Upload
bintang-lingkan
View
235
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
Skenario 8 : ( Demam )
Seorang wanita, usia 36 tahun, sejak 2 hari yang lalu menderita demam yang kadang –
kadang disertai menggigil. Ia sudah minum obat warung tetapi tidak sembuh sehingga
akhirnya ia berobat ke dokter. Pada pemeriksaan fisik didapatkan : TD 110/70mmHg, N
80×/menit, suhu 390C, RR 16×/menit.
DAFTAR ISI
BAB 1: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................2
1.2 Kasus.............................................................................................................................2
BAB 2: PEMBAHASAN
2.1 Mekanisme Pengaturan Suhu Tubuh.............................................................................6
2.2 Patogenesis Demam.......................................................................................................12
2.3 Stadium-Stadium Demam..............................................................................................15
2.4 Pemeriksaan Basal Metabolisme Rate (BMR)..............................................................15
BAB 3: PENUTUP
Kesimpulan..........................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................20
BAB 1
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang dapat
menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam
keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan
mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di
hipotalamus. Apabila pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu
panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi
bila suhu inti tubuh telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang
disebut titik tetap (set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan
pada 37°C.1
1.2 Kasus
Seorang wanita, usia 36 tahun, sejak 2 hari yang lalu menderita demam yang kadang-kadang
sidertai menggigil. Ia sudah minum obat warung tetapi tidak sembuh sehingga akhirnya ia
berobat ke dokter. Pada pemeriksaan fisik : TD 110/70 mmHg, N 80x/menit, suhu 39oC, RR
16x/menit.
BAB 2
PEMBAHASAN
2
2.1 Mekanisme Pengaturan Suhu Tubuh
Suhu tubuh normal dianggap berada pada 37oC (98.6oF). Namun sebenarnya tidak ada suhu
tubuh “normal” karena suhu bervariasi dari organ ke organ. Dari sudut pandang
termoregulatorik, tubuh dapat dianggap sebagai suatu inti di tengah (central core) dengan
lapisan pembungkus di sebelah luar (outer shell). Suhu di inti bagian dalam, yang terdiri dari
organ-organ abdomen dan toraks, sistem saraf pusat serta otot rangka umumnya relatif
konstan. Suhu inti internal inilah yang dianggap sebagai suhu tubuh dan menjadi subjek
pengaturan ketat untuk mempertahankan kestabilannya.2
Walaupun suhu inti dipertahankan relatif konstan, terdapat bebrapa faktor yang sedikit dapat
mengubahnya :2
Suhu inti manusia dalam keadaan normal bervariasi sekitar 1oC selama siang hari
dengan tingkat terendah terendah pada pagi sebelum bangun dan titik tertinggi pada
sore hari.
Suhu inti wanita mengalami irama bulanan dalam kaitannya dengan daur haid.
Suhu inti meningkat selama olahraga peningkatan luar biasa produksi panas oleh otot-
otot yang berkontraksi.
Kerana mekanisme pengatur suhu tidak 100% efektif, suhu inti dapat sedikit berubah-
ubah jika tubuh terpajan ke suhu yang ekstrim.
Maka, suhu inti dapat bervariasi antara sekitar 35.6 sampai 40oC. Nilai yang relatif konstan
ini dimungkinkan oleh adanya berbagai mekanisme termoregulatorik yang dikoordinasikan
oleh hipotalamus. Suhu inti adalah pencerminan kandungan panas total tubuh. Untuk
mempertahankan kandungan panas total yang konstan sehingga suhu inti stabil, pemasukan
panas ke tubuh harus seimbang dengan pengeluaran panas.2
Gambar 1
Produksi dan Pengeluaran Panas
3
2.1.1 Heat production (produksi panas/pemasukan panas)
Pemasukan panas/produksi panas terjadi melalui penambahan panas dari lingkungan
eksternal dan produksi panas internal.2 Terdapat beberapa cara produksi panas diperoleh
antaranya :
a) Basal metabolisme rate (BMR)
BMR merupakan pemanfaatan energi dalam tubuh guna memelihara aktivitas pokok
seperti bernapas. Besarnya BMR bervariasi sesuai dengan umur dan jenis kelamin.
Banyak faktor yang menyebabkan BMR meningakat di antaranya adalah karena
cedera, demam dan infeksi. Meningkatnya BMR ini menunjukkan tingginya
metabolisme yang dialami. Peningkatan metabolisme akan menghasilkan peningkatan
produksi panas dalam tubuh sehingga suhu tubuh menjadi naik. 3
b) Aktivitas otot
Aktivitas otot termasuk menggigil dapat memproduksi panas tubuh sebanyak lima
kali.4
Gambar 2
Produksi Panas melalui Aktiviti Olahraga
4
Mengigil terdiri dari kontraksi otot rangka yang ritmik bergetar yang terjadi dengan
frekuensi tinggi, maka sangat efektif untuk meningkatkan panas dengan semua energi
yang dibebaskan selama tremor otot ini diubah menjadi panas karena otot tidak
melakukan kerja eksternal.2
Gambar 3
Produksi Panas melalui Mengigil
c) Peningkatan hormon tirosin
5
Hipotalamus merespons terhadap dingin dengan melepas faktor releasing. Faktor ini
merangsang tirotropin pada anedohipofise untuk merangsang pengeluaran tiroksin
oleh kelenjar tiroid. Efek tirosin meningkatkan nilai metabolisme sel di seluruh tubuh
dan memproduksi panas. 3
d) Termogenesis kimia
Adalah perangsangan produksi panas melalui sirkulasi norepinefrin dan epinefrin atau
melalui perangsangan saraf simpatis. Hormon-hormon ini segera meningkatkan
aktivitas otot. 3
e) Demam
Demam meningkatkan metabolisme sel. Reaksi-reaksi kimia meningkat rata-rata
120% untuk setiap peningkatan 10oC. Hal ini berarti setiap peningkatan 1oC suhu
tubuh menyebabkan 12% reaksi kimia akan terjadi. 3
2.1.2 Heat loss (kehilangan panas/pengeluaran panas)
Pengeluaran panas terjadi melalui pengurangan panas dari permukaan tubuh yang terpajan ke
lingkungan eksternal.2 Panas hilang dari tubuh melalui 4 cara yaitu radiasi, konduksi,
konveksi dan evaporasi yang seperti berikut :
a) Radiasi
Adalah emisi energi panas dari permukaan tubuh yang hangat dalam bentuk
gelombong elektromagnetik atau gelombang panas yang berjalan melalui ruang.2
Saat energi pancaran mengenai suatu benda dan diserap, energi pancaran mengenai
suatu benda dan diserap, energi gerakan gelombang dipindahkan menjadi panas di
dalam benda tersebut. Tubuh manusia memancarkan (heat loss) dan menyerap (heat
production) energi pancaran. 2
Perpindahan netto panas melalui radiasi selalu dari benda yang lebih panas ke benda
yang lebih dingin. 2
Misalnya, seseorang yang berdiri di depan kulkas yang terbuka maka akan kehilangan
panas tubuhnya melalui radiasi. 3
Rata-rata, manusia kehilangan hampir separuh dari energi panas mealui radiasi.2
6
Gambar 4
Pengeluaran Panas melalui Radiasi
b) Konduksi
Adalah perpindahan panas antara benda-benda yang berbeda suhunya yang berkontak
langsung satu sama lain. 2
Panas berpindah mengikuti penuruanan gradien termal dari benda yang lebih panas ke
benda yang lebih dingin karena dipindahkan dari molekul ke molekul. Semua molekul
terus bergetar, dengan molekul yang lebih panas bergerak lebih cepat daripada yang
lebih dingin. Kecepatan perpindahan panas melalui konduksi bergantung pada
perbedaan suhu antara benda-benda yang bersentuhan. 2
Misalnya, seseorang akan kehilangan panas tubuh bila berendam dalam es selama
waktu tertentu. 3
Gambar 5
7
Kehilangan Panas melalui Konduksi
c) Konveksi
Mengacu pada perpindahan energi panas melalui arus udara (atau H2O).2 Kehilangan
panas tubuh melalui konveksi terjadi karena adanya pergerakan udara. Udara yang
dekat dengan tubuh menjadi lebih hangat yang kemudia bergerak untuk diganti
dengan udara dingin. Misalnya, udara terasa dingin ketika membuka pintu rumah. 3
Proses ini berulang-ulang membantu membawa panas menjauhi tubuh. Gerakan udara
paksa melintasi permukaan tubuh membantu menyapu udara yang dihangatkan oleh
koduksi secara ebih cepat menggantikannya dengan udara yang lebih dingin. 2
Gambar 6
Kehilangan Panas melalui Konveksi
8
d) Evaporasi
Kehilangan panas melalui evaporasi ini terus-menerus.3 Ketika udara menguap dari
permukaan kulit, panas yang diperlukan untuk mengubah air dari keadaan cecair
menjadi gas diserap oleh kulit sehingga tubuh menjadi lebih dingin. 2
Kehilangan panas secara evaporasi terjadi melalui pernapasan dan perspirasi kulit. 3
Berkeringat adalah suatu proses evaporatif aktif di bawah kontrol saraf simpatis.
Kecepatan pengurangan panas evaporatif dapat secara sengaja disesuaikan melalui
proses berkeringat yang merupakan mekanisme homeostatik penting untuk
mengeliminasi kelebihan panas sesuai kebutuhan. 2
Gambar 7
Kehilangan Panas melalui Evaporasi
9
Untuk mempertahankan suhu tubuh dalam batas-batas yang sempit walaupun terjadi
perubahan produksi metabolik dan perubahan suhu lingkungan, harus terjadi penyesuaian-
penyesuaian kompensatorik dalam mekanisme penambahan dan pengurangan panas. 2
2.1.3 Kaidah pengaturan suhu badan
Terdapat 2 kaidah pengaturan suhu badan yaitu : 5
Kaidah fisika
Kaidah metabolisme
Semua kaidah untuk mengatur suhu tubuh dibantu koordinasi tubuh.
2.1.3.1 Pengaturan suhu dengan kaidah fisik
Dikenali sebagai kaidah fisik karena pengaturan lebih banyak kepada penggunaan otot-otot
tubuh dan secara fisik. Di antara kemungkinan yang akan terjadi ialah : 5
1. Suhu badan tinggi melebihi normal
2. Suhu badan rendah melebihi normal
Mekanisme koreksi apabila suhu badan tinggi
Apabila suhu badan tinggi, termoreseptor akan mentransfer suhu pada kulit, di otak,
hipotalamus akan berfungsi sebagai termostat untuk mengatur suhu darah yang melaluinya,
mekanisme koreksi akan diarahkan atau dirangsang oleh hipotalamus dengan menggunakan
koordinasi tubuh. 5 Mekanisme kerja : 5
10
1. Vasodilasi yaitu pembuluh darah mengembang untuk berdekatan dengan kulit
(lingkungan luar) yang memungkinkan panas dibebaskan keluar.
2. Bulu kulit ditegaskkan untuk mengurangi udara yang terperangkap pada kulit supaya
panas mudah dibebaskan karena udara adalah konduktor panas yang baik. Bulu kulit
diatur oleh otot erektor.
3. Lebih banyak darah pada kulit (kulit kelihatan merah) - Memudahkan panas darah
terbebas keluar melalui proses penyinaran.
4. Berpeluh - Air keringat yang dirembes oleh kelenjar keringat mempunyai panas
pendam tentu yang tinggi dapat menyerap panas yang tinggi dan terbebas ke
lingkungan sekitar apabila air peluh menguap.
Mekanisme koreksi apabila suhu badan rendah
Apabila suhu tubuh rendah, termoreseptor akan menaikkan suhu pada kulit, di otak
hipotalamus akan berfungsi sebagai termostat mengatur suhu darah yang melaluinya,
mekanisme koreksi akan diarahkan atau dirangsang oleh hipotalamus dengan menggunakan
koordinasi badan. 5 Mekanisme kerja : 5
1. Vasokonstriksi yaitu pembuluh darah menyempit untuk menjauhi kulit agar panas tak
banyak keluar ke lingkungan sekitar.
2. Bulu kulit ditegakkan agar lebih banyak udara yang terperangkap pada kulit supaya
panas sukar dibebaskan karena udara adalah konduktor panas yang baik. Bulu kulit
diatur oleh otot erektor.
3. Kurang darah pada kulit (kulit kurang kelihatan kemerahan atau pucat) - Kurang
mengalami proses penyinaran untuk mencegah panas terbebas keluar lingkungan.
4. Kurangnya keringat - Saat kurang air keringat dirembeskan oleh kelenjar peluh maka
panas tak banyak dibebaskan melalui penguapan air peluh.
5.
Gambar 8
11
Mekanisme Pengaturan Suhu Tubuh
2.1.3.2 Pengawalan suhu dengan kaidah metabolik
Dikenal sebagai kaidah metabolik karena pengaturan lebih kepada penggunaan kimia badan
daripada secara fisik walaupun terdapat pengaturan yang melibatkan otot-otot. 5 Kawalan ini
melibat peranan: 5
Otot rangka
Kelenjar adrenal
Kelenjar tiroid
Dalam keadaan sejuk
Hipotalamus akan mengatur otot rangka untuk vasokonstriksi secara aktif. Hal ini akan
menyebabkan seseorang mengigil dan meningkatkan suhu badan. Pada saat yang sama,
kelenjar adrenal akan mensekresikan hormon adrenalin dan noradrenalin sedangkan kelenjar
tiroid akan mensekresikan hormon tiroksin, semua hormon ini bertujuan untuk meningkatkan
suhu badan dengan cara meningkatkan metabolisme tubuh. 5
Dalam keadaan panas
12
Aktivitas otot rangka akan berkurang, begitu juga dengan sekresi hormon-hormon tertentu
oleh kelenjar adrenal dan kelenjar tiroid akan berkurang. 5
Hormon epinefrin dan norepinefrin bertindak dengan: 5
1. Meningkatkan kadar detak jantung dan kadar pernafasan.
2. Meningkatkan tekanan darah
3. Meningkatkan metabolisme badan
4. Meningkatkan kadar gula darah dengan merangsang pengubahan glikogen ke glukosa.
2.2 Patogenesis Demam
Umumnya, keadaan sakit terjadi karena adanya proses peradangan (inflamasi) di dalam
tubuh. Proses peradangan itu sendiri sebenarnya merupakan mekanisme pertahanan dasar
tubuh terhadap adanya serangan yang mengancam keadaan fisiologis tubuh. Proses
peradangan diawali dengan masuknya “racun” kedalam tubuh kita. Contoh “racun”yang
paling mudah adalah mikroorganisme penyebab sakit. 6
Mikroorganisme (MO) yang masuk ke dalam tubuh umumnya memiliki suatu zat
toksin/racun tertentu yang dikenal sebagai pirogen eksogen. Dengan masuknya MO tersebut,
tubuh akan berusaha melawan dan mencegahnya yakni dengan memerintahkan “tentara
pertahanan tubuh” antara lain berupa leukosit, makrofag, dan limfosit untuk memakannya
(fagositosit). 6
Dengan adanya proses fagositosit ini, tentara-tentara tubuh itu akan mengelurkan “senjata”
berupa zat kimia yang dikenal sebagai pirogen endogen (khususnya interleukin 1/ IL-1) yang
berfungsi sebagai anti infeksi. Pirogen endogen yang keluar, selanjutnya akan merangsang
sel-sel endotel hipotalamus (sel penyusun hipotalamus) untuk mengeluarkan suatu substansi
yakni asam arakhidonat. Asam arakhidonat bisa keluar dengan adanya bantuan enzim
fosfolipase A2. 6
Proses selanjutnya adalah, asam arakhidonat yang dikeluarkan oleh hipotalamus akan pemacu
pengeluaran prostaglandin (PGE2). Pengeluaran prostaglandin pun berkat bantuan dan
campur tangan dari enzim siklooksigenase (COX). Pengeluaran prostaglandin ternyata akan
mempengaruhi kerja dari termostat hipotalamus. 6
13
Sebagai kompensasinya, hipotalamus selanjutnya akan meningkatkan titik patokan suhu
tubuh (di atas suhu normal). Adanya peningkatan titik patokan ini dikarenakan mesin tersebut
merasa bahwa suhu tubuh sekarang dibawah batas normal. Akibatnya terjadilah respon
dingin/ menggigil. Adanya proses mengigil ini ditujukan utuk menghasilkan panas tubuh
yang lebih banyak. Adanya perubahan suhu tubuh di atas normal karena memang “setting”
hipotalamus yang mengalami gangguan oleh mekanisme di atas inilah yang disebut dengan
demam atau febris. Demam yang tinggi pada nantinya akan menimbulkan manifestasi klinik
(akibat) berupa kejang (umumnya dialami oleh bayi atau anak-anak yang disebut dengan
kejang demam). 6
Dengan demikian, pembentukan demam sebagai respons terhadap infeksi adalah sesuatu
yang disengaja dan bukan disebabkan oleh kerusakan mekanisme termoregulasi. Banyak
pakar medis berpendapat bahwa peningkata suhu bersifat menguntungkan untuk melawan
infeksi. Demam memperkuat respons peradangan dan mungkin mengganggu multiplikasi
bakteri. 2
Pirogen endrogen meningkatkan titik patokan termostat hipotalamus selama demam dengan
memicu pengeluaran lokal prostaglandin, yaitu zat perantara kimiawi lokal yang bekerja
langsung di hipotalamus. Aspirin menurunkan demam dengan menghambat sintesis
prostaglandin. Aspirin tidak menurunkan suhu pada orang yang tidak demam karena tanpa
adanya pirogen endrogen tidak terdapat prostaglandin dalam jumlah berarti hipotalamus. 2
Penyebab molekuler pasti ”hilangnya” demam secara alamiah tidak diketahui, walaupun
diperkirakan bahwa hal tersebut terjadi karena penurunan pengeluaran pirogen atau
pengurangan sintesis prostaglandin. Apabila titik patokan hipotalamus dipulihkan ke normal,
suhu 38.9oC terlalu tinggi. Mekanisme respons panas diaktifkan untuk mendinginkan tubuh.
Terjadi vasodilatasi kulit yang diikuti oleh berkeringat. Orang yang bersangkutan merasa
panas dan membuka semua pelindung tubuh tambahan. Pengaktifan mekanisme pengeluaran
panas oleh hipotalamus ini menurukan suhu ke normal. 2
Gambar 9
14
Mekanisme Terjadinya Demam
2.3 Stadium-Stadium Demam
Tingakatan demam terdiri dari : 7
1. Stage of chill
Fase rasa dingin disertai menggigil :
heat loss menurun
heat production meningkat
2. Stage of fastigium
highest point di mana tingkat krisis dari penyakit.
heat loss meningkat
heat production menuru
2.4 Pemeriksaan Basal Metabolisme Rate (BMR)
15
Metabolisme basal adalah banyaknya energi yang dipakai untuk aktifitas jaringan tubuh
sewaktu istirahat jasmani dan rohani. Energi tersebut dibutuhkan untuk mempertahankan
fungsi vital tubuh berupa metabolisme makanan, sekresi enzim, sekresi hormon, maupun
berupa denyut jantung, bernafas, pemeliharaan tonus otot, dan pengaturan suhu tubuh. 8
Basal metabolisme rate (BMR) atau taraf metabolisme pada kondisi basal ditentukan dalam
keadaan individu istirahat fisik dan mental yang sempurna. Pengukuran metabolisme basal
dilakukan dalam ruangan bersuhu nyaman setelah puasa 12 sampai 14 jam (keadaan post-
absorptive). Sebenarnya taraf metabolisme basal ini tidak benar-benar basal. Taraf
metabolisme pada waktu tidur ternyata lebih rendah dari pada taraf metabolisme basal, oleh
karena selama tidur otot-otot terelaksasi lebih sempurna. Apa yang dimaksud basal disini
ialah suatu kumpulan syarat standar yang telah diterima dan diketahui secara luas.
Metabolisme basal dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu jenis kelamin, usia, ukuran dan
komposisi tubuh, faktor pertumbuhan. Metabolisme basal juga dipengaruhi oleh faktor
lingkungan seperti suhu, kelembaban, dan keadaan emosi atau stres. 8
Orang dengan berat badan yang besar dan proporsi lemak yang sedikit mempunyai
metabolisme basal lebih besar dibanding dengan orang yang mempunyai berat badan yang
besar tapi proporsi lemak yang besar. Demikian pula, orang dengan berat badan yang besar
dan proporsi lemak yang sedikit mempunyai metabolisme basal yang lebih besar dibanding
dengan orang yang mempunyai berat badan kecil dan proporsi lemak sedikit. 8
Metabolisme basal seorang laki-laki lebih tinggi dibanding dengan wanita. Umur juga
mempengaruhi metabolisme basal dimana umur yang lebih muda mempunyai metabolisme
basal lebih besar dibanding yang lebih tua. Rasa gelisah dan ketegangan, misalnya saat
bertanding menghasilkan metabolisme basal 5% sampai 10% lebih besar. Hal ini terjadi
karena sekresi hormon epinefrin yang meningkat, demikian pula tonus otot meningkat. 8
Tabel 10
16
BMR untuk laki-laki berdasarkan berat badan
Tabel 11
BMR untuk perempuan berdasarkan berat badan
Bila seseorang dalam keadaan basal mengkonsumsi makanan maka akan terlihat peningkatan
produksi panas. Produksi panas yang meningkat dimulai satu jam setelah pemasukan
makanan, mencapai maksimum pada jam ketiga, dan dipertahankan diatas taraf basal selama
6 jam atau lebih. Kenaikan produksi panas diatas metabolisme basal yang disebabkan oleh
makanan disebut specific dynamic action. 8
Specific dynamic action adalah penggunaan energi sebagai akibat dari makanan itu sendiri.
Energi tersebut digunakan untuk mengolah makanan dalam tubuh, yaitu pencernaan
makanan, dan penyerapan zat gizi, serta transportasi zat gizi. Specific dynamic action dari
tiap makanan atau lebih tepatnya zat gizi berbeda-beda. Specific dynamic action untuk
protein berbeda dengan karbohidrat, demikian pula untuk lemak. Akan tetapi specific
17
dynamic action dari campuran makanan besarnya kira-kira 10% dari besarnya basal
metabolisme. 8
Di klinik, BMR ini ditetapkan dengan cara kalorimetri tidak langsung lingkaran tertutup yaitu
tidak ada hubungan dengan udara luar. Dengan cara : 7
Menggunakan spirometer yang diisi dengan O2
CO2 diserap (diikat)
OP melakukan inspirasi dari suatu alat dan ekspirasi ke dalam alat, lalu ini akan
membentuk sistem tertutup.
Perubahan volume spirometer ialah jumlah O2 yang dipakai. Volume gas dikoreksi ke
STPD (Standard Temperature Pressure & Dry)
Tujuan pemeriksaan metabolisme energi adalah untuk : 7
Menentukan keperluan kalori basal dan kalori selama melakukan kerja.
Menyusun diet makanan yang sesuai dengan keperluan kalori seseorang.
Membantu menegakkan diagnosis berbagai gangguan metabolisme.
Ekuivalen termis bahan makanan adalah : jumlah kilokalori yang dibebaskan per 1 O2
yang dipakai pada oksidasi bahan makanan = 4.5-5.0 Kkal.
Respiratory Quotient (RQ) ialah perbandingan antara volume CO2 yang dibebaskan dengan
volume O2 yang digunakan. Nilai RQ bervariasi sesuai dengan jenis maknan yang dioksidasi.
Untuk pemeriksaan BMR, RQ = 0.82. 7
BAB 3
18
KESIMPULAN
Kesimpulannya, hipotesis bahwa demam disebabkan oleh gangguan pengaturan suhu tubuh
dapat diterima. Namun, terdapat berbagai faktor-faktor lain yang dapat mengakibatkan
demam seperti peradangan, infeksi dan sakit sebagai efek dari mekanisme untuk melawan
mikroorganisme daripada sakit yang diterima oleh tubuh.
19