 62 50 55 3844 2500 3025 3100 3410 2750
23 62 55 57 3844 3025 3249 3410 3534 3135
24 61 49 55 3721 2401 3025 2989 3355 2695
25 59 58 66 3481 3364 4356 3422 3894 3828
26 70 51 67 4900 2601 4489 3570 4690 3417
27 66 55 53 4356 3025 2809 3630 3498 2915
28 61 48 55 3721 2304 3025 2928 3355 2640
29 62 58 55 3844 3364 3025 3596 3410 3190
30 55 51 48 3025 2601 2304 2805 2640 2448
31 57 55 63 3249 3025 3969 3135 3591 3465
32 59 47 47 3481 2209 2209 2773 2773 2209
33 66 65 66 4356 4225 4356 4290 4356 4290
34 73 62 77 5329 3844 5929 4526 5621 4774
35 59 57 59 3481 3249 3481 3363 3481 3363
36 59 49 60 3481 2401 3600 2891 3540 2940
37 65 61 70 4225 3721 4900 3965 4550 4270
38 65 66 69 4225 4356 4761 4290 4485 4554
39 61 55 62 3721 3025 3844 3355 3782 3410
40 65 61 63 4225 3721 3969 3965 4095 3843
41 69 62 75 4761 3844 5625 4278 5175 4650
42 61 57 60 3721 3249 3600 3477 3660 3420
43 69 67 63 4761 4489 3969 4623 4347 4221
44 57 54 54 3249 2916 2916 3078 3078 2916
45 66 65 61 4356 4225 3721 4290 4026 3965
46 54 56 60 2916 3136 3600 3024 3240 3360
47 62 54 57 3844 2916 3249 3348 3534 3078
48 63 61 64 3969 3721 4096 3843 4032 3904
49 68 60 68 4624 3600 4624 4080 4624 4080
50 58 54 62 3364 2916 3844 3132 3596 3348
51 68 61 70 4624 3721 4900 4148 4760 4270
52 62 57 60 3844 3249 3600 3534 3720 3420
53 64 65 61 4096 4225 3721 4160 3904 3965
54 65 58 62 4225 3364 3844 3770 4030 3596
55 61 56 63 3721 3136 3969 3416 3843 3528
56 60 58 60 3600 3364 3600 3480 3600 3480
57 63 61 60 3969 3721 3600 3843 3780 3660
58 65 59 62 4225 3481 3844 3835 4030 3658
59 64 59 68 4096 3481 4624 3776 4352 4012
60 62 60 62 3844 3600 3844 3720 3844 3720
61 59 51 66 3481 2601 4356 3009 3894 3366
62 67 62 59 4489 3844 3481 4154 3953 3658
63 63 61 60 3969 3721 3600 3843 3780 3660
64 65 59 66 4225 3481 4356 3835 4290 3894
65 63 61 68 3969 3721 4624 3843 4284 4148
66 65 57 63 4225 3249 3969 3705 4095 3591
67 62 53 64 3844 2809 4096 3286 3968 3392
68 60 57 64 3600 3249 4096 3420 3840 3648
jumlah 4247 3866 4309 266857 221542 276433 242488 270111 245639
rata-
rata 62,456 56,853 63,368
Dari tabel diatas dapat diketahui
N = 68
1X∑ = 4247
2X∑ = 3866
Y∑ = 4309
21X∑ = 266857
22X∑ = 221542
Y∑ 2 = 276433
YX 1∑ = 270111
YX 2∑ = 245639
21 XX∑ = 242488
Untuk membuktikan hasil penelitian tersebut, maka penelitian ini akan
melakukan uji hipotesis satu persatu dengan menggunakan analisis regresi
satu prediktor serta menggunakan analisis regresi 2 prediktor. Adapun
langkah-langkah dalam pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut :
1. Analisis uji hipotesis I (X1 ⎯→⎯ Y)
a. Mencari korelasi antara prediktor (X1) dengan kriterium (Y) dengan
menggunakan teknik korelasi momen tangkar dari pearson, dengan
rumus sebagai berikut)()( 22
1
1
yx
yxr yx
∑∑
∑=
Namun sebelum mencari xyr harus mencari
2211 ,, yxyx ∑∑∑ dengan rumus sebagai berikut.
( )NX
Xx2
121
21
∑−∑=∑
( )68
42472668572
−=
= 266857 – 265250,13
= 1606,9
( )NYYy
222 ∑−∑=∑
( )68
43092764332
−=
= 276433 – 273051,2
= 3381,8
( )( )N
YXYXyx
∑∑∑=∑ 1
11
( )( )
6843094247270111−=
6818300323
270111−=
= 270111 – 269122,4
= 988,6
Sehingga
( )( )221 yx
xyrxy
∑∑
∑=
( )( )8,33819,1606
6,988=
1,23316,988
=
= 0,4241 dibulatkan menjadi 0,424
Sedangkan koefisien korelasi determinasi r2 = 0,179
b. Uji signifikasi korelasi melalui uji t
Rumus th = 212
rnr−
−
= 179,01
268424,0−
−
= ( )821,0
124,8424,0
= 906,0444,3
= 3,802
Karena th = 3,802 > tt (0,05 : 68) = 2,000 berarti korelasi antara
variabel X1 dengan variabel Y signifikan.
c. Mencari persamaan garis regresi dengan menggunakan rumus
regresi sederhana satu prediktor sebagai berikut
Ŷ = a + b X1
Keterangan
Ŷ = subjek dalam dependen
a = konstanta (harga ŷ 0 = 0)
b = angka arah ataukoefisien regresi
X = subjek variabel independen yang mempunyai nilai tertentu
Dari data yang dikumpulkan dapat dicari
NY∑
= NX
X 1∑=
684309
= 68
4247=
= 63,368 = 62,456
Untuk mengetahui ŷ terlebih dahulu harus dicari harga a dan b
dengan menggunakan rumus sebagai berikut
( )( )( )2
121
11
xxnYXYXnb
∑∑∑∑−∑
=−
( ) ( )( )( ) ( )2424726685768
4309424727011168−
−=
18037009181462761830032318367548
−−
=
267,109
67225=
= 0,615
a = ŷ – b X1
= 63,368 – (0,615)(62,456)
Ŷ
= 63,368 – 38,410
= 24,96
Jadi ŷ = a + b X1
Ŷ = 24,96 + 0,615 X1
d. Mencari variasi regresi
Mencari variasi regresi dengan menggunakan rumus regresi
sebagai berikut
res
regreg RK
RKF =
21
21
xyxJKreg ∑
∑=
( )9,1606
6,988 2
=
9,160696,977329
=
= 608,21
1=regdb
reg
regreg db
JKRK =
121,608
=
= 608,21
( )2
22
xxy
yJK res ∑∑
−∑=
( )9,1606
6,9888,33812
−=
9,160696,9773298,3381 −=
= 3381,8 – 608,21
= 2773,59
2−= Ndbres
= 68 – 2 = 66
res
resres db
JKRK =
6659,2773
=
= 42,024
Jadi res
regreg RK
RKF =
024,4221,608
=
= 14,473
Tabel. 12
Tabel ringkasan hasil analisis regresi
Ft Sumber
Variasi db JK RK Freg
5% 1%
Regresi
Residu
1
66
608,21
2773,59
608,21
42,024 14,473 3,99 7,04
total 67 3381,8
Harga Freg diperoleh yaitu 14,473 kemudian dikonsultasikan
dengan harga Ftabel pada taraf signifikan 1% yaitu 7,04 dan pada taraf
signifikasi 5% yaitu 3,99. karena Freg 14,473 > Ft 0,01 = 7,04 maka
signifikan dan Freg = 14,473 > Ft 0,05 = 3,99 maka signifikan ini
berarti ada pengaruh positif sikap santun berbahasa Arab dengan
kehidupan sosial santri.
2. Analisis Uji Hipotesis II (X2 → Y)
a. Mencari korelasi antara prediktor (X2) dengan kriterium (Y)
dengan rumus sebagai berikut
rxy = ( )( )22
2
2
yx
yx
∑∑
∑
namun sebelum mencari rxy harus mencari 22∑ , 2y∑ dan yx2∑ .
Dengan rumus sebagai berikut.
( )22
22
22 XXx ∑−∑=∑
2
683866221542 ⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛−=
6814945956221542 −=
47,219793221542 −=
53,1748=
222 ⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛ ∑−∑=∑
NYYy
2
684309276433 ⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛−=
2,273051276433−=
8,3381=
( )( )N
YXYXyx ∑∑−∑=∑ 2
22
( )( )68
43093866245639 −=
6816658594245639 −=
68,65932,244979245639
=−=
Sehingga
( )( )222
2
yx
yxrxy
∑∑
∑=
( )( )8,338153,174868,659
=
8,591317868,659
=
703,243168,659
=
271,0=
Sedangkan koefisien determinasi r2 = 0,073
b. Uji signifikasi koefisien mlalui uji t
Rumus 212
rnrtt−
−=
073,01268271,0
−−
=
( )927,0
124,8271,0=
963,0202,2
=
287,2=
Karena ht =2,287 > tt (0,05 : 68) = 2,000 berarti korelasi
antara variabel X2 dengan Y signifikan.
c. Mencari persamaan garis regresi
Ŷ NY∑
= NXx 2∑
=
684309
= 68
3866=
= 63,368 = 56,853
Untuk mengetahui ŷ terlebih dahulu harus dicari harga a dan b
dengan menggunakan rumus sebagai berikut
( )( )( )2
222
22
XXnYXYXn
b∑−∑
∑∑−∑=
( ) ( )( )( ) ( )2386622154268
4309386624563968−
−=
14945956150648561665859416703452
−−
=
11890044858
=
= 0,377
a = ŷ –b X2
= 63,368 – (0,377)(56,853)
= 63,368 – 21,43
= 41,938
Jadi ŷ = a +b X2
Ŷ = 41,938 + 0,377 X2
d. Mencari variasi regresi
Mencari variasi regresi dengan menggunakan rumus-rumus
regresi sebagai berikut
res
regreg RK
RKF =
2
2
xyx
JKreg ∑
∑=
( )53,1748
68,659 2
=
53,174870,435177
=
= 248,88
1=regdb
reg
regreg db
JKRK =
188,248
=
= 248,88
( )2
22
xxy
yJK res ∑∑
−∑=
( )53,1748
68,6598,33812
−=
53,174870,4351778,3381 −=
= 3381,8 – 248,88
= 3132,92
2−= Ndbres
= 68 – 2 = 66
res
resres db
JKRK =
6692,3132
=
= 47,468
Jadi res
regreg RK
RKF =
468,4788,248
=
= 5,243
Tabel. 13
Tabel ringkasan hasil analisis regresi
Ft Sumber
Variasi db JK RK Freg
5% 1%
Regresi
Residu
1
66
248,88
3132,92
248,88
47,468 5,243 3,99 7,04
total 67 3381,8
Harga Freg diperoleh yaitu 5,243 kemudian dikonsultasikan
dengan harga Ftabel pada taraf signifikan 1% yaitu 7,04 dan pada
taraf signifikasi 5% yaitu 3,99. karena Freg = 5,243 > Ft 0,05 =
3,99 maka signifikan ini berarti ada pengaruh positif sikap santun
berbahasa Inggris dengan kehidupan sosial santri.
3. Analisis uji hipotesis III (X1. X2 → Y)
a. Mencari persamaan garis regresi 2 prediktor dengan metode skor
deviasi telah kita ketahui bahwa
9,160621 =∑ x
53,174822 =∑ x
8,33812 =∑ y
6,9881 =∑ yx
68,6592 =∑ yx
( )( )N
XXXXxx 212121
∑∑−∑=∑
( )( )68
38664247242488−=
6816418902242488=
= 242488 – 241454,44
= 1033,56
Persamaan garis regresi 2 prediktor (multiple) yaitu variabel X1 dan
X2 secara bersama-sama dengan Y.
Ŷ = 2211 XbXba ++
Untuk menghitung harga-harga a, b1 dan b2 menggunakan persamaan
sebagai berikut
( )( ) ( )( )( )( ) ( )2
2122
21
221122
1xxxx
yxxxyxxb
∑−∑∑
∑∑−∑∑=
( )( ) ( )( )
( )( ) ( )256,103353,17489,160668,65956,10336,98853,1748
−−
=
3,106824686,280971286,68181876,1728596
−−
=
56,17414669,1046777
=
= 0,601
( )( ) ( )( )( )( ) ( )2
2122
21
121221
2 xxxxyxxxyxx
b∑−∑∑
∑∑−∑∑=
( )( ) ( )( )( )( ) ( )256,103353,17489,1606
6,98856,103368,6599,1606−
−=
3,10682469,28097124,10217778,1060039
−−
=
6,17414664,38262
=
= 0,022
=a ŷ 2211 xXbXb −−
= 63,368 – (0,601)(62,456) – (0,022)(56,853)
= 63,368 – 37,536 – (1,251)
= 24,581
Jadi model persamaan regresi multiple adalah
Ŷ = 2211 XbXba ++
= 24,581 + 0,601 X1 + (0,022) X2
b. Mencari korelasi antara prediktor (X1,2) dengan kriterium (Y)
Secara umum korelasi antara kriterium Y dengan prediktor X1 dan X2
dapar diperoleh dari rumus.
( )22211
)2,1( yyxbyxb
R∑
∑+∑=
Telah diketahui
b1 = 0,601
b2 = 0,022
Σx1y = 988,6
Σx2 y = 659,68
Σy2 = 3381,8
( )( )( ) ( )( )
8,338168,659022,06,988601,0
2,1+
=R
( )8,3381
51,1415,594 +=
8,338166,608
=
179,0=
= 0,423083916 dibulatkan menjadi 0,423
Sedangkan koefisien korelasi determinasi r2 = 0,179
c. Mencari signifikasi korelasi uji t
Rumus 212
rnrth−
−=
179,01268423,0
−−
=
821,066423,0
=
( )( )906,0
124,8423,0=
906,0436,3
=
792494481,3= dibulatkan menjadi 3,792.
Karena th =3,792 > tt (0,05 : 68) = 2,000 berarti korelasi antara sikap
santun berbahasa (Arab dan Inggris) terhadap kehidupan sosial santri
signifikan.
d. Mencari variasi regresi
Mencari variasi regresi dengan menggunakan rumus regresi sebagai
berikut
( )22 yRJKreg ∑=
= 0,179 (3381,8)
= 605,3422 dibulatkan menjadi 605,34
2== mdbreg
reg
regreg db
JKRK =
2
34,605=
= 302,67
( )( )221 yRJKres ∑−=
= (1-0,179)(3381,8)
= (0,821)(3381,8)
= 2776,46
1−−= mNdbres
= 68 – 2 – 1
= 65
res
resres db
JKRK =
6546,2776
=
= 42,715
Jadi res
regreg RK
RKF =
715,4267,302
=
= 7,086
Hasil analisis regresi tersebut kemudian dapat kita masukkan
dalam tabel ringkasan analisis regresi sebagai berikut :
Tabel. 14
Tabel Ringkasan Hasil Analisis Regresi
Ft Sumber
Variasi db JK RK Freg
5% 1%
Regresi
Residu
2
65
605,34
2776,46
302,67
42,715 7,086 3,44 4,95
Total 67 3381,8
Untuk mengetahui apakah nilai Freg tersebut signifikan atau
tidak dengan menguji baik taraf 1% maupun 5%. Harga Ft pada taraf
1% adalah 4,95 dan Ft pada taraf 5% adalah 3,44.
Dari hasil yang diperoleh Freg = 7,086 dengan demikian Freg
7,086 > Ft 0,05 = 3,44 berarti signifikan. Dan Freg 7,086 > Ft 0,01 =
4,95 berarti signifikan. Ini berarti ada pengaruh positif anatara sikap
santun berbahasa (Arab dan Inggris) terhadap kehidupan sosial santri
pada taraf 5% dan 1% artinya semakin tinggi sikap santun berbahasa
(Arab dan Inggris), maka semakin tinggi pula kehidupan sosial santri.
Sebaliknya semakin rendah sikap santun berbahasa (Arab dan Inggris),
maka semakin rendah kehidupan sosial santri.
4. Mencari sumbangan relatif dari variabel X1 dan X2
Dari analisi regresi 2 prediktor diperoleh
yxbyxbJK reg 2211 ∑+∑= = 0,601(988,6) + (0,022)(659,68)
= 594,1486 + 14,51296
= 608,66
Jadi sumbangan relatif dalam persen SR % tiap prediktornya adalah
Prediktor %100% 111 ×
∑==
regJKyxb
SRX
%10066,608
1486,594×=
10097,0 ×=
= 97 %
Prediktor %100% 222 ×
∑==
regJKyxb
SRX
%10066,608
51296,14×=
%10003,0 ×=
= 3 %
Untuk mencari sumbangan efektif dari keseluruhan prediksi maka
haruslah dihitung dahulu efektifitas regresinya.
JKtot = 3381,8
JKreg = 608,66
Efektifitas garis regresi %100×=tot
reg
JKJK
%1008,3381
66,608×=
= 18 %
Jadi sumbangan efektifitas dalam persen SE% tiap prediktornya adalah
Prediktor X1 = SE % = SR % × efektifitas regresi
Prediktor X2 = SE % = SR % × efektifitas regresi
X1 = SE % = 97 % (0,18) = 17,46 %
X2 = SE % = 3 % (0,18) = 0,54 %
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Dalam penelitian yang diteliti adalah bagaimana pengaruh sikap santun
berbahasa (Arab dan Inggris) terhadap kehidupan sosial santri dengan
responden yag berjumlah 68 santri. Data diperoleh dari angket yang diberikan
kepada santri untuk menggali data sikap santun berbahasa (Arab dan Inggris)
serta kehidupan sosial santri.
Dari tabel. 2 dapat diketahui bahwa mean variabel X1 (62,28) sikap
santun berbahasa Arab di pondok pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo
Kendal dalam kategori cukup yaitu pada interval 59 – 66. Mean variabel X2
(56,82) sikap santun berbahasa Inggris di Pondok Pesantren Darul Amanah
Kabunan Sukorejo Kendal dalam kategori cukup yaitu pada interval 54 – 60
Mean variabel Y (63,38) kehidupan sosial santri di Pondok Pesantren Darul
Amanah Kabunan Sukorejo Kendal dalam kategori cukup yaitu pada interval
62 – 76
Guna membuktikan hipotesis yang telah dirumuskan maka penulis
menguji hipotesis tesebut dengan analisis regresi 2 prediktor dengan hasil
perhitungan sebagai berikut
1. Hipotesis I (X1 terhadap Y)
Dari analisis uji Freg (X1 terhadap Y) diketahui Freg = 14,473 setelah
di cocokkan dengan tabel F pada taraf signifikan 5% nilainya sebesar 3,99
sedangkan pada taraf signifikan 1% nilainya sebesar 7,04 karena Freg > Ft
(0,05) dan (0,01) maka signifikan. Dengan demikian hipotesis yang
menyatakan : “ ada pengaruh positif sikap santun berbahasa Arab terhadap
kehidupan sosial santri di pondok pesantren Darul Amanah Kabunan
Sukorejo Kendal” diterima.
2. Hipotesis II (X2 terhadap Y)
Dari analisis uji Freg (X2 terhadap Y) diketahui nilai Freg = 5,243
setelah dicocokkan dengan tabel F pada taraf signifikasi 5% nilainya
sebesar 3,99, karena Freg > Ft (0,05) maka signifikan. Dengan demikian
hipotesis yang menyatakan “ ada pengaruh positif sikap santun berbahasa
Inggris terhadap kehidupan sosial santri di Pondok Pesantren Darul
Amanah Kabunan Sukorejo Kendal” diterima.
3. Hipotesis III (X1, X2 terhadap Y)
Dari uji korelasi antara sikap santun berbahasa Arab dan Inggris
terhadap kehidupan sosial santri di pondok pesantren Darul Amanah
Kabunan Sukorejo Kendal diketahui nilainya 0,423. Setelah dilakukan uji t
diketahui nilainya 3,792 setelah pada t tabel pada taraf 5% sebesar 2,000,
maka th > tt (0,05:68) sehingga signifikan.
Sementara itu dalam analisis varian diketahui Freg sebesar 7,086
sedangkan nilai Ft (0,05) sebesar 3,44 karena Freg > Ft (0,05) adalah
signifikan. Dengan demikian pada taraf signifikasi 5% ada pengaruh
positif antara sikap santun berbahasa (Arab dan Inggris) secara bersama-
sama terhadap kehidupan sosial santri di pondok pesantren Darul Amanah
Kabunan Sukorejo Kendal. Artinya semakin tinggi sikap santun berbahasa
Arab dan Inggris, maka semakin tinggi kehidupan sosial santri di pondok
pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal. Sebaliknya semakin
rendah sikap santun berbahasa Arab dan Inggris, maka semakin rendah
pula kehidupan sosial santri di Pondok Pesantren Darul Amanah Kabunan
Sukorejo Kendal. Hal ini ditunjukkan dengan persamaan garis regresi ŷ =
24,581 + 0,601 X1 +0,022 X2. dan sumbangan relatif masing-masing
variabel diketahui X1 = 97 % X2= 3 %. Sedangkan sumbangan efektif
sebesar X1 = 17,46 % X2 = 0,54 %.
E. Keterbatasan Penelitian
Hasil penelitian ini telah dilakukan secara optimal, namun disadari
adanya beberapa keterbatasan. Walaupun demikian hasil penelitian yang
diperolah ini dapat dijadikan acuan awal bagi penelitian selanjutnya.
Keterbatasan yang dimaksud adalah sebagai berikut : keterbatasan waktu,
tenaga dan dana yang dimiliki, sehingga penelitian ini hanya dibatasi pada
santri di pondok pesantren Darul Amanah.
Meskipun banyak hambatan dan tantangan yang harus dihadapi dalam
melakukan penelitian ini, peneliti bersyukur bahwa penelitian ini telah
berhasil dengan sukses dan lancar.
Bab V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam penelitian ini yang diteliti adalah apakah terdapat pengaruh sikap
santun berbahasa Arab terhadap kehidupan sosial santri di pondok pesantren
Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal? Apakah terdapat pengaruh sikap
santun berbahasa Inggris terhadap kehidupan sosial santri di pondok pesantren
Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal? Dan apakah terdapat sikap santun
berbahasa Inggris dan Arab secara bersama-sama terhadap kehidupan sosial
santri di pondok pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal.
Bertolak dari analisis data dan pembahasan yang telah di uraikan dalam
Bab IV dapat ditarik kesimpulan dari penelitian ini antara lain :
1. Bahwa dari perhitungan rata-rata sikap santun berbahasa Arab di Pondok
Pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal diketahui nilainya
sebesar 62,28 termasuk dalam kategori “ cukup “ terletak pada interval 59
- 66 sementara itu dari analisis uji Freg X1 terhadap Y diketahui nilainya
Freg = 14,473. setelah dicocokkan dengan tabil F pada taraf signifikasi 5%
nilainya 3,99, sedangkan pada taraf signifikasi 1% nilainya sebesar 7,04.
karena Freg > Ft (0,05 dan 0,01), maka signifikan. Dengan demikian,
hipotesis yang menyatakan : “ ada pengaruh positif sikap santun berbahasa
Arab terhadap kehidupan sosial santri di Pondok Pesantren Darul Amanah
Kabunan Sukorejo Kendal “ diterima.
2. Bahwa dari perhitungan rata-rata sikap santun berbahasa Inggris di Pondok
Pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal diketahui nilainya
sebesar 56,82 termasuk dalam kategori “ cukup “ terletak pada interval 54
–60 sementara itu dari analisis uji Freg X2 terhadap Y diketahui nilainya
Freg = 5,243 setelah dicocokkan dengan tabil F pada taraf signifikasi 5%
nilainya 3,99, sedangkan pada taraf signifikasi 1% nilainya sebesar 7,04.
karena Freg > Ft (0,05), maka signifikan. Dengan demikian, hipotesis yang
menyatakan : “ ada pengaruh positif sikap santun berbahasa Arab terhadap
kehidupan sosial santri di Pondok Pesantren Darul Amanah Kabunan
Sukorejo Kendal “ diterima.
3. Bahwa dari perhitungan rata-rata kehidupan sosial santri di Pondok
Pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal diketahui nilainya
sebesar 63,38 termasuk dalam kategori “ cukup “ terletak pada interval 62
– 76 sementara itu dari analisis uji Freg (X1,2) terhadap Y diketahui nilainya
Freg = 7,086. setelah dicocokkan dengan tabil F pada taraf signifikasi 5%
nilainya 3,99, karena Freg > Ft (0,05), maka signifikan. Dengan demikian,
hipotesis yang menyatakan : “ ada pengaruh positif sikap santun berbahasa
(Arab dan Inggris) terhadap kehidupan sosial santri di Pondok Pesantren
Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal “. Artinya semakin tinggi sikap
santun berbahasa Arab dan Inggris, maka semakin tinggi kehidupan sosial
santri di Pondok Pesantren Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal.
Sebaliknya, semakin rendah sikap santun berbahasa Arab dan Inggris,
maka semakin rendah pula kehidupan sosial santri di Pondok Pesantren
Darul Amanah Kabunan Sukorejo Kendal. Hal ini ditunjukkan dengan
persamaan garis regresi ŷ = 24,581.+ 0,601 X1 + 0,022 X2 dan sumbangan
relatif masing-masing variabel diketahui. X1 = 97 % X2 = 3 %, sedangkan
sumbangan efektif sebesar X1 = 17,46 % dan X2 = 0,54 %.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Nama Lengkap : Anita Fauziah
2. Tempat Tanggal Lahir : Kendal, 28 Oktober 1984
3. NIM. : 3103163
4. Alamat Asal : Ds. Parakan Sebaran, Rt. 3/Rw.I Kec. Pageruyung Kab.
Kendal
5. Jenjang Pendidikan :
a. SDN Parakan Sebaran, Lulus tahun 1997
b. MTs Darul Amanah, Lulus tahun 2000
c. MA Darul Amanah, Lulus tahun 2003
d. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, Lulus 2008
Demikian riwayat hidup ini penulis buat dengan sebenar-benarnya dan harap menjadikan
maklum adanya.
Semarang, 28 Juni 2008
Penulis,
Anita Fauziah NIM. 3103163