Upload
andi-supryanto
View
213
Download
44
Embed Size (px)
DESCRIPTION
contoh sistem pakar . studi kasus penyakit pada tanaman jeruk
Citation preview
“SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSIS HAMA DAN
PENYAKIT PADA TANAMAN JERUK MENGGUNAKAN
METODE BACKWARD CHAINING”
Oleh :
1. Apriyanto Arkiang (1006082003)
2. Arisal Peter (0806083202)
3. Happy M H Kurniasih (1006081044)
4. Novi J. Pena (0806083233)
Jurusan Ilmu Komputer
Fakultas Sains Dan Teknik
Universitas Nusa Cendana
Kupang
2013
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kasih dan
rahmat-Nyalah kami dapat menyelesaikan Laporan Sistem Pakar mengenai “Sistem Pakar
Untuk Mendiagnosis Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Jeruk Menggunakan Metode
Forward Chaining”. Laporan ini dibuat sebagai syarat tugas mahasiswa Ilmu Komputer
pada mata kuliah Sistem Pakar semester VI (enam) tahun 2013.
Diharapkan melalui laporan ini, kami sebagai mahasiswa Ilmu Komputer dapat
memahami mengenal cara kerja forward chaining dalam implementasi sistem pakar
mendiagnosa penyakit / hama pada jeruk.
Laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan dalam laporan ini baik dari segi penulisan ataupun dalam segi lainnya.
Terima Kasih.
Kupang, Mei 2013
Penulis,
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................... 1
DAFTAR ISI........................................................................................................................ 2
ABSTRAK........................................................................................................................... 5
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................. 6
1.1 Latar Belakang........................................................................................................ 6
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................... 7
1.3 Batasan Masalah..................................................................................................... 7
1.4 Tujuan Penelitian.................................................................................................... 7
BAB 2 LANDASAN TEORI............................................................................................ 8
2.1 Kecerdasan Buatan................................................................................................. 8
2.2 Sistem Pakar........................................................................................................... 8
2.3 Runut Maju............................................................................................................. 9
2.4 Jeruk.......................................................................................................................11
2.5 Hama dan Penyakit Pada Jeruk..............................................................................11
2.6 Gambaran Umum Perangkat Lunak.......................................................................16
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN............................................................................19
3.1 Objek Penelitian.....................................................................................................19
3.2 Teknik Pengumpulan Data.....................................................................................19
3.3 Tahapan Penelitian.................................................................................................20
BAB 4 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM.....................................................22
3
4.1 Analisis Sistem.......................................................................................................22
4.2 Perancangan Mesin Inferensi..................................................................................23
4.3 Perancangan Basis Data..........................................................................................24
4.4 Gejala-gejala pada Hama dan Penyakit Jeruk........................................................28
4.5 Rancangan Antarmuka...........................................................................................30
BAB 5 IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN...........................................................37
5.1 Aturan Premis pada Hama dan Penyakit Jeruk .....................................................37
5.2 Hubungan Antara gejala-gejala dengan Hama dan Penyakit.................................39
5.3 Daftar gejala-gejala pada Hama dan Penyakit........................................................41
5.4 Diagram State Gejala-gejala pada Hama dan Penyakit Jeruk ...............................42
5.5 Implementasi Sistem..............................................................................................43
5.6 Implementasi Program............................................................................................43
5.7 Struktur Tabel.........................................................................................................53
5.8 Tabel Aturan Premis...............................................................................................55
BAB 6 PENUTUP............................................................................................................63
6.1 Kesimpulan.............................................................................................................63
6.2 Saran.......................................................................................................................64
4
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................65
5
ABSTRAK
Perkembangan teknologi komputer yang begitu cepat dan mampu membantu manusia
dalam berbagai hal, tak terkecuali dalam mendiagnosa penyakit. Sistem pakar adalah
sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran
dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar
dalam bidang tersebu. Maka dari itu kami berinisiatif untuk membuat tugas akhir tentang
“Sistem Pakar Untuk Mendiagnosis Hama dan Penyakit Pada Tanaman Jeruk
Menggunakan Metode Forward Chaining”. Sistem ini dapat memberikan diagnosis awal
penyakit jeruk berdasarkan gejala dan intensitas gejala-gejala yang terlihat dari luar dan
diinput oleh user, tanpa harus bertanya langsung ke pakar. Sistem ini dibuat dengan
berbasis desktop. Aplikasi dibuat dengan bahasa pemrograman VB.net.
Kata Kunci : Sistem Pakar, Hama Jeruk, Penyakit Jeruk, Metode Forward Chaining,
VB.net
6
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jeruk merupakan komoditas buah-buahan yang mempunyai nilai ekonomi penting
dan nilai kesehatan yang berarti karena mengandung nilai gizi yang tinggi (Vitamin C dan
vitamin A). Buah jeruk dapat dikonsumsi langsung sebagai buah segar atau juice dan
dapat pula diolah menjadi sirup. Buah jeruk merupakan sumber vitamin C yang berguna
untuk kesehatan manusia. Kandungan vitamin C sangat beragam antarvarietas, berkisar
antara 27-49 mg/100 g daging buah. Makin tua buah jeruk, biasanya makin berkurang
kandungn vitamin C-nya, tetapi semakin manis rasanya. Varietas jeruk sangat banyak,
masing-masing jenis mempunyai karakteristik yang berbeda.
Jeruk merupakan salah satu komoditas unggulan yang dibudidayakan masyarakat
petani di berbagai wilayah Indonesia sebagai penunjang perekonomian rumah tangga
mereka. Sebagian besar kebun jeruk di berbaga wilayah Indonesia diserang berbagai jenis
hama dan penyakit sehingga mengakibatkan produktivitas dari tanaman jeruk tersebut
menurun. Serangan hama tersebar di berbagai wilayah Indonesia, akibat serangan hama
ini ribuan ton buah jeruk busuk dan gugur ke tanah, sehingga membuat para petani
mengalami kerugian yang cukup besar.
Dewasa ini kebutuhan penggunaan teknologi informasi dalam semua bidang
semakin meningkat, terutama pada bidang Ilmu Komputer. Salah satunya adalah
penggunaan komputer sebagai sistem pakar. Dimana sistem ini juga dapat digunakan
dalam bidang pertanian yaitu untuk mendiagnosis jenis hama dan penyakit yang
menyerang tanaman jeruk.
Kemampuan sistem pakar dalam mentransformasikan pengetahuan seorang pakar
ke dalam sebuah sistem diperoleh dengan implementasi suatu teknik dan akan ditentukan
oleh kinerja teknik tersebut. Terdapat sejumlah teknik yang dapat diimplementasikan
pada suatu sistem pakar, salah satunya adalah dengan metode Forward Chining.
7
Tidak semua permasalahan yang terjadi di bidang pertanian dapat ditangani secara
praktis oleh petani. Dibutuhkan pengetahuan khusus dari seorang pakar dalam
menanganinya. Namun sering kali ketika permasalahan tersebut terjadi, pakar tidak selalu
tersedia. Dalam hal inilah sistem pakar ada untuk membantu membuat solusi secara
komputasi tanpa hadirnya pakar manusia.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana cara
mendiagnosis hama dan penyakit pada tanaman jeruk di wilayah Indonesia dengan
metode Forward Chining.
1.3 Batasan Masalah
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada:
1. Algoritma yang digunakan dalam proses pencarian solusinya adalah metode
forward chining.
2. Pengembangan aplikasi dilakukan dengan menggunakan bahasa pemrograman
Visual Basic.Net.
3. Aplikasi hanya membahas hama dan penyakit pada jeruk beserta
penanggulangannya, kemudian penambahan, pengubahan, penghapusan jenis
hama dan penyakit, dan penambahan data gejala, kemudian juga penambahan
serta pengahpusan gejala-gejala dalam hama dan penyakit jeruk
4. Pada aplikasi, setiap penyakit bisa memiliki maksimum 20 gejala
5. Semua hama dan penyakit menggunakan gerbang logika “and”, sehingga semua
gejala pada hama / penyakit harus terpenuhi
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah merancang sistem pakar yang dapat membantu
petani jeruk atau pengguna lainnya dalam mendiagnosis penyakit pada jeruk tanpa
memerlukan seorang pakar.
8
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Kecerdasan Buatan
Kecerdasan buatan (artificial intelligent) adalah salah satu bidang ilmu komputer
yang mendayagunakan komputer sehingga dapat berprilaku seperti manusia. Ilmu
komputer tersebut mengembangkan perangkat lunak dan perangkat keras untuk
menirukan tindakan manusia. Aktifitas manusia yang ditirukan seperti penalaran,
penglihatan, pembelajaran, pemecahan masalah, pemahaman bahasa alami dan
sebagainya. Rich dan knight mendefenisikan kecerdasan buatan sebagai sebuah studi
tentang bagaimana membuat komputer melakukan hal-hal yang pada saat ini dapat
dilakukan lebih baik oleh manusia (Kusrini, 2006).
Kecerdasan bautan merupakan bagian dari ilmu pengetahuan komputer yang
khusus ditunjukkan dalamperancangan otomatisasi tingkah lakuk cerdas dalam sistem
kecerdasan komputer. Sistem memperlihatkan sifat-sifat khas yang dihubungkan dengan
kecerdasan dalam kelakuan atau tindak tanduk yang sepenuhnya bisa menirukan beberapa
fungsi otak manusia, seperti pengertian bahasa, pengetahuan, pemikiran, pemecahan
masalah dan lain sebagainya (Kristanto, 2004).
Kecerdasan buatan berbeda dengan kecerdasan konvensional. Pemrograman
konvensional berbasis pada algoritma yang mendefinisikan setiap langkah dalam
penyelesaian masalah. Pemrograman konvensional dapat menggunakan rumus
matematika atau prosedur sekuensial untuk menghasilkan solusi. Lain halnya dengan
pemrograman dalam kecerdasan buatan yang berbasis pada representasi simbol dan
manipulasi. Dalam kecerdasan buatan, sebuah simbol dapat berupa kalimat, kata, atau
angka yang digunakan untuk merepresentasikan objek, proses, dan hubungannya. Objek
dapat berupa manusia, benda, ide, konsep, kegiatan, atau pernyataan dari suatu fakta
(Kusrini, 2006). Proses digunakan untuk memanipulasi simbol untuk menghasilkan saran
atau pemecahan masalah. Selain itu kecerdasan buatan dapat melakukan penalaran
terhadap data yang tidak lengkap. Hal ini sangat mustahil dilakukan oleh pemrograman
konvensional. Kemampuan penalaran dan penjelasan terhadap setiap langkah dalam
9
pengambilan keputusan menjadi kelebihan dari kecerdasan buatan. Ada tiga tujuan
kecerdasan buatan, yaitu: membuat komputer lebih cerdas, mengerti tentang kecerdasan
dan membuat mesin lebih berguna.
2.2 Sistem Pakar
Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuan,
fakta, dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat
dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut (Kusrini, 2006).
Pemecahan masalah-masalah yang komplek biasanya hanya dapat dilakukan oleh
sejumlah orang yang sangat terlatih, yaitu pakar. Dengan penerapan teknik kederdasan
buatan, sistem pakar menirukan apa yang dikerjakan oleh seorang pakar ketika mengatasi
permasalahan yang rumit, berdasarkan pengetahuan yang dimiliki (Hartati, 2008).
2.3. Runut Maju (Forward Chaining)
Runut maju berarti menggunakan himpunan aturan kondisi-aksi. Dalam metode
ini, data digunakan untuk menentukan aturan mana yang akan dijalankan, kemudian
aturan tersebut dijalankan. Mungkin proses menambahkan data ke memori kerja. Proses
diulang sampai ditemukan suatu hasil. Metode inferensi runut maju cocok digunakan
untuk menangani masalah pengendalian (controlling) dan peramalan (prognosis)
(Kusrini, 2006).
Untuk mempermudah pemahaman mengenai metode ini, akan diberikan ilustrasi
kasus pembuatan sistem pakar sebagai berikut (Kusrini, 2008):
Aturan 9: Jika Premis 1 Dan Premis 2 Dan Premis 3 Maka Konklusi 1
Aturan 10: Jika Premis 1 Dan Premis 3 Dan Premis 4Maka Konklusi 2
Aturan 11:
10
Jika Premis 2Dan Premis 3 Dan Premis 5 Maka Konklusi 3
Jika aturan ini digambarkan sebagai sebuah graph yang memetakan antara premis-premis
dan konklusi maka tampak seperti gambar dibawah ini:
Penelusuran maju pada kasus ini adalah untuk mengetahui apakah suatu fakta
yang dialami oleh pengguna itu termasuk konklusi 1, konklusi 2, atau konklusi 3 atau
bahkan bukan salah satu konklusi tersebut, yang artinya sistem belum mampu mengambil
kesimpulan karena keterbatasan aturan.
Dalam penalaran ini, user diminta memasukkan premis-premis yang dialami.
Untuk memudahkan pengguna, sistem dapat memunculkan daftar premmis yang
mungkin sehingga user dapat memberikan umpan balik premis yang tersedia.
Berdasarkan premis-premis yang dipilih, maka sistem akan mencari aturan yang sesuai,
sehingga akan diperoleh konklusinya (Kusrini, 2008).
2.4 Jeruk
Jeruk (Citrus sp.) adalah tanaman tahunan yang berasal dari Asia Tenggara,
terutama Cina. Sejak ratusan tahun yang lampau, tanaman ini sudah terdapat di
Indonesia, baik sebagai tanaman liar maupun tanaman di pekarangan (Bambang, 1996).
11
Premis 1
Premis 2
Premis 3
Premis 4
Konklusi 1
Konklusi 2
Konklusi 3
Premis 5
Buah jeruk selalu tersedia pada sepanjang tahun, karena tanaman jeruk tidak
mengenal musim berbunga yang khusus. Disamping itu tanaman jeruk tanaman jeruk
dapat ditanam dimana saja, baik didaratan rendah maupun didartan tinggi (AAK, 1994).
2.5 Hama dan Penyakit pada Jeruk
Serangan hama dan penyakit jeruk paling banyak terjadi pada saat-saat terdapat
tumbuhan baru atau tunas-tunas muda, sehingga perlu diperhatikan upaya-upaya
pengendaliaanya. Serangan hama maupun penyakit pada jeruk merupakan salah satu
faktor penting sebagai pembatasan produksi jeruk. Oleh karena itu, dalam pengelolaan
tanaman jeruk sanitasi kebun dan pengendaliaan serangga penular harus diperhatikan
(Bambang, 1996).
2.5.1 Hama pada Jeruk
Hama adalah binatang yang merusak tanaman kebutuhan manusia. Hama yang
tersebar dari kelas serangga, yaitubinatang beruas-ruas berkaki enam. Serangga ada yang
menguntungkan, tetapi ada juga yang merugikan sehingga dalam mengendalikanya harus
hati-hati jangan sampai serangga yang menguntungkan manusia ikut dibinasakan
(Pracaya,2003).
Adapun hama jeruk yang terdapat di berbagai wilayah Indonesia antaralain
(Sidaharta,2007):
1. Tungau
Tungau terdiri dari tungau merah dan tungau karat (Panonycus citri,
Phyllocoptruta oleivera). Tungau menyerang tangkai, daun dan buah. Serangan
pada tangkai meninggalkan bekas keperak-perakan, pada daun timbul bercak
kuning atau coklat, dan pada buah menyebabkan bercak keperak-perakan atau
coklat. Populasinya meningkat pada musim kemarau. Tunggau merah dewasa
bewarna merah tua, berbentuk bulat agak lonjong, berukuran hingga 0,2 mm,
memiliki empat pasang kaki. Tungau dapat bergerak cepat, misalnya bila terpapar
12
sinar matahari langsung. Tunggau biasanya memilih tempat yang ternaungi seperti
permukaan bawah daun atau bagian bawah buah.
2. Thrips (Scritothrips citri)
Thrips sering juga disebut dengan wereng. Thrips dewasa berukuran 0,7-
0,9 mm, thrips jantan lebih pendek memiliki dua pasang sayap yang berbentuk
seperti sisir ganda. Gejala pada buah sangat khas yaitu adanya burik atau nekrotis
(jaringan mati) tipis disekitar atau mengelilingi tangkai buah. Gejala pada bagian
tangkai dan daun muda mengakibatkan helai daun menebal, kedua sisi daun agak
menggulung keatas dan pertumbuhannya tidak normal.
3. Ulat Peliang Daun (Phylocnistis citriella)
Ulat peliang daun adalah serangga dari golongan Lepidoptera dimana
serangga dewasanya berupa ngenget (kupu-kupu yang aktif pada malam hari).
Hama ini menyerang daun yang masih muda, kadang-kaddang buah muda dan
cabang yang masih muda juga diserang. Kerugian yang diakibatkan oleh hama ini
adalah terutama karena daun yang diserang menjadi tidak normal dan terhambat
pertumbuhannya sehingga tidak dapat berfungsi secara optimal.Pada tanaman
yang terserang, daun tampak berkerut, menggulung, mengeritinng dan terlihat
bekass gerekan berupa garis berkelok-kelok tidak teratur.
4. Kutu Sisik/Kutu Perisai (Lepidosaphes beckii, Unaspsis citri)
Pada awalnya kerusakan akibat hama ini dikenal sebagai “penyakit jamur
merah”. Hal ini disebabkan karena pada tanaman jeruk yang meranggas tampak
semacam jamur bewarna kemerahan Jamur tersebut sesungguhnya adalah jamur
Aschersonia sp yang justru musuh alami kutu sisik. Jamur tersebut adalah jamur
berguna yang membunuh kutu sisik. Serangan ini dapat ditandai adanya cangkang
yang terbuat dari semacam lilin yang melekat erat pada tangkai daun maupun pada
daun atau buah.
5. Penggerek Buah (Citripestis sagitiferella)
Hama pengerak buah yang berupa kupu-kupu meletakkan telur pada
permukaan buah secara berkelompok 4-8 butir perkelompok yang tersusun saling
13
menindih seperti susunan genteng namun terkadang telur diletakkan sendiri-
sendiri.
6. Lalat Buah (Batrocera spp)
Larva lalat buah hidup dan berkembang didalam daging buah selama 6-9
hari. Larva mengorek daging buah sambil mengeluarkan enzim perusak atau
pencernayang berfungsi melunakkan daging buah sehingga mudah dihisap dan
dicerna.
7. Kutu Dompolan (Planococcus citri)
Kutu dompolan dewasa berbentuk lonjong, datar, bewarna kuning
kecoklatan, kuning muda hhingga kuning tua yang ditutupi lapisan lilin bewarna
putih.
8. Kutu Loncat
Kutu loncat jeruk ini menyerang kuncup, tunas, daun-daun muda dan
tangkai daun. Serangannya mengakibatkan tunas-tunas muda keriting dan
pertumbuhannya terhambat.
9. Kutu Daun, Kutu Daun Hitam, Kutu Daun Hijau
Kutu daun ini menyerang tunas dan daun muda dengan cara menghisap
cairan tananman sehingga helaian daun menggulung.
10. Puru Buah
Puru buah menyerang buah-buah muda dan meninggalkan bekas berupa
puru-puru atau tonjolan-tonjolan pada buah dengan lubang bergaris tengah 0.3-0.5
cm pada bekas serangan. Bunga yang terserang parah menjadi rontok atau gugur.
2.5.2 Penyakit pada Jeruk
Tanaman jeruk manis disebut sakit bila menyimpang dari keadaan normal,
misalnya suatu hari tanaman kelihatan layu, pada batang kelihatan ada blendok,. Tiba-
14
tiba daunya rontok, kelihatan mengecil, kusam, seperti berkarat, buah menjadi busuk, dan
lain-lain. Tanaman yangsakit lalu disebut terkena penyakit. Penyebab penyakit itu
bermacam-macam, diantaranya karena serangan cendawan, bakteri, virus, viroid,
kekurangan unsure hara, dan lain-lain (Pracaya,2003).
Adapun penyakit jeruk, antara lain (Sidharta,2007):
1. Blendok Diplodia
Penyakit Diplodia terdapat di berbagai wilayah dunia dan Indonesia.
Penyakit ini disebabkan oleh jamur Botryodiplodia theobromae. Gejala serangan
diplodia tampak semacam blendok kental bewarna kuning keemasan yang keluar
dari batang yang sakit. Kadang-kadang luka ini mongering dan sembuh dengan
sendirinya namun bila sempat menggeleng batang maka tanaman akan mati.
Infeksi juga sering terjadi dipersemaian dimana jamur masuk melalui luka bekas
sayatan okulasi. Gejala diplodia sukar diketahui pada tahap awal sehingga sangat
berbahaya. Gejala dikenali dengan mengeringnya kulit dan jika dipotong, pada
bagian bawahnya bewarna hitam kehijauan pada kulit dan permukaan kayu. Pada
kulit batang terdapat celah-celah yang dari dalamnya keluar spora jamur bewarna
putih yang bewarna putih yang kemudian menjadi hitam.
2. Penyakit Mati Ujung/ Antraknose (Colletotrichum glosporioides dan
Gloeosporium limetticolum)
Penyebab penyakit ini adalah jamur Colletotrichum gloeosporioides dan
Gloeosporium limetticolum. Pada kondisi normal penyakit ini tidak
mengakibatkan kerugian yang berarti. Kerugian yang besar oleh penyakit ini akan
terjadi karena factor-faktor fisiologis tanaman yang kuranng baik.
3. Jamur Upas (Corrticium salmonicolor)
Kelembaban dan cahaya yang kurang pada percabangan tanaman
mendorong perkembangan penyakit. Pathogen masuk dengan penetrasi langsung.
Penyebaran terjadi karena kelembaban yang tinggi pada ranting, adanya percikan
air, pengairan atau hujan.
4. Penyakit Kudis
15
Kerugian akibat penyakit ini terutama karena mengakibatkan buah menjadi
jorok dan tidak menarik. Pembentukkan tunas dan buah baru merupakan fase kritis
tanaman peka terhadap serangan patogen.
5. Tristeza
Gejala infeksi ada tanaman berupa kerusakan pada jaringan pembuluh
tapis (floem), terlihat adanya lekukan atau celah-celah memanjang pada jaringan
kayu pada batang, cabang atau ranting (stem pitting) dan gejala pemucatan tulang
daun (vein clearing) berupa garis-garis putus atau memanjang pada tulang daun
yang tembus cahaya, 2 minggu sampai bulan setelah terinfeki. Pertumbuhan
tanaman menjadi merana, kerdil dan daun kecil-kecil. Kadang-kadang muncul
gejala daun kecil kaku serta tepinya melengkung keatas (cupping). Gejala lain
yang dapat uncul adalah “vein crocking”.
6. CPVD
Identifikasi gejala serangan penyakit CVPD di lapang perlu dilakukan
pada beberapa gejala yang uncul bersamaan pada bagian-bagian tanaman sebagai
berikut :
a. Gejala Khas CVPD adalah belang-belang kuning tidak merata mulai
berkembang pada bagian ujung tanaman pada daun yang ketuaannya
sempurna, bukan pada daun muda dan tunas.
b. Gejalanya yaitu : dengan kuncup yang berkembang lambat, pertumbuhannya
mencuat ke ata, daun menjadi lebih kecil dan ditemukan gejala khas.
7. Ganggang
Gejala yaitu bercak-bercak berbentuk bulat atau tidak beraturan pada daun,
ranting atau batang terserang. Tapi bercak tidak jelas. Pada buah terserang ditandai
dengan lapisan hijau gelap atau hitam agak tebal, megakibatkan kualitas menurun.
Namun lapisan ini terdapat pada buah yang terlalu matang untuk dipasarkan.
Ganggang ini sebenarnya bukan merupakan parasit asli. Pada beberapa
jenis jeruk, ganggang tampak pada permukaan tanaman yang menyebabkan
gangguan pada lapisan kutikula, epidermis atau kulit luar.
8. Kanker
16
Gejala awal berupa bercak putih pada sisi bawah daun yang selanjutnya
warna hijau gelap, kadang-kadang berwarna kuning di sepanjang tepinya. Bagian
tengah terbentuk gabus warna coklat. Luka terjadi pada bagian atas dan bawah
daun. Pada buah ditandai dengan gejala serupa dengan di daun tetapi bagian tepi
tidak berwarna kuning.
9. Puru Berkayu
Penyakit puru berkayu mempunyai dua gejala sesuai dengan namanya
yaitu Vein enation biasanya ditemukan pada jeruk nipis atau Sour orange. Gejala
kedua Woody gall terutama terjadi pada batang-bawang Rough lemon. Pada
tanaman jeruk nipis, infeksi CVEV menyebabkan munculnya tonjolan atau puru
kecil (enation) yang tersebar tidak teratur pada tulang daun di permukaan bawah
daun-daun muda pada 2-3 bulan sejak penularan. Gejala tersebut semakin jelas
bila daun menjadi tua.
2.6 Gambaran Umun Perangkat Lunak
2.6.1 Visual Basic.Net 2012
Microsoft Visual Basic.NET adalah sebuah alat untuk mengembangkan dan
membangun aplikasi yang bergerak di atas sistem .NET Framework, dengan
menggunakan bahasa BASIC. Dengan menggunakan alat ini, para programmer dapat
membangun aplikasi Windows Forms, Aplikasi web berbasis ASP.NET, dan juga aplikasi
command-line. Alat ini dapat diperoleh secara terpisah dari beberapa produk lainnya
(seperti Microsoft Visual C++, Visual C#, atau Visual J#), atau juga dapat diperoleh
secara terpadu dalam Microsoft Visual Studio .NET. Bahasa Visual Basic .NET sendiri
menganut paradigma bahasa pemrograman berorientasi objek yang dapat dilihat sebagai
evolusi dari Microsoft Visual Basic versi sebelumnya yang diimplementasikan di atas
.NET Framework.
Visual Basic.Net 2012 merupakan edisi terbaru dari jenisnya, Visual Basic.Net
tergabung didalam Visual Studio 2012. Dan berjalan diatas platform Net Framework 4.5.
Visual Basic.Net 2012 sendiri bisa diubah platformnya sehingga tidak hanya berjalan
17
diatas platform Net Framework 4.5 tetapi dibawahnya juga, seperti Net Framework 3.0.
Berikut tampilan dari Visual Basic.Net 2012
2.6.2 Microsoft Acces 2013
Microsoft Access (atau Microsoft Office Access) adalah sebuah program aplikasi
basis data komputer relasional yang ditujukan untuk kalangan rumahan dan perusahaan
kecil hingga menengah. Aplikasi ini merupakan anggota dari beberapa aplikasi Microsoft
Office, selain tentunya Microsoft Word, Microsoft Excel, dan Microsoft PowerPoint.
Aplikasi ini menggunakan mesin basis data Microsoft Jet Database Engine, dan juga
menggunakan tampilan grafis yang intuitif sehingga memudahkan pengguna.
Microsoft Access dapat menggunakan data yang disimpan di dalam format
Microsoft Access, Microsoft Jet Database Engine, Microsoft SQL Server, Oracle
Database, atau semua kontainer basis data yang mendukung standar ODBC. Para
pengguna/programmer yang mahir dapat menggunakannya untuk mengembangkan
perangkat lunak aplikasi yang kompleks, sementara para programmer yang kurang mahir
dapat menggunakannya untuk mengembangkan perangkat lunak aplikasi yang sederhana.
Access juga mendukung teknik-teknik pemrograman berorientasi objek, tetapi tidak dapat
digolongkan ke dalam perangkat bantu pemrograman berorientasi objek.
18
Microsoft Access 2013 merupakan keluaran terbaru Microsoft pada tahun 2013
ini, Microsoft Access 2013 telah terpaket dengan microsoft office 2013 lainnya, Microsoft
Office 2013 masih menggunakan file tipe yang sama dengan Microsoft Access 2007 yaitu
“.accdb”. Untuk Menghubungkannya dengan Visual Basic.Net Maka digunakan
Microsoft Ace Database Enginer 12.0
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
19
3.1 Objek Penelitian
Penelitian dilakukan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian di Naibonat,,
Kabupaten Kupang. Pada penelitian ini kami mengambil data tentang hama dan penyakit
pada tanama jeruk dari salah pegawai yang ahli di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
Naibonat.
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian, antara lain :
3.2.1 Studi Kepustakaan (Literature)
Menurut Miller dkk (2010) Tinjauan literatur adalah bagian penting dari
setiap proyek penelitian yang baik, dan jika tidak dilakukan dengan benar, proyek
dapat berakhir sia-sia dengan mereplikasi penelitian sebelumnya. Metode ini
dilakukan untuk mendapatkan data literature tambahan dari buku acuan mengenai
sistem pakar berbasis komputer dan metode forward chaining, sumber yang
digunakan berupa buku, journal, karya ilmiah, dan situs-situs penunjang yang dapat
membantu dalam penyelesaian laporan penelitian.
3.2.2 Wawancara(Interview)
Wawancara merupakan salah satu objek penelitian, Menurut Jogiyanto (2007)
wawancara adalah Komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari responden.
Wawancara dapat berupa wawancara personal, wawancara intersep dan wawancara
telepon. Dalam penelitian ini kami melakukan wawancara secara langsung dengan
pegawai yang ahli dalam bidang pertanian terutama masalah jeruk. Dari hasil
20
wawancara tersebut dapat diperoleh penjelasan tentang jenis dan gejala hama dan
penyakit pada tanaman jeruk.
3.3 Tahapan Penelitian
Adapun tahapan penelitian dalam membangun sistem pakar diagnosa penyakit
jantung dengan menggunakan tahapan SDLC yaitu waterfall, adalah sebagai berikut :
Adapun penjelasan tahapan penelitian yang menarik salah satu tahap SDLC Waterfall, sebagai berikut :
1. Pesiapan dan Pengumpulan Data
kami melakukan persiapan untuk sebelum melakukan pengumpulan data,
kemudian melakukan studi pustaka untuk mencari dan mempelajari tentang
sistem pakar, metode forward chaining, dan mencari informasi tentang hama
dan penyakit pada jeruk, setelah melakuakan studi pustaka kami melakukan
21
wawancara kepada pakar guna untuk mengetahui informasi yang dibutuhkan
secara akurat.
2. Analisa Sistem
Pada tahap ini dilakukan analisis kebutuhan terhadap sistem dan menjadi dasar
untuk perancangan sistem, seperti pengolahan data spesifikasi penyakit pada
jeruk.
3. Perancangan Sistem
Tahapan ini dilakukan dengan membuat gambaran sistem baik berupa diagram
alir (flowchart), masukan, keluaran, DFD (Data Flow Diagram), antarmuka
(interface) dan struktur data.
4. Implementasi Sistem
Tahapan ini dilakukan dengan melakukan penerapan rancangan/coding sistem
yang dibuat ke dalam suatu program, serta membuat laporan atau dokumentasi
dari program tersebut.
5. Pengujian Sistem
Tahapan ini dilakukan dengan melakukan pengujian terhadap perangkat lunak
yang telah dibuat untuk mengetahui kesalahan dan memperbaiki kesalahan
yang ada.
6. Menyusun Laporan.
Melakukan pembuatan dokumentasi sistem mulai dari tahap awal sampai
dengan pengujian sistem, dan menulis laporan.
22
BAB 4
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
4.1 Analisis Sistem
Analisis sistem diperlukan untuk mengetahui permasalahan dan kebutuhan yang
diperlukan dalam pembangunan sistem. Analisis terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu analisis
permasalahan yang ada dan analisis kebutuhan akan perangkat lunak yang nantinya akan
dibuat.
4.1.1 Analisis Permasalahan
Pada saat ini proses diagnosis penyakit jeruk masih dilakukan secara manual
dengan cara pakar melihat langsung kebun jeruk yang terserang penyakit lalu melihat
gejala yang tampak pada jeruk dan mendiagnosis penyakit yang sedang menyerang jeruk
tesebut. Hal ini dirasa kurang tepat karena petani harus melaporkan kepada pakar atau
kantor dinas setempat. Dan untuk mendatangi kebun petani, pakar memerlukan waktu dan
mungkin saja jeruk bisa bertambah parah.
Dari hasil analisis permasalahan tersebut, perlu dirancang sebuah aplikasi yang
mampu mendiagnosa penyakit jeruk. Dimana sistem ini dapat membantu petani dalam
mendiagnosa penyakit. Dan petani juga bisa mengakses informasi tanpa terbatas ruang
dan waktu.Perancangan sebuah aplikasi harus dibuat secara matang, supaya tampilannya
mudah dipahami dan hasilnya bermanfaat dan memuaskan bagi para pemakai.
4.1.2 Analisis Kebutuhan Perangkat Lunak
Sebagai langkah awal dari proses analisis kebutuhan ini, akan diuraikan kembali
tujuan dari tugas akhir sesuai dengan bab sebelumnya, adalah merancang sistem pakar
yang dapat membantu petani jeruk dalam mendiagnosis penyakit pada jeruk dengan
metode forward chining.
23
Kriteria yang nantinya menjadi spesifikasi perangkat lunak yang dibangun adalah
sebagai berikut:
1. Perangkat lunak yang dapat menerapkan metode inferensi forward chaining
untuk memperoleh gejala yang diderita oleh user.
2. Perangkat lunak yang dapat menerapkan metode forward chaining dalam
penentuan kemungkinan penyakit jeruk oleh user.
4.2 Perancangan Mesin Inferensi
Pada mesin inferensi ini, data yang telah diinput asisten akan di proses pada mesin
inferensi dengan menggunakan metode forward chaining, berdasarkan gejala yang
dimasukan, kemudian gejala-gejala tersebut akan dikelompokkan sesuai dengan jenis
penyakit yang diderita, dan akan dilakukan pemeriksaan pada basis pengetahuan apakah
gejala tersebut merupakan salah satu jenis penyakit jantung. Kemudian akan diberikan
rekomendasi berupa cara pencegahan dan pengobatan.
Mekanisme inferensi dengan menggunakan metode
forward chaining untuk sistem pakar diagnosa hama dan
penyakit pada jeruk dengan langka-langka sebagai berikut:
24
4.3 Perancangan Basis Data Dalam perancangan basis data ini terdiri dari perancangan DFD, perancangan
kamus data, dan perancangan antarmuka.
4.3.1 Perancangan DFD
4.3.1.1 Diagram Konteks
Diagram Aliran Data/Data Flow Diagram (DFD) adalah alat yang biasa dipakai
untuk mendokumentasi proses dalam sistem atau sebuah teknis grafis yang
menggambarkan aliran informasi dan transformasi yang diaplikasikan pada saat data
bergerak dari input menjadi output. Gambar 3.1 menggambarkan diagram aliran data dari
sistem yang akan dibuat:
Penjelasan proses diagram konteks DFD sistem pakar untuk diagnosa penyakit
jeruk dengan metode fuzzy adalah sebagai berikut:
a. Proses Nama proses: Sistem Pakar Diagnosa Jeruk
Keterangan: proses diagnosa penyakit jeruk berdasarkan gejala-gejala pada jeruk.
b. Arus Data
Masukan:
Data user
Jawaban
25
Jenis hama/penyakit
Gejala baru
Keluaran:
Konfirmasi
Pertanyaan
Hasil diganosis
Detail Jawaban
Penanggulangan
Entitas Luar
1. Nama Entitas: Pengguna
Keterangan: pengguna yang menggunakan sistem untuk mendiagnosa penyakit
jeruknya.
2. Nama Entitas: Pakar
Keterangan: Pakar bertugas untuk memasukan, menghapus, serta mengubah
gejala-gejala umum pada tanaman jeruk, jenis-jenis hama / penyakit baru pada
jeruk, adapaun juga gejala-gejala yang terdapat pada hama / penyakit pada
jeruk ke dalam sistem
4.3.1.2 DFD Level 0
Proses yang ada pada diagram konteks dapat dipecah lagi menjadi prosesproses yang
lebih kecil dan lengkap dalam DFD level0. Diagram untuk DFD level 0 dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.
26
1. User
User harus memasukan data diri terlebih dahulu, dan mendapatkan konfirmasi
masuk sistem.
Setelah masuk user masuk ke proses pertanyaan, sistem memberikan pertanyaan
yang diambil dari tabel “Gejala” dan tabel gejala mengambil info gejala dari
tabel “INFOSAKIT”. Setelah itu sistem menyimpan jawaban user didalam tabel
“TEMP”.
Setelah itu didapatlah hasil dari proses pertanyaan dan masuk ke dalam proses
diagnosis, kemudian hasil tersebut dicek didalam tabel “SOLUSI”, kemudian
dari tabel “SOLUSI” diberikan nama hama dan penanggulangannya kepada
sistem dan sistem memberikannya kepada user.
27
2. Pakar
Pakar harus memasukan data diri terlebih dahulu (username dan password), dan
sistem akan mengecek didalam tabel “PAKAR” apakah username dan password
yang diinput sesuai, dan kemudian pakar mendapatkan konfirmasi masuk sistem.
Setelah masuk Pakar masuk ke proses kelola data, di proses ini pakar
memasukan data penyakit dan gejala, dan sistem akan menympannya didalam
database
4.3.1.3 DFD Level 1 Proses 4
Pakar Memasukan Data Penyakit ke dalam sistem di proses penambahan data,
penghapusan data, dan pengubahan data kemudian data penyakit itu disimpan di
dalam database (tabel “Infosakit” dan tabel “Solusi”)
Pakar Memasukan Data Gejala ke dalam sistem di proses penambahan data,
penghapusan data, dan pengubahan data kemudian data gejala itu disimpan di
dalam database (tabel “Infosakit” dan tabel “Solusi”)
28
4.4 Gejala-gejala pada Hama dan Penyakit Jeruk
Adapun gejala-gejala yang ditimbulkan oleh penyakit pada jeruk antara lain, yaitu
id Gejala
D1 Daun keriting
D2 Pertumbuhan daun lambat
D3 Kuncup mati
D4 Getah putih di daun
D5 Getah berwarna putih berbentuk spiral
D6 Daun lengket
D7 Terdapat hewan-hewan kecil
D8 Daun gugur
D9 Daun menebal
D10 Daun bercak-bercak kuning
D11 Daun Bercak-bercak cokelat
D12 Daun menggulung
D13 Lubang-lubang kecil pada daun
D14 Daun bergerigi/telah digigit
D15 Tidak ada daun dan tersisa tangkai
D16 Daun kaku dan menebal
D17 Daun pucat
D18 Daun kecil
D19 Tonjolan-tojolan pada daun
D20 Daun layu
D21 Daun kering dan mati
D22 Daun tertutup lapisan hitam
D23 Bercak Putih Pada Daun
D24 Bagian tengah keras seperti gabus
B1 Kulit batang retak-retak
B2 Kutu Berwarna Cokelat Pada Batang
B3 Tonjolan Pada Batang
B4 Tonjolan Hijau Pucat, Besar Tak Beraturan
B5 Kulit Batang Terkelupas
B6 Batang mengeluarkan cairan kuniangkeemasan
B7 Batang dilapisi benang merah muda
B8 Ranting terdapat spora
B9 Kulit Batang Jadi Abu-abu
B10 Lapisan hitam pada batang
U1 Kulit buah rusak, Berwarna Cokelat
U2 Terdapat bekas luka
U3 Buah busuk
U4 Ada tetesan-tetesan pada buah
U5 Ada bekas gerekan dan kotoran
U6 Terdapat lubang pada kulit buah
U7 Ada ulat dalam buah yang
29
masak
U8 Bunga rontok
U9 Terdapat tonjolan pada buah
U10 Pangkal buah warna kuning
U11 Tangkai buah ada kutu putih
U12 Buah Terlambat Masak
U13 Buah Terdapat bercak-bercak kuning
U14 Buah tidak simetris
U15 Buah masak terasa asam
U16 Buah cekung
U17 Buah pucat
U18 Buah terdapat bercak
U19 Buah tertutup lapisan hitam
U20 Tangkai buah patah
Gejala penyakit ini sudah diringkas untuk gejala yang umum pada penyakit jeruk.
untuk mempermudah mendiagnosa dan mempermudah user dalam menggunakanya.
30
4.5 Perancangan AntarMuka
Rancangan Form Login :
Rancangan Form menu utama
Rancangan Form konsultasi
Rancangan Form hasil Diagnosis
Rancangan Form Detail Jawaban
Rancangan Form Solusi
Rancangan Form Pilih Solusi / Penanggulangan
Rancangan Form Tambah Penyakit
Rancangan Form Tambah Gejala
Rancangan Form Hapus Gejala dari hama / penyakit
Rancangan Form Hapus Hama / Penyakit
Rancangan form Hapus Data Gejala
Rancangan Form Edit Data Gejala
Rancangan Form Edit Data Hama/Penyakit
Rancangan Form Tambah Gejala Pada Hama / Penyakit Jeruk
BAB 5
IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN
5.1 Aturan Premis Pada Hama dan Penyakit Jeruk
Rule 1. IF Pertumbuhan daun lambat And Kuncup mati And Getah putih di daun
And Getah berwarna putih berbentuk spiral Then Kutu Loncat (H1)
Rule 2. IF Daun lengket And Terdapat hewan-hewan kecil And Daun
Menggulung Then Kutu Daun (H2)
Rule 3. IF Kulit buah rusak, Berwarna Cokelat And Tangkai Buah Patah Then
Tungau (H3)
Rule 4. IF Daun Menebal And Terdapat bekas luka Then Thrips (H4)
Rule 5. IF Daun Keriting And Daun Menggulung And Lubang-lubang kecil pada
daun And Daun bergerigi/telah digigit And Tidak ada daun dan tersisa
tangkai Then Ulat Peliang Daun (H5)
Rule 6. IF Daun bercak-bercak kuning And Kulit batang retak-retak And Kutu
Berwarna Cokelat Pada Batang And Tangkai buah patah Then Kutu Sisik
(H6)
Rule 7. IF Buah Busuk And Ada tetesan-tetesan pada buah And Ada bekas
gerekan dan kotoran Then Penggerek Buah (H7)
Rule 8. IF Terdapat lubang pada kulit buah And Ada ulat dalam buah yang masak
Then Lalat Buah (H8)
Rule 9. IF Terdapat lubang pada kulit buah And Bunga Rontok And Terdapat
tonjolan pada buah Then Puru Buah (H9)
Rule 10. IF Daun lengket And Daun gugur And Getah putih di daun And Tangkai
buah ada kutu putih And Buah Terlambat Masak Then Kutu Dompolan
(H10)
Rule 11. IF Pertumbuhan daun lambat And Daun bercak-bercak kuning And Daun
Kaku dan Menebal And Daun Kecil And Buah Terdapat bercak-bercak
kuning And Buah tidak simetris And Buah masak terasa asam Then
CPVD (P1)
Rule 12. IF Daun Keriting And Daun Menggulung And Daun pucat And Pangkal
Daun kecil And Terdapat tonjolan pada buah Then Tristeza (P2)
Rule 13. IF Tonjolan Pada Batang And Tonjolan Hijau Pucat, Besar Tak Beraturan
And Kulit Batang Terkelupas Then Puru Berkayu (P3)
Rule 14. IF Daun Bercak-bercak Cokelat And Tonjolan-tojolan pada daun And
Daun layu And Daun kering dan mati And Daun tertutup lapisan hitam
And Kulit buah rusak, Berwarna Cokelat And Bauh Cekung Then
Antrakose (P4)
Rule 15. IF Kulit batang retak-retak And Kulit Batang Terkelupas And Batang
mengeluarkan cairan kuniangkeemasan Then Diplodia (P5)
Rule 16. IF Buah Terlambat Masak And Buah masak terasa asam And Buah Pucat
And Buah terdapat bercak Then Kudis (P6)
Rule 17. IF Batang dilapisi benang merah muda And Ranting terdapat spora And
Kulit Batang Jadi Abu-abu Then Jamur Upas (P7)
Rule 18. IF Daun Gugur And Daun Bercak-bercak cokelat Then Ganggang (P8)
Rule 19. IF Daun bercak-bercak kuning And Getah Putih Pada Daun And Bagian
tengah keras seperti gabus And Buah Tertutup Lapisan Hitam Then
Kanker (P9)
5.2 Hubungan Antara Gejala-gejala dengan Hama & Penyakit
Kode H1 H2 H3 H4 H5 H6 H7 H8 H9 H10 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9D1D2D3D4D5D6D7D8D9D10D11D12D13D14D15D16D17D18D19D20D21D22D23D24
Daun LayuDaun Kering dan MatiDaun Tertutup Lapisan HitamBercak Putih
Daun Bergerigi / Telah digitTidak ada daun dan tersisa tangkaiDaun Kaku dan MenebalDaun PucatDaun KecilTonjolan-tonjolan pada daun
Getah Berwarna putih berbentuk Spiral
Bagian Tengah Keras seperti Gabus
Daun LengketTerdapat Hewan-hewan Kecil / Sejenis kutu berwarna hitam, Cokelat, dan hijauDaun GugurDaun MenebalDaun Bercak-bercak KuningBercak-bercak CokelatDaun MenggulungLubang-lubang kecil
Nama Hama / PenyakitDaun KeritingPertumbuhan Daun lambatKuncup MatiGetah Putih di daun
Kode H1 H2 H3 H4 H5 H6 H7 H8 H9 H10 P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9B1B2B3B4B5B6B7B8B9B10U1U2U3U4U5U6U7U8U9U10U11U12U13U14U15U16U17U18U19U20 Tangkai buah Patah
Buah Masak Terasa AsamBuah CekungBuah PucatBuah terdapat BercakBuah Terutup Lapisan Hitam
Terdapat tonjolan-tonjolan pada buahPangkal Buah Berwarna KuningTangkai Buah Terdapat Kutu PutihBuah Terlambat TumbuhKulit Buah Tampak Belang-belang KuningBuah Tidak Semetris
Buah BusukAda Tetesan-tetesan pada BuahAda Bekas Gerekan dan Ada KotoranTerdapat Lubang-lubang pada kulit buahTerdapat ulat-ulat di dalam buah yang masakBunga Rontok
Ranting Terdapat SporaKulit Batang Berubah Menjadi Abu-abuTerdapat lapisan hitam pada batangKulit Buah Rusak, Berwarna Cokelat Keabu-abuanTerdapat Bekas Luka pada Sekeliling Buah Muda
Terdapat Hewan-hewan Kecil / Sejenis kutu berwarna cokelatTerdapat tonjolan di sekeliling batangTonjolan berwarna hijau pucat, dan besar tak beraturanKulit Batang dan cabang terkelupasBatang Mengeluarkan Cairan Kuning KeemasanBatang dilapisi benang merah muda
Nama Hama / PenyakitKulit Batang Retak-retak
5.3 Daftar Gejala-gejala pada Hama dan Penyakit
5.4 Diagram State Gejala-gejala pada Hama dan Tanaman Jeruk
5.5 Impelementasi Sistem
Tahap implementasi sistem merupakan penerapan dari rancangan sistem yang
telah dibuat ke dalam suatu bentuk aplikasi. Hardware minimal yang diperlukan untuk
menjalankan aplikasi ini adalah:
1. PC/Notebook Core 2 Duo
2. RAM 1 GB
3. Hard Disk 100 GB
Sedangkan Software yang diperlukan adalah :
1. Sistem Operasi Windows 7
2. Visual Basic.Net 2010 / 2012
3. Microsoft Database Acces 2007
4. Net Framework 3.0
5.6 Implementasi Program
5.6.1 Login
Pada saat program dijalankan maka akan tampil halaman login. Login untuk pakar
digunakan untuk mencegah program disalah gunakan dan untuk melindungi data-data
didalamnya. Jadi tidak setiap orang dpat mengakses program tersebut. Dalam form
login ini dibagi menjadi dua user, yxaitu Pengguna dan pakar. Bagi Pengguna hanya
perlu memasukan nama dan jenis jeruk. Sedangkan Pakar perlu username dan password
Berikut adalah tampilan halaman login
5.6.2 Halaman Menu Utama
Menu Utama
Pengguna terdiri dari tiga
menu yaitu menu :
1) Konsultasi /
Diagnosa
2) Penanggulangan
3) Kembali
Menu Utama Pakar terdiri dari lima menu yaitu menu :
1) Konsultasi / Diagnosa
2) Penanggulangan
3) Tambah Jenis Hama / Penyakit
4) Tambah Gejala
5) Tambah Gejala Pada Hama /
Penyakit
6) Hapus Data Hama / Penyakit
7) Hapus Data Gejala
8) Hapus Gejala Pada Penyakit
9) Edit Data Hama / Penyakit
10) Edit Data Gejala
11) Kembali
5.6.3 Halaman Konsultasi
Pada Halaman Konsultasi, Pengguna Bisa Menjawab Ya / Tidak Sesuai dengan
Pertanyaan yang diajukan oleh Program, dan Nantinya Jawaban dari pengguna akan
tersimpan di dalam sebuah grid atau list
5.6.4.
Halaman Hasil Diagnosis
Sebuah Halaman Hasil Konsultasi, Dimana Program mendiagnosis hasil sesuai
dengan gejala-gejala yang telah diinputkan pengguna. Apabila hasil diagnosis memiliki
solusi maka akan tampak tombol solusi. Apabila tidak maka tombol tersebut tidak ada.
5.6.5 Halaman Penanggulangan
Sebuah halaman yang memberikan Solusi sesuai dengan Penyakit / Hama yang
dimiliki oleh Tanaman Jeruk pengguna. Terdapat Sebuah Menu Konsultasi Apabila ingin
melakukan Konsultasi Ulang.
5.6.6 Halaman Pilih Solusi
Sebuah halaman yang akan memberikan Solusi sesuai dengan Penyakit / Hama
yang akan dipilih oleh pengguna saat itu juga
5.6.7 Halaman Detail Jawaban
Sebuah halaman yang menampilkan jawaban-jawaban yang telah dipilih pengguna.
Jawaban – jawaban tersebut diambil dari tabel “TEMP”
5.6.8 Halaman Tambah Data Gejala
Sebuah halaman yang hanya bisa diakses oleh pakar, dimana pakar tersebut
mempunyai hak akses untuk menambah gejala, yang dimana nantinya akan digunakan,
untuk keperluan penambahan hama / penyakit baru yang memiliki gejala-gejala tersebut.
Pakar tinggal memasukan Pertanyaan, Jawaban Jika Ya, dan Jawaban Jika Tidak, serta
memilih letak gejala tersebut (daun, batang / ranting, dan buah / bunga).
5.6.9 Halaman Tambah Data Hama / Penyakit
Pertama Pakar Memilih Jenisnya (hama / penyakit) dari kedua jenis tesebut.
Kemudian Pakar tinggal menambahkan gejala-gejalanya dan nanti akan ditampilkan
dalam data grid. Setelah itu pakar tinggal menabahkan nama hama / penyakit, pernyataan
dari hama / penyakit, serta solusinya.
Nama, pernyataan, serta solusi dari hama / penyakit tersebut masuk kedalam tabel
“HASIL”. Kemudian gejala-gejala dari hama / penyakit masuk kedalam tabel
“INFOSAKIT”
5.6.10 Halaman Tambah Gejala Pada Hama / Penyakit
Pertama pakar memilih jenis hama / penyakit yang ingin ditampilkan, kemudian
akan ditampilkan gejala-gejala dari hama / penyakit yang dipilih di dalam data grid.
Kemudian
pakar tinggal memilih
gejala yang akan
ditambahkan ke dalam
hama / penyakit
tersebut, dan
kemudian
menyimpannya
5.6.11 Halaman Hapus Hama / Penyakit
Pakar memilih jenis hama / penyakit, kemudian gejala-gejala akan tampak di data
grid. Dan kemudian data-data dari hama / penyakit akan ditampilkan ke dalam label yang
telah disediakan, mulai dari nama, pernyataan, serta solusi hama / penyakit.
5.6.12 Halaman Hapus Gejala
Pakar memilih kode gejala, kemudian gejala akan tampak di dalam label yang
telah disediakan, mulai dari letak gejala, pertanyaan, jawaban jika ya, dan jawaban jika
tidak. Setelah itu pakar tinggal menekan tombol hapus.
5.6.13 Halaman Hapus Gejala pada Hama / Penyakit
Pakar memilih jenis hama
/ penyakit, kemudian pada
combobox berikutnya hanya akan
tampak gejala-gejala dari hama /
penyakit tersebut. Dan kemudian
apabila gejala tersebut dipilih,
maka akan ditampilkan isi
pertanyaan dari gejala tersebut.
Dan gejala siap dihapus.
5.6.13 Halaman Ubah Data Hama / Penyakit
Pakar memilih jenis hama / penyakit, kemudian data dari hama / penyakit tersebut
akan tampak di setiap label yang ada. Dan kemudian pakar tinggal memilih data yang
akan diubah dan kemudian menekan tombol simpan.
5.6.14 Halaman Ubah Data Gejala
Pakar memilih gejala yang ingi diubah, kemudian data dari gejala tersebut akan
tampak di setiap label yang ada. Dan kemudian pakar tinggal memilih data yang akan
diubah dan kemudian menekan tombol simpan.
5.7 Struktur Tabel
5.7. 1 tabel gejala
No Field Tipe data Panjang Keterangan
1 Id Short Text 8 Id sebagai primary key
2 Pertanyaan Short Text 255 Pertanyaan
3 Jawab_ya Short Text 255 Jawaban jika ya
4 Jawab_tidak Short Text 255 Jawaban jika tidak
5.7.2 tabel hasil
No Field Tipe data Panjang Keterangan
1 Id Short Text 8 Id sebagai primary key
2 Hama_penyakit Short Text 255 Jawaban dari Diagnosa
3 Solusi Long text (Plain Text)
Cara Menanggulangi hama tersebut
4 nama Short Text 100 Nama hama / penyakit
5.7.2 tabel infosakit
No Field Tipe data Panjang Keterangan
1 penyakit Short Text 8 penyakit sebagai primary key, ID penyakit / Hama
2 T1 Short Text 8 Gejala pertama dari penyakit / hama “X”
3 T2 Short Text 8 Gejala kedua
4 T3 Short Text 8 Gejala ketiga
5 T4 Short Text 8 Gejala keempat
6 T5 Short Text 8 Gejala kelima
7 T6 Short Text 8 Gejala keenam
8 T7 Short Text 8 Gejala ketujuh
9 T8 Short Text 8 Gejala kedelapan
10 T9 Short Text 8 Gejala kesembilan
11 T10 Short Text 8 Gejala kesepuluh
12 T11 Short Text 8 Gejala kesebelas
13 T12 Short Text 8 Gejala keduabelas
14 T13 Short Text 8 Gejala ketigabelas
15 T14 Short Text 8 Gejala keempatbelas
16 T15 Short Text 8 Gejala kelimabelas
17 T16 Short Text 8 Gejala keenambelas
18 T17 Short Text 8 Gejala ketujuhbelas
19 T18 Short Text 8 Gejala kedelapanbelas
20 T19 Short Text 8 Gejala kesembilanbelas
21 T20 Short Text 8 Gejala keduapuluh
22 Jumlah Int Jumlah Gejala
5.7.3 tabel temp
No Field Tipe data Panjang Keterangan
1 Id Int Id sebagai primary key
2 nilai Short Text 255 Jawaban jika ya / tidak
3 tf Short Text 2 “Y” untuk Ya, dan “T” untuk tidak
5.7.4 tabel pengguna
No Field Tipe data Panjang Keterangan
1 Username Short Text 255 username sebagai primary key
2 Password Short Text 255 Jawaban jika ya / tidak
5.7.5 tabel nama jeruk
No Field Tipe data Panjang Keterangan
1 Id_jeruk Int Id sebagai primary key
2 nama Short Text 255 Nama jeruk
5.8 Tabel Aturan Premis pada Hama dan Penyakit Jeruk
Contoh : Pencarian Dengan Beberapa Kode Penyakit H1, H10, H2, H3, H4
Tabel 1 :
Kode
PenyakitStatus Rule Premise Number Premis Status
H1 A, U H1-D2
H1-D3
H1-D4
H1-D5
FR
FR
FR
FR
H10 A, U H10-D6
H10-D8
H10-U10
H10-U11
H10-U12
FR
FR
FR
FR
FR
H2 A, U H2-D6
H2-D7
H2-D12
FR
FR
FR
H3 A, U H2-U1
H2-U20
FR
FR
H4 A, U H2-D9
H2-U2
FR
FR
Tabel 2 :
Kode
PenyakitStatus Rule Premise Number Premis Status
H1 A, U, D H1-D2
H1-D3
H1-D4
H1-D5
FR, FA
FR
FR
FR
H10 A, U H10-D6
H10-D8
H10-U10
H10-U11
H10-U12
FR
FR
FR
FR
FR
H2 A, U H2-D6
H2-D7
H2-D12
FR
FR
FR
H3 A, U H2-U1
H2-U20
FR
FR
H4 A, U H2-D9
H2-U2
FR
FR
Temp Pertanyaan Temp Jawaban
Pertumbuhan daun lambat (D2) ? Tidak
Tabel 3 :
Kode
PenyakitStatus Rule Premise Number Premis Status
H1 A, U, D H1-D2 FR, FA
H1-D3
H1-D4
H1-D5
FR
FR
FR
H10 A, U, M H10-D6
H10-D8
H10-U10
H10-U11
H10-U12
FR, TU
FR
FR
FR
FR
H2 A, U H2-D6
H2-D7
H2-D12
FR, TU
FR
FR
H3 A, U H2-U1
H2-U20
FR
FR
H4 A, U H2-D9
H2-U2
FR
FR
Temp Pertanyaan Temp Jawaban
Pertumbuhan daun lambat (D2) ?
Daun lengket ?
Tidak
Ya
Tabel 4
Kode
PenyakitStatus Rule Premise Number Premis Status
H1 A, U, D H1-D2
H1-D3
H1-D4
H1-D5
FR, FA
FR
FR
FR
H10 A, U, M, U, D H10-D6
H10-D8
H10-U10
H10-U11
H10-U12
FR, TU
FR, FA
FR
FR
FR
H2 A, U, M H2-D6
H2-D7
H2-D12
FR, TU
FR
FR
H3 A, U H2-U1
H2-U20
FR
FR
H4 A, U H2-D9
H2-U2
FR
FR
Temp Pertanyaan Temp Jawaban
Pertumbuhan daun lambat (D2) ?
Daun lengket ?
Daun gugur ?
Tidak
Ya
Tidak
Tabel 5
Kode
PenyakitStatus Rule Premise Number Premis Status
H1 A, U, D H1-D2
H1-D3
H1-D4
FR, FA
FR
FR
H1-D5 FR
H10 A, U, M, U, D H10-D6
H10-D8
H10-U10
H10-U11
H10-U12
FR, TU
FR, FA
FR
FR
FR
H2 A, U, M H2-D6
H2-D7
H2-D12
FR, TU
FR, TU
FR
H3 A, U H2-U1
H2-U20
FR
FR
H4 A, U H2-D9
H2-U2
FR
FR
Temp Pertanyaan Temp Jawaban
Pertumbuhan daun lambat (D2) ?
Daun lengket ?
Daun gugur ?
Terdapat hewan-hewan kecil ?
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Tabel 6
Kode
PenyakitStatus Rule Premise Number Premis Status
H1 A, U, D H1-D2
H1-D3
H1-D4
FR, FA
FR
FR
H1-D5 FR
H10 A, U, M, U, D H10-D6
H10-D8
H10-U10
H10-U11
H10-U12
FR, TU
FR, FA
FR
FR
FR
H2 A, U, M H2-D6
H2-D7
H2-D12
FR, TU
FR, TU
FR, TU
H3 A, U H2-U1
H2-U20
FR
FR
H4 A, U H2-D9
H2-U2
FR
FR
Temp Pertanyaan Temp Jawaban
Pertumbuhan daun lambat (D2) ?
Daun lengket ?
Daun gugur ?
Terdapat hewan-hewan kecil ?
Daun Menggulung ?
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Ya
Tabel 7
Kode
PenyakitStatus Rule Premise Number Premis Status
H1 A, U, D H1-D2
H1-D3
H1-D4
FR, FA
FR
FR
H1-D5 FR
H10 A, U, M, U, D H10-D6
H10-D8
H10-U10
H10-U11
H10-U12
FR, TU
FR, FA
FR
FR
FR
H2 A, U, M, U, TD H2-D6
H2-D7
H2-D12
FR, TU
FR, TU
FR, TU
H3 A, U H2-U1
H2-U20
FR
FR
H4 A, U H2-D9
H2-U2
FR
FR
Temp Pertanyaan Temp Jawaban
Pertumbuhan daun lambat (D2) ?
Daun lengket ?
Daun gugur ?
Terdapat hewan-hewan kecil ?
Daun Menggulung ?
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Ya
Tabel 8
Kode
PenyakitStatus Rule Premise Number Premis Status
H1 A, U, D H1-D2
H1-D3
H1-D4
FR, FA
FR
FR
H1-D5 FR
H10 A, U, M, U, D H10-D6
H10-D8
H10-U10
H10-U11
H10-U12
FR, TU
FR, FA
FR
FR
FR
H2 A, U, M, U, TD,
FD
H2-D6
H2-D7
H2-D12
FR, TU
FR, TU
FR, TU
H3 A, U, D H2-U1
H2-U20
FR
FR
H4 A, U, D H2-D9
H2-U2
FR
FR
Temp Pertanyaan Temp Jawaban
Pertumbuhan daun lambat ?
Daun lengket ?
Daun gugur ?
Terdapat hewan-hewan kecil ?
Daun Menggulung ?
Hama / Penyakit (H2)
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Ya
Hama Kutu Daun
BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dan evaluasi dari bab-bab terdahulu, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Dengan adanya sistem pakar ini perngguna dapat terbantu dalam
mendiagnosis hama dan penyakit yang menyerang tanaman jeruknya.
2. Dengan menggunakan metode Runut Maju dalam penentuan hama dan
penyakit Jeruk, diperoleh hasil yang sama antara hasil sistem dengan hasil
perhitungan manual.
3. User dapat menggunakan sistem ini dengan mudah untuk mengetahui hasil
diagnosis hama / penyakit Jeruk berdasarkan gejala-gejala pada jeruk yang
tampak dari luar.
4. Aplikasi ini dibuat sebagai alat bantu bagi orang awam untuk mengetahui
jenis hama / penyakit yang menyerang jeruknya.
Kelebihan Program :
Tidak Semua pertanyaan akan ditanyakan ke pengguna, hanya pertanyaan
yang mempunyai kaitan dengan pertanyaan sebelumnya saja yang
ditanyakan
Program selalu tepat dalam menentukan hama / penyakit yang dialami
oleh pengguna sesuai dengan gejala yang dimasukan.
Program disertai dengan kemampuan, dimana seorang pakar bisa
menambah, menghapus, dan mengubah data.
Kekurangan Program :
Untuk saat ini, program tersebut hanya mampu menggunakan gerbang
logika “and” dalam setiap gejala yang dimiliki oleh hama / penyakit.
6.2 Saran
Aplikasi sistem pakar ini dapat menjadi sarana untuk menyimpan pengetahuan
tentang hama / penyakit pada tanaman jeruk dari pakar atau ahlinya. Saran yang diberikan
untuk pengembangan sistem pakar yang lebih baik adalah sistem pakar ini seharusnya
dibuat gerbang logika “or” dikarenakan suatu hama / penyakit belum tentu hanya
memiliki sejumlah gejala x saja tetapi bisa juga memiliki gejala lain dimana nantinya
apabila salah satu dari gejala lain atau gejala x telah terpenuhi sistem bisa menentukan
jenis hama / penyakitnya.
DAFTAR PUSTAKA
Triwiranto Anang, 2004, Pengenala dan Pengendalian hama dan penyakit tanaman jeruk, Depertemen Pertanian
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29787/3/Chapter%20II.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29787/4/Chapter%20I.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29787/5/Abstract.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29787/2/Chapter%20III-V.p