Upload
ferry-juniansyah
View
260
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/13/2019 SK2 Respi.docx
1/25
Kekar Yogantoro
1102011135
LI.1. Anatomi Saluran Napas Bagian Bawah
LO.1.1. MakroParu adalah organ utama untuk proses pernafasan yang berbentuk kerucut, dimanabagian apex terdapat dibagian atas dan basal pada bagian bawah. Paru terletak dalam cavum
thorax yang mengisi ruangan dibagian lateral dari mediastinum.
Paru dibungkus oleh jaringan ikat kuat yaitu pleura.
Pleura dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Pleura parietalisLapisan luar yang melapisi dinding dada yang terletak dibawah fascia endothoracica.
2. Pleura visceralisBagian pleura yang melekat ke paru-paru.
Pada kedua lapisan pleura tersebut terdapat rongga / ruangan yang disebut dengan cavumpleura dimana rongga tersebut mengandung sedikit cairan pleura yang dihasilkan oleh lapisan
pleura parietalis yang berfungsi sebagai pelumas untuk mengurangi friksi antara kedua
lapisan pleura.
Berdasarkan letaknya pleura parietalis tebagi atas :
1. Pleura costalis yaitu pleura yang melapisi iga.2. Pleura diaphragmatica yaitu pleura yang melapisi diaphragma.3. Pleura mediastinalis yaitu pleura yang melapisi mediastinum.4. Pleura cervicalis (cupula pleura) yaitu pleura yang melapisi bagian apex paru.
Recessus pleura adalah kantong pleura yang terdapat pada lipatan pleura parietalis,
disebabkan paru tidak sepenuhnya mengisi cavum pleura. Fungsi recessus ini adalah pada
waktu inspirasi paru akan mengembang dan akan mengisi recessus tersebut.
Pada kedua hillus paru kedua lapisan pleura berhubungan dan bergantung longgar diatas
hillus dan disebut dengan ligamentum pulmonale. Ligamentum pulmonale berfungsi untuk
mengatur pergerakan alat dalam hillus selama proses respirasi.
Pulmo terdiri dari 2 buah, yaitu :
1. Pulmo dextraTerdiri dari 3 lobus : lobus superior, lobus media dan lobus inferior.
2. Pulmo sinistraTerdiri dari 2 lobus : lobus superior dan lobus inferior.
Alatalat penting yang terdapat pada hillus pulmonis :
1. Alat-alat yang masuk pada hillus pulmonis :Bronchus primer, A. Pulmonalis, A. Bronchialis, dan syaraf.
2. Alat-alat yang keluar dari hillus pulmonis :2 buah vena pulmonalis,vena bronchialis, dan limfonodus.
Pada jaringan paru bagian posterior didapatkan alur :
1. impresio cardiaca.
2. sulcus vena cava.3. sulcus aorta thoracalis.
8/13/2019 SK2 Respi.docx
2/25
4. sulcus oesophagia.
LO.1.2. Mikro
Trakea
Permukaan trakea dilapisi oleh epitel respirasi. Terdapat kelenjar serosa pada lamina propriadan tulang rawan hialin berbentuk C (tapal kuda), yang mana ujung bebasnya berada di
bagian posterior trakea. Cairan mukosa yang dihasilkan oleh sel goblet dan sel kelenjar
membentuk lapisan yang memungkinkan pergerakan silia untuk mendorong partikel asing.
Sedangkan tulang rawan hialin berfungsi untuk menjaga lumen trakea tetap terbuka. Pada
ujung terbuka (ujung bebas) tulang rawan hialin yang berbentuk tapal kuda tersebut terdapat
ligamentum fibroelastis dan berkas otot polos yang memungkinkan pengaturan lumen dan
mencegah distensi berlebihan.
Gambar : epitel trakea dipotong memanjang
http://sectiocadaveris.files.wordpress.com/2010/06/epitel-trakea-dipotong-memanjang.jpg8/13/2019 SK2 Respi.docx
3/25
epitel trakea, khas berupa adanya tulang rawan hialin yang berbentuk tapal kuda ("c-
shaped")
BronkusMukosa bronkus secara struktural mirip dengan mukosa trakea, dengan lamina propria yang
mengandung kelenjar serosa , serat elastin, limfosit dan sel otot polos. Tulang rawan pada
bronkus lebih tidak teratur dibandingkan pada trakea; pada bagian bronkus yang lebih besar,
cincin tulang rawan mengelilingi seluruh lumen, dan sejalan dengan mengecilnya garis
tengah bronkus, cincin tulang rawan digantikan oleh pulau-pulau tulang rawan hialin.
Gambar : epitel bronkus
Bronkiolus
http://sectiocadaveris.files.wordpress.com/2010/06/epitel-bronkus.jpghttp://sectiocadaveris.files.wordpress.com/2010/06/trachea_ts.jpghttp://sectiocadaveris.files.wordpress.com/2010/06/epitel-bronkus.jpghttp://sectiocadaveris.files.wordpress.com/2010/06/trachea_ts.jpg8/13/2019 SK2 Respi.docx
4/25
Bronkiolus tidak memiliki tulang rawan dan kelenjar pada mukosanya. Lamina propria
mengandung otot polos dan serat elastin. Pada segmen awal hanya terdapat sebaran sel goblet
dalam epitel. Pada bronkiolus yang lebih besar, epitelnya adalah epitel bertingkat silindris
bersilia, yang makin memendek dan makin sederhana sampai menjadi epitel selapis silindris
bersilia atau selapis kuboid pada bronkiolus terminalis yang lebih kecil. Terdapat sel Clara
pada epitel bronkiolus terminalis, yaitu sel tidak bersilia yang memiliki granul sekretori danmensekresikan protein yang bersifat protektif. Terdapat juga badan neuroepitel yang
kemungkinan berfungsi sebagai kemoreseptor.
epitel bronkiolus terminalis, tidak ditemukan adanya tulang rawan dan kelenjar campur padalamina propria
Bronkiolus respiratoriusMukosa bronkiolus respiratorius secara struktural identik dengan mukosa bronkiolus
terminalis, kecuali dindingnya yang diselingi dengan banyak alveolus. Bagian bronkiolus
respiratorius dilapisi oleh epitel kuboid bersilia dan sel Clara, tetapi pada tepi muara alveolus,
epitel bronkiolus menyatu dengan sel alveolus tipe 1. Semakin ke distal alveolusnya semakin
bertambah banyak dan silia semakin jarang/tidak dijumpai. Terdapat otot polos dan jaringan
ikat elastis di bawah epitel bronkiolus respiratorius.
Duktus alveolarisSemakin ke distal dari bronkiolus respiratorius maka semakin banyak terdapat muara
alveolus, hingga seluruhnya berupa muara alveolus yang disebut sebagai duktus alveolaris.
Terdapat anyaman sel otot polos pada lamina proprianya, yang semakin sedikit pada segmen
distal duktus alveolaris dan digantikan oleh serat elastin dan kolagen. Duktus alveolaris
bermuara ke atrium yang berhubungan dengan sakus alveolaris. Adanya serat elastin dan
retikulin yang mengelilingi muara atrium, sakus alveolaris dan alveoli memungkinkan
alveolus mengembang sewaktu inspirasi, berkontraksi secara pasif pada waktu ekspirasi
secara normal, mencegah terjadinya pengembangan secara berlebihan dan pengrusakan pada
kapiler-kapiler halus dan septa alveolar yang tipis.
http://sectiocadaveris.files.wordpress.com/2010/06/epitel-bronkiolus-terminalis.jpg8/13/2019 SK2 Respi.docx
5/25
bronkiolus terminalis, bronkiolus respiratorik, duktus alveolaris dan alveoli
AlveolusAlveolus merupakan struktur berongga tempat pertukaran gas oksigen dan karbondioksida
antara udara dan darah. Septum interalveolar memisahkan dua alveolus yang berdekatan,
septum tersebut terdiri atas 2 lapis epitel gepeng tipis dengan kapiler, fibroblas, serat elastin,
retikulin, matriks dan sel jaringan ikat.
Terdapat sel alveolus tipe 1 yang melapisi 97% permukaan alveolus, fungsinya untuk
membentuk sawar dengan ketebalan yang dapat dilalui gas dengan mudah. Sitoplasmanyamengandung banyak vesikel pinositotik yang berperan dalam penggantian surfaktan (yang
dihasilkan oleh sel alveolus tipe 2) dan pembuangan partikel kontaminan kecil. Antara sel
alveolus tipe 1 dihubungkan oleh desmosom dan taut kedap yang mencegah perembesan
cairan dari jaringan ke ruang udara.
Sel alveolus tipe 2 tersebar di antara sel alveolus tipe 1, keduanya saling melekat melalui taut
kedap dan desmosom. Sel tipe 2 tersebut berada di atas membran basal, berbentuk kuboid dan
dapat bermitosis untuk mengganti dirinya sendiri dan sel tipe 1. Sel tipe 2 ini memiliki ciri
mengandung badan lamela yang berfungsi menghasilkan surfaktan paru yang menurunkan
tegangan alveolus paru.
Septum interalveolar mengandung pori-pori yang menghubungkan alveoli yang bersebelahan,
fungsinya untuk menyeimbangkan tekanan udara dalam alveoli dan memudahkan sirkulasikolateral udara bila sebuah bronkiolus tersumbat.
http://sectiocadaveris.files.wordpress.com/2010/06/bronkiolus-terminalis-bronkiolus-respiratorik-duktus-alveolaris-dan-alveoli.jpg8/13/2019 SK2 Respi.docx
6/25
alveolus
Sawar darah udara dibentuk dari lapisan permukaan dan sitoplasma sel alveolus, lamina
basalis, dan sitoplasma sel endothel.
sawar udara-kapiler
PleuraPleura merupakan lapisan yang memisahkan antara paru dan dinding toraks. Pleura terdiri
atas dua lapisan: pars parietal dan pars viseral. Kedua lapisan terdiri dari sel-sel mesotel yangberada di atas serat kolagen dan elastin.
http://sectiocadaveris.files.wordpress.com/2010/06/sawar-udara-kapiler.jpghttp://sectiocadaveris.files.wordpress.com/2010/06/alveolus.jpghttp://sectiocadaveris.files.wordpress.com/2010/06/sawar-udara-kapiler.jpghttp://sectiocadaveris.files.wordpress.com/2010/06/alveolus.jpg8/13/2019 SK2 Respi.docx
7/25
LI.2. Mycrobacterium Tuberculosa
LO.2.1. Morfologi1.Tipikal OrganismeDalam jaringan basil tuberkel adalah bakteri batang lurus dengan ukuran sekitar 0,43
m. Pada media buatan, bentuk koloid dan filamentous tampak bervariasi dari satu spesies kespesies yang lain. Mikobakteria tidak dapat dikelompokkan sebagai gram positif. Basil
tuberkel yang benar ditandai dengan pencepat asam, misalnya 95% etil alkohol yang berisi
3% asam hidrokloat mendekolorisasi semua bakteri dengan cepat kecuali mikobakteria.
2.BiakanMedia untuk membiakkan mikobakteria adalah media non selektif dan media selektif.
Media selektif berisi antibiotik untuk mencegah pertumbuhan kontaminan bakteri dan fungsi
yang berlebihan.
a.Media agar semisintetikMedia ini (Middlebrook 7H10 dan 7H11) berisi garam tertentu, vitamin,
kofaktor, asam oleat, albumin, katalase, gliserol, glukosa dan malachite green;
medium 7H11 berisi kasein hidroksilat. Albumin menetralkan toksin dan
menghambat pengaruh asam lemak dalam spesimen atau medium. Inokulan yang
luas membuat media ini lebih sensitif daripada media lain untuk isolasi primer dari
mikobakterium.
Media agar semisintetik digunakan untuk mengamati morfologi koloni, tes
kerentanan, dan dengan menambah antibiotik berfungsi sebagai media selektif.
b.Media telur inspisasiMedia ini (Lauensten-Jensen) berisi garam tertentu, gliserol dan substansi
organik kompleks. Malachite green dimasukkan untuk menghambat bakteri lain.
Inokulen kecil dalam spesimen dari pasien akan tumbub pada media ini selama 36minggu. Jika media ini ditambah dengan antibiotik dapat digunakan sebagai media
selektif.
c.Media kalduMedia ini (Middlebrook 7H9 dan 7H12) mendukung proliferasi inokulen kecil.
Biasanya mikobakteria tumbuh dalam rumpun atau massa karena sifat hidrofobik
dari permukaan sel. Jika tween (ester larut air dan asam lemak) ditambahkan maka
membasahi permukaan dan menyebabkan penyebaran pertumbuhan dalam media
cair. Pertumbuhan sering kali lebih cepat daripada media kompleks.
3.Karakteristik Pertumbuhan
Mikobakteria merupakan aerobik obligat yang memperoleh energi dari oksidasi beberapasenyawa karbon sederhana. Penambahan CO2 meningkatkan pertumbuhan. Tidak ada
aktivitas biokimia yang memadai. Dan kecepatan pertumbuhan lebih rendah sebagian besar
bakteri. Waktu untuk menggandakan basil tuberkel sekitar 18 jam, bentuk saprofit cenderung
lebih cepat, poliferasi terjadi pada temperatur 22 - 23C, untuk menghasilkan pigmen yang
lebih banyak dan mengurangi bentuk dalam cepat asam daripada bentuk patogenik.
4.Reaksi terhadap Agen Fisik dan KimiaMikobakteria cenderung lebih resisten terhadap agen kimia daripada bakteri lain karena
sifat hidrofobik permukaan sel dan pertumbuhannya. Asam dan alkali mendukung ketahan
hidup beberapa basil tuberkel yang terpapar dan digunakan untuk mengeliminasi organisme
kontaminan. Basil tuberkel resisten terhadap kekeringan dan bertahan hidup selama periodewaktu yang lama dalam sputum kering.
8/13/2019 SK2 Respi.docx
8/25
5.VariasiVariasi dapat terjadi dalam koloni, pigmentasi, virulensi, temperatur pertumbuhan yang
optimal dan beberapa tanda pertumbuhan atau seluler lain.
6.Patogenesis MikobakteriaAda perbedaan kemampuan mikobakteria untuk menyebabkan lesi dalam spesies inang.
Manusia dan babi guinea rentan terhadap infeksi M.tuberculosisdimana unggas dan lembu
resisten. M.tuberculosis dan M.bovis sama-sama patogen terhadap manusia. Perjalanan
infeksi menentukan pola lesi.
LO.2.2. Klasifikasi.klasifikasi
Kingdom: Bacteria
Phylum: Actinobacteria
Order: Actinomycetales
Suborder: Corynebacterineae
Family: Mycobacteriaceae
Genus: Mycobacterium
Species: M. tuberculosis Binomial name Mycobacterium tuberculosis Zopf 1883
LO2.3. Cara Identifikasi
Pemeriksaan Bakteriologik
a. Bahan pemeriksasan
Pemeriksaan bakteriologi untuk menemukan kuman tuberkulosis mempunyai arti yang
sangat penting dalam menegakkan diagnosis. Bahan untuk pemeriksaan bakteriologi
ini dapat berasal dari dahak, cairan pleura, liquor cerebrospinal, bilasan bronkus,
bilasan lambung, kurasan bronkoalveolar (bronchoalveolar lavage/BAL), urin, faeces
dan jaringan biopsi (termasuk biopsi jarum halus/BJH)
b. Cara pengumpulan dan pengiriman bahan
Cara pengambilan dahak 3 kali (SPS):
- Sewaktu / spot (dahak sewaktu saat kunjungan)
- Pagi ( keesokan harinya )
- Sewaktu / spot ( pada saat mengantarkan dahak pagi)
atau setiap pagi 3 hari berturut-turut.
Bahan pemeriksaan/spesimen yang berbentuk cairan dikumpulkan/ditampung dalam
pot yang bermulut lebar, berpenampang 6 cm atau lebih dengan tutup berulir, tidak
mudah pecah dan tidak bocor. Apabila ada fasiliti, spesimen tersebut dapat dibuat
sediaan apus pada gelas objek (difiksasi) sebelum dikirim ke laboratorium.
Bahan pemeriksaan hasil BJH, dapat dibuat sediaan apus kering di gelas objek, atau
untuk kepentingan biakan dan uji resistensi dapat ditambahkan NaCl 0,9% 3-5 mlsebelum dikirim ke laboratorium.
8/13/2019 SK2 Respi.docx
9/25
Spesimen dahak yang ada dalam pot (jika pada gelas objek dimasukkan ke dalam kotak
sediaan) yang akan dikirim ke laboratorium, harus dipastikan telah tertulis identiti
pasien yang sesuai dengan formulir permohonan pemeriksaan laboratorium.
Bila lokasi fasiliti laboratoriumberada jauh dari klinik/tempat pelayanan pasien,
spesimen dahak dapat dikirim dengan kertas saring melalui jasa pos.
Cara pembuatan dan pengiriman dahak dengan kertas saring:- Kertas saring dengan ukuran 10 x 10 cm, dilipat empat agar terlihat bagian
tengahnya
- Dahak yang representatif diambil dengan lidi, diletakkan di bagian tengah dari kertas
saring sebanyak + 1 ml
- Kertas saring dilipat kembali dan digantung dengan melubangi pada satu ujung yang
tidak mengandung bahan dahak
- Dibiarkan tergantung selama 24 jam dalam suhu kamar di tempat yang aman, misal
di dalam dus
- Bahan dahak dalam kertas saring yang kering dimasukkan dalam kantong plastik
kecil
- Kantong plastik kemudian ditutup rapat (kedap udara) dengan melidahapikan sisi
kantong yang terbuka dengan menggunakan lidi
- Di atas kantong plastik dituliskan nama pasien dan tanggal pengambilan dahak
- Dimasukkan ke dalam amplop dan dikirim melalui jasa pos ke alamat laboratorium.
c. Cara pemeriksaan dahak dan bahan lain.
Pemeriksaan bakteriologi dari spesimen dahak dan bahan lain (cairan pleura, liquor
cerebrospinal, bilasan bronkus, bilasan lambung, kurasan bronkoalveolar /BAL, urin,
faeces dan jaringan biopsi, termasuk BJH) dapat dilakukandengan cara
- Mikroskopik
- Biakan
Pemeriksaan mikroskopik:
Mikroskopik biasa : pewarnaan Ziehl-Nielsen
Mikroskopik fluoresens: pewarnaan auramin-rhodamin (khususnya untuk
screening)
lnterpretasi hasil pemeriksaan dahak dari 3 kali pemeriksaan ialah bila :
3 kali positif atau 2 kali positif, 1 kali negatif BTA positif
1 kali positif, 2 kali negatif ulang BTA 3 kali, kemudian
bila 1 kali positif, 2 kali negatif BTA positif
bila 3 kali negatif BTA negatif
Interpretasi pemeriksaan mikroskopis dibaca dengan skala IUATLD (rekomendasi
WHO).
Skala IUATLD (International Union Against Tuberculosis and Lung Disease) :
- Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang, disebut negatif
- Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang, ditulis jumlah kuman yang
ditemukan
- Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang disebut + (1+)
- Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut ++ (2+)
- Ditemukan >10 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut +++ (3+)
Pemeriksaan biakan kuman:
Pemeriksaan biakanM.tuberculosis dengan metode konvensional ialah dengan cara :- Egg base media: Lowenstein-Jensen (dianjurkan), Ogawa, Kudoh
8/13/2019 SK2 Respi.docx
10/25
- Agar base media : Middle brook
Melakukan biakan dimaksudkan untuk mendapatkan diagnosis pasti, dan dapat
mendeteksiMycobacterium tuberculosisdan jugaMycobacterium other than
tuberculosis(MOTT). Untuk mendeteksi MOTT dapat digunakan beberapa cara, baik
dengan melihat cepatnya pertumbuhan, menggunakan uji nikotinamid, uji niasin
maupun pencampuran dengan cyanogen bromide serta melihat pigmen yang timbul
LI.3. TB
LO.3.1. DefinisiTuberkulosis paru (TB) adalah suatu penyakit infeksi kronik yang biasanya
dihubungkan dengan tempat tinggal didaerah urban dan lingkungan yang padat.
LO.3.2. EtiologiPenyebab tuberkulosis adalahMycobacterium tuberculosis, yang tergolong dalam kuman
Mycobacterium tuberculosae complex adalah :
M. Tuberculosae Varian Asian
Varian african I
Varian african II
M. Bovis (infeksi biasanya disebabkan oleh susu yang kurang disterilkan dengan baikatau terkontaminasi)
Sebagian besar dinding kuman terdiri atas asam lemak (lipid), kemudian peptidoglikan
dan arabinomannan. Lipid inilah yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam (asam
alkohol) sehingga disebut bakteri tahan asam (BTA) dan juga lebih tahan terhadap gangguan
kimia dan fisis. Kuman dapat hidup di udara kering maupun dalam keadaan dingin ( dapat
tahan bertahun-tahun dalam lemari es). Hal ini terjadi karena kuman berada dalam sifat
dormant. Dari sifat dormant ini kuman dapat bangkit kembali dan menjadi penyakit
tuberkulosis menjadi aktif lagi. Didalam jaringan, kuman hidup sebagai parasit intraseluler
yakni dalam sitoplasma makrofag. Makrofag yang semula memfagositasi malah kemudian
disenanginya karena banyak mengandung lipid.
LO.3.3. EpidemiologiSurvei prevalensi TBC yang dilakukan di enam propinsi pada tahun 1983-1993
menunjukkan bahwa prevalensi TBC di Indonesia berkisar antara 0,2 0,65%. Sedangkan
menurut laporan Penanggulangan TBC Global yang dikeluarkan oleh WHO pada tahun 2004,
angka insidensi TBC pada tahun 2002 mencapai 555.000 kasus (256 kasus/100.000penduduk), dan 46% diantaranya diperkirakan merupakan kasus baru. Perkiraan prevalensi,
insidensi dan kematian akibat TBC dilakukan berdasarkan analisis dari semua data yang
tersedia, seperti pelaporan kasus, prevalensi infeksi dan penyakit, lama waktu sakit, proporsi
kasus BTA positif, jumlah pasien yang mendapat pengobatan dan yang tidak mendapat
pengobatan, prevalensi dan insidens HIV, angka kematian dan demografi.
Saat ini Survei Prevalensi TBC yang didanai GFATM telah dilaksanakan oleh
National Institute for Health Research & Development (NIHRD) bekerja sama dengan
National Tuberculosis Program (NTP), dan sedang dalam proses penyelesaian. Survei ini
mengumpulkan data dan dilakukan pemeriksaan dahak dari 20.000 rumah tangga di 30
propinsi. Studi ini akan memberikan data terbaru yang dapat digunakan untuk memperbarui
estimasi insidensi dan prevalensi, sehingga diperoleh perkiraan yang lebih akurat mengenaimasalah TBC.
8/13/2019 SK2 Respi.docx
11/25
Dari data tahun 1997-2004 [Attachment: Tabel Identifikasi Kasus 1997-2004 dan
Tingkat Pelaporan 1995 2000] terlihat adanya peningkatan pelaporan kasus sejak tahun
1996. Yang paling dramatis terjadi pada tahun 2001, yaitu tingkat pelaporan kasus TBC
meningkat dari 43 menjadi 81 per 100.000 penduduk, dan pelaporan kasus BTA positif
meningkat dari 25 menjadi 42 per 100.000 penduduk. Sedangkan berdasarkan umur, terlihat
angka insidensi TBC secara perlahan bergerak ke arah kelompok umur tua (dengan puncakpada 55-64 tahun), meskipun saat ini sebagian besar kasus masih terjadi pada kelompok umur
15-64 tahun.
LO.3.4. Klasifikasi
A.TUBERKULOSIS PARU
Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang menyerang jaringan paru, tidak termasuk pleura.
1. Berdasar hasil pemeriksaan dahak (BTA)
TB paru dibagi atas:
a. Tuberkulosis paru BTA (+) adalah:
- Sekurang-kurangnya 2 dari 3 spesimen dahak menunjukkan hasil BTA positif
- Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA positif dan kelainanradiologi menunjukkan gambaran tuberkulosis aktif
- Hasil pemeriksaan satu spesimen dahak menunjukkan BTA positif dan biakan positif
b. Tuberkulosis paru BTA (-)
- Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif, gambaran klinis dan kelainanradiologi menunjukkan tuberkulosis aktif
- Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif dan biakan M. tuberculosis
2. Berdasarkan tipe pasienTipe pasien ditentukan berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya. Ada beberapa tipepasien yaitu :
a. Kasus baru
Adalah pasien yang belum pernah mendapat pengobatan dengan OAT atau sudah pernahmenelan OAT kurang dari satu bulan.
b.Kasus kambuh (relaps)
Adalah pasien tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat pengobatan tuberkulosisdan telah dinyatakan sembuh ataupengobatan lengkap, kemudian kembali lagi berobatdengan hasil pemeriksaan dahak BTA positif atau biakan positif.Bila BTA negatif atau biakan negatif tetapi gambaran radiologi dicurigai lesi aktif /
perburukan dan terdapat gejala klinis maka harus dipikirkan beberapa kemungkinan :- Lesi nontuberkulosis (pneumonia, bronkiektasis, jamur, keganasan dll)
- TB paru kambuh yang ditentukan oleh dokter spesialis yang berkompeten menanganikasus tuberkulosis
c.Kasus defaultedatau drop out
Adalah pasien yang telah menjalani pengobatan > 1 bulan dan tidak mengambil obat 2bulan berturut-turut atau lebih sebelum masa pengobatannya selesai.
d.Kasus gagal
Adalah pasien BTA positif yang masih tetap positif atau kembali menjadi positif pada akhirbulan ke-5 (satu bulan sebelum akhir pengobatan) atau akhir pengobatan.
e.Kasus kronik
Adalah pasien dengan hasil pemeriksaan BTA masih positif setelah selesai pengobatan
8/13/2019 SK2 Respi.docx
12/25
ulang dengan pengobatan kategori 2 dengan pengawasan yang baik
f. Kasus Bekas TB:
- Hasil pemeriksaan BTA negatif (biakan juga negatif bila ada) dan gambaran radiologi
paru menunjukkan lesi TB yang tidak aktif, atau foto serial menunjukkan gambaran yangmenetap. Riwayat pengobatan OAT adekuat akan lebih mendukung
- Pada kasus dengan gambaran radiologi meragukan dan telah mendapat pengobatanOAT 2 bulan serta pada foto toraks ulang tidak ada perubahan gambaran radiologi
B.TUBERKULOSIS EKSTRA PARU
Tuberkulosis ekstraparu adalah tuberkulosis yang menyerang organ tubuh lain selain paru,
misalnya kelenjar getah bening, selaput otak, tulang, ginjal, saluran kencing dan lain-lain.Diagnosis sebaiknya didasarkan atas kultur positif atau patologi anatomi dari tempat lesi.
Untuk kasus-kasus yang tidak dapat dilakukan pengambilan spesimen maka diperlukan buktiklinis yang kuat dan konsisten dengan TB ekstraparu aktif.
Gambar 2. Skema klasifikasi tuberkulosis
8/13/2019 SK2 Respi.docx
13/25
LO.3.5. ManifestasiKeluhan yang terbanyak adalah :
DemamBiasanya subfebril menyerupai demam influenza, tetapi kadang-kadang panas badan
dapat mencapai 40-41C. Serangan demam pertama dapat sembuh sebentar, tetapikemudian timbul lagi.
Batuk/batuk berdahakGejala ini banyak ditemukan, batuk ini terjadi karena adanya iritasi pada bronkus.
Terlibatnya bronkus pada setiap penyakit tidak sama, mungkin saja batuk baru ada
setelah penyakit berkembang dalam jaringan paru yakni setelah berminggu-minggu
atau berbulan-bulan peradangan bermula. Sifat batuk dimulai dari batuk kering (non-
produktif) kemudian timbul peradangan menjadi produktif (menghasilkan sputum).
Keadaan yang lanjut adalah berupa batuk darah karena terdapat pembuluh darah yang
pecah, terjadi karena kavitas atau ulkus dinding bronkus.
Sesak napasPada penyakit yang ringan (baru tumbuh) belum dirasakan sesak napas, tetapi
ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, yang infiltrasinya sudah meliputi
setengah bagian paru-paru.
Nyeri dadaGejala ini agak jarang ditemukan, gejala ini timbul bila infiltrasi radang sudah sampai
ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis.
MalaiseSering ditemukan berupa anoreksia tidak ada nafsu makan, berat badan menurun,
sakit kepala meriang, nyeri otot dan keringat malam.
LO.3.6. PatogenesisPatogenesisPenularan TBC terjadi karena menghirup udara yang mengandung Mikobakterium
tuberkulosis (M.Tb), di alveolus M.Tb akan difagositosis oleh makrofag alveolus dan
dibunuh. Tetapi bila M.Tb yang dihirup virulen dan makrofag alveolus lemah maka M.Tb
akan berkembang biak dan menghancurkan makrofag. Monosit dan makrofag dari darah akan
ditarik secara kemotaksis ke arah M.Tb berada, kemudian memfagositosis M.Tb tetapi tidak
dapat membunuhnya. Makrofag dan M.Tb membentuk tuberkel yang mengandung sel-sel
epiteloid, makrofag yang menyatu (sel raksasa Langhans) dan limfosit. Tuberkel akan
menjadi tuberkuloma dengan nekrosis dan fibrosis di dalamnya dan mungkin juga terjadi
kalsifikasi. Lesi pertama di alveolus (fokus primer) menjalar ke kelenjar limfe hilus danterjadi infeksi kelenjar limfe, yang bersama-sama dengan limfangitis akan membentuk
kompleks primer. Dari kelenjar limfe M.Tb dapat langsung menyebabkan penyakit di organ-
organ tersebut atau hidup dorman dalam makrofag jaringan dan dapat aktif kembali bertahun-
tahun kemudian. Tuberkel dapat hilang dengan resolusi atau terjadi kalsifikasi atau terjadi
nekrosis dengan masa keju yang dibentuk oleh makrofag. Masa keju dapat mencair dan M.Tb
dapat berkembang biak ekstra selular sehingga dapat meluas di jaringan paru dan terjadi
pneumonia, lesi endobronkial, pleuritis atau Tb milier. Juga dapat menyebar secara bertahap
menyebabkan lesi di organ-organ lainnya.
8/13/2019 SK2 Respi.docx
14/25
Patofisiologi
Basil TB masuk ke dalam tubuh sebagian besar melalui traktus respiratorius. Pada saat terjadi
infeksi primer, karena keadaan umum yang buruk maka dapat terjadi basilemia. Penyebaran
terjadi secara hematogen. Basil TB dapat tersangkut di paru, hati limpa, ginjal dan tulang.
Enam hingga 8 minggu kemudian, respons imunologik timbul dan fokus tadi dapat
mengalami reaksi selular yang kemudian menjadi tidak aktif atau mungkin sembuh
sempurna. Vertebra merupakan tempat yang sering terjangkit tuberkulosis tulang. Penyakit
ini paling sering menyerang korpus vertebra. Penyakit ini pada umumnya mengenai lebih dari
satu vertebra. Infeksi berawal dari bagian sentral, bagian depan, atau daerah epifisial korpus
vertebra. Kemudian terjadi hiperemi dan eksudasi yang menyebabkan osteoporosis dan
perlunakan korpus. Selanjutnya terjadi kerusakan pada korteks epifise, discus intervertebralis
dan vertebra sekitarnya. Kerusakan pada bagian depan korpus ini akan menyebabkan
terjadinya kifosis yang dikenal sebagai gibbus. Berbeda dengan infeksi lain yang cenderung
menetap pada vertebra yang bersangkutan, tuberkulosis akan terus menghancurkan vertebra
di dekatnya.
Kemudian eksudat (yang terdiri atas serum, leukosit, kaseosa, tulang yang fibrosis serta basil
tuberkulosa) menyebar ke depan, di bawah ligamentum longitudinal anterior dan mendesak
aliran darah vertebra di dekatnya. Eksudat ini dapat menembus ligamentum dan berekspansi
ke berbagai arah di sepanjang garis ligament yang lemah.
Pada daerah servikal, eksudat terkumpul di belakang fasia paravertebralis dan menyebar ke
lateral di belakang muskulus sternokleidomastoideus. Eksudat dapat mengalami protrusi ke
depan dan menonjol ke dalam faring yang dikenal sebagai abses faringeal. Abses dapat
berjalan ke mediastinum mengisi tempat trakea, esophagus, atau kavum pleura. Abses pada
vertebra torakalis biasanya tetap tinggal pada daerah toraks setempat menempati daerahparavertebral, berbentuk massa yang menonjol dan fusiform. Abses pada daerah ini dapat
http://4.bp.blogspot.com/-ybRvS2GCmsY/Tbyh234a_KI/AAAAAAAAAPk/PvRmr5qosh4/s1600/pato+spon.jpg8/13/2019 SK2 Respi.docx
15/25
menekan medulla spinalis sehingga timbul paraplegia. Abses pada daerah lumbal dapat
menyebar masuk mengikuti muskulus psoas dan muncul di bawah ligamentum inguinal pada
bagian medial paha. Eksudat juga dapat menyebar ke daerah krista iliaka dan mungkin dapat
mengikuti pembuluh darah femoralis pada trigonum skarpei atau regio glutea.
Menurut Gilroy dan Meyer (1979), abses tuberkulosis biasanya terdapat pada daerah vertebratorakalis atas dan tengah, tetapi menurut Bedbrook (1981) paling sering pada vertebra
torakalis 12 dan bila dipisahkan antara yang menderita paraplegia dan nonparaplegia maka
paraplegia biasanya pada vertebra torakalis10 sedang yang non paraplegia pada vertebra
lumbalis. Penjelasan mengenai hal ini sebagai berikut : arteri induk yang mempengaruhi
medulla spinalis segmen torakal paling sering terdapat pada vertebra torakal 8-lumbal 1 sisi
kiri. Trombosis arteri yang vital ini akan menyebabkan paraplegia. Faktor lain yang perlu
diperhitungkan adalah diameter relatif antara medulla spinalis dengan kanalis vertebralisnya.
Intumesensia lumbalis mulai melebar kira-kira setinggi vertebra torakalis 10, sedang kanalis
vertebralis di daerah tersebut relative kecil. Pada vertebra lumbalis 1, kanalis vertebralisnya
jelas lebih besar oleh karena itu lebih memberikan ruang gerak bila ada kompresi dari bagian
anterior. Hal ini mungkin dapat menjelaskan mengapa paraplegia lebih sering terjadi padalesi setinggi vertebra torakal.
Kerusakan medulla spinalis akibat penyakit Pott terjadi melalui kombinasi 4 faktor yaitu :
1. Penekanan oleh abses dingin
2. Iskemia akibat penekanan pada arteri spinalis
3. Terjadinya endarteritis tuberkulosa setinggi blokade spinalnya
4. Penyempitan kanalis spinalis akibat angulasi korpus vertebra yang rusak
LO.3.7. Diagnosis & DD
A. GAMBARAN KLINIK
Diagnosis tuberkulosis dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisis/jasmani,pemeriksaan bakteriologi, radiologi dan pemeriksaan penunjang lainnya
Gejala klinikGejala klinis tuberkulosis dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu gejala lokal dan gejala sistemik,bila organ yang terkena adalah paru maka gejala lokal ialah gejala respiratori (gejala lokal sesuaiorgan yang terlibat)
1. Gejala respiratorik
- batuk2 minggu
- batuk darah- sesak napas- nyeri dada
Gejala respiratori ini sangat bervariasi, dari mulai tidak ada gejala sampai gejala yang cukupberat tergantung dari luas lesi. Kadang pasien terdiagnosis pada saat medical check up. Bilabronkus belum terlibat dalam proses penyakit, maka pasien mungkin tidak ada gejala batuk.Batuk yang pertama terjadi karena iritasi bronkus, dan selanjutnya batuk diperlukan untukmembuang dahak ke luar.
2. Gejala sistemik
- Demam- gejala sistemik lain adalah malaise, keringat malam, anoreksia dan berat badan menurun
3. Gejala tuberkulosis ekstraparu
Gejala tuberkulosis ekstraparu tergantung dari organ yang terlibat, misalnya pada limfadenitistuberkulosis akan terjadi pembesaran yang lambat dan tidak nyeri dari kelenjar getah bening,
8/13/2019 SK2 Respi.docx
16/25
pada meningitis tuberkulosis akan terlihat gejala meningitis, sementara pada pleuritistuberkulosis terdapat gejala sesak napas dan kadang nyeri dada pada sisi yang ronggapleuranya terdapat cairan.
Pemeriksaan Jasmani
Pada pemeriksaan jasmani kelainan yang akan dijumpai tergantung dari organ yang terlibat.
Pada tuberkulosis paru, kelainan yang didapat tergantung luas kelainan struktur paru. Padapermulaan (awal) perkembangan penyakit umumnya tidak (atau sulit sekali) menemukankelainan. Kelainan paru pada umumnya terletak di daerah lobus superior terutama daerah apeksdan segmen posterior (S1 dan S2) , serta daerah apeks lobus inferior (S6). Pada pemeriksaan
jasmani dapat ditemukan antara lain suara napas bronkial, amforik, suara napas melemah, ronkibasah, tanda-tanda penarikan paru, diafragma dan mediastinum.Pada pleuritis tuberkulosis, kelainan pemeriksaan fisis tergantung dari banyaknya cairan di ronggapleura. Pada perkusi ditemukan pekak, pada auskultasi suara napas yang melemah sampai tidakterdengar pada sisi yang terdapat cairan.Pada limfadenitis tuberkulosis, terlihat pembesaran kelenjar getah bening, tersering di daerah leher(pikirkan kemungkinan metastasis tumor), kadang-kadang di daerah ketiak. Pembesaran kelenjartersebut dapat menjadi cold abscess
Gambar 3. Paru : apeks lobus superior dan apeks lobus inferior
dikutip dari (3,12)
Pemeriksaan Bakteriologik
a. Bahan pemeriksasan
Pemeriksaan bakteriologi untuk menemukan kuman tuberkulosis mempunyai arti yang sangatpenting dalam menegakkan diagnosis. Bahan untuk pemeriksaan bakteriologi ini dapatberasal dari dahak, cairan pleura, liquor cerebrospinal, bilasan bronkus, bilasan lambung,kurasan bronkoalveolar (bronchoalveolar lavage/BAL), urin, faeces dan jaringan biopsi
(termasuk biopsi jarum halus/BJH)b. Cara pengumpulan dan pengiriman bahan
Cara pengambilan dahak 3 kali (SPS):
- Sewaktu / spot (dahak sewaktu saat kunjungan)- Pagi ( keesokan harinya )- Sewaktu / spot ( pada saat mengantarkan dahak pagi)
atau setiap pagi 3 hari berturut-turut.
Bahan pemeriksaan/spesimen yang berbentuk cairan dikumpulkan/ditampung dalam potyang bermulut lebar, berpenampang 6 cm atau lebih dengan tutup berulir, tidak mudah pecahdan tidak bocor. Apabila ada fasiliti, spesimen tersebut dapat dibuat sediaan apus pada gelasobjek (difiksasi) sebelum dikirim ke laboratorium.
Bahan pemeriksaan hasil BJH, dapat dibuat sediaan apus kering di gelas objek, atau untukkepentingan biakan dan uji resistensi dapat ditambahkan NaCl 0,9% 3-5 ml sebelum dikirimke laboratorium.
8/13/2019 SK2 Respi.docx
17/25
Spesimen dahak yang ada dalam pot (jika pada gelas objek dimasukkan ke dalam kotaksediaan) yang akan dikirim ke laboratorium, harus dipastikan telah tertulis identiti pasien yangsesuai dengan formulir permohonan pemeriksaan laboratorium.Bila lokasi fasiliti laboratoriumberada jauh dari klinik/tempat pelayanan pasien, spesimendahak dapat dikirim dengan kertas saring melalui jasa pos.Cara pembuatan dan pengiriman dahak dengan kertas saring:
- Kertas saring dengan ukuran 10 x 10 cm, dilipat empat agar terlihat bagian tengahnya- Dahak yang representatif diambil dengan lidi, diletakkan di bagian tengah dari kertas saring
sebanyak + 1 ml- Kertas saring dilipat kembali dan digantung dengan melubangi pada satu ujung yang tidak
mengandung bahan dahak- Dibiarkan tergantung selama 24 jam dalam suhu kamar di tempat yang aman, misal di
dalam dus- Bahan dahak dalam kertas saring yang kering dimasukkan dalam kantong plastik kecil- Kantong plastik kemudian ditutup rapat (kedap udara) dengan melidahapikan sisi kantong
yang terbuka dengan menggunakan lidi- Di atas kantong plastik dituliskan nama pasien dan tanggal pengambilan dahak- Dimasukkan ke dalam amplop dan dikirim melalui jasa pos ke alamat laboratorium.
c. Cara pemeriksaan dahak dan bahan lain.Pemeriksaan bakteriologi dari spesimen dahak dan bahan lain (cairan pleura, liquorcerebrospinal, bilasan bronkus, bilasan lambung, kurasan bronkoalveolar /BAL, urin, faecesdan jaringan biopsi, termasuk BJH) dapat dilakukandengan cara
- Mikroskopik- Biakan
Pemeriksaan mikroskopik:
Mikroskopik biasa : pewarnaan Ziehl-NielsenMikroskopik fluoresens: pewarnaan auramin-rhodamin (khususnya untuk screening)
lnterpretasi hasil pemeriksaan dahak dari 3 kali pemeriksaan ialah bila :3 kali positif atau 2 kali positif, 1 kali negatifBTA positif1 kali positif, 2 kali negatifulang BTA 3 kali, kemudianbila 1 kali positif, 2 kali negatif BTA positifbila 3 kali negatifBTA negatif
Interpretasi pemeriksaan mikroskopis dibaca dengan skala IUATLD (rekomendasi WHO).
Skala IUATLD (International Union Against Tuberculosis and Lung Disease) :
- Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang, disebut negatif- Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang, ditulis jumlah kuman yang ditemukan- Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang disebut + (1+)- Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut ++ (2+)- Ditemukan >10 BTA dalam 1 lapang pandang, disebut +++ (3+)
Pemeriksaan biakan kuman:
Pemeriksaan biakan M.tuberculosis dengan metode konvensional ialah dengan cara :
- Egg base media: Lowenstein-Jensen (dianjurkan), Ogawa, Kudoh- Agar base media : Middle brook
Melakukan biakan dimaksudkan untuk mendapatkan diagnosis pasti, dan dapatmendeteksiMycobacterium tuberculosisdan jugaMycobacterium other thantuberculosis(MOTT). Untuk mendeteksi MOTT dapat digunakan beberapa cara, baik denganmelihat cepatnya pertumbuhan, menggunakan uji nikotinamid, uji niasin maupunpencampuran dengan cyanogen bromide serta melihat pigmen yang timbul
Pemeriksaan Radiologik
Pemeriksaan standar ialah foto toraks PA. Pemeriksaan lain atas indikasi: foto lateral, top-lordotik, oblik, CT-Scan. Pada pemeriksaan foto toraks, tuberkulosis dapat memberigambaran bermacam-macam bentuk (multiform). Gambaran radiologi yang dicurigai sebagailesi TB aktif :
- Bayangan berawan / nodular di segmen apikal dan posterior lobus atas paru dansegmen superior lobus bawah
8/13/2019 SK2 Respi.docx
18/25
- Kaviti, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak berawan atau nodular- Bayangan bercak milier- Efusi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (jarang)
Gambaran radiologik yang dicurigai lesi TB inaktif- Fibrotik- Kalsifikasi- Schwarte atau penebalan pleura
Luluh paru (destroyed Lung ) :
- Gambaran radiologi yang menunjukkan kerusakan jaringan paru yang berat, biasanyasecara klinis disebut luluh paru .Gambaran radiologi luluh paru terdiri dari atelektasis,ektasis/ multikaviti dan fibrosis parenkim paru. Sulit untuk menilai aktiviti lesi atau penyakithanya berdasarkan gambaran radiologi tersebut.
- Perlu dilakukan pemeriksaan bakteriologi untuk memastikan aktiviti proses penyakit
Luas lesi yang tampak pada foto toraks untuk kepentingan pengobatan dapat dinyatakansebagai berikut (terutama pada kasus BTA negatif) :
- Lesi minimal , bila proses mengenai sebagian dari satu atau dua paru dengan luas tidaklebih dari sela iga 2 depan (volume paru yang terletak di atas chondrostemal junction dari
iga kedua depan dan prosesus spinosus dari vertebra torakalis 4 atau korpus vertebratorakalis 5), serta tidak dijumpai kaviti
- Lesi luasBila proses lebih luas dari lesi minimal.
Pemeriksaan khusus
Salah satu masalah dalam mendiagnosis pasti tuberkulosis adalah lamanya waktu yangdibutuhkan untuk pembiakan kuman tuberkulosis secara konvensional. Dalam perkembangankini ada beberapa teknik yang lebih baru yang dapat mengidentifikasi kuman tuberkulosissecara lebih cepat.
1. Pemeriksaan BACTEC
Dasar teknik pemeriksaan biakan dengan BACTEC ini adalah metode radiometrik. M
tuberculosis memetabolisme asam lemak yang kemudian menghasilkan CO2yang akandideteksi growth indexnya oleh mesin ini. Sistem ini dapat menjadi salah satu alternatifpemeriksaan biakan secara cepat untuk membantu menegakkan diagnosis dan melakukanuji kepekaan (dikutip dari 13)Bentuk lain teknik ini adalah dengan menggunakan Mycobacteria Growth IndicatorTube (MGIT).
2. Polymerase chain reaction (PCR):
Pemeriksaan PCR adalah teknologi canggih yang dapat mendeteksi DNA, termasukDNAM.tuberculosis. Salah satu masalah dalam pelaksanaan teknik ini adalahkemungkinan kontaminasi. Cara pemeriksaan ini telah cukup banyak dipakai, kendatimasih memerlukan ketelitian dalam pelaksanaannya.Hasil pemeriksaan PCR dapat membantu untuk menegakkan diagnosis sepanjang
pemeriksaan tersebut dikerjakan dengan cara yang benar dan sesuaistandar internasional.Apabila hasil pemeriksaan PCR positif sedangkan data lain tidak ada yang menunjang kearah diagnosis TB, maka hasil tersebut tidak dapat dipakai sebagai pegangan untukdiagnosis TBPada pemeriksaan deteksi M.tb tersebut diatas, bahan / spesimen pemeriksaan dapatberasal dari paru maupun ekstraparu sesuai dengan organ yang terlibat.
3. Pemeriksaan serologi, dengan berbagai metoda a.1:
a. Enzym linked immunosorbent assay(ELISA)Teknik ini merupakan salah satu uji serologi yang dapat mendeteksi respons humoral
berupa proses antigen-antibodi yang terjadi. Beberapa masalah dalam teknik ini antara lainadalah kemungkinan antibodi menetap dalam waktu yang cukup lama.b. ICT
Uji Immunochromatographic tuberculosis (ICT tuberculosis) adalah uji serologi untukmendeteksi antibodi M.tuberculosis dalam serum. Uji ICT merupakan uji diagnostik TB
8/13/2019 SK2 Respi.docx
19/25
yang menggunakan 5 antigen spesifik yang berasal dari membransitoplasmaM.tuberculosis, diantaranya antigen M.tb 38 kDa. Ke 5 antigen tersebut
diendapkan dalam bentuk 4 garis melintang pada membran immunokromatografik (2antigen diantaranya digabung dalam 1 garis) disamping garis kontrol. Serum yang akandiperiksa sebanyak 30 ml diteteskan ke bantalan warna biru, kemudian serum akanberdifusi melewati garis antigen. Apabila serum mengandung antibodi IgG
terhadap M.tuberculosis, maka antibodi akan berikatan dengan antigen dan membentukgaris warna merah muda. Uji dinyatakan positif bila setelah 15 menit terbentuk garis kontroldan minimal satu dari empat garis antigen pada membran.c. Mycodot
Uji ini mendeteksi antibodi antimikobakterial di dalam tubuh manusia. Uji inimenggunakan antigen lipoarabinomannan (LAM) yang direkatkan pada suatu alat yangberbentuk sisir plastik. Sisir plastik ini kemudian dicelupkan ke dalam serum pasien, danbila di dalam serum tersebut terdapat antibodi spesifik anti LAM dalam jumlah yangmemadai sesuai dengan aktiviti penyakit, maka akan timbul perubahan warna pada sisirdan dapat dideteksi dengan mudahd. Uji peroksidase anti peroksidase (PAP)
Uji ini merupakan salah satu jenis uji yang mendeteksi reaksi serologi yang terjadi. Dalammenginterpretasi hasil pemeriksaan serologi yang diperoleh, para klinisi harus hati hati
karena banyak variabel yang mempengaruhi kadar antibodi yang terdeteksi.e. Uji serologi yang baru / IgG TB
Uji IgG adalah salah satu pemeriksaan serologi dengan cara mendeteksi antibodi IgGdengan antigen spesifik untukMycobacterium tuberculosis. Uji IgG berdasarkan antigenmikobakterial rekombinan seperti 38 kDa dan 16 kDa dan kombinasi lainnya akanmenberikan tingkat sensitiviti dan spesifisiti yang dapat diterima untuk diagnosis. Di luarnegeri, metode imunodiagnosis ini lebih sering digunakan untuk mendiagnosis TBekstraparu, tetapi tidak cukup baik untuk diagnosis TB pada anak.
Saat ini pemeriksaan serologi belum dapat dipakai sebagai pegangan untuk diagnosis.
Pemeriksaan Penunjang lain
1.Analisis Cairan Pleura
Pemeriksaan analisis cairan pleura dan uji Rivalta cairan pleura perlu dilakukan padapasien efusi pleura untuk membantu menegakkan diagnosis. Interpretasi hasil analisisyang mendukung diagnosis tuberkulosis adalah uji Rivalta positif dan kesan cairaneksudat, serta pada analisis cairan pleura terdapat sel limfosit dominan dan glukosarendah
2. Pemeriksaan histopatologi jaringan
Pemeriksaan histopatologi dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis TB.Pemeriksaan yang dilakukan ialah pemeriksaan histopatologi. Bahan jaringan dapatdiperoleh melalui biopsi atau otopsi, yaitu :
Biopsi aspirasi dengan jarum halus (BJH) kelenjar getah bening (KGB) Biopsi pleura (melalui torakoskopi atau dengan jarum abram, Cope dan Veen Silverman) Biopsi jaringan paru (trans bronchial lung biopsy/TBLB) dengan bronkoskopi, trans
thoracal needle aspiration/TTNA, biopsi paru terbuka). OtopsiPada pemeriksaan biopsi sebaiknya diambil 2 sediaan, satu sediaan dimasukkan ke
dalam larutan salin dan dikirim ke laboratorium mikrobiologi untuk dikultur serta sediaanyang kedua difiksasi untuk pemeriksaan histologi.
3. Pemeriksaan darah
Hasil pemeriksaan darah rutin kurang menunjukkan indikator yang spesifik untuktuberkulosis. Laju endap darah ( LED) jam pertama dan kedua dapat digunakan sebagaiindikator penyembuhan pasien. LED sering meningkat pada proses aktif, tetapi laju endapdarah yang normal tidak menyingkirkan tuberkulosis. Limfositpun kurang spesifik.
4. Uji tuberkulin
Uji tuberkulin yang positif menunjukkan ada infeksi tuberkulosis. Di Indonesia dengan
prevalens tuberkulosis yang tinggi, uji tuberkulin sebagai alat bantu diagnostik penyakitkurang berarti pada orang dewasa. Uji ini akan mempunyai makna bila didapatkan
8/13/2019 SK2 Respi.docx
20/25
konversi, bula atau apabila kepositivan dariuji yang didapat besar sekali. Pada malnutrisidan infeksi HIV uji tuberkulin dapat memberikan hasil negatif.
Gambar 4. Skema alur diagnosis TB paru pada orang dewasa
DD
1. Pneumonia
2. Abses paru
3. Kanker Paru
4. Bronkiektasis
5. Pneumonia aspirasi
LO.3.8. Tatalaksana
1.Faktor kuman
populasi a (berkembang biak cepat) : isoniazid sangat baik pada populasi ini.
populasi b ( lingkungan asam) : hanya pirazinamid yg dapet bekerja.
populasi c ( dormant hampir sepanjang waktu) : hanya rimfapisin karena bekerja cepathanya 20 menit.
populasi d (full dormant) : tidak dapat dimusnahkan harus melalui mekanismepertahanan tubuh itu sendiri.
8/13/2019 SK2 Respi.docx
21/25
2.Dasar pengobatan Terapi berhasil dengan menggunakan minimal 2 obat,salah satunya harus bakterisid
Penyembuhan penyakit membutuhkan pngobatan yang baik, setelah perbaikan gejala
klinis, guna menghindari kekambuhan dan dengan memakai panduan DOTS.
3.Tujuan pengobatan Mengobati pasien dengan sesedikit mungkin mengganggu aktivitas hariannya
Mencegah kematian/komplikasi
Mencegah kekambuhan
Mencegah adanya resistensi
Mencegah lingkungan dari penularan
4.Resimen Kategori 1 : 2RHZE/4H3R3
Tb paru BTA (+) kasus baru
Tb paru BTA (-), foto thoraks (+) kasus baru
Tb ekstra paru ringan dan berat
Kategori 2 : 2RHZES/1RHZE /5R3H3E3
Pasein kambuh
Pasien default
Pasein gagal pengobatan
Kategori IV : TB MDR
5.Pemantauan Pengobatana.Kategori I
Stelah 2 bulan fase awal : cek BTA
o BTA (-) : fase lanjutano BTA (+) sisispkan RHZE 1 bulan : BTA(-)/(+) tetap lanjutkan fase lanjutan
1 bulan sebelum akhir pengobatan : cek BTA
o BTA(-) : lanjutkan sampai selesai
o BTA(+): uji biakan dan kepekaan
Akhir pengobatan : cek BTA
o BTA(+) : kategori 2
o BTA(-) : pengobatan sls pasien sembuh
b.Kategori 2 Stelah 3 bulan fase awal : cek BTA
o BTA (-) : fase lanjutano BTA (+) : uji biakan,sisipkan RHZES 1 bulan : lanjut ke fase lanjutan
1 bulan sebelum akhir pengobatan : cek BTA
o BTA(- ) : lanujutkan hingga selesai
o BTA (+ ): uji biakan : rujuk
Akhir pengobatan : cek BTA
o Bta(- )p engoabtan lengkap pasien sembuh
o Bta (+ ) gagal kasus kronik : rujuk
6.Resistensi OAT Dokter
o diagnosis tidak tepato tidak menggunakan dosis dan panduan yg tepat
8/13/2019 SK2 Respi.docx
22/25
o tidak ada informasi consent yang baik
Pasien
o tidak patuh
o tidak terartur menelan obat
o menghentikan pengobatan speihak
o kurang memotivasio merasa sudah sembuh
Instansi kesehatan
oprogam DOTS tidak dilaksanakan dengan adekuat
7.DOTS komitmen politis
pemeriksaan dahak yg terjamin mutunya
pengobatan jangka pendek
pengobatan jangka pendek yg standart bagi semua kasus TB dengan tatalaksana kasus
tepat termasuk PMO
jaminan mutu OAT sistem pencatatan dan laporan yg mampu memberikan penilaian thdap hasil
pengobatan pasien.
8.Pasien kambuh Penanggulangan :
o Berikan obat yg sama dengan obat pertama
o Lakukan pemeriksaan BTA yg optimal
o evaluasi radiologis
o identifikasi penyakit lain
o Sesuaikan obat dengan hasil resistensi
o evaluasi setiap bulan
LO.3.9. Pencegahan
Promotif1. Penyuluhan kepada masyarakat apa itu TBC
2. Pemberitahuan baik melalui spanduk/iklan tentang bahaya TBC, cara penularan, cara
pencegahan, faktor resiko
3. Mensosialisasiklan BCG di masyarakat.
Preventif
1. Vaksinasi BCG2. Menggunakan isoniazid (INH)3. Membersihkan lingkungan dari tempat yang kotor dan lembab.
4. Bila ada gejala-gejala TBC segera ke Puskesmas/RS, agar dapat diketahui secara dini
Tujuan Pencegahan
Menyembuhkan penderita
Mencegah kematian
Mencegah kekambuhan
Menurunkan tingkat penularan
Cara Pencegahan
8/13/2019 SK2 Respi.docx
23/25
1. Saat batuk seharusnya menutupi mulutnya, dan apabila batuk lebih dari 3 minggu,merasa sakit di dada dan kesukaran bernafas segera dibawa kepuskesmas atau ke
rumah sakit.
2. Saat batuk memalingkan muka agar tidak mengenai orang lain.3. Membuang ludah di tempat yang tertutup, dan apabila ludahnya bercampur darah
segera dibawa kepuskesmas atau ke rumah sakit.4. Mencuci peralatan makan dan minum sampai bersih setelah digunakan oleh
penderita.
5. Bayi yang baru lahir dan anak-anak kecil harus diimunisasi dengan vaksin BCG.Karena vaksin tersebut akan memberikan perlindungan yang amat bagus.
6. Menghindari udara dingin7. Mengusahakan sinar matahari dan udara segar masuk secukupnya ke dalam tempat
tidur
8. Menjemur kasur, bantal,dan tempat tidur terutama pagi hari9. Semua barang yang digunakan penderita harus terpisah begitu juga mencucinya dan
tidak boleh digunakan oleh orang lain
10.Makanan harus tinggi karbohidrat dan tinggi protein
Pemberantasan
Tujuan PemberantasanPemberantasan penyakit TBC didasarkan untuk memutus mata rantai virulenci penularan
penyakit TBC supaya tidak terjadi prevalenci penyakit TB yang lebih besar.
Cara Pemberantasan1.Pengobatan pada penderita hingga sembuh2.Perlakuan pada rumah penderita untuk lebih memperhatikan factor kesehatan
lingkungan denganmenambah ventilator sebagai pengganti udara, genteng kaca
supaya sinar matahari dapat masuk, dan faktorhigiene lingkungan yang lain yang
lebih baik.
3.Sterilisasi rumah pascapenderita
LO.3.10. Komplikasi
Pada pasien tuberkulosis dapat terjadi beberapa komplikasi, baik sebelum pengobatan atau dalammasa pengobatan maupun setelah selesai pengobatan.Beberapa komplikasi yang mungikin timbul adalah :
1. Batuk darah
2.Pneumotoraks
3. Luluh paru4. Gagal napas5. Gagal jantung6. Efusi pleura
LO.3.11. Prognosis
Tergantung pada luas proses, saat mulai pengobatan, kepatuhan penderita mengikuti
aturanpenggunaan dan cara pengobatan yang digunakan
LO.3.12. PMO
8/13/2019 SK2 Respi.docx
24/25
Persyaratan PMO
PMO bersedia dengan sukarela membantu pasien TB sampai sembuh selama
pengobatan dengan OAT dan menjaga kerahasiaan penderita HIV/AIDS.
PMO diutamakan petugas kesehatan, tetapi dapat juga kader kesehatan, kader
dasawisma, kader PPTI, PKK, atau anggota keluarga yang disegani pasien
Tugas PMO Bersedia mendapat penjelasan di poliklinik
Melakukan pengawasan terhadap pasien dalam hal minum obat
Mengingatkan pasien untuk pemeriksaan ulang dahak sesuai jadwal yang telah
ditentukan
Memberikan dorongan terhadap pasien untuk berobat secara teratur hingga selesai
Mengenali efek samping ringan obat, dan menasehati pasien agar tetap mau menelan
obat
Merujuk pasien bila efek samping semakin berat
Melakukan kunjungan rumah
Menganjurkan anggota keluarga untuk memeriksa dahak bila ditemui gejala TB
LI.4. Etika Batuk
Merokok haram hukumnya berdasarkan makna yang terindikasi dari zhahir ayat Al-Quran
dan As-Sunnah serta itibar (logika) yang benar.
Allah berfirman:
Dan infakkanlah hartamu di jalan Allah, dan janganlah kamu jatuhkan diri sendiri ke dalam
kebinasaan dengan tangan sendiri, dan berbuat baiklah. Sesungguhnya Allah menyukai
orang-orang yang berbuat baik. (al-baqarah 195)
Dalil dari As-Sunnah yang lainnya, sebagaimana hadits-hadits dari Rasulullah Shallallahu
alaihiwasallam yang berbunyi.
Artinya : Tidak boleh (menimbulkan) bahaya dan juga tidak oleh membahayakan (orang
lain) [Hadits Riwayat Ibnu Majah)
Firman Allah yang lainnya
Artinya : Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang
yang dalam perjalanan, dan janganlah kamu menghambur-hamburkan hartamu secara boros.
Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangatingkar kepada TuhanNya. (Al-Isra26-27)
Merokok haram hukumnya berdasarkan makna yang terindikasi dari zhahir ayat Al-Quran
dan As-Sunnah serta itibar (logika) yang benar.
Dalil dari Al-Quran adalah firmanNya.
Artinya :Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan [Al-
Baqarah : 195]
Maknanya, janganlah kamu melakukan sebab yang menjadi kebinasaanmu.
8/13/2019 SK2 Respi.docx
25/25
Wajhud dilalah (aspek pendalilan) dari ayat tersebut adalah bahwa merokok termasuk
perbuatan mencampakkan diri sendiri ke dalam kebinasaan.
Sedangkan dalil dari As-Sunnah adalah hadits yang berasal dari Rasulullah Shallallahu alaihi
wa sallam secara shahih bahwa beliau melarang menyia-nyiakan harta. Makna menyia-
nyiakan harta adalah mengalokasikannya kepada hal yang tidak bermanfaat. Sebagaimanadimaklumi, bahwa mengalokasikan harta dengan membeli rokok adalah termasuk
pengalokasiannya kepada hal yang tidak bermanfaat bahkan pengalokasian kepada hal yang
di dalamnya terdapat kemudharatan.
Dalil dari As-Sunnah yang lainnya, sebagaimana hadits-hadits dari Rasulullah Shallallahu
alaihi wa sallam yang berbunyi.
Artinya : Tidak boleh (menimbulkan) bahaya dan juga tidak oleh membahayakan (orang
lain) [Hadits Riwayat Ibnu Majah, kitab Al-Ahkam 2340]
Jadi, menimbulkan bahaya (dharar) adalah ditiadakan (tidak berlaku) dalam syariat, baikbahayanya terhadap badan, akal ataupun harta. Sebagaimana dimaklumi pula, bahwa
merokok adalah berbahaya terhadap badan dan harta.
Adapun dalil dari itibar (logika) yangbenar, yang menunjukkan keharaman merokok adalah
karena (dengan perbuatannya itu) si perokok mencampakkan dirinya sendiri ke dalam hal
yang menimbulkan hal yang berbahaya, rasa cemas dan keletihan jiwa. Orang yang berakal
tentunya tidak rela hal itu terjadi terhadap dirinya sendiri. Alangkah tragisnya kondisi dan
demikian sesak dada si perokok, bila dirinya tidak menghisapnya. Alangkah berat dirinya
berpuasa dan melakukan ibadah-ibadah lainnya karena hal itu meghalangi dirinya dari
merokok. Bahkan, alangkah berat dirinya berinteraksi dengan orang-orang yang shalih karena
tidak mungkin mereka membiarkan rokok mengepul di hadapan mereka. Karenanya, anda
akan melihat dirinya demikian tidak karuan bila duduk-duduk bersama mereka dan
berinteraksi dengan mereka.
Semua itibar tersebut menunjukkan bahwa merokok adalah diharamkan hukumnya. Karena
itu, nasehat saya buat saudaraku kaum muslimin yang didera oleh kebiasaan menghisapnya
agar memohon pertolongan kepada Allah dan mengikat tekad untuk meninggalakannya sebab
di dalam tekad yang tulus disertai dengan memohon pertolongan kepada Allah serta
megharap pahalaNya dan menghindari siksaanNya, semua itu adalah amat membantu di
dalam upaya meninggalkannya tersebut.
Jika ada orang yang berkilah, Sesungguhnya kami tidak menemukan nash, baik di dalam
Kitabullah ataupun Sunnah RasulNya perihal haramnya merokok itu sendiri.
Jawaban atas statemen ini, bahwa nash-nash Kitabullah dan As-Sunnah terdiri dari dua jenis.
[1]. Satu jenis yang dalil-dalilnya bersifat umum seperti Adh-Dhawabith (ketentuan-
ketentuan) dan kaidah-kaidah di mana mencakup rincian-rincian yang banyak sekali hingga
Hari Kiamat.
[2]. Satu jenis lagi yang dalil-dalilnya memang diarahkan kepada sesuatu itu sendiri secara
langsung.