9
SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN BERBASIS KOMPUTER SEBAGAI SALAH SATU SOLUSI MENINGKATKAN PROFESIONALISME KEPERAWATAN Seiring dengan globalisasi, perkembangan pengetahuan dan teknologi, pengetahuan masyarakat tentang kesehatan juga mulai berkembang. Perkembangan pengetahuan masyarakat membuat masyarakat lebih menuntut pelayanan kesehatan yang bermutu dan dapat dipertanggungjawabkan. Perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan. Dalam upaya peningkatan mutu, seorang perawat harus mampu melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi berikut dengan dokumentasinya. Pendokumentasian Keperawatan merupakan hal penting yang dapat menunjang pelaksanaan mutu asuhan keperawatan. (Kozier,E. 1990). Selain itu dokumentasi keperawatan merupakan bukti akontabilitas tentang apa yang telah dilakukan oleh seorang perawat kepada pasiennya. Dengan adanya pendokumentasian yang benar maka bukti secara profesional dan legal dapat dipertanggung jawabkan Masalah yang sering muncul dan dihadapi di Indonesia dalam pelaksanaan asuhan keperawatan adalah banyak perawat yang belum melakukan pelayanan keperawatan sesuai standar asuhan keperawatan. Pelaksanaan asuhan keperawatan juga tidak disertai pendokumentasian yang lengkap. ( Hariyati, RT., th 1999)

SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN BERBASIS KOMPUTER.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN BERBASIS KOMPUTER.doc

SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN BERBASIS KOMPUTER SEBAGAI

SALAH SATU SOLUSI MENINGKATKAN PROFESIONALISME

KEPERAWATAN

Seiring dengan globalisasi, perkembangan pengetahuan dan teknologi, pengetahuan

masyarakat tentang kesehatan juga mulai berkembang. Perkembangan pengetahuan

masyarakat membuat masyarakat lebih menuntut pelayanan kesehatan yang bermutu

dan dapat dipertanggungjawabkan.

Perawat sebagai salah satu tenaga yang mempunyai kontribusi besar bagi pelayanan

kesehatan, mempunyai peranan penting untuk meningkatkan mutu pelayanan

kesehatan. Dalam upaya peningkatan mutu, seorang perawat harus mampu

melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standar, yaitu mulai dari pengkajian sampai

dengan evaluasi berikut dengan dokumentasinya.

Pendokumentasian Keperawatan merupakan hal penting yang dapat menunjang

pelaksanaan mutu asuhan keperawatan. (Kozier,E. 1990). Selain itu dokumentasi

keperawatan merupakan bukti akontabilitas tentang apa yang telah dilakukan oleh

seorang perawat kepada pasiennya. Dengan adanya pendokumentasian yang benar

maka bukti secara profesional dan legal dapat dipertanggung jawabkan

Masalah yang sering muncul dan dihadapi di Indonesia dalam pelaksanaan asuhan

keperawatan adalah banyak perawat yang belum melakukan pelayanan keperawatan

sesuai standar asuhan keperawatan. Pelaksanaan asuhan keperawatan juga tidak

disertai pendokumentasian yang lengkap.

( Hariyati, RT., th 1999)

Saat ini masih banyak perawat yang belum menyadari bahwa tindakan yang dilakukan

harus dipertanggungjawabkan. Selain itu banyak pihak menyebutkan kurangnya

dokumentasi juga disebabkan karena banyak yang tidak tahu data apa saja yang yang

harus dimasukkan, dan bagaimana cara mendokumentasi yang benar.( Hariyati, RT.,

2002)

Kondisi tersebut di atas membuat perawat mempunyai potensi yang besar terhadap

proses terjadinya kelalaian pada pelayanan kesehatan pada umumnya dan pelayanan

keperawatan pada khususnya. Selain itu dengan tidak ada kontrol pendokumentasian

Page 2: SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN BERBASIS KOMPUTER.doc

yang benar maka pelayanan yang diberikan kepada pasien akan cenderung kurang

baik, dan dapat merugikan pasien

Pendokumentasian asuhan keperawatan yang berlaku di beberapa rumah sakit di

Indonesia umumnya masih menggunakan pendokumentasian tertulis.

Pendokumentasian tertulis ini sering membebani perawat karena perawat harus

menuliskan dokumentasi pada form yang telah tersedia dan membutuhkan waktu banyak

untuk mengisinya. Permasalahan lain yang sering muncul adalah biaya pencetakan form

mahal sehingga sering form pendokumentasian tidak tersedia

Pendokumentasian secara tertulis dan manual juga mempunyai kelemahan yaitu sering

hilang. Pendokumentasian yang berupa lembaran-lembaran kertas maka dokumentasi

asuhan keperawatan sering terselip. Selain itu pendokumentasian secara tertulis juga

memerlukan tempat penyimpanan dan akan menyulitkan untuk pencarian kembali jika

sewaktu-waktu pendokumentasian tersebut diperlukan. Dokumentasi yang hilang atau

terselip di ruang penyimpanan akan merugikan perawat. Hal ini karena tidak dapat

menjadi bukti legal jika terjadi suatu gugatan hukum, dengan demikian perawat berada

pada posisi yang lemah dan rentan terhadap gugatan hukum.

Di luar negri kasus hilangnya dokumentasi serta tidak tersedianya form pengisian tidak

lagi menjadi masalah. Hal ini karena pada rumah sakit yang sudah maju seluruh

dokumentasi yang berkaitan dengan pasien termasuk dokumentasi asuhan keperawatan

telah dimasukkan dalam komputer. Dengan informasi yang berbasis dengan komputer

diharapkan waktu pengisian form tidak terlalu lama, lebih murah, lebih mudah mencari

data yang telah tersimpan dan resiko hilangnya data dapat dikurangi serta dapat

menghemat tempat karena dapat tersimpan dalam ruang yang kecil yang berukuran 10

cm x 15 cm x 5 cm . Sistem ini sering dikenal dengan Sistem informasi manjemen.

Sistem informasi merupakan suatu kumpulan dari komponen-komponen dalam

organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan dan pengaliran informasi.

Sistem Informasi mempunyai komponen- komponen yaitu proses, prosedur, struktur

organisasi, sumber daya manusia, produk, pelanggan, supplier, dan rekanan. (Eko,I.

2001).

Sistem informasi keperawatan adalah kombinasi ilmu komputer, ilmu informasi dan ilmu

keperawatan yang disusun untuk memudahkan manajemen dan proses pengambilan

Page 3: SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN BERBASIS KOMPUTER.doc

informasi dan pengetahuan yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan asuhan

keperawatan (Gravea & Cococran,1989)

Sedangkan menurut ANA (Vestal, Khaterine, 1995) system informasi keperawatan

berkaitan dengan legalitas untuk memperoleh dan menggunakan data, informasi dan

pengetahuan tentang standar dokumentasi , komunikasi, mendukung proses

pengambilan keputusan, mengembangkan dan mendesiminasikan pengetahuan baru,

meningkatkan kualitas, efektifitas dan efisiensi asuhan keperawaratan dan

memberdayakan pasien untuk memilih asuhan kesehatan yang diiinginkan. Kehandalan

suatu sistem informasi pada suatu organisasi terletak pada keterkaitan antar komponen

yang ada sehingga dapat dihasilkan dan dialirkan menjadi suatu informasi yang berguna,

akurat, terpercaya, detail, cepat, relevan untuk suatu organisasi.

Sistem Informasi manajemen asuhan keperawatan sudah berkembang di luar negri

sekitar tahun 1992, di mana pada bulan September 1992, sistem informasi diterapkan

pada sistem pelayanan kesehatan Australia khususnya pada pencatatan pasien. (Liaw,

T.,1993).

Pemerintah Indonesia sudah mempunyai visi tentang sistem informasi kesehatan

nasional yaitu Informasi kesehatan andal 2010(Reliable Health Information 2010 ).

(Depkes, 2001). Pada Informasi kesehatan andal tersebut telah direncanakan untuk

membangun system informasi di pelayanan kesehatan dalam hal ini Rumah sakit dan

dilanjutkan di pelayanan di masyarakat, namun pelaksanaannya belum optimal.

Sistem informasi manajemen keperawatan sampai saat ini juga masih sangat minim di

rumah sakit Indonesia. Padahal sistem Informasi manajemen asuhan keperawatan

mempunyai banyak keuntungan jika dilihat dari segi efisien, dan produktifitas.

Dengan sistem dokumentasi yang berbasis komputer pengumpulan data dapat

dilaksanakan dengan cepat dan lengkap. Data yang telah disimpan juga dapat lebih

efektive dan dapat menjadi sumber dari penelitian, dapat melihat kelanjutan dari edukasi

ke pasien, melihat epidemiologi penyakit serta dapat memperhitungkan biaya dari

pelayanan kesehatan.(Liaw,T. 1993). Selain itu dokumentasi keperawatan juga dapat

tersimpan dengan aman. Akses untuk mendapat data yang telah tersimpan dapat

dilaksanakan lebih cepat dibandingkan bila harus mencari lembaran kertas yang

bertumpuk di ruang penyimpanan.

Page 4: SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN BERBASIS KOMPUTER.doc

Menurut Herring dan Rochman (1990) diambil dalam Emilia, 2003: beberapa institusi

kesehatan yang menerapkan system komputer, setiap perawat dalam tugasnya dapat

menghemat sekitar 20-30 menit waktu yang dipakai untuk dokmuntasi keperawatan dan

meningkat keakuratan dalam dokumentasi keperawatan.

Dokumentasi keperawatan dengan menggunakan komputer seyogyanya mengikuti

prinsip-prinsip pendokumentasian, serta sesuai dengan standar pendokumentasian

internasional seperti: ANA, NANDA,NIC (Nursing Interventions Classification, 2000).

Sistem informasi manajemen berbasis komputer dapat menjadi pendukung pedoman

bagi pengambil kebijakan/pengambil keputusan di keperawatan/Decision Support

System dan Executive Information System.(Eko,I. 2001) Informasi asuhan keperawatan

dalam sistem informasi manajemen yang berbasis komputer dapat digunakan dalam

menghitung pemakaian tempat tidur /BOR pasien, angka nosokomial, penghitungan

budget keperawatan dan sebagainya. Dengan adanya data yang akurat pada

keperawatan maka data ini juga dapat digunakan untuk informasi bagi tim kesehatan

yang lain. Sistem Informasi asuhan keperawatan juga dapat menjadi sumber dalam

pelaksanaan riset keperawatan secara khususnya dan riset kesehatan pada umumnya.

(Udin,and Martin, 1997)

Sistem Informasi manajemen (SIM) berbasis komputer banyak kegunaannya, namun

pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen di Indonesia masih banyak mengalami

kendala. Hal ini mengingat komponen-komponen yang ada dalam sistem informasi yang

dibutuhkan dalam keperawatan masih banyak kelemahannya.

Kendala SIM yang lain adalah kekahawatiran hilangnya data dalam satu hard-disk. Pada

kondisi tersebut hilangnya data telah diantisipasi sebagai perlindungan hukum atas

dokumen perusahaan yang diatur dalam UU No. 8 Tahun 1997. Undang-undang ini

mengatur tentang keamanan terhadap dokumentasi yang berupa lembaran kertas,

namun sesuai perkembangan tehnologi, lembaran yang sangat penting dapat dialihkan

dalam Compact Disk Read Only Memory (CD ROM). CD ROM dapat dibuat kopinya

dan disimpan di lain tempat yang aman . Pengalihan ke CD ROM ini bertujuan untuk

menghindari hilangnya dokumen karena peristiwa tidak terduga seperti pencurian

komputer, dan kebakaran.

Memutuskan untuk menerapkan sistem informasi manajemen berbasis komputer ke

dalam sistem praktek keperawatan di Indonesia tidak terlalu mudah. Hal ini karena pihak

Page 5: SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN BERBASIS KOMPUTER.doc

manajemen harus memperhatikan beberapa aspek yaitu struktur organisasi

keperawatan di Indonesia, kemampuan sumber daya keperawatan, sumber dana, proses

dan prosedur informasi serta penggunaan dan pemanfaatan bagi perawat dan tim

kesehatan lain.

Bagaimana SIM keperawatan di Indonesia ? Sampai saat ini implementasi sistem

informasi manajemen baik di rumah sakit maupun di masyarakat masih sangat minim,

bahkan masih banyak perawat yang tidak mengenal apa sistem informasi manajemen

keperawatan yang berbasis komputer tersebut. Namun seiring dengan perkembangan

pengetahuan dan ilmu pengetahuan maka beberapa rumah sakit di Jakarta dan kota lain

sudah menerapkan system informasi keperawatan yang berbasis komputer.

Ilmu keperawatan telah mempunyai soft-ware system informasi asuhan keperawatan dan

system informasi dalam manajemen untuk manajer perawat. Media ini sangat berguna

dalam menyokong proses pembelajaran yang menyiapkan peserta didik dalam

menyongsong era globalisasi. Dengan mengikuti pembelajaran tersebut peserta didik

diharapkan mampu bersaing , namun tentunya tak cukup hanya dalam proses proses

pembelajaran di kuliah. Peserta didik harus terus belajar agar dapat mengikuti

perkembangan ilmu dan tehnogi keperawatan. Bagaimana dengan anda, siapkah anda

memasuki era tehnologi dan era globalisasi ?

PUSTAKA ACUAN

Carpenito. 1985. Nursing diagnosis application to clinical practice. J.B.

Lippincott Co.,. Philadephia .

Departemen Kesehatan. 2001. Kebijakan dan strategi Pengembangan Sistem Informasi

Kesehatan Nasional. Depkes. RI. Jakarta

Page 6: SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN BERBASIS KOMPUTER.doc

Eko, I.R.2001. Manajemen Sistem Informasi dan Tehnologi Informasi.., Jakarta:

Kelompok Gramedia

Emiliana, 2003. Sistem informasi keperawatan berbasis komputer yang terintegrasi di

pelayanan kesehatan Sint Carolus, tidak dipublikasikan

Hafizurrachman, 2000. Sistem Informasi Manajemen di Rumah sakit dan

Pelayanan Kesehatan. Tidak dipublikasikan

Hariyati, S. T. 1999. Hubungan antara pengetahuan aspek hukum dari perawat

dan karakteristik perawat terhadap kualitas dokuemntasi keperawatan di

RS.Bhakti Yudha, Tidak dipublikasikan

Kozier, E. 1990. Fundamentals of Nursing. Addison Wesley Co., Redwood City.

Liaw, T.1993. The Computer Based Patient Record: An Historical Perpective. Diambil

dari http:// www.hisavic.aus.net/hisa/mag/nov93/the.htm. di akses 8 April 2001

Lindqvist, R. &Sjoden, P. (1998). Coping strategies and quality of life among

patient on CAPD. Journal of Advanced Nursing

Mc. Closkey. J . 1996. Nursing interventions classivication. Mosby-Year book,

Daverport

Priharjo, R. 1995. Praktik keperawatan profesional konsep dasar dan hukum.

EGC, Jakarta.

Swanburg, Rc & Swanburg R.J .2000. Introduction management & leadership for nurse

manager. Boston: James & Bartleett Publisher.

Udin and Martin. 1997. Core data set: importance to health service research, outcomes

Page 7: SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN BERBASIS KOMPUTER.doc

research, and policy research. Journal computer in nursing. Vol 15. no 2 p. 38-42,

Lippincott-Raven Publisher

Vestal, K (1995). Nursing Management Consept and Issues.2nd Philadelphia:J.B Lippinct

Company