Upload
hendriyadirustamar
View
325
Download
10
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Sistemdan Peralatan(LK 1324)Tugas IVKelompok VI1. Arifin Gustian P 2. Ferdy Ramdani 3. Hendra Apriadi 4. M Syaiful Anwar 5. I Putu Yasa Antara 6. Hendriyadi 7. Slamet Agus Saputro 8. Jalil IrfanartikoDosen: Ir. Hesty Anita K, M.Sc.4107100018 4107100020 4107100083 4107100093 4107100101 4107100103 4107100105 4108100105JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 1 SURABAYAKata PengantarPuji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas
Citation preview
1
Sistem dan
Peralatan (LK 1324)
Tugas IV
Kelompok VI
1. Arifin Gustian P 4107100018
2. Ferdy Ramdani 4107100020
3. Hendra Apriadi 4107100083
4. M Syaiful Anwar 4107100093
5. I Putu Yasa Antara 4107100101
6. Hendriyadi 4107100103
7. Slamet Agus Saputro 4107100105
8. Jalil Irfanartiko 4108100105
Dosen: Ir. Hesty Anita K, M.Sc.
JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2
Kata Pengantar
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas atas segala rahmat dan karunia
yang diberikan-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas IV Mata Kuliah Sistem dan Peralatan (LK
1324) di Teknik Perkapalan FTK ITS. Makalah yang kami susun ini bejudul PMA
(Permanent Means of Access) yang membahas mengenai akses masuk permanen ke
dalam tangki-tangki yang ada di kapal guna keperluan inspeksi. Dalam penyusunan
makalah ini ini penyusun menggunakan referensi dari beberapa sumber diantaranya
dari SOLAS Chapter II-1 Regulation 3-6, IACS, beberapa biro klasifikasi
internasional dan beberapa situs internet. Melalui kesempatan ini penyusun
mengucapkan terima kasih kepada dosen kami, Ibu Ir. Hesty Anita Kurniawati, M.Sc.
dan pihak - pihak lain yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh
karena itu, segala saran dan kritik yang solutif dan membangun sangat diharapkan
oleh penyusun. Demikianlah, makalah ini kami buat, semoga dapat memberi manfaat
kepada semuanya.
Surabaya, 11 Maret 2009
Tim Penyusun
3
DAFTAR ISI
Halaman Judul..................................................................................................... i
Kata Pengantar..................................................................................................... ii
Daftar Isi................................................................................................................ iii
Daftar Gambar....................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………............ 1
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 2
2.1 Definisi, Fungsi dan Jenis-jenis PMA........................................................... 2
2.1.1 Definisi ............................................................................................... 2
2.1.2 Fungsi .................................................................................................. 2
2.1.3 Jenis-jenis............................................................................................. 2
a. PMA Vertikal................................................................................. 2
b. PMA Horizontal............................................................................... 5
2.2 Regulasi Mengenai PMA................................................................................. 6
2.3 Aplikasi PMA Pada Kapal............................................................................... 13
2.3.1 Kapal Tangki Pengangkut Minyak dan Bahan Kimia 50.000 DWT.........13
2.3.2 Kapal Tangki Pengangkut Minyak 70.000 DWT................................... 15
2.3.3 Kapal Tangki Pengangkut Minyak 100.000 DWT AFRAMAX............ 18
2.3.4 Kapal Tangki Pengangkut Minyak 150.000 DWT SUEZMAX............. 21
2.3.5 Kapal Tangki Pengangkut Minyak dan Chemical 320.000 DWT Very
Large Crude Carrier (VLCC)…………………………………………. 23
2.3.6 PMA pada Bulk Carriers......................................................................... 26
BAB III PENUTUP................................................................................................. 28
LAMPIRAN………………………………………………………………………. 29
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 34
4
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Skema Inclined Ladders (dilihat dari depan)............................................. 3
Gambar 2.2 Spesifikasi teknis Standard Inclined Ladder untuk PMA.......................... 3
Gambar 2.3 Standard Inclined Ladder untuk PMA (dilihat dari samping).................... 4
Gambar 2.4 Standard Vertical Ladders.......................................................................... 5
Gambar 2.5 PMA melintang dan memanjang yang difungsikan pula sebagai senta...... 6
Gambar 2.6 Akses lainnya (berdasarkan SOLAS II-1/3-6 Ayat 5 & UI)....................... 6
Gambar 2.7 PMA pada tangki balas yang sempit .......................................................... 10
Gambar 2.8 PMA pada Hopper Tank yang sempit....................................................... 10
Gambar 2.9 Akses memanjang .......................................................................... ......... 11
Gambar 2.10 PMA pada tangki yang luas .......................................................... ......... 11
Gambar 2.11 Akses melintang .............................................................................. ......... 12
Gambar 2.12 Pengaturan tangki pada kapal 50.000 DWT.......................................... .... 13
Gambar 2.13 Bentuk-bentuk gading dan sekat pada kapal tangki 50.000 DWT............. 14
Gambar 2.14 Tangki ruang muat pada kapal tangki 50.000 DWT.................................. 14
Gambar 2.15 Tangki air balas pada kapal tangki 50.000 DWT....................................... 15
Gambar 2.16 Pengaturan tanki pada kapal 70.000 DWT................................................ 15
Gambar 2.17 Bentuk-bentuk gading dan sekat pada kapal tangki 70.000 DWT............. 16
Gambar 2.18 Tangki ruang muat pada kapal tangki 70.000 DWT.................................. 17
Gambar 2.19 Tangki air balas pada kapal tangki 70.000 DWT....................................... 17
Gambar 2.20 Pengaturan tangki pada Aframax Tanker................................................... 18
Gambar 2.21 Bentuk penegar dan sekat pada Aframax Tanker...................................... 19
Gambar 2.22 Bentuk tangki ruang muat pada Aframax Tanker...................................... 19
Gambar 2.23 Bentuk tangki air balas pada Aframax Tanker........................................... 20
Gambar 2.24 Pengaturan tangki pada Suezmax Tanker.................................................. 21
Gambar 2.25 Tipikal penegar dan sekat pada Suezmax Tanker...................................... 21
Gambar 2.26 Tangki ruang muat Suezmax Tanker......................................................... 22
Gambar 2.27 Tangki air balas pada Suezmax Tanker..................................................... 23
Gambar 2.28. Pengaturan tangki pada VLCC.................................................................. 24
Gambar 2.29 Bentuk penegar dan sekat melintang pada VLCC..................................... 24
Gambar 2.30 Tangki ruang muat pada VLCC................................................................. 25
Gambar 2.31 Tangki air balas pada VLCC..................................................................... 26
Gambar 2.32 PMA pada Bulk Carriers............................................................................ 26
Gambar 2.33 PMA pada Hopper Tank atas Bulk Carriers.............................................. 27
Gambar 2.34 PMA pada Bilge Hopper Tank di Bulk Carriers......................................... 27
5
BAB I
PENDAHULUAN
Cara terbaik untuk memastikan bahwa kondisi struktural sebuah kapal memenuhi
persyaratan yang ditentukan, adalah dengan menyurvey semua komponen-
komponen struktur dari kapal tersebut selama usia pakainya. Cara ini akan
memastikan bahwa struktur tersebut bebas dari kerusakan seperti keretakkan,
kegagalan struktur, perubahan bentuk yang disebabkan korosi, kelebihan beban,
kerusakan akibat tabrakan dengan benda-benda keras lainnya, dan berkurangnya
keandalan struktur selama dalam batas yang telah disyaratkan.
Kapal harus didesain dan dibangun dengan pertimbangan kemudahan untuk
penyurveyan oleh biro klasifikasi kapal yang bersangkutan selama usia pakai
kapal, selain itu hal ini ditujukan untuk memudahkan ABK dalam mengawasi
kondisi kapal selama masa operasionalnya.
Tanpa akses pemeriksaan yang memadai, kondisi struktur kapal dapat memburuk
tanpa terdeteksi dan kerusakan struktur yang masif dapat terjadi. Oleh karena itu,
saat mendesain sebuah kapal harus diperhitungkan dengan teliti kemudahan untuk
perawatan selama usia pakai kapal, termasuk kemudahan bagi para surveyor saat
menjalankan tugasnya dalam memeriksa kondisi kelayakan struktural bagian-
bagian kapal.
Khusus untuk kapal-kapal tangki pengangkut minyak dan kapal-kapal pengangkut
muatan curah, International Maritime Organization (IMO) dalam hasil konferensi
internasionalnya pada tahun 2002 mengeluarkan ketetapan untuk membuat jalur
masuk yang aman bagi surveyor maupun ABK ke dalam tangki-tangki, baik tangki
ruang muat maupun tangki-tangki air balas. Jalur masuk yang aman inilah yang
kemudian disebut IMO sebagai Permanent Means of Access (PMA).
1.1 Lampiran
Kutipan regulasi asli dari IMO Resolusi MSC 151 (78) & 158 (78) mengenai
PMA kami sertakan dalam makalah ini.
6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI, FUNGSI, DAN JENIS-JENIS PMA
2.1.1 Definisi
Permanent Means of Access (PMA) adalah jalan atau akses yang digunakan
Surveyor atau Anak Buah Kapal (ABK) untuk memeriksa dan memperbaiki
konstruksi struktural tangki-tangki pada kapal tangki minyak dan kapal
pengangkut muatan curah. PMA antara kapal satu dengan kapal lain berbeda, baik
dari segi ukuran, tipe, konstruksi, dan klasifikasinya. Misalnya, PMA pada jenis
Oil Tanker tentu saja berbeda dengan pada Bulk Carrier, PMA pada kapal
berbobot mati 150.000 DWT (Suezmax) tentu saja berbeda dengan kapal berbobot
mati 320.000 DWT (Very Large Crude Carrier). Seperti halnya pada kapal, PMA
juga mempunyai spesifikasi dan klasifikasinya. Hal ini diatur dalam regulasi
mengikat yang bertujuan untuk keselamatan jiwa dan lingkungan, baik dampaknya
di dalam kapal maupun dampaknya terhadap lingkungan laut. Regulator tentang
PMA diantaranya Safety of Life at Sea (SOLAS) dari International Maritime
Organization (IMO), International Association of Classification Societies (IACS),
dan Maritime Safety Committee (MSC).
2.1.2 Fungsi
Fungsi PMA adalah memepermudah Engineer, Surveyor, dan Anak Buah Kapal
dalam memeriksa ataupun memperbaiki konstruksi dan struktur pada tangki-
tangki ruang muat dan tangki-tangki air balas pada kapal pengangkut minyak serta
kapal pengangkut muatan curah. PMA dapat pula memperkuat struktur dari
komponen lambung kapal di mana PMA tersebut.diletakkan, hal ini disebabkan
untuk efisiensi struktural kapal, maka PMA yang berjenis horizontal diletakkan
pada penegar dari komponen lambung kapal tersebut misalnya pada senta yang
diperbesar ukurannya guna mengakomodasi struktur PMA itu sendiri.
2.1.3 Jenis-jenis
Adapun jenis-jenis PMA diantaranya:
a. PMA Vertikal. PMA vertikal dibagi menjadi dua yakni:
Inclined ladders
Inclined ladders PMA adalah PMA yang memiliki bentuk seperti tangga miring
biasa yang terletak pada bagian lain kapal. Inclined ladders umumnya dijadikan
sebagai sarana akses awal PMA yang menghubungkan PMA horizontal dengan
geladak. Namun, Inclined ladders juga dapat dipakai sebagai sarana yang
7
menghubungkan satu horizontal PMA dengan horizontal PMA lainnya apabila
lebar PMA horizontalnya ≥ 2 m (biasanya pada kapal tangki berbobot mati di
atas 50.000 DWT)
Gambar 2.1 Skema Inclined Ladders (dilihat dari depan)
Gambar 2.2 Spesifikasi teknis Standard Inclined Ladder untuk PMA
Selalu vertikal 2,5 m
Akses pertama inclined ladders kecuali pada tangki balas yang sempit
Akses kedua pada bulk carrier boleh berupa vertical ladders
Akses kedua pada kapal tangki minyak boleh berupa vertical ladders ketika jarak antara senta dengan alas atau antar senta < 6.0m
Anak tangga harus terdiri dari dua batang
berpenampang persegi dengan panjang
tiap sisi persegi ≥ 22mm. Sudut persegi
harus menghadap ke atas. Anak tangga
harus dipasang dengan menggunakan
double continuous welding.
Jarak minimum 400mm. Jarak vertikal 200mm –
300mm.
Jaraknya antara 65 mm – 75 mm.
8
Gambar 2.3 Standard Inclined Ladder untuk PMA (dilihat dari samping)
Standard Vertikal Ladders atau Monkey Ladders
Standard vertikal ladders atau monkey ladders digunakan sebagai pengganti
Inclined Ladders untuk menghubungkan PMA horizontal dengan geladak
ataupun antar PMA horizontal pada tangki-tangki yang sempit (seperti tangki
balas sayap ; b < 2,5 m), karena tidak memungkinkan memakai inclined
ladders di daerah semacam itu. Vertikal ladders pada umumnya dipakai untuk
menghubungkan beberapa PMA horizontal yang lebarnya < 2 m, atau dapat
dipakai juga sebagai sarana akses dari geladak langsung ke alas pada beberapa
jenis bulk carrier dan kapal tangki minyak. Vertikal Ladders juga berfungsi
sebagai akses lanjutan di ruang muat kapal curah, dan akses lanjutan ke dalam
tangki yang jarak vertikal senta paling bawah terdahap alasnya kurang dari 6 m
(h < 6 m).
Akses pada ambang palka yang memiliki tinggi > 900
mm harus memiliki pijakan pada bagian luarnya
Tidak perlu ada penghalang pada jarak 750 mm di
muka inclined ladders, (600 mm sepanjang lubang)
Inclined ladder permanent dengan sudut <
70 derajat
9
Gambar 2.4 Standard Vertikal Ladders
b. PMA Horizontal. PMA horizontal terdiri dari PMA memanjang dan PMA
melintang.
PMA Memanjang
PMA Memanjang di kapal tangki minyak diletakkan menyatu pada senta
double hull dan dilengkapi dengan railings. Apabila PMA memanjang
tersebut memotong bagian dari pelintang sisi, maka pada pelintang sisi
tersebut harus dibuatkan man hole dengan besar minimum 600 mm x 400
mm, dan disekitar man hole harus dibuatkan penegar tambahan berupa
flange agar tidak mengurangi modulus kekuatan pelintang sisi yang dipotong
PMA.
PMA melintang
PMA melintang diletakkan pada bagian sekat melintang (bukan sekat
melintang bergelombang) yang terdapat konstruksi penegarnya. Dengan
begitu PMA melintang dapat diletakkan menyatu dengan senta pada sekat
melintang tersebut. PMA melintang juga dilengkapi dengan railings.
PMA melintang dengan PMA memanjang pada ketinggian yang sama harus
terhubung satu sama lainnya. Dan apabila dilihat secara keseluruhan dalam
sebuah tangki, PMA harus membentuk beberapa pola cincin seperti penegar-
Jaraknya tidak lebih dari 2,5 m.
Clearance panjat minimum 600 mm
Lebar minimum : 350 mm
Jarak dari pusat anak tangga ke permukaan pegangan minimum 150 mm
Jarak vertikal antar anak tangga sebesar 250 mm – 300 mm
Senta
10
penegar lainnya agar fungsi dari senta yang dijadikan PMA tersebut tidak sia-
sia.
Gambar 2.5 PMA melintang dan memanjang yang difungsikan pula sebagai senta
Gambar 2.6 Akses lainnya (berdasarkan SOLAS II-1/3-6 Ayat. 5 & UI)
2.2 REGULASI MENGENAI PMA
Ketetapan Maritime Safety Committee-MSC.133(76) dan MSC.134(76) berisi
persyaratan akses minimum untuk kapal tangki dan bulk carrier yang dibangun
setelah 1 Januari 2005, berdasarkan kesimpulan dari konferensi International
Maritime Organization-IMO yang menyetujui bahwa Desain and Equipment Sub-
Commite (DE S/C) harus mempertimbangkan kembali peraturan teknis dari PMA.
Semua bukaan harus dilindungi dangan teralis
Lubang untuk mengangkat orang yang terluka harus segaris/lurus dari alas ke atas geladak
> 600 mm : langkah + pegangan
Gading pada sekat melintang
Pelintang sisi
Vertical ladders
PMA horizontal yang memanjang (menjadi satu dengan senta pada double hull)
PMA horizontal yang melintang (menjadi satu dengan senta pada sekat melintang)
11
Persetujuan ini berdasarkan atas ketidak-praktisan dan ketidak-amanan dari
perpanjangan PMA yang harus diterapkan pada ruang muat dan tangki ballast
berdasarkan peraturan teknis, seperti yang telah disampaikan pemerintah Yunani
dan beberapa perusahaan yang tergabung dalam sebuah asosiasi. Design and
Equipment Sub-Commite (DE S/C) menyetujui langkah untuk memperingkas
susunan PMA yang panjang sesuai isi MSC. 134(76).
Dengan beberapa penjelasan kecil dari proposal Design and Equipment (DE),
MSC (78) mengadopsi peraturan baru MSC. 158(78) yang merevisi peraturan
teknis sebelumnya yang terdapat dalam MSC.133(76) untuk PMA yang diterapkan
di kapal tanker dengan bobot 500 GT dan kapal muatan curah dengan bobot
20.000 GT ke atas. Peraturan Teknis menjelaskan bahwa tangki ruang muat pada
kapal dengan kombinasi pengangkut minyak/bahan-bahan kimia disertifikasi oleh
International Bulk Chemical Code dan tidak berdasarkan pada peraturan yang
terdapat dalam PMA. Namun, tangki ballast pada beberapa kapal sejenis
diharuskan mengikuti The Technical Provisions.
Menurut jadwal, MSC.158(78) akan diumumkan pada tanggal 1 Januari 2006, satu
tahun setelah Technical Provisions dikeluarkan. Untuk mengisi kekosongan akibat
belum dikeluarkannya MSC.158(78) ini, MSC/Circ.1107 dikeluarkan dengan
memperbolehkan administrasi menyetujui revisi Thechnical Provision sebagai
pengganti MSC. 133(76).
Berikut ini adalah ringkasan isi peraturan MSC.158(78)
a. Kapal Tangki Minyak ≥ 500 GT
Tangki balas, tangki pada dinding ganda, dan tangki muatan minyak setinggi 6
meter atau lebih.
- PMA Melintang (Athwartship PMA) berada pada posisi 1,6 m sampai 3 m dari
deckhead pada sekat melintang.
- PMA Memanjang (Longitudinal PMA) berada pada tiap sisi tangki.
Sebuah PMA memanjang harus diletakkan 1,6 m sampai 6 meter di bawah
deckhead dan pada sisi lainnya harus diletakkan 1,6 meter sampai 3 meter
di bawah deckhead.
- PMA Melintang sepanjang balok silang (cross-ties) dengan sebuah akses dari
PMA Memanjang harus tersedia.
- Untuk struktur melintang:
1. PMA memanjang terintegrasi dengan bagian struktural dari penegar sisi
pada sekat memanjang , dan jika memungkinkan, dihubungkan dengan
penumpu horizontal dari sekat melintang.
12
2. Sarana akses alternatif untuk menginspeksi bagian tengah dari penegar
melintang dapat memakai penegar permanen yang terdapat pada penegar
melintang tersebut di bagian atas geladak, atau
3. Jika tangki kapal tangki minyak < 17 m, tangga vertikal pada penegar
melintang bisa digunakan.
Lebar Tangki Balas Samping Kurang dari 5 meter
- PMA memanjang pada 1.6 m sampai 3.0 dari atas geladak dengan akses
vertikal pada tiap ujung sampai PMA terendah.
- PMA memanjang terintegrasi dengan komponen struktural dan jika mungkin,
dihubungkan dengan penumpu memanjang pada sekat melintang.
Tangki Bilga Miring dengan Knuckle Point 6 m atau lebih di atas Dasar Tangki
- PMA memanjnag pada 1.6 m sampai 3 m dari Knuckle Point atau minimum
1.2 m di bawah web ring.
Tangki Dengan Tinggi Kurang Dari 6 meter
- Sarana alternatif yang cocok ( misalnya, rakit, robot/lengan hidrolik, platform
kabel lift)
PMA Pada Tangki Ceruk Haluan
- Untuk tangki dengan tinggi 6 meter atau lebih, PMA harus terdiri dari senta
memanjang sekurang-kurangnya 600 meter melalui kulit sisi gading dengan
teralis pengaman(railing) atau pembungkus dengan permukaan kasar.
- Sarana alternatif bisa digunakan pada tangki dengan tinggi kurang dari 1
meter.
b. Kapal Muatan Curah ≥ 20.000GT
Akses Pada Struktur di bawah Geladak Ruang Muat
- PMA memanjang pada tiap sisi dan sekitar area geladak melintang dan 1.6
meter sampai 6.0 meter dari atas geladak (akses menuju LPMA melalui
hopper tank langsung dari geladak utama); atau
- PMA melintang pada 1.6 meter sampai 3.0 meter dari atas geladak pada sekat
melintang (akses menuju PMA memanjang melalui hopper tank dari geladak
utama);
- Akses menuju struktur geladak melintang menggunakan sebuah hoper area
atas secara penuh; atau
13
- Jika tinggi area geladak melintang ≤ 17 meter di atas tank top, sarana akses
yang dapat digerakkan bisa diterapkan.
Akses Pada Struktur Vertikal Ruang Muat
- Tangga vertikal untuk 25% gading ruang muat, sisi kiri dan kanan kapal
menggunakan tangga yang bisa dibawa (portable) di atas permukaan pelat
miring tangki dan sarana untuk sekat melintang serta mencakup gading sampai
atas braket; atau
- Sarana bergerak/portable, tersedia sebagai sarana yang dibawa di kapal dan
selalu siap digunakan.
- Di dalam konfigurasi ruang muat kulit sisi ganda, PMA tidak dibutuhkan.
Akses Pada Sisi Atas Tangki Dengan Tinggi 6 Meter Atau Lebih
- PMA memanjang berada pada 1.6 meter sampai 3 meter di bawah geladak
dengan akses vertikal sekaligus sekitar tempat akses tangki (dua akses tangki
jika panjang ≥ 35 meter, dan sebaliknya pada satu akses tangki) dan tiga akses
sepanjang sloop plate dari PMA memanjang sampai pertemuan empat lubang
penumpu samping.
- Jika PMA memanjang tidak bisa disediakan sepanjang cincin gading besar,
pegangan(railing) harus disediakan di sepanjang gading besar.
Akses Pada Tangki Area Miring Bilga Dengan Tinggi 6 Meter Atau Lebih
- PMA memanjang minimum 1.2 meter di bawah web ring(atau di atas web ring
tetapi tidak boleh < 1.6 meter di bawah geladak.
- Jika PMA memanjang tidak bisa disediakan sepanjang web ring,
pegangan(railing) harus disediakan di sepanjang web ring.
- PMA memanjang disediakan dengan akses vertikal dengan area sekitar akses
tangki (dua akses tangki jika panjang ≥ 35 meter, dan sebaliknya pada satu
akses tangki) dan sebuah akses vertikal dari PMA memanjang sampai dasar
tangki pada tiap ujung akhir tangki.
Akses Pada Tangki Bagian Atas dan Sisi Bawah Dengan Tinggi Kurang dari 6
Meter
- Sarana akses alternatif harus disediakan.
14
PMA pada Tangki Ceruk Haluan
- Untuk tangki dengan tinggi 6 meter atau lebih, PMA harus terdiri dari senta
horizontal sekurang-kurangnya 600 meter melalui sisi kulit gading dengan
pelindung teralis(railing) atau lapisan kasar.
- Sarana alternatif bisa digunakan untuk tangki dengan tinggi kurang dari 6
meter.
Gambaran Teknis Beberapa Regulasi Berkaitan dengan PMA
* PMA pada tangki balas yang sempit
< 6m
<6m
< 6m
< 6m
Gambar 2.7 PMA pada tangki balas yang sempit
* PMA pada Hopper Tank yang sempit Regulasi Teknis Tabel 1, point
2.2
Apabila jarak vertikal antara dasar tangki
dengan upper hopper knuckle lebih besar
dari 6m, PMA harus ditambahkan.
Regulasi Teknis Tabel 1, point 2.2.1
PMA memanjang tanpa terputus diatur pada
jarak 1,6 m – 3m di bawah top hopper
section dengan struktur. PMA yang terletak
pada frame dapat memberikan akses ke
upper hopper knuckle. PMA memanjang
diletakkan minimal 1,2 m di bawah top
Regulasi Teknis Tabel 1, point 2.1.1
Apabila senta sisi teratas diletakkan
pada jarak lebih dari 6m di bawah
geladak, PMA memanjang tambahan
harus diletakkan dengan jarak minimum
1,6m dan maksimum 3m di bawah
geladak
Regulasi Teknis Tabel 1, point 2.1.2
Jarak maksimal antar PMA adalah 6 m
PMA harus terintegrasi dengan stuktur
pada lambung
PMA pada senta sebisa mungkin
diteruskan pada senta yang terletak di
sekat melintang
6 m
Gambar 2.8 PMA pada Hopper Tank yang sempit
Gambar 2.6 Akses lainnya (berdasarkan SOLAS II-1Gambar 2.9
PMA pada akses memanjang
/3-6 Ayat. 5 & UI)
15
hopper web opening untuk memungkinkan
penggunaan means of access agar dapat
menjangkau area-area kritis.
Regulasi Teknis Tabel 1 point
1.1.4
Akses memanjang yang
terintegrasi pada permukaan
sekat memanjang berpenegar
menyatu dengan senta pada
sekat melintang.
Dapat juga digantikan oleh
sarana akses alternatif yang
tersedia pada penegar permanen
(untuk platform kabel atau
sejenisnya ) diatur pada platform bagian atas. ( Hal ini dipertimbangkan sebagai opsi
di masa depan saat sarana akses yang efisien sudah tersedia. Sarana alternatif tersebut
harus dapat diletakkan di bagian dalam dan siap di akses untuk pensurveyan tanpa
harus memasukkan di tangki ruang muat)
* PMA pada tangki yang luas
Regulasi Teknis tabel 3.5
Jalur masuk ke PMA dari geladak
terbuka atau antar PMA disediakan
tangga dengan jarak pisah antar
platform lebih dari 6 m .
Regulasi Teknis Tabel 1 point 1.1.1
Jalur akses permanen pada hubungan
geladak dengan sekat diatur antara 1,6
m dan 3 m di bawah geladak pada sisi
geladak yang berpenegar.
Regulasi Teknis Tabel 1 point 1.1.3
Pengaturan untuk jalur akses antara
PMA memanjang dan melintang pada
sekat harus disediakan.
Regulasi Teknis Tabel 1 point
1.1.2
Akses memanjang pada masing-
masing sisi tangki berjarak 1,6 m
dari geladak. Paling tidak terdapat
sebuah PMA yang berjarak 6 m
dari geladak. PMA lainnya
berjarak 3 m dari geladak.
Gambar 2.9 Akses memanjang
Gambar 2.7 PMA pada tangki
balas yang sempit
Gambar 2.10 PMA pada tangki yang luas
16
Regulasi Teknis Tabel 1 point
1.1.5
Akses melintang memberikan
jalur masukke tie flaring brackets
pada tiap-tiap sisi tangki harus
tersusun
Untuk cross tie pada tangki
tengah, akses memanjang dengan
sambungan melintang ke tie
flaring bracket harus sempurna.
* Sekat Melintang
Tabel 1 point
1.1.1.
PMA Harus
diletakkan pada
bagian sekat yang
berpenegar
Struktur pada sambungan geladak dengan
sekat bergelombang Struktur pada sambungan geladak dengan
sekat melintang
Tabel 1 point
1.1.1.
PMA pada sekat
bergelombang
tidak perlu
dipasang
Struktur pada geladakdengan sekat melintang
Akses memanjang
permanen yang
diperlukan untuk
inspeksi bracket pada
sekat memanjang dan sii
bagian dalam tangki
Gambar 2.11 Akses melintang
Gambar 2.7 PMA pada tangki balas
yang sempit
17
2.3 APLIKASI PMA PADA KAPAL
2.3.1 Kapal tangki pengangkut minyak dan bahan kimia 50.000 DWT
Kapal tangki minyak 50.000 DWT biasanya disebut Middle Range (MR) tanker.
Kapal tangki jenis ini belakangan dipakai sebagai kombinasi dari kapal tangki
pangangkut minyak dan bahan kimia untuk mengakomodasi peningkatan
konsumsi bahan-bahan kimia di dunia. Penyusunan tangki pada umumnya 2
baris memanjang dengan 6 kompartemen sebagai ruang muat, penyusunan
tangki ruang muat dan tangki air balas ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.12 Pengaturan tangki pada kapal 50.000 DWT.
Mempertimbangkan karakteristik struktural lambung kapal tangki, pada
umumnya kapal tangki ini mempunyai sekat bergelombang yang melintang dan
memanjang dilengkapi dengan lower dan upper stools, pelintang geladak serta
pembujur geladak sebagai penegar pada geladak, gading besar serta pembujur
sisi pada tangki balas seperti ditunjukkan pada gambar 2.13. Semua penegar
pada tangki ruang muat dipasang di bagian luar tangki untuk memudahkan
proses cleaning sehingga tidak ada struktur penegar di bagian dalam tangki
ruang muat. Oleh karena itu, tidak perlu di pasang PMA untuk keperluan
inspeksi pada bagian atas tangki ruang muat sesuai dengan IACS UI SC 191
(gambar 2.14).
18
Gambar 2.13 Bentuk-bentuk gading dan sekat pada kapal tangki 50.000 DWT.
Gambar 2.14 Tangki ruang muat pada kapal tangki 50.000 DWT.
Tangki air balas sisi selayaknya menjadi subjek bagian dari persyaratan
penempatan PMA karena di dalamnya memiliki penegar yang harus diinspeksi.
Akan tetapi, jarak vertikal antara geladak dengan senta dan jarak antar senta
pada tangki balas sisi adalah kurang dari 6 meter (Gambar 2.C.2). Jadi,
Portable Means of Access (sarana-sarana akses inspeksi portable) yang
dipasang secara memanjang sudah cukup untuk mendukung keperluan inspeksi
pada tangki air balas sisi. Pada hopper sections No. 6, tangki air balas yang
terletak di bagian buritan, jarak vertikal antara dasar tangki dan knuckle point
adalah 6 meter atau lebih Oleh karena itu perlu dipasang Partial Stringer pada
area ini (Gambar 2.15).
19
Gambar 2.15 Tangki air balas pada kapal tangki 50.000 DWT.
2.3.2 Kapal Tangki Pengangkut Minyak 70.000 DWT.
Kapal tangki minyak 70.000 DWT disebut Large Range 1 (LR1) tanker.
Pengaturan tangki di dalamnya mirip dengan kapal tangki 50.000 DWT yaitu
dengan 2 baris dan 6 kompartemen untuk tangki ruang muat. Pada tiap-tiap
baris terdapat tangki-tangki air balas seperti yang ditunjukkan gambar 2.16
Gambar 2.16 Pengaturan tanki pada kapal 70.000 DWT
20
Tidak seperti kapal tangki 50.000 DWT, sekat melintang dan sekat memanjang
pada ruang muat kapal tangki 70.000 DWT memakai kekuatan penegar dan
tidak memakai sekat bergelombang. Konsekuensinya, penempatan PMA diatur
di bagian sekat melintang yang ada penegarnya, pada jarak minimal 1,6 –
maksimal 3 m di bawah pelat geladak dipasang dua PMA memanjang. Perlu
dipasang juga PMA melintang pada bagian atas struktur seperti ditunjukkan
pada gambar 2.17.
Gambar 2.17 Bentuk-bentuk gading dan sekat pada kapal tangki 70.000 DWT.
Dapat dilihat dari gambar 2.C.7 bahwa dua PMA memanjang dipasang pada
bagian bawah geladak, dan dua PMA memanjang lainnya pada setiap vertikal
web section dipasang menyatu dengan penumpu yang memanjang di bagian
sekat melintang tangki ruang muat. Pada tangki air balas sisi, jarak vertikal
antara geladak dan senta dan antar senta adalah kurang dari 6 m. Karena itu
hanya dipasang dua tangga akses pada kedua ujung tangki (gambar 2.18).
21
Gambar 2.18 Tangki ruang muat pada kapal tangki 70.000 DWT
Gambar 2.19 Tangki air balas pada kapal tangki 70.000 DWT
22
2.3.3 Kapal Tangki Pengangkut Minyak 100.000 DWT AFRAMAX
Kapal Tangki 100.000 DWT AFRAMAX atau biasa disebut Large Range 2
(LR2) Tanker juga disusun atas 2 baris dengan 6 kompartemen untuk tangki
ruang muat, penyusunan masing-masing tangki dan tangki air balas ditunjukkan
pada gambar 2.20.
Gambar 2.20 Pengaturan tangki pada Aframax Tanker
Gambar 2.21 memperlihatkan bentuk struktur dari Aframax Tanker pada bagian
midship. Fitur yang berbeda pada contoh kapal ini adalah jarak vertikal antara
pelat geladak dan senta sisi nomor 1 lebih dari 6 m pada bagian tangki air balas.
Jadi, memperbesar jarak pembujur untuk memasang PMA memanjang pada
jarak 2,5 – 3 m di bawah geladak dapat dipertimbangkan.
Untuk bagian-bagian lain termasuk bagian tangki bilga miring, jarak vertikal
antar senta kurang dari 6 m, karenanya tambahan PMA memanjang tidak
diperlukan. Selain itu terdapat sebuah PMA pada bagian atas dari sekat
melintang seperti ditunjukkan pada gambar 2.21.
23
Gambar 2.21 Bentuk penegar dan sekat pada Aframax Tanker
Gambar 2.22 Bentuk tangki ruang muat pada Aframax Tanker
24
Gambar 2.22 menunjukkan dua PMA memanjang untuk kepentingan inspeksi
dari struktur-struktur di bawah geladak dipasang di bawah geladak dan dua
PMA memanjang lainnya dipasang melewati setiap bagian pelintang dengan
susunan yang menyatu pada senta sekat melintang di ruang muat.
Pada bagian tangki air balas sayap, jarak vertikal antara senta adalah kurang
dari 6 m seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.23. Untuk hopper section
tangki air balas nomor 6 yang berlokasi di buritan, jarak vertikal antara dasar
tangki dan knuckle point adalah 6 m atau lebih. Oleh karena itu, Partial Stringer
ditambahkan pada bagian tersebut.
Gambar 2.23 Bentuk tangki air balas pada Aframax Tanker
25
2.3.4 Kapal Tangki Pengangkut Minyak 150.000 DWT SUEZMAX
Kapal tangki 150.000 DWT Suezmax juga mempunyai pengaturan tangki yang
disusun 2 baris dengan 6 kompartemen untuk ruang muat, masing-masing sisi
dilengkapi tangki air balas seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.24.
Gambar 2.24 Pengaturan tangki pada Suezmax Tanker
Menurut gambar 2.25, tangki-tangki pada Suezmax memiliki tiga system senta
horizontal pada tangki ruang muatnya juga pada tangki air balas sayap. Jarak
vertikal di antara pelat geladak dan senta adalah kurang dari 6 m kecuali untuk
daerah tangki bilga miring sehingga tidak perlu tambahan PMA pada tangki
tersebut. Untuk daerah tangki bilga miring, jarak vertikal antara knuckle point
dan dasar tangki lebih dari 6 m. Oleh karena itu, dipertimbangkan untuk
memperbesar pembujur yang berfungsi sebagai PMA pada jarak 1,6 – 3 m di
bawah titik terendah pelat senta.
Gambar 2.25 Tipikal penegar dan sekat pada Suezmax Tanker
26
Terlihat dari gambar 2.26 bahwa dua buah PMA memanjang untuk keperluan
inspeksi dipasang di bawah geladak dan tiga PMA memanjang yang lainnya
dipasang menembus pelintang sisi dan menyatu dengan senta pada sekat
memanjang di runag muat.. Pada tangki air ballast sayap, jarak vertikal antara
geladak dengan senta dan antar senta adalah kurang dari 6 meter. Tetapi untuk
bagian tangki bilga miring, jarak vertikal antara knuckle point dan dasar tangki
adalah lebih dari 6 meter, karenanya dipertimbangkan untuk pembesar
pembujur yang berfungsi sebagai PMA memanjang pada jarak vertikal 1,6
sampai 3 m di bawah senta terbawah, seperti ditunjukkan pada gambar 2.27
Gambar 2.26 Tangki ruang muat Suezmax Tanker
27
Gambar 2.27 Tangki air balas pada Suezmax Tanker
2.3.5 Kapal Tangki Pengangkut Minyak dan Chemical 320.000 DWT
Very Large Crude Carrier (VLCC)
Tidak seperti kapal angkkut ukuran sebelumnya, pengaturan tangki ruang
muat untuk kapal tangki 320.000 DWT VLCC adalah tiga baris dengan lima
kompartemen. Sedangkan untuk tangki air ballast adalah dua baris dan lima
kompartement seperti ditunjukkan pada gambar 2.28. VLCC adalah jenis
kapal yang sangat besar dan pengaturan structural PMA yang efisien lebih
penting daripada efisiensi pengeluaran biaya. Oleh karenanya, PMA pada
VLCC memiliki sedikit perbedaan pengaturan dibandingkan kapal tangki
ukuran sebelumnya.
28
Gambar 2.28. Pengaturan tangki pada VLCC
Gambar 2.29 menunjukkan bentuk pengaturan struktural VLCC yang dibuat
saat ini. Tiga senta sisi dengan jarak vertikal antar senta sebesar 6,6 m, kecuali
untuk senta paling atas, pada umumnya dipakai oleh kebanyakkan perancang
kapal. Pada gambar, ditentukan oleh IACS bahwa deviasi sebesar 10% dari
jarak 6,6 m masih dianggap angka yang wajar, sehingga PMA dapat
diletakkan di sana sebagai bagian integral dari struktur senta itu sendiri. Pada
bagian tengah tangki air balas sayap di mana jaraknya 6 m atau lebih,
pembesaran ukuran pembujur atau sebuah senta tambahan dapat digunakan
sebagai akses ke bagian dalam tangki balas sayap tersebut. Sebagai contoh,
pada awal pengaplikasian PMA, salah satu galangan kapal telah mengadopsi
empat system senta untuk memudahkan pengaturan jarak verikal antar senta
pada ruang muat dan tangki balas sisi.
Gambar 2.29 Bentuk penegar dan sekat melintang pada VLCC
29
Untuk akses ke bawah struktur geladak di ruang muat, terdapat dua PMA
memanjang pada sekat memanjang dan satu PMA melintang pada bagian sekat
melintang yang ada penegarnya. Pada tangki muatan yang di tengah,
dilengkapi dengan PMA melintang pada setiap crosstie dan PMA memanjang
yang menjadi satu dengan senta horizontal seperti ditunjukkan oleh gambar
2.30.
Gambar 2.30 Tangki ruang muat pada VLCC
Gambar 2.31 menunjukkan bahwa tangki air balas diperkuat dengan empat
horizontal senta dan jarak vertikal antar senta kurang dari 6,6 m, perhitungan
deviasi yang sesuai sebesar 10%. Untuk bagian tangki bilga miring, terdapat
PMA memanjang karena tinggi dari pelat alas ke bagian atas knuckle point
sebesar 6 m atau lebih.
30
Gambar 2.31 Tangki air balas pada VLCC
2.3.6 PMA pada Bulk Carriers
Gambar 2.32 PMA pada Bulk Carriers
31
Regulasi Teknis tabel 2 poin 1.1
Akses harus diberikan di bagian atas struktur pada kedua ujung balok geladak dan di
sekitar centre line. PMA harus dapat diakses dari akses ruang muat atau langsung dari
geladak utama.
Sarana alternatif dapat dipakai apabila struktur di bawah geladak setinggi 17 meter di
atas alas dalam.
Regulasi Teknis tabel 2, poin 1.6
PMA harus dipasang paling tidak sepanjang 25% dari gading di ruang muat. PMA
harus diatur di bagian depan, tengah dan belakang ruang muat pada kedua sisi. Sarana
akses alternatif dapat dipasangan pada gading yang lain.
Regulasi teknis tabels 2 point 2.1
Untuk tangki balas bagian atas dengan
tinggi lebih besar 6 meter, PMA
memanjang disambung sepanjang gading
dalam tangki pada jarak antara 1,6m - 3
m di bawah geladak. Akses ke PMA
memanjang disediakan di sekitar jalur
masuk ke dalam tangki
Gambar 2.33 PMA pada Hopper Tank atas Bulk Carriers
Regulasi teknis tabel 2 poin 2.3
PMA dipasang pada bagian penegar alas tangki dan pada bagian yang tidak ditopang
penegar dari dasar tangki ke ujung atas tangki. PMA boleh dipasang sepanjang
struktur memanjang yang diatur sedemikian rupa di dalam tangki.
Regulasi teknis tabel 2 poin 2.5
Untuk bagian tangki bilga mirirng
dengan tinggi yang lebih besar dari 6
m, PMA harus dipasang sepanjang
flange penegar dengan jarak minimal
1,2 m di bawah sisi teratas lubang pada
web ring. Akses ke tangki bagian alas
harus disediakan pada tiap ujung
tangki. Akses ke PMA memanjang
harus diletakkan di sekitar jalur masuk
tangki
Gambar 2.34 PMA pada Bilge Hopper Tank di Bulk Carriers
32
BAB III
PENUTUP
Permanent Means of Access (PMA) adalah jalan atau akses yang digunakan
Surveyor atau Anak Buah Kapal (ABK) untuk memeriksa dan memperbaiki
konstruksi struktural tangki-tangki pada kapal tangki minyak dan kapal
pengangkut muatan. Klasifikasi PMA terdapat dalam Safety of Life at Sea
(SOLAS) dari International Maritime Organization (IMO), Biro Klasifikasi se-
dunia semisal Lloyd’s Register (LR), American Bureau of Shipping (ABS),
Germanischer Lloyd (GR), Det Norske Veritas (DNV), Bureau Veritas (BV), dan
Korean Register of Shipping (KRS), International Association of Classification
Societies (IACS), dan Maritime Safety Committee (MSC). PMA mempunyai
fungsi yang sangat penting untuk kapal yaitu sarana bagi surveyor dan ABK untuk
mengetahui keadaan kapal sebelum diizinkan untuk berlayar, ketika mengalami
kerusakan dan ketika dilakukannya pemeriksaan tahunan oleh biro klasifikasi.
Setiap kapal memiliki standar PMA yang berbeda antara kapal satu dengan yang
lainnya. Ini tergantung dari pemilik kapal, biro klasifikasi kapal tersebut dan
ukuran kapal tersebut.
33
DAFTAR PUSTAKA
Examples of the application of Permanent Means of Access to Tankers
Pyung-sham Cho†1), Joon-hyun Park2), Chan-ho Shin3), Sang-yong Sohn4), Sang-
heun
Yim5), Hyun-sang Shim6), Sung-june Lee7)
1)Korean Register of Shipping, Daejeon, Korea, [email protected],
2)Korean Register of Shipping, Daejeon, Korea, [email protected]
3)Korean Register of Shipping, Daejeon, Korea, [email protected]
4)Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering Co., Ltd., Korea, [email protected],
5)Hyundai Mipo Dockyard Co., Ltd., Korea, [email protected]
6)Hyundai Samho Heavy Industries Co., Ltd., Korea, [email protected],
7)Samsung Heavy Industries Co., Ltd., Korea, [email protected]
Guidelines on the Enhanced Program of Inspection During Surveys of Bulk Carriers
and Oil Tankers adopted by resolution A.744(18), as amended
International Association of Classification Societies (IACS) Unified Requirements
Z10.1, Z10.2, Z10.4 and Z10.5, as appropriate.
International Association of Classification Societies (IACS) Unified Interpretation
SC191, as amended.
International Association of Classification Societies (IACS) Recommendation No.39
“Safe use of rafts or boats for Survey”.
International Association of Classification Societies (IACS) Recommendation No.78
“Safe use of Portable Ladders for Close-Up Surveys.”
International Association of Classification Societies (IACS) Recommendation No.91,
“Guidelines for Approval/Acceptance of Alternative Means of Access.”
International Maritime Organization (IMO); ”Ballast Water Diplomatic Conference
(February 2004).”; London, England; 2004
International Maritime Organization (IMO); ”Marine Environment Protection
Committee’s 50th Session (Dec 2003)”; London, England; 2004
International Maritime Organization (IMO); ”Marine Environment Protection
Committee’s 51st Session (April 2004)”; London, England; 2004
International Maritime Organization (IMO); ”Safety Committee’s 78th Session (May
2004)”; London, England; 2004
International Maritime Organizationa (IMO); “Assembly 23rd session, Agenda item
17: Consideration of The Reports and Recommendation of The Maritime Safety
Committee: Permanent means of access (PMA)”; New York, USA; 2003
34
International Maritime Organization (IMO) ; ”Sub-Committee on Ship Design and
Equipment, 47th session, Agenda item 24: Any Other Busineess Means of Access –
SOLAS regulation II-1/3-6 Reconsideration of Technical Provisions”; London,
England; 2003
Karaminas, Lefteris; “Tanker Operator Athens 2003”; Marine Business Manager,
Lloyd’s Register; London, England; 2003
Maritime Safety Committee (MSC); “Technical Provisions adopted by resolution
MSC.133(76), as amended by resolution MSC.158(78)”; New York, USA; 2004
Safety of Life at Sea (SOLAS); “SOLAS Chapter II-1 Regulation 3-6 Oct.2004:
Summary Technical Details”; Det Norske Veritas; Oslo, Norway; 2004
Safety of Life at Sea (SOLAS); “SOLAS regulation II-1/3-6 adopted by resolution
MSC.134(76), as amended by resolution MSC .151(78)”; New York, USA; 2004
Zamburlini, Andrea; IACS latest, developments URS 31 Side frames verification, PMA
Permanent Means of Access; Bureau Veritas (BV); Paris, France; 2004
http://www.ipta.org.uk/pma.htm
http://www.eagle.org/regulatory/regupdate/DE47PMAsummary2.pdf
http://www.krs.co.kr/Eng/dn/Tec/PMA_UI_SC191_E(2).pdf
http://www.navcen.uscg.gov/marcomms/imo/msc_resolutions/Resolution%20MSC.13
3(76).pdf
http://www.krs.co.kr/kor/file/7Application%20of%20PMA.PDF
http://www.sname.org/committees/tech_ops/O44/imo/de/51-15.pdf
http://www.dnv.com/binaries/consideration_adoption_amendments_tcm4-8277.pdf
http://www.eagle.org/regulatory/regupdate/DE47_WP11_PMA.pdf