sistem irigasi

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I PENDAHULUAN 1.LATAR BELAKANG Irigasi Irigasi merupakanupayayangdilakukanmanusiauntukmengairilahanpertaniannya. Dalam dunia modern saat ini sudah banyak model irigasi yang dapat dilakukan manusia. Pada zamandahulujikapersediaanairmelimpahkarenatempatyangdekatdengan sungaiatau sumbermata air, maka irigasi dilakukan dengan mangalirkan air tersebut ke lahan pertanian. Namundemikianirigasijugabiasadilakukandenganmembawaairdenganmenggunakan wadah kemudian menuangkan pada tanaman satu-persatu. Untuk irigasi dengan model seperti inidi Indonesia biasadisebutmenyiram. Sebagaimanatelahdiungkapkan,dalamduniamoderninisudahbanyakcarayangdapat dilakukan untuk melakukan irigasi dan ini sudah berlangsung sejak Mesir Kuno. Melihatkenyataandiatas,dansebagaisalahsatutugasyangdisyaratkanuntukmengikuti ujian akhir semester. Kami inginmelakukan penelitian tentang pemanfaatan system perairan irigasi yang mulai kering karena musim kemarau yang berkepanjangan. Makalah tersebut kami tuangkan dalam makalah yang berjudul Pemanfaatan Sistem Perairan Irigasi Dari Sungai Cimanuk. 2.PERMASALAHAN DAN PEMBATASAN MASALAH A.Permasalahan Berdasarkanlatarbelakangmasalahtersebutdiatasmakapermasalahanpentingyangakan kami teliti yaitu: Apakahpemanfaatanperairanirigasidarisungaicimanukmasihmemilikidayatarikbagi masyarakat setempat, ditinjau dari kekeringan karena musim kemarau yang berkepanjangan? B.Pembatasan Masalah Dalam makalah ini kami membatasi masalah penting yang akan di teliti yaitu: a. penelitian ini di lakukan di tempat system perairan irigasi di sekitar sungai cimanuk. b. Objek penelitian kami adalah keadaan dan kondisi system perairan irigasi di cimanuk c. Waktu pelaksanaan di lakukan satu bulan terakhir terhitung tanggal 14 November s/d 16 Desember 2008. 3.TUJUAN PENELITIAN Yang menjadi dasar untuk tujuan penelitian ini adalah: Dorongan untukmemberikaninformasi dan data secaramenyeluruhmengenai system irigasi dicimanuk,sertatentangkondisidankeadaansystemirigasitersebutkepada pembaca.sehingga pembaca dapat mengetahui dan mengenal system irigasi. Danmudah-mudahandenganadanyamakalahiniditanganparapembaca,biasmemberikan dorongan untuk memanfaat kan system perairan irigasi dari sungai cimanuk. Tujuan penelitian inibertujuan untukmengkajipotensi erosi,hasilsedimen,dan mengkaji penurunan debitminimumyang terjadi disungai Cimanuk. Pendekatanbidangekohidrologisebagaipendekataninterdisiplinerdalammemahami ekosistemperairandikenalsebagaisaranamanajemenyangadaptifkarenadidasarkanpada pengintegrasian dinamika perairan dan dinamika biota dalam suatu kerangka kerja pada suatu daerahtangkapan. Indonesia ditunjuksebagaiPusatEkohidrologiRegionalAsiaPasific,hal itu diharapkan dapatmemacu perkembangankonsepekohidrologi sebagai pendekatan dalam penyelesaianmasalah-masalah lingkungan. Dalam rangka pendirian pusat tersebut dilakukan persiapanberupaprasaranadalambentukpenetapanwadukSagulingsebagaistudikasus permasalahan ekohidrologis yang terjadi di daerah 4.KEGUNAAN PENELITIAN Hasilpenelitianinidiharap kan dapatmemberikangambaranatausumberpemikiranyang terbaikuntukterusmengembangkandanmelestarikansystemperairan irigasi.Memiliki peranan penting bagimasyarakat sekitar.selain iti penelitian ini di harapkan dapat membantu mengenal lebih jauh tentang pemenfaatan system perairan irigasi. 5.METODE PENELITIAN Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah: Metodeeksperimenataumelakukansurvaiyangbenar-benarkuat.Yangselanjutnyadata tersebutdiolahsecarabersama-samadengandatayangdikumpulkandengancaramencari artikel-artikeltentangsystemperairanirigasi.Sehinggadiharap kan dapatmenghasilkan kesimpulan yang tepat. Sejarah Irigasi di Indonesia 1.Sejarah Irigasi Secara umum menjelaskan perkembangan mulai dari adanya usaha pembuatan irigasi sangat sedehana,perkembanganirigasidiMesir, Babilonia, India,dllkemudianbagaimanaperkembangan irigasidi Indonesiasampaisaatsekarang. DiBali,irigasisudahadasebelumtahun1343M,haliniterbuktidenganadanyasedahan(petugas yangmelakukankoordinasiatassubak-subakdanmenguruspemungutanpajakatastanah wilayahnya). Sedangkan pengertian subak adalah Suatu masyarakat hukum adat di Bali yang bersifat sosio agraris relegius yang secra histories tumbuh dan berkembang sebagai suatu organisasi di bidang tataguna air di tingkat usaha tani (PP. 23 tahun 1982, tentang Irigasi) Irigasi Mesir Kuno dan Tradisional Nusantara Sejak MesirKuno telahdikenaldenganmemanfaatkanSungaiNil.DiIndonesiairigasitradisionaltelahjuga berlangsungsejaknenekmoyangkita.Halinidapatdilihatjugacarabercocoktanampada masakerajaan-kerajaanyang ada di Indonesia. Dengan membendung kali secara bergantian untuk dialirkan ke sawah. Cara lain adalah mencari sumber airpegunungandandialirkandenganbambuyangbersambung. Ada jugadenganmembawadenganemberyangterbuat dari daun pinang atau menimba dari kali yang dilemparkan ke sawah dengan ember daun pinang juga. Sistem Irigasi Zaman Hindia Belanda SistemirigasiadalahsalahsatuupayaBelandadalammelaksanakanTanamPaksa (Cultuurstelsel)pada tahun 1830.PemerintahHindiaBelandadalamTanamPaksatersebutmengupayakanagarsemualahanyangdicetakuntuk persawahan maupun perkebunan harus menghasilkan panen yang optimal dalam mengeksplotasi tanah jajahannya. Sistemirigasiyangdulutelahmengenal saluranprimer,sekunder,ataupuntersier.Tetapisumberairbelum memakai sistem Waduk Serbaguna seperti TVA di Amerika Serikat. Air dalam irigasi lama disalurkan dari sumber kali yang disusun dalam sistem irigasi terpadu, untuk memenuhi pengairan persawahan,dimana para petani diharuskan membayar uangiuransewapemakaianairuntuksawahnya. WadukJatiluhur1955diJawaBaratdanPengalamanTVA1933di Amerika Serikat Tennessee Valley Authority (TVA) [1] yang diprakasai oleh Presiden AS Franklin D. Roosevelt pada tahun 1933 merupakan salah satu WadukSerba Gunayangpertama dibangun di dunia [2].Resesiekonomi (inflasi) tahun 1930 melanda seluruh dunia, sehingga TVA adalah salah satu model dalam membangun kembali ekonomi Amerika Serikat. Isu TVA adalah mengenai: produksi tenaga listrik, navigasi, pengendalian banjir, pencegahan malaria, reboisasi, dan kontrol erosi.SehingadikemudianhariProyekTVAmenjadisalahsatumodeldalammenanganihalyangmirip.Olehsebabitu Proyek Waduk Jatiluhur merupakan tiruan yang hampir mirip dengan TVA di AS tersebut. WadukJatiluhur terletakdiKecamatanJatiluhur,KabupatenPurwakarta(9kmdaripusatKota Purwakarta).BendunganitudinamakanolehpemerintahWadukIr.H.Juanda,denganpanorama danauyangluasnya8.300ha.Bendunganinimulaidibangunsejaktahun1957olehkontraktorasal Perancis, dengan potensi air yang tersedia sebesar 12,9 milyar m3/tahJenis Irigasi Irigasi Permukaan IrigasiPermukaanterjadidimanaairdialirkanpadapermukaanlahan.Disinidikenalalurprimer,sekunderdan tersier. Pengaturan air ini dilakukan dengan pintu air. Prosesnya adalah gravitasi, tanah yang tinggi akan mendapat air lebih dulu. Irigasi Lokal Sisteminiairdistribusikandengancarapipanisasi.Disinijugaberlakugravitasi,dimanalahanyangtinggi mendapat air lebih dahulu. Namun air yang disebar hanya terbatas sekali atau secara lokal. Irigasi dengan Penyemprotan Penyemprotanbiasanyadipakaipenyemprotairatausprinkle.Airyangdisemprotakansepertikabut,sehingga tanaman mendapat air dari atas, daun akan basah lebih dahulu, kemudian menetes ke akar. Irigasi Tradisional dengan Ember Disinidiperlukantenagakerjasecaraperoranganyangbanyaksekali.Disampingitujugapemborosantenaga kerja yang harus menenteng ember. Irigasi Pompa Air Air diambil dari sumur dalam dan dinaikkan melalui pompa air, kemudia dialirkan dengan berbagai cara, misalnya dengan pipa atau saluran. Pada musim kemarau irigasi ini dapat terus mengairi sawah. Pengalaman Penerapan Jenis Irigasi Khusus Irigasi Pasang-Surut di Sungai Cimanuk Denganmemanfaatkanpasang-surutairdiwilayahGarut,dikenalapayangdinamakanIrigasiPasang-Surat (TidalIrrigation).Teknologiyangditerapkandisiniadalah:pemanfaatanlahanpertaniandidataranrendahdandaerah rawa-rawa, di mana air diperoleh dari sungai pasang-surut di mana pada waktu pasang air dimanfaatkan. Di sini dalam dua minggu diperoleh 4 sampai 5 waktu pada air pasang. Teknologi ini telah dikenal sejak Abad XIX. Pada waktu itu pendatang diGarutmemanfaatkanrawasebagaikebunkelapa.DiIndonesiaterdapat5,6jutaHadari34Hayangadacocokuntuk dikembangkan. Hal ini bisa dihubungkan dengan pengalaman Jepang di Wilayah Sungai Chikugo untuk wilayah Kyushu, di mana disana dikenal dengan sistem irigasi Ao-Shunsui yang mirip. Irigasi Tanah Kering atau Irigasi Tetes Di lahan kering, air sangat langka dan pemanfaatannya harus efisien. Jumlah air irigasi yang diberikan ditetapkan berdasarkan kebutuhan tanaman, kemampuan tanah memegang air, serta sarana irigasi yang tersedia. Ada beberapa sistem irigasi untuk tanah kering, yaitu: y (1) irigasi tetes (drip irrigation), y (2) irigasi curah (sprinkler irrigation), y (3) irigasi saluran terbuka (open ditch irrigation), dan y (4) irigasi bawah permukaan (subsurface irrigation) Untukpenggunaanairyangefisien,irigasitetes.[3]merupakansalahsatualternatif.Misalsistemirigasitetes adalah pada tanaman cabai. Ketersediaansumberairirigasisangatpenting.Salahsatuupayamencaripotensisumberairirigasiadalahdengan melakukandeteksiairbawahpermukaan(groundwater)melaluipemetaankarakteristikairbawahtanah.Carainidapat memberikan informasi mengenai sebaran, volume dan kedalaman sumber air untuk mengembangkan irigasi suplemen. Deteksi air bawah permukaan dapat dilakukan dengan menggunakan Terameter. Pengalaman Sistem Irigasi Pertanian di Niigata Jepang SistemIrigasiPertanianmilikMr.NobutoshiIkezudiNiigataPrefecture.Disiniterlihatadanyamanajemen persediaanairyangcukuppadapengelolaanpertaniannya.Sekitar3kmdaritempat tersebuttedapatsungaibesaryang debit airnyacukup dan tidak berlebih.Air sungai dinaikan ke tempat penampungan air menggunakan pompa berkekuatan besar.Air dari tempat penampungan dialirkan menggunakan pipa-pipa air bawahtanah berdiameter 30 cm ke pertaniandi sekitarnya. Pada setiappemiliksawah terdapat tempat pembukaan air irigasi tersebut.Pembagianairini bergilir berselang sehari,yangberartiseharikeluar,seharitutup.Penggunaannyasesuaidengankebutuhansawahsetempatyangdapat diaturmenggunakantuasyangdapatdibukatutupsecaramanual.Daripintupengeluaranairtersebutdialirkanke sawahnyamelaluipipayangberadadibawahpermukaansawahnya.Kalauditanahairkitapadaumumnyaairdialirkan melaluipermukaansawah.Sedangkanuntukmengaturketinggianairdilakukandengancaramenaikandanmenurunkan penutup pintupembuangan air secara manual.Pembuangan air dari sawahmasuk saluranirigasiyang terbuat dari beton sehingga air dengan mudah kembali ke sungai kecil, tanpa merembes terbuang ke bawah tanah. Pencegahan perembesan air dilakukan dengan sangat efisien. Pengalaman Irigasi Perkebunan Kelapa Sawit Ketersediaanairmerupakansalahsatufaktorpembatasutamabagiproduksikelapasawit.Kekeringan menyebabkan penurunan laju fotosintesis dan distribusi asimilat terganggu, berdampak negatif pada pertumbuhan tanaman baik fase vegetatif maupun fase generatif. Pada fase vegetatif kekeringan pada tanaman kelapa sawit ditandai oleh kondisi dauntombaktidakmembukadanterhambatnyapertumbuhanpelepah.Padakeadaanyanglebihparahkekuranganair menyebabkan kerusakan jaringan tanaman yang dicerminkan oleh daun pucuk dan pelepah yang mudah patah. Pada fase generatifkekeringanmenyebabkanterjadinyapenurunanproduksitanamanakibatterhambatnyapembentukanbunga, meningkatnyajumlahbungajantan,pembuahanterganggu,gugurbuahmuda,bentukbuahkecildanrendemenminyak buah rendah. Manajemenirigasiperkebunankelapasawit,yaitu:membuatbakpembagi,pembangunanalatpengukurdebitmanualdi jalursungai,membuatjaringanirigasidilapanguntukmeningkatkandaerahlayananirigasisuplementerbagitanaman kelapa sawit seluaskurang lebih 1 ha,percobaan lapang untukmengkaji pengaruh irigasi suplementer (volume dan waktu pemberian)terhadappertumbuhanvegetatifkelapasawitdandampakpeningkatanalirandasar(baseflow)terhadap performancekelapa sawitpada musimkemarau,identifikasilokasipengembangandanmembuat untuk 4buah DamParit dan upscalling pengembangan dam parit di daerah aliran sungai. Arti Irigasi Irigasi merupakan suatu ilmu yang memanfaatkan air untuk tanaan mulai dari tumbuh sampaimasa panen. Air tersebut diambil dari sumbernya, dibawa melalui saluran, dibagikan kepada tanaman yangmemerlukan secara teratur, dan setelah air tersebut terpakai, kemudian dibuangmelaluisaluranpembuangmenujusungaikembali. Irigasi dikehendaki dalam situasi: (a) bila jumlah curah hujan lebih kecil dari pada kebutuhan tanaman;(b)bilajumlahcurahhujanmencukupitetapidistribusidaricurahhujantidak bersamaan dengan waktu yang dikehendaki tanaman. Aspek irigasi Menjelaskantentang:Aspekengineering,danAspekagriculturalAspekengineering menyangkut: (1) Penyimpanan, penyimpangan, dan pengangkutan (2) membawa air ke lading pertanian, (3) pemakaian air untuk persawahan, (4) pengeringan air yang berlebihan, dan (5) pembangkit tenaga air. AspekAgrikultural,menyangkut:(1)kedalamanpemberianair,(2)distribusiair secaraseragamdanberkala,(3)kapasitandanaliranyangberbeda,dan(4)reklamasitanah tandus dan tanah alkaline. KAJIANNERACA AIRDAERAHIRIGASI LEUWI GOONG DENGANSISTIM EFISIENSIKEBUTUHAN AIR DI DAERAH GARUT JAWA BARAT Bendung Copong merupakan pengambilan utama bagi Daerah Irigasi Leuwi Goong abupatenGarut,direncanakandapatmengairidaerahirigasiseluas5271ha.Bendunginidirencanakandapatmengairi gabungan jaringan irigasi teknis yang ada menjadi sistem satu kesatuan. Penggunaan air irigasi di tingkat usaha tani khususnya untuk tanaman padi sawah yang dilakukan petani masih boros + 1.5 liter/detik/ha dibagian udik yang mengakibatkan dibagian hilir sering tidak memperoleh air, karenanya koreksi pemanfaatan airirigasiperludilakukanagarpemberianairsecararealtimedapatmenjangkauseluruharealirigasi. Maksud dari penulisan ini adalah untuk mengkaji masalah ketersediaan dan kebutuhan air irigasi untuk daerah irigasi Leuwi GoongjikabendungCopongdibangun.Sehinggaakandiperolehsuaturekomendasiuntukmengoptimalkanpenggunaan sumber daya air dari sungai Cimanuk untuk memenuhi kebutuhan air di hilir. Sedangkan Tujuan dari tinjauan studi ini adalah memperoleh angka yang optimum untuk neraca air dari curah hujan dengan kondisi real time di lapangan, sehingga antara kebutuhan dan ketersediaan air akan mendekati angka yang paling optimal. Lingkup kajian tesis ini adalah meliputi pengumpnlan data sekunder,pengolahan dan analisis data, identifikasi, perhitungan ketersediaan air, perhitungan kebutuhan air irigasi dengan cara yang efisien dan penyusunan neraca air. LokasipengamatanstudiadalahDaerahIrigasiLeuwiGoong,yangterletakdiKabupatenGarutpropinsiJawaBaratdan secarageografis terletak pada 7 00' - 7 12'Lintang Selatandan107 52' -108 05' Bujur Barat,dimana areal DI Leuwi Goong terletak di sebelah kiri dan kanan sungai Cimanuk dan saat ini merupakan integrasi dari beberapa irigasi teknis, semi teknis, irigasi pedesaan sebesar 52 % memanfaatkan air dari anak-anak sungai Cimanuk sedangkan sisanya 48 % berupa arealtadahhujan. Dalamperhitungandebitmetodeyangdigunakanadalahsistimkeseimbanganair (WaterBalance) dariFGMockdan sebagaipembandingdigunakandatadebitlapangandaristasiundebitdenganmenggunakanAWLR(AutomaticWater Level Recorder). Sedangkan perhitungan kebutuhan air di petal( sawah dihitung berdasarkan cara konvensional dari Kriteria Perencanaan Irigasi (KP-01 19%) dan berdasarkan teori keseimbangan dari curah hujan yang terjadi di lapangan. Dariteorikesetimbanganinicurahhujanyangjatuhdisawah(Reff)bukan70 %sepertipadametodakonvensional.Akan tetapibesarnyajadibervariasisesuaidengankondisidilapangandanairyangdibutuhkanuntuksawahsetelahteijadi infiltrasidangenangan,sehinggadaribasilperhitungannyaReff inidapatdiklasifikasikansesuaidengancurahhujannya. Secaragarisbesardarikajianinidapadisimpulkanbahwaperhitungankebutuhanairdenganmetodekeseimbanganair lebihefisiendenganhasilyanglebihoptimalbiladibandingkandenganmetodekonvensional.Inijugasangatcocok dilaksanakanpadaDILeuwiGoongmengingatkondisialamnyayangmempunyaiperbedaantinggicurahhujanyang sangat jauhantara musim bujan dan musim kemarau. Kebutuhan airdengan metodekonvensional 1.95 I/dt/hasedangkan dengaumetodekeseimbangan1.06lt/dt/hasehinggadarihasilsimulasiuntukIntensitastanamyangdihasilkandengan metodakesetimbanganlebihbesardaripadametodakonvensionalyaitudiperolehintensitastanamyang mempunyailuas 6771 ha yaitu 278,17 %, angka ini jauh lebih besar dibandingkan dengan intensitas tanamnya dengan metoda konvensional dari luas 5271 ha yaitu 215 %. Karena perbedaan luasnya yang cukup tinggi mencapai 1500 ha memungkinkan sekitar 20 areal iragasi tadah hujan menjadi areal irigasi teknis. Sebagaisarandarikesimpulanyangdiambilmengenaipesmilihanbesarintensitastanamagarkajiandilanjutkan,lebih menguntungkan mana areal yang lebih besar atau intensitas tanam yang lebih besar, ditinjau dui segi ekonomi. Tujuan irigasi. Tujuan utama irigasi adalah untuk: Membasahi tanah, merabuk, mengatur suhu tanah, kolmatase, membersihkan airkotor,meninggikanairtanah,pemeliharaanikan Pengaruh dan syarat-syarat air guna irigasi. Menjelaskan pengaruh air yang ada pada suatu daerah irigasi, dan bagaimana syarat-syaratairyangdiperlukan untuksuatudaerahirigasi,seperti:airyangberasaldaridalamtanah;airberasaldarisungai,airberasaldariwaduk, dananu,danrawa; (1)Syarat air terhadap maksud irigasi,(2) syarat-syaratairterhadap tanaman, (3) pengaruh air irigasi terhadap tanah, (4) pengaruh Lumpur terhadap tanaman BAB II Landasan Teori dan Data 2.1.1 Pengelolaan Air Sangat Buruk MUSIMhujanterendamair,musimkemaraukeringkerontang.Demikiannasib125jutapendudukPulauJawa.Setelah hampirempatratusribuhektarsawahterendammusimbanjirlalu,kaliinigilirankekeringanyangmelanda.Untukareal sawah saja, 204.322 hektar sudah kering akhir Juli lalu. Bahkan, 19.562 di antaranya mengalami puso. "Ini karena kita tidak memilikimanajemenairsecaraterpadu,"kataDirjenSumberDayaAirDepartemenPermukimandanPrasaranaWilayah Roestam Sjarief. TIDAKpadunyapenangananairharusberhadapandenganantreanmasalah.Sejumlahmasalahmerupakanfaktoralam maupun iklim global. Seperti karakteristik wilayah tropik di mana 80 persen dari total aliran permukaan tersedia pada musim hujanyangberdurasilima bulan.Sementarapadamusimkemarauyangberlangsungtujuhbulan,hanyamenyediakan20 persen air untuk aliran permukaan. Belum lagi efek global La Nina dan El Nino yang datang bergantian. Faktor alam lalu berkawan dengan kerusakan hutan yang merusakkan kemampuan tanah meresap air, terutama di daerah aliransungai(DAS).Haliniditambahrusaknyaprasaranairigasisepertiwadukdansaluranyangsedianyadibuatuntuk "mengakali"alam.Semuahalitulaluberkolaborasimembentuksuatumanajemenairyangburuk.Padahal,prinsip manajemen air sebenarnya tidak muluk-muluk: bagaimana caranya mengendalikan kedatangan air yang tidak merata itu. NeracaairdiJawa-Baliselamatahun2003,kebutuhanmencapai38,4miliarkubik,sementarayangtersediahanya25,3 miliarmeterkubik.PerkiraanBadanMeteorologiGeofisikatentangkondisimusimkemarauditahun2003,tingkat kerawanankekeringanterjadidi12kabupatendiJawaBarat,yaituIndramayu,Tasikmalaya,Cirebon,Kuningan,Ciamis, Sumedang,Garut,Bandung,Cianjur,Sukabumi,Serang,danPandeglang.SementaradiJawaTengahenamkabupaten, yaituPati,Sragen,Boyolali,Wonogiri,Cilacap,danRembang.DiJawaTimuradaduakabupaten,yaituLamongandan Tulungagung. Sementaraitu,MenteriNegaraLingkunganHidupNabielMakarimmengungkapkan,krisisairbersihterparahterjadidi DKI Jakarta, sedangkan JawaBarat mulai krisis air untuk tanaman. Kondisidi Jateng belum begituparah. "Wonogiriakan menjadi tolok ukur kekeringan di wilayah itu," kata Menteri. Di Jabar, selain terjadikekeringandi Kabupaten Bandung,kondisi terberat terjadi di Indramayu, Cirebon,Majalengka,dan Subang.Disinisudahterjadikonflikperebutanairbersihuntukperumahandanpertanian.Saatwargamemintaairsatu meterkubik/detikuntukairbersihperumahan,petanitakmengizinkan.Dibeberapabendungan,pintuairsudahdikuasai preman sehingga siapa yang bisa membayar, dia yang mendapat air bersih itu. DiJawaTengah,duakabupaten/kotarawankekeringan,pertanianrusak,danposo.Jumlahkerugiansampaiminggulalu 30.000KKkesulitanairkarenakeringnyaembung.DiJatim,beberapadaerahsudahdianggaprawan,sepertiMojokerto, Sidoarjo, Surabaya dan Pasuruan."Masalahini harus dilihat secara luas, tidak bisakekeringan sendiri atau banjirsendiri," timpal Roestam. Air yang jatuh ke permukaan tanah dan potensial menimbulkan banjir diupayakan agar meresap ke dalam tanah. Untuk itu, permukaan DAS harus maksimal menyerap air. Air hujan yang secara optimal meresap ke dalam tanah itu nantinyaakan mengisisumber-sumberairyangadadidanau,situ,sungai,danwaduk.Tujuannya,padamusimkemarau,saathujan hampir tidak ada, debit airnya bisa tetap terjaga. "Masalah banjir diatasi dengan cara itu. Dengan demikian, akan mengatasi masalah kekeringan juga," tambah Roestam. KONSEPdiataskertasataudikepalalebihseringberhadapandengankondisinyatadilapangan.Penggundulanhutan yangsemakinlamasemakinkearahhulusungaimembuatkemampuanDASmenyerapairberkurang.Jumlahair permukaanyangmengalirmenjadilebihbanyak.Denganmenggunakanistilahrunoffcoefficient,yaitujumlahairyang mengalirdibandingjumlahairhujanyangturundapatdilihatakibatyangditimbulkanrusaknyahutan.MenurutRoestam, untuk daerah DAS berhutan, run off coefficient mencapai 0,1-0,15, atau dari 100 mm air hujan yang menjadi sungai hanya 10 mm. Sementara untuk daerah terbuka, seperti aspal, coef bisa sampai 1. Ujung-ujungnya memang kemampuan penyerapan ini tergantung pada penggunaan tanah yang kalau dilihat dari kacamata kebijakantergantungrencanatataruang.Masalahnya,rencanatataruanglebihbanyakyangtidakkomprehensif.Bagai memakaikacamatakuda,matapembuatkebijakanhanyamelihatuangsebagaitujuankomersial,sementaraperlunya keberadaan kawasan konservasi untuk air sama sekali tidak terlintas di pikiran. Kondisi yang ada saat ini, menurut Roestam, dari 30 persen kawasan DAS yang idealnya tersedia, hanya tersisa 18 persen. AngkainiberbedadengancatatanKompasberdasarkandataBadanPlanologiDepartemenKehutananyangdatanya berdasarkan citra satelit, luas daerah yang tertutup hutan tinggal empat persen. Dengankondisisepertiitu,denganmudahdisimpulkan,PulauJawatidakjauhdarilubangjalanyangtidakkunjung diperbaiki:hujanbesarakantimbulkanmasalahbanjir,sebaliknyapadamusimkemarau,alamtidakbisamengisiulang karena tidak ada cadangan sehingga terjadi kekeringan. JumlahDASkritis terus bertambah. Tahun 1984jumlah DAS kritis diIndonesia mencapai 22 buah.Tahun 1992meningkat 39DAS,tahun1998menjadi59DAS.Kinidaritotal62DASkritisdi Indonesia,26adadiJawa.Kemiskinanyang melatarbelakangi tindakan masyarakat, menurut Roestam, merupakan penyebab utama. Di Jawa dengan jumlah penduduk yang banyak dan padat, masyarakat cari kehidupan dengan membuka lahan baru mendekati hulu. Akibat perambahan dan oknum-oknum yang terus merajalela, hutan Jawa menjadi gundul. MenteriNegaraLingkunganHidupNabielMakarimmengatakan,denganmajunyamusimkekeringantahunini,selain kekuranganairuntukpengairandilahan-lahanpertanian,jugaterjadipenderitaanwargaakankrisisairbersih.Sebagai contoh, warga Jakarta dan sekitarnyamenghadapikekurangan pasokan air. Dulu terdapat sekitar 49 situ ataudanau kecil antara Bogor dan Jakarta.Sekarang,banyaksitudiurukdijadikanrumahdanpusat-pusatperbelanjaan.Padahal,situitu untuk menahan air. Sungaiyangadadi Jakarta punsudahhitamkarenapencemaransehinggatidakbisamenjadisumberairbersih masyarakat.Airmakinsedikit,sedangkanpencemarantetapmalahcenderungbertambah.Maka,makinkental pencemarannya.Airyangtadinyabisauntukmenyiramtanaman,mencucimobil,sekarangtidakbisalagi.Bahkan,ada tanda peningkatan penyakit diare yang cukup besar dan dikhawatirkan terjadi perebutan akses air tanah antara industri dan domestik. Untuklahan-lahanpertanianyangmengalamikekeringan,Roestammengatakan,sebenarnyapemerintahtelah mengantisipasi hal tersebut. Caranya, pemerintah membuat rencanapola tanamyang di kabupatenditanganioleh olehKomisiIrigasi. Komisiini terdiri atas DinasPengairan, Bapedda, P3A, dan BMG, Dinas Pertanian, dan tentu saja wakil petani. BMG memberikan informasi prediksijumlahcurahhujandanairyangtersedia.Selanjutnyarencanatanamdisesuaikandenganprediksiyangada. Misalnya, dengan jumlah curah hujan yang hampir pasti kurang, tidak seluruh areal ditanami padi, sebagian saja. "Sebagian ditanami palawija, sebagian padi sehingga cukup airnya," katanya. Namun, pada prakteknya petani sering kali melakukan spekulasi dengan menanam padi dengan harapan akan ada hujan di musim kemarausesuai dengan pengalaman-pengalaman sebelumnya.Akibatnya, kebutuhan meningkat sehingga air pasti tidak cukup. Data di Departemen Kimpraswil, dampak kekeringan bagi Pulau Jawa mencapai 11,6 persen dari luas sasaran masa tanam (MT)II1,8jutahektar,yaitu209.332hektar.KekeringanterbesarterjadidiJawaBaratyaitu141.793hektarsawahyang merupakan 22,5 persen dari sasaran MT II, 11.590 hektar diantaranya mengalami puso. Kekeringan sawah di Jawa Tengah jugacukupbesar,yaitu47.823hektaratau20,3persendaritotalMT.DiJawaTimur,relatifsedikit,yaitu3,1persendari total sasaran MT II atau seluas 14.706 hektar. Sementara di Banten kekeringan di Kabupaten Pandeglang mencapai 5.000 hektar, sedangkan di DI Yogyakarta tidak ada yang mengalami kekeringan. Curahhujanyangtidakmeratasepanjangtahun,kondisiDASyangrusakrencananyahendakdikendalikandengan prasaranairigasi.Namun,apadaya,kondisiprasaranairigasiyangdibangunpemerintahsertawadukdansaluranirigasi pun banyak yang rusak parah. Dari total jaringan irigasi di Pulau Jawa seluas 3,28 juta hektar, 379,761 ribu hektar rusak. Menurut Roestam, kerusakan sebesar lebih dari 10 persen ini amat mengganggu. Padahal, upaya untuk menyeimbangkan debitmaksimumdanminimumyangperbedaannyasemakintajamkalautidakmampudiserapDASbisaefektifdengan pembangunanwaduk.HujanyangjatuhdihulukarenakondisiDASrusaksemuamengalirkebawah,ditampungwaduk. Kemudian pada waktu musim kemarau, ada cadangan air untuk mengairi, air baku, dan kebutuhan lainnya. JUMLAH potensi air yang dikendalikan baru 10 persen dari total air yang jatuh. Walau di Jawa paling banyak waduk, namun kondisi muka airnya tidak sesuai rencana. Di Jawa Barat dan Banten, pada DASCitarum,yaituWadukDjuanda,Saguling,dan Cirata,volume ketiganya tinggal 57,6 persendarivolumerencanapadatanggal15Juli.DiwadukDjuanda,tinggiairtinggal86,89m,padahaltinggimukaair terendahuntukoperasiPLTAadalah75meter.Dengandemikian,kalautiapharimukaairwadukDjuandaturun20 sentimeter, pada pertengahan September PLTA di waduk tersebut akan terhenti. Di Jawa Tengah,Waduk Kedungombokering dengantinggi air 0,33 mdi bawahtinggi air siagakering (77.86 m).Waduk Wonogiri untuk MT II diperkirakan masih cukup, sementara untuk MT III hanya bisa mengairi 35 persen luas lahan yang ada hinggahabispada15Okt2003.WadukCacabansedangdilakukanpengeringan.DiJawaTimur,wadukdiDASBrantas, yaituSutami,Selorejo,danWonorejomasihdalamkondisinormal.Kadang-kadangaircukup.Namun,sistemirigasiyang tidakbaiksepertimisalnyasaluranirigasipenuhlumpur.Jadi,datangdarihulucukup,namundihilirmenjadisangat berkurang karena tertahan oleh lumpur. Dengan demikian, petani merasa air yang diperolehnya tidak cukup atau tidak ada sama sekali. Masalahnya,hal inisangattergantung kemampuan memeliharaprasaranapengairan yangdalam hal ini berartijuga biaya pemeliharaan. Sekitar 40-50 persen ditanggung oleh pemerintah. Untuk daerah diberikan di antaranya dana alokasi khusus (DAK)untukspesifikpemeliharaanprasaranairigasi.Evaluasiataspemeliharaansaluranirigasibisamenjadiraporbagi daerah. Selainbiayainvestasi,operasional,dibutuhkanbiayakonservasisumberair,sesuatuyangmenjadisasaranpemerintah dalam RUU Sumber Daya Air. Masyarakat memandang ini sebagai privatisasi air, nanti semua untuk dapat air harus bayar. Sementarapemerintah,menurutRoestam,beranggapan,masyarakatakanmendapatairsesuaidengankemampuannya. Semakin tinggi seseorang berani membayar, semakin tinggi kualitas air yang diperolehnya. Sementaraitu,bagimasyarakattidakmampu,pemerintahberjanjiakanmenyediakanberbagaifasilitassepertitangki- tangkiairdimanahaliniberupasubsidi."ItuyangsekarangsedangdibahasdiRUUSumberDayaAir,"kataRoestam. Pemerintahselalumenyatakantidakmemilikiuang,bahkan untuk pemeliharaan prasarana dan konservasi. Janjinya dana dari pembayaran air bersih orang-orang yang mampu akan digunakan untuk prasarana dan konservasi. Menurut Roestam, rehabilitasi DAS kritis, per hektar dibutuhkan Rp 5 juta-Rp 6 juta. Luas lahan kritis di Indonesia mencapai 3jutahektar,sebagianbesaradadiJawa,yangmenurutcatatanKompasberjumlah2,481jutahektar.Dihitung-hitung dibutuhkan Rp 12,405 triliun untuk rehabilitasi DAS. (EDN/TRI) 2.1.2 Bencana Itu Makin Lama Tambah Parah TANDAbahayaitusebenarnyasudahdibunyikansejakawaltahunini.Tanggal22Januari2003,KepalaDinasPertanian Kabupaten Cirebon Sathori Djuhaeri memperkirakan, akibat keterlambatan awal musim tanam 2002/2003, masa panen juga akan mundur hingga bulanMeiatau Juni.Dikhawatirkan,sawah-sawah pada saat itusudah tidak dapat ditanami padi lagi pada musim tanam gadu karena sudah memasuki musim kemarau. MENURUT prediksi Dinas Pertanian, apabila hujan hanya turun sampai bulan Juni dan sistem irigasi tidak bisa difungsikan optimalkarenakerusakansebagianbesarsaluranirigasitersierdiKabupatenCirebon,sekitar20.000hektarsawah dipastikantidakakandapatditanamipadipadamusimgaduini.Denganproduktivitaspertaniansaatinisekitar3,7ton berasperhektarlahandenganhargaberasberkisarRp2.500/kg,ituberartiKabupatenCirebonpadatahuniniakan kehilangan potensi produksi 74.000 ton beras senilai Rp 185 miliar. Ternyata yang terjadiadalah musim kering datang lebih cepat dari perkiraan itu. Sekitar pertengahan Mei lalu,hujan mulai engganturundidaerahpantaiutara(pantura),yaituKabupaten Cirebon danIndramayu,yangmenjadikawasanlumbung padi Jawa Barat. Berbagai peringatan dini sudah diberikan sejak awal oleh Dinas Pertanian setempat melalui media massa. Pertama adalah peringatankepadaparapetaniberupaimbauanuntukmempercepatawaltanamatautidakmenanampadipadamusim gadu tahun ini. Peringatankeduaditujukankepadapihakpemerintah,mulaidaripemerintahkabupaten,pemerintahprovinsi,hingga pemerintahpusat,dalambentukpermintaanbantuanpompaairdanbibitkacanghijausebagaitanamanpengganti. Semuanya dimaksudkan untuk menghindari terulangnya bencana kekeringan yang melanda daerah ini tahun lalu. Namun, entah mengapa dan bagaimana, berbagai peringatan diniitu seolah-olah dibiarkan berlalu begitu saja. Para petani tetapmenanampadidenganpolasepertibiasa,sedangkanbantuanpompamaupunbibittanamanpenggantidari pemerintah tidak segera turun, mungkin dengan anggapan bahwa titik bencana itu masih jauh di mata sehingga tidak perlu buru-buru menurunkan bantuan. Sampai akhirnya, tanda-tanda kekeringan itu mulai tampak nyata ketika memasuki Juni lalu. Tanggal 4 Juni, tanah sawah di DesaWanakaya,KecamatanCirebonUtara,sudahterlihatretak-retakkarenatidakterairisamasekaliselamalebihdari seminggu. Tanaman padi yang baru berusia 1-7 minggu dalam keadaan terancam. Data dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan KabupatenCirebon menunjukkan, hingga tanggal 5 Junilahan seluas 13.505 hektardaritotalluastanam25.242hektaryangtersebardi28dari31kecamatandiseluruhkabupatentelahterkena kekeringan. Bahkan, 223 hektar di antaranya sudah dinyatakan puso. Sementara Kepala Subdinas Tanaman Pangan Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu H Muhaimin menyebutkan, dari luas tanamtotalhinggaminggupertamabulanJunisebesar59.585hektar,32.375hektardiantaranyasudahdilanda kekeringan.Perinciannya,22.345hektardalamstatusterancamkekeringanyangtersebardi18dari24kecamatan,dan 10.030 hektar sudah dalam tahap terkena kekeringan yang tersebar di 14 kecamatan. BENCANAmulaiterjadi.Kekeringanterusmeluasdidaerah-daerahsentraproduksipadi. Para petani,meskiagak terlambat, mulaimenanamtanaman pengganti padi, seperti kacang hijau, kacang panjang,semangka, dan mentimun suri. Sementara para petani yang sudah telanjur menanam padi mendesak agar bantuan pompa air segera diberikan, mumpung masih ada air di saluran-saluran irigasi. Akantetapi,sepertihal-hallainyangditanganipemerintah,segalanyaterasalambandanpenuhhambatanbirokrasi, termasukjanji-janjipemberianbantuan.MenurutSathori,PemkabCirebonsebenarnyasudahmenyiapkandanabantuan sebesar Rp 400 juta untuk pengadaan pompa air dan Rp 100 juta untuk benih kacang hijau. Namun, dikhawatirkan, bantuan tersebut tidak akan sampai tepat pada waktunya karena proses birokrasi yang terlalu lama. "Saat ini, bantuan pompa itu sedang diusulkan masuk dalam rapat perubahan anggaran APBD dengan DPRD. Paling cepat baru satu bulan lagi dana bantuannya akan cair untuk membeli pompa. Dan saat itu semua dikhawatirkan sudah terlambat," kata Sathori awal Juni lalu. DiIndramayu,dalamkondisikekeringanyangterusmeluas,BupatiIriantoMSSyafiuddinjustrumengatakan,kekeringan adalahhalyangwajarterjadidinegarayangmemilikiduamusimseperti Indonesia.Bahkan,iamenganggapbantuan pompa air percuma diberikan karena sumber-sumber airnya sudah kering. DemikianjugabantuandariPemerintahProvinsi(Pemprov)Jabardanpemerintahpusatyangtidakkunjungtiba.Pada akhirnya, perubahan alam yang begitu cepat dan ganas tidak dapat ditanggulangi oleh manusia yang serba tidak serius dan cenderungmeremehkankekuatanalam.Danpadakenyataannya,berbagaibantuanitumemangakhirnyaturunsangat lambat, yaitu sekitar akhir Juli dan awal Agustus, saat semuanya sudah terlambat. Dalamwaktusatusetengahbulan,musimkemarauyangsemula dianggapsebagaifenomenaalamyangwajardantidak membahayakantelahberubahmenjadibencanayangnyata.Kekeringantidaksajaterjadidanmengancamsektor pertanian, tetapi juga telah meluas dan mulai mengancam bidang- bidang lainnya setelah sumber- sumber air bersih untuk keperluan minum, memasak, serta mandi, cuci, dan kakus (MCK) ikut mengering. DataterakhirpadaminggupertamaAgustuslalumenyebutkan,kekeringansudahmelanda20.371hektarsawahdi Kabupaten Cirebon atau mencapai 63 persen dari total luas tanam pada musim tanam (MT) gadu tahun ini sebesar 32.006 hektar.Perinciannya,5.407hektardinyatakanpuso,4.098hektarterkenakekeringanberat,2.687hektarterkena kekeringan sedang, 4.955 hektar terkena kekeringan ringan, dan 3.224 hektar dalam tahap terancam kekeringan. KondisiserupaterjadijugadiKabupatenIndramayu.Darijumlah realisasitanamsebesar68.884hektar,34.493hektardi antaranya,ataulebihdari50persen,terkenakekeringandenganperincian19.781hektarpuso,5.906hektarterkena kekeringanberat,5.171kekeringansedang,dan3.635hektarkekeringanringan,serta4.418hektartanamandalam terancam kekeringan. Dengan produktivitas rata- ratasawah di Pantura Jabar mencapai5ton gabahkering giling (GKG) perhektar dan dengan asumsiseluruhdaerahkekeringantidakakandapatterselamatkan,berartitahuniniJabarterancamkehilanganproduksi padi hampir mencapai 300.000 ton. KEKERINGANyangterjadidi Cirebon danIndramayutahuninijauhlebihparahdibandingkantahunlaludanmasihlebih parahdibandingkanpadasaatterjadinyaEl-Ninopada1997.Tahunlalu,yangdikatakansebagaikekeringanterparahdi Indramayusejak1994,hanyasekitar26.000hektarsawahdiIndramayuyangterkenakekeringan.Darijumlahtersebut, sebanyak8.026hektar terkenapusoataugagalpanentotaldansisanyabervariasimulaidarikekeringanringan,sedang, dan berat. Ada beberapafaktoryangdimungkinkanmenjadipenyebabparahnyadampakkekeringantahunini.Disampingkondisi alamdimusimkemarauyangdatangterlaluawaldansangatkering,faktor-faktorlainsepertikondisisaluranirigasi,pola tanam dan pola pikir para petani, dan kerusakan lingkungan di wilayah hulu sungai-sungai besar. KepalaSeksi Irigasi dan KlimatologiDinasPertanianKabupaten Cirebon AsyikinKusnandi mengatakan, sekitar 70 persen dari jumlah saluran irigasi tersier yang ada di wilayah Kabupaten Cirebon sudah tidak dapat berfungsi dengan baik selama 10 tahun terakhir ini karena kurangnya perawatan. Menurutdia,saluran-salurantersierdibangunolehpemerintahpusatpadatahun1975.Dansejaksaatitu,tidakpernah mendapatperawatanyanglayakkarenaparapetanimenyangkaperawatansaluranirigasimerupakantanggungjawab pemerintah.Padahal,parapetaniseharusnyabertanggungjawabterhadapperawatansaluranirigasitersiersecara swadaya. Polapikirdanpolatanampetaniyangtidakmemperhitungkankondisialamjugamenyebabkandatangnyamusimkering selaludiikutidengangagalpanendalamskalabesar.SepertiyangterlihatdiDesaSogedanKertawinangun,Kecamatan Kandanghaur, Selasa (12/8).Para petaninekat menanam untuk musimtanam ketiga tahun inimeskipun sebagian tanah di sawah mereka sudah kering dan retak-retak, dan hanya mendapatkan sisa-sisa air. KepalaBalaiPendayagunaanSumberDayaAirWilayahSungaiCimanuk-CisanggarungIrUcuSumiarsamenilai,salah satu penyebab cepatnya penyusutan sumber-sumber air utama di kawasan pantura adalah kerusakan lingkungan, terutama kawasan hutan, di daerah hulu sungai. Duasungaiutamadipantura,yaituSungaiCimanukdanCisanggarungsama-samamemilikimataairdikawasan pegunungan Kabupaten Garut. Dengan hilangnya hutan di kawasan hulu, air hujan menjadi tidak tertahan di bawah tanah. Dengan demikian, pada musim hujan sangat rawan banjir dan pada musim kemarau tidak ada cadangan air tanah. Di samping semua permasalahan yang harus dicarisolusinyaitu, hampir semua pihak menandaskan bahwa solusi jangka panjanguntukmenghindaribencanakekeringanselaluterulangdiwilayahlumbungpadidiPanturaJabaradalah pembangunan Waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang. TakkurangdariGubernurJabarDannySetiawanberulangkalimengingatkan,pembangunanWadukJatigedemendesak dilakukankarenakondisipengairandiwilayahpanturasudahsangatmengkhawatirkan.ProyekWadukJatigede sebenarnyasudahdigagassejak1969.Akantetapi,hinggasekarangpembangunanfisikwadukitubelumterlihatdi lapangan. (DAHONO FITRIANTO) 2.1.3 Krisis Air di Pulau Jawa DALAM"DiskusiTeknikKehutanan"akhirtahunlaludiJakarta,BadanPlanologiDepartemenKehutananmengeluarkan dataluashutanPulauJawayangcukupmengerikan.Luaskawasanyangmasihberhutanataulahanyangmasihditutup pepohonan di Jawa tahun 1999/2000 hanya empat persen. Kawasan itu sebagian besar merupakan wilayah tangkapan air pada daerah aliran sungai (DAS). Data ini memang bersifat indikatif, tetapi diambil dari interpretasi citra satelit. APABILAmelihatdistribusihujanyangtidakmeratasepanjangtahundiJawa,dimana80persenhujanjatuhdimusim penghujan dan sisanya 20 di musim kemarau-dengan kondisi DAS yang sudah tidak mampu lagi menahan dan menyimpan air-dipastikan potensi yang 80 persen itu akan terbuang percuma ke laut tanpa sempat dimanfaatkan. Malah hujan tersebut kerap kali menyebabkan terjadinya banjir yang dirasakan semakin intensif dan signifikan, sementara kebutuhan air di musim kemarau tidak lagi dapat dipenuhi. Kondisihutanselaludikaitkandenganbencanaalam,banjir,danlongsor.Karenaitu,luashutanidealuntukmendukung keseimbangan ekosistem-seperti yang tercantum dalam Undang-Undang (UU) Nomor 41 tentang Kehutanan-minimal harus 30 persen dari luas wilayah. Luasan hutan itu dimaksudkan untuk menjamin ketersediaan sumber daya air bagi kehidupan. Malah Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat menargetkan luas kawasan hutan di wilayahnya minimal harus 45 persen dari luas wilayah. InimengingattopografiwilayahJawaBaratyangberbukitdanbergunung-gunungharusdipertahankanhutannyauntuk menopangketersediaanair,baikbagipertanian,airminummasyarakat,maupunpembangkittenagalistrikdiWaduk Saguling,Cirata,danJatiluhur.Pembangkitlistriktenagaair(PLTA)yangdigerakkanturbinairdiketigawadukitu merupakanpemasoklistrikpadainterkoneksiJawa-Bali.KetigawadukinimenampungairdariSungaiCitarumyang kawasan DAS-nya sudah rusak parah. Sementaraitu,BalaiPemantapanKawasanHutanJawa-Maduramenggambarkan,kawasanhutanJawayangseluas 3.289.131hektarsaatinikeadaannyabenar-benarmenyedihkan.Sebagaigambaranumum,luaslahankritisdidalam kawasanhutanPulauJawayangmemerlukanrehabilitasitercatat1,714jutahektarataumencapai56,7persendariluas seluruh hutan yang ada. Itu terdiri atas hutan lindung dan konservasi yang rusak seluas 567.315 hektar serta hutan produksi tak berpohonan seluas 1.147.116 hektar. Kondisitersebutdiperparaholehmeluasnyalahankritisdiluarkawasanhutanyangtelahmencapai9,016jutahektar sehinggatotallahanyangperludirehabilitasimencapai10,731jutahektaratau84,16persendariluasseluruhdaratan Pulau Jawa. PulauJawayangluasnyahanyatujuhpersendariseluruhluasdaratan Indonesia disesakioleh65persen penduduk Indonesia atau sekitar 125 juta jiwa. Sementara dari sudut potensi air hanyalah 4,5 persen dari total potensi air di Indonesiasehinggamenimbulkanbenturankepentingan(conflictofinterest)."MelihatkondisiJawasepertiini,dipandang dari segi pengembangan sumber daya air, sudah termasuk kategori kritis," ungkap Direktur Jenderal (Dirjen) Sumber Daya Air (SDA) Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Roestam Sjarief. MenurutBadan Lingkungan PerserikatanBangsa-Bangsa (UNEP), kebutuhan air dunia meningkat dua sampai tiga persen pertahun,sedangkanketersediaanairsenantiasatetap,bahkancenderungmenurun,terutamaapabiladitinjaudarisegi kualitas. Di Indonesia diperkirakan total kebutuhan air akan meningkat lebih dari 200 persen pada kurun waktu 1990-2020. Dengan kebutuhan yang ada sekarang pun, beberapa sungai di Pulau Jawa pada musim kemarau sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan cepatnya perkembangan pusat-pusat pertumbuhan di kawasan pantai utara Jawa, kebutuhan air meningkat tajam. Namun,perkembanganitutidaksebandinglagidenganpeningkatanupayapenyediaannyaataubahkanmelebihipotensi sumberdayaairyangada.Inimenyebabkanterjadinyadefisitair.Terbatasnyatempat-tempatpenampunganairserta semakin parahnya kondisi lingkungan dan DAS, menyebabkan terakumulasinya kompleksitas permasalahan yang dihadapi. Melihatfaktaini,dikhawatirkanpemenuhankebutuhanairyangmemadaibagimasyarakatakansemakinjauhdari jangkauan.Karenaitu,perludipikirkandandicermatibersamaupaya-upayapengembangansumberdayaairyanglebih efektifdanmampumenjawabtantangandiatas.Inimengingattekananakibatpertumbuhanpendudukmenyebabkan kecenderunganterjadinyaperubahankondisidaerahhulusungaisertakerusakanhutanpenutupcatchmentarea,yang sebetulnya perlu dijaga guna menjamin tersedianya dan terjamin meratanya keberadaan air sepanjang tahun. DIRJENSDAmenjelaskan,upayapengembanganwilayahsungaidalamrangkamengembangkandanmendayagunakan sumber daya air sekaligus pengelolaan dan konservasi sumber daya air telah dikembangkan di berbagai wilayah sungai di Jawa.Baikyangbersifatsinglebasinmaupunmultiriverbasin,yangsemuanyadiarahkanagardapatmengatasi permasalahanairyangada.ContohnyapengembanganwilayahSungaiCitarum,Ciliwung-Cisadane,Cimanuk-Cisanggarung, Citanduy-Ciwulan, Serayu-Bogowonto, Jratunseluna, dan pengembangan wilayah Sungai Brantas. Masalahnya,hanyasebagianataukurangdari15persenprasaranapengairanyangmampumenjamintersedianyaair hampirsepanjangtahun,melaluiwadukdanreservoiryangada.Selebihnyasepertibangunan-bangunanbendung pengambilan air bersifat run off river yang mengandalkan sepenuhnya pada fluktuasi air di sungai apabila terjadi kekeringan bangunan ini tidak mampu mengatasinya. MerunutpermasalahanyangdihadapidiPulauJawasertamelihattingkatkekritisanpotensisumberdayaairdan penggunaannya,konsepbagaimanamenampungairpadasaatkelebihandimusimhujansertamengaturdan memanfaatkan air saat kemarau menjadi sangat relevan. RoestamSjariefberpendapat,melihatpotensisumberdayaairdiwilayahbaratPulauJawayangrelatiflebihbasahdan lebih besar dibanding wilayah tengah dantimur Jawa, adanya gagasan membawa dan mentransfer air daribarat ke timur bukanlah merupakan hal yang tidak mungkin. Dalam kaitan ini ada baiknya melihat kembali gagasan seorang ahli pengairan, Prof DR Ir Van Blommestein, yang mencoba mengembangkan konsep penataan sumber daya air bagi kesejahteraan umat manusia. Ketikamenyampaikangagasannyapadapertemuantahunanpersatuaninsinyur-KoninklijkInstituutvanIngenieurs-di Bataviatanggal 18 Desember 1948, Van Blommestein menjelaskan konsep penataan air dengan pemikiran sederhana. Di musim hujan kelebihan air ditampung dan disimpan untuk dimanfaatkan pada musim kemarau. Pengendalian air semacam ini tidak hanya dapat mengamankan produksi pangan sepanjang tahun, tetapi akan dapat pula menghindari kerusakan dan kerugian karena banjir, khususnya di wilayah pantai utara Pulau Jawa. Selainitu, melalui pengembangan konsepini akan dapat pula diperoleh sumberpembangkit tenaga listrik serta dapat pula diwujudkansaranatransportasimelaluialurairyangmurahbagiproduk-produkpertanian.Padawaktuitu,gagasannya masih terfokus pada penanganan Pulau Jawa bagian barat. GagasanawalVanBlommesteinadalahuntukpengendalianairperludibangunwaduk-wadukbesarsebagaitempat menyimpandanmengaturketersediaanair.IntidarirencanavanBlommesteinuntukPulauJawabagianbaratadalah pembuatan dua waduk besar di kaliCitarum dengan kapasitas total lebih dari 4 miliar meter kubik. Waduk ini akan mampu menjaminkelangsunganpengelolaandaerahpengairandibagianutaraPulauJawabagianbarat,sambung-menyambung dari wilayah Serang hingga Pemalang seluas 517.240 hektar. Selain itu, waduk tersebut menyediakan pasokan air ke Kota Bataviabagipenggelontoransalurandikotasepanjangtahunsertamenyediakantambahanairminumdanpenyediaan tenaga listrik guna mendukung pengembangan kawasan industri di Batavia, Cirebon, dan Tegal. Selanjutnya,denganmembuatsaluran-saluranutamadarisistempengairaninicukupbesaryangmampudimanfaatkan untukpelayaranperahu,akandiperolehsaranatransportasiairsepanjang385kilometerdiwilayahbarat.Sementaraitu, denganmemanfaatkankeberadaansaluranpanjangtersebut(paritraya),pengembanganwilayahdariSeranghingga Pemalang airnya akan dipasok dari 15 sungai, mulai dari kali Sungai Ciujung di ujung barat hingga Kali Rambut dekat Kota PemalangdiujungtimurbesertawadukdikaliCitarum,wadukDarmadikaliCisanggarung,danwadukMalahayudikali Kabuyutan. "Wilayah pengairan itu akan dibagi dalam tujuh rayon. Tiap rayon didukung oleh sekelompok sungai-sungai, dengan sistem tataair"terusanpanjang"yangakandiaturdenganpembuatanpintu-pintupengaturtinggimukaairyangdapatpula melewatkan perahu," papar Roestam Sjarief. Gagasan VanBlommestein sebagian telah terwujud dengan dibangunnya Waduk Jatiluhur, Saguling, dan Cirata diSungai Citarum, Waduk Cacaban di Tegal, serta saluran sepanjang pantura Jawa Barat yang melintang melewati berbagai sungai. SebenarnyapengembangansaluranpanjanginitelahpuladilakukanpadazamanGubernurJenderalDaendelsditahun 1800-an,denganpembangunansaluranpelayaran-PrauwvaarKanaal-yangmenghubungkanSemarang,Demak,teruske Kudusuntukkepentinganpelayarandansaluranpembawaairirigasiyangdigabungkandengansaluranindukirigasi Sedadi. TAHUN 1964 Blommestein mengembangkan gagasannya yang tertuang di dalam rencana pengembangan bagi Pulau Jawa bagian barat menjadi "Pengembangan Sumber Daya Air di Pulau Jawa dan Madura". Di dalam rencana ini, sumber daya air dikembangkandenganmenggabungkansungai-sungaibesardiPulauJawadalamsatukesatuansistempengembangan agar senantiasa tersedia air bagi berbagai keperluan, seperti air baku untuk air minum dan untuk industri, pengairan irigasi dan perikanan darat, transportasi air, serta untuk pengembangan pariwisata. Dasarnyapemikirannya,bagipengairandanpengendalianbanjir,tidakadasungaiyangsecaratunggaldapatdiandalkan karenasifatekstremitascurahhujandiPulauJawayangditunjukkandenganmusimhujanyangsangatbasahdan sebaliknyamusimkemarauyangamatkering.Hubunganantarsungaidipandangsangatpentinguntukmeratakanefek ekstremitas pola hidrologis itu. Dengan sumber hujan yang berlebih di bagian barat dibanding wilayah lainnya, dapat membantu mengatasi masalah air di bagiantimurmelaluikanal-kanalpenghubung(dapatpuladisebutsebagaiParitRaya).Dibagianbaratdenganpotensi sumber air yang besar dan topografi yang mendukung, dimungkinkan dibangun waduk-waduk besar. Adapun inti gagasan pengembangan sumberdayaairdi Pulau Jawa danMadura diatas adalah dibangunnya suatu kanal panjang(paritraya)dariWadukJatiluhurketimurdenganalternatif.Pertama,kanaldariWadukJatiluhursampai dekat kota Tuban di Jawa Timur diharapkan air dapat mengalir secara gravitasi. Kedua, kanal dibuat dari Waduk Jatiluhur sampai Sungai Garang di Semarang bagian barat. Pada poin lokasi ini ketinggian air yang tinggal lebih kurang 15 meter di atas permukaan laut (dpl) dipompa sampai ketinggian lebih dari 75 meter dpl, dan melaluisaluranbuatandialirkankesungaiSerang,SungaiUter,danSungaiKedungdowo,kemudiandialirkankeSungai BengawanSolo.SelanjutnyadiselatanKotaTubandibuatterusanlagikeselatanKotaSurabayadandialirkankePulau Madura melalui polder di Selat Madura. MenurutDirjenSDA,gagasanBlommesteinpadadasarnyamenampilkanperanansuatuterusantransversaldan menggabungkannyadenganpengembanganwaduk-wadukpenampungair,sebagaisyaratutamamemeratakanpotensi sumberdayaair.Inisekaligusberperanbagipengendalianbanjirdenganmembukapeluangmeringankanbebanbanjir padasuatusungaidanmengalihkansebagianarusbanjirkesungailain.Namun,denganperkembangankondisiyang terjadi di Pulau Jawa, gagasan cerdas ini belum dapat terwujud. SeandainyatelahadatransversalatauparitrayaSerang-Semarang,upayapengendalianbanjirdiseluruhpantaiutara PulauJawabagianbaratdantengahdapatdilaksanakansecaraterpadu.Initermasukdukunganterhadapkeberlanjutan pengelolaan dan pengembangan lahan-lahan pertanian produktif di sepanjang pantura. GagasanBlommesteinsebagaisalahsatupemikirancemerlangpengelolaansumberdayaairsecarakomprehensifdan terpadu dapat memberikan motivasi bagikita dalammenerapkan kebijakan pengembangan dan pengelolaan sumberdaya air ke depan. Khususnya dalam mengatasi krisis air yang semakin berat dan komplek. (edn/dmu) 2.1.4 Reformasi Sumber Daya Air di Indonesia INDONESIA membutuhkanreformasipengelolaandanpemanfaatansumberdayaair(SDA). Ada sejumlahalasan mengapareformasi tersebut perlu dilakukan.Pertama, sektorair di Indonesia tidak mampu untukmemenuhi pertumbuhan dan berbagai tuntutan sebagai konsekuensi akibat meningkatnya populasi. KEBUTUHANairuntukkeperluanrumah tangga,industri,danpertanianmeningkat,tetapigagaldipenuhidandiantisipasi oleh berbagai institusi pemerintah yang bertanggung jawab bagi penyediaan sarana air yang bersih dan memadai. Halinidapatdilihatdari reaksi berbagaipihak yang seakan-akankebakaran jenggot dengan munculnya gejalakekeringan dibanyakdaerahdi Indonesia akhir-akhirini.Kedua,regulasidaninstitusiyangmengaturSDAyangadasaatinisangat kompleks,tumpangtindih,dantidakrelevanterhadapberbagaikecenderungan(trends)yangberlaku.Undang-Undang (UU) Nomor 11 Tahun 1974 mengenai Pengairan, serta sejumlah peraturan turunan lainnya yang mengatur sektor air tidak lagimemadaisebagaiinstrumenhukumdalammengatursumberdayaairyangperkembanganmasalahnyasudah multidimensional. Dengandesakandanpinjaman(loans)darilembaga-lembagainternasionalsepertiBankDuniadanBankPembangunan Asia, proses reformasi sektor SDA dimulai sejak tahun 1999. Proses ini diawali dengan menyiapkan perangkat UU Sumber DayaAiryangbaruuntukmenggantikanUUPengairan,yangmenurutpenulisprosesnyadipaksauntukdipercepatdan tertutup. SaatiniRUUSumberDayaAirsedangdibahasdiDPR.Upayalainyangsedangdilakukanadalahmelakukansejumlah perubahan kebijakan di level makro dan mikro, misalnya kebijakan mengenai irigasi, pembentukan sistem dan jaringan data hidrologi nasional. Yangmenjadipertanyaankemudian,apakahreformasiSDAdilandasiolehparadigmayangtepatdanapakahreformasi tersebut mampu memberikan jawaban atas berbagai tantangan yang dihadapi sektor ini? Dengan membaca RUU SumberDayaAir, dapat dipahami adanya cara pandang yang berubah atas sumberdayaair. Air tidak lagi sekadar barang publik (public goods), tetapi sudah menjadi komoditas ekonomi. Pandangantradisionalmelihatairsebagaibarangpublikyangtidakdimilikiolehsiapapun,melainkandalambentuk kepemilikanbersama(globalcommons),sumberdayaalamyangdikelolasecarakolektif,bukanuntukdijualatau diperdagangkan guna keuntungan tertentu. Haltersebutdidasarkanpadakenyataanbahwatidakadaseorangpundapatmenciptakanair.Paradigmatradisionalini bertentangandenganparadigmapengelolaanairmodernyangberdasarkanpadanilaiekonomiintrinsikdariair,yang dilandasipadaasumsiadanyaketerbatasandankelangkaanair,sertadibutuhkannyainvestasiataubiayauntuk penyediaan air bersih. Perdebatanantarkelompokyangmengusungkeduaparadigmatersebutmasihterusberlangsung.Kalanganorganisasi nonpemerintah(ornop)menganggapbahwaairsudahseharusnyamenjadibagianhakasasimanusiadanmenjaditugas negarauntukmenyediakannya.Dengandemikian,segalaupayakomodifikasidanprivatisasiairseharusnyatidak diperbolehkan. KonferensiDublinmengenaiAirdanLingkunganditahun1992menyatakanbahwahakdasar(basicright)yangpertama bagi semua umat manusia adalah akses kepada air dan sanitasi dengan harga yang terjangkau (FAO, 1995). KomitePerserikatanBangsa-Bangsa(PBB)untukHak-hakEkonomi,Sosial,danBudayapadaNovembertahunlalu mendeklarasikanbahwaairadalahsebuahhakyanghakiki(fundamentalright).Komiteinijugamenyatakanbahwaair adalah harus diberlakukan sebagai barang sosial dan kultural, dan bukan komoditas ekonomi belaka. DALAMkonteks Indonesia,arahreformasiSDAdapatdilihatdariparadigmadominanyangmelandasinya.DalamRUU SDA,paradigmaairsebagaikomoditasekonomilebihdiutamakan.Walaupundinyatakanbahwapenguasaanairadadi tangannegaradanpengelolaanairharusmempertimbangkanfungsisosialdanlingkungan,RUUSDAinimembuka kesempatan yang sangat besar bagi upaya komersialisasi dan komodifikasi air. Indikasinya adalah kesempatan swasta untuk terlibat secara luas dalam pengusahaan air lewat pemberian hak guna usaha. Jikasebelumnyasektorswastahanyaterlibatpadapengusahaandanpengelolaanairminum,RUUSDAmemungkinkan peranswastapadaseluruhbidangperairan,daripenyediaanairbersih,airminum,hinggapemenuhanairbakuuntuk pertanian. PenjelasanpasalRUUSDAjugamenyatakanbahwauntukmeningkatkanefisiensidanperanmasyarakatdanswasta, pemerintah dapat menjalin kerja sama kemitraan dengan badan usaha dan perorangan dalam bentuk pembiayaan investasi pembangunanprasaranasumberdayaairmaupundalampenyediaanjasapelayananataupengoperasianprasarana pengairan.Bentuknya dapat berupa kontrak BOT,perusahaan patungan, kontrakpelayanan, kontrakmanajemen, kontrak konsesi, kontrak sewa, dan sebagainya. Implikasidaridominannyaperanswastaadalahdalamhalmenetapkanbiayapenyediaanairdanhargaair.Dari pengalamanselamaini,perusahaanswastaselalumenetapkanprinsippemulihanbiayapenuh(fullcostrecovery)untuk memaksimalkan profit dan mempercepat pengembalian modal. Prinsiptersebutpadapraktiknyabertentangandenganhakrakyatatasair,terlebihpadakelompokmasyarakatmiskin. Kelompok masyarakat miskin kota dan petani kecil adalah contoh kelompok-kelompok yang rentan terampas hak dasarnya atas air. Dominannya paradigma air sebagaikomoditas ekonomi dalam RUUSDA melahirkan sejumlah tantangan untuk memenuhi tujuanakhirdariprosesreformasiini,yaitupenyediaanairyangefisiendanberkeadilan(equitable).Sangatlahpenting memberiperlindunganterhadaphakatasairsebagaihakdasarumatmanusiadariupaya-upayakomersialisasiairyang berlebihan dan menjamin bahwa reformasi sumber daya air dapat memberikan kesempatan dan pelayanan yang lebih baik bagi kelompok miskin dengan harga yang terjangkau. Laporan Pemerintah Indonesia pada World Water Forum III di Kyoto, Jepang, menyatakan bahwa 80 persen populasi belum memilikiakseskepadaairyangmengalir(runningwater).Halinimenunjukkanbahwapemerintahsesungguhnyamasih memilikikewajibanyangbesaruntukmemenuhihakdasarrakyat Indonesia atasair.Namun,kenyataannya,untukdapat memenuhi kewajiban tersebut, diperlukan sumber dana yang besar untuk pembangunan infrastruktur pengairan, pemulihan, dan perawatan sumber daya air. Diperkirakan,pemerintahmembutuhkandanasebesarRp5,1triliunsetiaptahununtukmenyediakanairbersihbagi40 persenpopulasisampaitahun2015.Ditengahmasalahekonomi,penyediaandanatersebutmenjadikendalatersendiri bagi pemerintah. Keterlibatan sektor swasta dalamberinvestasi disektor inimungkin dapat menjadisalah satu solusi. Akantetapi, jikatidak diatur dengan hati-hati, dampaknya akan meningkatkan harga jual air yangjustru dapat membatasi dan mengurangi akses masyarakat atas air bersih dan sanitasi. UNTUKmengatasimasalahini,pemerintahperlumelakukanbeberapahal.Pertama,melakukanpengawasandankontrol yangketatterhadapbiayamodaldarisuatuinvestasiswastadalampengusahaansumberdayaairuntukmencegah pembebananharga/tarifyangberlebihankepadapublik.Kedua,perlumekanismesubsidiyangterarahyangmenutupi kesenjangan (gap) antara tingkat kemampuan membayar masyarakat dan harga penyediaan air yang wajar. Mekanisme ini dapat menjadi alat pemerataan keadilan jika dirancang secara baik dan tepat. Mekanismelainyangmenjaminhakdasarrakyatatasairdanperlindungandarieksploitasiyangberlebihanakibat ketidaksempurnaan pasar harus terus dielaborasi dan direalisasikan. Ketiga, mendorong otoritas-otoritas yang bertanggung jawabataspenyediaandanpengusahaanairuntukmenjalankansistemyangtransparan,bertanggungjawab,dan melibatkan partisipasi publik yang efektif guna menjamin check and balances. Tantanganlainnyaadalahbagaimanaagenda-agendareformasiSDAdapatdiarahkanpadaupaya-upayayang berwawasanlingkungandalamrangkamemenuhikebutuhankesehatanmasyarakatdanmenjaminketersediaanairbagi generasiyangakandatang.Prinsip-prinsipkonservasidanpemeliharaanharusmendapatkanprioritasutama.Prinsip pembuatpolusiharusmembayarmahal(polluterspayprinciple)harusditerapkansecarakonsistenuntukmencegah kerusakansumberdayaairyanglebihluas.Dilainpihak,masyarakatharusmulaibelajarmelakukanpenghematan penggunaan air sebagai wujud pengakuan hak orang lain atas air. Sejumlahtujuanyangdisebutkandiatastidakakandapat tercapaitanpa,pertama-tama, memilikistrukturmanajemenair yangbaikyangmemilikisumberdayamodaldanmanusiauntukmenjalankansistemyangefisien,efektif,danresponsif. Pemerintahmautidakmauharusmelakukaninvestasisumberdayamanusiadanfinansialdalamsistempengelolaanair yang dimiliki. Efisiensi dalamsistem pengelolaan sumber daya air tidak meluluharusdipaksakanpada bentukpengelolaan oleh swasta, sebagaimana yang dipromosikan oleh lembaga-lembaga keuanganmultilateral,khususnya BankDuniadanDana Moneter Internasional (IMF). Ada banyak contoh di mana pengelolaan sumber daya air berbasis kepemilikan dan manajemen publik berhasil baik. Sejumlah penelitian menyatakan bahwa utilitas air milik publik dapat bekerja dengan baik apabila utilitas itu dikelola dengan melibatkanperanyangaktifdankonstruktifdariserikatpekerja,transparan,danbertanggungjawabataskonsumenatau pengguna air serta manajemen yang otonom dan bebas dari interferensi politik. ReformasiSDAharusmampumempersiapkanaspekkelembagaandanperaturanyangdapatmenjadiplatformbersama bagi tujuan-tujuan di atas. Masalah Air dan Energi DPRDDesakPemkabPerbaikiSaluranIrigasiDebitairSungaiCimanukdiwilayahKab. Garut semakinmenyusut.Berdasarkanpenelusuran"PR" Selasa(1/8), sungaibesardiGarut itumasihtampakberair,hanyasaja,akibatkemarauyangberkepanjangan,semakinhari airnyatampaksemakinberkurang.Disejumlahtempatyangterlihatdisungaitersebut bahkanhanyabebatuanbaikyangberukurankecilmaupunbesar.Akibatmenyusutnyaair sungai Cimanuk tersebut, pesawahan yang biasanya menerima aliran air, kini kekeringan dan tidak lagi digarap petani. Sementaraitu,DPRDGarutmengharapkanPemerintahKabupaten(Pemkab)Garut memprioritaskan perbaikan saluran irigasi karena kondisi saluran irigasi di Kab. Garut hanya 50% saja dalam kondisi baik. Prioritas terhadap hal itu diperlukan agar ketika terjadi kemarau panjang,masyarakatGaruttidakkesulitanmemperolehair. "SayamerasakekeringanyangdialamiGarutbelakanganinikarenasaluranirigasidiGarut banyakyangrusakselainbelumbisamenyentuhseluruhwilayahpertanian.Karenaitulah, kamimengharapkan Pemkabmemprioritaskanhal itu,"kata anggota Fraksi Partai Persatuan Pembangunan Garut, Lucky Trenggana, Selasa (1/8). Iamengatakan,setelahpihaknyamelakukanevaluasiterhadapLaporanKeterangan Pertanggungjawaban(LKPJ)BupatiTahun2005diketahuibahwa50%saluranirigasidi Garutdalamkeadaan rusak, selebihnya rusakberat. Selainitudiketahuipulabahwapemkab sudah melakukan perbaikan pada sektor tersebut. Sayangnya,katanya,pemkabbelummemberikanprioritaspenuhterhadapperbaikanirigasi. Padahal, tingkat kebutuhan air irigasi bagi masyarakat Garut sangat tinggi, karena 80% warga Garutpadaumumnyasebagaimasyarakatpetanisehinggaairdianggapsebagaikebutuhan primer. "Jikatidakadaprioritas,sayakhawatirmasyarakatpetaniGarutakanselalumerasakan dampak yang tidak menguntungkan jika kemarau berkepanjangan seperti sekarang," katanya. Selainitu,Luckyjugamemintapemkabmenyampaikandatasoalarealpesawahanyang sampaisekarangbelumtersentuhirigasi.Dataitudibutuhkan,agarbisasegeramenghitung berapa irigasi yang dibutuhkan atau perlu segera dibangun di Garut. BAB III Penutup Kesimpulan Dariteorikesetimbanganinicurahhujanyangjatuhdisawah(Reff)bukan70% sepertipadametodakonvensional.Akantetapibesarnyajadibervariasisesuai dengankondisidilapangandanairyangdibutuhkanuntuksawahsetelahteijadi infiltrasidangenangan,sehinggadaribasilperhitungannyaReff inidapat diklasifikasikan sesuai dengan curah hujannya. Secaragarisbesardarikajianinidapadisimpulkanbahwaperhitungankebutuhan airdenganmetodekeseimbanganairlebihefisiendenganhasilyanglebihoptimal bila dibandingkan dengan metode konvensional. Ini juga sangat cocok dilaksanakan padaDILeuwiGoongmengingatkondisialamnyayangmempunyaiperbedaan tinggicurahhujanyangsangatjauhantaramusimbujandanmusimkemarau. Kebutuhan airdenganmetodekonvensional1.95 I/dt/hasedangkandengaumetode keseimbangan 1.06 lt/dt/ha sehingga dari hasil simulasi untuk Intensitas tanam yang dihasilkan dengan metoda kesetimbangan lebih besar daripada metoda konvensional yaitudiperolehintensitastanamyangmempunyailuas6771hayaitu278,17%, angka ini jauh lebih besar dibandingkan dengan intensitas tanamnya dengan metoda konvensional dari luas 5271 ha yaitu 215 %. Karena perbedaan luasnya yang cukup tinggimencapai1500hamemungkinkansekitar20arealiragasitadahhujan menjadi areal irigasi teknis. SARAN Sebagaisarandarikesimpulanyangdiambilmengenaipesmilihanbesarintensitastanamagarkajian dilanjutkan, lebih menguntungkan mana areal yang lebih besar atau intensitas tanam yang lebih besar, ditinjau dari segi ekonomi. DAFTAR PUSTAKA Sumber pengambilan dokumen : Tesis Magister Program Studi Teknik Sipil Bidang Khusus Pengembangan Sumber Daya Air 20062889 Abstrak : .(Sumber: ://www.limnologi.lipi.go.id) ll\l^lll^\ ^. l=f=v !=k=uz 1fm 1v1z=1 d1 Tudu1= mvv,=k=u =z1=u d=v1 1fm kh1dv,=u 1=! m=v=v=k=f v=uz vkv, fv= kv=d==uuv=. l=v1 11 k}=v=h=u. 1fm 1v1z=1 d1 Tudu1= vd=h =d= }=k =m=u kv=}==u !vm ,u}=}=h=u !=ud= d=f=uz. h1uzz= kf1k= =d= ,1h=k,1h=k v=uz mm1=v=k=u k1}=k=u 1fm 1v1z=1. 1=,=,vu ,1h=k fvvf. ,v!v !=!v v,1}=k ,=d= v=!1f= 1fm 1v1z=1 v=uz f!=h =d=. !h k=vu=uv= =z=1 =z1=u d=v1 v=fv 1fm 1=!. 1fm 1v1z=1 mvv,=k=u v=fv v=!1f= d=v1 z=vuz=u d=v1 v=z=1 =,k ,uzf=hv=u d=u ku=uz=u. 1fm 1v1z=1 f1d=k d=,=f h=uv= d1fufvk=u h=uv= !h =kfv ,h11k =f=v =vf=k kv=d==u =1v d=u !=h=u) =}=. z1fv ,v!= 1fm 1v1z=1 f1d=k vkv, h=uv= d1fufvk=u !h =kfv k!m=z==u =}=. ^f=v ,=d= 11 !=1u. 1fm 1v1z=1 f1d=k d=,=f h=uv= d1fufvk=u !h =kfv fku1k ,uz=fvv=u =1v =f=v vk f=u=m m=f=. 1fm 1v1z=1 mvv,=k=u =,k vufvk mudvkvuz h1dv, m=v=v=k=f v=uz mm1!1h kmd1f1 v= =z=1 =h=u m=k=u=u ,kk vufvk kh1dv,=umvk=h=v1h=v1. !h k=vu=uv= d=!=m d1v1 1fm 1v1z=1 !=!v fvd=,=f z=vuz=u d=v1 v=z=1 =kfv. v=1fv =kfv ,h11k =vf=k). =kfv 1=! m=v=v=k=f. d=u =kfv fku!z1 ,uz=fvv=u =1v d=u k f=u=m. Y=uz ,=d= =kh1vuv= =kfv=kfv fvvf =uz=f d1,uz=vvh1 !h k=,=1f= m=v=v=k=f fm,=f. !=kv vvk ,uzzvu= d=u ,uz!!=. d=!=m mm,v!=kvk=u 1fm 1v1z=1 v=uz =d=. luz=u ,m=h=m=u fvvf m=k= =k=u d=,=f mm=udv k1f= vufvk mm=uzvu ,m=h=m=u. =h= v,=v= vufvk mu1uzk=fk=u kf1v1f= ,m=uzvu=u d=u ,uz!!==u 1fm 1vz=1 h=vv v=1 ,=d= v=z=1 =kfv d1 =f. z1fv }vz= d=!=m mm=h= ,m=z1=u ,v=u v! h=v1uz ) d=!=m ,m=uzvu=u d=u ,uz!!==u 1fm 1v1z=1 ,=vf11,=f1. mv= ,1h=k ,v!v mm=uzvu k,=h=m=u v=m=. =h= ,m=z1=u ,v=u fvvf ,v!v !=!v d1=v=hk=u d=u vmv=v= ,=d= v,=v= ,u1uzk=f=u k=,=1f= m=v=v=k=f d=!=m ufvk ,mvd=v==u m=v=v=k=f. l=!=m ll \. /?994 fuf=uz vmvd=v= ^1v. d=!=m = TT mv!=1 ,==! 1` =m,=1 duz=u ,==! 19 f!=h muz=fvv u=uz d=u f=uzzvuz }== d=v1 ,mv1uf=h. ,mv1uf=h d=v=h. d=u ,mv1uf=h d=. d=uzk=u d=!=m h=! ,uzm=uz=u d=u ,uz!!==u 1fm 1v1z=1 1v1z=1. =v= khvv ,=d= ll fvvf d1=fvv d=!=m ,==! 41. =v=f ?). v=uz d1 ,u}!==u d1vv=1k=u =h= d=v=h 1v1z=1 duz=u !v= kvv=uz d=v1 1999 hkf=v.d=u =d= d=!=m =fv 1!=v=h k=v,=fu/kf= mu}=d1 ku=uz=u d=u f=uzzvuz }== ,mv1uf=h k=v,=fu/kf=: d=v=h 1v1z=1 duz=u !v= =v=! 1999 `999 hkf=v =f=v d=v=h 1v1z=1 duz=u !v= =v=! kvv=uz d=v1 1999 hkf=v d=u !1uf= 1!=v=h k=v,=fu/kf= mu}=d1 ku=uz=u d=u f=uzzvuz }== ,mv1uf=h ,vv1u1: d=u d=v=h 1v1z=1 d=uz=u !v= =v=! !1h d=v1 `999 hkf=v. =f=v d=v=h 1v1z=1 v=uz !1uf= ,vv1u1. d=u d=v=h 1v1z=1 fv=fz1 u=1u=! vf= !1uf= uz=v= mu}=d1 ku=uz=u d=u f=uzzvuz }== ,mv1uf=h. !=u}vfuv= d=!=m lv=fvv=u lmv1uf=h \. ?9/?99fuf=uz Tv1z=1 d=!=m ,==! 4. =v=f ?). muvvfk=u =h=,uzm=uz=u d=u ,uz!!==u 1fm 1v1z=1 d1!uzz=v=k=u =v= ,=vf11,=f1. fv,=dv. v===u !1uzkvuz=u h1dv,. fv=u,=v=u. =kvuf=!. d=u vk=d1!=u. v=,= vzv!=1 v=uz d1vfk=u d1 =f= mvv,=k=u =v=u d==v. h1uzz= ,mv1uf=h muzm=uzk=u ,vzv=m k1v1z=1=u v=uz d1vf lm=uzvu=u d=u luz!!==u 1fm Tv1z=1 l=vf11,=f1/llTl. ^k=u ff=,1 d=v1 l=,v=u K=}1=u lm=uz1=u lvv=u d=!=m llTl d=v1 ^lll\^ ^uuvmv. ?99) d=u lm=v=u K,=k=f=u R=,=f lm=z1=u lv=u ,!=k=u==u ,vzv=m llTl. f=uzz=! ?1 1vu1 ?99. f=m,=k fvvv=f =h= ,m=z1=u ,v=u v=uz d1=fvv h=uv= =uf=v 1uf=u1 ,mv1uf=h v=uz fv!1=f d=!=m ,uzm=uz=u d=u ,uz!!==u 1v1z=1. d=uzk=u ,v=u =z1 m=v=v=k=f ,f=u1 =m= k=!1 f1d=k d1vfk=u. Tvu1uv= k1}=k=u k1v1z=1=u v=1 ll \. ?9/?99 }vfvv d1vf =z=1 =kf1v1f= lm=uzvu=u d=u luz!!==u 1fm Tv1z=1 l=vf11,=f1.

.K\ll MlTll lll^K^\^^\ l=!=m v=h \z=v=. vvv=u ,mv1uf=h=u fv=z1 =f= dv= k!m,k =v 1) vvv=u v=uz f1d=k mvuzk1u d1dufv=!1=1k=u. v=uz mvf!=k mu}=d1 u=uz lmv1uf=h ,v=f): d=u ?) vvv=u v=uz d=,=f d1dufv=!1=1k=u v=uz f1d=k kk!v1 mu}=d1 u=uz d=v=h fum 1u- ?99). l=!=m k!m,k ,vf=m=. lmv1uf=h d=,=f m!=kvk=u ud1v1 =v= ufv=!1=1 mvvu1 d=u =f=v duz=u ,uzm=uz=u dkuufv=1 duz=u mum,=fk=u 1uf=u1 vvf1k=!uv= d1 d=v=h 1!d =dm1u1fv=f1u). l=!=m ,v=kfk Tudu1=. vvv=u d=!=m k!m,k ,vf=m= }vz= d=,=f d1!=kvk=u duz=u m!=kvk=u fvz= ,m=ufv=u k,=d= d=v=h fum. K!m,k vvv=u kdv= =d=!=h vvv=u v=uz d=,=f d1dufv=!1=1k=u. l=!=m vvv=u ,vf1 1u1. lmv1uf=h m=1h mm1!1k1 ,v=u. !h k=vu= 1fv fvk=udvuz !mu ufv=!1=1 ,v!= =z=1m=u= d1kf=hv1 =h= dufv=!1=1 !=!v vf=!1=u duz=u ufv=!1=1 d=!=m vz=u1=1 hvd- 199). lv=u ,mv1uf=h v=uz m=1h =d= fvvf d=,=f d1!=kvk=u duz=u =v= v=uz =m= duz=u k!m,k vvv=u ,vf=m=. luz=u dm1k1=u. fv}=d1 ,v,=dv=u ufv=!1=1 d=u dufv=!1=1 d=!=m k!m,k vvv=u kdv=. 1fvmv=uz ?99) muvvf vvv=u ,vf1 1u1 =z=1 vvv=u v=uz v1=f kukvvu. lvv=u 1v1z=1 fvm=vk vvv=u v=uz v1=f kukvvu. T1 m=k=!=h 1u1 =d=!=h ,m=z1=u vvv=u d=!=m 1v1z=1 d1 Tudu1= m=1h v==k=u ,=d= =fv ku, dufv=!1=1 v=uz f1d=k vfvh. lvv=u fvvf d1d1fv1v1k=u h=uv= duz=u ku, dufv=!1=1 fvv1fv1=!. muf=v= d=!=m kud11 m,1v1k. ,fu1 d=u kvfvh=u =k=u ,uzm=uz=u dufv=!1=1 vuz1u=! mud=k v=1 k=v=kfv vvv=u fvvf. M=k=!=h 1u1 =k=u m=m=h= ,v=!=u fvvf.

TT. llM^^^\

^. llMlRl^Y^^\ M^Y^R^K^T l^l^M llTl l,=v= vufvk mm=uzvu k,=k=f=u d=!=m ,m=z1=u ,v=u.vvv=u =uf=v v=z=1 1uf=u1 ,mv1uf=h d=!=m ,!=k=u==u llTl mvv,=k=u v,=v= v=uz =1k =z=1 =!=h =fv v,=v= d=!=m muzm=uzk=u kv}= v=uz kvd1u=f1 d=!=m ,uzm=uz=u d=u ,uz!!==u 1v1z=1. ludk=f=u 1u1 d=,=f d1}=d1k=u fv=u d=!=m muz=f=1 k!m=h=u d=!=m kvd1u=1 d1 f1uzk=f ,mv1uf=h v=uz !=m= 1u1 v1uz mu}=d1 ,uv= kz=z=!=u v=fv ,vzv=m =f=v ,vvk ,mv1uf=h. ^k=u ff=,1 v,=v= 1u1 ,v!v d1}=d1k=u mmufvm =z1 mv= ,1h=k v=uz fvk=1f d=!=m ,m=h==uv! h=v1uz ,!=k=u==u llTl. =h= d=!=m mm=z1 ,v=u d=u vvv=u k1v1z=1=u f1d=k h=uv= mu}=d1 vvv=u ,mv1uf=h d=u ,mv1uf=h d=v=h. ^k=u ff=,1 vz=u1=1 ,f=u1 =v= !z=! d=u =v= =kfv=! hvv d1v1 ,v=u/vvv=u v=1 duz=u f1uzk=f km=m,v=uv=. !h k=vu= 1fv ,mv1uf=h ,v!v mum,=fk=u,mvd=v==u m=v=v=k=f =z=1 ,=v=d1zm= ,udk=f=u ,m=uzvu=u d=!=m ,!=k=u==u llTl. ^,=!=z1 ,vzv=m k1v1z=1=u 1u1 }vz= muzzvu=k=u fm=,=vf11,=f1f1. h1uzz= =uz=f =}=v }1k= f1=, f=h=, ,!=k=u==u kz1=f=u ,mv1uf=h m=m,v mmv1 vv=uz ,=vf11,=1 vz=u1=1 ,f=u1. =!=h =fv v=h= v=uz fvk=1f duz=u ,m=h==u ,m=z1=u vvv=u 1u1 v=1fv mum,=fk=u vz=u1=1 ,f=u1 v=uz mm,vuv=1 ,v=u d=u vvv=u v=uz d=!=m 1m,!muf=1uv= }vz= d1dvkvuz !h ,m1=v==u d=v1 ,mv1uf=h. d=!=m muz1m,!muf=1k=u ,v=u/vvv=u fvvf. vd=h =uv=k ,uz=!=m=u d=u ,!=}=v=u =z=1m=u= }1k= kz1=f=u k1v1z=1=u f1d=k mum,=fk=u vz=u1=1 ,f=u1 =z=1 vvk. M=k= kz=z=!=u ,vzv=m d=u kv!=u}vf=u ,vzv=m mu}=d1 ,v=!=u kf1k= kz1=f=u m=1h v}=!=. =,=!=z1 kf1k= ,vzv=m vd=h !=1. !h k=vu= 1fv. =d= dv= h=! v=uz ,v!v zv= mv,11 vz=u1=1 ,f=u1 d=!=m 1m,!muf=1 llTl v=1fv,vf=m=. ,mv1uf=h mm=vkk=u 1uf1fv1 vz=u1=1 ,f=u1 l`^/l`^/Tl`^) =z=1 ,1h=k v=uz mm1!1k1 ,v=u/vvv=u vk=u u=uz d=!=m ,!=k=u==u llTl: d=u kdv=. ,mv1uf=h }vz= muz=!k=1k=u d=u= =f=v =uzz=v=u =z1 vz=u1=1 ,f=u1 l`^/l`^/Tl`^) vufvk mu}=!=uk=u ,v=u =f=v vvv=u v=uz d1v1k=u k,=d= vz=u1=1 ,f=u1. ludk=f=u ,mvd=v==u m=v=v=k=f 1u1 mvv,=k=u v,=v= uv=f= mum,=fk=u vz=u1=1 ,f=u1 =z=1 vvk ,m=uzvu=u ,=d= f1uzk=f fvfufv ll`l. ?991).ufvk ,mvd=v==u 1u1 vd=h d1!=kvk=u d1 v=,= ,vvk ,mv1uf=h v=uz =d= d=!=m lvzv=m \=1u=! lmvd=v==u M=v=v=k=f/l\lM. lmvd=v==u m=v=v=k=f mvv,=k=u vvh =f=v uv== d=!=m ,!=k=u==u llTl. !h k=vu=uv= vd=h h=vvuv= f1=, }u1 kz1=f=u v=uz d11m,!muf=1k=u !=!v vv1uf=1 k,=d= h=1! v=uz mmvd=v=k=u m=v=v=k=f. vk=u =!1kuv= =h= f1=, }u1 kz1=f=u d=!=m llTl h=uv= vufvk, mvd=v==u1vkv=1 ,mv1uf=h.

.vmvd=v= ^1v Tv1z=1)- lk=!1f= d=u =fv K=fv=u lv=!=u =1v 1v1z=1 v=uz vmvmuv= muv=uzkvf k!=uzk==u =1v d1 v=z=1 uz=v= vkm=uz f!=h d1=kv1 !h =!fh d=u l1u=v ?99) v=uz muv=f=k=u =h= k!=uzk==u =1v v=uz 1= vd1mu1 kv=uf1f=f1 m=v,vu kv=!1f=f1 d1=k=u !h m=u=}mu ,uz!!==u) v=uz !m=h. l1fv!1k=u !h kdv= ,=k=v fvvf =z=1 v1kvf- ^!fhvzh fh u=fvv =ud vv1fv =fv ,v!m =v d1vuf vm vufvv f vufvv. u =,f 1 mmu f mf vufv1: =fv =v1fvhfhv (v=uf1f=f1v. (v=!1f=f1v. v fhv1z1u=f mv vm 1u11uf v =ud ,v m=u=zmuf fh=u =uv v=! ,hv1=! !1m1f u v,,!v =vzmuf=f1u. l1=m,=1k=u ,=d= ==v= lk=k=vv= lm=z1=u lvv=u d=!=m luzm=uz=u d=u luz!!==u 1fm Tv1z=1 R! h=v1uz) d1 f! l=fv=}== m=v=uz. 1vu1 ?99 v=uz d1!uzz=v=k=u !h ^lll\^RT. l1kf=hv1 =h= ,uz!!==u =1v 1v1z=1 d1dvuz !h =d=uv= vmvd=v= =1v v=uz fvd1=. vmvd=v= =1v 1v1z=1 1u1 mm1!1k1 }u}=uz mv!=1 d=v1 }u}=uz f1uzk=f=u) ,v1mv. kvudv. fv1v =m,=1 kv=vfv. 1u}=uz}u}=uz fvvf mvv,=k=u }=!1u=u 1fm1k v=uz fv,=dv kv=d==uv=. 1fm 1v1z=1 ud1v1 mvv,=k=u 1fm ,uvd1==u d=u ,uz=fvv=u =1v vufvk ,vf=u1=u. vmv 1v1z=1 1u1 1= d=v1 =1v ,vmvk==u =f=v d=v1 =1v f=u=h Kd=f1. Rvf. 1.. d=u }=v1. Rf=m.- ?99). !h k=vu= 1fv. ,uz!!==u 1v1z=1 h=kk=fuv= =d=!=h v=h 1fm v=uz f1d=k d=,=f d1,1=h,1=hk=u =fv =m= !=1uuv= muvvvf }u}=uz d=v=h 1v1z=1. m=k1u f1uzz1 }u}=uzuv=. m=k1u !v= }=uzk=v=uuv= d=u m=k1u !v= ,v!= v=z=1 ,1h=k v=uz vk,uf1uz=u fvh=d=, kv=d==u vmvd=v= =1v v=uz =d= d1 =u=. v1kvf =d=!=h 1!vfv=1 vvv1d1k1 1fm 1v1z=1 d=!=m v=h l=v=h ^!1v=u vuz=1 l^)- luz=u dm1k1=u. 1fm 1v1z=1 fvd1v1 =f= vmv =1v. =uzvu=u ,uz=m1!=u 1uf=k). =!vv=u ,v1mv. =!vv=u kvudv. =!vv=u fv1v. =!vv=u kv=vfv d=u =!vv=u ,mv=uz 11d..). 1fm fvvf v=d= d=!=m =fv fv1fv1 fvfufv d=!=m v=h 1!=v=h uz=v=. ^uf=v= }u}=uz v=uz =fv duz=u v=uz !=1u. duz=u dm1k1=u vuzzvhuv= v!1f d1,1=h,1=hk=u. l1vfvhk=u =fv m=u=}mu v=uz kv=f fv1ufzv=1. 11k= =}= ,u}u}=uz=u fvvf v=uz fv}=d1 =d= d1 d=!=m =fv 1!=v=h =dm1u1fv=1 ,mv1uf=h=u fvfufv. mvuzk1u 1u1 d=,=f d1 =ff=h d=!=m 1fm ,mv1uf=h=uuv=. l=1u h=!uv= }1k= 1fm fvvf f!=h m!1=f1 =f==f= =dm1u1fv=1 ,mv1uf=h=u fvfufv. fufv =uz=f v!1f d1=ff=h d=!=m 1fm ,mv1uf=h=uuv= k=vu= mmvfvhk=u ,v=u ,mv1uf=h=u v=uz v1uzzvuz=u.

.lvuz1lvuz1 d=!=m 1fm Tv1z=1 !=m= 1u1 vvv=u 1v1z=1 d=!=m kufk ,mv1uf=h=u muzzvu=k=u d==v f1uzk=f=u d=v=h 1v1z=1 =z=1 =v= vufvk mud1fv1v1k=u vvv=uvvv=u fvvf d=v1 v=z=1 }u}=uz f1uzk=f=u) lmv1uf=h=u d=v1 vdvf ,=ud=uz fv1fv1=! m=f=. !h k=vu= ,mv1uf=h=u fv1fv1=! fvvvu =f= lmv1uf=h lv=f. lvv1u1. d=u k=v,=fu/ Kf= =hk=u h1uzz= k=f=m=u d=u l=/ k!vv=h=u =f=v v=uz }u1uv=. m=k= d1fv1v1uv= ,vu v}u}=uz duz=u v=ud=v ,=d= k=v=kfv }u}=uz ,mv1uf=h=u fvvf. l=!=m ,v=kfk. vmvmuv= v!1f fv}=d1 ,!= v=uz 1mfv1k =uf=v= k=v=kfv h1dv!z1 d=u k=v=kfv vvu=u fv1fv1=! ,mv1uf=h=u fvvf. \=mvu. d=,=f d1z=m=vk=u =h= vvv=uvvv=u d=!=m 1d=uz 1v1z=1 v=uz fv=fz1 d1m1!1k1 !h lmv1uf=h. lmv1uf=h ff=, mu}=d1 ,1h=k v=uz mm1!1k1 f=uzzvuz}== =kh1v d=!=m ,uz!!==u 1v1z=1 1u1. lufvk 1fv. !=!v =d= vvv=u d=!=m 1d=uz 1v1z=1 1u1 v=uz d1km=uzk=u =v= ufv=!1f1k. Kmvd1=u. ,mv1uf=h lvv1u1 =k=u vzv=d=1 d1 ==h lmv1uf=h d=u fvvuv= d1 }u}=uz f1uzk=f=u) K=v,=fu/ Kf= muz!!= l=v=h 1v1z=1 lv1mv d=u kvudv =f= d=!=m !1uzkv, fv1fv1uv=. 11k= fvd=,=f d=v=h 1v1z=1 v=uz m!1h1 }=uzk=v=u K=v,=fu/ kf=. m=k= d1=m1! =!1h !h ,vv1u1. Muvvvf 1fvmv=uz ?99?) h=! 1u1 v=uz d1vf =z=1 kv1fv1= kfvu=!1f= d=u =kvuf=1!1f= d=!=m d1fv1v1 vvv=u ,mv1uf=h=u. Ml=u muv=f=k=u =h= dufv=!1=1 d=!=m ,uz!!==u vvv=u 1v1z=1 vk=u =}= k,=d= ,mv1uf=h d=v=h vd==vk=u dufv=!1=1 fv1fv1=! m=f=). m!=1uk=u d=,=f ,v!= k,=d= k!m,k ,uzzvu=. l1fv!1k=u !h Ml=u =z=1 v1kvf- T 1m,vf=uf !v! dv!vf1u h=v v!vd 1u =fv vv1 m=u=zmuf: dv!vf1u f !=! zvvumuf. =ud dv!vf1u f mmvu1fv =d vv zvv,. Th !=fv 1 mv mmu =ud. d,ud1uz u fh vufvv. 1 fu 1uv,v=fd 1uf fh 1vf fv,. Mk1,vu Ml=u muv=f=k=u =h= vmvmuv= v=uz d1!=kvk=u d1 v=z=1 uz=v= fvvf=m= uz=v= vkm=uz duz=u muv=fvk=u kdv= =v= dv!v1 fvvf k d=!=m 1fm v=uz ,vf=m=. d=v1 ,ud=,=f fvvf u=vuv= d=,=f d1!=kvk=u =v= fv,1=h- v=uz ,vf=m= dufv=!1=1 fv1fv1=!. v=uz kdv= =d=!=h dufv=!1=1 vuz1u=!. l=k=v fvvf mu=m=hk=u ,u}!==uuv= =z=1 v1kvf- Th u ,vh f=vd ,=vf11,=fvv m=u=zmuf ,v h= u=!d dufv=!1=f1u f vv zvv,. Th zvv, m,v1 fh 1ufudd u11=v1. h 1zh =!! fhu1=!!v =1! ,f1u. u1dv =,1f=! =ud vvvvuf f 1m,!1=f1u. m=k h1. =ud fhu m=u=z vfm. Th =,,v=h ,=v d1v1dud v fh zvvumuf =ud mmvu1f1: mmvu1f1 zf h=f fhv ud. =ud zvvumuf =v v!1vd !uz fvm ,v=f1u =ud m=1ufu=u M) vvdu. lv zvv, =v mmu f 1vv1z=f1u =ud vvv=! =fv v,,!v =ud =u1f=f1u. uv=!!v fhv =v vvvd f = =fv vv =1=f1u "l^) 1u fh vmv =ud =fv =ud =u1f=f1u mm1ff ") 1u fh !=ff. lud=,=f Ml=u d1 =f= d=,=f d1=v=hk=u ,v!= k,=d= dufv=!1=1 vuz1u=! }1k= vz=u1=1 "l^ =f=v " mud=,=fk=u ,!1m,=h=u u=uz =v= !=uzvuz d=v1 lmv1uf=h. vk=u kd=v d=v1 ,mv1uf=h d=v=h. Ml=u mv1u1 d=!=m v=h f=! kmvuzk1u=u v1u1=u d1fv1v1 f=uzzvuz}== =uf=v= "l^ d=u !m=z= lmv1uf=h d=!=m md! mv!=1 d=v1 ,uvhuv= d1f=uz=u1 !h =zu1 lmv1uf=h =m,=1 ,uvhuv= d1k!!= !h =1=1 ,uzzvu= =1v. vz=u1=1 ,uz!!==u 1v1z=1 d=,=f fum ,uvh }1k= ,=d= md! ku=m v=ku1"l^/" v!! ufv! d1m=u= =kf1v1f= ,uvhuv= d1!=kvk=u vz=u1=1 fvvf. \=mvu. !vm ,uvhuv= =,=k=h =d= d=!=m k=fzv1 dufv=!1=1 vuz1u=! =f=v dufv=!1=1 fv1fv1=! v=uz =uz=f d1fufvk=u !h ,mv1 u=uz. 11k= ,mv1uf=h =v= !=uzvuz. m=k= dufv=!1=1 vuz1u=! v=uz d1!=kvk=u.

TTT. ll\lTll

MlM^\l\ KMTTMl\ lR^M^ lk=k=vv= muzk=}1 v!=uz ,m=z1=u vvv=u d=!=m llTl v=uz k=v=uz d=uz d1!==u=k=u mvv,=k=u mmufvm =z1 mv= ,1h=k d=v1 vuvv ,mv1uf=h vufvk mm=uzvu k,=h=m=u d1=uf=v= 1uf=u1 ,mv1uf=h v=uz fv!1=f. !h k=vu= 1fv d1h=v=,k=u ,=v= ,1h=k ,vf1 l,=vfmu lkv}==u lmvm. l,=vfmu lvf=u1=u. d=u l,=vfmu l=!=m \zv1 d=!=m mm=uzvu vvmv=u ,m=uz1=u ,v=u/vvv=u f1d=k h=uv= fv,=kv ,=d=fv z= ,kk d=u vuz1 m=1uzm=1uz. =k=u ff=,1 m=m,v mm=uzvu ,m=h=m=u v=m= v=uz v1m,!1k=1 ,=d= ,mvd=v==u m=v=v=k=f ,f=u1.l=!1uz f1d=k =d= f1z= =kfv vf=m= d=!=m mm=uzvu kf1v1f= ,m=z1=u ,v=u/vvv=u d=!=m llTl v=1fv,v f=m= ,m=z1=u ,v=u h=vv m=m,v mu1uzk=fk=u kvd1u=1 kv}= =uf=v 1uf=u1 ,mv1uf=h d=u ,mv1uf=h d=v=h v=uz fv!1=f =1k d=!=m kz1=f=u ,vu=u==u. m1=!uv= muvvvu ^"l. =f=v d=!=m ,!=k=u==u kz1=f=u:kdv=. 1m,!muf=1 ,m=z1=u ,v=u !h 1uf=u1 ,mv1uf=h m=u=,vu h=vv m=m,v mmv1k=u =k ,=vf11,=1 vz=u1=1 ,f=u1 l`^/l`^. Tl`^ ,=d= f1=, f=h=, ,!=k=u==u llTl: d=uk f1z=. vh=1! d1,=k=f1uv= !h ,mv1uf=h vufvk mmv1k=u ,v=u/vvv=u d=u =!k=1 =uzz=v=u =z1 l`^/l`^/Tl`^ d=!=m ,!=k=u==u llTl. vd=h ==fuv= mv= 1uf=u1 ,mv1uf=h d=u ,mv1uf=h d=v=h v=uz fv!1=f d=!=m 1m,!muf=1 llTl 1u1 mm=uzvu km1fmu =vv d=!=m muz1m,!muf=1k=u ,udk=f=u ,=vf11,=1 d=u d=!=m ,mvd=v==u m=v=v=k=f ,f=u1 d=!=m ,uzm=uz=u d=u ,uz!!==u 1v1z=1. h1uzz= k1f= mv= d1h=v=,k=u d=,=f mu}== =uzz=,=u 1u1 m=v=v=k=f !v=. =h= duz=u llTl 1u1 vk=u mvv,=k=u =z1=u d=v1 ku=v1 v=uz h=uv= =k=ummvd=v=k=u 1vkv=1 ,mv1uf=h duz=u =}v =vv llTl. ff=,1 =v= uv=f= =h= ,vzv=m 1u1 =z=1 vh1! vufvk mmvd=v=k=u ,f=u1 d=!=m ,uzm=uz=u d=u ,uz!!==u 1fm 1v1z=1 d1 Tudu1=. vufvk ==f k=v=uz d=u m== d,=u.

l^lT^R llT^K^ Atmanto, Sudar Dwi (Edit). Kebijakan Setengah Hati Dalam Mewujudkan Kesejahteraan dan Kemandirian Petani. PSDAL-LP3ES. 2004.

Anonymous. Transparansi Pembangunan. Beberapa Pengalaman Program Pengembangan Kecamatan. Pengalaman Media Masa Dalam Pemantauan.. CESDA-LP3ES. 2001.

Ostrom V. Policentricity and Local Public Economic. The University of Michigan Press. Ann-Arbor. 1999.

Pasandaran, Effendi. Pembangunan Irigasi Masa Depan. Pendekatan Arus Balik Dalam Pengelolaan Irigasi. Paper untuk Bahan Sarasehan di Jaringan Komunikasi Irigasi Indonesia JKI-Indonesia). 2006.

Rahardjo, M. Dawam. Pembangunan Sektor Pertanian di Indonesia. Dari Zaman Revolosi sampai dengan Orde Baru. Prisma-LP3ES, No.8/Tahun 1989. 1989. =fzv1- lvf=u1=u