Skripsi Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Kualitas Tidur Ibu Hamil Primigravida Trimester III di Puskesmas Sidorejo, Lampung Timur

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Butuh Pertanyaan, kirim email ke: [email protected]

Citation preview

  • HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR

    PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III

    DI PUSKESMAS SIDOREJO

    LAMPUNG TIMUR

    TAHUN 2015

    SKRIPSI

    Oleh :

    GEDE ROBIN

    NPM. 11320022

    PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

    FK UNIVERSITAS MALAHAYATI

    BANDAR LAMPUNG

    2015

  • ii

    HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR

    PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III

    DI PUSKESMAS SIDOREJO

    LAMPUNG TIMUR

    TAHUN 2015

    SKRIPSI

    Oleh :

    GEDE ROBIN

    NPM. 11320022

    Disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan

    gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

    PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

    FK UNIVERSITAS MALAHAYATI

    BANDAR LAMPUNG

    2015

  • iii

    LEMBAR PERSETUJUAN

    HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR

    PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III DI PUSKESMAS

    SIDOREJO LAMPUNG TIMUR TAHUN 2015

    Nama : Gede Robin

    NPM : 11320022

    Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing untuk seminar hasil skripsi di

    Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati.

    Bandar Lampung, Juli 2015

    Pembimbing I Pembimbing II

    (Triyoso, S.Kep., Ns., M.Kes) (Rahma Elliya, S.Kp., M.Kes)

  • iv

    LEMBAR PENGESAHAN

    HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR

    PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III DI PUSKESMAS

    SIDOREJO LAMPUNG TIMUR TAHUN 2015

    Nama : Gede Robin

    NPM : 11320022

    Diterima oleh Tim Penguji pada Ujian Sidang Skripsi di Program Studi Ilmu

    Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati tahun akademik 2011.

    Penguji I : Triyoso, S.Kep., Ns., M.Kes ____________

    Penguji II : Rahma Elliya, S.kp., M.Kes ____________

    Penguji III : Aryanti W, Ns., M.Kep., Sp.Mat ____________

    Tanggal Ujian : Juli 2015

    Mengetahui

    Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

    FK Universitas Malahayati Bandar Lampung

    Andoko, S.Kep., Ns., M.Kes

  • v

    ABSTRAK

    Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Kualitas Tidur

    Pada Ibu Hamil Primigravida Trimester III

    di Puskesmas Sidorejo Lampung Timur

    Tahun 2015

    Oleh :

    Gede Robin

    Wanita hamil yang telah memasuki usia kandungan trimester III mengalami

    gangguan tidur akibat rasa cemas menjelang proses persalinan. Khususnya ketika

    ibu hamil baru pertamakali mengalami kehamilan (primigravida). Di Puskesmas

    Sidorejo, Lampung Timur jumlah ibu hamil primigravida mencapai 35 orang,

    yang mengalami kecemasan sedang-berat sebanyak 24 (68,6 %) dan yang

    mengalmi kualitas tidur buruk sejumlah 24 orang (68,6%). 20 orang (83,3%) yang

    mengalami kecemasan sedang-berat mengalami kualitas tidur yang buruk. Tujuan

    dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat kecemasan

    dengan kualitas tidur ibu hamil trimester III di Puskesmas Sidorejo Lampung

    Timur Tahun 2015.

    Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain survey analitik. Rancangan

    penelitian menggunakan pendekatan cross-sectional. Total populasi ibu hamil

    primigravida di Puskesmas Sidorejo Lampung Timur adalah 75 orang. Jumlah

    sampel pada penelitian ini adalah 35 orang yaitu ibu hamil primigravida trimester

    III, dengan menggunakan tekhnik purposive sampling. Instrumen penelitian terdiri

    dari kuesioner HARS untuk mengukur tingkat kecemasan dan PSQI untuk

    mengukur kualitas tidur. Analisa bivariat yang digunakan yaitu menggunakan

    rumus chi-square dengan tingkat kemaknaan 0,05.

    Hasil penelitian menunjukan bahwa sebanyak 35 ibu hamil primigravida trimester

    III, 65,7% menunjukan tingkat kecemasan sedang sampai kecemasan berat dan

    68,6% menunjukan kualitas tidur buruk. Hasil dari penelitian ini diperoleh p-value

    = 0,015 yang berarti adanya hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas

    tidur ibu hamil primigravida trimester III. Hasil penelitian didapatkan hasil OR =

    8,750. Untuk peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti tentang gambaran

    faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas tidur pada ibu hamil trimester III.

    Kata Kunci : Tingkat kecemasan; kualitas tidur; primigravida; kehamilan

    trimester III.

    Kepustakaan : 18 (2005 - 2015)

  • vi

    ABSTRACT

    The Correlation Between Anxiety Levels and Sleep Quality

    Maternal Primigravidae Trimester III

    In PHC Sidorejo East Lampung

    2015

    By:

    Gede Robin

    Pregnant women when entering the third trimester of pregnancy will sleep

    disorders causes anxiety ahead of the birth process. Especially when pregnant women is first pregnancy (primigravida). The PHC Sidorejo, East Lampung

    number of primigravidae pregnant women reached 35 people, who experience

    moderate to severe anxiety were 24 (68.6 %) a and those with poor sleep quality a

    number of 24 people (68.6 %) . 20 people (83.3 %) who experienced moderate to

    severe anxiety experienced poor sleep quality. The purpose of this study was to

    determine the relationship between the level of anxiety with sleep quality third

    trimester pregnant women in health centers Sidorejo East Lampung 2015.

    This research was a quantitative analytical survey design. The design of the study

    using cross-sectional approach. Total population in PHC Sidorejo, East Lampung

    is 75 Primigravidae pregnant women. The number of samples in this study were

    35 respondent thats primigravidae pregnant women in third trimester, using

    purposive sampling techniques. The research instrument consisted of a

    questionnaire to measure the level of anxiety Hars and the PSQI to measure sleep

    quality. Bivariate analysis using the formula used is chi-square with a significance

    level of 0.05.

    The results showed that as many as 35 primigravidae pregnant women in third

    trimester, 65.7% showed moderate levels of anxiety to severe anxiety and 68.6%

    showed poor sleep quality. Results of this study was obtained p-value = 0.015,

    which means there is a correlation between the level of anxiety in primigravidae

    pregnant women sleep quality third trimester. Results of the study showed OR =

    8.750. Suggested for further research to examine the description of the factors that

    can affect the quality of sleep in the third trimester pregnant women.

    Keywords: Levels of anxiety; quality of sleep; primigravidae; gestation

    the third trimester.

    Bibliography: 18 (2005 - 2015)

  • vii

    IODATA PENULIS

    Nama : GEDE ROBIN

    TTL : OKU Timur, 20 November 1993

    Agama : Hindu

    Jenis Kelamin : Laki-laki

    Alamat : Harapan Jaya, Semendawai Timur, OKU Timur, Sum-Sel

    RIWAYAT PENDIDIKAN

    1. SD : SD N 2 Semendawai Suku III, Lulus tahun 2005

    2. SMP : SMP N 2 Semendawai Timur, Lulus tahun 2008

    3. SMA : SMA PGRI 2 Palembang, Lulus tahun 2011

    4. PSIK : Universitas Malahayati Bandar Lampung 2011-Sekarang

  • viii

    MOTTO

    Kita tidak akan pernah tahu hasil dari dari apa yang kita lakukan, tetapi kita

    tidak akan mendapatkan hasil jika tidak melakukan apa-apa

    (Mahatma Gandhi)

  • ix

    SURAT PERNYATAAN ORIGINALITAS SKRIPSI

    Saya yang bertanda tangan dibawah ini

    Nama : Gede Robin

    NPM : 11320022

    Fakultas : Kedokteran / Program Studi Ilmu Keperawatan

    HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN KUALITAS TIDUR

    IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS SIDOREJO LAMPUNG

    TIMUR TAHUN 2015

    Dengan ini menyatakan bahwa:

    Skripsi yang saya buat tidak pernah/belum pernah dibuat oleh orang lain dan saya

    menjamin orisinalitas skripsi yang saya buat.

    Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan dapat

    dipertanggungjawabkan.

    Bandar lampung, 30 Juli 2015

    Yang membuat pernyataan

    Gede Robin

  • x

    PERSEMBAHAN

    Om Swastyastu

    Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas

    Karunia-Nya yang selalu memberikan petunjuk dalam setiap langkahku, izinkan

    saya mempersembahkan skripsi ini kepada:

    - Ibundaku Ni Made Murtini yang selalu memberikan kasih sayang, memotivasi,

    mendukung, menginspirasi dan selalu mendoakan aku dalam setiap doanya.

    - Ayahku I Gede Pujo yang selalu memberikan semangat, kasih sayang,

    mendoakan dan bekerja untuk membiayaiku sekolah selama ini.

    - Triyoso, S.Kep., Ns., M.Kes selaku pemimbing I dan Rahma Elliya, S.Kp.,

    M.Kes Selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan saran dan motovasi

    untuk perbaikan skripsi ini.

    - Aryanti, Ns., M.Kep., Sp.Kep Mat selaku penguji yang telah memberikan saran

    dan masukan dalam penyelesaian skripsi ini.

    - Untuk orang spesial Wayan Hariyati, yang selalu memberikan doa, semangat

    dan dukungan buat penyelesaian skripsi ini.

    - Untuk sahabatku I Gede Fredy V.S, Alfen Stefanes, Ida Bagus Kade Likita, Made

    Laga dan teman-teman lain yang penulis tidak bisa sebutkan semuanya yang

    selalu mendukung dan membantuku dalam segala hal.

    - Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, baik secara

    langsung maupun tidak langsung.

    - Almamater tercinta Universitas Malahayati yang telah mendewasakanku.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, saran dan kritikan yang

    sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat

    bagi pembaca pada umumnya dan peneliti pada khusunya.

    Bandar Lampung, Juli 2015

    (Peneliti)

  • xi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ...................................................................................... ii

    KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

    DAFTAR ISI ................................................................................................... vi

    DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii

    DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1

    1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 7

    1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 7

    1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 8

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Tidur ................................................................................................ 9

    2.1.1 Konsep Tidur ......................................................................... 9

    2.1.2 Gangguan Tidur Ibu Hamil ................................................... 16

    2.1.3 Kualitas Tidur Ibu Hamil ....................................................... 17

    2.1.4 Pengukuran Kualitas Tidur .................................................... 18

    2.2 Konsep Kecemasan ........................................................................... 22

    2.2.1 Definisi Kecemasan ............................................................... 22

  • xii

    2.2.2 Tanda Gejala Kecemasan ...................................................... 22

    2.2.3 Faktor penyebab Kecemasan ................................................. 24

    2.2.4 Tingkat Kecemasan ............................................................... 26

    2.2.5 Kecemasan Ibu Hamil ........................................................... 27

    2.2.6 Pengukuran Tingkat Kecemasan ........................................... 28

    2.3 Penelitian Terkait ............................................................................. 30

    2.5 Kerangka Teori ................................................................................ 31

    2.6 Kerangka Konsep............................................................................. 32

    2.7 Hipotesis .......................................................................................... 32

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Jenis Penelitian ................................................................................... 33

    3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................ 33

    3.3 Rancangan Penelitian ......................................................................... 33

    3.4 Subjek Penelitian ............................................................................... 34

    3.5 Variabel Penelitian ............................................................................. 34

    3.6 Definisi Operasional .......................................................................... 35

    3.7 Pengumpulan Data ............................................................................. 36

    3.8 Pengolahan Data ................................................................................ 38

    3.9 Analisa Data ....................................................................................... 39

  • xiii

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................................. 40

    4.2 Hasil Penelitian ............................................................................. 41

    4.3 Pembahasan ................................................................................... 44

    BAB V SIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Simpulan ........................................................................................ 50

    5.2 Saran ............................................................................................... 51

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Kebutuhan Tidur Manusia ............................................................... 32

    Tabel 3.1 Definisi Operasional ........................................................................ 43

    Tabel 4.1 Tingkat Kecemasan .......................................................................... 43

    Tabel 3.1 Kualitas Tidur .................................................................................. 43

    Tabel 3.1 Hubungan Kecemasan dan Kualitas Tidur ....................................... 43

  • xiv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Tahapan Siklus Tidur Dewasa...................................................... 29

    Gambar 2.2 Kerangka Teori ............................................................................. 39

    Gambar 2.3 Kerangka Konsep ......................................................................... 39

  • xv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

    Lampiran 2 Lembar Kuesioner HARS

    Lampiran 3 Lembar Kuesioner PSQI

    Lampiran 4 Surat Balasan Penelitian

    Lampiran 5 Lembar Konsultasi Pembimbing

    Lampiran 6 Dokumentasi Penelitian

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Kehamilan adalah proses bergabung nya sperma dan ovum (gamet pria

    dan wanita) untuk menciptakan suatu sel tunggal yang disebut dengan zigot , yang

    kemudian menggandakan diri berkali-kali melalui pembelahan sel untuk menjadi

    lahir (Papalia, 2008). Pada wanita hamil terdapat tanda dan gejala yaitu amenore

    (wanita hamil yang tidak haid lagi), nausea (enek), mengidam (menginginkan

    makanan atau minuman tertentu), pingsan, payudara membesar dan tegang,

    anoreksia (tidak nafsu makan), sering kencing, obstipasi (sulit buang air besar),

    pigmentasi kulit (biasanya terjadi pada pipi, hidung dan dahi), pigmentasi kulit,

    vasrises (Jannah, 2013).

    Kehamilan merupakan episode dramatis dari kondisi biologis maupun

    psikis yang tentunya memerlukan adaptasi bagi wanita yang sedang

    mengalaminya. Perubahan fisik dan emosional yang kompleks memerlukan

    adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang terjadi.

    Persoalan dalam kehamilan itu sendiri dapat menjadi pencetus berbagai reaksi

    psikologis mulai dari reaksi emosional yang ringan hingga ke tingkat gangguan

    jiwa yang berat (Mansur, 2009).

    Kehamilan berlangsung dalam waktu 280 hari (40 minggu). Kehamilan

    wanita dibagi menjadi tiga tribulan (triwulan) pertama (0-12 minggu), tribulan

    (triwulan) kedua (13-28 minggu), tribulan (triwulan) ketiga (20-40 minggu)

    (Manuaba, 2009).

  • 2

    Selama masa kehamilan dari trimester I, II sampai dengan trimester III

    terjadi perubahan pada ibu baik fisik maupun psikis. Perubahan fisik pada ibu

    hamil trimester pertama biasanya berupa mual akibat terjadinya peningkatan

    hormon hCG dalam darah, sakit kepala / pusing, merasa lelah, sering meludah,dan

    kram perut akibat pembesaran rahim. Pada trimester kedua adapun perubahan

    fisik pada ibu hamil ditandai dengan meningkatnya frekuensi berkemih, bengkak

    kaki dan tumit, adanya konstipasi, munculnya varices, sakit pinggang, dan tanda

    bergaris pada perut. Sedangkan pada trimester ketiga ciri perubahan fisik ialah

    kaki bertambah bengkak dan terasa nyeri, frekuensi buang air kecil semakin

    meningkat, suhu tubuh ibu meningkat, rahim yang sering berkontraksi, payudara

    mengeluarkan kolostrum, nyeri punggung hingga sesak nafas sehingga kesulitan

    mendapat posisi nyaman untuk tidur (Janiwanty & Pieter, 2013).

    Perubahan psikis pada ibu hamil trimester pertama diantaranya

    ketidakyakinan/ketidakpastian, ambivalen, seksual yang menurun, perubahan

    emosional, guncangan psikologis pada ibu hamil primigravida, dan stress.

    Keadaan psikis pada trimester kedua pada ibu hamil akan tampak lebih tenang dan

    mulai beradaptasi, namun terkadang ibu akan merasa khawatir dengan janin yang

    dikandung, dan mencemaskan akan kondisi janinnya apakah akan dilahirkan sehat

    atau cacat. Pada trimester III, perubahan psikologi ibu terkesan lebih kompleks

    dan meningkat kembali dibanding trimester sebelumnya, dan ini tidak lain

    dikarenakan kondisi kehamilan yang semakin membesar dan akan dilakukannya

    persalinan dan memikirkan tugas-tugas apa yang akan dilakukan setelah kelahiran

    (Janiwanti & Pieter, 2013).

  • 3

    Pada trimester III wanita hamil mengalami kecemasan semakin bertambah

    yang disebabkan karena munculnya rasa takut untuk melahirkan dan kekhawatiran

    semakin membesar terhadap anak yang akan dilahirkan nanti (Detiana, 2010).

    Tingkat kecemasan ibu akan semakin meningkat. Banyak calon ibu sering

    berkhayal atau bermimpi tentang hal-hal negatif akan terjadi pada bayinya saat

    melahirkan nanti. Khayalan-khayalan tersebut seperti kelainan letak bayi, tidak

    dapat melahirkan, atau bahkan janin akan lahir dengan kecacatan. Calon ibu

    menjadi sangat merasa bergantung pada pasangannya. Perasaan bahwa janin

    merupakan bagian yang terpisah semakin kuat dan meningkat. Peningkatan

    keluhan somatik dan ukuran tubuh pada trimester III dapat menyebabkan

    kenikmatan dan rasa tertarik terhadap aktivitas seksual menurun ( Bobak, 2005).

    Hal ini tidak bisa di biarkan berlarut-larut pada ibu hamil, karena menurut

    Janiwanty dan Pieter (2013) kecemasan adalah salah satu faktor penyebab

    keguguran (abortus).

    National Institute of Mental Health (2005) di Amerika Serikat terdapat 40

    juta orang berusia < 20 tahun mengalami gangguan kecemasan menjelang

    persalinan (Pikirdong, 2008). Penelitian yang berkaitan dengan kejadian

    persalinan lama, 65% disebabkan karena kontraksi uterus yang tidak efisien.

    Menurut Oldetal (2000), adanya disfungsional kontraksi uterus sebagai respon

    terhadap kecemasan sehingga menghambat aktifitas uterus. Respon tersebut

    adalah bagian dari komponen psikologis, sehingga dapat dinyatakan bahwa faktor

    psikologis mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan proses persalinan.

  • 4

    Gangguan tidur selalu menyerang ibu hamil tanpa alasan yang jelas.

    Gangguan tidur lebih banyak berkaitan dengan masalah psikis, seperti rasa

    kekhawatiran (cemas). Sulit tidur sering terjadi pada ibu yang baru pertama kali

    hamil (primigravida) dan menjelang kelahiran (trimestrer III) (Janiwanty & Pieter,

    2013). Pada trimester III pada umumnya wanita mengalami sulit tidur adapun

    penyebabnya yaitu perubahan hormon, stress, pergerakan janin yang berlebihan,

    posisi tidur yang tidak nyaman, sering buang air kecil dan sakit pada pinggang

    karena terjadi peregangan tulang-tulang terutama di daerah pinggang yang sesuai

    dengan bertambah besarnya kehamilan (Huliana, 2007).

    Menurut Janiwanty dan Pieter (2013), dampak buruk tidur bagi kesehatan

    adalah dapat mengakibatkan depresi, kurang konsentrasi dalam beraktivitas,

    gangguan pembelajaran verbal, gangguan memori, gangguan artikulasi bicara,

    gangguan pengindraan, kondisi emosi yang gampang meledak, stress, denyut

    jantung cepat (hipertensi), dan gangguan motorik. Dan jika depresi, stress dan

    hipertensi terjadi pada wanita hamil, dapat berakibat buruk bagi ibu dan janinnya.

    Karena bisa mengakibatkan prematur dan BBLR pada bayi, preeklamsi pada ibu

    hamil bahkan bisa mengakibatkan terjadinya abortus pada bayi.

    Manusia menggunakan sepertiga waktu dalam hidup untuk tidur. Data

    hasil polling tidur di Amerika oleh National Sleep Foundation didapat bahwa

    ternyata wanita lebih banyak mengalami gangguan tidur dibandingkan dengan

    laki laki, yaitu 63% : 54 % (National Sleep Foundation, 2007).

  • 5

    Menurut data hasil survei National sleep Foundation (2007), 78% wanita

    hamil di Amerika mengalami gangguan tidur dan 97,3% dan wanita hamil

    trimester tiga selalu terbangun dimalam hari. Rata-rata 3-11 kali setiap

    malam.Penelitian yang dilakukan University of California di San Francisco

    menemukan fakta, wanita yang tidur kurang dari 6 jam per malam memiliki

    kemungkinan menjalani operasi caesar 4,5 kali lebih besar. Menurut penelitian

    yang dilakukan University of Medicine and Dentistry of New jersey, New

    Brunswick, gangguan tidur ini meningkatkan risiko meningginya tekanan darah

    saat hamil menjadi empat kali lipat. Studi yang dilakukan University of Pittsburgh

    School of Medicine menunjukkan kualitas dan kuantitas tidur yang buruk akan

    mengganggu proses kekebalan tubuh. Pada ibu hamil, hal itu akan memperbesar

    risiko berat bayi lahir rendah, pre-eklamsi dan komplikasi kesehatan lain.

    Badan kesehatan dunia memperkirakan ada sekitar 145.000.000 wanita

    hamil diseluruh dunia dan sekitar 289.000 wanita hamil meninggal saat

    melakukan persalinan (WHO, 2013). Menurut survey Badan Kependudukan dan

    Keluarga Berencana Nasional, data Ibu hamil di Indonesia mencapai 5.192.427

    dan khusus untuk provinsi Lampung 186.372 ibu hamil (BKKBN, 2011). Angka

    Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebesar 228/100.000 kelahiran hidup (Depkes,

    2007). Namun menurut Depkes RI tahun 2008 angka kematian ibu di Indonesia

    mencapai 420 kasus. Di Indonesia, sekitar 28% kematian ibu disebabkan karena

    perdarahan, 13% ekslampsi atau gangguan akibat tekanan darah tinggi saat

    kehamilan, 9% partus lama, 11% komplikasi aborsi dan 10% akibat infeksi

    (Depkes RI, 2010).

  • 6

    Berdasarkan kasus kematian yang ada di Provinsi Lampung tahun 2012

    kasus kematian ibu hamil seluruhnya sebanyak 179 kasus dimana kasus kematian

    ibu terbesar ( 59,78% ) terjadi pada saat persalinan dan 70,95% terjadi pada usia

    20 34 tahun. Penyebab kasus kematian ibu di Provinsi lampung tahun 2012

    disebabkan oleh perdarahan, eklamsi, infeksi dan lain-lain (Depkes RI, 2012).

    Dari data yang di peroleh jumlah ibu hamil di puskesmas Sidorejo Lampung

    Timur tahun 2014 berjumlah 185 orang. Ibu hamil primigravida mencapai 78

    orang, dan jumlah ibu hamil primigravida trimester III mencapai 38 orang.

    Berdasarkan studi pendahuluan di Puskesmas Sidorejo Lampung Timur

    dengan survey dan wawancara, data yang peneliti peroleh dari 10 orang ibu hamil

    primigravida trimester III, 4 orang diantaranya mengeluhkan sulit untuk bernafas

    dan merasa tidur nya tidak nyenyak karena posisi tidur yang serba salah karena

    perut yang besar, sehingga berpengaruh pada kegiatan ibu keesokan harinya

    seperti menurunya konsentrasi kegiatan ibu disiang hari, serta merasa pusing.

    Sedangkan 5 ibu hamil yang lain sulit tidur karena mengkhawatiran nasib janin

    yang sedang dia kandung, mereka mengeluhkan cemas dan takut pada saat

    memasuki trimester III jika nanti anaknya dilahirkan tidak normal. Hanya seorang

    ibu yang tidak mengalami kecemasan dan gangguan tidur.

  • 7

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan dari uraian latar belakang diatas, peneliti merasa perlu untuk

    diadakan penelitian tentang hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur

    pada ibu hamil primigravida trimester ke III di Puskesmas Sidorejo, Lampung

    Timur. Karena angka kejadian abortus di daerah Sidorejo, Lampung Timur cukup

    tinggi dan juga TD ibu hamil Trimester III di Puskesmas Sidorejo, Lampung

    timur cenderung meningkat.

    1.3 Tujuan Penelitian

    1. Tujuan Umum

    Diketahui hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur pada ibu

    hamil primigravida trimester ke III di Puskesmas Sidorejo, Lampung

    Timur.

    2. Tujuan Khusus

    1. Diketahui tingkat kecemasan pada ibu hamil primigravida trimester ke

    III di Puskesmas Sidorejo, Lampung Timur

    2. Diketahui kualitas tidur pada ibu hamil primigravida trimester ke III di

    Puskesmas Sidorejo, Lampung Timur

    3. Diketahui hubungan antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur

    pada ibu hamil primigravida trimester ke III di Puskesmas Sidorejo,

    Lampung Timur

  • 8

    1.4 Manfaat Penelitian

    1. Bagi peneliti

    Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi kesehatan di

    komunitas dan dapat menjadi informasi yang mendukung dalam

    pembuatan intervensi keperawatan yang tepat dalam memberikan asuhan

    keperawatan maternitas dan jiwa.

    2. Bagi petugas kesehatan

    Sebagai bahan masukan dan evaluasi bagi petugas kesehatan di

    Puskesmas Sidorejo Lampung Timur dalam rangka mengatasi kecemasan

    dan kualitas tidur yang buruk untuk ibu hamil.

    3. Bagi peneliti selanjutnya

    Hasil penelitian dapat dijadikan referensi untuk penelitian

    keperawatan dan untuk dikembangkan pada penelitian berikutnya dalam

    ruang lingkup kualitas tidur pada ibu hamil primigravida trimester ke III.

  • 9

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Tidur

    2.1.1 Konsep Tidur

    a. Pengertian

    Tidur merupakam suatu kondisi tidak sadar dimana individu dapat

    dibangunkan oleh stimulus atau s ensori yang sesuai. Dengan kata lain,

    tidur merupakan suatu keadaan tidak sadarkan diri yang relatif, bukan

    hanya keadaan penuh ketenangan tanpa kegiatan, tetapi lebih kepada

    urutan siklus yang berulang (Uliyah & Hidayat, 2008).

    b. Fisiologi Tidur

    Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur oleh adanya

    hubungan mekanisme serebral yang secara bergantian untuk

    mengaktifkan dan menekan pusat otak agar dapat tidur dan bangun.

    Aktivitas tidur ini salah satunya diatur oleh sistem pengaktivasi

    retikularis yang merupakan sistem yang mengatur seluruh tingkatan

    kegiatan susunan saraf pusat termasuk pengaturan kewaspadaan dan

    tidur.

    Letak pusat pengaturan aktivitas kewaspadaan dan tidur terdapat

    dalam mesensefalon dan bagian atas pons. Sedangkan, reticular

    activating system (RAS) dapat memberikan rangsangan visual, nyeri,

    pendengaran, dan perabaan juga dapat menerima stimulasi dari korteks

    serebri termasuk rangsangan proses pikir dan emosi. Dalam keadaan

  • 10

    sadar, neuron dalam RAS akan melepaskan katekolamin dan

    noreoineprin. Demikian juga pada saat tidur, kemungkinan disebabkan

    adanya perlepasan serum serotonin dari sel khusus yang berada di pons

    dan batang otak tengah, yaitu bulbar synchonizing regional (BSR),

    sedangkan bangun tergantung dari keseimbangan impuls yang diterima

    dipusat otak. Dengan demikian, sistem pada batang otak yang mengatur

    siklus atau perubahan dalam tidur adalah RAS dan BSR (Uliyah &

    Hidayat, 2008).

    c. Tahapan Tidur

    Berdasarkan prosesnya, tidur melibatkan dua fase yaitu tidur non-

    rapid eye movement (NREM) dan tidur rapid eye movement (REM)

    BSR (Uliyah & Hidayat, 2008).

    1) Tidur NREM

    Tidur NREM disebabkan oleh penurunan kegiatan dalam sistem

    pengaktifan retikularis. Tahapan tidur ini disebut juga tidur

    gelombang lambat (slow wave sleep), karena gelombang otak

    bergerak dengan sangat lambat.

    Tidur NREM terbagi menjadi 4 tahap, yaitu sebagai berikut:

    a) Tahap I

    Tahap I merupakan tingkat paling dangkal dari tidur dan

    merupakan tahap transisi antara bangun dan tidur. Tahap ini

    ditandai dengan pengurangan aktivitas fisiologis dimulai dengan

    penurunan tanda-tanda vital dan metabolisme secara bertahap,

  • 11

    individu yang cenderung rileks, merasa mengantuk serta mudah

    terbangun oleh stimulus sensori seperti suara. Tahap I normalnya

    berlangsung sekitar 5 menit atau sekitar 5% dari total tidur.

    b) Tahap II

    Tahap II merupakan tahapan ketika individu masuk pada tahap

    tidur, tetapi masih dapat bangun dengan mudah. Tahap I dan

    tahap II termasuk dalam tahap tidur ringan (light sleep). Tahap II

    normalnya berlangsung selama 10-20 menit dan merupakan 50-

    55% dari total tidur.

    c) Tahap III

    Tahap II merupakan awal dari tahap tidur dalam atau tidur

    nyenyak (deep sleep). Tahap ini dicirikan dengan relaksasi otot-

    otot serta perlambatan denyut nadi, frekuensi nafas dan proses

    tubuh yang lain. Pada tahap III, individu cenderung sulit

    dibangunkan. Tahap III berlangsung selama 15-30 menit dan

    merupakan 10% dari total tidur.

    d) Tahap IV

    Pada tahap IV merupakan tahap tidur terdalam atau delta sleep.

    Tahap IV ditandai dengan perubahan fisiologis, yatu EEG

    gelombang otak melemah serta penurunan denyut jantung,

    tekanan darah, tonus otot, metabolisme, dan suhu tubuh. Pada

    tahap ini individu jarang bergerak dan sangat sulit untuk

  • 12

    dibangunkan. Tahap ini berlangsung selama 15-30 menit dan

    merupakan 10% dari total tidur.

    2) Tidur REM

    Tidur REM disebut juga tidur paradoks. Pada tahapan ini

    biasanya terjadi rata-rata setiap 90 menit setelah mulai tidur dan

    berlangsung selama 5-20 menit. Tidur REM tidak senyenyak tidur

    NREM, hal ini dicirikan dari pergerakan mata yang cepat, kecepatan

    respirasi, fluktuasi jantung dan peningkatan tekanan darah. Pada

    tidur REM biasanya sebagian besar mimpi terjadi, tidur REM

    penting untuk keseimbangan mental dan emosi. Selain itu, tahapan

    tidur ini juga berperan dalam proses belajar, memori, dan adaptasi.

    Tidur REM ditandai dengan:

    a) Lebih sulit dibangunkan atau justru dapat bangun tiba-tiba.

    b) Sekresi lambung meningkat.

    c) Frekuensi denyut jantung dan pernapasan sering kali menjadi

    tidak teratur.

    d) Terjadi beberapa gerakan otot yang tidak teratur pada otot perifer.

    e) Mata cepat tertutup dan terbuka.

    f) Metabolisme meningkat.

    g) Tidur ini penting untuk keseimbangan mental, emosi, juga

    berperan dalam belajar, memori dan adaptasi.

  • 13

    Gambar 2.1 Tahapan Siklus Tidur Dewasa

    (Sumber: Potter & Perry, 2010)

    d. Faktor yang mempengaruhi tidur

    Menurut Iliyah & Hidayat (2008) kualitas dan kuantitas tidur

    dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kualitas tersebut dapat

    menunjukkan adanya kemampuan individu untuk tidur dan

    memperoleh jumlah istirahat sesuai dengan kebutuhannya. Di

    antara faktor yang dapat memengaruhinya adalah :

    1) Penyakit

    Sakit dapat memengaruhi kebutuhan tidur seseorang. Banyak

    penyakit yang dapat memperbesar kebutuhan tidur seperti

    penyakit yang disebabkan oleh infeksi, terutama infeksi limpa.

    Infeksi limpa berkaitan dengan keletihan, sehingga

    Kantuk pra-

    tidur

    NREM

    tahap 1

    NREM

    tahap 2

    NREM

    tahap 3

    NREM

    tahap 4

    Tidur REM

    NREM

    tahap 3

    NREM

    tahap 2

  • 14

    penderitanya membutuhkan lebih banyak waktu tidur untuk

    mengatasinya. Banyak juga keadaan sakit yang menjadikan

    pasien kurang tidur, bahkan tidak bisa tidur.

    2) Latihan dan kelelahan

    Keletihan akibat aktivitas yang tinggi dapat memerlukan lebih

    banyak tidur untuk menjaga keseimbangan energi yang telah

    dikeluarkan. Hal tersebut terlihat pada seseorang yang telah

    melakukan aktivitas dan mencapai kelelahan. Maka, orang

    tersebut akan lebih cepat untuk dapat tidur karena tahap tidur

    gelombang lambatnya diperpendek.

    3) Stress psikologis

    Kondisi stres psikologis dapat terjadi pada seseorang akibat

    ketegangan jiwa. Seseorang yang memiliki masalah psikologis

    akan mengalami kecemasan sehingga sulit untuk tidur.

    4) Obat

    Obat dapat juga memengaruhi proses tidur. Beberapa jenis

    obat yang mempengaruhi proses tidur jenis golongan obat

    diuretik dapat menyebabkan insomnia, antidepresan dapat

    menekan, kafein dapat meningkatkan saraf simpatis yang

    menyebabkan kesulitan untuk tidur, golongan beta bloker

    dapat berefek pada timbulnya insomnia dan golongan narkotik

    dapat menekan REM sehingga mudah mengantuk.

  • 15

    5) Nutrisi

    Terpenuhinya kebutuhan nutrisi yang cukup dapat

    mempercepat proses tidur. Konsumsi protein yang tinggi maka

    sescorang tersebut akan mempercepat proses tcrjadinya tidur,

    karcna dihasilkan triptofan yang merupakan asam amino hasil

    pencernaan protein yang dicerna dapat membantu mudah tidur.

    Demikian sebaliknya, kebutuhan gizi yang kurang dapat juga

    memengaruhi proses tidur, bahkan terkadang sulit untuk tidur.

    6) Lingkungan

    Keadaan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seseorang

    dapat mempercepat proses terjadinya tidur. Sebaliknya

    lingkungan yang tidak aman dan nyaman bagi seseorang dapat

    menyebabkan hilangnya ketenangan sehingga mempengaruhi

    proses tidur.

    7) Motivasi

    Motivasi merupakan suatu dorongan atau keinginan seseorang

    untuk tidur, dapat memengaruhi proses tidur. Selain itu,

    adanya keinginan untuk tidak tidur dapat mcnimbulkan

    gangguan proses tidur.

    e. Kebutuhan Tidur Normal

    Kebutuhan tidur pada manusia bergantung pada tingkat

    perkembangan.

  • 16

    Tabel 2.1 Kebutuhan Tidur Manusia

    Usia Tingkat Perkembangan Jumlah Kebutuhan Tidur

    0-1 bulan Masa neonatus 14-18 jam/hari

    1 bulan- 18 bulan Masa bayi 12-14 jam/hari

    18 bulan- 3 tahun Masa anak 11-12 jam/hari

    3 tahun- 6 tahun Masa prasekolah 11 jam/hari

    6 tahun- 12 tahun Masa sekolah 10 jam/hari

    12 tahun- 18 tahun Masa remaja 8,5 jam/hari

    18 tahun- 40 tahun Masa dewasa muda 7-8 jam/hari

    40 tahun- 60 tahun Masa paruh baya 7 jam/hari

    60 tahun ke atas Masa dewasa muda 6 jam/hari

    (Sumber: Uliyahh & Hidayat, 2008)

    2.1.2 Gangguan Tidur Ibu Hamil

    Ada beberapa masalah tidur yang biasanya terjadi pada ibu hamil. Menurut

    sehatfresh.com, gangguan tidur yang biasanya terjadi pada kehamilan

    berdasarkan pembagian trimester adalah sebagai berikut:

    a. Trimester pertama

    Pada trimester pertama ini ibu hamil akan sering terbangun malam

    karena perubahan sistem perkemihan yang mengharuskan untuk ke

    kamar mandi untuk melepaskan hasrat ingin buang air kecil. Keluhan

    sulit tidur biasanya juga muncul karena stres, dimana ibu masih kurang

    siap menerima kehamilan dan perubahan hormon yang menunjukkan

    perubahan psikis seperti mudah marah dan sensitif, dan juga mual dan

    muntah yang mengakibatkan ibu merasa lelah dan pusing.

  • 17

    b. Trimester kedua

    Umumnya kualitas tidur mulai membaik karena kurangnya

    frekuensi berkemih dan juga rasa mual dan muntah, lemas, dan keluhan

    lainnya pada trimester pertama akan hilang. Tetapi tetap, masalah stres

    fisik dan emosional yang terjadi selama masa kehamilan bisa cukup

    mengganggu tidur.

    c. Trimester ketiga

    Pada trimester ketiga penyebab sulit tidur bukan karena hormon

    melainkan perubahan fisik, bobot ibu bertambah mengakibatkan

    punggung terasa pegal, posisi tidur yang salah, dan juga gangguan

    psikis seperti kecemasan.

    2.1.3 Kualitas Tidur Ibu Hamil

    Kualitas tidur adalah suatu keadaan tidur yang dijalani seorang

    individu menghasilkan kesegaran dan kebugaran di saat terbangun.

    Kepuasan tidur pada masa kehamilan berkurang khususnya pada trimester

    ketiga, hal ini diakibatkan kondisi fisik ibu hamil yang menyebabkan

    sulitnya mendapatkan tidur yang dalam. Ketidakpuasan tidur disebabkan

    tidur yang tidak melewati seluruh tahapan normal baik NREM dan REM

    (Musbikin, 2005; dikutip Siallagan, 2010).

    Kesulitan tidur sering terjadi pada masa kehamilan karena pikiran

    aktif dan merasa tidak mampu mengendalikan stress bahkan depresi yang

    dialami berhubungan dengan perubahan fisik terutama pada trimeter ketiga

    (Eisenberg, 1996; dikutip Siallagan, 2010).

  • 18

    2.1.4 Pengukuran Kualitas Tidur

    Buysse et al. (1989) melakukan penelitian tetang pengukuran kualitas

    tidur. Buysse menggunakan instrumen pengukuran kualitas tidur yang

    disebut Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). PSQI adalah instrumen

    efektif yang digunakan untuk mengukur kualitas tidur dan pola tidur pada

    orang dewasa. Kualitas tidur merupakan fenomena yang kompleks dan

    melibatkan beberapa komponen yang seluruhnya dapat tercakup dalam

    PSQI. Komponen tersebut dinilai dalam bentuk 16 pertanyaan dan

    memiliki bobot penilaian masing-masing sesuai dengan standar baku. Dari

    4 pilihan jawaban yang bernilai 0 (untuk tidak pernah/baik sekali), 1

    (untuk kurang dari sekali dalam seminggu/baik), 2 (kurang dari dua kali

    dalam seminggu/buruk), sampai 3 (untuk tiga kali atau lebih dalam

    seminggu/buruk sekali) (Carney & Edinger, 2010).

    Komponen tersebut antara lain:

    a. Kualitas Tidur Subjektif

    Komponen dari kualitas tidur ini merujuk pada pertanyaan nomor 9

    dalam kuesioner PSQI yang berbunyi Bagaimana Anda menentukan

    kualitas tidur Anda secara keseluruhan pada bulan yang lalu?.

    Kriteria penilaian (skor) berdasarkan pilihan jawaban responden

    sebagai berikut : Sangat baik : 0, Cukup baik : 1, Kurang baik : 2,

    Sangat buruk : 3.

  • 19

    b. Latensi Tidur

    Komponen dari kualitas tidur ini merujuk pada pertanyaan nomor 2

    dalam PSQI yang berbunyi Selama 1 bulan terakhir, berapa menit

    biasanya Anda habiskan waktu di tempat tidur, sebelum akhirnya Anda

    tertidur?, dan pertanyaan nomor 5a yang berbunyi Selama 1 bulan

    terakhir, seberapa sering tidur Anda terganggu karena tidak bisa tidur

    dalam waktu 30 menit.

    Kriteria penilaian (subskor) berdasarkan pilihan jawaban responden

    terhadap pertanyaan nomor 2 sebagai berikut: 15 menit : 0, 16-30

    menit : 1, 31-60 menit : 2, > 60 menit : 3.

    Kriteria penilaian (subskor) berdasarkan pilihan jawaban responden

    terhadap pertanyaan nomor 5a sebagai berikut:

    Tidak ada selama 1 bulan terakhir : 0, Kurang dari 1 kali dalam

    seminggu : 1, 1 atau 2 kali dalam seminggu : 2, 3 kali atau lebih dalam

    seminggu : 3.

    Jumlah subskor pertanyaan nomor 2 dan nomor 5a (skor komponen

    latensi tidur) adalah sebagai berikut : 0 : 0, 1-2 : 1, 2-4 : 2, 5-6 : 3.

    c. Durasi Tidur

    Komponen dari kualitas tidur ini merujuk pada pertanyaan nomor 4

    dalam PSQI yang berbunyi Selama 1 bulan terakhir, berapa jam Anda

    tidur di malam hari? (Jumlah jam pada tidur malam).

    Kriteria penilaian (skor) berdasarkan pilihan jawaban responden

    sebagai berikut : > 7 jam : 0, 6-7 jam : 1, 5-6 jam : 2, < 5 jam : 3.

  • 20

    d. Efisiensi Kebiasaan Tidur

    Komponen dari kualitas tidur ini merujuk pada pertanyaan nomor

    1, 3 dan 4 dala,m PSQI mengenai jam tidur malam dan bangun pagi

    serta durasi tidur.

    Jawaban responden dihitung dengan rumus:

    (#4)

    #3 (#1)100%

    Hasil perhitungan dikelompokan menjadi 4 kategori dengan penilaian

    (skor) sebagai berikut:

    Efesiensi tidur > 85% : 0, Efesiensi tidur 75-84% : 1, Efesiensi tidur 65-

    74% : 2, Efesiensi tidur

  • 21

    Kriteria penilaian (skor) berdasarkan pilihan jawaban responden

    sebagai berikut:

    Tidak ada selama 1 bulan terakhir : 0, Kurang dari 1 kali dalam

    seminggu : 1, 1 atau 2 kali dalam seminggu : 2, 3 kali atau lebih dalam

    seminggu : 3.

    g. Disfungsi Tidur Pada Siang Hari

    Komponen dari kualitas tidur ini merujuk pada pertanyaan nomor 7

    dalam PSQI yang berbunyi Selama 1 bulan terkhir, seberapa sering

    Anda tertidur ketika Anda mengemudi, makan, atau terlibat dalam

    kegiatan sosial? dan pertanyaan nomor 8 yang berbunyi Selama 1

    bulan terkhir, seberapa banyak masalah yang Anda hadapi untuk tetap

    antusias menyelesaikan sesuatu?.

    Kriteria penilaian (subskor) berdasarkan pilihan jawaban responden

    terhadap pertanyaan nomor 7 sebagai berikut:

    Tidak ada selama 1 bulan terakhir : 0, Kurang dari 1 kali dalam

    seminggu : 1, 1 atau 2 kali dalam seminggu : 2, 3 kali atau lebih dalam

    seminggu : 3.

    Kriteria penilaian (subskor) berdasarkan pilihan jawaban responden

    terhadap pertanyaan nomor 7 sebagai berikut:

    Tidak ada masalah : 0, Hanya masalah kecil : 1, Ada masalah : 2,

    Masalah besar : 3.

    Hasil total skor kuesioner dari 7 komponen tersebut dapat

    diinterprestasikan menjadi 2 pilihan yaitu:

    Kualitas tidur baik : 5, Kualitas tidur buruk : > 5.

  • 22

    2.2 Konsep Kecemasan

    2.2.1 Definisi Kecemasan

    Cemas (ansietas) adalah sebuah emosi dan pengalaman subjektif

    dari seseorang, membuat seseorang merasa tidak nyaman, berkaitan

    dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya (Stuart, 2006).

    Kecemasan (anxiety) berorientasi pada masa depan dan bersifat

    umum, mengacu pada kondisi ketika individu merasakan kekhawatiran,

    kegelisahan, ketegangan, dan rasa tidak nyaman yang tidak terkendali

    mengenai akan terjadinya sesuatu yang buruk (Halgin & Whitbourne,

    2012).

    2.2.2 Tanda dan Gejala Kecemasan

    Menurut Stuart (2006) pada orang yang cemas akan muncul beberapa

    respon, adapun respon yang ditimbulkan berupa:

    a. Respon fisiologis individu terhadap kecemasan, yaitu:

    1) Kardiovaskuler

    Respon dari kardiovaskuler dapat berupa palpitasi, jantung berdebar,

    peningkatan tekanan darah atau dapat juga menurun, rasa mau

    pingsan, dan denyut nadi menurun.

    2) Pernafasan

    Respon dari pernafasan dapat berupa nafas menjadi cepat dan

    dangkal, nafas pendek, tekanan pada dada, pembengkakan pada

    tenggorokan, sensasi tercekik, dan terengah-engah.

  • 23

    3) Neuromuskuler

    Respon dari neuromuskuler dapat berupa refleks meningkat, reaksi

    kejutan, mata berkedip-kedip, tremor, gelisah, wajah tegang,

    kelemahan umum, kaki goyang, dan gerakan yang janggal.

    4) Gastrointestinal

    Respon dari gastrointestinal dapat berupa kehilangan nafsu makan,

    menolak makan, rasa tidak nyaman pada abdomen, mual, dan diare.

    5) Traktus urinarius

    Responnya dapat berupa sering berkemih, tidak dapat menahan

    BAK.

    6) Kulit

    Respon dari kulit berupa wajah kemerarahan, berkeringat setempat

    (telapak tangan), gatal, rasa panas dan dingin pada kulit, wajah

    pucat, dan berkeringat seluruh tubuh.

    b. Respon perilaku

    Respon perilaku berupa gelisah, ketegangan fisik, tremor, gugup, bicara

    cepat, kurang koordinasi, cenderung mendapat cidera, menarik diri dari

    hubungan interpersoanl, menghalangi, dan menghindar dari masalah.

    c. Kognitif

    Responnya berupa konsentrasi terganggu dan pelupa, salah dalam

    memberikan penilaian, hambatan berfikir, kreatifitas dan produktifitas

    menurun, bingung, sangat waspada, kesadaran diri meningkat,

  • 24

    kehilangan objektifitas, takut kehilangan kontrol, takut pada gambaran

    visual, takut cidera atau kematian.

    d. Afektif

    Responnya berupa mudah terganggu, tidak sabar, gelisah dan tegang,

    ketakutan, gugup, dan gangguan tidur.

    2.2.3 Faktor Penyebab Kecemasan

    a. Faktor Predisposisi

    Berikut beberapa teori untuk menjelaskan asal ansietas menurut

    Stuard & Sudden(2006).

    1) Teori Psikoanalitis

    Dalam teori psikoanalitis, kecemasan merupakan konflik yang

    terjadi antara elemen kepribadian yaitu id dan superego. Id

    mewakili dorongan insting dan impuls primitif, sedangkan

    superego mencerminkan hati nurani dan dikendalikan oleh norma

    budaya.

    2) Teori interpersonal

    Teori interpersonal menjelaskan bahwa kecemasan timbul dari

    perasaan takut terhadap ketidaksetujuan dan penolakan

    interpersonal, berhubungan dengan perkembangan trauma seperti

    perpisahan dan kehilangan yang menimbulkan kerentanan

    terutama individu dengan harga diri rendah.

  • 25

    3) Teori Perilaku

    Teori perilaku mengemukakan bahwa kecemasan merupakan

    hasil frustasi, yaitu segala sesuatu yang mengganggu kemampuan

    individu untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

    4) Teori Keluarga

    Teori keluarga menjelaskan bahwa gangguan cemas biasanya

    terjadi dalam keluarga.

    5) Teori Biologis

    Teori biologis menunjukkan bahwa otak mengandung reseptor

    khusus untuk benzodiazepin, obat-obatan yang meningkatkan

    neuroregulator inhibisi asam gama-aminobutirat (GABA), yang

    berperan dalam mekanisme biologi yang berhubungan dengan

    cemas.

    b. Faktor Presipitasi

    Stressor pencetus berasal dari sumber internal dan eksternal. Stressor

    pencetus dapat dikelompokkan dalam dua kategori yaitu ancaman

    terhadap integritas fisik dan terhadap sistem diri (Stuart, 2006).

    1. Ancaman terhadap integritas fisik

    Meliputi menurunnya kapasitas untuk melakukan aktivitas hidup

    sehari-hari.

    2. Ancaman terhadap sistem diri

    Seseorang dapat membahayakan identitas, harga diri, dan fungsi

    sosial yang terintegrasi.

  • 26

    2.2.4 Tingkat Kecemasan

    Rentang respon kecemasan (Stuart, 2006).

    Berikut tingkat kecemasan menurut Stuart (2006).

    a. Kecemasan Ringan

    Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan dalam

    kehidupan sehari-hari. Kecemasan menyebabkan individu menjadi

    waspada dan meningkatkan lapang persepsinya sehingga

    meningkatkan motivasi belajar dan kreativitas.

    b. Kecemasan Sedang

    Kecemasan sedang memungkinkan individu untuk berfokus pada

    hal yang penting dan mengesampingkan yang lain, menyebabkan

    lapang persepsi individu menyempit.

    c. Kecemasan Berat

    Kecemasan berat sangat mengurangi lapang persepsi individu,

    cenderung berfokus pada hal yang rinci dan spesifik, serta tidak bisa

    berpikir tentang hal lain.

    d. Kecemasan Panik

    Kecemasan panik berhubungan dengan terperangah, ketakutan,

    dan teror. Individu mengalami kehilangan kendali.

  • 27

    2.2.5 Kecemasan Ibu Hamil

    Menurut Prillia Detiana (2010), kecemasan selama kehamilan adalah:

    a. Trimester pertama

    Trimester pertama ini sering dirujuk sebagai masa penentuan.

    Penegasan bahwa wanita tersebut sedang mengandung calon manusia.

    Perubahan dalam harapan-harapan seperti rancangan karier,

    kebebasan individu dan seorang ibu akan menghinggapi perasaan

    seseorang wanita saat hamil. Perubahan tersebut akan membuat

    wanita menjadi gusar, cemas, ketakutan hingga panic.

    b. Trimester kedua

    Trimester kedua sering dikatakan sebagai periode pancaran

    kesehatan. Ini disebabkan karena di trimester ini wanita umumnya

    merasakan lebih baik dan terlepas dari ketidak nyamanan biasanya

    dialami selama kehamilan. Pada masa ini wanita cenderung untuk

    memikirkan kesehatan kandungannya, keadaan janin dan berfantasi

    angan-angan yang akan dicapainya pada kelahiran nanti.

    c. Trimester ketiga

    Trimester ketiga disebut periode menunggu, penantian dan

    waspada. Karena pada saat trimester ini ibu biasanya tidak sabar

    menunggu kelahiran bayinya. Namun pada periode ini sebagian besar

    wanita hamil akan merasakan cemas karena sang ibu

    mengkhawatirkan proses persalinan dan bagaimana anak yang akan

    dilahirkannya nanti.

  • 28

    2.2.6 Pengukuran Tingkat Kecemasan

    Max Hamilton pertama kali memperkenalkan skala pengukuran

    kecemasan HARS yang telah digunakan secara luas dalam berbagai

    penelitian tentang kecemasan (Hamilton Anxiety Rating Scale) (Solehati

    & Kosasih, 2015), HRS-A terdiri dan masing-masing kelompok gejala

    diberikan nilai 0-4 dengan penilaian sebagai berikut:

    a) Nilai 0 : tidak ada gejala atau keluhan

    b) Nilai 1 : gejala ringan (satu gejala dari pilihan yang ada).

    c) Nilai 2 : gejala sedang (separuh dari gejala yang ada).

    d) Nilai 3 : gejala berat (lebih dari separuh dari gejala yang ada).

    e) Nilai 4 : gejala berat sekali (semua gejala yang ada).

    Nilai dari masing-masing gejala kecemasan tersebut kemudian

    dijumlahkan sehingga dapat diketahui derajat kecemasannya. Hasil

    penilaian total skor dikelompokkan menjadi lima yaitu sebagai berikut:

    a) Tidak ada kecemasan jika < 14

    b) Kecemasan ringan jika skor 14-20

    c) Kecemasan sedang jika skor 21-27

    d) Kecemasan berat jika skor 28-41

    e) Kecemasan berat sekali / panik jika skor 42-56

    HRS-A terdiri dari 14 kelompok gejala dan masing-masing kelompok

    diantaranya:

    1) Perasaan cemas : cemas, firasat buruk, takut akan pikiran sendiri dan

    mudah tersinggung.

  • 29

    2) Ketegangan : merasa tegang, lesu, tidak dapat beristirahat dengan tenang,

    mudah terkejut, mudah menangis, gemetar dan gelisah.

    3) Ketakutan : pada gelap, pada orang asing, ditinggal sendiri, pada binatang

    besar, pada keramaian lalu lintas dan pada kerumunan orang banyak.

    4) Gangguan tidur : sukar untuk tidur, terbangun pada malam hari, tidur

    tidak nyenyak, bangun dengan lesu, banyak mimpi, mimpi buruk dan

    mimpi yang menakutkan.

    5) Gangguan kecerdasan : sukar berkonsentrasi, daya ingat menurun dan

    daya ingat buruk.

    6) Perasaan depresi (murung) : hilangnya minat, berkurangnya kesenangan

    pada hobi, sedih, terbangun pada saat dini hari dan perasaan berubah-ubah

    sepanjang hari

    7) Gejala somatik/ fisik (otot) : sakit dan nyeri di otot, kaku, kedutan otot,

    gigi gemerutuk dan suara tidak stabil.

    8) Gejala somatik/ fisik (sensorik) : tinnitus (telinga berdenging),

    penglihatan kabur, muka merah atau pucat, merasa lemas dan perasaan

    ditusuk-tusuk.

    9) Gejala kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) : takikardi (denyut

    jantung cepat), berdebar-debar, nyeri di dada, denyut nadi mengeras, rasa

    lesu/ lemas seperti mau pingsan dan detak jantung menghilang/ berhenti

    sekejap.

    10) Gejala respiratori (pernafasan) : rasa tertekan atau sepit di dada, rasa

    tercekik, sering menarik nafas dan nafas pendek/ sesak.

  • 30

    11) Gejala gastrointestinal (pencernaan) : sulit menelan, perut melilit,

    gangguan pencernaan, nyeri sebelum dan sesudah makan, perasaan

    terbakar di perut, rasa penuh atau kembung, mual, muntah, BAB

    konsistensinya lembek, sukar BAB (konstipasi) dan kehilangan berat

    badan.

    12) Gejala urogenital (perkemihan dan kelamin) : sering buang air kecil, tidak

    dapat menahan BAK, tidak datang bulan (tidak dapat haid), darah haid

    berlebihan, darah haid sangat sedikit, masa haid berkepanjangan, masa

    haid sangat pendek, haid beberapa kali dalam sebulan, menjadi dingin

    (frigid, ejakulasi dini, ereksi melemah, ereksi hilang dan impotensi.

    13) Gejala autonom : mulut kering, muka merah, mudah berkeringat, kepala

    pusing kepala terasa berat, kepala terasa sakit dan bulu-bulu berdiri.

    14) Tingkah laku/ sikap : gelisah, tidak tenang, jari gemetar, kening/ dahi

    berkerut, wajah tegang, otot tegang/ mengeras, nafas pendek dan cepar

    serta wajah merah.

    2.3 Penelitian Terkait

    1. Penelitian Dewi Kusuma Iriana (2013) berjudul Hubungan Kecemasan

    dan kenyamanan fisik dengan kualitas tidur Ibu Hamil di Puskesmas

    Helvetia Medan. Desain penelitian ini dengan menggunakan metode

    deskriptif korelasional. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 69 orang,

    dengan menggunakan tekhnik Purposive Sampling. Hasil penelitian

    menunjukkan ada hubungan kecemasan dan kenyamanan fisik denga

    kualitas tidur ibu hamil, dengan nilai p = 0,01.

  • 31

    2.4 Kerangka Teori

    Kerangka teori adalah ringkasan dari tinjauan pustaka yang digunakan untuk

    mengidentifikasi variable-variabel yang akan diteliti (diamati) yang berkaitan

    dengan kontek ilmu pengetahuan yang digunakan untuk mengembangkan

    kerangka konsep penelitian (Notoatmodjo, 2012).

    Kerangka Teori

    Gambar 2.2

    Sumber : Uliyah & Hidayat (2008), Stuart (2006).

    2.5 Kerangka Konsep

    Kerangka konsep dalam suatu penelitian adalah suatu uraian dan visualitas

    hubungan atau kaitan antara konsep-konsep yang akan diteliti atau diukur

    melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2005)

    Faktor yang mempengaruhi kualitas

    tidur

    1. Penyakit 2. Latihan dan kelelahan 3. Stress Psikologis Kecemasan

    Tidak cemas

    Ringan

    Sedang

    Berat

    Panik 4. Obat 5. Nutrisi 6. Lingkungan 7. Motivasi

    Kualitas Tidur

    Baik Buruk

  • 32

    Gambar 2.3

    Kerangka Konsep

    Independen Dependen

    Berdasarkan kerangka konsep diatas dapat dijelaskan bahwa peneliti ingin

    mengetahui Hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur ibu hamil

    primigravida trimester III di Puskesmas Sidorejo, Lampung timur tahun

    2015.

    2.7 Hipotesis

    Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan penelitian

    (Notoatmodjo, 2010). Hipotesis penelitian ini adalah:

    Ha: Ada hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur ibu hamil

    primigravida trimester III di Puskesmas Sidorejo, Lampung timur

    tahun 2015.

    Ho: Tidak ada hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur ibu

    hamil primigravida trimester III di Puskesmas Sidorejo, Lampung

    timur tahun 2015.

    Kecemasan

    Kualitas tidur

  • 33

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian

    kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian survey analitik yaitu

    penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena

    kesehatan itu terjadi ( Notoatmodjo, 2012).

    3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

    Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 13 sampai 21 Juni tahun 2015 dan

    sebagai tempat penelitian di Puskesmas Sidorejo Sekampung Udik Lampung

    Timur.

    3.3 Rancangan Penelitian

    Rancangan penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan survey analitik yaitu

    metode pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner untuk mendapatkan

    data berupa tanggapan atau respon dari sampel penelitian (Notoatmodjo, 2009).

    Desain penelitian cross-sectional dalam penelitian ini digunakan untuk

    mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur ibu hamil

    primigravida trimester ke III di Puskesmas Sidorejo Lampung Timur.

  • 34

    3.4 Subjek Penelitian

    1. Populasi

    Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti

    (Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien ibu

    hamil primigravida di Puskesmas Sidorejo, Lampung Timur berjumlah 78

    orang.

    2. Sampel

    Sampling adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti

    dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2012). Teknik

    pengambilan sampel dilakukan dengan cara Purposive Sampling yaitu tenik

    pengambilan sampel dari responden atau kasus yang kebetulan ada di suatu

    tempat atau keadaan tertentu sesuai persyaratan data yang diinginkan.

    Sampel penelitian ini adalah pasien ibu hamil primigravida trimester ke III

    di Puskesmas Sidorejo Lampung Timur dengan jumlah 35 orang.

    Adapun kriteria sampel adalah:

    a. Bersedia menjadi responden tanpa paksaan

    b. Bisa membaca dan menulis

    c. Responden adalah pasien Ibu Hamil Primigravida Trimester ke III

    3.5 Variabel Penelitian

    Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu

    penelitain (Arikunto, 2010). Penelitian ini mempunyai dua variabel, yaitu:

    Variabel independen adalah tingkat kecemasan, Variabel dependen adalah

    kualitas tidur.

  • 35

    3.6 Definisi Operasional

    Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup atau

    pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti (Notoatmodjo, 2012).

    Tabel 3.1 Definisi Operasional

    N

    o

    Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Cara

    Ukur

    Hasil Ukur Skala

    Ukur

    1 Independen :

    Tingkat

    kecemasan

    ibu hamil

    primigravida

    trimester III

    Respon emosional

    yang tidak menentu

    terhadap suatu objek

    yang tidak jelas yang

    dialami oleh sebagian

    ibu hami. Meliputi:

    1. Perasaan cemas 2. Ketegangan 3. Ketakutan 4. Gangguan tidur 5. Gangguan

    kecerdasan

    6. Perasaan depresi (murung)

    7. Gejala somatik (fisik otot)

    8. Gejala sensorik 9. Gejala

    kardiovaskuler

    (jantung dan

    pembuluh darah)

    10. Gejala respiratory (pernapasan)

    11. Gejala gastro intestinal

    (pencernaan)

    12. Gejala urogenital (perkemihan dan

    kelamin)

    13. Gejala autonom 14. Tingkah laku dan

    sikap

    Kuesoner:

    Hamilton

    Rating

    Scale for

    Anxiety

    (HARS).

    Mengisi

    lembar

    kuesioner

    HARS.

    (Hawari,

    2007)

    0.

  • 36

    3.7 Pengumpulan Data

    1) Alat Pengumpulan Data

    Alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur skala kecemasan

    adalah menggunakan kuesioner Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS)

    yang terdiri dari 14 kelompok gejala yang masing-masing kelompok dirinci

    lagi dengan gejala-gejala yang lebih spesifik.

    Sedangkan instrumen pengumpulan data nilai kualitas tidur berupa

    lembar kuesioner Pittsburg Sleep Quality Index (PSQI) serta alat

    okumentasi (buku dan bolpoin). Kuesioner ini terdiri dari 19 poin

    pertanyaan yang erdiri dari 7 komponen nilai yaitu kualitas tidur subjektif,

    tidur laten, lama tidur, efisiensi tidur, gangguan tidur, pemakaian obat tidur

    dan disfungsi siang hari.

    2) Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data tingkat kecemasan adalah menggunakan

    kuesioner yang diberikan kepada responden. Masing-masing kelompok

    gejala diberi penilaian angka skor antara 0 4, yang artinya adalah sebagai

    berikut:

    efisiensi tidur,

    5. gangguan tidur,

    6. pemakaian obat tidur

    7. disfungsi siang hari

  • 37

    a. 0 = tidak ada gejala jika tidak ada gejala

    b. 1 = gejala ringan jika terdapat 1 dari gejala yang ada

    c. 2 = gejala sedang jika terdapat sebagian dari gejala yang ada

    d. 3 = gejala berat jika terdapat lebih dari sebagian gejala yang ada

    e. 4 = gejala berat sekali jika terdapat semua gejala ada

    Masing-masing nilai (skor) dari ke 14 kelompok gejala tersebut dijumlahkan

    dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat kecemasan

    seseorang, yaitu :

    a. 0 =

  • 38

    dengan jawaban dari responden. Komponen nomor 5 yaitu gangguan tidur

    terdapat pada pertanyaan nomer 5.b sampai dengan 5.j dengan pilihan

    jawaban sama dengan pertanyaan nomor 5. Komponen 6 yaitu pemakaian

    obat tidur terdapat pada pertanyaan nomor 6 dengan pilihan jawaban sama

    dengan pertanyaan nomor 5. Komponen 7 yaitu disfungsi siang hari terdapat

    pada pertanyaan nomor 7 dengan pilihan jawaban sama dengan pertanyaan

    nomor 5 dan pertanyaan nomor 8 dengan pilihan jawaban sama dengan

    pertanyaan nomor 9. Ketujuh komponen dijumlahkan sehingga terdapat skor

    0-21. Keterangan penjumlahan total skor dari 7 komponen, yaitu:

    a. 0 = < 5 : Baik

    b. 1 = 5 : Buruk

    3.8 Pengolahan Data

    Pengolahan data dengan melalui tahap (Hastono, 2007) yaitu:

    1. Editing

    Kegiatan untuk melakukan pengecekan isian jawaban responden apakah

    sudah lengkap, jelas dan relevan.

    2. Coding

    Coding 0 = Tidak ada kecemasan-kecemasan ringan & kualitas tidur baik,

    Coding 1 = Kecemasan sedang-kecemasan berat & kualitas tidur buruk.

    3. Processing

    Proses peng-entryan data dari kuesioner ke program komputer agar dapat di

    analisis.

  • 39

    4. Cleaning

    Kegiatan pengecekan kembali data yang di-entry kedalam komputer agar

    tidakterdapat kesalahan.

    3.9 Analisis Data

    1. Analisa univariat

    Analisa univariat untuk melihat distribusi frekuensi variabel (Arikunto

    2006). Analisa univariat dalam penelitian ini menggunakan bantuan

    program komputer.

    2. Analisa bivariat

    Analisa bivariat untuk menguji hubungan antara variabel independent dan

    variabel dependen (Arikunto, 2006). Uji statistik yang dilakukan dalam

    penelitian adalah chi aquare. Taraf kesalahan yang digunakan adalah 5%

    untuk melihat hasil kemaknaan perhitungan statistic digunakan batas

    kemaknaan 0,05. Berarti jika p 0,05 maka hasilnya bermakna yang artinya

    Ho ditolak dan Ha diterima. Analisa bivariat menggunakan bantuan

    program komputer.

  • 40

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilakukan daru tanggal 13 Juni 2015 sampai dengan 21 Juni

    2015 di Puskesmas Sidorejo kecamatan Sekampung Udik Kabupaten Lampung

    Timur dengan jumlah responden 35 orang ibu hamil Primigravida trimester III.

    Puskesmas Sidorejo beralamat di Jalan Ir. Sutami km 45 desa Sidorejo

    Sekampung Udik Lampung Timur Kode Pos 34183. Puskesmas Sidorejo ini

    membawahi 8 desa dengan wilayah kerja seluas 375 ha. Yang mana disebelah

    barat berbatasan dengan desa Pugung Raharjo, sebelah timur berbatasan dengan

    Banjar Agung, sebelah utara berbatasan dengan desa Purwo Kencono, dan

    sebelah selatan berbatasan dengan desa Bandung Jaya.

    Secara umum jenis pelayanan yang diberikan Puskesmas Sidorejo antara lain

    meliputi Rawat Inap, Balai Pengobatan, Poli Gigi, ANC (Ante Natal Care),

    persalinan, KB, Imunisasi, KIA (Kesehatan Ibu dan Anak). Tenaga medis yang

    ada sebanyak 33orang dengan rincian sebagai berikut; 3Dokter umum, 1 Dokter

    gigi, 10 Bidan, 15 Perawat, 3 Apoteker dan 1 Ahli gizi. Fasilitas untuk

    mendukung pelayanan rawat inap khususnya pasien penyakit umum maupun

    persalinan sudah cukup memadai, yaitu 4 kamar perawatan 3 ruang nifas dengan

    masing-masing kamar kapasitas 2 tempat tidur, 1 ruang bersalin, 1 ruang

    pemeriksaan KIA, 1 Balai Pengobatan, 1 ruang KB, 1 Poli Gigi, 1 ruang obat

    (APOTEK) dan 5 kamar mandi untuk pasien.

  • 41

    4.2 Hasil Penelitian

    4.2.1 Analisa Univariat

    (a) Tingkat kecemasan

    Tabel 4.1

    Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Primigravida

    Trimester III di Puskesmas Sidorejo

    Lampung Timur Tahun 2015

    No Tingkat Kecemasan Frekuensi Persentase (%)

    1 Tidak ada kecemasan sampai

    kecemasan ringan 12 31,4%

    2 Kecemasan sedang sampai

    kecemasan berat 23 68,6%

    Total 35 100,0%

    Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari 35 responden yang

    diteliti, ternyata sebagian besar dari responden dalam penelitian ini

    yaitu sebanyak 24 orang (68,6%) termasuk kepada kecemasan sedang

    sampai keceamasan berat dan sebanyak 11 orang (31,4%) tidak

    mengalami kecemasan sampai kecemasan ringan.

    (b) Kualitas Tidur

    Tabel 4.2

    Distribusi Frekuensi Kualitas Tidur Pada Ibu Hamil Primigravida

    Trimester III Di Puskesmas Sidorejo

    Lampung Timur Tahun 2015

    No Kualitas Tidur Frekuensi Persentasi

    1 Baik 11 31,4%

    2 Buruk 24 68,6%

    Total 35 100,0%

  • 42

    Dari tabel 4.2 dapat diketahui mayoritas ibu hamil primigravida

    trimester III memiliki kualitas tidur yang buruk (68,6%), dan sebanyak

    (31,4%) ibu memiliki kualitas tidur yang baik.

    4.2.2 Analisa Bivariat

    Tabel 4.3

    Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Ibu Hamil

    Primigravida Trimester III di Puskesmas Sidorejo Lampung Timur

    Tahun 2015

    Tingkat Kecemasan

    Kualitas Tidur

    Total

    P

    Value

    OR

    CI

    Baik Buruk

    n % N % n %

    Tidak ada Kecemasan

    Kecemasan Ringan 7 63,5% 4 36,4% 11 100,0%

    0,015

    8,750

    1.712

    44.723 Kecemasan Sedang -

    kecemasan Berat 4 16,7% 20 83,3% 24 100,0%

    Total 11 31,4% 24 68,6% 35 100,0%

    Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa sebanyak 7

    responden (63,5%) tidak mengalami kecemasan sampai kecemasan

    ringan dengan kualitas tidur yang baik, sedangkan responden dengan

    kecemasan sedang sampai kecemasan berat dan memiliki kualitas tidur

    buruk sebanyak 20 orang (83,3%), hal ini dikarenakan kehamilan yang

    baru pertamakali dan semakin dekatnya waktu persalinannya serta iu

  • 43

    hamil akan sering terbangun dimalam hari untuk berkemih. Sedangkan

    responden dengan kualitas kecemasan sedang- kecemasan berat dan

    memiliki kualitas tidur baik sebanyak 4 orang (16,7), hal ini

    disebabkan karena pemenuhan nutrisi terckupi, motivasi dan dukungan

    dari keluarga, dan pengetahuan yang cukup dari responden.

    Hal ini menunjukkan semakin tinggi tingkat kecemasan maka akan

    semakin buruk kualitas tidur yang dimiliki ibu hamil.

    Uji statistik Chi-Square didapatkan nilai p-value = 0,015 (P

    value < 0,05) yang berarti bahwa ada hubungan yang signifikan antara

    tingkat kecemasan dengan kualitas tidur Ibu hamil primigravida

    trimester III di Puskesmas Sidorejo Lampung Timur tahun 2015.

    Kemudian didapatkan OR = 8,750 yang berarti bahwa ibu

    hamil primigravida trimester III yang mengalami tingkat kecemasan

    sedang-berat mempunyai peluang mengalami kualitas tidur yang

    buruk 8,750 kali lebih besar, dibandingkan ibu hamil primigravida

    trimester III yang tidak mengalami kecemasan sampai kecemasan

    ringan yang mengalami kualitas tidur buruk.

  • 44

    4.3 Pembahasan

    4.3.1 Pembahasan Univariat

    4.3.1.1 Tingkat Kecemasan Ibu Hamil Primigravida Trimester III

    Hasil penelitian yang telah dilakukan untuk variabel kecemasan ibu

    hamil primigravida trimester III diperoleh bahwa sebanyak 11 orang (31,4

    %), tidak mengalami kecemasan sampai kecemasan ringan, dan 24 orang

    (68,6 %) mengalami kecemasan sedang sampai kecemasan berat.

    Penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Detiana

    (2010), bahwa kehamilan primigravida trimester III adalah merupakan

    pengalaman pertama kali, ibu akan cenderung merasa cemas dengan

    kehamilannya, merasa gelisah dan mengkhawatirkan tentang keselamatan

    dirinya dan nasib anak yang akan dilahirkan nanti. Kecemasan merupakan

    respon individu terhadap suatu keadaan yang keadaannya mempengaruhi

    bawah sadar. Kecemasan yang sudah memengaruhi atau terwujud pada

    gejala-gejala fisik, terutama pada fungsi saraf maka akan terlihat gejala-

    gejala yang akan ditimbulkan diantaranya tidak dapat tidur, jantung

    berdebar-debar, keluar keringat berlebih, sering mual, gemetar, muka merah,

    dan sukar bernafas. Selain itu, menurut teori Janiwanty & Pieter (2013)

    kecemasan akan berdampak buruk terhadap kesejateraaan janin dan ibu yang

    akan mengakibatkan bayi lahir kurang dari normal, prematur dan bahkan

    bisa terjadi keguguran.

  • 45

    Penelitian ini sejalan dengan penelitian Utami dan Lestari (2009)

    didapatkan primigravida mayoritas berada pada tingkat kecemasan berat

    (46,7%). sedangkan multigravida mayoritas berada pada tingkat kecemasan

    sedang (72.3%). Terdapat perbedaan tingkat kecemasan primigravida dengan

    multigravida dalam menghadapi kehamilan (p value= 0,001). Penelitiannya

    juga menyebutkan bahwa pada masa trimester III adalah masa yang

    kompleks bagi ibu hamil, ibu akan merasa lebih cemas untuk menghadapi

    persalinan. Rasa cemas akibat perubahan fisik yang dialami ibu dan juga

    kondisi psikologis dan kesiapan emosional calon ibu dalam menghadapi

    persalinan turut mempengaruhi kecemasan.

    Menurut pendapat peneliti bahwa kecemasan ini disebabkan karena

    ibu hamil belum pernah mengalami pengalaman bersalin mengingat

    kehamilannya adalah kehamilan yang pertama (primigravida). Pada saat

    melakukan penelitian, peneliti mendapatkan beberapa ibu hamil yang

    mengatakan sering merasa jantung berdebar-debar lebih dari biasanya, hal

    tersebut terjadi pada saat ibu merasakan atau memikirkan akan bagaimana

    tentang kehamilan dan melahirkan anaknya nanti. Selain itu, wawancara

    peneliti juga mendapatkan salah satu tanda-tanda kecemasan dimana

    responden mengeluhkan sering merasa muka merah. Penelitipun

    mendapatkan tanda dan gejala kecemasan lainnya yaitu tiga orang ibu hamil

    tangannya gemetar saat rasa cemas menghampiri dan tidak bisa

    berkonsentrasi dengan baik.

  • 46

    4.3.1.2 Kualitas Tidur Ibu Hamil Primigravida Trimester III

    Untuk variabel kualitas tidur dari hasil penelitian didapatkan data

    bahwa 24 orang (68,6%) ibu hamil memiliki kualitas tidur yang buruk, dan

    hanya 11 orang (34,1 %) ibu hamil yang memiliki kualitas tidur yang baik.

    Penelitian ini sesuai dengan teori Bobak dkk. (2005) yang

    menyatakan bahwa trimester ketiga adalah tahap tidur yang paling

    menantang dari kehamilan, dengan meningkatnya frekuensi dari buang air

    kecil, ketidak mampuan untuk merasa nyaman dan gangguan psikis seperti

    kecemasan dalam menghadapi persalinan. Selain itu terdapat beberapa hal

    lain yang dapat menyebabkan kualitas tidur ibu hamil trimester III terganggu

    yaitu gerakan janin yang mengganggu istirahat ibu, dispnea, nyeri punggung,

    konstipasi dan varises. Sesak napas disebabkan karena ekspansi diafraghma

    yang terbatas sebagai akibat dari uterus yang membesar. Nyeri pinggang

    pada ibu hamil trimester III disebabkan karena membesarnya uterus yang

    menyebabkan pergeseran pusat gravitasi dan postur tubuh ibu hamil

    sehingga tubuh ibu cenderung menjadi lordosis yang akan meregangkan

    otot punggung dan menimbulkan rasa sakit atau nyeri. Sering berkemih

    disebabkan karena berkurangnya kapasitas kandung kemih akibat

    pembesaran uterus dan bagian presentasi janin sehingga kandung kemih

    menjadi lebih cepat untuk penuh (Hamilton, 2009).

  • 47

    Penelitian ini sejalan dengan penelitian Komalasari (2012) tentang

    kecemasan dengan kualitas tidur ibu hamil trimester III di Puskesmas

    Jatinagor Sumedang, yang menyatakan 72,2% ibu hamil trimester III

    mengalami kualitas tidur yang buruk dan dari hasil analisa data diketahui

    bahwa p-value (0,016) < taraf kekeliruan ( =0,05). Penelitian diatas

    diperkuat dengan data hasil survei National Sleep Foundation (2007), bahwa

    78% wanita hamil di Amerika mengalami gangguan tidur.

    Menurut pendapat peneliti bahwa sebagian besar ibu hamil yang

    mengalami gangguan tidur dikarenakan merasakan kecemasan akan

    mengahadapi persalinan, sering terbangun untuk berkemih, kontraksi janin

    dan sukar untuk bernafas. Pada saat peneliti melakukan penelitian,

    didapatkan sebagian besar ibu hamil mengatakan bahwa sebelum tidur ia

    selalu terbayang-bayang akan persalinan yang akan dihadapinya nanti dan

    mencemasakan akan nasib anak dan dirinya kelak ketika dilakukan

    persalinan sehingga ibu hamil sukar untuk memulai masuk tidur. Karena

    perut ibu yang sudah membesar, ada sebagian ibu hamil mengeluhkan

    kesukaran untuk menentukan posisi tidur.. Melihat dari hasil penelitian yang

    telah dilakukan menunjukkan bahwa ibu hamil memiliki kualitas tidur yang

    buruk mungkin dapat dipicu oleh adanya peningkatan frekuensi BAK

    meningkat, kesulitan untuk bernafas, kecemasan menghadapi persalinan,

    nyeri punggung dan kontraksi janin.

  • 48

    4.3.2 Pembahasan Bivariat

    4.3.2.1 Hubungan Antara Tingkat Kecemasan Dengan Kualitas Tidur Pada

    Ibu Hamil Primigravida Trimester III

    Dari hasil analisa data diketahui bahwa p-value (0,015) < taraf

    kekeliruan ( =0,05). Dari hasil perbandingan dalam analisis data, apabila

    nilai p-value < =5%, maka H0 ditolak atau Ha diterima. Sehingga

    dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat hubungan

    yang berarti/bermakna antara tingkat kecemasan dengan kualitas tidur ibu

    hamil Primigravida trimsester III.

    Berdasarkan pendapat Kozier et al. (2010), yang menyatakan

    ansietas atau kecemasan seringkali mengganggu tidur. Ansietas

    meningkatkan kadar norepinefrin dalam darah melalui sistem saraf

    simpatis. Sehingga perubahan kimia ini menyebabkan kurangnya waktu

    tidur tahap IV NREM dan tidur REM serta lebih banyak perubahan dalam

    tahap tidur lain dan lebih sering terbangun. Faktor-faktor yang

    menyebabkan adanya hubungan tingkat kecemasan dengan kualitas tidur

    yang buruk adalah karena kecemasan semakin tinggi pada saat mendekati

    proses melahirkan dan hal itu yang menyebabkan ibu sulit memulai tidur

    dan sering terbangun pada malam hari (Janiwanty & Pieter, 2010).

    Penelitian ini sejalan dengan penelitian Iriana (2013), yang

    menyatakan bahwa responden dengan kecemasan ringan lebih banyak

  • 49

    yang memiliki kualitas tidur yang baik yaitu 25 responden (36%), dan 21

    responden (30,4%) mengalami kecemasan sedang dan memiliki kualitas

    tidur yang buruk, serta responden dengan kecemasan berat dan memiliki

    kualitas tidur buruk dua kali lebih banyak dibandingkan dengan

    responden yang memiliki kualitas tidur baik yaitu (2,9%). Pada uji

    analisa data didapatkan p-value = 0,00 (a=

  • 50

    BAB V

    SIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Simpulan

    Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hubungan tingkat kecemasan

    dengan kualitas tidur ibu hamil primigravida trimester III di Puskesmas Sidorejo

    Lampung Timur tahun 2015, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

    1. Tingkat kecemasan ibu hamil primigravida trimester III di Puskesmas

    Sidorejo Lampung Timur dari 35 responden rata-rata mengalami kecemasan

    sedang sampai berat yaitu sebanyak 24 orang (68,6%), sedangkan yang tidak

    mengalami sampai kecemasan ringan sebanyak 11 orang (31,4%).

    2. Kualitas tidur pada ibu hamil primigravida trimester III di Puskesmas

    Sidorejo Lampung Timur dari 35 responden rata-rata mengalami kualitas

    tidur yang buruk sebanyak 24 orang (68,6%), sedangkan yang mengalami

    kualitas tidur yang baik sebanyak 11 orang (31,4%).

    3. Secara statistik ada hubungan yang signifikan antara tingkat kecemasan

    dengan kualitas tidur Ibu hamil primigravida trimester III di Puskesmas

    Sidorejo Lampung Timur dengan P value = 0,015 (P

  • 51

    5.2 Saran

    Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat diberikan saran-saran sebagai

    berikut:

    1. Bagi petugas kesehatan

    Untuk tenaga kesehatan disarankan agar dapat lebih optimal dalam melakukan

    asuhan keperawatan mengenai kualitas tidur yang buruk serta melakukan

    penyuluhan yang mendalam tentang pentingnya nutrisi, pengetahuan dan

    dukungan keluarga untuk memotivasi terhadap ibu hamil agar ibu bisa

    mengatasi kecemasan serta dapat dengan mudah untuk melakukan aktifitas

    tidur pada malam hari.

    2. Bagi peneliti selanjutnya

    Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti tentang gambaran

    faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas tidur pada ibu hamil

    trisemester III. Karena pada saat melakukan penelitian bukan hanya

    kecemasan saja yang peneliti dapatkan mengenai penyebab dari kualitas tidur

    yang buruk pada ibu hamil trisemester III, juga pada saat melakukan

    penelitian sebaiknya diteliti karakteristik dari responden.

    3. Bagi Primigravida

    Diharapkan dapat menambah informasi tentang kehamilan khususnya ibu

    hamil primigravida trimester III dalam menghadapi persalinan dan agar ibu

    hamil tidak berpikir negatif tentang persalinan sehingga akan mengurangi

    kecemasan menghadapi persalinan nanti.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Arafan, C.T & Aizar, Eliya. 2011. Kecemasan Ibu Primigravida dalam

    menghadapi Persalinan di Klinik Hj. Hadijah Medan Setelah Menonton

    Video Proses Persalinan (Jurnal Kesehatan). Medan: FK USU

    Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

    Rineka Cipta

    BKKBN. 2013. Jumlah Ibu Hamil yang Melakukan Pemeriksaan Kehamilan.

    http://www.bkkbn.go.id/kependudukan/Pages/DataLainlain/Profil_kesehatan

    _indonesia/kesehatan_ibu/Jumlah_Ibu_Hamil/Nasional.aspx. diakses 15

    Januari 2015.

    Carney, E.C & Edinger, J.D. 2010. Insomnia and Anxiety.. Buku Ajar Fisiologi

    Kedokteran. New York: Springer

    Detiana, Prillia. 2010. Hamil Aman dan Nyaman diatas Usia 30 Tahun. Jakarta:

    Media Pressindo

    E-Jurnal. 2013. Proses Terjadinya Kehamilan. www.e-

    jurnal.com/2013/09/proses-terjadinya-kehamilan.html. diakses 15 Maret 2015

    Huliana, Mellyna. 2010. Panduan Menjalani Kehamilan Sehat. Jakarta: Puspa

    Swara

    Iriana, D.K. 2014. Hubungan Kecemasan dan Gangguan Kenyamanan Fisik

    dengan Kualitas tidur Ibu Hamil di Puskesmas Helvetia Medan (Skripsi).

    Medan: FK USU

    Janiwanty, B & Pieter H.Z. 2013. Pendidikan Psikologi untuk Bidan. Yogyakarta:

    ANDI

    Jannah, Nurul. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Yogyakarta: ANDI

    Komalasari, Dewi. 2012. Hubungan Antara Tingkat Kecemasan dengan Kualitas

    Tidur pada Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Jatinangor Kabupaten

    Sumedang (Jurnal Universitas Padjadjaran). Bandung: Unpad

  • Mansur, H. 2009. Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika

    Manuaba, I.B.G. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Edisi 2. Jakarta:

    EGC

    National Sleep Foundation. 2007. Woman and Sleep 2.

    http://www.sleepfoundation.org, diakses 17 Januari 2015.

    Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.

    Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika

    Solehati, Tetti & Kosasih, C.E. 2015. Relaksasi dalam Keperawatan Maternitas.

    Bandung: PT. Refika Aditma

    Stuart, G.W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 5, Penerjemah Ramona P

    Kapoh, Egi komara Yudha. Jakarta: EGC

    Prasadja, A.P 2009. Ayo Bangun dengan Bugar Karena Tidur yang Benar. Jakarta:

    Hikmah

    Puri, B.K dkk. 2011. Buku Ajar Psikiatri, Edisi 2. Jakarta: EGC

    SehatFresh.com. 2014. Gangguan Tidur pada Masa Kehamilan.

    http://www.sehatfresh.com/gangguan-tidur-pada-masa-kehamilan/, diakses 15

    Januari 2015

    Siallagan, A.M. 2010. Pola Tidur Ibu pada Masa Kehamilan di Poliklinik Ibu Hamil

    RSUP Haji Adam Malik Medan (Skripsi). Medan: FK Universitas Sumatera

    Utara

    Uliyah, Musrifatul & Hidayat, A.A.A. Keterampilan Dasar Praktik Klinik

    Kebidanan, Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika

    World Health Organisation. 2013. Trend in Maternal Mortality.

    http://www.who.int/reproductivehealth/publications/monitoring/maternal-

    mortality-2013/en/, diakses 17 Maret 2015

  • FREQUENCIES VARIABLES=Umur Pekerjaan Pendidikan Kecemasan Tidur

    /STATISTICS=MEAN MEDIAN SUM

    /ORDER=ANALYSIS.

    Frequencies

    [DataSet1] C:\Users\GEDE ROBIN\Documents\test.sav

    Statistics

    Umur Ibu

    Hamil

    Pekerjaan Ibu

    Hamil

    Pendidikan

    Ibu Hamil

    Kecemasan

    ibu hamil

    Kualitas

    tidur

    N Valid 35 35 35 35 35

    Missing 0 0 0 0 0

    Mean 1.97 1.40 2.14 .69 .69

    Median 2.00 1.00 2.00 1.00 1.00

    Sum 69 49 75 24 24

    Frequency Table

    Umur Ibu Hamil

    Frequency Percent Valid Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid 25 6 17.1 17.1 100.0

    Total 35 100.0 100.0

  • Pekerjaan Ibu Hamil

    Frequency Percent Valid Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid Ibu Rumah Tangga 23 65.7 65.7 65.7

    Pegawai Swasta 10 28.6 28.6 94.3

    Pegawai Negeri 2 5.7 5.7 100.0

    Total 35 100.0 100.0

    Pendidikan Ibu Hamil

    Frequency Percent Valid Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid Pendidikan Dasar 4 11.4 11.4 11.4

    Pendidikan Menengah 22 62.9 62.9 74.3

    Pendidikan Tinggi 9 25.7 25.7 100.0

    Total 35 100.0 100.0

    Kecemasan ibu hamil

    Frequency Percent

    Valid

    Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid Tidak ada Kecemasan -

    Kecemasan Ringan 11 31.4 31.4 31.4

    Kecemasan Sedang -

    Kecemasan Berat 24 68.6 68.6 100.0

    Total 35 100.0 100.0

  • Kualitas tidur

    Frequency Percent Valid Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid Kualitas Tidur Baik 11 31.4 31.4 31.4

    Kualitas Tidur Buruk 24 68.6 68.6 100.0

    Total 35 100.0 100.0

    CROSSTABS

    /TABLES=Kecemasan BY Tidur

    /FORMAT=AVALUE TABLES

    /STATISTICS=CHISQ RISK

    /CELLS=COUNT ROW

    /COUNT ROUND CELL.

    Crosstabs

    [DataSet1] C:\Users\GEDE ROBIN\Documents\test.sav

    Case Processing Summary

    Cases

    Valid Missing Total

    N Percent N Percent N Percent

    Kecemasan ibu

    hamil * Kualitas

    tidur

    35 100.0% 0 .0% 35 100.0%

  • Kecemasan ibu hamil * Kualitas tidur Crosstabulation

    Kualitas tidur

    Total

    Kualitas

    Tidur Baik

    Kualitas

    Tidur Buruk

    Kecemasan

    ibu hamil

    Tidak ada

    Kecemasan -

    Kecemasan

    Ringan

    Count 7 4 11

    % within

    Kecemasan ibu

    hamil

    63.6% 36.4% 100.0%

    Kecemasan

    Sedang -

    Kecemasan

    Berat

    Count 4 20 24

    % within

    Kecemasan ibu

    hamil

    16.7% 83.3% 100.0%

    Total Count 11 24 35

    % within

    Kecemasan ibu

    hamil

    31.4% 68.6% 100.0%

    Chi-Square Tests

    Value df

    Asymp. Sig.

    (2-sided)

    Exact Sig.

    (2-sided)

    Exact Sig. (1-

    sided)

    Pearson Chi-Square 7.722a 1 .005

    Continuity Correctionb 5.696 1 .017

    Likelihood Ratio 7.527 1 .006

    Fisher's Exact Test .015 .009

    Linear-by-Linear

    Association 7.501 1 .006

    N of Valid Casesb 35

    a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.46.

    b. Computed only for a 2x2 table

  • Risk Estimate

    Value

    95% Confidence Interval

    Lower Upper

    Odds Ratio for Kecemasan

    ibu hamil (Tidak Cemas

    Kecemasan Ringan /

    Kecemasan Sedang -

    Kecemasan Berat)

    8.750 1.712 44.723

    For cohort Kualitas tidur =

    Kualitas Tidur Baik 3.818 1.405 10.378

    For cohort Kualitas tidur =

    Kualitas Tidur Buruk .436 .196 .973

    N of Valid Cases 35

  • LEMBAR PERSETUJUAN

    SEBAGAI RESPONDEN PENELITIAN

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama :

    Nama suami :

    Umur :

    Menyatakan bersedia menjadi responden dalam penelitian yang berjudul Hubungan

    tingkat kecemasan dengan kualitas tidur ibu hamil primigravida trimester III di

    Puskesmas Sidorejo, Lampung Timur. Demikian surat pernyataan ini saya tanda

    tangani secara sadar tanpa ada unsur paksaan dari pihak mana pun.

    Sidorejo, Juni, 2015

    Responden

  • KUISIONER DATA DEMOGRAFI

    Nama :

    Nama Suami :

    Umur :

    Usia Kehamilan :

    Pekerjaan :

    Pendidikan : SD / SMP / SMA / Perguruan Tinggi

    LEMBAR KUISIONER HARS

    Petunjuk Pengisian:

    Berilah tanda checklist () pada setiap kolom yang tersedia di bawah ini sesuai

    dengan situasi dan kondisi yang anda alami.

    Keterangan:

    f) Nilai 0 : tidak ada gejala atau keluhan

    g) Nilai 1 : gejala ringan (satu gejala dari pilihan yang ada).

    h) Nilai 2 : gejala sedang (separuh dari gejala yang ada).

    i) Nilai 3 : gejala berat (lebih dari separuh dari gejala yang ada).

    j) Nilai 4 : gejala berat sekali (semua gejala yang ada).

  • No Gejala Kecemasan 0 1 2 3 4

    1. Perasaan cemas:

    - Cemas

    - Mudah tersinggun