Upload
trinhnhu
View
230
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
M A K R O E K O N O M I Rabu, 30 Maret 20164
PUPUK BERSUBSIDI
Petani Masih Kesulitan Akses
DENPASAR — Banyak petani anggota Koperasi Unit Desa (KUD) akan su lit mengakses pu puk bersubsidi karena ke -mung kinan sistem ra yo ni-sasi masih dipertahan kan.
Deputi Bidang Pro duksi dan Pemasaran Ke men-terian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) I Wayan Dipta mengata-kan untuk menghapus-kan sis tem tersebut, lang-kah per tama yang mesti dilakukan adalah meng-ubah aturan main per-edaran pupuk bersubsidi.
“Sampai saat ini, peru-bahan aturannya masih dalam proses. Presiden per nah mengatakan akan mengeluarkan kebijakan yang berbeda terkait pu -puk bersubsidi,” ujarnya, Selasa (29/3).
Dia tidak menampik jika perubahan regulasi tidak kunjung dilakukan maka pola distribusi pu -puk bersubsidi akan sama seperti tahun-tahun se belumnya.
Sistem rayonisasi sela-ma ini telah diidentifikasi sebagai salah satu pe -nyebab petani kesulitan mengakses pupuk ber-subsidi.
Sistem itu mengisyarat-kan hanya petani yang berdomisili di rayon yang sama dengan KUD-lah yang bisa mengakses pu -puk bersubsidi yang di-jual oleh KUD tersebut.
Padahal fakta di la -pangan, KUD telah ber-kem bang pesat dan me -
mi liki anggota lintas wi -layah.
Berdasarkan catatan Ke menterian KUKM, ada 2.335 koperasi petani yang bertindak sebagai distributor pupuk ber-subsidi, atau 30,72% dari total 7.600 koperasi yang mempunyai fasilitas per-gudangan. “Jumlah itu te -tap sama pada tahun ini.”
Dia menyatakan pihak-nya tetap berkeinginan agar pemberian subsidi pupuk kepada petani di -alihkan menjadi subsidi pembelian hasil pertani-an pascapanen karena se lama ini petani yang ter gabung dalam koperasi tidak mendapatkan man-faat yang sesuai perun-tukannya.
Selain sistem rayoni-sasi, kerugian lain yang dialami oleh para petani adalah harga eceran yang melonjak tajam. Tidak hanya itu, margin keun-tungan penjualan pupuk pun terlampau rendah yakni antara Rp30 – Rp40 per kg.
Oleh karena itu, pihak-nya telah berkoordinasi de ngan Kementerian Per-da gangan agar mengu-rangi persentase jumlah pengecer existing sebesar 40% hingga 50%, dari posisi saat ini 44.000 pengecer.
“Masih banyak masa-lah di aspek distribusi lain nya seperti disparitas harga dan perembesan pupuk.” (M.G. Noviarizal
Fernandez)
PENANAMAN KEMBALI KARET
Skema KUR Disiapkan
Fauzul [email protected]
Menteri Pertanian Amran Su -laiman mengatakan petani ta -naman strategis karet, kakao, kopi, teh, dan pala membutuh-kan program penanaman kem-bali karena usia tanaman yang sudah tua. Dia memberi contoh sebanyak 750.000 ha tanaman karet di Sumatra Selatan berusia lebih dari 25 tahun.
“Jadi kita harus replanting,” ka tanya seusai rapat koordinasi di Kementerian Koordinator Bi -dang Perekonomian, Jakarta, Se -
lasa (29/3).Dalam rangka membantu
petani menanam kembali, ung-kapnya, pemerintah akan menye-diakan program KUR sebesar Rp104,9 triliun yang disalurkan melalui bank-bank badan usaha milik negara (BUMN), yaitu PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Bank Negara Indo-
ne sia (Persero) Tbk.Namun, hingga saat ini belum
ada pembagian jatah penyaluran KUR untuk masing-masing bank. Amran menjelaskan plafon KUR tersebut untuk program selama 7 tahun.
Pada tahun ini, pemerintah menyiapkan KUR sebesar Rp30 triliun hingga Rp40 triliun. Bunga yang ditetapkan untuk program ini sebesar 9% per tahun.
Luas lahan yang perlu program replanting sekitar 1,781 juta ha dengan jumlah tenaga kerja seba-nyak 1,90 juta orang. Rin cian-nya, luas lahan karet 700.000 ha, kakao 130.000 ha, kopi 270.000 ha, teh 25.000 ha, pala 1.200 ha, dan sawit 550.000 ha.
Selain itu, pemerintah juga menyiapkan KUR Rp41,1 juta un -tuk program intensifikasi. Rin cian-nya, untuk karet seluas 300.000 ha, kakao 485.000 ha, kopi 680.000 ha, teh 25.000 ha, pala 5.000 ha, dan sawit 100.000 ha.
Dia menjelaskan replanting
ta naman karet membutuhkan wak tu sekitar 7 tahun untuk bisa ber produksi. Adapun replanting ka kao perlu waktu tumbuh 3 tahun hing ga 4 tahun.
BANTUAN BENIHSelama masa peremajaan ta -
naman, ada risiko petani tidak memiliki pendapatan. Oleh kare-na itu, Kementerian Pertanian juga akan memberikan bantuan berupa benih jagung, kedelai, dan padi sesuai dengan iklim setempat.
Program tumpang sari ini menggunakan Anggaran Pen-da patan dan Belanja Negara (APBN). Program tersebut sejal-an dengan program integrasi sapi meng gunakan skema KUR.
Amran mengemukakan pro-gram tumpang sari bisa mening-katkan pendapatan petani karet hingga 185%. Saat ini pendapat-an petani karet sebesar Rp1,4 juta per bulan. Jika mengguna-kan skema tumpang sari, bisa
meningkat hingga Rp3 hingga Rp4 juta per bulan.
Di luar itu, dia menyebutkan program replanting bisa menge-rek harga karet yang saat ini sedang jatuh. Suplai karet sela-ma peremajaan bakal berkurang sehingga harga kemungkinan melonjak.
Ditemui dalam kesempat-an yang sama, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menjelaskan program KUR untuk petani belum final. “Masih dibicarakan,” ujarnya.
Di sisi lain, Direktur Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) BRI Muhammad Irfan menuturkan pernah memberi-kan kredit untuk tanaman keras seperti karet. Namun, program ini dihentikan pada 2014. Saat ini semua kredit program diarahkan menjadi KUR.
“Karena KUR yang sekarang ini belum menampung tanam-an keras, kita harus bahas lagi secara teknis,” tambahnya.
Petani tanaman stra-tegis membutuhkan prog ram penanaman kembali karena usia ta -naman yang sudah tua.
JAKARTA — Pemerintah merencanakan pro-gram Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar
Rp104,9 triliun selama tujuh tahun untuk mem-bantu petani menanam kembali (replanting)
tanaman komoditas strategis.