19
LAPORAN INDIVIDU BLOK V SKENARIO III SICKLE CELL ANEMIA Nama : DINI NURUL ANNISA NIM : J500080102 Kelompok : 03 Nama tutor : dr. Dewi M. FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

skenario 3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bbbb

Citation preview

LAPORAN INDIVIDU BLOK V

LAPORAN INDIVIDU BLOK V

SKENARIO III

SICKLE CELL ANEMIA

Nama : DINI NURUL ANNISA

NIM : J500080102

Kelompok : 03

Nama tutor : dr. Dewi M.FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2009

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG MASALAH

Biomolekuler dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari fungsi dan organisasi jasad hidup (organisme) ditinjau dari struktur dan regulasi molekuler unsur atau komponen penyusunnya. Termasuk di dalam batasan ini adalah kajian mengenai replikasi DNA, transkripsi, translasi, rekombinasi, dan translokasi. Pada dasarnya bidang-bidang ilmu tersebut mempelajari satu subjek yang sama yaitu jasad hidup, namun dengan pendekatan dan sudut pandang yang berbeda. (Yuwono, T.2005)Terjadinya kelainan genetik pada penderita sicke cell anemia dikarenakan ada berbagai penyebab. Permasalahannya adalah pada penderita sickle cell anemia terjadi eritrosit sabit dan anemia hemolitik kronik.

2. RUMUSAN MASALAH

1) Apa itu mutasi dan mutagen ?

2) Apa itu sickle cell anemia ?

3) Bagaimana cara melakukan tranfusi PRC ?

3. TUJUAN

1) Mengetahui definisi tentang mutasi2) Mengetahui materi genetik yang terlibat dalam mutasi 3) Mengetahui tanda dan gejala penyakit sikle cell anemia4. MANFAAT

Mengetahui tentang penyakit sikle cell anemia dan proses didalamnya, serta dapat mengetahui proses mutasi di dalam tubuh manusia .BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. MUTASI

Mutasi berasal dari kata mutatus (bahasa Latin) yang berarti perubahan. Mutasi adalah perubahan pada rangkaian basa DNA. Peristiwa ini dapat terjadi sebagai hasil kesalahan pada replikasi, gerakan atau perbaikan DNA dan terjadi dengan frekuensi sekitar 1 dalam setiap 106 pembelahan sel (Granner, 2003).Mutasi adalah perubahan yang terjadi pada bahan genetik (DNA maupun RNA), baik pada taraf urutan gen (disebut mutasi titik) maupun pada taraf kromosom. Mutasi pada tingkat kromosomal biasanya disebut aberasi. Mutasi pada gen dapat mengarah pada munculnya alel baru dan menjadi dasar bagi kalangan pendukung evolusi mengenai munculnya variasi-variasi baru pada spesies.Agen yang mengakibatkan mutasi dinamakan mutagen. Makhluk hidup yang mengalami mutasi disebut mutan. Syarat terjadinya mutasi antara lain :

a. Adanya perubahan materi genetik (DNA)

b. Perubahan tersebut bersifat dapat atau tidak dapat diperbaiki

c. Hasil perubahan tersebut diwariskan secara genetik pada keturunannya

(Diah Aryulina, 2007)1. Jenis-jenis mutasi

a. Berdasarkan tempat terjadinya

1) Mutasi gametik

Adalah mutasi yang terjadi pada sel gamet. Karena sel gamet mengadakan pembuahan, gamet mutan yang mengalami pembuahan dapat mewariskan mutasi tersebut kepada keturunannya.

2) Mutasi somatik

Adalah mutasi yang terjadi pada sel soma (sel tubuh, dapat berupa zigot, sel-sel embrio, maupun sel dewasa).

Misal: kejadian mutasi somatik yang terjadi pada janin yang sedang dikandung oleh ibunya dapat mengakibatkan cacat bawaan. Penyebabnya adalah selama mengandung, si ibu terkena sinar radioaktif atau meminm obat-obatan atau ramuan jamu yang bersifat mutagenik.b. Berdasarkan tingkatannya

1) Mutasi Gen

Merupakan perubahan yang terjadi pada nukleotida DNA yang membawa pesan suatu gen tertentu. Mutasi gen merupakan mutasi titik (perubahan kimiawi pada 1 atau beberapa pasangan basa dalam satu gen tunggal). Jika mutasi titik terjadi pada gamet/ sel yang menghasilkan gamet, mutasi ini dapat diteruskan pada keturunan.

Tipe-tipe mutasi titik

Substitusi

Substitusi pasangan basa merupakan penggantian satu nukleotida dan pasangannya di dalam untai DNA komplementer dengan pasangan basa nukleotida lain. Substitusi satu purin oleh purin yang lain atau satu pirimidin oleh pirimidin yang lain disebut mutasi titik tipe transisi. Substitusi satu purin oleh pirimidin atau pirimidin oleh purin disebut transversi.

Beberapa substitusi menghasilkan, mutasi diam (silent mutation), perubahan kode genetik tidak mempengaruhi pengkodean protein. Mutasi salah arti (missense mutation),yaitu kodon yang berubah tetap mengkode asam amino yang berbeda dari normalnya. Mutasi tanpa arti (nonsense mutation), yaitu perubahan yang merubah kodon asam amino menjadi sinyal stop. Mutasi titik mengubah suatu asam amino menjadi kodon stop, translasi akan dihentikan sebelum waktunya.

Insersi dan delesi

Merupakan penambahan atau pengurangan satu atau lebih pasangan nukleotida pada suatu gen. Insersi atau delesi bukan kelipatan 3 dapat mengubah kerangka baca (kompleks triplet) koe genetik mutasi ini disebut mutasi pergeseran kerangka (Frameshift mutation).2) Mutasi kromosom

Adalah mutasi atau perubahan materi genetik yang disebabkan oleh perubahan susunan atau jumlah kromosom.

Perubahan susunan kromosom, dapat disebabkan oleh delesi (penghilangan), duplikasi dan inversi (pembalikan).Delesi terjadi ketika sebuah fragmen kromosom patah dan hilang pada saat pembelahan sel. Kromosom tempat fragmen tersebut berasal kemudian akan kehilangan gen-gen tertentu. Duplikasi, suatu bagian dari sebuah kromosom memiliki gen-gen yang berulang. Inversi terjadi apabila suatu bagian dari sebuah kromosom memiliki urutan gen yang terbalik.

Perubahan jumlah kromosom, dibedakan menjadi 2 tipe yaitu Euploidi ialah bila variasinya menyangkut seluruh set kromosom. Individu yang mempunyai genom tunggal (1X) disebut monoploid, genomnya dua (2X) adalah diploid,dan seterusnya. Aneuploidi ialah bila variasinya menyangkut hanya kromosom-kromosom tunggal didalam 1 set komosom. Jumlah kromosom pada salah satu nomor hanya satu disebut monosomi, atau lebih dari 1 atau 2 disebut polisomi. Polisomi terbagi atas trisomi, tetrasomi, atau pentasomi.c. Berdasarkan sumber1) Mutasi alami Disebabkan oleh mutagen yang secara alami terdapat di alam.2) Mutasi buatanPerubahan susunan atau jumlah materi genetik pada sel-sel tubuh makhluk hidup yang dilakukan dengan sengaja (Diah Aryulina, 2007).2. Faktor resiko internal dan ekternal yang mempengaruhi terjadinya mutasia. Faktor internal

faktor internal penyebab mutasi antara lain terjadinya kesalahan replikasi DNA, kesalahan metabolisme dan terdapatnya onkogen.b. Faktor eksternal

Faktor eksternal penyebab mutasi antara lain sinar-sinar gelombaang pendek seperti radiasi UV, radiasi sinar radioaktif dan sinar rontgen.

3. Jenis jenis mutagen Mutagen bahan Kimia, contohnya adalah kolkisin dan zat digitonin. Kolkisin adalah zat yang dapat menghalangi terbentuknya benang-benang spindel pada proses anafase dan dapat menghambat pembelahan sel pada anafase.

Mutagen bahan fisika, contohnya sinar ultraviolet, sinar radioaktif, Sinar ultraviolet dapat menyebabkan kanker kulit.

Mutagen bahan biologi, diduga virus dan bakeri dapat menyebabkan terjadinya mutasi. Bagian virus yang dapat menyebabkan terjadinya mutasi adalah DNA-nya.

(Diah Aryulina, 2007)BAB III

PEMBAHASAN

SICKLE CELL ANEMIAA. DefinisiSel darah merah atau eritrosit adalah merupakan cairan bikonkaf yang tidak berinti yang kira-kira berdiameter 8 m, tebal bagian tepi 2 m pada bagian tengah tebalnya 1 m atau kurang. Karena sel itu lunak dan lentur maka dalam perjalanannya melalui mikrosirkulasi konfigurasinya berubah. Stroma bagian luar yang mengandung protein terdiri dari antigen kelompok A dan B serta faktor Rh yang menentukan golongan darah seseorang. Komponen utama sel darah merah adalah protein hemoglobin (Hb) yang mengangkut O2 dan CO2 dan mempertahankan pH normal melalui serangkaian dapar intrasellular. Molekul-molekul Hb terdiri dari 2 pasang rantai polipeptida (globin) dan 4 gugus heme, masing-masing mengandung sebuah atom besi. Konfigurasi ini memungkinkan pertukaran gas yang sangat sempurna.

Sickle cell anemia adalah gangguan herediter yang ditandai dengan adanya Hb dengan kelainan struktural. Sickle cell anemia merupakan gangguan genetik resesif autosomal, yaitu individu memperoleh Hb S dari kedua orang tuanya. Individu heterozigot (gen abnormal diwariskan hanya dari salah satu orang tuanya) dikatakan memiliki sifat sel sabit (Robbins, 2007)

Anemia sel sabit disebabkan oleh terjadinya mutasi satu titik pada gen globin. Gen ini terletak pada kromosom 11. Adanya substitusi basa timin menjadi adenin menyebabkan asam amino yang dikode berubah dari glutamat menjadi valin. Mutasi pada gen ini menyebabkan molekul Hb berubah bentuk sehingga eritrosit berbentuk seperti sabit. Substitusi asam amino ini mengakibatkan penyusunan kembali sebagian besar molekul Hb jika terjadi deoksigenasi (penurunan tekanan O2). Sel-sel darah merah kemudian megalami elongasi dan menjadi kaku serta berbentuk sabit (Price & Wilson, 2007)

B. Tanda dan Gejala Sickle Cell Anemia

Tanda dari Sickle Cell Anemia antara lain :

a. Tampak pucat

b. Sindrom kegagalan perkembangan, gangguan tumbuh kembang,dan seringnya infeksi bakteri terutama infeksi pneumokokus.

c. Pembesaran limpa

d. Tandatanda pada jantung akibat anemia, seperti takikardia.

e. Karena meningkatnya pemecahan sel darah merah, penderita sering terlihat ikterus dan mengalami kolethiasis (batu empedu) yang sekunder akibat peningkatan bilirubin (Price & Wilson, 2007)

Gejala dari Sickle Cell Anemia, yaitu :

a. Nyeri meradang pada bagian tubuh, tetapi umumnya menyerang tulang panjang, punggung, dan abdomen

b. fatigue (Larry Waterbury, 2001)C. Diagnosis Sickle Cell Anemia

a. Diagnosis dilakukan berdasarkan pada riwayat pasien, temuan-temuan fisik dan evaluasi laborarium.

b. Tes daya larut sel sabit, dilakukan untuk memastikan adanya Hb S didalam sel darah merah.

c. Elektroforesis, menggambarkan Hb abnormal dan mencari perbedaan sifat dari Hb S dan Hb A

d. Apusan darah perifer menunjukkan anisositosis, poikilositosis ( sel sabit yang irreversibel), leukositas (peningkatan leukosit), trombositosis dan eritrosit berinti

e. Pemeriksaan pewarnaan SDM : menunjukkan sabit sebagian atau lengkap, sel bentuk bulan sabit.

f. Tes tabung turbiditas sabit : pemeriksaan rutin yang menentukan adanya hemoglobin S, tetapi tidak membedakan antara anemia sel sabit dan sifat yang diwariskan (trait) (Doenges E.M, 2002).D. Penatalaksana

1. Riwayat transfusi PRC

PRC (Packet Red Cell) merupakan komponen yang terdiri dari eritrosit yang telah dipekatkan dengan memisahkan komponen-komponen yang lain. Eritrosit ini digunakan untuk meningkatkan jumlah eitrosit pada pasien yang menunjukkan gejala anemia, yang hanya memerlukan massa eritrosit pembawa oksigen saja. Keuntungannya adalah perbaikan oksigenasi dan jumlah eritrosit tanpa menambah beban volume (Harlinda Haroen, 2007)Cara pembuatan:

PRC yang dibuat khusus di dalam kantong plastik pada saat segera setelah donasi darah, diputar secara khusus sehingga terpisah dari komponen-komponennya, jauh lebih baik dan tahan lama disimpan.

PRC yang dibuat secara pengendapan darah dalam botol lalu bagian plasmanya disedot keluar tidak menghasilkan komponen yang ideal karena sudah terbuka resiko kontaminasi pada waktu penghisapan. waktu penyimpanannya hanya sampai 24 jam di dalam alat pendingin darah.

Cara yang lebih sederhana ialah darah dalam botol yang sudah mengendap dipasang perlengkapan infus beserta jarum udara dalam posisi botol tegak. Setelah itu botol dibalikkan perlahan sehingga bagian endapan eritosit berada dibawah, di bagian tutup botol yang terletak sudah dibawah dan terpasang jarum infus. Selanjutnya bagian endapan eritosit saja yang dialirkan ke resipien dan transfusi dihentikanbila isi botol sudah mencapai buffy coat atau dekat plasma (H.M. Abdurrahman, 2007).2. Tampak pucat dan fatigue

Karena terdapat kelainan bentuk dari sel darah merah sehingga umur sel darah merah yang abnormal ini lebih pendek dibanding sel darah normal. Pendeknya waktu hidup sel darah tersebut menyebabkan seseorang anemia sehingga wajahnya terlihat pucat. fatigue ini disebabkan perubahan bentuk eritrosit sehingga kelenturan eritosit berkurang, eritrosit tidak mampu melewati kapiler dan jaringan tidak mendapatan oksigen.3. Pemeriksaan gambaran darah tepi hasilnya poikilositosis beratPemeriksaan ini dilakukan untuk melihat bentuk dari sel darah merah apakah normal atau abnormal. Dari pemeriksaan didapatkan hasil poikilositosis yaitu keabnormalan bentuk dari sel darah merah, hal ini dapat dilihat dengan bentuk sel darah merah yang berbentuk pipih panjang seperti bulan sabit.

4. Dokter mendiagnosis Bram menderita sickle cell anemia Sickle cell anemia yaitu sejenis anemia kongenital dimana sel darah merah berbentuk menyerupai sabit, karena adanya hemoglobin abnormal. Hemoglobin normal berbentuk bulat, sedang sel-sabit berbentuk sabit (seperti huruf C). Bentuk yang abnormal tersebut terjadi karena point mutation yang berarti perubahan pada segmen DNA yang sangat kecil (melibatkan 1 nukleotida tunggal). Pada sickle cell anemia, asam amino yang ke-6 dari rantai (terdiri atas 146 asam amino), yaitu asam glutamat, yang bersifat polar, tergantikan oleh valin yang bersifat nonpolar. Perubahan bentuk ini mengganggu kemampuan hemoglobin dalam mengangkut oksigen. Selain itu, gaya tarik hidrofobik menyebabkan sel sabit mudah saling menempel sehingga mengelompok dan menyumbat pembuluh kapiler. Hal ini dapat menyebabkan peradangan, rasa sakit, kerusakan organ, bahkan kematian.

5. Nukleotida timin berubah menjadi adeninIni terjadi karena adanya substitusi pasangan basa tunggal atau terjadi mutasi titik. Urutan kodon normal yang seharusnya CTT berubah menjadi CAT. Karena basa timin digantikan oleh adenin dalam rantai cetakan DNA mengakibatkan produksi protein yang abnormal. Seharusnya diproduksi hemoglobin normal, tapi karena adanya subsitusi ini menyebabkan terproduksinya hemoglobin sel sabit.

6. Asam amino yang dikode berubah dari Glutamat menjadi ValinIni disebabkan karena nukleotida timin mengalami substitusi oleh nukleotida adenin. Sehingga hal ini akan mengubah salah satu kodon mRNA yang ditranskripsikan dari DNA. Menghasilkan asam amino valin pada polipeptida menggantikan asam glutamat yang terdapat pada polipeptida normal.Perubahan ini secara nyata mengurangi kelarutan deoksigenasi, karena valin pada Hb S berinteraksi dengan lekukan komplementer pada molekul Hb (Sudjadi,2008).BAB IV

PENUTUPKESIMPULAN Mutasi adalah perubahan pada rangkaian basa DNA

Jenis-jenis mutasi antara lain : Berdasarkan tempat terjadinya yaitu mutasi gametik dan mutasi somatik Berdasarkan tingkatannya yaitu mutasi gen dan mutasi kromosom Berdasarkan sumber yaitu mutasi alami dan mutasi buatan

Faktor yang mempengaruhi terjadinya mutasi dibagi menjadi 2 yaitu faktor internal yang meliputi kesalahan replikasi, kesalah metabolisme, onkogen. Sedangkan faktor eksternal meliputi sinar-sinar gelombaang pendek seperti radiasi UV, radiasi sinar radioaktif dan sinar rontgen

Sickle cell anemia adalah gangguan herediter yang ditandai dengan adanya Hb dengan kelainan struktural Anemia sel sabit disebabkan oleh terjadinya mutasi satu titik pada gen globin. Gen ini terletak pada kromosom 11, kodon ke enam. Tanda sickle cell anemia antara lain wajah tampak pucat, gangguan tumbuh kembang, pembesaran limpa, ikterus. Sedangkan gejalanya antara lain nyeri pada tulang panjang, punggung dan abomen, serta mengalami fatigue

Diagnosis dilakukan berdasarkan pada riwayat pasien, temuan-temuan fisik dan evaluasi laborarium (ters daya larut sel sabit, elektroforesis, dan apusan darah tepi) Penatalaksaan sickle cell anemia meliputi pemberian antibiotik, analgetik, hidroksiurea, vaksin Pneumokokus dan hidrasi dengan cairan intravena.

SARAN

Penderita harus menghindari kegiatan yang bisa menyebabkan berkurangnya jumlah oksigen dalam darah mereka dan harus segera mencari bantuan medis meskipun menderita penyakit ringan, misalnya infeksi virus

Sedapat mungkin tidak melakukan perkawinan sekerabat, karena dari situ kemungkinan akan lebih besar menghasilkan keturunan yang homozigot untuk sifar resesif yang berbahaya Perlu dilakukannya penelusuran pedigree/garis keturunan untuk mengetahui adanya sifat pembawa sickle cell anemia pada keluarga pasien

Sebaiknya calon pasutri sebelum menikah melakukan konsultasi untuk menghindari adanya penyakit keturunan.herediter, seperti pada sickle cell anemia Pendidikan dan bimbingan yang terus-menerus, termasuk bimbingan genetik, penting untuk pencegahan dan pengobatan penyakit sel sabit

BAB V

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrachman, M.H. 2007. Buku Kuliah 1 Ilmu Kesehatan Anak.

Jakarta : Bagian Ilmu kesehatan Anak FK UI pp.483

Aryulina, Diah, dkk. 2006. Biologi 3. Jakarta : Erlangga pp. 195-210

Doenges, E. M, Mary F.M, Alice C.G. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan.

Jakarta: EGC pp. 585

Granner, D.K. 2003. Biokimia Harper. Edisi 25. Jakarta : EGC pp. 391

Haroen, Harlinda. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam Darah dan Komponen. Jilid II. Edisi IV. Jakarta : Departemen Ilmu penyakit Dalam FK UI pp. 675-76

Insley, Jack. 2005. Vade-Mecum Pediatri. Edisi 13. Jakarta : EGC pp. 50

Kumar,V., Cortan, R.S., Robbins,S.L. 2007. Buku Ajar Patologi. Edisi 7. Volume 1.

Jakarta : EGC pp. 448

Price,S.A.,Wilson, L.M. 2006. Patofisiologi. Edisi 6. Jakarta : EGC pp.11-37

Sudjadi. 2008. Bioteknologi Kesehatan. Yogyakarta : Kanisius pp. 210-17

Waterbury, Larry. 2001. Buku Saku Hematologi. Edisi 3. Jakarta : EGC pp. 87-90