Upload
others
View
16
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU
DALAM MEMPERLANCAR PRODUKSI ASI BERBASIS PRECEDE-
PROCEED MODEL
PENELITIAN DESKRIPTIF ANALITIK
Oleh :
THALI’AH JIHAN NABILAH
NIM. 131411133014
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2018
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
i
i
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU
DALAM MEMPERLANCAR PRODUKSI ASI BERBASIS PRECEDE-
PROCEED MODEL
PENELITIAN DESKRIPTIF ANALITIK
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S.Kep) Pada Program Studi
Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga
OLEH :
THALI’AH JIHAN NABILAH
NIM. 131411133014
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2018
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
ii
ii
SURAT PERNYATAAN
Saya bersumpah bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan belum pernah
dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai jenjang
pendidikan di Perguruan Tinggi manapun.
Surabaya, 31 Juli 2018
Yang menyatakan
Thali’ah Jihan Nabilah
131411133014
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
iii
iii
HALAMAN PERNYATAAN
PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN
AKADEMIS
Sebagai civitas akademik Universitas Airlangga. Saya yang bertanda tangan di bawah
ini:
Nama : Thali’ah Jihan Nabilah
NIM : 131411133014
Program Studi : Pendidikan Ners
Fakultas : Keperawatan
Jenis Karya : Skripsi
demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Airlangga Hak Bebas Royalti Non – eksklusif (Non – exclusive
Royalty Free Right) atas karya saya yang berjudul: “Analisis Faktor yang
Berhubungan dengan Perilaku Ibu dalam Memperlancar Produksi ASI Berbasi
Precede-Proceed Model” beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak
Bebas Royalti Non – esklusif ini Universitas Airlangga berhak menyimpan,
alihmedia / format, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,
dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap dicantumkan nama saya sebagai
penulis / pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Surabaya, 31 Juli 2018
Yang menyatakan
Thali’ah Jihan Nabilah
NIM. 131411133014
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
iv
iv
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU
DALAM MEMPERLANCAR PRODUKSI ASI BERBASIS PRECEDE-
PROCEED MODEL
Oleh:
Thali’ah Jihan Nabilah
NIM. 13141133014
SKRIPSI INI TELAH DISETUJUI
TANGGAL 9 AGUSTUS 2018
Oleh
Pembimbing Ketua
Retnayu Pradanie, S.Kep.,Ns.,M.Kep
NIP.198406062015042001
Pembimbing
Aria Aulia Nastiti. S.Kep.,Ns.,M.Kep
NIP.198702232016113201
Mengetahui
a.n Dekan Fakultas Keperawatan
Wakil Dekan I
Dr. Kusnanto, S.Kp., M.Kes
NIP.196808291989031002
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
v
v
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU
DALAM MEMPERLANCAR PRODUKSI ASI BERBASIS PRECEDE-
PROCEED MODEL
Oleh:
Thali’ah Jihan Nabilah
NIM. 131411133014
Telah diuji
Pada tanggal 31 Juli 2018
PANITIA PENGUJI
Ketua : Tiyas Kusumaningrum, S.Kep.,Ns.,M.Kep (…………….………)
NIP. 198307032014042001
Anggota: 1. Retnayu Pradanie, S.Kep.,Ns.,M.Kep (…………….………)
NIP. 198406062015042001
2.Aria Aulia Nastiti, S.Kep.,Ns.,M.Kep (………...…………..)
NIP.198702232016113201
Mengetahui
a.n Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga Surabaya
Wakil Dekan 1
Dr. Kusnanto, S.Kp., M.Kes
NIP. 196808291989031002
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
vi
vi
MOTTO
“Berusahalah dengan sungguh-sungguh, selalu berfikir positif, dan berdoalah
kepada Allah niscaya segala urusanmu akan diberikan kemudahan.”
“ Kesuksesan hanya dapat diraih jika kemauanmu untuk berhasil lebih besar
daripa ketakutanmu akan kegagalan”
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
vii
vii
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala karunia,
rahmat dan hidayah- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu dalam Memperlancar
Produksi ASI Berbasis Precede-Proceed Model”. Skripsi ini merupakan salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) di Fakultas
Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya.
Ucapan terimakasih sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-
tingginya penulis ucapkan kepada Ibu Retnayu Pradanie, S.Kep.,Ns.,M.kep selaku
pembimbing I dan Ibu Aria Aulia Nastiti, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku pembimbing II
yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan, arahan, serta
motivasi dalam penulisan skripsi ini.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu
perkenankan penulis untuk menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Nursalam, M. Nurs., (Hons), selaku Dekan Fakultas
Keperawatan Universitas Airlangga.
2. Bapak Dr. Kusnanto, S.Kp., M. Kes., selaku Wakil Dekan I Fakultas
Keperawatan Universitas Airlangga yang telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
3. Ibu Tiyas Kusumaningrum, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku ketua penguji yang telah
memberikan saran dan masukan yang bermanfaat dalam menyempurnakan
skripsi ini
4. Ibu Sylvia Dwi Wahyuni, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku dosen penguji proposal
yang telah memberikan saran dan masukan yang bermanfaat dalam
menyempurnakan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf pengajar Program Studi Pendidikan Ners
Fakultas Keperawatan UNAIR yang telah mendidik dan membimbing serta
memberikan ilmu selama masa perkuliahan.
6. Seluruh responden yang telah berpartisipasi selama proses pengambilan data
berlangsung yaitu seluruh ibu menyusui yang bertempat tinggal di Wilayah
Kerja Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
viii
viii
7. Kepada Bapak Arif selaku koordinator program Gizi dan seluruh petugas
kesehatan dan karyawan Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya yang telah banyak
memberikan bantuan kepada saya.
8. Kepada seluruh kader-kader Posyandu Kelurahan Ngagel dan Ngagel Rejo di
Wilayah Kerja Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya yang telah membantu saya
untuk mendapatkan data serta membantu dalam pengambilan data dalam skripsi
ini.
9. Kepada kedua orang tua saya, Ibu saya tercinta Ibu Jajuk Juliati yang selalu
mendoakan, memberikan semangat, memotivasi dan mendukung saya untuk
menjadi seorang perempuan yang kuat dan gigih dalam menggapai impian saya
serta Bapak saya tercinta Bapak Nurkalim yang selalu mendoakan, memberikan
semangat dan berjuang untuk menyekolahkan saya hingga perguruan tinggi,
dan untuk adik saya tercinta Darrel Muflih Arrahman semoga kamu bisa
menggapai segala mimpi-mimpimu dan semoga kamu juga dimudahkan dalam
memperoleh gelar sarjana nanti.
10. Sahabat-sahabatku (Indah, Ayu, dan Bella) yang membantu pengambilan data
dalam penelitian ini serta selalu memotivasiku untuk menyelesaikan skripsi ini.
11. Sahabat terbaikku (Indah, Ayu, Bella, Senja, dan Citra) yang bersedia
mendengarkan keluh kesah dan bersedia memberikan semangat dan motivasi.
12. Cuawak Squad (Licha, Tessa, Venni, Anna, Citra, Bella Nabilah, Senja, Indah,
Ayu) yang telah memberikan dukungan, bantuan, semangat, motivasi, dan
canda tawa dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
13. Teman satu bimbingan (Elyta, Evi, Desy Ratna, Irsa, dan Agustin) yang selalu
memberikan bantuan dan semangat dalam pengerjaan skripsi ini.
14. Sahabat tercintaku sejak masa SMA hingga sekarang (Cyra, Dinda, Fredara dan
Nindya) yang selalu mendoakan, membantu, dan memberikan semangat
kepadaku.
15. Teman-teman KKN BBM 57 Desa Sembung Lamongan (Vega, Atiya, Mbak
Anggy, Atrika, Nur Amalia, Arravy serta Ghazi yang telah memberikan
semangat dan hiburan selama proses pengerjaan skripsi.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
ix
ix
16. Teman-teman angkatan 2014 yang sedang sama-sama berjuang, saya ucapkan
terima kasih atas segala bantuan, semangat dan dukungan. Semoga kita semua
dimudahkan dalam menyelesaikan studi program sarjana keperawatan di
fakultas keperawatan
17. Teman-teman kelas A1 dan A2 yang telah memberikan semangat dan dukungan
18. Program Variety Show “Running Man” yang selalu memberikan hiburan dan
canda tawa sehingga membantu saya untuk menghilangkan kejenuhan dalam
mengerjakan skripsi ini.
19. Terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang tidak dapat saya
sebutkan satu persatu, yang telah memberikan dukungan, semangat dan
motivasi hingga skripsi ini selesai
Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan pihak-pihak yang selalu
membantu penulis dalam pengerjaan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini
jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis menerima segala saran dan masukan
demi perbaikan skripsi ini. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi dunia kesehatan
dan profesi keperawatan. Amin Yarabbal Alamin.
Surabaya, 31 Juli 2018
Thali’ah Jihan Nabilah
NIM. 131411133014
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
x
x
ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU IBU
DALAM MEMPERLANCAR PRODUKSI ASI BERBASIS PRECEDE-
PROCEED MODEL
PENELITIAN DESKRIPTIF ANALITIK
Oleh: Thali’ah Jihan Nabilah
Pendahuluan: Cakupan ASI eksklusif di Indonesia belum mencapai target secara
nasional yang ditetapkan oleh pemerintah. Masalah yang dapat menghambat
pemberian ASI eksklusif adalah produksi ASI yang kurang namun kesadaran ibu
mengenai pentingnya ASI eksklusif memicu ibu menyusui untuk melakukan usaha
dalam meningkatkan jumlah produksi ASI nya.Tujuan penelitian ini adalah
menganalisis faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam memperlancar
produksi ASI berbasis preceed-proceed model. Metode: Penelitian ini menggunakan
desain deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah responden 143
orang dengan pengambilan sampel cluster sampling. Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah perilaku ibu dalam memperlancar produksi ASI. Variabel
Independen dalam penelitian ini adalah faktor pengetahuan, faktor sikap, faktor
budaya, faktor ketersediaan fasilitas kesehatan, dukungan keluarga dan dukungan
petugas kesehatan. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dianalisis
menggunakan spearman rho’ dengan tingkat kemaknaan α≤ 0,05. Hasil: Hasil
analisis menunjukkan faktor pengetahuan memiliki hubungan dengan perilaku ibu
dalam memperlancar produksi ASI (p=0,039), faktor sikap memiliki hubungan
dengan perilaku ibu dalam memperlancar produksi ASI (p=0,013), faktor budaya
memiliki hubungan dengan perilaku ibu dalam memperlancar produksi ASI
(p=0,024), faktor ketersediaan fasilitas kesehatan memiliki hubungan dengan perilaku
ibu dalam memperlancar produksi ASI (p=0,023), faktor dukungan keluarga memiliki
hubungan dengan perilaku ibu dalam memperlancar produksi ASI (p=0,000),faktor
dukungan petugas kesehatan tidak memiliki hubungan dengan perilaku ibu dalam
memperlancar produksi ASI (p=0,177). Diskusi: Diharapkan petugas kesehatan di
puskesmas dapat memberikan penyuluhan dan edukasi kepada ibu menyusui dan
anggota keluarganya khususnya mengenai cara meningkatkan jumlah produksi ASI.
Kata Kunci: Menyusui, Perilaku, Pengetahuan, Budaya, Dukungan, Keluarga,
Petugas Kesehatan
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
xi
xi
ABSTRACT
ANALYSIS FACTORS RELATED TO MOTHER'S BEHAVIOR TO
ACCELERATE BREAST MILK PRODUCTION - PRECEED PROCEED
APPROACH
DESCRIPTIVE ANALYTIC STUDY
Thali’ah Jihan Nabilah
Introduction: The coverage of exclusive breastfeeding in Indonesia has not reached
the national target set by the government. Problems that may inhibit exclusive
breastfeeding are insufficient milk production but the mother's awareness of the
importance of exclusive breastfeeding triggers breastfeeding mothers to do some
effort in increasing their milk production. The purpose of this study is to analyze
factors related to maternal behavior in facilitating the production of breast milk based
precede-proceed model. Method: This study used descriptive analytic design with
cross-sectional approach. Number of respondents 143 people with cluster sampling.
Dependent variable in this research is mother's behavior in facilitating milk
production. Independent variable in this research is knowledge factor, attitude factor,
cultural factor, availability factor of health facility, family support and support of
health officer. Data were collected using questionnaire and analyzed using spearman
rho' with significance level α≤ 0,05. Result: The result of the analysis showed that
the knowledge factor had relationship with the mother's behavior in facilitating the
production of breast milk (p = 0,039), the attitude factor had relationship with the
mother's behavior in facilitating milk production (p = 0,013), the culture factor had
relationship with the mother's behavior in expediting milk production (p = 0,024),
availability factor of health facility have relationship with mother's behavior in
facilitating milk production (p = 0,023), family support factor has relationship with
mother's behavior in facilitating milk production (p = 0,000), factor of health officer
support has no relation with mother behavior in facilitating milk production (p =
0,177). Discussion: It is expected that health workers at puskesmas can provide
education to nursing mothers and members of their families especially on how to
increase the amount of milk production.
Keywords: Breastfeeding, Behavior, Knowledge, Culture, Support, Family, Health
Officer
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
xii
xii
DAFTAR ISI
Halaman Judul dan Prasyarat Gelar ........................................................................................... i
Surat pernyataan........................................................................................................................ ii
Halaman pernyataan ................................................................................................................. iii
Lembar Persetujuan ................................................................................................................. iv
Lembar Penetapan Panitia Penguji ........................................................................................... v
Motto ........................................................................................................................................ vi
Abstrak ...................................................................................................................................... x
Abstract .................................................................................................................................... xi
Daftar isi ................................................................................................................................. xii
Daftar tabel.............................................................................................................................. xv
Daftar lampiran ..................................................................................................................... xvii
Daftar singkatan ................................................................................................................... xviii
BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................... 4
1.3.1 Tujuan Umum............................................................................................... 4
1.3.2 Tujuan Khusus .............................................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................................. 5
1.4.1 Teoritis.......................................................................................................... 5
1.4.2 Praktis ........................................................................................................... 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................. 7
2.1 Konsep ASI (Air Susu Ibu) .................................................................................... 7
2.1.1 Definisi ASI (Air Susu Ibu) dan ASI Eksklusif ........................................... 7
2.2 Manfaat Menyusui ................................................................................................. 8
2.3 Manajemen Laktasi .............................................................................................. 10
2.4 Prinsip Pemberian ASI Eksklusif ......................................................................... 13
2.4.1 Persiapan Menyusui ................................................................................... 13
2.4.2 Cara Menyusui yang Benar ........................................................................ 13
2.4.3 Langkah-Langkah Menyusui yang Benar: ................................................. 14
2.4.4 Posisi Menyusui yang Benar ...................................................................... 17
2.5 Kriteria Produksi ASI yang Cukup ...................................................................... 18
2.5.1 Tanda Bayi Cukup Mendapatkan ASI ........................................................ 19
2.5.2 Tanda Bayi Kurang Mendapatkan ASI ...................................................... 19
2.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi ASI ............................................... 20
2.7 Masalah-Masalah dalam Menyusui ..................................................................... 24
2.8 Kendala Pemberian ASI eksklusif ....................................................................... 31
2.9 Konsep Dasar Perilaku ......................................................................................... 31
2.9.1 Definisi Perilaku ......................................................................................... 31
2.9.2 Perilaku Kesehatan ..................................................................................... 33
2.9.3 Domain Perilaku ......................................................................................... 34
2.10 Konsep Preced-Proceed Model ......................................................................... 38
2.11 Perilaku Ibu dalam Meningkatkan Produksi ASI .............................................. 41
2.12 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Ibu dalam Memperlancar
Produksi ASI ...................................................................................................... 43
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
xiii
xiii
2.13 Keaslian Penelitian ............................................................................................ 49
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS ................................................ 59
3.1 Kerangka Konseptual Penelitian .......................................................................... 59
3.2 Hipotesis Penelitian ............................................................................................. 62
BAB 4 METODE PENELITIAN ......................................................................................... 63
4.1 Rancangan Penelitian ........................................................................................... 63
4.2 Populasi, Sampel, dan Sampling .......................................................................... 63
4.2.1 Populasi ...................................................................................................... 63
4.2.2 Sampel ........................................................................................................ 64
4.2.3 Besar Sampel .............................................................................................. 64
4.2.4 Sampling ..................................................................................................... 64
4.3 Variabel Penelitian ............................................................................................... 65
4.3.1 Variabel Independen (Bebas) ..................................................................... 65
4.3.2 Variabel Dependen (Terikat) ...................................................................... 65
4.4 Definisi Operasional Variabel .............................................................................. 66
4.5 Instrumen Penelitian ............................................................................................ 72
4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................... 78
4.7 Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan Data .................................................. 79
4.8 Analisa Data ......................................................................................................... 82
4.8.1 Analisis Deskriptif ...................................................................................... 82
4.8.2 Analisis Statistika ....................................................................................... 87
4.9 Kerangka Operasional .......................................................................................... 88
4.10 Masalah Etik ...................................................................................................... 89
4.10.1 Lembar Persetujuan (Informed Consent) .................................................. 89
4.10.2 Tanpa Nama (Anonymity) ......................................................................... 89
4.10.3 Kerahasiaan (Confidentiality) ................................................................... 89
4.11 Keterbatasan Penelitian ..................................................................................... 90
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ....................................................... 91
5.1 Hasil Penelitian .................................................................................................... 91
5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................................... 91
5.1.2 Karakteristik Demografi Responden .......................................................... 93
5.2 Distribusi Silang Variabel yang diukur ................................................................ 95
5.2.1 Hubungan Faktor Pengetahuan dengan Perilaku Ibu dalam Memperlancar
Produksi ASI ............................................................................................. 95
5.2.2 Hubungan Faktor Sikap dengan Perilaku Ibu dalam Memperlancar
Produksi ASI ............................................................................................. 96
5.2.3 Hubungan Faktor Budaya dengan Perilaku Ibu dalam Memperlancar
Produksi ASI ............................................................................................. 97
5.2.4 Hubungan Faktor Ketersediaan Fasilitas Kesehatan dengan Perilaku
Ibu dalam Memperlancar Produksi ASI .................................................... 98
5.2.5 Hubungan Faktor Dukungan Keluarga dengan Perilaku Ibu dalam
Memperlancar Produksi ASI ..................................................................... 99
5.2.6 Hubungan Faktor Dukungan Petugas Kesehatan dengan Perilaku
Ibu dalam Memperlancar Produksi ASI .................................................. 100
5.3 Pembahasan ....................................................................................................... 100
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
xiv
xiv
5.3.1 Hubungan faktor pengetahuan dengan perilaku ibu dalam
memperlancar produksi ASI .................................................................... 101
5.3.2 Hubungan faktor sikap dengan perilaku ibu dalam memperlancar
produksi ASI ............................................................................................ 104
5.3.4 Hubungan faktor ketersediaan fasilitas kesehatan dengan perilaku
ibu dalam memperlancar produksi ASI ................................................... 110
5.3.5 Hubungan faktor dukungan keluarga dengan perilaku ibu dalam
memperlancar produksi ASI .................................................................... 111
5.3.6 Hubungan faktor dukungan petugas kesehatan dengan perilaku
ibu dalam memperlancar produksi ASI ................................................... 113
BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................................... 115
6.1 Simpulan ............................................................................................................ 115
6.2 Saran .................................................................................................................. 116
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 118
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
xv
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kenaikan Berat Badan Berdasarkan Usia Bayi......................................... 24
Tabel 2.2 Keyword Development .............................................................................. 49
Tabel 2.3 Keaslian Penelitian .................................................................................... 49
Tabel 4.1 Definisi Operasional ................................................................................. 67
Tabel 4.2 Blue Print Kuisioner Pengetahuan ............................................................ 72
Tabel 4.3 Blue Print Kuisioner Sikap ....................................................................... 73
Tabel 4.4 Blue Print Kuisioner Budaya .................................................................... 74
Tabel 4.5 Blue Print Kuisioner Ketersediaan Fasilitas Kesehatan ........................... 75
Tabel 4.6 Blue Print Kuisioner Dukungan Keluarga ................................................ 76
Tabel 4.7 Blue Print Kuisioner Dukungan Petugas Kesehatan................................. 77
Tabel 4.8 Blue Print Kuisioner Perilaku Ibu dalam Memperlancar Produksi ASI ... 78
Tabel 4.9 Kategori Pengetahuan ............................................................................... 83
Tabel 4.10 Skala Likert Sikap ..................................................................................... 84
Tabel 4.11 Skala Likert Kuisioner Budaya ................................................................. 85
Tabel 5.1 Karakteristik Demografi Responden ......................................................... 93
Tabel 5.2 Distribusi silang hubungan pengetahuan dengan perilaku ibu dalam
memperlancar produksi ASI ..................................................................... 95
Tabel 5.3 Distribusi Silang Hubungan Faktor Sikap dengan Perilaku Ibu dalam
Memperlancar Produksi ASI .................................................................... 96
Tabel 5.4 Distribusi Silang Hubungan Faktor Budaya dengan Perilaku Ibu
dalam Memperlancar Produksi ASI ......................................................... 97
Tabel 5.5 Distribusi Silang Faktor Ketersediaan Fasilitas Kesehatan dengan
Perilaku Ibu dalam Memperlancar Produksi ASI ..................................... 98
Tabel 5.6 Distribusi Silang Hubungan Faktor Dukungan Keluarga dengan
Perilaku Ibu dalam Memperlancar Produksi ASI ..................................... 99
Tabel 5.7 Distribusi Silang Hubungan Faktor Dukungan Petugas Kesehatan
dengan Perilaku Ibu dalam Memperlancar Produksi ASI ...................... 100
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
xvi
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Posisi menyusui dengan duduk ............................................................... 17
Gambar 2.2 Posisi menyusui setengah duduk ............................................................. 17
Gambar 2.3 Posisi menyusui terlentang ...................................................................... 17
Gambar 2.4 Posisi menyusui sambil berbaring ........................................................... 18
Gambar 2.5 Posisi menyusui seperti memegang bola (football position). .................. 18
Gambar 2.6 Precede Proceed Model (Green LW. & Kreuter MW, 1991) dalam
(Nursalam, 2015) ..................................................................................... 38
Gambar 2.7 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan (Green LW &
Kreuter MW, 1991) ................................................................................ 39
Gambar 3.1 Kerangka konseptual Analisis Faktor yang Berhubungan dengan
Perilaku Ibu dalam Memperlancar Produksi ASI berbasis teori Preceed-
Proceed (Green L W. & Kreuter MW, 1991) ........................................ 59
Gambar 4.1 Diagram Populasi Cluster Sampling ...................................................... 81
Gambar 4.2 Kerangka analisa pada penelitian analisis faktor yang mempengaruhi
perilaku ibu dalam memperlancar ASI berbasis precede proceed model
................................................................................................................ 82
Gambar 4.3 Kerangka Operasional ............................................................................ 88
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
xvii
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Penjelasan Penelitian bagi Responden Penelitian .................... 122
Lampiran 2 Surat Pernyataan Bersedia Menjadi Responden Penelitian ................... 125
Lampiran 3 Kuisioner Penelitian .............................................................................. 126
Lampiran 4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ....................................................... 137
Lampiran 5 Tabulasi Data Demografi Responden .................................................... 144
Lampiran 6 Tabulasi Data Variabel Penelitian ......................................................... 151
Lampiran 7 Hasil Uji Spearman Rho’ ....................................................................... 157
Lampiran 8 Sertifikat Uji Etik .................................................................................. 159
Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian ............................................................................... 160
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
xviii
xviii
DAFTAR SINGKATAN
ASI : Air Susu Ibu
IUD : Intra Uterine Device
KB : Keluarga Berencana
Precede : Predisposising, Reinforcing, Enabling, Constructs in,
Educational/Ecological, Diagnosis, Evaluation
Proceed : Policy, Regulatory, Organizational, Environmental, Development
S-O-R : Stimulus Organisme Respon
UNICEF : United Nations Children’s Fund
WHO : World Health Organization
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbagai program maupun kebijakan pemerintah Indonesia dalam mendukung
pemberian ASI eksklusif pada 6 bulan pertama kehidupan bayi mampu
meningkatkan kesadaran ibu maupun masyarakat mengenai pentingnya ASI
eksklusif. Kesadaran ibu yang semakin meningkat mengenai pemberian ASI
eksklusif mampu meningkatkan cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia.
Namun terdapat beberapa masalah yang menghambat pemberian ASI secara
eksklusif yaitu beberapa ibu seringkali mengeluhkan produksi ASI yang kurang,
puting susu yang lecet, bayi kesulitan dalam menghisap puting susu, serta
persepsi ibu bahwa bayi membutuhkan susu yang lebih banyak. Banyak wanita
yang berhenti menyusui karena beranggapan jumlah air susu mereka kurang
cukup untuk memenuhi kebutuhan bayinya (Lowdermilk dkk, 2013). Menurut
penelitian menunjukkan bahwa 20% ibu menyusui merasa jumlah ASI yang
dihasilkan kurang sehingga tidak melanjutkan menyusui (Ahluwalia, 2005).
Sebagian besar ibu menyusui mengeluhkan ASInya tidak keluar pada saat awal
menyusui sehingga biasanya ibu menyusui melakukan upaya-upaya guna
meningkatkan maupun memperlancar produksi ASInya. Berdasarkan Profil
Kesehatan Kota Surabaya cakupan ASI eksklusif yang mengalami penurunan
secara signifikan dalam 3 tahun terakhir adalah Puskesmas Ngagel Rejo
Surabaya. Cakupan ASI eksklusif Puskesmas Ngagel Rejo hanya mencapai angka
43,53% pada tahun 2015. Cakupan ASI eksklusif tersebut mengalami penurunan
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
2
yang cukup signifikan dari tahun 2013 hingga tahun 2015. Berdasarkan studi
pendahuluan yang dilakukan di Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya didapatkan
data bahwa dari 78 bayi usia 0-6 bulan yang diberikan ASI hanya 21 bayi yang
diberikan ASI secara eksklusif oleh ibunya serta didapatkan data bahwa 9 dari 10
ibu menyusui mengaku pernah mengalami produksi ASI yang sedikit atau bahkan
tidak keluar. Dapat disimpulkan bahwa 90% ibu menyusui di Puskesmas Ngagel
Rejo Surabaya mengalami masalah produksi ASI yang sedikit ataupun kurang.
Cakupan ASI eksklusif di Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya yang terus-
menerus mengalami penurunan justru berbanding terbalik dengan cakupan ASI
eksklusif di Indonesia yang mencapai angka 55,7% mengalami peningkatan
dibandingkan pada tahun 2014 yang hanya mencapai angka 52,3% (Profil
Kesehatan, 2015). Cakupan ASI eksklusif kota Surabaya juga mengalami
peningkatan yaitu 60,52% pada tahun 2012 dan 64,33% pada tahun 2014 serta
tahun 2016 mengalami peningkatan menjadi 65.10% (Dinas Kesehatan Kota
Surabaya, 2016).
Cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia memang mengalami
peningkatan akan tetapi masih sangat jauh dari target yang ditetapkan pemerintah
secara nasional yaitu 80% dari jumlah bayi yang ada di Indonesia. Hal ini dapat
disebabkan karena masalah produksi ASI yang kurang. Produksi ASI yang kurang
dapat mempengaruhi keberlangsungan pemberian ASI eksklusif. Bayi yang tidak
mendapatkan ASI secara eksklusif cenderung akan mudah beresiko terkena
infeksi maupun penyakit sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan pada bayi tersebut. Dampak tidak diberikannya ASI eksklusif pada
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
3
bayi diantaranya adalah gangguan pencernaan, gangguan pertumbuhan,
meningkatkan resiko angka kesakitan pada bayi dan gangguan gizi, beresiko
memperberat penyakit ISPA dan diare (Legawati, 2011). Ibu menyusui yang
memahami pentingnya ASI eksklusif bagi bayinya akan berusaha untuk dapat
meningkatkan maupun memperlancar produksi ASInya. Perilaku ibu dalam
usaha untuk memperlancar produksi ASI adalah seperti mengonsumsi jamu
tradisional, daun katuk ataupun sayuran hijau serta kacang-kacangan yang
memiliki khasiat meningkatkan produksi ASI (Ellya, 2016). Berdasarkan survey
data awal yang dilakukan di Puskesmas Ngagel Rejo didapatkan data bahwa ibu
yang mengalami penurunan produksi ASI ataupun ASI yang keluar sedikit
melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan ataupun memperlancar produksi
ASInya yaitu dengan tetap menyusui anaknya secara langsung, banyak makan dan
minum, banyak mengonsumsi sayuran hijau yang dapat melancarkan ASI seperti
daun katuk, daun pepaya dan lain sebagainya, dan mengonsumsi obat pelancar
ASI maupun teh herbal yang berkhasiat melancarkan ASI serta mengonsumsi
jamu tradisional yang dipercaya turun-temurun dapat melancarkan ASI.
Solusi yang dapat dilakukan dalam menangani masalah produksi ASI yang
kurang adalah dengan memberikan penyuluhan kepada ibu menyusui mengenai
makanan-makanan yang dapat meningkatkan produksi ASI serta mengubah
perilaku ibu secara positif sehingga dapat meningkatkan produksi ASInya.
Menurut teori Lawrence Green mengemukakan bahwa kesehatan seseorang
dipengaruhi oleh dua faktor pokok yakni faktor perilaku (behavior cause) dan
faktor diluar perilaku (non behavior cause). Perilaku terbentuk juga dipengaruhi
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
4
oleh faktor predisposisi, faktor pendukung dan faktor pendorong. Berdasarkan
teori Precede-Proceed yang dikemukakan oleh Lawrence Green perilaku
seseorang dapat disimpulkan dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap, tradisi atau
budaya, dukungan keluarga, ketersediaan fasilitas kesehatan serta sikap dan
perilaku petugas kesehatan akan sangat mendukung dan memperkuat
terbentuknya perilaku seseorang (Nursalam, 2015). Oleh karena itu peneliti
tertarik untuk lebih fokus menganalisis faktor pengetahuan, sikap, budaya,
tersedianya fasilitas kesehatan dan dukungan keluarga serta dukungan petugas
kesehatan yang dapat mempengaruhi perilaku ibu dalam memperlancar produksi
ASI berbasis teori Precede-Proceed Model.
1.2 Rumusan Masalah
Apa sajakah faktor-faktor yang dapat berhubungan dengan perilaku ibu dalam
memperlancar produksi ASI berbasis teori Precede-Proceed Model?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu
dalam memperlancar produksi ASI berbasis teori Precede-Proceed Model.
1.3.2 Tujuan Khusus
1) Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan terhadap perilaku ibu
dalam memperlancar produksi ASI.
2) Menganalisis hubungan sikap terhadap perilaku ibu dalam
memperlancar produksi ASI
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
5
3) Menganalisis hubungan budaya terhadap perilaku ibu dalam
memperlancar produksi ASI
4) Menganalisis hubungan adanya fasilitas kesehatan terhadap perilaku ibu
dalam memperlancar produksi ASI.
5) Menganalisis hubungan dukungan keluarga terhadap perilaku ibu dalam
memperlancar produksi ASI.
6) Menganalisis hubungan dukungan petugas kesehatan terhadap perilaku
ibu dalam memperlancar produksi ASI.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam
pengembangan ilmu dibidang keperawatan maternitas khususnya dalam
mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi perilaku ibu
dalam memperlancar produksi ASI sehingga dapat dijadikan sumber
informasi serta refrensi oleh ibu menyusui.
1.4.2 Praktis
1) Bagi Perawat
Dapat menambah keterampilan perawat dalam memberikan pendidikan
kesehatan kepada ibu menyusui mengenai makanan-makanan maupun
perilaku-perilaku yang dapat meningkatkan produksi ASI sehingga
keberhasilan ibu dalam memberikan ASI eksklusif kepada bayinya dapat
tercapai.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
6
2) Bagi Responden
Dapat menambah pengetahuan ibu menyusui mengenai hal-hal yang
dapat meningkatkan produksi ASI serta memiliki perilaku-perilaku yang
secara positif dapat meningkatkan produksi ASI sehingga ibu menyusui
dapat secara optimal memberikan ASI secara eksklusif terhadap
bayinya.
3) Bagi masyarakat atau pembaca
Dapat memberikan gambaran mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku ibu menyusui dalam meningkatkan produksi
ASInya sehingga dapat memberikan dukungan secara penuh kepada ibu
menyusui dalam memberikan ASI secara eksklusif.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep ASI (Air Susu Ibu)
2.1.1 Definisi ASI (Air Susu Ibu) dan ASI Eksklusif
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa
dan garam-garam anorganik yang disekresikan oleh kelenjar payudara ibu
(Haryono, 2014). ASI adalah makanan utama bayi yang mengandung nutrisi dan
kalori yang sangat dibutuhkan oleh bayi dan memiliki manfaat bagi pertumbuhan
dan perkembangan bayi serta sebagai pertahanan dari berbagai penyakit yang
dapat menyerang bayi (Suryaningsih, 2012).
ASI eksklusif adalah pemberian ASI (air susu ibu) pada bayi sejak lahir
tanpa diberikan makanan tambahan (pisang, pepaya, bubur, biscuit, dan nasi tim)
maupun cairan tambahan lainnya (susu formula, jeruk, madu, air, teh, air putih)
sampai bayi berusia 6 bulan (Maryunani A., 2012). Pengertian ASI eksklusif
menurut Kementrian Kesehatan RI (2012) dalam Peraturan Pemerintah nomor 33
tahun 2012 adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak lahir hingga berusia 6
bulan tanpa menambah maupun menggantikan dengan makanan ataupun
minuman lain karena ASI sudah mampu memenuhi kebutuhan gizi pada bayi.
Pemberian ASI secara benar akan dapat mencukupi kebutuhan gizi bayi
hingga bayi berusia 6 bulan tanpa makanan tambahan lainnya, bayi yang berusia
diatas 6 bulan dapat tetap diberikan ASI dan makanan pendamping sampai bayi
berusia 2 tahun (Maryunani A., 2012). Pemberian ASI eksklusif hingga bayi
berusia 6 bulan secara kontinu dan terus-menerus akan merangsang hormone
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
8
prolactin sehingga memperbanyak produksi ASI yang dapat bertahan hingga
bayi berusia 2 tahun (Maryam, 2014).
2.2 Manfaat Menyusui
Menyusui memiliki banyak manfaat yang baik bagi ibu maupun bayinya.
Bayi yang diberikan ASI secara eksklusif selama 6 bulan akan dapat mengurangi
resiko terserang berbagai penyakit dan juga dapat meringankan durasi maupun
gejala penyakit daripada bayi yang tidak diberikan ASI. Menyusui juga sangatlah
bermanfaat bagi ibu yakni dapat mengurangi resiko depresi pasca melahirkan
(post partum depression) serta dapat meningkatkan hubungan kasih sayang
antara ibu dan bayi (Scanler et al, 2014)
1. Manfaat Bagi Bayi
1) ASI bermanfaat seagai nutrisi utama dan tunggal bagi bayi karena memiliki
komposisi yang paling seimbang dan sesuai dengan kebutuhan
pertumbuhan bayi sampai berusia 6 bulan. ASI mengandung sumber gizi
dengan komposisi yang seimbang dan bergizi bagi bayi (Roesli, 2013)
2) ASI bermanfaat sebagai pertahanan tubuh bayi terhadap penyakit karena
ASI mengandung antibody yang akan melindungi bayi dari berbagai
macam infeksi bakteri, virus, jamur, dan parasite.kolostrum mengandung
antibody 10-17 kali lebih banyak dibandingkan dengan susu matang
(mature). Zat kekebalan yang terdapat pada ASI antara lain dapat
melindungi bayi dari penyakit diare (Roesli, 2012).
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
9
3) Bayi mendapatkan nutrisi dan enzim terbaik yang dibutuhkan sehingga
mampu memenuhi kebutuhan nutrisi bayi untuk menunjang pertumbuhan
dan perkembangan intelektualnya. ASI juga mengandung nutrient yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan otak bayi berupa taurin, laktosa, asam
lemak (DHA, AA, omega-3, omega-6)
4) Bayi mendapatkan zat imun serta perlindungan dan kehangatan dari kontak
kulit ke kulit dengan ibunya
5) Pemberian ASI secara eksklusif dapat menurunkan angka kejadian alergi
karena protein yang terdapat pada ASI sangat sesuai dengan kebutuhan
protein untuk bayi (Yuliarti, 2010).
6) ASI juga dapat meningkatkan ikatan batin antara bayi dan ibu. Bayi yang
berada dalam dekapan ibu akan merasakan kasih sayang dan saat menyusui
bayi akan merasa aman dan dilindungi. Hal ini yang akan membentuk dasar
perkembangan emosi, rasa percaya diri, dan kepribadian bayi (Roesli,
2013).
2. Manfaat Menyusui Bagi Ibu
1) Membantu mendorong kontraksi rahim sehingga dapat mempercepat
proses Rahim untuk kembali ke bentuk semula dan mengurangi resiko
pendarahan (Widuri, 2013)
2) Menyusui membutuhkan banyak energi sehingga mampu membakar kalori
lebih banyak. Ibu yang menyusui secara eksklusif juga akan cepat kembali
ke berat badan sebelum hamil (Priyatna dkk, 2014).
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
10
3) Menyusui bermanfaat menurunkan kemungkinan terjadinya anemia karena
pendarahan lebih cepat berhenti dan kemungkinan kekurangan zat besi
dapat dihindari (Roesli, 2012).
4) Menyusui secara rutin dengan frekuensi yang sering (setiap saat bayi ingin
menyusui) dapat menjadi alat kontrasepsi alami yang murah dan cukup
berhasil bagi ibu (Roesli, 2012).
5) Meningkatkan sensitivitas ibu akan kebutuhan bayinya. Sikap ibu saat
menyusui dapat mencerminkan kasih sayang dan perhatian ibu kepada
anaknya. Ibu juga akan menyalurkan kodratnya serta naluri keibuannya
kepada sang anak sehingga menimbulkan kepuasaan tersendiri bagi ibu
6) Menyusui dapat mengurangi resiko ibu terkena kanker payudara dan
kanker ovarium hingga 25% (Roesli, 2012).
7) Secara ekonomis, menyusui juga lebih menghemat waktu dan biaya
daripada menggunakan susu formula karena botol maupun peralatan
lainnya mahal dan harus dalam kondisi bersih serta suhu yang tepat. Akan
tetapi jika menyusui dengan ASI akan menghemat biaya serta lebih praktis
dan dapat menyusui pada malam hari ataupun saat berpergian
(Babyfriendlynl, 2013).
2.3 Manajemen Laktasi
Manajemen laktasi adalah tata laksana yang diperlukan untuk menunjang
keberhasilan menyusui, mulai dari ASI diproduksi hingga proses bayi
menghisap dan menelan ASI. Ruang lingkup pelaksanaan manjemen laktasi
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
11
adalah dimulai pada masa kehamilan, setelah persalinan, dan pada masa
menyusui (Prasetyono, 2012). Tujuan dari manajemen laktasi adalah untuk
meningkatkan keberhasilan ASI eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan.
Manajemen yang baik dalam laktasi meliputi perawatan payudara, praktek
menyusui yang benar, serta dikenalinya masalah dalam laktasi (Mansjoer A
dkk, 2007).
1) Masa Kehamilan
a Memberikan KIE (komunikasi, informasi dan edukasi) kepada ibu
mengenai manfaat dan keunggulan ASI, manfaat menyusui bagi ibu,
bayi dan keluarga, cara pelaksanaan manajemen laktasi, dan dampak
negatif terhadap pemberian susu formula.
b Melakukan pemeriksaan kesehatan tubuh, kehamilan, dan kondisi
payudara. Disamping itu, perlu dilakukan pemantauan kenaikan berat
badan ibu hamil selama kehamilan. Pemeriksaan payudara bertujuan
untuk mengetahui lebih dini adanya kelainan, sehingga dapat dikoreksi
sebelum persalinan. Pemeriksaan payudara dilaksanakan pada
kunjungan pertama, dimulai dari inspeksi dan palpasi.
c Memperhatikan kecukupan gizi dalam makanan sehari-hari termasuk
mencegah kekurangan zat besi. Jumlah makanan sehari-hari perlu
ditambah mulai kehamilan trimester ke-2 (minggu ke 13-26) menjadi 1-
2 kali porsi dari jumlah makanan pada saat sebelum hamil untuk
kebutuhan gizi ibu hamil.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
12
d Menciptakan suasana keluarga yang menyenangkan termasuk
mendapatkan dukungan suami yang dapat memberikan rasa nyaman
kepada ibu.
2) Masa Setelah Persalinan (Prenatal)
a. Dalam waktu 30 menit setelah melahirkan, ibu dibantu dan dimotivasi
agar mulai kontak dengan bayi (skin to skin contact) dan mulai
menyusui bayi.
b. Membantu kontak langsung ibu bayi (skin to skin contact) pada satu
jam pertama setelah persalinan merupakan waktu paling sensitif dalam
pembentukan ikatan (bonding) antara ibu dan bayi.
3) Masa Menyusui (Post Natal)
a. Menyusui secara eksklusif selama 6 bulan pertama usia bayi, tanpa
memberikan makanan ataupun minuman lainnya.
b. Memperhatikan kecukupan gizi makanan ibu menyusui sehari-hari. Ibu
menyusui memerlukan lebih banyak dari biasanya dan minum minimal
10 gelas per hari.
c. Cukup istirahat, menjaga ketenangan pikiran dan menghindari
kelelahan fisik yang berlebihan agar produksi ASI tidak terhambat.
d. Pengertian dan dukungan keluarga terutama suami sangat penting untuk
menunjang keberhasilan menyusui.
e. Mengikuti petunjuk petugas kesehatan (merujuk ke Puskesmas atau
Posyandu) bila ada permasalahan yang terkait dengan penyusuan.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
13
Misalnya apabila payudara bengkak, bayi tidak mau menyusu, puting
lecet, dan lain-lain.
f. Memperhatikan kecukupan gizi makanan bayi, terutama setelah bayi
berumur 6 bulan. Selain ASI, berikan MP-ASI yang cukup, baik
kualitas maupun kuantitasnya secara bertahap.
2.4 Prinsip Pemberian ASI Eksklusif
2.4.1 Persiapan Menyusui
Sebagai persiapan dalam kelahiran bayi, maka perawatan payudara
haruslah mulai dilakukan dari kehamilan bulan ke 7-8 karena akan sangat
menentukan keberhasilan dalam menyusui bayi. Payudara yang terawatt
akan memproduksi ASI yang cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi.
Perawatan payudara dapat mencegah putting lecet sewaktu dihisap oleh
bayi dan juga akan mencegah pembengkakan payudara. Untuk mencegah
pembengkakan payudara akibat pembendungan ASI yang diperlu
dilakukan adalah pemijatan dan pengeluaran ASI secara manual atau
dengan pompa payudara (Maryunani A., 2012).
2.4.2 Cara Menyusui yang Benar
ASI diberikan sesuai dengan permintaan bayi, baik pada siang maupun
malam hari malam. Isapan yang sering dilakukan bayi pada puting
payudara ibu (disertai dengan pelekatan yang baik) akan menghasilkan
lebih banyak ASI. Cara menyusui bayi yang baik dan benar dapat dilihat
berdasarkan perlekatan antara mulut bayi dengan payudara ibu. Pelekatan
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
14
yang baik bisa menjamin bahwa bayi akan menyusu dengan baik dan
membantu ibu untuk memproduksi lebih banyak ASI. Pelekatan yang baik
dapat mencegah terjadinya puting retak dan timbulnya rasa sakit. Empat
tanda perlekatan yang baik adalah mulut bayi terbuka lebar, ada lebih
banyak aerola di atas mulut bayi dari pada di bawahnya, bibir bawah bayi
memutar keluar, dan dagu bayi menyentuh payudara ibu (Unicef, 2014).
Membiarkan bayi selesai menyusu dari satu payudara sebelum
memberikan payudara yang lain lebih dianjurkan daripada bolak-balik
memberikan satu payudara ke payudara yang lain, karena akan
menyebabkan bayi tidak bisa mendapatkan ASI akhir. ASI awal memiliki
lebih banyak air dan kandungan glukosa sehingga bisa memuaskan dahaga
bayi. Sedangkan ASI akhir lebih banyak mengandung lemak dan dapat
memuaskan rasa lapar bayi (Unicef, 2014).
2.4.3 Langkah-Langkah Menyusui yang Benar:
1) Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian dioleskan pada
puting dan di sekitar areola payudara. Cara ini mempunyai manfaat
sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu.
2) Bayi diletakkan menghadap perut ibu/payudara.
Pada langkah ini ibu duduk atau berbaring dengan santai, bila duduk
lebih baik menggunakan kursi yang rendah (agar kaki ibu tidak
menggantung) dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.
Kemudian bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu lengan,
kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu (kepala tidak boleh
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
15
menengadah, dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan). Untuk
tangan bayi letakkan satunya di belakang badan ibu, dan yang satu di
depan. Usahakan agar perut bayi dapat menempel pada badan ibu,
kepala bayi menghadap payudara (tidak hanya membelokkan kepala
bayi). Dan yang terakhir pastikan telinga dan lengan bayi terletak pada
satu garis lurus serta ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
3) Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang
di bawah, jangan menekan puting susu atau areola payudaranya saja.
4) Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting reflex) dengan
cara menyentuh pipi dengan puting susu atau menyentuh sisi mulut
bayi.
5) Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi didekatkan ke
payudara ibu dan puting serta areola payudara dimasukkan ke mulut
bayi. Usahakan sebagian besar areola payudara dapat masuk ke mulut
bayi, sehingga puting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi
akan menekan ASI yang terletak di bawah areola payudara. Posisi yang
salah, yaitu apabila bayi hanya mengisap pada puting susu saja, akan
mengakibatkan masukan ASI yang tidak adekuat dan puting susu lecet.
Setelah bayi mulai menghisap payudara tak perlu dipegang atau
disangga lagi.
6) Teknik menyusui yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu
menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi
produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Untuk
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
16
mengetahui bayi telah menyusu dengan teknik yang benar, dapat dilihat
bahwa bayi akan tampak tenang, badan bayi menempel pada perut ibu,
mulut bayi terbuka lebar, dagu menempel pada payudara ibu, sebagian
besar areola payudara masuk ke dalam mulut bayi, bayi tampak
mengisap kuat dengan irama perlahan, puting susu ibu tidak terasa
nyeri, telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus, dan kepala
tidak menengadah.
7) Melepas isapan bayi
Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa kosong, sebaiknya
diganti dengan payudara yang satunya. Cara melepas isapan bayi yaitu
jari kelingking ibu dimasukkan ke mulut bayi melalui sudut mulut atau
dagu bayi ditekan ke bawah.
8) Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan
pada puting susu dan di sekitar areola payudara; biarkan kering dengan
sendirinya
9) Menyendawakan bayi, tujuan menyendawakan bayi adalah
mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak muntah (gumoh-
Jawa) setelah menyusui. Cara menyendawakan bayi adalah dengan
menggendong bayi tegak dengan bersandar pada bahu ibu, kemudian
punggungnya ditepuk perlahan-lahan atau posisikan bayi tidur
tengkurap di pangkuan ibu kemudian pungungnya ditepuk perlahan-
lahan
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
17
2.4.4 Posisi Menyusui yang Benar
Ada berbagai macam posisi menyusui, tergantung kebutuhan dan
kondisi ibu. Macam-macam posisi menyusui diantaranya adalah:
1) Posisi menyusui balita pada kondisi normal
Gambar 2.1: Posisi menyusui dengan duduk
Sumber: Soetjiningsih.2012. ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan.
Jakarta: EGC
2) Posisi menyusui bayi baru lahir di ruang perawatan
Gambar 2.2 : Posisi menyusui setengah duduk
Sumber: Soetjiningsih. 2012. ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan.
Jakarta: EGC
3) Posisi menyusui bayi bila ASI penuh
Bayi ditengkurapkan di atas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan
kepala bayi
Gambar 2.3 : Posisi menyusui terlentang
Sumber: Soetjiningsih. 2012. ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan.
Jakarta: EGC
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
18
4) Posisi menyusui bayi baru lahir di rumah
Gambar 2.4 : Posisi menyusui sambil berbaring
Sumber: Soetjiningsih. 2012. ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan.
Jakarta: EGC
5) Posisi menyusui bayi kembar secara bersamaan
Gambar 2.5: Posisi menyusui seperti memegang bola (football
position).
Sumber: Soetjiningsih. 2012. ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan.
Jakarta: EGC
2.5 Kriteria Produksi ASI yang Cukup
Produksi ASI, kriteria yang dipakai sebagai patokan untuk mengetahui jumlah
ASI cukup atau tidak (Widuri, 2013) yaitu:
1) ASI keluar sejak hari pertama pasca persalinan
2) ASI keluar memancar saat hari pertama pasca persalinan
3) Tetesan susu dari payudara sebelum bayi mulai memperoleh susu dari
payudara ibu dan susu memeres dari payudara lain yang sedang tidak
diisap bayi.
4) ASI yang banyak dapat merembes melalui puting susu.
5) Bayi menghisap dan menelan pada payudara secara terus menerus
6) Sebelum disusukan payudara terasa tegang dan setelah disusukan
payudara terasa lunak.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
19
2.5.1 Tanda Bayi Cukup Mendapatkan ASI
Bayi usia 0-6 bulan, dapat dinilai mandapat kecukupan ASI bila
mencapai keadaan sebagai berikut (Widuri, 2013):
1) Bayi minum ASI tiap 2-3 jam atau dalam 24 jam minimal mendapat
ASI 8 kali pada 2-3 minggu pertama
2) Kotoran berwarna kuning dengan frekuensi sering dan warna menjadi
lebih mudah pada hari ke 5 setelah lahir.
3) Bayi akan buang air kecil (BAK) paling tidak 6-8 kali sehari.
4) Ibu dapat mendengarkan pada saat bayi menelan ASI
5) Payudara terasa lebih lembek, yang menandakan ASI telah habis
6) Warna bayi merah, dan kulit terasa kenyal
7) Pertumbuhan berat badan dan tinggi badan bayi sesuai dengan grafik
pertumbuhan
8) Perkembangan motorik baik (bayi aktif dan motoriknya sesuai dengan
rentang usianya)
9) Bayi kelihatan puas, sewaktu saat lapar akan bangun dan tidur dengan
cukup
10) Bayi menyusu dengan kuat (rakus), kemudian melemah dan tertidur
pulas
2.5.2 Tanda Bayi Kurang Mendapatkan ASI
Tanda yang menunjukkan bahwa bayi kurang mendapat cukup ASI
adalah sebagai berikut (Rizki, 2013):
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
20
1) Bayi tidak puas setiap selesai menyusui,sering kali menyusu, menyusu
dengan waktu yang sangat lama. Tapi juga terkadang bayi lebih cepat
menyusu. Disangka produksinya berkurang padahal dikarenakan bayi
telah pandai menyusu
2) Bayi sering menangis atau bayi menolak menyusu
3) Urine bayi berwarna kekuningan pekat, berbau tajam, dan jumlahnya
sedikit. Bayi BAK kurang dari 6x sehari, keadaan ini menunjukkan
bayi kekurangan cairan yang berasal dari ASI.
4) Tinja bayi keras, keringat atau berwarna hijau
5) Perkembangan berat badan bayi kurang dari 300 gr / bulan dan ini
menunjukkan bayi kurang mendapat asupan yang baik selama 1 bulan
terakhir. Apabila diberikan ASI secara eksklusif (0-6 bulan) dapat
mencukupi semua kebutuhan bayi.
2.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi ASI
1. Makanan
Makanan yang dikonsumsi ibu menyusui sangat berpengaruh terhadap
produksi ASI. Apabila makanan yang ibu makan cukup akan gizi dan pola
makan yang teratur, maka produksi ASI akan berjalan dengan lancar
(Rizki, 2013). Makanan ibu harus memenuhi jumlah kalori, protein, lemak,
vitamin dan mineral yang dibutuhkan bagi ibu menyusui serta dianjurkan
mengonsumsi air putih 8-12 gelas/hari (Rini, Susilo & Kumala, 2016).
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
21
Menurut (Maryunani A., 2012) bahan makanan yang dianjurkan untuk
dikonsumsi oleh ibu menyusui adalah sebagai berikut:
1) Sumber kalori, diperlukan sebagai sumber dan cadangan energy.
Contoh: beras, roti, kentang, kacang-kacangan.
2) Sumber protein, protein diperlukan untuk memproduksi ASI dan
membangun kembali berbagai jaringan tubuh yang rusak akibat proses
melahirkan. Contoh: susu, telur, daging, hati dan kacang-kacangan.
3) Sumber vitamin dan mineral, contoh: susu, keju, sayuran yang berwarna
hijau dan buah-buahan.
4) Banyak minum terutama sari buah, bubur kacang hijau dan susu
2. Ketenangan jiwa dan fikiran
Untuk memproduksi ASI yang baik, maka kondisi kejiwaan dan
fikiran harus tenang (Rizki, 2013). Keadaan psikologi ibu tertekan, sedih
dan tegang akan menurunkan volume ASI. Secara psikologis ibu harus
senantiasa berfikiran positif dan optimis dapat memberiakan ASI secara
eksklusif kepada bayi.
3. Penggunaan Alat Kontrasepsi
Penggunaan alat kontrasepsi pada ibu yang menyusui perlu
diperhatikan agar tidak mengurangi produksi ASI. Alat kontrasepsi yang
dapat digunakan selama menyusui adalah kondom, IUD dan pil khusus
menyusui ataupun suntik hormonal 3 bulanan (Rizki, 2013). Beberapa jenis
kontrasepsi terutama yang mengandung hormone estrogen (seperti pil oral
kombinasi dan suntik KB 1 bulan) dapat mengurangi jumlah ASI secara
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
22
signifikan karena hormone estrogen dapat menekan produksi hormone
prolaktin sehingga terjadi penurunan produksi ASI (Riksani, 2012).
4. Perawatan Payudara
Perawatan payudara bermanfaat merangsang hormon oksitosin dan
prolaktin (Rizki, 2013). Perawatan payudara bermanfaat merangsang
produksi ASI. Rangsangan sentuhan saat ibu memijat payudara akan
mempengaruhi hipofise untuk mengeluarkan hormone prolaktin dan
oksitosin. Menurut hasil penelitian didapatkan bahwa kondisi dan bentuk
puting susu mempengaruhi produksi ASI, karena putting susu yang
menonjol akan memudahkan bayi untuk menghisap sehingga akan
meningkatkan produksi ASI oleh karena itu perawatan payudara yang
benar sejak masa kehamilan akan mampu meningkatkan produksi ASI
(Saraung dkk, 2017).
5. Anatomis Payudara
Jumlah lobus dalam payudara juga mempengaruhi produksi ASI selain
itu juga perlu diperhatikan bentuk anatomis papila atau puting susu (Rizki,
2013).
6. Faktor Fisiologis
ASI terbentuk oleh karena pengaruh hormon prolaktin yang
menentukan produksi ASI dan mempertahankan sekresi air susu (Widuri,
2013).
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
23
7. Pola Istirahat
Faktor istirahat mempengaruhi produksi dan pengeluaran ASI. Apabila
kondisi ibu terlalu capek, kurang istirahat maka ASI berkurang (Rizki,
2013). Pada bulan-bulan pertama, ibu akan merasa kurang istirahat karena
pola tidur bayi yang belum teratur. Hal ini dapat diatasi dengan cara
mengikuti pola tidur bayi. Sebisa mungkin ibu tidur saat bayi tertidur dan
bangun saat bayi terbangun untuk disusui. Diharapkan dengan mengikuti
pola tidur bayi maka ibu akan mendapatkan istirahat yang cukup (Riksani,
2012).
8. Faktor Isapan Bayi dan Frekuensi Menyusui
Semakin sering bayi menyusui pada payudara ibu,maka produksi dan
pengeluaran ASI akan semakin banyak. Akan tetapi frekuensi penyusuan
pada bayi prematur dan cukup bulan berbeda. Studi mengatakan bahwa
pada produksi ASI bayi prematur akan optimal dengan pemompaan ASI
lebih dari 5 kali per hari selama bulan pertama setelah melahirkan
sedangkan pada bayi cukup bulan frekuensi menyusu kurang lebih 8
kali.hari untuk menstimulus hormone dalam kelenjar payudara untuk
melancarkan ASI (Rizki, 2013).
9. Berat Lahir Bayi
Berat badan bayi rendah mempunyai kemampuan menghisap lebih
rendah dibandingkan bayi yang berat lahir normal (BBL>2500 gr) (Rizki,
2013). Kenaikan berat badan dihubungkan dengan usia bayi
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
24
Tabel 2.1 Kenaikan Berat Badan Berdasarkan Usia Bayi
10 Umur Kehamilan Saat Melahirkan
Umur kehamilan dan berat lahir mempengaruhi produksi ASI. Hal ini
disebabkan bayi yang lahir prematur (umur kehamilan kurang dari 34
minggu) sangat lemah dan tidak mampu menghisap secara efektif sehingga
produksi ASI lebih rendah dibandingkan bayi cukup bulan (Rizki, 2013).
11 Merokok dan Mengonsumsi Alkohol
Merokok dapat mengurangi volume ASI karena akan mengganggu
hormon prolaktin dan oksitosin untuk produksi ASI. Merokok akan
menstimulasipelepasan adrenalin dimana adrenalin akan menghambat
pelepasan oksitosin seperti halnya peminum atau mengkonsumsi alkohol
meskipun dosis rendah disatu sisi membuat ibu rileks sehingga membantu
proses pengeluaran ASI namun kandungan etanol dapat menghambat
produksi ASI (Rizki, 2013).
2.7 Masalah-Masalah dalam Menyusui
Proses menyusui terkadang sering terhambat dengan masalah pada
payudara ibu dan cara menyusui. Jika ibu tidak bisa mengatasi masalah
tersebut, maka akan mempengaruhi pemberian ASI eksklusif kepada bayinya
Situasi dan kondisi dalam hal pemberian ASI eksklusif ini sangat bergantung
Usia Bayi Kenaikan Berat Badan Rata-Rata
1-3 bulan 700 gr / bulan
5 bulan Dua kali berat badan waktu lahir
4-6 bulan 600 gr / bulan
7-9 bulan 400 gr / bulan
10-12 bulan 300 gr / bulan
1 tahun Tiga kali berat badan waktu lahir
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
25
pula pada keadaan kesehatan ibu dan bayi. Seorang ibu yang mengalami
beberapa kondisi di bawah ini harus mendapatkan perawatan khusus
(WHO/UNICEF, 2009). Masalah-masalah yang sering terjadi adalah sebagai
berikut:
1) Sindrom ASI kurang
Seringkali ibu merasa produksi ASI-nya kurang padahal sebenarnya
tidak, apalagi bila bayinya seing menangis, ibu tergesa-gesa ingin
memberikan tambahan susu formula. Sindrom ASI kurang jarang terjadi.
Hanya 5% ibu yang betul- betul mengalami sindrom ASI kurang yang
umumnya karena kelainan anatomis payudara, seperti hipoplasia payudara
(payudara tidak berkembang). Penyebab lainnya adalah radiasi pada kanker
payudara dan operasi pada payudara. Sedangkan penyebab ASI kurang
yang lain biasanya disebabkan karena proses menyusui yang tidak benar,
misalnya engorgement (bengkak) pada payudara. Akibat dari engorgement
adalah pengeluaran zat penghambat kimiawi yang akan menekan produksi
ASI (IDAI, 2013).
Ibu yang terpisah dari bayinya, misalnya karena ibu bekerja, sering
bepergian, atau sakit dan dirawat di Rumah Sakit akan menyebabkan
frekuensi menyusui berkurang, maka pengosongan payudara juga
berkurang dan berakibat produksi ASI juga berkurang. Bayi prematur, bayi
berat lahir rendah (BBLR), bayi sakit kelainan anatomis rongga mulut
seperti ankiloglosia, mikrognatia, dan sumbing, bayi dengan infeksi berat,
gangguan pernafasan seperti asfiksia, penyakit jantung bawaan adalah
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
26
penyebab lain sindrom ASI kurang (IDAI, 2013). Penanggulangan sindrom
ASI kurang adalah ibu harus mengkonsumsi makanan yang bergizi,
menyusuilah dengan sabar, menyusui secara bergantian antara kedua
payudara, minimalkan penggunaan alat (misal : dot) karena akan
membingungkan bayi dan akhirnya mengurangi rangsangan untuk
memproduksi ASI, dan membetulkan pelekatan bayi pada puting payudara
ibu dan posisi menyusu bayi. Apabila tidak diatasi hal ini akan
menyebabkan asupan ASI kurang sehingga terjadi malnutrisi pada bayi
(IDAI, 2013).
2) Bayi Bingung Putting
Bayi yang mendapatkan susu formula bergantian dengan ASI akan
mengalami nipple confusion sehingga waktu menyusu ibunya sering
terputus- putus bahkan kadang-kadang menolak menyusu ibunya.
Penanggulangan bayi bingung puting adalah ibu harus mengusahakan
pemberian ASI eksklusif, menyusui dengan cara yang benar, dan menyusui
lebih lama dan sering.
3) Payudara Bengkak
Pada hari-hari pertama, seringkali menyusui kurang efektif sehingga
ASI mengumpul di dalam payudara, menekan pembuluh darah dan saluran
limfe. Hal ini mengakibatkan payudara menjadi bengkak dan nyeri. Hal
yang dilakukan untuk menghindari payudara bengkah adalah menyusui
bayi segera setelah bayi lahir (IMD), menyusui menurut kehendak bayi
(jangan dijadwalkan), menyusui bayi dengan menggunakan tehnik
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
27
menyususi yang benar, dan mengeluarkan sisa ASI dengan tangan atau
pompa. Penanganan pada payudara bengkak adalah dengan sering
menyusui dan memberikan kompres dingin untuk mengurangi nyeri serta
melakukan pijatan atau massage payudara.
4) Puting Susu Nyeri atau Lecet
Masalah yang sering terjadi pada menyusui adalah puting susu
nyeri/lecet, sekitar 57% ibu menyusui dilaporkan pernah menderita
kelecetan pada putingnya. Kebanyakan puting lecet disebabkan karena
kesalahan dalam teknik menyusui, yaitu bayi tidak menyusu sampai ke
aerola payudara. Bila bayi menyusu hanya pada puting susu, maka bayi
akan mendapat ASI sedikit karena gusi bayi tidak menekan pada daerah
sinus laktiferus, sedangkan pada ibunya akan terjadi nyeri/kelecetan pada
puting susunya. Selain itu, puting yang lecet juga dapat disebabkan oleh
moniliasis (jamur) pada mulut bayi yang menular pada puting susu ibu,
serta akibat dari pemakaian sabun, krim atau zat iritan lainnya untuk
mencuci puting susu. Ibu yang mengalami puting lecet akan kesakitan
sehingga frekuensi menyusui akan berkurang. Akibatnya masih banyak
ASI yang tersisa (residu), dan selanjutnya seperti mekanisme di atas maka
produksi ASI akan berkurang. Rasa sakit sendiri akan menekan keluarnya
hormon prolaktin yang juga akan menurunkan produksi ASI.
5) Mastitis
Mastitis adalah peradangan payudara akibat infeksi. Biasanya terjadi
pada minggu-minggu pertama setelah melahirkan yang tersumbat atau luka
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
28
pada putting yang terinfeksi. Penanggulangan dari mastitis adalah kompres
air hangat, ibu tetap menyusui bayinya pada payudara yang tidak terinfeksi,
cukup istirahat, minum air putih minimal 2 liter/hari, minum antibiotik, dan
melakukan perawatan payudara.
6) Saluran susu tersumbat (Obstructive duct)
Suatu keadaan dimana terjadi sumbatan pada satu atau lebih duktus
laktiferus yang disebabkan oleh tekanan jari ibu pada waktu menyusui,
pemakaian BH yang terlalu ketat, dan komplikasi payudara bengkak yaitu
susu yang terkumpul tidak segera dikeluarkan sehingga menyebabkan
sumbatan.
7) Abses Payudara
Harus dibedakan antara abses dan mastitis. Abses payudara merupakan
kelanjutan/komplikasi dari mastitis. Hal ini disebabkan karena meluasnya
peradangan dalam payudara. Gejalanya adalah ibu tampak lebih parah
sakitnya, payudara lebih merah mengkilap, benjolan lebih lunak karena
berisi nanah.
8) Kelainan Anatomis pada Putting Payudara (Inverted, flat nipple)
Untuk diagnosis apakah puting ada kelainan atau tidak yaitu dengan
cara menjepit aerola payudara antara ibu jari telunjuk di belakang puting
susu. Apabila puting susu menonjol maka puting tersebut adalah normal,
tetapi apabila puting tidak menonjol itu berarti puting inversi/datar.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
29
Kondisi dimana ibu dianjurkan untuk menghindari pemberian ASI yaitu
ibu dengan infeksi HIV positif. Berikut ini adalah beberapa kondisi yang
memungkinkan ibu sementara untuk tidak memberikan ASI:
a. Ibu yang mengalami penyakit yang sangat parah dan tidak
memungkinkan merawat anaknya, seperti sepsis.
b. Ibu yang menderita Herpes Simplex Virus Type I (HSV-I). Kontak
langsung antara lesi di payudara ibu dan mulut bayi sebaiknya dihindari
sampai semua lesi aktif sembuh.
c. Ibu mendapatkan pengobatan media psikoterapi jenis penenang, anti
epilepsi, opioid dan kombinasinya karena dapat memberikan efek
samping mengantuk dan depresi pernapasan.
d. Ibu mendapatkan pengobatan kemoterapi sitotoksik, maka pemberian
ASI dihindari sampai pengobatan selesai dilakukan.
e. Ibu memerlukan pemeriksaan radioaktif iodine-131. Pemberian ASI pun
pada tahap ini harus dihentikan selama 5 kali waktu paruh zat tersebut.
Selain kondisi Ibu, (WHO/UNICEF, 2009) menjelaskan pula beberapa
kondisi yang memungkinkan bayi mendapatkan tambahan makanan selain
ASI. Hal ini disebabkan karena kondisi kelainan metabolik yang bisa
dialami oleh bayi yaitu ketidakmampuan bayi mencerna protein susu
manusia maupun hewani, sehingga bayi tidak mampu menyusui. Bayi
tersebut memerlukan bantuan formula khusus yang disesuaikan dengan
kebutuhan nutrisinya dan membutuhkan kolaborasi dari beberapa spesialis
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
30
kesehatan untuk memastikan tumbuh kembang yang optimal. Kondisi
tersebut antara lain:
a. Galaktosemia merupakan kelainan yang disebabkan oleh tidak adanya
enzim galaktose yang diperlukan untuk mencerna galaktosa hasil
penguraian laktosa, sehingga bayi harus mendapatkan susu tanpa
laktosa dan bayi harus mendapatkan diet makanan tanpa galaktosa
sepanjang hidupnya.
b. Maple Syrup Urine Disease adalah kelainan yang timbul karena tubuh
tidak dapat mencerna jenis protein leusin, isoleusin dan valine. ASI
maupun susu hewani lainnya tidak dapat dicerna oleh bayi, sehingga
bayi memerlukan formula khusus tanpa protein leusin, isoleusin dan
valine.
c. Fenilketonuria adalah bayi dengan kelainan yang perlu mendapatkan
formula khusus yang tidak mengandung fenilalanin. ASI mengandung
fenilalanin yang cukup rendah, sehingga pemberian ASI selang seling
dengan formula khusus masih dimungkinkan dengan pemantauan ketat
kadar fenilalanin dalam darah oleh spesialis anak.
Beberapa kondisi dimana ASI tetap menjadi sumber nutrisi utama,
namun bayi membutuhkan tambahan makanan selain ASI dalam periode
tertentu. Kondisi itu antara lain adalah:
a. Bayi yang lahir kurang dari 1500 gram (berat badan lahir sangat rendah)
b. Bayi yang lahir kurang dari 32 minggu usia gestasi (sangat preterm)
c. Bayi yang berisiko hipoglekimia yaitu kadar gula darah tidak meningkat
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
31
meskipun telah menyusui tanpa jadwal dan atau diberikan tambhan ASI
perah. Risiko hipoglikemia dapat terjadi pada bayi yang kecil untuk usia
kehamilan, paska stress intrapartum dan bayi dengan ibu diabetes
mellitus tidak terkontrol.
2.8 Kendala Pemberian ASI eksklusif
Beberapa kendala yang sering menjadi alasan ibu melakukan konsultasi ke
klinik laktasi menurut (Hegar, 2008) yaitu :
1) Produksi ASI kurang.
2) Ibu kurang memahami tata laksana laktasi yang benar.
3) Ibu ingin menyusui kembali setalah bayi diberi formula (relaksasi).
4) Bayi terlantur mendapatkan prelakteal feeding (pemberian air gula atau
dekstrosa, susu formula pada hari-hari pertama kelahiran).
5) Kelainan ibu : puting ibu lecet, puting ibu luka, payudara bengkak,
engorgement, mastitis, dan abses.
6) Ibu hamil lagi padahal masih menyusui
7) Ibu bekerja
8) Kelainan bayi : bayi sakit, abnormalitas bayi
2.9 Konsep Dasar Perilaku
2.9.1 Definisi Perilaku
Perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau
rangsangan dari luar. Perilaku dapat terjadi melalui proses adanya stimulus
terhadap organisme dan kemudian organisme tersebut merespons, maka
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
32
teori Skiner ini disebut dengan teori “S-O-R” atau Stimulus Organisme
Respon (Notoatmodjo, 2014).
Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt
behavior). Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu tindakan yang nyata
diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan,
antara lain adalah dukungan sosial baik dari keluarga, tenaga kesehatan,
ataupun dari masyarakat sekitar, akses informasi terhadap tentang perilaku
kesehatan, dalam hal ini adalah perilaku pemberian ASI eksklusif
(Notoatmodjo, 2010).
Menurut Skiner (1938) yang dikutip oleh (Notoatmodjo, 2010) perilaku
merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan
dari luar. Dengan demikian, perilaku manusia terjadi melalui proses
stimulus ─ organisme ─ respon (SOR). Berdasarkan teori S-O-R, perilaku
manusia dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1) Perilaku tertutup (covert behavior) terjadi apabila respon terhadap
stimulus tersebut masih belum dapat diamati orang lain (dari luar)
secara jelas. Respon seseorang masih terbatas dalam bentuk perhatian,
perasaan, persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap stimulus yang
bersangkutan.
2) Perilaku terbuka (overt behavior) terjadi bila respon terhadap stimulus
tersebut sudah berupa tindakan atau praktik dan dapat diamati orang
lain dari luar.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
33
2.9.2 Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang baik
yang dapat diamati (observable) maupun yang tidak dapat diamati
(unobservable), yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan
kesehatan. Secara garis besar, perilaku kesehatan dikelompokkan menjadi
tiga yakni (Notoatmodjo, 2012).
1.Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintenance) adalah perilaku
atau usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar
tidak sakit dan berusaha untuk penyembuhan apabila sakit. Perilaku
pemeliharaan kesehatan terdiri dari tiga aspek yaitu, perilaku pencegahan
kesehatan, perilaku peningkatan kesehatan, dan perilaku gizi (makanan)
dan minuman.
2.Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan
kesehatan/perilaku pencarian pengobatan (health seeking behavior)
adalah perilaku yang menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada
saat menderita penyakit atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini
dimulai dari mengobati sendiri (self treatment) sampai mencari
pengobatan.
3.Perilaku kesehatan lingkungan merupakan respon seseorang terhadap
lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya, dan sebagainya,
sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
34
2.9.3 Domain Perilaku
Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi kesehatan dalam
(Notoatmodjo, 2012) membedakan perilaku kedalam 3 area, yaitu domain
perilaku kognitif (cognitive), afektif (affective), dan psikomotorik
(psychomotor). Dan dalam perkembangan untuk kepentingan pendidikan
praktis, perilaku dikembangkan menjadi 3 ranah, yaitu:
1 Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung,
telinga, dan sebagainya) (Notoatmodjo, 2010) Secara garis besar,
pengetahuan dibagi dalam 6 tingkatan, yaitu:
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah
mengingat kembali (recall) sesuai yang spesifik dari seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tahu merupakan
tingkat pengetahuan yang paling rendah. Misalnya: Ibu tahu bahwa
ASI memiliki manfaat yang sangat besar.
2) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Misalnya: Ibu yang
memahami tentang ASI eksklusif, tidak hanya sekedar menyebutkan
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
35
manfaat ASI, tetapi harus dapat menjelaskan mengapa bayi sangat
dianjurkan untuk ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupannya.
3) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).
Misalnya: Ibu yang telah paham tentang ASI eksklusif, ia harus dapat
mengaplikasikan kepada diri sendiri.
4) Analisis (analysis)
Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam
satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu
kemampuan untuk menyusun formulasi-formulasi yang ada.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian
ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau
menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
36
2 Sikap (attitude)
Sikap adalah respon tertutup terhadap suatu stimulus atau objek yang
sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi orang yang bersangkutan,
misalnya senang atau tidak senang, setuju atau tidak setuju, dan
sebagainya. Menurut Newcomb salah seorang ahli psikologi sosial dalam
(Notoatmodjo, 2010) menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau
kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksaan motif
tertentu. Dalam kata lain, sikap belum merupakan tindakan (reaksi
terbuka) atau aktivitas. Secara garis besar, sikap juga memiliki tingkatan
berdasarkan intensitasnya, yaitu:
a Menerima (receiving) diartikan bahwa individu sebagai subjek mau
menerima stimulus yang diberikan objek.
b Menanggapi (responding) diartikan memberikan jawaban atau
tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi.
c Menghargai (valuing) artinya memberikan nilai positif terhadap objek
atau stimulus dengan membahas objek dengan orang lain termasuk
mengajak, mempengaruhi dan menganjurkan orang lain untuk
merespon.
d Bertanggung jawab (responsible) adalah sikap yang paling tinggi
tingkatannya yaitu bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang
telah diyakininya (Notoatmodjo, 2010).
Menurut Allport (1954) dalam (Notoatmodjo, 2010) menjelaskan bahwa
sikap terdiri dari 3 komponen pokok, yaitu:
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
37
a Kepercayaan atau keyakinan, ide dan konsep terhadap objek. Artinya
yaitu bagaimana keyakinan, pendapat atau pemikiran seorang individu
terhadap objek. Misalnya sikap ibu terhadap ASI eksklusif, bagaimana
pendapat atau keyakinan ibu tersebut terhadap ASI eksklusif.
b Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek, artinya
bagaimana penilaian orang terhadap objek. Misalnya, bagaimana
seorang ibu menilai manfaat yang dirasakan dengan memberikan ASI
secara eksklusif.
c Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave), artinya sikap
merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku
terbuka. Sikap adalah ancang-ancang untuk bertindak atau berperilaku
terbuka (tindakan).
3 Tindakan/Praktik (practice)
Untuk terwujudnya suatu tindakan diperlukan faktor lain yang dapat
mendukung seperti fasilitas atau sarana dan prasarana. Berdasarkan
kualitasnya, praktik atau tindakan ini dibedakan menjadi 3 tingkatan,
yaitu:
1) Praktik terpimpin (guide response) diartikan apabila individu
melakukan sesuatu tetapi masih bergantung pada tuntunan atau
panduan.
2) Praktik secara mekanisme (mechanism) diartikan apabila individu
telah melakukan suatu hal secara otomatis tanpa menunggu perintah
dari oranglain.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
38
3) Adopsi (adoption) adalah suatu tindakan yang sudah berkembang,
tidak sekedar rutinitas atau mekanisme saja, tetapi sudah dimodifikasi
menjadi perilaku yang berkualitas.
2.10 Konsep Preced-Proceed Model
Teori ini dikembangkan oleh Lawrence Green yang dirintis sejak
tahun 1980. Lawrence Green mencoba menganalisa perilaku manusia
dari tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyarakat
dipengaruhi oleh dua faktor pokok yaitu faktor perilaku (behavior
causes) yang terdiri dari faktor predisposisi, pendukung, dan pendorong.
Faktor pokok yang kedua adalah faktor diluar perilaku atau lingkungan
(non-behavior causes), misalnya sulit mencapai sarana pelayanan
kesehatan, mahalnya biaya transportasi, biaya pengobatan, kebijakan
dan peraturan dan lain sebagainya. Dalam mewujudkan suatu perilaku
kesehatan diperlukan pengelolaan manajemen program melalui tahap
pengkajian, perencanaan, intervensi hingga penilaian dan evaluasi
(Nursalam, 2015).
Gambar 2.6 : Precede Proceed Model (Green LW. & Kreuter MW, 1991)
dalam (Nursalam, 2015)
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
39
Selanjutnya dalam program pendidikan kesehatan dikenal adanya model
pengkajian dan penindaklanjutan (Precede Proceed Model) yang
diadaptasi dari konsep Lawrence Green. Model ini mengkaji masalah
perilaku manusia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta cara
menindaklanjuti dengan berusaha mengubah, memelihara atau
meningkatkan perilaku tersebut kearah yang lebih positif (Fertman,
2010).
Gambar 2.7: Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan (Green
LW & Kreuter MW, 1991)
Faktor Predisposisi
1 Pengetahuan
2 Sikap
3 Budaya
4 Keyakinan
5 Nilai
6 Norma
Faktor Pendukung
1 Adanya fasilitas kesehatan
2 Peraturan Kesehatan
3 Keterampilan terkait
kesehatan
Faktor Pendorong
1 Keluarga
2 Petugas kesehatan
3 Teman
4 Tokoh masyarakat
5 Pengambil keputusan
Perilaku tertentu oleh
individu atau
organisasi
Lingkungan (Kondisi
hidup)
Kesehatan
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
40
1 Faktor-faktor predisposisi, merupakan faktor internal yang ada pada
diri individu, keluarga, kelompok atau masyarakat yang
mempermudah individu untuk berperilaku yang terwujud dalam
pengetahuan, sikap, budaya dan lain sebagainya.
2 Faktor-faktor pendukung, yang terwujud dalam lingkungan fisik,
tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana
kesehatan.
3 Faktor-faktor pendorong, yang terwujud dalam sikap dan perilaku
petugas kesehatan, keluarga, teman sebaya, orang tua, yang
merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat (Nursalam,
2015).
Ketiga faktor di atas dipengaruhi oleh faktor penyuluhan dan faktor
kebijakan, peraturan serta organisasi. Semua faktor-faktor tersebut
merupakan runag lingkup promosi kesehatan. Faktor lingkungan adalah
segala faktor baik fisik, biologis maupun sosial budaya yang sevara
langsung atau tida langsung dapat memengaruhi derajat kesehatan.
Dapat disimpulkan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang
kesehatan dapat ditentukan oleh pengetahuan, sikap, tradisi, dari orang
atau masyarakat yang bersangkutan. Di samping itu, ketersediaan
fasilitas, sikap dan perilaku para petugas kesehatan dan keluarga juga
akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku (Nursalam,
2015).
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
41
2.11 Perilaku Ibu dalam Meningkatkan Produksi ASI
1) Meningkatkan asupan makanan yang bergizi
Makanan yang dikonsumsi ibu menyusui sangat berpengaruh
terhadap produksi ASI. Apabila makanan yang ibu makan cukup
akan gizi dan pola makan yang teratur, maka produksi ASI akan
berjalan dengan lancar (Rizki, 2013). Makanan ibu harus memenuhi
jumlah kalori, protein, lemak, vitamin dan mineral yang dibutuhkan
bagi ibu menyusui serta dianjurkan mengonsumsi air putih 8-12
gelas/hari (Rini dkk, 2016). Memperbanyak konsumsi sayuran hijau
seperti daun katuk, daun papaya, dan kacang-kacangan yang
memiliki khasiat meningkatkan produksi ASI (Ellya, 2016).
2) Frekuensi menyusui lebih sering dan secara langsung
Semakin sering bayi menyusui pada payudara ibu,maka
produksi dan pengeluaran ASI akan semakin banyak. Hisapan bayi
yang efektif dapat membantu Ibu meningkatkan produksi ASI.
Setelah bayi melepaskan satu payudara, berikan payudara lain pada
bayi. Hal ini akan menjamin bahwa bayi menstimulasi produksi ASI
pada kedua payudara, dan juga mendapatkan ASI yang paling
bergizi dan memuaskan (Unicef, 2014). Faktor isapan bayi terutama
pada bayi yang sehat akan mampu mengosongkan satu payudara
dalam waktu 5-7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong
dalam waktu 2 jam, sebaiknya menyusui bayi secara non jadwal (on
demand) (Jannah, 2011).
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
42
3) Melakukan perawatan payudara
Perawatan payudara adalah pemeliharaan payudara yang
dilakukan untuk memperlancar ASI dan menghindari kesulitan pada
saat menyusui dengan melakukan pemijatan (Welford, 2009).
Perawatan payudara penting dilakukan selama hamil hingga
menyusui. Perawatan payudara bertujuan untuk melancarkan
sirkulasi dan mencegah tersumbatnya aliran susu sehingga
memperlancar pengeluaran ASI serta menghindari terjadinya
pembengkakan dan kesulitan menyusui selain itu juga dapat menjaga
kebersihan payudara agar tidak mudah terkena infeksi.
4) Istirahat yang cukup
Faktor istirahat mempengaruhi produksi dan pengeluaran ASI.
Sebisa mungkin ibu tidur saat bayi tertidur dan bangun saat bayi
terbangun untuk disusui. Diharapkan dengan mengikuti pola tidur
bayi maka ibu akan mendapatkan istirahat yang cukup (Riksani,
2012).
5) Keadaan psikologis ibu yang tenang
Untuk memproduksi ASI yang baik, maka kondisi kejiwaan
dan fikiran harus tenang. Perasaan ibu yang bahagia, senang,
perasaan menyayangi bayinya akan mampu meningkatkan produksi
ASI yang dihasilkan ibu (Rizki, 2013).
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
43
6) Mengonsumsi suplemen herbal ataupun obat pelancar ASI
Menurut (Paryono, 2014) jamu uyup-uyup bermanfaat untuk
menigkatkan produksi ASI pada ibu yang menyusui. Komposisi
jamu uyup-uyup antara lain kencur, kunyit, lempuyang, temu giring,
temulawak dan daun katuk. Menurut penelitiannya dalam
penelitiannya, jamu uyup-uyup dapat memperlancar pengeluaran
ASI karena dapat merangsang hormon prolaktin secara tidak
langsung sebagai salah satu mekanisme suatu senyawa laktagogum
(pelancar pengeluaran air susu), mengandung protein, mineral dan
vitamin-vitamin.
Terapi farmakologis seperti domperidone dapat
dipertimbangkan apabila tatalaksana non-farmakologis tidak dapat
meningkatkan jumlah ASI. Domperidone tidak hanya efektif sebagai
prokinetik dan antiemetik, juga telah terbukti meningkatkan
produksi ASI pada ibu menyusui. Domperidone menjadi pilihan
utama dibandingkan galactogogue lain karena tidak ada efek
samping terhadap bayi dan jarang muncul efek samping pada ibu
menyusui.
2.12 Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Ibu dalam Memperlancar
Produksi ASI
Menurut (Nursalam, 2015) dalam teori Lawrence Green perilaku
seseorang dapat disimpulkan dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap,
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
44
kepercayaan, dan tradisi selain itu ketersediaan fasilitas kesehatan serta
sikap dan perilaku petugas kesehatan juga akan mendukung dan
memperkuat terbentuknya perilaku. Seorang ibu menyusui dalam upaya
memperlancar produksi ASI dipengaruhi oleh 3 faktor antara lain: faktor
predisposisi (predisposing factors) yaitu: pengetahuan, sikap, dan
budaya. Faktor pendukung (enabling factors) yaitu: adanya sarana
kesehatan. Sedangkan, faktor pendorong (reinforcing factors) yaitu:
dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan.
1 Faktor Predisposisi
a Pengetahuan
Berdasarkan pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku
yang didasari oleh pengetahuan akan lebih bertahan lama daripada
yang tidak didasari dengan pengetahuan (Notoatmodjo, 2014).
Berdasarkan hasil penelitian dari Yulianti di wilayah kerja
Puskesmas Siantan Hulu terdapat hubungan yang signifikan antara
tingkat pengetahuan ibu mengenai ASI eksklusif dengan pemberian
ASI eksklusif. Hal ini berarti bahwa semakin baik pengetahuan ibu
mengenai pentingnya ASI eksklusif maka akan semakin baik pula
kesadaran ibu untuk memberikan ASI eksklusif (Yulianti, 2014).
Pengetahuan ibu mengenai cara menyusui yang benar, perawatan
payudara, asupan nutrisi yang bergizi akan membantu memperlancar
produksi ASI (Dall’Oglio et al., 2007; Declercq et al.,2009).
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
45
b Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang terhadap suatu
stimulus atau objek yang sudah melibatkan faktor pendapat dan
emosi orang yang bersangkutan, misalnya senang atau tidak senang,
setuju atau tidak setuju, dan sebagainya. Menurut Newcomb salah
seorang ahli psikologi sosial dalam (Notoatmodjo, 2010)
menyatakan bahwa sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk
bertindak dan bukan merupakan pelaksaan motif tertentu. Dalam
kata lain, sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau
aktivitas. Sikap ibu menyusui juga sangat dipengaruhi oleh
pengetahuan tentang ASI eksklusif maupun motivasi ibu dalam
memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya. Sikap ibu
menyusui juga memiliki hubungan yang signifikan terhadap
pemberian ASI eksklusif. Sikap ibu menyusui seperti ketidaktahuan
ibu tentang pentingnya kolostrum, pemberian makanan/minuman
sebelum ASI keluar (prelaktal), serta kurangnya rasa percaya diri ibu
bahwa ASI yang dihasilkannya cukup untuk kebutuhan bayinya
(Yuliana, 2013).
c Budaya
Budaya merupakan sekumpulan sejarah, norma-norma, nilai-
nilai dan keyakinan yang membentuk pola perilaku yang dipelajari
dan nilai yang dipindahkan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Beranekaragam budaya yang ada di masyarakat sedikit banyak
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
46
dapat mempengaruhi perilaku masyarakat tersebut, baik perilaku
yang mengarahkan pada perilaku positif maupun negative
(Friedman, 2010).
Salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi pencapaian
ASI eksklusif di Indonesia adalah faktor budaya. Perilaku pemberian
ASI eksklusif tidak terlepas dari pandangan budaya yang diturunkan
secara turun temurun. Budaya pemberian ASI eksklusif yang terjadi
di masyarakat seperti anjuran dan pantangan terkait makanan-
minuman, perilaku dan ritual bagi ibu menyusui. Terdapat budaya
tertentu yang masih mempercayai adanya makanan pantangan bagi
ibu menyusui, maupun anjuran untuk banyak mengonsumsi daun
katuk, banyak makan sayur, minum jamu gejah, juga larangan
seperti minum es, makan pedas, ataupun ritual banyu wuwung yang
dianjurkan untuk ibu menyusui serta masih banyak yang
memberikan makanan tambahan sebelum bayi berusia 6 bulan
(Muladevi dkk, 2015).
2 Faktor Pendukung
Ketersediaan pelayanan kesehatan juga merupakan bentuk
dukungan pelayanan kesehatan bagi ibu menyusui dalam memberikan
ASI eksklusif. Dukungan dari pelayanan kesehatan dapat berupa
informasi mengenai kehamilan, melahirkan hingga menyusui. Selain
itu adanya fasilitas kesehatan juga sangat mempengaruhi
keberlangsungan ASI eksklusif misalnya adanya fasilitas pojok ASI di
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
47
tempat kerja (Daradjat, 2010).
3 Faktor Pendorong
a Dukungan keluarga
Keluarga memiliki peran yang penting dalam keberlangsungan
pemberian ASI eksklusif. Keluarga memiliki fungsi dukungan yaitu
dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan
instrumental dan dukungan emosional. Dukungan keluarga akan
sangat mempengaruhi ibu dalam memberikan ASI eksklusif kepada
bayinya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Jose M, et al, 2003)
di Italia menyebutkan bahwa durasi pemberian ASI eksklusif secara
bermakna dikaitkan dengan dukungan keluarga yang memadai.
Dukungan keluarga terhadap pemberian ASI eksklusif dapat
dilakukan oleh seluruh keluarga seperti suami, kakak, ibu kandung
maupun mertua. Dukungan keluarga yang positif tentunya akan
mampu memotivasi ibu untuk dapat memberikan ASI secara
eksklusif (Manaf, 2010).
Ibu menyusui membutuhkan dukungan dan pertolongan ketika
memulai maupun melaksanakan pemberian ASI secara eksklusif.
Ibu menyusui membutuhkan bantuan seperti menyiapkan dan
memberikan ASI perah, menyiapkan makanan bergizi, menemani
ibu dan mendengarkan keluhan ibu, membantu ibu dalam mengurus
pekerjaan rumah tangga (Poverwati, 2009). Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan di Australia menyebutkan bahwa
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
48
dukungan untuk menyusui memerlukan komitmen dari kedua orang
tua dan suami yang memiliki peranan penting dalam pengambilan
keputusan dan dukungan menyusui (Tohotoa, 2007). Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Saraung dkk, 2017)
bahwa dengan adanya dukungan keluarga akan sangat
mempengaruhi keberhasilan menyusui karena keluarga akan
meringankan sebagian tugas ibu dalam rumah tangga sehingga ibu
tidak kelelahan. Kelelahan merupakan salah satu penyebab
berkurangnya produksi ASI.
b Dukungan petugas kesehatan
Dukungan petugas kesehatan juga tidak kalah penting dalam
memotivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif. Dukungan tenaga
kesehatan terkait dengan kebutuhan informasi mengenai pemberian
ASI eksklusif. Ibu menyusui perlu mendapatkan informasi
mengenai pentingnya memberikan ASI secara eksklusif, cara
menyusui yang benar, jenis makanan bergizi untuk ibu menyusui,
maupun perawatan payudara yang akan mempengaruhi produksi
ASI yang dihasilkannya sehingga tetap dapat memberikan ASI
secara eksklusif kepada bayinya (Rusdiana, 2012). Selain itu
keberhasilan menyusui secara eksklusif juga sangat dipengaruhi
oleh suksesnya program Inisiasi Menyusui Dini. Keberhasilan
program Inisiasi Menyusui Dini juga dipengaruhi oleh sikap,
pengetahuan dan motivasi dari petugas kesehatan (dokter, bidan dan
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
49
perawat) karena petugas kesehatan yang pertama kali membantu ibu
dalam proses persalinan oleh karena itu keberhasilan ASI eksklusif
juga sangat bergantung terhadap sikap maupun dukungan petugas
kesehatan (Futrelle, 2016).
2.13 Keaslian Penelitian
Tabel 2.2 Keyword Development Breast feeding Precede-Proceed
Model
Breastmilk
supply
Mother’s behavior
Faktor yang
mempengaruhi
perilaku ibu
Upaya-upaya Meningkatkan
produksi ASI
Precede-Proceed
Model
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa kata kunci pada tabel 2.2
di Google Scholar dan database Airlangga Repository untuk menemukan
artikel jurnal yang mendukung dan berhubungan dengan penelitian ini.
Tabel 2.3 Keaslian Penelitian
No Judul Penelitian;
Tahun; Penulis
Metode Penelitian Hasil Penelitian
1. Analisis Faktor-Faktor
yang Berhubungan
dengan Produksi ASI
pada Ibu Postpartum di
Puskesmas Ranotana
Weru; 2017; Mitrami
Widiastuti,dkk.
D: Desain penelitian
menggunakan metode
deskriptif dengan
pendekatan cross sectional
S: Sampel dalam penelitian
ini berjumlah 30 responden.
V: Variabel independen yaitu
bentuk dan kondisi putting
susu, kecemasan dan
dukungan keluarga.
Variabel dependen adalah
produksi ASI pada ibu post
partum
I: Instrumen penelitian
Berdasarkan hasil
penelitian ini terdapat
hubungan pada ibu
postpatum dengan
bentuk dan kondisi
puting susu dengan
produksi ASI di
Puskesmas Ranotana
Weru, terdapat
hubungan pada ibu
postpatum dengan
kecemasan dengan
produksi ASI di
Puskesmas Ranotana
Weru dan terdapat
hubungan pada ibu
postpatum dengan
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
50
menggunakan kuesioner
yang telah baku.
A: Analisa univariat dan
Analisa bivariat pada
penelitian ini menggunakan
uji statistic chi square.
dukungan keluarga
dengan produksi ASI
di puskesmas Ranotana
Weru.
2. Factor’s That Influence
Mother’s Decisions
Concerning
Breastfeeding; 2016 ;
Kimberly M. Futrelle
D: Desain penelitian ini
menggunakan metode
analisis deskriptif dengan
survey cross sectional
S: Sampel dalam penelitian ini
terdiri dari 30 ibu yang
berkerja dan menempatkan
anak di pusat penitipan
anak dengan rentang usia
anak 5 tahun ke bawah.
V: Variabel independent yaitu
sikap, kepercayaan, dan
pendapat ibu dan variabel
dependent adalah
pengambilan keputusan ibu
dalam pemberian ASI
I : The Iowa Infant Feeding
Attitude Scale (IIFAS)
survey digunakan untuk
mengidentifikasi sikap,
kepercayaan, dan pendapat
ibu.
A: Data dimasukkan oleh
peneliti dan disimpan di
thumb drive menggunakan
Paket Statistik untuk Ilmu
Sosial (SPSS). Perangkat
lunak SPSS versi 22
digunakan untuk
menganalisis data
kuantitatif.
Dua belas peserta
setuju menjawab
pertanyaan tersebut di
survei yang
menyatakan,
"Pemberian susu
formula lebih mudah
dilakukan daripada
pemberian ASI , dan
13 peserta tidak setuju.
Lima peserta memilih
nilai netral. Sebagai
tambahan, sembilan
peserta menjawab item
tersebut dalam survei
yang menyatakan;
"Pemberian ASI lebih
mudah daripada
pemberian susu
formula," sesuai
kesepakatan, dan 10
peserta tidak setuju.
Skor tertinggi adalah
netral, karena 11
peserta memilih netral
dan tidak jelas. Data ini
sejalan dengan fakta
bahwa 11 ibu hanya
memberi susu formula
pada bayi mereka.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
51
3. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Perilaku
Ibu Laktasi dalam
Memberikan ASI di 6
Kabupaten/Kota di
Provinsi Sumatera
Barat;2009; Irma Eva
Yani,dkk.
D: Penelitian ini bersifat
survey untuk mengetahui
faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku
ibu laktasi dalam
memberikan ASI.
S: Sampel penilitian ini
berjumlah 440 orang yang
tersebar pada 6
kabupaten/kota di provinsi
Sumatera Barat dengan
jumlah 124 orang (28,2%)
di kota Padang, 75 orang
(17%) di Kabupaten
Solok, 73 orang (16,6%) di
Kabupaten Padang
Panaman, 65 orang
(14,8%) di kabupaten
pesisir selatan, 60 orang
(13,6%) di Kabupaten
Agam, dan 43 orang
(9,6%) di Kabupaten
Tanah Datar.
V: Variabel independent:
pengetahuan,
sikap,ketersediaan
makanan, dukungan
petugas kesehatan dan
dukungan keluarga dan
variabel dependent :
perilaku ibu laktasi dalam
memberikan ASI.
I: Pengumpulan data
dilakukan dengan cara
wawancara langsung
kepada ibu laktasi dengan
instrument kuisioner
terstruktur
A: Analisis secara univarat
dan bivarat.
Hasil penelitian ini
menemukan adanya
pengaruh pengetahuan
ibu, ketersediaan bahan
makanan dirumah,
dukungan petugas, dan
dukungan keluarga
terhadap perilaku ibu
laktasi dalam
memberikan ASI
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
52
4. Factor’s Influencing the
reasons why mother’s
stop breastfeeding;
2014; Catherine R.L,et
al
D: Studi kohort longitudinal
dengan menggunakan data
yang diperoleh dari
NSAPD (Nova Scotia
Atlee Perinatal Database)
dan The Healthy
Begginnings Public Health
Database
S: Sampel berjumlah 500 ibu
yang berhenti menyusui
sebelum 6 bulan usia
bayinya.
V: Variabel yang diteliti
adalah karakteristik
maternal, obstetrik, dan
neonatal dan setiap alasan
berhenti menyusui
I: Wawancara dengan 11
kategori.
A: Data ini terkait dengan
Nova Scotia Atlee
Perinatal Database untuk
mendapatkan informasi
tentang karakteristik ibu
dan bayi baru lahir.
Hubungan antara
karakteristik maternal,
obstetrik, dan neonatal dan
setiap alasan berhenti
menyusui sepenuhnya
diperiksa.
Dari 500 ibu yang
berhenti menyusui
sepenuhnya sebelum
enam bulan dan
memberikan alasan
untuk menghentikan,
sebagian besar (73,6%)
berhenti dalam enam
minggu pertama.
Alasan paling umum
yang dikutip adalah
ketidaknyamanan atau
keletihan terkait
dengan menyusui
(22,6%) dan
kekhawatiran
tentang suplai susu
(21,6%). Kembali ke
pekerjaan atau sekolah
dikaitkan dengan
lamanya bayi yang
disusui: 20% wanita
yang berhenti
setelahnya
enam minggu
menyebut ini sebagai
alasannya.
5. The Relationship
Between Breastfeeding
Self-Efficacy and
Perceived Insufficient
Milk Among Japanese
Mothers; 2008; Keiko
Otsuka,et.,al.
D: Desain penelitian ini
adalah studi cross
sectional
S: Dua ratus enam puluh dua
ibu menyusui di rumah
sakit di Jepang.
V: variabel yang diteliti
umur, paritas, pengalaman
Meski banyak ibu yang
berniat memberikan
ASI eksklusif tetapi
hanya 40% ibu yang
menyusui secara
eksklusif pada 4
minggu postpartum. Di
antara ibu yang
menggunakan susu
formula 73%
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
53
menyusui lebih dari 3
bulan,pendidikan, status
perkawinan, pendapatan
per tahun, Infant-feeding
intention
I: Breastfeeding Self-Efficacy
Scale-Short Form
A: Semua variabel diperiksa
untuk normalitas
distribusi. Untuk
perbandingan data
kategoris, uji chi-square
dan Fisher exact
digunakan. Ketika skala,
diukur sebagai variabel
kontinu, diubah menjadi
data kategoris,
persentil digunakan.
Diindikasikan adanya
pengukuran terus menerus
diuji dengan menggunakan
uji t sampel independen
atau analisis satu arah
dari varians Korelasi
Pearson.
menyebutkan bahwa
alasan utama ibu
tersebut menggunakan
susu formula atau
tambahan adalah
karena ASInya tidak
mencukupi
6. Maternal Breastfeeding
Self-Efficacy and the
Breastfeeding Behaviors
of Newborns in the
Practice of Exclusive
Breastfeeding; 2013;
Alice Yuen Loke dan
Lai-Kwai S. Chan
D: Studi korelasi deskriptif
S: 199 wanita china postnatal
yang didapatkan dari
pertengahan bulan Febuari
210 sampai pertengahan
Maret 2010 dengan niat
ingin memberikan ASI
eksklusif
V: variabel yang diteliti
adalah kepercayaan dan
self efficacy ibu dalam
memberikan ASI kepada
bayinya.
I: Kuesioner dikembangkan
berdasarkan versi Chinese
Sebanyak 199 wanita
postnatal direkrut. Pada
6 minggu
pascapersalinan, 85
(42,7%) bayi diberi
susu botol, 66 (33,2%)
mendapat ASI
tambahan, dan 48
(24,1%) diberi ASI
eksklusif. Faktor
penyumbang ASI
eksklusif yang
signifikan adalah
wanita yang berencana
menyusui paling
sedikit 6 bulan (rasio
odds [OR] = 5.537,
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
54
Self-Efficacy Scale-Short
Form Breastfeeding
(MBSES-SF) yang
dimodifikasi dan
menggunakan IBFAT
(Infant Breastfeeding
Assessment Tool)
A: Data dianalisis dengan
menggunakan SPSS
(17,0). Perbandingan
dilakukan antara tiga
kelompok wanita berikut
pada follow up 6 minggu
dengan menggunakan uji
chi-squared untuk data
demografi: (a) mereka
yang diberi susu botol, (b)
mereka yang diberi ASI
tambahan, dan (c) mereka
yang mendapat ASI
eksklusif bayi mereka
Untuk data parametrik,
ANOVA dilakukan untuk
membandingkan
perbedaan antara ketiga
kelompok wanita, seperti
durasi pemberian ASI
yang direncanakan dalam
minggu, berarti nilai
IBFAT (cutoff pada 10),
dan MBSES-SF (cutoff at
48). Analisis regresi
logistik biner dilakukan
untuk mengidentifikasi
faktor penyebab
pemberian ASI eksklusif
pada 6 minggu
pascapersalinan.
interval kepercayaan
95% [CI] [2.430,
12.619], p ≤ 0,001),
wanita dengan tingkat
tinggi dari keawetan
self-efficacy (OR =,
7,776, 95% CI [2,546,
23,748], p ≤ 0,001),
dan wanita yang
bayinya memiliki nilai
IBFAT tinggi (OR =
2,381, 95% CI [1,019,
5.562], p = .045).
7. Maternal Experience of
Interactions With
Providers Among
Mothers With Milk
Supply Concern; 2012
D: Desain penelitian ini adalah
fokus group
S: Jumlah sampel adalah
sebanyak 56 ibu yang
Interaksi mengenai
kekhawatiran pasokan
susu membangkitkan
emosi yang kuat,
termasuk rasa syukur,
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
55
;Valerie J.
Flaherman,et.,al.
terdiri dari ibu dengan
produksi ASI yang kurang
tetapi ingin melanjutkan
pemberian ASI eksklusif,
ibu yang produksi ASI
kurang dan memberikan
susu formula pada 2 bulan
pertama dan tetap
melanjutkan ASI, ibu yang
memiliki produksi ASI
kurang dan tidak
melanjutkan ASI sebelum 2
bulan.
V: variabel yang diteliti
adalah ekspektasi maternal
mengenai ASI pada saat
hamil dan pengalaman
inisiatif dalam pemberian
ASI, pengalaman maternal
mengenai interaksi dengan
dokter anak, dokter
kandungan, dan perawat
dalam memberikan ASI,
persepsi maternal terhadap
kenaikan berat badan bayi
yang memberikan efek
terhadap produksi ASI,
I: Wawancara dengan
responden
A: Semua rekaman audio
ditranskrip dan dimasukkan
ke dalam
ATLAS.ti (Atlas, versi 6,
ATLAS.ti Scientific
Software Development
GmbH, Berlin, Jerman).
Transkrip dan data audio
asli dianalisis secara
independen untuk tema
utama oleh 2 penulis (VJF
dan KGH) dengan
menggunakan proses
rasa bersalah,
kekecewaan, dan
ketakutan, dan
pengukuran berat
badan bayi sering
dilaporkan sebagai
pemicu timbulnya
emosi ini. Beberapa
ibu melaporkan bahwa
mengalami "tekanan"
dan "rasa bersalah"
ketika penyedia
layanan menekankan
pemberian ASI
eksklusif menyebabkan
pilihan menyusui yang
kurang optimal
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
56
pengkodean lini demi baris
iteratif berdasarkan
Grounded theory
8. The Effect of oxytocin
massage on breastmilk
production postpartum
mothers in Peterongan
PHC Area, Jombang,
East Java, Indonesia; :
Ike Johan dan Ninik
Azizah
D: Penelitian ini merupakan
quation experiment with
consecutive non probability
randomized.
S: Sampel dikumpulkan
dengan pengambilan
sampel acak non-
probabilitas berturut-turut,
yang melibatkan 100
sampel total.
V: variabel yang independen
adalah mengenai efek dari
pijat oksitosin. Variabel
dependen yang diteliti
adalah produksi ASI
I: Closed questionaire
A: Fisher Exact Test
digunakan untuk
membandingkan data
setelah dipijat oxytocin.
Ditemukan bahwa 72%
peserta berusia 20-35
tahun, 84% ibu rumah
tangga, dan 66%
multipara. Temuan
penelitian yang paling
penting adalah
mengikuti ibu
postpartum 58,1%
dengan pijat oksitosin
meningkat secara
signifikan setelah
pengobatan (Fisher
Exact Test, p value =
0,006; OR = 3,765; CI
1,410-10,051)
9. Mothers With Perceived
Insufficient Milk:
Preliminary Evidence of
Home Interventions to
Boost Mother-Infant
Interaction; 2017;
Natsuko K.Wood dan
Elizabeth A.Sanders
D: Desain penelitian ini
adalah A single group
three-occasion pretest–
posttest
S: Sampel berjumlah 15 orang
ibu yang masih memiliki
bayi yang berumur kurang
dari 7 hari
V:a)interactive didactic
teaching delivered by the
PI; (b) Observasi dan
respon selama menyusui;(c)
memberikan makan
termasuk jenis makanan,
metode, frekuensi makan,
frekuensi bayi menangis,
frekuensi siklus bangun-
tidur pada bayi, dan
Hasil penelitian ini
menemukan adanya
interaksi pada ibu dan
bayi pada saat
menyusui secara
langsung dapat
meningkatkan
hubungan kasih saying
ibu dan bayi dan juga
dapat meningkatkan
produksi ASI.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
57
ekskresi dalam 3 minggu
I: Nursing Child Assessment
Feeding Scale (NCAFS;
Barnard, 1976).
A: analisis data menggunakan
ANOVA.
10. Faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku
pemberian air susu ibu
(ASI) Eksklusif di
wilayah kerja puskesmas
pengandan kota
semarang; 2017 ; Ria
Novita, Bagoes
widjanarko dan Anung
sugihanton
D: jenis penilitian ini
termasuk penelitian
kuantitatif dengan
rancangan cross sectional
S: Populasi dalam penelitian
ini adalah 280 ibu yang
memiliki bayi usia 7-12
bulan yang tinggal di
wilayah kerja puskesmas
Pegandan. Setelah
menggunakan perhitungan
rumus Lemeshow sampel
penelitian sebanyak 72
responden.
V: variabel yang
berhubungan adalah
pengetahuan tentang ASI
eksklusif dan sikap
terhadap ASI eksklusif
serta variabel yang tidak
berhubungan adalah
pekeraan, umur, paritas,
tempat persalinan,
keterampilan penolong
pasien, paparan informasi,
fasilitas penunjang
menyusui, dukungan
suami dan dukungan
keluarga, dukungan dari
orang lain
I: Instrumen penelitian ini
menggunakan kuisioner
A: analisa bivarat dengan uji
Sebanyak 54,2%
responden tidak
memberikan asi secara
eksklusif/ alasan
terbanyak adalah
karena produksi ASI
yang kurang, sehingga
69,2% dari responden
yang produksi ASI
kurang menmbahkan
susu formula sebagai
pendamping ASI.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
58
chi square dan analisa
univarat dengan regresi
binary logistic
11. Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi
Kelancaran Produksi
ASI pada Ibu Menyusui
di Desa Bendan,
Kecamatan Banyudono,
Kabupaten Boyolali;
2016; Indah Safitri
D: Jenis penelitian ini adalah
penelitian observasional
dengan rancangan cross
sectional.
S: Jumlah sampel melibatkan
50 orang, dengan teknik
pengambilan sampel
menggunakan total
sampling.
V: Variabel inedependen yang
diteliti adalah faktor yang
mempengaruhi kelancaran
ASI yaitu IMD, perawatan
payudara, alat kontrasepsi
yang mengandung estrogen,
dan keberadaan perokok
pasif
I: Instrumen penelitian ini
menggunakan kuisioner
A: Analisis bivariat
menggunakan uji Chi-
Square dan Fisher’s Exact
Test
Hasil bivariate
penelitian
menunjukkan bahwa
tidak ada pengaruh
antara pelaksanaan
inisiasi menyusui dini
(p= 0,474), ada
pengaruh antara
perawatan payudara
(p= 0,001), ada
pengaruh antara
penggunaan alat
kontrasepsi (p= 0,022),
dan ada pengaruh
antara keberadaan
perokok pasif (p=
0,010) dengan
kelancaran produksi
ASI di Desa Bendan,
Kecamatan
Banyudono, Kabupaten
Boyolali.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
59
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual Penelitian
Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu dalam Memperlancar
Produksi ASI
Faktor
Predisposisi
4. Keyakinan
5. Nilai
6. Norma
Faktor
Pendukung
2. Peraturan
kesehatan
3. Keterampilan
terkait
kesehatan
Faktor Pendorong
3. Dukungan teman
4. Dukungan tokoh
masyrakat
5. Dukungan Pengambil
keputusan
Perilaku Ibu dalam
Memperlancar Produksi
ASI
Faktor
Demografi
1 Usia
2 Jenis
Kelamin
3 Pendidikan
4 Pekerjaan
5 Paritas
Keterangan: : Diteliti : Tidak diteliti
Gambar 3.0-1 : Kerangka konseptual Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu
dalam Memperlancar Produksi ASI berbasis teori Preceed-Proceed (Green L W. & Kreuter
MW, 1991)
1. Pengetahuan
2. Sikap
3. Budaya
1 Adanya
fasilitas
kesehatan
1. Dukungan
keluarga
2. Dukungan
Petugas
Kesehatan
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
60
Menurut teori Precede-Proceed model yang dikemukakan oleh Lawrence W.
Green ada 3 faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang. Perilaku seorang
ibu menyusui dalam upaya memperlancar produksi ASI dipengaruhi oleh 3 faktor antara
lain: factor predisposisi (predisposing factors) yaitu: pengetahuan, sikap, dan budaya.
Factor pendukung (enabling factors) yaitu: adanya sarana kesehatan. Sedangkan, factor
pendorong (reinforcing factors) yaitu: dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan.
Perilaku ibu menyusui dalam memperlancar produksi ASI dapat dipengaruhi oleh
faktor pengetahuan, sikap, budaya, ketersediaan fasilitas kesehatan dan dukungan
keluarga serta dukungan petugas kesehatan. Faktor-faktor tersebut sangatlah berkaitan
dan akan mendukung dan memperkuat perilaku ibu dalam memperlancar ASI sehingga
ibu dapat memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya. Faktor pengetahuan adalah
faktor yang sangat penting dan memiliki peranan yang besar dalam menumbuhkan
kesadaran ibu untuk dapat memberikan ASI pada bayinya (Bahiyatun, 2009).
Pengetahuan ibu mengenai cara menyusui yang benar, perawatan payudara, asupan
nutrisi yang bergizi akan membantu ibu untuk dapat memperlancar produksi ASI
(Dall’Oglio et al., 2007; Declercq et al.,2009). Faktor budaya juga sangatlah
berpengaruh, karena mayoritas masyarakat Indonesia masih sangat memegang teguh
tradisi maupun budayanya sehingga akan mempengaruhi dukungan bagi ibu menyusui
berupa anjuran dan pantangan terkait makanan-minuman, perilaku dan ritual bagi ibu
menyusui. Anjuran tersebut seperti makan daun katuk, banyak makan sayur, minum
jamu gejah, larangan seperti minum es, makan pedas, ritual yang dianjurkan untuk ibu
menyusui khususnya di Jawa Timur dan yang dilakukan partisipan adalah banyu
wuwung (Muladevi dkk, 2015). Faktor lainnya adalah sikap, sikap yang positif terhadap
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
61
pemberian ASI eksklusif harus sudah terbentuk sejak saat masa kehamilan atau bahkan
jauh sebelumnya agar pada saat masa menyusui ibu sudah memiliki kesadaran serta
keinginan untuk menyusui anaknya secara eksklusif (Soetjiningsih, 2012). Menurut The
World Alliance for Breastfeeding (WABA), seorang ibu yang berhasil menyusui secara
eksklusif perlu mendapatkan dukungan dari berbagai pihak terutama dari keluarga
(suami, ibu, ibu mertua) serta dari tenaga kesehatan. Adanya dukungan tersebut dapat
mengatasi berbagai kesulitan yang dihadapi ibu seperti mengatasi kurangnya informasi,
mengatasi keraguan atau kemampuan ibu dalam menyusui bayinya serta mengambil
setiap keputusan yang berpengaruh terhadap keberlangsungan dalam pemberian ASI
eksklusif. Ibu yang mendapatkan dukungan yang baik dari keluarga akan mampu
mengatasi masalah-masalah yang dialaminya selama menyusui. Faktor ketersediaan
fasilitas kesehatan akan dapat membantu ibu dalam mendapatkan informasi maupun
pendidikan kesehatan mengenai ASI eksklusif serta perilaku-perilaku yang dapat
dilakukan ibu untuk meningkatkan maupun memperlancar produksi ASI. Fasilitas
kesehatan yang mendukung pemberian ASI eksklusif akan sangat mempengaruhi
perilaku ibu dalam memberikan ASI eksklusif bagi bayinya. Faktor-faktor tersebut
merupakan faktor yang paling kuat dan memiliki peranan yang besar dalam
mempengaruhi perilaku ibu untuk dapat memperlancar dan meningkatkan produksi ASI
sehingga ibu dapat memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
62
3.2 Hipotesis Penelitian
H1:
1) Terdapat hubungan tingkat pengetahuan ibu terhadap perilaku ibu dalam
memperlancar produksi ASI
2) Terdapat hubungan sikap terhadap perilaku ibu dalam memperlancar
produksi ASI
3) Terdapat hubungan budaya terhadap perilaku ibu dalam memperlancar
produksi ASI.
4) Terdapat hubungan adanya fasilitas kesehatan terhadap perilaku ibu dalam
memperlancar produksi ASI.
5) Terdapat hubungan dukungan keluarga terhadap perilaku ibu dalam
memperlancar produksi ASI.
6) Terdapat hubungan dukungan petugas kesehatan terhadap perilaku ibu
dalam memperlancar produksi ASI.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
63
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah deksriptif analitik dengan
pendekatan cross sectional yaitu penelitian yang bertujuan untuk
mendeskripsikan dan menguraikan suatu keadaan dalam suatu komunitas dan
selanjutnya menjelaskan keadaan tersebut, melalui pengumpulan atau
pengukuran variabel korelasi yang terjadi pada obyek penelitian secara stimultan
dan dalam waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2010). Penelitian dengan
pendekatan cross sectional adalah suatu penelitian yang menggunakan
rancangan atau desain observasi dengan ciri-ciri semua pengukuran variabel
independen dan dependen yang diteliti dilakukan pada waktu yang sama serta
tidak ada periode follow up. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ibu dalam memperlancar produksi
ASI.
4.2 Populasi, Sampel, dan Sampling
4.2.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
(Hidayat, 2014). Populasi dalam penelitian ini adalah ibu menyusui yang
tinggal di puskesmas Ngagel Rejo dan berjumlah 228 orang yang terdapat
pada kelurahan Ngagel dan kelurahan Ngagel Rejo.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
64
4.2.2 Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi
tersebut (Notoatmodjo, 2010). Sampel dalam penelitian ini adalah ibu
menyusui periode bulan Juni – Juli 2018 dengan masalah produksi ASI yang
sedikit atau kurang di wilayah kerja puskesmas Ngagel Rejo yang berjumlah
143 orang.
4.2.3 Besar Sampel
Karena besar populasi tidak diketahui dengan pasti jumlahnya, besar sampel
dapat ditentukan dengan rumus berikut ini:
Keterangan:
n : Perkiraan besar sampel
N : Perkiraan besar populasi
z : Nilai standar normal untuk α= 0,05 (1,96)
p : perkiraan proporsi, jika tidak diketahui dianggap 50%
q : 1-p (100%- p)
d : tingkat kesalahan yang dipilih (0,05)
4.2.4 Sampling
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan cluster
sampling. Cluster sampling berarti pengelompokan sampel berdasarkan
wilayah atau lokasi populasi. Terdapat dua Kelurahan pada wilayah kerja
Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya yaitu Kelurahan Ngagel Rejo dan
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
65
Kelurahan Ngagel. Dari 228 ibu menyusui yang tersebar dalam dua kelurahan
masing-masing memiliki populasi ibu menyusui sebanyak 169 orang pada
kelurahan Ngagel Rejo dan 59 orang pada kelurahan Ngagel. Dari 228 ibu
menyusui akan dipilih secara acak 143 ibu menyusui dengan masing-masing
kelurahan berjumlah 106 orang pada kelurahan Ngagel Rejo dan 37 orang
pada kelurahan Ngagel. Perhitungan jumlah sampel tiap kelurahan adalah
sebagai berikut:
Kelurahan Ngagel Rejo :
Kelurahan Ngagel :
4.3 Variabel Penelitian
Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda
terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain) (Nursalam, 2013).
4.3.1 Variabel Independen (Bebas)
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau nilainya
menentukan variabel lain. Variabel bebas biasanya dimanipulasi, diamati dan
diukur untuk diketahui hubungannya atau pengaruhnya terhadap variabel lain
(Nursalam, 2013). Variabel independen dalam penelitian ini adalah faktor
pengetahuan, faktor sikap, faktor budaya, faktor tersedianya fasilitas kesehatan,
faktor dukungan keluarga dan faktor dukungan petugas kesehatan.
4.3.2 Variabel Dependen (Terikat)
Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang nilainya
dipengaruhi atau ditentukan oleh variabel lain (Nursalam, 2013). Variabel
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
66
dependen dalam penelitian ini adalah perilaku ibu dalam memperlancar
produksi ASI.
4.4 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional adalah definisi yang berdasarkan karakteristik yang
diamati (diukur) dari sesuatu yang didefinisikan tersebut. Karakteristik yang
dapat diamati (diukur) itu memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi
atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
67
Variabel Definisi Operasional Parameter Alat
Ukur
Skala Skor
Variabel Independen
Pengetahuan Pengetahuan ibu mengenai
hal-hal yang dapat
mempengaruhi produksi ASI
1 Hal yang dapat
mempengaruhi produksi
ASI
2 Manfaat menyusui
3 Frekuensi menyusui
4 Hal-hal yang dapat
meningkatkan produksi
ASI
5 Tanda-tanda kecukupan
produksi ASI
6 Posisi menyusui yang
benar
7 Cara menyusui yang
benar
Kuisioner Ordinal Pertanyaan
didalam kuisioner
ini dalam bentuk
pernyataan
dengan pilihan
jawaban benar
dan salah yang
berjumlah 21
item. Jika
jawaban benar
diberi nilai 1 dan
jika jawaban
salah diberi nilai
0.
Skor maksimal:
21
Skor minimal: 0
Kriteria hasil:
Pengetahuan
Kurang = 0-7
Pengetahuan
Cukup = 8-14
Pengetahuan
Baik = 15-21
Sikap Respon ibu terhadap hal-hal
yang dapat mempengaruhi
produksi ASI
Respon ibu menyusui:
1 Menerima:
a Produksi ASI mampu
memenuhi kebutuhan
Kuisioner Ordinal Skor untuk
pertanyaan positif
SS : 4
S : 3
Tabel 4.1 Definisi Operasional
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
68
bayi
2 Menanggapi:
a Produksi ASI yang
sedikit
3 Menghargai:
a Hal-hal yang dapat
mempengaruhi
produksi ASI
4 Bertanggung jawab:
a Konsumsi Makanan
dan cairan
b Frekuensi menyusui
c perawatan payudara
d Istirahat yang cukup
TS : 2
STS : 1
Skor untuk
pertanyaan
negative
SS : 1
S : 2
TS : 3
STS : 4
Skor maksimal:
40
Skor minimal: 10
Kategori:
Sikap Negatif: ≤
20
Sikap Positif: ≥
21
Budaya Suatu kebiasaan dan nilai-
nilai yang dilakukan turun-
temurun dalam keluarga
tentang upaya memperlancar
produksi ASI
1 Wujud budaya dalam
bentuk gagasan
a Pandangan budaya
tentang menyusui
b Pandangan budaya
tentang kolostrum
c Pandangan budaya
mengenai makanan
pantangan bagi ibu
menyusui
2 Wujud budaya dalam
bentuk tindakan
Kuisioner Ordinal Kuisioner ini
terdiri dari 8 item
pernyataan.
Skor untuk
pernyataan
positif:
SS : 4
S : 3
TS : 2
STS : 1
Skor untuk
pernyataan
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
69
a Konsumsi daun
katuk
b Konsumsi jamu
gepyok
negative:
SS : 1
S : 2
TS : 3
STS : 4
Skor maksimal:
32
Skor minimal: 8
Kategori:
Budaya Negatif:
≤ 16
Budaya Positif
≥ 17
Adanya
fasilitas
kesehatan
Segala jenis fasilitas yang
tersedia yang dapat
mendukung ibu menyusui
dalam meningkatkan produksi
ASInya.
Ketersediaan:
1 Fasilitas Informasi
2 Fasilitas kesehatan
3 Penyuluhan dan
pendidikan kesehatan
Kuisioner Ordinal Pernyataan terdiri
dari 8 item
dengan pilihan
jawaban “ya” dan
“tidak”
Ya: 1
Tidak: 0
Kriteria:
Baik: 76-100%
Cukup: 55-75%
Kurang: <55%
Dukungan
Keluarga
Hal yang dirasakan responden
mengenai dukungan
keluarganya kepada
responden dalam mendukung
ibu untuk dapat meningkatkan
1 Dukungan
informasional
2 Dukungan emosional
3 Dukungan
instrumental
Kuisioner Ordinal Pernyataan terdiri
dari 9 item
dengan skor:
Tidak pernah: 1
Kadang-kadang:
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
70
produksi ASInya. 4 Dukungan penilaian 2
Sering: 3
Selalu: 4
Kriteria:
9-18: dukungan
keluarga kurang
19-27: dukungan
keluarga cukup
28-36: dukungan
keluarga baik
(Arikunto, 2006)
Dukungan
petugas
kesehatan
Pendapat ibu menyusui
mengenai dukungan petugas
kesehatan dalam mendukung
ibu untuk dapat meningkatkan
produksi ASI
1 Pendidikan kesehatan
2 Konseling kesehatan
3 Model peran (role
model)
Kuisioner Ordinal Pernyataan dalam
kuisioner ini
terdiri dari 7 item
dengan skor:
pernah: 1
Kadang-kadang:
2
Sering: 3
Selalu: 4
Kategori:
7-14: dukungan
kurang
15-21: dukungan
cukup
22-28: dukungan
baik
(Arikunto, 2009)
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
71
Variabel Dependen
Perilaku ibu
menyusui
dalam
memperlancar
produksi ASI
Tindakan yang dilakukan ibu
untuk meningkatkan produksi
ASI
1 Memperhatikan
asupan nutrisi ibu
menyusui
2 Frekuensi menyusui
3 Perawatan payudara
4 Pola istirahat yang
cukup
5 Kondisi psikologis ibu
yang tenang
6 Suplemen pelancar
ASI
Kuisioner Ordinal Kuisioner ini
terdiri dari 12
item pernyataan
dengan skor:
Tidak pernah: 1
Kadang-kadang:
2
Sering: 3
Selalu: 4
Kategori:
12-24: perilaku
kurang
25-36: perilaku
cukup
37-48 : perilaku
baik
(Arikunto, 2009)
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
72
4.5 Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa
kuesioner yaitu peneliti mengumpulkan data secara formal kepada subjek untuk
menjawab pertanyaan secara tertulis (Nursalam 2013).
1. Kuisioner pengetahuan, untuk menilai pengetahuan ibu mengenai ASI
eksklusif dan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas
ASI. Kuisioner ini terdiri dari 21 pertanyaan tertutup dengan pilihan berganda
yang dimodifikasi dari kuisioner penelitian dari Mindo (2009) mengenai
pengetahuan ibu primigravida mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
kualitas dan kuantitas ASI . Kuisioner ini terdiri dari 21 pertanyaan dan jika
dijawab dengan benar maka diberi nilai 1 dan jika salah diberi nilai 0. Maka
didapatkan nilai tertinggi 21 dan nilai terendah 0.
Tabel 4.2 Blue Print Kuisioner Pengetahuan
Aspek Pernyataan Nomor
item
Jumlah
item
Pengetahuan Mengetahui tingkat
pengetahuan ibu mengenai
hal yang dapat
mempengaruhi produksi
ASI
1,5,7,11,
13,14,15
7
Mengetahui tingkat
pengetahuan ibu mengenai
manfaat ASI bagi bayi dan
ibu
2,3 2
Mengatahui tingkat
pengetahuan ibu mengenai
frekuensi menyusui dalam
sehari
4 1
Mengetahui tingkat
pengetahuan ibu mengenai
hal-hal yang dapat
meningkatkan produksi ASI
6,8,9,10,
12
5
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
73
Mengetahui tingkat
pengetahuan ibu mengenai
tanda-tanda cukup atau
tidaknya produksi ASI
16,17,18,
19
4
Mengetahui tingkat
pengetahuan ibu mengenai
posisi menyusui yang benar
20 1
Mengetahui tingkat
pengetahuan ibu mengenai
cara menyusui yang benar
21 1
2. Kuisioner sikap, untuk data sikap ibu menyusui peneliti menggunakan
kuisioner baku dari (Yuliarti., 2008) dalam penelitiannya mengenai analisis
faktor dalam pemberian ASI eksklusif yang salah satu variabel independennya
yaitu sikap yang kemudian dimodifikasi oleh peneliti. Kuisioner ini terdiri dari
10 pernyataan yaitu 6 pernyataan positif yang tercantum dalam pertanyaan no.
1,3,5,7,9,10 serta pernyataan negative terdapat pada no. 2,4,6,8. Kuisioner
sikap diukur menggunakan skala likert dengan skor jawaban untuk pernyataan
positif yaitu sangat setuju= 4, setuju= 3, tidak setuju= 2, sangat tidak setuju =
1. Skor jawaban untuk pernyataan negatif yaitu sangat setuju= 1, setuju= 2,
tidak setuju= 3, sangat tidak setuju= 4.
Tabel 4.3 Blue Print Kuisioner Sikap
No. Aspek Pernyataan Nomor item Jumlah item
1. Menerima Produksi ASI mampu
memenuhi kebutuhan
bayi
1 2
2. Menanggapi Produksi ASI yang
sedikit
2 1
3. Menghargai Hal yang dapat
mempengaruhi produksi
ASI
4,6 2
4. Bertanggung
jawab
Mengonsumsi makanan
dan cairan
5,8 2
Mengonsumsi obat yang 3 1
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
74
aman bagi ibu menyusui
Frekuensi menyusui 7 1
Perawatan payudara 9 1
Istirahat yang cukup 10 1
3. Kuisioner budaya, peneliti menggunakan kuisioner baku dari (Rosyana, 2012)
dalam penelitiannya tentang analisis faktor dalam pemberian ASI eksklusif
yang salah satu variabel independennya yaitu budaya dan kemudian
dimodifikasi oleh peneliti. Kuisioner ini terdiri dari 8 pernyataan yaitu
berdasarkan wujud-wujud dari kebudayaan. Pernyataan no. 1, 2, 3, 4,5, dan 6
merupakan bentuk pertanyaan berupa wujud budaya gagasan sedangkan
pertanyaan no. 7 dan 8 merupakan pertanyaan berupa wujud budaya tindakan
atau aktivitas.pilihan jawaban berupa sangat setuju= 4, setuju= 3, tidak setuju=
2, sangat tidak setuju= 1.
Tabel 4.4 Blue Print Kuisioner Budaya
No. Aspek Pernyataan Nomor
item
Jumlah
item
1. Wujud budaya
dalam bentuk
gagasan
Menyusui adalah kodrat
yang alami bagi seorang
ibu
Kolostrum merupakan
ASI yang kotor dan harus
dibuang
Ibu menyusui tidak boleh
makan ikan dan telur
Ibu yang baru melahirkan
tidak boleh makan
makanan yang pedas dan
asam
Pemberian makanan
tambahan sebelum bayi
sebelum usia 6 bulan
1,2,3,4,5,
dan 6
6
2. Wujud budaya
dalam bentuk
tindakan
Mengonsumsi daun katuk
untuk melancarkan ASI
Mengonsumsi jamu
7 dan 8 2
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
75
gepyok untuk
melancarkan ASI
4. Kuisioner adanya fasilitas kesehatan, peneliti menggunakan kuisioner baku
dari (Kharismawati, 2014) dalam penelitiannya yang tentang analisis faktor
dalam pemberian ASI eksklusif yang salah satu variabel independennya yaitu
ketersediaan fasilitas, terdiri dari 8 pernyataan berupa pertanyaan close ended
dengan tipe dichotomy questions yaitu jawaban terbatas ya dan tidak. Jika ya
dinilai 1 dan tidak dinilai 0.
Tabel 4.5 Blue Print Kuisioner Ketersediaan Fasilitas Kesehatan
No. Aspek Pernyataan Nomor
item
Jumlah
item
1. Fasilitas
informasi
Ibu menyusui
mendapatkan akses
informasi dengan mudah
tentang cara
meningkatkan produksi
ASI
1,7,8 3
2. Fasilitas
kesehatan
Keterjangkauan fasilitas
atau sarana kesehatan
yang mendukung ibu
menyusui dalam
meningkatkan produksi
ASInya
2,4 2
3. Penyuluhan
dan pendidikan
kesehatan
Fasilitas kesehatan
memberikan penyuluhan
kesehatan terkait hal-hal
yang dapat meningkatkan
produksi ASI ibu
menyusui
3,5,6 3
5. Kuisioner dukungan keluarga, peneliti menggunakan kuisioner baku dari
(Ertiana, 2011) dalam penelitiannya yang tentang hubungan dukungan
keluarga dengan pemberian ASI eksklusif yang kemudian dimodifikasi oleh
peneliti. Kuisioner ini terdiri dari 9 pertanyaan. Pilihan jawaban terdiri dari
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
76
tidak pernah: 1, kadang-kadang: 2, sering: 3, selalu: 4. Skor maksimal adalah
36 dan skor minimal adalah: 9. Kemudian dikategorikan menjadi 9-18=
dukungan keluarga kurang, 19-27= dukungan keluarga cukup, 28-36=
dukungan keluarga baik.
Tabel 4.6 Blue Print Kuisioner Dukungan Keluarga
No. Aspek Pernyataan Nomor item Jumlah
item
1. Dukungan
informasional
Dukungan yang
diberikan keluarga
dalam memberikan
informasi terkait cara
meningkatkan produksi
ASI
1,2 2
2. Dukungan
emosional
Keluarga memberikan
rasa aman dan nyaman
selama ibu menyusui
serta memberikan ibu
pujian saat ibu berniat
melakukan usaha-usaha
untuk memperlancar
ASI
7,9 2
3. Dukungan
instrumental
Keluarga memberikan
dukungan secara
langsung dengan
membantu ibu selama
menyusui serta
menyediakan fasilitas
atau materi bagi ibu
selama menyusui
5,6,8 3
4. Dukungan
penilaian
Keluarga memberikan
dukungan dan selalu
mendorong ibu untuk
memberikan ASI
eksklusif serta
membimbing ibu untuk
dapat menyusui secara
eksklusif
3,4 2
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
77
6. Kuisioner dukungan petugas kesehatan, peneliti menggunakan kuisioner baku
dari (Ali, 2010) dalam penelitiannya yang tentang analisis faktor dalam
pemberian ASI eksklusif yang salah satu variabel independennya yaitu peran
petugas kesehatan yang kemudian oleh peneliti dimodifikasi. Kuisioner ini
terdiri dari 7 pertanyaan menggunakan opended questions dengan
mengklasifikasikan: tidak pernah: 1, kadang-kadang: 2, sering:3, selalu: 4.
Kemudian dikategorikan menjadi 3 yaitu: 7-14= dukungan petugas kurang, 15-
21= dukungan petugas cukup, 22-28= dukungan petugas baik (Arikunto,
2009).
Tabel 4.7 Blue Print Kuisioner Dukungan Petugas Kesehatan
No. Aspek Pernyataan Nomor item Jumlah
item
1. Pendidikan
kesehatan
Petugas
kesehatan
memberikan
penyuluhan
terkait cara-cara
meningkatkan
produksi ASI
2,3 2
2. Konseling
kesehatan
Petugas
kesehatan selalu
melibatkan ibu
terkait kesehatan
ibu dan bayi
selama menyusui
5,7 2
3. Model peran (role
model)
Petugas
kesehatan
mengajarkan
cara menyusui
yang benar,
posiis menyusui
yang benar dan
melakukan
perawatan
payudara
1,4,6 3
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
78
7. Kuisioner perilaku ibu dalam memperlancar ASI yang disusun peneliti
berdasarkan tinjauan pustaka yang telah disusun peneliti yakni mengenai
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produksi ASI. Kuisioner tersebut
terdiri dari 12 item pernyataan dengan pilihan jawaban tidak pernah= 1,
kadang-kadang= 2, sering= 3, selalu= 4. Kemudian dikategorikan menjadi 12-
24= perilaku kurang, 25-36= perilaku cukup, 37-48= perilaku baik.
Tabel 4.8 Blue Print Kuisioner Perilaku Ibu dalam Memperlancar Produksi ASI
No. Aspek Pernyataan Nomor
item
Jumlah item
1. Tindakan atau
upaya ibu
dalam
memperlancar
produksi ASI
Ibu menyusui perlu
untuk memperhatikan
asupan nutrisi yang ia
konsumsi
1,2,3,4 4
Frekuensi menyusui
lebih sering
5 1
Ibu menyusui harus
melakukan perawatan
payudara
6 dan 7 2
Kondisi psikologis ibu
harus tenang dan
berfikir positif
8
1
Pola istirahat yang
cukup
9 dan 10 2
Mengonsumsi obat
maupun jamu herbal
untuk memperlancar
produksi ASI
11 dan 12 2
4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Ngagel Rejo pada tanggal 7 Juni sampai 5
Juli 2018. Pemilihan Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya sebagai lokasi penelitian
disebabkan karena menurut data Profil Kesehatan Kota Surabaya cakupan ASI
eksklusif di Puskesmas Ngagel Rejo mengalami penurunan secara signifikan
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
79
dalam 3 tahun terakhir hingga pada tahun 2015 hanya mencapai angka 43,53%
dan berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan didapatkan data bahwa dari
78 bayi berusia 0-6 bulan hanya 21 bayi yang mendapatkan ASI secara eksklusif
serta didapatkan data melalui studi pendahuluan bahwa 9 dari 10 ibu menyusui
di Wilayah Kerja Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya mengalami produksi ASI
yang kurang.
4.7 Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan Data
Prosedur pengambilan dan pengumpulan data dilakukan dengan cara:
1 Pengambilan data awal (studi pendahuluan) dimulai setelah mendapatkan
surat pengantar dari Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga yang
ditujukkan kepada Bankesbangpol dan Dinas Kesehatan Kota Surabaya.
2 Pihak Bankesbangpol telah merekomendasikan surat ijin pengambilan data
awal sehingga peneliti dapat mendapatkan data dari Dinas Kesehatan Kota
Surabaya serta Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya
3 Selanjutnya, peneliti melakukan studi pendahuluan di Puskesmas Ngagel Rejo
Surabaya dan pihak puskesmas memberikan data yang dibutuhkan oleh
peneliti serta mengijinkan peneliti untuk melakukan wawancara secara
langsung kepada ibu menyusui di wilayah kerja Puskesmas Ngagel Rejo
Surabaya.
4 Peneliti juga bekerja sama dengan kader posyandu di dua kelurahan yakni
kelurahan Ngagel Rejo dan Kelurahan Ngagel untuk mendapatkan data
jumlah ibu menyusui. Jumlah ibu menyusui pada kelurahan Ngagel Rejo
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
80
sebanyak 169 sedangkan pada kelurahan Ngagel sebanyak 59. Jadi total
populasi pada dua kelurahan adalah sebanyak 228 ibu menyusui
5 Pengelompokkan sampel menggunakan teknik cluster sampling. Dari 228 ibu
menyusui di dua kelurahan terpilih secara acak 143 ibu menyusui yang
tersebar di dua kelurahan dengan jumlah setiap kelurahan adalah sebesar 106
dan 37 ibu menyusui.
6 Selanjutnya, peneliti bekerjasama dengan kader posyandu di dua kelurahan
untuk memperoleh alamat rumah setiap responden. Setelah itu, peneliti door
to door ke rumah setiap responden.
7 Setelah itu, peneliti menjelaskan tujuan dari penelitian dan menjelaskan
terkait instrument penelitian kepada responden serta menjelaskan bahwa akan
merahasiakan informasi yang diberikan responden
8 Langkah selanjutnya, responden yang bersedia akan diberikan inform consent.
Setelah itu peneliti dapat memberikan kuisioner dan mempersilahkan
responden untuk mengisi. Pengisian kuisioner dapat diberikan waktu selama
30 menit. Setelah selesai mengisi, peneliti dapat mengambil kuisioner
tersebut.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
81
Puskesmas Ngagel Rejo
Surabaya
Kelurahan Ngagel Kelurahan Ngagel
Rejo
RW 1 RW 4 RW 2 RW 3
Cluster Sampling Cluster Sampling
RW 2 RW 3 RW 4 RW 5 RW 6 RW 7 RW 8 RW 9 RW 1 RW 10
Terdapat
4
Posyandu
: 10 orang
Terdapat
5
Posyand
u: 13
orang
Terdapat
3
Posyandu
: 7 orang
Terdapat 3
Posyandu:
7 orang
5
Posyandu:
9 orang
5
Posyandu
: 9 orang
4
Posyandu
: 7 orang
5
Posyandu
: 9 orang
5
Posyandu
: 9 orang
5
Posyandu
: 9 orang
4
Posyandu:
7 orang
4
Posyandu
: 7 orang
5
Posyandu
: 9 orang
5
Posyandu:
9 orang
4
Posya
ndu: 7
orang
7
Posya
ndu:
15
orang
Jumlah Responden Penelitian:
143 orang
RW 11 RW 12
Gambar 4.1: Diagram Populasi Cluster
Sampling
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
82
4.8 Analisa Data
Keterangan:
X1: Pengetahuan ibu menyusui
X2 : Sikap ibu menyusui
X3 : Budaya ibu menyusui
X4 : Ketersediaan fasilitas kesehatan
X5 : Dukungan keluarga
X6 : Dukungan petugas kesehatan
Y : Perilaku ibu dalam memperlancar produksi ASI
4.8.1 Analisis Deskriptif
1 Editing
Editing merupakan upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh. Peneliti melakukan pengecekan terhadap kelengkapan data, jika
ada data yang salah, maka data tersebut tidak dipakai.
2 Coding
Coding yaitu klarifikasi jawaban dari responden menurut macamnya
dengan memberi kode pada masing-masing jawaban. Coding dilakukan
pada data untuk memudahkan dalam penyajian data.
X1
X6
X5
X2
X3
X4
Y
Gambar 4.2 : Kerangka analisa pada penelitian analisis faktor yang
mempengaruhi perilaku ibu dalam memperlancar ASI berbasis precede proceed
model
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
83
3 Scoring
Pada tahap ini, peneliti memberikan scoring terhadap jawaban responden
untuk kemudian ditabulasi.
1) Pengetahuan
Data dianalisa dengan menggunakan rumus statistic menurut Sudjana
(2001) untuk menentukan panjang interval suatu kelas dengan rumus
Dimana P merupakan panjang kelas dengan rentang nilai tertinggi
dikurangi nilai terendah dibagi banyak kelas. Nilai tertinggi adalah 21
dan terendah adalah 0 dan banyak kelas adalah 3 sehingga didapat
panjang kelas 7. Maka pengetahuan dikategorikan atas kelas interval
dan standard kriteria objektif sebagai berikut:
Tabel 4.9 Kategori Pengetahuan
Kriteria Interval Persentase
Pengetahuan kurang 0-7 0%-33%
Pengetahuan cukup 8-14 34%-66%
Pengetahuan baik 15-21 67%-100%
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
84
2) Sikap
Diukur dengan menggunakan skala likert, dengan pilihan jawaban
terdiri dari: sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju.
Responden harus memilih salah satu dari pilihan jawaban. Kuisioner
terdiri dari 10 pernyataan yang terdiri dari 2 tipe pernyataan yaitu
pernyataan positif dan negative. Skor maksimal adalah 40 dan skor
minimal adalah 10.
Tabel 4.10 Skala Likert Sikap
Kriteria Sikap:
Sikap Negatif: ≤ 20
Sikap Positif: ≥ 21
3) Budaya
Diukur dengan menggunakan skala likert, dengan pilihan jawaban
terdiri dari: sangat setuju, setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju.
Responden harus memilih salah satu dari pilihan jawaban. Kuisioner
terdiri dari 9 pernyataan yang terdiri dari 2 tipe pernyataan yaitu
pernyataan positif dan negative.
Jawaban Pernyataan positif Pernyataan
negatif
Sangat setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak setuju 2 3
Sangat tidak setuju 1 4
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
85
Tabel 4.11 Skala Likert Kuisioner Budaya
Sangat setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak setuju 2 3
Sangat tidak setuju 1 4
Kriteria Budaya :
Budaya Negatif: ≤ 16
Budaya Positif : ≥ 17
4) Ketersediaan Fasilitas Kesehatan
Kuisioner ketersediaan fasilitas diukur dengan pertanyaan close ended
dengan tipe dichotomy question yaitu jawaban terbatas ya dan tidak.
Jawaban “Ya” dinilai 1 dan jawaban “tidak” dinilai 0. Aspek
ketersediaan fasilitas dinilai dengan rumus:
P =
Keterangan:
P : Presentase
f : jumlah jawaban “ya”
N : jumlah skor maksimal
Setelah presentase diketahui kemudian hasilnya diinterpretasikan
dengan kriteria (Arikunto, 2006).
Baik : 76%-100%
Cukup : 55%-75%
Kurang : <55%
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
86
5) Data Dukungan Keluarga
Untuk pengukuran dukungan keluarga terdiri dari 9 pernyataan yang
dinilai dengan skor. Apabila menjawab tidak pernah=1, kadang-
kadang= 2, sering= 3 dan selalu= 4. Skor maksimal adalah 36 dan skor
minimal adalah 9.
Kriteria :
Dukungan keluarga kurang: 9-18
Dukungan keluarga cukup: 19-27
Dukungan keluarga baik: 28 – 36
6) Data Dukungan Petugas Kesehatan
Untuk dukungan petugas kesehatan terdiri dari 6 item, skor yang
diberikan yaitu : tidak pernah=1, kadang-kadang= 2, sering= 3 dan
selalu= 4. Skor maksimal adalah 24 dan skor minimal adalah 6.
Kategori:
Dukungan petugas kesehatan kurang: 7-14
Dukungan petugas kesehatan cukup: 15-21
Dukungan petugas kesehatan baik: 22-28
7) Data perilaku Ibu dalam Memperlancar ASI
Kuisioner ini terdiri dari 12 pernyataan dengan skor tidak pernah= 1,
kadang-kadang= 2, sering= 3, selalu= 4. Skor maksimal adalah 48
adalah skor minimal adalah 12.
Kriteria:
Perilaku kurang : 12-24
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
87
Perilaku cukup: 25-36
Perilaku baik: 37-48
4.8.2 Analisis Statistika
Perilaku ibu dalam memperlancar produksi ASI selanjutnya diolah secara
statistic dengan menggunakan uji korelasi Spearman rho untuk menganalisis
variabel pengetahuan, sikap, budaya, ketersediaan fasilitas kesehatan,
dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan dengan perilaku ibu dalam
memperlancar produksi ASI. Selain itu, juga dapat diketahui nilai (r) untuk
menilai seberapa kuat hubungan antara kedua variabel. Dari uji tersebut
dengan tingkat kemaknaan α = 0,05, akan didapatkan hasil apabila p ≤ α maka
H1 diterima.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
88
4.9 Kerangka Operasional
Populasi:
Seluruh ibu menyusui yang tinggal di
puskesmas Ngagel Rejo dan
berjumlah 228 orang yang terdapat
pada kelurahan Ngagel dan kelurahan
Ngagel Rejo.
Sampel:
Ibu menyusui yang mengalami
produksi ASI yang kurang di
Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya yang
berjumlah 143 orang
Cluster Sampling
Dari 228 ibu menyusui di dua kelurahan akan
dipilih secara acak 143 ibu menyusui yang
tersebar dalam dua Kelurahan. Jumlah
responden pada Kelurahan Ngagel Rejo
berjumlah 106 orang dan di Kelurahan Ngagel
berjumlah 37 orang.
Variabel independen :
Faktor pengetahuan, faktor sikap,
faktor budaya, faktor tersedianya
fasilitas kesehatan, faktor dukungan
keluarga dan faktor dukungan
petugas kesehatan.
Variabel Dependen:
Perilaku ibu dalam
memperlancar produksi ASI
Analisa Data:
Analisa data dengan menggunakan
uji statistic Spearman’s Rho taraf
signifikasi 5%
Gambar 4.3 Kerangka Operasional
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
89
4.10 Masalah Etik
Proposal penelitian ini telah lulus uji kelayakan etik oleh Komite Etik
Penelitian Kesehatan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga dengan
nomor sertifikat etik No : 943-KEPK. Setelah mendapatkan izin, peneliti akan
melakukan penelitian yang dimulai dengan melakukan beberapa prosedur yang
berhubungan dengan masalah etika penelitian meliputi :
4.10.1 Lembar Persetujuan (Informed Consent)
Lembar persetujuan diberikan kepada responden yang memenuhi kriteria
inklusi dengan tujuan responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian
yakni data yang diberikan hanya akan digunakan untuk pengembangan ilmu.
Jika ibu menyusui bersedia untuk diteliti, maka harus menandatangani lembar
persetujuan. Namun ibu menyusui menolak untuk diteliti maka peneliti tidak
akan memaksa dan tetap menghormati hak responden.
4.10.2 Tanpa Nama (Anonymity)
Kerahasiaan identitas subjek penelitian sangat dijaga demi melindungi hak-
hak subjek penelitian dan keamanannya. Untuk menjaga kerahasiaan subjek,
peneliti tidak akan mencantumkan nama subjek pada lembar pengumpulan
data (kuisioner) yang diisi oleh subjek. Lembar hanya diberi kolom untuk
nomor responden. Ini sebagai kode pengganti dari nama responden.
4.10.3 Kerahasiaan (Confidentiality)
Semua data yang telah terkumpul melalui kuisioner hanya dapat dilihat oleh
peneliti dan pihak terkait.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
90
4.11 Keterbatasan Penelitian
1. Pengambilan data dilakukan secara door to door ke rumah masing-masing
responden. Hal ini membutuhkan waktu yang cukup lama bahkan terkadang
ada beberapa responden yang sedang tidak ada di rumah sehingga perlu
untuk menemui lagi
2. Pengambilan data yang dilakukan di rumah masing-masing responden
terkadang terkendala dengan bayi ataupun balita yang rewel dan menangis
sehingga terkadang ibu merasa kerepotan dan tidak focus dengan pertanyaan
dari kuesioner
3. Sebagian besar responden meminta dibacakan dan dijelaskan terkait
pertanyaan dari kuesioner penelitian sehingga membutuhkan waktu yang
cukup lama.
4. Penelitian ini meneliti dua responden yang berbeda yaitu ibu menyusui
secara eksklusif dan ibu menyusui secara parsial.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
91
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini mendeskripsikan penelitian dan pembahasan dari pengumpulan data
mengenai analisis faktor yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam memperlancar
produksi ASI dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan secara langsung
kepada responden yakni ibu menyusui yang tinggal di Wilayah Kerja Puskesmas
Ngagel Rejo Surabaya pada tanggal 7 Juni – 5 Juli 2018. Wilayah Kerja Puskesmas
Ngagel Rejo terdiri atas dua Kelurahan yaitu Kelurahan Ngagel dan Ngagel Rejo.
Penelitian ini dilakukan secara acak pada dua kelurahan tersebut yang masing-masing
setiap kelurahan didapatkan ibu menyusui yang mengalami produksi ASI kurang
berjumlah 106 orang pada Kelurahan Ngagel Rejo dan 37 orang pada Kelurahan
Ngagel. Penyajian hasil penelitian ini meliputi gambaran umum lokasi penelitian,
data demografi responden dan variabel yang diukur.
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di puskesmas Ngagel Rejo Surabaya yang terletak
di jalan Ngagel Dadi III No. 17, Surabaya. Puskesmas Ngagel Rejo telah
didirikan sejak tahun 1981 sebagai puskesmas pembantu dari Puskesmas Jagir
dan pada tahun 1984 Puskesmas Ngagel Rejo berubah menjadi Puskesmas
Induk dan berstatus sebagai Puskesmas Rawat Jalan. Puskesmas ngagel rejo
memiliki luas wilayah sebesar 2.203 Km dan memiliki wilayah kerja yaitu
dua kelurahan yaitu Kelurahan Ngagel dan Kelurahan Ngagel Rejo.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
92
Kelurahan Ngagel memiliki luas sebesar 84 Ha yang terdiri dari 4 RW dan
Kelurahan Ngagel Rejo memiliki luas wilayah sebesar 136 Ha yang terdiri 12
RW. Secara lokasi Puskesmas Ngagel Rejo berada di antara pemukiman
tempat tinggal warga Kelurahan Ngagel Rejo sehingga mudah dan cepat
untuk diakses. Puskesmas Ngagel Rejo memiliki beberapa sarana dan
prasarana yaitu antara lain Pusling di 6 lokasi (Kelurahan Ngagel RW 3 dan 5
serta Kelurahan Ngagel Rejo RW 3,7,8, dan 11), Posyandu Balita sebanyak
74 buah yang terdiri 16 Posyandu balita di kelurahan Ngagel dan 58 Posyandu
Balita di Kelurahan Ngagel Rejo. Puskesmas Ngagel Rejo juga mmeiliki
Posyandu Lansia yang berada di 11 RW di dua kelurahan Ngagel dan Ngagel
Rejo dan kader yang aktif sebanyak 370 orang. Puskesmas Ngagel Rejo juga
memiliki 1 mobil ambulan, 5 kendaraan roda dua. Program-program
Puskesmas yang mendukung ASI eksklusif diantaranya adalah adanya kelas
ibu hamil yang diadakan untuk meningkatkan motivasi dan kesadaran ibu
mengenai pentingnya memberikan ASI eksklusif, pada setiap kegiatan
Posyandu yang diadakan dua kali dalam satu bulan terdapat penyuluhan
kesehatan yang dilakukan pada minggu pertama. Puskesmas juga pernah
memberikan penyuluhan mengenai cara menyusui yang benar, posisi
menyusui yang benar, serta mengajarkan cara memijat payudara. Program
Kunjungan Ibu Nifas juga diadakan oleh Posyandu-Posyandu yang berada di
Kelurahan Ngagel.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
93
5.1.2 Karakteristik Demografi Responden
Tabel 5.1 Karakteristik Demografi Responden Karakteristik F %
Usia Responden
< 20 tahun 3 2,1
20 – 35 tahun 110 76,9
> 35 tahun 30 21,0
Total 143 100
Pendidikan Terakhir
SD 12 8,4
SMP 11 7,7
SMA 89 62,2
Diploma/Perguruan Tinggi 31 21,7
Total 143 100
Pekerjaan Responden
Ibu rumah tangga 117 81,8
Swasta 18 12,6
Wiraswasta 4 2,8
PNS 4 2,8
Total 143 100
Jumlah Anak
1 anak 39 27,3
2 anak 61 42,7
> 2 anak 43 30,1
Total 143 100
Jenis Kelamin Bayi
Laki-laki 68 47,6
Perempuan 75 52,4
Total 143 100
Usia Bayi
<6 bulan 82 57,3
> 6 bulan 61 42,7
Total 143 100
Jenis Persalinan
Normal 96 67,1
SC (Sectio Caesaria) 47 32,9
Total 143 100
Jenis ASI yang diberikan
ASI Full 55 38,5
ASI+MPASI 88 61,5
Total 143 100
Pekerjaan Suami
Swasta 99 69,2
Wiraswasta 38 26,6
PNS 6 4,2
Total 143 100
Penghasilan Keluarga
<3.500.000 58 40,6
3.500.000 38 26,6
>3.500.000 47 32,9
Total 143 100
Kelurahan
Kelurahan Ngagel Rejo 106 74,1
Kelurahan Ngagel 37 25,9
Total 143 100
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
94
Sebagian besar responden berusia 20-35 tahun yaitu sebanyak 110
orang (76,9%). Pendidikan terakhir responden terbanyak adalah tamat SMA
yakni sebesar 89 orang (62,2%). Mayoritas responden adalah ibu rumah
tangga yaitu sebanyak 117 orang (81,8%). Sebagian besar responden
mempunyai 2 orang anak yaitu sebanyak 61 orang (42,7%). Bayi yang
diberikan ASI banyak yang berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 75
orang (52,4%). Sebagian besar responden melakukan persalinan secara
normal yakni sebanyak 96 responden (67,1%). Sebanyak 88 bayi (61,5%)
diberikan ASI+MPASI. Melalui tabel tersebut juga dapat diketahui dari 82
bayi berusia < 6 bulan hanya 55 bayi yang mendapatkan ASI secara
eksklusif. Sebagian besar responden memiliki suami yang bekerja sebagai
pekerja swasta yaitu sebanyak 99 orang (69,2%). Mayoritas penghasilan
keluarga per bulan responden adalah < Rp 3.500.000,00 yang berarti
mayoritas penghasilan keluarga per bulan responden masih banyak yang
kurang dari UMR Kota Surabaya. Mayoritas responden bertempat tinggal di
kelurahan Ngagel Rejo sebanyak 106 responden dan bertempat tinggal di
kelurahan Ngagel sebanyak 37 orang.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
95
5.2 Distribusi Silang Variabel yang diukur
5.2.1 Hubungan Faktor Pengetahuan dengan Perilaku Ibu dalam
Memperlancar Produksi ASI
Tabel 5.2 Distribusi silang hubungan pengetahuan dengan perilaku ibu dalam
memperlancar produksi ASI
Pengetahuan Perilaku Ibu dalam Memperlancar Produksi
ASI
Total
Kurang Cukup Baik
f % f % F % f %
Cukup 0 0 13 9,1 0 0 13 9,1
Baik 1 0,7 94 65,7 35 24,4 130 90,9
Total 1 0,7 107 74,8 35 24,5 143 100
Spearman Rho’ Signifikasi (p) = 0,039
Koefisien Korelasi (r) = 0,173
Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa responden yang memiliki
pengetahuan cukup dan memiliki perilaku yang cukup dalam melancarkan
ASI adalah sebesar 13 responden (9,1%) dan responden yang memiliki
pengetahuan yang baik mengenai cara melancarkan ASI akan tetapi
memiliki perilaku yang kurang hanya 1 responden (0,7%). Sebagian besar
responden yang memiliki pengetahuan baik mengenai cara memperlancar
ASI memiliki perilaku yang cukup dalam upaya memperlancar ASI yakni
sebesar 94 responden (65,7%). Hasil uji statistic Spearman Rho’ diperoleh
nilai signifikasi sebesar (p) = 0,039 yang berarti nilai tersebut < 0,05
sehingga terdapat hubungan antara pengetahuan dengan perilaku ibu dalam
memperlancar ASI. Hasil uji tersebut juga menunjukkan bahwa H0 ditolak
dan H1 diterima. Nilai korelasi antara variabel pengetahuan dengan perilaku
ibu dalam memperlancar produksi ASI didapatkan nilai (r) = 0,173 yang
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
96
menunjukkan bahwa variabel pengetahuan dengan perilaku ibu dalam
memperlancar ASI memiliki keeratan hubungan yang sangat rendah.
5.2.2 Hubungan Faktor Sikap dengan Perilaku Ibu dalam Memperlancar
Produksi ASI
Tabel 5.3 Distribusi Silang Hubungan Faktor Sikap dengan Perilaku Ibu
dalam Memperlancar Produksi ASI
Sikap Perilaku Ibu dalam Memperlancar Produksi ASI Total
Kurang Cukup Baik
f % f % f % f %
Negatif 0 0 18 12,6 0 0 18 12,6
Positif 1 0,7 89 62,2 35 24,5 125 87,4
Total 1 0,7 107 74,8 35 24,5 143 100
Spearman Rho’ Signifikasi (p) = 0,013
Koefisien Korelasi (r) = 0,208
Berdasarkan tabel 5.3 didapatkan data bahwa sebagian besar
responden yaitu sebanyak 89 orang (62,2%) yang memiliki sikap positif
akan memiliki perilaku yang cukup dalam memperlancar ASI. Berdasarkan
tabel diatas juga menunjukkan bahwa sikap responden yang positif dan
memiliki perilaku yang baik adalah sebanyak 35 responden (24,5%). Hasil
uji Spearman Rho’ didapatkan hasil nilai signifikasi sebesar (p) = 0,013
yang berarti hasil ini < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak
dan H1 diterima. Melalui hasil tersebut maka dapat diketahui bahwa
terdapat hubungan antara variabel sikap dengan perilaku ibu dalam
memperlancar produksi ASI. Nilai koofisien korelasi antar variabel sikap
dengan perilaku ibu dalam memperlancar ASI adalah sebesar 0,208 yang
berarti terdapat keeretan hubungan yang rendah antara variabel sikap
dengan perilaku ibu dalam memperlancar produksi ASI.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
97
5.2.3 Hubungan Faktor Budaya dengan Perilaku Ibu dalam Memperlancar
Produksi ASI
Tabel 5.4 Distribusi Silang Hubungan Faktor Budaya dengan Perilaku Ibu
dalam Memperlancar Produksi ASI
Budaya Perilaku Ibu dalam Memperlancar Produksi ASI Total
Kurang Cukup Baik
f % f % f % f %
Negatif 0 0 21 14,7 1 0,7 22 15,4
Positif 1 0,7 86 60,1 34 23,8 121 84,6
Total 1 0,7 107 74,8 35 24,5 143 100
Spearman Rho’ Signifikasi (p) = 0,024
Koefisien Korelasi (r) = 0,189
Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa mayoritas responden yang
memiliki budaya positif dalam memperlancar produksi ASI juga memiliki
perilaku yang cukup dalam memperlancar ASI yaitu sebesar 86 orang
(60,1%). Responden yang memiliki budaya postif dan berperilaku baik
dalam memperlancar ASI sebesar 34 responden (23,8%). Hasil uji
Spearman Rho’ menunjukkan hasil nilai signifikasi (p) = 0,024 Nilai
signifikasi <0,05 menunjukkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima sehingga
terdapat hubungan antara faktor budaya dengan perilaku ibu dalam
memperlancar produksi ASI. Nilai koofisien korelasi antara variabel budaya
dengan perilaku ibu dalam memperlancar produksi ASI didapatkan sebesar
(r) = 0,189 yang berarti terdapat keeretan hubungan yang rendah antara
variabel budaya dengan perilaku ibu dalam memperlancar produksi ASI.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
98
5.2.4 Hubungan Faktor Ketersediaan Fasilitas Kesehatan dengan Perilaku
Ibu dalam Memperlancar Produksi ASI
Tabel 5.5 Distribusi Silang Faktor Ketersediaan Fasilitas Kesehatan dengan
Perilaku Ibu dalam Memperlancar Produksi ASI
Ketersediaan
Fasilitas
Kesehatan
Perilaku Ibu dalam Memperlancar Produksi
ASI
Total
Kurang Cukup Baik
F % f % f % f %
Kurang 0 0 1 0,7 0 0 1 0,7
Cukup 0 0 25 17,5 2 1,4 27 18,9
Baik 1 0,7 81 56,6 33 23,1 115 80,4
Total 1 0,7 107 74,8 35 24,5 143 100
Spearman Rho’ Signifikasi (p) = 0,023
Koefisien Korelasi (r) = 0,190
Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa mayoritas responden yaitu
sebesar 81 orang (56,6%) yang memanfaatkan ketersediaan fasilitas
kesehatan secara baik untuk dapat melancarkan produksi ASI juga memiliki
perilaku yang cukup dalam upaya memperlancar produksi ASI. Menurut
hasil uji Spearman Rho’ didapatkan nilai signifikasi antara faktor
ketersediaan fasilitas kesehatan dengan perilaku ibu dalam memperlancar
produksi ASI sebesar 0,023. Nilai signifikasi tersebut < 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini berarti bahwa
terdapat hubungan antara variabel ketersediaan fasilitas kesehatan dengan
perilaku ibu dalam memperlancar produksi ASI. Nilai koefisien korelasi
menunjukkan nilai sebesar 0,190 yang berarti terdapat keeratan hubungan
yang cukup rendah antara variabel ketersediaan fasilitas kesehatan dengan
perilaku ibu dalam memperlancar produksi ASI.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
99
5.2.5 Hubungan Faktor Dukungan Keluarga dengan Perilaku Ibu dalam
Memperlancar Produksi ASI
Tabel 5.6 Distribusi Silang Hubungan Faktor Dukungan Keluarga dengan
Perilaku Ibu dalam Memperlancar Produksi ASI
Dukungan
Keluarga
Perilaku Ibu dalam Memperlancar Produksi ASI Total
Kurang Cukup Baik
f % f % f % f %
Kurang 0 0 2 1,4 1 0,7 3 2,1
Cukup 0 0 85 59,4 14 9,8 99 69,2
Baik 1 0,7 20 14,0 20 14,0 41 28,7
Total 1 0,7 107 74,8 35 24,5 143 100
Spearman Rho’ Signifikasi (p) = 0,000
Koefisien Korelasi (r) = 0,311
Berdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui bahwa mayoritas responden
yakni sebesar 85 responden (59,4%) yang didukung oleh keluarga secara
cukup juga memiliki perilaku yang cukup baik dalam melancarkan produksi
ASI. Hasil uji Spearman Rho’ juga menunjukkan nilai signifikasi antara
variabel dukungan keluarga dengan perilaku ibu dalam memperlancar
produksi ASI yakni sebesar 0,000, hasil tersebut < 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima sehingga dapat diketahui
bahwa terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku ibu
dalam melancarkan ASI. Nilai koofisien korelasi sebesar 0,311
menunjukkan bahwa terdapat keeratan hubungan yang rendah antara
variabel dukungan keluarga dengan perilaku ibu dalam memperlancar
produksi ASI.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
100
5.2.6 Hubungan Faktor Dukungan Petugas Kesehatan dengan Perilaku Ibu
dalam Memperlancar Produksi ASI
Tabel 5.7 Distribusi Silang Hubungan Faktor Dukungan Petugas Kesehatan
dengan Perilaku Ibu dalam Memperlancar Produksi ASI
Dukungan
Petugas
Kesehatan
Perilaku Ibu dalam Memperlancar Produksi ASI Total
Kurang Cukup Baik
f % f % f % f %
Kurang 1 0,7 11 7,7 6 4,2 18 12,6
Cukup 0 0 89 62,2 21 14,7 110 76,9
Baik 0 0 7 4,9 8 5,6 15 10,5
Total 1 0,7 107 74,8 35 24,5 143 100
Spearman Rho’ Signifikasi (p) = 0,177
Koefisien Korelasi (r) =0,114
Berdasarkan tabel 5.7 didapatkan data bahwa mayoritas responden
yakni sebesar 89 orang (62,2%) yang mendapatkan dukungan petugas yang
cukup baik juga akan memiliki perilaku yang cukup baik dalam
melancarkan produksi ASI. Menurut hasil uji Spearman Rho’ didapatkan
nilai signifikasi sebesar 0,177. Nilai signifikasi tersebut > 0,05 sehingga
dapat disimpulkan bahwa H0 diterima dan H1 ditolak sehingga tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara faktor dukungan petugas
kesehatan dengan perilaku ibu dalam memperlancar produksi ASI.
5.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di wilayah kerja puskesmas
Ngagel Rejo Surabaya pada tanggal 7 Juni – 5 Juli 2018 didapatkan bahwa
terdapat hubungan antara faktor pengetahuan, sikap, budaya, ketersediaan
fasilitas kesehatan dan dukungan keluarga dengan perilaku ibu dalam
memperlancar produksi ASI pada ibu menyusui yang bertempat tinggal di
Wilayah Kerja Puskesmas Ngagel Rejo.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
101
5.3.1 Hubungan faktor pengetahuan dengan perilaku ibu dalam
memperlancar produksi ASI
Berdasarkan hasil uji statistic Spearman Rho’ dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan perilaku ibu
dalam memperlancar produksi ASI di wilayah kerja Puskesmas Ngagel
Rejo Surabaya. Hasil tersebut sesuai dengan teori menurut WHO yaitu
Pengetahuan dapat membentuk keyakinan tertentu sehingga seseorang
berperilaku sesuai keyakinan tersebut. Hasil penelitian tersebut sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh (Juliastuti, 2011) yang mengatakan
bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan terhadap pemberian
ASI eksklusif sehingga semakin baik tingkat pengetahuan ibu mengenai
pentingnya ASI eksklusif akan sangat mempengaruhi perilaku ibu dalam
memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Hasil penelitian serupa juga
dilakukan oleh (Sari dkk., 2015) di wilayah kerja Puskesmas Pringapus
Kabupaten Semarang, yang menyatakan bahwa ada hubungan positif antara
tingkat pengetahuan dengan pemberian ASI eksklusif. Penelitian yang
dilakukan (S. Asyanti; L, Nuryanti, 2011) di wilayah kabupaten Klaten
Jawa Tengah melalui studi eksploratif menyatakan bahwa pengetahuan ibu
berhubungan positif dengan perilaku ibu dalam memberikan ASI eksklusif.
Penelitian serupa juga dilakukan oleh (Ratnawati, 2013) di Provinsi Jawa
Timur yang mengemukakan bahwa terdapat hubungan positif antara
pengetahuan dan pemberian ASI eksklusif.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
102
Hasil uji statistic Spearman rho’ didapatkan nilai koofisien korelasi
0,173 yang berarti hubungan antara variabel pengetahuan dengan perilaku
ibu dalam memperlancar ASI cukup rendah. Hasil penelitian ini juga sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh (Nurhidayanti, 2018) menyatakan
bahwa nilai korelasi hubungan antara pengetahuan dengan pemberian ASI
eksklusif cukup rendah yaitu dengan nilai r= 0,315.
Hasil penelitian ini menyebutkan bahwa sebagian besar ibu menyusui
di Puskesmas Ngagel Rejo (90,9%) memiliki tingkat pengetahuan yang
baik. Pengetahuan baik yang dimiliki oleh ibu menyusui di Puskesmas
Ngagel Rejo adalah pengetahuan yang benar mengenai pentingnya
pemberian ASI baik bagi ibu maupun bayinya, hal-hal yang dapat
mempengaruhi produksi ASI serta cara meningkatkan produksi ASInya.
Mayoritas ibu menyusui (65,7%) yang memiliki tingkat pengetahuan baik
dan berperilaku dengan kategori cukup dalam memperlancar produksi ASI.
Sebagian kecil ibu menyusui di Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya yang
memiliki tingkat pengetahuan yang baik dan berperilaku dengan kategori
baik adalah sebesar 35 orang (24,4%). Mayoritas ibu menyusui di
Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya berpendidikan tinggi yakni tamat SMA
(62,2%) dan lulus Perguruan Tinggi (21,7%). Menurut Notoatmodjo,
tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap pengetahuan khususnya
dalam pembentukan perilaku. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang
maka akan semakin tinggi pula tingkat kesadaran seseorang dan semakin
matang dalam setiap pengambilan keputusan (Notoatmodjo, 2013). Ibu
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
103
yang memiliki pendidikan yang tinggi diprediksi akan memperlihatkan
usaha yang lebih gigih untuk mencapai keberhasilan menyusui
dibandingkan dengan seseorang yang memiliki pendidikan yang rendah.
Ibu yang memiliki pendidikan tinggi akan lebih mudah mencari informasi
tentang menyusui sehingga akan meningkatkan kepercayaan dirinya dalam
menyusui bayinya. Ibu yang memiliki pendidikan tinggi cenderung akan
lebih kuat untuk mengahadapai masalah maupun kesulitan dalam hal ini
produksi ASI yang sedikit sehingga ibu tersebut akan berusaha dengan
gigih untuk dapat memperlancar produksi ASInya agar dapat tetap
menyusui bayinya (Dennis, 2006). Walaupun mayoritas ibu menyusui di
Puskesmas Ngagel Rejo memiliki pengetahuan yang baik akan tetapi masih
ditemukan bayi yang berusia kurang dari 6 bulan diberikan susu formula
karena merasa bahwa bayinya membutuhkan asupan ASI yang lebih
banyak serta alasan lainnya adalah karena faktor ibu yang bekerja sehingga
menurut sebagian besar ibu yang bekerja lebih praktis memberikan susu
formula kepada bayinya. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
menyatakan bahwa 24% wanita dilaporkan bahwa mereka tidak yakin bisa
memproduksi ASI yang cukup untuk bayinya (Shahbar, 2014). Oleh karena
itu, seharusnya para ibu menyusui tidak hanya diberikan informasi
mengenai pentingnya ASI eksklusif saja namun juga diberikan informasi
secara mendetail dan jelas mengenai produksi ASI agar tidak khawatir lagi
bahwa bayinya akan kekurangan asupan. Hal tersebut sangat
mempengaruhi perilaku ibu dalam memberikan ASI kepada bayinya.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
104
Pengetahuan merupakan hasil dari mengetahui yang terjadi setelah
seseorang tersebut melakukan penginderaan terhadap suatu objek
(Notoatmodjo, 2007). Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting
untuk membentuk perilaku seseorang. Perilaku yang didasari oleh
pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif akan bertahan lebih lama
dan menetap. Beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang
antara lain adalah pendidikan baik formal maupun non formal, media
massa, tradisi dan budaya, lingkungan serta pengalaman sebelumnya
(Notoatmodjo, 2013). Latar belakang pendidikan dari responden sangat
mempengaruhi pengetahuan yang dimiliki responden. Pengetahuan ibu
mengenai cara menyusui yang benar, perawatan payudara, asupan nutrisi
yang bergizi akan membantu ibu untuk dapat memperlancar produksi ASI
(Dall’Oglio et al., 2007; Declercq et al.,2009). Semakin baik pengetahuan
ibu mengenai cara meningkatkan produksi ASI maka akan semakin baik
pula perilaku ibu dalam meningkatkan produksi ASI.
5.3.2 Hubungan faktor sikap dengan perilaku ibu dalam memperlancar
produksi ASI
Berdasarkan hasil uji statistic Spearman Rho’ yang menunjukkan
bahwa terdapat hubungan antara faktor sikap dengan perilaku ibu dalam
memperlancar produksi ASI di wilayah kerja Puskesmas Ngagel Rejo
Surabaya. Sebagian besar ibu menyusui di Puskesmas Ngagel Rejo
Surabaya memiliki sikap yang positif dan berperilaku dengan kategori
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
105
cukup yaitu sebesar 89 responden (62,2%). Hasil penelitian ini sesuai
dengan penelitian dari (Sofiyatun, 2007) yang menyatakan bahwa ada
hubungan antara sikap ibu dengan pemberian ASI eksklusif, tetapi dengan
tingkat keeratan yang berbeda. Hasil penelitian serupa juga menemukan
bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara sikap ibu dan pemberian
ASI eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Pasir Putih Kota Pangkalpinang.
Sikap ibu yang positif dalam memahami mengenai pentingnya ASI
eksklusif akan mempengaruhi perilaku ibu dalam memberikan ASI
eksklusif (Zakiyah, 2012).
Sebagian besar ibu menyusui dalam penelitian ini memiliki sikap yang
positif (87,4%). Sebagian besar responden memiliki sikap dengan kategori
positif dan perilaku dengan kategori cukup yaitu sebanyak 89 responden
(62,2%). Hal tersebut dikarenakan pada kuesioner sikap terdapat pernyataan
pada poin pertama yang menyatakan bahwa “saya meyakini bahwa produksi
ASI saya dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi saya”. Pada pernyataan
tersebut semua ibu menjawab “sangat setuju” atau “setuju” akan tetapi
ditemukan sebagian kecil ibu menyusui yang mengalami produksi ASI
kurang beranggapan jika bayinya kelaparan karena ASInya kurang sehingga
mereka memberikan tambahan susu formula oleh karena itu ada beberapa
ibu menyusui dalam penelitian ini yang menyusui secara parsial atau
campur (ASI+MPASI). Hal tersebut dapat diketahui melalui jawaban
responden pada pernyataan poin ke 2 kuesioner sikap yang menyatakan
bahwa “pada bayi yang berusia kurang dari 6 bulan dapat diberikan
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
106
makanan/minuman tambahan jika produksi ASI kurang”. Terdapat 42
responden (29,4%) yang menjawab “setuju” pada pernyataan tersebut.
Melalui data demografi juga didapatkan bahwa dari 82 bayi yang berusia
kurang dari 6 bulan hanya 55 bayi (67%) yang mendapatkan ASI secara
eksklusif, sehingga terdapat 27 bayi (33 %) yang berusia kurang dari 6
bulan tidak mendapatkan ASI secara eksklusif. Hal tersebut sesuai dengan
penelitian yang menyebutkan bahwa satu dari sekian banyak alasan ibu
memberikan tambahan susu formula atau menyerah dalam memberikan ASI
eksklusif adalah persepsi ibu bahwa produksi ASInya kurang (Çamurdan et
al., 2007)
Sikap adalah reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup
terhadap suatu stimulus atau obyek. Sikap seseorang sangat mempengaruhi
perilakunya. Sikap yang positif akan mengembangkan perilaku yang positif
dan sebaliknya sikap yang negative juga akan menumbuhkan perilaku yang
negative. Sebagian besar ibu menyusui umumnya memiliki keinginan untuk
dapat memberikan ASI kepada bayinya. Pengetahuan ibu yang baik juga
akan mempengaruhi sikap ibu menjadi positif. Green dalam teorinya
Precede-Proceed menyatakan bahwa sikap adalah respon tertutup seorang
terhadap stimulus atau objek tertentu, yang melibatkan faktor pendapat dan
emosi yang bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-
tidak baik dan sebagainya). Faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap
adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting,
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
107
media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama serta
faktor emosi individu (Azwar, 2012).
5.3.3 Hubungan faktor budaya dengan perilaku ibu dalam memperlancar
produksi ASI
Berdasarkan hasil uji statistic Spearman Rho’ yang menunjukkan
bahwa terdapat hubungan antara faktor budaya dengan perilaku ibu dalam
memperlancar produksi ASI di wilayah kerja Puskesmas Ngagel Rejo
Surabaya. Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan yang dikemukakan
oleh (Soetjiningsih, 2012) bahwa faktor budaya mempunyai pengaruh kuat
terhadap perilaku ibu dalam memberikan ASI. Selain itu hasil penelitian
lainnya juga menyebutkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara
budaya dengan pemberian ASI eksklusif (Kharismawati, 2014).
Berdasarkan data penelitian yang dilakukan masih banyak ibu
menyusui (54,5%) yang percaya bahwa mengonsumsi jamu dapat
membantu melancarkan ASI dan membantu mengembalikan kesehatan
organ reproduksi ibu setelah melahirkan. Hal ini juga tidak terlepas dari
dukungan maupun saran dari anggota keluarga agar ibu mengonsumsi jamu
sehingga bayinya menjadi lebih sehat karena apa yang dikonsumsi ibu
menyusui akan langsung berpengaruh terhadap lancar atau tidaknya ASI
yang diproduksi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
(Paryono, 2014) yang menyatakan bahwa masih terdapat ibu yang
mengonsumsi jamu pada saat hamil dan setelah melahirkan di Desa Kajoran
Klaten Selatan. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengatasi
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
108
gangguan yang dialami saat hamil dan setelah melahirkan seperti mules-
mules, nyeri perut, nyeri jalan lahir, perut berkerut dan cemas juga untuk
menangani gangguan pada saat menyusui seperti produksi ASI kurang,
nyeri payudara, ASI keluar tidak lancar dan payudara bengkak.
Sebagian besar ibu menyusui yang mengonsumsi jamu dalam
penelitian ini mengaku bahwa jamu yang diminum dibuat dari berbagai
macam bahan alami yang dibeli oleh penjual jamu gendong atau dibuat
sendiri. Pada penelitian ini ibu menyusui yang mengonsumsi jamu merasa
bahwa produksi ASInya semakin meningkat karena mengonsumsi jamu. Hal
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Kumalasari, 2014) yang
menyatakan bahwa terdapat pengaruh pemberian jamu uyup-uyup terhadap
kelancaran produksi ASI pada ibu postpartum di wilayah kerja Puskesmas
Kemangkon Kabupaten Purbalingga.
Sebagian kecil ibu menyusui (10,4%) dalam penelitian ini
mempercayai bahwa menyusui dapat membuat payudaranya menjadi kendor
dan tidak indah lagi dalam penelitian ini terdapat ibu menyusui yang setuju
dengan pernyataan poin ke-2 pada kuesioner budaya yaitu “saya percaya
menyusui dapat membuat bentuk payudara saya menjadi jelek”. Walaupun
sebagian kecil memiliki kepercayaan tersebut akan tetapi mereka tetap
menyusui anaknya karena percaya bahwa menyusui adalah kodrat sebagai
seorang ibu. Mayoritas ibu menyusui (66,4%) dalam penelitian ini
melakukan perawatan payudara untuk melancarkan produksi ASInya.
Menurut mayoritas ibu menyusui yang melakukan perawatan payudara
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
109
merasa bahwa hal tersebut sangat efektif untuk memperlancar produksi
ASInya sehingga biasanya pada saat pumping dan saat mandi sering
melakukan pijatan secara lembut pada payudaranya.
Dalam penelitian ini ditemukan juga bahwa sebagian besar ibu
menyusui memiliki pantangan makanan yaitu makanan pedas karena mereka
beranggapan makanan tersebut akan membuat anaknya menjadi sakit diare.
Ibu yang setuju bahwa makanan pedas adalah makanan pantangan bagi ibu
menyusui dapat diketahui melalui jawaban responden mengenai pernyataan
pada poin ke 5 yang menyatakan “ibu yang baru melahirkan dan menyusui
memiliki pantangan terhadap makanan pedas” didapatkan 80 responden
(55,9%) yang menjawab “sangat setuju” dan “setuju” dalam pernyataan
tersebut. Penelitian ini sesuai dengan penelitian dari (Muladevi dkk, 2015)
yang menyatakan bahwa masih banyak masyarakat yang memiliki
kepercayaan terhadap makanan pantangan bagi ibu menyusui yaitu seperti
larangan makan pedas dan minum es karena dapat menyebabkan bayinya
sakit. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa mayoritas (74%) ibu
menyusui dalam penelitian ini mengonsumsi sayuran hijau dan buah-buah
untuk meningkatkan produksi ASI.
Budaya yang dipercaya ibu dan keluarganya akan sangat
mempengaruhi perilaku ibu dalam meningkatkan produksi ASInya sehingga
semakin positif budaya seseorang maka akan semakin baik perilaku orang
tersebut.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
110
5.3.4 Hubungan faktor ketersediaan fasilitas kesehatan dengan perilaku ibu
dalam memperlancar produksi ASI
Berdasarkan hasil uji statistic Spearman Rho’ menunjukkan bahwa
terdapat hubungan antara ketersediaan fasilitas kesehatan dengan perilaku
ibu dalam memperlancar produksi ASI. Mayoritas ibu menyusui dalam
penelitian ini mendapatkan manfaat dari ketersediaan fasilitas kesehatan
dalam meningkatkan derajat kesehatannya. Fasilitas kesehatan seperti
puskesmas dan posyandu dapat dijangkau dengan mudah, penyuluhan
kesehatan serta kunjungan ibu nifas juga diperoleh oleh sebagian besar
responden dalam penelitian ini.
Menurut teori perilaku Green fasilitas merupakan pendukung untuk
terjadinya perilaku seseorang atau masyarakat. Fasilitas dapat berupa
fasilitas waktu, uang, tenaga, alat dan keterampilan. Perilaku kesehatan akan
dipengaruhi oleh ada tidaknya fasilitas kesehatan (Notoatmodjo, 2014).
Adanya ketersediaan fasilitas penunjang akan membantu ibu menyusui
dalam pemberian ASI eksklusif terutama bagi ibu menyusui yang bekerja
(Budiyanto, 2015).
Hasil penelitian ini sependapat dengan penelitian yang dilakukan
(Irma Eva, 2009) bahwa terdapat hubungan yang positif antara ketersediaan
fasilitas kesehatan dengan perilaku ibu dalam memperlancar produksi ASI
sehingga ketersediaan fasilitas kesehatan yang baik akan menjadikan
perilaku ibu menjadi lebih positif dalam meningkatkan derajat kesehatan
tubuhnya.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
111
5.3.5 Hubungan faktor dukungan keluarga dengan perilaku ibu dalam
memperlancar produksi ASI
Berdasarkan hasil uji statistic dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku ibu dalam
memperlancar ASI. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
(Rahmawati, 2010) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara peran
keluarga dengan pemberian ASI eksklusif. Hasil penelitian ini juga serupa
dengan penelitian yang dilakukan oleh (Syahruni dkk, 2012) di wilayah
kerja Puskesmas Jumpandang Baru-Tallo-Makassar menyatakan bahwa
dukungan keluarga merupakan faktor yang paling dominan terhadap
pemberian ASI eksklusif. Berdasarkan hasil penelitian pada ibu menyusui di
Wilayah Kerja Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya diketahui bahwa nilai
koofisien korelasi rendah yaitu hanya sebesar 0,311. Hal tersebut sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh (Nurhidayati, 2018) yang juga
menyebutkan bahwa nilai korelasi antara dukungan keluarga dengan
pemberian ASI eksklusif rendah.
Keluarga dalam penelitian ini adalah suami, ibu kandung, ibu mertua,
saudara maupun orang terdekat yang tinggal satu rumah dengan responden.
Salah satu bentuk dukungan keluarga kepada ibu menyusui adalah dengan
memberikan bantuan dalam bentuk materi, bantuan fisik serta bantuan untuk
menyelesaikan masalah. Dukungan dan kehadiran keluarga sangat penting
bagi ibu menyusui untuk dapat meningkatkan kepercayaan diri,
menstabilkan emosi, dan memberikan motivasi yang kuat kepada ibu
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
112
menyusui. Hal ini sejalan dengan penelitian (Friyanti, 2014) yang
mengungkapkan bahwa responden yang mendapatkan dukungan dari
keluarga dalam memberikan ASI eksklusif mempunyai peluang 166,67 kali
untuk memberikan ASI eksklusif dibandingkan dengan responden yang
tidak mendapatkan dukungan dari keluarga.
Hasil penelitian ini juga sependapat dengan penelitian yang dilakukan
oleh (Sudiharto, 2007) yang menyatakan bahwa dukungan keluarga
mempunyai hubungan dengan suksesnya pemberian ASI eksklusif. Hasil
dari beberapa penelitian sebelumnya sesuai dengan hasil yang didapatkan
peneliti bahwa dukungan keluarga termasuk suami merupakan faktor
signifikan yang mempengaruhi perilaku ibu dalam memberikan ASI
eksklusif. Dukungan dari suami dan ibu kandung dari ibu menyusui lebih
dominan dalam mempengaruhi perilaku ibu. Suami yang membantu
mengerjakan pekerjaan rumah tangga, bergantian mengurus dan merawat
bayi dan pujian dari suami akan membuat hati ibu lebih bahagia sehingga
menimbulkan suasana yang nyaman. Menurut penelitian dari (Widiyaning
Tyas, 2017) perhatian dari suami terhadap istrinya akan merangsang reflex
oxytocin sehingga dapat merangsang kontraksi otot disekeliling kelenjar
susu sehingga mengalirkan ASI ke sinus lactiferous dan kemudian dihisap
oleh bayi.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
113
5.3.6 Hubungan faktor dukungan petugas kesehatan dengan perilaku ibu
dalam memperlancar produksi ASI
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan kemampuan melalui pendidikan
di bidang kesehatan (Kemenkes, 2012). Peran tenaga kesehatan dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sangatlah dibutuhkan. Tenaga
kesehatan khususnya yang bekerja di puskesmas akan jauh lebih sering
berinteraksi dengan masyarakat karena puskesmas merupakan fasilitas
kesehatan pertama dan terdekat dengan masyarakat. Puskesmas juga yang
mengontrol kesehatan ibu dan anak termasuk kesehatan ibu menyusui dan
bayinya dengan bantuan kader pada setiap Posyandu. Menurut (Makhfudli;
Effendi, 2013), perawat di Puskesmas dapat berperan sebagai pemberi
pelayanan kesehatan melalui asuhan keperawatan, pendidik, penyuluh
kesehatan, penemu kasus, penghubung dan coordinator, pelaksanaan
konseling keperawatan serta model peran (role model). Peran petugas
kesehatan sangat menunjang keberhasilan pemberian ASI eksklusif
(Runtunuwu, 2013).
Dukungan yang dapat dilakukan oleh petugas kesehatan dalam
mengupayakan ibu menyusui untuk memberikan ASI eksklusif dapat
dilakukan yaitu dengan mengadakan penyuluhan tentang manajemen laktasi
selama antenatal, intranatal dan postnatal (Sriningsih, 2011). Petugas
kesehatan sebaiknya tidak hanya berfokus mengenai pentingnya ASI
eksklusif saja tetapi juga mengajarkan ibu mengenai perawatan payudara
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
114
sebelum hamil dan selama menyusui, makanan yang dapat meningkatkan
jumlah produksi ASI, cara menyusui yang benar serta mengadakan kelas ibu
hamil untuk dapat memberikan informasi yang diperlukan oleh ibu agar
dapat lebih mempersiapkan diri untuk menyusui bayinya.
Pada penelitian ini mayoritas responden merasakan dukungan dari
tenaga kesehatan dalam memberikan ASI eksklusif kepada anaknya. Akan
tetapi hal tersebut tidak sejalan dengan hasil penelitian ini bahwa tidak ada
hubungan yang bermakna antara dukungan petugas kesehatan dengan
perilaku ibu dalam memperlancar produksi ASI ( nilai p= 0,177 ). Hasil
penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan (Sabati, 2015)
yang menyatakan bahwa dukungan tenaga kesehatan sangat berpengaruh
terhadap pemberian ASI eksklusif. Menurut peneliti hal ini dapat
disebabkan karena dukungan dari keluarga lebih dominan dalam
mempengaruhi perilaku ibu sehingga seharusnya tenaga kesehatan juga
perlu untuk melibatkan keluarga dalam memberikan penyuluhan agar
keluarga juga memiliki pengetahuan yang baik mengenai upaya
memperlancar produksi ASI. Dukungan petugas kesehatan yang kurang
mempengaruhi perilaku ibu dalam meningkatkan jumlah produksi ASInya
juga dapat disebabkan karena petugas kesehatan kurang memberikan
informasi dan edukasi terkait tanda-tanda jika produksi ASI kurang serta
meyakinkan dan membangun kepercayaan diri ibu bahwa produksi ASI nya
cukup untuk memenuhi gizi bayinya (Kent, Jacqueline C, 2011)
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
115
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian yang berjudul
“Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu dalam
Memperlancar Produksi ASI Berbasis Precede-Proceed Model” di Wilayah
Kerja Puskesmas Ngagel Rejo Surabaya dapat disimpulkan bahwa:
1 Pengetahuan ibu menyusui yang baik dalam memperlancar produksi ASI
akan mempengaruhi perilaku ibu untuk dapat meningkatkan produksi ASI
sehingga semakin baik pengetahuan seorang ibu maka akan semakin baik
pula perilaku ibu dalam memperlancar produksi ASI.
2 Sikap ibu menyusui yang sejak masa kehamilan sudah memahami
pentingnya ASI eksklusif dan mampu mempersiapkan diri untuk
menyusui bayinya akan sangat mempengaruhi perilakunya dalam
meningkatkan produksi ASI agar dapat menyusui bayinya secara
eksklusif.
3 Budaya yang dianut oleh ibu menyusui dan keluarganya mempengaruhi
perilaku ibu dalam upaya meningkatkan produksi ASInya sehingga
semakin positif budaya yang dianut maka akan semakin baik perilakunya
dalam memperlancar produksi ASI.
4 Ketersediaan fasilitas kesehatan dalam mendukung ibu untuk
meningkatkan produksi ASI memiliki pengaruh terhadap perilaku ibu
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
116
dalam upaya meningkatkan produksi ASInya sehingga semakin baik
ketersediaan fasilitas kesehatan maka akan semakin baik pula perilaku ibu.
5 Dukungan keluarga dalam mendukung ibu untuk meningkatkan produksi
ASInya sangat mempengaruhi perilaku ibu untuk dapat meningkatkan
produksi ASInya sehingga semakin baik dukungan keluarga maka akan
semakin baik pula perilaku ibu dalam meningkatkan produksi ASInya.
6 Dukungan petugas kesehatan tidak memiliki pengaruh dengan perilaku ibu
dalam memperlancar produksi ASI karena petugas kesehatan kurang
memberikan pendidikan kesehatan mengenai tanda-tanda produksi ASI
yang kurang, tindakan yang dilakukan dalam memperlancar ASI serta
kurang dalam meyakinkan ibu bahwa produksi ASInya cukup untuk
memenuhi kebutuhan gizi bayinya.
6.2 Saran
1 Bagi Instansi Kesehatan
Instansi kesehatan khususnya puskesmas diharapkan dapat
mensosialisasikan program-program pemberian ASI eksklusif secara
berkelanjutan. Puskesmas diharapkan tidak hanya berfokus kepada
pentingnya ASI eksklusif saja namun juga mengajarkan manajemen
laktasi pada masa antenatal, intranatal dan postnatal. Penyuluhan
kesehatan yang dilakukan oleh puskesmas juga harus melibatkan anggota
keluarga agar perilaku yang diharapkan dapat terwujud. Puskesmas
diharapkan dapat mengadakan konseling ASI sehingga ibu mneyusui yang
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
117
mengalami masalah dalam menyusui dapat mendapatkan informasi secara
lebih akurat dan benar.
2 Bagi Tenaga Kesehatan
Petugas kesehatan diharapkan dapat melanjutkan program-program ASI
eksklusif yang sudah ada seperti kunjungan rumah, penyuluhan kesehatan
dan konseling secara berkelanjutan. Petugas kesehatan juga harus berperan
aktif untuk mengajak ibu menyusui ikut dalam setiap program yang
diadakan oleh puskesmas. Kader-kader pada setiap posyandu diharapkan
dapat memberikan ajakan persuasive agar ibu menyusui aktif dan
berpartisipasi dalam setiap program yang diadakan oleh puskesmas.
3 Bagi Responden
Responden diharapkan dapat berpartisipasi secara aktif di setiap kegiatan
posyandu maupun program yang dibuat oleh puskesmas. Sehingga seluruh
responden dapat memiliki pengetahuan dan sikap yang lebih baik lagi.
Responden diharapkan juga aktif mencari informasi mengenai cara
meningkatkan produksi ASI serta mengikuti kegiatan yang diadakan oleh
fasilitas kesehatan lainnya dalam mendukung pemberian ASI eksklusif.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya dapat mengkaji kembali kuesioner yang ada dalam
penelitian ini.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
118
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Syahruni, Prawirodihardjo, M. (2012) ‘Faktor Determinan Pemberian ASI
Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Jumpanang Baru Kecamatan Tallo Kota
Makassar’, Jurnal Kebidanan dan Keperawatan, 1, pp. 63–71.
Ahluwalia, I. B. (2005) ‘Why Do Women Stop Breastfeeding? Findings From the
Pregnancy Risk Assessment and Monitoring System’, PEDIATRICS. doi:
10.1542/peds.2005-0013.
Arikunto, S. (2009) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Revisi. Jakarta:
Rineka Cipta.
Azwar, S. (2012) Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. 2nd edn. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Babyfriendlynl. (2013) Breastfeeding Handbook. Revised 2013. Newfoundland
Labrador
Bobak IM, Lowdermilk DL, J. M. (2005) Buku Ajar Keperawatan Maternitas. 4th
edn. Jakarta : EGC.
Dall’Oglio, I., Salvatori1, G., Bonci, E., Nantini, B., D’Agostino, G. and Dotta1, A.
(2007) 'Breastfeeding Promotion in Neonatal Intensive Care Unit: Impact of a
New Program Toward a BFHI for High-Risk Infants'. Acta Pædiatrica, 96:
1626–1631
Declercq, E., Labbok, M.H., Sakata, C. and O’Hara, M.A. (2009) 'Hospital Practices
and Women’s Likelihood of Fulfi lling Their Intention to Exclusively
Breastfeed'. American Joumal of Public Health: 99 (5)
Dinas Kesehatan Kota Surabaya (2016) Profil Kesehatan Kota Surabaya, p. 194.
Duyan Çamurdan, A. S. O¨ zkan, D. Yu¨ ksel,F. Pasli,F. S¸ ahin,U. Beyazova. (2007)
‘The effect of the baby-friendly hospital initiative on long-term breast feeding’,
International Journal of Clinical Practice, 61(8), pp. 1251–1255. doi:
10.1111/j.1742-1241.2007.00926.x.
Ellya, E. (2016) Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Salemba Medika.
Ertiana, Dwi (2010) Hubungan antara Dukungan Keluarga dengan Pemberian ASI
Eksklusif di Desa Kencong Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri, Skripsi,
Universitas Airlangga
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
119
Fikawati, S. (2015) Gizi Ibu dan Bayi. Jakarta: Rajawali Press.
Friedman, Marilyn (2010) Buku Ajar Keperawatan Keluarga, Edisi 5, EGC, Jakarta
Futrelle, K. M. and Starr, S. (2016) ‘Factors That Influence Mothers’ Decisions
Concerning Breastfeeding’. Available at: http://digitalcommons.gardner-
webb.edu/nursing_etd.
Friyanti, A. (2014) 'Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif'.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia. 4:3
Haryono, rudi dan sulis setianingsih (2014) Manfaat ASI Eksklusif untuk Buah Hati
Anda. Yogyakarta: Pustaka Baru.
Hegar, B. (2008) Bedah ASI Kajian Dari Berbagai Sudut Pandang Ilmiah. Jakarta:
IDAI Balai Penerbit FKUI.
IDAI (2013) ASI Sebagai Pencegah Malnutrisi Pada Bayi. Jakarta: Komite Website
IDAI (developed by PT Virtudraft Intermedia Telematika).
Jannah, N. (2011) Asuhan Kebidanan Ibu Nifas. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Jose M, Ceriani C MD, Graciela N, Liliana B, Ana M,, Armando G,Phd. (2003)
'Maternal and Perinatal Factors Influencing the Duration of Exclusive
Breastfeeding During the First 6 Months of Life'. Original Research. Vol.19
No.2 p 136-144. http://jhl.sagepub.com/content/19/2/136.full.pdf+html
Juliastuti, R. (2011) ‘Hubungan Tingkat Pengetahuan, Status Pekerjaan Ibu, dan
Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini dengan Pemberian ASI Eksklusif'. Thesis
,pp. 1–87.
Kent, Jacqueline C, Danielle K. Prime, Catherine P. Garbin (2011) ‘Principles for
Maintaining or Increasing’, the Association of Women’s Health, Obstetric and
Neonatal Nurses, pp. 114–121. doi: 10.1111/j.1552-6909.2011.01313.x.
Kharismawati, Eka (2014) Analisis Faktor Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi
Berdasarkan Teori WHO di Wilayah Puskesmas Mulyorejo Surabaya Skripsi,
Universitas Airlangga
Legawati, Djaswadi, M. (2011) 'Effect of early initiation of breastfeeding to the first
month practice of breastfeeding', Jurnal Gizi Indonesia, 8, pp. 60–68.
Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani W, S. W. (2007) Kapita Selekta
Kedokteran Jilid 2. 3rd edn. Jakarta: EGC.
Makhfudli, Efendi, F (2013) Keperawatan Kesehatan Komunitas, Salemba Medika,
Jakarta.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
120
Maryam, S. (2014) Promosi Kesehatan Dalam Pelayanan Kebidanan. Jakarta: EGC.
Maryunani A. (2012) Inisiasi Menyusui Dini, ASI Eksklusif dan Manajemen Laktasi.
Notoatmodjo, S. (2010) Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2012) Promosi Kesehatan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka
Cipta.
Nursalam (2015) Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Available at:
http://www.penerbitsalemba.com.
Paryono, Ari Kurniarum. (2014) 'Kebiasaan Konsumsi Jamu Untuk Menjaga
Kesehatan Tubuh Pada Saat Hamil Dan Setelah Melahirkan Di Desa Kajoran
Klaten Selatan'. Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 3, No 1, Mei 2014,
Hlm 64-72. Tersedia di http://jurnal.poltekkes-
solo.ac.id/index.php/Int/article/view/76/66
Prasetyono (2012) Buku Pintar ASI Eksklusif. Yogyakarta: Diva press.
Priyatna, Andri dan Asnol, U. B. (2014) 1000 hari pertama kehidupan. Jakarta: PT
Alex Media Komputindo Kelompok Gramedia.
Profil Kesehatan Indonesia Tahun (2013) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Rahmawati, M.D., (2010) 'Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI
Eksklusif pada Ibu Menyusui di Kelurahan Pedalangan Kecamatan Banyumanik
Kota Semarang'. Jurnal Kesmadaska. 1(1): 8-17.
Ratnawati M. (2013) 'Pengaruh Pendidikan, Paritas, Pengetahuan, Persepsi Terhadap
Sikap Menyusui Pada Ibu Bekerja di Instansi Pemerintah (Studi Di SKPD Provinsi Jawa Timur)'. Jurnal Hospital Majapahit. Vol 5 No.2 November 2013,
hal: 60-90.
Rini, Susilo & Kumala, F. (2016) Panduan Asuhan Nifas dan Evidence Based
Practice. Yogyakarta: Deepublish Publisher.
Rizki, N. (2013) ASI dan Panduan Menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika.
Roesli, U. (2012) Mengenal ASI eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya.
Runtunuwu, MT, Sinolungan, JSV, Sambeka, Jolie (2013) 'Hubungan Pengetahuan
Ibu Persalinan Normal dengan Pemberian ASI di IRNA BL U RSUP Prof. dr. R.
D. Kandou Manado', Jurnal Keperawatan, vol. 1, no. 1
S, Asyanti; L, N. (2011) ‘Studi Eksplorasi Terhadap Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif’.Skripsi.
Sabati, M. R., (2015) 'Peran Petugas Kesehatan terhadap Keberhasilan Pemberian
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
121
ASI Eksklusif'. Skripsi.
Saraung, M. W., Rompas, S. ,Bataha, Y. B. (2017) ‘Analisis Faktor-Faktor yang
Berhubungan Dengan Produksi ASI Pada Ibu Postpartum Di Puskesmas
Ranotana Weru’, e-Jurnal Keperawatan, 5(2), pp. 1–8.
Sari TK, Aini F, Trisnasari A. (2015) ‘Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Kegagalan ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Pringapus Kabupaten
Semarang’, Skripsi.
Scanler, R.J., Krebs, N.F., Mass, S.B. (eds). (2014) Breastfeeding Handbook for
Physiciands- 2nd edition. Amerika serikat: American Academy Of Pediatric &
The American Collage Of Obstetricians And Gynecologist
Shahbar, A (2014) ‘Factors Associated with Breastfeeding in Western of Saudi
Arabia’, Thesis.
Sitepoe, Riksani, R. (2012) Keajaiban ASI. Jakarta Timur: Dunia Sehat.
Soetjiningsih (2012) ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Sofiyatun, (2008) 'Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Praktek Pemberian
ASI eksklusif pada Bayi Usia 0-6 Bulan di Desa Jali Kecamatan Bonang
Kabupaten Demak Tahun 2008'. Skripsi. UNDIP.
Sriningsih, Iis (2011) ‘Faktor Demografi, Pengetahuan Keluarga tentang Air Susu Ibu
dalam Pemberian ASI Eksklusif,’ Jurnal Kesehatan Masyarakat, vol. 6, no. 2,
<www.academia.edu/9199315/Jurnal_Kesehatan_Masyarakat_Faktor_Demograf
i_Pengetahuan_Keluarga_Tentang_Air_Susu_Ibu_Dalam_Pemberian_Asi_Ekskl
usif >
Suryaningsih, H. (2012) ‘Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku kunjungan
ibu bayi dan balita ke posyandu di puskesmas kemiri muka kota depok tahun
2012’, Skripsi. Universitas Indonesia.
Tohotoa J, Maycock B, Hauck Y, Howat P, Burns S, Binns C. (2007) Supporting
Mother to Breastfeed: The Development and Process Evaluation of a Father
Inclusive Perinatal Education Support Program in Perth, Western Australia.
Health Promotion International.
Unicef (2014) Booklet Pesan Utama Paket Konseling: Pemberian Makanan Bayi dan
Anak. Ebook.
Vilar B, Aquir E, Gandia RF. (2009) 'A Qualitative Approach to Social Support and
Breastfeeding Decision'. Journal Midwifery. Vol 25 Issue 2009. p 187-194.
http://www.midwiferyjournal.com/article/S0266-6138(07)00031-9/fulltext
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
122
WABA. (2013) 'For Breastfeeding to Succeed, Mothers Need to be Supported', The
world Alliance for Breastfeeding Action, www.waba.org.my
Wahyuningsih, D., Machmudah., (2013) 'Dukungan Suami Dalam Pemberian Asi
Eksklusif'. Jurnal Keperawatan Maternitas. Vol. 1: 93-101 Widodo,
WHO/UNICEF. (2009) Acceptable Medical Reasons For Use Breast-Milk Subtitutes:
2009 revisions. Departmen of Nutrition for Health and Development.p 7-
9.www.whqlibdoc.who.int/hq/2009/WHO_FCH_CAH_09.01_eng.pdf.
Widiyaning Tyas, M. (2017) 'Determinan Pemberian Asi Eksklusif Pada Ibu Rumah
Tangga Di Wilayah Kerja Puskesmas Putat Jaya Kota Surabaya', Thesis.
Universitas Airlangga.
Widuri, H. (2013) Cara Mengelola ASI Eksklusif Bagi Ibu Bekerja. Yogyakarta:
Gosyen Publising.
Yuliarti, N. (2010) Keajaiban ASI, Makanan Terbaik Untuk Kesehatan, Kecerdasan
dan Kelincahan Si Kecil. Yogyakarta: CV Andi Offset.
Zakiyah (2012) ‘Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Eksklusif
di Kelurahan Semanan Kecamatan Kalideres Jakarta Barat Tahun 2012’, Skripsi.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
123
Lampiran 1 Lembar Penjelasan Penelitian bagi Responden Penelitian
LEMBAR PENJELASAN PENELITIAN
BAGI RESPONDEN PENELITIAN
Judul Penelitian : Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu dalam
Memperlancar Produksi ASI Berbasis Precede-Proceed Model
Tujuan
Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk Mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan
dengan perilaku ibu dalam memperlancar produksi ASI berbasis teori Precede-
Proceed Model.
Tujuan Khusus
1) Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan terhadap perilaku ibu dalam
memperlancar produksi ASI.
2) Menganalisis hubungan sikap terhadap perilaku ibu dalam memperlancar produksi
ASI
3) Menganalisis hubungan budaya terhadap perilaku ibu dalam memperlancar
produksi ASI
4) Menganalisis hubungan adanya fasilitas kesehatan terhadap perilaku ibu dalam
memperlancar produksi ASI.
5) Menganalisis hubungan dukungan keluarga terhadap perilaku ibu dalam
memperlancar produksi ASI.
6) Menganalisis hubungan dukungan petugas kesehatan terhadap perilaku ibu dalam
memperlancar produksi ASI.
Perlakuan yang diterapkan pada subyek
Penelitian ini merupakan penelitian dengan pengumpulan data satu kali waktu, tanpa
memberikan perlakuan, dalam penelitian ini responden akan mengisi beberapa
kuisioner yang terdiri dari kuisioner pengetahuan, sikap, budaya, ketersediaan
fasilitas kesehatan, dukungan keluarga, dukungan petugas kesehatan serta perilaku
ibu dalam memperlancar ASI. Pengisian kuisioner ini membutuhkan waktu 30 menit.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
124
Manfaat
Subyek yang terlibat dalam penelitian ini akan memperoleh pengetahuan mengenai
hal-hal yang dapat meningkatkan produksi ASI sehingga dapat memberikan ASI
secara eksklusif terhadap bayinya.
Bahaya potensial
Tidak ada bahaya potensial yang diakibatkan oleh keterlibatan responden dalam
penelitian ini.
Hak untuk undur diri
Keikuksertaan responden dalam penelitian ini bersifat sukarela dan responden berhak
untuk mengundurkan diri kapanpun, tanpa menimbulkan dampak yang merugikan
responden.
Adanya insentif untuk subyek
Seluruh subyek penelitian akan mendapatkan souvernir berupa handuk yang dapat
digunakan ibu untuk digunakan saat melakukan pijat payudara.
Informasi Tambahan
Subyek penelitian dapat menanyakan semua hal yang berkaitan dengan penelitian ini
dengan menghubungi peneliti :
Thali’ah Jihan Nabilah
Telp : 085804215462
Email : [email protected]
Surabaya, Juni 2018
yang mendapat penjelasan
(………………………)
yang memberi penjelasan
(Thali’ah Jihan Nabilah)
Saksi
(……………………….)
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
125
Lampiran 2 Surat Pernyataan Bersedia Menjadi Responden Penelitian
SURAT PERNYATAAN BERSEDIA MENJADI RESPONDEN
PENELITIAN
(INFORMED CONCENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan BERSEDIA / TIDAK
BERSEDIA *) menjadi peserta / responden penelitian yang akan dilakukan oleh
Thali’ah Jihan Nabilah, mahasiswa Program Studi S1 Pendidikan Ners Fakultas
Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya, yang berjudul: “Analisa Faktor yang
Mempengaruhi Perilaku Ibu dalam Memperlancar Produksi ASI Berbasis Preceed
Proceed Model”
Inisial :
Umur : tahun
Alamat :
No. Tlp / Hp :
Kode **) :
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa tekanan dari pihak
manapun
*) coret yang tidak perlu
**) diisi oleh peneliti
Surabaya, Juni 2018
Peneliti
(Thali’ah Jihan Nabilah)
Saksi
(………………….)
Responden
(…………………..)
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
126
Lampiran 3 Kuisioner Penelitian
LEMBAR KUISIONER
ANALISA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM
MEMPERLANCAR PRODUKSI ASI BERBASIS PRECEDE PROCEED
MODEL
No. Responden :
Tanggal Pengisian :
Petunjuk Pengisian :
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan mengisi tempat kosong yang tersedia
serta memberi tanda centang (√ ) pada kolom yang tersedia. Pilihlah jawaban
yang sesuai menurut keadaan yang sebenarnya.
DATA DEMOGRAFI
Usia : …… tahun
Pendidikan : SD SMA/ sederajat
SMP/sederajat Diploma/Perguruan Tinggi
Pekerjaan : Ibu rumah tangga Swasta Lainnya
Wiraswasta PNS
Jumlah anak :
Anak ke berapa :
Jenis kelamin Bayi : Laki-laki Perempuan
Jenis kelahiran :
Usia Bayi :
Bayi diberikan : ASI Full ASI + MPASI
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
127
Pekerjaan suami :
Penghasilan
keluarga
per bulan : < 3.500.000
3.500.000
>3.500.000
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
128
1. KUISIONER PENGETAHUAN
Petunjuk Pengisian: Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan mengisi tempat kosong
yang tersedia dengan memberi tanda cek (˅)
No. Pernyataan Benar Salah
1. Jumlah produksi ASI yang dihasilkan ibu akan
cukup memenuhi kebutuhan bayi hingga berusia
2 tahun jika diberikan ASI eksklusif
2. Menyusui dapat mengurangi resiko pendarahan
pasca persalinan
3. ASI dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh
bayi sehingga bayi jarang sakit
4. ASI dapat diberikan kepada bayi setiap bayi
meminta atau minimal 8 kali sehari
5. Makanan yang ibu konsumsi memiliki pengaruh
terhadap produksi ASI
6. Ibu yang banyak mengonsumsi makanan bergizi
dan cairan yang cukup akan memperlancar
ASInya
7. Karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan
air adalah zat-zat yang harus dikonsumsi ibu
secara cukup selama menyusui
8. Menyusui bayi sesering mungkin dan secara
langsung dapat meningkatkan jumlah produksi
ASI
9. Memijat payudara secara lembut dan rutin akan
melancarkan produksi ASI
10. Perawatan payudara dilakukan bertujuan untuk
dapat menghasilkan produksi ASI yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan bayi
11. Kondisi stress dan kelelahan akan menyebabkan
ASI tidak lancar
12. Ibu yang tetap menyusui anaknya, mengonsumsi
makanan bergizi serta minum air putih yang
cukup akan membantu meningkatkan produksi
ASI
13. Ibu menyusui tidak diperbolehkan mengonsumsi
alcohol karena akan menghambat produksi ASI
sehingga ASI tidak lancar
14. Ibu menyusui tidak diperbolehkan merokok
karena akan menghambat produksi ASI sehingga
ASI tidak lancar
15. Ibu menyusui tidak boleh sembarangan dalam
meminum obat karena akan sangat
mempengaruhi ASI yang dihasilkannya
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
129
16. Bayi yang mendapatkan ASI secara cukup
memiliki berat dan tinggi badan yang normal dan
sesuai dengan usia pertumbuhan
17. Tanda bahwa produksi ASI cukup adalah
sebelum disusukan payudara terasa tegang dan
setelah disusukan payudara terasa lunak
18. Tanda produksi ASI kurang dapat diketahui dari
bayi yaitu kencing bayi sedikit dan kurang dari 6
kali sehari, warna gelap dan berbau tajam
19. Tanda bayi mendapatkan ASI yang cukup adalah
bayi tertidur tenang setelah menyusu
20. Posisi menyusui yang benar adalah badan bayi
menempel pada perut ibu, kepala bayi terletak
dilengkung siku ibu mulut bayi terbuka lebar
hingga mencapai bagian aerola payudara ibu
21 Cara menyusui yang benar adalah dengan
menyusui pada salah satu payudara terlebih
dahulu sampai terasa kosong baru pindah ke
payudara yang lain
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
130
2. KUISIONER SIKAP
Petunjuk Pengisian: Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan mengisi tempat kosong
yang tersedia dengan memberi tanda cek (˅)
SS : Jika anda sangat setuju dengan pernyataan tersebut
S : Jika anda setuju dengan pernyataan tersebut
TS : Jika anda tidak setuju dengan pernyataan tersebut
STS : Jika anda sangat tidak setuju dengan pernyataan berikut
No Pernyataan SS S TS STS
1. Sikap ibu yang meyakini bahwa ASI yang
dihasilkan cukup untuk memenuhi kebutuhan
gizi bayi akan mempengaruhi ibu dalam
memberikan ASI
2. Bila produksi ASI yang dihasilkan ibu
kurang atau sedikit maka ibu dapat
memberikan makanan tambahan untuk
bayinya yang masih berumur kurang dari 6
bulan
3. Bila ibu menyusui sakit dan harus meminum
obat, sikap ibu adalah memastikan bahwa
obat yang ibu minum harus aman bagi ibu
menyusui
4. Penggunaan alat kontrasepsi tidak
mempengaruhi produksi ASI
5. Ibu yang menyusui perlu makanan bergizi
lebih banyak daripada ibu yang tidak
menyusui
6. Konsumsi banyak cairan (minimal 8
gelas/hari) tidak mempengaruhi produksi
ASI
7. Menyusui secara langsung dan sesering
mungkin akan meningkatkan produksi ASI
8. Mengonsumsi jenis makanan tertentu tidak
mempengaruhi kualitas dan produksi ASI
9. Ibu harus melakukan perawatan payudara
selama hamil dan menyusui agar produksi
ASI lancar
10. Ibu yang istirahat dengan cukup (5-8 jam per
hari) akan membantu memperlancar produksi
ASI
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
131
3. KUISIONER BUDAYA
Petunjuk Pengisian: Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan mengisi tempat kosong
yang tersedia dengan memberi tanda cek (˅)
SS : Jika anda sangat setuju dengan pernyataan tersebut
S : Jika anda setuju dengan pernyataan tersebut
TS : Jika anda tidak setuju dengan pernyataan tersebut
STS : Jika anda sangat tidak setuju dengan pernyataan berikut
No Pernyataan SS S TS STS
1. Saya percaya bahwa menyusui merupakan
kodrat bagi seorang ibu
2. Saya percaya bahwa menyusui akan
membuat bentuk payudara menjadi jelek
3. Membuang kolostrum (ASI yang pertama
kali keluar) karena warnanya kekuning-
kuningan dan kotor
4. Ibu yang baru melahirkan dan menyusui
memiliki pantangan terhadap makanan
seperti telur dan ikan
5. Ibu yang baru melahirkan dan menyusui
memiliki pantangan terhadap makanan
seperti makanan yang pedas
6. Bayi harus diberikan susu formula, madu,
air putih, dan makanan tambahan (pisang,
bubur) sebelum bayi berusia 6 bulan
7. Daun katuk adalah makanan yang dapat
memperlancar produksi ASI
8. Jamu tradisional dengan bahan-bahan alami
dapat dipercaya secara turun-temurun
memiliki khasiat meningkatkan jumlah
produksi ASI
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
132
4. KUISIONER KETERSEDIAN FASILITAS KESEHATAN
Petunjuk Pengisian: Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan mengisi tempat kosong
yang tersedia dengan memberi tanda cek (˅)
No. Pernyataan Ya Tidak
1. Mendapatkan kemudahan dalam mencari informasi
yang berkaitan dengan cara meningkatkan produksi
ASI melalui televise, internet, dan media cetak
(buku, majalah, Koran, dsb)
2. Fasilitas Puskesmas/Posyandu sangat mudah
dijangkau
3. Puskesmas/posyandu pernah mengadakan kelas
menyusui mengenai cara memijat payudara yang
benar untuk dapat meningkatkan produksi ASI
4. Ruang khusus untuk menyusui tersedia di puskesmas
(tersedia pojok ASI)
5. Puskesmas/posyandu balita sering memberikan
penyuluhan kesehatan hal-hal yang dapat
meningkatkan produksi ASI
6. Puskesmas maupun posyandu pernah mengadakan
penyuluhan mengenai cara menyusui yang benar
7. Terdapat poster ataupun brosur mengenai ASI
eksklusif dan cara-cara meningkatkan produksi ASI
di Posyandu/puskesmas
8. Tenaga kesehatan ataupun kader posyandu pernah
memberikan informasi mengenai makanan-makanan
apa saja yang dapat memperlancar produksi ASI
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
133
5. KUISIONER DUKUNGAN KELUARGA
Petunjuk Pengisian: Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan mengisi tempat kosong
yang tersedia dengan memberi tanda cek (˅)
No. Pernyataan Tidak
pernah
Kadang-
kadang
Sering Selalu
1. Ibu pernah diberikan nasehat-nasehat
mengenai makanan-makanan yang
dapat memperlancar produksi ASI
oleh anggota keluarga
2. Ibu pernah didampingi keluarga untuk
konsultasi dengan petugas kesehatan
terkait masalah-masalah ibu dalam
menyusui
3. Ibu merasa bahwa keluarga
mendorong atau mendukung ibu untuk
dapat meningkatkan produksi ASI
agar dapat memberikan ASI secara
eksklusif
4. Ibu pernah diajarkan cara menyusui
yang benar oleh anggota keluarga ibu
5. Ibu pernah dibantu oleh anggota
keluarga dalam merawat bayi
6. Ibu pernah diberikan dukungan berupa
materi (uang, belanja, bahan makanan
untuk ibu, pakaian bayi dan
sebagainya) oleh anggota keluarga
7. Ibu merasa bahwa keluarga selalu
memberikan rasa tenang dan nyaman
selama ibu menyusui
8. Ibu pernah diberikan bantuan oleh
anggota keluarga dalam mengurus
pekerjaan rumah tangga (memasak,
mencuci pakaian) selama ibu
menyusui
9. Ibu pernah diberikan pujian oleh
anggota keluarga saat produksi ASI
ibu bertambah banyak dan lancar
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
134
6. KUISIONER DUKUNGAN PETUGAS KESEHATAN
Petunjuk Pengisian: Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan mengisi tempat kosong
yang tersedia dengan memberi tanda cek (˅)
No. Pernyataan Tidak
pernah
Kadang-
kadang
Sering Selalu
1. Petugas kesehatan pernah
mengajarkan kepada ibu mengenai
cara melakukan pijatan pada
payudara agar dapat memperlancar
produksiASI
2. Petugas kesehatan pernah
menyarankan ibu untuk
mengonsumsi makanan yang bergizi
dan banyak makan sayuran hijau agar
produksi ASI lancar
3. Petugas kesehatan pernah
memberitahukan bahwa ibu harus
menyusui anaknya sesering mungkin
agar produksi ASI tetap lancar
4. Petugas kesehatan pernah
mengajarkan ibu mengenai cara
menyusui yang benar
5. Petugas kesehatan pernah
memberitahukan mengenai manfaat
jika bayi diberikan ASI dan akibat
jika bayi tidak diberikan ASI
6. Petugas kesehatan pernah
mengajarkan ibu mengenai posisi
menyusui yang benar
7. Petugas kesehatan selalu melibatkan
ibu saat kunjungan rumah terkait
kesehatan ibu dan bayi selama
menyusui
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
135
7. KUISIONER PERILAKU IBU DALAM MEMPERLANCAR PRODUKSI
ASI
Petunjuk Pengisian: Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan mengisi tempat
kosong yang tersedia dengan memberi tanda cek (˅)
No. Pernyataan Tidak
pernah
Kadang-
kadang
Sering Selalu Keterangan
1. Saya memperhatikan jenis
makanan yang saya
konsumsi selama
menyusui
2. Saya mengonsumsi
sayuran hijau dan buah-
buahan
3. Selama menyusui saya
harus banyak makan dan
banyak minum
4. Saat produksi ASI saya
berkurang saya akan
banyak makan makanan
yang kaya akan zat gizi
5. Saat produksi ASI saya
menurun saya tetap
memberikan ASI kepada
bayi saya dan menyusui
bayi saya lebih sering
6. Setiap saya menyusui
saya akan memberikan
salah satu payudara
terlebih dahulu hingga
terasa kosong baru pindah
ke payudara yang lain
7. Saya sering melakukan
pijatan secara lembut
pada kedua payudara saya
untuk merangsang
produksi ASI
8. Saat produksi ASI saya
menurun saya tidak boleh
stress dan selalu berfikir
secara positif
9. istirahat yang cukup akan
membantu peningkatan
produksi ASI
10. Saya tidur pada saat bayi
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
136
saya tidur dan terbangun
pada saat bayi saya
bangun
11. Saya mengonsumsi jamu
tradisional untuk
membantu melancarkan
ASI saya
12. Saya mengonsumsi obat
pelancar ASI untuk
membantu melancarkan
ASI
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
137
Lampiran 4 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Kuesioner Pengetahuan
Item
pertanyaan
R hitung R tabel 5%
(25)
Keterangan
1. 0,802 0,396 Valid
2. 0,462 0,396 Valid
3. 0,802 0,396 Valid
4. 0,528 0,396 Valid
5. 0,462 0,396 Valid
6. 0,462 0,396 Valid
7. 0,802 0,396 Valid
8. 0,462 0,396 Valid
9. 0,802 0,396 Valid
10. 0,802 0,396 Valid
11. 0,528 0,396 Valid
12. 0,462 0,396 Valid
13 0,802 0,396 Valid
14. 0,462 0,396 Valid
15. 0,462 0,396 Valid
16. 0,462 0,396 Valid
17. 0,528 0,396 Valid
18. 0,462 0,396 Valid
19. 0,802 0,396 Valid
20 0,462 0,396 Valid
21 0,802 0,396 Valid
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
138
2. Kuesioner Sikap
Item
pertanyaan
R hitung R tabel 5% (25) Keterangan
1. 0,736 0,396 Valid
2. 0,539 0,396 Valid
3. 0,819 0,396 Valid
4. 0,867 0,396 Valid
5. 0,809 0,396 Valid
6. 0,867 0,396 Valid
7. 0,825 0,396 Valid
8. 0,736 0,396 Valid
9. 0,854 0,396 Valid
10. 0,867 0,396 Valid
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
139
3. Kuesioner Budaya
Item
pertanyaan
R hitung R tabel 5% (25) Keterangan
1. 0,715 0,396 Valid
2. 0,806 0,396 Valid
3. 0,814 0,396 Valid
4. 0,523 0,396 Valid
5. 0,715 0,396 Valid
6. 0,806 0,396 Valid
7. 0,748 0,396 Valid
8. 0,523 0,396 Valid
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
140
4. Kuesioner Ketersediaan Fasilitas Kesehatan
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 25 100.0
Excludeda 0 .0
Total 25 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.873 8
Item
pertanyaan
R hitung R tabel 5% (25) Keterangan
1. 0,648 0,396 Valid
2. 0,497 0,396 Valid
3. 0,874 0,396 Valid
4. 0,556 0,396 Valid
5. 0,874 0,396 Valid
6. 0,648 0,396 Valid
7. 0,874 0,396 Valid
8. 0,497 0,396 Valid
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
141
5. Kuesioner Dukungan Keluarga
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 25 100.0
Excludeda 0 .0
Total 25 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.802 9
Item
pertanyaan
R hitung R tabel 5% (25) Keterangan
1. 0,523 0,396 Valid
2. 0,481 0,396 Valid
3. 0,585 0,396 Valid
4. 0,616 0,396 Valid
5. 0,675 0,396 Valid
6. 0,513 0,396 Valid
7. 0,508 0,396 Valid
8. 0,637 0,396 Valid
9. 0,700 0,396 Valid
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
142
6. Kuesioner Dukungan Petugas Kesehatan
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 25 100.0
Excludeda 0 .0
Total 25 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.786 7
Item
pertanyaan
R hitung R tabel 5% (25) Keterangan
1. 0,636 0,396 Valid
2. 0,754 0,396 Valid
3. 0,778 0,396 Valid
4. 0,616 0,396 Valid
5. 0,639 0,396 Valid
6. 0,662 0,396 Valid
7. 0,662 0,396 Valid
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
143
7. Kuesioner Perilaku Ibu
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 25 100.0
Excludeda 0 .0
Total 25 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.883 12
Item
pertanyaan
R hitung R tabel 5% (25) Keterangan
1. 0,767 0,396 Valid
2. 0,803 0,396 Valid
3. 0,565 0,396 Valid
4. 0,649 0,396 Valid
5. 0,568 0,396 Valid
6. 0,644 0,396 Valid
7. 0,416 0,396 Valid
8. 0,803 0,396 Valid
9. 0,546 0,396 Valid
10. 0,644 0,396 Valid
11. 0,568 0,396 Valid
12. 0,803 0,396 Valid
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
144
Lampiran 5 Tabulasi Data Demografi Responden
Keterangan :
Pekerjaan Suami Koding
Swasta 1
Wiraswasta 2
PNS 3
Usia
responden Koding
< 20 tahun 1
20-35 tahun 2
> 35 tahun 3
Pendidikan Koding
SD 1
SMP 2
SMA 3
D3/PT 4
Jumlah anak Koding
1 anak 1
2 anak 2
> 2 anak 3
Pekerjaan responden Koding
ibu rumah tangga 1
Wiraswasta 2
Swasta 3
PNS 4
Lainnya 5
Jenis kelamin bayi Koding
Laki-laki 1
Perempuan 2
Jenis
persalinan Koding
Normal 1
SC 2
Usia
Bayi Koding
< 6 bulan 1
> 6 bulan 2
Jenis ASI Koding
ASI Full 1
ASI+MPASI 2
Kelurahan Koding
Ngagel Rejo 1
Ngagel Rejo 2
Koding Penghasilan keluarga
1 <3.500.000
2 3.500.000
3 >3.500.000
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
145
No.R Usia Pendidikan Pekerjaan
Jumlah
anak
Jenis
kelamin
usia
bayi
Jenis
persalinan
Jenis
ASI
Pekerjaan
suami Penghasilan Kelurahan
X001 3 3 3 3 1 1 1 2 2 1 2
X002 2 3 2 3 1 1 1 2 1 2 2
X003 2 3 1 3 1 1 1 1 1 1 2
X004 2 3 1 2 2 2 1 2 1 1 2
X005 3 3 1 3 2 2 2 2 2 1 2
X006 2 3 1 2 1 2 1 2 1 1 2
X007 2 4 2 1 2 1 1 1 1 1 2
X008 3 3 1 3 2 2 1 2 1 1 2
X009 2 3 1 2 2 2 1 2 2 3 2
X010 2 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2
X011 2 3 2 1 2 1 2 2 1 3 2
X012 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 2
X013 3 1 1 3 1 1 2 1 2 1 2
X014 2 3 1 2 2 1 1 1 1 2 2
X015 1 3 1 1 1 1 2 1 1 1 2
X016 3 3 1 3 1 1 2 2 1 1 1
X017 3 1 1 1 2 1 2 2 2 1 2
X018 2 3 1 2 1 1 1 1 1 1 2
X019 2 4 1 2 1 1 1 1 2 3 2
X020 2 3 1 3 1 2 1 2 2 3 2
X021 2 3 1 2 2 1 2 1 1 2 2
X022 2 3 2 1 2 2 2 2 1 1 2
X023 2 3 1 2 2 1 1 1 1 2 2
X024 2 4 4 2 1 1 2 1 1 3 2
X025 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 2
X026 3 1 1 3 2 2 1 2 2 1 2
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
146
X027 2 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2
X028 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2
X029 2 3 1 2 2 2 1 2 1 3 2
X030 2 3 1 2 1 2 2 2 1 2 2
X031 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2
X032 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 1
X033 2 3 1 2 2 1 2 1 1 1 1
X034 3 3 1 2 1 2 2 2 1 1 1
X035 2 3 1 1 2 2 2 2 1 1 1
X036 2 3 1 3 2 1 1 1 1 1 1
X037 2 3 1 2 2 2 1 2 2 1 1
X038 3 3 1 2 2 1 2 1 1 1 1
X039 3 3 1 3 1 1 1 1 1 1 1
X040 3 3 1 2 2 2 1 2 1 1 1
X041 2 4 2 1 1 2 1 2 1 3 1
X042 2 4 2 2 1 2 1 2 1 3 1
X043 2 4 2 2 2 2 1 2 1 3 1
X044 2 4 1 2 1 2 2 2 1 3 1
X045 2 3 1 1 1 2 2 2 1 3 1
X046 2 4 2 1 2 1 1 2 1 3 1
X047 2 4 2 1 2 1 1 1 1 3 1
X048 2 4 1 2 2 2 1 2 1 3 1
X049 2 4 1 1 2 2 1 2 1 3 1
X050 2 4 2 1 2 1 1 1 1 3 1
X051 2 3 1 2 1 2 2 2 1 1 1
X052 2 3 1 2 1 1 2 1 1 1 1
X053 2 3 1 1 1 1 1 1 2 3 1
X054 2 3 2 1 1 1 1 1 3 3 1
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
147
X055 3 3 1 2 2 2 1 2 2 1 2
X056 2 3 2 1 1 1 1 1 1 1 2
X057 2 3 1 1 1 1 1 2 1 2 2
X058 3 3 1 3 2 2 1 2 1 2 1
X059 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1
X060 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1 1
X061 2 3 1 2 1 2 1 2 1 3 1
X062 3 3 1 3 2 2 2 2 1 3 1
X063 3 4 1 3 2 1 2 1 3 3 1
X064 2 2 1 3 2 1 2 1 1 1 1
X065 2 3 1 3 2 2 1 2 2 1 1
X066 2 3 1 2 2 1 2 1 1 2 1
X067 2 4 2 1 1 1 1 1 2 2 1
X068 2 4 1 1 2 2 1 2 2 3 1
X069 2 4 1 2 1 1 1 2 3 3 1
X070 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1
X071 1 3 1 1 1 2 1 2 2 2 1
X072 2 3 1 1 1 2 2 2 2 1 1
X073 2 4 4 3 1 1 1 1 1 3 1
X074 3 2 1 3 2 2 1 2 2 2 1
X075 2 4 2 1 1 1 1 2 1 2 1
X076 2 2 1 1 1 2 1 2 2 1 2
X077 2 3 1 1 2 2 1 2 1 1 1
X078 3 3 2 2 2 1 1 1 1 2 1
X079 2 1 1 2 1 1 1 2 1 3 2
X080 2 4 3 1 1 2 1 2 2 3 1
X081 2 1 1 2 2 1 1 2 2 3 1
X082 2 3 1 2 2 1 2 2 1 1 1
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
148
X083 2 4 4 1 2 1 1 2 2 2 1
X084 2 1 1 3 1 1 2 2 2 1 1
X085 3 3 1 1 2 2 2 2 2 1 1
X086 2 3 1 3 2 2 2 2 1 2 1
X087 3 3 1 3 1 2 1 2 1 2 1
X088 2 4 1 1 1 1 2 1 1 3 1
X089 2 3 1 3 2 2 1 1 1 1 1
X090 2 3 1 3 2 1 1 1 2 1 1
X091 2 3 1 2 1 1 1 1 2 3 1
X092 3 4 1 2 2 1 2 1 1 3 1
X093 2 4 2 1 1 1 2 1 1 3 1
X094 3 3 1 2 2 1 1 1 2 2 1
X095 2 3 1 2 1 2 1 2 1 1 1
X096 2 3 1 2 1 1 2 2 1 1 1
X097 2 3 2 1 2 1 2 1 1 2 1
X098 2 3 1 1 1 2 1 2 1 3 1
X099 2 3 1 2 1 2 2 2 2 2 1
X100 3 3 1 3 1 1 2 2 1 3 1
X101 2 4 2 1 2 2 2 2 3 3 1
X102 3 3 1 2 2 1 1 1 2 2 1
X103 3 4 1 3 1 1 1 2 1 3 1
X104 2 3 1 2 2 1 2 1 1 3 1
X105 2 1 3 1 2 1 2 2 1 1 1
X106 2 3 1 3 2 1 1 2 1 1 1
X107 2 4 1 1 2 1 1 1 1 3 1
X108 2 3 1 2 2 2 2 2 1 1 2
X109 2 3 1 2 1 1 1 2 1 1 1
X110 2 3 3 2 2 1 1 1 1 3 1
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
149
X111 3 2 1 2 1 1 1 2 1 1 1
X112 2 4 1 2 2 2 2 2 3 3 1
X113 2 1 1 3 2 2 1 2 1 1 1
X114 2 4 4 3 2 2 2 2 1 3 1
X115 2 3 1 3 2 1 1 1 1 2 1
X116 3 1 1 3 2 1 1 1 2 1 1
X117 2 1 1 3 2 2 1 2 1 2 1
X118 2 3 1 3 1 2 1 2 1 1 2
X119 2 3 1 2 2 1 1 1 2 3 1
X120 2 3 1 3 1 1 2 1 1 3 1
X121 2 2 1 3 1 2 1 2 1 2 1
X122 2 3 1 3 1 1 1 1 1 2 1
X123 2 3 1 3 1 1 1 1 1 2 1
X124 2 3 1 3 1 2 2 2 1 2 1
X125 3 3 1 2 1 2 1 2 1 2 1
X126 2 3 1 2 1 2 2 2 1 2 1
X127 2 3 1 1 1 2 1 2 1 2 1
X128 2 3 1 3 2 1 1 1 1 2 1
X129 2 4 1 3 2 1 1 1 1 2 1
X130 2 3 1 3 1 2 1 2 1 2 1
X131 2 3 1 1 2 2 1 2 1 2 1
X132 3 3 1 1 2 1 1 2 2 3 1
X133 3 3 1 3 2 1 1 1 2 3 1
X134 2 4 1 3 1 2 1 2 2 3 1
X135 2 4 1 3 1 1 2 1 2 3 1
X136 2 3 1 2 1 1 1 1 3 3 1
X137 2 3 1 2 1 2 2 2 2 1 1
X138 2 3 1 2 1 1 2 2 1 1 1
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
150
X139 3 3 1 2 2 1 1 1 1 1 1
X140 2 3 1 2 2 1 1 2 1 2 1
X141 2 3 1 2 2 1 1 2 1 2 1
X142 2 3 1 2 2 1 1 1 1 2 1
X143 2 3 1 2 2 1 1 2 1 2 1
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
151
Lampiran 6 Tabulasi Data Variabel Penelitian
Pengetahuan Sikap Budaya
Ketersediaan
Faskes
Dukungan
Keluarga
Dukungan ptgs
kesehatan Perilaku Ibu
3 1 2 3 2 2 2
3 2 2 2 2 2 2
3 2 2 3 2 1 2
3 2 2 3 2 2 3
3 1 2 3 2 2 2
3 2 2 3 2 2 3
3 2 2 3 3 2 3
3 2 2 3 2 2 2
3 2 2 3 2 2 3
3 2 1 3 2 2 3
3 2 2 3 3 2 3
3 2 2 2 3 2 3
3 2 2 3 3 3 3
3 2 2 2 3 3 2
3 1 2 3 2 2 2
3 2 2 3 2 2 2
2 2 2 2 2 2 2
3 1 2 3 3 2 2
3 2 2 3 2 3 2
3 1 2 3 2 3 2
3 2 2 3 3 2 2
2 2 1 3 2 2 2
3 2 2 3 2 2 2
3 2 2 3 3 2 2
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
152
3 1 2 3 2 2 2
3 2 2 3 2 2 2
3 2 2 3 2 2 2
3 2 2 3 2 2 2
3 2 2 2 2 2 2
3 1 1 3 2 2 2
3 2 2 3 2 2 2
3 2 2 2 3 1 2
3 2 2 2 2 2 2
3 2 1 3 2 2 2
3 2 2 3 2 2 2
3 2 2 3 2 2 2
3 2 2 2 2 2 2
3 2 2 3 2 2 2
3 2 1 3 1 2 2
3 2 2 3 2 2 2
3 2 2 3 3 3 3
3 2 2 3 3 3 3
3 2 2 3 3 1 2
2 2 2 2 2 2 2
3 2 2 3 3 2 3
3 2 2 2 3 2 2
3 2 2 2 3 1 3
3 2 2 3 3 3 3
3 2 2 3 3 3 3
3 1 2 2 1 1 2
2 2 1 3 3 2 2
3 2 2 3 2 2 2
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
153
3 2 2 3 3 1 3
3 2 2 3 3 1 3
2 2 2 2 2 2 2
3 2 2 3 3 2 2
3 2 2 3 3 2 2
3 2 2 3 3 2 2
3 2 2 3 3 2 2
3 1 2 3 2 1 2
3 2 2 3 3 1 2
3 2 2 2 2 2 2
3 2 1 3 2 2 2
3 2 2 3 2 2 2
3 1 2 3 2 2 2
3 2 1 2 2 2 2
3 2 2 2 2 2 2
3 2 2 1 2 2 2
3 2 2 3 2 2 2
2 1 2 3 2 2 2
3 2 2 3 2 1 2
3 2 2 3 3 1 1
3 1 2 3 2 2 2
3 2 2 3 2 2 2
3 1 2 2 2 2 2
3 2 2 2 2 2 2
3 2 1 3 2 2 2
3 2 2 3 2 2 2
3 2 2 3 2 2 2
3 2 2 3 2 2 3
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
154
3 2 2 2 2 2 2
2 1 2 2 2 2 2
3 2 2 3 2 2 3
3 2 1 3 2 2 2
3 2 1 3 2 2 2
3 2 2 3 3 2 2
3 2 1 3 2 2 2
3 2 2 2 2 2 2
3 2 2 3 2 2 2
2 2 2 3 2 2 2
3 2 2 3 2 2 3
3 2 1 3 2 2 2
2 2 2 3 2 2 2
3 2 2 3 2 2 3
3 1 2 3 2 2 2
3 2 2 3 2 1 2
3 2 2 2 3 2 2
3 2 1 2 2 1 2
3 2 2 3 3 2 2
3 2 2 3 2 2 2
3 2 2 3 2 2 2
3 2 2 3 3 2 2
3 2 2 3 2 2 2
3 2 1 3 2 2 2
2 2 2 3 2 2 2
3 2 2 3 2 2 2
3 2 2 3 2 2 2
3 2 2 3 2 2 3
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
155
3 1 1 2 2 2 2
3 2 2 3 2 2 3
3 2 2 2 2 2 2
3 2 1 3 2 2 2
3 1 2 3 2 2 2
3 2 2 3 2 1 2
2 2 2 2 2 2 2
3 2 2 3 2 2 2
3 2 2 3 2 2 2
3 2 2 3 2 2 2
3 2 1 3 2 2 2
3 2 1 3 2 2 2
2 2 2 3 2 2 2
3 2 2 3 2 3 2
3 2 1 3 2 3 2
3 2 2 3 3 1 3
3 2 2 3 2 2 3
3 1 2 3 2 3 2
3 2 2 3 2 3 2
3 2 2 3 2 1 3
3 2 2 2 2 2 2
3 2 2 3 3 2 2
3 2 1 3 3 1 2
3 2 2 3 3 2 3
3 2 1 3 2 2 2
3 2 2 3 3 2 3
3 2 2 3 3 2 3
3 2 2 3 3 3 3
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
156
3 2 2 3 3 3 3
3 2 2 3 2 1 3
3 2 2 3 3 2 3
2 2 2 3 3 2 2
3 2 2 3 1 2 3
3 2 2 3 2 2 3
3 2 2 3 3 3 3
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
157
Lampiran 7 Hasil Uji Spearman Rho’
1. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Ibu dalam Memperlancar ASI
2. Hubungan Sikap dengan Perilaku Ibu dalam Memperlancar ASI
3. Hubungan Budaya dengan Perilaku Ibu dalam Memperlancar ASI
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
158
4. Hubungan Ketersediaan Fasilitas Kesehatan dengan Perilaku Ibu dalam
Memperlancar Produksi ASI
5. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Perilaku Ibu dalam Memperlancar
Produksi ASI
6. Hubungan Dukungan Petugas Kesehatan dengan Perilaku Ibu dalam
Memperlancar Produksi ASI
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
159
Lampiran 8 Sertifikat Uji Etik
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
160
Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
161
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.
162
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI ANALISIS FAKTOR YANG... THALI'AH JIHAN N.