Upload
fairus-tin-08
View
36
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5/16/2018 Sisprod IVENTORY BAB IV ACC - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sisprod-iventory-bab-iv-acc 1/4
IV-1
BAB IV
ANALISA
4.1 Analisa Metode Economic Order Quantity (EOQ)
Tujuan Economic Order Quantity (EOQ) untuk mengetahui jumlah
pesanan yang paling optimal setiap kali pemesanan agar bisa meminimumkan
ongkos pemesanan.
Diketahui bahwa demand rate adalah 148 unit, setup costs Rp 18000,
holding costs Rp 1250, unit costs Rp 50000, days per years adalah 313 unit, daily
demand rate adalah 0.46, lead time adalah 7 hari dan safety stock adalah 5 unit.
Data yang diolahan dilakukan dengan dua cara yaitu secara manual dan
dengan menggunakan software QM for Windows 2.1. Berdasarkan hasil
pengolahan data secara manual diperoleh hasil EOQ atau optimal order quantity
dengan nilai 65.29 unit, maximum inventory (Imax) 65.29, average inventory
32.64 unit, order per period 2.26 unit, annual setup costs Rp 40804,44, annual
holding costs Rp 40804.375, unit costs Rp 7400000, total costs Rp 7481608,815
dan reorder point 8.29 unit. Sedangkan hasil berdasarkan pengolahan data dengan
software QM for Windows 2.1 diperoleh result using EOQ atau optimal order
quantity bernilai 65.29 unit, maximum inventory (Imax) 65.29, average inventory
3.264.353 unit, order per period 2.27 unit, annual setup costs Rp 4.080.441,
annual holding costs Rp 4.080.441, unit costs Rp 7.400.000, total costs Rp
7.481.609 dan reorder point 8.309904 unit.
Hasil order dapat diperiksa dengan melihat nilai total di sekitar pemesanan
optimal EOQ tersebut yaitu result using 64, 65 dan 66. Untuk Result Using 64
unit, maximum inventory (Imax) 64 unit, average inventory 32 unit, order per period 2.31 unit, annual setup costs Rp 41625, annual holding costs Rp 40000,
unit costs Rp 7400000, total costs Rp 7481625 dan reorder point 8.309904 unit.
Untuk Result Using 65 unit, maximum inventory (Imax) 65 unit, average
inventory 32.5 unit, order per period 2.28 unit, annual setup costs Rp 40984.62,
annual holding costs Rp 40625, unit costs Rp 7400000, total costs Rp 7481610
dan reorder point 8.309904 unit. Untuk Result Using 66 unit, maximum inventory
5/16/2018 Sisprod IVENTORY BAB IV ACC - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sisprod-iventory-bab-iv-acc 2/4
IV-2
(Imax) 66 unit, average inventory 33 unit, order per period 2.24 unit, annual
setup costs Rp 40363.64, annual holding costs Rp 41250, unit costs Rp 7400000,
total costs Rp 7481614 dan reorder point 8.309904 unit. Setelah dilakukan
perbandingan, maka didapatkan nilai optimal untuk Q berdasarkan pengolahan
data yang diperoleh diambil keputusan bahwa pesanan optimal untuk Q = 65
dengan total costs adalah Rp 7481610 karena nilai Result using EOQ yaitu 33.94
hampir mendekati 34 dan Q = 34 memiliki nilai total costs yang paling kecil
dibanding dengan yang lainnya.
Berdasarkan hasil olah data dari grafik dapat dilihat bahwa holding costs
(41250) berbanding lurus dengan Optimal Order Quantity (Q* = 66), artinya
sebesar 66 unit untuk setiap kali melakukan pemesanan. Semakin rendah biaya
setup-nya maka semakin tinggi atau meningkat biaya total cost dan biaya holding
cost -nya.
4.2 Analisa Metode Production Order Quantity (POQ)
Tujuan Production Order Quantity (POQ) untuk mengetahui jumlah
produksi yang paling optimal setiap kali produksi untuk meminimumkan ongkos
produksi. Pada model ini diketahui bahwa demand rate adalah 148, setup costs Rp
18000, holding costs Rp 1250, unit costs Rp 50000, days per years adalah 35,74,
daily production rate adalah 313 dan daily demand rate adalah 0.47.
Berdasarkan hasil dari pengolahan data dengan menggunakan software
QM for Windows 2.1 diperoleh Q* atau optimal production quantity bernilai
65,71, maximum inventory level 64.87 unit, average inventory 3.243.278 unit,
production run per period 2,25 unit, annual setup costs Rp 4.054.097, annual
holding costs Rp 4.054.097, unit costs Rp 7.400.000, total costs Rp 7.481.082.
Untuk pemesanan optimal POQ yaitu result using 64, 65 dan 66. Untuk
Result Using 64 unit, maximum inventory (Imax) 63,18 unit, average inventory
31.58814 unit, order per period 2.31 unit, annual setup costs Rp 41625, annual
holding costs Rp 39485.17, unit costs Rp7400000, total costs Rp 7481110. Untuk
Result Using 65 unit, maximum inventory (Imax) 64.16unit, average inventory
32.0817 unit, order per period 2.28 unit, annual setup costs Rp 40984.62, annual
5/16/2018 Sisprod IVENTORY BAB IV ACC - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sisprod-iventory-bab-iv-acc 3/4
IV-3
holding costs Rp 40102.13, unit costs Rp7400000, total costs Rp 7481087. Untuk
Result Using 66 unit, maximum inventory (Imax) 65.15 unit, average inventory
32.57526 unit, order per period 2.24unit, annual setup costs Rp 40363.64,
annual holding costs Rp 40719.08, unit costs Rp7400000, total costs Rp 7481083.
Setelah melakukan perbandingan, maka nilai optimal untuk Q baru bisa
ditentukan. Berdasarkan pengolahan data yang diperoleh diambil keputusan
bahwa pesanan optimal untuk Q = 66 dengan total costs adalah Rp7481083
karena nilai Result using EOQ yaitu 64.02 hampir mendekati 65 dan Q =
memiliki nilai total costs yang paling kecil dibandingkan dengan yang lainnya.
Dari hasil olah data didapatkan grafik dan dapat dilihat bahwa holding
costs (40565.3) berbanding lurus dengan Optimal Order Quantity (Q* = 65),
artinya sebesar 65 unit untuk setiap kali melakukan pemesanan. Semakin rendah
biaya setup-nya maka semakin tinggi atau meningkat biaya total cost dan biaya
holding cost -nya. Nilai total costs digunakan untuk melihat apakah perencanaan
agregat nantinya dapat digunakan atau direvisi kembali sesuai dengan kemampuan
pemesanan, karena akan digunakan di dalam MRP maka perhitungan POQ
disesuaikan dengan jumlah komponen yang ada dari item akhir.
4.3 Analisa Discount Quantity (DQ)
Discount Quantity (DQ) bertujuan untuk menentukan valid tidaknya suatu
diskon. Potongan harga pembelian tersebut sering kali ditawarkan oleh pemasok
untuk menarik minat pembeli agar membeli dalam jumlah yang besar.
Keuntungan bagi pembeli dengan adanya pesanan dalam jumlah yang
besar adalah turunnya harga beli satuan, biaya pemindahan dan pengiriman yang
lebih rendah dan penurunan ongkos pesan. Semakin besar jumlah barang yang
dipesan maka ongkos simpan akan meningkat dan semakin tinggi biaya
modalnya.
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan software QM for
Windows 2.1 diperoleh Q1-100 = 39,01, data ini valid karena Q1-100 = 39,01masih
berada dalam rentang 1-100. Data Q101-200 tidak valid karena Q101-200 = 40,45
berada di luar rentang 101-200 sehingga kuantitas maksimumnya adalah 101 unit.
5/16/2018 Sisprod IVENTORY BAB IV ACC - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/sisprod-iventory-bab-iv-acc 4/4
IV-4
Data Q201-1000 tidak valid karena Q201-1000 = 42,07 berada di luar rentang 201-
1000 sehingga kuantitas maksimumnya adalah 201 unit.
Total Setup Costs (TSC) untuk Q1-100 adalah Rp 68.290,18, untuk Q101-200
adalah 68.267,5 dan Q201-1000 adalah 13.253,73. Sedangkan Total Holding Costs
(THC) untuk Q1-100 adalah 68.267,5, untuk Q101-200 adalah 164.377,5 dan Q201-1000
adalah 302.505.
Dari grafik terlihat bahwa semakin kecil range diskon yang diberikan
maka semakin kecil pula total costs yang dikeluarkan, sehingga dapat
disimpulkan bahwa Q1-100 memiliki total costs yang terkecil.
4.4 Analisa Metode Persediaan yang TerpilihBerdasarkan hasil pengolahan data yang dilakukan, maka metode yang
terpilih yaitu metode Quantity Discount (QD) karena memiliki order quantity y =
66, karena total cost metode Quantity Discount (QD) lebih kecil dibandingkan
dengan metode yang lain.. Hal ini terlihat pada perbandingan antara metode EOQ
dan metode POQ, ada pun total cost yang di dapat dari masing-masing metode
tersebut sebagai berikut metode EOQ total cost nya sebesar 7.481.609, metode
POQ total cost nya sebesar 7.481.082, dan untuk metode QD total cost nya
sebesar 6.502.879.