23
Simulasi Failover Link pada Routing Protocol OSPFv2 Artikel Ilmiah Peneliti: Yudhi Trihandian (672008133) Wiwin Sulistyo, S.T., M.Kom. Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga April 2016

Simulasi Failover Link pada Routing Protocol...Simulasi Failover Link pada Routing Protocol OSPFv2 Artikel Ilmiah diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh Gelar

  • Upload
    others

  • View
    20

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • Simulasi Failover Link pada Routing Protocol

    OSPFv2

    Artikel Ilmiah

    Peneliti:

    Yudhi Trihandian (672008133)

    Wiwin Sulistyo, S.T., M.Kom.

    Program Studi Teknik Informatika

    Fakultas Teknologi Informasi

    Universitas Kristen Satya Wacana

    Salatiga

    April 2016

  • Simulasi Failover Link pada Routing Protocol OSPFv2

    Artikel Ilmiah

    diajukan kepada

    Fakultas Teknologi Informasi

    untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer

    Peneliti:

    Yudhi Trihandian (672008133)

    Wiwin Sulistyo, S.T., M.Kom.

    Program Studi Teknik Informatika

    Fakultas Teknologi Informasi

    Universitas Kristen Satya Wacana

    Salatiga

    April 2016

  • 1

  • 2

    Pernyataan

  • 3

    Artikel Ilmiah berikut ini :

    Judul : Simulasi Failover Link pada Routing Protocol OSPFv2

    Pembimbing : Wiwin Sulistyo, S.T., M.Kom.

    adalah benar hasil karya saya :

    Nama : Yudhi Trihandian

    NIM : 672008133

    Saya menyatakan tidak mengambil sebagian atau seluruhnya dari hasil karya

    orang lain kecuali sebagaimana yang tertulis pada daftar pustaka.

    Pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya sesuai dengan ketentuan yang

    berlaku dalam penulisan artikel ilmiah.

    Salatiga, 30 April 2016

    Yang memberi pernyataan,

    Yudhi Trihandian

  • 4

  • 5

  • 6

  • 7

    1. Pendahuluan

    Perkembangan teknologi informasi sudah berkembang dengan pesat

    khususnya pada teknologi komunikasi. Kebutuhan pada teknologi

    komunikasi tidak terbatas pada masing-masing individu saja, tetapi dengan

    tujuan memperlancar arus informasi. Jaringan komputer memudahkan

    penyebaran informasi antara jaringan satu ke jaringan lainnya walaupun

    letaknya berjauhan.

    Suatu perusahaan atau perbankkan yang sedang berkembang menjadi

    perusahaan yang besar, dituntut memiliki suatu jaringan koneksi yang saling

    terhubung untuk digunakan berkomunikasi, pengiriman informasi dan

    pertukaran data dari cabang menuju kantor pusat maupun sebaliknya.

    Koneksi jaringan yang stabil dan selalu berjalan terus menerus merupakan

    wujud dari jaringan koneksi yang baik. Karena dalam pertukaran data

    maupun informasi suatu perbankkan atau perusahaan besar yang memiliki

    beberapa cabang disetiap wilayah yang berbeda seharusnya selalu dalam

    kondisi koneksi yang berjalan terus menerus, stabil, supaya data maupun

    informasi yang dikirimkan dapat diterima tepat waktu. Maka dari itu

    diperlukan koneksi jaringan yang stabil, dan avaibility. Apabila dalam

    pertukaran data dan informasi terdapat gangguan koneksi akan menyebabkan

    kerugian berupa kekeliruan penyampaian informasi atau terhambatnya proses

    pertukaran data yang sangat penting dalam suatu perbankkan atau

    perusahaan-perusahaan besar yang dituntut selalu melakukan pertukaran data

    dan informasi ke setiap cabang-cabang. Kondisi jaringan yang ada antara

    kantor pusat dengan seluruh kantor cabang yang tersebar di setiap wilayah

    yang berbeda sudah terkoneksi, akan tetapi muncul suatu masalah dimana

    ketika terjadi gangguan koneksi pada jaringan utama kantor pusat, maka

    seluruh kantor cabang tidak bisa melakukan pertukaran data dan informasi.

    Untuk itu diperlukan adanya suatu sistem yang memanfaatkan teknologi

    yang dapat mengatasi masalah apabila jaringan utama kantor pusat

    mengalami gangguan ada jaringan pengganti untuk jalur pengiriman data.

    Maka diterapkanlah teknologi jaringan failover link yang diharapkan dapat

    mengatasi permasalahan yang terjadi, sistem ini bertujuan untuk memberikan

    koneksi yang terjaga dan kestabilan pada jaringan perbankkan maupun

    perusahaan-perusahaan yang membutuhkan informasi yang cepat dan selalu

    terjaga koneksinya, karena dengan adanya backup link merupakan pengganti

    jalur jaringan jika main link mengalami gangguan koneksi.

    Berdasarkan beberapa masalah disebutkan, maka penulis tertarik untuk

    menganalisis kelebihan dan kegunaan teknologi failover link sebagai solusi

    mengatasi permasalahan jaringan serta bagaimana dampak yang didapatkan

    apabila rancangan simulasi sistem failover link dapat diterapkan. Karena

    semakin berkembangnya teknologi jaringan banyak metode-metode yang

    digunakan untuk mengatasi permasalahan jaringan. Dengan menggunakan

  • 8

    teknologi failover link ini, pengiriman data maupun informasi terjaga kualitas

    koneksinya, karena failover link melakukan backup link secara otomatis

    untuk menjaga koneksi jaringan utama apabila mengalami gangguan koneksi

    maupun kerusakan jaringan pada main link. Konsep inilah yang nantinya

    dapat diterapkan pada perusahaan-perusahaan besar maupun dalam suatu

    perbankkan, sehingga kualitas koneksi dapat selalu dijaga.

    2. Tinjauan Pustaka

    Terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan terkait dengan

    penelitian ini. Penelitian pertama terkait dengan pemanfaatan Failover link

    yang berjudul “Implementasi Load Balancing dan Failover menggunakan

    Mikrotik Router OS berdasarkan Multihomed Gateway pada Warung Internet

    DIGA” [1]. Penelitian tersebut mengimplementasikan Load Balance dan

    Failover yang mana traffic pada dua gateway tersebut dapat dibagi bebannya

    secara seimbang dan perpindahan koneksi secara otomatis apabila satu ISP

    mengalami kegagalan koneksi.

    Penelitian yang kedua adalah “ Analisis dan Perancangan Jaringan

    MPLS VPN menggunakan metode Failover Link ”[2]. Penelitian tersebut

    mengimplementasikan Failover link pada perancangan aplikasi untuk

    membackup data apabila main link mengalami gangguan dan merancang

    jaringan VPN dan MPLS sebagai jalur backbone untuk melewati ke cabang-

    cabang perusahaan yang tersebar di Yogyakarta.

    Penelitian yang ketiga adalah “ Implementasi Failover Menggunakan

    Jaringan VPN dan Metronet pada Astridogroup Indonesia ” [3]. Penelitian

    tersebut mengimplementasikan teknologi Metrronet Fiber Optik dan VPN

    sebagai jalur dua gateway koneksi yang apabila salah satu koneksi terdapat

    gangguan maka ada backup link sedangkan untuk mengatur failover tersebut

    digunakan router mikrotik.

    Analisis dari rancangan simulasi failover link yang akan diterapkan

    yaitu merancang 2 router menggunakan POP yang berbeda dalam satu ISP

    dari salah satu layanan yang terhubung pada satu server pusat sehingga

    koneksi pengiriman data tetap terjaga apabila main link router terdapat

    gangguan backup link masih bisa berjalan untuk mengirimkan data karena

    router backup selalu stand by [4].

    Supaya suatu jaringan dapat berjalan atau terkoneksi dengan jaringan

    lainnya harus ada suatu jaringan komputer yang diterapkan. Karena jaringan

    komputer merupakan sebuah sistem yang terdiri atas komputer-komputer

    yang didesain untuk dapat berbagi sumber daya (printer,CPU), berkomunikasi

    dan dapat mengakses informasi. Tujuan dari jaringan komputer adalah agar

    dapat berkomunikasi antar jaringan sehingga mencapai tujuannya, setiap

    bagian dari jaringan komputer dapat meminta dan memberikan layanan

    (service). Sistem client-server digunakan pada hampir seluruh aplikasi

    jaringan komputer, client adalah pihak yang meminta/menerima layanan

    sedangkan server yang memberikan/mengirim layanan [5]. Untuk

    menghubungkan komputer pusat dengan cabang-cabang yang tersebar

  • 9

    digunakan sebuah protokol supaya antar komputer dapat membaca IP dari

    masing-masing komputer, tcp/ip yaitu protokol mengatur bagaimana sebuah

    komputer berkomunikasi dengan komputer lain. Dalam jaringan komputer

    kita dapat menggunakan banyak macam protokol, tetapi agar dua buah

    komputer dapat berkomunikasi, keduanya perlu menggunakan suatu protokol

    yang sama. Protokol befungsi mirip dengan bahasa. Agar dapat

    berkomunikasi, orang-orang perlu berbicara dan mengerti bahasa yang sama.

    TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) adalah

    sekumpulan protokol yang didesain untuk melakukan fungsi-fungsi

    komunikasi data pada WAN [6].

    Dalam pembahasan artikel ini membutuhkan jaringan untuk menjaga

    koneksi data yang akan dikirimkan. Teknologi yang digunakan untuk

    mengatasi masalah gangguan pada jaringan utama serta untuk

    menggabungkan 2 VPN yang berbeda adalah Failover link merupakan

    kemampuan sebuah system untuk dapat berpindah secara manual maupun

    otomatis jika salah satu sistem mengalami kegagalan sehingga menjadi backup

    untuk sistem yang mengalami kegagalan [7].

    Gambar 1. Topologi teknologi Failover link dengan satu ISP

    Pada gambar tersebut dapat dilihat sebuah LAN menggunakan dua jalur

    pada satu jaringan ISP tetapi dengan POP yang berbeda. Jika Primary link

    mengalami disconnect (putus) maka Secondary link akan berkerja menggantikan.

    Jika Primary link sudah kembali normal maka jalur koneksi tersebut yang akan

    digunakan kembali. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa tujuan dari failover

    link ini adalah digunakan sebagai backup link untuk menjaga availability koneksi

    dalam suatu jaringan [8].

    Dalam merancang simulasi failover link ini routing protocol yang

    digunakan yaitu routing OSPF (Open Shortest Path First) merupakan protokol

    routing link state dan digunakan untuk menghubungkan router-router yang

    berada dalam satu Autonomous System (AS) sehingga protokol routing ini

    termasuk juga kategori Interior Gateway Protocol (IGP). Autonomous System itu

    sendiri merupakan kumpulan router-router yang berada dibawah kendali

    administator dan strategi routing yang sama [9].

  • 10

    .

    Gambar 2. Teknologi OSPF

    Umumnya OSPF diterapkan pada jaringan skala besar karena memiliki

    kemampuan untuk mencapai kondisiconvergence yang sangat cepat, baik pada

    saat jaringan pertama dihidupkan maupun bila terjadi perubahan jaringan. Untuk

    dapat menangani jaringan yang berskala besar, maka OSPF menggunakan

    konsep area dalam implementasinya [10].

    Untur bertukar informasi antar router OSPF memiliki 5 langkah dalam

    setiap tahapannya. Berikut merupakan langkah-langkahnya: (1) Membentuk

    Adjacency Router, adjacency router adalah router yang bertetangga atau yang

    terdekat. Jadi prosesnya adalah menghubungkan diri dan saling berkomunikasi

    dengan router terdekat atau neighbour router. (2) Memilih BR dan BDR, DR

    (Designated Router) dan BDR (Backup Designated Router) akan menjadi pusat

    komunikasi seputar informasi OSPF dalam jaringan tersebut. Secara default

    semua router OSPF memiliki nilai priority 1, dengan range 0-255. Range 0

    menjamin router tidak akan pernah menjadi DR atau BDR, sedangkan 255

    menjamin router menjadi DR. (3) Mengumpulkan state-state dalam jaringan,

    pada jaringan yang menggunakan media broadcast, DR akan melayani setiap

    router yang akan bertukar informasi dalam jaringan. Sebelum melakukan

    pengiriman, terlebih dahulu ditentukan router yang akan menjadi master. (4)

    Memilih rute terbaik untuk digunakan, untuk memilih rute yang terbaik,

    parameter yang digunakan OSPF adalah cost. Metrik cost akan menggambarkan

    seberapa dekat dan cepatnya sebuah router. (5) Menjaga informasi routing agar

    tetap up to date, bertujuan untuk menjaga jika ada router yang sudah tidak valid

    agar tidak lagi digunakan [11].

  • 11

    3. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam merancang penelitian ini adalah PPDIOO

    (prepare, plan, design, implement, operate, optimize). Dalam pengembangannya

    terdapat enam tahap untuk merancang dengan metode tersebut diantaranya ; (1)

    Prepare, tahapan ini merupakan tahap persiapan identifikasi masalah yang

    terjadi pada penelitian, melakukan observasi tentang masalah yang terjadi dalam

    suatu jaringan dalam penelitian. (2) Plan, tahapan ini merupakan rencana

    merancang sistem jaringan yang akan diterapkan sesuai dengan kebutuhan

    masalah yang terjadi, serta kebutuhan perangkat keras yang digunakan untuk

    merancang sistem tersebut. (3) Design, tahapan ini merupakan merancang

    topologi jaringan/ arsitektur jaringan yang akan diterapkan. (4) Implement,

    tahapan ini merupakan lanjutan dari tahap design yaitu dengan

    mengimplementasikan hasil design berupa simulasi router-router dengan

    aplikasi cisco packet tracer yang saling terhubung membentuk jaringan failover

    link. (5) Operate, tahapan ini merupakan pengujian dari implementasi sistem

    jaringan yang telah dirancang supaya hasil yang didapatkan sesuai dengan

    masalah yang terjadi. (6) Optimize, tahapan ini merupakan optimasi dari sistem

    jaringan yang telah dirancang dan diimpelementasikan. Proses optimize

    digunakan untuk memperbaiki suatu sistem supaya dalam implementasi

    langsung dapat berjalan dengan optimal.

    Gambar 3 Metode PPDIOO [12]

  • 12

    Berikut adalah Gambaran Umum Sistem serta infrastruktur rancangan

    topologi jaringan failover link.

    Gambar 4 Gambaran Topologi Failover link

    Dari Gambar 4 dapat dijelaskan urutan kerja sistem. pada dasarnya ada

    terdiri dari 3 jenis router yaitu CE, PE dan P router. CE (Customer Edge Router)

    adalah peralatan mutahir oleh pengguna yang terkait dengan penyedia layanan

    langsung, dan berfungsi sebagai router penukar atau stasiun terminal, router ini

    terletak di site pelanggan.

    PE (Provider Edge Router) adalah peralatan tepi dalam jaringan provider,

    terkoneksi dengan CE secara langsung, PE terletak di tepi dari jaringan penyedia

    layanan. P router adalah peralatan lengkap yang yang tidak terkait dengan CE

    langsung di primer jaringan, hanya mengambil alih transmisi data dalam jaringan

    primer, merupakan router utama dalam penyedia layanan dari suatu provider dan

    merupakan router backbone.

    a) Customer Router (CE) memberitahukan informasi rute dalam jaringan pengguna untuk penyedia router (PE) melalui statis rute pada awalnya. Mengirim

    informasi melalui router P terlebih dahulu sebelum menuju ke router pusat CE-

    HO.

    b) PE router dari suatu ISP memiliki 2 router yang mengggunakan 2 layanan ISP yang berbeda sebagai antisipasi dari kegagalan koneksi salah satu layanan.

    Salah satu router PE merupakan jalur utama jaringan dalam pengiriman data

  • 13

    menuju cabang maupun sebaliknya. Sedangkan satu routernya lagi merupakan

    jalur pengganti yang selalu stand by untuk mengatasi masalah apabila jalur utama

    mengalami gangguan. Router PE backup akan selalu otomatis gateway sewaktu-

    waktu jalur utama mati atau mengalami gangguan.

    c) Dalam jaringan primer, setiap router P sesudah melakukan inisialisasi dengan router PE akan mendapatkan informasi dari penanda di luar paket data

    untuk memutuskan next jump, jadi router P hanya menukar penanda dalam

    jaringan primer.

    d) Sebelum tiba di penentuan CE, P terakhir di rute menghilang di luar batas dan lapisan yang sudah ditandai. Paket data tersebut akan dikirimkan ke

    antarmuka relasional dan mengirim paket data ke tujuan.

    4. Hasil dan Pembahasan

    Hasil dan pembahasan adalah bagian yang membahas tentang konfigurasi

    pada router-router agar saling terhubung, pengujian dan hasil analisis pada masing

    masing bagian. Melakukan konfigurasi IP address pada masing-masing interface

    CE dapat dilihat pada tabel 1.

    Tabel 1 Konfigurasi IP masing-masing interface

    Device FastEthernet0/0 FastEthernet0/1 CE- HO CE-BO

    172.25.20.6/30 172.25.30.2/30

    10.10.10.2/30

    Setelah menentukan IP address pada masing-masing router untuk saling

    berkomunikasi, maka langkah selanjutnya melakukan pengkodean pada masing-

    masing router pada cisco packet tracer.

    Kode Program 1 Konfigurasi IP router CE-BO dengan ospfv2

  • 14

    Kode program 1 menunjukkan konfigurasi ip router CE dari cabang untuk

    menuju ke router CE-HO yaitu router kantor pusat melalui gi0/0 menggunakan

    routing ospfv2..

    Kode Program 2 Konfigurasi IP router CE-HO dengan ospfv2

    Kode Program 2 menunjukan konfigurasi ip dengan routing ospf untuk

    menghubungkan ke Komputer CE, ISP PE yang ada di PE-ISPA dan PE-ISPB

    sehingga dapat saling berkomunikasi. Dengan ditunjukan pada konfigurasi ip

    fa1/0, fa0/0, fa0/1.

    Kode Program 3 Konfigurasi IP dan routing ospf v2 di router PE-ISPB

    Kode program 3 menunjukkan konfigurasi ip untuk menghubungkan router

    ke P-ISP Pusat dan router CE-HO menggunakan routing ospf. Untuk

    menghubungkan ditunjukan dengan konfigurasi gig0/1 dan gig0/0. Merupakan

    backup link dari jaringan utama.

  • 15

    Kode program 4 Konfigurasi IP dan routing ospfv2 di router PE-ISPA

    Kode program 4 menunjukan konfigurasi IP di main link atau jaringan

    utama yang menghubungkan antara router P-ISP Pusat dan CE-HO menggunakan

    routing ospf ditunjukkan dengan konfigurasi gig0/1 dan gig0/0.

    Kode program 5 Konfigurasi IP dan routing ospf di router P-ISP-Pusat (Backbone)

    Kode program 5 menunjukkan konfigurasi IP dan routing ospf di router P-

    ISP Pusat untuk menghubungkan antara router PE-ISPA, PE-ISPB, dan CE-BO

    dengan mengkonfigurasi ip fa0/0, fa1/0, dan fa1/1.

  • 16

    Setelah melakukan konfigurasi IP pada masing-masing router, maka tanda

    lampu pada tiap router akan berubah menjadi warna hijau yang berarti koneksi

    sudah terhubung. Melakukan pengujian pada rancangan simulasi yang telah dibuat

    untuk membuktikan koneksi antar router P, PE, CE sudah terhubung dapat dilihat

    pada gambar 5.

    Gambar 5 Topologi simulasi jaringan failover link yang sudah terhubung

    Gambar 6 merupakan suatu rangkaian jaringan yang membedakan status

    antara main link dan backup link. Untuk jaringan sebagai jalur main link melalui

    PE-ISP A sedangkan backup link melalui jalur PE-ISP B.

    Gambar 6 Status jaringan main link dan backup link pada failover

  • 17

    Hasil Pengujian

    Langkah selanjutnya yaitu dengan melakukan pengujian koneksi dari hasil

    konfigurasi yang telah dilakukan dapat dilihat pada Gambar 7 menampilkan

    simulasi pengiriman data dengan main link dan backup link dengan status stand

    by. Pengiriman berhasil melalui jalur main link karena merupakan status jaringan

    utama.

    Gambar 7 Simulasi pengiriman data melalui main link

    Gambar 8 menampilkan pengujian koneksi dengan melakukan ping pada

    router CE-HO menuju komputer CE-BO bahwa melalui main link ping yang

    dilakukan berhasil maka koneksi berjalan.

    Gambar 8 Ping IP dari CE-HO menuju Komp-BO melalui main link

    Gambar 9 menampilkan simulasi sistem rancangan failover link seolah-

    olah main link mengalami gangguan sehingga paket data yang dikirimkan ke

    cabang-cabang masih bisa terkirim melalui jalur backup link di PE-ISP B dengan

    status successfull.

  • 18

    Gambar 9 Simulasi main link mengalami gangguan

    Gambar 10 menampilkan pengujian koneksi dengan melakukan ping pada

    router CE-HO menuju komputer CE-BO dengan main link mengalami gangguan,

    maka ping dapat berjalan melalui backup link ping yang dilakukan berhasil

    dengan status success.

    Gambar 10 Ping IP dari router CE-HO menuju Komp CE-BO melalui backup link

    Gambar 11 menampilkan simulasi sistem rancangan failover link seolah-

    olah backup link mengalami gangguan sehingga paket data yang dikirimkan ke

    cabang-cabang masih bisa terkirim melalui jalur main link di PE-ISP B dengan

    status successfull.

  • 19

    Gambar 11. Simulasi backup link mengalami gangguan

    Gambar 12 menampilkan pengujian koneksi dengan melakukan ping

    pada router CE-HO menuju komputer CE-BO setelah main link dihidupkan

    kembali sedangkan backup link dimatikan, ping yang dilakukan berhasil dengan

    status success.

    Gambar 12. Ping IP melalui main link setelah backup mengalami gangguan

    Berdasarkan dari hasil screen shot pengujian koneksi jaringan failover

    dengan simulasi serta pengujian dengan melakukan ping dari CE-HO menuju CE-

    BO begitupun sebaliknya diperoleh hasil bahwa koneksi failover dapat berjalan

    untuk pengiriman informasi walaupun main link mengalami gangguan pengiriman

    informasi masih tetap dapat berjalan melalui backup link dengan ditunjukkan

    status success pada setiap screen shot uji coba koneksi jaringan dan otomatis

    gateway apabila jaringan main link mengalami kegagalan koneksi.

  • 20

    5. Simpulan Berdasarkan pembahasan dan hasil pengujian dari Failover Link dengan

    routing OSPFv2 dapat disimpulkan: (1) Perusahaan atau perbankkan yang

    menggunakan teknologi failover link akan terbantu untuk mengatasi permasalahan

    yaitu ketika terjadi gangguan jaringan pada link HO, maka pertukaran data dan

    informasi HO ke BO tidak bisa dilakukan dikarenakan hanya memiliki satu jalur

    ke arah ISP. (2) Failover link merupakan sebuah solusi untuk mengatasi masalah

    bagi perusahaan-perusahaan yang membutuhkan data secara akurat dan berjalan

    terus-menerus karena link HO dibuat untuk memiliki dua jalur ke arah ISP. (3)

    Dengan adanya failover link, diharapkan dapat meminimalisir terputusnya koneksi

    jaringan pada link HO ke BO sehingga seluruh pertukaran data dan informasi

    dapat berjalan dengan lancar. (4) Hasil pengujian failover menunjukan status

    success sehingga failover dapat berjalan apabila main link mengalami gangguan.

  • 21

    6. Pustaka

    [1] Jafar, M. 2013. Jaringan Komputer dan Pengertiannya. Ilmukomputer.com

    [2] Zamzami, N. 2012. Implementasi Load Balancing Dan FailoverMenggunakan

    Mikrotik Router OS Berdasarkan Multihomed Gateway Pada Warung

    Internet Diga. Jurnal Tugas Akhir. Bandung : Politeknik Telkom.

    [3] Lammle, T. 2013. CCNA Routing and Switching Study Guide. Chapter 8-9.

    Indianapolis.

    [4] Cisco. 2010. Implementing a Border Gateway Protocol Solution for ISP

    Connectivity. CCNP Route Chapter 6. California, U.S.

    [5] Satriyo. 2015. Analisis dan Perancangan Jaringan MPLS VPN Menggunakan

    Metode Failover Link. Jurnal Tugas Akhir. Semarang; UNISBANK.

    [6] Irfani, Sulistyanto, H. 2015. Impelementasi High Availability Server Dengan

    Teknik Failover Virtual Computer Cluster. Jurnal Tugas Akhir. Surakarta;

    Universitas Muhammadiyah Surakarta.

    [7] Isador, Agni. 2014. Implementasi Failover Menggunakan Jaringan VPN dan

    Metronet Pada Astridogroup Indonesia.