14
SISTEM MOTORIK Sindrom Lower Motor Neuron, gejala : a. lumpuh (flaccid/tdk tdp tahanan sama sekali) b. atoni (hilangnya tonus/ kekuatan otot), c. atrofi ( hilangnya/mengecilnya btk otot), d. arefleksi (tdk adanya reflex). e. fasikulasi, f. reflek fisiologis , g. reflek patologis (-), h. perubahan 2 pd enzim 2 otot, EMG & biopsi otot Sindrom Upper Motor Neuron, gejala : a. lumpuh (spastik/ kaku/ tahanan meningkat) b. hipertonia (keadaan tonus otot yang meninggi dpt bersifat spatik/ rigid) c. atrofi (-) d. hiperrefleksi, e. klonus (kontraksi & relaksasi otot bergantian dgn cepat) f. refleks patologis (reflek abnormal) g. reflek fisiologis h. tdk ada kelainan pd enzim 2 otot, EMG & biopsi otot Kelumpuhan bukanlah merupakan kelainan yang harus ada pada tiap gangguan gerak. Pada gangguan gerak oleh kelainan di sistem ekstrapiramidal dan serebelar, kita tidak mendapatkan kelumpuhan Gangguan yg ditimbulkan sistem ekstrapiramidal a. gangguan pada tonus otot, b. gerakan otot abnormal yg tdk dpt dikendalikan, c. gangguan pada kelancaran gerakan otot volunter d. gangguan gerak-otot asosiatif. Gangguan yg ditimbulkan serebelum : a. gangguan sikap dan tonus, b. ataksia/ ggg koordinasi gerakan c. dismetria/ grkn yg tdk mampu dihentikan tepat pd waktunya/ tepat pd tmpt yg dituju d. tremor intensi. tremor yg timbul wkt melakukan grkn volunter & mjd lebih nyata ketika gerakan hampir mencapai tujuannya, Tiga fx penting dr serebelum a/ keseimbangan pengatur tonus otot & pengelola serta pengkoordinasi gerakan volunter. PEMERIKSAAN SISTEM MOTORIK 1. INPEKSI Diperhatikan sikap, bentuk, ukuran & tdp gerakan abnormal yg tdk dpt dikendalikan. Sikap Perhatikan, bagaimana sikap pasien waktu berdiri, duduk, berbaring, bergerak dan berjalan.

Sistem Motorik (pemeriksaan)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pmeriksaan neurologis

Citation preview

Page 1: Sistem Motorik (pemeriksaan)

SISTEM MOTORIKSindrom Lower Motor Neuron, gejala : a. lumpuh (flaccid/tdk tdp tahanan sama

sekali)b. atoni (hilangnya tonus/ kekuatan otot),c. atrofi ( hilangnya/mengecilnya btk otot),d. arefleksi (tdk adanya reflex).e. fasikulasi,f. reflek fisiologis ,g. reflek patologis (-), h. perubahan2 pd enzim2 otot, EMG & biopsi

otot

Sindrom Upper Motor Neuron, gejala : a. lumpuh (spastik/ kaku/ tahanan

meningkat)b. hipertonia (keadaan tonus otot yang

meninggi dpt bersifat spatik/ rigid)c. atrofi (-)d. hiperrefleksi, e. klonus (kontraksi & relaksasi otot

bergantian dgn cepat)f. refleks patologis (reflek abnormal)g. reflek fisiologis h. tdk ada kelainan pd enzim2 otot, EMG &

biopsi otot

Kelumpuhan bukanlah merupakan kelainan yang harus ada pada tiap gangguan gerak. Pada gangguan gerak oleh kelainan di sistem ekstrapiramidal dan serebelar, kita tidak mendapatkan kelumpuhan

Gangguan yg ditimbulkan sistem ekstrapiramidal a. gangguan pada tonus otot, b. gerakan otot abnormal yg tdk dpt dikendalikan, c. gangguan pada kelancaran gerakan otot volunter d. gangguan gerak-otot asosiatif.

Gangguan yg ditimbulkan serebelum :

a. gangguan sikap dan tonus,

b. ataksia/ ggg koordinasi gerakan

c. dismetria/ grkn yg tdk mampu dihentikan tepat pd waktunya/ tepat pd tmpt yg dituju

d. tremor intensi. tremor yg timbul wkt melakukan grkn volunter & mjd lebih nyata ketika gerakan hampir mencapai tujuannya,

Tiga fx penting dr serebelum a/ keseimbangan pengatur tonus otot & pengelola serta pengkoordinasi gerakan volunter.

PEMERIKSAAN SISTEM MOTORIK

1. INPEKSI

Diperhatikan sikap, bentuk, ukuran & tdp gerakan abnormal yg tdk dpt dikendalikan.

SikapPerhatikan, bagaimana sikap pasien

waktu berdiri, duduk, berbaring, bergerak dan berjalan.

Page 2: Sistem Motorik (pemeriksaan)

Bentuk

Perhatikan adanya deformitas.

Ukuran

Perhatikan apakah pjg bgn tbh sblh kiri = kanan. Org dws yg mengalami lumpuh sejak masa kanak, ukuran ekstremitas yg lumpuh lbh pendek drpd yg sehat.

Perhatikan besar (isi) kontur (bentuk) otot. Adakah atrofi / hipertrofi ? Pd atrofi besar otot berkurang & bentuknya berubah.

Perhatikan besarnya otot. bandingkan dengan otot sisi lainnya. Bila dicurigai atrofi, ukurlah kelilingnya. Pengukuran dilakukan dgn menyebutkan tempat di mana dilakukan pengukuran. Biasanya digunakan tonjolan tulang sbgi patokan.

Misalnya 3 cm di atas olekranon/ patela. Stlh itu perhatikan pula bentuk otot. Hal dilakukan dalam keadaan otot beristirahat & sewaktu berkontraksi. Bila didptkan atrofi, kontur biasanya berubah/ berkurang.

Pada pseudo-hipertrofi, ukuran otot tampak lbh bsr namun tenaganya berkurang, o.k jaringan otot diganti o/ jar lemak/ jar ikat. Didapatkan pd distrofia muskulorum progresiva, dan terjadi di otot betis & gluteus.

Kelumpuhan & atrofi otot pd anggota gerak menimbulkan bentuk & sikap abnormal yg khas. Perubahan 2 btk bgn anggota gerak a/ a. Winging skapula krn paralisis otot trapezius.

b. Winging skapula krn paralisis otot seratus anterior.

c. Tangan yg menjulai akibat paralisis n. radialis.

c. ‘tangan monyet’ akibat paralisis n. medianus.

d. ‘Claw hand’ akibat paralisis n.ulnaris.

e. ‘Drop foot’ akibat paralisis n. peroneus.f. ‘Claw foot’ akibat paralisis n. tibialis.

Grkn abnormal tdk terkendali/ Grkn involunter

Di antara gerakan abnormal yg tdk terkendali a/ tremor, khorea, atetose, distonia, balismus, spasme, tik, fasikulasi, dan miokloni.

Timbul o.k dikeluarkannya aktv o/ suatu nukleus ttt dlm susunan ekstrapiramidal

Page 3: Sistem Motorik (pemeriksaan)

yg kehilangan kontrol akibat lesi pd nukleus pengontrolnya. Mencakup kortex ekstrapiramidal, nukleus kaudatus, globus palidus, putamen, corpus luysi, substantia nigra, nukleus ruber, nukleus ventrolateralis thalami substantia retikularis & serebelum.

Sifat gerakan dipengaruhi o/ letak lesi & kelainan patologiknya. Lesi pd tmpt yg berlainan kdg dpt menyebabkan grkn yg sama & proses patologis yg berlainan pd tempat yg sama kdg dpt mengakibatkan bermacam btk grkn abnormal.

Tremor

· a/ serentetan grkn involunter, agak ritmis, mrpkn getaran, yg timbul krn berkontraksinya otot2 yg berlawanan scr bergantian, dpt melibatkan 1/ lbh bgn tbh.

· Jenis tremor a/ tremor normal/ fisiologis, tremor halus/ tremor toksik & tremor kasar.

· Tremor fisioiogis, jk anggota gerak ditmptkan pd posisi yg sulit/ bl kita melakukan grkn volunter dgn sgt lambat. Co/ pd org normal yg sedang marah/ ketakutan.

· Tremor halus/ essential/ striatal, ada pd wkt diam/ istirahat, o.k ggg mekanisme feedback o/ serebelum thd aktv korteks pyramidalis & ekstrapiramidalis. Tremor pd hipertiroidi. Tremor trtm tjd pd jari & tangan. Didptkan jg pd keracunan nikotin,

kafein, obat2an spt adrenalin, efedrin, atau barbiturat.

· Tremor kasar/ Parkinson tremor, tremor pd Parkinson. Mrpkn tremor yg lambat (3-5 siklus/detik), kasar & majemuk. Memberat pd wkt istirahat/ diam & mungkin hilang sewaktu pergerakan yg bertujuan. Lesi di ganglia basalis. Pd Parkinson, grkn jari2 spt grkn menghitung duit/ pill rolling tremor & tremor intensi.

· Tremor intensi/ serebellar a/ tremor yg timbul wkt melakukan grkn volunter & mjd lebih nyata ketika grkn hampir mencapai tujuannya. Pd tes tunjuk-hidung tremor mjd lbh nyata pd saat telunjuk hampir mencapai hidung.

Khorea

· Dr kata Yunani : menari.

· Khorea a/ gerak otot berlgsg cepat, sekonyong-konyong, aritmik & khas;dpt melibatkan 1 ekstremitas, ½ badan/ slrh badan.· Khorea disebabkan o/ lesi di corpus striatum, substantia nigra, corpus subtalamicus.· Pmksan khorea jelas dgn melakukan 2 mcm gerakan y/ ia disuruh menaikkan lengannya ke atas sambil menjulurkan lidah.

· Didptkan dlm keadaan istirahat & mjd lbh hebat bl ada aktivitas & ketegangan khorea menghilang jk pxnya tidur. · Dijumpai pd px khorea Sydenham, khorea Huntington, & khorea gravidarum.

Atetose

· Dari kata Yunani : berubah.

· Ditandai o/ grkn yg lbh lamban, spt gerak ular, & melibatkan otot bgn distal

· Biasanya bersama2 dgn khorea.

· Cenderung menyebar juga ke proksimal. Atetosis dpt dijumpai pd byk penyakit yg melibatkan ganglia basal.

Distonia

· Jk tjd kerskan besar pd ekstrapiramidal, melibatkan ganglia basal, didptkan gjl yg kompleks. Dijumpai pd distonia muskulorum deformans, didptkan gerakan distonia.

· Biasanya distonia ini dimulai dgn gerak otot berbtk atetose pd lengan/ anggota gerak lain, kmdn grkn otot btk atetose ini mjd kompleks, y/ menunjukkan torsi yang keras & berbelit. Grkn torsi otot (memutar berbelit) tjd jg pd otot leher & punggung, shg didptkan tortikolis & tortipelvis.

Page 4: Sistem Motorik (pemeriksaan)

· Gerak ini dpt tjdnya skoliosis, pes ekuinovarus, pes valgus & kontraktur.

Balismus/ Hemibalismus

· a/ gerak otot yg dtg sekonyong2, kasar & cepat, trtm pd otot2 skelet yg ltknya proksimal

· Grkn px spt melempar cakram, o.k lesi corpus subthalamicus, corpus luysi, prerubral.

Tik (tic)

· Penyebab blm diketahui. pakar menganggap sbg conditioned reflex, faktor psikogen, ekstrapiramidal memainkan peranan pula.

· a/ grkn yg terkoordinir, berulang, & melibatkan seklpk otot dlm hub yg sinergistik. Ada tik yg menyerupai spasme klonik dsb sbg spasme-kebiasaan (habit spasm).

Spasme

· a/ grkn abnormal yg tjd o.k kontraksi otot2

yg biasanya disarafi o/ 1 saraf.

· Spasme klonik mulai sekonyong-konyong, berlgsg sebentar & dpt berulang-ulang.

· Spasme tonik dpt berlgsg lama & terus menerus.

· Spasme dpt timbul krn iritasi saraf perifer/ otot, ttp dpt jg timbul krn iritasi di suatu tmpt, mulai dr korteks sampai ke serabut otot.

· Co/ trismus, rhisus sardonikus & hiccup. Trismus a/ spasme tonik otot pengunyah, Rhisus sardonikus a/ spasme tonik otot fasial.

Fasikulasi

· a/ grkn halus, cepat & berkedut dr 1 berkas (fasikulus) serabut otot/ 1 unit motorik.

· 1 unit motorik a/ 1 sel neuron motorik, aksonnya & sma serabut otot yg disarafinya.

· Gerak fasikulasi biasanya tdk menyebabkan grkn pd persendian, kecuali bila fasikulasi tdpt di jari2. Dlm hal sdmkn kdg tjd grkn pd persendian.

· Penyebab fasikulasi blm jelas. intasi pd sel neuron motorik dpt menimbulkan fasikulasi. Adanya fasikulasi dapat dibuat lebih nyata dng jln memberikan rgs mekanis pd otot tersebut, misalnya dgn pukulan.· Mkn byk fasikulasi, mkn cepat progresivitas pykt. Kdg fasikulasi dijumpai pd org yg normal., bs didptkan pd mata & betis. Dlm hal demikian fasikulasi tdk disertai o/ atrofi.

· Fenomena yg serupa (miokimia) dpt kontraksi spasmodik m. orbikularis okuli, m. levator palpebra sup/ otot wjh lain. Ini keadaan yg benigna & dpt dicetuskan o/ kelelahan atau kecemasan serta berlgs lama dr fasikulasi.

Miokloni

· a/ grkn involunter yg timbul krn kontraksi otot scr cepat, sekonyong-konyong, sebentar, aritmik, asinergik & tdk terkendali.

· Otot yg berkontraksi dpt meliputi sbgn dr 1 otot, slrh otot/sekelompok otot2 tanpa memandang asosiasi fungsional otot tsb.

· Gerak mioklonia ini trtm pd otot2 ekstremitas & bdn, ttp srg jg difus & meluas, & melibatkan otot muka, rahang, lidah, faring dan laring. la timbul secara paroksismal.

2. PALPASI OTOT · Pengukuran bsr otot & pengukuran pjg anggota gerak kedua sisi hrs dilakukan (polimielitis, koksitis TB, pykt Perthes)· Nyeri tekan ada/ tdk ? · Kontraktur ada/ tdk ?· Konsistensi/ Kekenyalan, Normal = kenyal.Konsistensi otot yg meningkat/keras tdp pada

Page 5: Sistem Motorik (pemeriksaan)

a. Spasmus otot akibat iritasi radix saraf spinalis, misal meningitis, HNP

b. Perubahan patologik pd otot sendiri spt miotonia, jenis distrofia muskulorum, pykt penimbunan glikogen di otot (McArdle Disease)

c. Kelumpuhan UMN, adanya spastisitasd. Gangguan UMN ekstrapiramidal yg diiringi

o/ rigiditase. Pd kelumpuhan UMN srg tjd kontraktur

otot o.k tdk dilakukan fisioterapi.Konsistensi otot yg menurun (lembek/ kendor) tdp pada :a. Kelumpuhan LMN akibat denervasi otot o.k

lesi di akson motorneuron/ motor neuronnya sendiri

a. Kelumpuhan LMN akibat lesi di “motor end plate” spt paralisis periodik & paralisis akibat infeksi botulismus.

3. PERKUSI OTOT· Normal (otot yg diperkusi akan berkontraksi yg bersifat setempat & berlgsg hny 1 atau 2 detik saja).· Miodema (penimbunan sejenak tempat yg tlh diperkusi, tdp pd mixedema, px gizi buruk)

· Miotonik (tmpt yg diperkusi mjd cekung u/ bbrp detik o.k kontraksi otot yg bersangkutan lbh lama drpd biasa).

4. TONUS OTOT· Px diminta melemaskan ekstremitas yg hendak diperiksa kmdn kita gerak-gerakkan fleksi & ekstensi pd sendi siku & lutut. Pd org normal thd tahanan yg wajar.

· Flaccid (tdk ada tahanan sama sekali, dijumpai pd kelumpuhan LMN).· Hipotoni (Tahanan berkurang)· Spastik (Tahanan meningkat & pd awal grkn, dijumpai pd kelumpuhan UMN).· Rigid (Tahanan kuat terus menerus selama gerakan, misal pd Parkinson)

5. KEKUATAN OTOT· Pemeriksaan ini menilai kekuatan (kontraksi) otot. U/ memeriksa kekuatan otot ada 2 cara :

a. Px disuruh menggerakkan bgn ekstremitas/bdnnya & kita menahan grkn.

b. Pemeriksa menggerakkan bgn ektremitas bdn px & ia disuruh menahan.

Kekuatan otot diukur dgn angka dr 0 – 5, Y/0 = Tdk Tdp sdktpun kontraksi otot, lumpuh total.1 = Tdpt sdkt kontraksi otot, namun tdk didptkan grk pd persendian yg hrs digerakkan o/ otot tsb.2 = tdp grkan, ttp grkn ini tdk mampu melawan gaya berat (gravitasi).3 = Dpt mengadakan grkn melawan gaya berat.4 = Di samping dpt melawan gaya berat ia dpt pula mengatasi sdkt tahanan yg diberikan.5 = Tdk ada kelumpuhan (normal).

Page 6: Sistem Motorik (pemeriksaan)
Page 7: Sistem Motorik (pemeriksaan)
Page 8: Sistem Motorik (pemeriksaan)
Page 9: Sistem Motorik (pemeriksaan)

6. FUNGSI KOORDINASI GERAK· u/ menilai aktv serebelum, ggg utama dr lesi di serebelum a/ adanya dissinergia/ kurangnya koordinasi antar otot, mskpn tdk tdp kelumpuhan.· 2 hal yg hrs diperhatikan a/

a. Dismetria

Page 10: Sistem Motorik (pemeriksaan)

a/ grkn yg tdk mampu dihentikan tepat pd wktnya/ tepat pd tmpt yg dituju.Hipermetria (melampaui tujuan)Hipometria (grkn berhenti sblm smpi pd tujuan)

b. Ggg gerakan· Macam 2 Gangguan Gerak Serebelum a. Gangguan Koordinasi Gerakan/ Ataksiab. Disdiadokhokinesia (pronasi-supinasi,

tapping jari tangan)c. Tremor intensid. Disgrafia (tulisan makin lama makin besar,

btk huruf tdk bagus & kaku)e. Gangguan Sikap (tunjuk hidung, jari-jari,

tumit-lutut)f. Nistagmusg. Fenomena Rebound (tidak mampu

menghentikan grkn tepat pd wktnya)h. Astenia (Lekas lelah & bergerak lamban)i. Atonia (hilangnya tonus/ kekuatan normal)j. Disartria/ Pelo/ Cadel

7. GAIT· Macam – macam gait :Hemiplegik gait (gaya jln dgn kaki yg lumpuh digerakkan scr sirkumduksi)

Spastik/ Scissors gait (gaya jln dgn sirkumduksi kedua tungkai)Tabetic gait (gaya jln pd px tabes dorsalis)Steppage gait (gaya jln spt ayam jago, pd paraparese flaccid/ paralisis n. peroneus)

Page 11: Sistem Motorik (pemeriksaan)

Waddling gait (gaya berjln dgn pantat & pinggang bergoyang berlebihan khas u/ kelemahan otot tungkai proximal misal otot gluteus).

Parkinsonian gait (gaya berjln dgn sikap tubuh agak membungkuk, kedua tungkai berfleksi sedikit pd sendi lutut & panggul. Langkah dilakukan setengah diseret dgn jangkauan yg pendek2).

Pada saat px berdiri & berjalan perhatikan posture, keseimbangan, ayunan tangan & gerakan kaki & mintahlah px u/ melakukan :

a. Jalan diatas tumit

b. Jalan diatas jari kaki

c. Tandem Walking

d. Jalan lurus lalu putare. Jalan mundurf. Hoppingg. Berdiri dgn 1 kaki

Page 12: Sistem Motorik (pemeriksaan)