4
Sistem Sensorik Reseptor Reseptor ialah sel terspesialisasi untuk menerima rangsang. Terdapat beberapa jenis reseptor tergantung pada lokasi dan modalitas rangsang yang diterimanya. Eksteroreseptor menerima rangsang yang berasal dari energi lingkungan luar dan terletak dalam kulit dan derivatnya. Modalitas yang diterimanya adalah rasa nyeri (ujung bebas serabut saraf C), suhu (panas, dingin), raba ringan (taktil) ( badan Merkel) dan tekan serta modalitas khusus seperti bau, suara dan cahaya. Reseptor-reseptor tersebut tidak spesifik mutlak untuk suhu modalitas karena rangsang kuat dapat menimbulkan berbagai jenis rasa bahkan rasa nyeri sungguhpun rangsang pencetus belum menyebabkan nyeri. Proprioreseptor menerima rangsang dari bagian di dalam jaringan tubuh yang letaknya di dalam otot (fisus otot), tendo (organ tendon Golgi) , dan simpai sendi serta sel rambut dalam kanal semilunar, makula dan utricus ( dalam telinga dalam ) . Serabut propriosepsi sadar meneruskan informasi ke otak untuk apresiasi gerak sendi atau memahami posisi tubuh dan bagian- bagiannya serta menilai berat, rupa, dan bentuk benda, rasa tekan, vibrasi (tekan berulang secara ritmik) dan nyeri dalam sedangkan yang tidak sadar berakhir di otak kecil untuk koordinasi otot. Interoreseptor menerima rangsang dari alat dalaman yang dirasakan sebagai nyeri, kembung ,malas, mual dan digunakan pada refleks viseral (misalnya refleks karotis). Reseptor khusus pada alat dalaman ialah presso/barroreseptor dalam dinding arteri dan memantau tekanan arteri; kemoreseptor yang menerima rangsang zat kimia untuk memantau kadar oksigen dan karbondioksida arteri dan termoreseptor yang peka terhadap suhu.

Sistem Sensorik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sistem sensorik

Citation preview

Page 1: Sistem Sensorik

Sistem Sensorik

Reseptor

Reseptor ialah sel terspesialisasi untuk menerima rangsang. Terdapat beberapa jenis reseptor

tergantung pada lokasi dan modalitas rangsang yang diterimanya. Eksteroreseptor menerima

rangsang yang berasal dari energi lingkungan luar dan terletak dalam kulit dan derivatnya. Modalitas

yang diterimanya adalah rasa nyeri (ujung bebas serabut saraf C), suhu (panas, dingin), raba ringan

(taktil) ( badan Merkel) dan tekan serta modalitas khusus seperti bau, suara dan cahaya. Reseptor-

reseptor tersebut tidak spesifik mutlak untuk suhu modalitas karena rangsang kuat dapat

menimbulkan berbagai jenis rasa bahkan rasa nyeri sungguhpun rangsang pencetus belum

menyebabkan nyeri. Proprioreseptor menerima rangsang dari bagian di dalam jaringan tubuh yang

letaknya di dalam otot (fisus otot), tendo (organ tendon Golgi) , dan simpai sendi serta sel rambut

dalam kanal semilunar, makula dan utricus ( dalam telinga dalam ) . Serabut propriosepsi sadar

meneruskan informasi ke otak untuk apresiasi gerak sendi atau memahami posisi tubuh dan bagian-

bagiannya serta menilai berat, rupa, dan bentuk benda, rasa tekan, vibrasi (tekan berulang secara

ritmik) dan nyeri dalam sedangkan yang tidak sadar berakhir di otak kecil untuk koordinasi otot.

Interoreseptor menerima rangsang dari alat dalaman yang dirasakan sebagai nyeri, kembung ,malas,

mual dan digunakan pada refleks viseral (misalnya refleks karotis). Reseptor khusus pada alat

dalaman ialah presso/barroreseptor dalam dinding arteri dan memantau tekanan arteri;

kemoreseptor yang menerima rangsang zat kimia untuk memantau kadar oksigen dan

karbondioksida arteri dan termoreseptor yang peka terhadap suhu.

Satuan sensorik = sensory unit terdiri dari satu neuron sensorik dengan juluran-juluran dan reseptor-

reseptornya. Satu satuan sensorik mungkin berakhir pada satu cabang (misalnya pada satu badan

Pacini) atau mungkin pada banyak cabang yang menyebar pada satu daerah sampai seluas satu

milimeter persegi. Daerah ini dinamakan lapangan reseptif yang mungkin difus atau mempunyai

batas-batas jelas .

Jaras Sensorik / Ascendens

Jaras asenden medula spinalis menghantarkan semua modalitas snesorik yang berasal dari anggota

tubuh, batang tubuh, leher dan kepala kecuali kepala bagian muka dan batok kepala anterior dari

bidang frontal yang melalui kedua telinga . Informasi itu diperoleh melalui semua akar dorsal saraf

spinal. Pada dasarnya jaras ini tersusun dari urutan tiga neuron , yaitu :

Page 2: Sistem Sensorik

1. Neuron orde I yang merupakan neuron unipolar dengam perikarion (badan sel) dalam

ganglion spinal. Serabut perifernya mulai pada reseptor dan membentang sampai ganglion

spinal. Kemudian dari ganglion spinal serabut sentral memasuki medula spinalis melalui akar

dorsal saraf spinal dan berakhir bersinaps di dalam medula spinalis atau dalam BO dengan

neuron orde II

2. Neuron orde II terdapat dalam segmen medula spinalis atau BO dan aksonnya menyilang

garis tengah untuk berlanjut naik di kontralateral medula spinalis dan berakhir dalam

nukleus VPL thalamus.

3. Neuron orde III dengan perikarion di thalamus mengirim aksonnya ke korteks

somatosensorik ( area 3,1,4 Brodmann) melalui crus poterior capsula interna.

Neurotransmiter

Neurotransmiter merupakan zat kimia yang disintesis dalam neuron dan disimpan dalam

gelembung sinaptik pada ujung akson. Zat kimia ini dilepaskan dari akson terminal mealui eksositosis

dan juga direabsorpsi untuk daur ulang.5

Neurotransmiter merupakan cara komunikasi antar neuron. Setiap neuron melepaskan satu

transmitter. Zat-zat kimia ini menyebabkan perubahan permeabilitas sel neuron, sehingga dengan

bantuan zat-zat kimia ini maka neuron dapat lebih mudah dalam menyalurkan impuls, bergantung

pada jenis neuron dan transmitter tersebut.5 Contoh neurotransmitter adalah:1

1. Asetilkolin (ACh) dilepas oleh neuron motorik yang berakhir di otot rangka (sambungan

neuromuskular). ACh juga dilepas oleh neuron parasimpatis dalam SSO dan oleh neuron

tertentu di otak.

a. Sebagian besar ACh disintesis dari kolin dan koenzim asetil A dalam badan neuron

motorik; kemudian ditranspor ke terminal akson dan disimpan dalam vesikel

sinaptik.

b. Setelah dilepas, ACh dipecah oleh enzim asetilkolinesterase menjadi asetat dan

kolin. Kolin kemudian ditarik terminal akson dan disiklusulangkan.

c. Asetilkolinesterase seperti esterin dan prostigmin dipakai secara teraputik pada

kasus miastenia gravis, penyakit yang ditandai dengan melemahnya otot karena

penurunan daya respons sel-sel otot rangka terhadap ACh.

2. Katekolamin meliputi norepinefrin (NE), epinefrin (E) dan dopamin (DA). Katekolamin

mengandung nukleus katekol dan merupakan derivat dari asam amino tirosin.

Page 3: Sistem Sensorik

a. Katekolamin digolongkan sebagai monoamina karena memiliki satu gugus tunggal

amina.

b. Ketiganya merupakan neurotransmitter dalam SSP; NE dan E juga berfungsi

sebagai hormon yang disekresi kelenjar adrenal.

c. Katekolamin terinaktivasi setelah pelepasan karena

1) Penyerapan ulang oleh terminal akson.

2) Degradasi enzimatik oleh monoamina oksidase (MAO) yang terjadi pada

ujung neuron presinaptik.

3) Degradasi enzimatik oleh katekolamin-O-metil transferase (COMT) yang

terjadi pada neuron postsinaptik.

3. Serotonin termasuk monoamina, tetapi tidak mengandung nukleus katekol. Serotonin

merupakan derivat dari asam amino triptofan yang ada dalam SSP dan pada sel-sel

tertentu dalam darah dan sistem pencernaan.

4. Beberapa asam amino, seperti glisin, asam glutamat, asam aspartat dan asam

aminobutirat gamma (GABA) berfungsi sebagai neurotransmitter. Diketahui bahwa

sampai saat ini bahwa glisin dan GABA bekerja sebagai inhibitor.

5. Sejumlah neuropeptida, berkisar dari dua sampai 40 asam amino dalam setiap rantai

panjang telah diidentifikasi dalam organ tubuh. Senyawa seperti substansi P, enkefalin,

bradikinin dan kolesistokinin berperan sebagai neurotransmiter asli atau sebagai

neuromodulator untuk mempengaruhi pelepasan atau respon terhadap, transmiter

aktual. Semuanya memiliki efek nonsaraf dan saraf.