Upload
others
View
15
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
SILABUS STASE NEUROMUSCULAR
2019
PROGRAM STUDI SARJANA FISIOTERAPI DAN PROFESI FISIOTERAPI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
PEDOMAN PERKULIAHAN
Abstrak
Fisioterapi Neuromuscular merupakan rangkaian pembelajaran proses asuhan fisioterapi
berupa: assessment, diagnose, planning, intervensi, serta evaluasi pada kondisi sistem saraf pusat
dan sistem saraf perifer. Adapun capaian pembelajaran yang diharapkan yaitu: Menjunjung
tunggi nilai kemanusiaan dalam menjalankan tugas berdasarkan agama, moral dan etika;
Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, agama, dan kepercayaan serta pendapat atau
temuan orisinal orang lain; Menunjukkan sikap bertanggung jawab atas pekerjaan di bidang
keahliaanya secara mandiri. (CP Sikap). Menguasai teori aplikasi pada bidang keilmuan
fisioterapi dasar (fundasi), ilmu gerak manusia, fisioterapi yang berkaitan dengan kesehatan
manusia secara umum yang berkaitan dengan gerak dan fungsi; Menguasai teori aplikasi
pelaksanaan asuhan Fisioterapi yang dilakukan secara mandiri atau berkelompok pada bidang
keilmuan Fisioterapi Neuromusculer; Menguasai teori aplikasi konsep dan prinsip Clinical
Reasoning dalam pemecahan masalah fisioterapi dan masyarakat. (CP Pengetahuan). Mampu
bekerja di bidang keahlian pokok untuk jenis pekerjaan yang spesifik, dan memiliki kompetensi
kerja yang minimal setara dengan standar kompetensi kerja profesinya; Mampu bekerja sama
dengan profesi lain yang sebidang dalam menyelesaikan masalah pekerjaan bidang profesinya;
Mampu mendokumentasikan, menyimpan, mengaudit, mengamankan, dan menemukan kembali
data dan informasi untuk keperluan ngembangan hasil kerja profesinya. (CP Ketrampilan
umum). Mampu menerapkan IPTEK laboratorium Biomedik Dasar yang berhubungan dengan
masalah gerak dan fungsinya yang diperlukan sebagai dasar pelayanan fisioterapi dan mampu
beradaptasi dengan sumberdaya yang tersedia; Mampu menerapkan IPTEK komunikasi,
psikososial yang berhubungan dengan masalah gerak dan fungsinya yang diperlukan sebagai
dasar pelayanan fisioterapi dan mampu beradaptasi dengan sumber daya yang tersedia; Mampu
menerapkan pendokumentasian, dan informasi layanan fisioterapi sebagai dasar rujukan bagi
fisioterapis (Ftr) dalam menetapkan tindakan Fisioterapi lanjutan/rujukan. (CP Ketrampilan
khusus)
Tujuan
Mata kuliah ini diberikan pada mahasiswa untuk dapat melakukan assessment
menegakkan diagnosa fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan
intervensi,melakukan evaluasi terkait patologi sistem saraf pusat dan tepi, serta melakukan
rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait
patologi sistem saraf pusat dan tepi diantaranya: (Stroke, Parkinson, Echepalitis, Vertigo, Spinal
Cord Injury, Cidera Otak, Alzeimer, Meningitis, Bell's Palsy, Lesi Peroneus, Lesi Brachialis,
Lesi Ulnaris, Lesi Radialis, Lesi Medianus, Gullain Barre Syndrome, Polinueropaty, dan
Trigeminalneuralgia.
SILABUS BERBASIS KOMPETENSI
I. IDENTITAS MATA KULIAH
Jurusan/Program Studi : Profesi Fisioterapi
Mata Kuliah : Fisioterapi Neuro Muscular
Kode : PFT1002
SKS : 6 SKS
Semester : I
Prasyarat : -
II. STANDAR KOMPETENSI
Memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai proses asuhan fisioterapi pada
kasus neuro-muscular.
No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Materi Pokok/
Rincian Materi
1. Mahasiswa dapat
melakukan
assessment,
menetapkan
diagnose fisioterapi
secara ICF,
menetapkan
planning, melakukan
intervensi, serta
evaluasi dan rujukan
ke profesi terkait
apabila dibutuhkan
dalam tatalaksana
patologi sistem saraf
pusat (stroke).
- Melakukan assessment terkait
patologi sistem saraf pusat (stroke).
- Melakukan diagnosa fisioterapi
secara ICF terkait patologi sistem saraf
pusat (stroke).
- Menetapkan planning terkait patologi
sistem saraf pusat (stroke).
- Melakukan intervensi terkait
patologi sistem saraf pusat (stroke).
- Melakukan evaluasi terkait patologi
sistem saraf pusat (stroke).
- Melakukan rujukan ke profesi
lainnya apabila dibutuhkan
terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi sistem saraf
pusat (stroke).
Proses asuhan fisioterapi
pada stroke.
2 Mahasiswa dapat
melakukan
assessment,
menetapkan
diagnose fisioterapi
secara ICF,
menetapkan
- Melakukan assessment terkait
patologi sistem saraf pusat (stroke).
- Melakukan diagnosa fisioterapi
secara ICF terkait patologi sistem saraf
pusat (stroke).
- Menetapkan planning terkait patologi
sistem saraf pusat (stroke).
Proses asuhan fisioterapi
pada stroke.
planning, melakukan
intervensi, serta
evaluasi dan rujukan
ke profesi terkait
apabila dibutuhkan
dalam tatalaksana
patologi sistem saraf
pusat (stroke).
- Melakukan intervensi terkait
patologi sistem saraf pusat (stroke).
- Melakukan evaluasi terkait patologi
sistem saraf pusat (stroke).
- Melakukan rujukan ke profesi
lainnya apabila dibutuhkan
terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi sistem saraf
pusat (stroke).
3
Mahasiswa dapat
melakukan
assessment,
menetapkan
diagnose fisioterapi
secara ICF,
menetapkan
planning, melakukan
intervensi, serta
evaluasi dan rujukan
ke profesi terkait
apabila dibutuhkan
dalam tatalaksana
patologi sistem saraf
pusat (parkinson,
vertigo, dan
alzeimer).
- Melakukan assessment terkait
patologi sistem saraf pusat (parkinson,
vertigo, dan alzeimer).
- Melakukan diagnosa fisioterapi
secara ICF terkait patologi sistem saraf
pusat (parkinson, vertigo, dan
alzeimer).
- Menetapkan planning terkait patologi
sistem saraf pusat (parkinson, vertigo,
dan alzeimer).
- Melakukan intervensi terkait
patologi sistem saraf pusat (parkinson,
vertigo, dan alzeimer).
- Melakukan evaluasi terkait patologi
sistem saraf pusat (parkinson, vertigo,
dan alzeimer).
- Melakukan rujukan ke profesi
lainnya apabila dibutuhkan
terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi sistem saraf
pusat (parkinson, vertigo, dan
alzeimer).
Proses asuhan fisioterapi
pada parkinson, vertigo,
dan alzeimer.
4 Mahasiswa dapat
melakukan
assessment,
menetapkan
diagnose fisioterapi
secara ICF,
menetapkan
planning, melakukan
intervensi, serta
evaluasi dan rujukan
- Melakukan assessment terkait
patologi sistem saraf pusat
(encephalitis dan meningitis).
- Melakukan diagnosa fisioterapi
secara ICF terkait patologi sistem saraf
pusat (encephalitis dan meningitis).
- Menetapkan planning terkait patologi
sistem saraf pusat (encephalitis dan
meningitis).
Proses asuhan fisioterapi
pada encephalitis dan
meningitis.
ke profesi terkait
apabila dibutuhkan
dalam tatalaksana
patologi sistem saraf
pusat (encephalitis
dan meningitis).
- Melakukan intervensi terkait
patologi sistem saraf pusat
(encephalitis dan meningitis).
- Melakukan evaluasi terkait patologi
sistem saraf pusat (encephalitis dan
meningitis).
- Melakukan rujukan ke profesi
lainnya apabila dibutuhkan
terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi sistem saraf
pusat (encephalitis dan meningitis).
5
Mahasiswa dapat
melakukan
assessment,
menetapkan
diagnose fisioterapi
secara ICF,
menetapkan
planning, melakukan
intervensi, serta
evaluasi dan rujukan
ke profesi terkait
apabila dibutuhkan
dalam tatalaksana
patologi sistem saraf
pusat (cidera otak
dan spinal cord
injury).
- Melakukan assessment terkait
patologi sistem saraf pusat (cidera otak
dan spinal cord injury).
- Melakukan diagnosa fisioterapi
secara ICF terkait patologi sistem saraf
pusat (cidera otak dan spinal cord
injury).
- Menetapkan planning terkait patologi
sistem saraf pusat (cidera otak dan
spinal cord injury).
- Melakukan intervensi terkait
patologi sistem saraf pusat (cidera otak
dan spinal cord injury).
- Melakukan evaluasi terkait patologi
sistem saraf pusat (cidera otak dan
spinal cord injury).
- Melakukan rujukan ke profesi
lainnya apabila dibutuhkan
terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi sistem saraf
pusat (cidera otak dan spinal cord
injury).
Proses asuhan fisioterapi
pada cidera otak dan spinal
cord injury.
6 Mahasiswa dapat
melakukan
assessment,
menetapkan
diagnose fisioterapi
secara ICF,
menetapkan
planning, melakukan
- Melakukan assessment terkait
patologi sistem saraf tepi (bell’s palsy
dan trigeminalneuralgia).
- Melakukan diagnosa fisioterapi
secara ICF terkait patologi sistem saraf
tepi (bell’s palsy dan
trigeminalneuralgia).
Proses asuhan fisioterapi
pada bell’s palsy dan
trigeminalneuralgia.
intervensi, serta
evaluasi dan rujukan
ke profesi terkait
apabila dibutuhkan
dalam tatalaksana
patologi sistem saraf
tepi (bell’s palsy dan
trigeminalneuralgia).
- Menetapkan planning terkait patologi
sistem saraf tepi (bell’s palsy dan
trigeminalneuralgia).
- Melakukan intervensi terkait
patologi sistem saraf tepi (bell’s palsy
dan trigeminalneuralgia).
- Melakukan evaluasi terkait patologi
sistem saraf tepi (bell’s palsy dan
trigeminalneuralgia).
- Melakukan rujukan ke profesi
lainnya apabila dibutuhkan
terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi sistem saraf
tepi (bell’s palsy dan
trigeminalneuralgia).
7
Mahasiswa dapat
melakukan
assessment,
menetapkan
diagnose fisioterapi
secara ICF,
menetapkan
planning, melakukan
intervensi, serta
evaluasi dan rujukan
ke profesi terkait
apabila dibutuhkan
dalam tatalaksana
patologi sistem saraf
tepi (lesi brachialis).
- Melakukan assessment terkait
patologi sistem saraf tepi (lesi
brachialis).
- Melakukan diagnosa fisioterapi
secara ICF terkait patologi sistem saraf
tepi (lesi brachialis).
- Menetapkan planning terkait patologi
sistem saraf tepi (lesi brachialis).
- Melakukan intervensi terkait
patologi sistem saraf tepi (lesi
brachialis).
- Melakukan evaluasi terkait patologi
sistem saraf tepi (lesi brachialis).
- Melakukan rujukan ke profesi
lainnya apabila dibutuhkan
terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi sistem saraf
tepi (lesi brachialis).
Proses asuhan fisioterapi
pada lesi brachialis.
8 Mahasiswa dapat
melakukan
assessment,
menetapkan
diagnose fisioterapi
secara ICF,
menetapkan
planning, melakukan
- Melakukan assessment terkait
patologi sistem saraf tepi (lesi
peroneus, ulnaris, radialis, medianus).
- Melakukan diagnosa fisioterapi
secara ICF terkait patologi sistem saraf
tepi (lesi peroneus, ulnaris, radialis,
medianus).
Proses asuhan fisioterapi
pada lesi peroneus, ulnaris,
radialis, medianus.
intervensi, serta
evaluasi dan rujukan
ke profesi terkait
apabila dibutuhkan
dalam tatalaksana
patologi sistem saraf
tepi (lesi peroneus,
ulnaris, radialis,
medianus).
- Menetapkan planning terkait patologi
sistem saraf tepi (lesi peroneus,
ulnaris, radialis, medianus).
- Melakukan intervensi terkait
patologi sistem saraf tepi (lesi
peroneus, ulnaris, radialis, medianus).
- Melakukan evaluasi terkait patologi
sistem saraf tepi (lesi peroneus,
ulnaris, radialis, medianus).
- Melakukan rujukan ke profesi
lainnya apabila dibutuhkan
terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi sistem saraf
tepi (lesi peroneus, ulnaris, radialis,
medianus).
9
Mahasiswa dapat
melakukan
assessment,
menetapkan
diagnose fisioterapi
secara ICF,
menetapkan
planning, melakukan
intervensi, serta
evaluasi dan rujukan
ke profesi terkait
apabila dibutuhkan
dalam tatalaksana
patologi sistem saraf
tepi (gullian barre
syndrome).
- Melakukan assessment terkait
patologi sistem saraf tepi (gullian
barre syndrome).
- Melakukan diagnosa fisioterapi
secara ICF terkait patologi sistem saraf
tepi (gullian barre syndrome).
- Menetapkan planning terkait patologi
sistem saraf tepi (gullian barre
syndrome).
- Melakukan intervensi terkait
patologi sistem saraf tepi (gullian
barre syndrome).
- Melakukan evaluasi terkait patologi
sistem saraf tepi (gullian barre
syndrome).
- Melakukan rujukan ke profesi
lainnya apabila dibutuhkan
terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi sistem saraf
tepi (gullian barre syndrome).
Proses asuhan fisioterapi
pada gullian barre
syndrome.
10 Mahasiswa dapat
melakukan
assessment,
menetapkan
diagnose fisioterapi
secara ICF,
menetapkan
planning, melakukan
intervensi, serta
- Melakukan assessment terkait
patologi sistem saraf tepi
(polyneuropathy).
- Melakukan diagnosa fisioterapi
secara ICF terkait patologi sistem saraf
tepi (polyneuropathy).
- Menetapkan planning terkait patologi
sistem saraf tepi (polyneuropathy).
Proses asuhan fisioterapi
pada polyneuropathy.
evaluasi dan rujukan
ke profesi terkait
apabila dibutuhkan
dalam tatalaksana
patologi sistem saraf
tepi
(polyneuropathy).
- Melakukan intervensi terkait
patologi sistem saraf tepi
(polyneuropathy).
- Melakukan evaluasi terkait patologi
sistem saraf tepi (polyneuropathy).
- Melakukan rujukan ke profesi
lainnya apabila dibutuhkan
terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi sistem saraf
tepi (polyneuropathy).
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Fisioterapi Neuro Muscular
Kode/SKS : PFT1002 / 6 SKS
Semester : I
Minggu ke : 1
Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi sistem
saraf pusat.
Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana stroke.
Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit
Dosen Pengajar : Made Hendra Satria Nugraha, S.Ft., M.Fis.
KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN
A. KOMPETENSI
1. Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF,
menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait
apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi sistem saraf pusat (stroke).
B. INDIKATOR
1. Melakukan assessment terkait patologi sistem saraf pusat (stroke).
2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi sistem saraf pusat (stroke).
3. Menetapkan planning terkait patologi sistem saraf pusat (stroke).
4. Melakukan intervensi terkait patologi sistem saraf pusat (stroke).
5. Melakukan evaluasi terkait patologi sistem saraf pusat (stroke).
6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi sistem saraf pusat (stroke).
C. MODEL PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran :
- Bed side teaching - Tugas lapangan
D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN
1. White Board
2. Board Marker
3. Laptop
4. Multi Media Projector/LCD
E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN
Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian
Pembukaan Materi tentang assessment,
menetapkan diagnose fisioterapi
secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta
evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi sistem saraf
pusat (stroke).
Mendengarkan,
mencatat
Soft skill
mahasiswa
Penyajian Bed side teaching
Mendengarkan,
melihat, mencatat
dan bertanya jika
tidak jelas
Soft skill
mahasiswa
Penutup Merangkum uraian dalam bentuk
tugas lapangan.
Mendengarkan dan
mencatat
Tugas
lapangan dan
morning
report.
Sumber Belajar :
1. Martin dan Kessler. 2015. Neurologic Interventions for Physical Therapy: 3rd Edition. Saunders: USA
2. Umphred, DA., Burton, GU., Lazaro, RT., dan Roller, ML. 2013. Umphred’s Neurological Rehabilitation Sixt Edition. Elsevier Mosby: USA
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Fisioterapi Neuro Muscular
Kode/SKS : PFT1002 / 6 SKS
Semester : I
Minggu ke : 2
Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi sistem
saraf pusat.
Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana stroke.
Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit
Dosen Pengajar : Made Hendra Satria Nugraha, S.Ft., M.Fis.
KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN
A. KOMPETENSI
1. Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF,
menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait
apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi sistem saraf pusat (stroke).
B. INDIKATOR
1. Melakukan assessment terkait patologi sistem saraf pusat (stroke).
2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi sistem saraf pusat (stroke).
3. Menetapkan planning terkait patologi sistem saraf pusat (stroke).
4. Melakukan intervensi terkait patologi sistem saraf pusat (stroke).
5. Melakukan evaluasi terkait patologi sistem saraf pusat (stroke).
6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi sistem saraf pusat (stroke).
C. MODEL PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran :
- Bed side teaching - Tugas lapangan
D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN
1. White Board
2. Board Marker
3. Laptop
4. Multi Media Projector/LCD
E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN
Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian
Pembukaan Materi tentang assessment,
menetapkan diagnose fisioterapi
secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta
evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi sistem saraf
pusat (stroke).
Mendengarkan,
mencatat
Soft skill
mahasiswa
Penyajian Bed side teaching
Mendengarkan,
melihat, mencatat
dan bertanya jika
tidak jelas
Soft skill
mahasiswa
Penutup Merangkum uraian dalam bentuk
tugas lapangan.
Mendengarkan dan
mencatat
Tugas
lapangan dan
morning
report.
Sumber Belajar :
1. Martin dan Kessler. 2015. Neurologic Interventions for Physical Therapy: 3rd Edition. Saunders: USA
2. Umphred, DA., Burton, GU., Lazaro, RT., dan Roller, ML. 2013. Umphred’s Neurological Rehabilitation Sixt Edition. Elsevier Mosby: USA
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Fisioterapi Neuro Muscular
Kode/SKS : PFT1002 / 6 SKS
Semester : I
Minggu ke : 3
Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi sistem
saraf pusat.
Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana parkinson,
vertigo, dan alzeimer.
Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit
Dosen Pengajar : Made Hendra Satria Nugraha, S.Ft., M.Fis.
KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN
A. KOMPETENSI
Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF,
menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait
apabila dibutuhkan dalam tatalaksana parkinson, vertigo, dan alzeimer.
B. INDIKATOR
1. Melakukan assessment terkait patologi sistem saraf pusat (parkinson, vertigo, dan
alzeimer).
2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi sistem saraf pusat (parkinson,
vertigo, dan alzeimer).
3. Menetapkan planning terkait patologi sistem saraf pusat (parkinson, vertigo, dan alzeimer).
4. Melakukan intervensi terkait patologi sistem saraf pusat (parkinson, vertigo, dan alzeimer).
5. Melakukan evaluasi terkait patologi sistem saraf pusat (parkinson, vertigo, dan alzeimer).
6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi sistem saraf pusat (parkinson, vertigo, dan alzeimer).
C. MODEL PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran :
- Bed side teaching
- Tugas lapangan
D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN
1. White Board
2. Board Marker
3. Laptop
4. Multi Media Projector/LCD
E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN
Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian
Pembukaan Materi tentang assessment,
menetapkan diagnose fisioterapi
secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta
evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi sistem saraf
pusat (parkinson, vertigo, dan
alzeimer).
Mendengarkan,
mencatat
Soft skill
mahasiswa
Penyajian Bed side teaching
Mendengarkan,
melihat, mencatat
dan bertanya jika
tidak jelas
Soft skill
mahasiswa
Penutup Merangkum uraian dalam bentuk
tugas lapangan.
Mendengarkan dan
mencatat
Tugas
lapangan dan
morning
report.
Sumber Belajar :
1. Martin dan Kessler. 2015. Neurologic Interventions for Physical Therapy: 3rd Edition. Saunders: USA
2. Umphred, DA., Burton, GU., Lazaro, RT., dan Roller, ML. 2013. Umphred’s Neurological Rehabilitation Sixt Edition. Elsevier Mosby: USA
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Fisioterapi Neuro Muscular
Kode/SKS : PFT1002 / 6 SKS
Semester : I
Minggu ke : 4
Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi sistem
saraf pusat.
Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana encephalitis
dan meningitis.
Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit
Dosen Pengajar : Made Hendra Satria Nugraha, S.Ft., M.Fis.
KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN
A. KOMPETENSI
Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF,
menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait
apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi sistem saraf pusat (encephalitis dan
meningitis).
B. INDIKATOR
1. Melakukan assessment terkait patologi sistem saraf pusat (encephalitis dan
meningitis).
2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi sistem saraf pusat
(encephalitis dan meningitis).
3. Menetapkan planning terkait patologi sistem saraf pusat (encephalitis dan meningitis).
4. Melakukan intervensi terkait patologi sistem saraf pusat (encephalitis dan meningitis).
5. Melakukan evaluasi terkait patologi sistem saraf pusat (encephalitis dan meningitis).
6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan
diagnose penunjang terkait patologi sistem saraf pusat (encephalitis dan meningitis).
C. MODEL PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran :
- Bed side teaching
- Tugas lapangan
D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN
1. White Board
2. Board Marker
3. Laptop
4. Multi Media Projector/LCD
E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN
Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian
Pembukaan Materi tentang assessment,
menetapkan diagnose fisioterapi
secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta
evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi sistem saraf
pusat (encephalitis dan
meningitis).
Mendengarkan,
mencatat
Soft skill
mahasiswa
Penyajian Bed side teaching
Mendengarkan,
melihat, mencatat
dan bertanya jika
tidak jelas
Soft skill
mahasiswa
Penutup Merangkum uraian dalam bentuk
tugas lapangan.
Mendengarkan dan
mencatat
Tugas
lapangan dan
morning
report.
Sumber Belajar :
1. Martin dan Kessler. 2015. Neurologic Interventions for Physical Therapy: 3rd Edition. Saunders: USA
2. Umphred, DA., Burton, GU., Lazaro, RT., dan Roller, ML. 2013. Umphred’s Neurological Rehabilitation Sixt Edition. Elsevier Mosby: USA
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Fisioterapi Neuro Muscular
Kode/SKS : PFT1002 / 6 SKS
Semester : I
Minggu ke : 5
Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi sistem
saraf pusat.
Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana cidera otak dan
spinal cord injury.
Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit
Dosen Pengajar : Made Hendra Satria Nugraha, S.Ft., M.Fis.
KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN
A. KOMPETENSI
Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF,
menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait
apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi sistem saraf pusat (cidera otak dan spinal cord
injury).
B. INDIKATOR
1. Melakukan assessment terkait patologi sistem saraf pusat (cidera otak dan spinal cord
injury).
2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi sistem saraf pusat (cidera otak dan spinal cord injury).
3. Menetapkan planning terkait patologi sistem saraf pusat (cidera otak dan spinal cord injury).
4. Melakukan intervensi terkait patologi sistem saraf pusat (cidera otak dan spinal cord injury).
5. Melakukan evaluasi terkait patologi sistem saraf pusat (cidera otak dan spinal cord injury).
6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi sistem saraf pusat (cidera otak dan spinal cord injury).
C. MODEL PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran :
- Bed side teaching
- Tugas lapangan
D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN
1. White Board
2. Board Marker
3. Laptop
4. Multi Media Projector/LCD
E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN
Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian
Pembukaan Materi tentang assessment,
menetapkan diagnose fisioterapi
secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta
evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi sistem saraf
pusat (cidera otak dan spinal cord
injury).
Mendengarkan,
mencatat
Soft skill
mahasiswa
Penyajian Bed side teaching
Mendengarkan,
melihat, mencatat
dan bertanya jika
tidak jelas
Soft skill
mahasiswa
Penutup Merangkum uraian dalam bentuk
tugas lapangan.
Mendengarkan dan
mencatat
Tugas
lapangan dan
morning
report.
Sumber Belajar :
1. Martin dan Kessler. 2015. Neurologic Interventions for Physical Therapy: 3rd Edition. Saunders: USA
2. Umphred, DA., Burton, GU., Lazaro, RT., dan Roller, ML. 2013. Umphred’s Neurological Rehabilitation Sixt Edition. Elsevier Mosby: USA
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Fisioterapi Neuro Muscular
Kode/SKS : PFT1002 / 6 SKS
Semester : I
Minggu ke : 6
Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi sistem
saraf tepi.
Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana bell’s palsy
dan trigeminalneuralgia.
Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit
Dosen Pengajar : Made Hendra Satria Nugraha, S.Ft., M.Fis.
KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN
A. KOMPETENSI
Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF,
menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait
apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi sistem saraf tepi (bell’s palsy dan
trigeminalneuralgia).
B. INDIKATOR
1. Melakukan assessment terkait patologi sistem saraf tepi (bell’s palsy dan trigeminalneuralgia).
2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi sistem saraf tepi (bell’s palsy dan trigeminalneuralgia).
3. Menetapkan planning terkait patologi sistem saraf tepi (bell’s palsy dan trigeminalneuralgia).
4. Melakukan intervensi terkait patologi sistem saraf tepi (bell’s palsy dan trigeminalneuralgia).
5. Melakukan evaluasi terkait patologi sistem saraf tepi (bell’s palsy dan trigeminalneuralgia).
6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi sistem saraf tepi (bell’s palsy dan trigeminalneuralgia).
C. MODEL PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran :
- Bed side teaching
- Tugas lapangan
D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN
1. White Board
2. Board Marker
3. Laptop
4. Multi Media Projector/LCD
E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN
Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian
Pembukaan Materi tentang assessment,
menetapkan diagnose fisioterapi
secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta
evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi sistem saraf
tepi (bell’s palsy dan
trigeminalneuralgia).
Mendengarkan,
mencatat
Soft skill
mahasiswa
Penyajian Bed side teaching
Mendengarkan,
melihat, mencatat
dan bertanya jika
tidak jelas
Soft skill
mahasiswa
Penutup Merangkum uraian dalam bentuk
tugas lapangan.
Mendengarkan dan
mencatat
Tugas
lapangan dan
morning
report.
Sumber Belajar :
1. Martin dan Kessler. 2015. Neurologic Interventions for Physical Therapy: 3rd Edition. Saunders: USA
2. Umphred, DA., Burton, GU., Lazaro, RT., dan Roller, ML. 2013. Umphred’s
Neurological Rehabilitation Sixt Edition. Elsevier Mosby: USA
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Fisioterapi Neuro Muscular
Kode/SKS : PFT1002 / 6 SKS
Semester : I
Minggu ke : 7
Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi sistem
saraf tepi.
Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana lesi brachialis.
Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit
Dosen Pengajar : Made Hendra Satria Nugraha, S.Ft., M.Fis.
KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN
A. KOMPETENSI
Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF,
menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait
apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi sistem saraf tepi (lesi brachialis).
B. INDIKATOR
1. Melakukan assessment terkait patologi sistem saraf tepi (lesi brachialis).
2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi sistem saraf tepi (lesi brachialis).
3. Menetapkan planning terkait patologi sistem saraf tepi (lesi brachialis).
4. Melakukan intervensi terkait patologi sistem saraf tepi (lesi brachialis).
5. Melakukan evaluasi terkait patologi sistem saraf tepi (lesi brachialis).
6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi sistem saraf tepi (lesi brachialis).
C. MODEL PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran :
- Bed side teaching
- Tugas lapangan
D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN
1. White Board
2. Board Marker
3. Laptop
4. Multi Media Projector/LCD
E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN
Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian
Pembukaan Materi tentang assessment,
menetapkan diagnose fisioterapi
secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta
evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi sistem saraf
tepi (lesi brachialis).
Mendengarkan,
mencatat
Soft skill
mahasiswa
Penyajian Bed side teaching
Mendengarkan,
melihat, mencatat
dan bertanya jika
tidak jelas
Soft skill
mahasiswa
Penutup Merangkum uraian dalam bentuk
tugas lapangan.
Mendengarkan dan
mencatat
Tugas
lapangan dan
morning
report.
Sumber Belajar :
1. Martin dan Kessler. 2015. Neurologic Interventions for Physical Therapy: 3rd Edition. Saunders: USA
2. Umphred, DA., Burton, GU., Lazaro, RT., dan Roller, ML. 2013. Umphred’s Neurological Rehabilitation Sixt Edition. Elsevier Mosby: USA
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Fisioterapi Neuro Muscular
Kode/SKS : PFT1002 / 6 SKS
Semester : I
Minggu ke : 8
Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi sistem
saraf tepi.
Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana lesi peroneus,
ulnaris, radialis, medianus.
Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit
Dosen Pengajar : Made Hendra Satria Nugraha, S.Ft., M.Fis.
KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN
A. KOMPETENSI
Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF,
menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait
apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi sistem saraf tepi (lesi peroneus, ulnaris,
radialis, medianus).
B. INDIKATOR
1. Melakukan assessment terkait patologi sistem saraf tepi (lesi peroneus, ulnaris, radialis, medianus).
2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi sistem saraf tepi (lesi peroneus, ulnaris, radialis, medianus).
3. Menetapkan planning terkait patologi sistem saraf tepi (lesi peroneus, ulnaris, radialis, medianus).
4. Melakukan intervensi terkait patologi sistem saraf tepi (lesi peroneus, ulnaris, radialis, medianus).
5. Melakukan evaluasi terkait patologi sistem saraf tepi (lesi peroneus, ulnaris, radialis, medianus).
6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi sistem saraf tepi (lesi peroneus, ulnaris, radialis, medianus).
C. MODEL PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran :
- Bed side teaching
- Tugas lapangan
D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN
1. White Board
2. Board Marker
3. Laptop
4. Multi Media Projector/LCD
E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN
Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian
Pembukaan Materi tentang assessment,
menetapkan diagnose fisioterapi
secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta
evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi sistem saraf
tepi (lesi peroneus, ulnaris,
radialis, medianus).
Mendengarkan,
mencatat
Soft skill
mahasiswa
Penyajian Bed side teaching
Mendengarkan,
melihat, mencatat
dan bertanya jika
tidak jelas
Soft skill
mahasiswa
Penutup Merangkum uraian dalam bentuk
tugas lapangan.
Mendengarkan dan
mencatat
Tugas
lapangan dan
morning
report.
Sumber Belajar :
1. Martin dan Kessler. 2015. Neurologic Interventions for Physical Therapy: 3rd Edition. Saunders: USA
2. Umphred, DA., Burton, GU., Lazaro, RT., dan Roller, ML. 2013. Umphred’s
Neurological Rehabilitation Sixt Edition. Elsevier Mosby: USA
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Fisioterapi Neuro Muscular
Kode/SKS : PFT1002 / 6 SKS
Semester : I
Minggu ke : 9
Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi sistem
saraf tepi.
Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana gullian barre
syndrome.
Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit
Dosen Pengajar : Made Hendra Satria Nugraha, S.Ft., M.Fis.
KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN
A. KOMPETENSI
Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF,
menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait apabila
dibutuhkan dalam tatalaksana patologi sistem saraf tepi (gullian barre syndrome).
B. INDIKATOR
1. Melakukan assessment terkait patologi sistem saraf tepi (gullian barre syndrome).
2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi sistem saraf tepi (gullian barre syndrome).
3. Menetapkan planning terkait patologi sistem saraf tepi (gullian barre syndrome).
4. Melakukan intervensi terkait patologi sistem saraf tepi (gullian barre syndrome).
5. Melakukan evaluasi terkait patologi sistem saraf tepi (gullian barre syndrome).
6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait patologi sistem saraf tepi (gullian barre syndrome).
C. MODEL PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran :
- Bed side teaching
- Tugas lapangan
D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN
1. White Board
2. Board Marker
3. Laptop
4. Multi Media Projector/LCD
E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN
Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian
Pembukaan Materi tentang assessment,
menetapkan diagnose fisioterapi
secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta
evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi sistem saraf
tepi (gullian barre syndrome).
Mendengarkan,
mencatat
Soft skill
mahasiswa
Penyajian Bed side teaching
Mendengarkan,
melihat, mencatat
dan bertanya jika
tidak jelas
Soft skill
mahasiswa
Penutup Merangkum uraian dalam bentuk
tugas lapangan.
Mendengarkan dan
mencatat
Tugas
lapangan dan
morning
report.
Sumber Belajar :
1. Martin dan Kessler. 2015. Neurologic Interventions for Physical Therapy: 3rd Edition. Saunders: USA
2. Umphred, DA., Burton, GU., Lazaro, RT., dan Roller, ML. 2013. Umphred’s Neurological Rehabilitation Sixt Edition. Elsevier Mosby: USA
SATUAN ACARA PERKULIAHAN
Mata Kuliah : Fisioterapi Neuro Muscular
Kode/SKS : PFT1002 / 6 SKS
Semester : I
Minggu ke : 10
Materi Pokok : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi sistem
saraf tepi.
Sub Pokok Bahasan : Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan
diagnose fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam tatalaksana
polyneuropathy.
Waktu Pertemuan : 3 x 50 menit
Dosen Pengajar : Made Hendra Satria Nugraha, S.Ft., M.Fis.
KOMPETENSI DAN MODEL PEMBELAJARAN
A. KOMPETENSI
Mahasiswa dapat melakukan assessment, menetapkan diagnose fisioterapi secara ICF,
menetapkan planning, melakukan intervensi, serta evaluasi dan rujukan ke profesi terkait
apabila dibutuhkan dalam tatalaksana patologi sistem saraf tepi (polyneuropathy).
B. INDIKATOR
1. Melakukan assessment terkait patologi sistem saraf tepi (polyneuropathy).
2. Melakukan diagnosa fisioterapi secara ICF terkait patologi sistem saraf tepi
(polyneuropathy).
3. Menetapkan planning terkait patologi sistem saraf tepi (polyneuropathy).
4. Melakukan intervensi terkait patologi sistem saraf tepi (polyneuropathy).
5. Melakukan evaluasi terkait patologi sistem saraf tepi (polyneuropathy).
6. Melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi sistem saraf tepi (polyneuropathy).
C. MODEL PEMBELAJARAN
Metode Pembelajaran :
- Bed side teaching
- Tugas lapangan
D. MEDIA, ALAT DAN BAHAN PEMBELAJARAN
1. White Board
2. Board Marker
3. Laptop
4. Multi Media Projector/LCD
E. SKENARIO KEGIATAN PEMBELAJARAN
Tahapan Kegiatan Dosen Kegiatan Mahasiswa Penilaian
Pembukaan Materi tentang assessment,
menetapkan diagnose fisioterapi
secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi, serta
evaluasi dan rujukan ke profesi
terkait apabila dibutuhkan dalam
tatalaksana patologi sistem saraf
tepi (polyneuropathy).
Mendengarkan,
mencatat
Soft skill
mahasiswa
Penyajian Bed side teaching
Mendengarkan,
melihat, mencatat
dan bertanya jika
tidak jelas
Soft skill
mahasiswa
Penutup Merangkum uraian dalam bentuk
tugas lapangan.
Mendengarkan dan
mencatat
Tugas
lapangan dan
morning
report.
Sumber Belajar :
1. Martin dan Kessler. 2015. Neurologic Interventions for Physical Therapy: 3rd Edition. Saunders: USA
2. Umphred, DA., Burton, GU., Lazaro, RT., dan Roller, ML. 2013. Umphred’s Neurological Rehabilitation Sixt Edition. Elsevier Mosby: USA
KONTRAK PERKULIAHAN
Nama Mata Kuliah : Fisioterapi Neuro Muscular
Kode Mata Kuliah : PFT1002
Pengajar : Made Hendra Satria Nugraha, S.Ft., M.Fis.
Semester : 1
Hari pertemuan/Jam :
Tempat Pertemuan : RSUP Sanglah Denpasar, RSD Mangusada Badung, RS Bali Mandara
1. Manfaat Mata Kuliah
Mata kuliah ini diberikan pada mahasiswa untuk dapat melakukan assessment
menegakkan diagnosa fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan
intervensi,melakukan evaluasi terkait patologi sistem saraf pusat dan tepi, serta melakukan
rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose penunjang terkait
patologi sistem saraf pusat dan tepi.
2. Deskripsi Perkuliahan
Mata kuliah ini membahas tentang diantaranya :
1. Stroke
2. Parkinson
3. Echepalitis
4. Vertigo
5. Spinal Cord Injury
6. Cidera Otak
7. Alzeimer
8. Meningitis
9. Bell's Palsy
10. Lesi Peroneus
11. Lesi Brachialis
12. Lesi Ulnar
13. Lesi Radialis
14. Lesi Medianus
15. Gullain Barre Syndrome
16. Polinueropaty
17. Trigeminalneuralgia
3. Tujuan Instruksional
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini (pada akhir semester), mahasiswa mampu
melakukan assessment menegakkan diagnosa fisioterapi secara ICF, menetapkan planning,
melakukan intervensi,melakukan evaluasi terkait patologi sistem saraf pusat dan tepi, serta
melakukan rujukan ke profesi lainnya apabila dibutuhkan terapi/pemeriksaan diagnose
penunjang terkait patologi sistem saraf pusat dan tepi.
4. Organisasi Materi
Organisasi materi dapat dilihat pada jadwal perkuliahan.
5. Strategi Perkuliahan
Perkuliahan berupa kuliah tutorial morning report, bed side teaching, dan penugasan
lapangan. Selain itu, mahasiswa akan dievaluasi melalui presentasi kasus, presentasi jurnal,
dan ujian bagian.
6. Materi/Bacaan Perkuliahan
Buku/bacaan pokok dalam perkuliahan ini adalah:
1. Martin dan Kessler. 2015. Neurologic Interventions for Physical Therapy: 3rd Edition. Saunders: USA
2. Umphred, DA., Burton, GU., Lazaro, RT., dan Roller, ML. 2013. Umphred’s Neurological Rehabilitation Sixt Edition. Elsevier Mosby: USA
7. Tugas
Dalam perkuliahan, diberikan beberapa tugas sebagai berikut:
1. Morning Report (MR)
a. MR di lakukan bersama CE dengan sistem SGD
b. Topik MR dapat ditentukan kemudian oleh CE dan/atau Mahasiswa
c. Jumlah minimal pelaksanaan MR berbeda di setiap stase
d. Mahasiswa wajib menyiapkan FORM PENILAIAN MORNING REPORT
(perkelompok) di setiap pelaksanaan MR (form code : 1.FTR.MR)
e. Form Penilaian MR yang telah diisi nilai tetap dibawa oleh CE
f. Mahasiswa berhak dan wajib mengingatkan CE untuk mengumpulkan Nilai MR
kepada Preseptor disetiap akhir praktik di tempat terkait
2. Tugas Lapangan (TL)
a. TL di lakukan setiap hari praktik dengan arahan atau pengawasan dari CE
b. Mahasiswa akan diberikan tanggung jawab untuk mengawasi beberapa pasien atas petunjuk CE
c. Mahasiswa wajib mencatat perkembangan pasien yg menjadi tanggung jawabnya dalam FORM TUGAS LAPANGAN tiap hari / kali (form code : 1.FTR.TL) dan
melengkapi laporan pembelajaran TL yang ada pada buku log
d. Mahasiswa wajib melakukan diskusi dengan CE berkaitan dengan perkembangan pasien
e. Di minggu akhir di tempat terkait, Mahasiswa wajib mengumpulkan FORM TL dilengkapi dengan FORM PENILAIAN TUGAS LAPANGAN (perorang) untuk
dilakukan penilaian oleh CE (form code : 2.FTR.TL )
f. Form TL yang telah dinilai oleh CE daoat diminta kembali untuk berikutnya dikumpulkan ke Kordik Profesi Fisioterapi FK Unud
g. Mahasiswa wajib mengingatkan CE untuk mengumpulkan Nilai TL kepada Preseptor disetiap akhir praktik di tempat terkait
3. Presentasi Kasus (Presus)
a. Jumlah presentasi kasus berbeda di setiap stase
b. Mahasiswa wajib melakukan minimal 4 kali bimbingan dengan CE dan/atau Preseptor terkait kasus yang akan dipresentasikan dan mencatatnya dalam form bimbingan pada
buku log
c. Jadwal presentasi ditentukan berdasarkan kesepakatan antara Mahasiswa dengan CE dan/atau Preseptor
d. Mahasiswa wajib mengisi FORM STATUS KLINIS untuk kasus yang akan di presentasikan (form code : 1.FTR.STAKIS)
e. Mahasiswa wajib membuat PPT untuk sarana presentasi (format disesuaikan dgn isi STAKIS)
f. Mahasiswa wajib mengirimkan/upload tugas Status Klinis (WORD dan PPT) beserta Jurnal Pendukung (PDF) melalui Google Classroom Profesi Fisioterapi batch 3 2018
(max H-3 ujian)
g. Mahasiswa masing-masing wajib menyiapkan 2 (Dua) FORM PENILAIAN PRESUS (perorang) untuk CE dan Preseptor (form code : 2.FTR.PRESUS)
h. Nilai Presus akan langsung dibawa oleh Preseptor/CE
4. Presentasi Jurnal (Presjur)
a. Jumlah presentasi jurnal berbeda di setiap stase
b. Pemilihan jurnal dapat ditentukan oleh Mahasiswa/CE
c. Mahasiswa dapat mereview 1 atau lebih jurnal
d. Mahasiswa wajib melakukan minimal 4 kali bimbingan dengan CE dan/atau Preseptor terkait jurnal yang akan dipresentasikan dan mencatatnya dalam form bimbingan pada
buku log
e. Jadwal presentasi ditentukan berdasarkan kesepakatan antara Mahasiswa dengan CE dan/atau Preseptor
f. Mahasiswa wajib mereview jurnal sesuai FORM REVJUR (form code : 1.FTR.REVJUR
g. Mahasiswa wajib mengumpulkan hardcopy JURNAL ASLI , HASIL REVIEW, FORM PENILAIAN REVJUR (perorang) (form code : 2.FTR.REVJUR) ke CE (max
H-3)
i. Mahasiswa wajib mengirimkan Hasil Review (WORD) dan Jurnal Asli (PDF) melalui Google Classroom Profesi Fisioterapi batch 3 2018 (max H-3 ujian)
h. CE akan memilih 1 jurnal terbaik untuk di presentasikan perkelompok
i. Mahasiswa wajib menyiapkan 2 (Dua)/ 3 (Tiga) FORM PENILAIAN PREJUR (perkelompok) untuk CE dan Preseptor (form code : 2.FTR.PRESJUR)
j. Nilai Presus akan langsung dibawa oleh Preseptor/CE
5. Kuliah Kepakaran
a. Kuliah kepakaran bersifat isidental
b. Kuliah kepakaran dapat dilakukan apabila terdapat kasus baru atau kasus sulit dan lain lain
c. Mahasiswa wajib berdiskusi secara aktif dengan CE terkait kasus atau permasalahan yang akan diangkat pada kuliah kepakaran
d. Jadwal kuliah kepakaran ditentukan oleh Kordik Profesi Fisioterapi FK Unud
e. Kuliah kepakaran diberikan oleh dr. spesialis atau bidang ilmu lain
f. Mahasiswa wajib menyiapkan ABSENSI KULIAH KEPAKAKARAN (form code : 1.FTR.ABS.KK)
6. Ujian Bagian
a. Jumlah pelaksanaan Ujian Bagian berbeda di setiap stase
b. Jadwal Ujian Bagian ditentukan CE dan/atau Preseptor
c. Preseptor akan meminta CE untuk memilihkan kasus yang akan di Ujikan kepada Mahasiswa
d. Penilaian Ujian Bagian akan dilakukan oleh CE dan Preseptor
e. Mahasiswa masing-masing wajib menyiapkan 2 (Dua) FORM PENILAIAN UJIAN BAGIAN (perorang) untuk CE dan Preseptor (form code : 2.FTR.UB)
f. Apabila pada Mahasiswa tidak lulus U1 di tempat terkait, maka Mahasiswa berhak mengajukan U2 kepada CE di tempat terkait dengan persetujuan Preseptor
8. Kriteria Penilaian
Penilaian akan dilakukan oleh pengajar dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
Nilai Angka Huruf Mutu Angka Mutu Gabungan
Kemampuan
≥ 80 – 100 A 4,0 Istimewa
≥ 75 – 79 B+ 3,5 Sangat Baik
≥ 70 – 74 B 3,0 Baik
≥ 62 – 69 C+ 2,5 Cukup Baik
≥ 56 – 61 C 2,0 Cukup
≥ 50 – 55 D+ 1,5 Kurang Cukup
≥ 40 – 49 D 1,0 Kurang
0 – 39 E 0 Sangat Kurang
Pembobotan nilai adalah sebagai berikut:
1. Nilai Total (100%) = Morning Report (10%) +Tugas Lapangan (20%) + Presentasi
Kasus (20%) + Presentasi Jurnal (15%) + Ujian Bagian (20%) + Sikap (15%)
Demikian kontrak perkuliahan ini dibuat, agar disetujui dan ditaati oleh semua pihak.
Menyetujui
Mahasiswa Dosen pengampu
(……………………………) (…………………………………….)