Upload
anemiahemolytic
View
16
Download
5
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tutorial hematologi
Citation preview
SKENARIO E
A 35-year-old woman came to the hospital with chief complaint of
generalized fatigue and weakness. She has suffered from Rheumatoid Arthritis
since 3 years ago. She has no rashes, hair loss, or back pain and no history of
fever, weight loss of diarrhea. Menses period is normal.
Physical Examination :
General Appearance : pale, fatigue
HR : 94x/minute, RR : 24x/minute, Temperature : 36,8 °C, BP : 110/60
mmHg.
Liver and spleen not palpable, no Lymphadenopathy, swan neck hand (+)
Laboratory :
Hemoglobin 9,5 g/dL, Mean Corpuscular Volume (MCV) is 80 fL, MCH
30, MCHC 30%
Blood smear : normochrome normocyter
Urine : protein (+), cast (+)
Fecal Occult Blood : Negative
Other :
Serum Iron is 30 μg/dL
Iron Binding Capacity is 200 μg/dL
Ferritin is 200 μg/dL
I. Klarifikasi Istilah
1. Generalized fatigue : lelah yang terjadi menyeluruh
2. Rheumatoid Arthritis : penyakit autoimun yang ditandai terdapatnya
sinovitis erosif.
3. Rashes : erupsi sementara pada kulit
4. Back pain : nyeri punggung
5. Hair loss : kerontokan pada rambut
6. Fever : peningkatan suhu tubuh di atas normal.
7. Diarrhea : frekuensi pengeluaran dan kekentalan feses yang tidak normal
1
8. Menses period : periode menstruasi, biasanya interval sekitar 4 minggu
9. Swan neck hand : deformitas yang terjadi pada penderita Reumathoid
Arthtritis.
10. Cast (+) : silinder urin
11. Fecal Occult Blood : pemeriksaan darah samar pada feses
12. Ferritin : komplek besi-apoferitin, merupakan salah satu bentuk utama
penyimpanan besi di dalam tubuh
II. Identifikasi Masalah
1. A ( wanita, 35 tahun) datng bke Rumah Sakit dengan keluhan lelah yang
menyeluruh dan lemas.
2. A mengalami Reumathoid Arthritis sejak 3 tahun yang lalu.
3. Pemeriksaan fisik : Swan Neck Hand (+)
4. Pemeriksaan Laboratorium :
Hemoglobin 9,5 g/dL
Urine : protein (+), cast (+)
Serum Iron is 30 μg/dL
Iron Binding Capacity is 200 μg/dL
III.Analisis Masalah
1. a. Apa penyebab lelah dan lemah ?
b. Bagaimana mekanisme lelah dan lemah ?
2.a. Bagaimana Patofisiologi Reumathoid Artrithis ?
b. Apa hubungan Reumathoid Arthritis dengan keluhan utama ?
3.a. Apa interpretasi dari pemerikasaan Fisik A ?
b. Bagaimana mekanisme hasil pemeriksaan fisik A ?
4.a. Apa interpretasi dari Pemeriksaan Laboratorium A ?
b. Bagaimana mekanisme hasil pemeriksaan laboratorium ?
5. Apa saja Diagnosis Banding kasus ini ?
6. Bagaimana penegakan Diagnosis Kasus ini ?
8. Apa Diagnosis Kasus ini ?
2
9. Bagaimana tata laksana kasus ini ?
10.Apa komplikasi kasus ini ?
11.Bagaiman prognosis kasus ini ?
IV. Hipotesis
A ( wanita, 35 tahun ) menderita Anemia Penyakit Kronik e.c Reumathoid
Arthtris yang telah diderita sejak 3 tahun lalu.
3
V. Sintesis
Ia. Penyebab lelah dan lemah
Lelah dan lemah pada kasus disebabkan karena adanya anemia pada
pasien. Penurunan Hb pada pasien menyebabkan kurangnya pasokan O2 dan
nutrisi jaringan tubuh pasien sehingga menyebabkan tubuh pasien menjadi lelah
dan lemah.
Ib. Mekanisme lelah dan lemah
IIa. Patofisiologi terjadinya Rheumathoid Arthritis pada A
4
Penurunan Hb (9,5 gr/dl)
Anemia
↓ pengikatan O2 oleh Hb
↓ suplai/ perfusi O2 & nutrisi ke jaringan
Lelah dan lemah
Antigen yg berada pada membran sinovial
Diproses oleh APC yg tdd sel synoviocyte A, sel dendritik/ makrofag yg mengekspresikan determinan HLA-DR pd membrane selnya
5
Perlekatan pada CD4+
CD4+ teraktivasi
HLA-DR & CD4+ membentuk antigen trimolekular
CD4+ mensekresi IL-2
Trjdi mitosis & proliferasi sel-sel tersebut
Sekresi TNF-β, IL-3, IL-4, GM-CSF, dan mediator-mediator lain
↑ aktivitas fagositosis & merangsang proliferasi & aktivasi sel B
Pengendapan komploks imun
Aktivasi sistem komplemen
Aktivasi C5a
Degranulasi sel mast
Pembebasan radikal bebas, leukotrin, enzim lisosomal,PG,colagenase
↓ viskositas sendi dan merusak jaringan kolagen dan proteoglikan rawan sendi
↑ infiltrasi sel PMN
6
Nyeri pada sendi Deformitas pada sendi (swan neck hand)
2b. Hubungan antara Rheumathoid Arthritis dengan lelah dan lemah nyonya A
b. Hubungan antara Rheumatoid arthritis dgn lemah
7
R.A.
↑ destruksi eritrosit di limpa
Sekuestrasi makrofag
↓ iron plasma & ↓ TIBC
Mengikat lebih banyak zat besi
↑ produksi sitokin
Perangsangan yg inadekuat pd erythropoesis
Menekan produksi erythropoietin di ginjal
Inflamasi kronik
Pemendekan masa hidup eritrosit
Hb menurun
↓ suplai O2 dan nutrisi ke jaringan
Lelah dan lemah
Malnutrisi
Hipotiroid fungsional
↓ kebutuhan Hb yg mengangkut O2
Shg sintesis eritropoetin ↓
Aktivasi makrofag
↑ daya fagositosis yang merupakan bagian dari filter limpa & mjdi kurang toleran thp perubahan minor eritrosit
3a. Interpretasi Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Normal Hasil Interpretasi
Keadaan umum Sehat Pucat, lemah Anemia
HR 60-100x/m 94x/m Normal tinggi
RR 16-24x/m 24x/m Normal tinggi
Suhu 36,5 – 37,5OC 36,8 OC Normal
TD 90-130 / 70-90 mmHg 110/60 mmHg Hipotensi
Hepar-lien Tidak teraba Tidak teraba Normal
Lymphadenopaty - - Normal
Swan neck hand - + Deformitas pada tangan,
khas pada penderita RA
kronik, dengan fleksi
kontraktur
metacarpophalangeal, fleksi
proximal interphalangeal,
dan ekstensi distal
interphalangeal.
Pada, pemeriksaan fisik, terdapat tanda khas pada nyonya A, yaitu swan neck
hand. Pembahasan lengkap mengenai swan neck hand akan dijelaskan pada
penjelasan dibawah ini.
SWAN NECK HAND
Swan-neck deformity merupakan deformitas patognomonik yang banyak dijumpai
pada AR. Ditandai dengan hiperekstensi PIP, fleksi DIP, inkompetensi volar
plate, dan dorsal laxity of the lateral bands. Hal ini terjadi sebagai hasil akhir dari
sinovitis reumatoid pada persendian, tendon dan ligamen MCP, PIP, dan atau
8
DIP, yang mengganggu keseimbangan gerakan fleksi dan ekstensi, kelemahan dan
kehilangan fungsi persendiannya.
9
sinovitis
Kerusakan sendi dan erosi tulang periartikular
Permukaan sendi menjadi tidak rata
Terbentuknya pannus
Melarutkan kolagen tendon, ligamen atau
rawan sendiFusi tulang-tulang yang membentuk persendian
Gangguan stabilitas persendian MCP,PIP, dan atau DIC
4a. Interpretasi Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Nilai Normal Kasus Interpretasi KeteranganHemoglobin 12-16 gr/dL 9,5 g/dL ↓ Penurunan Hb
terdapat pada penderita anemia, kanker, penyakit ginjal, dan juga pemberian obat-obatan.
MCV 80-95 fL 80 fL NMCH 27-34 30 NMCHC 20-35 30% NBlood smear Normochrom
normocyterNormochrom normocyter
N
UrinProtein - + Protenuria
ringanPada pasien RA hal ini lebih sering disebabkan karena efek samping pengobatan seperti garam emas atau D-penisilamin
Cast - + Fecal occult Blood
- - N
Serum Iron 60-170 μg/dL 30 μg/dL ↓Iron Binding capacity
250-400 μg//dL
200 μg/dL ↓
Ferritin 20-200 μg/dL 200 μg/dl N
10
PROTEINURIA AND CAST (+)
Proteinuria dan adanya silinder (+) pada kasus ini kemungkinan menunjukkan
telah terjadinya terjadinya kerusakan pada ginjal yang sering disebabkan oleh efek
samping pengobatan RA (misalnya pada penggunaan garam emas dan d-
penisilamin). Penggunaan OAINS yang tidak terkontrol juga dapat menimbulkan
nekrosis papilar ginjal.
Cast sendiri merupakan partikel silinder yang dapat ditemukan di urin dan
dibentuk dari koagulasi protein yang disekresikan oleh sel-sel tubulus ginjal.
Silinder hialin merupakan partikel yang sering ditemukan pada renal disease, dan
dapat pula meningkat pada aktivitas berlebihan, demam, gagal jantung dan
penggunaan diuretik. Jenis silinder yang lain seperti granular, fatty, waxy, RBC,
WBC dapat mengindikasikan penyakit tertentu.
Kelainan ginjal yang sering terjadi berhubungan dengan RA adalah membranous
nephropathy, secondary amyloidosis, a focal, mesangial proliferative
glomerulonephritis, rheumatoid vasculitis, and analgesic nephropathy. Kelainan
lainnya , seperti IgA nephropathy and minimal change disease juga dapat terjadi
namun lebih jarang.
Proses terjadinya cast karena terapi RA
RA terapi NSAID dan DMARD berkepanjangan reaksi alergi obat pada
ginjal,mengganggu fungsi ginjal, mengaktivasi limfosit meningkatkan
permeabilitas filtrasi glomerulus, sel-sel podosit ginjal membengkak dan fusi
proteinuria & cas
11
4b.Mekanisme Hasil Pemeriksaan laboratorium
12
Rheumatoid Arthritis
Produksi sitokin berlebihan (IL-1, TNF α & interferon)
Aktivasi makrofag
Peningkatan daya fagosit, termasuk di dalamnya filter limpa
Peningkatan destruksi eritrosit di limpa
Menstimulasi pelepasan IL-1
Melepaskan laktoferin dari granula spesifik di neutrofil
Mengikat Fe (affinity of iron binding laktoferin >> transferin)
hypoferremia
Penurunan pembentukan Hb
Pemendekan umur RBC 20-30%
IL-1 & TNF α
Menekan produksi eritropoetin di ginjal
Perangsangan yang inadekuat pada eritropoesis di sumsum tulang
Anemia
Hipoksia jaringan
Weakness & fatigue
Pucat
Anemia Penyakit kronis
A. Definisi
Adalah anemia yang ditemukan pada kelainan klinis kronis, yaitu ifeksi,
peradangan, atau neoplasma yang lebih dari 2 bulan.
Tetapi tidak termasuk anemia karena transplantasi sutul, perdarahan
kronis, hemolisis, atau insufisiensi ginjal meskipun itu kronik.
B. Epidemiologi
- Merupakan penyebab anemia paling banyak ditemukan di RS
- 27 % pada pasien artritis rematoid
C. Etiologi
Tidak jelas. Penyakit berhubungan :
a. Infeksi kronis
- Paru: abses, emphysema, TBC, pneumonia
- Subacute bakterial endocarditis
- Pelvic inflammatory disease
- Chronic urinary tract infection
- Chronic fungal disease
- HIV
- Osteomyelitis
b. Inflamasi noninfeksi kronis
- RA
- SLE
- Severe trauma, thermal injury
- Vasculitis
c. Keganasan
- Cancer
- Hodgkin’s disease & NHL
13
- Leukemia
- Multiple myeloma
d. Miscellanous
- Alcoholic liver disease
- Thrombophlebitis
- IHD
e. Idiopatik
Pada kasus ini, etiologinya adalah Rheumathoid Arthritis
D. Faktor risiko
Pasien dengan penyakit kronis sperti disebutkan di atas.
E. Anamnesis tergantung penyakit penyebab anemi
Umunya tidak tampak tanda khusus, karena tanda penyakit dasar lebih
menonjol. Yang biasa ditemukan :
- Lemah
- Cepat capek
- Lesu
- Demam
F. Manifestasi klinis
- Anemia ringan – sedang (Hb 7 – 11 g/dL)
- Asimtomatik, tertutupi penyakit dasar
- Bila demam, akan memperjelas gejala anemia karena terjadi
penurunan kapasitas transpor O2
- Diagnosis didasarkan pada laboratorium, bukan pemeriksaan fisik
dan anamnesis
14
G. Patofisiologi
H. Pemeriksaan fisik tergantung penyakit penyebab anemi
Umunya tidak tampak tanda khusus, karena tanda penyakit dasar lebih
menonjol. Yang biasa ditemukan :
- Pucat
-
- Penurunan BB
- Demam
I. Pemeriksaan lab
- Hb turun (rata2 7 – 11 g/dL)
- Anemia normokromic normositer : MCHC dan MCV normal, tapi
sering juga hipokromik mikrositer
- ESR meningkat
15
Infeksi kronisInflamasi kroniskanker
Sitokin Sekuestrasi makrofag Destruksi RBC di limpa
Pengkatan Fe
TNF-αIL1IFN
P’bentukan CFU-E & BFU-E menurun
Eritropoesis
Sintesis eritropoietin
Kemampuan Fe dalam sintesis Hb
Hb anemia
Malnutrisi
Hipotiroid fungsional
Transformasi T4 T3 Kebutuhan Hb
Fe serum
- Retikulosit biasanya normal
- Besi serum turun
- Saturasi transferin menurun, tapi n ilainya lebih besar dari ADB
J. Pemeriksaan penunjang lain tergantung dugaan penyebab anemi
Untuk anemianya sendiri, tak da lagi.
K. DD
IDA ACD tanpa def.
besi
ACD dengan def.
besi
Serum besi Sangat menurun Menurun Menurun
Saturasi transferin Menurun <10% Menurun >10% Menurun <10%
TIBC Meningkat Menurun/N N/menurun
Serum feritin Menurun <10
µg/L
Meningkat >200
µg/L
Menurun <30
µg/L
Sideroblast <10% 10% – 20% <10%
Serum transferrin
receptor
Meningkat Normal Meningkat
L. Penatalaksanaan
1. Terapi utama adalah mengatasi penyakit penyebab
2. Suplemen besi pemberian preparat besi pada anemia penyakit
kronik masih dalam perdebatan, katanya pemberian suplemen besi
dapat mencegah pembentukan TNF-α. Ada yang mengatakan preparat
besi dapat meningkatkan kadar hb, tetapi belum di rekomendasikan
dalam penyakit AC
3. Transfusi tidak ada batasan khusus, berikan bila gejala klinis
muncul, pasien gangguan hemodinamik, dan keganasan, guna
pertahankan Hb >10 g/dL (pada pasien ini tidak perlu diberikan)
4. Eritropoietin rekombinan 10.000 unit 3 x seminggu IV/SC
Ada 3 jenis EPO: EPO alfa, epo beta, darbopoetin.
Guna:
16
Menghindari transfuse dan efek sampingnya
Menekan pembetukan TNFα dan IFNγ
5. Iron chelation + deferoxamine
M. PROGNOSIS
Dubia.
N. Kompetensi dokter umum
3a (Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaanpemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya :
pemeriksaan
laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan memberi
terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan (bukan kasus gawat
darurat)
17
DAFTAR PUSTAKA
Bakta, I made.2006.Hematologi Klinik Ringkas.EGC,Jakarta.
Hoffbrand,A.V.2005.Kapita Selekta Hematologi.EGC,Jakarta.
Buku Ilmu Penyakit Dalam
18