85
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan yang baik merupakan keharusan dalam mengaitkan sumber daya manusia yang berkwalitas lebih-lebih dalam era globalisasi saat ini, dimana manusia memiliki ketangguhan dan kemampuan berkwalitaslah yang dapat bertahan, sekaligus dapat menguasai kehidupan. Untuk menyelenggarakan pendidikan yang baik seluruh komponen hendaknya dapat melakukan fungsinya dengan baik. Sebab tanpa berfungsinya setiap komponen tidak akan mungkin pendidikan terselenggara dengan baik. Untuk mewujudkan hal tersebut di atas di perlukan suatu motivasi yang menggerakkan seseorang (peserta didik) bertingkah laku. Dalam hal ini perlu disadari bahwa pengajaran tidaklah menitik beratkan pada metode imposisi yakni pengajaran dengan cara penuangan hal- 1

Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penyelenggaraan pendidikan yang baik merupakan keharusan dalam

mengaitkan sumber daya manusia yang berkwalitas lebih-lebih dalam era

globalisasi saat ini, dimana manusia memiliki ketangguhan dan kemampuan

berkwalitaslah yang dapat bertahan, sekaligus dapat menguasai kehidupan. Untuk

menyelenggarakan pendidikan yang baik seluruh komponen hendaknya dapat

melakukan fungsinya dengan baik. Sebab tanpa berfungsinya setiap komponen

tidak akan mungkin pendidikan terselenggara dengan baik.

Untuk mewujudkan hal tersebut di atas di perlukan suatu motivasi yang

menggerakkan seseorang (peserta didik) bertingkah laku. Dalam hal ini perlu

disadari bahwa pengajaran tidaklah menitik beratkan pada metode imposisi yakni

pengajaran dengan cara penuangan hal-hal yang di anggap penting oleh guru bagi

siswanya. Begitu pentingnya masalah peserta didik sebagai objek tujuan sehingga

perlu mencari pengenalan atas kebutuhan dan kesanggupannya serta menciptakan

situasi pendidikan yang sangat erat kaitannya dengan usaha-usaha memberikan

motivasi yang tinggi bagi siswa untuk mempelajari suatu bidang studi, khususnya

bidang studi IPS.

Dengan adanya motivasi belajar yang tinggi di harapkan siswa dapat

mengikuti proses belajar mengajar dengan baik, karna motivasi di tandai dengan

reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan seperti siswa ingin mendapatkan nilai yang

1

Page 2: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

baik, mendapatkan penghargaan, adanya harapan untuk sukses dan lain-lain,

dengan adanya tujuan tersebut siswa akan termotivasi dan dapat menentukan

berhasil tidaknya siswa dalam belajar. Pengajaran yang bermotivasi menuntut

kreativitas guru untuk berusaha secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yang

relevan yang sesuai guna membangkitkan motivasi belajar siswa.

Salah satu paktor yang dapat memberikan motivasi belajar siswa yaitu

apabila guru menggunakan strategi pembelajaran yang tepat, seperti keterampilan

dasar mengajar guru yang sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran, dan

yang paling utama guru harus dapat memotivasi siswa dengan keterampilan

membuka pelajaran sebelum memulai materi.

Dari pengamatan yang telah penulis lakukan di lapangan motivasi belajar

siswa di SD Negri 200120 Padangsidimpuan sangat rendah, dalam hal ini penulis

melihat bahwa siswa mengikuti pelajaran tidak serius, sering terlambat masuk,

ribut di dalam kelas sewaktu guru memberikan materi pelajaran dan lain-lain. Hal

ini di akibatkan guru dalam memberikan materi pembelajaran tidak

menggunakan strategi yang sesuai dengan pembelajaran.

Telah banyak upaya yang di lakukan guru untuk meningkatkan motivasi

belajar siswa seperti memberikan bimbingan, pendekatan, hadiah, pujian,

persaingan, agar siswa termotivasi dalam mengikuti pembelajaran.

Berdasarkan fakta di atas penulis terdorong untuk melakukan sebuah

penelitian. Maka penulis merumuskan judul penelitian ini sebagai berikut.

“ Hubungan Keterampilan Membuka Pelajaran Dengan Motivasi Belajar Siswa

Di Kelas IV SD Negeri 200120 Padangsidimpuan.”

2

Page 3: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas,

motivasi dapat di bagi menjadi 2 (dua) yaitu motivasi intrinsik dan motivasi

ekstrensik. Motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan faktor

pendorong dari dalam diri individu dalam proses belajar mengajar. Siswa yang

termotivasi secara intrinsik dapat dilihat dari kegiatan yang tekun dalam

mengerjakan tugas-tugas belajar adapun Faktor yang turut mempengaruhi

motivasi intrinsik seseorang antara lain, sikap, ketekunan, rasa ingin lebih baik,

kecerdasan, ingin sukses dan lain-lain.

Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang keberadaannya

karena pengaruh rangsangan dari luar, bukan keinginan yang sebenarnya yang

ada dalam diri siswa untuk belajar seperti halnya faktor motivasi ekstrinsik dapat

berupa peraturan, sarana dan prasarana kewibawaan guru, keterampilan guru

membuka pelajaran dan lain-lain.

Faktor-faktor yang di sebabkan di atas merupakan paktor yang sangat

menentukan dalam menumbuhkan motivasi siswa dalam mengikuti proses belajar

mengajar. Untuk itu dalam proses belajar mengajar guru harus melakukan

strategi pembelajaran seperti halnya keterampilan dasar mengajar guru yang

sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran, sebelum memulai materi terlebih

dahulu guru membuka pelajaran dengan cara membuat kaitan, menarik perhatian,

memberi acuan kepada siswa agar siswa bisa termotivasi dalam mengikuti proses

belajar mengajar.

3

Page 4: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

C. Pembatasan Masalah

Mengingat banyaknya faktor-faktor yang menjadi akar penyebab

permasalahan dalam motivasi belajar siswa tersebut, penulis perlu membatasi

permasalahan agar lebih terfokus pada masalah yang di teliti.

Disamping pertimbangan waktu, dana maupun referensi yang

berhubungan dengan topik permasalahan itu sendiri. Dalam hal ini penulis hanya

akan mengkaji salah satu faktor yang menjadi akar penyebab permasalahan yaitu

yang berhubungan dengan keterampilan membuka pelajaran dan motivasi belajar

siswa di SD Negeri 200120 padangsidimpuan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan di atas, maka

penulis merumuskan masalah penelitian ini, sebagai berikut :

1. Bagaimanakah gambaran keterampilan guru dalam membuka pelajaran di

kelas IV SD Negeri 200120 Padangsidimpuan?

2. Bagaimanakah gambaran motivasi belajar siswa di kelas IV SD Negeri

200120 Padangsidimpuan?

3. Apakah ada hubungan yang signifikan antara keterampilan guru membuka

pelajaran dengan motivasi belajar siswa di kelas IV SD Negeri 200120

Padangsidimpuan?

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Suatu penelitian yang dilaksanakan tentu saja mempunyai tujuan dan

manfaat tertentu. Maka sejalan dengan rumusan masalah yang diajukan pada

4

Page 5: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

penulisan skripsi ini, tujuan dan manfaat yang akan dicapai adalah sebagai

berikut:

1. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui dengan jelas tentang gambaran Keterampilan Guru

Dalam Membuka Pelajaran Di Kelas IV SD Negeri 200120

Padangsidimpuan

2. Untuk mengetahui gambaran Motivasi Belajar Siswa Di Kelas IV SD

Negri 200120 Padangsidimpuan .

3. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang singnifikan antara

keterampilan guru dalam Membuka Pelajaran serta menumbuhkan

motivasi belajar siswa di kelas IV SD Negeri 200120 Padangsidimpuan.

2. Kegunaan Penelitian

Sedangkan menjadi manfaat atau kegunaan yang dapat diambil dari

hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai masukan informasi bagi kepala sekolah dalam upaya mencapai

mutu pendidikan yang lebih optimal.

2. Sebagai acuan bagi guru bidang study khususnya IPS dalam melakukan

langkah-langkah pembelajaran seperti hubungan keterampilan membuka

pelajaran dengan motivasi belajar siswa.

3. Menjadi pedoman bagi siswa untuk mengetahui betapa pentingnya

motivasi belajar khususnya dalam bidang study IPS.

5

Page 6: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

BAB II

LANDASAN TEORETIK DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoretik

1. Hakekat Motivasi Belajar Siswa.

Dalam menjalankan tugas guru sehari-hari, sering kali pengajar berhadapan

dengan siswa-siswi yang tidak berprestasi akademisnya tidak sesuai dengan

harapan pengajar. Bila hal ini terjadi dan ternyata kemampuan kognitif siswa cukup

baik, pengajar cendrung mengatakan bahwa siswa tidak termotivasi dan

menganggap hal ini sebagai kondisi yang menetap.

Motivasi adalah keinginan yang terdapat pada diri individu yang

merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan atau sesuatau yang menjadi

dasar atau alasan seseorang berprilaku. Menurut Mc.Donald “motivasi adalah

perubahan energi dalam diri seseorang yang di tandai dengan munculnya

“feeling”dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.”1 Dari

pengertian yang di kemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga elemen penting

(1). Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap

individu manusia (2). Motivasi ditandai dengan munculnya rasa/”feeling”,afeksi

seseorang. (3).motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Berarti dengan

ketiga elemen tersebut motivasi dapat dikatakan sesuatu yang kompleks.

1 Sardiman, Intraksi Dan Motivasi Belajar Mengajar ( Jakarta, Raja Grapindo Persada, 2004), hal. 73.

6

Page 7: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

Kemudian Oemar Hamalik mengatakan dalam buku proses belajar mengajar

bahwa “motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang

ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.”2

Sementara menurut Hamjah B.uno dalam bukunya teori motivasi dan

pengukurannya bahwa “motivasi merupakan konsep hipotesis untuk suatu kegiatan

yang dipengaruhi oleh persepsi dan tingkah laku seseorang untuk mengubah situasi

yang tidak memuaskan.”3 Sedangkan Menurut Martin dan Brigg “motivasi adalah

kondisi internal dan eksternal yang mempengaruhi bangkitnya arah serta tetap

berlangsungnya suatu kegiatan atau tingkah laku.”4 Berarti dalam hal ini secara

lebih spesifik motivasi belajar dapat dilihat dari karakteristik tingkah laku siswa

yang menyangkut minat, ketajaman perhatian, konsentrasi dan ketekunan dalam

kegiatan belajar.

Selanjutnya dalam buku Husaini Usman mengatakan bahwa “motivasi adalah

merupakan keinginan yang terdapat pada diri seseorang yang merangsangnya untuk

melakukan tindakan-tindakan atau sesuatu yang menjadi dasar atau alasan

seseorang berprilaku.”5

Dari beberapa teori yang telah di kemukakan di atas maka dapat disimpulkan

bahwa motivasi merupakan kondisi internal dan eksternal yang terdapat pada diri

seseorang yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan terhadap

adanya tujuan.

2 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, ( Jakarta, Bumi Aksara, 2003), hal 1583 Hamjah B. uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, ( Jakarta, Bumi Aksara , 2008), hal 64 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontermporer (Jakarta, Bumi Aksara, 2009), hal.32.5 Husaini Usman, Manajemen, Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan ( Jakarta, Bumi Aksara, 2009)

hal. 250.

7

Page 8: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

Setelah diuraikan tentang teori motivasi kemudian perlu di paparkan tentang

teori belajar karna motivasi belajar terdiri dari dua suku kata yaitu motivasi dan

belajar.

Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks, sebagai

tindakan belajar hanya dialami oleh siswa itu sendiri. Seseorang yang melakukan

kegiatan belajar mengajar akan mencapai perubahan-perubahan yang positif dalam

hal pengetahuan, kecakapan, kebiasaan, sikap, minat dan sebagainya.

Muhibbin Syah, mengatakan bahwa “Belajar adalah kegiatan yang

berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap

penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan.”6 Berarti berhasil atau gagalnya

pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami

siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau

keluarganya sendiri. Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-

mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk

informasi/materi pelajaran.

Menurut Syaiful Bahri Djamarah mengatakan bahwa: “Belajar adalah

proses perubahan perilaku berkat pengalaman, dan latihan.”7 Sedangkan Oemar

Hamalik berpendapat bahwa: “Belajar adalah modfikasi mempertegas kelakuan

melalui pengalaman.”8 Selanjutnya Djalaluddin rahmad berpendapat bahwa:

“Belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk tingkah laku yang

secara keseluruhan sebagai suatu hasil dari pengalaman diri”.9

6 Muhibbin Syah, Psikologi Pendiidkan, (Bandung: Rosdakarya, 2002), hal. 887 Syaiful Bahri Djamarah, strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal. 108 Oemar Hamalik, Kurikulum Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hal. 5-69 Djalaluddin Rahmad, Psikologi Komunikasi, (Bandug: Remaja Rosdakarya, 1985), hal. 64

8

Page 9: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa: Belajar

merupakan perubahan tingkah laku pada individu sebagai hasil interaksi denga

lingkungannya, misalnya perubahan pengetahuan, kelakuan, dan sifatnya menetap.

Tujuan belajar merupakan cara akurat untuk menentukan hasil belajar siswa.

Dengan kata lain proses belajar siswa ditentukan oleh sejauh mana tujuan belajar

yang sudah dapat dicapai peserta didik.

Menurut Ahmad Sabri mengatakan bahwa “Belajar adalah suatu proses

yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang”10.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang

dikatakan belajar apabila terjadi perubahan tingkah laku, atau terjadinya perubahan

dalam diri individu baik dalam hal pengetahuan, kebiasaan, sikap dan sebagainya

yang relatif tetap sebagai hasil pengalaman seseorang yang mengacu kepada

tingkat keberhasilan yang dapat diukur melalui evaluasi. Perubahan-perubahan

yang terjadi pada diri siswa terhadap suatu keadaan merupakan keberhasilan belajar

yang diorientasikan kepada prestasi belajar yang diperoleh. Prestasi tersebut

sebagai hasil belajar itu sendiri.

Setelah di ketahui tentang teori motivasi dan teori belajar maka dapat di

paparkan beberapa indikator yang meliputi, diantaranya; adanya keinginan

berprestasi , adanya harapan, dan adanya penghargaan.

a. Adanya Keinginan Berprestasi Dalam Belajar

Siswa yang ingin berprestasi dalam belajar berarti siswa tersebut telah ada

dorongan dari dalam diri untuk mengatasi segala tantangan dan hambatan dalam

10 Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar dengan Mikro Teaching, (Jakarta, 2005), hal. 33

9

Page 10: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

mencapai tujuan pembelajaran, siswa yang ingin berprestasi dalam belajar,

misalnya siswa ingin mendapatkan nilai yang baik (angka), agar nantinya siswa

tersebut bisa naik kelas untuk memperoleh nilai yang baik maka siswa memerlukan

motivasi dengan motivasi maka akan timbul keinginan siswa agar memperoleh

prestasi dalam belajar. Sedangkan orang yang motivasi berprestasinya tinggi

mempunyai ciri-ciri : 1) bertanggung jawab atas segala perbuatanya, mengaitkan

diri pada karir atau masa depan tidak menyalahkan orang laing dalam

kegagalannya 2) berusaha mencari umpan balik atas segala perbuatannya selalu

bersedia mendengarkan pendapat orang lain sebagai masukan dalam memperbaiki

dirinya.

B. Sukarno mengatakan dalam buku manajemen teori dan praktik dan riset

pendidikan bahwa “prestasi belajar dan motivasi belajar berkorelasi positif

terhadap kemampuan praktik mengajar.”11

Sementara Mc Cleland mengatakan dalam buku manajemen teori praktik

dan riset pendidikan bahwa “bangsa yang dalam ekonominya terbelakang dapat

ditingkatkan secara dramatis dengan merangsang rakyatnya untuk berprestasi

tinggi.”12

Selanjutnya Atkinson mengatakan dalam buku teori motivasi dan

pengukurannya bahwa “motivasi berprestasi dimiliki oleh setiap orang sedangkan

intensitasnya tergantung pada kondisi mental orang tersebut.”13

Brophy menjelaskan “suatu daftar strategi motivasi yang di gunakan guru

untuk memberikan stimulus siswa akan produktif dalam belajar diantaranya,

11 Husaini Usman, op. cit, hal 27412 Ibib, hal 26413 Hamjah B. uno, op.cit, hal, 8

10

Page 11: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

keterkaitan dengan kondisi lingkungan, kondisi belajar yang bermakna, harapan

unruk berhasil, berisi kesuksesan program, konpetensi yang positif, nilai hasil

belajar.”14

Berdasarkan teori di atas bahwa adanya keinginan berprestasi belajar

tergantung pada kondisi mental dengan merangsangnya untuk berprestasi tinggi

sedangkan prestasi belajar dan motivasi belajar berkorelasi positif terhadap

kemampuan mengajar.

b. Adanya Harapan

Manusia biasanya meletakkan nilai pada sesuatu yang diharapkan dari

karyanya oleh karna itu manusia mempunyai urutan kesenangan dari sejumlah hasil

yang di harapkan begitu juga siswa dalam belajar dengan adanya harapan yang di

berikan pada siswa dalam belajar maka ia akan termotivasi, misalnya siswa ada

harapan untuk mendapatkan nilai yang baik. Dengan demikian pada dirinya akan

tumbuh harapan .

Teori harapan dari Vroom yang telah di kembangkan poster dan lawler serta

ahli-ahlinya bahwa “harapan adalah kadar kekuatan atau keyakinan usaha dalam

bekerja akan menghasilkan penyelesaian tugas.”15 Kemudian Oemar Hamalik

menjelaskan bahwa “Para siswa memiliki harapan-harapan tertentu setelah

menyelesaikan pelajaran, atau tugas, atau suatu proyek”16 Berarti harapan

dinyatakan sebagai kemungkinan prestasi belajar seseorang terhadap usaha yang

telah dilakukannya. Sedangkan menurut Sondang P.Siagian dalam buku teori

14 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi Dan Pengukurannya , ( Jakarta, Bumi Aksara, 2006) hal. 8. 15 Husaini Usman, op.cit hal. 26116 Oemar Hamalik, op. cit, hal. 118

11

Page 12: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

motivasi dan aplikasinya mengatakan bahwa “seseorang mempunyai keinginan

untuk menghasilkan sesuatu karya pada waktu tertentu tergantung pada tujuan-

tujuan khusus orang yang bersangkutan dan pada persepsi orang tersebut tentang

nilai suatu prestasi kerja sebagai wahana untuk mencapai tujuan.”17

Sementara Keller menjelaskan Menumbuhkan harapan siswa merupakan

“salah satu syarat dalam membangkitkan keyakinan pada diri siswa terhadap tugas-

tugas pembelajaran, hal ini dilakukan dengan menyajikan tingkat tantangan yang

memungkinkan siswa mendapat pengalaman sukses yang bermakna di bawah

kondisi belajar dan untuk kerja tertentu.”18

Berdasarkan teori di atas bahwa harapan merupakan salah satu syarat untuk

membangkitkan keyakinan siswa dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran.

c. Adanya Penghargaan

Setelah kebutuhan individu terpenuhi, maka muncul kebutuhan baru yang

di inginkan manusia yaitu kebutuhan akan penghargaan atau ingin berprestasi,

misalnya kebutuhan mendapat ucapan terima kasih, hadiah, pujian, ucapan selamat

jika berjumpa, menunjukkan rasa hormat dan lain-lain.

Menurut teori alderver disebutkan bahwa “manusia itu memiliki kebutuhan yang disingkat ERG ( Existence, Relatedness, Growth ). Manusia pada hakikatnya ingin di hargai dan di akui keberadaannya, ingin di undang dan dilibatkan. Disamping itu manusia sebagai mahluk sosial ingin berhubungan atau bergaul dengan manusia lainnya ( relasi ) manusia juga ingin meningkatkan taraf hidupnya menuju kesempurnaan (ingin selalu berkembang ).”19

Sementara menurut James Pophan dan Evi L.Baker menjelaskan bahwa

“Penghargaan (hadiah) adalah pemberian sesuatu yang dapat memberi arti bagi

17 Sondang P.Siagian, Teori Motivasi Dan Aplikasinya, ( Jakarta, Rineka Cifta, 2004) hal, 17918 Made Wena, op. cit. hal. 42. 19 Husaini Usman, op. cit. hal, 259.

12

Page 13: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

seseorang sehingga ia merasa puas untuk kemudian mengulangi prilaku yang

semula.”20

Sedangkan Nurul fikri mengatakan bahwa “penghargaan merupakan bentuk

positif dan sekaligus sebagai motivasi yang baik.”21

Selanjutnya menurut Slameto bahwa “penghargaan merupakan kebutuhan

rasa berguna, penting, dihargai, dikagumi, di hormati oleh orang lain. Secara tidak

langsung ini merupakan kebutuhan perhatian, ketenaran, status, martabat dan lain

sebagainya.”22

Berdasarkan teori di atas bahwa penghargaan itu merupakan kebutuhan

manusia sebagai mahluk sosial yang pada hakikatnya manusia ingin di hargai

keberadaannya seperti mendapatkan hadiah, ucapan terima kasih, pujian, ucapan

selamat jika berjumpa dan sebagainya.

Dari teori -teori di atas dapat di simpulkan bahwa Motivasi belajar siswa

adalah suatu dorongan, baik bersifat internal maupun eksternal yang membuat

siswa bergerak, bersemangat dan senang belajar secara serius dan terus menerus

selama proses belajar mengajar.

2. Hakikat Keterampilan Membuka Pelajaran

Salah satu usaha mengkondisikan kelas adalah adanya kegiatan membuka

pelajaran sebelum memasuki kegiatan inti. Oleh karena itu kegiatan membuka

pelajaran merupakan bagian dari proses belajar mengajar yang memiliki peran yang

20 W. James Pophan dan Evi L.Baker, Teknik Belajar Secara Sistematis, (Jakarta, Rineka Cipta, 1992), hal 105

21 Nurul fikri, Meningkatkan Motivasi Dan Kesulitan Belajar Siswa , ( Jakarta, Bumi Aksara, 2000), hal 357

22 Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya ( Jakarta, Rineka Cifta, 2003) hal. 171

13

Page 14: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

penting dalam menunjang tercapainya tujuan pengajaran. Tercapainya tujuan

pengajaran bergantung pada metode mengajar guru di awal pelajaran. Seluruh

rencana dan persiapan sebelum mengajar dapat menjadi tidak berguna jika guru

gagal dalam memperkenalkan pelajaran.

Keterampilan membuka pelajaran adalah usaha yang dilakukan oleh guru

dalam kegiatan pembelajaran untuk menciftakan prakondisi bagi siswa agar mental

maupun perhatian terpusat pada pengalaman belajar yang disajikan sehingga akan

mudah mencapai kopetensi yang diharapkan. Membuka pelajaran juga merupakan

kegiatan dan pernyataan guru untuk mengaitkan pengalaman siswa dengan tujuan

yang ingin dicapai. Dengan kata lain membuka pelajaran itu adalah kegiatan

mempersiapkan mental dan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan

dipelajari. Seperti menarik perhatian siswa, membuat kaitan dan memberikan

acuan.

Turney mengatakan bahwa Keterampilan membuka pelajaran adalah

“kegiatan yang di lakukan oleh guru untuk menciptakan suasana siap mental dan

menimbulkan perhatian siswa agar terpusat pada hal-hal yang akan di pelajari.”23

Sedangkan dalam buku Wina Sanjaya mengatakan bahwa “membuka

pelajaran adalah usaha yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran

untuk menciptakan prakondisi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat

pada pengalaman belajar yang disajikan sehingga akan mudah mencapai kopetensi

yang di harapkan.”24 Selanjutnya dalam buku Syiful Bahri Djamarah mengatakan

23 Bambang Setiyadi dan Junaidi Mistar, Strategi Pembelajaran Bahasa Inggris ( Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), hal, 353.

24 Wina Sanjaya, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kopetensi ( Jakarta: Kencana, 2008), hal, 47.

14

Page 15: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

bahwa “keterampilan membuka pelajaran adalah perbuatan guru untuk menciftakan

siap mental dan menimbulkan perhatian anak didik agar terpusat pada materi yang

akan dipelajari.”25

Dari beberapa teori di atas dapat kita simpulkan bahwa keterampilan

membuka pelajaran merupakan skill atau kemampuan dasar yang dimiliki oleh

setiap guru dan selanjutnya membuka pelajaran merupakan kegiatan awal yang

dilakukan oleh guru setiap kali mengawali kegiatan pembelajaran yang bertujuan

untuk menyiapkan mental siswa dan sekaligus untuk memusatkan perhatian siswa

kepada pelajaran yang akan dipelajarinya sehingga mencapai kopetensi yang

diharapkan.

Untuk mengetahui lebih jelas bahwa keterampilan membuka pelajaran

bukanlah sekedar kegiatan mengabsen siswa, atau meminta siswa ber do’a. Akan

tetapi kegiatan membuka pelajaran adalah kegiatan menyiapkan mental siswa

untuk siap menerima dan mengikuti pelajaran yang akan disampaikan. Oleh karena

itu ada beberapa komponen yang harus dilaksanakan oleh seorang guru dalam

kegiatan membuka pelajaran, dan merupakan keterampilan dasar yang harus

dikuasai guru dalam kegiatan membuka pelajaran, meliputi; menarik perhatian,

memberi acuan dan membuat kaitan.

a. Menarik Perhatian

Untuk menimbulkan perhatian siswa terhadap hal-hal yang di pelajari, guru

dapat melakukan usaha-usaha, seperti menimbulkan rasa ingin tahu, menunjukkan

25 Syiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Intraksi Edukatif (Jakarta : Rineka Cipta, 2000) hal.138

15

Page 16: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

sikap hangat dan antusias, memberikan variasi mengajar gerak dan mimik. Dalam

buku Bambang Setiyadi menjelaskan bahwa “untuk menarik perhatian, guru dapat

melakukan hal-hal sebagai berikut (1) gaya mengajar guru (2) penggunaan berbagai

media (3) perubahan pola intraksi guru terhadap siswa.”26

1) Gaya Mengajar Guru

Berbagai gerak atau posisi guru, kontak pandang atau suara guru,

pengguaan pause atau komentar yang jelas, dapat menarik perhatian siswa .

2). Penggunaan Berbagai Media

Untuk menarik perhatian siswa, guru dapat menggunakan berbagai jenis

media yang berkaitan dengan materi yang di ajarkan, misalnya menggunakan

gambar disertai model atau benda yang sebenarnya.

3) Perubahan Pola Intraksi Guru Siswa

Agar siswa tertarik pada hal-hal yang akan dipelajari, guru harus

menciftakan berbagai variasi pola intraksi. Misalnya, guru bertanya sisewa

menjawab kemudian siswa yang lain memberi tanggapan yang dilanjutkan

dengan komentar atau tambahan dari siswa lainnya.dengan demikian pola intraksi

tidak hanya guru siswa melainkan siswa-siswa, siswa-guru atau guru

menunjukkan suatu media kemudian siswa mengamati dan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan kepada guru.

Kemudian menurut Wina Sanjaya bahwa menarik perhatian siswa,

“meupakan kegiatan yang bisa dilakukan melalui: meyakinkan siswa bahwa

materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan berguna untuk dirinya,

26 Bambang Setiyadi dan Junadi Mistar, op.cit, hal. 3.56

16

Page 17: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

melakukan hal-hal yang dinggap aneh bagi siswa, dan melakukan interaksi yang

menyenangkan.”27 Sedangkan Syaiful Bahri Djamarah mengemukakan bahwa

“menarik perhatian adalah mengubah gaya mengajar guru, seperti guru biasa

berdiri didepan kemudian berdiri di belakang.”28

Selanjutnya menurut E. Mulyasa mengatakan bahwa “menarik perhatian

adalah menarik perhatian peserta didik terhadap pelajaran yang akan disajikan

yang dapat dilakukan melalui gaya mengajar guru menggunakan mendia dan

sumber belajar yang bervariasi.”29 Dari beberapa hal tersebut dibahas lebih lanjut

dalam pembahasan tentang mengadakan variasi.

Berdasarkan penjelasan di atas bahwa menarik perhatian siswa, guru dapat

melakukan hal-hal seperti: gaya mengajar, penggunaan media, intraksi guru

terhadap siswa.

b. Memberi Acuan

Memberi acuan dalam membuka pelajaran bertujuan untuk memberikan

gambaran singkat pada siswa tentang berbagai topik atau kegiatan yang akan di

pelajari siswa.

Abimanyu dan Raka menjelaskan bahwa “memberi acuan adalah usaha

mengemukakan secara spesifik dan singkat serangkaian alternative yang

memungkinkan peseta didik memperoleh gambaran yang jelas mengenai hal-hal

yang akan di pelajari dan cara yang hendak ditempuh dalam mempelajari materi

pembelajaran.”30 Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah mengemukakan

27 Wina sanjaya, op, cit, hal, 4828 Syaiful Bahri Djamrah , loc. cit 29 Mulyasa, Menjadi Guru Profesional ( Jakarta, Remaja Rosda Karya, 2005 ) hal. 8530 Ibib. Hal. 86

17

Page 18: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

bahwa “memberi acuan merupakan menentukan batas-batas tugas anak didik

yang segera harus dikerjakan.”31

Sementara menurut Wina Sanjaya memberikan acuan “merupakan kegiatan

pembelajaran yang akan dilakukan yang dapat dilakukan dengan cara:

mengemukakan tujuan yang akan dicapai serta tugas-tugas yang harus dilakukan

dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan, menjelaskan langkah-langkah

atau tahapan pembelajaran sehingga siswa memahami apa yang harus dilakukan,

menjelaskan target atau kemampuan yang harus dimiliki setelah pembelajaran

berlangsung.”32

Selanjutnya menurut Bambang Setiadi dan Junaidi Mistar mengatakan

bahwa “memberi acuan merupakan memberikan gambaran singkat kepada siswa

tentang berbagai topik atau kegiatan yang akan dipelajari siswa.”33

Berdasarkan penjelasan tersebut dalam memberi acuan kepada siswa, guru

dapat memberikan gambaran yang jelas tentang hal-hal yang akan dipelajari dan

di tempuh dalam mempelajari materi pelajaran.

c. Membuat Kaitan

Untuk membuat kaitan dalam membuka pelajaran, guru dapat melakukan

dengan menghubungkan antara materi yang akan disampaikan dengan materi

yang telah di pelajari. Mulyasa mengatakan “mengaitkan pelajaran dapat

dilakukan dengan (1) Mengajukan pertanyaan apersepsi (2) Mengulas sepintas

31 Syiful Bahri Djamarah, Loc, cit 32 Wina Sanjaya, loc,cit.33 Bambang setiyadi dan Junaidi Mistar, op.cit, hal. 3.58

18

Page 19: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

garis besar isi pelajaran yang telah lalu (3) Mengaitkan materi yang di ajarkan

dengan lingkungan peserta didik.”34

Kemudian Wina Sanjaya mengemukakan bahwa “membuat kaitan adalah

mengaitkan materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan dengan

kebutuhan siswa.”35 Sedangkan menurut Bambang setiyadi dan Junaidi mistar

mengatakan “membuat kaitan merupakan mempermudah pemahaman siswa

terhadap hal-hal yang akan dipelajar, guru perlu menghubungkan materi tersebut

dengan hal-hal yang akan dipelajari atau pengalaman-pengalaman siswa

terdahulu sebagai bahan pengait.”36

Selanjutnya menurut Syiful Bahri Djamarah mengatakan bahwa “membuat

kaitan merupakan hubungan antara materi –materi sebaiknya disesuaikan dengan

pengalaman dan pengetahuan yang telah di kuasai anak didik.”37

Berdasarkan penjelasan tersebut dalam membuat kaitan, guru dapat

melakukan dengan cara menghubungkan materi yang akan disampaikan dengan

materi yang telah di pelajari.

Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa keterampilan membuka

pelajaran merupakan skill atau kemampuan dasar yang dimiliki oleh setiap guru.

Selanjutnya membuka pelajaran adalah kegiatan awal yang dilakukan oleh guru

setiap kali mengawali kegiatan pembelajaran yang bertujuan untuk menyiapkan

mental siswa dan sekaligus untuk memusatkan perhatian siswa kepada pelajaran

yang akan dipelajarinya.

34 Mulyasa, op.cit. hal.8735 Wina Sanjaya, loc. cit36 Bambang Setiyadi, op.cit hal. 3.5937 Syaful Bahri Djamarah, op. cit, hal, 143

19

Page 20: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

B. Kerangka Berpikir dan Pengajuan Hipotesis

1. Kerangka Berpikir

Keterampilan membuka pelajaran merupakan keterampilan dasar mengajar

guru yang harus di ketahui oleh guru, karna di dalam proses pembelajaran guru

harus mengetahui strategi belajar mengajar seperti keterampilan membuka

pelajaran tidak mungkin guru langsung memberikan pembahasan materi

( kegiatan inti) tanpa mendahului dengan membuka pelajaran.

Sebelum memulai materi hendaknya guru terlebih dahulu melakukan

kegiatan membuka pelajaran baru kegiatan inti ( pembahasan) dan yang terakhir

kegiatan menutup pelajaran, yang paling utama disini di ketahui adalah

keterampilan membuka pelajaran yang bertujuan untuk menciftakan prakondisi

siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada pelajaran dengan adanya

tujuan tersebut di harapkan siswa termotivasi untuk mengikuti proses belajar

mengajar dengan ditandai reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan sehingga

merangsangnya melakukan sesuatu yang menjadi dasar atau alasan berprilaku

dalam proses pembelajaran .

Apabila motivasi belajar siswa dilakukan guru dengan membuka pelajaran

terlebih dahulu sebelum memulai materi maka peserta didik (siswa) akan lebih

tertarik mengikuti pelajaran yang akan disajikan. Sebaiknya dengan cara ini terus

dilakukan guru dalam proses pembelajaran kemungkinan akan memberikan

motivasi yang positif bagi siswa.

20

Page 21: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

Berdasarkan uraian dalam kerangka berpikir maka penulis menduga adanya

hubungan membuka pelajaran dengan motivasi belajar siswa di kelas IV SD

Negeri 200120 Padangsidimpuan.

C. Pengajuan Hipotesis

Hipotesis adalah merupakan jawaban sementara yang perlu di uji

kebenarannya lewat penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto berpendapat

“Hipotesis berarti di bawah kebenaran (belum tentu benar) dan baru dapat

diangkat menjadi suatu kebenaran jika memang telah disertai dengan bukti-

bukti.”38 Hal ini sesuai dengan yang dikatakan oleh Furchan “Hipotesis adalah

alat yang sangat besar kegunaannya dalam penyelidikan ilmiah”39.

Sehubungan dengan pengertian hipotesis yang telah di kemukakan di atas

masih perlu diperjelas bagaimana sebenarnya ciri-ciri hipotesis tersebut.

Menurut Arief Furchan, ciri-ciri hipotesis yang baik adalah :

“1).Hipotesis harus mempunyai daya penjelas, 2) Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan ada diantara variabel-variabel, 3) Hipotesis harus dapat diuji, 4) Hipotesis hendaknya konsisten dengan pengetahuan yang sudah ada, 5) Hipotesis hendaknya dinyatakan sederhana dan seringkas mungkin”40.

Berdasarkan teori diatas, maka hipotesis harus dapat diuji kebenarannya

berdasarkan data empiris dan perumusannya harus sederhana dan terbatas,

hipotesis itu harus didasarkan pada teori yang kuat sehingga kedudukannya di

dalam suatu penelitian cukup kuat.

38 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian , (Jakarta: Rineka Cipta, 2009) 39 Arief Furchan, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1982), hal. 12040 Arief Furchan, op.cit. hal. 125

21

Page 22: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

Berdasarkan dari kerangka berpikir maka peneliti dapat menetapkan

sebagai hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut “ Terdapat

Hubungan yang Signifikan antara Keterampilan Membuka Pelajaran dengan

Motivasi Belajar Siswa di SD Negeri 200120 Padangsidimpuan”.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 200120 Padangsidimpuan yang di kepalai

oleh Hj. Farida Hannum SPdi lokasi sekolah berada di Jalan. Ompu Toga Langit

Kelurahan Losung Batu Gang. Pendidikan No.50 Penetapan lokasi penelitian ini

didasarkan atas pertimbangan bahwa masalah yang berhubungan dengan

keterampilan membuka pelajaran dengan motivasi belajar siswa pada mata

pelajaran IPS kelas IV belum pernah diteliti di sekolah tersebut.

Alasan lain bahwa lokasi tersebut dekat dengan tempat tinggal penulis

sehingga penelitian ini dapat menghemat waktu, biaya, dan tenaga. Selain itu

penulis juga ditempatkan sebagai guru PPL/KKL selama 3 bulan yang di mulai

pada Tgl.1 Maret s\d 31 Mei 2010 pada SD tersebut, sehingga mudah untuk

22

Page 23: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

mendapatkan data-data serta fakta yang diperlukan. Sedangkan lama penelitian

direncanakan 4 bulan yakni Desember 2010 sampai Maret 2011

B. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu hal yang begitu penting di dalam

penelitian, sebuah penelitian yang baik harus jelas metode yang memberikan

gambaran kepada pembaca tentang data-data yang akan di ambil. Sesuai dengan

pendapat Arif Furchan bahwa “Metode penelitian adalah strategi umum yang

dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang diperlukan guna menjawab

persoalan yang dihadapi.

Sementara itu, Winarno Surakhmad mengatakan bahwa “Metode merupkan

cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan, misalnya untuk

menguji serangkaian hipotesis dengan mempergunakan teknik serta alat-alat

tertentu.”41

Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah

langkah penting yang harus digunakan dalam penelitian dengan mempergunakan

teknik maupun strategi dalam mengumpulkan data guna menjawab persoalan yang

dihadapi.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

pendekatan metode deskriptif, karena penelitian menggambarkan Hubungan

keterampilan membuka pelajaran dengan motivasi belajar siswa. Sebagaimana

menurut Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa “Pendekatan adalah metode atau

41 Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Metode Dasar Teknik, (Bandung : Tarsito, 2001), hal. 68

23

Page 24: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

cara mengadakan penelitian seperti halnya: eksperimen atau noneksperimen.”42

Sedangkan Sukardi mengatakan: “Penelitian deskriptif merupakan metode

penelitian yang berusaha menggambarkan dan mengiterpretasikan objek sesuai

dengan apa adanya.”43

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, oleh karena itu pendekatan

yang digunakan dalam penelitian adalah deskriftip dalam bentuk korelasi yakni

menggambarkan hubungan kedua variabel penelitian, Yaitu Penerapan

Keterampilan Membuka Pelajaran sebagai variabel bebas (variabel X) dan

Motivasi Belajar Siswa sebagai variabel terikat (Y).

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian, populasi ini sangat penting

karena hal ini merupakan variabel yang diperlukan untuk memecahkan masalah

sehingga tujuan penelitian dapat tercapai, hal ini sesuai dengan penjelasan

Suharsimi Arikunto, “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.”44 Selanjutnya

Sugiyono berpendapat, “Populasi penelitian adalah wilayah generalisasi yang

terdiri dari subjek atau objek yang mempunyai kuantitas dan kemudian ditarik

kesimpulan.”45

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa populasi adalah

keseluruhan objek penelitian yang akan diteliti, mungkin terbatas mungkin tidak,

tergantung pada susunan masalah peyelidikan.

42 Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), hal. 4443 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal.157 44 Suharsimi Arikunto, op.cit., hal. 7345 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: Tarsito, 1999), hal. 67.

24

Page 25: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

Sesuai dengan hal tersebut, maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

siswa kelas IV SDN 200120 Padangsidimpuan Tahun Pelajaran 2010-2011 yang

terdiri dari 2 kelas berjumlah 87 orang, jumlah siswa dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 1Jumlah Siswa Kelas IV SDN 200120

Padangsidimpuan Tahun Pelajaran 2010- 2011

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah siswa Kelas IV SDN

200120 Padangsidimpuan Tahun Pelajaran 2010 - 2011 adalah sebanyak 87 orang.

2. Sampel

Sampel penelitian merupakan bagian terkecil dari populasi. Hal ini sejalan

dengan apa yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto bahwa:” sampel adalah

sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.46 Sedangkan menurut sugiono sampel

adalah bagian dari jumlah dan krakteristik yang dimiliki populasi tersebut.47

Selanjutnya menurut Nana Sudjana mengatakan bahwa : “Sampel adalah sebagian yang

diambil dari populasi.”48

46 Suharsimi Arikunto, op.cit., hal.10947 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, ( Bandung, Alfabeta,2008) hal. 11848 Nana Sudjana, Metode Statistika, (Bandung : Tarsito, 2002), hal. 6

No. Kelas Jumlah Populasi

1. IVA 43 orang

2. IVB 44 orang

Jumlah Total 87 orang

25

Page 26: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan sampel adalah sebagian anggota populasi

yang memberikan keterangan atau data yang diperlukan dalam suatu penelitian.

pengambilan sampel pada penelitian ini adalah “Total Sampling”.

Kemudian Surakhmad mengatakan “Sampel yang jumlahnya sebesar populasi

disebut sampel total.”49

Menurut pendapat Suharsimi Arikunto, “Apabila subjeknya kurang dari 100,

lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

Selanjutnya, jika jumlah subjeknya besar atau lebih dari 100 diambil antara 10-15

% atau 20-25%. Bila kurang dari 100 maka diambil seluruhnya.”50

Mengingat jumlah populasi yang relatif kecil serta sesuai dengan pendapat para ahli

di atas, maka penulis mengikut sertakan seluruh anggota populasi menjadi sampel

penelitian ini yaitu 87 orang.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam peneliltian merupakan alat bantu bagi peneliti dalam

menggunakan metode pengumpulan data, untuk memperoleh data yang diperlukan

dalam analisis maka peneliti melakukan penyusunan instrumen penelitian.

Instrumen yang baik dalam suatu penelitian sangat penting, sebab instrumen

yang baik dapat menjamin pengambilan data yang akurat. Instrumen penelitian

disusun sesuai dengan sifat dan karakteristik yang diperlukan. Hal ini sejalan

dengan pendapat Nana Sudjana dan Ibrahim yang mengatakan bahwa: “Instrumen

adalah sebagai alat pengumpul data harus betul-betul dirancang dan dibuat

49 Winarno Surakhmad, op.cit, hal. 100.50 Ibib,hal. 143

26

Page 27: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris sebagaimana adanya.”51

Penyusunan instrumen didasarkan kepada kedua variabel, yaitu: keterampilan

membuka pelajaran sebagai variabel bebas (X) motivasi belajar sebagai variabel

terikat (Y). Variabel Keterampilan membuka pelajaran dalam penelitian ini di

artikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan suasana

yang Kondusif sehingga Sehingga pelajaran yang akan di ikuti siswa dalam

keadaan siap.

Untuk mengukur variabel keterampilan membuka pelajaran, maka penulis

menetapkan indikator-indikator sebagai berikut: 1) Menarik perhatian 2) Memberi

acuan 3) Membuat kaitan.

Dari ketiga indikator tersebut dibuat butir-butir pertanyaan yang berhubungan

dengan variabel, serta setiap indikator dibuat butir pertanyaan yang terdiri dari 4

( empat ) option ( alternatif jawaban ), yaitu “ a”,”b”,”c”, dan “d”.jumlah

pertanyaan yang ada adalah 10 butir dalam bentuk angket. Setiap butir soal terdapat

4 pilihan jawaban, yaitu sebagai berikut:

1. Pilihan jawaban a” selalu” diberi bobot 4

2. Pilihan jawaban b” sering”diberi bobot 3

3. Pilihan jawaban c “ jarang “ diberi bobot 2

4. Pilihan jawaban d “ tidak pernah “ diberi bobot 1

Adapun kisi-kisi keterampilan membuka pelajaran guru di SD Negeri 200120

Padangsidimpuan sebagai berikut:

Tabel 2Kisi-Kisi Keterampilan Membuka Pelajaran

51 Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru Al Gesindo, 2000), hal.32

27

Page 28: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

No. Indikator (variabel X) Nomor Soal Jumlah

1. Menarik perhatian 1, 2, 3, 4,5 5

2. Memberi acuan 6, 7, 8, 9,10 5

3. Membuat kaitan 11, 12, 13, 14, 15 5

Jumlah 15

Sedangkan motivasi belajar siswa diartikan dalam penelitian ini adalah

kondisi internal dan external yang terdapat pada diri seseorang yang merangsangnya

untuk melakukan tindakan-tindakan terhadap pencapaian tujuan belajar.

Adapun indikator motivasi belajar siswa yaitu : 1) Adanya keinginan

berprestasi 2) Adanya harapan 3) Adanya penghargaan.

Tabel 3Kisi-Kisi Motivasi Belajar Siswa

No. Indikator (variabel Y) Nomor Soal Jumlah

1. Adanya keinginan berprestasi 1, 2, 3, 4,5 5

2. Adanya harapan 6, 7, 8, 9,10 5

3. Adanya penghargaan 11, 12, 13, 14, 15 5

Jumlah 15

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk menjaring data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka penulis

menggunakan teknik angket. Teknik angket adalah teknik penilaian dalam bentuk

serangkaian pertanyaan yang diajukan kepada orang yang dinilai dan pertanyaan itu

di nyatakan secara tertulis. Seperti yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto:”

angket adalah kumpulan dari pertanyaan secara tertulis kepada pembaca dan cara

28

Page 29: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

menjawab juga dilakukan dengan tertulis.”52 Teknik angket ini digunakan untuk

memperoleh data kedua variabel yakni keterampilan membuka pelajaran (x)

dengan motivasi belajar siswa( y ).

Dari pendapat tersebut angket adalah serangkaian pertanyaan yang di ajukan

kepada responden yang dilengkapi alternatif-alternatif pertanyaan secara tertulis

dan menjawab juga tertulis, ini dilakukan secara tertutup. ”Angket tertutup adalah

angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal

memberikan tanda conteng (√) pada kolom atau tempat yang disediakan.”53

Angket yang disebarkan merupakan angket tertutup berupa pilihan berganda

yang diisi tanpa menulis nama agar responden menjawab dengan sebenarnya dan

tidak merasa takut terhadap jawabannya, apabila jawaban merasa tidak baik akan

dirahasiakan tidak ada danpak di kemudian hari, responden tinggal memberikan

jawaban yang sesuai dengan kenyataan yang ada.

F . Teknik Analisis Data

Untuk analisis data dari dua data yang terkumpul kemudian di analisis dalam

dua tahap, yakni :

1. Analisis deskriptif, yakni untuk memperoleh gambaran dari kedua variabel

penelitian diantaranya berupa mean, median, modus, distribusi frekuensi, dan

histogram.Untuk menentukan gambaran keadaan masing-masing variabel

maka ditentukan klasifikasi penilaian. Adapun klasifikasi yang diuraikan

adalah:

Tabel 452 Suharsimi Arikunto, op.cit., hal.10153 Ibid, hal. 103

29

Page 30: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

Klasifikasi Penilaian Keterampilan Membuka Pelajaran dengan Motivasi Belajar siswa di SD Negeri 200120 Padangsidimpuan ” 54

No Nilai Interpretasi1 80 – 100 Sangat baik

2 70 – 79 Baik3 60 – 69 Cukup4 50 – 59 Kurang 5 0 – 49 Gagal

2. Analisis Statistik Inferensial yakni untuk menguji kebenaran hipotesis yang

ditegakkan dalam penelitian ini, Adapun rumus yang digunakan untuk

menguji hipotesis adalah nilai korelasi “r” Product Moment oleh Pearson

yaitu:

rxy = 55

Keterangan :r : Angka Indeks Product MomentN: Jumlah Sampel

: Jumlah seluruh variabel X : Jumlah seluruh variabel Y

: Jumlah seluruh skor X yang dikuadratkan

: Jumlah seluruh skor Y yang dikuadratkan: Jumlah kali skor X dengan skor y

54 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, ( Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), hal. 121.55 Suharsimi Arikunto. op.cit, hal. 72

30

Page 31: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

BAB IVHASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Sebelum peneliti melakukan analisis deskriptif terhadap kedua variabel

penelitian, maka penulis terlebih dahulu menunjukkan data hasil penelitian yang

diperoleh dari lapangan yakni keterampilan membuka pelajaran sebagai variabel

X dan motivasi belajar siswa sebagai variabel Y yang dapat dilihat pada tabel

berikut ini :

Tabel. 5Data Keterampilan Membuka Pelajaran dan Motivasi Belajar Siswa

di SD Negeri 200120 Padangsidimpuan

No Subjek X Y1 33 542 40 513 40 414 42 405 46 356 43 387 47 388 46 409 39 3810 28 4311 36 4612 42 5013 42 4614 44 4615 28 4216 28 4417 28 4918 42 3819 51 5020 39 5021 34 5122 45 3323 37 46

31

Page 32: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

24 39 4525 44 4826 45 3927 42 4128 44 4229 52 4430 44 4731 41 4432 45 4533 42 4634 42 3835 28 4236 28 4137 34 4338 34 4339 30 3940 34 3841 45 4142 44 4143 42 3044 42 4045 47 4446 46 4847 49 3948 49 5149 28 4050 28 4151 41 3352 47 3853 57 4254 53 4155 42 3556 39 4657 46 4858 40 5259 40 3860 33 4961 44 3962 42 4363 38 4064 47 4665 50 4266 42 3767 42 35

32

Page 33: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

68 38 3969 40 4870 55 4671 28 3472 34 4673 34 4174 46 4075 49 4776 49 3377 34 3278 34 3579 30 3980 30 4581 49 4382 34 3183 28 3684 28 5085 28 3786 28 4087 34 42

Jumlah

Rata-rata 39,8 42

1. Pengolahan Hasil Keterampilan Membuka Pelajaran (variabel X)

Dari hasil penelitian yang terkumpul tentang keterampilan membuka

pelajaran melalui indikator di peroleh nilai terendah 28 sampi nilai tertinggi

57 sedangkan skor yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 15 sampai 60.

dari hasil perhitungan di peroleh nilai rata-rata sebesar 39,8 dimana nilai

tengah teoritisnya 30. Untuk melihat data keterampilan membuka pelajaran

dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 6Nilai Mean, Median dan Modus dari Keterampilan Membuka

Pelajaran di kelas IV SD Negeri 200120 Padangsidimpuan

No Nilai Keterangan1 Mean 39,82 Median 39,023 Modus 38,56

33

Page 34: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

Apabila dibandingkan nilai rata-rata perolehan siswa dengan nilai

tengah teoritisnya maka nilai rata-rata lebih tinggi dari nilai tengah

teoritisnya. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut :

39,8

0 30 60

Gambar 1. Letak nilai Rata-rata keterampilan membuka pelajaran di SD Negeri 200120 Padangsidimpuan.

Dari nilai rata-rata keterampilan membuka pelajaran yaitu 39,8, jika

di konsultasikan dengan kriteria penilaian yang ditetapkan pada Bab III Tabel

4 maka posisi keberadaan keterampilan membuka pelajaran di Kelas IV SD

Negeri 200120 Padangsidimpuan masuk pada ketegori “ cukup”. Hal ini

dapat dilihat dari hasil jawaban siswa pada angket keterampilan membuka

pelajaran yang dapat di jelaskan sebagai berikut :

1. Menarik perhatian siswa Kelas IV SD Negeri 200120 Padangsidimpuan

mencapai nilai 68,9. Hal ini ditunjukkan dari jawaban siswa dengan nilai

1199 dari 1740 sehingga menarik perhatian masuk dalam ketegori ”

cukup ”.

2. Memberi acuan kepada siswa Kelas IV SD Negeri 200120

Padangsidimpuan mencapai nilai 61,9. Hal ini ditunjukan dari jawaban

siswa dengan nilai 1077 dari 1740 sehingga memberi acuan masuk dalam

kategori ” cukup ”.

34

Page 35: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

3. Membuat kaitan pelajaran kepada sisawa Kelas IV SD Negeri 200120

Padangsidimpuan mencapai nilai 68,10 Hal di tunjukan dari jawaban

siswa dengan nilai 1185 dari 1740 sehingga membuat kaitan masuk dalam

kategori ” cukup ”.

Dari uraian di atas dapat dilihat keterampilan membuka pelajaran di

Kelas IV SD Negeri 200120 Padangsidimpuan mencapai nilai untuk

indikator pertama, 68,9 kedua,61,9 ketiga, 68,10 masih berada pada kategori

“cukup” belum memuaskan untuk itu masih perlu ditingkatkan kearah yang

lebih baik.

Selanjutnya untuk mengetahui keadaan sebaran data responden

tentang keterampilan membuka pelajaran dapat di lihat pada tabel distribusi

frekuensi berikut :

Tabel 7Distribusi Frekuensi Keterampilan Membuka Pelajaran di SD Negeri 200120

Padangsidimpuan

Interval Nilai Frekuensi %53 – 57 2 2,348 – 52 8 9,243 – 47 22 25,338 – 42 25 28,833 – 37 14 1628 – 32 2 18,4Jumlah N = 87 100%

Dari tabel di atas, maka nilai yang sering muncul adalah berada pada

nilai interval 38 sampai dengan 42 yaitu 25 orang atau 28,8, untuk lebih

jelasnya dapat di lihat pada grafik histogram berikut ini.

35

Page 36: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

F 25

20

15

10

5

0 X 28-32 33-37 38-42 43-47 48-52 53-57

Gambar 2 : Histogram Keterampilan Membuka Pelajaran di Kelas IV SD Negeri 200120 Padangsidimpuan

Untuk mengetahui apakah jawaban responden tentang keterampilan

membuka pelajaran masuk kategori sangat baik, baik, cukup, kurang, atau

gagal, maka dapat dikonsultasikan dengan Penilaian Acuan Norma (PAN)

dan tabel 1 Bab III sehingga nilai rata-rata yang diperoleh yakni 39,8 : 60 x

100 = 66,4 masuk pada kriteria “Cukup”. Artinya, jawaban responden

mengenai keterampilan membuka pelajarana di SD Negeri 200120

Padangsidimpuan tergolong cukup dan perlu ditingkatkan lagi, supaya proses

belajar mengajar dapat terlaksana sesuai dengan yang diharapkan.

2. Pengolahan Nilai Motivasi Belajar Siswa (variabel Y)

Dari hasil penelitian yang terkumpul tentang motivasi belajar melalui

indikator di peroleh nilai terendah 30 sampai nilai tertinggi 54 sedangkan skor

36

Page 37: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

yang mungkin dicapai oleh siswa adalah 15 sampai 60. dari hasil perhitungan

di peroleh nilai rata-rata sebesar 42 dimana nilai tengah teoritisnya 30. Untuk

melihat data motivasi belajar siswa dapat di lihat pada tabel berikut ini :

Tabel 8Nilai Mean, Median dan Modus dari Motivasi Belajar Siswa di Kelas

IV SD Negeri 200120 Padangsidimpuan

No Nilai Keterangan1 Mean 422 Median 41,393 Modus 42,19

Apabila dibandingkan nilai rata-rata perolehan siswa dengan nilai

tengah teoritisnya maka nilai rata-rata lebih tinggi dari nilai tengah

teoritisnya. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut :

42

1 30 60

Gambar 3. Letak nilai Rata-rata Motivasi Belajar Siswa di Kelas IV SD Negeri 200120 Padangsidimpuan.

Dari nilai rata-rata keterampilan membuka pelajaran yaitu 42, jika di

konsultasikan dengan kriteria penilaian yang ditetapkan pada Bab III Tabel 4

maka posisi keberadaan motvasi belajar siswa di Kelas IV SD Negeri 200120

Padangsidimpuan masuk pada ketegori “Baik”. Hal ini dapat dilihat dari hasil

jawaban siswa pada angket motivasi belajar siswa yang dapat di jelaskan

sebagai berikut :

1. Adanya keinginan berprestasi siswa Kelas IV SD Negeri 200120

Padangsidimpuan mencapai nilai 72,42. Hal ini ditunjukkan dari jawaban

37

Page 38: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

siswa dengan nilai 1257 dari 1740 sehingga adanya keinginan berprestasi

masuk dalam ketegori ” Baik ”.

2. Adanya harapan kepada siswa Kelas IV SD Negeri 200120

Padangsidimpuan mencapai nilai 70. Hal ini ditunjukan dari jawaban

siswa dengan nilai 1217 dari 1740 sehingga adanya harapan masuk dalam

kategori ” Baik ”.

3. Adanya penghargaan kepada siswa Kelas IV SD Negeri 200120

Padangsidimpuan mencapai nilai 68 Hal di tunjukan dari jawaban siswa

dengan nilai 1185 dari 1740 sehingga adanya penghargaan masuk dalam

kategori ” cukup ”.

Dari uraian di atas dapat dilihat motivasi belajar siswa di Kelas IV SD

Negeri 200120 Padangsidimpuan mencapai nilai untuk indikator pertama,

72,42 kedua,70 ketiga, 68 berada pada kategori “Baik” tapi belum

memuaskan untuk itu masih perlu ditingkatkan kearah yang lebih baik.

Selanjutnya untuk mengetahui keadaan sebaran data responden

tentang motivasi belajar siswa dapat di lihat pada tabel distribusi frekuensi

berikut :

Tabel 9Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Siswa

di SD Negeri 200120 Padangsidimpuan

38

Page 39: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

Interval Nilai Frekuensi %50 – 54 7 845 – 49 21 24,240 – 44 28 32,235 – 39 22 25,330 – 34 9 10,3Jumlah N = 87 100%

Dari tabel di atas, maka nilai yang sering muncul adalah berada pada

nilai interval 40 sampai dengan 44 yaitu 28 orang atau 32,2 %, untuk lebih

jelasnya dapat di lihat pada grafik histogram berikut ini.

30 - F

25

20

15

10

5

0 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 X

Gambar 4 : Histogram Motivasi Belajar Siswa di Kelas IV SD Negeri 200120 Padangsidimpuan

Untuk mengetahui apakah data hasil variabel upaya meningkatkan

motivasi belajar siswa yang diperoleh masuk kategori sangat baik, baik,

cukup, kurang, atau gagal, maka dapat dikonsultasikan dengan Penilaian

39

Page 40: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

Acuan Norma (PAN) dan Tabel 4 Bab III sehingga nilai rata-rata yang

diperoleh yakni 42 : 60 x 100 = 70 masuk pada kriteria “Baik”.

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa

di SD Negeri 200120 masuk pada kategori baik. Namun demikian, motivasi

belajar siswa masih perlu ditingkatkan dan dipertahankan supaya diperoleh

hasil yang lebih baik lagi.

B. Pengujian Hipotesis

Berdasarkan kajian teoritis pada Bab II, dimana peneliti mempunyai

dugaan yang kuat atau yang disebut dengan hipotesis bahwa : “Terdapat

hubungan yang signifikan antara keterampilan membuka pelajaran dengan

motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di Kelas IV SD Negeri 200120

Padangsidimpuan”.

Sesuai dengan penjelasan tersebut maka peneliti melakukan pengujian

hipotesis yaitu untuk mengetahui apakah hipotesis tersebut dapat diterima atau

ditolak. Adapun hipotesis yang ditegakkan dalam penelitian ini adalah

merupakan hipotesis alternatif, artinya faktor turut menetukan motivasi belajar

siswa pada mata pelajaran IPS. Dimana hipotesis alternatif dapat “diterima” jika

hasil perhitungan yang ditegakkan terhadap kedua data tersebut lebih besar dari

“rtabel” atau nilai hitung “rxy” lebih besar dari pada “rtabel” Product Moment pada

taraf signifikan 5%. Sebaliknya, hipotesis alternatif “ditolak” jika nilai hitung

“rxy” lebih kecil dari pada “rtabel” Product Moment. (Tabel nilai “r” dapat dilihat

pada lampiran).

40

Page 41: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

Di bawah ini akan dilakukan perhitungan untuk memperoleh nilai hitung

(rxy) dengan menggunakan rumus korelasi “r” Product Moment oleh Pearson

sebagaimana telah ditetapkan pada Bab III, yakni :

Untuk melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus di atas, maka

harus lebih dahulu diketahui harga-harga : , , , dan

dengan jalan menggunakan tabel perhitungan berikut ini :

Tabel 10Perhitungan Keterampilan Membuka Pelajaran (variabel X)

dan Motivasi Belajar Siswa (variabel Y) di SD Negeri 200120 Padangsidimpuan

No Subjek

X Y XY

1 33 54 1089 2916 17822 40 51 1600 2601 20403 40 41 1600 1681 16404 42 40 1764 1600 16805 46 35 2116 1225 16106 43 38 1849 1444 16347 47 38 2209 1444 17868 46 40 2116 1600 18409 39 38 1521 1444 148210 28 43 784 1849 120411 36 46 1296 2116 165612 42 50 1764 2500 210013 42 46 1764 2116 193214 44 46 1936 2116 202415 28 42 784 1764 117616 28 44 784 1936 123217 28 49 784 2401 137218 42 38 1764 1444 159619 51 50 2601 2500 255020 39 50 1521 2500 195021 34 51 1156 2601 173422 45 33 2025 1089 1485

41

Page 42: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

23 37 46 1369 2116 170224 39 45 1521 2025 175525 44 48 1936 2304 211226 45 39 2025 1521 175527 42 41 1764 1681 172228 44 42 1936 1764 184829 52 44 2704 1936 228830 44 47 1936 2209 206831 41 44 1681 1936 180432 45 45 2025 2025 202533 42 46 1764 2116 193234 42 38 1764 144 159635 28 42 784 1764 117636 28 41 784 1681 114837 34 43 1156 1849 146238 34 43 1156 1849 146239 30 39 900 1521 117040 34 38 1156 1444 129241 45 41 2025 1681 184542 44 41 1936 1681 180443 42 30 1764 900 126044 42 40 1764 1600 168045 47 44 2209 1936 206846 46 48 2116 2304 220847 49 39 2401 1521 191148 49 51 2401 2601 249949 28 40 784 1600 112050 28 41 784 1681 114851 41 33 1681 1089 135352 47 38 2209 1444 178653 57 42 3249 1764 239454 53 41 2809 1681 217355 42 35 1764 1225 147056 39 46 1521 2116 179457 46 48 2116 2304 220858 40 52 1600 2704 208059 40 38 1600 1444 152060 33 49 1089 2401 161761 44 39 1936 1521 171662 42 43 1764 1849 180663 38 40 1444 1600 152064 47 46 2209 2116 216265 50 42 2500 1764 210066 42 37 1764 1369 1554

42

Page 43: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

67 42 35 1764 1225 147068 38 39 1444 1521 148269 40 48 1600 2304 192070 55 46 3025 2116 253071 28 34 784 1156 95272 34 46 1156 2116 156473 34 41 1156 1681 139474 46 40 2116 1600 184075 49 47 2401 2209 230376 49 33 2401 1089 161777 34 32 1156 1024 108878 34 35 1156 1225 119079 30 39 900 1521 117080 30 45 900 2025 135081 49 43 2401 1849 210782 34 31 1156 961 105483 28 36 784 1296 100884 28 50 784 2500 140085 28 37 784 1369 103686 28 40 784 1600 112087 34 42 1156 1764 1428

JumlahRata-rata

39,8 42

Dari Tabel perhitungan yang telah diuraikan, dapat diketahui N = 87,

, , , dan

. Dari data-data yang sudah diketahui tersebut selanjutnya

dimasukkan ke dalam rumus yang sudah ditetapkan sebelumnya.

=

=

43

Page 44: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

=

=

=

= 0,472 (Nol Koma Empat Ratus Tujuh Puluh Dua)

Melalui perhitungan yang dilakukan di atas, maka dapat dijelaskan bahwa

nilai “r” diperoleh 0,472. Dengan memperhatikan besarnya “rxy” sebesar 0,472

dan selanjutnya dikonsultasikan dengan nilai yang terdapat pada Tabel korelasi

“r” Product Moment pada df sebesar 85 (N – nr = 87 – 2 = 85) dengan besar nilai

0,213 pada taraf signifikan 5%. Hal ini berarti bahwa nilai “r” (rhitung) 0,472 lebih

besar dari pada rt yakni 0,213 atau (rh = 0,472 > 0,213 = rt).

Dengan demikian, dari perbandingan nilai tersebut, dapat disimpulkan

bahwa hipotesis yang ditegakkan dalam penelitian ini dapat disetujui atau

diterima. Artinya, terdapat hubungan yang signifikan antara Keterampilan

Membuka Pelajaran dengan motivasi belajar siswa di SD Negeri 200120

Padangsidimpuan.

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat diambil suatu kesimpulan bahwa

tinggi rendahnya motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh keterampilan membuka

pelajaran disamping faktor lain.

C. Keterbatasan Penelitian

44

Page 45: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

Pada dasarnya hasil penelitian ini masih banyak memiliki keterbatasan

dalam melaksanakan penelitian maupun sampai kepada pengolahan data, namun

keterbatasan tersebut bukan berarti karena kurangnya ikhtiar dari peneliti.

Adapun keterbatasan penelitian ini adalah kemampuan peneliti dari segi

penguasaan teori-teori tentang kedua variabel yang diteliti, demikian juga dengan

kemampuan dalam menetapkan indikator dari masing-masing variabel dan

penyusunan instrumen untuk menjaring data yang akurat dengan kualitas yang

baik.

Selain itu, penjaringan data dari responden juga memiliki kelemahan

dimana, responden dapat saja menjawab pertanyaan dengan tidak jujur sehingga

akan mempengaruhi jawaban mereka. Dari hambatan-hambatan yang

dikemukakan di atas, masalah lain yang menjadi faktor keterbatasan penelitian ini

adalah terbatasnya buku-buku referensi yang memadai untuk melakukan analisis

teoritis terhadap masalah penelitian sehingga dimungkinkan kajiannya kurang

begitu mendalam.

45

Page 46: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan sebagaimana diuraikan

pada bagian terdahulu, maka pada bagian ini penulis menetapkan beberapa

kesimpulan, menguraikan implikasi hasil penelitian ini terhadap dunia

pendidikan dan memberikan beberapa saran.

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian sebagaimana dijelaskan pada bagian

pembahasan, maka dapat ditarik suatu kesimpulan, sebagai berikut :

1. Gambaran yang diperoleh dari hasil analisis yang dilakukan terhadap

Keterampilan membuka pelajaran dengan nilai rata-rata 66,4 masuk pada

kategori “ cukup”.

2. Gambaran yang diperoleh dari hasil analisis yang dilakukan terhadap

Motivasi Belajar Siswa di SD Negeri 200120 Padangsidimpuan dengan nilai

rata-rata 70 masuk pada kategori “baik”.

3. Bahwa Motivasi Belajar Siswa sangat erat hubungannya dengan baik

tidaknya Keterampilan membuka pelajaran. Hal ini sesuai dengan analisis

data yang dilakukan, dimana hipotesis alternatif yang ditegakkan dalam

penelitian ini diterima atau disetujui, karena rhitung lebih besar dari rtabel (rxy =

0,472 > rt = 0,213)

46

Page 47: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

B. Implikasi hasil penelitian

Dari hasil kajian yang dilakukan dapat diketahui bahwa motivasi belajar

siswa ternyata sangat erat hubungannya dengan keterampilan membuka pelajaran

dalam kegiatan proses belajar mengajar, sehingga dengan meningkatnya

keterampilan membuka pelajaran akan berpengaruh terhadap motivasi belajar

siswa pada mata pelajaran IPS.

Sejalan dengan itu, maka peranan guru untuk menumbuhkan dan

meningkatkan motivasi belajar siswa diharapkan agar lebih ditingkatkan lagi

yaitu dengan keterampilan membuka pelajaran lebih serius lagi, sehingga guru

lebih mudah untuk memotivasi siswa dan siswa dapat lebih bersemangat untuk

mengikuti proses belajar mengajar, dan akhirya dapat memperoleh nilai yang

baik.

C. Saran- saran

Sesuai dengan uraian yang dipaparkan pada bagian kesimpulan, maka

penulis menyampaikan beberapa saran sebagai berikut :

Dari kesimpulan yang ditarik dari hasil penelitian dan implikasi penelitian

yang dikemukakan di atas, maka penulis menyarankan hal-hal sebagai berikut :

1. Kepada peserta didik agar diyakinkan bahwa untuk mencapai hasil belajar

yang memuaskan di perlukan motivasi belajar yang tinggi.

2. Bagi guru disarankan agar lebih meningkatkan kemampuan dalam mengajar

seperti keterampilan membuka pelajaran agar siswa lebih ter memotivasi

dalam kegiatan belajar mengajar khususnya dalam pelajaran IPS

47

Page 48: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

3. Bagi instansi terkait diharapkan untuk memberikan masukan dalam usaha

perbaikan ke arah peningkatan mutu pemdidikan dan pengajaran khususnya

mata pelajaran IPS di SD Negeri 200120 Padangsidimpuan .

4. Bagi peneliti dan juga rekan-rekan mahasiswa, hasil penelitian ini sangat

bermanfaat dalam memahami masalah-masalah yang berhubungan dengan

motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Oleh karena itu, penulis

menyarankan agar rekan-rekan mahasiswa melakukan penelitian yang sama

dengan memperbesar objek, agar diperoleh informasi yang lebih lengkap dan

akurat.

48

Page 49: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

ANGKET MOTIVASI BELAJAR SISWA ( VARIABEL Y )

Petunjuk pengisian :

1. Angket ini di tujukan untuk mengetahui bagaimana Motivasi Belajar Anda dengan

Keterampilan membuka pelajaran.

2. Isilah angket ini dengan keadaan yang sebenarnya sehingga mendukung

keberhasilan penelitian.

3. Angket ini tidak akan mempengaruhi Nilai Anda.

4. Berilah tanda ( X ) pada lembar jawaban Anda.

5. Waktu menjawab angket (45 Menit )

Nama :

Kelas :

Pertanyaan :

1. Apabila nilai IPS anda menurun, apakah anda akan belajar dengan tekun baik

dirumah maupun disekolah untuk memperbaiki nilai tersebut ?

a. Selalu c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

2. Sewaktu menerima rapot, apakah guru anda memberikan saran baik secara

tertulis maupun langsung untuk meningkatkan prestasi di semester berikutnya ?

a. Selalu c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

3. Setelah mengetahui nilai anda menurun, apakah orang tua sering memberikan

motivasi agar anda mendapatkan prestasi yang lebih baik ?

49

Page 50: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

a. Selalu c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

4. Pernahkah anda mendapatkan prestasi yang terbaik di antara teman-temanmu di

kelas ?

a. Selalu c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

5. Apakah dalam diri anda mempunyai harapan yang tinggi untuk mencapai

keberhasilan dalam belajar ?

a. Selalu c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

6. Bila nilai ujian harian anda menurun apakah guru memberikan harapan untuk

dapat memperbaikinya kembali ?

a. Selalu c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

7. Apakah orang tua anda dirumah pernah memberikan harapan agar tetap

memperoleh nilai yang baik disekolah ?

a. Selalu c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

8. Apakah anda akan berusaha untuk mendapatkan juara di sekolah ?

a. Selalu c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

9. Apakah Anda pernah mendapatkan pujian dari guru apabila sudah dapat

menjawab pertanyaan yang di berikan guru ?

50

Page 51: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

a. Selalu c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

10. Apakah Anada pernah mendapatkan penghargaan berupa hadiah dari orang

tua,guru setelah naik kelas ?

a. Selalu c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

51

Page 52: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

ANGKET KETERAMPILAN GURU MEMBUKA PELAJARAN (Variabel X )

Petunjuk pengisian :

1. Angket ini di tujukan untuk mengetahui bagaimana Keterampilan Guru Membuka

Pelajaran

2. Isilah angket ini dengan keadaan yang sebenarnya sehingga mendukung

keberhasilan penelitian.

3. Angket ini tidak akan mempengaruhi Nilai Anda.

4. Berilah tanda ( X ) pada lembar jawaban Anda.

5. Waktu menjawab angket (45 Menit )

Nama :

Kelas :

Pertanyaan :

1. Dalam proses pembelajaran, apakah Bapak/Ibu guru selalu menggunakan media

belajar seperti waktu belajar IPS mempergunakan globe dan berupa gambar2

lainnya ?

a. Selalu c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

2. Apakah Bapak/Ibu guru menunjukkan gaya mengajar yang dapat menarik

perhatian Anda seperti gerakan, suara dan pandangan sewaktu menjelaskan ?

a. Selalu c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

52

Page 53: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

3. Apakah Bapak/Ibu guru pernah membuat perubahan intraksi terhadap anda

dengan bertanya kemudian teman yang lain menjawab ?

a. Selalu c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

4. Apakah Bapak Ibu/Guru selalu menarik perhatian Anda sewaktu memberi

penjelasan dalam proses belajar mengajar ?

a. Selalu c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

5. Sebelum memulai pelajaran, apakah Bapak/Ibu guru terlebih dahulu memberikan

gambaran singkat tentang materi yang akan dipelajari sebelum masuk pada

materi pokok yang akan di pelajari ?

a. Selalu c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

6. Apakah Bapak /Ibu guru menjelaskan terlebih dahulu bagaimana tujuan

pembelajaran serta memberikan tugas-tugas yang akan di kerjakan ?

a. Selalu c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

7. Apakah Bapak /Ibu guru selalu menjelaskan bagian-bagian pembelajaran agar

anda memahami apa yang akan di kerjakan ?

a. Selalu c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

8 Apakah Bapak/Ibu guru pernah membuat target pembelajaran yang harus di

kuasai setelah pembelajaran berlangsung ?

53

Page 54: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

a. Selalu c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

9. Apakah Bapak/Ibu guru selalu membuat kaitan tentang bagaimana hubungan

materi yang sudah dipelajari dengan yang akan dipelajari ?

a. Selalu c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

10. Apakah Bapak/Ibu guru selalu menjelaskan kembali secara singkat atau sepintas

tentang garis-garis besar pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya ?

a. Selalu c. Jarang

b. Sering d. Tidak pernah

54

Page 55: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

55

Page 56: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

56

Page 57: Skripsi Asli 1-5 Mmbuka Pel Dg Motiv Bel

57