Upload
vunhu
View
244
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan
Calon Mahasiswa Penerima Beasiswa PPA Dengan
Metode SAW (Study Kasus Undiksha)
Oleh
I Putu Adi Juni Suantara Putra (150030740)
Kadek Agus Ariawan (150030741)
Putu Wahyudi Sutarta (150030744)
PJJ STIKOM SINGARAJA BALI
2016
1
1.1. LATAR BELAKANG
Perkembangan teknologi yang sangat pesat di era
globalisasi saat ini telah memberikan banyak manfaat.
Penggunaan teknologi oleh manusia dalam membantu
menyelesaikan pekerjaan merupakan hal yang menjadi
keharusan dalam kehidupan. Perkembangan teknologi ini
juga harus diikuti dengan perkembangan pada Sumber
Daya Manusia (SDM).
Pendidikan merupakan sebuah sarana yang
efektif dalam mendukung perkembangan serta
peningkatan sumber daya manusia menuju ke arah yang
lebih positif. Disetiap lembaga pendidikan khususnya
Universitas, komputer menjadi alat untuk
mempermudah kinerja untuk setiap staf yang bertugas
dan khususnya dalam penerimaan Beasiswa. Banyak
juga kriteria serta indikator yang ditentukan dalam
penerimaan Beasiswa yang harus dipenuhi. Untuk
mendapatkan beasiswa tersebut maka harus sesuai
dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan dan kriteria
yang ditetapkan. Adapun kriteria yang ditentukan dalam
calon penerima Beasiswa ini adalah IPK, penghasilan
2
orang tua, jumlah tanggungan orang tua, administrasi
dan lain-lain. Oleh sebab itu tidak semua yang
mendaftarkan diri sebagai calon penerima beasiswa
tersebut akan diterima, hanya yang memenuhi kriteria
kriteria saja yang akan memperoleh beasiswa tersebut.
Untuk mempermudah sistem kerja dalam mendata calon
penerima Beasiswa tersebut, maka perlu dibangun
sebuah sistem pendukung keputusan yang akan
membantu penentuan siapa yang berhak untuk
mendapatkan Beasiswa tersebut.
Sistem pendukung keputusan (SPK) atau
Decision support systems (DSS) merupakan salah satu
bagian dari sistem informasi yang telah banyak
diterapkan untuk memudahkan pengambilan keputusan.
Banyak metode yang digunakan untuk membantu dalam
proses pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan
dilakukan dengan pendekatan sistematis terhadap
permasalahan melalui proses pengumpulan data menjadi
informasi serta ditambah dengan faktor-faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Model
yang digunakan dalam sistem pendukung keputusan ini
3
adalah SAW. SAW ini dipilih, karena dapat
menentukan nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian
dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan
menyeleksi alternatif terbaik dari sejumlah alternatif.
Dalam hal ini alternatif yang dimaksud adalah yang
berhak menerima Beasiswa berdasarkan kriteria-kriteria
yang ditentukan. Dengan metode perangkingan tersebut,
diharapkan penilaian akan lebih tepat karena didasarkan
pada nilai kriteria dan bobot yang sudah ditentukan
sehingga akan mendapatkan hasil yang lebih akurat
terhadap siapa yang akan menerima beasiswa tersebut.
Berdasarkan hal di atas, maka pada lembaga
pendidikan khususnya Universitas membutuhkan sebuah
sistem pengambilan keputusan untuk mempermudah
dalam menentukan calon penerima Beasiswa bagi
mahasiswa dengan judul “ Sistem Pendukung Keputusan
Untuk Menentukan Calon Penerima Beasiswa Bagi
Mahasiswa”.
4
B. METODE
Metode yang digunakan dalam pembuatan sistem
pendukung keputusan untuk menentukan calon penerima
beasiswa bagi mahasiswa adalah menggunakan metode
SAW (Metode Simple Additeve Weighting). Metode
SAW sering dikenal dengan istilah metode penjumlahan
terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari
penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap
alternatif pada semua atribut. Metode SAW dapat
membantu dalam pengambilan keputusan suatu kasus,
akan tetapi perhitungan dengan menggunakan metode
SAW ini hanya yang menghasilkan nilai terbesar yang
akan terpilih sebagai alternatif yang terbaik. Perhitungan
akan sesuai dengan metode ini apabila alternatif yang
terpilih memenuhi kriteria yang telah ditentukan. Metode
SAW ini lebih efisien karena waktu yang dibutuhkan
dalam perhitungan lebih singkat.
1.2 Kriteria
Penerapan metode SAW dalam penelitian ini
memerlukan bobot dan kriteria untuk menentukan siapa
5
yang akan terseleksi sebagai penerima beasiswa PPA.
Adapun kriterianya adalah :
X1 = Nilai indeks prestasi akademk (IPK)
X2 = Keaktifan dalam organisasi
X3 = Penghasilan orang tua
X4 = Administrasi
Dari masing-masing bobot tersebut, maka dibuat suatu
variabel-variabelnya. Dimana dari suatu variabel tersebut
akan dirubah kedalam bilangan sebagai inklusi sebuah
variable. Dibawah ini adalah penjabaran variable dalam
suatu bentuk bobot:
Rendah = 1
Cukup = 2
Sangat memuaskan = 3
1.3. Sub Kreteria
Kriteria IPK
Kriteria IPK merupakan persyaratan yang ditentukan
untuk pengambilan keputusan, berdasarkan jumlah IPK
yang diperoleh oleh mahasiswa selama studi
6
berlangsung. Interval nilai yang telah dikonversikan
dengan bilangan sbb:
Table 1.3 kriteria IPK
Berikut adalah variable dengan kreteria index prestasi
dimana jika IPK dengan nilai lebih kecil atau sama
dengan 2,75 maka akan mempunyai rentang variable
rendah dengan nilai 1, sedangkan jika nilai IPK Kurang
atau samadengan 3,51 maka akan mendapat predikat
cukup dengan nilai variable 2, dan jika nilai lebih besar
dari 3,52 maka akan mendapat predikat Tinggi dengan
nilai Variable adalah 3.
Kriteria keaktifan dalam organisasi
Kriteria keaktifan dalam organisasi merupakan
persyaratan yang ditentukan untuk pengambilan
keputusan, berdasarkan aktif tidaknya mahasiswa
tersebut dalam berorganisasi di lingkungan kampus.
IPK Variabel Nilai
2,00 – 2,75 Rendah 1
2,76 – 3.51 Cukup 2
3,52- 4,00 Sangat memuaskan 3
7
Interval nilai yang telah dikonversikan dengan bilangan
sbb:
Tabel 1.3 kriteria Dalam Organisasi
Keaktifan Variabel Nilai
Jurusan Rendah 1
Fakultas Cukup 2
Lembaga Sangat memuaskan 3
Kriteria Penghasilan Orangtua
Kriteria penghasilan orangtua merupakan persyaratan
yang ditentukan untuk pengambilan keputusan,
berdasarkan jumlah penghasilan bulanan baik itu
penghasilan tetap maupun tidak tetap. Interval nilai yang
telah dikonversikan dengan bilangan sbb:
Tabel 1.3 Penghasilan Orang Tua
Penghasilan Variabel Nilai
Penghasilan ≤ 1.8
juta
Sangat memuaskan 3
Penghasilan ≥ 1.8
– 2,5 juta
Cukup 2
Penghasilan ≤ 6
Juta
Rendah 1
8
Kriteria administrasi
Kriteria administrasi merupakan persyaratan yang
ditentukan untuk pengambilan keputusan, berdasarkan
kelengkapan berkas – berkas yang digunakan untuk
memperoleh beasiswa. Interval nilai yang telah
dikonversikan dengan bilangan sbb:
Tabel 1.3 Administrasi
Administrasi Variabel Nilai
Lengkap Lengkap 3
Cukup Cukup lengkap 2
Tidak
Lengkap
Tidak Lengkap 1
Vektor Bobot (W)
Berdasarkan hasil wawancara pada bagian beasiswa pada
Universitas Pendidikan Ganesha memberikan bobot
setiap kriteria sebagai berikut:
X1 = Nilai indeks prestasi akademik (IPK) = 3
X2 = Keaktifan dalam organisasi = 2
X3 = Penghasilan orang tua = 2
X4 = Administrasi = 3
9
1.4. Metode
Konsep dasar metode Simple Additive Weighting
(SAW) adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating
kinerja pada setiap alternatif pada semua atribut. Metode
SAW membutuhkan proses normalisasi matrik
keputusan ke suatu skala yang dapat diperbandingkan
dengan semua rating alternatif yang ada.
Dimana rij adalah rating kinerja ternormalisasi dari
alternative Ai dan atribut Cj; i = 1, 2,…, m dan j = 1,
2,…, n.
Nilai preferensi untuk setiap alternative (Vi) diberikan
sebagai :
Nilai Vi yag lebih besar mengindikasikan bahwa
alternative Ai lebih terpilih. Langkah penyelesaian
menggunakan metode SAW :
1. Menentukan kriteria yang dijadikan acuan
pengambilan keputusan.
10
2. Menentukan rating kecocokan setiap alternative
pada setiap kriteria.
3. Membuat matriks keputusan berdasarkan criteria,
kemudian melakukan normalisasi matriks
berdasarkan persamaan yang disesuaikan dengan
jenis atribut sehingga diperoleh matriks
ternormalisasi R.
4. Hasil akhir diperoleh dari proses perangkingan
yaitu penjumlahan dari perkalian matrik
ternormalisasi R dengan vector bobot sehingga
diperoleh nilai terbesar yang dipilih sebagai
alternative terbaik sebagai solusi.
1.5. Iterasi
Iterasi adalah model pengembangan system yang
bersifat dinamis dalam artian setiap tahapan proses
pengembangan system dapat diulang jika terdapat
kekurangan atau kesalahan.
Berikut adalah contoh pengembangan Iterasi dalam
study kasus penerimaan beasiswa jalur PPA dengan
metode SAW. Ada beberapa tahapan untuk
11
menyelesaikan suatu kasus menggunakan metode SAW
ini.
1. Menentukan kriteria-kriteria yang akan dijadikan
acuan dalam pengambilan keputusan, yaitu Ci.
2. Menentukan rating kecocokan setiap alternatif pada
setiap kriteria.
3. Membuat matriks keputusan berdasarkan kriteria(Ci),
kemudian melakukan normalisasi matriks berdasarkan
persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut (atribut
keuntungan ataupun atribut biaya) sehingga diperoleh
matriks ternormalisasi R.
4. Hasil akhir diperoleh dari proses perankingan yaitu
penjumlahan dari perkalian matriks ternormalisasi R
dengan vektor bobot sehingga diperoleh nilai terbesar
yang dipilih sebagai alternatif terbaik (Ai)sebagai solusi.
12
Kriteria dalam Study Kasus:
Benefit: Nilai IPK (C1), Keaktifan Dalam Organisasi
(C2) dan Administrasi (C3)
Cost: Penghasilan Orang Tua(C4)
Nilai Bobot dalam Alternatif
Berikut adalah nilai bobot alternatif yang ditentukan
Tabel 1.5 nilai bobot Alternatif
Alternatif Nilai IPK Keaktifan
Organisasi
Penghasilan
Orang Tua
Administ
rasi
Pelamar 1 1 3 3 3
Pelamar 2 2 2 1 3
Pelamar 3 3 1 2 3
Pelamar 4 3 2 1 2
Pelamar 5 2 3 2 2
Pelamar 6 1 1 3 2
Pelamar 7 2 1 3 1
Pelamar 8 3 2 3 2
Pelamar 9 1 3 3 3
Pembobotan
Berikut adalah tabel pembobotan yang sudah
ditentukan:
13
Tabel 1.5 nilai bobot Alternatif
Kriteria Bobot
C1 3
C2 2
C3 2
C4 3
Matrik nilai Kriteria
Sebelum menentukan nilai normalisasi R harus
dibuat sebuah tabel matrik untuk memudahkan
penentuan nilai setiap criteria, berikut adalah tabel
matrik nilai bobot alternatif
Tabel 1.5 Matrik Alternatif
1 3 3 3
2 2 1 3
3 1 2 3
3 2 1 2
2 3 2 2
1 1 3 2
2 1 3 1
3 2 3 2
1 3 3 3
kriteria benefitnya yaitu (C1, C2 , C3 dan C4). Untuk
normalisai nilai, jika faktor kriteria benefit digunakanan
rumusan
Rii = ( Xij / max{Xij})
14
Dari kolom C1 nilai maksimalnya adalah ‘3’ , maka tiap
baris dari kolom C1 dibagi oleh nilai maksimal kolom
C1.
R11 = 1/3 = 0.33
R21 = 2/3 = 0.66
R31 = 3/3 = 1
R41 = 3/3 = 1
R51 = 2/3 = 0.66
R61 = 1/3 = 0.33
R71 = 2/3 = 0.66
R81 = 3/3 = 1
R91 = 1/3 = 0.33
Dari kolom C2 adalah mengambil nilai minimalnya
adalah ‘1’ , maka tiap nilai Minimal kolom C2 dibagi
baris dari kolom C2
Rii = ( Xij / Min{Xij})
R11 = 1/3 = 0.33
R12 = 1/2 = 0.5
15
R13 = 1/1 = 1
R14 = 1/2 = 0.5
R15 = 1/3 = 0.33
R16 = 1/1 = 1
R17 = 1/1 = 1
R18 = 1/2 = 0.5
R19 = 1/3 = 0.33
Dari kolom C3 adalah mengambil nilai minimalnya
adalah ‘1’ , maka tiap nilai Minimal kolom C3 dibagi
baris dari kolom C3
Rii = ( Xij / Min{Xij})
R11 = 1/3 = 0.33
R12 = 1/1 = 1
R13 = 1/2 = 0.5
R14 = 1/1 = 1
R15 = 1/2 = 0.5
R16 = 1/3 = 0.33
R17 = 1/3 = 0.33
R18 = 1/3 = 0.33
R19 = 1/3 = 0.33
16
Dari kolom C4 adalah mengambil nilai minimalnya
adalah ‘1’ , maka tiap nilai Minimal kolom C4 dibagi
baris dari kolom C4
Rii = ( Xij / Min{Xij})
R11 = 1/3 = 0.33
R12 = 1/3 = 0.33
R13 = 1/3 = 0.33
R14 = 1/2 = 0.5
R15 = 1/2 = 0.5
R16 = 1/2 = 0.5
R17 = 1/1 = 1
R18 = 1/2 = 0.5
R19 = 1/3 = 0.33
Nilai Normalisasi R
Berikut adalah perhitungan nilai Normalisasi R dari
nilai bobot yang sudah ditentukan.
Tabel 1.5 Nilai Normalisasi R
0.33 0.33 0.33 0.33
0.66 0.5 1 0.33
1 1 0.5 0.33
17
1 0.5 1 0.5
0.66 0.33 0.5 0.5
0.33 1 0.33 0.5
0.66 1 0.33 1
1 0.5 0.33 0.5
0.33 0.33 0.33 0.33
Nilai Akhir
Berikut adalah perhitungan nilai akhir yang
ditentukan seperti rumus dibawah untuk
menentukan perengkingan setiap pelamar beasiswa.
Tabel 1.5 Nilai Akhir
Alternati
f
Nila
i
IPK
Keaktifan
Organisas
i
Penghasila
n Orang
Tua
Administras
i
Hasi
l
Pelamar
1
1*3 3 *2 3*2 3*3 3.33
Pelamar
2
2*3 2*2 1*2 3*3 6
Pelamar
3
3*3 1*2 2*2 3*3 7
Pelamar
4
3*3 2*2 1*2 2*3 7.5
Pelamar 2*3 3*2 2*2 2*3 5.1
18
5
Pelamar
6
1*3 1*2 3*2 2*3 5.1
Pelamar
7
2*3 1*2 3*2 1*3 7.6
Pelamar
8
3*3 2*2 3*2 2*3 6.1
Pelamar
9
1*3 3*2 3*2 3*3 3.33
Bobot 3 2 2 3*3
1.6. Gambaran Umum Sistem
Sistem pendukung keputusan untuk menentukan
calon mahasiwa penerima beasiswa ini merupakan
sistem yang dibangun untuk menentukan kreteria
Mahasiwa yang layak untuk mendapatkan beasiswa PPA
dengan study kasus Undiksha Universitan Pendidikan
Ganesha.
Banyak juga kriteria serta indikator yang
ditentukan dalam penerimaan Beasiswa yang harus
dipenuhi. Untuk mendapatkan beasiswa tersebut maka
harus sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan
dan kriteria yang ditetapkan. Adapun kriteria yang
ditentukan dalam calon penerima Beasiswa ini adalah
IPK, penghasilan orang tua, jumlah tanggungan orang
19
tua, administrasi dan lain-lain. Oleh sebab itu tidak
semua yang mendaftarkan diri sebagai calon penerima
beasiswa tersebut akan diterima, hanya yang memenuhi
kriteria kriteria saja yang akan memperoleh beasiswa
tersebut.
Dalam aplikasi ini langkah yang harus di lakukan adalah
1. Menginputkan Data Mahasiswa
2. Data Kriteria dan Pembobotannya
3. Data Range Kriteria
4. Data Nilai Klasifikasi / Data Nilai Mahasiswa
berdasarkan Kriteria dan secara otomatis ketika
membuka laporan hasil analisa maka akan
langsung muncul hasil dari perhitungan dengan
metode SAW.
Berikut adalah gambaran umum sistem dimana
Admin disini adalah pengelola data atau pegawai yang
akan menginputkan data calon mahasiswa yang akan
mendaftarkan diri untuk menerima beasiswa yang
Ad
min
Input Data
MHS
Data
Kriteria
Range
Kreteria
Hasil
Perhitu
ngan
Saw
20
dimulai dengan menginput data diri mahasiswa, dan
selanjutnya menginput data kreteria berdasarkan
pembobotan yang ditentukan untuk mendapatkan hasil
perhitungan yang menggunakan metode SAW.
1.7. Form Kuisioner
Form Kuisioner Calon Penerima Beasiswa Peningkatan Prestasi
Akademik (PPA)
Silahkan isi data anda dengan benar..
1. Hasil Indeks Prestasi Komulatif (IPK) semester terakhir
mahasiswa.
o IPK 2,00 – 2,75
o IPK 2,76 – 3,51
o IPK 3,52 – 4,00
2. Keaktifan mahasiswa dalam berorganisasi di lingkungan kampus.
o Jurusan
o Fakultas
o Lembaga
3. Penghasilan orang tua mahasiswa.
o Penghasilan ≤ 1.8 Juta
o Penghasilan ≥ 1.8 jt – 2,5 Jt
o Penghasilan 2,5 – 6 Jt
21
4. Administrasi mahasiswa.
o Fotocopy KTM, KRS, dan Kwitansi pembayaran SPP
o Fotocopy rekening listrik bulan
o Surat pernyataan tidak sedang menerima beasiswa dari
sumber lain
o Fotocopy Kartu Keluarga (dileges lurah/ kepdes
setempat)
1.7 Rancangan Basis Data
Perancangan basis data merupakan proses
menciptakan perancangan untuk basis data yang akan
mendukung operasi dan tujuan system yang akan di
bangun. Dalam merancang suatu basis data, digunakan
metodologi-metodologi yang membantu dalam tahap
perancangan basis data. Metodologi perancangan adalah
pendekatan struktur dengan menggunakan prosedur,
teknik, alat, serta bantuan dokumen untuk membantu dan
memudahkan dalam proses perancangan. Dengan
menggunakan teknik metode disain ini dapat membantu
dalam merencanakan, mengatur, mengontrol, dan
mengevaluasi database development project. Berikut
22
rancangan basisdata yang digunakan dalam Sistem
Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Calon
Mahasiswa Penerima Beasiswa PPA Dengan Metode
SAW (Study Kasus Undiksha).
o Tb_Alternatif
Field name Data type Description
Id_alternatif* Int(11) Id Alternatif
Nama_alternatif Varchar(225) Nama
Alternatif
Hasil_alternatif Double Hasil
Alternatif
o Tb_kriteria
Field name Data type Description
Id_kriteria* Int(11) Id Kriteria
Nama_kriteria Varchar(225) Nama Kriteria
Tipe_kriteria Varchar(10) Tipe Kriteria
Bobot_kriteria Double Bobot Kriteria
o Tb_nilai
Field name Data type Description
Id_nilai* Int(6) Id nilai
Keterangan_nilai Varchar(45) Keterangan
Nilai
Jum_nilai Double Jumlah nilai
23
o Tb_pengguna
Field name Data type Description
Id_pengguna* Int(3) Id pengguna
Nama_lengkap Varchar(225) Nama lengkap
Username Varchar(100) Username
Password Varchar(100) Password
o Tb_ranking
Field name Data type Description
Id_alternatif* Int(11) Id alternatif
Id_kriteria Varchar(15) Id kriteria
Nilai_ranking double Nilai ranking
Nilai_normalisasi double Nilai
normalisasi
Bobot_normalisasi double Bobot
normalisasi
1.8. Relasi tabel
Relasi tabel adalah hubungan antara tabel yang
mempresentasikan hubungan antar objek di dunia nyata.
Relasi merupakan hubungan yang terjadi pada suatu
tabel dengan lainnya yang mempresentasikan hubungan
antar objek di dunia nyata dan berfungsi untuk mengatur
mengatur operasi suatu database.
Berikut relasi tabel dalam Sistem Pendukung
Keputusan Untuk Menentukan Calon Mahasiswa
24
Penerima Beasiswa PPA Dengan Metode SAW (Study
Kasus Undiksha).
Tb_beasiswa
Id_bea*
Nama_bea
Nim**
Id_thn**
Tb_kriteria
Id_kriteria *
Nama_kriteria
Tb_mahasiswa
Nim *
Nama_mhs
Keaktifan
Penghasilan_ot
administrasiTb_tahun_ajaran
Id_thn *
Nama_thn
Tb_bobot_kriteria
Id_bk*
Id_kriteria**
Nama_bk
Bobot_bk
Tb_detail_beasiswa
Id_bea**
Id_kriteria**
Id_bk**
25
1.9 Rancangan AntarMuka
Rancangan Antar Muka Form Login Admin
Rancangan Antar Muka Halaman Utama Admin
26
Rancangan Antar Muka Menu Nilai Bobot
Rancangan Antar Muka Menu Data Kriteria
27
Rancangan Antar Muka Menu Data Alternatif
Rancangan Antar Muka Menu Perangkingan
28
Rancangan Antar Muka Menu Laporan
1.10 Kesimpulan
1. Dari data diatas metode SAW dapat digunakan untuk
memecahkan masalah penyeleksian mahasiswa penerima
beasiswa hal tersebut didapatkan dari kriteria yang
paling diprioritaskan adalah IPK (Indeks Prestasi
Kumulatif), Keaktifan dalam organisasi, Penghasilan
orang tua dan Administrasi.
2. Aplikasi sistem seleksi beasiswa ini dapat digunakan
sebagai alat bantu bagi pengambil keputusan dengan
tetap berbasis pada sistem pendukung keputusan.