Upload
duongtruc
View
225
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENGARUH MATA PELAJARAN PRODUKTIF DAN PRAKTIK KERJA
LAPANGAN TERHADAP KESIAPAN MENJADI TENAGA KERJA
INDUSTRI JASA KONSTRUKSI SISWA KELAS XI JURUSAN
BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR
BANGUNAN SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Strata 1 Program Studi Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan
Oleh :
PUTU AGUS APRITA APTIYASA NIM 08505244022
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2012
“PENGARUH MATA PELAJARAN PRODUKTIF DAN PRAKTIK KERJA
LAPANGAN TERHADAP KESIAPAN MENJADI TENAGA KERJA
INDUSTRI JASA KONSTRUKSI SISWA KELAS XI JURUSAN BANGUNAN
PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN
Telah disetujui dan di
Untuk di pertahankan di depan Tim Penguji Skripsi
Program Studi Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
“PENGARUH MATA PELAJARAN PRODUKTIF DAN PRAKTIK KERJA
LAPANGAN TERHADAP KESIAPAN MENJADI TENAGA KERJA
INDUSTRI JASA KONSTRUKSI SISWA KELAS XI JURUSAN BANGUNAN
PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN
SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA”.
SKRIPSI
Oleh :
Putu Agus Aprita Aptiyasa
NIM.08505244022.
Telah disetujui dan disahkan pada tanggal 31 Juli 2012
Untuk di pertahankan di depan Tim Penguji Skripsi
Program Studi Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan
Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta
Disetujui
Dosem Pembimbing
Drs.Agus Santoso, M.Pd.
NIP. 19640822 198812 1 002
“PENGARUH MATA PELAJARAN PRODUKTIF DAN PRAKTIK KERJA
LAPANGAN TERHADAP KESIAPAN MENJADI TENAGA KERJA
INDUSTRI JASA KONSTRUKSI SISWA KELAS XI JURUSAN BANGUNAN
PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN
Juli 2012
Untuk di pertahankan di depan Tim Penguji Skripsi
Program Studi Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
NIM
Program Studi
Fakultas
Judul Skripsi
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini memang benar
Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau
diterbitkan orang lain kecuali pada bagian
sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata cara dan etika penulisan karya
ilmiah yang lazim.
Pernyataan ini penulis buat denngan sesungguhnya, apabila kemudian harus
terdapat kekeliruan maka sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
iii
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
: Putu Agus Aprita Aptiyasa
: 08505244022
: Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan
: Teknik
: Pengaruh Mata Pelajaran Produktif Dan Praktik Kerja
Lapangan Terhadap Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja
Industri Jasa Konstruksi Siswa Kelas XI Jurusan
Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan
SMK Negeri 2 Yogyakarta.
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini memang benar-benar karya saya sendiri.
Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang di tulis atau
terbitkan orang lain kecuali pada bagian-bagian tertentu yang penulis gunakan
acuan atau kutipan dengan mengikuti tata cara dan etika penulisan karya
Pernyataan ini penulis buat denngan sesungguhnya, apabila kemudian harus
terdapat kekeliruan maka sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
Yogyakarta,
Penulis
Putu Agus Aprita Aptiyasa
NIM.08505244022
: Pengaruh Mata Pelajaran Produktif Dan Praktik Kerja
Lapangan Terhadap Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja
Industri Jasa Konstruksi Siswa Kelas XI Jurusan
Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan
benar karya saya sendiri.
pendapat yang di tulis atau
bagian tertentu yang penulis gunakan
acuan atau kutipan dengan mengikuti tata cara dan etika penulisan karya
Pernyataan ini penulis buat denngan sesungguhnya, apabila kemudian harus
terdapat kekeliruan maka sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis.
31 Juli 2012
Putu Agus Aprita Aptiyasa
NIM.08505244022
PENGARUH MATA PELAJARAN PRODUKTIF DAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN TERHADAP KESIAPAN MENJADI TENAGA KERJA
INDUSTRI JASA KONSTRUKSI SISWA KELAS XI JURUSAN BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR
BANGUNAN SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA
Telah dipertahankan diFakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat guna memperoleh gelar
Nama
1. Drs.Agus Santoso, M.Pd
2. Drs. H. Sumarjo H. MT
3. Dr. Bambang Sugestiyadi , MT
iv
PENGESAHAN
PENGARUH MATA PELAJARAN PRODUKTIF DAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN TERHADAP KESIAPAN MENJADI TENAGA KERJA
INDUSTRI JASA KONSTRUKSI SISWA KELAS XI JURUSAN BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR
BANGUNAN SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA
Disusun oleh
PUTU AGUS APRITA APTIYASA 08505244022
Telah dipertahankan didepan Tim Penguji
Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Pada tanggal, 18 September 2012
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat guna memperoleh gelarSarjana Pendidikan Teknik
Susunan Panitia dan Penguji
Jabatan
Drs.Agus Santoso, M.Pd Ketua/
Sekertaris/Pembimbing
Drs. H. Sumarjo H. MT Penguji Utama I
Dr. Bambang Sugestiyadi , MT Penguji Utama II
Yogyakarta, 18 September
Dekan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta
Dr. Moch Bruri Triyono, M.PdNIP. 19560216 198603 1 003
PENGARUH MATA PELAJARAN PRODUKTIF DAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN TERHADAP KESIAPAN MENJADI TENAGA KERJA
INDUSTRI JASA KONSTRUKSI SISWA KELAS XI JURUSAN BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR
BANGUNAN SMK NEGERI 2 YOGYAKARTA
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat guna memperoleh gelar
Tanda Tangan
………………
………………
………………
18 September 2012
Dekan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Yogyakarta
Dr. Moch Bruri Triyono, M.Pd NIP. 19560216 198603 1 003.
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
� Mario Teguh
“Tinggalkanlah kesenangan yang menghalangi pencapaian kecemerlangan hidup yang
diidamkan. Dan berhati-hatilah, karena beberapa kesenangan adalah cara gembira menuju
kegagalan”
� Mario Teguh
Bagi orang yang sedang membangun sukses dengan semangat dan jujur, gagal itu biasa
dan tak akan menjatuhkannya. Karena orang yang takut gagal success is IMPOSSIBLE!
� Thomas J.Watson
“Jangan menggenang dengan kawan yang membuat Anda merasa nyaman, tetapi carilah
kawan yang memaksa Anda terus berkembang”.
� Penulis
Tidak ada masalah yang tidak bisa di selesaikan selama ada kemauan dan komitmen
bersama untuk menyelesaikannya.
Persembahan :
Dengan mengucap Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,
kupersembahkan karya sederhana ini untuk :
� Kepada kedua Orang Tuaku terhormat dan terkasih yang
senantiasa memberi kasih sayang, perhatian, dan selalu
memberikan dukungan moral dan materi sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
� Adik-adikku Deny & Dina tersayang yang selalu memberikan
dukungan moral dan doa demi keberhasilanku.
� Nyama Braya Puri Mundu yang selalu memberikan dukungan
dan solusi dikala penulis membutuhkan inspirasi dalam
penyelesaian skripsi ini.
� Kepada semua teman seperjuang angkatan 2008 dan semua
pihak yang telah memberikan dukungan dan semangat singga
skripsi ini dapat terselesaikan.
vi
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi yang berjudul
“Pengaruh Mata Pelajaran Produktif Dan Praktik Kerja Lapangan Terhadap
Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi Siswa Kelas XI Jurusan
Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2
Yogyakarta” selesai dilaksanakan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini tidak
terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. Agus Santoso, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah
berkenan memberikan bimbingan, arahan dan saran selama ini hingga
selesainya penyusuna skripsi ini.
2. Bapak Drs. H. Sumarjo H. MT selaku pembimbing akdaemik yang selalu
memberikan arahan dalam proses pelaksanaan kuliah & penyelesaian skripsi
ini.
3. Bapak, Ibu, Adik dan saudara-saudaraku yang telah memberikan semangat
dan dukungannya dalam menyelesaikan studi.
4. Bapak Dr. Moch. Bruri Triyono selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Negeri Yogyakarta.
5. Kepala SMK Negeri 2 Yogyakarta yang telah memberi izin untuk penelitian
ini.
6. Bapak dan Ibu guru SMK Negeri 2 Yogyakarta yang telah membantu penulis
dalam pengambilan data.
7. Sahabat karib’ku, Jeffri, Dini, Lusi, Mas Adi dan juga Aldi trima kasih atas
masukan dan bantuannya selama proses penyelesaian skripsi ini.
8. Rekan-rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan
Angkatan 2008 dan teman seperjuangan yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu yang telah memberikan semangat dalam menyelesaikan tugas
akhir skripsi ini.
viii
9. Bapak ibu selaku staf di Jurusan dan KPLT Fakultas Teknik yang telah
memberi bantuan.
10. Semua pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih kurang dari
sempurna, sehingga perlu perbaikan. Oleh karena itu penulis akan menerima
dengan senang hati saran dan kritikan yang sifatnya membangun terhadap
penelitian ini. Penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi semua pihak
yang memerlukan.
Yogyakarta, 31 Juli 2012
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN................................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v
ABSTRAK ......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................................... 4
C. Batasan Masalah ............................................................................................ 6
D. Perumusan Masalah ....................................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ................................................................................................... 10
1. Kesiapan Kerja Industri ................................................................................. 10
a. Pengertian ................................................................................................. 10
b. Aspek-Aspek Kesiapan Mental ................................................................ 12
c. Model Pengukuran Kinerja ....................................................................... 19
2. Mata Pelajaran Produktif ............................................................................... 23
x
Halaman
a. Pengertian Mata PelajaranProduktif (Kejuruan) ..................................... 23
b. Prestasi Mata Pelajaran Kejuruan ............................................................. 24
3. Praktik Kerja Lapangan ................................................................................. 25
a. Pengertian Praktik Kerja Lapangan .......................................................... 25
b. Peranan Dan Tujuan Praktik Kerja Lapangan .......................................... 27
c. Peranan Industri Dalam Praktik Kerja Lapangan ..................................... 28
B. Penelitian Yang Relevan ............................................................................... 30
C. Kerangka Berfikir .......................................................................................... 32
1. Pengaruh Kemampuan Mata Pelajaran Produktif Terhadap Kesiapan
Kerja MenjadiTenagaKerjaIndustriJasaKonstruksi ..................................... 32
2. Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Lapangan Terhadap Kesiapan
Kerja Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi ................................ 33
3. PengaruhKemampuan Mata Pelajaran Produktif Dan Pengalaman
Praktik Kerja Lapangan Secara Bersama-sama terhadap Kesiapan Kerja
Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi ........................................... 34
D. Pradigma Penelitian ........................................................................................... 35
E. Hipotesis Penelitian ........................................................................................... 35
BAB III.
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian .................................................................................... 37
B. Definisi Oprasional Variabel Penelitian ........................................................ 37
C. Populasi dan Sampel ..................................................................................... 39
D. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................... 40
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 40
1. Metoda Dokumentasi ................................................................................ 41
2. Metoda Angket ......................................................................................... 41
F. Instrumen Penelitian ...................................................................................... 41
1. Instrumen Mata Pelajaran Produktif ......................................................... 42
2. Instrumen Praktik Kerja Lapangan ........................................................... 43
3. Instrumen Kesiapan Kerja Industri Jasa Konstruksi ................................. 43
G. Pengujian Instrumen ...................................................................................... 44
xi
Halaman
1. Uji Validitas Instrumen............................................................................. 44
2. Uji Reabilitas Instrumen ........................................................................... 45
H. Teknik Analisa Data ...................................................................................... 46
1. Deskripsi Data .......................................................................................... 46
2. Uji Persyaratan Analisis ........................................................................... 47
a. Uji Normalitas ...................................................................................... 47
b. Uji Linieritas ........................................................................................ 47
c. Uji Multikolinier .................................................................................. 48
3. Uji Hipotesis ............................................................................................. 49
a. Membuat Garis Regresi Linier Ganda .................................................. 50
b. Mencari Koefesien Ganda .................................................................... 43
c. Menguji Keberartian Regresi Ganda Dengan Uji F .............................. 44
d. Mencari Sumbangan Relatif ................................................................. 45
e. Mencari Sumbangan Efektif ................................................................. 52
BAB IV
PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN
A. HasilPenelitian .................................................................................................. 53
1. Deskripsi Tempat Penelitian ........................................................................ 53
a. SejarahSingkat SMK Negeri 2 Yogyakarta ........................................... 53
b. Visi dan Misi SMK Negeri 2 Yogyakarta.............................................. 55
2. Deskripsi Hasil Penelitian............................................................................ 56
a. Variabel Prestasi Mata Pelajaran Produktif ............................................ 56
b. Variabel Pengalaman Praktik Kerja Lapangan ....................................... 59
c. Variabel Kesiapan Kerja Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa
Konstruksi .............................................................................................. 62
3. Hasil Pengujian Instrumen ........................................................................... 65
a. Uji Validitas Instrumen .......................................................................... 65
b. Uji Reabilitas Instrumen ......................................................................... 67
4. Hasil Uji Persyaratan Analisis ..................................................................... 68
a. Uji Normalitas Data ................................................................................ 68
xii
Halaman
b. Uji Linieritas Hubungan dan Keberartian Regresi.................................. 69
c. Uji Multikolinieritas Data ....................................................................... 70
B. Pengujian Hipotesis .......................................................................................... 70
1. Uji Hipotesis I .............................................................................................. 71
2. Uji Hipotesis II ............................................................................................ 74
3. Uji Hipotesis III ........................................................................................... 76
C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................................ 80
1. Pengaruh Kemampuan Mata Pelajaran Produktif Terhadap Kesiapan
Kerja Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi ................................ 81
2. Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Lapangan Terhadap Kesiapan Kerja
Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi .......................................... 82
3. Pengaruh Kemampuan Mata Pelajaran Produktif Dan Pengalaman
Praktik Kerja Lapangan Secara Bersama-sama terhadap Kesiapan Kerja
Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi .......................................... 83
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 87
B. Implikasi ........................................................................................................... 88
C. KeterbatasanPenelitian ..................................................................................... 89
D. Saran ................................................................................................................. 90
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 93
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Skor Alternatif Jawaban Intrumen Kesiapan Kerja Menjadi Tenaga
Kerja Industri Jasa Konstruksi ............................................................ 44
Tabel 2. Kisi-kisi instrumen penelitian kesiapan kerja industri jasa konstruksi 44
Tabel 3. Interprestasi nilai r ............................................................................... 46
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Variabel Prestasi Mata Pelajaran Produktif ........ 57
Tabel 5.Distribusi Kategorisasi Variabel Prestasi Mata Pelajaran
Produktif ............................................................................................. 59
Tabel 6.Distribusi Frekuensi Variabel Pengalaman Praktik Kerja
Lapangan ............................................................................................... 60
Tabel 7.Distribusi Kategorisasi Variabel Pengalaman Praktik Kerja
Lapangan .............................................................................................. 62
Tabel 8.Distribusi Frekuensi Variabel Kesiapan Kerja Menjadi Tenaga
Kerja Industri Jasa Konstruksi ............................................................ 63
Tabel 9.Distribusi Kategorisasi Variabel Kesiapan Kerja Menjadi
Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi .............................................. 65
Tabel 10. Hasil Uji Validitas Variabel Lingkungan Belajar .............................. 65
Tabel 11. Hasil Uji Reliabilitas .......................................................................... 67
Tabel 12. Rangkuman Hasil Pengujian Linieritas............................................... 69
Tabel 13. Hasil Uji Linieritas .............................................................................. 69
Tabel 14. Ringkasan Hasil Uji Multikololinieritas dengan Regresi ................... 70
Tabel 15. Ringkasan Hasil Uji Regresi Sederhana (X1Terhadap Y) .................. 72
Tabel 16. Ringkasan Hasil Regresi Sederhana (X2Terhadap Y) ......................... 74
Tabel 17. Ringkasan Hasil Uji Regresi(X1dan X2Terhadap Y) .......................... 77
Tabel 18. Interprestasi Koefisien Korelasi X1dan X2terhadap Y ........................ 78
Tabel 19. Hasil Uji Sumbangan Efektif dan Sumbangan Relatif....................... 80
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Pradigma ganda dengan dua variabel .............................................. 35
Gambar 2. Diagram Batang Distribusi Frekuensi Prestasi Mata Pelajaran
Produktif .......................................................................................... 58
Gambar 3. Diagram Batang Distribusi Frekuensi Pengalaman Praktik Kerja
Lapangan ......................................................................................... 61
Gambar 4. Diagram Batang Distribusi Frekuensi Kesiapan Kerja Menjadi
Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi............................................ 63
Gambar 5. Paradigma Hasil Penelitian .............................................................. 80
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Instrumen ..................................................................................... 96
a. Angket .......................................................................................... 97
b. Uji Jugment .................................................................................. 100
c. Hasil Pengujian ............................................................................ 104
Lampiran 2. Data Induk Penelitian ................................................................... 107
a. Lager Nilai Raport Semester I-III ................................................. 108
b. Tabulasi Skor Angket ................................................................... 114
c. Dafta Nilai Hasil Praktik Kerja Lapangan .................................... 116
d. Rekapitulasi data nilai/skor (variabel X1,X2 dan Y) .................... 130
Lampiran 3. Hasil Uji Validitas Dan Reabilitas................................................ 132
a. Analisa Statistik Deskriktif ........................................................... 133
b. Uji Persyaratan Analisis ................................................................ 132
� Uji Normalitas ......................................................................... 136
� Uji Linieritas ............................................................................ 137
� Uji Multikolinieritas ................................................................. 138
Lampiran 4. a. Data Perhitungan...................................................................... 139
� Rentang panjang kelas interval ................................................ 140
� M Ideal, SD ideal, Klasifikasi Nilai/skor ................................ 143
b. Uji Kategorisasi ........................................................................ 148
c. Uji Hipotesis ............................................................................. 149
d. Uji SE & SR .............................................................................. 152
Lampiran 5. a. Tabel Standard Statistik & Nomogram ..................................... 153
� Tabel Penentuan Sampel .......................................................... 154
� Tabel Kurve Harry King .......................................................... 155
� Tabel Kurve Normal Persentase............................................... 156
� Tabel Nilai-Nilai Product Moment .......................................... 157
Lampiran 6 a. Surat Administrasi Keterangan Penelitian ................................ 158
b. Foto & Lembar Konsultasi ...................................................... 170
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Diera moderenisasi saat ini dimana pertumbuhan industri yang semakin pesat
menuntut kebutuhan tenaga kerja tingkat menengah yang berpengetahuan dan
terampil, dalam jumlah dan kurun waktu yang memadai. Sejalan dengan
perkembangan pembangunan, kebutuhan tenaga kerja yang berpengetahuan dan
berketerampilan makin lama semakin meningkat. Untuk itu kita tidak dapat
menganggap kehidupan adalah sebuah anugrah saja, tetapi kita harus selalu
berusaha untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik ditengah-tengah
perkembangan ekonomi global yang semakin kompetitif, dan kita dituntut untuk
dapat mandiri dalam menghadapi kehidupan.
Goetsch dan Davis, (2011: http://www.poltas.ac.id/) menyatakan bahwa mutu
sistem pendidikan sebuah negara adalah determinan utama mutu tenaga kerja.
Artinya dengan bagusnya mutu sistem pendidikan akan menghasilkan tenaga kerja
yang bekualitas yang mampu bersaing dalam kompetisi global. Indonesia
merupakan salah suatu Negara berkembang yang sedang giat melaksanakan
pembangunan dalam rangka miningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan
rakyatnya. Dalam pelaksanaan pembangunan perlu adanya dukungan yang kuat
berupa kualitas maupun kuantitas dari sumber daya manusia yang dapat
dihandalkan.
Masalah yang terjadi dalam dunia pendidikan saat ini menyangkut masalah
kualitas pendidikan yang harus semakin dimaksimalkan dan kurang relevannya
antara mutu hasil pendidikan dengan tuntutan pembangunan akan tersedianya
2
2
tenaga kerja yang terampil dalam jumlah memadai untuk mengisi kesempatan
kerja yang terbuka ataupun mampu membuka lapangan kerja baru. Melihat gejala
masih tingginya jumlah lulusan sekolah menengah dan perguruan tinggi yang
menganggur, sungguh sangat mengkhawatirkan sesuai dengan (Badan Pusat
Statistik, 2011 : http: //www. bps.go.id). Masalah kualitas atau mutu pendidikan
telah lama menjadi bahan perbincangan bagi dunia industri, politisi, masyarakat,
orang tua, dan pendidik. Kalangan dunia industri misalnya mengeluhkan tentang
mutu tamatan sekolah yang tidak siap pakai Munadir dalam (Abdul Hadis, 2010 :
http://bocahsastra.wordpress.com/).
Untuk menjawab permasalahan tersebut khususnya yang berkenaan dengan
ketenaga kerjaan, Pendidikan nasional 2003 menegaskan bahwa pendidikan
kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat
bekerja pada bidang tertentu, dengan demikian pendidikan kejuruan bertujuan
untuk mempersiapkan kemampuan dan pengetahuan serta keterampilan peserta
didik agar dapat bekerja pada bidang yang ditekuninya. Dalam Permendiknas RI
Nomor 22 (2006:20) disebutkan bahwa “Pendidikan Kejuruan bertujuan untuk
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan peserta didik untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut sesuai dengan program kerja”. Selain itu juga disebutkan dalam PP Nomor
19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan: “Pendidikan Menengah Kejuruan
adalah pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan
pengembangan kemampuan siswa untuk jenis pekerjaan tertentu.
Bedasarkan pernyataan ini maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan
kejuruan merupakan pendidikan untuk persiapan tenaga kerja, maka dengan
sendirinya orientasi pendidikan kejuruan tertuju pada kualifikasi output atau
3
3
lulusannya. Akan tetapi, keberadaan SMK dalam menyiapkan tenaga kerja masih
disangsikan dengan masyarakat karena lulusan SMK masih belum dapat
memenuhi tuntutan lapangan kerja secara maksimal sesuai dengan spesifikasinya.
Konsentrasi peneliti pada Sekolah Menengah Kejuruan dalam bidang
keahlian Teknik Konstruksi Bangunan khususnya untuk program mata pelajaran
produktif harus mampu memberikan wawasan secara uptodate dan sepadan sesuai
dengan perkembangan dilapangan secara terkini yang dapat dijadikan salah satu
sumber belajar dalam menumbuhkan minat semangat belajar dan berkreasi kepada
siswa. Beberapa prinsip yang dipakai sebagai strategi dalam penyesuaian ketenaga
kerjaan adalah fokusnya pada pengembangan mata pelajaran produktif serta
memaksimalkan penyelenggaraan praktik kerja lapangan. Dimana menurut Petrus,
(2004:4-5) mengemukakan pengertian praktik kerja lapangan adalah model
pendidikan yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan praktik
nyata di dunia nyata/industri selama kurun waktu tertentu. Penyelenggaraan
prektik kerja lapangan yang tepat dan sistematis serta terarah semakin
memperlengkapi kompetensi siswa sebagai bakal dalam persaingan di dunia kerja.
Pendidikan yang demikian adalah pendidikan yang berorientasi pada
pembentukan pola pikir baru kepada siswa untuk menimbulkan ide-ide kreatif
disamping itu juga bisa menumbuh kembangkan sifat keberanian dan memberi
kesiapan untuk menghadapi suatu permasalahan di dunia kerja nantinya.
Artinya, mata pelajaran produktif dan praktik kerja lapangan mempunyai
andil yang sangat besar dalam meningkatkan pengalaman dan sikap kerja serta
merupakan suatu kegiatan belajar yang diikuti oleh siswa SMK sebagai wahana
untuk mendapatkan hasil belajar secara sekaligus, baik secara autodidak yang
memberikan kesempatan untuk memahami dan mendalami kemampuan hasil teori
4
4
mata pelajaran produktif dalam keadaan situasi kerja yang sesungguhnya.
Bedasarkan kondisi ini peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan judul
“Pengaruh Mata Pelajaran Produktif Dan Praktik Kerja Lapangan Terhadap
Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi Kelas XI Jurusan
Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2
Yogyakarta.”
B. Identifikasi Masalah
Bedasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas secara umum
menunjukkan adanya kesenjangan antara kualitas calon tenaga kerja yang
dihasilkan oleh lembaga pendidikan. Dampak dari kesenjangan antara mutu
lulusan sekolah menengah kejuruan adalah banyaknya penyimpangan pekerjaan
yang dapat menyebabkan tidak terisinya lowongan pekerjaan yang diakibatkan
oleh ketidak siapan siswa sekolah menengah kejuruan dalam memasuki dunia
kerja serta semakin bertambahnya jumlah pengangguran dibanding tahun
sebelumnya sesuai dengan analisa (BPS, 2011 : http://www.bps.go.id). Hal ini
merupakan masalah yang perlu segera diatasi agar dampak yang lebih luas
terhadap dunia kerja dapat dikurangi, terutama yang berkaitan dengan
produktifitas tenaga kerja.
Bedasarkan permasalahan yang ada, perlu diketahui bahwa dalam memasuki
dunia kerja tidak hanya ditentukan oleh pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki, namun juga dipengaruhi oleh sikap kesiapan kerjanya. Dalam pemikiran-
pemikiran tersebut peneliti terdorong untuk menelaah lebih jauh beberapa faktor
yang mempengaruhi kesiapan kerja siswa dari sudut pandang mata pelajaran
5
5
produktif dan praktik kerja lapangan siswa kelas XI Jurusan Teknik Bangunan
Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Yogyakarta.
Dalam hal ini diharapkan lulusan SMK benar-benar mendapat bekal kesiapan
memasuki dunia kerja dan setelah masuk ke dunia kerja memiliki rasa percaya
diri. Minat seseorang dalam memasuki dunia kerja dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi yang
berasal dari dalam individu yang meliputi dari faktor fisiologis dan faktor
psikologis. Faktor fisiologis meliputi kondisi fisik dan organ tubuh, sedang faktor
psikologis meliputi bakat, motifasi mental dan emosi. Faktor eksternal adalah
faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi faktor sosial dan faktor non
sosial, contohnya lingkungan dan kebiasaan lingkungan sekitar serta budaya yang
ada. Faktor-faktor lain yang ikut mempengaruhi rendahnya kesiapan mental kerja
diantaranya : motivasi belajar, pengalaman praktik secara autodidak maupun non
autodidak, bimbingan vokasional, Lingkungan teman sebaya, prestasi belajar
sebelumnya dan latar belakang ekonomi orang tua.
Salah satu hal yang mungkin menjadi penentu kelulusan siswa dalah prestasi
yang dicapai siswa dalam mata pelajaran produktif. Prestasi belajar merupakan
taraf kemampuan anak menguasai sejumlah pengetahuan dan keterampilan baik
teori maupun statistik perhitungan yang taraf kemampuan anak berbeda-beda.
Pengetahuan dan keterampilan ini merupakan benar-benar didapat siswa setelah
lulus. Sehingga menimbulkan pertanyaan apakah prestasi mata pelajaran kejuruan
yang dimiliki siswa sangat berpengaruh terhadap kesiapan kerja siswa untuk
menjadi tenaga kerja industri jasa konstruksi?
Untuk mengetahui kekurangan dalam belajar teori dan praktik, maka
ditempuh dengan penerjunan langsung ke lapanyan yaitu pelaksanaan peraktik
6
6
kerja lapangan atau mengikut sertakan sisiwa dalam unit produksi sekolah.
Keikutsertaan siswa dalam praktik kerja lapangan akan menambah wawasan
pengetahuan dan keterampilan siswa. Persoalannya adalah apakah pengalaman
praktik di industri atau di sekolah yang memiliki unit produksi siswa sangat
berpengaruh terhadap kesiapan kerja siswa untuk menjadi tenaga kerja industri
jasa konstruksi?
Kesiapan kerja siswa SMK untuk memasuki dunia kerja mungkin juga
dipengaruhi oleh kematangan vokasionalnnya. Kematangan vokasional ini
menunjukkan perkembangan seseorang dalam kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan pekerjaan. Persoalannya adalah apakah bimbingan
vokasional yang diberikan kepada siswa juga mampu memberikan sumbangan
terhadap kesiapan mental kerja siswa?
C. Batasan Masalah
Dari identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, banyak faktor yang
mempengaruhi kesiapan kerja siswa, maka tidaklah mungkin untuk meneliti
semua faktor yang berkaitan dengan kesiapan kerja siswa tersebut di atas. Oleh
karena itu, penelitian ini hanya mengambil permasalahan tentang pengaruh
Pengaruh Mata Pelajaran Produktif Dan Praktik Kerja Lapangan Terhadap
Kesiapan Menjadi Tenaga Industri Jasa Konstruksi Kelas XI Jurusan Bangunan
Program Keahlian Teknik Gambar SMK Negeri 2 Yogyakarta. Dipilihnya prestasi
mata pelajaran produktif sebagai faktor internal yang berhubungan dengan
kesiapan kerja siswa karena didasari pemikiran bahwa SMK memberi bekal
pendidikan yang baik serta pemberian mata pelajaran lebih dominan kepada mata
pelajaran kejuruannya.
7
7
D. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dilakukan untuk menggambarkan dengan jelas
mengenai masalah yang akan diamati. Bedasarkan pada pembatasan masalah di
atas, maka masalah dalam penelitian ini penulis kaji sebagai berikut :
1. Seberapa besar kesiapan menjadi tenaga kerja industri jasa konstruksi Siswa
Kelas XI Jurusan Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan
SMK Negeri 2 Yogyakarta Tahun 2012?
2. Apakah ada pengaruh antara prestasi mata pelajaran produktif dengan kesiapan
menjadi tenaga kerja industri jasa konstruksi Siswa Kelas XI Jurusan
Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2
Yogyakarta Tahun 2012?
3. Apakah ada pengaruh antara prestasi pengalaman praktik kerja lapangan
terhadap kesiapan menjadi tenaga kerja industri jasa konstruksi Siswa Kelas XI
Jurusan Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri
2 Yogyakarta Tahun 2012?
4. Apakah ada pengaruh mata pelajaran produktif dan praktik kerja lapangan
terhadap kesiapan menjadi Tenaga kerja industri jasa konstruksi Siswa Kelas
XI Jurusan Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK
Negeri 2 Yogyakarta Tahun 2012?
E. Tujuan Penelitian
Bedasarkan permusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui :
8
8
1. Ingin Mengetahui tingkat kesiapan menjadi tenaga kerja industri jasa
konstruksi Siswa Kelas XI Jurusan Bangunan Program Keahlian Teknik
Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Yogyakarta Tahun 2012?.
2. Ingin mengetahui seberapa besar pengaruh antara mata pelajaran produktif
dengan kesiapan menjadi tenaga kerja industri jasa konstruksi Siswa Kelas XI
Jurusan Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri
2 Yogyakarta Tahun 2012?
3. Ingin mengetahui seberapa besar pengaruh antara praktik kerja lapangan
dengan kesiapan menjadi tenaga kerja industri jasa konstruksi Siswa Kelas XI
Jurusan Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri
2 Yogyakarta Tahun 2012?
4. Ingin mengetahui seberapa besar peranan mata pelajaran produktif dan praktik
kerja lapangan terhadap kesiapan menjadi tenaga kerja industri jasa konstruksi
Siswa Kelas XI Jurusan Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar
Bangunan SMK Negeri 2 Yogyakarta Tahun 2012?
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
pengembangan pendidikan kejuruan, terutama dalam meningkatkan kesiapan
kerja siswa
b. Hasil penelitian ini digunakan sebagai literatur dalam pelaksanaan penelitian
yang relevan di masa yang akan datang.
9
9
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Hasil penelitian sebagai wadah penerapan ilmu pengetahuan secara teoritis
yang telah diperoleh selama kuliah dan memperluas pengetahuan sebagai bekal di
masa mendatang/jenjang selanjutnya.
b. Bagi Sekolah
Diharapkan sebagai bahan pertimbangan dalam menjaga dan meningkatan
kualitas lulusan SMK khususnya SMK Negeri 2 Yogyakarta jurusan teknik
bangunan. Dengan ditemukan pengaruh mata pelajaran produktif dan praktik kerja
lapangan terhadap kesiapan menjadi tenaga kerja, maka usaha untuk
meningkatkan kualitas lulusan siswa SMK negeri 2 Yogyakarta dapat dilakukan
dengan memberikan perhatian yang lebih terhadap penelitian tersebut.
c. Bagi Guru
Diharapkan dapat memberikan motifasi kepada siswa agar siswa mempunyai
semangat dan motifasi agar siap memasuki lapangan kerja.
d. Bagi Orang Tua
Diharapkan dapat memberikan bimbingan ,semangat, serta dorongan kepada
putra dan putrinya dengan bekerjasama dengan pihak sekolah dan pemerintah.
e. Bagi Siswa
Diharapkan agar siswa dapat memahami arti pentingnya pendidikan, dapat
termotifasi, dan menumbuhkan semangat untuk terjun ke dunia kerja industri.
10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori.
1. Kesiapan Kerja Industri Jasa Konstruksi
a. Pengertian
Pada masa pembangunan di era sekarang ini , tenaga kerja yang banyak
dibutuhkan adalah tenaga kerja yang terampil, terdidik dan terlatih yang siap
memasuki dunia kerja. Menurut Finch dan Crunkilton yang dikutip Rusyadi,
(2000 :10-11) bahwa untuk membentuk kesiapan kerja siswa sekolah kejuruan
dan teknologi selain diperlukan pengetahuan dalam bentuk teori maupun praktik
juga diperlukan aspek mental dan sikap kerja.
Menurut Slameto yang dikutip dari Martanto (2003:11-13), “kesiapan
merupakan keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi
respon/jawaban didalam cara tertentu terhadap suatu situasi. Penyesuaian kondisi
pada suatu saat akan berpengaruh pada kecendrungan untuk memberi respon.
Kondisi tersebut mencangkup setidak-tidaknya 3 aspek yaitu :
1) Kondisi fisik, mental, dan emosional.
2) Kebutuhan-kebutuhan, motif dan tujuan.
3) Keterampilan, pengetahuan dan pengertian lainnya yang telah dipelajari.
Ketiga aspek tersebut akan mempengaruhi dan memenuhi sesuatu, atau
menjadi kecendrungan untuk berbuat sesuatu. Dalam kondisi fisik tersebut tidak
termasuk kematangan, walaupun kematangan termasuk kondisi fisik. Kondisi fisik
yang sementara waktu/temporer, serta yang tidak untuk sementara waktu.
Sedangkan kondisi mental menyangkut kecerdasan.
11
Kesiapan merupakan modal utama bagi seseorang untuk melakukan semua
jenis pekerjaan, sehingga dengan kesiapan kerja ini diharapkan bias memperoleh
hasil yang maksimal. Penguasaan pengetahuan teori dan kemampuan praktik serta
dimilikinya sikap kerja yang baik merupakan unsur penting dalam kesiapan kerja.
Kesiapan berhubungan dengan kesedian untuk melatih diri tentang keterampilan
tertentu yang dinyatakan dengan usaha untuk melaporkan kehadirannya,
mempersiapkan alat, menyesuaikan diri dengan situasi dan menjawab pertanyaan
Ken. Blenchard, (2008:15). Dengan kata lain, kesiapan menunjukkan keadaan
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki sekarang dalam kaitannya dengan
keadaan berikutnya yang diharapkan bisa tercapai.
Aspek penguasaan pengetahuan teori menentukan kemampuan seseorang
dalam mengatasi atau menginterprestasikan informasi berupa fenomena yang
terjadi dihadapannya. Begitu pula dengan penguasaan pengetahuan praktik
membuat seseorang mengorganisir dan melaksanakan serta menyelesaikan tugas
atau kerja praktik dengan baik. Sikap merupakan salah satu aspek mental yang
menyebabkan timbulnya pola-pola pikir tertentu dalam diri individu. Jika sikap
telah terbentuk, maka sikap ini akan turun menentukan cara-cara bertingkah laku
terhadap obyek tertentu.
Menurut Thornidike dalam Slameto, (2003 :114 ) mengemukakan bahwa
kesiapan adalah persyaratan untuk belajar dimasa berikutnya, menurut belajar
asosiatif, sedangkan menurut Bruner dalam Slameto, (2003 :114) perkembangan
anak tidak menjadi hal, yang penting adalah peranan guru dalam mengajar.
Menurut dia, setiap bahan pelajaran atau mata pelajaran apapun dapat diajarkan
pada setiap siswa, pada setiap siswa tingkat perkembangan yang mana saja asal
12
diajarkan dengan cara yang sebaik-baiknya. Cara-cara sebaiknya ini tentu saja
sesuai dengan tingkat perkembangan, dan berikut prinsip-prinsip kesiapan.
1) Semua aspek perkembangan (kondisi fisik, bakat, kematangan, kecerdasan)
berinteraksi (saling pengaruh mempengaruhi).
2) Kematangan jasmani dan rohani adalah perlu untuk memperoleh manfaat dan
pengalaman.
3) Pengalaman-pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap kesiapan.
4) Kesiapan dasar untuk tertentu terbentuk dalam periode tertentu selama masa
pembentukan dalam masa perkembangan.
Bedasarkan pendapat tersebut dapat dikemukakan bahwa kesiapan terhadap
sesuatu dapat diartikan sebagai tingkat kesiapan untuk dapat menerima dan
memperaktikkan tingkah laku tertentu yang mempengaruhi tingkat kemasakan,
pengalaman-pengalaman yang diperlukan serta keadaan mental dan emosi yang
serasi.
b. Aspek-Aspek Kesiapan Mental
Kondisi yang saling berkaitan antara kematangan yang berasal dari dalam diri
siswa dan tingkat kemauan yang keras untuk mendapatkan ilmu pengetahuan akan
mempercepat seseorang siap dalam segala kegiatan. Dalam hal ini adapun aspek-
aspek yang mempengaruhi kesiapan kerja yaitu :
1) Motifasi Kerja
Minat merupakan sifat yang membuat orang senang akan obyek, situasi atau
ide-ide tertentu. Menurut Moh.As’ad, (1999:45) motivasi bukanlah suatu perkara
yang mudah, baik memahaminya, apalagi dalam menerapkannya. Tidak mudah
dikarenakan berbagai alasan dan pertimbangan. Akan tetapi yang jelas adalah
13
bahwa dengan motifasi yang tepat maka para siswa akan terdorong untuk berbuat
maksimal dalam melaksanakan tugasnya.
Selanjutnya Gibson, (1999:12) mengemukakan bahwa motifasi kerja adalah
dorongan-dorongan yang timbul dalam diri seseorang yang mengarahkan dan
menggerakkan prilaku. Jadi motifasi merupakan suatu sikap seseorang terhadap
tugas-tugas yang mengarah pada kepuasan kerja.
Proses timbulnya motivasi umumnya diawali dengan munculnya suatu
kebutuhan (needs) yang belum terpenuhi sehingga menyebabkan adanya ke tidak
seimbangan antara fisik dan psikologis dalam diri seseorang. Kemudian ketidak
seimbangan tersebut menyebabkan orang berusaha menguranginya dalam prilaku
tertentu. Usaha inilah yang disebut dorongan (drives), misalnya kebutuhan makan
diwujudkan dalam bentuk dorongan rasa lapar, dan kebutuhan untuk berteman
menjadi dorongan untuk bersosialisasi. Selanjutnya orang tersebut akan menerima
insentif (incentive) sebagai akibat dari usaha yang ia lakukan (Luthans, 1995:11).
2) Minat kerja
Minat merupakan aspek individu, yaitu berhubungan dengan kesiapan mental,
juga dipandang bahwa minat merupakan suatu keadaan individu yang mempunyai
peranan penting yang erat hubungannya dengan kebutuhan. Menurut Moh.Surya
Darul Ridwan, (2004:13) yang dikutip dari Mifthul mengartikan bahwa minat
merupakan kecendrungan individu untuk memusatkan perhatian kepada suatu
obyek atau kegiatan yang berkaitan dengan dirinya yang dinyatakan dalam bentuk
tingkah laku.
Minat erat hubungannya dengan idividu, oleh karenanya dapat didefinisikan
sebagai kesadaran seseorang bahwa sesuatu obyek ataupun situasi mengandung
sangkut paut dengan dirinya atau dengan kehidupannya (Witherington, 2000:122).
14
Obyek atau bidang yang dimaksud dapat bersifat materi seperti minat terhadap
benda atau barang, namun juga dapat bersifat abstrak misalnya minat terhadap
musik, minat terhadap seni, minat belajar dan yang lainnya.
Moh As’ad yang di kutip oleh Darul Ridwan, (2004:18) memandang bahwa
bekerja adalah adanya kebutuhan yang harus dipenuhi karena bekerja juga
merupakan aktivitas baik fisik maupun mental yang pada dasarnya adalah bawaan
dan mempunyai tujuan yaitu mendapat kepuasan.
Pengertian minat dapat juga diartikan sebagai kecendrungan yang akan
menetap, dimana subyek merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan merasa
senang berkecimpung dalam hal tertentu (Ken.Blanchard, 2008:25). Jadi bila
seseorang berminat pada sesuatu maka ia akan melibatkan dirinya dalam
obyeknya dan berusaha mengetahui segala apa yang ada dalam obyek tersebut. Ini
berarti bahwa seseorang yang mempunyai minat terhadap suatu obyek maka orang
tersebut mau berusaha atau mau melakukan langkah-langkah kongkrit untuk
mengetahui segala sesuatu mengenai obyek yang dinanti itu.
Bedasarkan uraian tentang minat, kaitannya dengan pekerjaan, minat kerja
dalam konteks ini adalah perhatian, keinginan, rasa suka dan rasa terikat atau
kecendrungan berhubungan lebih aktif dari siswa terhadap pekerjaan di industri
yang relevan, dimana pekerjaan tersebut memang bersangkut paut dengan
kepentingan dirinya. Dengan demikian siswa yang menaruh perhatian, keinginan,
rasasenang dan terikat, ini berarti ia berminat terhadap bidang pekerjaan tersebut.
Minat kerja merupakan salah satu faktor yang turut menentukan kesiapan
kerja. Madsudnya adalah apabila minat kerja tinggi, kesiapan kerja yang
diharapkan akan meningkat. Sebaliknya minat kerja seseorang rendah dapat
mengakibatkan kesiapan kerjanya rendah. Bahkan lebih dari itu, ia akan
15
kehilangan daya dorong sehingga tidak lagi menaruh perhatian atau rasa senang
terhadap pekerjaannya.
Minat kerja di industri adalah perhatian, kesukaan, keinginan dan
kecendrungan hati yang tinggi untuk bekerja di industri. Pengertian industri dalam
konteks ini adalah kegiatan dari sektor jasa konstruksi didalam merancang
bangunan dan perekayasaan.
Dari pengertian minat dan kerja diatas, maka minat kerja dapat diartikan
sebagai kecendrungan yang menetap pada diri individu untuk merasa senang dan
tertarik pada aktifitas secara fisik, psiks, mental, dan sosial yang dilakukan atas
kesadaran sendiri dengan tujuan memperoleh kepuasan, status, imbalan ekonomi,
financial, isi dan maka hidup serta mengikat seseorang pada individu lain dan
masyarakat.
3) Etos Kerja
Etos kerja merupakan suatu sikap jiwa seseorang untuk melaksanakan suatu
pekerjaan dengan perhatian yang penuh, maka pekerjaan itu akan terlaksana
dengan sempurna walaupun banyak kendala yang harus diatasi, baik karena
motivasi kebutuhan atau karena tanggung jawab yang tinggi. Etos kerja seseorang
erat kaitannya dengan kepribadian, prilaku, dan karakternya. Setiap orang
memiliki internal being yang merumuskan siapa dia. Selanjutnya internal being
menetapkan respon, atau reaksi terhadap tuntutan external. Respon internal being
terhadap tuntutan external dunia kerja menetapkan etos kerja seseorang (Singer,
2000:25).
Etos kerja berasal dari bahasa Yunani ethos yakni karakter, cara hidup,
kebiasaan seseorang, motifasi atau tujuan moral seseorang serta pandangan dunia
mereka, yakni gambaran, cara bertindak ataupun gagasan yang paling
16
komprehensif mengenai tatanan. Dengan kata lain etos adalah aspek evaluatif
sebagai sikap mendasar terhadap diri dan dunia mereka yang diefleksikan dalam
kehidupannya (Khansanah, 2004:8).
Etos kerja dapat diartikan sebagai kosep tentang kerja atau pradigma kerja
yang diyakini oleh seorang ataupun sekelompok orang sebagai baik dan benar
yang diwujudkan melalui prilaku kerja mereka secara khas (Sinamo, 2003:2).
4) Sikap kreatif
Ditinjau dari segi pribadi, kreatifitas dapat diartikan sebagai adanya ciri-ciri
kreatifitas yang terdapat pada diri anak. Ciri-ciri tersebut meliputi ciri yang
bersifat aptitude atau kognitif (berkaitan dengan kemampuan berfikir) dan ciri
yang bersifat non aptudate atau efektif (berkaitan dengan sikap dan perasaan).
Kreatif adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik
berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam karya baru maupun kombinasi
dengan hal-hal yang sudah ada, yang belum pernah ada sebelumnya dengan
menekankan kemampuan yaitu yang berkaitan dengan kemampuan untuk
mengkombinasikan, memecahkan atau menjawab masalah, dan cerminan
kemampuan operasional anak kreatif.
Menurut Rogers dalam Basuki, (2010:89) proses kreatif adalah munculnya
tindakan dalam suatu produk baru yang tumbuh dari keunikan individu, dan dari
pengalaman yang menekankan pada produk yang baru, interaksi individu dengan
lingkungannya atau kebudayaannya. Menurut Sternberg dalam Afifa, (2007:75)
seorang yang kreatif adalah seorang yang dapat berfikir sintesis artinya dapat
melihat hubungan-hubungan dimana orang lain tidak mampu melihatnya yang
mempunyai kemampuan untuk menganalisis ide-idenya sendiri serta
mengevaluasi nilai ataupun kwalitas karya pribadinya, mampu menterjemahkan
17
teori dan hal-hal yang abstrak ke dalam ide-ide praktis, sehingga individu mampu
meyakinkan orang lain mengenai ide-ide yang akan dikerjakannya.
Untuk mencapai tumbuhnya kreatifitas menurut Csikszentmihalyi dalam
Afifa, (2007:35) diperlukan akses terhadap ranah yang diminati, yang ditemukan
juga oleh faktor keberuntungan. Contohnya adalah bila anak dilahirkan dalam
keluarga yang mendukung minatnya, sekolah yang memberikan terhadap
tumbuhnya berbagai aspek kecerdasan, adanya pembimbing yang dapat
mengarahkan minat dan bakatnya (sebagai motivator dan fasilitator), serta adanya
guru atau pelatih yang kompten dibidangnya.
Dari beberapa pendapat yang telah dipaparkan tersebut, dapat disimpulkan
bahwa pada intinya kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan merupakan hasil kombinasi dari beberpa data
atau informasi yang diperoleh sebelumnya, terwujud dalam suatu gagasan atau
karya nyata.
5) Percaya diri
Sebelum membahas lebih jauh rasa percaya diri, perlu dijelaskan terlebih
dahulu mengenai konsef diri (self concept), karena kedua istilah ini mempunyai
pengertian yang hampir sama. Maslow dalam Alwisaol, (2004:24) mengatakan
bahwa kepercayaan diri itu diawali oleh konsep diri. Menurut Centi (1993:9)
konsef diri adalah gagasan seseorang tentang diri sendiri, yang memberikan
gambaran kepada seseorang mengenai dirinya sendiri. Melalui pengalamannya
sendiri dan penilaian orang lain, secara berangsur-angsur seseorang membangun
konsef dirinya.
Sementara itu yang dikutif oleh Sullivan dalam Bastaman, (1995 : 123)
menyatakan bahwa ada dua macam konsef diri yaitu, konsef dari positif dan
18
konsef dari negatif. Konsef dari yang positif terbentuk karena seseorang secara
terus-menerus sejak lama menerima umpan balik yang positif berupa pujian dan
penghargaan. Sedangkan konsef diri yang negatif dikaitkan dengan umpan balik
negatif seperti ejekan dan perendahan.
Menurut Leuter (2002:4) kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau
keyakinan atas kemampuan diri sendiri sehingga dalam tindakan-tindakannya
tidak terlalu cemas, merasa bebas untuk melakukan hal-hal yang sesuai dengan
keinginan dan tanggung jawab atas perbuatannya, sopan dalam berinteraksi
dengan orang lain, mempunyai dorongan prestasi serta dapat mengenal kelebihan
dan kekurangan diri sendiri. Leuster mengambarkan bahwa orang yang
mempunyai kepercayaan diri memiliki ciri-ciri tidak mementingkan diri sendiri
(toleransi), tidak membutuhkan dorongan orang lain optimis dan gembira.
Rasa percaya diri dan optimisme adalah sikap kepribadian yang sangat
menentukan dan tidak begitu mudah untuk dirubah, karena keduanya sukar untuk
dicapai dengan pertimbangan rasional. Persepsi seseorang atas dirinya sendiri
akan sangat berpengaruh terhadap tingkat rasa percaya dirinya. Menurut Ngadini
(2003 : 25) penilaian negatif terhadap diri sendiri merupakan hasil persepsi yang
salah atas dirinya. Dalam proses persepsi ia menerima apa yang terjadi dan
memperhatikan fakta dari peristiwa yang baru dialaminya. Proses selanjutnya ia
akan menilai fakta-fakta itu sesuai dengan yang diyakininya. Dengan demikian
tingkat rasa percaya diri seseorang akan tergantung pada persepsi dan penilaian
yang diberikan atas dirinya.
6) Berfikir Logis
Logika secara etimologis berasal dari bahasa yunani dari kata logike yang
berhubungan dengan kata dan logos yang berarti ucapan. Logika sebagai suatu
19
studi secara sederhana dapat dibatasi sebagai suatu kajian tentang bagaimana
seseorang mampu untuk berfikir dengan shahih sesuai dengan langkah-langkah
metoda ilmiah (Karomani, 2009). Logika merupakan sarana berfikir sistematis,
valid, cepat, dan tepat serta dapat dipertanggung jawabkan.
Berfikir logis merupakan kegiatan berfikir menurut suatu pola tertentu, atau
dengan perkataan lain menurut logika tertentu. Karena itu, berfikir logis adalah
berfikir sesuai dengan aturan-aturan berfikir, seperti setengah tidak boleh lebih
besar dari pada satu. Logis dalam bahasa sehari-hari dapat dimaknai masuk akal.
7) Tanggung Jawab Secara Individu
Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah keadaan
wajib menanggung segala sesuatunya, sehingga dapat diartikan kewajiban
menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan
jawab dan menanggung segala akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku dan
perbuatannya yang disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab juga bearti
berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban. Tanggung jawab terhadap
diri sendiri menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya
sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai individu.
c. Model Pengukuran Kinerja Industri Jasa Konstruksi
1) Benchmarking Di Industri Jasa Konstruksi.
Terlepas dari kepentinganya, data yang dibutuhkan untuk pengukuran
kinerja tidak teridentifikasi dan tidak dikumpulkan dengan baik di industri
konstruksi. Dengan demikian, informasi mengenai kinerja industri konstruksi
cenderung sedikit tersedia. Sebenarnya sudah banyak perusahaan konstruksi
dan instansi yang terkait dengan industri konstruksi yang sudah mengumpulkan
20
data terkait dengan variabel-variabel proyek konstruksi, namun hanya sedikit
yang memiliki proses pengukuran kinerja yang baik yang dapat menyediakan
informasi untuk pengambilan keputusan strategis. Implementasi pengukuran
kinerja yang efektif tidak hanya sekedar memilih indikator kinerja yang tepat,
tetapi lebih kepada perubahan signifikan pada proses pengambilan keputusan dan
pendekatan dalam suatu organisasi (Lantelme et al, 2001: 19).
Salah satu peran dari pengukuran kinerja adalah menjadikan organisasi
tersebut dapat melakukan benchmarking. Benchmarking merupakan sebuah
kegiatan yang sistematis untuk mengukur dan membandingkan kinerja suatu
organisasi terhadap organisasi lain yang sejenis dalam aktivitas bisnisnya
(Garvin,2007:45). Pelajaran yang bisa didapat dari organisasi lain dapat
digunakan untuk memperbaiki capaian dan mendukung perubahan yang
diperlukan. Benchmarking harus bisa menjadi bagian yang terpadu dari
perencanaan dan proses perbaikan dari suatu organisasi (Lantelme et al. 2001: 60).
Telah banyak inisiatif kegiatan bencmarking di industri konstruksi dilakukan
dibeberapa negara seperti Australia, Brazil, Chile, Denmark, Inggris, Amerika
Serikat, Hong Kong, Singapura dan Belanda. Berdasarkan studi yang dilakukan
pada empat sistem pengukuran kinerja yang dikembangkan diempat negara,
yaitu Key Performance Indicators atau KPI (Inggris), NBS-Chile (Chile), CII
BM&M (USA), serta SISIND-Net (Brazil), Costa et al. (2006) menyampaikan
bahwa pada umumnya sistem pengukuran kinerja tersebut menyediakan arahan
untuk pengukuran kinerja, menyediakan benchmarks untuk masing-masing
perusahaan konstruksi, dan identifikasi dan diseminasi best practices di
industri dengan laporan dan jaringan benchmarking. Selain itu, kesimpulan
21
yang didapat dari sistem pengukuran kinerja yang sudah dikembangkan dan
diimplementasikan dibeberapa negara antara lain :
a) Terdapat beberapa halangan yang menyebabkan implementasi system
pengukuran kinerja diberbagai negara tersebut tidak berjalan sesuai dengan
keinginan rancangan yang terkait dengan karakteristik industri konstruksi,
yaitu: sifat industri konstruksi yang berorientasi proyek yang unik,
pembuatan sistem penilaian kinerja proyek dan menggunakannya untuk
kegiatan perusahaan yang rutin perlu usaha yang intensif, tanggung jawab
pengumpulan, pengolahan, dan analisa data tidak terdefinisi dengan baik
pada awal proyek, serta tim manajerial proyek yang selalu berbeda dan
penggunaan sistem penilaian akan tergantung sekali kepada komitmet
manajerial proyek.
b) Sistem yang telah dikembangkan dapat digunakan untuk benchmarking
secara nasional maupun secara lokal, serta dapat dimanfaatkan untuk
membandingkan antar sektor konstruksi. Selain itu setiap system
menyediakan arahan untuk memelihara data secara menerus sehingga statistik
data dapat uptodate.
c) Sistem yang ada mempromosikan perubahan dengan identifikasi dan
penjelasan tentang best practices.
d) Pengukuran kinerja harus sederhana dan didefinisikan dengan baik agar
dapat diimplementasikan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait
dengan implementasi seperti pelatihan untuk pemrosesan data, membantu
lebih jauh perusahaan untuk menggunakan informasi yang tersedia,
memotivasi internal bencmarking pada awalnya sebelum eksternal
benchmarking, memotivasi untuk membagi informasi yang sebanding kepada
22
perusahaan lain, serta menciptakan lingkungan belajar di dalam organisasi
dengan jaringan benchmarking.
2) Model Pengukuran Kinerja Industri
Guna memperoleh gambaran kinerja sektor jasa konstruksi di Indonesia
secara tepat, diperlukan suatu mekanisme penilaian kinerja yang mampu
merefleksikan dinamika interaksi yang terjadi dalam sektor tersebut. Industri jasa
konstruksi mencakup bidang usaha perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan,
sehingga kinerja masing-masing bidang maupun keseluruhannya juga harus dapat
didefinisikan dan diukur. Disisi lain, penilaian kesiapan kerja jasa konstruksi
dapat dilakukan dalam 3 tingkatan, yakni industri, perusahaan, dan proyek,
yang mana ketiganya mewakili tingkatan-tingkatan yang mempunyai karakteristik
dan fungsi yang berbeda.
Berdasarkan pada fakta mengenai cakupan industri jasa konstruksi seperti
dijelaskan pada teori, maka kemudian dikembangkan pula langkah-langkah
penilaian kinerjanya, yaitu dikelompokkan pada tingkat industri, tingkat
perusahaan, dan tingkat proyek. Berbagai langkah yang dikembangkan tersebut
ada yang bersifat sebagai indikator masukan, indikator proses, dan indikator
keluaran, diantaranya langkah sebagai berikut (Oemar Hamalik,2007:12) :
a) Langkah 1 : Persiapan (1) Mengisi sebuah lembar kerja persyaratan jabatan (2) Merancang pertanyaan berbasis kinerja (3) Menetapkan cara mengevaluasi keterampilan teknis b) Langkah 2 : Penyaringan (1) Penyaringan surat lamaran dengan menggunakan system peringkat A-B-C (2) Melakukan penyaringan lewat telefon. (3) Menyiapkan wawancara c) Langkah 3 : Wawancara (1) Mengumpulkan data yang berhubungan dengan pekerjaan. (2) Memberikan informasi (3) Mendiskusikan langkah selanjutnya dan merangkumnya. d) Langkah 4 : Penyeleksian
23
(1) Melakukan penilaian non wawancara terhadap keterampilan teknis. (2) Mengisi lembar perbandingan calon (3) Melakukan chek refrensi calon final terbaik. e) Langkah 5 : Penawaran (1) Menetapkan unsure penawaran (2) Melakukan penawaran lisan dan tertulis.
2. Mata Pelajaran Produktif
a. Pengertian Mata Pelajaran Produktif (Kejuruan)
Kata kejuruan sering dikaitkan dengan kata pendidikan, yakni pendidikan
kejuruan, sehingga para ahli cendrung hanya mendefinisikan pendidikan kejuruan.
Dengan mendefinisikan pendidikan kejuruan, kita akan lebih mudah mengerti
mata pelajaran kejuruan itu sendiri
Mata pelajaran kejuruan merupakan mata pelajaran pilihan yang dapat dipilih
siswa sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuan serta kebutuhan daerah dan
pembagunan. Dari tujuan tersebut dapat disimpulkan bahwa mata pelajaran
produktif berfungsi untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan, dan sikap
terhadap profesi kejuruan yang diajarkan serta memberi kesadaran untuk selalu
meningkatkan mutu pendidikan.
Mata pelajaran di SMK di bedakan menjadi tiga (3) kelompok yaitu mata
pelajaran normatif, mata pelajaran adaptif dan mata pelajaran produktif. Mata
pelajaran produktif adalah kelompok mata pelajaran yang membekali peserta
didik agar memiliki kopetensi kerja sesuai Standard Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia (SKKNI). Dalam hal SKKNI belum ada, maka digunakan standard
kompetensi yang disepakati oleh forum yang dianggap mewakili dunia usaha /
indstri atau asosiasi profesi. Program produktif diajarkan secara spesifik sesuai
dengan kebutuhan tiap program keahlian. Depdikbud, (2000:3) mata pelajaran
24
produktif adalah segala mata pelajaran yang dapat membekali pengetahuan teknik
dasar keahlian kejuruan.
b. Prestasi Mata Pelajaran Produktif (Kejuruan)
Pada program kejuruan praktik diarahkan pada pencapaian tujuan yang
bersifat psikomotorik, sedangkan program kejuruan teori diarahkan pada
pencapaian kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut R.H. Dave yang di kutif
Sukriman, (1996 :19), membagi ranah psikomotorik ke dalam lima peringkat yang
paling sederhana sampai peringkat yang paling komplek. Kelima pringkat tersebut
dari yang paling sederhana ke yang komplek adalah imitasi, minipulasi, presisi,
artikulasi dan naturalisasi. Pembagian peringkat ranah psikomotorik dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1) Imitasi, yaitu melakukan kegiatan yang pernah dilihat atau diperhatikan
sebelumnya dan kegiatan tersebut sifatnya masih sederhana, imitasi sifatnya
factual, ialah persis sama dengan apa yang dilihat atau apa yang diperhatikan
sebelumnya.
2) Manipulasi, yaitu melakukan kegiatan tertentu meskipun kegiatan tersebut
belum pernah dilihatnya, jadi hanya bedasarkan petunjuk/perintah. Manipulasi
ini sifatnya bukan factual lagi, meskipun kegiatannya masih sederhana.
3) Presisi, yaitu melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya presisi, mengandung
unsur ketelitian, keseimbangan, sekalipun jenis kegiatannya belum utuh.
4) Artikulasi, yaitu melakukan project work, atau kegiatan yang utuh yang
komponen-komponennya merupakan kegiatan yang sifatnya presisi.
5) Naturalisasi yaitu mampu mengubah kegiatan-kegiatan yang melibatkan fisik
semata, karena sudah adanya rutinitas kerja yang telah dibina.
25
Pada uraian diatas dapat kiranya menunjukkan bahwa untuk mendapatkan
keterampilan praktik dibidang teknik bangunan diperlukan penguasaan pringkat-
pringkat pada ranah psikomotorik, mulai dari pringkat yang sederhana sampai
peringkat yang paling komplek. Dengan penguasaan keterampilan praktik
diharapkan akan mempermudah dalam mencapai tingkat kemampuan praktik
teknik bangunan.
Prestasi yang diperoleh oleh siswa dalam mata pelajaran produktif
menunjukkan tingkat penguasaan pengetahuan dan sikap yang dimiliki oleh siswa
pada mata pelajaran produktif. Dari prestasi mata pelajaran produktif yang telah
dicapai siswa dapat diketahui sejauh mana program-program kejuruan dapat
dikuasai oleh siswa. Siswa yang prestasinya tinggi dalam mata pelajaran produktif
akan memiliki kemampuan kejuruan yang tinggi pula, dan begitu juga sebaliknya.
Untuk mengetahui prestasi yang dimiliki oleh siswa selama proses pendidikan
mata pelajaran produktif dapat dilihat pada nilai yang tercantum pada raport. Nilai
raport menggambarkan prestasi hasil belajar yang didapat oleh siswa selama satu
memester. Bedasarkan nilai pada raport dapat diketahui seberapa jauh
pengetahuan dan bagaimana keterampilan serta sikap yang dikuasai oleh siswa.
3. Praktik Kerja Lapangan
a. Pengertian Praktik Kerja Lapangan.
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang ditimbulkan dan
dibentuk melalui praktik dan pelatihan. Dengan belajar orang akan memperoleh
pengalaman. Pengalaman yang diperoleh siswa akan dipengaruhi pengetahuan,
keterampilan dan sikap siswa yang bersangkutan. Dengan demikian antara
26
kegiatan belajar dengan perolehan pengalaman merupakan dua hal yang saling
mengisi dan berkaitan.
Menurut Johnson yang dikutip oleh Martanto, (2008:12-13) praktik kerja
lapangan adalah metoda pelatihan yang terjadi ditempat kerja dan umumnya
berupa pelatihan technical skill dan lebih berfokus pada peningkatan produktivitas
secara cepat. Sedangkan W.J.S Poerwodarmito dalam Kamus Umum Bahasa
Indonesia, adalah cara melakukan apa yang terdapat di dalam pelajaran teori.
Praktik kerja lapangan adalah bekerja di luar kelas pada suatu instansi yang
sedang beroprasi (Johnson yang dikutip oleh Martanto, 2005,12-13). Sebagai
upaya penerapan dan pembandingan antara pekerjaan yang senyatanya dengan
teori yang didapat siswa didalam kelas sebagai bagian dari kurikulum yang
diwajibkan untuknya.
Praktik kerja lapangan dilaksanakan/bekerja diluar kelas pada suatu instansi
yang sedang beroprasi, sebagai upaya penerapan dan pembanding antara
pekerjaan yang nyata dengan teori-teori yang didapat ketika di dalam kelas
sebagai bagian dari kurikulum yang diwajibkan untuk siswa (Rachmawati,
2008:114). Dalam praktik kerja lapangan, ada dua pihak yang aktif di dalamnya,
yaitu trainees pihak yang di latih, dan trainers sebagai pihak yang melatih.
Melalui berbagai pendapat yang telah dikemukakan di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa praktik kerja lapangan adalah sebuah kegiatan dimana siswa
merupakan apa yang telah didapatkan pada saat proses belajar teori ke dalam
situasi kerja yang sesungguhnya, sekaligus sebagai tolak ukur kemampuan bagi
siswa itu sendiri
Perktik kerja lapangan merupakan suatu bagian yang sangat penting dari
usaha memunculkan perubahan progresif pada setiap siswa atau setidaknya
27
menyesuaikan kemampuan dan keterampilan seseorang siswa yang melakukan
training dengan kebutuhan dan tuntutan masa kini.
b. Peranan dan Tujuan Praktik Kerja Lapangan
Pengaturan pelaksanaan praktik kerja lapangan dilakukan oleh sekolah
dengan mempertimbangkan beberapa hal diantaranya : kesediaan lembaga atau
dunia kerja untuk dapat menerima siswa, struktur program kurikulum, kalender
pendidikan pada tahun ajaran serta situasi dan kondisi setempat.
Sedangkan menurut Manullang, (2008:69) Tujuan dari praktik kerja lapangan
ada beberapa diantaranya : (1) Agar para peserta praktik kerja lapangan dapat
melakukan pekerjaan dengan lebih efesien. (2) Menambah pengetahuan agar lebih
mudah melaksanakan tugas yang dibebankan pada pederta praktik kerja lapangan.
(3) Untuk meminimalisasi kesalahan yang ada di dunia kerja nantinya. (4) Praktik
kerja lapangan juga bertujuan untuk mengembangkan kemampuan pesertannya.
Kegiatan siswa selama melaksanakan praktik kerja lapangan adalah:
a) Memantapkan keterampilan sesuai dengan jurusannya.
b) Mempelajari organisasi perusahaan atau tempat praktik seperti :
(1) Riwayat perusahaan (perkembangan usaha)
(2) Struktur organisasi.
(3) Manajemen.
(4) Disiplin kerja
(5) Keselamatan kerja
(6) Pemeliharaan tempat kerja dan lingkungan hidup.
c) Mempelajari :
(1) Proses kerja
(2) Pemeliharaan dan perawatan alat atau mesin
28
(3) Tata lakasana peralatan atau bahan.
Usai pelaksanaan praktik kerja lapangan kewajiban siswa untuk membuat
laporan sementara yang disahkan oleh dunia industri atau lembaga magang.
Penulisan laporan dikonsultasikan kepada guru pembimbing sehingga
memperoleh hasil sesuai dengan ketentuan. Pada kurun waktu yang telah
ditentukan siswa menyerahkan laporan sebanyak 3 eksemplar atau lebih kepada
kepala sekolah sesuai dengan ketentuan yang berlaku disekolah.
Siswa yang telah menuntaskan pelaksanaan prakti kerja lapangan dan
membuat lapaoran tertulis mendapatkan nilai setelah dievaluasi oleh tim. Setelah
pelaksanaan praktik kerja lapangan dengan baik siswa dapat memperoleh
sertifikat yang disahkan oleh pihak industri dan lembaga pendidikan sekolah.
c. Peranan Industri Dalam Praktik Kerja Lapangan
Sebagian sudah banyak SMK yang memanfaatkan dunia kerja dan industri
sebagai tempat praktik maupun sekedar difungsikan sebagai menambah wawasan
tentang dunia kerja kepada peserta didiknya. Berikut ini beberapa fungsi dari
DU/DI yang selama ini ada dalam praktik.
1) Pengalaman Belajar di Lapangan.
Terdapat berbagai bentuk pengaturan proses belajar, dan begitu pula banyak
tempat dimana pendidikan teknik dapat dilangsungkan. Salah satunya kegiatan
proses belajar yang dapat dilangsungkan di luar sekolah adalah praktik kerja
lapangan. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk belajar di lapangan karena
waktu belajar sepenuhnya dilakukan di lapangan.
Di industri jika dilihat dari sudut pandang pendidikan adalah memberikan
fungsi ganda pada suatu pekerjaan, yaitu sebagai tempat keerja dan sekaligus
tempat belajar. Siswa kerja aktif sebagaimana layaknya seorang karyawan,
29
praktikan bekerja sesuai program kerja yang telah disetujui untuk mendapatkan
keterampilan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Dalam melaksanakan tugas
ini siswa dibimbing langsung oleh orang yang ditunjuk perusahaan atau instansi
yang bersangkutan, dan segala aktifitas selama praktik dicatat untuk kemudian
disusun menjadi sebuah laporan praktik kerja industri.
Dengan praktik kerja lapangan di industri kesempatan untuk menimba dan
meningkatkan pengetahuan serta keterampilan menjadi terbuka bagi siswa.
Praktik kerja lappangan berdapak positif terhadap motivasi belajar dan dapat
menimbulkan semangat untuk belajar. Sebagian yang diungkapkan oleh Moh
As’ad, (1999:63) Apabila siswa berhasil dalam menerapkan hal-hal yang sudah
dipelajari mengenai bidang kejuruannya akan mempengaruhi positif terhadap
motivasi belajar. Siswa melihat nilai praktis dari aktifitas mereka dalam
pendidikan, dan karenanya mau melanjutkan upaya belajar, kesan meminta
penjelasan dan menanyakan informasi latar belakang. Ini menimbulkan interaksi
yang bermanafaat., antara pelajaran di sekolah dengan pengalaman praktik
ditempat kerja.
Sehingga pengalaman prakti kerja di lapangan dapat menambah pengalaman
bagi siswa dalam melakukan proses faktualisasi karena dapat menguji dan dapat
membandingkan pengetahuan teoritisnya dengan situasi dan keadaan yang
sebenarnya. Disamping itu, dapat membuka kesempatan untuk meraih
pengetahuan dan teknologi yang baru sebanyak-banyaknya.
Dalam pengalaman belajar di lapangan, perkembangan peningkatan
pengetahuan dan keterampilan siswa tidak terlambat oleh siswa lain dalam
kelompoknya, karena dalam pengalaman belajar di lapangan terjadi penyesuaian
individual antara siswa dalam cara dan kemampuannya. Siswa dapat belajar
30
dengan tempo dan kecepatan masing-masing, serta dapat menyerap materi
pengalaman sebanyak-banyaknya.
2) Industri sebagai sarana menambah pengetahuan, sikap dan keterampilan.
Dalam semua system pendidikan yang terutama berlandaskan sekolah sebagai
tempat belajar, terdapat permasalahan adanya jarak dari praktik dan aktifitas kerja.
Dalam pendidikan kejuruan di sekolah, sulit sekali diberikan gambaran yang
realistis mengenai dunia kerja pada siswa, sekolah hanya menyampaikan wujud
yang kurang sempurna dari dunia kerja pada kejuruan yang sempurna. Untuk
mendekatkan jarak antara sekolah dengan lingkungan belajar dapat dilakukan
dengan berbagai cara, salah satunya yang paling dikenal untuk ini adalah
praktikum ditempat kerja atau industri.
Praktikum di dunia industri mempunyai fungsi majemuk, diantaranya berguna
dalam memindahkan peralihan tempat pendidikan ke dunia kerja. Tempat
pendidikan tidak memiliki sarana yang sepadan untuk membiasakan siswa pada
wujud kehidupan kerja. Wawasan yang diperlukan hanya diperoleh dengan jalan
mengumpulkan pengalaman praktik bekerja di tempat yang sebenarnya.
B. Penelitian Yang Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Agus Riyanto (1995) dengan judul “Konstruksi
Kemampuan Dasar Kejuruan, Pengalaman Kerja Lapangan, Dan Persepsi
Tentang Industri Jasa Konstruksi Terhadap Ekspektasi Kerja Di Industri Jasa
Konstruksi Siswa STM Negeri Sekota Madya” Dalam penelitian tersebut
diperoleh hasil bahwa pada taraf signifikansi p = 0,05, kemampuan dasar
kejuruan memberikan sumbangan murni sebesar 6,56 persen (P<0,05),
pengalaman kerja lapangan industri jasa konstruksi sebesar 2,42 persen
31
(P<0,05) dan persepsi tentang industri jasa konstruksi sebesar 3,75 (p<0,05)
persen. Sedangkan sumbangan interaksi kemampuan dasar kejuruan dan
pengalaman kerja lapangan sebesar 21,84 persen dan persepsi tentang industri
jasa konstruksi sebesar 11,93 (P<0,05) persen, sumbangan interaksi
pengalaman kerja lapangan dan persepsi tentang industri jasa konstruksi
sebesar 25,13 persen (P<0,05). Secara bersama-sama ketiga variabel tersebut
memberikan sumbangan interaksi sebesar 29,75 persen (P<0,05).
2. Penelitian yang dilakukan oleh Darul Ridwan (2000) dengan judul “Pengaruh
Informasi Dunia Kerja, Pengalaman Siswa Dalam PSG, Dan Motivasi
Berprestasi Mata Pelajaran Kejuruan Terhadapa Kesiapan Mental Kerja Siswa
Kelas XII Jurusan Bangunan SMK Negeri 5 Surabaya”. Dalam penelitian
tersebut diperoleh hasil analisis bahwa ; (1) Tingkat kesiapan mental kerja
siswa SMK Negeri 5 Surabaya termasuk dalam katagori tinggi dengan harga
rerata sebesar 73 ; (2) Ada pengaruh informasi dunia kerja terhadap kesiapan
mental kerja pada taraf signifikan 5% dengan koefisien regresi (b) = 0,313 dan
besarnya sumbangan efektif informasi dunia kerja sebesar 19,069% ; (3) Ada
pengaruh pengalaman siswa dalam PSG terhadap kesiapan mental kerja pada
taraf signifikan 5% dengan koefisien regresi (b) = 0,202 dan besarnya
sumbangan efektif pengalaman siswa dalam PSG sebesar 17,787% ; (4) Ada
pengaruh motivasi berprestasi mata pelajarankejuruan terhadap kesiapan
mental kerja pada taraf signifikan 5% dengan koefisien regresi (b) = 0,510 dan
besarnya sumbangan efektif motivasi berprestasi mata pelajaran kejuruan
sebesar 29,679% ; (5) Ada pengaruh informasi dunia kerja, pengalaman siswa
dalam PSG, dan motivasi berprestasi mata pelajaran kejuruan secara bersama-
sama terhadap kesiapan mental kerja pada taraf signifikan 5% dengan koefisien
32
determinan R2 = 0,665. Hasil analisis regresi tiga prediktor di peroleh Fhiting =
34,462 > 2,Ftabel = 2,786.
C. Kerangka Berfikir
1. Pengaruh Kemampuan Mata Pelajaran Produktif Terhadap Kesiapan
Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi.
Secara umum penguasaan masing-masing siswa terhadap mata pelajaran
kejuruan dapat diketahui dari hasil akhir semester yang diberikan oleh guru
melalui nilai raport, semakin tinggi penguasaan siswa terhadap mata pelajaran
produktif yang diberikan oleh guru, maka semakin tinggi pula kesiapan kerja
siswa dalam pelaksanaan praktik kerja di bengkel.
Dalam hal ini diduga bahwa pengaruh siswa yang memiliki nilai tinggi dalam
mata pelajaran produktif akan memiliki kesiapan yang tinggi pula terhadap
praktik kerja di bengkel, sehingga akan lebih siap untuk memasuki dunia kerja
industri sangat berpengaruh terhadap kesiapan kerja siswa untuk menjadi tenaga
kerja industri jasa konstruksi. Dengan demikian tinggi rendahnya mata pelajaran
produktif sangat mempengaruhi kesiapan kerja siswa dalam memasuki dunia kerja
industri. Siswa yang memiliki prestasi mata pelajaran produktif pastinya akan
lebih percaya diri dan besar harapanya terhadap kemampuan kejuruan yang
dimilikinya. Dengan demikian diduga akan lebih siap memasuki dunia kerja
industri nantinya.
Dengan demikian bedasarkan uraian di atas diduga bahwa semakin tinggi
motivasi berprestasi mata pelajaran kejuruan sisma maka semakin tinggi pula
kesiapannya untuk memasuki dunia kerja industri sangat berpengaruh terhadap
kesiapan kerja siswa untuk menjadi tenaga kerja industri jasa konstruksi.
33
2. Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Lapangan Terhadap Kesiapan
Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi.
Praktik kerja lapangan mempunyai peranan yang sangat penting dalam
mempersiapakan diri siswa ketika memasuki dunia kerja yang sesungguhnya,
sehingga siswa memiliki bayangan-bayangan yang perlu diperhatikan. Kegiatan
praktik kerja lapangan ini merupakan aspek utama dalam membentuk siswa agar
bias terampil dalam memasuki dunia kerja industri. Kegiatan praktik kerja
lapangan ini akan menghadapakan siswa secara langsung dengan macam dan
situasi kerja yang sesungguhnya. Sehingga diduga siswa akan memiliki
kemampuan kerja yang sesuai dengan kebutuhan di dunia imdustri.
Dalam pelaksanaan praktik kerja lapangan cendrung siswa memiliki
kemampuan yang berfariatif ada siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan ada
pula siswa yang memiliki kemampuan rendah. Tinggi rendahnya kemampuan
praktik kerja lapangan siswa menunjukkan tinggi rendahnya penguasaan mata
pelajaran produktif yang dikuasainya. Disamping itu pula akan mempengaruhi
mental siswa, di mana siswa yang memiliki pengalaman kerja lapangan yang
tinggi akan memiliki rasa percaya diri yang besar terhadap kemampuan kerja
yang dimilikinya. Dengan demikian diduga akan siap dalam memasuki dunia
kerja industri.
Dengan demikian bedasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa diduga
terdapat pengaruh antara praktik kerja lapangan yang dicapai siswa dengan
kesiapan kerjanya dalam memasuki dunia kerja industri nantinya.
34
3. Pengaruh Kemampuan Mata Pelajaran Produktif Dan Pengalaman
Praktik Kerja Lapangan Dengan Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja
Industri Jasa Konstruksi.
Bedasarkan kajian teoritas yang telah dibahas sebelumnya di atas, telah
diketahui bahwa sebelum pelaksanaan praktik kerja lapangan ke dunia kerja
terlebih dahulu siswa dibekali dengan mata pelajaran teori dan praktik yang
dikelompokkan menjadi mata pelajaran produktif. Dalam mata pelajaran produktif
siswa memperoleh pengetahuan sekaligus keterampilan sesuai dengan bidangnya
masing-masing. Kegiatan belajar mata pelajaran produktif lebih ditekankan pada
ilmu aplikatif yang berguna sebagai tumpuan untuk mempelajari pengetahuan dan
keterampilan lebih lanjut.
Praktik kerja lapangan sendiri adalah serangkaian kegiatan belajar yang
merupakan penerapan dan pengembangan terhadap kemampuan siswa baik
kognitif, afektif, dan pshikomotorik. Semakin sering siswa melakukan praktik
dan semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk praktik tersebut, maka akan
semakin tinggi penguasaan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang tersebut.
Semakin tinggi penguasaan pengetahuan dan keterampilan, maka semakin siap
siswa itu untuk terjun ke dunia kerja industri.
Dari uraian tersebut di atas maka dapat diduga bahwa terdapat pengaruh mata
pelajaran produktif dan praktik kerja lapangan terhadap kesiapan siswa menjadi
tenaga kerja sangat berpengaruh terhadap kesiapan kerja siswa untuk menjadi
tenaga kerja industri jasa konstruksi.
35
D. Pradigma Penelitian
Dari kerangka berfikir di atas dapat dibuat pradigma penelitian pengaruh
antara kedua variabel bebas yaitu mata pelajaran produktif dan praktik kerja
lapangan kemudian variabel terikatnya kesiapan menjadi tenaga kerja industri jasa
konstruksi. Adapun pradigma penelitian yang dimadsud adalah sebagai berikut :
Gambar 1.Pradigma ganda dengan dua variabel
R2
R
r2
Keterangan Gambar :
X1 = Variabel prestasi mata pelajaran produktif (Independent) X2 = Variabel pretasi pengalaman praktik kerja lapangan (Independent) Y = Variabel kesiapan kerja menjadi tenaga kerja industri jasa konstruksi (Dipendent) R1 = Pengaruh Mata pelajaran produktif terhadap kesiapan kerja menjadi
tenaga kerja industri jasa konstruksi. R2 = Pengaruh pengalaman praktik kerja lapangan terhadap kesiapan kerja
menjadi tenaga kerja industri jasa konstruksi. R = Pengaruh Mata pelajaran Produktif dan pengalaman praktik kerja
lapangan terhadap kesiapan kerja menjadi tenaga kerja industri jasa konstruksi.
E. Hipotesis Penelitian
Bedasarkan teori-teori, kerangka berfikir dan asumsi yang telah
dikemukakan maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut :
X1
X2
Y
36
1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kemampuan mata pelajaran
produktif terhadap kesiapan menjadi tenaga kerja industri jasa konstruksi siswa.
2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara pengalaman praktik kerja
lapangan terhadap kesiapan kerja tenaga industri jasa konstruksi siswa.
3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kemampuan mata pelajaran
produktif dan pengalaman praktik kerja lapangan terhadap kesiapan menjadi
tenaga kerja industri jasa konstruksi.
37
BAB III METODA PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Ditinjau dari sifatnya penelitian ini merupakan penelitian expost facto, yaitu
penelitian yang dilakukan untuk meneliti suatu peristiwa yang sudah terjadi dan
kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat
menyebabkan timbulnya kejadian tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian
yang menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif
korelasional.
Penelitian deskriptif korelasional karena penelitian ini akan mencari pengaruh
antara satu variabel dengan variabel yang lain yaitu variabel Prestasi Mata
Pelajaran Produktif dan variabel Pengalaman Praktik Kerja Lapangan terhadap
variabel Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi, dan
menggunakan pendekatan kuantitatif karena variabel bebas dan variabel
terikatnya diukur dalam bentuk angka-angka, dan kemudian dicari ada tidaknya
pengaruh antara kedua variabel tersebut dan dikemukakan seberapa besar
pengaruhnya.
B. Definisi Oprasional Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atrubut atau sifat atau aspek dari orang
maupun obyek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2007:20-21).
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang terdiri dari dua variabel bebas
(independent variable) dan satu variabel terikat (Dipendent variable). Variabel
38
bebas dalam penelitian ini adalah Prestasi Mata Pelajaran Produktif, dan
Pengalaman Praktik Kerja Lapangan, sedangkan variabel terikatnya Kesiapan
Menjaadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi. Berikut definisi oprasional
masing-masing variabel.
1) Kemampuan prestasi mata pelajaran produktif: Kemampuan yang diperoleh
siswa dalam bidang mata pelajaran produktif yang ditunjukkan oleh nilai-nilai
yang tercantum dalam raport siswa. Data kemampuan prestasi mata pelajaran
produktif dapat diperoleh melalui dokumen nilai pada raport siswa dari
semester I, II, dan III kemudian diambil nilai rata-ratanya.
2) Pengalaman praktik kerja lapangan : Pengalaman praktik kerja lapangan adalah
hasil yang telah dicapai siswa dalam mengikuti kegiatan praktik kerja
lapangan, yang dapat di ukur hasilnya. Indikator yang digunakan untuk
mengetahui data pengalaman praktik kerja lapangan ini adalah dari nilai
akhir/nilai raport yang sudah diolah.
3) Kesiapan menjadi tenaga kerja industri jasa konstruksi : adalah keadaan
psikologis (keadaan mental dan emosi) yang menunjukkan tanda-tanda
kesiapan kerja. Sebagai indikator adalah tanda-tanda kesiapan kerja yaitu
mempunyai : memiliki rasa motifasi kerja, memiliki keinginan bekerja (minat
kerja), memiliki sikap kreatif, memiliki etos kerja yang tinggi, memiliki rasa
percaya diri, memiliki kemampuan berfikir logis, serta mampu bertangggung
jawab secara individu.
39
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Ronny Kountur, (2007:111) populasi adalah suatu kumpulan
menyeluruh dari suatu obyek yang merupakan perhatian peneliti. Konsentrasi
populasi pada penelitian ini adalah semua siswa kelas XI khususnya jurusan
teknik bangunan program keahlian teknik gambar bangunan SMK Negeri 2
Yogyakarta tahun ajaran 2011/2012. Berdasarkan data hasil observasi yang
diperoleh peneliti bahwa saat ini siswa jurusan bangunan program keahlian teknik
gambar bangunan kelas XI berjumlah 71 siswa.
2. Sampel
Sampel adalah sebuah kelompok anggota yang menjadi bagian populasi
sehingga juga memiliki karakteristik populasi. Untuk menentukan besarnya
sampel menurut (Suharsimi Arikunto, 2002 : 112) apabila subjek kurang dari 100,
lebih baik diambil semua hingga penelitiannya menjadi jenis penelitian populasi.
Jika subyeknya lebih besar dapat diambil antara 90-85% atau 80-75%. Dalam
penelitian ini digunakan sampel dari semua populasi karena bedasarka data di
lapangan jumlah populasi kurang dari 100, maka sampel yang digunakan
keseluruhan berjumlah 71 siswa.
Adapun kriteria inklusi adalah sebagai berikut:
a. Responden berasal dari Siswa kelas XI SMK Ngeri 2 Yogyakarta Jurusan
Teknik Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan.
b. Responden memiliki berkas nilai raport dari semester I sampai dengan
semester III
c. Responden sudah melaksanakan praktik kerja lapangan hingga diperoleh nilai
baku.
40
d. Responden yang bersedia terlibat dalam penelitian.
Kriteria eksklusi adalah sebagian dari subyek yang memenuhi kriteria insklusi
tetapi harus dikeluarkan dari penelitian karena sebagai sebab yang dapat
mempengaruhi hasil penelitian sehingga terjadi bias. Kriteria eksklusi dalam
penelitian ini adalah :
a. Responden tidak sedang sakit sehingga mempengaruhi pengisian data.
b. Responden hanya terdaftar masih sebagai siswa aktif di SMK Negeri 2
Yogyakarta akan tetapi jarang hadir dalam proses kegiatan belajar mengajar.
c. Tidak bersedia menjadi responden.
D. Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 2 Yogyakarta dengan alamat Jalan
A.M Sangaji Yogyakarta. Dipilihnya SMK ini karena Siswa kelas XI sudah
melaksanakan praktik kerja lapangan yang biasanya SMK lain pelaksanaa praktik
kerja lapangannya dilaksanakan setelah siswa kelas XII serta SMK ini merupakan
SMK faforit dengan mutu kelulusan yang sangat baik di Daerah Istimewa
Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan pada akhir bulan Mei-Juni 2012.
E. Teknik Pengumpulan Data
Penetuan teknik pengumpulan data berkaitan dengan variabel yang berkaitan
sesuai apa yang akan diungkap datanya. Dalam penelitian ini ada tiga variabel
yang ingin diungkap datanya, yaitu : a) variabel prestasi nilai mata pelajaran
produktif, b) variabel pengalaman praktik kerja lapangan, c) kesiapan menjadi
tenaga kerja industri jasa konstruksi. Pada penelitian ini menggunakan dua metode
pengumpulan data, yaitu :
41
1. Metoda dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu pengumpulan data yang bersumber pada hal-hal
atau benda-benda yang tertulis, seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-
peraturan, notulen, rapor, catatan harian dan sebagainya (Suharsimi Arikunto,
2002:135). Dalam penelitian ini metode dokumentasi dilakukan peneliti untuk
mendapatkan data tentang rata-rata nilai prestasi mata pelajaran produktif dari
semester I sampai dengan semester III siswa kelas XI jurusan bangunan teknik
gambar bangunan SMK Negeri 2 Yogyakarta.
2. Metoda Angket
Menurut Sugiyono, (2008:142) angket merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawab yang prinsip penilaiannya menyangkut
beberapa faktor yaitu : isi dan tujuan pertanyaan, bahasa yang digunakan mudah
dipahami, pertanyaan tertutup terbuka-negatif positif, pertanyaan tidak mendua
arti, tidak menanyakan hal-hal yang sudah lupa, pertanyaan tidak mengarahkan,
panjang pertanyaan, dan urutan pertanyaan.
Kuesioner dalam penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi
tentang kesiapan menjadi tenaga kerja industri jasa konstruksi siswa terhadap
prestasi mata pelajaran produktif dan pengalaman praktik kerja lapangan yang
ditujukan pada siswa kelas XI jurusan bangunan teknik gambar bangunan SMK
Negeri 2 Yogyakarta.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur nilai variabel
yang diteliti (Sugiono, 2008 : 103). Alat yang digunakan dalam penelitian ini
adalah berupa angket dan dokumentasi.
42
Menurut Herminarto Sofyan untuk langkah penyusunan angket melalui dua
tahap yaitu : tahap persiapan dan tahap uji coba, untuk perinciannya sebagai
berikut :
1. Tahap Persiapan
a. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai dengan angket
b. Merumuskan definisi oprasional dari setiap variabel yang akan diungkap.
c. Menentukan indikator-indikator setiap variabel yang diambil dari kajian
pustaka.
d. Menyusun angket sementara untuk selanjutnya dikonsultasikan serta
divalidasikan oleh dosen pembimbing.
2. Tahap Uji Coba.
a. Menyebar angket kepada sejumlah responden berjumlah 32 siswa dalam
populasi penelitian.
b. Menganalisis hasil uji coba untuk mengetahui tingkat validitas butir soal atau
item dengan rumus korelasi prodak momen angka kasar.
c. Pemilihan dan seleksi atas item-item sosial yang valid dipertahankan apabila
item mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Sedangkan yang
tidak valid perlu didrop dan direvisi jika instrumentersebut penting yang masih
diperlukan.
1) Instrumen Mata Pelajaran Produktif
Instrumen mata pelajaran produktif bertujuan untuk memperoleh informasi
dari responden mengenai nilai prestasi mata pelajaran produktif yang diambil dari
nilai rapot siswa mulai dari semester I sampai dengan semester III siswa kelas XI
Teknik Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2
Yogyakarta.
43
2) Instrumen Pengalaman Praktik Kerja Lapangan
Instrumen ini bertujuan untuk memperoleh informasi dari responden tentang
prestasi pengalaman praktik kerja lapangan yaitu berupa nilai hasil praktik kerja
lapangan yang sudah diolah siswa kelas XI Teknik Bangunan Program Keahlian
Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Yogyakarta yang sudah melaksanakan
praktik kerja lapangan.
3) Instrumen Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi
Instrumen yang digunakan berupa angket dengan jenis angket tertutup yaitu
angket yang jawabannya sudah disiapkan. Kuisioner kesiapan menjadi tenaga
kerja industri jasa konstruksi dibuat dalam upaya menjaring data primer, yang
disebarkan kepada subyek penelitian. Kuisioner kesiapan mental kerja
dikembangkan bedasarkan indikator-indikator yang dikaji dari kerangka
konseptual dan definisi. Masing-masing indikator dijabarkan menjadi beberapa
butir pertanyaan. Setiap butir pertanyaan dimadsudkan untuk mengungkap data
pendapat responden tentang kesiapan mental kerja indusri jasa konstruksi,
sehingga responden tinggal memilih jawabannya. Pernyataan dalam angket
berpedoman pada variabel penelitian yang dijabarkan dalam beberapa butir soal,
berupa pernyataan obyektif dan bersifat positif sehingga responden tinggal
memberi tanda centang (√) pada salah satu alternatif jawaban yang dianggap
sesuai dengan keadaan responden. Angket ini disusun dengan model Skala Likert
yang menggunakan empat alternatif pilihan jawaban.
44
Tabel 1. Skor Alternatif Jawaban Intrumen Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja
Industri Jasa Konstruksi
Alternatif Jawaban Skor Sangat Setuju 4
Setuju 3 Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja
Industri Jasa Konstruksi
INDIKATOR NO. ITEM JUMLAH
BUTIR
Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja Industri
Jasa Konstruksi Siswa.
1. Motifasi Kerja
2. Minat Kerja
3. Sikap Kreatif
4. Etos Kerja
5. Percaya Diri
6. Berfikir Logis
7. Tanggung Jawab Secara Individu
1,2,3,4,5
6,7,8,9
10,11,12,13,14,15.
16,17,18,19
20,21,22,23,24,25
26, ,28,29,30
31,32,33,34,35
5
4
6
4
6
4
5
Total butir instrument 34
G. Pengujian Instrumen
1. Uji Validitas Instrumen
Suatu instrument dikatakan valid apabila dapat digunakan untuk mengukur
apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2008:121). Uji validitas dilaksanakan
dengan rumus korelasi dari karl Pearson yang terkenal dengan Korelasi Product
Moment dengan angka kasar. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :
45
( )( )( ){ } ( ){ }2222
iiii
iiiiXY
yynxxn
yxyxnr
∑−∑∑−∑
∑∑−∑=
keterangan:
r�� = koefisien korelasi antara X dan Y N = jumlah subyek ∑X = jumlah skor butir soal X ∑Y = jumlah skor total ∑X� = jumlah kuadrat skor butir soal X ∑Y� = jumlah kuadrat skor total ∑XY = jumlah perkalian X dan Y
(Burhan Nurgiyantoro,2009:338)
Selanjutnya harga �� dikonsultasikan dengan r ���� dengan taraf signifikan
95%. Jika r�� ��� lebih besar atau sama dengan r ���� maka item tersebut
dinyatakan valid. Apabila koefisien korelasi rendah atau r�� ��� lebih kecil dari
r ���� pada taraf signifikansi 95%, maka butir-butir yang bersangkutan dikatakan
gugur atau tidak valid. Butir-butir yang gugur atau tidak valid dihilangkan dan
butir yang valid dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya.
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali
untuk mengukur obyek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono,
2004: 267). Reliabilitas instrumen Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa
Konstruksi ini diuji dengan internal consistency, dilakukan dengan mencobakan
instrumen sekali saja yang kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik
tertentu. Reliabilitas instrumen ini dihitung dengan rumus Alfa Cronbach, karena
skor instrumennya merupakan rentangan dari beberapa nilai. Adapun skor
jawabannya adalah antara 1-4. Rumus Alfa Cronbach (Sugiyono, 2004: 282)
adalah sebagai berikut:
46
( )
∑
−−
=2
2
11 t
ii S
S
k
kr
keterangan:
ir = koefisien reliabilitas instrumen.
K = banyaknya item dalam instrumen. 2iS∑ = jumlah varians skor tiap-tiap item.
2tS = varians total.
(Burhan Nurgiyantoro,2009:338)
Selanjutnya hasil perhitungan diinterprestasikan ke dalam tabel interprestasi
nilai r berikut ini :
Tabel 3. Interprestasi nilai r
Besarnya Nilai r Interprestasi
0,800 s/d 1,00 Sangat Tinggi
0,600 s/d 0,799 Tinggi
0,400 s/d 0,599 Cukup
0,200 s/d 0,399 Rendah
0,00 s/d 0,199 Sangat Rendah
H. Teknik Analisis Data
1. Deskripsi Data
Data yang diperoleh dideskripsikan dengan perhitungan statistic deskriptif.
Dengan perhitungan ini akan diperoleh atau akan diketahui harga merata (M),
median (Me), modus (Mo) dan simpanmgan baku atau standard deviasi (SD).
Untuk mengetahui kecendrungan tiap-tiap variabel digunakan skor rerata ideal
47
dan simpangan baku ideal tiap variabel. Katagori kecendruangan tiap variabel
dibagi menjadi lima katagori dengan norma seperti yang dikemukakan oleh
(Sugiyono, 2005:156) yaitu :
M + 1,5 SD ke atas : Sangat Tinggi M + 0,5 SD s/d < M + 1,5 SD : Tinggi M – 0,5 SD s/d < M + 0,5 SD : Sedang M – 1,5 SD s/d < M - 0,5 SD : Rendah Kurang dari M – 1,5 SD : Sangat Rendah
2. Uji Persyaratan Analisis
Dalam penelitian ini pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik, yaitu
regresi linier. Sebagai syarat suatu penelitian , maka sebelum dilakukan uji
hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas, uji linieritas, dan uji
multikontrolitas.
a. Uji Normalitas.
Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh
merupakan distribusi normal atau tidak. Adapun metoda statistik untuk menguji
normalitas dalam penelitian ini adalah Kolmograv-Smirnor [sn2 (x)-Sn2(x)], D =
max”. (Imam Ghozali, 2011:160)
Apabila probabilitas yang diperoleh melalui hasil perhitungan (KDhitung) Lebih
besar atau sama dengan (KDtabel) pada taraf signifikan 95% berarti sebaran data
variabel tersebut normal. Apabila probabilitas hasil perhitungan (KDhitung) lebih
kecil dari (KDtabel) pada taraf signifikan 95% maka sabaran data untuk varian
tersebut tidak normal.
b. Uji Linieritas Hubungan dan keberartian Regresi
Uji Linieritas digunakan untuk mengetahui apakah hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikat terbentuk garis lurus atau tidak. Pengujian linieritas
dilakukan dengan menggunakan uji r dengan rumus sebagai berikut :
48
Freg =����������
Keterangan :
Freg = Harga F untuk garis Regresi KRreg = Rerata Kuadran Regresi KRres = Rerata Kuadran residu
(Burhan Nurgiyantoro,2009:305)
Harga F dihitung kemudian dikonsultasikan dengan Ftabel dengan taraf
signifikan 95% maka hubungan variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y)
dinyatakan tidak linier. Sedangkan apabila harga FHitung lebih besar dari Ftabel maka
hubungan variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y) dinyatakan linier.
c. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas digunakan sebagai syarat digunakannya analisis linier
ganda. Penelitian untuk penguji terjadi atau tidaknya multikolinieritas antar
variabel bebas dibuktikan dengan menyelidiki besarnya interkorelasi antar
variabel bebas. Teknik korelasi Produc moment :
( )( )( ){ } ( ){ }2222
iiii
iiiiXY
yynxxn
yxyxnr
∑−∑∑−∑
∑∑−∑=
Keterangan
xyri = koefisien korelasi antara variabel X dan Y.
n = Jumlah Subjek atau responden x∑ = jumlah skor variabel X Y∑ = jumlah skor variabel Y
2X∑ = jumlah skor Kuadran variabel X 2Y∑ = jumlah skor kuadran variabel Y
XY∑ = jumlah hasil perkalian skor Xdan Y
(Burhan Nurgiyantoro,2009:308)
49
Syarat data dapat dapat digunakan adalah tidak terjadinya multikolinieritas,
yakni apabila antar variabel bebas tidak ada korelasi yang tinggi yaitu kurang dari
0,800 sehingga data dapat digunakan untuk analisis korelasi ganda.
3. Uji Hipotesis
a. Analisis Regresi Sederhana.
Analisis ini digunakan untuk mengetahui masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1) Membuat Garis Regresi Linier Sederhana
Y = aX + k
Keterangan :
Y = Kriterium a = Bilangan Koefesien Prediktor X = Prediktor K = Bilangan Konstanta
(Imam Ghozali,2011:94) 2) Menguji Signifikansi dengan uji t
Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi konstanta dan setiap variabel
independen akan berpengaruh terhadap variabel dipenden yaitu dengan rumus :
� = �.√"#$√%#�$
Keterangan :
t = t Hitung r = Koefesien Korelasi n = Jumlah Sampel (Burhan Nurgiyantoro,2009:308) Pengambilan kesimpulan adalah dengan membandingkan thitung dengan ttabel.
Jika thitung lebih besar atau sama dengan ttabel dengan taraf signifikan 95% maka
variabel tersebut berpengaruh secara signifikan. Sebaliknya jika thitung lebih besar
50
dari ttabel maka variabel tersebut tidak berpengaruh secara signifikan. Demi
mempermudah perhitungan uji signifikan memanfaatkan program komputer SPSS
15.00 for Windows.
2) Membuat Garis Regresi Ganda.
Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis ke tiga, yaitu untuk
mengetahui besarnya koefesien korelasi variabel bebas secara bersama-sama
terhadap variabel terikat. Dengan analisis ini dapat diketahui koefesien regresi
variabel terhadap variabel terikat, koefesien determinasi, sumbangan relatif serta
sumbangan efektif masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Dalam
analisis regresi ganda, langkah-langkah yang harus ditempuh adalah sebagai
berikut :
1) Membuat Persamaan Garis dengan 2 Prediktor, dengan Rumus :
Y = a1X1 + a2X2 + K
Keterangan :
X1 = Variabel X2 = Variabel a1 = Koefisien preiktor X1
a2 = Koefisien preiktor X2
K = Bilangan Konstanta. (Imam Ghozali,2011:93)
2) Mencari Koefesien Korelasi Ganda
Mencari Koefesien Korelasi Ganda antara X1 dan X2 dengan kreteria Y
dengan menggunakan rumus :
51
Ry(1,2) = &'(∑�(�)'�∑���∑*+
Keterangan
Ry(1,2) = Koefisien korelasi antara Y dengan X1 dan X2 A1 = Koefisien prediktor X1 A1 = Koefisien prediktor X2 ∑x1y1 = Jumlah produk antara X1 dengan Y ∑x2y2 = Jumlah produk antara X2 dengan Y ∑y2 = Jumlah kuadran criteria Y
(Burhan Nurgiyantoro,2009:309)
3) Menguji Keberartian Regresi Ganda Dengan Uji F
Untuk menguji signifikansi (keberartian) koefesien korelasi ganda digunakan
uji F, dengan rumus :
Freg = �+(1#2–()
2((#�+)
Keterangan :
Freg = harga F garis regresi N = cacah kasus M = cacah prediktor R = koefisien korelasi kriteria dengan prediktor.
(Burhan Nurgiyantoro,2009:308)
Kemudian harga FHitung dikonsultasikan dengan Ftabel dengan derajat
keberhasilan (db) m lawan N-m-1 taraf signifikan Ftabel, maka hipotesis diterima.
Sedangkan jika FHitung lebih besar dari FTabel maka hipotesis ditolak.
3) Mencari Sumbangan Relatif (SR) dan Sumbangan Efektif (SE)
Untuk mencari sumbangan relatif dan sumbangan efektif masing-masing
prediktor terhadap kriterium digunakan rumus :
52
a) Sumbangan Relatif (SR%)
Sumbangan relatif adalah persentase perbandingan antara relativitas yang
diberikan satu variabel bebas kepada variabel terikat dengan variabel-variabel lain
yang diteliti. Untuk mengetahui besarnya sumbangan relative (SR) dari masing-
masing variabel bebas (X1 dan X2) terhadap variabel terikat Y menggunakan
rumus sebagai berikut :
SR%X1 =�(∑�(�
�(∑�()��∑���x100%
SR%X2 =��∑���
�(∑�()��∑���x100%
Keterangan :
SR%X1 = Sumbangan relative X1 SR%X2 = Sumbangan relative X2 A1 = koefisien prediktor X1 A2 = koefisien prediktor X2
(Burhan Nurgiyantoro,2009:321)
b) Sumbangan Efektif (SE%)
Sumbangan efektif adalah persentase perbandingan efektifitas yang diberikan
satu variabel bebas kepada variabel terikat dengan variabel-variabel lain baik yang
diteliti maupun tidak. Untuk mengetahui besarnya sumbangan efektif (SE) dari
masing-masing variabel bebas (X1 dan X2) terhadap variabel terikat Y,
menggunakan rumus sebagai berikut :
SE% = SR%X x EGR
Keterangan :
SE% = Sumbangan efektif dari suatu prediktor SR% = Sumbangan relative R2 = Koefidien determinan.
(Burhan Nurgiyantoro,2009:321)
53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Tempat Penelitian
a. Sejarah Singkat SMK Negeri 2 Yogyakarta
SMK Negeri 2 Yogyakarta beralamat di jalan A.M. Sangaji 47 Yogyakarta,
lebih dikenal dengan nama STM Jetis (STM 1 Yogyakarta). SMK Negeri 2
Yogyakarta merupakan salah satu sekolah menengah tertua di Indonesia dan
cukup punya nama di dunia industri maupun pemerintahan. Banyak lulusannya
tersebar di seantero Indonesia, mampu memimpin di bidang industri maupun
pemerintahan.
Gedungnya anggun dan berwibawa, dibangun pada tahun 1919.Pada masa
penjajahan Belanda gedung ini dipakai sebagai sebagai gedung sekolah PJS
(Prince Juliana School). Karena merupakan peninggalan sejarah, maka gedung ini
oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata melalui Peraturan Menteri Nomor:
PM.25/PW.007/MKP/2007 ditetapkan sebagai cagar budaya.
Sekolah Teknik Negeri yang pertama di Indonesia adalah Sekolah Teknik
Menengah di Jogjakarta.Ijazah pertama Sekolah Teknik Menengah di Jogjakarta
dikeluarkan tahun 1951.Jurusan yang ada pada Sekolah ini adalah Teknik Civil,
Teknik Listrik dan Teknik Mesin.
Walaupun sekolah Teknik di kompleks Jetis baru mengeluarkan ijazah pada
tahun 1951, tetapi sebelum itu gedung kompleks Jetis ini sudah digunakan sebagai
Sekolah Teknik pada jaman Belanda maupuin Jepang.Pada pertemuan alumni
54
54
menjelang tahun baru 2010, ada seorang lulusan sekolah teknik di kompleks Jetis
ini yang menunjukkan ijazah berbahasa Jepang.Tugas terakhir dia sebagai kapten
penerbang Angkatan Udara.
Di samping digunakan untuk Sekolah Teknik Menengah, Paska Kemerdekaan
sampai decade 80-an, kompleks Jetis juga dipergunakan sebagai tempat kuliah
Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada dan Akademi Teknik Negeri
Yogyakarta.
Tuntutan dan perkembangan teknologi, memerlukan fasilitas gedung maupun
peralaatan yang memadai, Maka pada tahun 1929, 1950 dan 1954 dilakukan
renovasi dan penambahan ruangan sehingga luas bangunan menjadi 16.000 m2 di
atas tanah 5,5 Ha. Selain bangunan untuk ruang teori, banyak tersedia fasilitas
lainnya antara lain ruang praktek (bengkel atau laboratorium), tempat ibadah,
aula, lapangan sepak bola, lapangan tenis, lapangan volley ball, dan lapangan olah
raga lainnya.
Pada tahun 1952 Sekolah Teknik Menengah di Jogjakarta dipecah menjadi
dua sekolah, yaitu STM Negeri I (Jurusan Bangunan dan Kimia), STM Negeri II
(Jurusan Listrik dan Mesin).Keduanya menempati kompleks JetisKarena semakin
banyaknya kebutuhan tenaga teknik menengah yang trampil dengan berbagai
kompetensi, maka di kompleks Jetis ini didirikan beberapa STM dengan jurusan
baru. Dengan berdirinya sekolah-sekolah baru, maka pada dekade 70-an, pada
kompleks Jetis terdaapat beberapa sekolah dengan jurusan yang bervariasi, antara
lain STM Negeri I (Jurusan Bangunan dan Kimia), STM Negeri II (Jurusan
Listrik dan Mesin), STM Chusus Instruktur (jurusan Bangunan, Listrik, Diesel
55
55
dan Mesin), STM Geologi Pertambangan, STM Metalurgi, STM Pertanian, STM
Percobaan I dan STM Percobaan II.
Pada tahun 1975, melalui Keputusan Mendikbud No. 019/O/1975, semua
STM di kompleks Jetis digabung menjadi satu dengan nama STM Yogyakarta I.
Terhitung mulai 11 April 1980 nama sekolah diubah menjadi STM I Yogyakarta,
sesuai keputusan Mendikbud Nomor: 090/O/1979 tertanggal 26 Mei 1979.
Perubahan nama sekolah dari STM I Yogyakarta menjadi SMK Negeri 2
Yogyakarta terhitung mulai 7 Maret 1997, melalui keputusan Mendikbud Nomor
036/O/1997 tanggal 7 Maret 1997.
b. Visi dan Misi SMK Negeri 2 Yogyakarta
Dalam pelaksanaan pembelajarannya SMK Negeri 2 Yogyakarta Mempunyai
Visi dan Misi. Adapun Visi dan Misi SMK Negeri 2 Yogyakarta adalah:
1) Visi
Menjadikan Lembaga Pendidikan pelatihan kejuruan bertaraf Internasional
dan berwawasan lingkungan yang menghasilkan tamatan profesional, mampu
berwirausaha, beriman dan bertaqwa.
2) Misi
a) Melaksanakan sistem manajemen mutu (SMM) berbasis ICT dan
berkelanjutan.
b) Meningkatkan kualitas tenaga pendidik dan kependidikan yang menuhi
kualifikasi dan kompetensi standar.
c) Meningkatkan fasilitas dan lingkungan belajar yang nyaman memenuhi standar
kualitas dan kuantitas.
56
56
d) Mengembangkan kurikulum, metodologi pembelajaran dan sistem
pernilaian berbasis kompetensi.
e) Menyelenggarakan pembelajaran sistem CBT (Competency-Based
Training) dan PBE (Production-Based Education) menggunakan
bilingual dengan pendekatan ICT.
f) Membangun kemitraan dengan lembaga yang relevan baik dalam
maupun luar negeri.
g) Menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler agar peserta didik mampu
mengembangkan kecakapan hidup (life skill) dan berakhlak mulia.
2. Deskripsi Data Penelitian
Data hasil penelitian terdiri dari dua variabel bebas yaitu variabel Prestasi
Mata Pelajaran Produktif (��) dan Pretasi Pengalaman Praktik Kerja Lapangan
(��) serta variabel terikat Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa
Konstruksi (Y). Pada bagian ini akan digambarkan atau dideskripsikan dari data
masing-masing variabel yang telah diolah dilihat dari nilai rata-rata (mean),
median, modus, dan standar deviasi. Selain itu juga disajikan tabel distribusi
frekuensi dan diagram batang dari distribusi frekuensi masing-masing variabel.
Berikut ini rincian hasil pengolahan data yang telah dilakukan dengan bantuan
SPSS versi 15.0 for windows
a. Variabel Prestasi Mata Pelajaran Produktif
Data variabel Prestasi Mata Pelajaran Produktif diperoleh melalui
dokumentasi yang ada di SMK Negeri 2 Yogyakarta. Pemberian skor responden
mengenai Prestasi Mata Pelajaran Produktif (��) yang merupakan indek prestasi
57
57
dari nilai raport atau langger nilai yang terdapat pada data base SMK Negeri 2
Yogyakarta. Data yang di ambil pada peniletian ini dari nilai rata-rata hasil akhir
semester I, II, dan III. Berdasarkan data Prestasi Mata Pelajaran Produktif, maka
diperoleh skor tertinggi sebesar 80,9 dan skor terendah sebesar 73,6, dengan
penentuan kelas interval dimulai dari standarisasi nilai,dengan skor terendah 50
dan skor tertinggi 100. Hasil analisis harga Mean (M) sebesar 7,8828, Median
(Me) sebesar 7,9100, Modus (Mo) sebesar 8,03 dan Standar Deviasi (SD) sebesar
0,18427, hasil perhitungan terdapat pada lampiran.
Untuk menentukan jumlah kelas interval digunakan rumus yaitu jumlah kelas
= 1 + 3,3 log n, dimana n adalah jumlah sampel atau responden. Dari perhitungan
diketahui bahwa n = 71 sehingga diperoleh banyak kelas 1 + 3.3 log 71 = 7,109
dibulatkan menjadi 8 kelas interval. Rentang (R) data dihitung dengan rumus nilai
maksimal – nilai minimal, sehingga diperoleh rentang data sebesar 100 - 50 = 50
Sedangkan panjang kelas (rentang)/K = (50)/8 = 6,25. Berikut adalah tabel
distribusi frekuensi variabel prestasi belajar.
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Variabel Prestasi Mata Pelajaran Produktif
Sumber : Hasil Olah Data, 2012
No. Interval F % 1 94.75 - 100 0 0.0%
2 88.5 - 93.75 0 0.0%
3 86.25 - 87.5 0 0.0%
4 76 - 81.25 69 97.2%
5 69.75 - 75 2 2.8%
6 63.5 - 68.75 0 0.0%
7 57.25 - 62.5 0 0.0%
8 50 - 56.25 0 0.0%
Jumlah 71 100,00%
Berdasarkan distribusi frekuensi variabel
diatas dapat digambarkan diagram batang sebagai berikut:
Gambar 2. Diagram Batang Distribusi Frekuensi
Produktif
Berdasarkan tabel dan diagram batang diatas, frekuensi variabel
pelajaran produktif pada interval
62,25 sebanyak 0 siswa (
69,75-75 sebanyak 2
interval 86,25-87,5 sebanyak
(0%) dan interval 94,75
Penentuan kecenderungan variabel
nilai minimum (Xmin) dan nilai maksimum (Xmak) diketahui, maka selanjutnya
mencari nilai rata-rata ideal (Mi) dengan Rumus Mi = ½ (Xmak + Xmin), me
standar deviasi ideal (SDi) dengan rumus SDi = 1/6 (Xmak
acuan norma diatas, mean ideal variabel
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Fre
ku
en
si
58
Berdasarkan distribusi frekuensi variabel Prestasi Mata Pelajaran Produktif
diatas dapat digambarkan diagram batang sebagai berikut:
. Diagram Batang Distribusi Frekuensi Prestasi Mata Pelajaran
Produktif
Berdasarkan tabel dan diagram batang diatas, frekuensi variabel
pada interval 50-56,25 sebanyak 0 siswa (0%), interval
siswa (0%), interval 63,5-68,75 sebanyak 0 siswa (
siswa (2,8%), interval 76-81,25 sebanyak 69
sebanyak 0 siswa (0%) interval 88,5-93,75 sebanyak
,75-100 sebanyak 0 siswa (0%).
Penentuan kecenderungan variabel Prestasi Mata Pelajaran Produktif
nilai minimum (Xmin) dan nilai maksimum (Xmak) diketahui, maka selanjutnya
rata ideal (Mi) dengan Rumus Mi = ½ (Xmak + Xmin), me
standar deviasi ideal (SDi) dengan rumus SDi = 1/6 (Xmak-Xmin). Berdasarkan
acuan norma diatas, mean ideal variabel Prestasi Mata Pelajaran Produktif
0 0 0
69
2 0 0
Interval
Prestasi Mata Pelajaran Produktif
58
Prestasi Mata Pelajaran Produktif
Prestasi Mata Pelajaran
Berdasarkan tabel dan diagram batang diatas, frekuensi variabel prestasi mata
%), interval 57,25-
siswa (0%), interval
69 siswa (97,2%),
sebanyak 0 siswa
Prestasi Mata Pelajaran Produktif, setelah
nilai minimum (Xmin) dan nilai maksimum (Xmak) diketahui, maka selanjutnya
rata ideal (Mi) dengan Rumus Mi = ½ (Xmak + Xmin), mencari
Xmin). Berdasarkan
Prestasi Mata Pelajaran Produktif adalah
0
59
59
7,8828. Standar deviasi ideal adalah 0,18427. Dari perhitungan diatas dapat
dikategorikan dalam 5 kelas sebagai berikut:
Sangat Tinggi : X > M + 1,5 SD
Tinggi : M + 0,5 SD < X ≤ M + 1,5 SD
Sedang : M – 0,5 SD < X ≤ M + 0,5 SD
Rendah : M – 1,5 SD < X ≤ M – 0,5 SD
Sangat Rendah : X ≤ M – 1,5 SD
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi kecenderungan
sebagai berikut:
Tabel 5. Distribusi Kategorisasi Variabel Prestasi Mata Pelajaran Produktif
No Skor Frekuensi Kategori Frekuensi %
1. X > 8,16 0 0 Sangat Tinggi 2. 7,97 < X ≤ 8,16 32 45,1 Tinggi 3. 7,79 < X ≤ 7,97 17 23,9 Sedang 4. 7,61 < X ≤ 7,79 17 23,9 Rendah 5. X ≤ 7,61 5 7,0 Sangat Rendah
Total 71 100,0 Sumber : Hasil Olah Data, 2012
b. Variabel Pengalaman Praktik Kerja Lapangan
Data variabel Pretasi Pengalaman Praktik Kerja Lapangan diperoleh melalui
nilai akhir yang dikeluarkan dari sekloah setelah pelaksanaan praktik kerja
lapangan. Berdasarkan hasil pretasi pengalaman praktik kerja lapangan siswa,
maka diperoleh skor tertinggi sebesar 94 dan skor terendah 80,6, dengan
penentuan kelas interval dimulai dari standarisasi nilai dengan skor terendah 50
dan skor tertinggi 100. Hasil analisis harga Mean (M) sebesar 8,6034, Median
(Me) sebesar 8,5000, Modus (Mo) sebesar 8,38 dan Standar Deviasi (SD) sebesar
0,40278.
60
60
Untuk menentukan jumlah kelas interval digunakan rumus yaitu jumlah kelas
= 1 + 3,3 log n, dimana n adalah jumlah sampel atau responden. Dari perhitungan
diketahui bahwa n = 71 sehingga diperoleh banyak kelas 1 + 3.3 log 71 = 7,109
dibulatkan menjadi 8 kelas interval. Rentang (R) data dihitung dengan rumus
standarisasi dengan nilai maksimal – nilai minimal, sehingga diperoleh rentang
data sebesar 100 - 50 = 50 Sedangkan panjang kelas (rentang)/K = (50)/8 = 6,25.
Berikut adalah tabel distribusi frekuensi variabel Pengalaman Praktik Kerja
Lapangan.
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Variabel Pengalaman Praktik Kerja Lapangan
No. Interval F % 1 94.75 - 100 2 2.8%
2 88.5 - 93.75 22 31.0%
3 86.25 - 87.5 36 50.7%
4 76 - 81.25 11 15.5%
5 69.75 - 75 0 0.0%
6 63.5 - 68.75 0 0.0%
7 57.25 - 62.5 0 0.0%
8 50 - 56.25 0 0.0%
Jumlah 71 100,00% Sumber : Hasil Olah Data, 2012
Berdasarkan distribusi frekuensi variabel Pengalaman Praktik Kerja
Lapangan diatas dapat digambarkan diagram batang sebagai berikut:
Gambar 3. Diagram Batang Distribusi Frekuensi
Berdasarkan tabel dan diagram batang diatas, frekuensi variabel
Praktik Kerja Lapangan
57,25-62,5 sebanyak 0 siswa (0%), interval
interval 69,75-75 sebanyak
(15,5%), interval 86,25
sebanyak 22 siswa (31
Penentuan kecenderungan variabel pretasi pengalaman praktik kerja
lapangan, setelah nilai minimum (Xmin) dan nilai
maka selanjutnya mencari nilai rata
+ Xmin), mencari standar deviasi ideal (SDi) dengan rumus SDi = 1/6 (Xmak
Xmin). Berdasarkan acuan norma diatas, mean ideal variabel
Kerja Lapangan adalah 8,6034. Standar deviasi ideal adalah 0,40278. Dari
perhitungan diatas dapat dikategorikan dalam 5 kelas sebagai berikut:
Sangat Tinggi
Tinggi
0
5
10
15
20
25
30
35
40
2
Fre
ku
en
si
61
. Diagram Batang Distribusi Frekuensi Pengalaman Praktik Kerja Lapangan
Berdasarkan tabel dan diagram batang diatas, frekuensi variabel
Praktik Kerja Lapangan pada interval 50-56,25 sebanyak 0 siswa (0%), interval
sebanyak 0 siswa (0%), interval 63,5-68,75 sebanyak
sebanyak 0 siswa (0%), interval 76-81,25 sebanyak
86,25-87,5 sebanyak 36 siswa (50,7%) interval
31%) dan interval 94,75-100 sebanyak 2 siswa (
Penentuan kecenderungan variabel pretasi pengalaman praktik kerja
lapangan, setelah nilai minimum (Xmin) dan nilai maksimum (Xmak) diketahui,
maka selanjutnya mencari nilai rata-rata ideal (Mi) dengan Rumus Mi = ½ (Xmak
+ Xmin), mencari standar deviasi ideal (SDi) dengan rumus SDi = 1/6 (Xmak
Xmin). Berdasarkan acuan norma diatas, mean ideal variabel Pengalaman Praktik
adalah 8,6034. Standar deviasi ideal adalah 0,40278. Dari
perhitungan diatas dapat dikategorikan dalam 5 kelas sebagai berikut:
: X > M + 1,5 SD
: M + 0,5 SD < X ≤ M + 1,5 SD
2
22
36
11
0 0 0
Interval
Pengalaman Praktik Kerja Lapangan
61
Pengalaman Praktik Kerja Lapangan
Berdasarkan tabel dan diagram batang diatas, frekuensi variabel Pengalaman
sebanyak 0 siswa (0%), interval
sebanyak 0 siswa (0%),
sebanyak 11 siswa
%) interval 88,5-93,75
siswa (2,8%).
Penentuan kecenderungan variabel pretasi pengalaman praktik kerja
maksimum (Xmak) diketahui,
rata ideal (Mi) dengan Rumus Mi = ½ (Xmak
+ Xmin), mencari standar deviasi ideal (SDi) dengan rumus SDi = 1/6 (Xmak-
Pengalaman Praktik
adalah 8,6034. Standar deviasi ideal adalah 0,40278. Dari
perhitungan diatas dapat dikategorikan dalam 5 kelas sebagai berikut:
0
62
62
Sedang : M – 0,5 SD < X ≤ M + 0,5 SD
Rendah : M – 1,5 SD < X ≤ M – 0,5 SD
Sangat Rendah : X ≤ M – 1,5 SD
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi kecenderungan
sebagai berikut :
Tabel 7. Distribusi Kategorisasi Variabel Pengalaman Praktik Kerja Lapangan
No Skor Frekuensi Kategori Frekuensi %
1. X > 9,21 4 5,6 Sangat Tinggi 2. 8,80 < X ≤ 9,21 20 28,2 Tinggi 3. 8,40 < X ≤ 8,80 19 26,8 Sedang 4. 8,00 < X ≤ 8,40 28 39,4 Rendah 5. X ≤ 8,00 0 0 Sangat Rendah
Total 71 100,0 Sumber : Hasil Olah Data, 2012
c. Variabel Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi
Data variabel Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi
diperoleh melalui angket yang terdiri dari 34 item dengan jumlah responden 71
siswa. Ada 4 alternatif jawaban dimana skor tertinggi 4 dan skor terendah 1.
Berdasarkan data Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi,
diperoleh skor tertinggi sebesar 114,00 dan skor terendah sebesar 89,00. Hasil
analisis harga Mean (M) sebesar 99,0704, Median (Me) sebesar 98,0000, Modus
(Mo) sebesar 100,00 dan Standar Deviasi (SD) sebesar 5,56860.
Untuk menentukan jumlah kelas interval digunakan rumus yaitu jumlah kelas
= 1 + 3,3 log n, dimana n adalah jumlah sampel atau responden. Dari perhitungan
diketahui bahwa n = 71 sehingga diperoleh banyak kelas 1 + 3.3 log 71 = 7,109
dibulatkan menjadi 8 kelas interval. Rentang data dihitung dengan rumus nilai
maksimal – nilai minimal, sehingga diperoleh rentang data sebesar 114.00-89.00
= 25. Sedangkan panjang kelas (rentang)/K = (
3,5. Berikut adalah tabel distribusi frekuensi variabel
Kerja Industri Jasa Konstruksi
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Variabel
Jasa Konstruksi
No. 1 120,5 2 116,0 3 111,5 4 107,0 5 102,5 6 98,0 7 93,5 8 89,0
JumlahSumber : Data Primer Diolah, 2012
Berdasarkan distribusi frekuensi variabel
Industri Jasa Konstruksi
berikut:
Gambar 4. Diagram Batang Distribusi Frekuensi
Kerja Industri Jasa Konstruksi
0
5
10
15
20
25
30
35
40
2
63
. Sedangkan panjang kelas (rentang)/K = (25)/8 = 3,125 dibulatkan menjadi
. Berikut adalah tabel distribusi frekuensi variabel Kesiapan Menjadi Tenaga
Kerja Industri Jasa Konstruksi.
usi Frekuensi Variabel Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja
Jasa Konstruksi.
Interval F 23,0 0 0,00%
- 119,5 0 0,00%- 115,0 4 5,63%- 110,5 2 2,82%- 106,0 9 12,68%- 101,5 22 30,99%- 97,0 32 45,07%- 92,5 2 2,82%
Jumlah 71 100,00%Sumber : Data Primer Diolah, 2012
Berdasarkan distribusi frekuensi variabel Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja
Industri Jasa Konstruksi diatas dapat digambarkan diagram batang sebagai
. Diagram Batang Distribusi Frekuensi Kesiapan Menjadi Tenaga
Kerja Industri Jasa Konstruksi
32
22
9
24
0
Kesiapan Mental Kerja Siswa
63
dibulatkan menjadi
Kesiapan Menjadi Tenaga
Tenaga Kerja Industri
% 0,00% 0,00% 5,63% 2,82% 12,68% 30,99% 45,07% 2,82%
100,00%
Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja
diatas dapat digambarkan diagram batang sebagai
siapan Menjadi Tenaga
0
64
64
Berdasarkan tabel dan diagram batang diatas, frekuensi variabel Kesiapan
Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi pada interval 89-92,5 sebanyak 2
siswa (2,82%), interval 93,5-97 sebanyak 32 siswa (45,07%), interval 98-101,5
sebanyak 22 siswa (30,99%), interval 102,5-106 sebanyak 9 siswa (12,68%),
interval 107-110,5 sebanyak 2 siswa (2,82%), interval 111,5-115 sebanyak 4
siswa (5,63%) dan interval 116-119,5 sebanyak 0 siswa (0,00%).
Penentuan kecenderungan variabel Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja Industri
Jasa Konstruksi, setelah nilai minimum (Xmin) dan nilai maksimum (Xmak)
diketahui, maka selanjutnya mencari nilai rata-rata ideal (Mi) dengan Rumus Mi =
½ (Xmak + Xmin), mencari standar deviasi ideal (SDi) dengan rumus SDi = 1/6
(Xmak-Xmin). Berdasarkan acuan norma diatas, mean ideal variabel Kesiapan
Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi adalah 99,0704 Standar deviasi
ideal adalah 5,56860. Dari perhitungan diatas dapat dikategorikan dalam 3 kelas
sebagai berikut:
Sangat Tinggi : X > M + 1,5 SD
Tinggi : M + 0,5 SD < X ≤ M + 1,5 SD
Sedang : M – 0,5 SD < X ≤ M + 0,5 SD
Rendah : M – 1,5 SD < X ≤ M – 0,5 SD
Sangat Rendah : X ≤ M – 1,5 SD
Berdasarkan perhitungan tersebut dapat dibuat tabel distribusi kecenderungan
sebagai berikut:
65
65
Tabel 9. Distribusi Kategorisasi Variabel Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja Industri
Jasa Konstruksi
No Skor Frekuensi Kategori Frekuensi %
1. X > 107,25 4 5,6 Sangat Siap 2. 90,75 < X ≤ 107,25 65 91,5 Siap 3. 74,25 < X ≤ 90,75 2 2,8 Ragu-ragu 4. 57,75 < X ≤ 74,25 0 0 Tidak Siap 5. X ≤ 57,75 0 0 Sangat Tidak Siap
Total 71 100,0 Sumber : Hasil Olah Data, 2012
3. Pengujian Instrumen
Instrumen penelitian memegang peranan yang amat penting dalam penelitian
kuantitatif karena kualitas data yang diperoleh dalam banyak hal ditentukan oleh
kualitas yang dipergunakan.
a. Uji Validitas Instrumen
Perhitungan uji validitas menggunakan program komputer SPSS 15.0 dan
diperoleh hasil pengujian sebagai berikut:
Tabel 10. Hasil Uji Validitas Variabel Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja Industri
Jasa Konstruksi
Butir Rtabel Kesiapan menjadi tenaga
kerja industri jasa konstruksi Keterangan
Kesiapan 1 0,349 ,512 Valid
Kesiapan 2 0,349 ,596 Valid
Kesiapan 3 0,349 ,552 Valid
Kesiapan 4 0,349 ,694 Valid
Kesiapan 5 0,349 ,471 Valid
66
66
Kesiapan 6 0,349 ,439 Valid
Kesiapan 7 0,349 ,512 Valid
Kesiapan 8 0,349 ,805 Valid
Kesiapan 9 0,349 ,671 Valid
Kesiapan 10 0,349 ,533 Valid
Kesiapan 11 0,349 ,616 Valid
Kesiapan 12 0,349 ,668 Valid
Kesiapan 13 0,349 ,665 Valid
Kesiapan 14 0,349 ,524 Valid
Kesiapan 15 0,349 ,539 Valid
Kesiapan 16 0,349 ,529 Valid
Kesiapan 17 0,349 ,613 Valid
Kesiapan 18 0,349 ,706 Valid
Kesiapan 19 0,349 ,060 Tidak Valid
Kesiapan 20 0,349 ,497 Valid
Kesiapan 21 0,349 ,568 Valid
Kesiapan 22 0,349 ,524 Valid
Kesiapan 23 0,349 ,525 Valid
Kesiapan 24 0,349 ,452 Valid
Kesiapan 25 0,349 ,518 Valid
Kesiapan 26 0,349 ,568 Valid
Kesiapan 27 0,349 ,656 Valid
Kesiapan 28 0,349 ,605 Valid
Kesiapan 29 0,349 ,698 Valid
67
67
Kesiapan 30 0,349 ,543 Valid
Kesiapan 31 0,349 ,481 Valid
Kesiapan 32 0,349 ,489 Valid
Kesiapan 33 0,349 ,586 Valid
Kesiapan 34 0,349 ,510 Valid
Sumber : Data Primer Diolah, 2012
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa ada satu butir soal yang gugur atau
tidak valid yaitu butir no 19, hal ini ditunjukkan dari r���� lebih kecil dari 0,349.
Sehingga kuesioner yang dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya sebanyak
33 butir soal.
b. Uji Reabilitas Instrumen
Uji Reliabilitas dalam penelitian ini juga menggunakan SPSS versi 15.0
dengan menghitung besarnya nilai Cronbach’s Alpha dari variabel yang diuji.
Apabila nilai Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,600 maka jawaban responden
dinyatakan reliabel. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 11. Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Alpha Cronbach Keterangan Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja industri Jasa Konstruksi
0,941 > 0,600 Reliabel
Sumber: Hasil Olah Data, 2012
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh nilai Cronbach’s Alpha dari variabel
penelitian lebih besar dari nilai 0,600 yaitu pada variabel Kesiapan Menjadi
Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi sebesar 0,941. Dengan demikian jawaban-
68
68
jawaban responden dari variabel penelitian tersebut dapat digunakan untuk
penelitian selanjutnya.
4. Hasil Uji Prasyarat Analisis
Uji persyaratan analisis digunakan untuk mengetahui apakah dalam
persamaan analisis regresi linier tidak menjadi korelasi antara variabel bebas,
variabel residual absolute sama atau tidak, dan hubungan antara variabel bebas
dengan variabel terikatnya adalah linier. Berikut ini diuraikan masing-masing
hasil uji persyaratan analisis.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel
dependen dengan variabel independen. Hasil uji linieritas menunjukkan bahwa
semua variabel dalam penelitian ini memiliki hubungan yang linier. Uji linieritas
dalam penelitian ini menggunakan bantuan computer SPSS versi 15.0 forwindows.
Hipotesisnya :
- Ho : Variabel Independen tidak berkorelasi linier dengan variabel dipenden.
- Ha : Variabel independen berkorelasi linier dengan variabel dependen.
Kreteria yang digunakan adalah melalui analisis Asymp.Sig.(2-tailed).
Pengukuran dengan pembandingan nilai Asymp.Sig.(2-tailed) dengan nilai alpha
yang di tentukan yaitu 95%, sehingga apabila nilai Asymp.Sig.(2-tailed) > 0,05
maka disimpulkan bahwa data tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi
normal. Hasil uji normalitas dapat di tunjukkan pada tabel berikut :
69
69
Tabel 12.Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas
NO Variabel Asymp. Sig. (2-tailed)/Deviation From Linierity
Taraf Signifikansi
Kesimpulan
1 X1 0,061 > 0,05 Normal
2 X2 0,057 > 0,05 Normal
3 Y 0,071 > 0,05 Normal
Sumber : Hasil Olah Data, 2012
Berdasarkanhasil uji normalitas tersebut menunjukkan bahwa nilai
Asymp.Sig.(2-tailed) > 0,05, Sehingga dapat dinyatakan bahwa data-data
penelitian telah memenuhi data distribusi normal.
b. Uji Linieritas Hubungan dan Keberartian Regresi
Tujuan uji linieritas adalah untuk mengtahui apakah variabel bebas dan
variabel terikat mempunyai pengaruh yang linier apa tidak. Kriteria pengujian
linieritas adalah jika nilai Fhitung lebih kecil dari Ftabelpada nilai taraf signifikansi
0,05, maka hubungan antara variabel bebas terhadap varibel terikat adalah linier.
Hasil rangkuman uji linieritas disajikan berikut ini:
Tabel 13. Hasil Uji Linieritas (Uji F)
Variabel Df
Harga F
Signifikan
Taraf
Signifikan (L)L)L)L)
Ket Hitung Tabel (5%)
Kemampuan Prestasi Mata Pelajaran Produktif
24:45 1,188 < 1,76 0,302 >0,05 Linier
Pengalaman Praktik Kerja Lapangan
24:25 1,418 < 1,76 0,154 >0,05 Linier
Sumber : Hasil Olah Data, 2012
70
70
Kriteria pengambilan keputusan yaitu hubungan antara variabel bebas dengan
variabel terikat linier apabila nilai signifikansi Fhitung lebih besar dari 0,05.
Berdasarkan tabel di atas, nilai signifikan hubungan antara variabel Kemampuan
Prestasi Mata Pelajaran Produktif (X1), Pengalaman Praktik Kerja Lapangan (X2)
dan Kesiapan Kerja Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi (Y) lebih
besar dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan kedua variabel bebas
dengan variabel terikat adalah linier.
c. Uji Multikolinieritas
Uji multikololinieritas merupakan uji asumsi untuk analisis regresi ganda.
Asumsi multikololinieritas menyatakan bahwa variabel bebas harus terbatas dari
gejala multikololinieritas. Uji multikololinieritas ini dihitung menggunakan
bantuan komputer SPSS versi 15.0 for windows.
Tabel 14. Ringkasan Hasil Uji Multikololinieritas dengan Regresi
Variabel �� �� Keterangan Kemampuan Prestasi Mata Pelajaran Produktif
1 0,386
Non Multikolinieritas
Pengalaman Praktik Kerja Lapangan
0,386 1
Sumber : Hasil Olah Data, 2012
Hasil perhitungan diperoleh nilai R hitung sebesar 0,386. Nilai ini
menunjukkan lebih kecil dari 0,80. Jadi dapat disimpulkan bahwa ke dua variabel
tersebut tidak terjadi korelasi atau hubungan antar variabel bebas dalam
penelitian.
B. Pengujian Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara atas rumusan masalah untuk itu
71
71
hipotesis harus diuji kebenarannya secara empiris. Pengujian hipotesis dalam
penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana untuk hipotesis 1 dan 2
dengan analisis korelasi Product Moment serta menggunakan analisis regresi
ganda untuk hipotesis 3. Analisis tersebut digunakan untuk mengetahui koefisien
korelasi baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama antara variabel bebas
(Prestasi Mata Pelajaran Produktif dan Pretasi Pengalaman Praktik Kerja
Lapangan) terhadap variabel terikat (Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa
Konstruksi).
a. Uji Hipotesis I
Ha : “Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Kemampuan Mata
Pelajaran Produktif terhadap Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa
Konstruksi Siswa Kelas XI Jurusan Teknik Bangunan Program Keahlian Teknik
Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012”.
Ho : ”Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Kemampuan
Mata Pelajaran Produktif terhadap Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa
Konstruksi Siswa Kelas XI Jurusan Teknik Bangunan Program Keahlian Teknik
Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012”.
Dasar pengambilan keputusan menggunakan koefisien korelasi (r��)
Kemampuan Mata Pelajaran Produktif terhadap Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja
Industri Jasa Konstruksi. Jika koefisien korelasi bernilai positif maka dapat dilihat
adanya hubungan yang positif antara variabel bebas dan variabel terikat.
Sedangkan untuk menguji signifikansi adalah dengan membandingkan nilai
t���� dengan t���� pada taraf signifikansi 95%. Jika nilai t���� lebih besar dari
nilai t���� maka pengaruh tersebut signifikan.Sebaliknya jika nilai t���� lebih
72
72
kecil dari t���� maka pengaruh tersebut tidak signifikan.Untuk menguji hipotesis
tersebut maka digunakan analisis regresi sederhana.
Tabel15. Ringkasan Hasil Uji Regresi Sederhana (X1 Terhadap Y)
Variabel Koefisien
X1 18,001
Konstanta -42,830
r 0,596
R� 0,355
thitung 6,160
ttabel 1,994
p 0,00
Sumber : Hasil Olah Data, 2012
Berdasarkan tabel di atas selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan
pengujian hipotesis 1, yaitu:
1) Persamaan garis regresi
Membuat persamaan garis regresi 1 prediktor (regresi sederhana) dari
perhitungan menggunakan SPSS versi 15.0for windows dapat dikatakan besarnya
konstanta (a) = -42,380 dan nilai koefisien regresi (b) = 18,001 Sehingga
persamaan regresi linier sederhananya sebagai berikut:
Y = a + bX1
= -42,380 + 18,001X1
Persamaan tersebut menunjukan bahwa nilai koefisien X1 sebesar 18,001
yang berarti apabila variabel prestasi mata pelajaran produktif (X1) meningkat 1
poin maka variabel kesiapan kerja tenaga industri jasa konstruksi (Y) akan
meningkat sebesar 18,001 poin.
73
73
2) Koefisien korelasi dan koefisien determinasi
Berdasarkan perhitungan SPSS versi 15.0 for windows dapat diketahui nilai
(r) dan (#2). Koefisien korelasi menunjukkan nilai (r) sebesar 0,596. Sedangkan
koefisien determinasi menunjukkan tingkat ketepatan garis regresi. Berdasarkan
hasil analisis data dengan menggunakan SPSS 15.0 for windows menunjukkan
(#2) sebesar 0,355.
Nilai tersebut berarti 59,6% perubahan pada variabel Prestasi Mata Pelajaran
Produktif dapat diterangkan oleh variabel Kesiapan Kerja Tenaga Industri Jasa
Konstruksi.
3) Pengujian Signifikansi Regresi Sederhana dengan Uji t
Pengujian signifikansi bertujuan untuk mengetahui signifikansi Prestasi Mata
Pelajaran Prodktif terhadap Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa
Konstruksi. Hipotesis yang diuji adalah terdapat pengaruh positif dan signifikan
terhadap Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi. Uji
signifikansi menggunakan uji t. Berdasarkan hasil uji t diperoleh nilai
t����sebesar 6,160. Jika dibandingkan dengan nilai t���� sebesar 1,994 pada
taraf signifikansi 95%, maka nilai t���� > t���� . Dengan begitu Hipotesis
Pertama Diterima, ini berarti Kemampuan Prestasi Mata Pelajaran Produktif
berpengaruh signifikan terhadap Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa
Konstruksi. Hasil analisis juga diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,596,
karena nilai koefisien korelasi (r) bernilai positif maka dapat dinyatakan bahwa
variabel Kemampuan Prestasi Mata Pelajaran Produktif berpengaruh positif
terhadap variabel Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi.
74
74
b. Uji Hipotesis II
Ha : “Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Pengalaman Praktik Kerja
Lapangan terhadap Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi
Siswa Kelas XI Jurusan Teknik Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar
Bangunan SMK Negeri XI Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012”.
Ho : ”Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Pengalaman
Praktik Kerja Lapangan terhadap Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa
Konstruksi Siswa Kelas XI Jurusan Teknik Bangunan Program Keahlian Teknik
Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012”.
Dasar pengambilan keputusan menggunakan koefisien korelasi (r&')
Pengalaman Praktik Kerja Lapangan terhadap Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja
Industri Jasa Konstruksi. Jika koefisien korelasi bernilai positif maka dapat dilihat
adanya hubungan yang positif antara variabel bebas dan variabel terikat.
Sedangkan untuk menguji signifikansi adalah dengan membandingkan nilai thitung
dengan ttabel pada taraf signifikansi 95%. Jika nilai thitunglebih besar dari nilai
ttabelmaka pengaruh tersebut signifikan. Sebaliknya jika nilai thitung lebih kecil
dari ttabelmaka pengaruh tersebut tidak signifikan. Untuk menguji hipotesis
tersebut maka digunakan analisis regresi sederhana.
Tabel 16. Ringkasan Hasil Regresi Sederhana (X2 Terhadap Y)
Variabel Koefisien X2 7,954
Konstanta 30,636
r 0,575
R2 0,331
thitung 5,843
75
75
ttabel 1,994
p 0,00
Sumber : Data Primer Diolah, 2012
Berdasarkan tabel di atas, selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan
pengujian hipotesis 2, yaitu:
1) Persamaan garis regresi
Membuat persamaan garis regresi 1 prediktor (regresi sederhana) dari
perhitungan menggunakan SPSS versi 15.0 for windows dapat dikatakan besarnya
konstanta (a) = 30,636 dan nilai koefisien regresi (b) = 7,954 Sehingga persamaan
regresi linier sederhananya sebagai berikut:
Y = a + bX2
= 30,636 + 7,954 X2
Persamaan tersebut menunjukan bahwa nilai koefisien X2 sebesar 7,954 yang
berarti apabila variabel Pengalaman Praktik Kerja Lapangan (X2) meningkat 1
poin maka variabel Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi (Y)
akan meningkat sebesar 7,954 poin.
2) Koefisien korelasi dan koefisien determinasi
Berdasarkan perhitungan SPSS versi 15.0 for windows dapat diketahui nilai
(r) dan (#2). Koefisien korelasi menunjukkan nilai (r) sebesar 0,575.Sedangkan
koefisien determinasi menunjukkan tingkat ketepatan garis regresi. Berdasarkan
hasil analisis data dengan menggunakan SPSS 15.0 for windows menunjukkan
(#2) sebesar 0,331
76
76
Nilai tersebut berarti 57,5% perubahan pada variabel Pengalaman Praktik
Kerja Lapangan dapat diterangkan oleh variabel Kesiapan Kerja Tenaga Industri
Jasa Konstruksi.
3) Pengujian Signifikansi Regresi Sederhana dengan Uji t
Berdasarkan hasil uji t diperoleh nilai thitung sebesar 5,843. Jika dibandingkan
dengan nilai ttabel sebesar 1,994 pada taraf signifikansi 95%, maka nilai thitung>
ttabel. Dengan begitu Hipotesis Kedua Diterima, ini berarti variabel Pengalaman
Praktik Kerja Lapangan berpengaruh signifikan terhadap variabel Kesiapan
Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi. Hasil analisis juga diperoleh nilai
koefisien korelasi sebesar 0,575, karena nilai koefisien korelasi (r) bernilai positif
maka dapat dinyatakan bahwa variabel Pengalaman Praktik Kerja Lapangan
berpengaruh positif terhadap variabel Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja Industri
Jasa Konstruksi.
c. Uji Hipotesis III
Ha : “Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Kemampuan Mata Pelajaran
Produktif dan Pengalaman Praktik Kerja Lapangansecara bersama-sama terhadap
Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi Siswa Kelas XI Jurusan
Teknik Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2
Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012”.
Ho : ”Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Kemampuan
Mata Pelajaran Produktif dan Pengalaman Praktik Kerja Lapangan secara
bersama-sama terhadap Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi
Siswa Kelas XI Jurusan Teknik Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar
77
77
Bangunan SMK Negeri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012”.
Pengujian hipotesis 3 dilakukan menggunakan analisis multivariant, yaitu
analisis regresi ganda 2 prediktor. Data diolah dengan bantuan program komputer
SPSS versi 15.0 for windows.
Tabel 17. Ringkasan Hasil Uji Regresi (X1 dan X2 Terhadap Y)
Variabel Koefisien
X1 13,269
X2 5,613
Konstanta -53,822
r 0,704
R2 0,495
fhitung 33,347
ftabel 3,14
Signifikansi p 0.00
Sumber : Data Primer Diolah, 2012
Berdasarkan tabel diatas selanjutnya dapat digunakan untuk melakukan
pengujian hipotesis 3, yaitu:
1) Membuat persamaan garis regresi 2 prediktor (regresi ganda)
Berdasarkan hasil analisis, maka persamaan garis regresi dapat dinyatakan
dalam persamaan sebagai berikut:
Y = -53,822+ 13,269X1 + 5,613X2
Dari persamaan diatas dapat diketahui bahwa nilai koefisien X1 sebesar
13,269 yang berarti apabila variabel Prestasi Mata Pelajaran Produktif (X1)
meningkat 1 poin maka variabel Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa
78
78
Konstruksi (Y) sebesar 13,269 poin dengan asumsi X2 tetap. Koefisien X2 sebesar
5,613 yang berarti apabila variabel Pengalaman Praktik Kerja Lapangan (X2)
meningkat 1 poin maka pertambahan nilai pada variabel Kesiapan Menjadi
Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi (Y) sebesar 5,613 poin dengan asumsi X1
tetap.
2) Mencari koefisien korelasi Ganda antara X1 dan X2 terhadap Y
Koefisien korelasi (Rx(1,2)y) dicari untuk menguji hipotesis 3 dengan melihat
seberapa besar pengaruh antara variabel Prestasi Mata Pelajaran Produktif (X1)
dan variabel Pengalaman Praktik Kerja Lapangan (X2) terhadap variabel Kesiapan
Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi (Y). Berdasarkan analisis yang
telah dilakukan menggunakan bantuan komputer SPSS versi 15.0 for windows
didapat koefisien korelasi antara X1 dan X2 terhadap Y sebesar 0,704. Nilai
koefisien korelasi ini selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel interprestasi
koefisien korelasi.
Tabel 18. Interprestasi Koefisien Korelasi X1 dan X2 terhadap Y
Variabel F hitung F Tabel Signifikansi
X1 dan X2 terhadap Y 33,347 3,14 0,000
Sumber : Data Primer Diolah, 2012
Tabel diatas menunjukan bahwa nilai Fhitung sebesar 33,347 jika di
bandingkan dengan Ftabel sebesar 3,14 pada taraf signifikansi 95%, maka nilai
fhitung>ftabel. Sementara itu jika di lihat dari nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih
kecil dari 0,05. Dengan demikian hopotesis ke tiga di terima, ini berarti X1 dan
X2 berpengaeuh terhadap Y. Hasil analisis juga di peroleh nilai koefesien korelasi
sebesar 0,704, karena nilai koefesien korelasi bernilai positif maka dapat di
79
79
nyatakan bahwa variabel X1 dan X2 berpengaruh positif terhadap Y. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak yaitu “Terdapat pengaruh
yang positif dan signifikan antara Kemampuan Mata Pelajaran Produktif dan
Pengalaman Praktik Kerja Lapangan secara bersama-sama terhadap Kesiapan
Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi Siswa Kelas XI Jurusan Teknik
Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2
Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012”. sebesar (r) =0,704”.
3) Menguji Keberartian Regresi Ganda Dengan Uji F
Koefisien determinasi menunjukan tingkat ketetapan garis regresi. Garis
digunakan menjelaskan proposi dan ragam variabel Kesiapan Menjadi Tenaga
Kerja Industri Jasa Konstruksi (Y) yang diterangkan oleh variabel independenya.
Berdasarkan hasil analisa data dengan menggunakan program SPSS versi 15.0 for
windows menunjukan (R2) sebesar 0,495 nilai tersebut berarti 49,5% perubahan
pada variabel Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi (Y) dapat
diterangkan oleh variabel Prestasi Mata Pelajaran Produktif (X1) dan variabel
Pengalaman Praktik Kerja Lapangan (X2) sedangkan 50,5% dijelaskan oleh
variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
4) Mencari besarnya sumbangan relatif (SR) dan sumbangan efektif (SE)
SE dan SR digunakan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan relatif
dan sumbangan efektif setiap variabel. Dari perhitungan persamaan regresi ganda
dengan menggunakan program komputer SPSS versi 15.0 for windows, dihasilkan
hasil regresi sebagai berikut:
80
80
Tabel 19.Hasil Uji Sumbangan Efektif dan Sumbangan Relatif
Variabel Sumbangan
Relatif (%)
Sumbangan
Efektif (%)
Prestasi Mata Pelajaran Produktif 52,82 26,16
Pengalaman Praktik Kerja Lapangan 47,18 23,36
Total 100 49,52
Sumber : Data Primer Diolah, 2012
Berdasarkan data diatas, dapat dilihat bahwa variabel Prestasi Mata Pelajaran
Produktif (X1) mempunyai sumbangan relatif 52,82% dan variabel Pengalaman
Praktik Kerja Lapangan (X2) mempunyai sumbangan relatif 47,18% dan jumlah
total sumbangan efektifnya kedua variabel tersebut 100% sehingga pengaruh
kedua variabel bebas terhadap variabel Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja Industri
Jasa Konstruksi (Y) sebesar 49,5 % sedangkan 50,5 % tidak diteliti pada
penelitian ini.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian diuraikan sebagai berikut:
Gambar 5. Paradigma Hasil Penelitian
X1
X2
YYYY
Rx1 = 0,596%
Rx2 = 0,575%
Rx3 = 0,704%
81
81
1. Pengaruh Kemampuan Mata Pelajaran Produktif Terhadap Kesiapan
Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi
Hasil uji regresi linier sederhana menunjukan bahwa koefisien korelasi (Rx1)
hitung sebesar 0,596 sedang koefisien determinan atau besarnya sumbangan
pengaruh X1 terhadap Y tersebut adalah 0,355 atau sebesar 35,5 % dan diperoleh
persamaan Y= -42,380 + 18,001X1. Persamaan regresi diatas menunjukan arah
yang positif antara “Kemampuan Mata Pelajaran Produktif terhadap Kesiapan
Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi Siswa Kelas XI Jurusan Teknik
Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2
Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012”. Artinya apabila variabel Kemampuan
Mata Pelajaran Produktif (X1) meningkat 1 poin maka variabel Kesiapan Menjadi
Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi (Y) akan meningkat sebesar 18,001 poin.
Selanjutnya dilakukan uji keberartian terhadap koefisien regresi dengan
menggunakan korelasi Product Moment pada taraf signifikan 95%. Dalam hasil
perhitungan diperoleh thitung = 6,160 dan ttabel = 1.994 dimana thitung > ttabel.
Berdasarkan analisis di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel Kemampuan Mata Pelajaran Produktif (X1) terhadap
variabel Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi (Y).
Hasil analisa ini menunjukan bahwa ada kecendrungan semakin tinggi
Prestasi Mata Pelajaran Produktif Siswa akan semakin tinggi pula Kesiapan
Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi Siswa. Sebaliknya semakin rendah
Prestasi Mata Pelajaran Produktif Siswa akan di ikuti pula dengan semakin
rendahnya Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi Siswa, hal ini
bisa dimengerti karena mata pelajaran produktif lebih banyak memberikan bekal
82
82
keterampilan dan kecakapan kepada siswa. Hal itu juga menyebabkan siswa yang
mempunyai prestasi dibidang akademik akan terdorong untuk berusaha
melengkapi diri dengan berbagai kompetensi dan keterampilan yang perlu dimiliki
secara pribadi, dengan demikian prestasi mata pelajaran produktif memiliki
pengaruh yang sangat besar dan merupakan faktor yang harus di berikan perhatian
khusus dari segi mutu dan disiplin agar tercapai hasil yang memuaskan. Mata
pelajaran yang paling dominan dalam mempengaruhi Prestasi Mata Pelajaran
Produktif antara lain Teknik Bangunan Gedung, Ilmu Statika, dan Gambar
Konstruksi Dinding Dan Lantai. Mata pelajaran yang dominan ini dapat
memberikan bekal siswa nantinya untuk terjun ke dunia industri jasa konstruksi
dalam hal perencanaan desain maupun dalam hal perhitungan.
Untuk mendukung prestasi mata pelajaran produktif siswa, proses belajar
mengajar yang selama ini sudah berjalan dengan baik perlu di tambahakan
sentuhan dan binaan khusus sehingga siswa akan terdorong untuk melengkapi diri
dengan berbagai kemampuan dalam upaya diri mempersiapakan mental kerja
industri jasa konstruksi.
2. Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Lapangan Terhadap Kesiapan
Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi.
Hasil uji regresi linier sederhana menunjukan bahwa koefisien korelasi
(Rx2) sebesar 0,575 sedang koefisien determinan atau besarnya sumbangan
pengaruh X2 terhadap Y tersebut adalah 0,331 atau sebesar 33,1% dan diperoleh
persamaan Y= 30,636 + 7,954 X2. Persamaan regresi diatas menunjukan arah
yang positif antara variabel “Pengalaman Praktik Kerja Lapangan terhadap
variabel Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi Siswa Kelas XI
83
83
Jurusan Teknik Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK
Negeri 2 Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012”. Artinya apabila variabel
Pengalaman Praktik Kerja Lapangan (X2) siswa meningkat 1 poin maka variael
Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi (Y) 7,954 poin.
Selanjutnya dilakukan uji keberartian terhadap koefisien regresi dengan
menggunakan korelasi Product Moment pada taraf signifikan 95%. Dalam hasil
perhitungan diperoleh thitung = 5,843 dan ttabel 1.994 dimana thitung > ttabel.
Berdasarkan analisis diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara variabel Pengalaman Praktik Kerja Lapangan (X2) terhadap
variael Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi (Y).
Menurut hasil penelitian ini untuk dapat mengembangkan pengalaman praktik
kerja lapangan maka diperlukan adanya kesungguhan dan keuletan dalam
pelaksanaan praktik kerja lapangan. Keberhasilan untuk mencapai prestasi dalam
hasil pelaksanaan praktik kerja lapangan yang tinggi dari siswa dipengaruhi oleh
beberapa faktor baik itu faktor dari dalam (intern) maupun dari luar (ekstern).
Faktor intern di pengaruhi oleh intelegensi, perhatian, minat bakat, motif,
kematangan, hingga prestasi siswa akan menjadi tinggi apabila dari pihak siswa
sendiri memiliki faktor-faktor intern yang tinggi dan begitu juga sebaliknya
apabila faktor-faktor intern tersebut rendah maka prestasi yang di miliki juga akan
rendah. Faktor keluarga, sekolah, dan faktor yang datang dari masyarakat
merupakan faktor ekstern. Faktor yang datang dari pihak sekolah akan berusaha
untuk meningkatkan hasil pelaksanaan praktik kerja siswa dapat ditempuh dengan
cara mentargetkan kopetensi sesuai latar belakang tempat praktik kerja lapangan,
menyediakan lokasi pelaksanaan praktik kerja lapangan yang memiliki peran
84
84
tinggi agar siswa memiliki rasa siap kerja menjadi tenaga kerja industri jasa
konstruksi setelah menyelesaikan pendidikan nantinya. Orangtua atau pihak
keluarga akan berusaha untuk mendidik anaknya dengan baik dengan suasana
lingkungan yang harmonis sehingga akan meningkatkan semangata untuk
menimba pengalaman di dunia industri, sedangkan dari faktor masyarakat dengan
suasana tenang, tingkat pergaulan yang baik maka anakpun akan lebih fokus pada
kewajibannya.
3. Pengaruh Kemampuan Mata Pelajaran Produktif Dan Pengalaman
Praktik Kerja Lapangan Secara Bersama-sama terhadap Kesiapan
Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi.
Hasil ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif antara Pengaruh
Kemampuan Mata Pelajaran Produktif Dan Pengalaman Praktik Kerja Lapangan
Secara Bersama-sama terhadap Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa
Konstruksi. Hal ini ditunjukan dengan koefisien korelasi (Rx3) sebesar 0,704
yang dikonsultasikan dengan ttabel = 3,14. (N=70, taraf signifikan 95%) dimana
thitung > ttabel. Sedangkan harga koefisien determinasi (R2) sebesar 0,495 atau
sebesar 49,5% dan ditunjukan dengan persamaan Y = -53,822+ 13,269X1 +
5,613X2
Persamaan regresi diatas menunjukkan arah yang positif, dengan demikian
terjadi pengaruh yang positif dan signifikan antara Kemampuan Mata Pelajaran
Produktif (X1) dan Pengalaman Praktik Kerja Lapangan (X2) terhadap Kesiapan
Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi (Y) Siswa Kelas XI Jurusan
Teknik Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2
Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012”. Artinya apabila variabel Prestasi Mata
85
85
Pelajaran Produktif (X1) meningkat 1 poin maka variabel Kesiapan Menjadi
Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi (Y) sebesar 13,269 poin dengan asumsi X2
tetap. Koefisien X2 sebesar 5,613 yang berarti apabila variabel Pengalaman
Praktik Kerja Lapangan (X2) meningkat 1 poin maka pertambahan nilai pada
variabel Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi (Y) sebesar
5,613 poin dengan asumsi X1 tetap.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara
prestasi mata pelajaran produktif dan pengalaman praktik kerja lapangan siswa
kelas XI Jurusan Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan Tahun
ajaran 2011/2012. Bentuk pengaruh yang terjadi adalah bentuk yang positif
ditunjukkan dari harga koefesien regresi yang bertanda positif. Hal ini berarti
bahwa semakin baik prestasi mata pelajaran produktif dan pengalaman praktik
kerja lapangan, maka akan semakin tinggi pula Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja
Industri Jasa Konstruksi dan sebaliknya semakin buruk Prestasi Mata Pelajaran
Produktif dan Praktik Kerja Lapangan maka akan semakin rendah Kesiapan
Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksinya.
Berdasarkan analisa dua variabel di atas, dapat diketahui pula sumbangan
efektif dan sumbangan relatif dari Kemampuan Mata Pelajaran Produktif (X1) dan
Pengalaman Praktik Kerja Lapangan (X2) terhadap Kesiapan Menjadi Tenaga
Kerja Industri Jasa Konstruksi (Y) Siswa Kelas XI Jurusan Teknik Bangunan
Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2 Yogyakarta Tahun
Ajaran 2011/2012”. Besarnya sumbangan relatif untuk Kemampuan Mata
Pelajaran Produktif (X1) sebesar 52,82%, dan Pengalaman Praktik Kerja
Lapangan (X2) sebesar 47,18%. Sedangkan sumbangan efektif adalah 49,52%
86
86
yang diperoleh dari Kemampuan Mata Pelajaran Produktif (X 1) sebesar 26,16%
dan Pengalaman Praktik Kerja Lapangan (X2) 23,36%, dan 50,5% Dari Kesiapan
Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi dipengaruhi oleh variabel-variabel
lain yang tidak dibahas dan tidak diteliti pada penelitian ini seperti dukungan
orang tua, dukungan lingkungan tempat tinggal maupun dukungan faktor lain.
87
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang Pengaruh Kemampuan
Mata Pelajaran Produktif dan Pengalaman Praktik Kerja Lapangan terhadap
Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi Siswa Kelas XI Jurusan
Teknik Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2
Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Tingkat Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi Siswa Kelas
XI Jurusan Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar SMK Negeri 2
Yogyakarta Tahun Ajaran 2012 terdorong dalam katagori siap. Kesiapan ini
dilihat dari hasil pengujian distribusi katagorisasi nilai hasil uji mata pelajaran
produktif dan pengalaman praktik kerja lapangan.
2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Kemampuan Mata Pelajaran
Produktif terhadap Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi
siswa yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi parsial 0,596, (phitung 0,00 <
pkritik 0,05). Besarnya sumbangan relatif variabel Kemampuan Mata Pelajaran
Produktif sebesar 35,5%.
3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Pengalaman Praktik Kerja
Lapangan terhadap Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi
Siswa yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi parsial 0,575, (phitung 0,00 <
pkritik 0,05). Besarnya sumbangan relatif variabel Pengalaman Praktik Kerja
Lapangan sebesar 33,1%.
88
4. Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara Kemampuan Mata Pelajaran
Produktif dan Pengalaman Praktik Kerja Lapangan secara bersama-sama
terhadap Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi Siswa yang
ditunjukkan dengan koefisien korelasi ganda 0,704, (phitung 0,00 < pkritik 0,05).
Besarnya sumbangan relatif dari kedua variabel dalam penelitian ini sebesar
49,5%, sisanya 50,5% dipengaruhi oleh faktor lainnya yang tidak terdapat
dalam penelitian ini.
5. Penelitian ini hanya sebatas mengukur kesiapan awal siswa dalam memasuki
dunia kerja industri jasa konstruksi, perlu digali indikator-indikator lain untuk
mengungkap variabel-variabel penelitian secara maksimal sesuai dengan
tuntutan dunia kerja industri jasa konstruksi.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini, terdapat
implikasi sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil analisis data ditemukan adanya pengaruh positif dan
signifikan antara Kemampuan Mata Pelajaran Produktif dengan Kesiapan
Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi Siswa Kelas 2 Jurusan Teknik
Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2
Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Maka hal ini merupakan informasi yang
bermanfaat bagi para pengelola pendidikan untuk memberi materi dan
kesempatan yang lebih banyak lagi kepada anak didiknya untuk mempelajari
dan mempraktekkan mata pelajaran produktif sehingga memperoleh prestasi
yang maksimal, untuk meningkatkan Kesiapan Menjadi Tenaga Kerja Industri
Jasa Konstruksi.
89
2. Berdasarkan hasil analisis data ditemukan adanya pengaruh positif dan
signifikan antara Pengalaman Praktik Kerja Lapangan terhadap Kesiapan
Menjadi Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi Siswa Kelas XI Jurusan Teknik
Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2
Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Hal ini dapat memberikan informasi
yang sangat berguna bagi para pengelola dan orang tua siswa untuk
memberikan kesempatan yang lebih banyak lagi baik itu berupa motivasi dan
biaya kepada siswa untuk mengikuti dan melaksanakan praktik-praktik kerja di
dunia kerja industri jasa konstruksi sebenarnya.
3. Berdasarkan hasil analisis data ditemukan adanya pengaruh positif dan
signifikan antara Kemampuan Mata Pelajaran Produktif dan Pengalaman
Praktik Kerja Lapangan secara bersama-sama terhadap Kesiapan Menjadi
Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi Siswa Kelas XI Jurusan Teknik
Bangunan Program Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMK Negeri 2
Yogyakarta Tahun Ajaran 2011/2012. Hal ini mengandung merupakan
masukan yang sangat penting dan berharga bagi para pengelola pendidikan,
orang tua dan instansi yang terkait agar dapat membantu anak didiknya dalam
mempersiapakan diri untuk memasuki dunia kerja yang sebenarnya.
C. Keterbatasan Penelitian
Sebelum dikemukakan beberapa saran maka terlebih dahulu perlu
dikemukakan keterbatasan dan kelemahan yang terdapat pada penelitian ini,
meskipun penelitian ini telah dilaksanakan dan dilakukan sesuai prosedur ilmiah
namun penelitian ini masih ada keterbatasan-keterbatasannya, antara lain:
90
1. Siswa yang menjadi obyek penelitian adalah siswa kelas XI yang telah
melaksanakan praktik kerja lapangan, sehingga data yang diperoleh belum
benar-benar seperti yang telah di harapkan. Idealnya yang menjadi subyek
penelitian adalah semua siswa kelas XII Siswa Jurusan Bangunan Program
Keahlian Teknik Gambar Bangunan yang sudah menyelesaikan proses belajar
sesuai kurikulum 2011/2012, yaitu siswa yang sudah menuntaskan pelajaran
pada semester V dan tinggal menempuh Ujian Akhir Nasional.
2. Untuk mendapatkan data digunakan istrumen berupa angket. Ada
kemungkinan responden (siswa) mengetahui bahwa angket tersebut tidak
berpengaruh terhadap nilainya, sehingga ada kemungkinan siswa mengisi
angket kurang sungguh-sungguh. Dengan demikian, mungkin ini adalah salah
satu penyebab kurang optimalnya data Kesiapan Kerja Menjadi Tenaga Kerja
Industri Jasa Konstruksi.
3. Data pengalaman praktik kerja lapangan hanya diambil berupa angka atau
nilai, karena peneliti tidak dapat mengamati pelaksanaan kerja lapangan yang
sesungguhnya di lapangan sehingga peneliti tidak mengetahi pengalaman apa
saja yang di peroleh oleh siswa peserta prakti kerja lapangan.
D. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diuraikan diatas maka
dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Sekolah
� Mengingat kesiapan mental kerja siswa ditentukan juga oleh kemampuan mata
pelajaran produktif, maka untuk meningkatkan kemampuan kejuruan bagi
siswa yang bersangkutan, sebaiknya pihak sekolah dapat memberikan waktu
91
tambahan kepada peserta didiknya misalkan dengan memotivasi siswa,
membangkitkan rasa percaya diri siswa dan menyediakan kegiatan ekstar
kulikuler kepada siswa dengan acuan keterampilan yang berhadapan langsung
dengan dunia industri jasa konstruksi yang sebenarnya, bahwa dengan bekal
ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya akan mempunyai banyak
kesempatan untuk memasuki dunia kerja industri jasa konstruksi.
� Kepada para guru pengajar mata pelajaran produktif, agar mendorong terus
para siswanya untuk lebih berprestasi karena mata pelajaran kejuruan dan
pengalaman praktik kerja lapangan baik secara teori maupun praktik akan
bermanfaat sebagai bekal bekerja setelah lulus nanti, ini sesuai dan didasarkan
dengan data yang telah di analisis dimana siswa cendrung berorientsi ke masa
depan.
2. Bagi siswa
� Siswa SMK merupakan calon tenaga kerja tingkat menengah yang akan terjun
ke dunia kerja industri jasa konstruksi untuk itu dituntut agar mendalami mata
pelajaran kejuruan baik teori maupun praktik dengan lebih banyak membaca
literatur atau buku-buku yang terkait dengan mata pelejaran produktif selain
buku-buku paket sebagai bahan tambah untuk lebih mengerti dan menguasai
mata pelajaran kejuruan.
3. Bagi Orang Tua
Kepada pihak orang tua, untuk lebih memperhatikan hasil belajar (prestasi)
anak-anaknya serta terus memberikan dorongan untuk lebih berprestasi agar tidak
menyesal di kemudian hari.
92
4. Bagi Industri
Guna meningkatkan kemampuan prestasi praktik kerja lapangan para siswa
praktikan, hendaknya industri benar-benar membantu dan membimbing dengan
serius para siswa yang sedang melaksanakan praktik di industri tersebut sehingga
para siswa sudah mengenal dunia kerja dan mereka juga sudah siap terjun
langsung di dunia kerja.
5. Bagi Peneliti
Mengingat berbagai keterbatasan dan kelemahan dalam penelitian ini, maka
bagi para peneliti yang berminat untuk mengkaji masalah Kesiapan Kerja Menjadi
Tenaga Kerja Industri Jasa Konstruksi ini, perlu diungkap variabel-variabel lain
yang di duga mempengaruhi tingkat Kesiapan Kerja Menjadi Tenaga Kerja
Industri Jasa Konstruksi siswa. Oleh karena itu, bagi para peneliti yang berminat
meneliti, perlu digali indikator-indikator lain untuk mengungkap variabel-variabel
penelitian secara maksimal.
93
DAFTAR PUSTAKA
Antonius Wiwan, Koban (2008) Mengurangi Pengangguran Terdidik. Jakarta :Bumi Akasa.
As’ad, moh.(1999) Psikologi Industri. Jakarta :Rineka Cipta.
Blanchard, Ken. (2008) Pemberdayaan Karyawan, Yogyakarta : Amara books.
Conny Semiawan Stamboel. (1982). Prinsip dan teknik Pengukuran dan Penilaian
di dalam Dunia Pendidikan. Jakarta : Mutiara
Hadari,Nawawi. (2005). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis Yang
Kompetitif. UGM Press.
Ghozali, Imam ( 2010). SPSS 13: Aplikasi Analisis Multivariate Program IBM
SPSS 19. Yogyakarta: ANDI.
Kontur, Rony (2007). Metoda Penelitian Untuk Pnulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta : Buana Printing.
Malayu Hasibuan, SP. (1996). Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah. Jakarta: Gunung Agung.
Martanto (2008). Kesiapan mental kerja siswa kelas III Jurusan Teknik
Permesinan di SMK Negeri 2 Klaten Tahun Ajaran 2007/2008, Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta.
Masruri, Nauruzzaman Eko (2003). Hubungan Antara Matifasi Kerja Dan
Informasi Dunia Kerja Terhadap Kesiapan Kerja Siswa Kelas III SMK
Nasional Berbah Sleman Yogyakarta, Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta.
Nurgiantoro, Burhan (2009). Statistik Terapan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Ridwan Darul (2000). Pengaruh Informasi Dunia Kerja, Pengalaman Siswa
Dalam PSG, Dan Motivasi Berpretasi Mata Pelajaran Kejuruan
Terhadap Kessiapanmental Kerja Siswa Kelas XI Jurusan Bangunan
SMK Negeri 5 Surabaya, Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta.
94
Rohman Septiana Miftahul. (2011). Pengaruh Kondisi Psikologis Siswa Dan
Lingkungan Belajar Pasca Erupsi Merapi Terhadap Prestasi Belajar
Ekonomi Siswa Kelas X Dan XI IPS SMA Negeri 1 Cangkringan Tahun
Ajaran 2010/2011, Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta.
Sugiyono (2008). Metoda Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta
Suharsimi Arikunto.(2002) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Prakti. Rineka Cipta, Jakarta
Tulus Tu’u. (2004). Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Universitas Negeri Yogyakarta. (2003). Pedoman Tugas Akhir. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Winardi (1996), Hubungan Pendidikan Etos Kerja Dalam Keluarga, Iklim
Sekolah Dan Pengalaman Praktik Kerja Lapangan Dengan Kesiapan
Mental Kerja Siswa STM Negeri Jurusan Bangunan Di Kotamadia
Yogyakarta, Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta.
Abdul Hadis, (2010) Mutu Lulusan SMK. Diakses pada http://bocahsastra.wordpress.com/. Pada tanggal 8 Februari 2012, jam 09.00WIB
Atmel. (2007).Diakses Dari www.atmel.com. Pada tanggal 06 April 2012, jam 21.00WIB
Badan Pusat Statistik, (2011) Data statisti. Diakses Pada http: //www. bps.go.id Pada tanggal 8 Februari 2012, jam 21.00WIB
Brammy.( 2009). Diakses dari bram-iy.web.ugm.ac.id Pada tanggal 06April 2012, jam 18.00WIB
Goetsch,Davis. (2011): Mutu Sistem Pendidikan. Diakses pada http://www.poltas.ac.id/ Pada tanggal 18 Februari 2012, jam 21.00WIB
SKRIPSI TAHUN 2012SKRIPSI TAHUN 2012SKRIPSI TAHUN 2012SKRIPSI TAHUN 2012
LAMPIRAN I
1. Instrumen
Angket
Uji Judgment
2. HasilPengujian
SKRIPSI TAHUN 2012SKRIPSI TAHUN 2012SKRIPSI TAHUN 2012SKRIPSI TAHUN 2012
LAMPIRAN II
1. Data IndukPenelitian
DaftarNilaiRaport (Lager) Responden Semester I-III
TabulasiSkorAngket
DaftarNilaiHasilPraktikKerjaLapangan
Rekapitulasi Data Nilai/Skor (Variabel X1, X2, dan Y)
SKRIPSI TAHUN 2012SKRIPSI TAHUN 2012SKRIPSI TAHUN 2012SKRIPSI TAHUN 2012
LAMPIRAN III
1. HasilUjiValiditas&Reabilitas
2. AnalisisStatistikDeskriptif
3. UjiPersyaratanAnalisis
UjiNormalitas
UjiLinieritas
UjiMultikolinieritas
SKRIPSI TAHUN 2012SKRIPSI TAHUN 2012SKRIPSI TAHUN 2012SKRIPSI TAHUN 2012
LAMPIRAN IV
1. Data Perhitungan
Rentang, BanyakKelas Interval, PanjangKelas Interval.
M Ideal
SD Ideal
KlasifikasiNilai/Skor
2. UjiKatagorisasi
Data Katagorisasi
RumusPerhitungankatagorisasi
HasilUjikatagorisasi
3. UjiHipotesis
UjiRegresi
UjiRegresiberganda
Hasiluji SE dan SR
SKRIPSI TAHUN 2012SKRIPSI TAHUN 2012SKRIPSI TAHUN 2012SKRIPSI TAHUN 2012
LAMPIRAN V
1. Tabel Standard Statistik&Nomogram
TabelPenentuan Sample
Nomogram Harry King
TabelKurve Normal Persentase
TabelNilai-Nilai Product Moment
SKRIPSI TAHUN 2012SKRIPSI TAHUN 2012SKRIPSI TAHUN 2012SKRIPSI TAHUN 2012
LAMPIRAN VI
1. SuratKeteranganPenelitian
LembarPengajuanJudul
SuratPermohonanIjinObservasidari FT UNY
LembarPengesahan Proposal Penelitian
SuratIjinPenelitian Dari FT UNY
SuratIjinPenelitian Dari Pemprap DIY
SuratIjinPenelitian Dari DinasPerizinan DIY
SuratIjinPenelitian Dari SMK Negeri 2 Yogyakarta
LembarKonsultasi
2. FotoDocumentasi
PenyebaranAngket
SetelahPembagianAngket
Pengisianangket
BAB. I
PENDAHULUAN
SKRIPSI TAHUN 2012SKRIPSI TAHUN 2012SKRIPSI TAHUN 2012SKRIPSI TAHUN 2012
BAB. II
KAJIAN TEORI
SKRIPSI TAHUN 2012SKRIPSI TAHUN 2012SKRIPSI TAHUN 2012SKRIPSI TAHUN 2012
BAB. III
METODA PENELITIAN
SKRIPSI TAHUN 2012SKRIPSI TAHUN 2012SKRIPSI TAHUN 2012SKRIPSI TAHUN 2012
BAB. IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
SKRIPSI TAHUN 2012SKRIPSI TAHUN 2012SKRIPSI TAHUN 2012SKRIPSI TAHUN 2012
BAB. V
KESIMPULAN DAN SARAN
SKRIPSI TAHUN 2012SKRIPSI TAHUN 2012SKRIPSI TAHUN 2012SKRIPSI TAHUN 2012