Upload
vucong
View
230
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
HUBUNGAN NON-MONOTONIK ANTARA KEPEMILIKAN
MANAJERIAL DENGAN DISCRETIONARY ACCRUALS
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)
pada Program Sarjana Fakultas Ekonomika dan Bisnis
Universitas Diponegoro
Disusun oleh :
KURNIA PUTRI HIDAYANINGTYAS
NIM. 12030111130139
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
"…Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu
telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
(urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. "
(Q.S. al –Insyirah 5-8)
“Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai
dengan kesanggupannya.”
(Q.S. Al-Baqarah: 286)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
Ibu dan adik – adik ku tersayang
Keluarga besar Bani Munawir
Sahabat dan teman – teman ku Akuntansi Undip 2011
vi
ABSTRACT
This study aims to examine non-monotonic relation between the value of
managerial ownership and percentation of managerial ownership to discretionary
accruals. The value of executive share ownership (VESO) is potentially a more
direct driver of incentive alignment and/or entrenchment than the proportion of
ownership. This study use percentation of managerial ownership and value of
managerial ownership as variables expected to affect discretionary accruals. This
study based on research conducted by Khan and Mather (2013).
Population of this study are non – financial companies listed in Indonesia
Stock Exchange (IDX) 2012,2013, and 2014. The sampling method used is
purposive sampling. Total sample of 232 companies is used in analysis. Data are
analyzed using ordinary least square (OLS).
The results of this study indicate that the value of managerial ownership
(VESO) has a non-monotonic relation to discretionary accruals. However, this
study does not find a non-monotonic relation between percentation of managerial
ownership to discretionary accruals.
Keywords: discretionary accruals, value of managerial ownership, percentation
of managerial ownership
vii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan non-monotonik antara
persentase dan nilai kepemilikan manajerial dengan discretionary accruals. Nilai
kepemilikan manajerial atau yang disebut dengan the value of executive share
ownership (VESO) lebih mencerminkan pengaruh langsung besarnya intensitas
yang dimiliki seorang manajer di dalam suatu perusahaan jika dibandingkan
dengan persentase kepemilikan. Penelitian ini menggunakan nilai kepemilikan
dan persentase kepemilikan manajerial sebagai variabel yang diduga
mempengaruhi discretionary accruals. Penelitian ini mengacu pada penelitian
yang dilakukan oleh Khan dan Mather (2013).
Populasi dalam penelitian ini merupakan perusahaan non – keuangan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012, 2013, dan 2014. Metode
sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Jumlah perusahaan yang
menjadi sampel adalah 232 perusahaan. Data dianalisis dengan menggunakan
teknik regresi Ordinary Least Square (OLS).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai kepemilikan manajerial
(VESO) memiliki hubungan non-monotonik terhadap discretionary accruals.
Namun, hasil penelitian ini tidak menemukan hubungan non-monotonik antara
persentase kepemilikan manajerial dengan discretionary accruals.
Kata Kunci :discretionary accruals, nilai kepemilikan manajerial (VESO),
persentase kepemilikan manajerial.
viii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur kepada Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat
menyelasikan skripsi yang berjudul: “HUBUNGAN NON-MONOTONIK
ANTARA KEPEMILIKAN MANAJERIAL DENGAN DISCRETIONARY
ACCRUALS”. Penyusunan skripsi ini bertujuan sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan Program Sarjana (S1) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan
Bisnis Universitas Diponegoro.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan,
bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak
langsung. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Dr. Suharnomo, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomika dan
Bisnis Universitas Diponegoro.
2. Bapak Fuad, S.E., M.Si, Akt, Ph.D selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomikan dan Bisnis Unoversitas Diponegoro.
3. Bapak Agung Juliarto, S.E., M.Si, Akt, Ph.D selaku dosen pembimbing
atas segala bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik.
4. Bapak Prof. H. Imam Ghozali, S.E., M.Com, Akt, Ph.D selaku dosen wali.
5. Seluruh dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro
yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat.
ix
6. Ibu yang telah memberikan segala bentuk motivasi, doa, kasih sayang, dan
usaha hingga penulis dapat menyelesaikan studi S1, yang tercinta Ibu
Masyrukah. Adik – adik ku Tika dan Nanda yang telah memberikan
semangat dan motivasi bagi penulis.
7. Bude Solikhah yang selalu memberikan dukungan moral dan materi
kepada penulis.
8. Mama Desi yang telah memberikan perhatian dan dukungan materi kepada
penulis.
9. Seluruh keluarga besar Bani Munawir yang telah memberikan doa,
semangat, dan motivasi kepada penulis.
10. Sahabat – sahabat ku tercinta Umi, Rusti, dan Kirana yang telah
memberikan semangat, dukungan, dan bantuan dalam bentuk apa pun.
11. Seluruh teman – teman Akuntansi 2011 yang telah memberikan semangat
dan dukungan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai tambahan informasi
dan wacana bagi semua pihak yang membutuhkan.
Semarang, 11 September 2017
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN UJIAN .................................... iii
PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI .................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... v
ABSTRACT ....................................................................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................ 7
1.3 Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ........................................ 9
1.4 Sistematika Penulisan .......................................................................... 10
BAB II TELAAH PUSTAKA ......................................................................... 12
2.1 Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu ............................................ 13
2.1.1 Teori Agensi ............................................................................. 13
2.1.2 Konsep Akrual .......................................................................... 15
2.1.3 Persentase Kepemilikan Manajerial ......................................... 17
2.1.4 Nilai Kepemilikan Manajerial (VESO) .................................... 18
2.1.5 Penelitian Terdahulu ................................................................ 19
2.2 Kerangka Pemikiran ............................................................................. 24
2.3 Hipotesis ............................................................................................... 29
2.3.1 Pengaruh Nilai Kepemilikan Manajerial terhadap Discretionary
Accruals .................................................................................... 29
xi
2.3.2 Pengaruh Persentase Kepemilikan Manajerial terhadap
Discretionary Accruals ............................................................ 31
BAB III METODE PENELITIAN................................................................... 33
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ....................... 34
3.1.1 Variabel Dependen ................................................................... 34
3.1.2 Variabel Independen ................................................................. 36
3.1.2.1 Nilai Kepemilikan Manajerial (VESO) ....................... 36
3.1.2.2 Persentase Kepemilikan Manajerial (MSO) ................. 37
3.1.3 Variabel Kontrol ....................................................................... 37
3.1.3.1 Unaffiliated Substansial Share Ownership ................... 38
3.1.3.2 Leverage ....................................................................... 38
3.1.3.3 Dewan Independen ....................................................... 38
3.1.3.4 Auditor Eksternal .......................................................... 38
3.1.3.5 Market to Book Value…………………….…………… 39
3.1.3.6 Lagged Total Accrual………………….…………….. 39
3.1.3.7 Rugi…………………………………….……………. 39
3.1.3.8 Ukuran Perusahaan…………………………………… 40
3.2 Populasi dan Sampel ............................................................................ 40
3.3 Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 41
3.4 Metode Pengumpulan Data .................................................................. 41
3.5 Metode Analisis .................................................................................... 42
3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif ...................................................... 42
3.5.2 Uji Asumsi Klasik .................................................................... 42
3.5.2.1 Uji Normalitas .............................................................. 43
3.5.2.2 Uji Multikolinieritas ..................................................... 43
3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas ................................................. 44
3.5.2.4 Uji Autokorelasi…………………………………….… 45
3.5.3 Teknik Regresi Ordinary Least Squares (OLS) ....................... 46
3.5.4 Uji Hipotesis……………………………………………….…. 47
3.5.4.1 Uji Koefisien Determinasi (R2) .................................... 47
3.5.4.2 Uji Signifikansi Simultan (uji Statistik F) .................... 48
xii
3.5.4.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) . 48
BAB IV HASIL DAN ANALISIS ................................................................... 49
4.1 Deskripsi Objek Penelitian ................................................................... 49
4.2 Analisis Data ........................................................................................ 50
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ...................................................... 50
4.2.2 Uji Asumsi Klasik .................................................................... 54
4.2.2.1 Uji Normalitas .............................................................. 54
4.2.2.2 Uji Multikolinieritas ..................................................... 56
4.2.2.3 Uji Heterokedastisitas ................................................... 58
4.2.2.4 Uji Autokorelasi……………………….……………… 62
4.2.3 Analisis Regresi ........................................................................ 63
4.2.4 Uji Hipotesis ............................................................................. 68
4.2.4.1 Koefisien Determinasi (R2)........................................... 68
4.2.4.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) ................... 70
4.2.4.3 Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t) . 72
4.3 Interpretasi Hasil .................................................................................. 79
4.3.1 Nilai Kepemilikan Manajerial .................................................. 79
4.3.2 Persentase Kepemilikan Manajerial ......................................... 79
4.3.3 Variabel Kontrol ....................................................................... 80
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 82
5.1 Simpulan ............................................................................................... 82
5.2 Keterbatasan ......................................................................................... 83
5.3 Saran ..................................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 85
LAMPIRAN ..................................................................................................... 87
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................ 21
Tabel 4.1 Kriteria Pemilihan Sampel ............................................................... 49
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif ........................................................................... 50
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Variabel KAP & LOSS ................................... 53
Tabel 4.4 Uji Normalitas .................................................................................. 55
Tabel 4.5 Uji Normalitas…………………………………………….……….. 56
Tabel 4.6 Uji Multikolinieritas Model 1 .......................................................... 57
Tabel 4.7 Uji Multikolinieritas Model 2 .......................................................... 58
Tabel 4.8 Uji Glejser Model 1.......................................................................... 61
Tabel 4.9 Uji Glejser Model 2.......................................................................... 62
Tabel 4.10 Uji Autokorelasi ............................................................................. 63
Tabel 4.11 Hasil Regresi Model 1.................................................................... 64
Tabel 4.12 Hasil Regresi Model 2…………………………………….………. 66
Tabel 4.13 Koefisien Determinasi Model 1…………………………………… 69
Tabel 4.14 Koefisien Determinasi Model 2…………………………………… 70
Tabel 4.15 Hasil Uji F Model 1………………………………………………. 71
Tabel 4.16 Hasil Uji F Model 2……………………………………………… 72
Tabel 4.17 Hasil Uji t Model 1………………………………………………… 73
Tabel 4.18 Hasil Uji t Model 2………………………………………………… 76
Tabel 4.19 Ringkasan Hasil Pengujian Hipotesis……………………………… 78
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ..................................................................... 28
Gambar 4.1 Uji Heteroskedastisitas Model 1 .................................................. 59
Gambar 4.2 Uji Heteroskedastisitas Model 2………………………………... 60
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A Daftar Sampel Perusahaan ........................................................... 87
Lampiran B Hasil Output SPSS ....................................................................... 89
Lampiran C Uji Glejser .................................................................................... 103
1
BAB I
PENDAHULUAN
Di dalam bab pertama dibahas beberapa sub bab seperti latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta yang terakhir
adalah sistematika penulisan. Latar belakang masalah pada skripsi ini berisi alasan
yang menjadi landasan dilakukannya penelitian mengenai hubungan non-
monotonik antara kepemilikan manajerial dengan discretionary accruals. Setelah
penjelasan latar belakang masalah, maka selanjutnya dirumuskan masalah yang
nantinya dijadikan fokus utama di dalam penelitian. Kemudian dijelaskan
beberapa tujuan dan beberapa manfaat penelitian untuk berbagai pihak.
Sistematika penulisan skripsi dari bab pertama sampai bab kelima menjadi bagian
akhir di dalam bab ini.
1.1 Latar Belakang Masalah
Pemegang saham perusahaan merupakan posisi terpenting di dalam
struktur organisasi perusahaan, melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
sebagai kedudukan tertinggi. Semakin besar saham yang dimiliki oleh pemegang
saham, maka mencerminkan besarnya kekuasaan dan wewenang yang dimiliki
oleh pemegang saham tersebut. Karena pemegang saham memiliki hak untuk
berkontribusi di setiap pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan
pemegang saham itu sendiri. Pemegang saham sebagai pihak yang turut serta
memiliki perusahaan tentunya menginginkan agar keberlangsungan
2
hidup perusahaannya dapat berjalan panjang terus-menerus. Oleh karena itu,
adanya manajemen yang baik di dalam suatu perusahaan sangatlah dibutuhkan,
sehingga diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan tersebut.
Pemegang saham tidak sanggup untuk berperan ganda mengatur dan
mengelola perusahaan sekaligus juga berperan sebagai pemilik perusahaan.
Penyebabnya ialah pemegang saham tidak selalu berada di dalam perusahaan dan
mengawasi secara langsung kinerja perusahaan. Atas dasar itulah, pemegang
saham menunjuk dewan direksi sebagai pihak yang akan mengatur dan mengelola
perusahaan. Dewan direksi ini akan bertanggung jawab kepada pemegang saham.
Dewan direksi jugaakan dibantu oleh para manajer dan karyawan yang telah
dipilihnya untuk bersama-sama membangun perusahaan menjadi semakin baik
lagi.
Hal ini sesusai dengan teori agensi dimana Jensen dan Meckling (1976)
menyatakan bahwa pemegang saham sebagai prinsipal dan manajemen sebagai
agen. Manajemen adalah pihak yang dikontrak oleh pemegang saham untuk
bekerja demi kepentingan pemegang saham. Oleh karenanya, manajemen
diberikan sebagian kekuasaan membuat kebijakan demi kepentingan pemegang
saham. Adanya pemisahan kepemilikan dan kontrol inilah yang menghasilkan
kesenjangan informasi (information asymmetries) antara manajemen (agen)
dengan pemegang saham (prinsipal) yang memunculkan masalah agensi.
Kenaikan tingkat kepemilikan manajerial suatu perusahaan dapat membantu
menyelaraskan kepentingan pemilik dengan manajemen, serta mengurangi
masalah agensi (Jensen dan Meckling, 1976).
3
Kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan saham yang dimiliki oleh
pihak manajemen perusahaan. Kepemilikan manajerial juga dapat diartikan bahwa
manajemen sebagai pemegang saham perusahaan. Kepemilikan manajerial dapat
menyelaraskan kepentingan pemilik dengan manajemen, karena manajemen juga
merasakan langsung manfaat atas kebijakan yang diambil serta ikut menanggung
risikonya jika terdapat kerugian yang timbul sebagai konsekuensi atas
pengambilan kebijakan yang salah (Jensen dan Meckling, 1976). Sehingga,
apabila kepemilikan manajerial semakin tinggi, maka tingkat discretionary
accruals yang dilakukan manajemen akan semakin rendah. Begitu pula ketika
tingkat kepemilikan manajerial rendah, maka manajemen akan semakin sering
melakukan discretionary accruals.
Kenaikan tingkat kepemilikan manajerial dapat mengakibatkan kekayaan
manajemen secara pribadi akan semakin terikat dengan kekayaan perusahaan.
Oleh karena itu, manajemen akan berusaha untuk mengurangi risiko kehilangan
kekayaanya dengan membatasi discretionary accruals yang dilakukannya. Dapat
dikatakan hubungan antara kepemilikan manajerial dengan discretionary accruals
ini merupakan hubungan yang negatif. Di sisi lain, kepemilikan manajerial yang
tinggi juga berdampak terhadap rendahnya dividen yang dibayarkan ke pemegang
saham. Penyebabnya ialah pembiayaan yang dilakukan manajemen pada nilai
investasi di masa yang akan datang bersumber dari biaya internal (Tamba, 2011).
Oleh karena itu, manajemen akan berusaha untuk melakukan discretionary
accruals dengan tujuan agar dividen yang dibayarkan semakin tinggi. Sehingga,
dapat dikatakan terjadi hubungan positif antara kepemilikan manajerial dengan
4
discretionary accruals. Hubungan negatif maupun hubungan positif yang terjadi
diantara kepemilikan manajerial dengan discretionary accruals ini disebut
hubungan non-monotonik. Hubungan non-monotonik merupakan hubungan
diantara dua variabel atau lebih, yang memiliki hubungan negatif maupun
hubungan positif sekaligus (non-linier).
Pada penelitian sebelumnya, Yeo et al., (2002) menggunakan kepemilikan
manajerial oleh semua direktur. Sementara itu, Warfield et al., (1995); Gabrielsen
et al., (2002); dan Gul et al., (2003) menggunakan definisi yang lebih luas lagi
sebagai proxy untuk kepemilikan manajerial. Namun, di dalam penelitian ini yang
mengacu pada penelitian Khan dan Mather (2013), berpendapat hanya direktur
eksekutif dengan tanggung jawab operasional saja yang memiliki akses langsung
untuk memanipulasi laba. Direktur eksekutif yang dimaksud adalah direktur
utama di dalam suatu perusahaan. Pertimbangannya adalah direktur eksekutif
mempunyai peran kontrol terhadap kegiatan operiasional perusahaan sambil
berusaha menjaga reputasinya agar selalu baik di hadapan pemegang saham yang
lain dan para bawahanannya. Sehingga, direktur eksekutif dapat membuat
kebijakan yang mementingkan tujuan perusahaan itu sendiri maupun kebijakan
yang menguntungkan dirinya sebagai pemegang saham atau seorang direktur
sekalipun. Oleh karena itu, di dalam penelitian ini menggunakan kepemilikan oleh
direktur eksekutif.
Pada umumnya, kepemilikan manajerial diukur menggunakan proporsi
atau persentase atas saham yang dimiliki manajemen di dalam perusahaan.
Namun, di dalam penelitian ini yang mengacu pada penelitian Khan dan Mather
5
(2013), kepemilikan manajerial juga dapat diukur dengan menggunakan nilai dari
kepemilikan manajerial itu sendiri (VESO). VESO merupakan hasil perkalian dari
harga saham perusahaan dengan persentase saham yang dimiliki direktur
eksekutif. Seorang direktur eksekutif yang mengalami kenaikan jumlah saham
yang diinvestasikan dalam perusahaan lebih memungkinkan untuk menanggung
konsekuensi atas tindakan manajerial yang dilakukannya. Saham tersebut sering
mewakili proporsi yang cukup besar atas kekayaan direktur eksekutif. Oleh
karena itu, VESO menggunakan kepemilikan saham oleh direktur eksekutif.
Selain itu, terdapat informasi yang tidak relevan diantara kepemilikan
manajerial dengan menggunakan persentase dan kepemilikan manajerial yang
menggunakan VESO. Sebagai contoh, terdapat dua perusahaan di Australia yakni
BHP Ltd yang memiliki kepemilikan manajerial 0.017 persen dengen VESO
sebesar 30 juta dollar, dan Southern Dental Industries Limited (SDI) yang
memiliki kepemilikan manajerial 44 persen, tetapi hanya memiliki VESO sebesar
32.6 juta dollar. Dari contoh diatas dapat disimpulkan bahwa besar kecilnya
persentase kepemilikan manajerial tidak akan menjamin besar kecilnya VESO.
Secara khusus, Khan dan Mather (2013) menemukan adanya hubungan
yang negatif antara VESO dan discretionary accruals pada tingkat kepemilikan
yang lebih rendah. Hal ini konsisten dengan pendapat yang menyatakan bahwa
komitmen direktur untuk meningkatkan investasinya di perusahaannya sendiri,
akan memaksa pemegang saham lainnya mengurangi batasan kontrak dalam
angka akuntansi, sehingga direktur akan membuat penyesuaian akrual yang lebih
rendah. Setelah kepemilikan manajerial mencapai tingkat tertentu, dapat terlihat
6
hubungan positif yang konsisten dengan kenaikan discretionary accruals.
Penyebabnya adalah antisipasi yang dilakukan pemegang saham terhadap kubu
manajerial terkait bertambahnya jumlah saham yang dimiliki direktur eksekutif
dapat mengancam kedudukan pemegang saham yang lain di dalam perusahaan.
Seperti diketahui, proporsi kepemilikan saham di suatu perusahaan mencerminkan
besarnya kekuasaan yang diperoleh pemegang saham tersebut. Oleh karena itu,
pemegang saham lebih memperketat batasan kontraknya dengan direktur
eksekutif. Akibatnya, direktur eksekutif akan terdorong untuk melakukan
discretionary accruals. Hubungan positif maupun negatif yang terjadi antara
VESO dengan discretionary accruals disebut hubungan non-monotonik.
Menurut Aribowo (2012), discretionary accruals merupakan pengakuan
akrual laba/beban yang bebas tidak diatur serta merupakan pilihan kebijakan
manajemen. Misalnya,di akhir tahun buku perusahaan mendapati suatu piutang
tertentu tidak dapat ditagih. Perusahaan dapat melakukan pencatatan saat piutang
itu dihapus di periode buku saat ini maupun di tahun buku selanjutnya. Sementara
itu, non-discretionary accruals merupakan pengakuan akrual laba wajar yang
tunduk pada suatu standar/prinsip akuntansi yang berlaku secara umum. Misalnya,
satu fakta yang sama dapat dilaporkan dengan cara berbeda seperti mesin yang
sama dapat didepresiasikan dengan dua metode berbeda (garis lurus/saldo
menurun) maupun dengan dua estimasi umur ekonomis yang berbeda.
Perbedaan yang mendasar dari penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya ialah tempat penelitian ini berada di Indonesia. Sedangkan penelitian
Khan dan Mather (2013) yang menjadi rujukan penelitian ini dilakukan di
7
Australia. Selain itu, juga terdapat penelitian Gabrielsen et al. (2002) dan
Warfield et al. (1995) yang melakukan penelitian di Denmark dan di Amerika
Serikat. Sampel penelitian ini otomatis juga berbeda dengan penelitian
sebelumnya. Pada penelitian ini sampel diambil dari semua perusahaan non
keuangan dan utilitas yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
1.2 Rumusan Masalah
Unsur akrual terjadi menurut kebijakan manajemen (discretionary
accruals) maupun non-kebijakan manajemen (nondiscretionary accruals).
Peningkatan penjualan secara kredit yang berjalan dengan pertumbuhan
perusahaan (tanpa perubahan kebijakan) adalah contoh non discretionary
accruals, sedangkan perubahan biaya kerugian piutang yang disebabkan
perubahan kebijakan akuntansi yang dilakukan manajemen dalam penentuan
biaya kerugian piutang adalah contoh discretionary accruals. Kebijakan
manajemen tersebut biasanya dipengaruhi oleh kepemilikan saham perusahaan
yang dimiliki manajemen itu sendiri. Di dalam penelitian ini yang mengacu pada
penelitian Khan dan Mather (2013), kepemilikan manajerial yang dimaksud
adalah kepemilikan oleh direktur eksekutif (direktur utama). Direktur eksekutif
merupakan pihak yang memiliki tanggung jawab langsung kepada pemegang
saham dan juga mendapatkan hak kontrol atas kegiatan operasional perusahaan.
Untuk itulah, direktur eksekutif dapat melakukan discretionary accruals karena
mengetahui secara langsung kondisi yang terjadi di dalam perusahaan.
8
Semakin besar kepemilikan saham oleh direktur eksekutif, maka dapat
menurunkan tingkat discretionary accruals yang dilakukan direktur eksekutif. Hal
ini disebabkan kenaikan jumlah saham direktur eksekutif di perusahaan otomatis
membuat kekayaannya secara pribadi menjadi terikat dengan kekayaan
perusahaan. Sehingga,direktur eksekutif akan berusaha untuk mengurangi risiko
kehilangan kekayaanya dengan membatasi discretionary accruals yang
dilakukannya. Direktur eksekutif juga mempunyai kepentingannya sendiri,
apalagi jika ia turut berkontribusi di dalam struktur kepemilikan saham di
perusahaanya. Sehingga, direktur eksekutif akan lebih berhati-hati dalam
membuat suatu keputusan. Hubungan antara kepemilikan saham direktur
eksekutif dengan discretionary accruals tersebut merupakan hubungan yang
negatif. Hal ini juga masih berlaku pada teori agensi yang dikemukakan Jensen
dan Meckling (1976).
Di sisi lain, semakin besar kepemilikan saham direktur eksekutif,
menyebabkan semakin besarnya kesempatan bagi direktur eksekutif untuk
melakukan discretionary accruals. Penyebabnya adalah bertambahnya jumlah
saham yang dimiliki direktur eksekutif dapat mengancam kedudukan para
pemegang saham lainnya di perusahaan. Akibatnya, pemegang saham akan lebih
memperketat batasan kontraknya dengan direktur eksekutif, dan mendorong
timbulnya discretionary accruals yang dilakukan direktur eksekutif. Hubungan
yang demikian dapat dikatakan terjadi hubungan postif antara kepemilikan
direktur eksekutif dengan discretionary accruals. Hal ini mirip penelitian yang
dilakukan oleh Gabrielsen et al. (2002), yang mendapatkan adanya hubungan
9
positif tetapi tidak signifikan diantara kepemilikan manajerial dan discretionary
accruals.
Hubungan positif maupun negatif yang dapat terjadi diantara kepemilikan
direktur eksekutif dengan discretionary accruals merupakan hubungan non-
monotonik. Oleh karena itu, berdasarkan penjelasan di atas, dapat dirumuskan
masalah sebagai berikut:
Apakah terdapat hubungan non-monotonikantara nilai kepemilikan saham
direktur eksekutif terhadap discretionary accruals?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah:
1. Untuk menguji apakah terdapat hubungan non-monotonik antara
persentase kepemilikan manajerial dengan discretionary accruals.
2. Untuk menguji apakah terdapat hubungan non-monotonik antara VESO
dengan discretionary accruals.
10
1.3.2 Manfaat Penelitian
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka diharapkan dapat
memberikan manfaat antara lain:
1. Bagi perusahaan diharapkan menjadi pembelajaran penting mengenai
pengaruh besar kecilnya kepemilikan saham manajerial terhadap timbulnya
discretionary accruals.
2. Bagi akademisi diharapkan menjadi pengetahuan baru terkait adanya
hubungan yang positif sekaligus negatif antara VESO dengan discretionary
accruals.
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika dibuat untuk memberi pandangan secara garis besar tentang
struktur penulisan yang terdiri dari bab satu sampai bab lima. Sistematika
penulisan yang digunakan penetian ini sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini dijelaskan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan latar
belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
serta sistematika penulisan.
11
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan tentang teori yang menjadi landasan dalam
penulisan, konsep yang terkait dengan variabel penelitian, beberapa
penelitian dengan tema serupa yang telah dilakukan sebelumnya,
kerangka pemikiran, dan hipotesis dari penelitian.
BAB III : METODE PENELITIAN
Bab ini berisi variabel penelitian yang digunakan, definisi operasional
dari masing-masing variabel, populasi dan sampel penelitian, jenis dan
sumber data penelitian, metode pengumpulan data yang digunakan, seta
metode analisis untuk melakukan penelitian
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
Bab ini menjelaskan gambaran mengenai deskripsi objek penelitian,
pembahasan hasil analisis, dan interpretasi data hasil penelitian yang
telah dilakukan
BAB V : PENUTUP
Bab ini merupakan bab terakhir dalam penulisan skripsi dan berisi
kesimpulan hasil analisis, keterbatasan penelitian, dan saran bagi
penelitianselanjutnya.