Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
ABSTRAK
Andi Irawan, 2011. Fanatisme Suporter Persebaya (Bonek Sakit Hati) di Kelurahan Pagesangan Kecamatan Jambangan Kota Surabaya,. Skripsi Program Studi Sosiologi Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya. Kata kunci : Fanatisme, Suporter Sepak Bola.
Ada tiga rumusan masalah yanghendak dikaji dalam skripsi ini , yaitu: (1) Bagaimana bentuk fanatisme bonek sakit hati di kelurahan Pagesangan kecamatan Jambangan Kota Surabaya?(2) Bagaimana peleburan identitas individu anggota ke dalam identitas kelompok bonek sakit hati di kelurahan Pagesangan kecamatan Jambangan kota Surabaya? (3)Bagaimana respon masyarakat terhadap aktivitas bonek sakit hati di kelurahan Pagesangan kecamatan Jambangan kota Surabaya?
Untuk menjawab dua persoalan di atas, maka penelitian ini menggunakan
metode penelitian kualitatif. Metode ini dipilih agar diperoleh data penelitian yang bersifat mendalam dan menyeluruh mengeni bentuk fanatisme kelompok bonek sakit hati ddikelurahan Pagesangan kecamatan Jambangan kota Surabaya. Data yang diperoleh kemudian disajikan secara deskriptif dan dianalisis dengan teori solidaritas dan arus social Emile Durkheim
Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa (1) bentuk fanatisme bonek
sakit ialah selalu menyaksikannya mereka pada setiap Persebaya bertanding, memberikan semangat dan motivasi tanpa lelah kepada pemain Persebaya dan tidak terima apabila ada segala hal yang dapat merugikan Persebaya (2) Peleburan individu pada kelompok bonek sakit hati membuat hilangnya identitas personal individu tersebut. (3) respon masyarakat Pagesangan pada kelompok bonek sakit ini ialah biasa saja karena masyarak tidak mempedulikan kelompok ini.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... ii PENGESAHAN TIM PENGUJI ..................................................................... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN ............................................ v ABSTRAK ....................................................................................................... vi KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii DAFTAR ISI .................................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x DAFTAR TABEL ............................................................................................ xi BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1 B. Rumusan Masalah .......................................................................... 8 C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 9 D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 9 E. Definisi Konsep .............................................................................. 10
1.Fanatisme .................................................................................... 10 2.Bonek Sakit Hati ......................................................................... 13
F. Metode Penelitian .......................................................................... 15 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ............................................... 15 2. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 16 3. Pemilihan Subjek Penelitian ..................................................... 16 4. Jenis dan Sumber Data ............................................................. 17 5. Tahap- Tahap Penelitian ........................................................... 19 6. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 21 7. Teknik Analisa Data ................................................................. 23 8. Teknik Keabsahan Data ............................................................ 23 9. Sistematika Pembahasan .......................................................... 25
BAB II : KAJIAN TEORITIK
A. Kajian Pustaka ................................................................................ 27 1. Sepak Bola dan Suporter .......................................................... 27 2. Fanatisme Suporter Sepak Bola ................................................ 37
B. Kajian Teoritis ................................................................................ 42 1. Teori Solidaritas ....................................................................... 42 2. Teori Arus Sosial ..................................................................... 45
C. Penelitian Terdahulu yang relevan ................................................. 46
BAB III: FANATISME BONEK SAKIT HATI DI KELURAHAN PAGESANGAN
A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ................................................ 52 1. Gambaran Umum Kelurahan Pagesangan ............................... 52
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2. Kondisi Geografis kelurahan Pagesangan ................................ 53 3. Sarana dan Prasarana................................................................ 55 4. Kondisi Pendidikan Masyarakat Kelurahan Pagesangan .................. 56 5. Jumlah Penduduk ..................................................................... 57 6. Kehidupan Keagamaan Kelurahan Pagesangan ....................... 60 7. Kondisi Lingkungan Masyarakat Kelurahan
Pagesangan ............................................................................... 62 8. Kondisi sosial masyarakat Kelurahan Pagesangan ................. 63 9. Kondisi Perekonomian Masyarakat Kelurahan
Pagesangan ............................................................................... 64 10. Profil dan Sejarah Bonek Sakit Hati ........................................ 66
B. Deskripsi Hasil Penelitian .............................................................. 70 1. Fanatisme Kelompok Bonek Sakit Hati di Kelurahan
Pagesangan .............................................................................. 70 2. Peleburan Identitas Individu Anggota ke Dalam
Identitas Kelompok Bonek Sakit Hati ..................................... 79 3. Respon masyarakat terhadap aktivitas bonek sakit hati ........... 87
C. Analisis Data .................................................................................. 91 D. Relevansi Fanatisme Bonek Sakit Hati Dengan Teori
Solidaritas dan Teori Arus Sosial ................................................... 96 BAB IV : PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 101 B. Saran ............................................................................................... 103
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sepak bola merupakan olah raga yang banyak diminati oleh masyarakat
dari berbagai kalangan tanpa memandang kasta dan usia. Selain itu, adanya
kemajuan teknologi menyebabkan sepak bola dapat dinikmati dengan mudah
oleh masyarakat, baik di Indonesia maupun di negara-negara lain. Berbagai
faktor tersebut yang menjadikan sepak bola sebagai olahraga yang
digandrungi oleh banyak orang.
Berdasarkan pemahaman, penonton dapat diklasifikasikan dalam dua
kelompok yakni penonton yang hanya sekedar menikmati pertandingan sepak
bola tanpa memihak atau mendukung salah satu tim sepak bola serta
kelompok penonton yang mendukung dan memberikan semangat kepada tim
sepak bola yang mereka dukung, kelompok penonton yang kedua ini disebut
suporter.
suporter merupakan suatu bentuk kelompok sosial yang secara relatif
tidak teratur dan terjadi karena ingin melihat sesuatu (spectator crowds).
2Kerumunan semacam ini hampir sama dengan khalayak penonton, akan tetapi
bedanya pada spectator crowds adalah kerumunan penonton tidak
direncanakan, serta kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada umumnya tak
terkendalikan. Sedangkan suatu kelompok manusia tidak hanya tergantung
2 Soekanto, S. Sosiologi, Suatu Pengantar. (Jakarta: Rajawali Press. 1990).hal 81
1
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
pada adanya interaksi di dalam kelompok itu sendiri, melainkan juga karena
adanya pusat perhatian yang sama. Fokus perhatian yang sama dalam
kelompok penonton yang disebut suporter dalam hal ini adalah tim sepak bola
yang didukung dan dibelanya. Apakah mengidolakan salah satu pemain,
permainan bola yang bagus dari tim sepak bola yang didukungnya, ataupun
tim yang berasal dari individu tersebut berasal.
Keberadaan suporter sepak bola mengalami perkembangan seiring
berkembangnya waktu dan kompleksitas masyarakat secara keseluruhan.
Sebelum tahun 1995 suporter sepak bola terbatas pada kelompok pendukung
masing-masing klub, namun sejak tahun 1995 suporter sepak bola tersebut
terorganisir dan mempunyai nama kelompok suporter pada masing-masing
klub. Bonek merupakan salah satu contoh kelompok suporter tim Persebaya
yang lahir pada tahun 1989 mengawali kelompok-kelompok suporter yang
lain. Dalam perkembangannya sampai saat ini, Bonek tersebut mempunyai
elemen- elemen sebagai sub kelompoknya yakni YSS (Yayasan Suporter
Surabaya), PFC ( Persebaya Fans Club), dan SAS (Suporter Arek Surabaya).3
Bonek, akronim bahasa Jawa dari Bondho Nekat (modal nekat),
biasanya ditujukan kepada sekelompok pendukung atau suporter kesebelasan
Persebaya Surabaya. Kelompok ini identik dengan atribut warna hijau, mulai
dari kaos sampai topi berwarna hijau. Istilah bonek pertama kali dimunculkan
oleh Harian Pagi Jawa Pos tahun 1989.
3 Basofi Soedirman, dkk, BONEK berani karena bersama ( Surabaya: HIPOTESA,1997), hal. 19
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Sebutan bonek awalnya ditujuhkan pada suporter Persebaya yang
berbondong-bondong dari Surabaya menuju Jakarta. Suporter ini hanya
berangkat membawa uang 2.000 rupiah. Mereka begitu semangat menguasai
Senayan dengan hanya bermodal nekat. Hal itulah yang membuat suporter
Persebaya mendapat sebutan “Bonek”.4
Bonek merupakan Suporter yang menjadi bentuk eksistensi dari
masyarakat, yang mempunyai sebuah bentuk kebanggaan serta kencintaan
terhadap tim sepak bola, hal ini yang membuat fanatisme Bonek timbul.
Mereka akan sangat senang jika tim mereka menang namun bisa sangat marah
jika yang terjadi sebaliknya.
Sebagai Suporter, Bonek tentu sangat menginginkan tim sepak bola
yang diidolakannya menang, untuk itu mereka rela memberikan dukungan
kepada timnya dengan melihat pertandingan timnya secara langsung. Saat
pertandingan berlangsung sering kali para suporter tersebut sulit
mengendalikan emosinya sehingga terjadi tindakan kekerasan antar suporter
dan tidak sedikit pula mencederai pihak lain, bahkan melakukan perusakan
fasilitas umum secara brutal yang mengarah pada tindakan anarkis.
Hal ini umumnya akibat kekecawaan para suporter atas hasil
pertandingan, apalagi apabila tim kesayangannya mengalami aksi kekerasan.
Aksi anarkis juga sering timbul akibat kekecewaan terhadap orang yang
terlibat dalam pertandingan, yaitu wasit ataupun hakim garis. Memang tidak
ada yang salah, apabila kita fanatik terhadap sesuatu. Tapi bila sebuah fanatik
4 Basofi Soedirman, dkk, BONEK berani karena bersama ( Surabaya: HIPOTESA,1997) hal 75
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
yang berlebih akan menimbulkan rasa gengsi. Apalagi bila rasa fanatik itu
dimiliki oleh massa yang berjumlah besar.
Dengan berjalannya waktu, nama bonek pun sudah mendunia. Bahkan
saat ini bonek menjadi suporter paling fanatik nomer dua setelah supporter
holigan milik negara Inggris.5 Bonek juga memiliki banyak sekali peminatnya.
Mulai dari yang muda sampai yang tua. Namun kemajuan itu tidak diimbangi
dengan tingkah laku bonek. Pada dasarnya fanatisme suporter itu harus di
wujudkan dengan hal-hal yang bersifat postif, namun fanatisme bonek berbeda
Mereka mewujudkan fanatisme mereka dengan tindakan anarkis. Banyak pula
pandangan negative dari masyarakat. Hal ini dikarenakan sering terjadinya
kerusuhan yang di lakukan bonek mania.
Salah satu contoh peristiwa kekacauan yang disebabkan "Bonek mania"
adalah kerusuhan pada pertandingan Copa Dji Sam Soe antara Persebaya
Surabaya melawan Arema Malang pada 4 September 2006 di Stadion 10
November, Tambaksari, Surabaya. Selain menghancurkan kaca-kaca di dalam
stadion, para pendukung Persebaya ini juga membakar sejumlah mobil yang
berada di luar stadion antara lain mobil stasiun televisi milik ANTV, mobil
milik Telkom, sebuah mobil milik TNI Angkatan Laut, sebuah ambulans dan
sebuah mobil umum. Sementara puluhan mobil lainnya rusak berat.6
Bonek adalah salah satu fenomena sosial masyarakat Indonesia. Dengan
ciri khasnya, anarkis, brutal, dan nekat akan selalu menghiasi Sepak bola
Indonesia. Bonek, yang rata-rata adalah golongan kaum menengah kebawah 5 Basofi Soedirman, dkk, BONEK berani karena bersama ( Surabaya: HIPOTESA,1997) hal 41 6 Sindhunata. Catatan Sepakbola Sindhunata: Bola-bola Nasib. (Jakarta: Penerbit Buku Kompas 2002). hal 40
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
masyarakat Surabaya yang hanya bermodalkan nekat ketika harus mendukung
timnya kemanapun perginya memang telah menjadi bagian tak terpisahkan
dari persepak bolaan kita. Dan fenomena sosial berupa bonek ini nampaknya
memerlukan penanganan serius, bertahap dan tepat sasaran guna memberikan
solusi yang solutif bagi perkembangan persepak bolaan nasional. Sulit
memang menghilangkan citra anarkis para bonek di pentas persepak bolaan
nasional.
Citra anarkis sering kali dilontarkan masyarakat pada kelompok Bonek
Mania. Masyarakat memandang perilaku bonek sering merugikan masyarakat.
Para bonek merusak infrastruktur yang ada. Setiap kali persebaya main, pasti
dimana-mana terlihat polisi yang berjaga-jaga. Hal itu sama dengan penjagaan
polisi terhadap demonstran dari buruh pabrik maupun mahasiswa. Namun
jumlah aparat kepolisian dalam mengamankan pertandingan persebaya lebih
banyak dari pada mengawal demonstran. Semua itu dilakukan untuk
mengantisipasi ulah-ulah bonek yang dapat merugikan masyarakat.
Melihat kenyataan di atas, individu yang mempunyai fanatisme yang
berlebihan atau cinta pada suatu tim sepak bola yang bergerombol dalam
situasi massa maka individu yang bersangkutan akan mudah terpengaruh dan
ikut apa yang kelompok perbuat, entah itu baik atau buruk. Bila seseorang
dalam situasi massa, lebih cenderung bertindak agresif dikarenakan terjadi
deindividuisasi. 7Individu merasa menjadi bagian dari massa dan kehilangan
identitas personalnya. Sikap fanatik merupakan sifat bawaan (fitrah) manusia,
7 Indriyanti, E. Hubungan Fanatisme dengan Agresifitas.. Surabaya: Skripsi Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. 2003). Hal 39
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
setiap individu pasti memilikinya, tergantung takaran kefanatisan yang
dimiliki setiap individu
Individu yang mengalami fanatik buta menganggap sesuatu yang
diidolakan atau diyakini adalah yang paling benar dan baik dimatanya. Fanatik
adalah keyakinan atau paradigma tentang sesuatu dapat bersifat positif
maupun negatif yang tidak berdasar pada teori atau realitas yang ada dan
diyakini secara mendalam sehingga sulit diluruskan atau diubah. Fanatisme
biasanya tidak rasional, oleh karena itu argumen rational pun susah digunakan
untuk meluruskannya. Fanatisme dapat disebut sebagai orientasi dan sentimen
yang mempengaruhi seseorang dalam.8
1. Berbuat sesuatu, menempuh sesuatu atau memberi sesuatu.
2. Dalam berfikir dan memutuskan.
3. Dalam mempersepsi dan memahami
4. Dalam merasa.
Banyak terjadinya anarkisme yang dilakukan oknum yang
mengatasnamakan bonek. Akhirnya banyak pula lahir kelompok sporter yang
di bawah naungan YSS (Yayasan Supporter Surabaya). Di antaranya ialah
Bonek Sakit Hati, B FAZTERS (Barisan Fanatik Suporter Surabaya),
BALGO, BONJA, BFC (Bonek Fans Club), BMP (Bonek Merah Putih), dan
masih banyak lagi. Kelompok bonek ini tersebar di seluruh wilayah Surabaya.
Kelompok ini dibentuk dengan menyesuaikan KORWIL (Koordinator
Wilayah) masing- masing. Hal ini bertujuan agar para supporter yang
8 Mubarok. A. Sikap fanatisme dalam tinjauan Islam. (2008). Diakses dari http://www.mubarok-institute.blogspot.com. Pada tanggal 02-05-2011
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
menamakan diri mereka sebagai Bonek bisa terorganisasi dan mengurangi
tingkat anarkis suporter.
Salah satu kelompok Bonek mania yang memiliki tingkat fanatik yang
besar adalah kelompok yang mengatas namakan Bonek Sakit Hati. Kelompok
ini memiliki jumlah anggota yang terdaftar sebanyak 100 orang. Kelompok
Bonek ini berada di tengah-tengah masyarakat Pagesangan kecamatan
Jambangan kota Surabaya. Kelompok Bonek Sakit hati ini beranggotakan
pemuda-pemudi dari masyarakat Pagesangan. Anggota dari kelompok bonek
ini kebanyakan dari masyarakat menengah kebawah. Kelompok ini berasal
dari keluarga yang memiliki ekonomi pas-pasan. Walaupun demikian
kelompok ini sangat menjunjung tinggi rasa kekeluargaan.Setiap dua minggu
sekali kelompok ini berkumpul. Selain itu anggota kelompok ini juga
berkumpul apabila tim idola mereka (PERSEBAYA SURABAYA)
bertanding.
Salah satu bukti fanatisme bonek sakit hati ialah kelompok ini akan
selalu ada dimanapun persebaya melakukan pertandingan. Berbagai cara
dilakukan agar bisa menyaksikan pertandingan persebaya. Karena ekonomi
mereka pas-pasan, mereka sering kali menggunakan cara nekat. Mereka
menumpang kendaraan yang melintas menuju tempat persebaya bertanding.
Baik itu kereta api maupun truk. Sesampai di tempat pertandingan, apabila
tidak bisa membeli tiket mereka sering memanjat dinding stadion yang cukup
tinggi. Mereka tidak memperdulikan nyawa yang menjadi taruhannya.
Menurut mereka menyaksikan persebaya adalah kewajiban.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Dari fenomena sosial diatas membuat peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian. Dan jenis penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian
kualitatif. Dalam proses pengumpulan data peneliti menggunakan metode
deskriptif. Peneliti tertarik melakukan penelitian terhadap bonek ialah karena
bonek bukan sebuah lembaga atau institusi, namun bonek ini memiliki
fanatime kelompok dan tingkat solidaritas kelompok yang tinggi. Pentingnya
melakukan penelitian ini adalah agar masyarakat tahu kefanatikan bonek dan
solidaritas yang terjalin pada bonek.
Selain itu belum ditemukannya penelitian terhadap Bonek Mania oleh
mahasiswa di fakultas Dakwah Institut Agama Islam Negeri Surabaya ini. Hal
itulah yang menjadi pendorong peneliti untuk melakukan penelitian terhadap
Bonek Mania yang di fokuskan pada kelompok bonek Sakit Hati.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk fanatisme bonek sakit hati di kelurahan Pagesangan
kecamatan Jambangan Kota Surabaya?
2. Bagaimana peleburan identitas individu anggota ke dalam identitas
kelompok bonek sakit hati di kelurahan Pagesangan kecamatan Jambangan
kota Surabaya?
3. Bagaimana respon masyarakat terhadap aktivitas bonek sakit hati di
kelurahan Pagesangan kecamatan Jambangan kota Surabaya?
C. Tujuan Penelitian
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Untuk memudahkan penelitian, penulis sengaja meneliti dan membahas
masalah ini dengan tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Bagaimana bentuk fanatisme bonek sakit hati di
kelurahan Pagesangan kecamatan Jambangan Kota Surabaya?
2. Untuk mengetahui Bagaimana peleburan identitas individu anggota ke
dalam identitas kelompok bonek sakit hati di kelurahan Pagesangan
kecamatan Jambangan kota Surabaya?
3. Untuk mengetahui Bagaimana respon masyarakat terhadap aktivitas bonek
sakit hati di kelurahan Pagesangan kecamatan Jambangan kota Surabaya?
D. Manfaat Penelitian
Sebagai aktifitas akademis, penelitian ini sangat bermanfaat, baik bagi
penulis maupun bagi masyarakat secara teoritis maupun praktis.
Secara teoritis penelitian ini juga akan berguna untuk menambah
khasanah ilmu pengetahuan khususnya di bidang ilmu social, fenomena social
dan ilmu-ilmu lainnya yang berkaitan dengan pengetahuan masyarakat tentang
fenomena yang ada di masyarakat.
Secara praktis penelitian ini berfungsi sebagai.
1. Bagi akademis ialah sebagai kontribusi pemikiran terhadap lembaga
akademis IAIN Sunan Ampel Surabaya, khususnya Fakultas Dakwah
Program Studi Sosiologi.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2. Bagi masyarakat Kelurahan Pagesangan Kecamatan Jambangan kota
Surabaya untuk dijadikan rujukan dalam menyikapi adanya kelompok
suporter Bonek Sakit Hati.
3. Bagi peneliti tentunya untuk menambah refrensi wawasan ilmu
pengetahuan dalam bidang ilmu-ilmu social serta untuk memenuhi tugas
akhir dalam menyelesaikan strata satu (S1)
E. Definisi Konsep
1. Fanatisme
Fanatisme ialah suatu keyakinan atau suatu pandangan tentang
sesuatu, yang positif atau yang negatif, pandangan yang tidak memiliki
sandaran teori atau pijakan kenyataan, tetapi dianut secara mendalam
sehingga susah diluruskan atau diubah. Menurut definisinya, Fanatisme
biasanya tidak rasional atau keyakinan seseorang yang terlalu kuat dan
kurang menggunakan akal budi sehingga tidak menerima faham yang lain
dan bertujuan untuk mengejar sesuatu. Adanya fanatisme dapat
menimbulkan perilaku agresi dan sekaligus memperkuat keadaan individu
yang mengalami deindividuasi untuk lebih tidak terkontrol perilakunya.
Fanatisme dipandang sebagai penyebab menguatnya perilaku
kelompok yang tidak jarang dapat menimbulkan perilaku agresi. Individu
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
yang fanatik akan cenderung kurang memperhatikan kesadaran sehingga
seringkali perilakunya kurang terkontrol dan tidak rasional.9
Pengertian Fanatisme sendiri dapat disebut sebagai orientasi dan
sentimen yang mempengaruhi seseorang dalam
a. Berbuat sesuatu, menempuh sesuatu atau memberi sesuatu,
b. Dalam berfikir dan memutuskan,
c. Dalam mempersepsi dan memahami sesuatu,
d. Dalam merasa
Fanatisme dapat disebabkan oleh banyak faktor, bukan hanya oleh
satu faktor saja. Munculnya perilaku fanatik pada seseorang atau
sekelompok orang disuatu tempat atau disuatu masa, dapat diakibatkan
oleh akibat kebiasaan dari dari sistem budaya lokal atau merupakan
perwujudan dari motif pemenuhan diri kebutuhan kejiwaan individu atau
sosial yang terlalu tidak terpenuhi.
Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perilaku fanatisme, yaitu
pertama, kebodohan, kebodohan yang membabi buta dengan tanpa
pengetahuan yang cukup hanya mengikuti suatu pilihan dan hanya
mengandalkan keyakinannya saja. Kedua, cinta golongan/kelompok,
mengutamakan golongannya dari golongan di luarnya diatas segalanya.
9. Fanatisme: http://duniapsikologi.dagdigdug.com/2010/01/19/fanatisme/ di akses pada
tanggal 14- 03- 2011
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Ketiga, figur/sosok yang kharismatik, individu yang fanatik berperilaku
fanatik dikarenakan ada sosok yang dikagumi dan dibesar-besarkan.10
Fanatisme mengandung pengertian sebagai suatu antusiasme pada
suatu pandangan yang bersifat fanatik yang diwujudkan dalam intensitas
emosi dan bersifat ekstrim. Adapun ciri-ciri dari fanatisme, yaitu: Kurang
rasional, dalam melakukan tindakan atau mengambil keputusan tidak
disertai dengan pemikiran-pemikiran yang rasional dan cenderung
bertindak atau berperilaku dengan mengedepankan emosi.11
a. Pandangan yang sempit, lebih mementingkan kelompoknya dan
menganggap apapun yang ada dalam kelompoknya adalah sebagai
sesuatu yang paling benar sehingga cenderung menyalahkan kelompok
yang lain.
b. Bersemangat untuk mengejar suatu tujuan tertentu, adanya tujuan-
tujuan yang sangat diinginkan untuk diraih sehingga dalam mencapai
tujuan tersebut bersifat menggebu-gebu dan sangat bersemangat.
Pencapaian tujuan dilakukan dengan semangat tinggi sehingga
mengabaikan hal-hal lain yang tidak berkaitan dengan tujuan.
Begitu pula fanatisme yang akan menguasai suatu kelompok suporter.
Dengan fanatisme yang berlebihan akan membuat individu maupun
kelompok sebuah suporter akan melakukan sesuatu yang tanpa mereka
10 Susanto, A. Studi Kematangan emosi suporter sepakbola ditinjau dari tingkat pendidikan di Surabaya. Surabaya: (Skripsi.. Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 2006).. Hal 45 11 Indriyanti, E. Hubungan Fanatisme dengan Agresifitas.. Surabaya: (Skripsi Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. 2003).hal 55
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
sadari. Mereka tidak memikirkan akibat dari yang mereka lakukan.
Mereka hanya mengejar apa yang mereka cintai dan yakini.
2. Bonek Sakit Hati
Suporter sepak bola merupakan orang atau sekelompok orang yang
menyaksikan ataupun memberikan dukungan pada suatu tim dalam
pertandingan sepak bola. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
penonton sepak bola merupakan kumpulan orang yang berada dalam suatu
situasi sosial tertentu, yaitu situasi pertandingan sepak bola yang
menyaksikan atau memberikan dukungan kepada tim yang dijagokannya.
Oleh karena suporter sepak bola merupakan suatu kumpulan orang, maka
untuk memahami perilakunya diperlukan penjelasan yang terkait dengan
konsep seperti situasi sosial dan kelompok sosial.
BONEK merupakan sebutan bagi para suporter tim sepak bola
PERSEBAYA SURABAYA. Suporter ini biasanya berkelompok, namun
ada pula yang individu. Suporter ini memiliki ciri khas tertentu yaitu
warna hijau yang menjadi warna kebesaran kelompok ini. Hal itu dapat
terlihat dari atribut yang mereka kenakan yang didominasi oleh warna
hijau. Para pelaku bonek berasal dari masyarakat, baik tua maupun muda,
perempuan maupun laki-laki. Tidak ada ikatan resmi untuk bonek. Hanya
persamaan rasa cinta kepada tim persebaya yang menjadi ikatan emosional
yang lebih erat dibanding ikatan apapun.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Istilah bonek di ambil dari bahasa jawa yaitu bondho nekat yang
memiliki arti bermodal kenekatan.12 Mereka memiliki fanatisme tinggi
bahkan berlebihan terhadap kesebelasan kesayangannya. Mereka semakin
tahun menjadi sorotan tajam bagi publik. Mereka sudah menjadi fenomena
sosial yang memiliki korelasi dengan aspek kehidupan lainnya. Ada
semacam ambisi kemenangan yang ingin mereka ekspresikan lewat sepak
bola.
Bonek adalah sebutan bagi semua suporter dan masih bersifat
general. Namun dari kalangan bonek itu sendiri muncul beberapa
kelompok-kelompok kecil yang memiliki bermacam-macam nama tapi
tetap memiliki nama besar Bonek Mania.
Bonek sakit hati adalah kelompok kecil yang dibentuk oleh
sekumpulan bonek. Kelompok ini hanya dapat ditemui di kelurahan
Pagesangan kecamatan Jambangan Kota Surabaya.
Kelompok Bonek Sakit Hati ini memiliki jumlah anggota 100
orang. Kelompok ini beranggotakan bonek yang berasal dari desa di
sekitar desa Pagesangan. Mereka terdiri dari para pemuda-pemudi. Dalam
kelompok ini tidak terdapat anggota yang memiliki usia tua. Karena
mayoritas anggotanya adalah para pelajar yang masih menimba ilmu di
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA).
12Basofi Soedirman, dkk, BONEK berani karena bersama ( Surabaya: HIPOTESA,1997) hal
50
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian.
Dengan menggunakan pendekatan dan jenis penelitian akan lebih
mudah untuk mengunggkapkan atau mendekati persoalan, serta
permasalahan yang akan diuji. Penelitian ini menggunakan metode
pendekatan kualitatif. Dengan penelitian kualitatif peneliti dapat
melakukan penelitian yang sifatnya utuh dan sistemik terkait dengan
keseluruhan, tidak tertumpu pada pengukuran. Selain itu peneliti bisa
melakukan penelitian secaru langsung agar bisa mendapatkan data yang
lebih valid. Sebab penjelasan mengenai suatu gejala diperoleh dari para
pelaku (sasaran penelitian) atau pelaku sendiri yang menafsirkan mengenai
tindakannya, peneliti membutuhkan data-data yang berupa pemaparan
bukan data-data dalam bentuk persentasi angka-angka statistik.13 Hal ini
dikarenakan penelitian ini mengacuh pada perilaku Bonek dan tingkat
emosionalnya yang hanya bisa diamati dan tidak bisa di presentasikan
dengan angka-angka.
Adapun jenis penelitiannya menggunakan jenis penelitian
deskriptif, yaitu penelitian yang berusaha memecahkan masalah
berdasarkan data-data yang ada dengan cara menganalisis menyajikan dan
menginterpretasikan data.14 Metode ini bertujuan untuk menggambarkan
sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan
13. Nursyam, Metode Penelitian Dakwah, (Solo: Cv. Ramadani, 1991), hal.11 14. Cholid Narbuku dan Abu Ahmadi, Metode Penelitian, (Semarang: Bumi Aksara, 1997),
hal.144
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.15 Dalam penelitian ini
peneliti mencoba menjadi instrument untuk menjadi penafsir tentang
fanatisme kelompok suporter Bonek Sakit Hati yang terdapat di kelurahan
Pagesangan.
2. Lokasi dan waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan pada masyarakat Kelurahan
Pagesangan kecamatan Jambangan kota madya Surabaya. Tepatnya di RT
03 RW III. Penelitian ini dilakukan mulai 28 April 2011 sampai tanggal 28
Mei 2011.
Alasan peneliti memilih Kelurahan Pagesangan Kecamatan
Jambangan Surabaya Selatan, karena di kelurahan ini terdapat kelompok
supoter PERSEBAYA yaitu kelompok Bonek Sakit Hati yang memiliki
tingkat fanatisme yang cukup tinggi. Fanatisme Bonek yang cukup tinggi
ini sangat ditakutkan masyarakat setempat agan berujung pada anarkisme.
3. Pemilihan Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti memilih subjek penelitian pada
kelompok bonek sakit hati. Adapun informannya diambil dari beberapa
orang yang dianggap memahami dan mengerti tentang fanatisme Bonek
Sakit Hati, baik kegiatan maupun kebiasaan yang dilakukan bonek sakit
hati ini. Beberapa orang tersebut dapat dilihat dari Tabel 1 di bawah ini:
15. Husein Umar, , Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: Rajawali Pers,
2005), hal.22
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Tabel 1
Daftar Informan
No Nama Profesi Keterangan
1 Antok pekerja serabutan perintis kelompok Bonek sakit hati
2 Yadi pekerja serabutan koordinator lapangan
3 Fanani cleaning service anggota bonek sakit hati
4 Ismail pelajar anggota bonek sakit hati
5 Intan pelajar anggota bonek sakit hati
6 Heru pelajar anggota bonek sakit hati
7 Nanang wiraswasta anggota bonek sakit hati
8 H. Sarianto pengusaha emas mantan ketua YSS
9 Faisho pegawai negeri mantan ketua RT III
10 H. Djuwadi wiraswasta warga RT III
Adapun informan kunci yaitu antok dan yadi yang dianggap sebagai
sesepuh atau orang yang dianut oleh semua anggota bonek sakit hati. Di
tambah infoman yang bernama faishol yang merupakan mantan ketua RT III .
bagi peneliti faishol di pilih karena bisa sebagai wakil dari masyarakat selain
itu dia juga tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan kelompok bonek sakit
hati di RT III.
4. Jenis dan Sumber Data
Menurut Lof Land yang dikutip oleh Lexy Moleong, sumber utama
dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
adalah data tambahan, seperti dokumen dan lain-lain. Berkaitan dengan
hal itu pada bagian ini jenis datanya dibagi kedalam kata-kata dan
tindakan, sumber data tertulis, dan data tambahan yang apabila dijabarkan
satu persatu ialah sebagai berikut:
a. Kata-kata, yaitu kata-kata yang diperoleh dari hasil pengamatan dan
wawancara.
b. Tindakan, yakni tindakan anggota bonek Sakit Hati yang diperoleh dari
pengamatan dan wawancara, seperti aktifitas mereka saat menonton
pertandingan sepak bola, merayakan kemenangan dan menyikapi
kekalahan atau saat mereka berkumpul di basecamp, dan aktifitas lain
yang dipandang relevan dan penting untuk penelitian ini.
c. Sumber tertulis, berupa buku, majalah ilmiah, skripsi, tesis, desertasi,
arsip-arsip serta surat kabar yang menceritakan tentang Bonek Mania
d. Data tambahan seperti Foto dan statistic, yakni statistic Kelurahan
Pagesangan ,statistic yang dimiliki oleh RT III RW III, maupun statistik
dari kelompok bonek Sakit Hati. Sedangkan foto yang diambil yakni
foto yang berhubungan dengan fanatisme Bonek Sakit Hati.
Adapun jenis-jenis data sebagai berikut:
1) Primer
Data primer merupakan data yang didapat dari subjek
penelitian dengan menggunakan alat pengambilan data secara
langsung sebagai sumber informasi yang dicari.
Beberapa hal yang termasuk dalam kategori data primer:
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
a) Para anggota Bonek Sakit Hati
b) Masyarakat Kelurahan Pagesangan sebagai informan, lembaga
pemerintahan Pagesangan, organisasi masyarakat dan lain-lain.
c) Penuturan melalui lisan oleh informan tentang suatu penelitian
2) Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang didapat melalui pihak
lain. Artiya data itu tidak secara langsung didapat oleh peneliti dari
subjek penelitian. Biasanya data sekunder berbentuk data
dokumentasi atau data laporan yang telah ada.
Sumber-sumber sekunder terdiri atas berbagai macam, dan
surat-surat pribadi, kitab harian, notula rapat perkumpulan, sampai
dokumen-dokumen resmi dari berbagai instasi pemerintahan.
Sumber sekunder ini sungguh kaya dan siap sedia menunggu
penggunaanya oleh peneliti yang memerlukannya. Untuk itu
peneliti harus mengetahui dimana bahan dapat diperoleh yang
sesuai dengan menghemat waktu dan biaya.16
5. Tahap-Tahap Penelitian
a. Tahap Pra Lapangan
Tahap ini di lakukan sebelum merumuskan masalah secara
umum. Peneliti pada tahap ini belum menemukan focus penelitian
yang akan dilakukannya. Peneliti hanya berbekal perkiraan tentang
kemungkinan adannya masalah yang layak diungkapkan melalui
16. Nasution, Metode Research, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hal.143
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
penelitian. Dari hasil orientasi itulah dirumuskan masalah yang masih
umum sebagai fokus penelitian.17 Tahap ini meliputi: menyusun
rencana penelitian, memilih lapangan penelitian dan mengurus
perizinan18
Dalam tahap ini peneliti juga akan melakukan beberapa kali
wawancara kepada pelaku bonek mania sebagai acuan awal. Hal ini
bertujuan untuk mencari informasi pokok.
b. Tahap Lapangan
Pada tahap ini peneliti memasuki proses pengumpulan data,
yang digunakan untuk mempertajam masalah, dan untuk di analisis
dalam rangka memecahkan masalah atau merumuskan teori-teri.
Dalam tahap ini peneliti akan mencoba berbaur dengan para Bonek
ketika mereka menyaksikan pertandingan maupun ketika mereka
hanya berkumpul biasa. Hal ini bertujuan agar penelitibisa
mendapatkan data yang lebih valid.
Sebagaimana telah dikemukakan terdahulu dalam tahap ini pun
dapat terjadi tahap orientasi. Jika peneliti dengan data-data baru
merubah masalah yang menjadi fokus penelitian.
Tahap pekerja lapangan ini meliputi pemahaman terhadap latar
belakang masalah yang meneliti dan mempersiapkan diri untuk
beradaptasi dengan sosio cultural masyarakat dan mendatangi para
informan.
17. Hadari Nawawi, M. Martini Hadari, Instrument Penelitian Bidang Sosial, (Yokyakarta: Gajah Mada University, 1995), h.217
18. Lexy J. Moleong, op.cit, h.86
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, banyak teknik yang digunakan seperti
observasi dan dokumentasi. Namun pada penelitian ini pemeliti akan
menggunakan teknik observasi dan wawancara yang secara langsung di
tunjukkan pada subjek.
Peneliti sengaja mengambil teknik pengumpulan data dengan
observasi dan wawancara. Hal ini dilakukan karena peneliti melakukan
pemgamatan dan interview langsung pada subjek sasaran penelitian.
a. Observasi adalah mengamati dan mendengar dalam rangka memahami,
mencari jawaban, mencari bukti terhadap:
o Perilaku : Perilaku yang akan diteliti ialah segala
perilaku baik ketika Bonek sakit Hati
menyaksikan pertandingan PERSEBAYA
maupun ketika melakukan aktivitas keseharian
o kejadian-kejadian : Kejadian yang di teliti ialah segala kejadian
yang berhubungan dengan Bonek Sakit Hati
seperti ketika adanya anarkisme suporter
o symbol-simbol : Symbol-simbol ini bisa berupa segala atribut
yang digunakan oleh para anggota Bonek Sakit
Hati seperti topi, kaos, syal, dan spanduk.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Selama beberapa waktu tanpa mempengaruhi fenomenena yang
diobservasi dengan mencatat, merekam, memotret fenomena tersebut
guna penemuan dan analisis19
b. Wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan
secara langsung oleh pewawancara kepada responden, dan jawaban
responden dicatat atau direkam dengan alat perekam (tape recorderd)20
bentuk wawancara yang akan digunakan peneliti adalah wawancara
terstruktur dan wawancara tidak terstruktur.
Dalam penelitian ini teknik penjaringan data akan dilakukan oleh
pengamatan peran serta maupun non peran serta dan wawancara. Peneliti
akan melihat, mendengarkan dan bertanya pada informan tentang data
yang dibutuhkan.namun demikian kegiatan ini akan dilakukan sesuai
dengan situasi dan kondisi dilapangan.manakah diantara ketiga kegiatan
ini yang lebih untuk dilakukan dalam situasi tertentu. Jika peneliti
melakukan pengamatan peran serta makna ketiga kegiatan tersebut akan
dimanfaatkan sebesar-besarnya bergantung pada kondisi yang dihadapi
dilapangan.21
Ketiga kegiatan tersebut dapat dilakukan semua orang, namun pada
penelitian ini ketiga kegiatan tersebut dilakukan secara, a) Sadar, karena
memang direncanakan oleh peneliti. b) Terarah, karena tidak seluruh
informasi digali oleh peneliti, melainkan yang sesuai dengan kebutuhan
19. Imam Suprayogo, Tobroni, Metodelogi Penelitian Sosial Agama, (Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 2001), hal.167 20. Irawan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, Suatu Teknik Penelitian Bidang
Kesejahteraan dan Bidang Ilmu Sosial Lainnya (Bandung: PT. Rosda Karya, 1999), hal.67-68 21. Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Persada, 1996), h.157
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
peneliti, c) Selalu ada dalam tujuan, karena peneliti mempunyai
seperangkat tujuan yang hendak dicapai untuk memecahkan focus
penelitian.sumber data yang dijadikan subyek penelitian dan informasi
adalah masyarakat Kelurahan Pagesangan yang menjadi anggota Bonek
Sakit Hati.
7. Teknik Analisis Data
Analisis data adalah proses mengatur urutan data,
mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori dan satuan uraian
dasar. Proses yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia
dari berbagai sumber, meredusi data dengan membuat abstraksi,
mengusungnya dalam satuan-satuan melakukan kategorasasi, coding, dan
mengadakan pemeriksaan keabsahan data dalam setiap situs yang di teliti,
pemerosesan satuan informasi yang berfungsi untuk menentukan atau
mendefinisikan kategori-kategori asli (emik) atau pengembangan (etik).
8. Teknik Keabsahan Data
Dalam pemeriksaan keabsahan data penelitian kualitatif ini
menurut Moleong didasarkan criteria tertentu. Criteria itu berdasarkan atas
derajat kepercayaan dan ketergantungan. criteria tersebut tergantung pada
pemeriksaan 22
22. Lexy J, Moleong Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Persada, 1996),
hal.137
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Adapun criteria derajat atau validitas kepercayaan terhadap
pemeriksaan data yang dilakukan peneliti adalah dengan sebagai berikut:
a. Ketekunan pengamatan dengan cara mencari konsisten impretasi
dengan berbagai cara dalam kaitan dengan proses analisis. Mencari
suatu usaha membatasi berbagai fenomena. Mencari apa yang dapat
diperhitungkan dan yang tidak dapat diperhitungkan.23
b. Diskusi, teknik ini dilaksanakan dengan cara mengexspos hasil
sementara dan hasil akhir yang di peroleh dan bentuk wawancara
dengan masyarakat Kelurahan Pagesangan tentunya memilih
pengetahuan dan pengalaman dalam bidang yang diteliti. Sehingga
dapat memperbaiki persepsi atau pandangan dan analisis yang sedang
dilakukan.
c. Triagulasi, triagulasi adalah teknik pemeriksaan data dengan
memanfaatkan sesuatu yang lain dari luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data. Denzim (1978)
membedakan empat macam triagulasi. Yaitu:
1) Triagulasi dengan sumber.
2) Triagulasi dengan metode.
3) Triagulasi dengan jalan memanfaatkan peneliti atau pengamatan
lainnya untuk keperluan pengecekan kembali derajat kepercayaan
data.
4) Triagulasi dengan teori
23. Ibid, hal.188
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Maka kegiatan yang dilakukan peneliti dalam triagulasi ini
adalah mencocokkan hasil data wawancara Dengan data yang
diperoleh dari hasil dokumentasi, observasi, dan data-data temuan
lainnya.
Dalam penelitian ini peneliti akan lebih fokus untuk
menggunakan triangulasi dengan sumber dan triangulasi dengan
metode. Namun tidak menutup kemungkinan peneliti menggunakan
triangulasi lainnya apabila pada waktu penelitian dibutuhkan.
Trianggulasi sumber kami gunakan sebagai pembanding antara
satu informan dengan informan lainnya. Sedangkan trianggulasi
dengan metode hasil pengamatan dengan wawancara kepada informan.
9. Sistematika Pembahasan
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, defenisi konsep, metode penelitian
dan sistematika pembahasan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab ini terdiri dari pembahasan tentang kajian pustaka fanatisme,
Bonek Mania, Bonek sakit hati di tambah kerangka teoritik dan di
lengkapi dengan hasil penelitian terdahulu yang relevan.
BAB III PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA
Bab ini menjelaskan tentang Deskripsi umum objek penelitian,
deskripsi hasil penelitian dan di perjelas dengan analisis data.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Bab ini menjelaskan gambaran umum objek penelitian meliputi
keadaan geografis, demografi, keadaan keagamaan keadaan pendidikan,
dan jenis mata pencaharian, keadaan sosial ekonomi, dan keadaan
kelembagaan masyarakat serta adanya deskriptif (gambaran) hasil
penelitian tentang fanatisme Bonek Sakit Hati di kelurahan Pagesangan
kecamatan Pagesagangan kotamadya Surabaya.
Sedangkan analisis datanya menjelaskan temuan dari penelitian
atas Fanatisme Bonek Sakit Hati di kelurahan Pagesangan kecamatan
Jambangan.
BAB IV PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan, saran dan bagian akhir. Selain itu
bab ini menjelaskan mengenai uraian beberapa termuan data yang ada
relevansinya dengan teori serta uraian beberapa temuan dengan penelitian
terdahulu dan mengrekomendasikan terhadap instasi terkait maupun
masyarakat setempat
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Sepak Bola dan Suporter
Menurut Chols, kata ‚suporter ‚ berasal dari kata kerja (verb) dalam
bahasa Inggris to support dan akhiran (suffict) –er. To support artinya
mendukung, sedangkan akhiran –er menunjukkan pelaku. Suporter dapat
diartikan sebagai orang yang memberikan suporter atau dukungan.24
Suporter sepak bola merupakan orang atau sekelompok orang yang
menyaksikan ataupun memberikan dukungan pada suatu tim dalam
pertandingan sepak bola. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
penonton sepak bola merupakan kumpulan orang yang berada dalam suatu
situasi sosial tertentu, yaitu situasi pertandingan sepak bola yang
menyaksikan atau memberikan dukungan kepada tim yang dijagokannya.
Oleh karena suporter sepak bola merupakan suatu kumpulan orang, maka
untuk memahami perilakunya diperlukan penjelasan yang terkait dengan
konsep seperti situasi sosial dan kelompok sosial.
Suporter merupakan suatu bentuk kelompok sosial yang secara
relatif tidak teratur dan terjadi karena ingin melihat sesuatu (spectator
crowds).25 Kerumunan semacam ini hampir sama dengan khalayak
penonton, akan tetapi bedanya pada spectator crowds adalah kerumunan
24 Chols, J. M dan Hassan, S.. Kamus Bahasa Inggris – Bahasa Indonesia. (Jakarta: Gramedia,1988).hal 85 25 Soekanto, S. Sosiologi, Suatu Pengantar. (Jakarta: Rajawali Press. 1990).hal 81
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
penonton tidak direncanakan, serta kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada
umumnya tak terkendalikan. Sedangkan suatu kelompok manusia tidak
hanya tergantung pada adanya interaksi di dalam kelompok itu sendiri,
melainkan juga karena adanya pusat perhatian yang sama. Fokus perhatian
yang sama dalam kelompok penonton yang disebut suporter dalam hal ini
adalah tim sepak bola yang didukung dan dibelanya. Apakah
mengidolakan salah satu pemain, permainan bola yang bagus dari tim
sepak bola yang didukungnya, ataupun tim yang berasal dari individu
tersebut berasal.26
Suporter memang sangat dibutuhkan oleh klub sepak bola.
Kehadirannya bisa meningkatkan semangat dan yang tak kalah pentingnya
adalah menghasilkan pemasukan bagi tim. Keberadaan suporter
memberikan keuntungan dan juga kerugian pada klub sepak bola. Di satu
sisi bisa meningkatkan nama klub yang dibela. Di sisi lain, perilaku buruk
yang ditunjukkan suporter bisa menghancurkan reputasi dan nama baik
tim sepak bola. Keberadaan suporter atau pendukung merupakan salah
satu pilar penting yang wajib ada dalam suatau pertandingan sepak bola
agar tidak terasa hambar dan tanpa makna. Kelompok suporter merupakan
fenomena lebih lanjut dari legalisasi komunitas pendukung suatu
kesebelasan.
Suporter adalah orang yang memberikan dukungan, sehinga
bersifat aktif. Di lingkungan sepak bola, suporter erat kaitannya dengan
26 Soekanto, S. Sosiologi, Suatu Pengantar. (Jakarta: Rajawali Press 1990).. hal 93
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
dukungan yang dilandasi oleh perasaan cinta dan fanatisme terhadap tim.
Suporter sendiri merupakan bentuk eksistensi dari masyarakat, yang
mempunyai sebuah bentuk kebanggaan serta kencintaan terhadap tim
sepak bola. Hal ini yang membuat fanatisme suporter timbul. Mereka akan
sangat senang jika tim mereka menang namun bisa sangat marah jika yang
terjadi sebaliknya.
Suporter tersebut tentu sangat menginginkan tim sepak bola yang
diidolakannya menang, untuk itu mereka rela memberikan dukungan
kepada timnya dengan melihat pertandingan timnya secara langsung. Saat
pertandingan berlangsung sering kali para suporter tersebut sulit
mengendalikan emosinya sehingga terjadi tindakan kekerasan antar
suporter dan tidak sedikit pula mencederai pihak lain, bahkan melakukan
perusakan fasilitas umum secara brutal yang mengarah pada tindakan
anarkis. Adapun faktor yang mempengaruhi perilaku suporter sepak bola,
yaitu:
a. Kepemimpinan wasit, wasit dalam memimpin pertandingan sering
disoroti sebagai pemicu perilaku suporter sepak bola yang agresif yang
dapat merugikan banyak kalangan. Permasalahan tentang wasit tidak
hanya di Surabaya tetapi sudah menjadi masalah nasional. Wasit
seringkali kurang tegas dan ragu-ragu dalam mengambil keputusan,
hal inilah yang menyebabkan suporter kesebelasan merasa kesal dan
kurang puas sebagai pelampiasan dari keputusan wasit yang kurang
tegas.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
b. Permainan kasar tim lawan, pertandingan sepak bola akan dapat
dinikmati jika kedua kesebelasan menunjukkan permainan yang cantik,
semangat, dan enak ditonton. Suporter sepak bola akan marah jika
kesebelasan yang bertanding bermain kasar, sebagai rasa
ketidakpuasan maka para suporter sepak bola mulai berperilaku aktif
yakni melempari pemain yang bermain kasar (terutama pemain lawan)
dengan botol air mineral ataupun dengan berbagai cemooh.
c. Kekalahan tim yang didukung, suporter sepak bola suatu kesebelasan
sepak bola di surabaya khususnya dan di Indonesia pada umumnya
belum cukup dewasa untuk menerima kenyataan yang terjadi di
lapangan. Suporter sepak bola akan merasa puas dan senang bila
kesebelasan yang didukungnya menang. Suporter sepak bola akan
kecewa, kurang puas dan merasa terhina jika kesebelasan yang
didukung mengalami kekalahan. Inilah salah satu kelemahan suporter
sepak bola di Surabaya khususnya dan di Indonesia pada umumnya
yang masih belum dapat menerima kenyataan bila kesebelasan yang
cintainya kalah dalam pertandingan.
d. Overacting nya petugas keamanan. Petugas keamanan sebenarnya
adalah mengamankan jika ada suporter sepak bola yang melakukan
perbuatan yang merugikan kedua belah pihak kesebelasan yang sedang
bertanding. Namun, pada kenyataannya banyak kejadian yang
diakibatkan petugas keamanan, penuh kreatif, dan kreasi yang
ditunjukkan oleh suporter sepak bola dalam mendukung
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
kesebelasannya yang kemudian dilarang dengan cara yang kasar serta
main pukul pakai tongkat. Petugas beranggapan bahwa suporter sepak
bola itu sebagai musuh, seandainya jika pandangan ini diubah dengan
beranggapan bahwa suporter sepak bola itu teman serta petugas dapat
mengarahkan mereka, tentu terjalin kerja sama yang baik antara
petugas keamanan dan suporter sepak bola.27
Suporter yang fanatik mempunyai pandangan sempit terhadap tim
sepak bola yang dicintai dan berantusias atau bersemangat yang tinggi
untuk mendukung tim sepak bola kesayangannya serta ditunjukkan dengan
berperilaku yang irrasional ketika kesebelasannya dicemooh atau kalah
dalam bertanding. Suporter akan betindak sangat emosional dan misinya,
praktis tak mengenal batas-batas. Begitu pula sebaliknya ketika
kesebelasannya menang dalam pertandingan, suporter mengalami rasa
kegembiraan yang luar biasa dan larut dalam euforia.
Berdasarkan aktivitas yang dilakukan kelompok suporter saat
melihat pertandingan sepakbola ada dua sisi di dalamnya yaitu sebagai
hiburan dan sebagai biang kerusuhan. Suporter sepak bola dapat dilihar
dari dua sisi yaitu (1) Sisi negative (Hooliganisme) dan (2) Sisi positif
(sebagai hiburan dan solidaritas sosial)”. Untuk lebih jelasnya sisi suporter
sepak bola dijelaskan secara singkat sebagai berikut:
a. Sisi Negatif (Hooliganisme)
27 Indriyanti, E. (2003). Hubungan Fanatisme dengan Agresifitas. Skripsi. Tidak diterbitkan.
Surabaya: Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.hal 45
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Secara umum hooligan diidentifikasi sebagai orang atau
sekelompok orang yang sering membuat onar atau kerusuhan. Pada
olah raga resiko tinggi, kenikmatan menghadapi bahaya secara sosial
dapat diperoleh. Begitu juga di sepak bola, hooligan akan merasakan
kenikmatan saat mereka menghadapi situasi rusuh, baik dengan
kelompok suporter lain maupun dengan aparat keamanan. Tujuan
utama hooligan adalah meningkatkan mereka dalam konfrontasi
peasing. Tiap sisi berusaha mengerjai lawan dengan menempati dan
menyerang lawan, memukul jatuh mereka, memaksa mereka mundur
atau mengejar mereka.
Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, sisi negatif
dari suporter sepak bola dengan istilah hooligan pada prinsipnya ingin
membuat onar atau kerusahan saat menyaksikan pertandingan sepak
bola. Dengan melakukan kerusuhan atau keonaran mereka
mendapatkan kepuasan. Sisi negatif ini dengan sengaja ingin membuat
situasi penonton menjadi tidak nyaman.
b. Sisi Positif Sepak bola (Hiburan dan Solidaritas)
Sisi positif suporter sepak bola yaitu, suporter datang untuk
menyaksikan pertandingan sepak bola untuk mendapatkan hiburan
atau untuk mengalami event untuk ikut ambil bagian dalam suatu
pertandingan yang dapat dijadikan pengalaman atau sejarah pada
event-event penting. Penonton dan suporter, khususnya di benua Eropa
datang ke stadion tidak sekedar untuk menyaksikan sebuah
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
pertandingan sepak bola semata, tetapi datang untuk mengalami event,
untuk ikut ambil bagian dalam sebuah kejadian kolektif.
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, sisi positif dari suporter
sepak bola yaitu datang untuk menyaksikan pertandingan sepak bola
untuk mendapatkan hiburan. Di samping itu juga, suporter tersebut
datang untuk memberikan dukungan dan semangat bagi tim
kesayangannya dengan melakukan atraksi dan nyanyian- nyanyian
untuk mengobarkan semangat para pemain yang sedang bertanding. Di
sisi lain, penonton lainnya akan merasa terhibur dan memperoleh
tontonan baik pertandingan sepak bola dan atraksi dari suporter
tersebut.
Keberadaan suporter sepak bola mengalami perkembangan
seiring berkembangnya waktu dan kompleksitas masyarakat secara
keseluruhan. Sebelum tahun 1995 suporter sepak bola terbatas pada
kelompok pendukung masing-masing klub, namun sejak tahun 1995
suporter sepak bola tersebut terorganisir dan mempunyai nama
kelompok suporter pada masing-masing klub. Bonek merupakan salah
satu contoh kelompok suporter tim Persebaya yang lahir pada tahun
1995 mengawali kelompok-kelompok suporter yang lain. Dalam
perkembangannya sampai saat ini, Bonek tersebut mempunyai elemen-
elemen sebagai sub kelompoknya yakni YSS (Yayasan Suporter
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Surabaya), PFC ( Persebaya Fans Club), dan SAS (Suporter Arek
Surabaya).28
Istilah bonek di ambil dari bahasa jawa yaitu bondho nekat yang
memiliki arti bermodal kenekatan.29 Mereka memiliki fanatisme tinggi
bahkan berlebihan terhadap kesebelasan kesayangannya. Mereka
semakin tahun menjadi sorotan tajam bagi publik. Mereka sudah
menjadi fenomena sosial yang memiliki korelasi dengan aspek
kehidupan lainnya. Ada semacam ambisi kemenangan yang ingin
mereka ekspresikan lewat sepak bola. Bonek adalah ekspresi dari
kelompok masyarakat yang menjadikan sorak-sorai kebebasan suporter
yang terjepit oleh berbagai persoalan.30
Perkembangan makna istilah bonek berikutnya adalah
menggambarkan sekelompok penonton sepak bola yang biasanya
selalu membuat ulah dan keributan, baik di luar ataupun di dalam
lapangan atau stadion. Para bonek biasanya hanya berbekal lima
ratus hingga dua ribu rupiah atau kurang dari biaya yang dibutuhkan
untuk ongkos berangkat dan pulang dari stadion serta untuk membeli
tiket masuk stadion. Bila berangkat ke stadion seringkali bonek ini
mencari tumpangan umum seperti truk terbuka atau pick-up atau
mencegat kereta api yang sedang lewat. Caranya masuk ke stadion,
28 Budi, W. S. Hubungan Antara Fanatisme Kedaerahan dengan Agresifitas Supporter Sepak
Bola di Surabaya. (Surabaya: Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, 2004)..hal 54
29 ,Basofi Soedirman dkk, Bonek Berani karena Bersama ( Surabaya HIPOTESA,1997) hal 50
30 Achmalia, D. Hubungan Antara Fanatisme Dengan Tindakan Anarkis Pada”Bonek” (Surabaya:Skripsi Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, 2007).hal 65
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
bonek ini ada yang minta uang untuk beli karcis, ada yang tanpa bayar.
Ada yang minta belas kasihan penjaga pintu stadion. Ada yang masuk
dengan memanjat dinding stadion atau menunggu jebolnya pintu
stadion.
Istilah ’bonek’ dari sisi semantik memiliki makna yang netral
dan tidak memiliki tendensi perilaku yang negatif. Orang yang
memiliki sifat ‘bondho nekat’ menunjukkan motivasi yang tinggi dan
keberanian untuk mencapai suatu tujuan walaupun tidak memiliki
bekal yang cukup. Istilah bonek kemudian menjadi sifat yang dimiliki
oleh suporter yang ingin menonton dan mendukung suatu kesebelasan
sepak bola.
Bonek adalah salah satu fenomena sosial masyarakat Indonesia.
Dengan ciri khasnya, anarkis, brutal, dan nekat akan selalu menghiasi
Sepak bola Indonesia. Bonek, yang rata-rata adalah golongan kaum
menengah kebawah masyarakat Surabaya yang hanya bermodalkan
nekat ketika harus mendukung timnya kemanapun perginya memang
telah menjadi bagian tak terpisahkan dari persepak bolaan kita. Dan
fenomena sosial berupa bonek ini nampaknya memerlukan
penanganan serius, bertahap dan tepat sasaran guna memberikan solusi
yang solutif bagi perkembangan persepak bolaan nasional. Sulit
memang menghilangkan citra anarkis para bonek di pentas persepak
bolaan nasional.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Citra anarkis sering kali dilontarkan masyarakat pada kelompok
Bonek Mania. Masyarakat memandang perilaku bonek sering
merugikan masyarakat. Para bonek merusak infrastruktur yang ada.
Setiap kali persebaya main, pasti dimana-mana terlihat polisi yang
berjaga-jaga. Hal itu sama dengan penjagaan polisi terhadap
demonstran dari buruh pabrik maupun mahasiswa. Namun jumlah
aparat kepolisian dalam mengamankan pertandingan persebaya lebih
banyak dari pada mengawal demonstran. Semua itu dilakukan untuk
mengantisipasi ulah- ulah bonek yang dapat merugikan masyarakat.
Hal tersebut dapat dilihat dari Tabel 2 di bawah ini:
Tabel 2
Daftar Kerusuhan Akibat Fanatisme Dalam Sekala Besar
yang Berujung Menjadi Anarkisme Bonek Mania
No Tanggal Kejadian
1 20 September
2005
Persija Jakarta vs Persebaya Surabaya
Pemicu : Ribuan Bonek yang berada di Jakarta di
aniaya oleh salah satu organisasi massa.
Akibat : Kasus mogok main paling heboh terjadi di
babak 8 besar LI 2005. Persebaya yang peluangnya
sudah tipis, tidak mau bertanding melawan Persija.
Alasannya menjaga keamanan suporter Bonek yang
diancam oleh suatu organisasi massa
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2 4 September
2006
Persebaya Surabaya vs Arema Malang
Lokasi : Stadion 10 November, Tambaksari, Surabaya
Pemicu : Persebaya gagal ke semifinal Copa Indonesia
Akibat : Peralatan media dirusak,Telkom rugi Rp 3,3
miliar, tiga buah mobil termasuk Anteve yang sedang
meliput pertandingan rusak dan di bakar oleh Bonek,
Puluhan supporter luka-luka, 14 polisi dilaporkan luka-
luka dan puluhan topi yang diletakkan di truk Dalmas
dicuri dan sebanyak 25 panpel dilaporkan luka-luka
akibat dianiaya olek Bonek.
3 17 januari 2010 Persebaya Surabaya vs Arema Malang
Lokasi : stadion 10 November Tambak Sari Surabaya
Pemicu : melubernya ribuan Bonek Mania di sekitar
jalan Tambaksari, area stadion 10 November. Karena
kapasitas stadion tidak mencukupi akhirnya mereka
tertahan di luar stadion.
akibat: tenda panpel Persebaya yang berdiri diluar
stadion juga rusak, kaca bus yang mengangkut pemain
Arema pecah, dan melukai kepala salah seorang Bonek.
4 24 januari 2010 Persebaya Surabaya VS Persib Bandung
Lokasi : stasiun Jebres Solo
Pemicu: Aksi saling lempar antara Bonek dan warga
akibat : tiga orang menjadi tumbal. Satu di antaranya
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
adalah juru kamera dari TV lokal, Herwin Kurniawati,
20 tahun
2. Fanatisme Suporter Sepak Bola
Fanatik adalah suatu istilah yang di gunakan untuk menyebut suatu
keyakinan atau suatu pandangan tentang sesuatu yang positif atau negatif,
pandangan mana tidak memiliki sandaran teori atau pijakan kenyataan,
tetapi di anut secara mendalam sehingga susah di luruskan atau di ubah.
Fanatik dalam arti cinta buta kepada yang di sukai dan antipati kepada
yang tidak di sukai serta merupakan perwujudan dari egoisme sempit.31
Fanatik adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyebut
suatu keyakinan atau suatu pandangan tentang sesuatu yang positif atau
yang negatif, pandangan mana tidak memiliki sandaran teori atau pijakan
kenyataan, tetapi dianut secara mendalam sehingga susah diluruskan atau
diubah.32
Sedangkan fanatisme sendiri merupakan sebuah faham atau
merupakan sebuah konsekuensi logis dari kemajemukkan sosial atau
heterogenitas dunia dan merupakan bentuk solidaritas terhadap orang-
orang yang sefaham, dan tidak menyukai kepada orang-orang yang
berbeda. Dalam diri individu yang mengalami fanatik buta menganggap
sesuatu yang diidolakan atau diyakini adalah yang paling benar dan baik
31 Dindin Hasanudin, Fanatisme Dalam Kehidupan Beragama, analisis social
(file:///D:/pengertian%20fanatisme.htm) di akses pada tanggal 23- 04-2011 32 Achmad Mubarak, Al;Irsyad Al-Nafs i: Konseling Agama, Teori Dan Kasus (Jakarta:
Bina Rena Pariwara, 2002),hal 147.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
dimatanya. Fanatik adalah keyakinan atau paradigma tentang sesuatu
dapat bersifat positif maupun negatif yang tidak berdasar pada teori atau
realitas yang ada dan diyakini secara mendalam sehingga sulit diluruskan
atau diubah.
Menurut definisinya, fanatisme biasanya tidak rasional atau
keyakinan seseorang yang terlalu kuat dan kurang menggunakan akal budi
sehingga tidak menerima faham yang lain dan bertujuan untuk mengejar
sesuatu. Adanya fanatisme dapat menimbulkan perilaku agresi dan
sekaligus memperkuat keadaan individu yang mengalami deindividuasi
untuk lebih tidak terkontrol perilakunya. Secara istilah fanatisme banyak
diartikan oleh berbagai ahli dari berbagai sudut pandang yang berbeda.
Fanatik adalah keyakinan atau paradigma yang tidak berdasar pada teori
atau realitas yang ada dan diyakini secara mendalam, sehingga sulit
diluruskan atau diubah (dapat bersifat positif maupun negatif).
Fanatisme dipandang sebagai penyebab menguatnya perilaku
kelompok yang tidak jarang dapat menimbulkan perilaku agresi. Individu
yang fanatik akan cenderung kurang memperhatikan kesadaran sehingga
seringkali perilakunya kurang terkontrol dan tidak rasional. Pengertian
fanatisme sendiri dapat disebut sebagai orientasi dan sentimen yang
mempengaruhi seseorang dalam:
a. Berbuat sesuatu, menempuh sesuatu atau memberi sesuatu,
b. Dalam berfikir dan memutuskan,
c. Dalam mempersepsi dan memahami sesuatu,
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
d. Dalam merasa. Seseorang fanatis dalam semua perilakunya
berdasarkan atau bertindak untuk sosok yang dianggap sebagai
pahlawan, tauladan atau hal-hal yang dicintainya .33
Dari berbagai pendapat mengenai pengertian fanatik di atas, dapat
peneliti pahami bahwa fanatik adalah kepercayaan atau keyakinan
seseorang yang berlebihan terhadap satu hal atau pandangan yang sukar
diluruskan atau dirubah pemikirannya karena tidak memiliki sandaran
kenyataan serta berada di sisi kemarahan orang.
Fanatisme dapat disebabkan oleh banyak faktor, bukan hanya oleh
satu faktor saja. Munculnya perilaku fanatik pada seseorang atau
sekelompok orang disuatu tempat atau disuatu masa, dapat diakibatkan
oleh akibat kebiasaan dari dari sistem budaya lokal atau merupakan
perwujudan dari motif pemenuhan diri kebutuhan kejiwaan individu atau
sosial yang terlalu tidak terpenuhi.
Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi perilaku fanatisme, yaitu
a. Kebodohan, kebodohan yang membabi buta dengan tanpa pengetahuan
yang cukup hanya mengikuti suatu pilihan dan hanya mengandalkan
keyakinannya saja.
b. Cinta golongan/ kelompok, mengutamakan golongannya dari golongan
di luarnya diatas segalanya.
33 Mubarok. A. Sikap Fanatisme Dalam Tinjauan Islam, 2008.. (http://www.mubarok-
institute.blogspot.com. Diakses Pada tanggal 02-03-2011)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
c. Figur/ sosok yang kharismatik, individu yang fanatik berperilaku
fanatik dikarenakan ada sosok yang dikagumi dan dibesar-besarkan
atau mempunyai waham kebesaran.34
Adapun ciri-ciri dari fanatisme, yaitu:
a. Kurang rasional, dalam melakukan tindakan atau mengambil
keputusan tidak disertai dengan pemikiran-pemikiran yang rasional
dan cenderung bertindak atau berperilaku dengan mengedepankan
emosi.
b. Pandangan yang sempit, lebih mementingkan kelompoknya dan
menganggap apapun yang ada dalam kelompoknya adalah sebagai
sesuatu yang paling benar sehingga cenderung menyalahkan kelompok
yang lain.
c. Bersemangat untuk mengejar suatu tujuan tertentu, adanya tujuan-
tujuan yang sangat diinginkan untuk diraih sehingga dalam mencapai
tujuan tersebut bersifat menggebu-gebu dan sangat bersemangat.
Pencapaian tujuan dilakukan dengan semangat tinggi sehingga
mengabaikan hal-hal lain yang tidak berkaitan dengan tujuan.35
Sikap fanatisme suporter kepada suatu kesebelasan menjadi modal
utama dalam mendukung tim kesayangannya dalam bertanding
dimanapun. Pada saat menonton pertandingan sepak bola, mereka selalu
34 Yuana, P.. Hubungan antara Fanatisme Berpolitik dengan Agresifitas pada Mahasiswa
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.. (Surabaya:skripsi Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, 2001) hal 65.
35 Susanto, A. Studi Kematangan Emosi Suporter Sepak Bola Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan Di Surabaya.( Surabaya: Skripsi.. Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 2006). hal 55
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
datang dalam jumlah yang banyak dan berkerumun. Sering kali pada saat
menonton pertandingan sepak bola di stadion, mereka bertemu dengan
suporter tim lainnya. Kerap terjadi pertikaian diantara mereka. Sikap
fanatisme yang berlebihan terhadap tim yang mereka bela dan fanatisme
dalam menjunjung tinggi identitas kelompok yang diagung-agungkan,
menjadi salah satu pemicu tindakan anarkis suporter bola.
Suporter yang fanatis mempunyai pandangan sempit terhadap tim
sepak bola yang dicintai dan berantusias atau bersemangat yang tinggi
untuk mendukung tim sepak bola kesayangannya serta ditunjukkan dengan
berperilaku yang irrasional ketika kesebelasannya dicemooh atau kalah
dalam bertanding. Suporter akan betindak sangat emosional dan misinya,
praktis tak mengenal batas-batas.
B. Kajian Teoritis
1. Solidaritas
Solidaritas adalah kesatuan yang timbul dari kepenting perasaan
yang sama.asal kata dari solid yang berarti utuh, sepakat, tidak terpecah.
Solidaritas memiliki arti yang positif karena keutuhan yang timbul
digunakan untuk hal-hal yang berguna/ konstruktif. Solidaritas sangat
berbeda dari fanatisme. Dalam fanatisme makna kesatuan yang muncul
digunakan untuk hal yang buruk/ destruktif. Solidaritas merupakan satu
keadaan hubungan antara individu atau kelompok yang didasarkan pada
perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama yang diperkuat oleh
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
pengalaman emosional bersama. Ikatan ini lebih mendasar dari pada
hubungan kontraktual yang dibuat atas persetujuan rasional. Tingkat atau
derajat terhadap konsesus terhadap prinsip-prinsip moral yang menjadi
dasar kontrak itu. Pokok ini sering dikemukakan Durkheim dalam
serangannya yang terus menerus terhadap Spencer, Rousseau, dan lain-
lainnya.
Sumber utama analisa Durkheim mengenai tipe-tipe yang berbeda
dalam solidaritas. Bentuk dasar dari solidaritas sosial ialah solidaritas
mekanik dan solidaritas Organik. Solidaritas Mekanik merupakan
solidaritas yang didasarkan pada suatu tingkat homogenitas yang tinggi
dalam kepercyaan, sentiment, dan sebagainya.
Berlawanan dengan Solidaritas mekanik, Solidaritas Organik
merupakan solidaritas yang didasarkan pada tingkat saling ketergantungan
yang tinggi. Saling ketergantungan ini bertambah sebagai hasil
bertambahnya spesialisasi dalam pembagian pekerjaan. Spesialisasi
menurut Durkheim merupakan syarat-syarat bagi berkembangya
perbedaan personal dan menciptakan wilayah aksi yang tidak tunduk pada
kontrol kolektif.36
Selain itu, ikatan emosional bisa dikatakan dapat terjadi pada satu
orang maupun orang yang lain dan dapat juga terjadi pada satu orang
dengan satu kelompok atau organisasi. Dalam kelompok, terjadi berbagai
situasi interaksi antar anggota yang bervariasi sehingga dapat
36 Peter Beilharz, Teori- teori Sosial ( Yogyakarta PUSTAKA PELAJAR 2002), hal 107
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
menyebabkan suatu kelompok dapat menjadi kelompok yang solid atau
kurang solid. Hal yang demikian tergantung kohesi kelompok, dimana
para anggota saling menyukai dan saling mencintai satu dengan lainnya.
Kelompok bermula dari rasa ketertarikan diantara anggota, dapat
disimpulkan bahwa kesamaan, sikap, nilai-nilai, sifat-sifat pribadi, dan
sifat-sifat demografis akan meningkatkan kohesivitas dalam kelompok
bersangkutan. Apabila persyaratan untuk masuk dalam suatu kelompok
lebih sulit maka tingkatan kohesivitas dalam kelompok tersebut juga
semakin tinggi pula.
Peneliti menggunakan teori solidaritas dikarenakan teori ini sangat
cocok dalam kelompok Bonek Mania. Contoh dari solidaritas mekanik
juga dapat dilihat pada kelompok Bonek Mania. Mereka memiliki
kesamaan dalam iktan emosional untuk mendukung tim PERSEBAYA.
Mereka tidak di ikat atau dipaksa oleh apapun. Rasa cinta pada nama besar
PERSEBAYA yang mebuat hubungan anatara satu individu dengan
individu yang lain. Hubungan antar individu itulah yang menciptaka
wujud Solidaritas kelompok Bonek Mania.
Wujud solidaritas kelompok ini akan lebih terlihat ketika ada satu
anggota kelompok ini yang merasa disakiti. Mereka akan juga merasakan
sakit juga. Mereka akan bersama-sama menyelesaikan masalah itu sampai
tuntas.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2. Arus Sosial
Pada praktek-praktek dan kepercayaan yang telah mapan, kita akan
cenderung meyakini bahwa fakta sosial akan ada apabila terdapat
organisasi sosial tertentu. Namun ada fakta sosial, yang tidak memiliki
baik obyektivitas maupun pengaruh yang lebih besarnya terhadap individu
tersebut, inilah yang disebut arus sosial.37
Luapan antusiasme yang besar, kemarahan, dan rasa iba dalam
suatu kelompok bukan berasal dari kesamaan individu tertentu. Hal-hal
tersebut terjadi bukan dari dalam diri kita melainkan dari luar diri kita
yang terbawa hanyut dengannya. Seorang individu akan membiarkan
dirinya hanyut secara terang-terangan tanpa merasakan tekanan apapun
pada dirinya. Tetapi tekanan semakin terasa apabila individu tersebut
berusaha melawannya.
Sebagai suatu jenis makhluk hidup, manusia cenderung
membentuk kedekatan emosional dengan orang yang selalu berinteraksi
dengannya serta merasa lebih nyaman dan aman dengan kehadiran orang
atau kelompok ini. Kemungkinan besar kemampuan untuk melakukan
kedekatan emosional yang muncul pertama kali pada masa kanak-kanak
itu terus berlanjut selama hidup, dimana kita membentuk ikatan dengan
kawan dekat, kekasih, anak-anak, dan kelompok.
Tindakan maupun sifat individu akan terlihat berubah ketika
berada pada sekumpulan individu yang terbentuk menjadi kelompok.
37 Taufik Abdullah dan a. C. Van Der Leeden, Durkheim Dan Pengantar Sosiologi Moralitas (Jakarta:Obor,1986), hal
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Individu tersebut bisa saja menjadi lebih agresif dibandingkan ketika
individu itu sendirian. Kesan yang akan muncul dari individu yang
berkumpul itu lebih berani. Bila seseorang dalam situasi massa, lebih
cenderung bertindak agresif dikarenakan terjadi deindividuisasi. Individu
merasa menjadi bagian dari massa dan kehilangan identitas personalnya.
Sikap fanatik merupakan sifat bawaan manusia, setiap individu pasti
memilikinya, tergantung takaran kefanatisan yang dimiliki setiap individu.
C. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Dalam penelitian ini peneliti menganggap penelitian terdahulu yang
relevan sangat penting untuk dijadikan rujukan sehingga penelitian ini
mempunyai perbedaan dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Adapun
beberapa penelitian terdahulu yang peneliti anggap relevan dengan penelitian
kali ini diantaranya adalah:
1. Jurnal Penelitian Psikologi oleh Suroso, Dyan Evita Santi, dan Aditya
Pramana Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya 2010
yang berjudul Ikatan Emosional Terhadap Tim Sepak bola dan Fanatisme
Suporter Sepak bola penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada
hubungan antara ikatan emosional terhadap tim sepak bola dengan
fanatisme suporter sepak bola. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional. Subjek penelitian (N=111)
diperoleh melalui incedential sampling terhadap suporter yang ada di YSS
(Yayasan Suporter Surabaya). Instrumen penelitian yang digunakan adalah
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
skala ikatan emosional terhadap tim sepak bola dan skala fanatisme
suporter sepak bola. Analisis data menggunakan teknik uji korelasi
product moment dari Pearson. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
ada hubungan positif yang signifikan antara ikatan emosional terhadap tim
sepak bola terhadap fanatisme dengan signifikansi 0,498 dan p = 0,000
(p<0, 01). Artinya, semakin kuat ikatan emosional suporter sepak bola
terhadap tim sepak bola maka semakin tinggi fanatisme suporter sepak
bola.
2. Penelitian oleh Tri Novan setyawan STEREOTIPE BONEK (Studi
Deskriptif Kualitatif Tentang Pandangan Masyarakat Surabaya Terhadap
Stereotipe Bonek ). skripsi, UPN "Veteran" Jatim (2010) . Adapun tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui stereotipe pada Bonek dan
untuk mengetahui peranan media dalam pembentukan stereotipe Bonek.
Sehingga peneliti dapat memahami lebih lanjut mengenai permasalahan
yang sedang diteliti. Banyak permasalahan yang menyangkut tentang
stereotipe Bonek dan sesuai dengan permasalahan yang dikaji,. Sepak bola
dan suporter memang tidak bisa dipisahkan. Suporter merupakan pemain
ke-duabelas bagi sebuah tim sepak bola, Sepak bola menjadi suatu
tontonan menarik bahkan menjadi penghibur bagi mereka yang jenuh akan
aktifitas sehari-harinya, namun terkadang etika sepak bola pun ternoda
oleh ulah suporter dalam bertindak anarkis. Suporter negeri ini tidak luput
dari stigma kekerasan. Berbagai perilaku anarkisme seolah mendarah
daging didalam berbagai kejadian yang melibatkan suporter sepak bola
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
tanah air. Salah satu kelompok suporter yang kerap berbuat kerusuhan dan
anarkis adalah bonek. Bonek merupakan julukan dari suporter fanatik
Persebaya Surabaya, klub yang berasal dari kota Surabaya. Hal yang
membuat peneliti ingin meneliti lebih lanjut mengenai masalah ini adalah
peneliti ingin mengetahui persepsi masyarakat mengenai stereotipe
suporter, khususnya bonek dan kaitannya dengan kerusuhan dan
kekerasan. penelitian ini bersifat deskriptif yaitu penelitian tanpa mencari
atau menjelaskan hubungan antar variable, tidak menguji hipotesis atau
membuat prediksi. kesimpulannya adalah pendapat informan cenderung
lebih banyak positif dari pada negatifnya, yang secara tidak langsung
dapat membuktikan bahwa tidak adanya stereotipe Bonek. Hal ini
dikarenakan informan kita adalah orang-orang yang terlibat secara
langsung dengan Bonek dan lebih banyak mengetahui tentang Bonek.
Banyak sisi positif dari Bonek yang masyarakat kurang mengetahuinya,
Bonek memiliki tingkat solidaritas yang sangat tinggi, tapi porsi
pemberitaan media terhadap bonek sangat kurang berimbang.
3. Penelitian skripsi oleh Agata, Pritasari, Fanatisme Supporter Sepakbola
Arema Indonesia (Kajian Fenomenologi Terhadap Perilaku Fanatik
Aremania Malang) Skripsi. Fakultas Psikologi. Universitas Islam Negeri
(UIN).Maulana Malik Ibrahim Malang. 2010 Pembimbing. Penelitian ini
dimaksudkan untuk mengetahui motif apa saja yang mempengaruhi
berbagai macam bentuk fanatik yang dimunculkan oleh Aremania, serta
apa pendapat mereka mengenai perilaku fanatic yang telah mereka lakukan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
sepanjang jalannya pertandingan. Peneliti menggunakan perspektif teori
dengan mengkolaborasikan antara fanatisme milik Psikodinamika yang
dikemukakan oleh Erikson bahwa fanatisme adalah kecenderungan
“identitas ego” terlalu kuat, dimana peran seseorang dalam satu
masyarakat atau kebudayaan tidak akan menyisakan sedikit ruang toleransi
sebagai landasan teori bagi perilaku fanatic individu dan fanatisme
berdasarkan Psikologi massa yang dikemukakan oleh Le Bon bahwa
sebagai bentuk perilaku fanatik kolektif. Penelitian ini menggunakan
metode kualitatif, dengan pendekatan fenomenologi. Peneliti merasa tepat
menggunakan pendekatan fenomenologi, karena untuk mend patkan hasil
yang komprehensif tentang Aremania data yang dipaparkan dalam
penelitian ini menggunakan perspektif subjek penelitian. Peneliti dapat
ikut langsung berparsipasi dalam setiap kegiatan yang dilakukan Aremania
baik di rumah maupun di stadion. Peneliti menggunakan 5 subjek utama,
selain itu juga menggunakan teknik snowball.data yang sudah terkumpul
kemudian dianalisis menggunakan reduktif fenomenologis selama
pengumpulan data berlangsung. Dari hasil penelitian diperoleh dua
klasifikasi motif perilaku fanatik yaitu biogenesis dan sosiogenesis. Selain
itu, peneliti berhasil mengetahui bentuk perilaku fanatik yang terbagi
menjadi dua yaitu fanatik individu dan kolektif beserta proses
pembentukan perilakunya. Aremania memiliki kesadaran dalam segala
perilakunya, sehingga saat ini adanya pembenahan secara bertahap dalam
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
diri Aremania untuk menjadikan perilaku fanatiknya memiliki dampak
positif bagi dirinya, klub Arema dan masyarakat sekitar.
4. Skripsi oleh Noptika Danu Hermawan. STUDI TENTANG KELOMPOK
SUPORTER PASOEPATI DI KOTA SURAKARTA. Surakarta: Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Mei
2009. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1) Keadaan organisasi
kelompok suporter Pasoepati di Kota Surakarta. (2) Keadaan manajemen
kelompok supporter Pasoepati di Kota Surakarta. (3) Keadaan dana
kelompok suporter Pasoepati di Kota Surakarta. (4) Dukungan klub
terhadap kelompok suporter Pasoepati di Kota Surakarta. Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan teknik survey. Sumber
data dalam penelitian ini yaitu: pengurus suporter Pasoepati dan instansi-
instansi lain yang terkait dengan Pasoepati di antaranya: Pemerintah
KotaMadya Surakarta, Klub Persis Solo. Teknik pengumpulan data
dengan wawancara, dokumentasi dan angket. Teknik analisis data yang
digunakan adalah secara deskriptif didasarkan pada analisis kuantitatif
melalui frekuensi dan persentase. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
simpulan sebagai berikut: (1) Keadaan organisasi kelompok suporter
Pasoepati adalah baik dengan jumlah persentase 56.11%. (2) Keadaan
manajemen kelompok suporter Pasoepati adalah baik dengan jumlah
persentase 56.45%. (3) Keadaan dana kelompok suporter Pasoepati adalah
baik dengan jumlah persentase 63.07%. (4) Dukungan klub sepak bola di
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Solo dengan kelompok suporter Pasoepati adalah baik dengan jumlah
persentase 66.22%.
Dari keempat penelitian terdahulu yang menjadi perbedaan dan ciri
khas dari penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti ialah peneliti akan
melakukan penelitian secara langsung dan berpartisipasi menjadi salah satu
anggota suporter bonek. Hal itu bertujuan agar peneliti mendapatkan data
lebih valid tanpa adanya rekayasa dari informan. Selain itu penelitian ini juga
akan mengamati interaksi antar individu di dalam kelompok bonek sakit hati
ini.
Perbedaan antara keempat penelitian di atas dengan penelitian yang
dilakukan ini ialah terletak pada pendekatan yang akan dilakukan peneliti.
Dalam penelitian yang dilakukan ini peneliti menggunakan pendekatan
sosiologis, sedangkan empat penelitian di atas menggunakan pendekatan
psikologis. Pendekatan sosiologis dimaksudkan untuk mengamati interaksi
antar individu di dalam kelompok.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB III
FANATISME BONEK SAKIT HATI
DI KELURAHAN PAGESANGAN
A. Deskripsi Umum Objek Penelitian
1. Gambaran Umum Kelurahan Pagesangan
Penelitian ini dilakukan di daereh kelurahan Pagesangan
kecamatan Jambangan kota Surabaya. Kelurahan Pagesangan terletak di
sebelah selatan dari arah pusat Kota Surabaya, tepatnya di Kecamatan
Jambangan yakni kecamatan terakhir di Kota Surabaya yang harus
dilewati sebelum masuk ke Kabupaten Sidoarjo. Dengan akses
Infrastruktur Jalan menuju desa Blimbing yang lumayan bagus dan rata.
Kelurahan Pagesangan bisa ditempuh dari berbagai arah baik yang
dari arah Kota Surabaya maupun dari Arah kabupaten Sidoarjo karena
letaknya yang memang langsung berbatasan dengan kabupaten Sidoarjo.
Jarak dari kecamatan dengan kelurahan Pagesangan 1 km dengan waktu
tempuh 5 menit, dan jarak dari ibu kota kabupaten berjarak 5 km dengan
waktu tempuh 45 menit, jarak dengan ibu kota provinsi Jawa timur dengan
kelurahan Pagesangan ini jaraknya juga masih dekat yaitu berjarak 6 km
dengan waktu tempuh 1 jam. akses masuk menuju kelurahan Pagesangan
jika dari kecamatan Jambangan, lebih tepanya dari kecamatan Jambangan
kita jalan lurus saja kearah selatan. Di sepanjang jalan menuju kelurahan
Pagesangan juga suasananya ramai karena melewati pemukiman yang
49
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
padat penduduk. Jarak antar daerah tersebut dapatdilihat pada table 3 di
bawah ini:
Tabel 3
Jarak Antar Daerah
No Uraian Keterangan
1 Jarak ke Kecamatan 1 km
2 Jarak ke kota 5 km
3 Jarak ke provinsi 6 Km
Sumber: data monografi kelurahan Pagesangan
2. Kondisi Geografis kelurahan Pagesangan
Secara geografis kelurahan Pagesangan memiliki iklim yang sama
dengan daerah tropis lainnya. Dimana kelurahan ini meiliki curah hujan
1500/2500 dan memiliki suhu rata-rata 37 derajat Celsius. Kelurahan ini
termasuk sebagai wilayah dataran rendah karenatinggi kelurahan ini dari
permukaan laut(mdl) 5.
Kelurahan Pagesangan termasuk sebagai kelurahan yang cukup
maju. Baik itu dari segi perkonomian dan pendidikan. Walaupun
kelurahan ini berada di ujung perbatasan selatan perbatasan kota Surabaya
dengan kabupaten Sidoarjo,. Adapun batas –batas kelurahan pagesangan
yaitu:
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Tabel 4
Batas Wilayah
No Uraian Kelurahan Kecamatan
1 sebelah Utara Kebonsari Jambangan
2 Sebelah selatan Sepenjang Tani Sepanjang
3 Sebelah Timur Gayungan Gayungan
4 Sebelah Barat sungai kalimas -
Sumber: data monografi kelurahan Pagesangan tahun 2010
Kelurahan Pagesangan mempunyai wilayah yang cukup luas yakni
200 hektar. Dengan rincian 93 hektar untuk Pemukiman, 6 hektar untuk
pemakaman 101 hektar untuk prasarana lainnya yang terdiri dari polindes,
kantor desa, masjid, mushollah, paud, TK, SD, dan Lain-lain. Dan terbagi
menjadi 4 RW ( Rukun Warga). Di bawah ini adalah tabel 5 yang
menerangkan luas wilayah kelurahan Pagesangan meneurut penggunaanya
sebagai berikut:
Tabel 5
Luas Wilayah Menurut Peggunaan
No Uraian Luas
1 pemukiman 93 hektar
2 persawahan 0 hektar
3 pemakaman 6 hektar
4 sarana umum lainnya 101 hektar
Sumber : data monografi kelurahan Pagesangan tahun 2010
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
3. Sarana dan Prasarana
Kelurahan Pagesangan adalah termasuk daerah yang tidak terlalu
jauh dari pusat kota, dan mengenai sarana dan prasarana cukup memadai,
di antaranya pendidikan, kesehatan dan peribadatan belum tersedia secara
lengkap.
Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting adanya, karena
itu prasarana yang menyangkut tentang pendidikan seharusnya memang
diupayakan adanya untuk menunjang kelangsungan pendidikan generasi
selanjutnya. Di kelurahan ini hanya terdapat 7 gedung Paud 5 gedung TK
2 gedung SD/ MI dan 1 gedung SMP. Selain itu kelurahan ini juga
memiliki 1 gedung pondok pesantren. Hal ini menunjukkan bahwa di
kelurahan Pagesangan cukup memadai dalam hal lembaga pendidikan,
baik negeri maupun swasta. Karena pendidikan anak sangat diperlukan
apalagi dalam pendidikan sekolah dasar.
Di kelurahan Pagesangan terdapat 1 Puskesmas. Hal ini
dikarenakan jarak kelurahan Pagesangan dikelilingi oleh wilayah yang
memiliki rumah sakit. Sehingga untuk prasarana kesehatan masyarakat
kelurahan Pagesangan tidak akan kesulitan . Jika ada salah satu
masyarakat yang memerlukan pengobatan yang lebih dalam agar cepat
sembuh atau masyarakat yang membutuhkan pengobatan darurat maka
mereka langsung saja dibawa ke rumah sakit terdekat untuk dapat
perawatan, khususnya dari spesialis.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Sedangkan prasarana yang berkaitan dengan peribadatan
masyarakat kelurahan Pagesangan meliputi: 3 masjid dan 15 mushollah
dan 1 gereja. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat di kelurahan
tersebut mayoritas beragama Islam. Di kelurahan Pagesangan ini hanya
terdapat beberapa anggota masyarakat yang beragama lain.
Meskipun masyarakat kelurahan Pagesangan memiliki ragam
kepercayaan, namun mereka tetap rukun dalam hal beribadah dan dalam
kehidupan sosial lainnya. Kebutuhan rohani juga sangat penting dalam
menunjang spirit kerja dan ketika dihadapkan pada persoalan atau
permasalahan tertentu. Untuk itu sarana peribadatan sangat penting dalam
beribadah dengan tenang.
4. Kondisi Pendidikan Masyarakat Kelurahan Pagesangan
Dari segi pendidikan sebagian besar masyarakat kelurahan
Pagesangan mengenyam pendidikan tingkat SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA
dan Perguruan Tinggi. Hal ini dikarenakan pendidikn sangat di butuhkan
dalam menempuh kerasnya kehidupan di masyarakat kota. Semakin tinggi
pendidikan masyarakat maka semakin bisa dia memandang kehidupannya
ke depan. Sarana dan prasarana yang menyangkut pendidikan juga perlu di
kedepankan sehingga membentuk pemuda yang cerdas dan cakap. Selain
itu sarana dan prasarana juga menunjang keberhasilan dari prosesi belajar
anak. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh peneliti. Ada
beberapa fasilitas pendidikan yang ada di kelurahan Pagesangan ini. Dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Tabel 6
Daftar Prasarana Pendidikan di Kelurahan Pagesangan
No Uraian Gedung Keterangan
1 PAUD
7 unit
2 TK 5 unit
2 Sekolah Dasar/
Madrasah Ibtidaiyah
2 unit
3 SLTP 1 unit
4 SMA -
5 Pondok Pesantren 1 unit
6 TPQ/ TPA 10 unit
Sumber :data monografi kelurahan Pagesangan tahun 2010
5. Jumlah penduduk
Kelurahan Pagesangan memiliki jumlah penduduk yang cukup
banyak. Adapun jumlah penduduk kelurahan Pagesangan yaitu sebagai
berikut:
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Tabel 7
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah
1 Laki-laki 2.092 orang
2 Perempuan 1.800 orang
Sumber: Data Monografi kelurahan Pagesangan tahun 2010
Dari data di atas menunjukkan bahwa jumlah masyarakat di
kelurahan Pagesangan kecamatan Jambangan kota Surabaya mayoritas
laki-laki dengan jumlah 2.092 jiwa sedangkan masyarakat yang berjenis
kelamin perempuan berjumlah 1.800 jiwa.
Jumlah penduduk keseluruhan adalah berjumlah 3.792 orang
dengan jumlah kepala keluarga 1.112 KK. Dari sekian jumlah penduduk,
terdapat beragam agama yang dianut oleh masyarakat kelurahan
Pagesangan, meskipun mayoritas beragama Islam.
Sedangkan jumlah penduduk menurut agama yang dianut,
penduduk yang memeluk agama Islam berjumlah 3.750 jiwa dan yang
memeluk agama Protestan berjumlah 30 jiwa dan hindu 12 jiwa
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Tabel 8
Jumlah Penduduk kelurahan Pagesangan
Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin
Tahun 2010
No Golongan
Umur
Jenis Kelamin
Jumlah Laki-laki Perempuan
1 0 - 15 411 314 725
2 16 - 30 363 324 687
3 31 - 45 397 365 662
4 46 - 60 463 361 824
5 61 tahun ke atas 458 436 894
Jumlah 2.092 1.800 3.792
Sumber: Profil kelurahan pagesangan, tahun 2010.
Dari tabel penduduk menurut usia di atas, terlihat bahwa jumlah
penduduk laki-laki di kelurahan pagesangan lebih banyak dari jumlah
penduduk perempuan. Namun jumlah tersebut berada pada umur 61 tahun
ke atas baik berjenis kelamin laki-laki ataupun perempuan. Sedangkan
jumlah para pemuda baik laki-laki atau perempuan yang berumur 16-30
tahun tidak begitu banyak karena masyarakat di kelurahan pagesangan
masih perduli dan sadar akan hidup keluarga berencana dan mayoritas
memiliki anak dengan jarak yang cukup sehingga pendidikan anak masih
bisa direncanakan. Berikut ini tabel yang menunjukkan jumlah penduduk
berdasarkan tingkat pendidikan seperti berikut:
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Tabel 9
Jumlah Penduduk kelurahan pagesangan
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tahun 2010
No
Jenis Pendidikan
Jumlah
1 Buta huruf 500
2 Belum Sekolah 312
2 Tamat SD/ sederajat 651
3 Tamat SLTP/ sederajat 670
4 Tamat SLTA/ sederajat 693
5 Tamat Perguruan Tinggi 30
Jumlah 3.792
Sumber: Profil kelurahan pagesangan, tahun 2010.
6. Kehidupan Keagamaan Kelurahan Pagesangan
Masyarakat perkotaan biasanya di kenal sebagai masyarakat yang
melupakan keagamaan. Artinya dalam kesehariannya mereka lupa dan
mengabaikan akan kewajiban menjalankan ibadah agamanya. Hal itu
dikarenakan kesibukan masyarakat kota yang sangat padat.
Walaupun masyarakat kelurahan Pagesangan merupakan
masyarakat perkotaan. Hal itu tidak membuat masyarakat kelurahan ini
melupakan keagamaan. Masyarakat kelurahan ini tergolong sebagai
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
masyarakat yang agamis. Hal ini dapat terlihat dari kegiatan- kegiatan
keagamaannya
Untuk kegiatan keagamaan dari masyarakat sebagian besar
kelurahan Pagesangan di tiap-tiap RW (Rukun Warga) sama yakni adanya
jamaah tahlil baik itu laki-laki ataupun perempuan, dari kegiatan ini pula
tampak keguyuban warga kelurahan Pagesangan. Sebab dalam satu
minggu ada hari dimana warga bisa berkumpul, yang mana dari kegiatan
tersebut dapat terjalin kontak dan komunikasi antar warga yang nantinya
akan menambah eratnya tali silaturrahmi diantara mereka. Hal ini bisa
dilihat dari adanya aktivitas keagamaan, antara lain:
• Jam’iyah Yasin dan Tahlil ibu-ibu setiap hari kamis Malam untuk para
bapak. pada jam 19.00 WIB di rumah warga yang beruntung
mendapat giliran menjadi tuan rumah.
• Jam’iyah diba’iyah untuk Ibu-ibu dan remaja putri rutin setiap kamis
malam dan Rabu malam digabung dengan Jam’iyah Yasin dan Tahlil.
Di setiap RT (Rukun Tetangga) pasti terdapat langgar atau
moshola yang dipakai untuk beribadah, ada juga sebagai tempat mengaji
untuk anak-anak, maupun dewasa. Di pimpin oleh yang punya langgar
atau pengurus dari mushola tersebut. Ada beberapa tempat ibadah di
kelurahan Pagesangan ini, antara lain masjid, mushola, dan gereja
Dari fasilitas keagamaan yang ada di kelurahan Pagesangan
kecamatan Jambangan kota Surabaya ini terdapat 3 buah Masjid yang
tersebar di ujung-ujung batas kelurahan ini. Ada juga mushola yang terdiri
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
dari 15 buah yang hampir di semua RT terdapat musholanya. Beberapa
fasilitas tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 10
Fasilitas Keagamaan kelurahan Pagesangan
No Uraian Jumlah keterangan
1 Masjid 3 buah -
2 Langgar atau musolla 15 buah _
3 Gereja 1 unit _
4 wihara _ _
5 Pura _ _
Sumber : data monografi kelurahan Pagesangan tahun 2010
Untuk permasalah an keagamaan, masyarakat Pagesangan terbagi
menjadi dua golongan, yaitu:
1. golongan yang mementingkan keagamaan. Hal ini dapat
terlihat setiap kali ada hari-hari besar agama mereka selalu
merayakannya. Selain itu bagi masyarakat Pagesangan ketika
menikahkan keturunan mereka yang menjadi pertimbangan
ialah dari segi agama.
2. golongan yang tidak mementingkan keagamaan. Hal ini dapat
terlihat masih banyaknya masyarakat pagesangan yang
melalaikan shalat. Bahkan ketika mendengar suara adzan masih
ada anggota masyarakat yang masih melakukan judi.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
7. Kondisi lingkungan masyarakat Pagesangan
Selama dalam penelitian, kami banyak mempelajari kondisi
masyarakat kelurahan Pagesangan yang terbagi dalam 4 RW, dengan
jumlah KK sebanyak 1.112 KK.
Untuk kondisi lingkungan di kelurahan Pagesangan, meskipun ada
peraturan yang menuntut masyarakat agar berperilaku bersih, akan tetapi
masih terdapat beberapa anggota masyarakat yang belum memiliki
kesadaran akan pentingnya budaya hidup bersih, seperti membuang
sampah sembarangan. Khususnya bagi masyarakat pendatang yang disini
bertempat tinggal di tempat kos. Namun, ada juga masyarakat yang sadar
diri dengan membuang sampah pada tempatnya, sehingga lingkungan
disekitar tersebut menjadi terlihat indah dan udara terasa sejuk.
Di daerah Pagesangan timur dan terkenal dengan sebutan wisma
Pagesangan, yang tempatnya merupakan kawasan perumahan,
lingkungannya juga terlihat bersih karena masyarakat sekitar sadar akan
pentingnya hidup sehat, selain itu masih ada petugas kebersihan yang
setiap hari membersihkan komplek perumahan ini.
Begitu juga yang terlihat di sekitar markas atau basecamp
kelompok bonek sakit hati, di tempat ini tidak ditemukannya kumpulan
sampah yang tidak sedap dipandang mata. Ketakutan masyarakat
pagesangan pada kelompok bonek sakit hati ini setiap kali beraktivitas
tidak dapat terbukti. Hal ini dikarenakan setiap kali kelompok ini
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
melakukan kegiatan pastilah mereka membersihkan sampah-sampah
mereka.
8. Kondisi Sosial Masyarakat Pagesangan
Kehidupan sosial masyarakat kelurahan Pagesangan bisa dikatakan
harmonis, meskipun mereka tidak seluruhnya sebagai masyarakat yang
sederhana dan mempunyai mata pencaharian yang sama. Hal ini bisa
dilihat bahwa ada masyarakat yang kurang mampu ditengah-tengah
mereka, maka masyarakat sekitar bersama-sama membantu warga yang
kurang mampu. Seperti yang telah dilakukan oleh masyarakat kelurahan
Pagesangan bagian selatan, ada salah satu warga yang sakit atau
mendapatkan musibah. Maka warga sekitar bersama-sama membantu
seperti iuran rutin setiap keluarga kemudian diberikan kepada warga yang
dianggap tidak mampu. Kegiatan semacam ini bisa dikatakan kerukunan
dalam bermasyarakat dan mereka tidak mengenal hidup individu, mereka
sadar akan adanya hidup harus saling tolong-menolong dan saling
melengkapi.
Sedangkan karang taruna di kelurahan pagesangan terbilang vakum
dikarenakan para remaja di kelurahan Pagesangan mayoritas bekerja
sehingga tidak mempunyai cukup waktu untuk berkumpul namun
hubungan mereka tidak terhambat karena bila ada waktu mereka bisa
berkumpul bersama, selain itu para pemuda juga merasa jenuh dengan
mengikuti karang taruna. Semua itu disebabkan tidak adanya kegiatan
yang dapat menyalurkan bakat dan minat mereka.. Namun di kelurahan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Pagesangan ini ada kumpulan untuk setiap remaja masjid yang disingkat
dengan REMAS, yakni setiap remaja juga masih bisa berinteraksi dalam
kumpulan ini.
Selain kegiatan remaja diatas masih ada kebiasaan dari remaja
yang menjadi rutinitas mereka. Banyaknya para remaja yang memilih
kebiasaan cangkruk’an untuk menjadi rutinitas mereka. Biasanya para
remaja ini cangkruk di warung kopi atau di depan rumah salah satu
remaja. Selain itu akhir-akhir ini yang juga menjadi kebiasaan para remaja
ialah pergi ke warnet. Disana mereka bermain dan internet.
9. Kondisi Perekonomian Kelurahan Pagesangan
Dari identifikasi dan pengamatan yang telah dilakukan, masyarakat
kelurahan Pagesangan memiliki berbagai macam mata pencaharian untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Masyarakat kelurahan Pagesangan
mayoritas memiliki mata pencaharian sebagai buruh Pabrik. Hal dapat di
pastikan karena di kelurahan ini terdapat 3 pabrik yang mayoritas
pekerjanya berasal dari penduduk kelurahan Pagesangan. Baik laki-laki
maupun wanita, tua dan muda semuanya bekerja di pabrik-pabrik ini.
Masyarakat kelurahan ini banyak yang bekerja di pabrik ini
dikarenakan persyaratan masuk pabrik tidak begitu sulit. Selain itu letak
pabrik yang dekat dengan rumah juga menjadi salah satu faktor
masyarakat memilih bekerja di pabrik. Bagi masyarakat yang tidak bekerja
di pabrik, mereka bekerja sebagai pedagang.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Selama ini bagi masyarakat yang bekerja di pabrik mayoritas sebagai
buruh yang berstatus harian lepas. Gaji mereka tidak sebanding dengan
buruh yang statusnya sebagai pegawai tetap. Pada perkembangan zaman
ini tentulah kebutuhan suatu masyarakat sangat tinggi, hal itulah yang juga
nampak pada masyarakat pagesangan. Sebagai masyarakat yang tergolong
menengah kebawah gaji yang kurang akan sangat berpengaruh pada
kebutuhan keluarga mereka. Kebutuhan itu bisa seperti pendidikan
maupuniuran-iuran yang setiap buln diminta oleh ketua RT setempat.
Jumlah penduduk menurut pekerjaannya dapat di lihat pada tabel di bawah
ini:
Tabel 11
Daftar penduduk berdasarkan pekerjaan
No Jenis Pekerjaan Jumlah
1 Pegawai Desa 10
2 Guru 32
3 ABRI 25
4 Pensiunan 50
5 Pekerja Industri Pabrik 1.986
6 Pedagang 114
7 Bertani 35
8 Pekerja bangunan 75
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
9 pelajar/mahasiswa 995
10 Lain-lain 470
Jumlah 3.792
Sumber: Profil kelurahan Pagesangan, tahun 2010
10. Profil dan Sejarah Bonek Sakit hati
Bonek sakit hati adalah kelompok kecil yang dibentuk oleh
sekumpulan bonek. Kelompok ini hanya dapat ditemui di kelurahan
Pagesangan kecamatan Jambangan Kota Surabaya. Tepatnya di Jl
Pagesangan IV no 31 RT III RW III
Kelompok Bonek Sakit Hati ini memiliki jumlah anggota 100
orang. Kelompok ini beranggotakan bonek yang berasal dari daerah sekitar
kelurahan Pagesangan. Mereka terdiri dari para pemuda-pemudi. Dalam
kelompok ini tidak terdapat anggota yang memiliki usia tua. Karena
mayoritas anggotanya adalah para pelajar yang masih menimba ilmu di
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Selain sebagai pelajar para
anggota bonek ini juga ada yang bekerja sebagai pekerja serabutan, kuli
bangunan, buruh pabrik maupun mahasiswa.
Tabel 12
Jumlah Anggota kelompok Bonek Sakit Hati
Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin
No Usia Laki-laki Perempuan Keterangan
1 15- 20 32 16 --
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
2 21- 25 30 12 -
3 26-30 10 - -
Jumlah 72 18 100
Sumber :data keanggotaan kelompok bonek sakit hati tahun 2010
Kelompok bonek sakit hati dibentuk pada tahun 2005. Nama bonek
sakit hati di ambil dari perasaan para perintis kelompok ini. Perasaan sakit
hati karena merasa tim kesayangan mereka terdegradasi dari divisi utama
ke divisi satu. Mereka merasa terdegradasinya Persebaya akibat ulah dari
PSSI. Itulah yang membuat mereka sakit hati dan sampai membuat
kelompok Bonek Sakit Hati.
Dalam sejarah kelompok bonek sakit hati ini terdapat kejadian
yang mereka harap tidak akan terulang lagi. Pada tahun 2009 kelompok
bonek sakit hati terpecah menjadi tiga kelompok bonek. Penyebab
perpecahan ini ialah banyaknya bonek yang merasa ingin menunjukkan
bahwa wilayah mereka memiliki kelompok dan anggota bonek yang
banyak. Ketiga kelompok itu ialah bonek Arges (Arek Gesang), Bonek
green devil dan Bonek predator. Selama terpecah kelompok bonek,
hubungan antar kelompok yang terpecah dari kelompok sakit hati ini biasa
saja. Mereka masih nampak seperti dalam satu kelompok. Tidak ada
gesekan antar kelompok ini dalam bentuk apapun. Namun pada awal tahun
2010 ketiga kelompok ini bersatu kembali dan merintis lagi kelompok
Bonek Sakit Hati. Menyatunya ketiga kelompok ini dikarenakan usulan
dari setiap koordinator kelompok tersebut. Mereka merasa tidak perlu
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
adanya perpecahan kelompok bonek karena mereka berasal dari satu
wilayah yang sama.
Pada awalnya kelompok ini sangat kesulitan sekali mendapatkan
anggota seperti saat ini. Hal ini dikarenakan banyaknya oknum Bonek
yang tidak mau bergabung dengan suatu kelompok. Penyebab
ketidakmauan mereka ialah karena mereka ingin menjadi bonek yang liar
yang bebas melakukan apapun sesuai dengan keinginannya sendiri.
Dengan berjalannya waktu jumlah kelompok ini terus bertambah. Dari
hanya sepuluh orang sampai menjadi seratus orang. Banyaknya para bonek
yang masuk ke kelompok ini dikarenakan ketertarikan mereka pada
kelompok ini. Mereka tertarik karena kelompok ini memiliki ikatan
emosional antar anggota yang cukup kuat. Selain itu kelompok ini juga
memiliki atribut atau seragam yang sama. Hal itulah yang membuat
ketertarikan para bonek liar ini untuk bergabung ke kelompok bonek sakit
hati.
Kelompok bonek sakit hati tidak memiliki struktur organisasi yang
resmi. Bagi mereka terpilihnya salah satu koordinator yang dianggap
sebagai ketua kelompok ini. Semua itu sebagai salah satu syarat untuk
terdaftarnya kelompok ini ke yayasan suporter Surabaya (YSS). Karena
kelompok bonek sakit hati ini terdaftar di YSS, maka haruslah ada salah
satu wakil dari kelompok ini untuk berkordinasi dengan YSS. Wakil dari
kelompok bonek sakit hati adalah koordinator mereka.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Adapun kegiatan yang menjadi rutinitas kelompok bonek sakit hati
ini. Setiap 2 minggu sekali kelompok ini melakukan koordinasi dengan
anggotanya di taman pelangi. Tempat ini dipilih karena dianggap tidak
akan mengganggu kenyamanan masyarakat Pagesangan. Disana mereka
bercnda, rapat, dan melakukan iuran yang digunakan sebagai kas
kelompok ini. Selain itu kelompok ini setiap satu bulan sekali mengadakan
futsal. Futsal ini bertujuan sebagai alat untuk mengikat keakraban
kelompok ini. Untuk pembayaran lapangan futsal, mereka menggunakan
kas kelompok bonek sakit hati untuk membayar lapangan yang mereka
sewa.
Selama ini kelompok ini selalu terlihat menyaksikan pertandingan
Persebaya. Selama mereka menyaksikan pertandingan mereka tidak akan
memilih-milih. Baik itu persebaya yang berlaga di liga primer Indonesia
(LPI) ataupun persebaya yang berlaga di divisi utama liga Indonesia. Bagi
mereka semua yang memakai nama Persebaya adalah tim yang harus
didukung.
B. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Fanatisme kelompok bonek sakit hati di kelurahan Pagesangan
Bonek adalah salah satu suporter sepak bola di Indonesia yang
memiliki fanatisme tinggi. Sebagai salah satu suporter fanatik tentu
banyak cara untuk menggambarkan bentuk dari kefanatikannya. Begitu
juga yang dilakukan oleh kelompok Bonek Sakit Hati yang berada di
kelurahan pagesangan kecamatan Jambangan kota Surabaya.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Bagi mereka salah satu manfaat menjadi bonek yang fanatik ialah
memiliki banyak teman. Selain itu mereka akan mendapatkan kesenangan
dan bertambahnya pengalaman. Hal itu seperti yang dikatakan Yadi
berikut ini:
Manfaatnya menjadi bonek itu adalah menmbah teman, dapat kesenangan, ditambah dapat pengalaman yang bisa merasakan hidup bersama-sama.38
Selama peneliti melakukan penelitian secara langsung dengan cara
berpartisipasi dalam segala aktivitas yang dilakukan oleh kelompok ini.
Mulai dari ketika menyaksikan pertandingan, pulang dari menyaksikan
pertandingan sampai ketika berkumpul- kumpul biasa. Banyak sekali
aktivitas kelompok ini yang mencerminkan kefanatikan kelompok ini
terhadap tim Persebaya Surabaya.
Salah satu bukti yang ditemukan peneliti dari bentuk fanatisme
kelompok ini terhadap Persebaya ialah mereka akan selalu mendampingi
dan mendukung tim persebaya melakukan pertandingan. Baik itu
pertandingan di kandang (home) maupun pertandingan di luar kandang
(away). Mereka menyanyikan yel-yel dan bernari-nari demi memberikan
semangat para pemain Persebaya agar bisa memenangkan pertandingan
tersebut.
Jarak tempuh mereka mendukung Persebaya yang selama ini
menjadi rekor terjauh kelompok ini ialah ketika medampingi persebaya
bertanding melawan Sriwijaya FC di Palembang. Walaupun hanya diikuti
oleh beberapa anggota kelompok yang merasa tidak memiliki kesibukan
38 Hasil wawancara dengan Yadi pada tanggal 14-07-2011
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
lain yang lebih penting, kelompok ini berangkat ke Palembang dengan
menumpang kapal laut. Hal ini membuktikan bahwa kelompok ini
memiliki fanatisme yang cukup tinggi pada Persebaya.
Selain itu mereka akan melakukan berbagai cara untuk bisa
menyaksikan pertandingan Persebaya. Walaupun tidak memiliki modal
uang mereka rela menumpang kendaraan-kendaraan yang bisa
mengantarkan mereka ke tempat Persebaya bertanding seperti yang
diungkapkan beberapa oknum bonek seperti berikut Pemaparan dari
Nanang (27):
“Awak dewe pasti budal nang ndi ae persebaya main. Gak duwe duwek yo kepekso kudu gandol trek opo sepor, seng penting isok teko gone.” (saya pasti akan berangkat kemana saja Persebaya bertanding. Kalau tidak punya dengan terpaksa saya akan menumpang truk atau kereta api, yang penting ialah bisa sampai di tempatnya.39
Dari pemaparan nanang dapat diketahui bahwa sebagai bonek yang
fanatik. Mereka akan selalu mengikuti kemana saja Persebaya bertanding.
Baik bermodal uang ataupun bermodal nyali saja. Berbagai cara untuk
dapat sampai ke tempat pertandingan persebaya.
39 Hasil wawancara dari nanang pada tanggal 17-04-2011
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Gambar I
Gambar I. adalah bonek berangkat menyaksikan petandingan Persebaya dengan cara menumpang mobil dan kereta diambil tanggal 17-04 2011, dokumen peneliti
Sebenarnya saat ini telah ada larangan dari PT KAI tentang larangan
bagi suporter sepak bola menumpang kereta api. Hal itu dikarenakan PT
KAI sering mendapat kerugian ketika kereta api ditumpangi oleh Suporter.
Namun pada faktanya masih banyak suporter yang menumpang kereta api
khususnya para Bonek. Para bonek ini tidak menghiraukan larangan dari
PT KAI. Selain itu para bonek ini juga tidak menghiraukan keselamatan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
mereka, pada hal sudah banyak korban berjatuhan ketika para bonek ini
menumpang kereta api.
Pengakuan dari Ismail juga akan menguatkan pendapat Nanang di
atas. Ismail merupakan salah satu suporter yang selalu menyaksikan
pertandingan Persebaya, dia adalah seorang pelajar Sekolah Menengah
Kejuruhan (SMK). Menurut dia, bonek yang fanatik ialah bonek yang
selalu mendukung persebaya secara sportif. Baik menang maupun kalah
tetap sporif. Mendukung persebaya dimana saja. Itulah yang namanya
bonek. Selain itu dia berkata
“akeh seng ngaku bonek, tapi Cuma melok-melok tok. Mek delok nang kandang tok. Senengane gawe rusuh sebabe gak tau bondo duwek”. (banyak yang mengaku bonek tetapi hanya ikut-ikutan saja. Cuma menyaksikan pertandingan kandang saja. Bonek itu suka membuat kerusuhan. Semua itu dilakukan karena mereka tidak punya uang). Pada dasarnya bonek itu tidak anarkis melainkan fanatik. Namun karena kefanatikannya berlebihan maka ketika mereka merasa dirugikan kefanatikan itu akan berubah menjadi anarkis.40
Dari pendapat Ismail dapat diketahui bahwa dia sependapat dengan
Nanang. Bahwa salah satu bentuk fanatisme ialah selalu menyaksikan
Persebaya secara sporif, dalam arti lain ialah mendukung secara positif
tanpa ada anarkis dan rasis. Selain itu pendapat ismail di atas mengatakan
kefanatikan akan bisa mendorong bonek untuk berbuat anarkis. Hal itu
disebabkan rasa cinta bonek terhadap Persebaya.
40 Hasil wawancara dari Ismail (17) pada tanggal 17-04-2011
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Bagi bonek fanatik ialah rasa cinta bonek terhadap Persebaya akan
membuat Bonek selalu menjaga nama baik Persebaya. mereka akan
mengharapkan Persebaya memenangkan setiap pertandingan. Namun
ketika Persebaya mendapatkan ketidak adilan dari wasit yang menjadi
pemimpin dan pengawas pertandingan, maka bonek akan selalu berbuat
yang kurang terpuji seperti mengatain wasit, melempari wasit dengan
botol minuman, dan lebih para lagi bonek akan menghampiri wasit ketika
pertandingan selesai dan langsung memberikan pukulan fisik. Salah satu
contoh tindakan wasit yang dianggap merugikan Persebaya ialah ketika
pertandingan seharusnya Persebaya mendapatkan hadiah tendangan
pinalti. Hadiah pinalti seharusnya didapatkan Persebaya karena salah
seorang pemain lawan melakukan hands ball (bola menyentuh tangan) di
kotak pinalti. Namun faktanya wasit tidak memberikan pinalti. Hal itulah
yang dapat memancing bonek marah dan melakukan hal-hal yang negatif
pada wasit.
Sedangkan anarkis bagi bonek ialah tindakan merusak sesuatu
seperti fasilitas umum yang dapat merugikan masyarakat umum. Selain itu
anarkis didasari hanya dari kebrutalan seseorang atau kelompok. Pada
dasarnya yang melakukan anarkis bukanlah kelompok bonek. Namun
oknum-oknum yang kurang bertanggung jawab yang menggunakan nama
bonek.
Selain mendapatkan data dari wawancara dengan anggota bonek
sakit hati yang laki-laki, peneliti juga menemukan salah seorang anggota
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
bonek wanita. Dia masih berumur 17 tahun. Dia adalah salah satu anggota
bonek wanita yang terdaftar di kelompok bonek sakit hati. Sebagai
seorang perempuan tentunya dia terkenal dengan lemah lembut. Namun
fakta di lapangan berbeda dengan ketika dia di rumah. Intan ini berkumpul
dengan para laki-laki. Dia bernyanyi dan menari bersama-sama. Ketika
perjalanan hendak menyaksikan pertandingan persebaya dia sering
membentak- bentak sopir-sopir. “cok gak isok minggir ta? Bonek iki kate
lewat” itu adalah kata-kata yang sering dilontarkan kepada sopir yang
tidak mau mengalah kepada bonek ketika di jalan. Menurutnya dia tidak
merasa takut ketika berkumpul dengan para bonek ini.
“lapo wedi wong awak dewe podo boneke. Arek-arek gak bakal aneh-aneh atek podo boneke. Aku pasti dijogo karo konco-konco bonek” (buat apa takut karena kita sama-sama boneknya. Anak-anak tidak bakal mengganggu kalau sama-sama boneknya. Mereka pasti menjaga saya karena saya juga bonek). Semua ini bisa terjadi karena ikatan persahabatan antar bonek ini cukup solid. Mereka memiliki ikatan emosi yang sama. Sakit satu sakit semua41
Menurutnya bonek yang fanatik ialah bonek yang selalu cinta kepada persebaya.
Baik ketika persebaya juara maupun ketika degradasi. Mau menyaksikan
pertandingan persebaya. Tidak terima ketika persebaya di perlakukan yang tidak
sewajarnya. Yang selalu menyanyi dan menari untuk mendukung persebaya. tidak
akan merusak nama baik persebaya
Pendapat intan juga sama dengan pendapat rekan-rekannya. Menurut
pendapat intan di atas mengatakan bahwa salah satu bentuk kefanatikan bonek
ialah menyaksikan pertandingan Persebaya, berangkat bersama-sama bonek
41 Hasil wawancara dengan Intan pada tanggal 10-04-2011
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
lainnya untuk menyaksikan pertandingan Persebaya. Selain itu tidak akan
menerima perlakuan yang dapat merusak prinsip fair play dan merugikan
Persebaya. apabila ada perlakuan yang merugikan Persebaya maka bonek akan
melakukan pelemparan kepada wasit bahkan sampai perusakan fasilitas stadion.
Saat pertandingan Persebaya melawan Persema Malang. Peneliti mendapatkan
salah satu bentuk kefanatikan bonek. Para bonek ini rela memanjat dinding
stadion yang cukup tinggi. Mereka tidak memikirkan keselamatan mereka. Para
bonek yang memanjat dinding ini rata-rata masih berusia muda.
Gambar 2
Gambar2; bonek rela memanjat tembok stadion demi menyaksikan pertandingan Persebaya, di ambil tanggal 17-04 2011, dokumen peneliti
Setelah itu peneliti langsung melakukan wawancar dengan Yadi
salah koordinator lapangan kelompok Bonek Sakit Hati seperti berikut :
Selain menjadi bonek profesinya ialah sebagai pekerja serabutan. Di dalam struktur organisasi Bonek Sakit Hati dia menjabat sebagai koordinator lapangan. Menurutnya “ seng jenenge bonek fanatike yoiku gelem teko delok persebaya main. Baik iku nang kandang atau nang luar kandang. Atek gak duwe duwek yo dibelani gandol sepur atau trek. Nek nang stadion menek utowo jebol lawang”. (yang namanya bentuk fanatiknya ialah selalu ada
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
menyaksikan persebaya bertanding. Baik ketika main di surabaya maupun di luar kota. Seandainya tidak punya uang harus rela menumpang kereta atau truk tanpa membayar. Setelah sampai di stadion memanjat tembok stadion ataupun membobol pintu). Sikap bonek dalam menerima hasil pertandingan sebenarnya sama, baik itu menang maupun kalah. Namun bonek tidak akan mau menerima seandainya kekalahan itu dikarenakan ketidak adilan wasit. Kami akan melempari wasit. Kalau wasit tidak bisa dilempari kami akan tunggu wasit itu sampai keluar dari stadion. 42
Pada dasarnya, Yadi dikenal oleh masyarakat sekitar rumahnya
sebagai remaja yang sopan dan pendiam. Namun semua itu berubah ketika
berada di kerumunan kelompok bonek. Dia menjadi lebih berani
dibandingkan teman-temannya yang lain. Menurutnya
Nyaline bonek akan tambah saat kumpul. Selain iku ikatane yo tambah saat kabeh podo gawe jeneng bonek. Loro siji loro kabeh. Dadine kami podo roso. (ketika bonek berkumpul akan menimbulkan nyali yang lebih. Karena salah satu ada yang sakit maka mereka juga ikut sakit. Karena mereka sama rasa). Bentuk kekompakan bonek akan terlihat ketika akan menonton pertandingan. Mereka akan saling menolong. Apabila ada yang menyakiti satu bonek saja maka kami semua akan membalasnya. Sebenarnya bonek tidak anarkis namun kami selalu dipancing untuk berbuat anarkis oleh pihak lain.43
Dari penjelasan Yadi diats bahwa bentuk fanatik kesetiaan
menyaksikan Persebaa dimana saja. Baik memiliki modal uang maupun
tidak. Apabila tidak memiliki modal uang bonek rela melakukan berbagai
cara untuk dapat menyaksikan Persebaya bertanding. Mereka rela
42 Hasil wawancara dengan Yadi pada tanggal 17-04-2011 43 Hasil wawancara dengan Yadi pada tanggal 17-04-2011
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
memanjat tembok stadion yang tinggi dan menumpang kendaraan seperti
kereta api maupun truk. Mereka itu demi Persebaya walaupun tanpa
disadari bahwa nyawa mereka menjadi taruhannya.
Ketika peneliti berperan serta menjadi bonek yang membaur
dengan bonek lainnya. Peneliti menemukan kefanatikan yang sangat luar
biasa. Para bonek ini berusaha mendukung tim kesayangan mereka saat
bertanding. Mereka bernyanyi dan enari dengan semangat. Dengan
teriakan yang sekencang-kencangnya dan begitu serentak menyanyikan
yel-yel atau lagu-lagu yang memotivasi pemain Persebaya. Mereka
bernyanyi tanpa ada berhenti dan capeknya. Dalam otak merekahanya
bernyanyi walaupun dalam keadaan berdiri dan kepanasan. Selain itu
berbagai ekspresi muncul dari para bonek itu mulai dari kesal karena tidak
terciptanya gol sampai bersorak gembira ketikamenctak gol.
Gambar 3
Gambar 3 sorak gembira bonek merayakan gol ke gawang persema Malang di ambil tanggal 17-04-2011, dokumen peneliti
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Dari penapat Fanani (19) terlihat jelas ketika berada di dalam
stadion banyak sekali ekspresi yang terlihat ketika menyaksikan
pertandingan. Mereka akan merasa senang ketika Persebaya mencetak gol
terlebih-lebih bisa memenangkan pertandingan. Mereka akan merayakan
kemenangan Persebaya ketika akan pulang dengan konvoi bersama-sama
di sepanjang jalan pulang mereka. Pendapat itu seperti berikut :
Bentuk fanatik bonek ialah mau menyaksikan setiap pertandingan Persebaya. baik dikandang maupun diluar kandang. Menyaksikan pertndingan dengan sportif dengan menyanyi dan menari demi memotifasi pemain Perebaya. Ketika mencetak gol berteriak ijo....ijo....ijo... wah pokoknya seneng banget. Tapi kalo tidak bisa mencetak gol pasti meso-meso (ucapan kotor). Atek isok wasite tak sawat watu {kalau bisa wasitnya tak lempar batu}. Setelah pertandingan menang biasanya kami konvoi muter-muter suroboyo (keliling Surabaya).44
2. Peleburan identitas individu anggota ke dalam identitas kelompok
bonek sakit hati
Dalam kelompok, terjadi berbagai situasi interaksi antar anggota
yang bervariasi sehingga dapat menyebabkan suatu kelompok dapat
menjadi kelompok yang solid atau kurang solid. Hal yang demikian
tergantung hubungan kelompok, dimana para anggota saling menyukai
dan saling mencintai satu dengan lainnya. Begitu pula yang akan nampak
pada kelompok bonek sakit hati. Kesolidan kelompok ini terletak pada
bagaimana cara interaksi antar anggota kelompok ini.
44 Hasil wawancara dengan Fanani pada tanggal 17-04-2011
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Pada kelompok ini haruslah bermula dari rasa ketertarikan diantara
anggota,. Dapat disimpulkan bahwa kesamaan, sikap, nilai-nilai, sifat-
sifat pribadi, dan sifat-sifat demografis akan meningkatkan ikatan dalam
kelompok bersangkutan. Kesamaan yang menjadi ketertarikan diantara
anggota kelompok ini ialah kesamaan tim yang mereka sayang dan mereka
dukung yaitu Persebaya.
Dalam menciptakan hubungan yang harmonis dan lebih solid
dalam sebuah kelompok perlu berbagai cara untuk mewujudkannya.
Peleburan identitas individu adalah salah satu cara mewujudkan
keharmonisan kelompok.
Pada suatu kelompok janganlah membeda-bedakan profesi maupun
kekayaan. Itu semua agar kelompok lebih kompak. Di dalam kelompok
bonek tidak ada perbedaan. Bonek hanya menyamakan semua anggotanya.
Tidak ada yang kaya dan miskin, semua itu seperti yang di paparkan oleh
Antok perintis kelompok bonek sakit hati berikut ini:
Kabeh anggota kelompok bonek sakit hati kerjone bedo-bedo. Onok seng sekolah, kuli bangunan sampek pengangguran. Tapi gak onok seng bedakno. Selagi dadi bonek, baik miskin opo soge podo ae. Awak dewe konco. Loro siji loro kabeh. (semua anggota bonek sakit hati memiliki pekerjaan yang berbeda- beda. Ada yang masih sekolah, menjadi kuli bangunan, bahkan ada yang pengangguran. Tapi tidak ada yang saling membedakan. Selagi menjadi bonek baik miskin maupun kaya semuanya sama saja. Semuanya adalah teman. Salah satu sakit berarti semuanya sakit).45
45 Hasil wawancara dengan Antok pada tanggal 01-05-2011
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Adapun bonek yang mengikuti segala kegiatan yang dilakukan
rekan-rekannya didalam kelompok bonek ini. Semua itu dilakukannya
agar dia bisa beradaptasi dengan teman-temannya. Ketika teman-
temannyamelempari warga maka dia akan ikut-ikut melempari warga.
Tetapi pelemparan yang dilakukan oleh teman-temannya harus memiliki
sebab yang jelas. Baginya kebersamaan didalam kelompok adalah segala-
galanya. Ketika melihat teman yang dilempari tentulah bonek akan
membela teman itu. Begitulah pendapat Yadi. Sebagai coordinator
lapangan tentulah keutuhan kelompoknya sangat berharga, berikut ini
wawancara dengan Yadi
Bentuk kekompakan bonek akan terlihat ketika akan menonton pertandingan. Mereka akan saling menolong. Apabila ada yang menyakiti satu bonek saja maka kami semua akan membalasnya. Sebenarnya bonek tidak anarkis . namun kami selalu dipancing untuk berbuat anarkis oleh pihak lain. Sebenarnya kebanyakan bonek hanya ikut-ikutan saja. Ngalor siji kabeh melok ngalor.(salah satu ke utara makasemua akan ikut ke utara). Itulah menjadikan bonek satu dengan yang lain seperti keluarga.46
Ketika peneliti hadir di tengah-tengah kelompok Bonek Sakit Hati,
rasa kekeluargaan antar anggota begitu nampak sekali. Ketika memasuki
stadion untuk menyaksikan Persebaya bettanding pun harus bersama.
Mereka rela mennggu teman-teman mereka walau harus duduk di pinggir
jalan dengan cuaca yang cukup panas. Tanpa alas apapun mereka duduk
santai sambil berbincang-bincang bersama-sama di atas aspal yang panas.
46 Hasil wawancara dengan Yadi pada tanggal 01-04-2011
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Sepe
mela
keutu
peke
meja
kelom
erti gambar y
awan Persem
Gambar 4
Memang
uhan itu. Su
erjaan tidak
adi seorang
mpok bonek
MdeboAkammtesosa MAkobeak
yang diambi
ma Malang se
4 Para bonebisa masusama di a
kebersama
usah dan sen
akan mem
boneklah
k ini seperti a
Menurutnya engan para boneke. Arek-ku pasti dijoarena kita s
mengganggu menjaga sayaerjadi karenaolid. Merekaakit semua
Menurutnya btek podo kompak. Sebaedakno siji kan membu
il peneliti pa
ebagai beriku
Ga
ek yang sedauk dan menambil tangga
aan adalah
nang di jalan
mbuat bonek
yang mem
apa yang dik
dia tidak bonek ini. “-arek gak baogo karo kosama-sama b
kalau sama karena saa ikatan pera memiliki ik
bagi bonek koyok ngeneab kabeh pkaro liyane
uat bonek it
ada waktu p
ut:
ambar 4
ang menungnyaksikan pal 17-04-201
cara yang
ni bersama. P
k ini terpec
mbuat bertam
katakan Intan
merasa tak“lapo wedi wakal aneh-annco-konco bboneknya. A
ma-sama bonaya juga borsahabatan akatan emosi
makan gake pasti bonpodo ngerase. ( kalau setu tambah s
pertandingan
ggu teman mpertandingan1, dokumen
baik dalam
Perbedaan j
cah belah.
mbah solid
n berikut ini
kut ketika wong awak neh atek pobonek” (buaAnak-anak tneknya. Meonek). Semuantar bonek yang sama.
k makan asanek iku bakakno. Gak emua sepertsolid sebab
n Persebaya
mereka agar n bersama- peneliti
m menjaga
abatan dan
Persamaan
dnya suatu
:
berkumpul dewe podo do boneke.
at apa takut tidak bakal ereka pasti ua ini bisa
ini cukup . Sakit satu
al kumpul. kal tambak
onok seng ti ini pasti semuanya
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
sama-sama merasakan tanpa ada yang membedakan antara yang satu dengan yang lainnya)47
Selama peneliti berperan serta dalam segala kegiatan bonek sakit
hati. Baik ketika akan menyaksikan pertandingan Persebaya maupun
ketika berkumpul di lingkungan kelurahan Pagesangan. Banyak sekali
ketidaksamaan antara perilaku disaat mereka dilingkungan rumah dengan
ketika berkumpul menyaksikan pertandingan Persebaya. sangat terlihat
betul bahwa individu berubah menjadi lebih berani ketika mereka
bersama-sama, dibandingkan ketika mereka sendiri.
Hal itu terlihat pada perilaku mereka ketika akan berangkat
maupun ketika di area stadion tempat Persebaya bertanding sampai ketika
pulang setelah mereka mendapatkan hasil dari pertandingan Persebaya.
terlebih –lebih di saat perebaya mengalami hasil yang kurang memuaskan.
Sering kali para bonek ini melakukan hal-hal yang bisa merugikan
masyarakat lain.
Sebelum para anggota bonek sakit hati ini berangkat menyaksikan
pertandingan. Mereka terlebih dahulu berkumpul di basecamp mereka. Hal
itu dimaksudkan agar merka bisa berangkat menyaksikan pertandingan
bersama-sama. Di basecamp mereka hanya saling tegur sapa dan bercanda
gurau. Namun semua itu akan berubah saat mereka sudah berangkat dan
posisi mereka di jalan. Mereka akan melakukan konvoi kendaraan
bermotor. Jalan-jalan yang mereka lalui seakan-akan menjadi milik
47 Hasil wawancara dengan Intan pada tanggal 03-04-2011
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
mereka. Tidak ada satu pun kendaraan yang berani mendahului mereka.
Ketika ada kendaraan yang mendahului maupun mengganggu perjalan
mereka, tentulah akan mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari bonek.
Perlakuan itu bisa berubah kata-kata maupun sampai memecahkan kaca
dari kendaraan itu.
Semua yang dilakukan itu tidak sesuai dengan kepribadian mereka
ketika berada di lingkungan rumah mereka. Banyak anggota bonek sakit
hati ini yang di rumahnya terlihat sopan, pendiam bahkan tidak pernah
keluar rumah. Tetapi ketika mereka berada bersama kelompok bonek ini
berubah menjadi lebih berani dan arogan. Salah satunya ialah Heru.
Seorang pelajar yang menjadi bonek sejak berada di bangku SD (Sekolah
Dasar). Dia bisa menyukai berawal dari meniru kakaknya yang juga
seorang bonek. Menurutnya fanatik bonek ialah setianya seorang bonek
dalam menyaksikan Persebaya. Entah posisi persebaya saat hancur
maupun ketika menjadi juara. Selain itu dia juga menambahkan sebagai
berikut:
Menjadi bonek adalah suatu kebanggaan. Sebagai warga Surabaya kalau tidak menjadi bonek tidak komplit. Ketika menjadi bonek kita akan mendapatkan banyak pengalaman dan teman. Rasa kekeluargaan antar bonek sangat erat melebihi ketika dalam keluarga di rumah. Susah senang kami jalani bersama. Kami tidak membedakan antara yang kaya dan yang miskin.48
Pada dasarnya Heru ini adalah anak yang sangat pendiam. Namun
ketika dia menjadi bonek jati dirinya juga akan berubah. Dia akan
48 Hasil wawancara dengan Heru pada tanggal 17-04-2011
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
mengikuti semua yang dilakukan kelompok boneknya. Dia akan
bernyanyi, menari bahkan melempari wasit ketika melihat ketidak adilan
wasit dalam memimpin pertandingan.. Selain itu dia akan memukul mobil
yang menghalangi perjalanan bonek ketika konvoi. Menurutnya semua itu
terjadi spontan saja. Dia terbawa suasana di dalam gerombolan itu. Selain
itu dia juga mengungkapkan sebagai berikut:
“Atek gawe kaos bonek aku pasti wani mas, soale akeh pasti akeh seng ngewangi. Opo maneh pas bareng-bareng karo konco-konco. Tapi atek aku dewe yo gak wani, sido aku di ajar karo seng duwe mobil iku.” (kalau saya memakai atribut bonek tentulah saya akan berani mas, hal itu disebabkan pasti banyak yang membantu dan melindungi. Apalagi ketika bersama-sama dengan teman-teman. Tetapi seandainya saya sendiri ya pasti tidak berani. Bisa saja saya di hajar oleh yang punya mobil).49
Dari pendapat Heru di atas tentulah dapat dipahami.bahwa bonek
ini hanya memiliki keberani ketika mereka bersama- sama. Mereka juga
memiliki rasa takut selayaknya manusia lainnya. Mereka takut ketika
posisi mereka sendirian. Bagi para anggota bonek kebersamaan inilah
yang menjadi faktor utama mereka untuk berubah menjadi lebih berani.
Selain itu mereka menambahkan bahwa seandainya mereka tidak berani
seperti yang lainnya, maka mereka akan merasa malu dengan para anggota
lainnya. Seperti yang diungkapkan Fanani berikut ini:
Pastilah mas atek dadi bonek iku kudu kendel, sebab jenenge ae bonek bondho nekat. Atek gak kendel jenenge duduk bonek tapi bencong. Isin mas karo konco-konco atek gak kendel. Liyane nyawati kaca mobil la awak dewe delok tok. Sido liyane ngamuk karo ngilokno awak dewe licik
49 Hasil wawancara dengan Heru pada tanggal 17-04-2011
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
karo bencong. ( Tentulah mas menjadi seorang bonek itu harus berani, sebab itu sesuai dengan namanya bonek yang berarti modal nekat. Kalau tidak berani namanya bukan bonek melainkan bencong. Malu mas sama teman-teman kalau saya juga tidak berani. Yang lainnya melempari kaca mobil sedangkan saya cuma melihat saja. Bisa-bisa yang lain marah dan mengatai saya seorang pengecut dan bencong50
Semua kegiatan bonek di jalan ketika berangkat menuju stadion
tempat Pesebaya bertanding juga berujung ketika sudah berada di area
stadion. Di area stadion ini jumlah bonek akan bertambah lebih banyak
lagi. Tentulah keberanian mereka akan semakin bertambah lagi dari
awalnya berani dengan para pengguna jalan, setelah sampai di staion
berubah menjad berani dengan aparat keamanan.
Gambar 5
Gambar 5 kumpulan bonek dari seluruh wilayah di depan stadion 10 November Surabaya di akses dari http//Bonek.org, pada tanggal 15-05-2011
50 Hasil wawancara dengan Fanani pada tanggal 02-05-2011
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Setelah mereka bisa masuk ke dalam stadion. Mereka langsung
berkumpul berbaris. Walaupun tanpa ada komando mereka dapat
berkumpul menjadi satu. Seakan-akan mereka saling memahami satu sama
yang lain walaupun mereka berasal dari berbagai wilayah. Mereka
bernyanyi bersama-sama, menai ke kanan dan kiri, begitu kompak dan
terlihat indah sekali. Semua itu dilakukan sampai pertandingan selesai.
Mereka tidak pernah lelah. Namun tak jarang sekali terdengar suara-suara
yang kurang nyaman di dengar oleh telinga kita. “cok, wasite di suap yo?”
. suara tersebu terdengar ketika di tengah lapangan terlihat persebaya
mendapatkan ketidak adilan oleh sang pemimpin pertandingan.
Setelah pertandingan selesai mereka meninggalkan stadion dengan
tertib. Namun ketika perjalanan pulang mereka berulah lagi. Mereka
menunjukkan sekumpulan pemuda yang arogan. Mereka melakukan
konvoi sepanjang perjalanan pulang. Mereka menghalangi semua
pengguna jalan yang akan mendahului mereka. Kendaraan yang
berlawanan arah juga dipinggirkan oleh mereka. Seakan-akan jalan ini
adalah milik mereka. Begitulah kegiatan yang selalu dilakukan bonek
ketika menyaksikan pertandingan Persebaya.
Selain kegiatan menyaksikan pertandingan Persebaya, ternyata
kelompok Bonek Sakit Hati ini juga sering melakukan kumpul-kumpul.
Kumpul-kumpul kelompok ini terbagi menjadi dua jenis. Kumpul-kumpul
yang pertama jenisnya ialah segala kegiatan yang dilakukan didalam
lingkungan mereka sendiri seperti cangkruan dan arisan. Sedangkan jenis
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
yang kedua ialah kumpul-kumpul yang dilakukan diluar lingkungan
mereka, seperti rapat dengan kelompok bonek lainnya maupun futsal
dengan anggota kelompok bonek lain. Semua kumpulan itu bertujuan agar
menambah keakraban dan kekompakan antar bonek. Selain itu
mengurangi citra anarkis yang ditujuhkan pada bonek oleh masyarakat
semua.
3. Respon masyarakat terhadap aktivitas bonek sakit hati
Pada suatu daerah atau wilayah tentulah terdapat peraturan atau
tata tertib yang harus ditaati dan tidak boleh dilanggar. Peraturan itu dibuat
dengan persetujuan masyarakat dan berguna untuk menciptakan keamanan
dan ketertiban semua masyarakat. Hal itu bersifat personal maupun
kelompok tanpa terkecuali pada kelompok Bonek Sakit Hati
Citra anarkis sering kali dilontarkan masyarakat pada kelompok
Bonek Mania. Masyarakat memandang perilaku bonek sering merugikan
masyarakat. Para bonek merusak infrastruktur yang ada. Banyak terjadinya
anarkisme yang dilakukan oknum yang mengatas namakan bonek. Citra
anarkis itulah yang membuat orang waspada dan takut akan kehadiran
bonek.
Sebagai bagian dari masyarakat tentulah banyak hal yang harus
diingat dan dipatuhi oleh kelompok bonek sakit hati dalam beraktivitas.
Karena segala yang dilakukan oleh kelompok ini akan menjadi sorotan
bagi masyarakat. Baik dan buruknya kelompok iniyang menilai adalah
masyarakat Pagesangan.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Selama ini banyak sekali respon masyarakat tentang adanya
kelompok bonek sakit hati dan segala kegiatannya. Masyarakat dahulu
berfikiran negative pada kelompok ini namun saat ini fikiran itu mulai
hilang karena terbawa kebiasaan. Seperti yang diungkapkan oleh salah
seorang warga yang kesehariannya bekerja sebagai pedagang. Namanya
ialah H. Djuwadi yang berumur 55 tahun. Beliau berkata sebagai berikut :
“Biyen iku aku khawatir karo onoke kelompok bonek nang kene. Wedine bonek-bonek iki gae kesruh nang kampong, tapi alhamdulillah kabeh kegiatane bonek iki apik-apik ae. Arek-arek melok yo melok jogo keamanan kampong iki. “( dulu itu saya khawatir dengan adanya kelompok bonek disini. Takutnya bonek-bonek ini akan mengganggu ketertiban di kampong. Tetapi Alhamdulillah semua kegiatan bonek ini baik-baik saja. Anak-anak juga ikut menjaga keamanan kampung ini.51
Selain pendapat dari H. Djuadi peneliti juga bertanya dengan salah
satu tokoh masyarakat yaitu Azis (65). beliau bercerita bahwa banyak
sekali remaja lingkungan sini yang tergabung dalam kelompok bonek.
Para remaja ini setiap dua minggu sekali melakukan kumpulan dengan
para bonek lain di taman pelangi. Selain itu mereka juga selalu berkumpul
sebelum berangkat menyaksikan Persebaya bertanding. Mereka berangkat
dari sini bersama-sama dengan menggunakan motor ketika bermain di
Surabaya dan pergi ke stasiun untuk menumpang kereta api.
Menurutnya masyarakat tidak keberatan dengan adanya kelompok
bonek di lingkungan mereka. Masyarakat menerima kelompok bonek ini
karena kelompok ini tidak mengganggu keamanan. Selain itu kelompok ini
51 Hasil wawancara dengan H. Djuadi pada tanggal 23-04-2011
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
beranggotakan remaja-remaja yang juga masyarakat sini. Selama ini
kelompok ini melakukan kegiatan-kegiatnnya hanya di luar sini.
Menurutnya “Jenenge bonek pasti elek menurute wong-wong. Tapi wong-wong gak oleh mbenci bonek. Kudune bonek iki di trimo lan di bimbing. Mergo bonek iku yo podo-podo menungsone”.( Pandangan masyarakat yang namanya bonek pasti jelek. Tetapi orang-orang tidak boleh membenci bonek. Seharusnya bonek diterima dan di bimbing. Hal ini dikarenakan bonek juga sama-sama manusianya).52
Dari perkataan tokoh masyarakat yang bernama Azis (65) di atas.
Dapat diketahui bahwa pada dasarnya masyarakat tidak keberatan dengan
adanya kelompok bonek yang berada di tengah-tengah masyarakat. Bagi
masyarakat yang terpenting ialah tetap menjaga kenyamanan, ketertiban,
dan keamanan
Ungkapan dari bapak Azis tadi diperkuat dengan ucapan mantan
ketua RT III. Beliau menjadi RT selama 2 tahun, tentulah beliau sedikit
banyak mengetahui seluk beluk dari kelompok bonek sakit hati
Menurutnya, ketertiban lingkungan sini tidak terganggu dengan adanya
kumpulan bonek. Hal ini dikarenakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan
bonek lebih banyak dilakukan diluar lingkungan sini. Di sini hanya tempat
mereka berkumpul saja. Setelah itu mereka bersama-sama berangkat.
“Sebenarnya masyarakat lingkungan sini tidak peduli dengan adanya kelompok ini. Hal ini dikarenakan masyarakat sini adalah masyarakat kota yang tergolong cuek. Selain itu kelompok bonek ini tidak membuat takut ataupun mengganggu masyarakat. “Selagi bonek tidak mengganggu kami tidak akan keberatan. Tetapi kalau
52 Hasil wawancara dengan azis (65) pada tanggal 03-05-2011
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
kelompok ini mengganggu ketertiban lingkungan kami akan usir mereka”.53
Dari perkataan mantan ketua RT III ini dapat diketahui bahwa
masyarakat RT III tergolong masyarakat yang cuek. Hal ini dapat
dimaklumi karena masyarakat Pagesangan dapat dikatakan sebagai
masyarakat kota. Dimana masyarakat kota kurang memperhatikan
lingkungan sekitar mereka. Bagi masyarakat kota pekerjaanlah yang
sangat penting. Karena uanglah yang akan mebantu kehidupan mereka di
kota.
Selama peneliti berada ditengah-tengah masyarakat dan kelompok
bonek sakit hati. Peneliti tidak pernah merasakan adanya respon dari
masyarakat terhadap keberadaan kelompok ini. Masyarakat kelurahan
Pagesangan ini sangat sibuk dengan kesibukannya. Hal itulah yang
membuat masyarakat tidak memperhatikan keberadaan kelompok ini.
Dari pengamatan peneliti setiap kali kelompok bonek ini
melakukan kegiatan, masyarakat Pagesangan tidak pernah memperhatikan.
Mereka tidak peduli bagaimana bentuk dari kegiatan tersebut. Tidak ada
satupun teguran dari masyarakat. Masyarakat hanya diam saja walaupun
kegiatan tersebut dilakukan di depan rumah mereka.
Selain itu tidak ada respon negati dari masyarakat Pagesangan pada
kelompok bonek sakit hati. Tidak terlihatnya respon negatif dari
masyarakat ini dikarenakan kegiatan bonek sakit hati ini lebih banyak
53 Hasil wawancara dengan Faishol (mantan Ketua RT III pada tanggal 30-04-2011)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
dilakukan diluar kelurahan Pagesangan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan
di lingkungan pagesangan hanya brsifat kecil, seperti nongkrong dan
arisan anggota.
C. Analisis Data
Setelah menyajikan data-data dalam penyajian yang menjawab segala
masalah yang dipertanyakan dalam rumusan masalah, maka dalam analisis
data ini akan dipaparkan beberapa hasil temuan peneliti di lapangan dan
sekaligus analisisnya.
Adapun temuan-temuan itu adalah sebagai berikut:
No Temuan Lapangan keterangan
1 bentuk dari fanatisme
bonek sakit hati adalah
berupa kecintaan mereka
terhadap Persebaya yang
di wujudkan dengan
menyaksikan setiap
Pertandingan Persebaya.
selain itu bentuk
fanatisme kelompok ini
ialahselalu membela
Persebaya apabila
mendapatkan perlakuan
pada dasarnya fanatisme
memanglah harus bersifat positif.
Karena sesuai dengan arti kata
fanatik yaitu kecintaan pada sesuatu.
Untuk dapat cinta pada sesuatu
haruslah kita menjaga nama baik
dan tidak merugikan yang kita
cintai. Apabila fanatisme kita
wujudkan dengan perbuatan yang
negatif seperti anarkis, maka
fanatisme kita akan merugikan yang
kita cintai. Seperti halnya bonek
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
yang tidak adil dari wasit,
dan bentuk fanatisme
yang terakhir ialah selalu
memberikan motivasi
dengan cara menyanyikan
yel-yel demi memberi
semangat para pemain
Persebaya ketika
bertanding
yang fanatik kepada Persebaya
haruslah menjaga nama baik
Persebaya dengan cara mendukung
secara sportif tidak membuat
kericuhan berupa anarkisme
suporter. Biasanya kefanatikan
dapat memancing seseorang untuk
anarkis.
2 terdapat perbedaan
anatara individu ketika
sendiri dengan ketika
individu berada dalam
kelompok
sikap individu ketika berada
sendirian sangatlah berbeda dengan
ketika berada di dalam kelompok.
Individu ini ketika berada sendirian
mereka akan menunjukkan karakter
asli mereka. Namun ketika berada
dalam kelompok karakter mereka
akan berubah. Dari seorang yang
pemalu dan penakut berubah
menjadi seorang yang keras dan
lebih pemberani. Mereka akan
melakukan sesuatu diluar kebiasaan
mereka. Hal itu disebabkan
dorongan dari luar seperti dari
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
teman-teman mereka didalam
kelompok bonek sakit hati. Pada
dasarnya perubahan individu itu
sangat wajar sekali. Hal itu
dikarenakan mereka akan berani
apabila ada yang membantu mereka.
3 bagi kelompok bonek
sakit hati tidak ada
satupun yang menjadi
pembeda mereka. Baik
status sosial maupun ras
mereka.
sebagai suatu kelompok boneksakit
hati harus bisa menampung segala
perbedaan itu. Namun perbedaan itu
janganlah dijadikan penghalang bagi
anggota mereka. Dengan adanya
perbedaan itu hendaklah setiap
anggota bisa saling melengkapi
kekurangan teman-teman mereka
didalam kelompok tersebut. Dengan
begitu kelompok ini akan terlihat
lebih kompak dan solid.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
4 masyarakat pagesangan
adalah masyarakat yang
tidak begitu
memperhatikan daerah
mereka.
sebagai masyarakat yanghidup
ditengah-tengah kota, tentulah
kepribadian mereka seperti orang
kota. dibandingkan dengan
masyarakat desa yang lebih toleran
antar individu satu dengan individu
lain selain itu kepedulian
masyarakat desa terhadap
lingkungan mereka. Sedangkan
masyarakat Pagesangan yang
merupakan masyarakat kota, mereka
tidak bisa menjaga perasaan
masarakat lain. Masyarakat sini
cenderung membesarkan ego
mereka masing-masing tanpa
memperdulikan masyarakat lainnya.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
5 respon masyarakat
terhadap kegiatan yang
diadakan oleh kelompok
bonek sakit hati ialah
tidak mau tau. Selain itu
ada respon positif dari
masyarakat karena Bonek
dilingkungan ini ikut
menjaga keamanan dan
ketertiban lingkungan
Pagesangan.
masyarakat Pagesangan tidah
memperdulikan dan
mempermasalahkan keberadaan
kelompok bonek sakit hati. Mereka
tidak memberikan respon apapun.
Bagi masyarakat Pagesangan selama
kelompok ini tidak
mengganggukenyamanan,ketertiban,
dan keamanan masyarakat. Tentulah
masyarakat tidak
memepermasalahkan. Sebagai salah
satu bagian dari masyarakat.
Kelompok bonek sakit hati haruslah
membuat suatu kegiatan yang bisa
berguna bagi masyarakat tersebut.
Hal itu bertujuan agar ada interaksi
antara masyarakat dengan kelompok
bonek sakit hati. Dengan begitu
kelompok ini akan mendapatkan
respon yang lebih baik lagi dari
masyarakat.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
6 masyarakat memberikan
respon yang positif dan
tidak peduli pada kegiatan
kelompok bonek
dikarenakan selama ini
kegiatan bonek dilakukan
di luar Pagesangan.
sebagai salah satu bagian dari
masyarakat hendaklah para anggota
kelompok bonek sakit hati ini
mencintai wilayah mereka sendiri.
Mereka harus lebih sering
melakukan kegiatan di wilayah
mereka sendiri. Namun ketika
melakukan suatu kegiatan di
wilayah mereka, haruslah mereka
memperhatikan keamanan,
ketertiban dan kebersihan
lingkungan mereka. Semua itu
dimaksudkan agar tidak selamanya
citra negatif melekat pada bonek.
D. Relevensi fanatisme kelompok bonek sakit hati dengan Teori solidaritas
dan Teori arus sosial
Fanatisme dipandang sebagai penyebab menguatnya perilaku
kelompok yang tidak jarang dapat menimbulkan perilaku agresif. Individu
yang fanatik akan cenderung kurang memperhatikan kesadaran sehingga
sering kali perilakunya kurang terkontrol dan tidak rasional. Hal itu juga
nampak pada setiap anggota kelompok bonek sakit hati, mereka akan berbuat
apa saja apabila melihat Persebaya dirugikan. Semua tindakan bonek itu
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
ditujuhkan secara bersama-sama demi menjaga nama baik Persebaya.
kebersamaan para anggota bonek inilah yang akan membentuk solidaritas
kelompok.
Sumber utama analisa Durkheim mengenai tipe solidaritas mekanik.
Solidaritas mekanik merupakan solidaritas yang didasarkan pada suatu tingkat
homogenitas yang tinggi dalam kepercyaan, sentiment, dan sebagainya.begitu
pula yang nampak pada bonek, kesamaan dalam hal mencintai suatu klub yang
membuat ikatan emosional mereka sangat solid.
Salah bentuk solidaritas yang terlihat pada kelompok bonek sakit hati
ini adalah solidaritas mekanik. Para anggota kelompok ini memiliki kesamaan
dalam iktan emosional untuk mendukung tim PERSEBAYA. Mereka tidak di
ikat atau dipaksa oleh apapun. Rasa cinta pada nama besar PERSEBAYA
yang membuat hubungan antara satu individu dengan individu yang lain.
Hubungan antar individu itulah yang menciptaka wujud Solidaritas kelompok
Bonek Mania. Wujud solidaritas kelompok ini akan lebih terlihat ketika ada
satu anggota kelompok ini yang merasa disakiti. Mereka akan juga merasakan
sakit juga. Mereka akan bersama-sama mennyelesaikan masalah itu samapai
tuntas.
Teori solidaritas memandang ikatan emosional bisa dikatakan dapat
terjadi pada satu orang maupun orang yang lain dan dapat juga terjadi pada
satu orang dengan satu kelompok atau organisasi. Dalam kelompok, terjadi
berbagai situasi interaksi antar anggota yang bervariasi sehingga dapat
menyebabkan suatu kelompok dapat menjadi kelompok yang solid atau
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
kurang solid. Hal yang demikian tergantung kohesi kelompok, dimana para
anggota saling menyukai dan saling mencintai satu dengan lainnya. Kelompok
bermula dari rasa ketertarikan diantara anggota, dapat disimpulkan bahwa
kesamaan, sikap, nilai-nilai, sifat- sifat pribadi, dan sifat-sifat demografis akan
meningkatkan kohesivitas dalam kelompok bersangkutan. Apabila persyaratan
untuk masuk dalam suatu kelompok lebih sulit maka tingkatan kohesivitas
dalam kelompok tersebut juga semakin tinggi pula.
Artinya pada suatu kelompok terdapat perbedaan dari anggota mereka.
Seperti halnya perbeaan yang ada di kelompok bonek sakit hati. Perbedaan itu
berupa profesi maupun kaya dan miskin. Untuk dapat menciptakan kelompok
yang solid, hendaklah kelompok ini mengesampingkan perbedaan tersebut.
Mereka haruslah memiliki satu tujuan. Karena kesamaan, sikap, nilai-nilai,
sifat- sifat pribadi, dan sifat-sifat demografis akan meningkatkan ikatan anatar
anggota dalam kelompok.
Arus sosial menyatakan bahwa Luapan antusiasme yang besar,
kemarahan, dan rasa iba dalam suatu kelompok bukan berasal dari kesamaan
individu tertentu. Hal-hal tersebut terjadi dalam diri kita melainkan dari luar
diri kita yang terbawa hanyut dengannya. Seorang individu akan membiarka
dirinya hanyut secara terang-terangan tanpa merasakan tekanan apapun pada
dirinya. Tetapi tekanan semakin terasa apabila individu tersebut berusaha
melawannya. Semua itu juga terlihat pada bonek. Ketika menyaksikan
pertandingan, para bonek ini berkumpul dan bernyanyi bersama-sama.
Walaupun sebenarnya seorang bonek akan merasa capek ketika berteriak-
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
teriak selama satu jam. Namun ketika merekaini berkumpul dan bernyanyi
selamasatu jampun tidak ada rasa capeknya. Semua itu dilakukan seorang
bonek karena merasa malu dengan temannya jika tidak menirukan teman
mereka.
Tindakan maupun sifat individu akan terlihat berubah ketika berada
pada sekumpulan individu yang terbentuk menjadi kelompok. Individu
tersebut bisa saja menjadi lebih agresif dibandingkan ketika individu itu
sendirian. Kesan yang akan muncul dari individu yang berkumpul itu lebih
berani. bila seseorang dalam situasi massa, lebih cenderung bertindak agresif
dikarenakan terjadi deindividuisasi. Individu merasa menjadi bagian dari
massa dan kehilangan identitas personalnya. Sikap fanatik merupakan sifat
bawaan manusia, setiap individu pasti memilikinya, tergantung takaran
kefanatisan yang dimiliki setiap individu.
Artinya bahwa kebersamaan pada suatu kelompok akan membuat
kesadaran individu berubah. Dengan kebersamaan seorang individu akan
kehilangan kepribadian mereka sehari-hari. Begitu juga yang terlihat dalam
individu anggota kelompok bonek sakit hati.
Ketika melihat teman dalam kelompok melakukan pelemparan kepada
wasit karena mereka menganggap wasit bersikap tidak adil pada Persebaya,
dengan tanpa paksaan individu tersebut akan menirukan tindakan teman
mereka. Mereka akan lebih berani melakukan pelmparan karena mereka
bersama-sama.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Begitu pula keberanian para anggota bonek ini ketika berada di jalan.
Mereka berani menggedor-gedor mobil yang tidak mau menepi ketika
gerombolan bonek ini melintas. Hal itu berbeda dengan ketika para individu
ini sendirian dijalan. Walaupun banyak mobil yang menghalangi, individu
tersebut tidak melakukan tindakan apapun pada para sopir maupun mobil yang
menghalanginya.
Dari pemaparan tersebut dapat diketahui bahwa dorongan dari
kelompoklah yang membuat individu ini kehilangan identitas personalnya.
Apapun yang dilakukan oleh kelompok bonek, maka individu tersebut akan
mengikutinya.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjabaran skripsi di atas, maka dapat ditarik beberapa
kesimpulan, yaitu sebagai berikut:
1. Bentuk fanatisme pada kelompok bonek sakit hati ialah selalu hadirnya
kelompk ini dalam menyaksikan Persebaya bertanding. Mereka rela
berkorban demi menyaksikan Persebaya bertanding. Walaupun cuaca
mendung, hujan, maupun panas mereka tetap menyaksikan Persebaya
bertanding. Mereka menari dan bernyanyi yel-yel untuk memberikan
motivasi pada para pemain Persebaya agar bisa memenangkan
pertandingan. Mereka tanpa lelah melakukian semua itu walaupun tanpa
adanya imbalan dari siapapun. Bagi mereka Persebaya adalah salah satu
dari hidup mereka, fanatisme yang ada pada mereka membuat mereka
lupa akan segalanya. Selain itu mereka akan marah apabila ada yang
merugikan Persebaya.
2. Peleburan identitas individu pada kelompok membuat membuat individu
ini kehilangan identitas personalnya.. Individu tersebut akan lebih berani
ketika bersma-sama kelompoknya dibandingkan ketika individu ini
sendirian. Hal itu disebabkan adanya dorongan dari pihak lain. Dorongan
itu berasal dari rekan-rekan mereka sesama anggotanya. Individu
tersebut akan berusaha menirukan semua yang dilakukan oleh teman
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
mereka. Hal itu membuat individu tersebut bertindak bukan dari
kemauan dirinya sendiri. Bagi mereka kebersamaan adalah suatu harga
mati. Mereka merasa apabila ada salah satu diantara mereka disakiti
berarti semuanya juga tersakiti.
3. Pada dasarnya bonek mempunyai pandangan negatig dari masyarakat.
Mereka sering kali membuat ketentraman, kenyamanan, dan keamanan
masyarakat terusik. Namun oada realita di masyarakat Pagesangan
semuanya itu tidak tampak. Hal ini dikarenakan masyarakat Pagesangan
yang cenderug membiarkan keberadaan kelompok bonek di tengah-
tengah lingkungan mereka. Karena kesibukan masyarakat Pagesangan
dengan pekerjaan mereka, membuat masyarakat ini tidak respek dengan
adanya sekumpulan bonek di tengah-tengah mereka. Selain itu selama
ini tidak terlihat adanya interaksi antara masyarakat Pagesangan dengan
kelompok bonek sakit hati. Bagi masyarakat Pagesangan selagi
kelompok bonek ini tidak mengganggu kenyamanan, keterntraman, dan
keamanan masyarakat, maka masyarakat tidak akan mempermasalahkan
keberadaan kelompok ini juga. Tidak ada respon negatif dari masyarakat
karena selama ini kegiatan bonek sakit hati lebih banyak dilakukan di
luar wilayah Pagesangan.
B. Saran
1. Penelitian ini masih sangat banyak sekali kekurangannya, oleh
karena itu diharapkan nantinya ada pihak lain yang melakukan
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
penelitian secara lebih mendalam lagi tentang fanatisme yang
dimiliki kelompok bonek mania pada tim Persebaya Surabaya. Hal
ini akan membuat masyarakat memberi kesempatan pada
kelompok bonek untuk berada di tengah-tengah mereka. Karena
tidak selamanya bonek melakukan anarkisme. Selain itu tidak
semua bonek mewujudkan kefanatikan mereka dengan kekerasan
dan kekisruhan. Dengan demikian tidak akan lagi pandangan
negative dari masyarakat pada bonek.
2. Pada awalnya manusia adalah makhluk social. Dengan demikian
seorang individu tidak akan bisa hidup sendiri karena masih akan
membutuhkan bantuan dari orang lain. Sebagai makhluk social
manusia haruslah saling membantu dan tolong menolong. Namun
tolong menolong haruslah pada sesuatu yang bersifat positif.
Janganlah manusia tolong menolong dalam hal-hal yang bisa
merugikan manusia lainnya. Begitu pula pada kelompok bonek
mania. Apabila terdapat salah seorang diantara mereka melakukan
sesuatu yang dapat merugikan pihak lain. Hendaklah ditegur dan
jangan sampai membantu apalagi sampai meniru. Dengan
demikian dia akan menghentikan semuanya yang dapat merugikan
pihak lain.
3. Di dalam suatu masyarakat pastilah terdapat berbagai individu dan
kelompok. Sebagai salah satu bagian dari masyarakat,hendaklah
kelompok dapat beradaptasi dengan masyarakat tersebut. Begitu
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
juga pada kelompok bonek sakit hati yang berada ditengah-tengah
masyarakat dan menjadi bagian dari masyarakat. Haruslah
kelompok bonek sakit bisa mematuhi nilai dan norma dalam
masyarakat. Selain itu haruslah ada interaksi antara masyarakat
dengan kelompok bonek sakit hati. Dengan begitu aka
menciptakan keutuhan dalam suatu masyarakat tanpa adanya
pembeda.
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
DAFTAR PUSTAKA
Beilharz, Peter Teori-teori Sosial ( Yogyakarta PUSTAKA PELAJAR 2002)
Cholid Narbuku dan Abu Ahmadi, Metode Penelitian, (Semarang: Bumi Aksara, 1997),
Nawawi, Hadari, M. Martini Hadari, Instrument Penelitian Bidang Sosial, (Yokyakarta: Gajah Mada University, 1995),
Suprayogo, Imam Tobroni, Metodelogi Penelitian Sosial Agama, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2001)
Soehartono, Irawan Metode Penelitian Sosial, Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesejahteraan dan Bidang Ilmu Sosial Lainnya (Bandung: PT. Rosda Karya, 1999),
Moleong , Lexy J., Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Persada, 1996)
Mubarak, Achmad Al;Irsyad al-Nafsi: Konseling Agama, Teori Dan Kasus (Jakarta: Bina Rena Pariwara, 2002)
Mattew B, Miles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif, (Jakarta: Universitas Indonesia Press, 1992), Judul Asli Qualitative Data Analisys (Baverly Hills: Sage Publication)
Nasution, Metode Research, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003)
Nursyam, Metode Penelitian Dakwah, (Solo: Cv. Ramadani, 1991)
Umar, Husein, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: Rajawali Pers, 2005)
Dindin Hasanudin, Fanatisme Dalam Kehidupan Beragama, analisis social (http;//pengertian_fanatisme.com)
Mubarok. A. (2008). Sikap fanatisme dalam tinjauan Islam. Diakses dari http://www.mubarok-institute.blogspot.com
Fanatisme: http://duniapsikologi.dagdigdug.com/2010/01/19/fanatisme
Indriyanti, E. Hubungan Fanatisme dengan Agresifitas:( Skripsi Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.2003)
digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id
Abdullah, Taufik, dan a.C. Van Der Leeden, Durkheim dan Pengantar Sosiologi Moralitas (Jakarta: Obor, 1986)
Achmalia, D. Hubungan Antara Fanatisme Dengan Tindakan Anarkis Pada Bonek.. :( Skripsi Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.2007)
Budi W.S. Hubungan Antara Fanatisme Kedaerahan Dengan Agresifitas Suporter Sepak Bola di Surabaya :( Skripsi Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.2004)
Chols, J. M dan Hassan, S. Kamus Bahasa Inggris-Bahasa Indonesia. ( Jakarta: Gramedia, 1988)
Sindhunata. Catatan Sepak Bola Sindhunata: Bola- bola Nasib. ( Jakarta: Buku Kompas.2002)
Soedirman, Basofi dkk,Bonek Berani Karena Bersama. (Surabaya: Hipotesa, 1997)
Susanto, A. Studi Kematangan Emosi Suporter Sepak Bola Ditinjau Dari Tingkat Pendidikan di Surabaya. :( Skripsi Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.2006)
Yuana, P. Hubungan Antara Fanatisme Berpolitik dengan Agretsifitas Pada Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. :( Skripsi Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.2003)