Upload
dinhtruc
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
SKRIPSI
SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN
N’-(4-METOKSIBENZILIDEN)SINAMOILHIDRAZIDA DARI BAHAN AWAL ASAM SINAMAT DENGAN
IRADIASI GELOMBANG MIKRO
AGHNIA TALCHA HUWAINA PERTIWI
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
DEPARTEMEN KIMIA FARMASI
SURABAYA
2016
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
SKRIPSI
SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA
DAN N’-(4-METOKSIBENZILIDEN)SINAMOILHIDRAZIDA
DARI BAHAN AWAL ASAM SINAMAT DENGAN IRADIASI GELOMBANG MIKRO
AGHNIA TALCHA HUWAINA PERTIWI
NIM : 051211131049
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS AIRLANGGA
DEPARTEMEN KIMIA FARMASI
SURABAYA
2016
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
v
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan sebaik-baiknya.
Dengan selesainya skripsi yang berjudul “SINTESIS N’-
BENZILIDEN-SINAMOILHIDRAZIDA DAN N’-(4-METOKSI-
BENZILIDEN)SINAMOILHIDRAZIDA DARI BAHAN AWAL ASAM
SINAMAT DENGAN IRADIASI GELOMBANG MIKRO” ini
perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan skripsi ini
1. Prof. Dr. Tutuk Budiati, Apt., MS sebagai pembimbing pertama atas
waktu, bimbingan, saran, semangat serta dorongan moral yang
sangat berarti dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi ini;
2. Drs. Hadi Poerwono, Apt., M.Sc., Ph.D sebagai pembimbing serta
atas waktu, bimbingan dan saran kepada penulis dalam menyusun
dan menyelesaikan skripsi ini;
3. Dr. Hj. Umi Athijah, Apt., M.S. selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Airlangga, yang telah menyediakan segala fasilitas
pendukung selama menjalani pendidikan;
4. Drs. Marcellino Rudyanto, M.Si., Apt., Ph.D. selaku Ketua
Departemen Kimia Farmasi yang telah menyediakan fasilitas yang
mendukung penilitian penulis;
5. Prof. Dr. M. Zainudin, Apt. dan Dr. Nuzul W.D., M.Si., Apt.,
sebagai dosen penguji yang telah memberikan evaluasi dan saran
dalam menyusun naskah ini;
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
vi
6. Kepada seluruh dosen dan guru saya yang telah mendidik dan
mengajarkan ilmu pengetahuan sehingga saya dapat menyelesaikan
pendidikan sarjana;
7. Orang tua tercinta, Moch Wachid dan Tri Susilowati, S.Pd, yang
telah memberikan doa yang tulus, motivasi, dorongan moral maupun
materiil selama penulis menjalani pendidikan dan penyelesaian
skripsi ini;
8. Seluruh keluarga besar, serta kakakku Dian Nur Susanti dan Feby
Nugroho Aji yang memberikan doa, motivasi, dan dorongan;
9. Sahabat-sahabatku tercinta yang telah memberikan dukungan dan
motivasi, teman seperjuangan penelitian (Ariani) dan teman-teman
Fakultas Farmasi angkatan 2012;
10. Seluruh karyawan Departemen Kimia Farmasi khususnya bapak
Sunar dan bapak Rubiyanto atas bantuan waktu dan tenaga selama
pengerjaan skripsi ini;
11. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi
saya yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Semoga Tuhan Yang
Maha Esa memberikan segala kebaikan kepada bapak, ibu serta
teman-teman.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak
yang menggunakannya. Penulis menyadari jika skripsi ini masih banyak
kesalahan dan jauh dari kesempurnaan, sehingga penulis mengharapkan
kritik maupun saran dari semua pihak untuk pengembangan selanjutnya.
Surabaya, Agustus 2016
Penulis
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
vii
RINGKASAN
SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN N’-(4-METOKSIBENZILIDEN)SINAMOILHIDRAZIDA DARI
BAHAN AWAL ASAM SINAMAT DENGAN IRADIASI -GELOMBANG MIKRO
Aghnia Talcha Huwaina Pertiwi
N’-benzilidensinamoilhidrazida dan N’-(4-metoksibenziliden)-
sinamoilhidrazida merupakan senyawa turunan hidrazida dibuat dari bahan awal asam sinamat yang diduga memiliki aktivitas antimikroba. Pada penelitian ini dilakukan sintesis senyawa N’-benzilidensinamoilhidrazida sebagai pembanding dan senyawa N’-(4-metoksibenziliden)-sinamoilhidrazida untuk mengetahui perbedaan reaktivitas benzaldehida dan 4-metoksibenzaldehida pada reaksinya dengan sinamoilhidrazida pada kondisi reaksi yang sama.
Sintesis senyawa N’-benzilidensinamoilhidrazida dan N’-(4-metoksibenziliden)sinamoilhidrazida dilakukan melalui tiga tahap reaksi. Tahap pertama merupakan reaksi pembentukan metil sinamat yang dilakukan dengan cara mereaksikan asam sinamat dengan dimetil sulfat dan kalium karbonat menggunakan iradiasi gelombang mikro dengan daya 160 Watt selama 8 menit. Pada tahap kedua dilakukan reaksi pembentukan sinamoilhidrazida dengan mereaksikan metil sinamat dengan hidrazin hidrat menjadi sinamoilhidrazida menggunakan iradiasi gelombang mikro dengan daya 360 Watt selama 6 menit. Kemudian, pada tahap ketiga dilakukan reaksi pembentukan N’-benzilidensinamoilhidrazida dengan mereaksikan sinamoilhidrazida dengan benzaldehida menggunakan HCl pekat sebagai katalis menggunakan iradiasi gelombang mikro dengan daya 160 Watt selama 5 menit. Sementara itu, sinamoilhidrazida direaksikan dengan 4-metoksibenzaldehida untuk menghasilkan senyawa N’-(4-metoksibenziliden)sinamoilhidrazida dilakukan pada kondisi reaksi yang sama dengan N’-benzilidensinamoilhidrazida. Pada sintesis N’-benzilidensinamoilhidrazida dan N’-(4-metoksibenziliden)sinamoilhidrazida dilakukan rekristalisasi dengan diklorometana : etanol (1:1). Kedua hasil sintesis tersebut masih berupa senyawa campuran sehingga dilakukan pemisahan dan pemurnian menggunakan metode kromatografi kolom.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
viii
Identifikasi struktur senyawa dengan spektrofotometer UV-Vis dan spektromotometer inframerah. Analisis spektroskopi UV-Vis metil sinamat meunjukkan panjang gelombang maksimum 278 nm. Data spektrum inframerah dalam pellet KBr menunjukkan adanya gugus C=C aromatis (1450 cm-1), gugus C-H sp2 (3028 cm-1), gugus C=O ester (1714 cm-1), gugus C-O-C (1013 cm-1) dan C-H alkena trans (980 cm-1). Analisis spektroskopi UV-Vis sinamoilhidrazida meunjukkan panjang gelombang maksimum 282 nm. Data spektrum inframerah dalam pellet KBr menunjukkan adanya gugus C=C aromatis (1454 cm-1), gugus C-H sp2 (3064 cm-1), gugus N-H sekunder (3435 cm-1), gugus N-H primer (3446 cm-1), gugus =C-N (1384 cm-1), gugus C=O amida (1672 cm-1), dan C-H alkena trans (699 cm-1).
Identifikasi struktur senyawa hasil sintesis menggunakan spektrofotometer UV-Vis, spektrofotometer inframerah dan spektrometer resonansi magnetik inti proton (1H-RMI). Analisis spektroskopi UV-Vis N’-benzilidensinamoilhidrazida meunjukkan panjang gelombang maksimum 302 nm. Data spektrum inframerah dalam pellet KBr menunjukkan adanya gugus C=C aromatis (1489 cm-1), gugus C-H sp2 (3192 cm-1), , gugus N-H primer (1620 cm-1), gugus =C-N amida (1365 cm-1), gugus C=O amida (1662 cm-1), dan gugus C=N (1650 cm-1). Sedangkan data spektrum resonansi magnetik inti proton menunjukkan pergeseran kimia dari atom H cincin aromatis (7,88 ppm, singlet), atom H cincin aromatis (7,83-7,84 ppm; 7,64-7,68 ppm, dan 7,38-7,46 ppm, multiplet), atom H cincin aromatis (7,71 ppm, doublet), atom H dari ikatan =C-H (8,73 ppm, singlet), atom H dari ikatan C-H alkena trans (7,78 ppm dan 7,71 ppm, doublet) serta atom H dari N-H (7,38-7,46 ppm, multiplet).
Analisis spektroskopi UV-Vis N’-(4-metoksibenziliden)-sinamoilhidrazida meunjukkan panjang gelombang maksimum 318 nm. Data spektrum inframerah dalam pellet KBr menunjukkan adanya gugus C=C aromatis (1448 cm-1), gugus C-H sp2 (3016 cm-1), , gugus N-H sekunder (3466 cm-1), gugus =C-N amida (1422 cm-1), gugus C=O amida (1663 cm-1), gugus C=N (1650 cm-1), gugus C-O-C (1258 cm-1) dan cincin aromatik tersubstitusi para (831 cm-1) . Sedangkan data spektrum resonansi magnetik inti proton menunjukkan pergeseran kimia dari atom H cincin aromatis (7,65 ppm dan 6,95 ppm, doublet), atom H cincin aromatis (7,38-7,43 ppm, multiplet), 6 atom H dari ikatan =C-H (8,73 ppm, singlet), atom H dari ikatan C-H alkena trans (7,84 ppm dan 7,54 ppm, doublet), atom H dari N-H (7,72 ppm, singlet) serta atom H dari –OCH3 (3,85 ppm, singlet).
Pada penelitian ini, diperoleh hasil sintesis senyawa tahap pertama metil sinamat yang berupa cairan sebesar 86%, sedangkan senyawa sinamoilhidrazida belum dapat dimurnikan karena belum menemukan
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
ix
metode pemisahan yang sesuai sehingga tidak didapatkan data persentase hasil. Pada tahap ketiga, diperoleh N’-benzilidensinamoilhidrazida sebesar 1,56 % dan N’-(4-metoksibenziliden)sinamoilhidrazida sebesar 0,58 %. Optimasi kondisi reaksi hanya dilakukan untuk sintesis N’-benzilidensinamoilhidrazida, sedangkan pada sintesis N’-(4-metoksibenziliden)sinamoilhidrazida dilakukan dengan kondisi yang sama dengan N’-benzilidensinamoilhidrazida sehingga dapat memungkinkan reaksi untuk sintesis N’-(4-metoksibenziliden)sinamoilhidrazida belum sempurna yang menyebabkan presentase hasil tidak sesuai hipotesis yaitu persentase hasil N’-(4-metoksibenziliden)sinamoilhidrazida tidak lebih besar daripada N’-benzilidensinamoilhidrazida.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
x
ABSTRACT
SYNTHESIS OF N’-BENZYLIDENECINNAMOYLHYDRAZIDE AND
N’-(4-METHOXYBENZYLIDENE)CINNAMOYLHYDRAZIDE FROM CINNAMIC ACID USING MICROWAVE IRRADIATION
Aghnia Talcha Huwaina Pertiwi
The synthesis of N’-benzylidenecinnamoylhydrazide and N’-(4-methoxybenzylidene)cinnamoylhydrazide has been performed through microwave irradiation in same condition. The reaction was performed in three steps using cinnamic acid as the starting material. The first step obtain methyl cinnamate by reacting cinnamic acid with dimethyl sulfate, the second step obtain cinnamoylhydrazide by reacting methyl cinnamate with hydrazine hydrate and the third step obtain N’-benzylidenecinnamoyl-hydrazide and N’-(4-methoxybenzylidene)-cinnamoylhydrazide by reacting cinnamoylhydrazide with benzaldehyde and 4-methoxybenzaldehyde, respectively. N’-benzylidenecinnamoylhydrazide was obtained as yellow crystal with 1,56 % yield (m.p 200-202oC) and N’-(4-methoxybenzylidene)-cinnamoylhydrazide was obtained as pale yellow crystal with 0,58 % yield (m.p 216-218oC). Identification of the synthesized compounds were confirmed by UV-Vis spectrophotometer, IR spectrophotometer, and 1H-NMR spectrometer. Keyword : Synthesis, N’-(4-methoxybenzylidene)cinnamoylhydrazide, methyl cinnamate, N’-benzylidenecinnamoylhydrazide, cinnamoylhydrazide, microwave irradiation
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
xi
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN .........................................................................................vii
ABSTRAK..............................................................................................x
DAFTAR ISI ..........................................................................................xi
DAFTAR TABEL ..................................................................................xvi
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................xviii
DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................xxii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................1
1.1 Latar Belakang .................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian ...........................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................7
2.1 Tinjauan Tentang Aktivitas Hidrazida .............................................7
2.2 Tinjauan Tentang Bahan Penelitian ..................................................9
2.2.1 Asam Sinamat ......................................................................9
2.2.2 Kalium Karbonat Anhidrat ...................................................10
2.2.3 Metil Sinamat .......................................................................10
2.2.4 Sinamoilhidrazida .................................................................11
2.2.5 Benzaldehida ........................................................................11
2.2.6 p-metoksibenzaldehida .........................................................12
2.2.7 Dimetil sulfat ........................................................................12
2.2.8 Hidrazin hidrat......................................................................13
2.3 Tinjauan Tentang Mekanisme Reaksi ...............................................13
2.3.1 Reaksi Metilasi .....................................................................13
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
xii
2.3.2 Reaksi Substitusi Nukleofilik ...............................................15
2.4 Tinjauan Tentang Iradiasi Gelombang Mikro ...................................17
2.5 Tinjauan Tentang Uji Kemurnian .....................................................20
2.5.1 Titik Lebur ...........................................................................20
2.5.2 Kromatografi Lapis Tipis (KLT) ..........................................21
2.6 Tinjauan Tentang Rekristalisasi ........................................................22
2.7 Tinjauan Tentang Identifikasi Hasil Sintesis ....................................23
2.7.1 Spektrofotometer UV-Vis ....................................................23
2.7.2 Spektrofotometer Inframerah ...............................................24
2.7.3 Spektrometer Resonansi Magneti Inti (1H-RMI) ..................27
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL .................................................29
3.1 Hipotesis ..........................................................................................32
BAB IV METODE PENELITIAN .........................................................33
4.1 Bahan dan Alat yang Digunakan .....................................................33
4.1.1 Bahan....................................................................................33
4.1.2 Alat .......................................................................................33
4.2 Rancangan Penelitian ........................................................................33
4.3 Kerangka Operasional.......................................................................35
4.4 Prosedur Kerja ..................................................................................36
4.4.1 Optimasi Kondisi Reaksi Sintesis Metil Sinamat .................36
4.4.2 Prosedur Sintesis Metil Sinamat ...........................................36
4.4.3 Optimasi Kondisi Reaksi Sintesis Sinamoilhidrazida ..........37
4.4.4 Prosedur Sintesis Sinamoilhidrazida ....................................37
4.4.5 Optimasi Kondisi Sintesis N’-benzilidensinamoil-
hidrazida ..............................................................................37
4.4.6 Prosedur Sintesis N’-benzilidensinamoilhidrazida .............38
4.4.7 Prosedur Sintesis N’-(4-metoksibenziliden)sinamoil-
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
xiii
hidrazida ..............................................................................38
4.5 Penetapan Persentase Hasil Sintesis menggunakan KLT-
Densitometri ...................................................................................39
4.6 Pemisahan dan Pemurnian dengan Kromatografi Kolom ..............39
4.7 Uji Kemurnian Hasil Sintesis .......................................................40
4.7.1 Uji Kemurnian dengan Indeks Bias ..................................40
4.7.2 Uji Kemurnian dengan Titik Lebur ..................................40
4.7.3 Uji Kemurnian dengan KLT ............................................41
4.8 Identifikasi Senyawa Hasil Sintesis ...............................................42
4.8.1 Identifikasi dengan Spektrofotometer UV-Vis .................42
4.8.2 Identifikasi dengan Spektrofotometer Inframerah (IR) ....42
4.8.3 Identifikasi dengan Spektrometer 1H-NMR .....................42
4.9 Analisis Data .....................................................................................43
4.9.1 Perhitungan Persentase Hasil ...........................................43
BAB V HASIL PENELITIAN ...............................................................44
5.1 Reaksi Optimasi .............................................................................44
5.1.1 Optimasi Daya dan Waktu Sintesis Metil Sinamat
dengan Iradiasi Gelombang Mikro ...................................44
5.1.2 Optimasi Daya dan Waktu Sintesis Sinamoilhidrazida
dengan Iradiasi Gelombang Mikro ................................46
5.1.2.1 Dengan Perbandingan mol 1:1 ............................46
5.1.2.2 Dengan Perbandingan mol 1:6 ............................47
5.1.3 Optimasi Daya dan Waktu Sintesis N’-benzilidensinamoil-
hidrazida dengan Iradasi Gelombang Mikro ...................49
5.2 Reaksi Sintesis Metil Sinamat ..........................................................50
5.2.1 Uji Kemurnian Metil Sinamat ..........................................51
5.2.1.1 Indeks Bias ......................................................51
5.2.1.2 Kromatografi Lapis Tipis (KLT) .........................51
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
xiv
5.2.2 Identifikasi Struktur Senyawa Metil Sinamat ...................52
5.2.2.1 Identifikasi Struktur dengan Spektofotometer
UV-Vis ............................................................52
5.2.2.2 Identifikasi Struktur dengan Spektofotometer
Inframerah ......................................................53
5.2.3 Presentase Hasil Sintesis Metil Sinamat...........................55
5.3 Reaksi Sintesis Sinamoilhidrazida ....................................................55
5.3.1 Identifikasi Struktur Senyawa Sinamoilhidrazida ............55
5.3.1.1 Identifikasi Struktur dengan Spektofotometer
UV-Vis ............................................................55
5.3.1.2 Identifikasi Struktur dengan Spektofotometer
Inframerah .......................................................56
5.4 Sintesis N’-benzilidensinamoilhidrazida ........................................58
5.4.1 Pemisahan Hasil Sintesis dengan Metode Kromatografi
Kolom...............................................................................58
5.4.2 Uji Kemurnian Senyawa N’-benzilidensinamoil-
hidrazida ...........................................................................59
5.4.2.1 Titik Lebur ......................................................59
5.4.1.2 Kromatografi Lapis Tipis (KLT) .....................59
5.4.3 Identifikasi Struktur Senyawa N’-benzilidensinamoil-
hidrazida ...........................................................................60
5.4.3.1 Identifikasi Struktur dengan Spektrofotometer
UV-Vis ............................................................60
5.4.3.2 Identifikasi Struktur dengan Spektrofotometer
Inframerah .......................................................61
5.4.3.3 Identifikasi Struktur dengan Spektrometer
Resonansi Magnetik Inti Proton (RMI-1H) .....63
5.4.4 Presentase Hasil Sintesis N’-benzilidensinamoil-
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
xv
hidrazida ...........................................................................66
5.5 Sintesis N’-(4-metoksibenziliden)sinamoilhidrazida .....................67
5.5.1 Pemisahan Hasil Sintesis dengan Metode Kromatografi
Kolom...............................................................................68
5.5.2 Uji Kemurnian Senyawa N’-(4-metoksibenziliden)-
sinamoilhidrazida .............................................................68
5.5.2.1 Titik Lebur ......................................................68
5.5.2.2 Kromatografi Lapis Tipis (KLT) .....................69
5.5.3 Identifikasi Struktur Senyawa N’-(4-metoksibensiliden)-
sinamoilhidrazida .............................................................70
5.5.3.1 Identifikasi Struktur dengan Spektrofotometer
UV-Vis ............................................................70
5.5.3.2 Identifikasi Struktur dengan Spektrofotometer
Inframerah .......................................................70
5.5.3.3 Identifikasi Struktur dengan Spektrometer
Resonansi Magnetik Inti Proton (RMI-1H) .....72
5.5.4 Presentase Hasil Sintesis N’-(4-metoksibenziliden)-
sinamoilhidrazida .............................................................74
BAB VI PEMBAHASAN ......................................................................76
6.1 Sintesis Metil Sinamat .................................................................76
6.2 Sintesis Sinamoilhidrazida ..........................................................80
6.3 Sintesis N’-benzilidensinamoilhidrazida .....................................84
6.4 Sintesis N’-(4-metoksibenziliden)sinamoilhidrazida ..................89
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................93
7.1 Kesimpulan ..................................................................................93
7.2 Saran ............................................................................................93
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................94
Lampiran .... ............................................................................................98
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel II.1 Penggolongan senyawa pengalkilasi ...................................14
Tabel II.2 Pelarut yang sering digunakan untuk rekristalisasi .............23
Tabel II.3 Penggolongan frekuensi inframerah ....................................26
Tabel V.1 Hasil uji kesempurnaan reaksi dengan iradiasi gelombang
mikro (metil sinamat) ..........................................................45
Tabel V.2 Hasil uji kesempurnaan reaksi dengan iradiasi gelombang
mikro (sinamoilhidrazida perbandingan mol 1:1) ...............47
Tabel V.3 Hasil uji kesempurnaan reaksi dengan iradiasi gelombang
mikro (sinamoilhidrazida perbandingan mol 1:6) ...............48
Tabel V.4 Hasil uji kesempurnaan reaksi dengan iradiasi gelombang
mikro (N’-benzilidensinamoilhidrazida) .............................50
Tabel V.5 Hasil uji kemurnian senyawa hasil sintesis dengan indeks
bias ......................................................................................51
Tabel V.6 Hasil uji kemurnian senyawa hasil sintesis dengan KLT
(metil sinamat) ....................................................................52
Tabel V.7 Interpretasi data spektrum inframerah senyawa hasil
sintesis (metil sinamat)........................................................54
Tabel V.8 Persentase hasil sintesis metil sinamat ................................55
Tabel V.9 Interpretasi data spektrum inframerah senyawa hasil
sintesis (sinamoilhidrazida) .................................................57
Tabel V.10 Nilai Rf fraksi yang diperoleh dari pemisahan dengan
kromatografi kolom menggunakan fase gerak kloroform :
etil asetat (5:1).....................................................................59
Tabel V.11 Hasil uji kemurnian senyawa hasil sintesis (N’-
benzilidensinamoilhidrazida fraksi 2) dengan penentuan
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
xvii
jarak lebur menggunakan pengukur titik lebur lebur
Electrothermal Melting Point Apparatus ............................59
Tabel V.12 Hasil uji kemurnian senyawa hasil sintesis (N’-
benzilidensinamoilhidrazida fraksi 2) dengan KLT ............60
Tabel V.13 Interpretasi data spektrum inframerah senyawa hasil
sintesis (N’-benzilidensinamoilhidrazida fraksi 2)..............62
Tabel V.14 Karakteristik spektrum resonansi magnetik inti proton
senyawa hasil sintesis (N’-benzilidensinamoilhidrazida) ...66
Tabel V.15 Persentase hasil sintesis N’-benzilidensinamoilhidrazida
menggunakan KLT Densitometri ........................................67
Tabel V.16 Nilai Rf fraksi yang diperoleh dari pemisahan dengan
kromatografi kolom menggunakan fase gerak kloroform :
etil asetat (5:1).....................................................................68
Tabel V.17 Uji kemurnian senyawa hasil sintesis (N’-(4-
metoksibenziliden)sinamoilhidrazida) dengan penentuan
jarak lebur menggunakan pengukur titik lebur
Electrothermal Melting Point Apparatus ............................68
Tabel V. 18 . Hasil uji kemurnian senyawa hasil sintesis (N’-(4-
metoksibenziliden)sinamoilhidrazida) dengan KLT ...........69
Tabel V.19 Interpretasi data spektrum inframerah senyawa hasil
sintesis (N’-(4-metoksibenziliden)sinamoilhidrazida) ........71
Tabel V.20 Karakteristik spektrum resonansi magnetik inti proton
senyawa hasil sintesis (N’-(4-metoksibenziliden)-
sinamoilhidrazida) ...............................................................74
Table V.21 Persentase hasil sintesis N’-(4-metoksibenziliden)-
sinamoilhidrazida menggunakan KLT Densitometri ..........75
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Reaksi sintesis N’-benzilidensinamoilhidrazida dan
N’-(4-metoksibenziliden)sinamoilhidrazida .................... 3
Gambar 2.1 Struktur senyawa asam 5-bromoimidazo[1,2-a]piridina-
2-karboksilat benzilidenhidrazida ................................... 7
Gambar 2.2 Struktur senyawa asam 5-bromoimidazo[1,2-a]piridina-
2-karboksilat 4-metoksibenzilidenhidrazida .................... 7
Gambar 2.3 Struktur senyawa asam 4-florobenzoat[(5-nitro-2-furil)-
metilen]hidrazida ............................................................. 8
Gambar 2.4 Struktur senyawa 1-(4-florofenil)-3-(4-{1-[(piridin-
4-karbonil)hidrazono]etil}fenil)thiourea ......................... 8
Gambar 2.5 Sintesis senyawa 4-(morfolin-4-il)benzohidrazida .......... 9
Gambar 2.6 Struktur molekul asam sinamat ....................................... 10
Gambar 2,7 Struktur molekul kalium bikarbonat ................................ 10
Gambar 2.8 Struktur molekul metil sinamat ....................................... 11
Gambar 2.9 Struktur molekul sinamoilhidrazida ................................ 11
Gambar 2.10 Struktur molekul benzaldehida ........................................ 12
\Gambar 2.11 Struktur molekul p-metoksibenzaldehida ........................ 12
Gambar 2.12 Struktur molekul dimetil sulfat ........................................ 12
Gambar 2.13 Struktur molekul hidrazin hidrat ..................................... 13
Gambar 2.14 Mekanisme senyawa pengalkilasi pada kondisi reaksi
basa, netral dan asam ....................................................... 15
Gambar 2.15 Mekanisme reaksi SN2 ..................................................... 16
Gambar 2.16 Spektrum elektromagnetik............................................... 18
Gambar 2.17 Molekul dwikutub menyejajarkan diri dengan medan
listrik ............................................................................... 19
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
xix
Gambar 2.18 Partikel bermuatan dalam suatu larutan mengikuti medan
listrik .............................................................................. 19
Gambar 2.19 Diagram karakteristik serapan radiasi inframerah gugus
fungsi .............................................................................. 25
Gambar 3.1 Skema Kerangka Konseptual .......................................... 31
Gambar 4.1 Skema Kerangka Operasional ......................................... 35
Gambar 5.1 Spektrum UV-Vis hasil sintesis (metil sinamat) dalam
pelarut kloroform menggunakan Spektrofotometer UV-
Vis Lambda EZ 201 Perkin Elmer .................................. 53
Gambar 5.2 Spektrum inframerah senyawa hasil sintesis (metil sinamat)
dengan pellet KBr menggunakan spektrofotometer
FTIR-8400S Shimadzu ................................................... 54
Gambar 5.3 Spektrum UV-Vis hasil sintesis (sinamoilhidrazida)
dalam pelarut kloroform menggunakan Spektrofotometer
UV-Vis Lambda EZ 201 Perkin Elmer ........................... 56
Gambar 5.4 Spektrum inframerah senyawa hasil sintesis
(sinamoilhidrazida) dengan pellet KBr menggunakan
spektrofotometer FTIR-8400S Shimadzu ....................... 57
Gambar 5.5 Spektrum UV-Vis hasil sintesis (N’-
benzilidensinamoilhidrazida) dalam pelarut kloroform
menggunakan Spektrofotometer UV-Vis Lambda EZ 201
Perkin Elmer .................................................................... 61
Gambar 5.6 Spektrum inframerah senyawa hasil sintesis (N’-
benzilidensinamoilhidrazida) dengan pellet KBr ............ 62
Gambar 5.7 Spektrum RMI-1H senyawa hasil sintesis (N’-
benzilidensinamoilhidrazida) dalam pelarut CDCl3 ........ 63
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
xx
Gambar 5.8 Spektrum RMI-1H senyawa hasil sintesis (N’-
benzilidensinamoilhidrazida) dalam pelarut CDCl3
(perbesaran pada geseran kimia 5,7 - 8,8 ppm) ............... 64
Gambar 5.9 Spektrum RMI-1H senyawa hasil sintesis (N’-
benzilidensinamoilhidrazida) dalam pelarut CDCl3
(perbesaran pada geseran kimia 6,9 - 7,9 ppm) ............... 65
Gambar 5.10 Struktur senyawa N’-benzilidensinamoilhidrazida .......... 65
Gambar 5.11 Spektrum UV-Vis hasil sintesis (N’-(4-
metoksibenziliden)sinamoilhidrazida) dalam pelarut
kloroform menggunakan Spektrofotometer UV-Vis Lambda
EZ 201 Perkin Elmer ....................................................... 70
Gambar 5.12 Spektrum inframerah senyawa hasil sintesis (N’-(4-
metoksibenziliden)sinamoilhidrazida) dengan pellet KBr
menggunakan spektrofotometer FTIR ............................. 71
Gambar 5.13 Spektrum RMI-1H N’-(4-metoksibenziliden)-
sinamoilhidrazida dalam pelarut CDCl3 menggunakan
spektrometer FT-NMR JEOL ECS-400 .......................... 72
Gambar 5,14 Spektrum RMI-1H N’-(4-metoksibenziliden)-
sinamoilhidrazida dalam pelarut CDCl3 menggunakan
spektrometer FT-NMR JEOL ECS-400 (perbesaran pada
geseran kimia 6,2 - 8,8 ppm) ........................................... 73
Gambar 5.15 Struktur senyawa N’-(4-metoksibenziliden)sinamoil-
hidrazida .......................................................................... 73
Gambar 6.1 Struktur Metil Sinamat .................................................... 79
Gambar 6.2 Mekanisme reaksi pembentukan metil sinamat ............... 80
Gambar 6.3 Struktur Sinamoilhidrazida .............................................. 82
Gambar 6.4 Mekanisme reaksi pembentukan sinamoilhidrazida ........ 83
Gambar 6.5 Struktur N’-benzilidensinamoilhidrazida ........................ 87
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
xxi
Gambar 6.6 Mekanisme reaksi pembentukan N’-benziliden-
sinamoilhidrazida ............................................................ 88
Gambar 6.7 Struktur N’-(4-metoksibenziliden)sinamoilhidrazida ...... 92
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
xxii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Perhitungan Berat Senyawa Awal dan Berat Senyawa
Hasil Sintesis ....................................................................98
Lampiran 2 Skema Kerja Sintesis Metil Sinamat ................................101
Lampiran 3 Skema Kerja Sintesis Sinamoilhidrazida..........................102
Lampiran 4 Skema Kerja Sintesis N’-benzilidensinamoilhidrazida
dan N’-(4-metoksibenziliden)sinamoilhidrazida ..............103
Lampiran 5 KLT Fraksi Hasil Pemisahan dengan Metode Kromato-
grafi Kolom ......................................................................104
Lampiran 6 Spektrum UV-Vis dan FTIR Asam Sinamat ....................105
Lampiran 7 Hasil KLT-Densitometri Senyawa N’-benzilidensinamoil-
hidrazida .........................................................................106
Lampiran 8 Hasil KLT-Densitometri Senyawa N’-(4-metoksibenziliden)-
sinamoilhidrazida ............................................................110
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mikroba atau mikroorganisme merupakan jasad renik yang dapat
ditemukan di tanah, air, maupun udara. Mikroba dapat memberikan dampak
positif maupun negatif pada manusia. Salah satu dampak negatifnya,
mikroba menyebabkan infeksi pada manusia (Farmakologi dan Terap UI,
2012). Berbagai mikroorganisme dapat menyebabkan penyakit infeksi pada
manusia, antara lain : jamur, bakteri, protozoa, cacing dan virus (Janeway et
al., 2001). Infeksi adalah masuknya mikroorganisme patogen ke dalam
tubuh inang (host) kemudian berkembang biak dan menetap dalam tubuh
inang yang dapat menyebabkan penyakit pada inang (host).
Mikroorganisme masuk ke dalam tubuh inang (host) melalui kulit, jalur
pernapasaan maupun gastrointestinal (Said dan Ruliasih, 2005). Oleh karena
itu, dibutuhkan obat antimikroba yang dapat membasmi mikroba yang
merugikan manusia.
Namun, pada beberapa dekade ini, penggunaan antimikroba
menimbulkan suatu masalah baru, yaitu resistensi antimikroba atau Anti
Microbial Resistance (AMR). Resistensi antimikroba dapat menurunkan
efektivitas antibakteri, antifungi, antiparasit dan antivirus sehingga biaya
pengobatan lebih mahal, waktu pengobatan lebih lama bahkan kegagalan
pengobatan. Dalam mengatasi hal ini, dapat dilakukan pengembangan obat
baru yang efektif sebagai antimikroba. Saat ini banyak dikembangkan
senyawa baru, salah satunya pengembangan obat dari senyawa hidrazida.
Senyawa turunan hidrazida yang telah diteliti memiliki aktivitas sebagai
antikanker, anti-HIV, antimikobakterial, antidiabetes, antimikroba,
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
2
antimalarial (Narasimhan et al., 2010). Selain senyawa turunan hidrazida,
senyawa alam juga banyak digunakan karena memiliki aktivitas biologi
dengan spektrum luas dan toksisitas yang rendah. Senyawa alam tersebut
dapat diperoleh dengan mengisolasi tanaman atau dengan cara disintesis.
Salah satu senyawa alam tersebut adalah asam sinamat.
Asam sinamat (Asam trans-3-fenilprop-2-enoat) banyak ditemukan
pada tanaman, misalnya tanaman Liquidambar orientalis, Vitellaria
paradoxa (Maranz et al., 2003), Petroselinum tuberosum, Cinnamomum
zeilanicum (Pittman, 2000), Messoia aromatica Becc dan kemenyan (Styrax
sp.) (Rudyanto dan Lanny, 2008). Asam sinamat memiliki banyak aktivitas
farmakologi, antara lain antioksidan, antibakteri, antitumor (Calvalho et al.,
2007), antimikroba (Narasimhan et al., 2004).
Somashekhar et al., 2013, telah melakukan sintesis senyawa 4-
(morfolin-4-il)benzohidrazida yang direaksikan dengan senyawa aromatik,
seperti asam benzoat, asam p-amino benzoat, p-klorobenzonitril dan 1-
kloro-2,4-dinitrobenzen dengan metode konvensional yaitu direfluks selama
5 jam. Diketahui keempat senyawa yang disintesis mempunyai aktivitas
antibakteri pada Staphylococcus aureus (bakteri Gram positif) dan Escheria
coli (bakteri Gram negatif) serta aktivitas antijamur pada Aspergillus niger
dan Candida albicans. Senyawa 4-(morfolin-4-il)benzohidrazida diketahui
mempunyai aktivitas sebagai antimikroba. Oleh karena itu, pada penelitian
ini akan disintesis senyawa turunan hidrazida lainnya dengan menggunakan
bahan awal asam sinamat yang juga mempunyai aktivitas antimikroba.
Senyawa yang disintesis yaitu N’-benzilidensinamoilhidrazida dan N’-(4-
metoksibenziliden)sinamoilhidrazida, namun tidak dilakukan uji aktivitas
antimikrobanya.
Proses sintesis senyawa N’-benzilidensinamoilhidrazida dan N’-(4-
metoksibenziliden)sinamoilhidrazida dilakukan melalui tiga tahap reaksi.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
3
Tahap pertama merupakan reaksi pembentukan metil sinamat yang
dilakukan dengan cara mereaksikan asam sinamat dengan dimetil sulfat.
Pada tahap kedua dilakukan reaksi pembentukan sinamoilhidrazida dengan
mereaksikan metil sinamat dengan hidrazin hidrat menjadi
sinamoilhidrazida. Kemudian, pada tahap ketiga dilakukan reaksi
pembentukan N’-benzilidensinamoilhidrazida dengan mereaksikan
sinamoilhidrazida dengan benzaldehida menggunakan HCl pekat sebagai
katalis. Pada kondisi reaksi yang sama, pada tahap ketiga, sinamoilhidrazida
direaksikan dengan 4-metoksibenzaldehida untuk menghasilkan senyawa
N’-(4-metoksibenziliden)sinamoilhidrazida.
Gambar 1.1 Reaksi sintesis N’-benzilidensinamoilhidrazida dan N’-(4-metoksibenziliden)sinamoilhidrazida
Proses sintesis N’-benzilidensinamoilhidrazida dan N’-(4-
metoksibenziliden)sinamoilhidrazida pada penelitian ini terdiri dari tiga
tahap, yaitu tahap sintesis metil sinamat, tahap sintesis sinamoilhidrazida
dan tahap sintesis kedua senyawa target. Pada penelitian yang sudah ada,
tahap pembentukan metil sinamat dilakukan dengan menggunakan metode
konvensional dengan refluks yang membutuhkan waktu sekitar 5 jam
(Rudyanto dan Lanny, 2008). Pada penelitian ini dipilih pemanasan dengan
iradiasi gelombang mikro karena waktu yang digunakan untuk sintesis lebih
(1) (2) R = -H (3) R = 4-OCH3
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
4
cepat dengan jumlah pelarut yang lebih sedikit dan memperoleh persentase
hasil yang baik. Keuntungan iradiasi gelombang mikro untuk sintesis seperti
meningkatkan kecepatan reaksi, selektivitas yang lebih bagus,
mempermudah eksperimental sehingga menjadi lebih efisien, dan ramah
lingkungan (Aboul-Fadl et al., 2011; Thiyagarajan et al., 2014).
Sintesis senyawa N’-(4-metoksibenziliden)sinamoilhidrazida
dilakukan pada kondisi yang sama dengan N’-benzilidensinamoilhidrazida.
Kedua senyawa ini dibedakan dengan adanya subtituen metoksi (-OCH3)
posisi para pada N’-(4-metoksibenziliden)sinamoilhidrazida yang dapat
mempengaruhi kereaktifan zat hasil reaksi.
Reaksi yang terjadi pada tahap ketiga mengikuti mekanisme reaksi
adisi-eliminasi nukleofilik, dimana dengan adanya gugus 4-metoksi pada
cincin aromatis benzena (benziliden) dapat bertindak sebagai gugus
pendorong elektron (mesomeri positif), sehingga atom C karbonil
bermuatan positif dan atom C aromatik yang terikat dengan atom C karbonil
lebih elektronegatif, hal ini menyebabkan C karbonil lebih stabil dan
semakin reaktif terhadap nukleofil. Penambahan gugus metoksi (-OCH3) ini
diperkirakan dapat meningkatkan persentase hasil sintesis senyawa N’-(4-
metoksibenziliden)sinamoilhidrazida dibandingkan dengan senyawa N’-
benzilidensinamoilhidrazida.
Uji kemurnian hasil sintesis, yaitu N’-benzilidensinamoilhidrazida
dan N’-(4-metoksibenziliden)sinamoilhidrazida dapat dilihat dengan
Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Apabila pada KLT terbentuk noda baru
tunggal dengan harga Rf yang berbeda dengan senyawa awal dan senyawa
awal telah hilang, senyawa hasil sintesis dapat dinyatakan telah murni
secara KLT.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
5
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah reaksi antara asam sinamat dan dimetilsulfat menggunakan
iradiasi gelombang mikro dapat menghasilkan senyawa metil
sinamat?
1.2.2 Apakah reaksi antara metil sinamat dan hidrazin hidrat
menggunakan iradiasi gelombang mikro dapat menghasilkan
senyawa sinamoilhidrazida?
1.2.3 Apakah reaksi antara sinamoilhidrazida dan benzaldehida
menggunakan iradiasi gelombang mikro dapat menghasilkan
senyawa N’-benzilidensinamoilhidrazida?
1.2.4 Apakah reaksi antara sinamoilhidrazida dan 4-
metoksibenzaldehida menggunakan iradiasi gelombang mikro
dapat menghasilkan senyawa N’-(4-metoksibenziliden)sinamoil-
hidrazida?
1.2.5 Apakah persentase hasil sintesis senyawa N’-(4-
metoksibenziliden)sinamoilhidrazida lebih besar daripada
persentase hasil N’-benzilidensinamoilhidrazida pada kondisi
reaksi yang sama?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Mensintesis metil sinamat dari asam sinamat dan dimetilsulfat
menggunakan iradiasi gelombang mikro
1.3.2 Mensintesis sinamoilhidrazida dari metil sinamat dan hidrazin
hidrat menggunakan iradiasi gelombang mikro
1.3.3 Mensintesis N’-benzilidensinamoilhidrazida dari sinamoilhidrazida
dan benzaldehida menggunakan iradiasi gelombang mikro.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
6
1.3.4 Mensintesis N’-(4-metoksibenziliden)sinamoilhidrazida dari
sinamoilhidrazida dan 4-metoksibenzaldehida menggunakan
iradiasi gelombang mikro.
1.3.5 Menentukan perbedaan reaktivitas benzaldehida dan 4-
metoksibenzaldehida pada reaksinya dengan sinamoilhidrazida
pada kondisi reaksi yang sama.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Memperoleh senyawa baru N’-(4-metoksibenziliden)sinamoil-
hidrazida dalam pengembangan obat-obat antimikroba.
2. Adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi di
bidang kimia organik tentang metode sintesis N’-(4-
metoksibenziliden)sinamoilhidrazida.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Tentang Aktivitas Hidrazida
Turan-Zitouni et al., 2001, menemukan bahwa asam 5-
bromoimidazo[1,2-a]piridina-2-karboksilat benzilidenhidrazida dan asam 5-
bromoimidazo[1,2-a]piridina-2-karboksilat 4-metoksibenzilidenhidrazida
memiliki aktivitas sebagai antimikroba terhadap E. fecalis dan S. epidermis.
Struktur senyawa tersebut ditunjukan pada gambar 2.1 dan gambar 2.2.
Gambar 2.1 Struktur senyawa asam 5-bromoimidazo[1,2-a]piridina-2-karboksilat benzilidenhidrazida
Gambar 2.2 Struktur senyawa
asam 5-bromoimidazo[1,2-a]piridina-2-karboksilat 4-metoksibenzilidenhidrazida
Rollas et al., 2007, telah melakukan sintesis hidrazida-
hidrazon dan 1,3,4-oxadiazolin dari 4-fluorobenzohidrazida berpotensi
sebagai antimikroba dan telah diuji aktivitas antibakteri dan anti jamur
terhadap S. aureus, E. coli, P. aeruginosa dan C. albicans. Dari senyawa
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
8
tersebut, asam 4-florobenzoat[(5-nitro-2-furil)- metilen] hidrazida
menunjukkan aktivitas yang sebanding dengan sefriakson terhadap S.
aureus. Struktur senyawa asam 4-florobenzoat[(5-nitro-2furil)metilen]
hidrazida ditunjukkan oleh gambar 2.3.
Gambar 2.3 Struktur senyawa
asam 4-florobenzoat[(5-nitro-2-furil)metilen] hidrazida Sriram et al., 2006, telah melakukan sintesis isonikotinil hidrazon
dengan mereaksikan isonikotinil hidrazida (INH) dengan 1-(4-asetilfenil)-3-
[(4-sub)fenil] thiourea dan dilakukan uji in vitro aktivitas antimikobakteri
pada Mycobacterium tuberculosis. Hasil sintesis senyawa 1-(4-florofenil)-3-
(4-{1-[(piridin-4-karbonil)-hidrazono]etil}fenil)thiourea yang ditunjukkan
pada gambar 2.4 merupakan senyawa yang paling poten dengan MIC 0,49
µM.
Gambar 2.4 Struktur senyawa
1-(4-florofenil)-3-(4-{1-[(piridin-4-karbonil)-hidrazono]etil}fenil)thiourea
Somashekhar et al., 2013, telah melakukan sintesis senyawa 4-
(morfolin-4-il)benzohidrazida dengan senyawa aromatik, seperti asam
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
9
benzoat, asam p-amino benzoat, p-klorobenzonitril dan 1-kloro-2,4-
dinitrobenzen direfluk selama 5 jam. Diketahui keempat senyawa yang
disintesis mempunyai aktivitas antibakteri pada Staphylococcus aureus
(bakteri gram positif) dan Escheria coli (bakteri gram negatif) serta aktivitas
antijamur pada Aspergillus niger dan Candida albicans. Struktur keempat
senyawa yang disintesis tersebut ditunjukkan pada gambar 2.5, sebagai
berikut.
Gambar 2.5 Sintesis senyawa 4-(morfolin-4-il)benzohidrazida
2.2 Tinjauan Tentang Bahan Penelitian
2.2.1 Asam Sinamat (C9H8O2)
Asam sinamat mempunyai berat molekul 148,16 g/mol. Asam
sinamat berbentuk kristal dengan titik lebur 133oC, titik didih 300oC,
kelarutan dalam air 1:2000 (25oC), dalam alkohol 1:6, dalam metanol 1:5
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
10
dan 1:12 dalam kloroform, serta sangat mudah larut dalam benzene, eter,
aseton, asam asetat glasial dan minyak (The Merck Index, 2001)
Gambar 2.6 Struktur molekul asam sinamat
2.2.2 Kalium Karbonat Anhidrat (K2CO3)
Kalium karbonat anhidrat mempunyai berat molekul 138,21 g/mol,
berbentuk serbuk granul atau granul tidak berbau, dan higroskopis. Larut
dalam 1 bagian air dingin; 0,7 bagian dalam air panas, praktis tidak larut
dalam alkohol (The Merck Index, 2001).
Gambar 2.7 Struktur molekul kalium karbonat
2.2.3 Metil sinamat (C10H10O2)
Metil sinamat merupakan kristal berbau buah dan balsam yang
mempunyai berat molekul 162,18 g/mol. Metil sinamat mudah larut dalam
alcohol dan eter, praktis tidak larut dalam air, serta mempunyai titik lebur
36oC, 1,042 dan indeks bias 1,5766 (21oC) (The Merck Index, 2001).
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
11
Gambar 2.8 Struktur molekul metil sinamat
2.2.4 Sinamoilhidrazida
Sinamoilhidrazida memiliki rumus molekul (C9H10N2O) dengan
berat molekul 162,19 g/mol. Sinamoilhidrazida merupakan Kristal yang
memiliki titik didih 360,8 oC dan titik leleh 116-117 oC (Katritzky, A.R, et
al. 2001)
Gambar 2.9 Struktur molekul sinamoilhidrazida
2.2.5 Benzaldehida (C7H6O)
Benzaldehida merupakan cairan tidak berwarna, menyerupai
minyak aman, membiaskan cahaya dengan kuat dan mempunyai berat
molekul 106,12 g/mol. Benzaldehida larut dalam air, bercampur dengan
etanol, dengan eter, dengan minyak menguap dan dengan minyak lemak.
Benzaldehida memiliki titik leleh -56,5oC, titik didih 179oC, indeks bias
1,5456 pada suhu 20oC dan berat jenis 1,043 g/cm3 pada suhu 25oC. Selama
penyimpanan, benzaldehida dapat teroksidasi oleh oksigen menjadi asam
benzoat dan menghasilkan kristal. (Farmakope Indonesia Edisi IV, 1995).
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
12
Gambar 2.10 Struktur molekul benzaldehida
2.2.6 p-metoksibenzaldehida (C8H8O2)
Nama lain p-metoksibenzaldehida adalah anisaldehida yang
memiliki berat molekul 136,2 g/mol. p-metoksibenzaldehida merupakan
cairan seperti minyak aromatik, tidak berwarna hingga kuning pucat, sangat
sukar larut dalam air, larut dalam alkohol dan eter, serta mempunyai titik
lebur 0oC (Farmakope Indonesia Edisi IV, 1995; The Merck Index, 2001).
Gambar 2.11 Struktur molekul p-metoksibenzaldehida
2.2.7 Dimetil Sulfat ((CH3)2SO4)
Dimetil sulfat atau asam sulfat dimetil eter mempunyai berat
molekul 126,13 g/mol. Dimetil sulfat berbentuk cairan berminyak yang
tidak berwarna, beracun, korosif. Sifat fisika dimetil sulfat antara lain : titik
lebur -27oC; titik didih 76oC; berat jenis 1,3322 g/cm3 (20oC) dan indeks
biasnya 1,3874 (20oC). Larut dalam air 2,8 g/100 ml pada suhu 18oC, larut
dalam eter, aseton, hidrokarbon aromatis. (The Merck Index, 2001).
Gambar 2.12 Struktur molekul dimetil sulfat
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
13
2.2.8 Hidrazin Hidrat ((NH2)2.H2O)
Hidrazina hidrat merupakan cairan tidak berwarna yang
mempunyai berat molekul 50,06 g/mol. Hidrazin hidrat berupa cairan dan
sedikt berbau, larut dalam air dan alkohol, tidak larut dalam kloroform dan
eter. Hidrazin hidrat mempunyai titik didih 47oC; titik leleh -51,7oC atau
dibawah 65oC; berat jenis 1,03 g/cm3 (21oC) dan indeks bias 1,42842
(20oC). Hidrazin hidrat merupakan basa kuat, sangat korosif, merusak kaca,
karet namun tidak merusak stainless steel. (The Merck Index, 2001).
Gambar 2.13 Struktur molekul hidrazin hidrat
2.3 Tinjauan Tentang Mekanisme Reaksi
2.3.1 Reaksi Metilasi
Reaksi metilasi merupakan reaksi penggantian suatu atom atau
molekul dengan gugus metil. Sumber elektrofil metil yang umum digunakan
berasal dari reagen dimetil sulfat (DMS) atau metil halida (CH3-X) (Tundo,
2001). Reaksi metilasi merupakan reaksi substitusi dimana satu atom, ion
atau gugus disubstitusikan untuk menggantikan atom, ion atau gugus lain
(Fessenden and Fessenden, 1986).
Senyawa pengalkilasi ada tiga kategori berdasarkan kondisi reaksi,
yaitu basa, netral, dan asam. Penggolongan senyawa pengalkilasi dapat
dilihat pada tabel II.1 (Lamoureux dan Christian, 2009). Dimetil sulfat
merupakan agen metilasi yang memiliki toksisitas tinggi dan karsinogenik,
namun dimetil sulfat lebih reaktif (Yulinda dkk, 2013).
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
14
Tabel II.1 Penggolongan senyawa pengalkilasi (Lamoureux dan Christian, 2009)
Kondisi Basa Kondisi Netral Kondisi Asam
Me-I Diazometana : CH2N2 MeOH/H+
Me-OTs, Me-OMs TMSCHN2 MeOH/BF3
Me3O.BF3 Triazena : Ph-NH-N=NMe
Me2SO4 DMF Asetal :
(MeO)2CHNMe2
MeOCO2Me Isourea : RNHC(OMe)NR
Me4NX Ortoasetal : (MeO)3CR
Mekanisme untuk setiap golongan senyawa pengalkilasi berbeda.
Pada dalam kondisi basa reagen dapat sebagai elektrofil. Pada reaksi yang
berlangsung pada kondisi netral, reagen awalnya sebagai basa dan pada
kondisi asam, reagen umumnya sebagai nukleofil. Mekanisme senyawa
pengalkilasi dapat dilihat pada gambar (2.12).
Kondisi Basa (reagen sebagai elektrofil)
Kondisi Netral (reagen awalnya sebagai basa)
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
15
Kondisi Asam (reagen sebagai nukelofil)
Gambar 2.14 Mekanisme senyawa pengalkilasi pada kondisi reaksi basa,
netral dan asam (Lamoureux dan Christian, 2009)
2.3.2 Reaksi Substitusi Nukleofilik
Reaksi subtitusi adalah suatu reaksi yang terjadi dalam satu atom,
ion atau gugus yang disubstitusikan untuk menggantikan atom, ion atau
gugus lain. Reaksi substitusi terjadi apabila anion dan spesi lain yang
mempunyai sepasang elektron bebas pada kulit terluarnya menyerang suatu
atom karbon bermuatan positif. Spesi yang menyerang atom karbon
bermuatan positif dalam reaksi substitusi nukleofil (Nu-) dan kebanyakan
berupa anion. Namun, beberapa molekul netral seperti H2O, CH3OH,
CH3NH2 dapat juga bertindak sebagai nukleofil karena molekul netral
memiliki pasangan elektron bebas yang dapat digunakan untuk membentuk
ikatan sigma (Fessenden and Fessenden, 1986).
Asam karboksilat dapat diubah menjadi berbagai macam turunan
karboksilat dengan mengganti gugus –OH dengan substituen lain seperti
gugus halida, amida, ester, dan anhidrida asam. Reaksi kimia ini disebut
reaksi substitusi asil nukleofilik dimana mekanisme penggantian subtituen
diawali dengan reaksi adisi oleh nukleofilik pada gugus karbonil polar
turunan asam dan diikuti dengan pengusiran gugus pergi dari intermediet
tetrahedral. Tahap adisi maupun eliminasi menentukan reaksi subtitusi asil
nukleofilik, tapi tahap adisi adalah rate limiting step (tahap penentu
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
16
kecepatan reaksi), sehingga faktor-faktor yang membuat gugus karbonil
lebih reaktif terhadap nukleofilik pada proses subtitusi (McMurry, 2008).
Reaktivitas suatu turunan asam terhadap terjadinya subtitusi
tergantung pada ada atau tidaknya halangan sterik di sekitar gugus karbonil
dan sifat elektronik subtituen. Secara sterik, turunan asam karboksilat yang
mepunyai halangan ruang kecil lebih mudah diserang oleh nukleofilik.
Urutan reaktivitas terhadap reaksi subtitusi pada turunan asam adalah asam
halida > anhidrida asam > ester > amida. Secara elektronik, senyawa asil
yang memiliki polaritas tinggi bereaksi lebih baik daripada senyawa yang
kurang polar. Berbagai subtituen menyebabkan perbedaan kepolaran gugus
karbonil (McMurry, 2008).
Mekanisme reaksi nukleofilik pada dasarnya ada dua, yaitu SN2
dan SN1. SN menunjukkan substitusi nukleofilik. Mekanisme SN2 dan SN1
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Reaksi SN2
Mekanisme SN2 adalah mekanisme satu tahap yang digambarkan
sebagai berikut :
Gambar 2.15 Mekanisme reaksi SN2
Nukleofil menabrak sisi belakang ikatan C X. Pada keadaan
transisi, nukleofil dan gugus pergi berasosiasi dengan karbon di mana
substitusi akan terjadi. Pada saat gugus pergi terlepas dengan membawa
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
17
pasangan elektron, nukleofil memberikan pasangan elektronnya untuk
dijadikan pasangan elektron dengan karbon. Karena keadaan transisi
melibatkan dua partikel (Nu- dan substrat), maka SN2 dikatakan bersifat
bimolekular, yaitu nukleofil dan substrat yang terlibat dalam langkah
penentu kecepatan reaksi (Fessenden dan Fessenden, 1986).
2) Reaksi SN1
Reaksi substrat R-X yang melalui mekanisme SN1 akan
berlangsung cepat jika R merupakan struktur tersier, dan lambat jika R
adalah struktur primer. Hal ini sesuai dengan urutan kestabilan ion
karbonium, 3o > 2o >> 1o > CH3. Ciri-ciri suatu reaksi yang berjalan melalui
mekanisme reaksi SN1, antara lain sebagai berikut :
a. Suatu gugus pergi yang baik dapat meningkatkan laju reaksi
dengan menurunkan tingkat energi transisi untuk membentuk
karbokation,
b. Nukleofil netral bekerja dengan baik,
c. Pelarut solven menstabilkan intermediet karbokation dengan
solvasi dengan meningkatkan laju reaksi (McMurry, 2008).
2.4 Tinjauan Tentang Iradiasi Gelombang Mikro
Gelombang mikro merupakan bentuk iradiasi elektromagnetik yang
mempunyai panjang gelombang antara 1 cm sampai 1 m, dengan spektrum
elektromagnetik antara 300 MHz sampai 300 GHz. Pada umunya, frekuensi
yang digunakan untuk pemanasan adalah 2,45 GHz (Patil, 2012).
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
18
Gambar 2.16 Spektrum elektromagnetik (Patil, 2012)
Sejak pertengahan 1980, teknologi gelombang mikro sudah
digunakan untuk kimia organik. Sintesis organik menggunakan gelombang
mikro dapat memberikan hasil yang berbeda dibandingkan dengan reaksi
pemanasan konvensional. Pemanasan konvensional, dapat menimbulkan
suhu lokal yang lebih tinggi, sehingga dapat menyebabkan produk, substrat
dan pereaksi terdegradasi (Lidstrom et al., 2001). Pemanasan konvensional
ini, reaktan secara perlahan diaktifkan oleh sumber panas konvensional
eksternal, panas didorong ke substansi melewati dinding wadah untuk
mencapai pelarut dan reaktan. Metode transfer energi dengan pemanasan
konvensional berjalan lambat dan tidak efisien (Surati et al., 2012).
Komponen gelombang mikro yang berperan dalam pemanasan
dielektrik, ada dua mekanisme reaksi yaitu mekanisme polarisasi dwikutub
dan konduksi.
1. Mekanisme polarisasi dwikutub
Agar menghasilkan panas saat diiradiasi dengan gelombang mikro,
bahan/matris harus memiliki momen dwikutub. Momen dwikutub peka
terhadap medan listrik eksternal, sehingga akan berusaha untuk
menyejajarkan diri dengan medan listrik yang berosilasi dengan berotasi,
yang ditunjukkan pada gambar 2.17.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
19
Gambar 2.17 Molekul dwikutub menyejajarkan diri dengan medan listrik
Pada iradiasi dengan frekuensi rendah, molekul dwikutub berputar
sefasa dengan medan listrik sehingga ada transfer energi, tetapi efek
pemanasan kecil. Sedangkan jika dilakukan iradiasi dengan frekuensi tinggi,
molekul dwikutub tidak memiliki cukup waktu untuk mengikuti osilasi
medan listrik dan molekul dwikutub tidak berputar, sehingga tidak ada
transfer energi dan tidak ada pemanasan. Apabila menggunakan iradiasi
gelombang mikro (diantara dua ekstrem tersebut), molekul dwikutub
mempunyai cukup waktu untuk merespon osilasi medan listrik
menyebabkan molekul dwikutub berputar, tetapi frekuensi putaran tidak
cukup tinggi untuk berotasi mengikuti medan listrik. Perbedaan fasa karena
molekul dwikutub kehilangan energi oleh gesekan dan tumbukan
menimbulkan pemanasan dielektrik.
2. Mekanisme konduksi
Ion-ion dalam larutan bergerak karena pengaruh medan listrik yang
menimbulkan peningkatan tumbukan, energi kinetik berubah menjadi
panas.
Gambar 2.18 Partikel bermuatan dalam suatu larutan mengikuti medan
listrik
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
20
Keuntungan menggunakan pemanasan gelombang mikro
dibandingkan dengan pemanasan konvensional adalah pemanasan
gelombang mikro ramah lingkungan, persentase hasil yang diperoleh lebih
tinggi, waktu reaksi lebih cepat, dapat digunakan untuk berbagai reaksi,
paparan bahan kimia berbahaya minimum dan pemanfaatan energi
maksimum (Kappe, 2005). Metode sintesis dengan menggunakan
gelombang mikro merupakan metode yang dikenal dengan istilah Green
Chemistry atau Kimia Hijau. Kimia hijau merupakan rancangan produk
kimia dan proses mengurangi atau menghilangkan pemakaian dan/atau
pembentukan bahan kimia berbahaya (Nerkar, 2013).
Ada dua tipe reaktor gelombang mikro yang umumnya digunakan
untuk sintesis senyawa organik, yaitu multimode reaktor dan monomode
reaktor. Multimode reaktor yang umum digunakan adalah oven, karena
murah dan ketersediaannya yang mudah, serta hasilnya sering memuaskan.
Kekurangannya adalah dapat memberikan area dengan kekuatan medan
yang berbeda atau hot and cold spot, serta kurang mampu mengontrol dan
memonitor suhu. Sedangkan monomode reaktor hanya memiliki satu aliran
gelombang mikro, namun dapat mencegah pembentukan area dengan
kekuatan medan yang berbeda, serta dapat mengontrol suhu (Lidstrom et
al., 2001).
2.5 Tinjauan Tentang Uji Kemurnian
2.5.1 Titik Lebur
Titik lebur adalah suhu dimana fase padat dan fase cair mengalami
keseimbangan (equilibrium). Titik lebur dari fase padatan biasanya dalam
bentuk rentang, dimulai dari suhu mulai terbentuk tetesan cairan dan
berakhir pada suhu saat semua zat melebur seluruhnya. Rentang titik lebur
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
21
sangat sempit untuk zat dikatakan murni dan titik lebur merupakan salah
satu karakteristik senyawa tertentu. Oleh karena itu, titik lebur dapat
digunakan untuk identifikasi senyawa murni dalam bentuk padatan.
Adanya sedikit saja pengotor pada zat akan menurunkan titik lebur dan
melebarkan rentang suhu titik lebur, karena pengotor menyebabkan
kerusakan pada kisi kristal suatu zat (Scoffstall et al., 2000).
2.5.2 Kromatografi Lapis Tipis
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan metode pemisahan
senyawa berdasarkan perbedaan kepolaran. Pada metode ini biasanya
menggunakan fase diam dari plat silika dan fase geraknya disesuaikan
dengan jenis sampel yang akan dipisahkan (Skoog et al, 2006). Pada
umumnya, proses KLT ada 3 tahapan yaitu penotolan sampel, proses eluasi
dan identifikasi noda. Pada tahap penotolan noda, sampel terlebih dahulu
dilarutkan dalam pelarut yang mudah menguap kemudian sampel ditotolkan
di bagian bawah pelat KLT. Setelah selesai penotolan, pelat dimasukkan
dalam bejana pengembang berisi fase gerak yang sudah jenuh. Fase gerak
naik dengan gaya kapilaritas, hal ini yang menyebabkan terjadinya proses
pemisahan komponen-komponen dalam sampel. Setelah tahap proses eluasi
selesai, dilanjutkan tahap identifiasi noda. Pada tahap ini, dapat dilakukan
dengan radiasi lampu UV (λ 254 nm). Senyawa yang mengabsorbsi pada
panjang gelombang ini akan menimbulkan noktah gelap atau terkadang juga
berwarna terhadap latar belakang hijau biru (Rouessac, 2007).
Parameter pada KLT untuk identifikasi adalah nilai Rf. Dua
senyawa yang mempunyai nilai Rf sama yang diukur pada kondisi KLT
yang sama, kedua senyawa dapat dikatakan identik (Gandjar dan Rohman,
2009).
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
22
2.6 Tinjauan Tentang Rekristalisasi
Selama proses reaksi terbentuk kristal, dapat terjadi pengotoran oleh
suatu pengotor atau impurities yang terjebak didalam kisi kristal. Pencucian
kristal dengan suatu pelarut dapat menghilangkan pengotor yang ada di
permukaan kristal, tapi proses ini tidak mampu menghilangkan pengotor
yang terjebak (teroklusi). Untuk menghilangkan pengotor yang ada di dalam
kisi kristal dilakukan rekristalisasi, yaitu dengan melarutkan kristal dalam
pelarut dingin atau panas yang sesuai, kemudian menyaring pengotor yang
tidak larut. Filtrat yang diperoleh didiamkan untuk mendapatkan kristal
kembali (Schoffstall et al., 2000).
Salah satu faktor utama rekristalisasi adalah pemilihan pelarut karena
dengan pemilihan pelarut yang tepat dapat menghasilkan produk dengan
kemurnian tinggi dan memiliki persentase hasil yang baik. Kriteria untuk
pelarut rekristalisasasi adalah mempunyai sifat dapat melarutkan senyawa
pada titik didih senyawa tetapi pada suhu kamar hanya sedikit
melarutkan atau tidak sama sekali, titik didih pelarut harus lebih rendah
daripada titik lebur padatan yang dimurnikan, pelarut tidak bereaksi dengan
senyawa yang dimurnikan, dan tidak toksik (Gilbert dan Stephen, 2011).
19
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
23
Tabel II.2 Pelarut yang sering digunakan untuk rekristalisasi (Gilbert dan Stephen, 2011).
Pelarut Titik Didih (oC)
Titik Beku (oC)
Konstanta Dielektrik (ε) Flammable
Dietil eter 35 4.3 Ya Diklorometana 41 9.1 Tidak Aseton 56 20.7 Ya Metanol 65 32.6 Ya Tetrahidrofuran 65 7.6 Ya Etil asetat 77 6.0 Ya Etanol 78 24.6 Ya Sikloheksana 81 6 1.9 Ya Air 100 0 78.5 Tidak 1,4-dioksan 101 11 2.2 Ya Toluen 111 2.4 Ya
Catatan :
- Titik beku yang tidak tertulis, dibawah 0oC
- Pelarut yang paling sering digunakan : aseton, metanol, etil asetat,
etanol, air, toluene
- Diklorometana memiliki toksisitas paling besar, sehingga
penggunaan sebaiknya dihindari jika ada pelarut lain yang tersedia.
2.7 Tinjauan Tentang Identifikasi Hasil Sintesis
2.7.1 Spektrofotometer UV-Vis
Spektrofotometri ultraviolet dan sinar tampak merupakan
pengukuran energi cahaya oleh suatu sistem kimia pada panjang gelombang
tertentu. Panjang gelombang untraviolet bergantung pada kemudahan
transisi elektron. Molekul-molekul yang memerlukan energi lebih banyak
untuk perpindahan elektron, akan menyerap pada panjang gelombang yang
lebih pendek. Serapan energi ini direkam sebagai absorban. Absorban suatu
panjang gelombang tertentu bertambah dengan benyaknya molekul yang
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
24
mengalami transisi. Oleh karena itu, absorban bergantung pada struktur
senyawa dan kepekatan (Mc. Murry, 2008).
Panjang gelombang dari absorbsi maksimum suatu komponen
dapat digunakan sebagai identifikasi adanya gugus auksokrom dan
kromofor yang terdapat pada suatu senyawa. Gugus auksokrom adalah
gugus fungsional yang mempunyai elektron bebas, seperti : -OH, -O-, -NH2,
dan –OCH3. Sedangkan gugus kromofor merupakan semua gugus atom
dalam senyawa organik yang mampu menyerap sinar ultraviolet dan sinar
tampak. Terikatnya gugus auksokrom pada gugus kromofor dapat
menyebabkan pergeseran pita absorbs menuju panjang gelombang yang
lebih besar disertai peningkatan intensitas (Gandjar dan Rohman, 2012)
2.7.2 Spektrofotometer Inframerah
Spektrometri inframerah digunakan sebagai salah satu metode
dalam identifikasi senyawa organik. Pada daerah antara 1400-4000 cm-1 di
bagian kiri spektrum inframerah merupakan daerah untuk identifikasi gugus
fungsi pada suatu senyawa. Berikut ini dipaparkan karakteristik beserta
posisi serapan radiasi inframerah beberapa gugus fungsi (Silverstein et al.,
2005).
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
25
Gambar 2.19 Diagram karakteristik serapan radiasi inframerah gugus fungsi (Silverstein et al., 2005)
Sedangkan daerah di sebelah kanan 1400 cm-1 disebut daerah sidik
jari (fingerprint region). Daerah sidik jari memiliki pola absorbansi yang
cukup kompleks, sehingga cukup sulit diidentifikasi. Namun, setiap
senyawa mempunyai pola absorbsi di daerah ini. Meskipun pada bagian kiri
suatu spektrum mempunyai kesamaan, kedua spektra harus mempunyai
kecocokan pada daerah sidik jari sehingga dapat disimpulkan kedua spectra
berasal dari senyawa yang sama (Silverstein et al., 2005).
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
26
Tabel II.3 Penggolongan frekuensi inframerah (Segneanu et al., 2012)
Golongan Grup Wavenumber (cm-1)
Alkana C-H 2850-3000 C-C 800-1000
Aromatis C-H 3000-3100 C=C 1450-1600
Alkena C-H 3080-3140 C=C 1630-1670
Alkohol O-H 3300-3600 C-O 050-1200
Eter C-O 1070-1150
Aldehida C=O 1720-1740 C-H 2700-2900
Asam Karboksilat C=O 1700-1725 O-H 2500-3300 C-O 1100-1300
Ester C=O 1735-1750 C-O 1000-1300 (2 pita)
Keton C=O 1700-1725 Asil halide C=O 1785-1815
Anhidrida C=O 1750-1820 (2 pita) O-C 1040-1100
Amida C=O 1630-1695
Amina
N-H 3300-3500 C-N 1000-1250 NH2 1550-1650
NH2 dan N-H 660-900
Identifikasi struktur molekul dari spektrum inframerah dapat
menggunakan tabel korelasi dan dari serapan spektrum gugus fungsi dan
dibandingkan dengan spektrum senyawa yang telah diketahui atau diduga.
Berikut ini disajikan karakteristik frekuensi gugus fungsi senyawa organic
(Segneanu et al., 2012).
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
27
2.7.3 Spektrometer Resonansi Magnetik Inti (1H-RMI)
Pada kondisi yang sesuai dalam medan magnet, sampel dapat
mengabsorbsi radiasi elektromagnetik dalam daerah frekuensi radio.
Absorbsi merupakan fungsi dari beberapa inti atom dalam molekul. Inti
atom dapat dikelompokkan sebagai memiliki spin atau tidak memiliki spin.
Suatu inti atom yang memiliki spin akan menimbulkan medan magnet kecil
yang ditunjukkan oleh suatu momen magnetik nuklir. Salah satu inti yang
memiliki spin adalah yang dapat dimanfaatkan untuk metode
spektroskopi resonansi magnetik inti. Atom yang umum digunakan dalam
(1H-RMI) adalah 1H dan 12C (Silverstein et al., 2005).
Inti atom 1H dikelilingi oleh medan magnet yang lemah. Jika
senyawa mengandung atom-atom ini ditempatkan diantara medan magnet
yang kuat, medan magnet akan terorientasi terhadap medan magnet luar,
secara paralel maupun anti paralel. Keadaan paralel sedikit lebih stabil
dibandingkan dengan keadaan anti paralel. Jika dikenai gelombang radio
dengan frekuensi yang cocok, momen magnetik sebagian kecil proton
kondisi paralel akan mengabsorbsi energi dan melakukan flip bergantung
pada besarnya H0. Proton dalam kondisi resonansi, ketika suatu proton
berpindah orientasi dari kondisi paralel menjadi anti paralel (Silverstein et
al., 2005).
Analisis dengan metode spektroskopi NMR dilakukan dengan
pengamatan pergeseran kimia (δ) dengan satuan ppm. Pergeseran kimia
merupakan perbedaan posisi absorbsi dari proton dibandingkan dengan
posisi absorbsi standar. Komponen standar yang digunakan adalah TMS
(Tetrametil silana), inert, volatile (TD 27oC) dan pelarut dalam sebagian
besar pelarut organik yang memberikan puncak tunggal dan mengabsorbsi
pada daerah yang lebih tinggi daripada pelarut organik. Jika proton berada
pada lingkungan kerapatan elektron yang tinggi, δ akan bergeser pada harga
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
28
yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika proton berada pada lingkungan kerapatan
elektron yang rendah, δ akan bergeser pada harga yang lebih rendah
(McMurry, 2008).
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
29
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
Pada penelitian ini dilakukan perbandingan hasil sintesis antara
senyawa N’-benzilidensinamoilhidrazida dan N’-(4-metoksibenziliden)-
sinamoilhidrazida dengan perlakuan dan kondisi reaksi yang sama. Pada
sintesis N’-benzilidensinamoilhidrazida terjadi reaksi antara asam sinamat
dan dimetilsulfat yang menghasilkan metil sinamat, kemudian metil sinamat
direaksikan dengan hidrazin. Dari reaksi tersebut, dihasilkan
sinamoilhidrazida yang kemudian direaksikan dengan benzaldehida
sehingga diperoeh N’-benzilidensinamoilhidrazida. Sementara itu, sintesis
N’-(4-metoksibenziliden)sinamoilhidrazida dilakukan pada kondisi yang
sama dengan sintesis N’-benzilidensinamoilhidrazida dengan mereaksikan
antara sinamoilhidrazida dan 4-metoksihidrazida. Pengaruh subtituen 4-
metoksi dilihat dari perbandingan persentase hasil antara N’-
benzilidensinamoilhidrazida dan N’-(4-metoksibenziliden)sinamoil-
hidrazida.
Reaksi antara sinamoilhidrazida dan benzaldehida merupakan reaksi
adisi-eliminasi nukleofilik. Atom O pada benzaldehida mempunyai
keelektronegatifan lebih besar daripada atom C. Keelektronegatifan atom O
ini merupakan kemampuan untuk menarik elektron terluarnya. Hal ini
menyebabkan C karbonil lebih elektropositif dan cenderung lebih stabil,
sehingga mudah diserang nukleofil. Nukleofil pada sinamoilhidrazida
adalah atom N dari amina primer hidrazida yang mempunyai sepasang
elektron bebas pada kulit terluarnya sehingga atom N dapat menyerang
atom karbon gugus karbonil pada benzaldehida.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
30
Perbedaan sintesis N’-benzilidensinamoilhidrazida dan N’-(4-
metoksibenziliden)sinamoilhidrazida terletak pada adanya subtituen gugus
metoksi (-OCH3) posisi para pada benzaldehida. Gugus metoksi pada
posisi para dapat mempengaruhi reaktifitas C karbonil dari benzaldehida.
Gugus metoksi dapat bertindak sebagai gugus pendorong elektron
(mesomeri positif), sehingga mengalami resonansi pada cincin aromatis.
Atom O pada gugus metoksi yang terikat langsung pada cincin
benzena memiliki 2 pasang elektron bebas yang dapat mendonorkan
elektronnya untuk berikatan dengan atom lain. Adanya resonansi
menyebabkan atom C aromatik yang terikat dengan atom C karbonil lebih
elektronegatif, sedangkan atom C karbonil bermuatan positif dan
menyebabkan C karbonil semakin reaktif terhadap nukleofil (Suzana et al,
2013). Berdasarkan uraian tersebut, senyawa N’-(4-
metoksibenziliden)sinamoilhidrazida menjadi lebih reaktif, sehingga
diperkirakan persentase hasil sintesis N’-(4-metoksibenziliden)-
sinamoilhidrazida lebih besar daripada persentase hasil N’-
benzilidensinamoilhidrazida dengan perlakuan dan kondisi reaksi yang
sama.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
31
N’-(4-metoksibenziliden)sinamoilhidrazida
Sinamoilhidrazida
Benzaldehida
4-metoksibenzaldehida
Dengan kondisi reaksi yang sama menggunakan
iradiasi gelombang mikro dan pengaruh
subtituen dilihat dari kemudahan pembentukan
karbokation. Semakin mudah membentuk C
karbonil positif, reaksi semakin mudah terjadi,
hasil semakin banyak.
N’-benzilidensinamoilhidrazida
Asam Sinamat
Reaksi metilasi dengan iradiasi gelombang mikro
Metil sinamat Hidrazin hidrat
Iradiasi gelombang mikro
Gambar 3.1 Skema Kerangka Konseptual
<
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
32
3.1 Hipotesis
Hipotesis yang dapat disusun berdasarkan uraian di atas, antara lain :
1. Reaksi antara asam sinamat dan dimetilsulfat menggunakan
iradiasi gelombang mikro akan menghasilkan metil sinamat.
2. Reaksi antara metil sinamat dan hidrazin hidrat menggunakan
iradiasi gelombang mikro akan menghasilkan sinamoilhidrazida.
3. Reaksi antara sinamoilhidrazida dan benzaldehida menggunakan
iradiasi gelombang mikro akan menghasilkan N’-
benzilidensinamoilhidrazida.
4. Reaksi antara sinamoilhidrazida dan 4-metoksibenzaldehida
menggunakan iradiasi gelombang mikro akan menghasilkan N’-(4-
metoksi-benziliden)sinamoilhidrazida.
5. Persentase hasil sintesis senyawa N’-(4-metoksibenziliden)-
sinamoilhidrazida lebih besar daripada persentase hasil senyawa
N’-benzilidensinamoilhidrazida.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
33
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Bahan dan Alat yang Digunakan
4.1.1 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini, meliputi asam
sinamat pro sintesis (Merck); benzaldehida pro sintesis (Merck); 4-
metoksibenzaldehida pro sintesis (Merck); dimetil sulfat pro sintesis
(Merck), kalium karbonat pro analisis (Merck); Hidrazin hidrat 80% pro
analisis (Merck); metanol pro analisis (Merck); heksana pro analisis
(Merck); etil asetat pro analisis (Merck); kloroform pro analisis (Merck);
natrium sulfat anhidrat pro analisis (Riedel-de Haen); dan lempeng
kromatografi silica gel GF254.
4.1.2 Alat
Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini, meliputi alat-alat
gelas yang umumnya digunakan dalam laboratorium sintesis; neraca analitik
Sartorius AG Gottingen Germany BP212S 220 g; refraktometer Abbe
ATAGO DTM-1, hotplate dan magnetic stirer Thermolyne Cimarec 2;
oven microwave SANYO EM-S2612S 400 W; bejana kromatografi lapis
tipis; pengukur titik lebur Electrothermal Melting Point Apparatus;
spektrofotometer FT-IR Perkin Elmer Spectrum One; spektrofotometer UV-
Visible lambda EZ-201 Perkin Elmer; dan spektrometer FT-NMR Jeol ECS
400 MHz.
4.2 Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris yang
dilakukan untuk mengetahui pengaruh suatu variabel terhadap variabel
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
34
lainnya yang dilakukan di laboratorium. Pada penelitian ini melibatkan
beberapa variabel, antara lain variabel bebas (independent), variabel
tergantung (dependent), dan variabel kontrol. Sebagai variabel bebas adalah
jenis pereaksi, yaitu benzaldehida dan 4-metoksibenzaldehida. Variabel
tergantung penelitian ini adalah persentase hasil sintesis N’-
benzilidensinamoilhidrazida dan N’-(4-metoksibenziliden)-
sinamoilhidrazida, sedangkan untuk variabel kontrol pada penelitian ini
adalah waktu reaksi dan daya gelombang mikro. Dalam penelitian
eksperimental harus dilakukan replikasi, yaitu perlakuan yang sama
dijalankan pada unit eksperimen dengan kondisi tertentu dan pada
penelitian ini dilakukan replikasi sebanyak tiga kali. Penelitian
eksperimental ini melalui beberapa tahapan, yaitu :
1. Optimasi kondisi reaksi metil sinamat
2. Sintesis metil sinamat
3. Optimasi kondisi sinamoilhidrazida
4. Sintesis sinamoilhidrazida
5. Optimasi kondisi N’-benzilidensinamoilhidrazida
6. Sintesis N’-benzilidensinamoilhidrazida
7. Sintesis N’-(4-metoksibenziliden)sinamoilhidrazida
8. Uji kemurnian
9. Identifikasi senyawa
10. Analisis data
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
35
4.3 Kerangka Operasional
Optimasi pembentukan metil sinamat dari asam sinamat dan dimetil sulfat menggunakan iradiasi gelombang mikro (daya dan waktu reaksi)
Sintesis metil sinamat dengan menerapkan kondisi reaksi hasil optimasi yang terpilih
Optimasi pembentukan sinamoilhidrazida dari metil sinamat dan hidrazin hidrat menggunakan iradiasi gelombang mikro (daya dan waktu reaksi)
Sintesis sinamoilhidrazida dengan menerapkan kondisi reaksi hasil optimasi yang terpilih
Optimasi pembentukan N’-benzilidensinamoilhidrazida dari sinamoilhidrazidan dan benzaldehida menggunakan iradiasi gelombang mikro (daya dan waktu reaksi)
Menerapkan kondisi reaksi hasil optimasi sintesis N’-benzilidensinamoil-hidrazida pada sintesisi N’-(4-metoksibenziliden)sinamoilhidrazida
Uji Kemurnian Identifikasi Senyawa
Analisis Data
Titik lebur dan KLT
1. Spektrofotometer UV-Vis 2. Spektrofotometer IR 3. Spektrometer 1H-NMR
Gambar 4.1 Skema Kerangka Operasional
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
36
4.4 Prosedur Kerja
4.4.1 Optimasi Kondisi Reaksi Sintesis Metil Sinamat
Ke dalam Erlenmeyer 100 ml dimasukkan asam sinamat 0,890 g (6
mmol) kemudian dilarutkan dalam 40 ml metanol selanjutnya ditambah
kalium karbonat anhidrat sebanyak 4 gram (30 mmol) yang sudah digerus
terlebih dahulu. Campuran tersebut diaduk dengan pengaduk magnetik
selama 15 menit kemudian ditambah dimetil sulfat 2,5 ml (26 mmol) dan
diaduk hingga homogen. Campuran tersebut dimasukkan dalam oven
microwave dengan daya 160 dan 200 Watt selama 10 menit dan dicuplik
atau diambil sedikit tiap menit. Selanjutnya, tiap cuplikan diuji
menggunakan KLT dengan fase gerak Heksana : Etil Asetat (4:1) lalu
diamati dengan lampu UV.
4.4.2 Prosedur Sintesis Metil Sinamat
Sintesis metil sinamat dilakukan pada cara yang sama dengan
prosedur 4.4.1. Campuran tersebut dimasukkan dalam oven microwave
dengan daya 160 Watt selama 8 menit. Hasil reaksi dicuci dengan ± 25 ml
aquadest dalam gelas beaker. Kemudian hasil reaksi dipindahkan kedalam
corong pisah dan dilakukan ekstraksi dengan penambahan ±3 ml kloroform
(diulangi 2 kali). Larutan tersebut akan membentuk dua lapisan, lapisan
bawah diambil (lapisan metil sinamat berada dibawah) ditampung di gelas
beaker kemudian ditambah natrium sulfat anhidrat untuk menarik air yang
kemungkinan ikut terambil saat ekstraksi. Setelah itu, larutan tersebut
disaring, kemudian diuapkan agar kloroform menguap dan diperoleh metil
sinamat. Tahap selanjutnya, dilakukan uji kemurnian dengan KLT, selain
itu juga dilakukan identifikasi senyawa dengan spektrofotometer UV-Vis
dan spektrofotometer IR. Skema kerja sintesis seperti pada Lampiran 2.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
37
4.4.3 Optimasi Kondisi Reaksi Sintesis Sinamoilhidrazida
A. Dengan Perbandingan mol 1:1
Ke dalam dalam Erlenmeyer 100 ml, dimasukkan metil sinamat 0,8
ml (5 mmol) dan hidrazin hidrat 0,24 ml (5 mmol), tambahkan metanol 30
ml. Campuran tersebut masukkan oven microwave dengan daya 160, 320,
360 dan 400 Watt selama 10 menit dan dicuplik atau diambil sedikit tiap 2
menit. Selanjutnya, hasil reaksi tersebut diuji menggunakan KLT dengan
fase gerak Heksana : Etil Asetat (1:1) lalu diamati dengan lampu UV.
B. Dengan Perbandingan mol 1:6
Ke dalam dalam Erlenmeyer 100 ml, dimasukkan metil sinamat 0,9
ml (6 mmol) dan hidrazin hidrat 1,7 ml (36 mmol), tambahkan metanol 30
ml. Campuran tersebut masukkan oven microwave dengan daya 360 dan
400 Watt selama 10 menit dan dicuplik atau diambil sedikit tiap 2 menit.
Selanjutnya, hasil reaksi tersebut diuji menggunakan KLT dengan fase
gerak Heksana : Etil Asetat (1:1) lalu diamati dengan lampu UV.
4.4.4 Prosedur Sintesis Sinamoilhidrazida
Sintesis sinamoilhidrazida dilakukan pada cara yang sama dengan
prosedur 4.4.3. Campuran tersebut dimasukkan dalam oven microwave
dengan power 360 Watt selama 6 menit. Hasil reaksi langsung direaksikan
dengan benzaldehida (reaksi tahap ketiga), karena sinamoilhidrazida sulit
untuk di isolasi. Skema kerja sintesis seperti pada Lampiran 3.
4.4.5 Optimasi Kondisi Reaksi Sintesis N’-benzilidensinamoil-
hidrazida
Campuran sinamoilhidrazida dan benzaldehida 0,6 ml (6 mmol)
dalam 15 ml metanol dan ditambah 2-3 tetes HCl pekat sebagai katalis
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
38
dimasukkan dalam Erlenmeyer 100 ml. Campuran tersebut dimasukkan
dalam oven microwave dengan daya 160 Watt selama 10 menit dan dicuplik
atau diambil sedikit tiap menit. Selanjutnya, hasil reaksi tersebut di KLT
dengan fase gerak kloroform : etil asetat (5:1) lalu diamati dengan lampu
UV.
4.4.6 Prosedur Sintesis N’-benzilidensinamoilhidrazida
Sintesis N’-benzilidensinamoilhidrazida dilakukan pada cara yang
sama dengan prosedur 4.4.5. Campuran tersebut dimasukkan dalam oven
microwave pada power 160 Watt selama 5 menit. Kemudian didiamkan
suhu ruang, lalu ditambahkan es dan distirer selama 10 menit. Padatan yang
diperoleh dalam Erlenmeyer direkristalisasi menggunakan diklorometana :
etanol (1:1) panas. Padatan disaring menggunakan corong Buchner dan
dimasukkan dalam oven. Kristal yang diperoleh ditimbang dan
dibandingkan dengan hasil teoritis untuk mengetahui persentase hasil
sintesis. Skema kerja sintesis seperti pada Lampiran 4. Namun,
dikarenakan senyawa hasil sintesis masih campuran, kemudian dilakukan
pemisahan dengan metode kromatogafri kolom menggunakan eluen
kloroform : etil asetat (5:1).
4.4.7 Prosedur Sintesis N’-(4-metoksibenziliden)sinamoilhidrazida
Campuran sinamoilhidrazida dan 4-metoksibenzaldehida 0,7 ml (6
mmol) dalam 15 ml metanol dan ditambah 2-3 tetes HCl sebagai katalis
dimasukkan dalam Erlenmeyer 100 ml. Campuran tersebut dimasukkan
dalam oven microwave pada power 160 Watt selama 5 menit. Kemudian
didiamkan suhu ruang, lalu ditambahkan es dan distirer selama 10 menit.
Padatan yang diperoleh dalam Erlenmeyer direkristalisasi menggunakan
diklorometana : etanol (1:1) panas. Padatan disaring menggunakan corong
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
39
Buchner dan dimasukkan dalam oven. Kristal yang diperoleh ditimbang
dan dibandingkan dengan hasil teoritis untuk mengetahui persentase
hasil sintesis. Skema kerja sintesis seperti pada Lampiran 4. Namun,
dikarenakan senyawa hasil sintesis masih campuran, kemudian dilakukan
pemisahan dengan metode kromatogafri kolom menggunakan eluen
kloroform : etil asetat (5:1).
4.5 Penetapan Persentase Hasil Sintesis menggunakan KLT-
Densitometri
Penentuan persentase hasil sintesis dilakukan meggunakan KLT-
Densitometri, dengan membuat larutan 1000 ppm. Timbang hasil reaksi
sebanyak 50,0 mg kemudian dilarutkan secara kuantitatif ad 50 ml dengan
pelarut yang sesuai. Totolkan pada lempeng KLT menggunakan pipa
kapiler 2 µ, selanjutnya lempeng KLT dimasukka dalam bejana
pengembang yang telah jenuh dan biarkan sampai larutan pengembang
mencapai garis batas yang sidah ditentukan. Fase gerak yang digunakan
adalah kloroform : etil asetat (5:1) untuk N’-benzilidensinamoilhidrazida
dan N’-(4-metoksibenziliden)sinamoilhidrazida. Kemudian lakukan
pengamatan dengan TLC Scanner untuk melihat persentase komposisi
fraksi campuran.
4.6 Pemisahan dan Pemurnian dengan Kromatografi Kolom
Pemisahan dan pemurnian dari hasil sintesis N’-benziliden-
sinamoilhidrazida dan N’-(4-metoksibenziliden)-sinamoilhidrazida
dilakukan dengan cara kromatografi kolom. Menyiapkan eluen berupa
kloroform : etil asetat (5:1) dan kolom yang berdiameter 1,5 cm, selanjutnya
membuat bubur silika dengan menggunakan silika gel 60 sebanyak 20 g
yang dicampur dengan eluen yang telah dibuat secukupnya kemudian
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
40
diaduk sampai tidak ada gelembung udara. Bubur silika dituang kedalam
kolom secara perlahan sambil kran dibuka agar bubur silika dapat turun,
eluen yang menetes ditampung dalam Erlenmeyer. Eluen dialirkan hingga
silika gel mampat kemudian kran ditutup. N’-benziliden-
sinamoilhidrazida/N’-(4-metoksibenziliden)sinamoilhidrazida ditambahkan
eluen secukupnya kemudian diaduk hingga larut. Kemudian campuran
dimasukkan secara perlahan ke dalam kolom. Selanjutnya, eluen dituang
dalam kolom dan kran dibuka, tetesannya diatur agar tidak terlalu cepat
maupun lambat, eluen yang keluar ditampung dalam vial. Semua hasil
tampungan diperiksa dengan KLT menggunakan eluen kloroform : etil
asetat (5:1). Hasil tampungan dari vial yang memberikan satu noda dan
mempunyai nilai Rf sama dikumpulkan menjadi satu untuk dilakukan uji
kemurnian menggunakan KLT.
4.7 Uji Kemurnian Hasil Sintesis
4.7.1 Uji Kemurnian dengan Indeks Bias
Uji kemurnian dengan penentuan indeks bias dilakukan
menggunakan Refraktometer Abbe. Hasil terbaca dinyatakan dalam .
Bila pengukuran tidak pada 20oC, dilakukan koreksi dengan rumus = n
obs + 0,00045 (t-20). Harga n dibandingan dengan literatur.
4.7.2 Uji Kemurnian dengan Penetuan Titik Lebur
Uji kemurnian dengan penentuan titik lebur dilakukan
menggunakan alat Electrothermal Melting Point Apparatus. Pengamatan
dilakukan pada rentang suhu saat kristal terlihat mulai melebur hingga
seluruh kristal melebur sempurna.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
41
4.7.3 Uji Kemurnian dengan KLT
Uji kemurnian dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
menggunakan lempeng kromatografi silika gel GF254 dengan tiga macam
eluen yang berbeda bertujuan untuk mengetahui apakah senyawa telah
murni. Eluen yang digunakan heksana : etil asetat = 4:1, etil asetat : metanol
= 5:4, heksana : THF = 4:1 untuk ujia kemurnian metil sinamat. Sedangkan
eluen untuk senyawa N’-benzilidensinamoilhidrazida adalah kloroform : etil
asetat = 5:1, heksana : etil asetat = 2:1, heksana:metanol = 20:0,5 dan N’-
(4-metoksibenziliden)-sinamoilhidrazida adalah kloroform : etil asetat =
5:1, heksana : etil asetat = 2:1, heksana : metanol = 8:1. Pemilihan fase
gerak berdasarkan kepolaran, senyawa bersifat polar akan memilik Rf yang
lebih rendah dan senyawa yang bersifat non polar akan memiliki Rf yang
lebih tinggi. Hal ini terjadi karena pelat silika gel bersifat polar, sehingga
ketika di eluasi, senyawa polar akan lebih lama tertahan karena sama-sama
polar sedangkan jika senyawa non polar yang ditotolkan, akan tereluasi
lebih tinggi karena senyawa non polar tidak berikatan dengan silika gel
yang polar, sehingga Rf senyawa non polar cenderung lebih tinggi.
Lempeng KLT yang sudah ditotoli senyawa hasil sintesis
dimasukkan ke dalam bejana pengembang yang telah dijenuhkan dan
didiamkan hingga fase gerak mencapai garis batas yang telah ditentukan.
Setelah selesai eluasi, dilakukan pengamatan dibawah lampu UV untuk
mengetahui letak noda, kemudian dihitung harga Rf tiap noda. Apabila hasil
uji KLT telah terbentuk noda tunggal pada tiap replikasi dan menunjukkan
harga Rf sama tiap replikasi, maka hasil sintesis dapat dinyatakan telah
murni.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
42
4.8 Identifikasi Senyawa Hasil Sintesis
4.8.1 Identifikasi dengan Spektrofotometer UV-Vis
Sejumlah tertentu senyawa hasil sintesis dilarutkan dalam pelarut
metanol pro analisis kemudian diukur serapannnya menggunakan
spektrofotometer UV pada rentang panjang gelombang 200-400 nm.
Dilakukan penentuan base line terlebih dahulu dengan etanol pro analisis,
kemudian dicari panjang gelombang maksimumnya. Untuk pengamatan,
blanko berupa kloroform dan senyawa hasil sintesis yang telah dilarutkan
dalam kloroform dimasukkan dalam kuvet dimasukkan ke dalam
spektrofotometer UV kemudian diukur serapannya. Spektra yang terlihat
pada monitor dapat dibandingkan dengan zat awal, apakah senyawa hasil
sintesis telah terbentuk dan mempunyai spektra yang berbeda dengan
senyawa awal, identifikasi ini dilakukan secara kualitatif.
4.8.2 Identifikasi dengan Spektrofotometer Inframerah (IR)
Identifikasi menggunakan spektrofotometer IR, sejumlah tertentu
senyawa hasil sintesis dicampurkan dengan kalium bromida dan digerus
dalam mortir, kemudian dimasukkan ke dalam alat untuk membuat pelet
KBr yang ditekan dengan penekan hidrofilik hingga terbentuk pellet yang
transparan. Kemudian, pelet diletakkan pada sample holder dari
spektrofotometer inframerah untuk discan. Spektra yang diperoleh dicetak
dan dianalisis gugus fungsi apa saja yang terdapat dalam senyawa yang
dianalisis tersebut.
4.7.3 Identifikasi dengan Spektrometer 1H-NMR
Identifikasi menggunakan spektrometer 1H-NMR. Senyawa hasil
sintesis dilarutkan dalam Deuterated Chloroform (CDCl3). Kemudian,
dideteksi dengan spektrometer 1H-NMR pada frekuensi 400 MHz.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
43
Spektrum resonansi proton dibuat pada daerah geseran kimia 0-14 ppm.
Spektrum yang diperoleh dicetak dan dianalisis.
4.9 Analisis Data
4.9.1 Perhitungan Presentase Hasil Sintesis
Senyawa hasil sintesis dihitung presentase hasilnya dengan
menggunakan cara sebagai berikut :
% hasil = x 100%
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
44
BAB V HASIL PENELITIAN
5.1 Reaksi Optimasi
5.1.1 Optimasi Daya dan Waktu Sintesis Metil Sinamat dengan
Iradiasi Gelombang Mikro
Optimasi penentuan daya dan waktu iradiasi gelombang mikro
sintesis metil sinamat dilakukan sesuai dengan prosedur kerja pada bab IV
sub bab 4.4.1. Sintesis metil sinamat dari asam sinamat (6 mmol) dan
dimetilsulfat (26 mmol) dilakukan pada daya 160 dan 200 Watt masing-
masing selama 10 menit. Hasil optimasi dicuplik tiap menit untuk melihat
kesempurnaan reaksi. Uji kesempurnaan reaksi dilakukan dengan metode
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan eluen yang digunakan adalah heksana
: etil asetat (4:1). Hasil uji kesempurnaan reaksi dengan KLT dapat dilihat
pada tabel V.1.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
45
Tabel V.1 Hasil uji kesempurnaan reaksi dengan iradiasi gelombang mikro
Senyawa Waktu Jumlah Noda Rf
Asam Sinamat (pembanding) - 1 0,12
Sampel dengan iradiasi daya 160
Watt
1x1 menit 2 0,75 ; 0,10 2x1 menit 2 0,75 ; 0,10 3x1 menit 2 0,75 ; 0,10 4x1 menit 2 0,75 ; 0,10 5x1 menit 2 0,75 ; 0,10 6x1 menit 2 0,78 ; 0,10 7x1 menit 2 0,78 ; 0,10 8x1 menit 1 0,78 9x1 menit 1 0,78
10x1 menit 1 0,78 Sampel dngan
iradiasi daya 200 Watt
1x1 menit 2 0,72 ; 0,10 2x1 menit 2 0,70 ; 0,10 3x1 menit 2 0,70 ; 0,10 4x1 menit 2 0,70 ; 0,10 5x1 menit 2 0.72 ; 010 6x1 menit 2 0,70 ; 0.10 7x1 menit 1 0,70 8x1 menit 1 0,70 9x1 menit 1 0,70
10x1 menit 1 0,70 Keterangan :
- Fase gerak = heksana : etil asetat (4:1) - Fese diam = lempeng kromatografi silika gel 60 F254 - Penampak noda = lampu UV 254 nm
Dari tabel V.1 diketahui bahwa reaksi sintesis senyawa metil
sinamat telah sempurna pada daya gelombang mikro 160 Watt selama 8
menit dan 200 Watt selama 7 menit, yang diketahui dengan terbentuknya
produk reaksi berupa noda tunggal, tanpa adanya noda dari reaktan.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
46
Meskipun pada daya 200 Watt membutuhkan waktu lebih singkat, namun
hasil sintesis tidak ada perbedaan yang signifikan dengan daya 160 Watt.
Oleh karena itu, kondisi reaksi yang terpilih adalah daya 160 Watt selama 8
menit.
5.1.2 Optimasi Daya dan Waktu Sintesis Sinamoilhidrazida dengan
Iradiasi Gelombang Mikro
5.1.2.1 Dengan Perbandingan mol 1:1
Optimasi penentuan daya dan waktu iradiasi gelombang mikro
sintesis sinamoilhidrazida dilakukan sesuai dengan prosedur kerja pada bab
IV sub bab 4.4.3. Sintesis sinamoilhidrazida dari metil sinamat (5 mmol)
dan hidrazin hidrat (5 mmol) dilakukan pada daya 160, 320, 360, dan 400
Watt masing-masing selama 10 menit. Hasil optimasi dicuplik untuk
melihat kesempurnaan reaksi. Uji kesempurnaan reaksi dilakukan dengan
metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan eluen yang digunakan adalah
heksana : etil asetat (1:1). Hasil uji kesempurnaan reaksi dengan KLT dapat
dilihat pada tabel V.2.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
47
Tabel V.2. Hasil uji kesempurnaan hasil reaksi dengan iradiasi gelombang mikro (perbandingan mol 1:1)
Senyawa Waktu Jumlah Noda Rf Metil sinamat
(pembanding) - 1 0,85
Hidrazin hidrat
(pembanding) - 1 0,02
Sampel dengan iradiasi daya 160
Watt
1x2 menit 2 0,80 ; 0,12 2x2 menit 2 0,80 ; 0,10 3x2 menit 2 0,80 ; 0,10 4x2 menit 2 0,80 ; 0,12 5x2 menit 2 0,88 ; 0,15
Sampel dengan iradiasi daya 320
Watt
1x2 menit 2 0,85 ; 0,12 2x2 menit 2 0,85 ; 0,12 3x2 menit 2 0,85 ; 0,12 4x2 menit 2 0,85 ; 0,12 5x2 menit 2 0,85 ; 0,12
Sampel dengan iradiasi daya 360
Watt
1x2 menit 2 0,88 ; 0,15 2x2 menit 2 0,88 ; 0,15 3x2 menit 2 0,88 ; 0,15 4x2 menit 2 0,88 ; 0,15 5x2 menit 2 0,88 ; 0,15
Sampel dengan iradiasi daya 400
Watt
1x2 menit 2 0,90 : 0,15 2x2 menit 2 0,88 : 0,15 3x2 menit 2 0,88 : 0,15 4x2 menit 2 0,90 : 0,15 5x2 menit 2 0,90 : 0,15
Keterangan :
- Fase gerak = heksana : etil asetat (1:1) - Fese diam = lempeng kromatografi silika gel 60 F254 - Penampak noda = lampu UV 254 nm
5.1.2.2 Dengan Perbandingan mol 1:6 Optimasi penentuan daya dan waktu iradiasi gelombang mikro
sintesis sinamoilhidrazida dilakukan sesuai dengan prosedur kerja pada bab
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
48
IV sub bab 4.4.3. Sintesis sinamoilhidrazida dari metil sinamat (6 mmol)
dan hidrazin hidrat (36 mmol) dilakukan pada daya 360 dan 400 Watt
masing-masing selama 10 menit. Hasil optimasi dicuplik untuk melihat
kesempurnaan reaksi. Uji kesempurnaan reaksi dilakukan dengan metode
Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan eluen yang digunakan adalah heksana
: etil asetat = 1:1. Hasil uji kesempurnaan reaksi dengan KLT dapat dilihat
pada tabel V.3.
Tabel V.3 Hasil uji kesempurnaan hasil reaksi dengan iradiasi gelombang mikro (perbandingan mol 1:6)
Senyawa Waktu Jumlah Noda Rf Metil sinamat
(pembanding) - 1 0,85
Hidrazin hidrat
(pembanding) - 1 0,02
Sampel dengan iradiasi daya 360
Watt
1x2 menit 2 0,88 ; 0,10 2x2 menit 2 0,88 ; 0,10 3x2 menit 1 0,88 ; 0,12 4x2 menit 1 0,88 ; 0,12 5x2 menit 1 0,90 ; 0,12
Sampel dengan iradiasi daya 400
Watt
1x2 menit 2 0,85 ; 0,12 2x2 menit 2 0,85 ; 0,12 3x2 menit 1 0,88 ; 0,12 4x2 menit 1 0,88 ; 0,12 5x2 menit 1 0,88 ; 0,12
Keterangan :
- Fase gerak = heksana : etil asetat (1:1) - Fese diam = lempeng kromatografi silika gel 60 F254 - Penampak noda = lampu UV 254 nm
Dari tabel V.2 dan V.3 diketahui bahwa reaksi sintesis senyawa
sinamoilhidrazida telah sempurna pada daya gelombang mikro 360 Watt
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
49
selama 6 menit dan 400 Watt selama 6 menit yang diketahui dengan
terbentuknya produk reaksi berupa noda tunggal, tanpa adanya noda dari
reaktan. Namun, dengan daya yang berbeda, reaksi sintesis telah sempurna
pada lama waktu yang sama, sehingga kondisi reaksi yang terpilih adalah
daya 360 Watt selama 6 menit.
5.1.3 Optimasi Daya dan Waktu Sintesis N’-benzilidensinamoil-
hidrazida dengan Iradiasi Gelombang Mikro
Optimasi penentuan daya dan waktu iradiasi gelombang mikro
sintesis N’-benzilidensinamoilhidrazida dilakukan sesuai dengan prosedur
kerja pada bab IV sub bab 4.4.5. Sintesis N’-benzilidensinamoilhidrazida
dari sinamoilhidrazida (6 mmol) dan benzaldehida (6 mmol) dilakukan
optimasi pada daya 160 W selama 10 menit. Hasil optimasi dicuplik untuk
melihat kesempurnaan reaksi. Uji kesempurnaan reaksi dilakukan dengan
metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT), eluen yang digunakan adalah
heksana : etil asetat (1:1). Hasil uji kesempurnaan reaksi dengan KLT dapat
dilihat pada tabel V.4.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
50
Tabel V.4 Hasil uji kesempurnaan hasil reaksi dengan iradiasi gelombang mikro
Senyawa Waktu Jumlah Noda Rf Sinamoilhidrazida
(pembanding) - 1 0,10
Benzaldehida (pembanding) - 2 0,65 ; 0,80
Sampel dengan iradiasi daya 160 W
1 x 1 menit 2 0,05 ; 0,55 2 x 1 menit 2 0,05 ; 0,55 3 x 1 menit 2 0,05 ; 0,60 3 x 1 menit 2 0,05 ; 0,55 4 x 1 menit 2 0,05 ; 0,60 5 x 1 menit 1 0,60 6 x 1 menit 1 0,60 7 x 1 menit 1 0,55 8 x 1 menit 1 0,55 9 x 1 menit 1 0,60
10 x 1 menit 1 0,60 Keterangan :
- Fase gerak = heksana : etil asetat (1:1) - Fese diam = lempeng kromatografi silika gel 60 F254 - Penampak noda = lampu UV 254 nm
5.2 Reaksi Sintesis Metil Sinamat
Sintesis senyawa metil sinamat dilakukan berdasarkan prosedur kerja
pada bab IV sub bab 4.4.2 yaitu dengan mereaksikan asam sinamat (5
mmol) dengan dimetilsulfat (26 mmol) dengan kondisi reaksi 160 Watt
selama 8 menit. Kemudian dilakukan replikasi sebanyak tiga kali. Hasil
sintesis metil sinamat adalah cairan minyak berwarna kuning dan tidak
berbau.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
51
5.2.1 Uji Kemurnian Metil Sinamat
5.2.1.1 Indeks Bias
Uji kemurnian dengan penentuan indeks bias dilakukan
menggunakan Refraktometer Abbe ATAGO DTM-1 sesuai dengan
prosedur 4.6.1. Harga n21D pada pustaka adalah 1,5766 (The Merck Index,
2001). Pengamatan tidak dilakukan pada suhu 21 oC, sehingga dilakukan
koreksi dengan rumus = n obs + 0,00045 (t-21). Hasil uji kemurnian
senyawa hasil sintesis dengan indeks bias dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel V.5 Hasil uji kemurnian senyawa hasil sintesis dengan indeks bias
Replikasi Indeks Bias Hasil Praktis Konversi n21
D
Replikasi 1 1,5660
n29D
1,5696 1,5650 1,5686 1,5650 1,5686
Replikasi 2 1,5630
n30D
1,5670 1,5630 1,5670 1,5630 1,5670
Replikasi 3 1,5640
n27D
1,5667 1,5645 1,5672 1,5650 1,5677
Rata-rata 1,5677
Dari tabel diatas dapat dketahui bahwa harga indeks bias tiap
replikasi menunjukkan selisih yang tidak jauh berbeda, sehingga dapat
dikatakan bahwa senyawa hasil replikasi adalah senyawa yang sama.
5.2.1.2 Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Uji kemurnian ini dilakukan dengan menggunakan tiga macam
eluen yang berbeda, uji dilakukan pada tiap replikasi. Perbedaan ketiga
eluen ini dihasilkan harga Rf yang sama pada tiap replikasi dalam eluen
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
52
yang sama dan Rf yang berbeda pada tiap eluen. Hasil uji kemurnian
senyawa hasil sintesis dengan KLT dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel V.6 Hasil uji kemurnian senyawa hasil sintesis dengan KLT
Eluen Rf Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3
Heksana : etil asetat (4:1) 0,65 0,65 0,65
Heksana : THF (4:1) 0,73 0,73 0,73 Etil asetat : metanol (5:4) 0,89 0,88 0,88
Keterangan :
- Fese diam = lempeng kromatografi silika gel 60 F254 - Penampak noda = lampu UV 254 nm
Berdasarkan data KLT di atas diketahui bahwa senyawa yang
disintesis memberikan noda tunggal dengan nilai Rf yang berbeda pada tiap
eluen yang digunakan, serta dari hasil senyawa yang direplikasi
memberikan Rf yang sama, sehingga senyawa hasil sintesis dapat dikatakan
murni secara KLT.
5.2.2 Identifikasi Struktur Senyawa Metil Sinamat Identifikasi struktur metil sinamat yang telah disintesis,
dilakukan menggunakan 2 metode yaitu spektrofotometer UV-Vis dan
spektrofotometer inframerah.
5.2.2.1 Identifikasi Struktur dengan Spektofotometer UV-Vis Identifikasi struktur dengan spektrofotometer UV-Vis dapat
dilakukan dengan prosedur kerja pada bab IV sub bab 4.7.1. Metode ini
dilakukan untuk mengetahui panjang gelombang maksimum senyawa hasil
sintesis. Spektrum UV-Vis untuk senyawa hasil sintesis dapat dilihat pada
gambar 5.1.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
53
Gambar 5.1 Spektrum UV-Vis hasil sintesis dalam pelarut
kloroform menggunakan Spektrofotometer UV-Vis Lambda EZ 201 Perkin Elmer
Dari data spektrum gambar 5.4 menunjukkan bahwa senyawa hasil
sintesis memiliki panjang gelombang maksimum sebesar 278 nm.
5.2.2.2 Identifikasi Struktur dengan Spektrofotometer Inframerah Identifikasi dengan spektrofotometer inframerah dilakukan sesuai
prosedur kerja pada bab IV sub bab 4.7.2. untuk mengetahui gugus fungsi
yang ada pada senyawa hasil sintesis. Spektrum inframerah hasil sintesis
ditunjukkan pada gambar 5.2 dan bilangan gelombang pada tiap gugus
fungsi ditunjukkan pada tabel V.7.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
54
Gambar 5.2 Spektrum inframerah senyawa hasil sintesis dengan pellet KBr
menggunakan spektrofotometer FTIR-8400S Shimadzu
Tabel V.7 Interpretasi data spektrum inframerah senyawa hasil sintesis
Jenis Ikatan Bilangan Gelombang (cm-1) Pustaka* Hasil Sintesis
=C-H aromatis 3050-3010 3028 C=C aromatis 1600 dan 1475 1578 dan 1450
C=O ester 1740-1715 1714 C-O-C 1300-1000 1013
C-H alkena trans 1000-650 980 *Pavia, D.L., Lampman, G.M., Kriz, G.S., and Vyvyan, J.R. 2009.
Introduction to Spectroscopy. 4th Ed. Washington : Brooks/Cole, Cengage Learning.
Berdasarkan data hasil interpretasi spektra inframerah tersebut
dapat diketahui bahwa senyawa hasil sintesis merupakan senyawa yang
identik dengan metil sinamat.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
55
5.2.3 Presentase Hasil Sintesis Metil Sinamat Persentase hasil sintesis tiap replikasi metil sinamat ditunjukkan
pada tabel V.8.
Tabel V.8 Persentase hasil sintesis metil sinamat
Replikasi Hasil Teoritis Hasil Berat (g) Persentase (%)
1 0,972
0,838 86 2 0,817 84 3 0,846 87
Rata-rata 86 ± 1,5
5.3 Reaksi Sintesis Sinamoilhidrazida
Sintesis senyawa sinamoilhidrazida dilakukan berdasarkan prosedur
kerja pada bab IV sub bab 4.4.4 yaitu dengan mereaksikan metil sinamat (6
mmol) dengan hidrazin hidrat (36 mmol) dengan kondisi reaksi 360 Watt
selama 6 menit. Hasil sinamoilhidrazida adalah cairan lengket, berwarna
kuning dan berbau menyengat. Sinamoilhidrazida sulit untuk diisolasi
sehingga langsung direaksikan dengan benzaldehida (reaksi tahap ketiga).
5.3.1 Identifikasi Struktur Senyawa Sinamoilhidrazida
5.3.1.1 Identifikasi Struktur dengan Spektrofotometer UV-Vis
Identifikasi struktur dengan spektrofotometer UV-Vis sintesis
dapat dilakukan dengan prosedur kerja pada bab IV sub bab 4.7.1. Metode
ini dilakukan untuk mengetahui panjang gelombang maksimum senyawa
hasil sintesis. Spektrum UV-Vis untuk senyawa hasil sintesis dapat dilihat
pada gambar 5.3.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
56
Gambar 5.3 Spektrum UV-Vis senyawa hasil sintesis dalam
pelarut kloroform menggunakan Spektrofotometer UV-Vis Lambda EZ 201 Perkin Elmer
Berdasarkan spektra ultraviolet tersebut menunjukkan bahwa
panjang gelombang maksimum senyawa hasil sintesis adalah 282 nm.
Namun, senyawa hasil sintesis memiliki panjang gelombang yang tidak
berbeda dengan metil sinamat karena tidak terdapat ikatan rangkap
terkonjugasi yang dapat menyebabkan pergeserang panjang gelombang.
5.3.1.2 Identifikasi Struktur dengan Spektrofotometer Inframerah Identifikasi dengan spektrofotometer inframerah dilakukan sesuai
prosedur kerja pada bab IV sub bab 4.7.2. untuk mengetahui gugus fungsi
yang ada pada senyawa hasil sintesis. Spektrum inframerah senyawa hasil
sintesis ditunjukkan pada gambar 5.4 dan bilangan gelombang pada tiap
gugus fungsi ditunjukkan pada Tabel V.9.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
57
Gambar 5.4 Spektrum inframerah senyawa hasil sintesis dengan pellet KBr
menggunakan spektrofotometer FTIR-8400S Shimadzu
Tabel V.9 Interpretasi data spektrum inframerah senyawa hasil sintesis
Jenis Ikatan Bilangan Gelombang (cm-1) Pustaka* Hasil Sintesis
-C=C aromatis 1600 dan 1475 1577 dan 1454 =C-H aromatis 3050 – 3010 3064 N-H sekunder Sekitar 3300 3435 N-H primer 3350 dan 3180 3446
=C-N Sekitar 1400 1384 -C=O amida 1680 – 1630 1672
=C-H alkena trans 1000-650 699 *Pavia, D.L., Lampman, G.M., Kriz, G.S., and Vyvyan, J.R. 2009.
Introduction to Spectroscopy. 4th Ed. Washington : Brooks/Cole, Cengage Learning.
Berdasarkan data hasil interpretasi spektra inframerah tersebut
dapat diketahui bahwa senyawa hasil sintesis merupakan senyawa yang
identik dengan sinamoilhidrazida.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
58
5.4 Sintesis N’-benzilidensinamoilhidrazida
Sintesis senyawa N’-benzilidensinamoilhidrazida dilakukan
berdasarkan prosedur kerja pada bab IV sub bab 4.4.6 yaitu dengan
mereaksikan sinamoilhidrazida dengan benzaldehida (6 mmol) dengan
kondisi reaksi 160 Watt selama 5 menit. Hasil reaksi yang terbentuk
dilakukan rekristalisasi dengan diklorometana : etanol (1:1) dan dilakukan
replikasi sebanyak tiga kali. Kemudian, dilakukan pemisahan dan
pemurnian dari hasil sintesis N’-benziliden-sinamoilhidrazida dengan cara
kromatografi kolom berdasarkan prosedur kerja pada bab IV sub bab 4.5.
Selanjutnya, hasil pemisahan dengan kromatografi kolom dilakukan uji
kemurnian yaitu dengan penentuan titik lebur dan Kromatografi Lapis Tipis
(KLT). Senyawa N’-benzilidensinamoilhidrazida yang telah dipastikan
murni, dapat dilakukan identifikasi struktur dengan spektrofotometer UV-
Vis, spektrofotometer inframerah dan spektrometer RMI-1H.
5.4.1 Pemisahan Hasil Sintesis dengan Metode Kromatografi Kolom
Senyawa yang diperoleh dari sintesis masih merupakan senyawa
campuran (terdapat lebih dari satu noda pada plat KLT) sehingga dilakukan
pemisahan dengan metode kromatografi kolom untuk memperoleh fraksi
yang murni untuk selanjutnya dianalisis dan diidentifikasi strukturnya.
Fraksi yang diperoleh pada dari kromatografi kolom ini ditotolkan pada plat
KLT dan hasilnya dapat dilihat pada lampiran-5. Sedangkan nilai Rf pada
masing-masing fraksi dapat dilihat pada tabel berikut :
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
59
Tabel V.10 Nilai Rf fraksi yang diperoleh dari pemisahan dengan kromatografi kolom menggunakan fase gerak
kloroform : etil asetat (5:1) Senyawa Nilai Rf Fraksi 1 0,92 Fraksi 2 0,50 Fraksi 3 0,15
5.4.2 Uji Kemurnian Senyawa N’-benzilidensinamoilhidrazida
5.4.2.1 Titik Lebur Uji kemurnian untuk menentukan kemurnian hasil sintesis dapat
dilakukan dengan penentuan jarak lebur. Hasil uji kemurnian dengan jarak
lebur senyawa hasil sintesis ditunjukkan pada tabel V.11.
Tabel V.11 Hasil uji kemurnian senyawa hasil sintesis (fraksi 2) dengan penentuan jarak lebur menggunakan
pengukur titik lebur Electrothermal Melting Point Apparatus Replikasi Jarak Lebur (oC)
1 201-202 2 201-203 3 201-203
Dari tiga replikasi di atas, jarak lebur senyawa hasil sintesis yang
dihasilkan adalah 201-203 oC. Hasil pengamatan jarak lebur, diperoleh
rentang yang sempit sehingga dapat dikatakan senyawa hasil sintesis yang
diperoleh telah murni secara titik lebur.
5.4.2.2 Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
Uji kemurnian ini dilakukan dengan menggunakan tiga macam
eluen yang berbeda, uji dilakukan pada tiap replikasi. Perbedaan ketiga
eluen ini dihasilkan harga Rf yang sama pada tiap replikasi dalam eluen
yang sama dan Rf yang berbeda pada tiap eluen. Uji kemurnian senyawa
hasil sintesis dengan KLT dapat dilihat dalam tabel berikut :
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
60
Tabel V.12 Hasil uji kemurnian senyawa hasil sintesis (fraksi 2) dengan KLT
Eluen Rf Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3
Kloroform : Etil Asetat (5:1) 0,52 0,52 0,52
Heksana : Etil Asetat (2:1) 0,42 0,42 0,42
Heksana : metanol (30:1) 0,18 0,15 0,18 Keterangan :
- Fese diam = lempeng kromatografi silika gel 60 F254 - Penampak noda = lampu UV 254 nm
Berdasarkan data KLT di atas diketahui bahwa senyawa yang
disintesis memberikan noda tunggal dengan nilai Rf yang berbeda pada tiap
eluen yang digunakan, serta dari hasil senyawa yang direplikasi
memberikan Rf yang sama, sehingga senyawa hasil sintesis dapat dikatakan
murni secara KLT.
5.4.3 Identifikasi Struktur Senyawa N’-benzilidensinamoilhidrazida
5.4.3.1 Identifikasi Struktur dengan Spektrofotometer UV-Vis
Identifikasi struktur menggunakan spektrofotometer UV-Vis
dapat dilakukan dengan prosedur kerja pada bab IV sub bab 4.7.1. Metode
ini dilakukan untuk mengetahui panjang gelombang maksimum senyawa
hasil sintesis. Spektrum UV-Vis untuk senyawa hasil sintesis dapat dilihat
pada gambar 5.5.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
61
Gambar 5.5 Spektrum UV-Vis senyawa hasil sintesis (fraksi 2) dalam pelarut kloroform menggunakan Spektrofotometer UV-Vis Lambda EZ 201
Perkin Elmer
Berdasarkan spektra ultraviolet tersebut menunjukkan bahwa
panjang gelombang maksimum untuk senyawa hasil sintesis adalah 302 nm.
Senyawa senyawa hasil sintesis memiliki panjang gelombang yang berbeda
dengan sinamoilhidrazida. Hal ini menunjukan bahwa senyawa hasil
sintesis merupakan senyawa lain yang berbeda dengan senyawa awalnya.
5.4.3.2 Identifikasi Struktur dengan Spektrofotometer Inframerah Identifikasi dengan spektrofotometer inframerah dilakukan sesuai
prosedur kerja pada bab IV sub bab 4.7.2. untuk mengetahui gugus fungsi
yang ada pada senyawa hasil sintesis. Spektrum inframerah senyawa hasil
sintesis ditunjukkan pada gambar 5.6 dan bilangan gelombang pada tiap
gugus fungsi ditunjukkan pada Tabel V.13.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
62
Gambar 5.6 Spektrum inframerah senyawa hasil sintesis
(fraksi 2) dengan pellet KBr menggunakan spektrofotometer FTIR-8400S Shimadzu
Tabel V.13 Interpretasi data spektrum inframerah senyawa hasil sintesis (fraksi 2)
Jenis Ikatan Bilangan Gelombang (cm-1) Pustaka* Hasil Sintesis
=C-H aromatis 3050-3010 3192 =C-C aromatis 1600 dan 1475 1599 dan 1489
C=O amida 1680-1630 1662 =C-N amida Sekitar 1400 1365
N-H sekunder Sekitar 3300 3466 C=N 1690-1640 1650
*Pavia, D.L., Lampman, G.M., Kriz, G.S., and Vyvyan, J.R. 2009. Introduction to Spectroscopy. 4th Ed. Washington : Brooks/Cole, Cengage Learning.
Berdasarkan data hasil interpretasi spektra inframerah tersebut
dapat diketahui bahwa senyawa hasil sintesis merupakan senyawa yang
identik dengan N’-benzilidensinamoilhidrazida.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
63
5.4.3.3 Identifikasi Struktur dengan Spektrometer Resonansi
Magnetik Inti Proton (RMI-1H)
Identifikasi spektrum RMI-1H dilakukan sesuai dengan
prosedur kerja pada bab IV sub bab 4.7.3. Berikut merupakan spektrum
RMI-1H senyawa hasil sintesis yang ditunjukkan pada gambar 5.7 dan
karakteristik spektrumnya pada tabel V.14.
Gambar 5.7 Spektrum RMI-1H senyawa hasil sintesis dalam pelarut
CDCl3 menggunakan spektrometer FT-NMR JEOL ECS-400
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
64
Gambar 5.8 Spektrum RMI-1H senyawa hasil sintesis dalam
pelarut CDCl3 menggunakan spektrometer FT-NMR JEOL ECS-400 (perbesaran pada geseran kimia 5,7 - 8,8 ppm)
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
65
Gambar 5.9 Spektrum RMI-1H senyawa hasil sintesis dalam
pelarut CDCl3 menggunakan spektrometer FT-NMR JEOL ECS-400 (perbesaran pada geseran kimia 6,9 - 7,9 ppm)
Gambar 5.10 Struktur senyawa N’-benzilidensinamoilhidrazida
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
66
Tabel V.14 Karakteristik spektrum resonansi magnetik inti proton senyawa hasil sintesis
Pergeseran Kimia (ppm)
Pemisahan Puncak
Perbandingan Integrasi Posisi Proton
8,73 Singlet 1 H-d 7,88 Singlet 1 H-2 (B)
7,83-,7,84 Multiplet 2 H-2 (A), H-6 (B)
7,78 Doublet (Hz = 12 Hz) 1 H-a
7,71 Doublet (Hz = 8 Hz) 3 H-6 (A), H-5
(A), H-3 (B)
7,64 – 7,68 Multiplet 3 H-4 (B), H-5 (B), H-3 (A)
7,56 Doublet (J = 16 Hz)
1 H-b
7,38 – 7,46 Multiplet 2 H-4 (A), H-c
Dari spektrum tersebut, menunjukkan adanya pergeseran
atom H dari gugus-gugus yang terdapat pada struktur N’-
bensilidensinamoilhidrazida. Jumlah atom H yang terlihat pada
spektrum sebanyak 14 atom H.
5.4.4 Presentase Hasil Sintesis N’-benzilidensinamoilhidrazida Persentase hasil sintesis tiap replikasi N’-
benzilidensinamoilhidrazida ditunjukkan pada tabel V.15.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
67
Tabel V.15 Persentase hasil sintesis N’-benzilidensinamoilhidrazida menggunakan KLT Densitometri
Replikasi
Persentase Hasil dalam
Campuran (%)
Penimbangan Sampel (g)
Hasil
Hasil Sintesis
(g)
Teoritis (g)
Persentase (%)
1 57,3 0,05
0,0286 1,5018
1,90 2 53,6 0,0268 1,78 3 30,1 0,0150 1,00
Rata-rata 1,56 ± 0,49
5.5 Sintesis N’-(4-metoksibenziliden)sinamoilhidrazida
Sintesis senyawa N’-(4-metoksibenziliden)sinamoilhidrazida
dilakukan berdasarkan prosedur kerja pada bab IV sub bab 4.4.7 yaitu
dengan mereaksikan sinamoilhidrazida dengan 4-metoksibenzaldehida (6
mmol) dengan kondisi reaksi 160 Watt selama 5 menit. Hasil reaksi yang
terbentuk dilakukan rekristalisasi dengan diklorometana : etanol (1:1) dan
dilakukan replikasi sebanyak tiga kali. Kemudian, dilakukan pemisahan dan
pemurnian dari hasil sintesis N’-(4-metoksibenziliden)sinamoilhidrazida
dengan cara kromatografi kolom berdasarkan prosedur kerja pada bab IV
sub bab 4.5. Selanjutnya, hasil pemisahan dengan kromatografi kolom
dilakukan uji kemurnian yaitu dengan penentuan titik lebur dan
Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Senyawa N’-(4-
metoksibenziliden)sinamoilhidrazida yang telah dipastikan murni, dapat
dilakukan identifikasi struktur dengan spektrofotometer UV-Vis,
spektrofotometer inframerah dan spektrometer RMI-1H.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
68
5.5.1 Pemisahan Hasil Sintesis dengan Metode Kromatografi Kolom
Senyawa yang diperoleh dari sintesis masih merupakan senyawa
campuran (terdapat lebih dari satu noda pada plat KLT) sehingga dilakukan
pemisahan dengan metode kromatografi kolom untuk memperoleh fraksi
yang murni untuk selanjutnya dianalisis dan diidentifikasi strukturnya.
Fraksi yang diperoleh pada dari kromatografi kolom ini ditotolkan pada plat
KLT dan hasilnya dapat dilihat pada lampiran-5. Sedangkan nilai Rf pada
masing-masing fraksi dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel V.16 Nilai Rf fraksi yang diperoleh dari pemisahan dengan kromatografi kolom menggunakan fase gerak
kloroform : etil asetat (5:1) Senyawa Nilai Rf Fraksi 1 0,88 Fraksi 2 0,45
5.5.2 Uji Kemurnian Senyawa N’-(4-metoksibenziliden)-
sinamoilhidrazida
5.5.2.1 Titik Lebur Uji kemurnian untuk menentukan kemurnian hasil sintesis dapat
dilakukan dengan penentuan jarak lebur. Hasil uji kemurnian dengan jarak
lebur hasil sintesis ditunjukkan pada tabel V.17.
Tabel V.17 Uji kemurnian senyawa hasil sintesis dengan penentuan jarak lebur menggunakan pengukur titik lebur Electrothermal Melting Point
Apparatus Replikasi Jarak Lebur (oC)
1 216-217 2 216-218 3 216-218
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
69
Dari tiga replikasi di atas, jarak lebur senyawa hasil sintesis yang
dihasilkan adalah 216-218 oC. Hasil pengamatan jarak lebur, diperoleh
rentang yang sempit sehingga dapat dikatakan senyawa hasil sintesis yang
diperoleh telah murni secara titik lebur.
5.5.2.2 Kromatografi Lapis Tipis (KLT) Uji kemurnian ini dilakukan dengan menggunakan tiga macam
eluen yang berbeda, uji dilakukan pada tiap replikasi. Perbedaan ketiga
eluen ini dihasilkan harga Rf yang sama pada tiap replikasi dalam eluen
yang sama dan Rf yang berbeda pada tiap eluen. Hasil uji kemurnian
senyawa hasil sintesis dengan KLT dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel V.18 Hasil uji kemurnian senyawa hasil sintesis dengan KLT
Eluen Rf Replikasi 1 Replikasi 2 Replikasi 3
Kloroform : Etil Asetat (5:1) 0,40 0,40 0,40
Heksana : Etil Asetat (2:1) 0,30 0,32 0,32
Heksana : metanol (8:1) 0,10 0,10 0.10 Keterangan :
- Fese diam = lempeng kromatografi silika gel 60 F254 - Penampak noda = lampu UV 254 nm
Berdasarkan data KLT di atas diketahui bahwa senyawa N’-(4-
metoksibensiliden)sinamoilhidrazida yang disintesis memberikan noda
tunggal dengan nilai Rf yang berbeda pada tiap eluen yang digunakan, serta
dari hasil senyawa yang direplikasi memberikan Rf yang sama, sehingga
senyawa hasil sintesis dapat dikatakan murni secara KLT.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
70
5.5.3 Identifikasi Struktur Senyawa N’-(4-metoksibensiliden)-
sinamoilhidrazida
5.5.3.1 Identifikasi Struktur dengan Spektrofotometer UV-Vis
Identifikasi struktur senawa hasil sintesis dapat dilakukan dengan
prosedur kerja pada bab IV sub bab 4.7.1. Metode ini dilakukan untuk
mengetahui panjang gelombang maksimum senyawa hasil sintesis.
Spektrum UV-Vis untuk senyawa hasil sintesis dapat dilihat pada gambar
5.10.
Gambar 5.11 Spektrum UV-Vis senyawa hasil sintesis dalam pelarut kloroform menggunakan Spektrofotometer UV-Vis Lambda
EZ 201 Perkin Elmer
Dari data diatas menunjukkan bahwa panjang gelombang
maksimum untuk senyawa hasil sintesis adalah 318 nm.
5.5.3.2 Identifikasi Struktur dengan Spektrofotometer Inframerah
Identifikasi dengan spektrofotometer inframerah dilakukan sesuai
prosedur kerja pada bab IV sub bab 4.7.2. untuk mengetahui gugus fungsi
yang ada pada senyawa hasil sintesis. Spektrum inframerah senyawa hasil
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
71
sintesis ditunjukkan pada gambar 5.12 dan bilangan gelombang pada tiap
gugus fungsi ditunjukkan pada Tabel V.19.
Gambar 5.12 Spektrum inframerah senyawa hasil sintesis dengan
pellet KBr menggunakan spektrofotometer FTIR-8400S Shimadzu
Tabel V.19 Interpretasi data spektrum inframerah senyawa hasil sintesis
Jenis Ikatan Bilangan Gelombang (cm-1) Pustaka* Hasil Sintesis
=C-H aromatis 3050-3010 3016 =C-C aromatis 1600 dan 1475 1608 dan 1448
C=O amida 1680-1630 1663 =C-N amida Sekitar 1400 1422
N-H sekunder Sekitar 3300 3466 C=N 1690-1640 1650
C-O-C 1300-1000 1258 Cincin aromatik tersubstitusi para 850-800 831
*Pavia, D.L., Lampman, G.M., Kriz, G.S., and Vyvyan, J.R. 2009. Introduction to Spectroscopy. 4th Ed. Washington : Brooks/Cole, Cengage Learning.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
72
Dari spektrum di atas, menunjukkan adanya serapan gugus-gugus
yang terdapat pada struktur N’-(4-metoksibensiliden)sinamoilhidrazida.
5.5.3.3 Identifikasi Struktur dengan Spektrometer Resonansi
Magnetik Inti Proton (RMI-1H)
Identifikasi spektrum RMI-1H dilakukan sesuai dengan
prosedur kerja pada bab IV sub bab 4.7.3. Berikut merupakan spektrum
RMI-1H senyawa hasil sintesis gambar 5.13 dan karakteristik
spektrumnya pada tabel V.20.
Gambar 5.13 Spektrum RMI-1H hasil sintesis pelarut
CDCl3 menggunakan spektrometer FT-NMR JEOL ECS-400
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
73
Gambar 5.14 Spektrum RMI-1H senyawa hasil sintesis
dalam pelarut CDCl3 menggunakan spektrometer FT-NMR JEOL ECS-400 (perbesaran pada geseran kimia 6,2 - 8,8
ppm)
Gambar 5.15 Struktur senyawa N’-(4-metoksibenziliden)sinamoilhidrazida
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
74
Tabel V.20 Karakteristik spektrum resonansi magnetik inti proton senyawa hasil sintesis
Pergeseran Kimia (ppm)
Pemisahan Puncak
Perbandingan Integrasi Posisi Proton
8,76 Singlet 1 H-d
7,84 Doublet (J = 16 Hz) 1 H-a
7,72 Singlet 1 -NH
7,65 Doublet (J = 8 Hz) 3 H-6 (A), H-2
(B), H-6 (B)
7,54 Doublet (J = 16 Hz) 1 H-b
7,38 – 7,43 Multiplet 4 H-2 (A), H-3 (A), H-4 (A).
H-5 (A)
6,95 Doublet (J = 8 Hz) 2 H-3 (B), H-5
(B) 3,85 Singlet 3 -OCH3 Dari spektrum tersebut, menunjukkan adanya pergeseran atom H
dari gugus-gugus yang terdapat pada struktur N’-(4-metoksibensiliden)-
sinamoilhidrazida. Jumlah atom H yang terlihat pada spektrum
sebanyak 16 atom H.
5.5.4 Presentase Hasil Sintesis N’-(4-metoksibenziliden)sinamoil-hidrazida Persentase hasil sintesis tiap replikasi N’-(4-metoksibenziliden)-
sinamoilhidrazida ditunjukkan pada tabel V.21.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
75
Tabel V.21 Persentase hasil sintesis N’-(4-metoksibenziliden)-sinamoilhidrazida menggunakan KLT Densitometri
Replikasi
Persentase Hasil dalam
Campuran (%)
Penimbangan Sampel (g)
Hasil
Hasil Sintesis
(g)
Teoritis (g)
Persentase (%)
1 21,7 0,05
0,0108 1,6819
0,64 2 19,7 0,0098 0,58 3 17,2 0,0086 0,51
Rata-rata 0,58 ± 0,06
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
76
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1 Sintesis Metil Sinamat
Sintesis metil sinamat merupakan sintesis tahap pertama untuk
memperoleh senyawa target, yaitu N’-benzilidensinamoilhidrazida dan N’-
(4-metoksibenziliden)sinamoilhidrazida. Metil sinamat pada penelitian ini
diperoleh dari reaksi antara asam sinamat sebagai bahan awal dan dimetil
sulfat ditambah kalium karbonat sebagai katalis. Pada penelitian
sebelumnya, tahap pembentukan metil sinamat dilakukan dengan
menggunakan metode konvensional yaitu menggunakan refluks yang
membutuhkan waktu sekitar 5 jam (Rudyanto dan Lanny, 2008), sedangkan
pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan iradiasi gelombang
mikro karena waktu yang digunakan untuk sintesis lebih cepat dengan
jumlah pelarut yang lebih sedikit dan memperoleh persentase hasil yang
baik. Keuntungan iradiasi gelombang mikro untuk sintesis seperti
meningkatkan kecepatan reaksi, selektivitas yang lebih bagus,
mempermudah eksperimental sehingga menjadi lebih efisien, dan ramah
lingkungan (Aboul-Fadl et al., 2011; Thiyagarajan et al., 2014). Pemilihan
metode iradiasi gelombang mikro diharapkan dapat menghasilkan senyawa
target dengan hasil yang lebih baik dan waktu yang lebih singkat daripada
metode konvensional. Berdasarkan Almuhdar, B.H, 1999, telah disintesis
asam anakardat (2 gram) yang direaksikan dengan dimetilsulfat (2,5 ml) dan
kalium karbonat (4 gram) sebagai katalis menggunakan metode refluks
selama ±10 jam dengan hasil sejumlah 91,3 %. Berdasarkan pada jumlah
mol yang digunakan pada penelitian Almuhdar, B.H, 1999, pada penelitian
ini telah dicoba melakukan sintesis metil sinamat dengan metode refluks,
namun setelah dilakukan refluks selama 18 jam tidak terbentuk metil
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
77
sinamat. Oleh karena itu, dilakukan metode iradiasi gelombang mikro.
Adanya perbedaan kondisi dan metode dengan penelitian sebelumnya, maka
perlu dilakukan optimasi kondisi reaksi terlebih dahulu untuk memperoleh
kondisi yang sesuai.. Kondisi reaksi yang perlu dilakukan optimasi adalah
daya dan waktu iradiasi gelombang mikro.
Optimasi sintesis metil sinamat dilakukan dengan mereaksikan asam
sinamat (6 mmol) dengan kalium karbonat (30 mmol) dan dimetilsulfat (26
mmol) dalam oven microwave pada kondisi daya 160 dan 200 Watt dengan
waktu reaksi masing-masing selama 10 menit dan dicuplik atau diambil
sedikit tiap menit. Hasil reaksi yang dicuplik kemudian di uji kesempurnaan
reaksi dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT) menggunakan lempeng
kromatografi silika gel 60 F254 dan eluen heksana : etil asetat (4:1) yang
diamatai dibawah lampu UV 254 nm. Dari hasil uji kesempurnaan dengan
KLT, diperoleh jumlah noda serta nilai Rf seperti yang ditunjukkan pada
gambar 5.1, gambar 5.2 dan tabel V.1. Data hasil uji kesempurnaan reaksi,
pada daya 160 Watt 8 menit menunjukkan sudah terbentuknya noda tunggal
dengan Rf yang berbeda dengan pembanding (asam sinamat). Hal ini dapat
diartikan bahwa pada kondisi tersebut, asam sinamat sudah bereaksi semua
membentuk senyawa baru. Pada daya 200 Watt 7 menit juga sudah
terbentuk noda baru tunggal dimana senyawa awal sudah habis bereaksi.
Oleh karena itu, dipilih daya 160 Watt 8 menit dengan pertimbangan daya
iradiasi lebih rendah, pada daya 200 Watt 7 menit hasil sintesis terlalu
kering sehingga jika menggunakan daya 200 Watt membutuhkan pelarut
yang lebih banyak. Selanjutnya dilakukan replikasi sebanyak tiga kali, lalu
dilakukan uji kemurnian untuk memastikan kemurnian senyawa hasil
sintesis sebelum dilakukan identifikasi struktur.
Uji kemurnian yang dilakukan untuk metil sinamat tidak dilakukan
uji titik lebur karena metil sinamat berbentuk cairan, sehingga dilakukan uji
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
78
indeks bias dan uji kemurnian KLT dengan 3 eluen yang berbeda dan
diperoleh hasil sesuai pada tabel V.5 dan V.6. Data hasil uji kemurnian
dengan indeks bias diperoleh indeks bias metil sinamat rata-rata sebesar
1,5677, sedangkan secara teoritis, metil sinamat memiliki indeks bias
sebesar 1,5766, sehingga dari data hasil uji kemurnian dengan indeks bias
menunjukkan adanya persentase kesalahan sebesar 0,56 %. Uji kemurnian
dengan KLT menggunakan 3 macam eluen berbeda yaitu heksana : etil
asetat (4:1), heksana : THF (4:1) dan etil asetat : metanol (5:4). Dari data
tersebut, uji kemurnian dengan KLT dapat dikatakan jika senyawa metil
sinamat telah murni, karena dari ketiga eluen yang berbeda tersebut terdapat
satu noda pada setiap replikasi. Selain itu, dari data uji kemurnian KLT
dapat dilihat bahwa ketiga replikasi merupakan senyawa yang sama
ditunjukkan oleh harga Rf yang sama pada ketiganya. Hal ini menunjukkan
bahwa senyawa hasil sintesis metil sinamat tersebut merupakan senyawa
tunggal meskipun telah dilakukan KLT dengan 3 eluen yang berbeda.
.Setelah senyawa telah dipastikan murni, selanjutnya dilakukan
identifikasi struktur senyawa hasil sintesis menggunakan spektrofotometer
UV-Vis dan spektrofotometer inframerah. Identifikasi struktur dengan
spektrofotometer UV-Vis dalam pelarut kloroform menggunakan
Spektrofotometer UV-Vis Lambda EZ 201 Perkin Elmer merupakan
analisis kualitatif untuk mengetahui panjang gelombang puncak absorbsi
(λmaks) dan profil spektra. Data spektrum pada gambar 5.1 menunjukkan
bahwa panjang gelombang maksimum metil sinamat adalah 278 nm dengan
absoban 0,67229. Jika dibandingkan dengan spektrum senyawa awal (asam
sinamat), panjang gelombang maksimumnya (λmaks) adalah 278 nm, maka
λmaks tidak mengalami pergeseran. Oleh karena itu, dilakukan identifikasi
menggunakan spektrofotometer inframerah.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
79
Identifikasi senyawa hasil sintesis menggunakan spektrofotometer
inframerah bertujuan untuk mengetahui gugus-gugus fungsi yang terdapat
pada senyawa hasil sintesis. Spektrum infamerah (IR) dari senyawa metil
sinamat dapat dilihat pada gambar 5.2. Pada hasil sintesis terdapat cincin
benzena yang terlihat pada serapan 3028 cm-1 yang menunjukkan ikatan
=C-H sp2, ikatan C=C aromatis pada bilangan gelombang 1578 cm-1 dan
1450 cm-1, C=O ester pada bilangan gelombang 1714 cm-1, ikatan C-O-C
pada bilangan gelombang 1013 cm-1 dan ikatan C-H alkena trans pada
bilangan gelmbang 980 cm-1. Hasil identifikasi sesuai dengan gugus-gugus
fungsi yang terdapat pada struktur metil sinamat.
Berdasarkan uji kemurnian dan identifikasi struktur senyawa hasil
sintesis, disimpulkan bahwa senyawa yang disintesis merupakan senyawa
yang benar yaitu metil sinamat dengan struktur sebagai berikut :
Gambar 6.1 Struktur Metil Sinamat
Mekanisme reaksi yang terjadi dalam sintesis senyawa metil
sinamat merupakan mekanisme reaksi substitusi nukleofilik (SN2).
Mekanisme pembentukan metil sinamat dapat dilihat pada gambar 6.2
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
80
Gambar 6.2 Mekanisme reaksi pembentukan metil sinamat
6.2 Sintesis Sinamoilhidrazida
Sintesis sinamoilhidrazida merupakan reaksi tahap kedua untuk
memperoleh senyawa target, yaitu N’-benzilidensinamoilhidrazida dan N’-
(4-metoksibenziliden)sinamoilhidrazida. Sinamoilhidrazida diperoleh dari
reaksi antara metil sinamat (6 mmol) dan hidrazin hidrat (36 mmol).
Sebelum melakukan sintesis, perlu dilakukan optimasi kondisi reaksi
terlebih dahulu. Kondisi reaksi yang dilakukan optimasi adalah
perbandingan jumlah mol, daya dan waktu iradiasi gelombang mikro.
Penentuan kondisi reaksi yang dilakukan terlebih dahulu adalah
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
81
perbandingan jumlah mol. Perbandingan jumlah mol yang digunakan adalah
metil sinamat (5 mmol) : hidrazin hidrat (5 mmol) dilakukan pada daya 160,
320, 360 dan 400 Watt masing-masing selama 10 menit sesuai prosedur
kerja bab IV sub bab 4.4.3. Untuk penentuan kondisi reaksi terpilih
dilakukan uji kesempurnaan reaksi dengan metode Kromatografi Lapis
Tipis (KLT) menggunakan eluen campuran yaitu heksana : etil asetat (1:1)
dan diperoleh data KLT seperti pada tabel V.2. Hasil optimasi
sinamoilhidrazida dari metil sinamat (5 mmol) dan hidrazin hidrat (5 mmol)
belum diperoleh noda tunggal yang berbeda dengan noda awal meskipun
telah menggunakan daya tertinggi (400 Watt), sehingga dilakukan
perubahan perbandingan jumlah mol yaitu metil sinamat (6 mmol) dan
hidrazin hidrat (36 mmol) dilakukan pada daya 360 Watt dan 400 Watt
masing-masing selama 10 menit. Kemudian dilakukan uji kesempurnaan
reaksi dengan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT) menggunakan eluen
campuran yaitu heksana : etil asetat (1:1). Hasil uji kesempurnaan reaksi ini
dapat dilihat pada tabel V.3. Dari data tersebut, pada daya 360 Watt dan
400 Watt telah terbentuk produk reaksi berupa noda tunggal, tanpa adanya
noda dari reaktan pada menit ke-6, sehingga dipilih daya 360 Watt selama 6
menit karena dari kedua daya tersebut tidak ada perbedaan yang signifikan.
Hasil sintesis sinamoilhidrazida belum dapat dimurnikan karena belum
menemukan metode pemisahan yang sesuai. Untuk memastikan senyawa
hasil sintesis adalah sinamoilhidraazida, dilakukan identifikasi struktur
menggunakan spektrofotometer UV-Vis dan spektrofotometer inframerah.
Identifikasi struktur dengan spektrofotometer UV-Vis dalam pelarut
kloroform menggunakan Spektrofotometer UV-Vis Lambda EZ 201 Perkin
Elmer merupakan analisis kualitatif untuk mengetahui panjang gelombang
puncak absorbsi (λmaks) dan profil spektra. Data spektrum pada gambar
5.3, menunjukkan bahwa panjang gelombang maksimum senyawa hasil
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
82
sintesis adalah 282 nm. Namun, senyawa hasil sintesis memiliki panjang
gelombang yang tidak berbeda dengan metil sinamat karena tidak terdapat
ikatan rangkap terkonjugasi yang dapat menyebabkan pergeseran panjang
gelombang. Oleh karena itu, dilakukan identifikasi struktur dengan
spektrofotometer inframerah untuk mengetahui gugus-gugus fungsi yang
terdapat dalam senyawa hasil sintesis.
Identifikasi senyawa hasil sintesis menggunakan spektrofotometer
inframerah bertujuan untuk mengetahui gugus-gugus fungsi yang terdapat
pada senyawa hasil sintesis. Spektrum infamerah (IR) dari senyawa
sinamoilhidrazida dapat dilihat pada gambar 5.4. Pada hasil sintesis terdapat
cincin benzena yang terlihat pada serapan 3063 cm-1 yang menunjukkan
ikatan =C-H sp2 serta ikatan C=C aromatis pada bilangan gelombang 1577
cm-1 dan 1454 cm-1, ikatan C-H alkena trans pada bilangan gelombang 699
cm-1. Sedangkan perbedaan dari data spektrum metil sinamat dan
sinamoilhidrazida dapat dilihat pada spektrum metil sinamat adanya serapan
pada daerah 1714 yang menunjukkan adanya –C=O ester. Pada spektrum
sinamoilhidrazida adanya serapan pada daerah 3435 yang menunjukkan N-
H sekunder, serapan pada daerah 1384 cm-1 yang menunjukkan ikatan C-N
serta adanya serapan kuat ada daerah 1672 cm-1 yang menunjukkan C=O
amida. Berdasarkan prosedur kerja identifikasi struktur senyawa hasil
sintesis, senyawa yang disintesis yaitu sinamoilhidrazida dengan struktur
sebagai berikut :
Gambar 6.3 Struktur Sinamoilhidrazida
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
83
Mekanisme reaksi yang terjadi dalam sintesis senyawa
sinamoilhidrazida merupakan mekanisme reaksi substitusi asil nukleofilik
(reaksi pembentukan amida). Atom O yang terikat C=O dapat menarik satu
elektron dari atom C karbonil, sehingga atom C karbonil bermuatan positif
dan atom O bermuatan negatif. Atom C karbonil yang bermuatan positif
lebih mudah diserang oleh nukleofil (H2N-NH2), lalu nukleofil akan
berikatan dengan C karbonil. Atom N kekurangan elektron dan bermuatan
positif, hal ini merupakan proses adisi nukleofilik. Atom N+ akan menarik
satu atom H didekatnya, sehingga atom N memiliki 1 pasangan elektron
bebas. Gugus –OCH3 merupakan gugus pergi yang baik, sehingga akan
terlepas dari ikatan membentuk ion -OCH3-, kemudian atom C karbonil
kembali bermuatan positif dan menarik electron dari atom O- sehingga
kembali terbentuk ikatan C=O, proses tersebut merupakan eliminasi
nukleofilik. Hasil akhir reaksi berupa sinamoilhidrazida dan metanol.
Mekanisme pembentukan sinamoilhidrazida dapat dilihat pada gambar 6.4.
Gambar 6.4 Mekanisme reaksi pembentukan sinamoilhidrazida
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
84
6.3 Sintesis N’-benzilidensinamoilhidrazida
Sintesis N’-benzilidensinamoilhidrazida disintesis dari
sinamoilhidrazida (diasumsikan hasil yang diperoleh adalah 100% karena
tidak dapat diisolasi) dengan benzaldehida (6 mmol) dilarutkan dalam 15 ml
metanol dan ditambhakan 1-2 tetes HCl pekat sebagai katalis. Berdasarkan
Suzana, et al. 2014, telah disintesis benzohidrazida (2,2 mmol) yang
direaksikan dengan benzaldehida/4-metoksibenzaldehida (2,2 mmol)
menggunakan metode konvensional dengan hasil sejumlah 87 % dan 92%.
Sehingga pada penelitian ini akan dilakukan optimasi kondisi reaksi terlebih
dahulu. Kondisi reaksi yang dilakukan optimasi adalah daya dan waktu
iradiasi gelombang mikro. Optimasi dilakukan pada daya 160 Watt selama
10 menit. Untuk penentuan kondisi reaksi terpilih dilakukan uji
kesempurnaan reaksi dengan metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
menggunakan eluen campuran yaitu heksana : etil asetat (1:1) dan diperoleh
data KLT seperti pada tabel V.4. Data hasil uji kesempurnaan reaksi, pada
daya 160 Watt 5 menit menunjukkan sudah terbentuknya noda tunggal
dengan Rf yang berbeda dengan pembanding (sinamoilhidrazida dan
benzaldehida). Hal ini dapat diartikan bahwa pada kondisi tersebut,
sinamoilhidrazida sudah bereaksi semua membentuk senyawa baru.
Selanjutnya dilakukan replikasi sebanyak tiga kali, lalu dilakukan uji
kemurnian untuk memastikan kemurnian senyawa hasil sintesis sebelum
dilakukan identifikasi struktur.
Ketika dilakukan uji kemurnian, senyawa hasil sintesis masih berupa
campuran, sehingga dilakukan pemisahan dan pemurnian menggunakan
metode kromatografi kolom dengan eluen kloroform : etil asetat (5:1).
Setelah dilakukan pemisahan dengan kromatografi kolom diperoleh tiga
fraksi dengan harga Rf 0,92; 0,50 dan 0,15. Fraksi 2 memiliki Rf yang
berbeda dengan Rf reaktan atau bahan awal (sinamoilhidrazida dan
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
85
benzaldehida) sehingga diduga merupakan senyawa baru hasil sintesis.
Selanjutnya, dilakukan uji kemurnian terhadap fraksi 2 dengan penentuan
jarak lebur menggunakan kapiler dan uji KLT menggunakan 3 macam eluen
yang berbeda. Hasil uji kemurnian dengan jarak lebur menggunakan
Eletrothermal Melting Point Apparatus ditunjukkan pada tabel V.11, jarak
lebur senyawa hasil sintesis sebesar 201-203 oC. Hasil pengamatan jarak
lebur, diperoleh rentang yang sempit (≤2 oC) sehingga dapat dikatakan
senyawa hasil sintesis yang diperoleh telah murni secara titik lebur. Uji
kemurnian dengan KLT menggunakan 3 macam eluen berbeda yaitu
kloroform : etil asetat (5:1), heksana : etil asetat (2:1) dan heksana : metanol
(30:1). Data uji kemurnian dengan KLT dapat dikatakan jika senyawa telah
murni, karena dari ketiga eluen yang berbeda tersebut terdapat satu noda
pada setiap replikasi. Selain itu, dari data uji kemurnian KLT dapat dilihat
bahwa ketiga replikasi merupakan senyawa yang sama ditunjukkan oleh
harga Rf yang sama pada ketiganya. Selanjutnya dilakukan identifikasi
struktur senyawa hasil sintesis menggunakan spektrofotometer UV-Vis,
spektrofotometer inframerah dan spektrometer 1H-RMI.
Identifikasi struktur dengan spektrofotometer UV-Vis dalam pelarut
kloroform menggunakan Spektrofotometer UV-Vis Lambda EZ 201 Perkin
Elmer. Data spektrum pada gambar 5.5 menunjukkan bahwa panjang
gelombang maksimum N’-benzilidensinamoilhidrazida (fraksi 2) adalah
302 nm dengan absoban 0,34924. Dari data tersebut menunjukkan adanya
pergeseran panjang gelombang pada senyawa hasil sintesis dibandingkan
dengan senyawa sebelumnya (λmaks = 282 nm). Hal ini dapat terjadi karena
adanya penambahan ikatan terkonjugasi. Perbedaan panjang gelombang
maksimum antara senyawa hasil sintesis dan senyawa awal sebelumnya
menunjukkan bahwa senyawa hasil sintesis merupakan senyawa yang
berbeda dengan senyawa sebelumnya.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
86
Identifikasi struktur senyawa hasil sintesis dengan spektrofotometer
inframerah dapat dilihat pada gambar 5.6. Pada hasil sintesis (fraksi 2)
terdapat cincin benzena yang terlihat pada serapan 3192 cm-1 yang
menunjukkan ikatan =C-H sp2 serta ikatan C=C aromatis pada bilangan
gelombang 1599 cm-1 dan 1489 cm-1, serapan pada daerah 1662 cm-1
menunjukkan ikata C=O amida, serapan pada daerah 1365 cm-1
menunjukkan ikatan =C-N amida dan serapan pada daerah 3466 cm-1
menunjukkan ikatan N-H sekunder. Sedangkan perbedaan dari data
spektrum senyawa hasil sintesis dan sinamoilhidrazida dapat dilihat pada
spektrum senyawa hasil sintesis adanya serapan pada daerah 1650 cm-1
yang menunjukkan adanya ikatan C=N.
Identifikasi senyawa hasil sintesis (fraksi 2) dengan resonansi
magnetik inti proton bertujuan untuk mengetahui jumlah proton pada
senyawa hasil sintesis. Hasil spektrum resonansi magnetik inti proton (1H-
RMI) menggunakan pelarut kloroform (CDCl3) dapat dilihat pada gambar
5.7 menunjukkan jumlah proton sebanyak 14 proton H, 10 proton H
diantaranya merupakan proton yang berasal dari cincin aromatis. Pada data
spektrum terlihat adanya serapan singlet dengan perbandingan integrasi 1
pada pergeseran kimia (δ) 8,73 ppm yang berasal dari 1 atom H ikatan
N=C-H, serapan proton untuk cincin aromatis ditunjukkan dengan adanya
serapan singlet dengan perbandingan integrasi 1 pada δ 7,88 ppm, serapan
multiplet dengan perbandingan integrasi 2 pada δ 7,83-7,84 ppm, serapan
doublet (J = 8 Hz) dengan perbandingan integrasi 3, serapan multiplet
dengan perbandingan integrasi 3 pada δ 7,64-7,68 ppm, serta serapan
multiplet dengan perbandingan integrasi 2 pada δ 7,38-7,46 ppm. Pada δ
7,38-7,46 ppm salah satu atom H berasal dari –NH. Selain itu, terdapat
serapan doublet dengan tetapan kopling 12 Hz dan 16 Hz masing-masing
dengan perbandingan integrasi 1 pada δ 7,78 ppm dan δ 7,56 ppm yang
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
87
berasal dari 2 atom H ikatan =C-H alkena trans. Dari indentifikasi ini
disimpulkan bahwa jumlah proton H pada senyawa hasil sintesis sesuai
dengan jumlah proton pada struktur senyawa N’-
benzilidensinamoilhidrazida.
Berdasarkan uji kemurnian dan identifikasi struktur senyawa hasil
sintesis (fraksi 2) disimpulkan bahwa senyawa yang disintesis merupakan
senyawa yang benar yaitu N’-benzilidensinamoilhidrazida dengan struktur
sebagai berikut :
Gambar 6.5 Struktur N’-benzilidensinamoilhidrazida
Mekanisme reaksi pada tahap ketiga untuk sintesis N’-
benzilidensinamoilhidrazida adalah mekanisme adisi-eliminasi nukleofilik.
Atom O pada pada gugus karbonil (C=O) benzaldehida dapat menarik
elektron dari atom C, sehingga atom O bermuatan negatif karena kelebihan
elektron dan atom C karbonil bermuatan positif. Atom C karbonil yang
bermuatan positif semakin mudah diserang oleh nukleofil (H2N dari
sinamoilhidrazida), C karbonil bermuatan positif berikatan dengan atom N
menggunakan satu pasangan elektron bebas yang dimiliki oleh atom N,
sehingga atom N akan bermuatan positif karena kekurangan elektron. Atom
N bermuatan positif akan menarik satu atom H didekatnya, sehingga atom N
kembali memiliki 1 pasangan elektron bebas. Gugus –OH yang terikat pada
atom C karbonil dapat menarik atom H sehingga terbentuk -O+H2 dan atom
N kembali bermuatan negative karena kelebihan elektron. Ion -O+H2 mudah
terlepas dari ikatan membentuk H2O (air) dan atom N yang bermuatan
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
88
negatif memberikan elektron ke atom C karbonil untuk membentuk ikatan
rangkap dua. Mekanisme terbentuknya N’-benzilidensinamoilhidrazida
dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 6.6 Mekanisme reaksi pembentukan N’-benzilidensinamoilhidrazida
Persentase hasil sintesis senyawa N’-benzilidensinamoilhidrazida
ditentukan menggunakan KLT-Densitometri karena masih berupa campuran
dan hasil pemisahan dengan kolom dihasilkan jumlah hasil sintesis yang
sangat sedikit. Prosedur kerja KLT-Densitometri dilakukan sesuai bab IV
sub bab 4.5. Persentase hasil sintesis tiap replikasi N’-
benzilidensinamoilhidrazida ditunjukkan pada tabel V.14, data tersebut
menunjukkan %kadar N’-benzilidensinamoilhidrazida dalam hasil sintesis
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
89
senyawa campuran, sehingga diperoleh persentase hasil sebelum pemisahan
rata-rata sebesar 1,56 %.
6.4 Sintesis N’-(4-metoksibenziliden)sinamoilhidrazida
Sintesis N’-(4-metoksibenziliden)sinamoilhidrazida dilakukan
dengan mereaksikan sinamoilhidrazida (diasumsikan hasil yang diperoleh
adalah 100% karena tidak dapat diisolasi) dan 4-metoksibenzaldehida (6
mmol). Reaksi sintesis N’-(4-metoksibenziliden)sinamoilhidrazida
dilakukan pada kondisi yang sama dengan sintesis N’-
benzilidensinamoilhidrazida, yaitu direaksikan menggunakan iradiasi
gelombang mikro dengan daya 160 Watt selama 5 menit. Selanjutnya
dilakukan replikasi sebanyak tiga kali, lalu dilakukan uji kemurnian untuk
memastikan kemurnian senyawa hasil sintesis. Setelah dilakukan uji
kemurnian ternyata senyawa hasil sintesis masih berupa campuran,
sehingga dilakukan pemisahan dan pemurnian senyawa hasil sintesis
dengan metode kromatografi lapis tipis menggunakan fase gerak kloroform
: etil asetat (5:1). Setelah dilakukan pemisahan dengan kromatografi kolom
diperoleh dua fraksi dengan harga Rf 0,88 dan 0,45. Fraksi 2 memiliki Rf
yang berbeda dengan Rf reaktan atau bahan awal (sinamoilhidrazida dan 4-
metoksibenzaldehida) sehingga diduga merupakan senyawa baru hasil
sintesis. Selanjutnya, dilakukan uji kemurnian terhadap fraksi 2 dengan
penentuan jarak lebur menggunakan kapiler dan uji KLT menggunakan 3
macam eluen yang berbeda. Hasil uji kemurnian dengan jarak lebur
menggunakan Eletrothermal Melting Point Apparatus ditunjukkan pada
tabel V.16, jarak lebur senyawa hasil sintesis sebesar 216-218 oC. Hasil
pengamatan jarak lebur, diperoleh rentang yang sempit (≤2 oC) sehingga
dapat dikatakan senyawa hasil sintesis yang diperoleh telah murni secara
titik lebur. Uji kemurnian dengan KLT menggunakan 3 macam eluen
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
90
berbeda yaitu kloroform : etil asetat (5:1), heksana : etil asetat (2:1) dan
heksana : metanol (8:1). Data uji kemurnian dengan KLT dapat dikatakan
jika senyawa telah murni, karena dari ketiga eluen yang berbeda tersebut
terdapat satu noda pada setiap replikasi. Selain itu, dari data uji kemurnian
KLT dapat dilihat bahwa ketiga replikasi merupakan senyawa yang sama
ditunjukkan oleh harga Rf yang sama pada ketiganya. Selanjutnya
dilakukan identifikasi struktur senyawa hasil sintesis menggunakan
spektrofotometer UV-Vis, spektrofotometer inframerah dan spektrometer 1H-RMI.
Identifikasi struktur dengan spektrofotometer UV-Vis dalam pelarut
kloroform menggunakan Spektrofotometer UV-Vis Lambda EZ 201 Perkin
Elmer merupakan analisis kualitatif untuk mengetahui panjang gelombang
puncak absorbsi (λmaks) dan profil spektra. Data spektrum pada gambar
5.11, menunjukkan senyawa hasil sintesis (fraksi 2) memberikan dua
serapan UV pada panjang gelombang 318 nm dan 278 nm. Dari data
tersebut menunjukkan adanya pergeseran panjang gelombang pada senyawa
hasil sintesis dibandingkan dengan senyawa sebelumnya (λmaks = 302 nm).
Hal ini dapat terjadi karena adanya penambahan auksokrom dan ikatan
terkonjugasi. Perbedaan panjang gelombang maksimum antara senyawa
hasil sintesis dan senyawa awal sebelumnya menunjukkan bahwa senyawa
hasil sintesis merupakan senyawa yang berbeda dengan senyawa
sebelumnya.
Identifikasi struktur senyawa hasil sintesis dengan spektrofotometer
inframerah dapat dilihat pada gambar 5.12. Pada hasil sintesis (fraksi 2)
terdapat cincin benzena yang terlihat pada serapan 3016 cm-1 yang
menunjukkan ikatan =C-H sp2 serta ikatan C=C aromatis pada bilangan
gelombang 1608 cm-1 dan 1448 cm-1, serapan pada daerah 1663 cm-1
menunjukkan ikatan C=O amida, serapan pada daerah 1422 cm-1
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
91
menunjukkan ikatan =C-N amida, serapan pada daerah 1650 cm-1 yang
menunjukkan adanya ikatan C=N.dan serapan pada daerah 3466 cm-1
menunjukkan ikatan N-H sekunder. Sedangkan perbedaan dari data
spektrum senyawa hasil sintesis dan N’-benzilidensinamoilhidrazida dapat
dilihat pada spektrum senyawa hasil sintesis adanya ikatan C-O-C di
serapan daerah 1258 cm-1 dan adanya serapan pada daerah 831 cm-1 yang
menunjukkan adanya ikatan cincin aromatik tersubstitusi para.
Identifikasi senyawa hasil sintesis (fraksi 2) dengan resonansi
magnetik inti (1H-RMI) menggunakan pelarut kloroform (CDCl3) dapat
dilihat pada gambar 5.13 menunjukkan jumlah proton sebanyak 16 proton
H, 9 proton H diantaranya merupakan proton yang berasal dari cincin
aromatis dan 3 proton H berasal dari gugus –OCH3 pada pergeseran kimia
(δ) 3,85 ppm. Pada data spektrum terlihat adanya serapan singlet dengan
perbandingan integrasi 1 pada pergeseran kimia (δ) 8,76 ppm yang berasal
dari 1 atom H ikatan N=C-H, serapan proton untuk cincin aromatis
ditunjukkan dengan adanya serapan doublet (J = 8 Hz) dengan
perbandingan integrasi 3 pada δ 7,65 ppm, serapan multiplet dengan
perbandingan integrasi 4 pada δ 7,38-7,43 ppm, serta serapan doublet (J = 8
Hz) dengan perbandingan integrasi 2 pada δ 6,95 ppm. Selain itu, terdapat
serapan singlet dengan perbandingan integrasi 1 pada δ 7,72 ppm yang
berasal dari 1 atom H (–NH) dan serapan doublet dengan tetapan kopling 16
Hz masing-masing dengan perbandingan integrasi 1 pada δ 7,84 ppm dan δ
7,54 ppm yang berasal dari 2 atom H ikatan =C-H alkena trans. Dari
indentifikasi ini disimpulkan bahwa jumlah proton H pada senyawa hasil
sintesis sesuai dengan jumlah proton pada struktur senyawa N’-(4-
metoksibenziliden)sinamoilhidrazida.
Berdasarkan uji kemurnian dan identifikasi struktur senyawa hasil
sintesis (fraksi 2) disimpulkan bahwa senyawa yang disintesis merupakan
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
92
senyawa yang benar yaitu N’-(4-metoksibenziliden)sinamoilhidrazida
dengan struktur sebagai berikut :
Gambar 6.7 Struktur N’-(4-metoksibenziliden)sinamoilhidrazida
Mekanisme reaksi pada tahap tiga untuk sintesis N’-(4-
metoksibenziliden)sinamoilhidrazida adalah mekanisme adisi-eliminasi
nukleofilik sama seperti pada senyawa N’-benzilidensinamoilhidrazida.
Perbedaan kedua senyawa adalah pada benzaldehida ada substituen –OCH3
posisi para. Persentase hasil sintesis senyawa N’-(4-
metoksibenziliden)sinamoilhidrazida ditentukan menggunakan KLT-
Densitometri dengan prosedur kerja sesuai bab IV sub bab 4.5. Persentase
hasil sintesis tiap replikasi N’-(4-metoksibenziliden)sinamoilhidrazida
ditunjukkan pada tabel V.20, data tersebut menunjukkan % kadar N’-(4-
metoksibenziliden)sinamoilhidrazida dalam hasil sintesis senyawa
campuran, sehingga diperoleh persentase hasil sebelum pemisahan rata-rata
sebesar 0,58 %. Optimasi kondisi reaksi hanya dilakukan untuk sintesis N’-
benzilidensinamoilhidrazida, sedangkan pada sintesis N’-(4-
metoksibenziliden)sinamoilhidrazida dilakukan dengan kondisi yang sama
dengan N’-benzilidensinamoilhidrazida sehingga dapat memungkinkan
reaksi untuk sintesis N’-(4-metoksibenziliden)sinamoilhidrazida belum
sempurna yang menyebabkan presentase hasil tidak sesuai hipotesis yaitu
persentase hasil N’-(4-metoksibenziliden)sinamoilhidrazida tidak lebih
besar daripada N’-benzilidensinamoilhidrazida.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
93
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
1. Reaksi antara asam sinamat dan dimetilsulfat menggunakan
iradiasi gelombang mikro dapat menghasilkan metil sinamat
dengan persentase hasil 86 %.
2. Reaksi antara metil sinamat dan hidrazin hidrat menggunakan
iradiasi gelombang mikro dapat menghasilkan sinamoilhidrazida.
3. Reaksi antara sinamoilhidrazida dan benzaldehida menggunakan
iradiasi gelombang mikro dapat menghasilkan N’-
benzilidensinamoilhidrazida 1,56 %.
4. Reaksi antara sinamoilhidrazida dan 4-metoksibenzaldehida
menggunakan iradiasi gelombang mikro dapat menghasilkan N’-
(4-metoksibenziliden)sinamoilhidrazida 0,58 %.
5. Persentase hasil sintesis senyawa N’-(4-metoksibenziliden)-
sinamoilhidrazida tidak lebih besar dibandingakan dengan
persentase hasil senyawa N’-benzilidensinamoilhidrazida.
7.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai metode yang
sesuai untuk pemisahan sinamoilhidrazida.
2. Pada sintesis N’-(4-metoksibenziliden)sinamoilhidraida
selanjutnya dapat dilakukan optimasi daya atau waktu iradiasi
gelombang mikro untuk mendapatkan hasil yang optimal.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
94
DAFTAR PUSTAKA
Aboul-Fadl, T., Aziz, H.A.A., Kadi, A., Bari, A., Ahmad, P., Al-Samani, T., & Ng, S.W. 2011. Microwave-Assisted One-Step Synthesis of Fenamic Acid Hydrazides from the Corresponding Acids. Molecules, Vol. 16, pp. 3544-3551.
Almuhdar, B. H. 1999. Perbandingan Hasil Reaksi Metilasi pada Asam Anakardat dengan Pereaksi Diazometana dan Pereaksi Dimetilsulfat. Skripsi. Surabaya : Universitas Airlangga, p. 41
Budavari, S. ,O'neil, M., Smith, A., Heckelman, P., & Kinneary, J., 2001. The Merck Index : Encyclopedia of Chemical, Drugs and Biologicals. 13th ed. New York: Merck & Co Inc, pp. 866, 1057, 2321, 3282, 4790.
Carvalho, S. A., Silva, F., Souza, M.V.N., Lourenco, M.C.S., & Vicente, F.R. 2007. Synthesis and antimycobacterial evaluation of new trans-cinnamic acid hydrazide derivatives. Bioorganic & Medicinal Chemistry Letters, Vol. 18 pp. 538–541.
Departemen Farmakologi dan Teraupetik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta : Departemen Farmakologi dan Teraupetik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, hal. 585.
Departemen Kesehatan Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Departemen Kesehatan Indonesia.
Dipiro, J. T., Talbert, R. L., Yee, G. C., Matzke, G. R., Wee, B. G., & Posey, L.M. 2008. Infectious Disease A Pathophysiologic Approach, 7th Edition. New York : Mc Graw Hill. pp. 1715-1716.
Fessenden, R.J dan J.S. Fessenden. 1982. Kimia Organik. Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Gandjar, G. I dan Rohman, A. 2012. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
95
Gilbert, J.C., and Marthin S.F. 2011. Experimental Organic Chemistry : A Miniscale and Microscale Approach. 5th Edition. Boston : Cengage learning, pp. 129-130.
Janeway, C. A, Travers, J.P., Walport, M., & Shlomchik, M.J. 2001. Immunobiology : The Immune System in Health and Disease. 5th
Edition. New York : Garland Science.
Kappe, C., and Stadler, A. 2005. Microwaves in Organic and Medical Chemistry. Weineim : Verlag GmbH & Co, pp 9-10.
Katritzky, Alan R., Wang, M., & Zhang, M. 2001. One-pot synthesis of cinnamoyl hydrazides. Arkivoc, Vol. 9, pp. 19-23
Lamoureux, G., and Aguero, C. 2009. A comparison of several modern alkylating agents. Arkivoc, pp. 251-264.
Lidstrom, P., Tierney, J., Wathey, B., & Westman, J. 2001. Microwave assisted organic synthesis a review. Tetrahedron, Vol. 57, pp. 9225-9283.
Mc. Murry, J. 2008. Organic Chemistry, Seventh Edition. Belmont : Thomson Learning Inc. pp. 440-459,785-806.
Narasimhan, B., Belsare, D., Pharande, D., Mourya, V., & Dhake, A. 2004. Esters, amides and substituted derivated of cinnamic acid: synthesis, antimicrobial activity and QSAR investigations. European Journal of Medicinal Chemistry, Vol. 39, pp. 827-834.
Nerkar, A.G., Pawale, D., Ghante, M.R., & Sawant, S.D. 2013. Microwave Assisted Organic Synthesis of Some Traditional and Named Reaction : A Practical Approach of Green Chemistry. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Science, Vol. 3, No. 3, pp. 564-566.
Pavia, D.L., Lampman, G.M., Kriz, G.S., and Vyvyan, J.R. 2009. Introduction to Spectroscopy. 4th Ed. Washington : Brooks/Cole, Cengage Learning.
Rollas, S dan Kucukguzel, S.G. 2007. Biological Activities of Hydrazone Derivatives. Molecules, Vol.12, pp. 1910-1939.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
96
Rudyanto, M dan Lanny H. 2008. Sintesis Beberapa Turunan Asam Sinamat: Pengaruh Gugus yang Terikat Pada Cincin Aromatik Terhadap Kereaktifan Benzaldehida. Indonesian Journal of Chemistry, Vol. 8, No.2, pp. 226 – 230.
Rouessac, F. & Rouessac, A., 2007. Chemical Analysis: Modern Instrumentation Methods and Techniques, 2nd Edition. West Sussex: John Wiley & Sons, Ltd, p.23.
Said, N.I dan Ruliasih M. 2005. Mikroorganisme Patogen dan Parasit di dalam Air Limbah Domestik serta Alternatif Teknologi Pengolahan. Jurnal Akuakultur Indonesia, Vol. 1 No.1, pp. 65-81.
Schoffstall, A.M., Gaddis, B.A. & Druclinger, M.L., 2000. Microscale and Miniscale Organic Chemistry Laboratory Experiment. Boston: Mc Graw Hill, pp.22-28, 37-45.
Segneanu, A.E., Gozescu, I., Dabici, A., Sfirloaga, P., & Szabadai, Z. 2012. Macro To Nano Spectroscopy : Organic Compounds FT-IR Spectroscopy. Romania : National Institute for Research and Development in Electrochemistry and Condensed Matter, Timisoara (INCEMC-Timisoara). pp. 161-162.
Sharma, P. 2011. Cinnamic acid derivates : A new chapter of various pharmacological activities. Journal of Chemical and Pharmaceutical Research, Vol. 3, No. 2, pp. 403-423.
Silverstein, R.M., Webster, F.X., and Kiemle, D.J. 2005. Spectrometric Identification of Organic Compounds. New York : John Wiley & Sons, Inc. pp. 72-82, 127-137.
Skoog, D.A., Holler, F.J. & Crouch, S.R. 2006. Principles of Instrumental Analysis. 6th Edition. Belmont : Thompson Brooks/Cole Corporation, pp.233-6.
Somashekhar, M., Mahesh, A.R., Sonnad, B. 2013. Synthesis and Antimicrobial Activity of 4-(Morpholin-4yl)benzohydrazide Derivatives. World Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences, Vol. 2, No. 4, pp. 2011-2020.
Suzana, Melanny I. S, Kholis A.N, Juni E, Marcellino R, Hadi P, dan Tutuk B. 2013. Pengaruh Gugus Metoksi Posisi orto (o) dan para (p) pada
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
97
Benzaldehida Terhadap Sintesis Turunan Khalkon dengan Metode Kondensasi Aldol. Berkala Ilmiah Kimia Farmasi, Vol.2, No. 1, pp. 22-27.
Suzana, Erlina A, Tutuk B. 2014. Sintesis N’-benzilidenbenzohidrazida danN’-(4-metoksibenziliden)benzohidrazida dengan Material Awal Metil Benzoat. Berkala Ilmiah Kimia Farmasi, Vol.3, No. 1, pp. 8-11.
Sriram, D., Yogeswari, P., & Madhu, K. 2006. Synthesis and in vitro antitubercular activity of some 1-[(4-sub)phenyl]-3-(4-{1-[(pyridine-4-carboxyl) hydrazono] ethyl} phenyl) thiourea. Bioorganic & Medicinal Chemistry Letters, Vol. 16, pp. 876-878.
Surati, M.A., Jauhari, S., & Desai, K.R. 2012. A brief review : Microwave assisted organic reaction. Scholars Researh Library, Vol. 4, No. 1, pp. 645-661.
Thiyagarajan, G., Pandey, A., Mayer, P., & Thamaraichelvan, A. 2014. Microwave synthesis, crystal structure and spectroscopy investigations of 2-{[(2E)-(2-chlorobenzylidene) hydrazine] carbonyl} benzenesulfonamide and 2-{[(2E)-2-[4-(dimethylamino) benzylidene] hydrazine} carbonyl) benzenesulfonamide. Indian Journal of Chemistry, Vol. 53B, pp 200-207.
Tundo, P. 2001. New Developments in Dimethyl Carbonate Chemistry. Pure & Applied Chemistry. Vol. 73, No. 7, pp. 1117-1124.
Turan-Zitouni, G., Blache, Y., Güven, K. Synthesis and antimicrobial activity of some imidazo-[1,2-a]pyridine-2-carboxylic acid arylidenehydrazide derivatives. Bollettino Chimico Farmaceutico, Vol. 140, pp. 397-400.
Yulinda, L.R., Wahyuningsih, T.D., dan Pranowo, H.D. 2013. Metilasi Asam Galat Menggunakan Agen Metilasi Dimetil Sulfat (DMS) atau Dimetil Karbonat (DMC). Berkala MIPA, Vol. 23, No. 2, pp. 198-210.
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
98
LAMPIRAN
Lampiran-1
Perhitungan Berat Senyawa Awal dan Berat Senyawa Hasil Sintesis
Tahap I
6 mmol 30 mmol 26 mmol - -
6 mmol 6 mmol 6 mmol 6 mmol 6 mmol
- 24 mmol 20 mmol 6 mmol 6 mmol
Jumlah bahan yang dibutuhkan
Asam sinamat = 0,006 mol x 148,16 g/mol
= 0,890 gram
K2CO3 = 0,03 mol x 138,205 g/mol
= 4 gram
Dimetilsulfat =
= 2,5 ml
Berat hasil yang diperoleh
Metil sinamat = 0,006 mol x 162,18 g/mol
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
99
= 0,972 gram
% Hasil =
Replikasi 1 : = 86,21 %
Replikasi 2 : = 84,05 %
Replikasi 3 : = 87,04 %
Tahap II
6 mmol 36 mmol - - 6 mmol 6 mmol 6 mmol 6 mmol
- 30 mmol 6 mmol 6 mmol
Jumlah bahan yang dibutuhkan
Metil sinamat =
= 0,9 ml
Hidrazin hidrat =
= 1,7 ml
Berat hasil yang diperoleh
Sinamoilhidrazida = 0,006 mol x 162,19 g/mol
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
100
= 0,973 gram
% Hasil =
Tahap III
6 mmol 6 mmol - 6 mmol 6 mmol 6 mmol
- - 6 mmol Keterangan : R = -H, -4OCH3 Jumlah bahan yang dibutuhkan
Sinamoilhidrazida = 0,006 mol x 162,19
= 0,973 gram
Benzaldehida =
= 0,6 ml
4-metoksibenzaldehida =
= 0,7 ml
Berat hasil yang diperoleh
N’-benzilidensinamoilhidrazida = 0,006 mol x 250,30 g/mol
= 1,502 gram
N’-(4-metoksibenziliden)sinamoilhidrazida = 0,006 mol x 280,32 g/mol
= 1,682 gram
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
101
Lampiran-2
Skema Kerja Sintesis Metil Sinamat
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
102
Lampiran-3
Skema Kerja Sintesis Sinamoilhidrazida
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
103
Lampiran-4
Skema Kerja Sintesis N’-benzilidensinamoilhidrazida dan
N’-(4-metoksibenziliden)sinamoilhidrazida
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
104
Lampiran-5
KLT Fraksi Hasil Pemisahan dengan Metode Kromatografi Kolom
1. N’-benzilidensinamoilhidrazida
2. N’-(4-metoksibenziliden)sinamoilhidrazida
F1 F2 F3
Keterangan : F1 = Fraksi 1 F2 = Fraksi 2 F3 = Fraksi 3
SH B F1 F2 F3
Keterangan : SH = Sinamoilhidrazida B = Benzaldehida F1 = Fraksi 1 ; F2 = Fraksi 2 ; F3 = Fraksi 3
Keterangan : F1 = Fraksi 1 F2 = Fraksi 2
Keterangan : SH = Sinamoilhidrazida 4B = 4-metoksibenzaldehida F1 = Fraksi 1 ; F2 = Fraksi 2
SH 4B F2 F1 F2 F1
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
105
Lampiran-6
Spektrum UV-Vis Asam Sinamat
Spektrum FTIR Asam Sinamat
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
106
Lampiran-7
Hasil KLT-Densitometri Senyawa N’-benzilidensinamoilhidrazida
Replikasi 1
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
107
Replikasi 2
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
108
Replikasi 3
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
109
Perhitungan persentase hasil sintesis N’-benzilidensinamoilhidrazida
Penimbangan sampel : 50 mg Berat N’-benzilidensinamoilhidrazida secara teoritis
N’-benzilidensinamoilhidrazida = 0,006 mol x 250,30 g/mol = 1,5018 gram % Hasil =
Replikasi 1 Hasil sintesis N’-benzilidensinamoilhidrazida dalam campuran = 50 mg x 57,3 % = 28,6 mg Replikasi 1 : = 1,90 %
Replikasi 2 Hasil sintesis N’-benzilidensinamoilhidrazida dalam campuran = 50 mg x 53,6 % = 26,8 mg Replikasi 1 : = 1,78 %
Replikasi 3 Hasil sintesis N’-benzilidensinamoilhidrazida dalam campuran = 50 mg x 30,1 % = 15,0 mg Replikasi 1 : = 1,00 %
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
110
Lampiran-8
Hasil KLT-Densitometri Senyawa N’-(4-metoksibenziliden)sinamoilhidrazida
Replikasi 1
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
111
Replikasi 2
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
112
Replikasi 3
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.
113
Perhitungan persentase hasil sintesis N’-(4-metoksibenziliden)-sinamoilhidrazida Penimbangan sampel : 50 mg Berat N’-(4-metoksibenziliden)sinamoilhidrazida secara teoritis
N’-(4-metoksibenziliden)sinamoilhidrazida = 0,006 mol x 280,32 g/mol
= 1,6819 gram % Hasil =
Replikasi 1 Hasil sintesis N’-(4-metoksibenziliden)sinamoilhidrazida dalam campuran = 50 mg x 21,7 % = 10,8 mg Replikasi 1 : = 0,64 %
Replikasi 2 Hasil sintesis N’-(4-metoksibenziliden)sinamoilhidrazida dalam campuran = 50 mg x 19,7 % = 9,85 mg Replikasi 1 : = 0,58 %
Replikasi 3 Hasil sintesis N’-(4-metoksibenziliden)sinamoilhidrazida dalam campuran = 50 mg x 17,2 % = 8,60 mg Replikasi 1 : = 0,51 %
ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI SINTESIS N’-BENZILIDENSINAMOILHIDRAZIDA DAN ... AGHNIA T.H.P.