34
1 Sistem dan Peralatan (LK 1324) Tugas IV Kelompok VI 1. Arifin Gustian P 4107100018 2. Ferdy Ramdani 4107100020 3. Hendra Apriadi 4107100083 4. M Syaiful Anwar 4107100093 5. I Putu Yasa Antara 4107100101 6. Hendriyadi 4107100103 7. Slamet Agus Saputro 4107100105 8. Jalil Irfanartiko 4108100105 Dosen: Ir. Hesty Anita K, M.Sc. JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Sistem Dan Peralatan - Permanent Means of Access

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Sistemdan Peralatan(LK 1324)Tugas IVKelompok VI1. Arifin Gustian P 2. Ferdy Ramdani 3. Hendra Apriadi 4. M Syaiful Anwar 5. I Putu Yasa Antara 6. Hendriyadi 7. Slamet Agus Saputro 8. Jalil IrfanartikoDosen: Ir. Hesty Anita K, M.Sc.4107100018 4107100020 4107100083 4107100093 4107100101 4107100103 4107100105 4108100105JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 1 SURABAYAKata PengantarPuji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas

Citation preview

Page 1: Sistem Dan Peralatan - Permanent Means of Access

1

Sistem dan

Peralatan (LK 1324)

Tugas IV

Kelompok VI

1. Arifin Gustian P 4107100018

2. Ferdy Ramdani 4107100020

3. Hendra Apriadi 4107100083

4. M Syaiful Anwar 4107100093

5. I Putu Yasa Antara 4107100101

6. Hendriyadi 4107100103

7. Slamet Agus Saputro 4107100105

8. Jalil Irfanartiko 4108100105

Dosen: Ir. Hesty Anita K, M.Sc.

JURUSAN TEKNIK PERKAPALAN

FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

SURABAYA

Page 2: Sistem Dan Peralatan - Permanent Means of Access

2

Kata Pengantar

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas atas segala rahmat dan karunia

yang diberikan-Nya sehingga makalah ini dapat diselesaikan.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas IV Mata Kuliah Sistem dan Peralatan (LK

1324) di Teknik Perkapalan FTK ITS. Makalah yang kami susun ini bejudul PMA

(Permanent Means of Access) yang membahas mengenai akses masuk permanen ke

dalam tangki-tangki yang ada di kapal guna keperluan inspeksi. Dalam penyusunan

makalah ini ini penyusun menggunakan referensi dari beberapa sumber diantaranya

dari SOLAS Chapter II-1 Regulation 3-6, IACS, beberapa biro klasifikasi

internasional dan beberapa situs internet. Melalui kesempatan ini penyusun

mengucapkan terima kasih kepada dosen kami, Ibu Ir. Hesty Anita Kurniawati, M.Sc.

dan pihak - pihak lain yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Penyusun menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh

karena itu, segala saran dan kritik yang solutif dan membangun sangat diharapkan

oleh penyusun. Demikianlah, makalah ini kami buat, semoga dapat memberi manfaat

kepada semuanya.

Surabaya, 11 Maret 2009

Tim Penyusun

Page 3: Sistem Dan Peralatan - Permanent Means of Access

3

DAFTAR ISI

Halaman Judul..................................................................................................... i

Kata Pengantar..................................................................................................... ii

Daftar Isi................................................................................................................ iii

Daftar Gambar....................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………............ 1

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 2

2.1 Definisi, Fungsi dan Jenis-jenis PMA........................................................... 2

2.1.1 Definisi ............................................................................................... 2

2.1.2 Fungsi .................................................................................................. 2

2.1.3 Jenis-jenis............................................................................................. 2

a. PMA Vertikal................................................................................. 2

b. PMA Horizontal............................................................................... 5

2.2 Regulasi Mengenai PMA................................................................................. 6

2.3 Aplikasi PMA Pada Kapal............................................................................... 13

2.3.1 Kapal Tangki Pengangkut Minyak dan Bahan Kimia 50.000 DWT.........13

2.3.2 Kapal Tangki Pengangkut Minyak 70.000 DWT................................... 15

2.3.3 Kapal Tangki Pengangkut Minyak 100.000 DWT AFRAMAX............ 18

2.3.4 Kapal Tangki Pengangkut Minyak 150.000 DWT SUEZMAX............. 21

2.3.5 Kapal Tangki Pengangkut Minyak dan Chemical 320.000 DWT Very

Large Crude Carrier (VLCC)…………………………………………. 23

2.3.6 PMA pada Bulk Carriers......................................................................... 26

BAB III PENUTUP................................................................................................. 28

LAMPIRAN………………………………………………………………………. 29

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 34

Page 4: Sistem Dan Peralatan - Permanent Means of Access

4

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Inclined Ladders (dilihat dari depan)............................................. 3

Gambar 2.2 Spesifikasi teknis Standard Inclined Ladder untuk PMA.......................... 3

Gambar 2.3 Standard Inclined Ladder untuk PMA (dilihat dari samping).................... 4

Gambar 2.4 Standard Vertical Ladders.......................................................................... 5

Gambar 2.5 PMA melintang dan memanjang yang difungsikan pula sebagai senta...... 6

Gambar 2.6 Akses lainnya (berdasarkan SOLAS II-1/3-6 Ayat 5 & UI)....................... 6

Gambar 2.7 PMA pada tangki balas yang sempit .......................................................... 10

Gambar 2.8 PMA pada Hopper Tank yang sempit....................................................... 10

Gambar 2.9 Akses memanjang .......................................................................... ......... 11

Gambar 2.10 PMA pada tangki yang luas .......................................................... ......... 11

Gambar 2.11 Akses melintang .............................................................................. ......... 12

Gambar 2.12 Pengaturan tangki pada kapal 50.000 DWT.......................................... .... 13

Gambar 2.13 Bentuk-bentuk gading dan sekat pada kapal tangki 50.000 DWT............. 14

Gambar 2.14 Tangki ruang muat pada kapal tangki 50.000 DWT.................................. 14

Gambar 2.15 Tangki air balas pada kapal tangki 50.000 DWT....................................... 15

Gambar 2.16 Pengaturan tanki pada kapal 70.000 DWT................................................ 15

Gambar 2.17 Bentuk-bentuk gading dan sekat pada kapal tangki 70.000 DWT............. 16

Gambar 2.18 Tangki ruang muat pada kapal tangki 70.000 DWT.................................. 17

Gambar 2.19 Tangki air balas pada kapal tangki 70.000 DWT....................................... 17

Gambar 2.20 Pengaturan tangki pada Aframax Tanker................................................... 18

Gambar 2.21 Bentuk penegar dan sekat pada Aframax Tanker...................................... 19

Gambar 2.22 Bentuk tangki ruang muat pada Aframax Tanker...................................... 19

Gambar 2.23 Bentuk tangki air balas pada Aframax Tanker........................................... 20

Gambar 2.24 Pengaturan tangki pada Suezmax Tanker.................................................. 21

Gambar 2.25 Tipikal penegar dan sekat pada Suezmax Tanker...................................... 21

Gambar 2.26 Tangki ruang muat Suezmax Tanker......................................................... 22

Gambar 2.27 Tangki air balas pada Suezmax Tanker..................................................... 23

Gambar 2.28. Pengaturan tangki pada VLCC.................................................................. 24

Gambar 2.29 Bentuk penegar dan sekat melintang pada VLCC..................................... 24

Gambar 2.30 Tangki ruang muat pada VLCC................................................................. 25

Gambar 2.31 Tangki air balas pada VLCC..................................................................... 26

Gambar 2.32 PMA pada Bulk Carriers............................................................................ 26

Gambar 2.33 PMA pada Hopper Tank atas Bulk Carriers.............................................. 27

Gambar 2.34 PMA pada Bilge Hopper Tank di Bulk Carriers......................................... 27

Page 5: Sistem Dan Peralatan - Permanent Means of Access

5

BAB I

PENDAHULUAN

Cara terbaik untuk memastikan bahwa kondisi struktural sebuah kapal memenuhi

persyaratan yang ditentukan, adalah dengan menyurvey semua komponen-

komponen struktur dari kapal tersebut selama usia pakainya. Cara ini akan

memastikan bahwa struktur tersebut bebas dari kerusakan seperti keretakkan,

kegagalan struktur, perubahan bentuk yang disebabkan korosi, kelebihan beban,

kerusakan akibat tabrakan dengan benda-benda keras lainnya, dan berkurangnya

keandalan struktur selama dalam batas yang telah disyaratkan.

Kapal harus didesain dan dibangun dengan pertimbangan kemudahan untuk

penyurveyan oleh biro klasifikasi kapal yang bersangkutan selama usia pakai

kapal, selain itu hal ini ditujukan untuk memudahkan ABK dalam mengawasi

kondisi kapal selama masa operasionalnya.

Tanpa akses pemeriksaan yang memadai, kondisi struktur kapal dapat memburuk

tanpa terdeteksi dan kerusakan struktur yang masif dapat terjadi. Oleh karena itu,

saat mendesain sebuah kapal harus diperhitungkan dengan teliti kemudahan untuk

perawatan selama usia pakai kapal, termasuk kemudahan bagi para surveyor saat

menjalankan tugasnya dalam memeriksa kondisi kelayakan struktural bagian-

bagian kapal.

Khusus untuk kapal-kapal tangki pengangkut minyak dan kapal-kapal pengangkut

muatan curah, International Maritime Organization (IMO) dalam hasil konferensi

internasionalnya pada tahun 2002 mengeluarkan ketetapan untuk membuat jalur

masuk yang aman bagi surveyor maupun ABK ke dalam tangki-tangki, baik tangki

ruang muat maupun tangki-tangki air balas. Jalur masuk yang aman inilah yang

kemudian disebut IMO sebagai Permanent Means of Access (PMA).

1.1 Lampiran

Kutipan regulasi asli dari IMO Resolusi MSC 151 (78) & 158 (78) mengenai

PMA kami sertakan dalam makalah ini.

Page 6: Sistem Dan Peralatan - Permanent Means of Access

6

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI, FUNGSI, DAN JENIS-JENIS PMA

2.1.1 Definisi

Permanent Means of Access (PMA) adalah jalan atau akses yang digunakan

Surveyor atau Anak Buah Kapal (ABK) untuk memeriksa dan memperbaiki

konstruksi struktural tangki-tangki pada kapal tangki minyak dan kapal

pengangkut muatan curah. PMA antara kapal satu dengan kapal lain berbeda, baik

dari segi ukuran, tipe, konstruksi, dan klasifikasinya. Misalnya, PMA pada jenis

Oil Tanker tentu saja berbeda dengan pada Bulk Carrier, PMA pada kapal

berbobot mati 150.000 DWT (Suezmax) tentu saja berbeda dengan kapal berbobot

mati 320.000 DWT (Very Large Crude Carrier). Seperti halnya pada kapal, PMA

juga mempunyai spesifikasi dan klasifikasinya. Hal ini diatur dalam regulasi

mengikat yang bertujuan untuk keselamatan jiwa dan lingkungan, baik dampaknya

di dalam kapal maupun dampaknya terhadap lingkungan laut. Regulator tentang

PMA diantaranya Safety of Life at Sea (SOLAS) dari International Maritime

Organization (IMO), International Association of Classification Societies (IACS),

dan Maritime Safety Committee (MSC).

2.1.2 Fungsi

Fungsi PMA adalah memepermudah Engineer, Surveyor, dan Anak Buah Kapal

dalam memeriksa ataupun memperbaiki konstruksi dan struktur pada tangki-

tangki ruang muat dan tangki-tangki air balas pada kapal pengangkut minyak serta

kapal pengangkut muatan curah. PMA dapat pula memperkuat struktur dari

komponen lambung kapal di mana PMA tersebut.diletakkan, hal ini disebabkan

untuk efisiensi struktural kapal, maka PMA yang berjenis horizontal diletakkan

pada penegar dari komponen lambung kapal tersebut misalnya pada senta yang

diperbesar ukurannya guna mengakomodasi struktur PMA itu sendiri.

2.1.3 Jenis-jenis

Adapun jenis-jenis PMA diantaranya:

a. PMA Vertikal. PMA vertikal dibagi menjadi dua yakni:

Inclined ladders

Inclined ladders PMA adalah PMA yang memiliki bentuk seperti tangga miring

biasa yang terletak pada bagian lain kapal. Inclined ladders umumnya dijadikan

sebagai sarana akses awal PMA yang menghubungkan PMA horizontal dengan

geladak. Namun, Inclined ladders juga dapat dipakai sebagai sarana yang

Page 7: Sistem Dan Peralatan - Permanent Means of Access

7

menghubungkan satu horizontal PMA dengan horizontal PMA lainnya apabila

lebar PMA horizontalnya ≥ 2 m (biasanya pada kapal tangki berbobot mati di

atas 50.000 DWT)

Gambar 2.1 Skema Inclined Ladders (dilihat dari depan)

Gambar 2.2 Spesifikasi teknis Standard Inclined Ladder untuk PMA

Selalu vertikal 2,5 m

Akses pertama inclined ladders kecuali pada tangki balas yang sempit

Akses kedua pada bulk carrier boleh berupa vertical ladders

Akses kedua pada kapal tangki minyak boleh berupa vertical ladders ketika jarak antara senta dengan alas atau antar senta < 6.0m

Anak tangga harus terdiri dari dua batang

berpenampang persegi dengan panjang

tiap sisi persegi ≥ 22mm. Sudut persegi

harus menghadap ke atas. Anak tangga

harus dipasang dengan menggunakan

double continuous welding.

Jarak minimum 400mm. Jarak vertikal 200mm –

300mm.

Jaraknya antara 65 mm – 75 mm.

Page 8: Sistem Dan Peralatan - Permanent Means of Access

8

Gambar 2.3 Standard Inclined Ladder untuk PMA (dilihat dari samping)

Standard Vertikal Ladders atau Monkey Ladders

Standard vertikal ladders atau monkey ladders digunakan sebagai pengganti

Inclined Ladders untuk menghubungkan PMA horizontal dengan geladak

ataupun antar PMA horizontal pada tangki-tangki yang sempit (seperti tangki

balas sayap ; b < 2,5 m), karena tidak memungkinkan memakai inclined

ladders di daerah semacam itu. Vertikal ladders pada umumnya dipakai untuk

menghubungkan beberapa PMA horizontal yang lebarnya < 2 m, atau dapat

dipakai juga sebagai sarana akses dari geladak langsung ke alas pada beberapa

jenis bulk carrier dan kapal tangki minyak. Vertikal Ladders juga berfungsi

sebagai akses lanjutan di ruang muat kapal curah, dan akses lanjutan ke dalam

tangki yang jarak vertikal senta paling bawah terdahap alasnya kurang dari 6 m

(h < 6 m).

Akses pada ambang palka yang memiliki tinggi > 900

mm harus memiliki pijakan pada bagian luarnya

Tidak perlu ada penghalang pada jarak 750 mm di

muka inclined ladders, (600 mm sepanjang lubang)

Inclined ladder permanent dengan sudut <

70 derajat

Page 9: Sistem Dan Peralatan - Permanent Means of Access

9

Gambar 2.4 Standard Vertikal Ladders

b. PMA Horizontal. PMA horizontal terdiri dari PMA memanjang dan PMA

melintang.

PMA Memanjang

PMA Memanjang di kapal tangki minyak diletakkan menyatu pada senta

double hull dan dilengkapi dengan railings. Apabila PMA memanjang

tersebut memotong bagian dari pelintang sisi, maka pada pelintang sisi

tersebut harus dibuatkan man hole dengan besar minimum 600 mm x 400

mm, dan disekitar man hole harus dibuatkan penegar tambahan berupa

flange agar tidak mengurangi modulus kekuatan pelintang sisi yang dipotong

PMA.

PMA melintang

PMA melintang diletakkan pada bagian sekat melintang (bukan sekat

melintang bergelombang) yang terdapat konstruksi penegarnya. Dengan

begitu PMA melintang dapat diletakkan menyatu dengan senta pada sekat

melintang tersebut. PMA melintang juga dilengkapi dengan railings.

PMA melintang dengan PMA memanjang pada ketinggian yang sama harus

terhubung satu sama lainnya. Dan apabila dilihat secara keseluruhan dalam

sebuah tangki, PMA harus membentuk beberapa pola cincin seperti penegar-

Jaraknya tidak lebih dari 2,5 m.

Clearance panjat minimum 600 mm

Lebar minimum : 350 mm

Jarak dari pusat anak tangga ke permukaan pegangan minimum 150 mm

Jarak vertikal antar anak tangga sebesar 250 mm – 300 mm

Senta

Page 10: Sistem Dan Peralatan - Permanent Means of Access

10

penegar lainnya agar fungsi dari senta yang dijadikan PMA tersebut tidak sia-

sia.

Gambar 2.5 PMA melintang dan memanjang yang difungsikan pula sebagai senta

Gambar 2.6 Akses lainnya (berdasarkan SOLAS II-1/3-6 Ayat. 5 & UI)

2.2 REGULASI MENGENAI PMA

Ketetapan Maritime Safety Committee-MSC.133(76) dan MSC.134(76) berisi

persyaratan akses minimum untuk kapal tangki dan bulk carrier yang dibangun

setelah 1 Januari 2005, berdasarkan kesimpulan dari konferensi International

Maritime Organization-IMO yang menyetujui bahwa Desain and Equipment Sub-

Commite (DE S/C) harus mempertimbangkan kembali peraturan teknis dari PMA.

Semua bukaan harus dilindungi dangan teralis

Lubang untuk mengangkat orang yang terluka harus segaris/lurus dari alas ke atas geladak

> 600 mm : langkah + pegangan

Gading pada sekat melintang

Pelintang sisi

Vertical ladders

PMA horizontal yang memanjang (menjadi satu dengan senta pada double hull)

PMA horizontal yang melintang (menjadi satu dengan senta pada sekat melintang)

Page 11: Sistem Dan Peralatan - Permanent Means of Access

11

Persetujuan ini berdasarkan atas ketidak-praktisan dan ketidak-amanan dari

perpanjangan PMA yang harus diterapkan pada ruang muat dan tangki ballast

berdasarkan peraturan teknis, seperti yang telah disampaikan pemerintah Yunani

dan beberapa perusahaan yang tergabung dalam sebuah asosiasi. Design and

Equipment Sub-Commite (DE S/C) menyetujui langkah untuk memperingkas

susunan PMA yang panjang sesuai isi MSC. 134(76).

Dengan beberapa penjelasan kecil dari proposal Design and Equipment (DE),

MSC (78) mengadopsi peraturan baru MSC. 158(78) yang merevisi peraturan

teknis sebelumnya yang terdapat dalam MSC.133(76) untuk PMA yang diterapkan

di kapal tanker dengan bobot 500 GT dan kapal muatan curah dengan bobot

20.000 GT ke atas. Peraturan Teknis menjelaskan bahwa tangki ruang muat pada

kapal dengan kombinasi pengangkut minyak/bahan-bahan kimia disertifikasi oleh

International Bulk Chemical Code dan tidak berdasarkan pada peraturan yang

terdapat dalam PMA. Namun, tangki ballast pada beberapa kapal sejenis

diharuskan mengikuti The Technical Provisions.

Menurut jadwal, MSC.158(78) akan diumumkan pada tanggal 1 Januari 2006, satu

tahun setelah Technical Provisions dikeluarkan. Untuk mengisi kekosongan akibat

belum dikeluarkannya MSC.158(78) ini, MSC/Circ.1107 dikeluarkan dengan

memperbolehkan administrasi menyetujui revisi Thechnical Provision sebagai

pengganti MSC. 133(76).

Berikut ini adalah ringkasan isi peraturan MSC.158(78)

a. Kapal Tangki Minyak ≥ 500 GT

Tangki balas, tangki pada dinding ganda, dan tangki muatan minyak setinggi 6

meter atau lebih.

- PMA Melintang (Athwartship PMA) berada pada posisi 1,6 m sampai 3 m dari

deckhead pada sekat melintang.

- PMA Memanjang (Longitudinal PMA) berada pada tiap sisi tangki.

Sebuah PMA memanjang harus diletakkan 1,6 m sampai 6 meter di bawah

deckhead dan pada sisi lainnya harus diletakkan 1,6 meter sampai 3 meter

di bawah deckhead.

- PMA Melintang sepanjang balok silang (cross-ties) dengan sebuah akses dari

PMA Memanjang harus tersedia.

- Untuk struktur melintang:

1. PMA memanjang terintegrasi dengan bagian struktural dari penegar sisi

pada sekat memanjang , dan jika memungkinkan, dihubungkan dengan

penumpu horizontal dari sekat melintang.

Page 12: Sistem Dan Peralatan - Permanent Means of Access

12

2. Sarana akses alternatif untuk menginspeksi bagian tengah dari penegar

melintang dapat memakai penegar permanen yang terdapat pada penegar

melintang tersebut di bagian atas geladak, atau

3. Jika tangki kapal tangki minyak < 17 m, tangga vertikal pada penegar

melintang bisa digunakan.

Lebar Tangki Balas Samping Kurang dari 5 meter

- PMA memanjang pada 1.6 m sampai 3.0 dari atas geladak dengan akses

vertikal pada tiap ujung sampai PMA terendah.

- PMA memanjang terintegrasi dengan komponen struktural dan jika mungkin,

dihubungkan dengan penumpu memanjang pada sekat melintang.

Tangki Bilga Miring dengan Knuckle Point 6 m atau lebih di atas Dasar Tangki

- PMA memanjnag pada 1.6 m sampai 3 m dari Knuckle Point atau minimum

1.2 m di bawah web ring.

Tangki Dengan Tinggi Kurang Dari 6 meter

- Sarana alternatif yang cocok ( misalnya, rakit, robot/lengan hidrolik, platform

kabel lift)

PMA Pada Tangki Ceruk Haluan

- Untuk tangki dengan tinggi 6 meter atau lebih, PMA harus terdiri dari senta

memanjang sekurang-kurangnya 600 meter melalui kulit sisi gading dengan

teralis pengaman(railing) atau pembungkus dengan permukaan kasar.

- Sarana alternatif bisa digunakan pada tangki dengan tinggi kurang dari 1

meter.

b. Kapal Muatan Curah ≥ 20.000GT

Akses Pada Struktur di bawah Geladak Ruang Muat

- PMA memanjang pada tiap sisi dan sekitar area geladak melintang dan 1.6

meter sampai 6.0 meter dari atas geladak (akses menuju LPMA melalui

hopper tank langsung dari geladak utama); atau

- PMA melintang pada 1.6 meter sampai 3.0 meter dari atas geladak pada sekat

melintang (akses menuju PMA memanjang melalui hopper tank dari geladak

utama);

- Akses menuju struktur geladak melintang menggunakan sebuah hoper area

atas secara penuh; atau

Page 13: Sistem Dan Peralatan - Permanent Means of Access

13

- Jika tinggi area geladak melintang ≤ 17 meter di atas tank top, sarana akses

yang dapat digerakkan bisa diterapkan.

Akses Pada Struktur Vertikal Ruang Muat

- Tangga vertikal untuk 25% gading ruang muat, sisi kiri dan kanan kapal

menggunakan tangga yang bisa dibawa (portable) di atas permukaan pelat

miring tangki dan sarana untuk sekat melintang serta mencakup gading sampai

atas braket; atau

- Sarana bergerak/portable, tersedia sebagai sarana yang dibawa di kapal dan

selalu siap digunakan.

- Di dalam konfigurasi ruang muat kulit sisi ganda, PMA tidak dibutuhkan.

Akses Pada Sisi Atas Tangki Dengan Tinggi 6 Meter Atau Lebih

- PMA memanjang berada pada 1.6 meter sampai 3 meter di bawah geladak

dengan akses vertikal sekaligus sekitar tempat akses tangki (dua akses tangki

jika panjang ≥ 35 meter, dan sebaliknya pada satu akses tangki) dan tiga akses

sepanjang sloop plate dari PMA memanjang sampai pertemuan empat lubang

penumpu samping.

- Jika PMA memanjang tidak bisa disediakan sepanjang cincin gading besar,

pegangan(railing) harus disediakan di sepanjang gading besar.

Akses Pada Tangki Area Miring Bilga Dengan Tinggi 6 Meter Atau Lebih

- PMA memanjang minimum 1.2 meter di bawah web ring(atau di atas web ring

tetapi tidak boleh < 1.6 meter di bawah geladak.

- Jika PMA memanjang tidak bisa disediakan sepanjang web ring,

pegangan(railing) harus disediakan di sepanjang web ring.

- PMA memanjang disediakan dengan akses vertikal dengan area sekitar akses

tangki (dua akses tangki jika panjang ≥ 35 meter, dan sebaliknya pada satu

akses tangki) dan sebuah akses vertikal dari PMA memanjang sampai dasar

tangki pada tiap ujung akhir tangki.

Akses Pada Tangki Bagian Atas dan Sisi Bawah Dengan Tinggi Kurang dari 6

Meter

- Sarana akses alternatif harus disediakan.

Page 14: Sistem Dan Peralatan - Permanent Means of Access

14

PMA pada Tangki Ceruk Haluan

- Untuk tangki dengan tinggi 6 meter atau lebih, PMA harus terdiri dari senta

horizontal sekurang-kurangnya 600 meter melalui sisi kulit gading dengan

pelindung teralis(railing) atau lapisan kasar.

- Sarana alternatif bisa digunakan untuk tangki dengan tinggi kurang dari 6

meter.

Gambaran Teknis Beberapa Regulasi Berkaitan dengan PMA

* PMA pada tangki balas yang sempit

< 6m

<6m

< 6m

< 6m

Gambar 2.7 PMA pada tangki balas yang sempit

* PMA pada Hopper Tank yang sempit Regulasi Teknis Tabel 1, point

2.2

Apabila jarak vertikal antara dasar tangki

dengan upper hopper knuckle lebih besar

dari 6m, PMA harus ditambahkan.

Regulasi Teknis Tabel 1, point 2.2.1

PMA memanjang tanpa terputus diatur pada

jarak 1,6 m – 3m di bawah top hopper

section dengan struktur. PMA yang terletak

pada frame dapat memberikan akses ke

upper hopper knuckle. PMA memanjang

diletakkan minimal 1,2 m di bawah top

Regulasi Teknis Tabel 1, point 2.1.1

Apabila senta sisi teratas diletakkan

pada jarak lebih dari 6m di bawah

geladak, PMA memanjang tambahan

harus diletakkan dengan jarak minimum

1,6m dan maksimum 3m di bawah

geladak

Regulasi Teknis Tabel 1, point 2.1.2

Jarak maksimal antar PMA adalah 6 m

PMA harus terintegrasi dengan stuktur

pada lambung

PMA pada senta sebisa mungkin

diteruskan pada senta yang terletak di

sekat melintang

6 m

Gambar 2.8 PMA pada Hopper Tank yang sempit

Gambar 2.6 Akses lainnya (berdasarkan SOLAS II-1Gambar 2.9

PMA pada akses memanjang

/3-6 Ayat. 5 & UI)

Page 15: Sistem Dan Peralatan - Permanent Means of Access

15

hopper web opening untuk memungkinkan

penggunaan means of access agar dapat

menjangkau area-area kritis.

Regulasi Teknis Tabel 1 point

1.1.4

Akses memanjang yang

terintegrasi pada permukaan

sekat memanjang berpenegar

menyatu dengan senta pada

sekat melintang.

Dapat juga digantikan oleh

sarana akses alternatif yang

tersedia pada penegar permanen

(untuk platform kabel atau

sejenisnya ) diatur pada platform bagian atas. ( Hal ini dipertimbangkan sebagai opsi

di masa depan saat sarana akses yang efisien sudah tersedia. Sarana alternatif tersebut

harus dapat diletakkan di bagian dalam dan siap di akses untuk pensurveyan tanpa

harus memasukkan di tangki ruang muat)

* PMA pada tangki yang luas

Regulasi Teknis tabel 3.5

Jalur masuk ke PMA dari geladak

terbuka atau antar PMA disediakan

tangga dengan jarak pisah antar

platform lebih dari 6 m .

Regulasi Teknis Tabel 1 point 1.1.1

Jalur akses permanen pada hubungan

geladak dengan sekat diatur antara 1,6

m dan 3 m di bawah geladak pada sisi

geladak yang berpenegar.

Regulasi Teknis Tabel 1 point 1.1.3

Pengaturan untuk jalur akses antara

PMA memanjang dan melintang pada

sekat harus disediakan.

Regulasi Teknis Tabel 1 point

1.1.2

Akses memanjang pada masing-

masing sisi tangki berjarak 1,6 m

dari geladak. Paling tidak terdapat

sebuah PMA yang berjarak 6 m

dari geladak. PMA lainnya

berjarak 3 m dari geladak.

Gambar 2.9 Akses memanjang

Gambar 2.7 PMA pada tangki

balas yang sempit

Gambar 2.10 PMA pada tangki yang luas

Page 16: Sistem Dan Peralatan - Permanent Means of Access

16

Regulasi Teknis Tabel 1 point

1.1.5

Akses melintang memberikan

jalur masukke tie flaring brackets

pada tiap-tiap sisi tangki harus

tersusun

Untuk cross tie pada tangki

tengah, akses memanjang dengan

sambungan melintang ke tie

flaring bracket harus sempurna.

* Sekat Melintang

Tabel 1 point

1.1.1.

PMA Harus

diletakkan pada

bagian sekat yang

berpenegar

Struktur pada sambungan geladak dengan

sekat bergelombang Struktur pada sambungan geladak dengan

sekat melintang

Tabel 1 point

1.1.1.

PMA pada sekat

bergelombang

tidak perlu

dipasang

Struktur pada geladakdengan sekat melintang

Akses memanjang

permanen yang

diperlukan untuk

inspeksi bracket pada

sekat memanjang dan sii

bagian dalam tangki

Gambar 2.11 Akses melintang

Gambar 2.7 PMA pada tangki balas

yang sempit

Page 17: Sistem Dan Peralatan - Permanent Means of Access

17

2.3 APLIKASI PMA PADA KAPAL

2.3.1 Kapal tangki pengangkut minyak dan bahan kimia 50.000 DWT

Kapal tangki minyak 50.000 DWT biasanya disebut Middle Range (MR) tanker.

Kapal tangki jenis ini belakangan dipakai sebagai kombinasi dari kapal tangki

pangangkut minyak dan bahan kimia untuk mengakomodasi peningkatan

konsumsi bahan-bahan kimia di dunia. Penyusunan tangki pada umumnya 2

baris memanjang dengan 6 kompartemen sebagai ruang muat, penyusunan

tangki ruang muat dan tangki air balas ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.12 Pengaturan tangki pada kapal 50.000 DWT.

Mempertimbangkan karakteristik struktural lambung kapal tangki, pada

umumnya kapal tangki ini mempunyai sekat bergelombang yang melintang dan

memanjang dilengkapi dengan lower dan upper stools, pelintang geladak serta

pembujur geladak sebagai penegar pada geladak, gading besar serta pembujur

sisi pada tangki balas seperti ditunjukkan pada gambar 2.13. Semua penegar

pada tangki ruang muat dipasang di bagian luar tangki untuk memudahkan

proses cleaning sehingga tidak ada struktur penegar di bagian dalam tangki

ruang muat. Oleh karena itu, tidak perlu di pasang PMA untuk keperluan

inspeksi pada bagian atas tangki ruang muat sesuai dengan IACS UI SC 191

(gambar 2.14).

Page 18: Sistem Dan Peralatan - Permanent Means of Access

18

Gambar 2.13 Bentuk-bentuk gading dan sekat pada kapal tangki 50.000 DWT.

Gambar 2.14 Tangki ruang muat pada kapal tangki 50.000 DWT.

Tangki air balas sisi selayaknya menjadi subjek bagian dari persyaratan

penempatan PMA karena di dalamnya memiliki penegar yang harus diinspeksi.

Akan tetapi, jarak vertikal antara geladak dengan senta dan jarak antar senta

pada tangki balas sisi adalah kurang dari 6 meter (Gambar 2.C.2). Jadi,

Portable Means of Access (sarana-sarana akses inspeksi portable) yang

dipasang secara memanjang sudah cukup untuk mendukung keperluan inspeksi

pada tangki air balas sisi. Pada hopper sections No. 6, tangki air balas yang

terletak di bagian buritan, jarak vertikal antara dasar tangki dan knuckle point

adalah 6 meter atau lebih Oleh karena itu perlu dipasang Partial Stringer pada

area ini (Gambar 2.15).

Page 19: Sistem Dan Peralatan - Permanent Means of Access

19

Gambar 2.15 Tangki air balas pada kapal tangki 50.000 DWT.

2.3.2 Kapal Tangki Pengangkut Minyak 70.000 DWT.

Kapal tangki minyak 70.000 DWT disebut Large Range 1 (LR1) tanker.

Pengaturan tangki di dalamnya mirip dengan kapal tangki 50.000 DWT yaitu

dengan 2 baris dan 6 kompartemen untuk tangki ruang muat. Pada tiap-tiap

baris terdapat tangki-tangki air balas seperti yang ditunjukkan gambar 2.16

Gambar 2.16 Pengaturan tanki pada kapal 70.000 DWT

Page 20: Sistem Dan Peralatan - Permanent Means of Access

20

Tidak seperti kapal tangki 50.000 DWT, sekat melintang dan sekat memanjang

pada ruang muat kapal tangki 70.000 DWT memakai kekuatan penegar dan

tidak memakai sekat bergelombang. Konsekuensinya, penempatan PMA diatur

di bagian sekat melintang yang ada penegarnya, pada jarak minimal 1,6 –

maksimal 3 m di bawah pelat geladak dipasang dua PMA memanjang. Perlu

dipasang juga PMA melintang pada bagian atas struktur seperti ditunjukkan

pada gambar 2.17.

Gambar 2.17 Bentuk-bentuk gading dan sekat pada kapal tangki 70.000 DWT.

Dapat dilihat dari gambar 2.C.7 bahwa dua PMA memanjang dipasang pada

bagian bawah geladak, dan dua PMA memanjang lainnya pada setiap vertikal

web section dipasang menyatu dengan penumpu yang memanjang di bagian

sekat melintang tangki ruang muat. Pada tangki air balas sisi, jarak vertikal

antara geladak dan senta dan antar senta adalah kurang dari 6 m. Karena itu

hanya dipasang dua tangga akses pada kedua ujung tangki (gambar 2.18).

Page 21: Sistem Dan Peralatan - Permanent Means of Access

21

Gambar 2.18 Tangki ruang muat pada kapal tangki 70.000 DWT

Gambar 2.19 Tangki air balas pada kapal tangki 70.000 DWT

Page 22: Sistem Dan Peralatan - Permanent Means of Access

22

2.3.3 Kapal Tangki Pengangkut Minyak 100.000 DWT AFRAMAX

Kapal Tangki 100.000 DWT AFRAMAX atau biasa disebut Large Range 2

(LR2) Tanker juga disusun atas 2 baris dengan 6 kompartemen untuk tangki

ruang muat, penyusunan masing-masing tangki dan tangki air balas ditunjukkan

pada gambar 2.20.

Gambar 2.20 Pengaturan tangki pada Aframax Tanker

Gambar 2.21 memperlihatkan bentuk struktur dari Aframax Tanker pada bagian

midship. Fitur yang berbeda pada contoh kapal ini adalah jarak vertikal antara

pelat geladak dan senta sisi nomor 1 lebih dari 6 m pada bagian tangki air balas.

Jadi, memperbesar jarak pembujur untuk memasang PMA memanjang pada

jarak 2,5 – 3 m di bawah geladak dapat dipertimbangkan.

Untuk bagian-bagian lain termasuk bagian tangki bilga miring, jarak vertikal

antar senta kurang dari 6 m, karenanya tambahan PMA memanjang tidak

diperlukan. Selain itu terdapat sebuah PMA pada bagian atas dari sekat

melintang seperti ditunjukkan pada gambar 2.21.

Page 23: Sistem Dan Peralatan - Permanent Means of Access

23

Gambar 2.21 Bentuk penegar dan sekat pada Aframax Tanker

Gambar 2.22 Bentuk tangki ruang muat pada Aframax Tanker

Page 24: Sistem Dan Peralatan - Permanent Means of Access

24

Gambar 2.22 menunjukkan dua PMA memanjang untuk kepentingan inspeksi

dari struktur-struktur di bawah geladak dipasang di bawah geladak dan dua

PMA memanjang lainnya dipasang melewati setiap bagian pelintang dengan

susunan yang menyatu pada senta sekat melintang di ruang muat.

Pada bagian tangki air balas sayap, jarak vertikal antara senta adalah kurang

dari 6 m seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.23. Untuk hopper section

tangki air balas nomor 6 yang berlokasi di buritan, jarak vertikal antara dasar

tangki dan knuckle point adalah 6 m atau lebih. Oleh karena itu, Partial Stringer

ditambahkan pada bagian tersebut.

Gambar 2.23 Bentuk tangki air balas pada Aframax Tanker

Page 25: Sistem Dan Peralatan - Permanent Means of Access

25

2.3.4 Kapal Tangki Pengangkut Minyak 150.000 DWT SUEZMAX

Kapal tangki 150.000 DWT Suezmax juga mempunyai pengaturan tangki yang

disusun 2 baris dengan 6 kompartemen untuk ruang muat, masing-masing sisi

dilengkapi tangki air balas seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.24.

Gambar 2.24 Pengaturan tangki pada Suezmax Tanker

Menurut gambar 2.25, tangki-tangki pada Suezmax memiliki tiga system senta

horizontal pada tangki ruang muatnya juga pada tangki air balas sayap. Jarak

vertikal di antara pelat geladak dan senta adalah kurang dari 6 m kecuali untuk

daerah tangki bilga miring sehingga tidak perlu tambahan PMA pada tangki

tersebut. Untuk daerah tangki bilga miring, jarak vertikal antara knuckle point

dan dasar tangki lebih dari 6 m. Oleh karena itu, dipertimbangkan untuk

memperbesar pembujur yang berfungsi sebagai PMA pada jarak 1,6 – 3 m di

bawah titik terendah pelat senta.

Gambar 2.25 Tipikal penegar dan sekat pada Suezmax Tanker

Page 26: Sistem Dan Peralatan - Permanent Means of Access

26

Terlihat dari gambar 2.26 bahwa dua buah PMA memanjang untuk keperluan

inspeksi dipasang di bawah geladak dan tiga PMA memanjang yang lainnya

dipasang menembus pelintang sisi dan menyatu dengan senta pada sekat

memanjang di runag muat.. Pada tangki air ballast sayap, jarak vertikal antara

geladak dengan senta dan antar senta adalah kurang dari 6 meter. Tetapi untuk

bagian tangki bilga miring, jarak vertikal antara knuckle point dan dasar tangki

adalah lebih dari 6 meter, karenanya dipertimbangkan untuk pembesar

pembujur yang berfungsi sebagai PMA memanjang pada jarak vertikal 1,6

sampai 3 m di bawah senta terbawah, seperti ditunjukkan pada gambar 2.27

Gambar 2.26 Tangki ruang muat Suezmax Tanker

Page 27: Sistem Dan Peralatan - Permanent Means of Access

27

Gambar 2.27 Tangki air balas pada Suezmax Tanker

2.3.5 Kapal Tangki Pengangkut Minyak dan Chemical 320.000 DWT

Very Large Crude Carrier (VLCC)

Tidak seperti kapal angkkut ukuran sebelumnya, pengaturan tangki ruang

muat untuk kapal tangki 320.000 DWT VLCC adalah tiga baris dengan lima

kompartemen. Sedangkan untuk tangki air ballast adalah dua baris dan lima

kompartement seperti ditunjukkan pada gambar 2.28. VLCC adalah jenis

kapal yang sangat besar dan pengaturan structural PMA yang efisien lebih

penting daripada efisiensi pengeluaran biaya. Oleh karenanya, PMA pada

VLCC memiliki sedikit perbedaan pengaturan dibandingkan kapal tangki

ukuran sebelumnya.

Page 28: Sistem Dan Peralatan - Permanent Means of Access

28

Gambar 2.28. Pengaturan tangki pada VLCC

Gambar 2.29 menunjukkan bentuk pengaturan struktural VLCC yang dibuat

saat ini. Tiga senta sisi dengan jarak vertikal antar senta sebesar 6,6 m, kecuali

untuk senta paling atas, pada umumnya dipakai oleh kebanyakkan perancang

kapal. Pada gambar, ditentukan oleh IACS bahwa deviasi sebesar 10% dari

jarak 6,6 m masih dianggap angka yang wajar, sehingga PMA dapat

diletakkan di sana sebagai bagian integral dari struktur senta itu sendiri. Pada

bagian tengah tangki air balas sayap di mana jaraknya 6 m atau lebih,

pembesaran ukuran pembujur atau sebuah senta tambahan dapat digunakan

sebagai akses ke bagian dalam tangki balas sayap tersebut. Sebagai contoh,

pada awal pengaplikasian PMA, salah satu galangan kapal telah mengadopsi

empat system senta untuk memudahkan pengaturan jarak verikal antar senta

pada ruang muat dan tangki balas sisi.

Gambar 2.29 Bentuk penegar dan sekat melintang pada VLCC

Page 29: Sistem Dan Peralatan - Permanent Means of Access

29

Untuk akses ke bawah struktur geladak di ruang muat, terdapat dua PMA

memanjang pada sekat memanjang dan satu PMA melintang pada bagian sekat

melintang yang ada penegarnya. Pada tangki muatan yang di tengah,

dilengkapi dengan PMA melintang pada setiap crosstie dan PMA memanjang

yang menjadi satu dengan senta horizontal seperti ditunjukkan oleh gambar

2.30.

Gambar 2.30 Tangki ruang muat pada VLCC

Gambar 2.31 menunjukkan bahwa tangki air balas diperkuat dengan empat

horizontal senta dan jarak vertikal antar senta kurang dari 6,6 m, perhitungan

deviasi yang sesuai sebesar 10%. Untuk bagian tangki bilga miring, terdapat

PMA memanjang karena tinggi dari pelat alas ke bagian atas knuckle point

sebesar 6 m atau lebih.

Page 30: Sistem Dan Peralatan - Permanent Means of Access

30

Gambar 2.31 Tangki air balas pada VLCC

2.3.6 PMA pada Bulk Carriers

Gambar 2.32 PMA pada Bulk Carriers

Page 31: Sistem Dan Peralatan - Permanent Means of Access

31

Regulasi Teknis tabel 2 poin 1.1

Akses harus diberikan di bagian atas struktur pada kedua ujung balok geladak dan di

sekitar centre line. PMA harus dapat diakses dari akses ruang muat atau langsung dari

geladak utama.

Sarana alternatif dapat dipakai apabila struktur di bawah geladak setinggi 17 meter di

atas alas dalam.

Regulasi Teknis tabel 2, poin 1.6

PMA harus dipasang paling tidak sepanjang 25% dari gading di ruang muat. PMA

harus diatur di bagian depan, tengah dan belakang ruang muat pada kedua sisi. Sarana

akses alternatif dapat dipasangan pada gading yang lain.

Regulasi teknis tabels 2 point 2.1

Untuk tangki balas bagian atas dengan

tinggi lebih besar 6 meter, PMA

memanjang disambung sepanjang gading

dalam tangki pada jarak antara 1,6m - 3

m di bawah geladak. Akses ke PMA

memanjang disediakan di sekitar jalur

masuk ke dalam tangki

Gambar 2.33 PMA pada Hopper Tank atas Bulk Carriers

Regulasi teknis tabel 2 poin 2.3

PMA dipasang pada bagian penegar alas tangki dan pada bagian yang tidak ditopang

penegar dari dasar tangki ke ujung atas tangki. PMA boleh dipasang sepanjang

struktur memanjang yang diatur sedemikian rupa di dalam tangki.

Regulasi teknis tabel 2 poin 2.5

Untuk bagian tangki bilga mirirng

dengan tinggi yang lebih besar dari 6

m, PMA harus dipasang sepanjang

flange penegar dengan jarak minimal

1,2 m di bawah sisi teratas lubang pada

web ring. Akses ke tangki bagian alas

harus disediakan pada tiap ujung

tangki. Akses ke PMA memanjang

harus diletakkan di sekitar jalur masuk

tangki

Gambar 2.34 PMA pada Bilge Hopper Tank di Bulk Carriers

Page 32: Sistem Dan Peralatan - Permanent Means of Access

32

BAB III

PENUTUP

Permanent Means of Access (PMA) adalah jalan atau akses yang digunakan

Surveyor atau Anak Buah Kapal (ABK) untuk memeriksa dan memperbaiki

konstruksi struktural tangki-tangki pada kapal tangki minyak dan kapal

pengangkut muatan. Klasifikasi PMA terdapat dalam Safety of Life at Sea

(SOLAS) dari International Maritime Organization (IMO), Biro Klasifikasi se-

dunia semisal Lloyd’s Register (LR), American Bureau of Shipping (ABS),

Germanischer Lloyd (GR), Det Norske Veritas (DNV), Bureau Veritas (BV), dan

Korean Register of Shipping (KRS), International Association of Classification

Societies (IACS), dan Maritime Safety Committee (MSC). PMA mempunyai

fungsi yang sangat penting untuk kapal yaitu sarana bagi surveyor dan ABK untuk

mengetahui keadaan kapal sebelum diizinkan untuk berlayar, ketika mengalami

kerusakan dan ketika dilakukannya pemeriksaan tahunan oleh biro klasifikasi.

Setiap kapal memiliki standar PMA yang berbeda antara kapal satu dengan yang

lainnya. Ini tergantung dari pemilik kapal, biro klasifikasi kapal tersebut dan

ukuran kapal tersebut.

Page 33: Sistem Dan Peralatan - Permanent Means of Access

33

DAFTAR PUSTAKA

Examples of the application of Permanent Means of Access to Tankers

Pyung-sham Cho†1), Joon-hyun Park2), Chan-ho Shin3), Sang-yong Sohn4), Sang-

heun

Yim5), Hyun-sang Shim6), Sung-june Lee7)

1)Korean Register of Shipping, Daejeon, Korea, [email protected],

2)Korean Register of Shipping, Daejeon, Korea, [email protected]

3)Korean Register of Shipping, Daejeon, Korea, [email protected]

4)Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering Co., Ltd., Korea, [email protected],

5)Hyundai Mipo Dockyard Co., Ltd., Korea, [email protected]

6)Hyundai Samho Heavy Industries Co., Ltd., Korea, [email protected],

7)Samsung Heavy Industries Co., Ltd., Korea, [email protected]

Guidelines on the Enhanced Program of Inspection During Surveys of Bulk Carriers

and Oil Tankers adopted by resolution A.744(18), as amended

International Association of Classification Societies (IACS) Unified Requirements

Z10.1, Z10.2, Z10.4 and Z10.5, as appropriate.

International Association of Classification Societies (IACS) Unified Interpretation

SC191, as amended.

International Association of Classification Societies (IACS) Recommendation No.39

“Safe use of rafts or boats for Survey”.

International Association of Classification Societies (IACS) Recommendation No.78

“Safe use of Portable Ladders for Close-Up Surveys.”

International Association of Classification Societies (IACS) Recommendation No.91,

“Guidelines for Approval/Acceptance of Alternative Means of Access.”

International Maritime Organization (IMO); ”Ballast Water Diplomatic Conference

(February 2004).”; London, England; 2004

International Maritime Organization (IMO); ”Marine Environment Protection

Committee’s 50th Session (Dec 2003)”; London, England; 2004

International Maritime Organization (IMO); ”Marine Environment Protection

Committee’s 51st Session (April 2004)”; London, England; 2004

International Maritime Organization (IMO); ”Safety Committee’s 78th Session (May

2004)”; London, England; 2004

International Maritime Organizationa (IMO); “Assembly 23rd session, Agenda item

17: Consideration of The Reports and Recommendation of The Maritime Safety

Committee: Permanent means of access (PMA)”; New York, USA; 2003

Page 34: Sistem Dan Peralatan - Permanent Means of Access

34

International Maritime Organization (IMO) ; ”Sub-Committee on Ship Design and

Equipment, 47th session, Agenda item 24: Any Other Busineess Means of Access –

SOLAS regulation II-1/3-6 Reconsideration of Technical Provisions”; London,

England; 2003

Karaminas, Lefteris; “Tanker Operator Athens 2003”; Marine Business Manager,

Lloyd’s Register; London, England; 2003

Maritime Safety Committee (MSC); “Technical Provisions adopted by resolution

MSC.133(76), as amended by resolution MSC.158(78)”; New York, USA; 2004

Safety of Life at Sea (SOLAS); “SOLAS Chapter II-1 Regulation 3-6 Oct.2004:

Summary Technical Details”; Det Norske Veritas; Oslo, Norway; 2004

Safety of Life at Sea (SOLAS); “SOLAS regulation II-1/3-6 adopted by resolution

MSC.134(76), as amended by resolution MSC .151(78)”; New York, USA; 2004

Zamburlini, Andrea; IACS latest, developments URS 31 Side frames verification, PMA

Permanent Means of Access; Bureau Veritas (BV); Paris, France; 2004

http://www.ipta.org.uk/pma.htm

http://www.eagle.org/regulatory/regupdate/DE47PMAsummary2.pdf

http://www.krs.co.kr/Eng/dn/Tec/PMA_UI_SC191_E(2).pdf

http://www.navcen.uscg.gov/marcomms/imo/msc_resolutions/Resolution%20MSC.13

3(76).pdf

http://www.krs.co.kr/kor/file/7Application%20of%20PMA.PDF

http://www.sname.org/committees/tech_ops/O44/imo/de/51-15.pdf

http://www.dnv.com/binaries/consideration_adoption_amendments_tcm4-8277.pdf

http://www.eagle.org/regulatory/regupdate/DE47_WP11_PMA.pdf