7
SIROSIS HEPATIS Pendahuluan Sirosis hepatis merupakan perjalanan patologi akhir berbagai macam penyakit hati. Istilah sirosis diperkenalkan pertama kali oleh Laennec pada tahun 1826. Diambil dari bahasa Yunani scirrhus atau kirrhos yang artinya warna oranye dan dipakai untuk menunjukkan warna oranye atau kuning kecoklatan permukaan hati yang tampak saat otopsi. Banyak bentuk kerusakan hati yang ditandai fibrosis. Batasan fibrosis sendiri adalah penumpukan berlebihan matriks ekstraseluler (seperti kolagen, glikoprotein) dalam hati. Respon fibrosis terhadap kerusakan hati bersifat reversibel. Namun pada sebagian pasien sirosis, proses fibrosis biasanya tidak reversible. 1 Sirosis adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dari arsitektur hepar dan pembentukan nodul regeneratif . Gambaran ini terjadi akibat nekrosis hepatoselular. Jaringan penunjang retikulin kolaps disertai deposit jaringan ikat, distorsi jaringan vaskular, dan regenerasi nodularis parenkim hati. 2 Progresivitas kerusakan hati dapat berlangsung dalam beberapa minggu sampai beberapa tahun. Namun pada pasien hepatitis C, perjalanan hepatitis kroniknya dapat berlangsung selama 40 tahun sebelum mengalami perubahan kearah sirosis. Beberapa pasien dengan sirosis sering tanpa keluhan sama sekali dan dapat hidup normal seperti kebanyakan orang. Sementara yang lain mengalami banyak kelainan berat dengan

SIROSIS HEPATIS Pendahuluan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SIROSIS HEPATIS Pendahuluan

SIROSIS HEPATIS

Pendahuluan

Sirosis hepatis merupakan perjalanan patologi akhir berbagai macam penyakit hati.

Istilah sirosis diperkenalkan pertama kali oleh Laennec pada tahun 1826. Diambil dari bahasa

Yunani scirrhus atau kirrhos yang artinya warna oranye dan dipakai untuk menunjukkan

warna oranye atau kuning kecoklatan permukaan hati yang tampak saat otopsi. Banyak

bentuk kerusakan hati yang ditandai fibrosis. Batasan fibrosis sendiri adalah penumpukan

berlebihan matriks ekstraseluler (seperti kolagen, glikoprotein) dalam hati. Respon fibrosis

terhadap kerusakan hati bersifat reversibel. Namun pada sebagian pasien sirosis, proses

fibrosis biasanya tidak reversible.1

Sirosis adalah suatu keadaan patologis yang menggambarkan stadium akhir fibrosis

hepatik yang berlangsung progresif yang ditandai dengan distorsi dari arsitektur hepar dan

pembentukan nodul regeneratif . Gambaran ini terjadi akibat nekrosis hepatoselular. Jaringan

penunjang retikulin kolaps disertai deposit jaringan ikat, distorsi jaringan vaskular, dan

regenerasi nodularis parenkim hati. 2

Progresivitas kerusakan hati dapat berlangsung dalam beberapa minggu sampai

beberapa tahun. Namun pada pasien hepatitis C, perjalanan hepatitis kroniknya dapat

berlangsung selama 40 tahun sebelum mengalami perubahan kearah sirosis. Beberapa pasien

dengan sirosis sering tanpa keluhan sama sekali dan dapat hidup normal seperti kebanyakan

orang. Sementara yang lain mengalami banyak kelainan berat dengan gejala-gejala penyakit

hati lanjut dan mempunyai keterbatasan untuk hidup lebih lama (limited chance for

survival).1

Beberapa gejala yang dapat timbul dapat bervariasi mulai dari penurunan fungsi

sintetik hati (koagulopati), penurunan kemampuan hati untuk detoksifikasi (ensefalopati

hepatic) sampai hipertensi portal (perdarahan varices).1

Epidemiologi

Page 2: SIROSIS HEPATIS Pendahuluan

Lebih dari 40% pasien sirosis asimtomatis. Pada keadaan ini sirosis ditemukan waktu

pemeriksaan rutin kesehatan atau pada waktu otopsi. Penyebabnya sebagian besar akibat

penyakit hati alkoholik maupun infeksi virus kronik.2

Di Amerika Serikat sekitar 5.5 juta orang (2% dari penduduk AS) menderita sirosis

dan menyebabkan 26.000 kematian. Sirosis merupakan penyebab kematian utama yang

ketujuh pada orang dewasa antara usia 26 dan 64 tahun dan diprediksi jumlah penderita

sirosis akan terus meningkat.3 (liverchirosisepid)

Di Indonesia sendiri data resmi nasional tentang sirosis hati belum ada. Hanya ada

laporan-laporan dari rumah sakit umum pemerintah dan rumah sakit pendidikan yang

menunjukkan prevalensi pasien sirosis yang dirawat inap. Secara keseluruhan rata-rata

prevalensi sirosis adalah 3.5% dari seluruh pasien yang dirawat di bangsal penyakit dalam

atau 47.4% dari seluruh pasien penyakit hati yang dirawat. Perbandingan pria : wanita rata-

rata adalah 2.1 : 1 dan usia rata-rata adalah 44 tahun. Rentang usia 13-88 tahun dengan

kelompok terbanyak antara 40-50 tahun.1 Umumnya penyakit hati menempati urutan ketiga

setelah penyakit infeksi dan paru. Bila ditinjau pola penyakit hati yang dirawat tampak

umumnya mempunyai urutan sebagai berikut : hepatitis virus akut, sirosis hati, kanker hati,

abses hati. Dari data tersebut ternyata sirosis hati menempati urutan kedua.4

Klasifikasi

Sirosis secara konvensional diklasifikasikan sebagai makronodular (besar nodul lebih

dari 3 mm) atau mikronodular (besar nodul kurang dari 3 mm) atau campuran mikro dan

makronodular.2 Pembagian ini berdasarkan morfologi, namun jarang dipakai karena sering

tumpang tindih satu sama lain. Sirosis maknonodular penyebabnya antara lain: hepatitis B

kronik, hepatitis C, defisiensi α-1-antitripsin, sirosis bilier primer. Sedangkan sirosis

mikronodular bisa disebabkan karena alkoholisme, hemokromatosis, obstruksi bilier,

obstruksi vena hepatika, obstruksi bilier.1

Klasifikasi sirosis secara etiologis dibedakan menjadi: 1) alkoholik, 2) kriptogenik

dan post hepatitis (pasca nekrosis), 3) biliaris, 4) kardiak, 5) metabolik, keturunan, dan terkait

obat.2

Secara klinis sirosis hati dibagi menjadi: 2

1. Sirosis hati kompensata, yang berarti belum adanya gejala klinis yang nyata

2. Sirosis hati dekompensata yang ditandai gejala-gejala dan tanda klinik yang jelas. Sirosis

hati kompensata merupakan kelanjutan dari proses hepatitis kronik dan pada satu tingkat

tidak terlihat perbedaanya secara klinis, hanya dapat dibedakan melalui biopsi hati.

Page 3: SIROSIS HEPATIS Pendahuluan

Gejala Klinis1

Pasien dengan sirosis dapat datang ke dokter dengan sedikit keluhan, dapat tanpa

keluhan sama sekali atau dengan keluhan penyakit lain. Keluhan yang terakhir ini dapat

timbul tidak khas sehingga kita menduga bukan penyakit hati yang menjadi penyebabnya.

Beberapa keluhan dan gejala yang sering timbul adalah kulit berwarna kuning, rasa capai,

lemas, nafsu makan menurun, gatal, mual, penurunan berat badan, nyeri perut dan mudah

berdarah (akibat penurunan produksi faktor-faktor pembekuan darah)

Pasien sirosis juga dapat mengalami keluhan dan gejala akibat komplikasi dari sirosis

hatinya. Pada beberapa pasien, komplikasi ini dapat menjadi gejala petama yang membawa

pasien berobat ke dokter. Pasien sirosis dapat tetap berjalan kompensata selama bertahun-

tahun, sebelum berubah menjadi dekompensata. Sirosis dekompensata dapat dikenal dari

timbulnya bermacam komplikasi, seperti ikterus, perdarahan varises, atau ensefalopati.

Sesuai dengan konsensus Baveno IV, sirosis hati dapat diklasifikasikan menjadi empat

stadium klinis berdasarkan ada tidaknya varises, asites, dan perdarahan varises. Stadium 1:

tidak ada varises, tidak ada asites. Stadium 2: varises tanpa asites. Stadium 3: asites dengan

atau tanpa varises. Stadium 4: perdarahan dengan atau tanpa asites. Stadium 1 dan 2

dimasukkan dalam kelompok sirosis kompensata, sementara stadium 3 dan 4 dalam

kelompok sirosis dekompensata.

Page 4: SIROSIS HEPATIS Pendahuluan

Gambar 1. Manifestasi klinis dari sirosis hepatis [5]

Diagnosis

Satu-satunya tes diagnosis hati yang paling akurat adalah biopsi hati. Namun biopsi

hati dapat menimbulkan komplikasi serius, meskipun sangat jarang. Diagnosis kemungkinan

sirosis dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik atau pemeriksaan

laboratorium. Bila diagnosis sirosis dapat ditegakkan, pemeriksaan lain dapat dikerjakan

untuk menentukan beratnya sirosis serta ada tidaknya komplikasi.

Anamnesis

Perlu ditanyakan riwayat konsumsi alkohol jangka panjang, penggunaan narkotik

suntikan, juga adanya penyakit menahun. Pasien dengan hepatitis virus B atau C

mempunyai kemungkinan tertinggi mengidap sirosis.

Pemeriksaan fisik

Page 5: SIROSIS HEPATIS Pendahuluan

` Manifestasi hipertensi portal[6]

Manifestasi kegagalan fungsi hati [6]