Upload
dumyatialpalembany
View
296
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
II
METODE PEMBELAJARAH MUHADATSAH
DI PONDOK PESANTREN DARUL LUGHAH
WADDIROSATIL ISLAMIYAH SENINAN AKKOR
PALENGAAN PAMEKASAN
SKRIPSI
Oleh:
DUMYATI NIMKO: 2009.4.037.0102.1.00187
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB (PBA)
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT DIROSAT ISLAMIYAH AL-AMIEN (IDIA) PRENDUAN
SUMENEP MADURA
TAHUN AKADEMIK 2012-2013
II
METODE PEMBELAJARAH MUHADATSAH
DI PONDOK PESANTREN DARUL LUGHAH
WADDIROSATIL ISLAMIYAH SENINAN AKKOR
PALENGAAN PAMEKASAN
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Program Studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA) Fakultas Tarbiyah
Di Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien (IDIA) Prenduan
Sumenep Madura Jawa Timur
Oleh:
DUMYATI
Nimko: 2009.4.037.0102.1.00187
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB (PBA)
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT DIROSAT ISLAMIYAH AL-AMIEN (IDIA) PRENDUAN
SUMENEP MADURA
TAHUN AKADEMIK 2012-2013
II
NOTA KONSULTASI
Nomor : -
Lampiran : 1 Eksemplar
Perihal : Hantaran Naskah Skripsi
Kepada Yth.
Rektor Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien (IDIA) Prenduan
KH. Dr. Ahmad Fauzi Tidjani, MA
Di
Prenduan
Assalamu‟alaikum Wr.Wb.
Setelah meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami kirimkan
dengan hormat naskah skripsi saudara:
Nama : Dumyati
Tetala : Jambu Ilir, 05 Maret 1991
Nimko : 2009.4.037.0102.1.00187
Judul Skripsi : Metode Pembelajaran Muhadatsah Di Pondok Pesantren
Darul Lughah Waddirosatil Islamiyah Seninan Palengaan
Pamekasan Tahun 2012-2013
Maka dengan ini kami mohon agar skripsi saudara tersebut dapat diseminarkan.
Atas perhatiannya, kami sampaikan banyak terima kasih.
Wassalamu‟alaikum Wr.Wb.
Prenduan, 12 Mei 2013
Mengetahui dan Menyetujui,
Pembimbing I,
Bapak Fujianto, M.Pd
Pembimbing II,
Ust. Saiful Anam, Lc
II
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dimunaqosahkan di depan penguji skripsi
Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien (IDIA) Prenduan Sumenep Madura, dan
diterima sebagai salah satu syarat untuk memperolah gelar Sarjana Strata-1
Pada Fakultas Tarbiyah Program Studi Pendidikan Bahasa Arab (PBA)
Pada:
Hari :...............................................
Dewan Penguji,
1. …………………………….
2. …………………………….
3. …………………………….
Mengesahkan,
Rektor Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien (IDIA) Prenduan
(KH. Dr. Ahmad Fauzi Tidjani, MA)
II
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
Ayahku Bandar Harun dan bundaku Nurlela tercinta yang telah
mengenalkan makna kehidupan dengan segala pengorbanan, dan kasih
sayangnya, yang tidak dapat dibalas dengan apa-apa.
Saudara-saudaraku tercinta yang selalu membantu, memperhatikan
keadaanku dan nasibku selama aku hidup di pondok
Guru-guruku dari pra-sekolah sampai perguruan tinggi baik informal
maupun nonformal yang telah membimbingku dan memberikan hal-hal
yang baru kepadaku yang akhirnya dapat menerangi langkahku
Teman-temanku seperjuangan GREVANS dan GREEN ZONE yang telah
banyak membantu, baik moral ataupun materil
Almamater tercinta tempatku menggali ilmu, Institut Dirosat Islamiyah
Al-Amien (IDIA) Prenduan Sumenep Madura
Rekan-rekanku mahasiswa/I se-almamater
Semoga jasa-jasa yang telah engkau lakukan, dibalas oleh Allah SWT.
Amien ya robbal „Alamin.
II
Motto
II
KATA PENGANTAR
Alhamdullah segala fuji syukur patut kita panjatkan kepada Allah SWT
yang banyak memberikan nikmatnya kepada hambanya, sholawat dan salam tetap
tercurahkan kepada nabi besar Muhammad SAW, yang dengan semagatnya beliau
memperjuangakan Islam, sehingga manusia bisa selamat dari jurang kemusyrikan
menuju jalan yang lurus yakni agama Islam.
Pada kata pengantar ini penulis ingin mengucapkan terima kasih banyak
kepada semua pihak yang telah ikut membantu penulisan skripsi ini, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Dan juga penulis mengucapkan terima kasih
yang dikhususkan kepada:
1. KH. Maktum Jauhari, MA sebagai Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amien
Prenduan Sumenep Madura.
2. Rektor Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien (IDIA) Prenduan KH. Dr.
Ahmad Fauzi Tidjani, MA yang telah mengizinkan penulisan untuk
melakukan penelitian.
3. Bapak Fujianto, M.Pd (Pembimbing I) yang telah tulus ikhlas
membimbing, Mengarahkan, selalu memberi semagat serta tak henti-
hentinya mengigatkan dalam kebaikan sehingga skripsi ini dapat selesai
tepat waktu dan Ust, Saiful Anam, Lc yang juga telah memberikan
bimbingan sehingga terjemah ke dalam Bahasa Arab dapat juga di
selesaikan tepat waktu.
4. Pengasuh pondok pesantren Darul Lughah Waddirosatil Islamiyah
Seninan Palengaan Pamekasan yang telah mengarahkan, memberimasukan
dan izin kepada saya untuk meneliti di pondok Darul Lughah.
5. Penanggung jawab program niha‟i Ust. Joko Andi, S.Pdi dan Ust. Ahmad
Yani, S.Sos.I yang telah berusaha menyukseskan rentetan program niha‟i
2012 agar terlaksana dengan sempurna.
II
6. Teman-teman Shaf GREVANS seperjuangan yang telah member inspirasi
dan membantu, sehingga kita semua dapat menyelesaikan study akhir ini,
agar kita semua bisa menatap masa depan dengan indah.
7. Seluruh civitas akademik IDIA Prenduan atas segala perhatian dan
bantunanya.
Kemudian penulis berharap kepada para pembaca agar memberikan
masukan yang bersifat konstruktif untuk menutupi kekurangan yang masih ada,
penulis juga mohon maaf jika ada kesalahan. Dan tak lupa pula penulis haturkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut andil demi terselesainya
skripsi ini, baik berupa bimbingan, saran, kritik, motivasi maupun do‟a
Akhrinya penulis berharap semoga skripsi ini bisa bermanfaat baik bagi
penulis khususnya dan bagi para pembaca umumnya. Hanya kepada Allah SWT
penulis menyerahkan segala urusan, semoga Allah SWT melimpahkan rahmat-
Nya kepada kita semua, amien.
Prenduan, 12 Mei 2013
Penulis
Dumyati
II
ABSTRAKSI
DUMYATI.2013. Metode Pembelajaran Muhadatsah di Pondok Pesantren Darul
Lughah Seninan Palengaan Pamekasan Tahun 2012-2013.
Skripsi, Jurusan Tarbiyah, Program Studi Pendidikan Bahasa
Arab, Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien (IDIA) Prenduan
Sumenep Madura.
Pembimbing I : Ust. Fujianto, M.Pd.I
Pembimbing II : Ust. Saiful Anam, Lc
Untuk memudahkan pembaca, maka perlu dikemukakan sekilas tentang
pembahasan yang terdapat dalam skripsi ini sebagai intisarinya. Skripsi ini terdiri
dari enam bab yang masing-masing bab dibahas menjadi beberapa sub-sub bab,
sehingga secara khusus merupakan manifestasi dari judul skripsi ini yaitu:
“Metode Pembelajaran Muhadatsah di Pondok Pesantren Darul Lughah Seninan
Palengaan Pamekasan Tahun 2012-2013”.
Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa yang digunakan sebagai alat
komunikasi sehari-hari dan Bahasa Arab merupakan bahasa Al-qur‟an, sedangkan
Al-qur‟an adalah sumber pokok agama Islam, memperdalam Bahasa Arab berarti
memperdalam agama Islam. Ada beberapa permasalahan penelitian yang menjadi
kajian utama dalam penelitian ini, yaitu: Apa metode pembelajaran muhadatsah
dan apa kendalanya.
Untuk mendapatkan hasil yang valid dan akurat maka penelti
menggunakan pendekatan kualitatif. Sumber datanya adalah pengasuh pondok,
guru pengajar Bahasa Arab, dan santri PP. Darul Lughah, prosedur pengumpulan
data yang digunkan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik
analisis datanya yang digunakan adalah analisis deskriptif dan fenomenalogis.
Teknik pengecekan keabsahan data dilakukan melalui perbanjangan pengamatan,
dan triagulasi.
Dari hasi penelitian ini bahwa metode pembelajaran muhadatsah di
Pondok Pesantren Darul Lughah Pamekasan adalah mengunakan metode bermain
peran dan metode elektik yaitu penggabungan antara metode ceramah, tanya
jawab, dan metode diskusi, dari ketiga metode tersebut di gabung menjadi satu
metode pembelajaran, Sistem pembelajarannya menggunakan Sistem Prosedur
Pengembangan sistem Instruksional (PPSI). Sedangkan kendala-kendala yang
dihadapi pondok pesantren Darul Lughah adalah pertama kemalasan santri,
kesulitan santri dalam menghapal dan berbicara Bahasa Arab, kedua kurangnya
media pembelajaran, sarana/prasarana, ketiga kurangnya kedisiplinan guru, dan
yang terakhir faktor lingkungan.
II
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…….………………………………….……………. I
HALAMAN PERSETUJUAN…….………………………..………..…... II
HALAMAN PENGESAHAN…………..…………………………...…… III
HALAMAN PERSEMBAHAN……………..……………...……….…… IV
HALAMAN MOTTO………………………….……………………….… V
KATA PENGANTAR……………………………..…………………...… VI
ABSTRAKSI…………………………………………..…………………. VII
DAFTAR ISI ……………………………………………..……………… VIII
BAB I : PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian ………………………………………………..
B. Fokus Penelitian ………………………………………………….
C. Tujuan Penelitian ……………………………………...................
D. Kegunaan Penelitian…………………………………...................
E. Definisi Istilah ……………………………………………………
F. Sistematika Pembahasan …………………………………………
01
04
04
05
06
06
BAB II: KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Metode Pembelajaran ………..……………….
1. Metode Pembelajaran……………………….………..……….
2. Teknik Pembelajaran………………………………………….
3. Model Pembelajaran…………………………………………..
4. Strategi Pembelajaran……………………….…………………
B. Tinjauan Tentang Muhadatsah…………..………………………..
1. Pengertian Muhadatsah………………………………………..
2. Pentingnya Mempelajari Muhadatsah......................................
3. Pelaksanaan Pembelajaran Muhadatsah……………..……….
C. Sekilas Tentang Pondok Pesantren Darul Lugah ………………..
1. Sejarah singkat PP. Darul Lugah… …………………..………
2. Program kerja PP. Darul Lughah……………………..............
08
08
08
08
09
09
09
10
12
14
14
15
BAB III: METODE PENELITIAN
II
A. Jenis Penelitian dan Pendekatan ………………………….………
B. Tempat Penelitian……………………………….…..........…..…..
C. Sumber Data………………………….…........……….…………..
D. Teknik Pengumpulan Data………………………….…........……
E. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data………………………..…..
F. Teknik Analisis Data………………………………………………
16
16
17
17
20
22
BAB IV: LAPORAN PENELITIAN
A. Paparan Data………..………………………….…........……..…..
1. Metode Pembelajaran Muhadatsah di PP. Darul Lughah…….
2. Kendala-kendala Yang di Hadapi PP. Darul Lughah…………
B. Temuan Penelitian..........................................................................
23
23
26
29
BAB V: PEMBAHASAN HASIL TEMUAN
A. Metode Pembelajaran Muhadatsah di PP. Darul Lughah...............
B. Kendala-Kendala Pembelajaran Muhadatsah di PP Darul Lughah
31
42
BAB VI: PENUTUP
A. Kesimpulan..........................................................……..…...........
B. Saran-saran......................................... .................………….........
25
25
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Bahasa adalah realitas yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan
tumbuhnya kehidupan manusia. Realitas bahasa dalam kehidupan ini semakin
menambah kuatnya eksistensi manusia sebagai makhluk berbudaya dan
beragama. Kekuatan eksistensi manusia sebagai makhluk berbudaya dan
beragama antara lain ditunjukkan oleh kemampuannya memproduksi karya-
karya besar berupa sains, teknologi, dan seni. Menurut Abd al-Majid
(1952:15), bahasa adalah kemempuan isyarat yang digunakan oleh orang-
orang untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, emosi, dan keinginan.
Dengan definisi lain, bahasa adalah alat yang digunakan untuk
mendeskripsikan ide, pikiran, atau tujuan melalui struktur kalimat yang dapat
dipahami orang lain, dari berbagai bahasa yang ada di dunia ini, peneliti
mengambil satu dari beberapa bahasa yang ada yaitu Bahasa Arab
Bahasa Arab sebagai bahasa dunia memiliki banyak keistimewaan,
Bahasa Arab memiliki banyak kosa kata sekaligus banyak makna. Karena
Bahasa Arab memiliki lingkungan luas, bahasa yang mencakup lima benua
bahkan menjadi bahasa resmi menggantikan bahasa lokal yang semulanya
digunakan (Hermawan, 2011:30). Bahasa Arab memiliki sejarah panjang dan
telah mengakar dalam sebuah peradaban dunia. Panjangnya masa peradaban
Arab sehingga lahir berbagai karya penerjemahan dan makna kosa kata baru.
II
Bahasa Arab juga merupakan bahasanya Al-qur‟an yang dijadikan umat
Islam sebagai sumber pokok agama. Perlu diterangkan dalam sejarah
perkembangan agama samawi atau agama wahyu tidak ada kitab suci yang
masih asli kecuali Al-qur‟an, setiap terjemahan Al-qur‟an atau alih bahasa
dari Bahasa Arab atau tafsirnya tidak dapat disebut Al-qur‟an, tetapi
dikatakan terjemahan atau tafsir Al-qur‟an. Dengan perkataan ini bahwa di
dunia ini tidak ada Al-qur‟an dengan bahasa lain kecuali Bahasa Arab.
Sebagaimana Allah telah menjelaskan dalam Al-qur‟an:
(2::2/نا عربيا لعلكن تعقلىى) يىسفأنزلناه قرأ اان
Artinya. “Sesungguhnya kami menurunkannya berupa Al-qur'an dengan
berbahas Arab, agar kamu memahaminya".
Atas dasar ini, mempelajari Bahasa Arab sebagai bahasa kitab suci kaum
muslimin di dunia merupakan kebutuhan utama. Disamping itu mempelajari
Bahasa Arab berarti memperdalami agama Islam dari sumbernya yang asli
(Juwairiyah Dahlan, 1992:20).
Bahasa Arab sebagai bahasa Islam dan kaum muslim mulai diajarkan di
berbagai forum pengajian seperti surau dan pesantren seiring masuknya Islam
ke Indonesia. Bahkan, pengaruh Bahasa Arab sangat kuat jika ditinjau dari
beberapa kosa kata bahasa Indonesia berupa kata serapan dari Bahasa Arab.
Bahasa akan baik dan benar jika kita selalu belajar dan
mengungkapkannya sehari-hari, kemampuan berbahasa atau berkomunikasi
merujuk kepada kemampuan seseorang menggunakan bahasa untuk interaksi
sosial dan komunikatif, yaitu mengetahui kapan saat yang tepat membuka
percakapan dan bagaimana, topik apa yang sesuai untuk situasi dan peristiwa
II
ujaran tertentu, bentuk sebutan mana yang harus digunakan, kepada siapa
dan dalam situasi apa, serta bagaimana menyampaikan, menafsirkan, dan
merespon tindak ujaran seperti salam, pujian, permintaan maaf, undangan dan
sebagainya.
Pada umumnya upaya pengembangan Bahasa Arab melalui pendekatan
komunikatif (Muhadatsah), sering dijumpai di pondok pesantren bahwa
Bahasa Arab bukan saja untuk memahami kitab-kitab atau buku-buku
berbahasa Arab, akan tetapi jauh dari pada itu bagaimana berusaha dalam
upaya pembinaan dan pengembangan serta memasyarakatkan Bahasa Arab
dalam kehidupan sehari-hari baik santri maupun ustadz.
Pondok Pesantren Darul Lughah Akkor Palengaan Pamekasan,
sebagaimana pondok-pondok lainnya berusaha untuk ikut serta dalam
mengembangkan Bahasa Arab. Hal ini tercermin dalam kehidupan sehari-
hari, sehingga Bahasa Arab dijadikan sebagai alat komunikasi dalam interaksi
antar sesamanya. Pondok pesantren Darul Lughah Akkor Palengaan
Pamekasan, merupakan salah satu pondok pesantren yang menekankan
kepada semua santrinya untuk selalu bermuhadatsah (berkomunikasi) dengan
menggunakan Bahasa Arab karena diyakini bahwa pembelajaran muhadatsah
dapat meningkatkan keterampilan berbicara Bahasa Arab.
Banyak santri dengan bekal pengetahuan Bahasa Arab yang diperoleh
dari lembaga tersebut berhasil ketika mengikuti tes kuliyah ke perguruan
tinggi di timur tengah, pondok pesantren Darul Lughah selalu dibanjiri santri
ketika membuka kursusan pada bulan Ramadhan.
II
Berdasarkan konteks penelitian di atas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul: Metode Pembelajaran Muhadatsah di
Pondok Pesantren Darul Lughah Akkor Palengaan Pamekasan.
B. FOKUS PENELITIAN
Berdasarkan konteks penelitian di atas, maka dalam penelitian ini
dirumuskan masalah sebagai berikut:
a. Apa metode yang digunakan dalam pembelajaran Muhadatsah di Pondok
Pesantren Darul Lughah Akkor Palengaan Pamekasan Tahun 2012-2013?
b. Apa kendala-kendala yang dihadapi Pondok Pesantren Darul Lughah
Akkor Palengaan Pamekasan dalam pelaksanaan pembelajaran
Muhadatsah Tahun 2012-2013?
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan penelitian ini sebagaimana rumusan masalah yang penulis
paparkan di atas adalah sebagai berikut:
a. Ingin mengetahui metode apa yang digunakan dalam pembelajaran
Muhadatsah di Pondok Pesantren Darul Lughah Akkor Palengaan
Pamekasan Tahun 2012-2013.
b. Ingin mengetahui kendala-kendala yang dihadapi Pondok Pesantren
Darul Lughah Akkor Palengaan Pamekasan dalam pelaksanaan
pembelajaran Muhadatsah Tahun 2012-2013.
II
D. KEGUNAAN PENELITIAN
Dari penelitian karya ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat baik bagi
peneliti sendiri ataupun orang lain. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Peneliti.
a. Sebagai sarana pengembangan intelektual pribadi dalam rangka
mengembangkan keterampilan berbahasa Arab.
2. Lembaga.
a. Sebagai bahan acuan dan pertimbangan bagi para pendidik di Pondok
Pesantren Darul Lughah Akkor Palengaan Pamekasan.
b. Sebagai motivasi kepada santri Pondok Pesantren Darul Lughah
Akkor Palengaan Pamekasan, untuk selalu meningkatakan dan
mengembangkan keterampilan Bahasa Arab
3. Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien (IDIA) Prenduan.
a. Sebagai tambahan literature perpustakaan IDIA Prenduan
b. Sebagai bahan informasi bagi siapa saja yang ingin meneliti tentang
penelitian dan masalah yag sama, namun berbeda dari sudut pandang.
E. DEFINISI ISTILAH
1. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah tingkat perencanaan program bersifat
menyeluruh yang berhubungan erat dengan langkah-langkah penyampaian
materi pelajaran secara prosedural, tidak saling bertentangan (Abd al-
Raziq, 2007). Dengan kata lain metode adalah langkah-langkah umum
II
tentang penerapan teori-teori yang ada pada pendekatan tertentu
(Hermawan, 2011:168), jadi yang dimaksud penulis tentang metode
pembelajaran adalah cara yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan
pembelajaran muhadatsah.
2. Pengertian Muhadatsah
Muhadatsah merupakan pelajaran Bahasa Arab dengan tujuan utama
agar siswa mampu bercakap-cakap dalam pembicaraan sehari-hari dengan
Bahasa Arab (Ahmad Izzan, 2009:116). Sedangkan menurut (Hermawan,
2011:136) “Berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui
bahasa lisan kepada orang lain”. Jadi yang dimaksud peneliti tentang
muhadatsah adalah kemampuan berbicara dalam menyampaian pesan
kepada orang lain.
Jadi yang dimaksud dengan judul adalah apa metode yang dipakai
dalam pembelajaran muhadatsah agar siswa mampu berbicara Bahasa
Arab.
F. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Adapun sistematika penulisan proposal adalah sebagai berikut: Bab
pertama membahas tentang pendahuluan yang terdiri dari; konteks penelitian,
fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah,
sistematika pembahasan.
Bab kedua berisi tentang kajian pustaka, dalam bab ini penulis membahas
tinjauan pembelajaran muhadatsah, sekilas tentang pondok pesantren Darul
Lughah.
II
Bab ketiga berisi tentang jenis penelitian dan pendekatan, tempat
penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pemeriksaan
keabsahan data, teknik analisis data.
Bab keempat laporan penelitian dalam bab ini penulis membahas tentang
paparan data dan temuan, pembahasan.
Bab kelima penutup dalam bab ini berisi kesimpulan dan saran. Daftar
pustaka dan lampiran
II
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Metode Pembelajaran
1. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah tingkat perencanaan program bersifat
menyeluruh yang berhubungan erat dengan langkah-langkah penyampaian
materi pelajaran secara prosedural, tidak saling bertentangan. Dengan kata
lain metode adalah langkah-langkah umum tentang penerapan teori-teori
yang ada pada pendekatan tertentu (Hermawan, 2011:168), jadi metode
bisa diberi pengertian sebagai sistematika umum bagi pemilihan,
penyusunan, serta penyajian materi.
2. Teknik Pembelajaran
Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka
mengimplementasikan suatu metode. Misalnya, cara yang bagaimana yang
harus dilakukan agar metode ceramah yang dilakukan berjalan efektif dan
efisien? Dengan demikian sebelum seorang melakukan proses ceramah
sebaiknya memperhatikan kondisi dan situasi.
3. Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar
dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di kelas.
Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi siswa
dengan pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
II
4. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang
berisi tentang rangkaian kegiatan yang didisain untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu (J.R. David dalam Sanjaya, 2008:126). Selanjutnya
dijelaskan strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang
harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai
secara efektif dan efisien (Kemp dalam Sanjaya, 2008:126). Nana Sudjana
menjelaskan bahwa strategi mengajar (pengajaran) adalah “taktik” yang
digunakan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar (pengajaran)
agar dapat mempengaruhi para siswa mencapai tujuan pengajaran secara
lebih efektif dan efisien (Nana Sudjana dalam Rohani, 2004:34).
Jadi menurut Nana Sudjana, strategi mengajar/pengajaran ada pada
pelaksanaan, sebagai tindakan nyata atau perbuatan guru itu sendiri pada
saat mengajar berdasarkan pada rambu-rambu dalam satuan pelajaran.
B. Tinjauan Tentang Pembelajaran Muhadatsah
1. Pengertian Muhadatsah
Muhadatsah merupakan pelajaran Bahasa Arab dengan tujuan utama
agar siswa mampu bercakap-cakap dalam pembicaraan sehari-hari dengan
Bahasa Arab (Ahmad Izzan, 2009:116). Kemahiran berbicara merupakan
salah satu jenis kemampuan bahasa yang ingin dicapai dalam
pembelajaran bahasa. Menurut Hermawan (2011:136) Berbicara adalah
keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan kepada orang lain
II
Kemampuan berbicara menurut penguasaan terhadap beberapa aspek
dan kaidah penggunaan bahasa. Secara kebiasaan, pesan lisan yang
disampaikan dengan berbicara merupakan penggunaan kata-kata yang
dipilih sesuai dengan maksud yang perlu diungkapkan. Kata- kata itu
dirangkai dalam susunan tertentu menurut kaidah tata bahasa, dan
dilafalkan sesuai kaidah pelafalan pula.
Jadi, berbicara merupakan sarana utama untuk membina saling
pengertian, komunikasi timbal balik dengan menggunakan bahasa sebagai
medianya dan dilakukan secara lisan. Dengan berbicara seseorang
berusaha untuk mengungkapkan pikiran dan perasaanya dengan orang lain
secara lisan.
Kemampuan berbicara Bahasa Arab adalah keterampilan
penyampaian pesan secara lisan dengan menggunakan Bahasa Arab
sebagai medianya, dengan tidak mengabaikan kaidah penggunaan bahasa
sehingga apa yang disampaikan dapat dengan mudah dimengerti oleh
lawan bicara atau penerima pesan.
2. Pentingnya Mempelajari Muhadatsah
Mempelajari suatu bahasa pada umumnya bertujuan untuk memahami
bahasa itu sendiri. Pembelajaran bahasa yang dimaksudkan di sini adalah
bahasa menurut linguistik, bukan bahasa tulisan tetapi sebagai bahasa
ujaran (lisan). Karena semua orang di dunia sebelum bisa menulis sudah
bisa berbicara, walau masih buta huruf dan terbelakang. Hal ini berarti
bahwa bahasa lisan merupakan gambaran bahasa yang paling sempurna,
II
karena pada bahasa tersebut terdapat mimik, tekanan, intonasi, prosadi dan
seterusnya. Obyek penyelidikan ilmu bahasa itu ialah bahasa lisan, bukan
bahasa tulisan.
Linguis berkata bahwa “speaking is language”. Berbicara adalah
kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan, menyatakan atau menyampaikan pikiran, gagasan, dan
perasaan. Ujaran sebagai suatu cara berkomunikasi sangat mempengaruhi
kehidupan-kehidupan individual manusia. Dalam sistem inilah manusia
saling bertukar pendapat, perasaan, dan keinginan. Dan sistem inilah yang
memberi keefektifan bagi individu dalam mendirikan hubungan mental
dan emosional dengan anggota-anggota lainnya. Agaknya tidak perlu
disangsikan lagi bahwa betapa besarnya peranan bahasa dan komunikasi
dalam kehidupan manusia.
Muhadatsah (bercakap-cakap) merupakan hal yang penting dan utama
untuk dapat menguasai Bahasa Arab dengan cepat dan mudah. Untuk
dapat menguasai Bahasa Arab tentu tidak semudah membalik telapak
tangan, akan tetapi membutuhkan waktu yang panjang dengan melalui
proses latihan-latihan yang kontinu baik latihan ucapan ataupun latihan
pengutaraan pikiran secara lisan.
Secara umum keterampilan berbicara bertujuan agar para pelajar
mampu berkomunikasi lisan secara baik dan wajar dengan bahasa yang
mereka pelajari (Hermawan, 2011:136).
II
3. Pelaksanaan Pembelajaran Muhadatsah
Dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan muhadatsah tentu
harus memperhatikan metode-metode yang akan digunakan dalam
pelaksanaan pembelajaran tersebut diantaranya: dialog (Al-hiwar), praktek
pola (Tathbiq Al-namudzaj), percakapan kelompok (Al-hiwar Al-jama‟i),
bermain peran (Al-tamtsil), praktek ungkapan soal (Tathbiq Al-ta‟birat Al-
ijtima‟iyyah), praktek lapangan (Al-mumarasah fi al-mujtama‟), problem
solving (Hill Al-musykulat).
a. Dialog melalui gambar (Al-hiwar Bil-shuwar)
Teknik ini diberikan agar para pelajar dapat mengetahui fakta
secara spontan dengan melihat gambar yang sudah disiapkan oleh
pengajar, dalam hal ini guru harus mempersiapkan gambar-gambar
dan menunjukkan satu persatu kepada pelajar sambil bertanya, lalu
para pelajar menjawab sesuai dengan gambar yang ditunjukkan.
b. Praktek pola (Tathbiq Al-namudzaj)
Praktek pola adalah bentuk latihan praktek penyempurnaan
kalimat tertentu yang didahului oleh soal-soal yang tidak lengkap,
acak, atau penambahan yang sudah lengkap. Misalnya jumlah dasar
“qoro‟al ahmad al-jaridah”, penambahan “qoro‟al ahmad al-jaridah
sobahan”.
c. Percakapan kelompok (Al-hiwar Al-jama‟i)
Peralatan yang harus disiapkan adalah tape-recorder untuk
merekam semua percakapan. Dalam satu kelas para pelajar dibagi
II
dalam beberapa kelompok dan setiap kelompok diberi judul cerita
yang sederhana, dari cerita tersebut mereka berbicara sesuai dengan
judul. Dalam latihan ini para pelajar bergonta-ganti mengatakan
sesuatu yang disambung oleh teman-teman sekelompoknya sehingga
menjadi sebuah cerita yang lengkap. Setelah percakapan selesai
rekaman diputar untuk didiskusikan dengan para pelajar, baik
mengenai isi, pola, intonasi dan sebagainya.
d. Bermain peran (al-tamtsil)
Pada aktivitas ini guru memberikan tugas peran tertentu yang
harus dilakukan oleh para pelajar, misalnya guru memberikan tugas:
Ragakanlah! Jika kamu seorang guru, dan maman seorang muridmu.
Apa yang kalian lakukan ketika bertemu dijalan. Lalu murid
memperagakan peran tersebut.
e. Praktek ungkapan sosial (Tathbiq Al-ta‟birat Al-ijtima‟iyyah)
Ungkapan sosial maksudnya adalah perilaku-perilaku sosial saat
berkomunikasi yang diungkapkan secara lisan, misalnya
mengungkapkan rasa kagum, gembira, ucapan perpisahan, member
pujian, dan sebagainya.
f. Praktek lapangan (al-mumarasah fi al-mujtama‟)
Praktek lapang maksudnya adalah berkomunikasi dengan penutur
asli di luar kelas. Tentu saja aktivitas ini hanya bisa dilakukan di
tempat-tempat yang ada penutur asli Bahasa Arab. Mungkin bisa
II
dilakukan di institusi seperti kedutaan dan lembaga pendidikan yang
berbasih pesantren.
g. Problem solving (hill al-musykulat).
Problem solving atau pemecahan masalah biasanya dilakukan
dalam bentuk diskusi. Aktivitas ini bertujuan untuk memecahkan
suatu masalah yang dihadapi. Misalnya guru memberikan tugas
berkemah, tugas murid yaitu mendiksusikan apa saja yang harus
disiapkan dalam acara tersebut dengan menggunakan Bahasa Arab.
C. Sekilas Tentang Pondok Pesantren Darul Lughah
1. Sejarah Singkat PP Darul Lughah
Pondok Pesantren Darul Lughah yang terletah di Kampung Akkor
Desa Palengaan Kabupaten Pamekasan adalah salah satu lembaga
pendidikan swasta yang tertarik pada pendidikan Islam dan pengembangan
Bahasa Arab, pondok pesantren Darul Lughah ini didirikan oleh H.
Achmad Gazali Salim, Lc pada tahun 1995 dengan nama Dar al-Lughah
dan Islamic Centre (DLLC) yang mempokuskan materinya pada
penguasaan Bahasa Arab, baik dalam metode pembelajaran, komunikasi
dan grematikal.
Melihat murid semakin bertambah setiap tahunnya dan dukungan
dari masyarakat sekitar untuk menjadikan Dar al-Lughah dan Islamic
Centre (DLLC) menjadi pondok pesantren Darul Lughah akhirnya ketua
yayasan sekaligus pengasuh membuat kesepakatan untuk menjadikan Dar
II
al-Lughah sebagai pondok pesantren yaitu pada tahun 2004 dengan nama
Darul Lughah Waddirasatil Islamiyah (DLWI).
2. Program Kerja Pondok Pesantren Darul Lughah
Programa kerja pondok pesantren Darul Lughah Pamekasan tidak
berbeda jauh dangan program pondok yang ada di Indonesia umumnya
yaitu dengan menggunakan 24 jam pembelajarannya, yang diawasi secara
ketat oleh pengurus, ada beberapa prongram pondok diantaranya:
1. Penerapan Bahasa Arab secara tertulis dan lisan
2. Study banding dengan lembaga-lembaga lain dalam rangka untuk
menghidupkan kembali Bahasa Arab antara siswa dan untuk
menunjukkan syiar Islam
3. Pelatihan mempersiapkan murid yang ingin melanjutkan studi ke
Timur Tengah
4. Pembentukan tenaga pengajaran Bahasa Arab setiap tahunnya ketika
bulan Ramadhan
II
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Pendekatan
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan
kualitatif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang dapat diamati (H.
Afifuddin dkk, 2009:27) mengatakan, “metode peneliti yang digunakan untuk
meneliti kondisi objek yang alamiah”.
Dipilihnya pendekatan kualitatif tersebut didasarkan pada pertimbangan
bahwa penelitian ini dilakukan pada latar alamiah, peneliti mengggunakan
manusia, dalam hal ini peneliti sebagai instrument utama, data yang
dikumpulkan berupa ujaran-ujaran dan tindakan, dan anasilis data yang
dilakukan bersifat induktif.
Kemudian jenis penelitian ini adalah fenomenologis, yaitu peneliti
mencoba menerapkan apa yang menjadi latar belakang penerapan
pembelajaran muhadatsah, langkah-langkah pembelajarannya, penerapan
metode dan faktor-faktor penghambat dalam pembelajaran muhadatsah di
pondok pesantren Darul Lughah Waddirosatil Islamiyah Pamekasan.
B. Tempat Peneliti
Penelitian ini berlokasi di Pondok Pesantren Darul Lughah Waddirosatil
Islamiyah Seninan Akkor Palengaan Pamekasan.
II
C. Sumber Data.
Sumber data dalam penelitian ini adalah subyek dari mana data itu
diperoleh. Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan
tindakan, sedangkan data tertulis, foto, dan statistik adalah data tambahan
(Afifuddin, 2009:129). Untuk data-data yang sesuai dengan apa yang
dibutuhkan, maka peneliti memandang perlu untuk menjelaskan sumber-
sumber data yang peneliti butuhkan terkait dengan judul penelitian yang
peneliti angkat, maka yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah guru
pengajar muhadatsah dan santri pondok pesantren Darul Lughah, adapun
untuk mendapatkan data dari subyek, penelitian ini tentu sangat
membutuhkan orang-orang tertentu yang dijadikan sebagai sumber/informan
sehingga data yang diharapkan bisa mengenai sasaran sesuai yang peneliti
inginkan. Dalam penelitian ini yang dapat dijadikan sebagai sumber atau
informan adalah:
a) Santri Pondok Pesantren Darul Lughah
b) Guru Muhadatsah (Bahasa Arab)
c) Pimpinan Pondok Pesantren Darul Lughah
D. Teknik Pengumpulan Data.
Pengumpulan data merupakan bagian yang terpenting dalam suatu
penelitian bahkan merupakan suatu komponen yang harus mendapatkan
perhatian serius dalam setiap penelitian. Dimana sebelum menganalisa suatu
karya ilmiah tentunya terlebih dahulu mengumpulkan data-data hasil
temuannya di lapangan, baru kemudian hasil temuan yang didapatkan di
II
lapangan tersebut peneliti olah sedemikian rupa dengan berdasarkan suatu
ketentuan, baru kemudian peneliti dapat menarik suatu kesimpulan.
Menurut peneliti setelah mengkaji data yang dibutuhkan dalam penelitian
ini, maka peneliti dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa prosedur atau
metode pengumpulan data yang sesuai dengan peneliti butuhkan untuk dapat
tercapainya data-data yang akurat di lapangan adalah sebagai berikut :
1. Metode Observasi
Menurut Nawawi & Martin dalam buku Metodelogi Penelitian
Kualitatif (Afifuddin, 2009:134) “observasi adalah pengamatan dan
pencatatan secara sistematik terhadap unsur-unsur yang tampak dalam
suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian”.
Jadi, yang dimaksud dengan metode observasi adalah suatu cara
atau teknik yang dilakukan untuk mengumpulkan data baik dengan
pencatatan atau pengamatan langsung dengan menggunakan sebuah alat
indera. Metode observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan
data, dalam operasinya peneliti mengamati secara langsung sumber data.
Untuk mendapatkan data atau informasi yang berhubungan dengan letak
geografis dan sarana-prasarana pondok pesantren Darul Lughah dan
proses pembelajaran dilokasi tersebut.
Dari metode ini peneliti dapat mengumpulkan data-data
mengenai:
a. Proses belajar-mengajar di pondok pesantren Darul Lughah pada
bidang studi Bahasa Arab (muhadatsah).
II
b. Fasilitas pendukung dalam upaya meningkatkan kemampuan santri
berbahasa Arab.
c. Komunikasi santri dalam menggunakan Bahasa Arab.
d. Kendala-kendala yang dihadapi guru bidang studi Bahasa Arab
dalam proses pembelajaran.
2. Metode Interview (wawancara)
Wawancara adalah metode pengambilan data dengan cara
menanyakan sesuatu kepada seseorang yang menjadi informan. Caranya
adalah dengan bercakap-cakap secara tatap muka dengan menggunakan
panduan wawancara (Afifuddin, 131:2009).
Target yang ini dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mendapatkan data yang akurat, jujur, dan dapat dipertanggung jawabkan.
Untuk itu maka peneliti akan menggunakan teknik wawancara, yaitu
dimana peneliti harus membuat karangka dan garis besar pokok-pokok
pertanyaan (Moleong, 2011:187). Petunjuk wawancara ini bertujuan
untuk menjaga agar pokok-pokok yang direncanakan dapat tercakup
seluruhnya. Dengan cara ini kemungkinan melebarnya wawancara
kemasalah-masalah lain yang tidak berhubungan dengan focus penelitian
dapat diminimalisir. Sedangkan yang menjadi sasaran yang ingin
diwawancarai adalah pengasuh, guru pengajar materi muhadatsah, dan
santri.
II
3. Metode Dokumentasi
Menurut Arikunto (1998:236) yang dimaksud dengan metode
dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan,
buku, surat kabar, majalah dan sebagainya.
Dari pengertian di atas jelas bahwa yang dimaksud dengan metode
dokumentasi adalah usaha mencari data mengenai hal-hal yang
dibutuhkan dalam suatu penelitian baik yang berupa catatan, buku, surat
kabar, majalah atau sejenisnya guna memperkuat data-data yang diperoleh
serta dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam penelitian ini tentu peneliti tidak terlepas dari metode
dokumentasi, dengan metode dokumentasi yang peneliti gunakan, peneliti
dapat menggali tentang :
a. Jumlah tenaga guru di pondok pesantren Darul Lughah
b. Jumlah santri di pondok pesantren Darul Lughah
c. Sarana-prasarana yang dimiliki pondok pesantren Darul Lughah
E. Teknik Pemeriksaan Keabsahaan Data
Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan.
Pelaksanaan teknik pemeriksaan data didasarkan atas beberapa karya, yaitu
derajat kepercayaan, keteralihan, kebergantungan dan kepastian (Moleong,
2011:324). Adapun teknik pemeriksaan data yang dipakai dalam penelitian
ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Moleong (2005: 327-331) adalah
sebagai berikut:
II
1. Perpanjangan Keikutsertaan
Perpanjangan keikutsertaan peneliti memungkinkan peningkatan
derajat kepercayaan data yang dikumpulkan. Karena dengan
perpanjangan keikutsertaannya dapat membagaun kepercayaan para
subjek terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri peneliti sendiri,
sehingga data yang dipaparkan berupa data yang valid.
2. Ketekunan Pengamat
Ketekunan pengamat bermaksud menemukan cirri-ciri dan unsur-
unsur dalam situasi yang relevan dengan persoalan atau isu yang sedang
dicari, kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci.
3. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembanding terhadap data itu. Dengan demikian terdapat
triangulasi sumber, teknik, dan waktu.
a. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data yang diperoleh melakui beberapa
sumber.
b. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik
yang berbeda.
II
c. Triangulasi Waktu
Triangulasi waktu untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama denganwaktu
atau situasi yang berbeda
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan satu macam dari tiga
macam triangulasi berupa triangulasi sumber, menurut petunjuk
Patton dalam buku Moleong (2011:331) bahwa triangulasi dengan
sumber itu dapat dilakukan dengan berbagai cara:
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil
wawancara
2. Membandingkan pandangan seseorang dengan apa yang
dikatakan oleh orang lain
F. Teknik Analisis Data
Secara konseptual analisis data menurut Bogdan dan Biklen
(Moleong, 2011:248) adalah “upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja
dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milihnya menjadi satuan
yang dapat dikelola, mencari dan menemukan pola, dan memutuskan apa
yang dapat diceritakan kepada orang lain”.
II
BAB IV
LAPORAN PENELITIAN
A. Paparan Data dan Temuan Penelitian
1. Paparan Data
a. Metode Pembelajaran Muhadatsah di Pondok Pesantren Darul
Lughah Waddirosatil Islamiyah
Pondok Pesantren Darul Lughah Waddirosatil Islamiyah
menggunakan semua metode tapi mereka lebih fokus kepada
maharotul kalam, sebagai mana yang telah dijelaskan oleh Pengasuh
Pondok Pesantren Darul Lughah KH. Ahmad Ghazali, Lc, M.HI, saat
diwawancarai di rumahnya pada hari Senin, 04 Maret 2013. Beliau
menjelaskan:
Program yang kami gunakan di sini PP. Darul Lughah sagat konferensip
dari empat metode pembelajaran Bahasa Arab yaitu Maharotul Kalam,
Maharotul Qiro‟ah, Maharotul Kitabah, dan Maharotul Istima‟. Dari
keempat metode yang paling sedikit istima‟ dan yang paling dominan
disini adalah maharotul kalam, Semuanya kami gunakan dalam
pembelajaran Bahasa Arab tapi kami lebih memfokuskan dalam
Maharatul Kalamnya.
Metode pembelajaran Muhadatsah di Pondok Pesantren Darul
Lughah Waddirosatil Islamiyah Palengaan adalah menggunakan metode
ceramah, Tanya jawab, dan diskusi, sebagaimana ditegaskan oleh
pengasuh Pondok Pesantren Darul Lughah Palengaan pada hari Senin, 04
Maret 2013. Beliau mengatakan:
Kami menggunakan metode dengan variatif seperti ceramah, Tanya
jawab, dan diskusi. Setiap pelajaran kami menggunakan metode tersebut.
Kalau pelajarannya satu jam kami menggunakan ½ jam dengan
menggunakan ceramah yang di campur Arab dan Indonesia, di mulai
II
Tanya jawab antara santri dan ustad ataupun sebaliknya ustad bertanya
kepada santri selama ¼ jam. Kemudian pelajaran tersebut di diskusikan,
setelah diskusi hasil diskusi di laporkan kepada guru pengajar dengan
bergantian tapi diutamakan kepada santri yang kurang dalam berbahasa
untuk melaporkan hasil diskusi.
Pendapat tersebut diperkuat oleh Ust Najibuddin sebagai guru
muhadatsah ketika diwawancarai di kediaman beliau. Pada hari Senin, 04
Maret 2013, beliau mengatakan:
Pertama diartikan atau di terjemah kemudian dibaca lalu pertanyan,
saya menanya, murid menjawab dan juga sebaliknya murid bertanya
saya menjawab, yang terakhir adalah muhadatsah berdua antara
temannya paling lama 5-10 menit.
Jadi dalam pembelajaran muhadatsah di PP. Darul Lughah
Waddirosatil Islamiyah menggunakan penggabungan antara metode
ceramah, Tanya jawab, dan diskusi sebagaimana observasi peneliti pada
proses belajar mengajar pada hari Senin, 04 Maret 2013 pukul 07.00-08.15
WIB, berikut hasilnya: yang di maksud metode ceramah ialah guru
menjelaskan pelajaran sedangkan murid hanya mendengarkan dan
memperhatikan apa yang dikatakan guru. Setelah menjelaskan pelajaran
guru memberikan kesempatan kepada murid untuk bertanya pada kalimat-
kalimat yang belum dipahami, di akhir pelajaran guru bertanya kepada
murid untuk memastikan sejauh mana tingkat pemahaman murid tentang
pelajaran tersebut. Setelah semuanya paham murid dibagi perkelompok
untuk melakukan diskusi dengan tema di tentukan oleh pengajar yang
berkaitan dengan judul pelajaran. Terkadang di akhir pelajaran murid di
bagi berpasang-pasangan untuk melakukan muhadatsah.
II
Kitab yang dijadikan sumber pembelajaran yaitu, الوحادثة ,والوطالعة
sebagaimana yang telah di jelaskan oleh pengasuh القراءة/الوطالعة العربية,
Pondok Pesantren Darul Lughah Waddirosatil Islamiyah, saat
diwawancarai di kediaman beliau pada hari Senin, 04 Maret 2013. Beliau
menjelaskan:
Kitab-kitab yang dijadikan sumber pembelajaran yaitu, الوحادثة والوطالعة
القراءة/الوطالعة ,العربية
Pernyataan senada juga disampaikan oleh Ust. Najibuddin selaku
pengajar Bahasa Arab ketika diwawancarai di kamar pondoknya pada hari
Senin, 04 Maret 2013. Beliau mengatakan:
Kitab-kitab yang dijadikan sumber pembelajaran yaitu, الوحادثة والوطالعة
الوطالعة, العربية القراءة/
Hal ini diperkuat oleh data yang peneliti peroleh dari bagian
akademik Ust. Rasyid yang didapat pada hari Jum‟at, 02 November 2012,
sebagai berikut: Materi pelajaran Bahasa Arab meliputi muhadatsah,
muthala‟ah, saraf, qawaid, balaghah, Fathul qorib, insya‟, kailani, ta‟lim
muta‟lim, jurumiah, imriti.
Tujuan pembelajaran Muhadatsah di pondok pesantren Darul
Lughah Waddirosatil Islamiyah secara umum semuanya sama
sebagaimana ditegaskan oleh KH. A. Gazali, Lc.,M.HI selaku pengasuh
PP. Darul Lughah Waddirosatil Islamiyah saat diwawancarai di kediaman
beliau pada hari Senin, 04 Maret 2013. Beliau mengatakan:
Tujuan utama kami dalam pembelajaran Bahasa Arab ini adalah
bagaimana santri berkomunikasi secara aktif bukan pasif, aktif dalam
II
artian bisa memahami kitab dan juga tahu dalam nahwu shorofnya, bisa
berbicara baik itu dengan orang Arab atau siapa saja yang bisa
berbicara Bahasa Arab santri bisa berkomunikasi, bukan hanya
menyalahkan dalam kaidahnya saja tapi bisa untuk berbicara.
Pendapat tersebut di perkuat oleh Ust. Rosyid bagian akademik PP.
Darul Lughah Waddirosatil Islamiyah bahwa: “Tujuan umum
pembelajaran Bahasa Arab disini adalah bagaimana santri bisa menguasai
Bahasa Arab, tujuan khususnya santri bisa dalam berbicara, nahuw,
sharof, dan kitab kuning”.
Sistem pembelajaran Bahasa Arab Muhadatsah di PP. Darul
Lughah Waddirosatil Islamiyah adalah menggunakan sistem Prosedural
Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Karena dalam pembelajaran
muhadatsah sudah ada tujuan pembelajarannya yaitu, materi, kegiatan
belajar mengajar, dan kitabnya sudah ditentukan, yaitu kitab الوحادثة
Demikian metode dan evaluasinya sama-sama ada. Hal ini .والوطالعة العربية
sebagaimana ditegaskan oleh Ust. Najibuddin saat diwawancarai di kamar
pondok beliau pada hari Senin, 04 Maret 2013. Beliau mengatakan:
Tujuan pembelajaran Bahasa Arab sudah ada, dan juga materi
pelajaran mengikuti apa yang telah ada dalam kitab. Kalau untuk
metodenya tergantung pada gurunya dan juga ada metode khusus yang
dibuat untuk pembelajaran Bahasa Arab, sedangkan untuk ujiannya ada
ujian lisan dan ujian tulis yang diadakan setiap akhir semester.
Pendapat tersebut di perkuat oleh Fathur Rozi salah satu santri PP.
Darul Lughah Waddirosatil Islamiyah saat ditanya tentang pembelajaran
muhadatsah dia menjawab “Kami belajar muhadatsah mengikuti apa yang
ada dibuku, dan untuk ujiannya dua kali dalam setahun”.
II
b. Kendala-kendala Yang di Hadapi PP. Darul Lughah
Setelah peneliti mengamati di tempat penelitian PP. Darul Lughah
Waddirosatil Islamiyah Pamekasan, masih ada kendala-kendala yang
di hadapi pondok dalam pembelajaran Muhadatsah seperti kemalasan
santri, media, guru, dan lingkungan.
Pertama kendala pada santri, yaitu santri terkadang malas untuk
mengikuti program karena diantaranya bagi mereka yang belum hafal
tugas hafalan, sebagaimana yang diungkapkan oleh Fathur Rozi salah
satu santri Darul Lughah, dia mengatakan bahwa: “Kadang teman-
teman tidak mengikuti program karena belum hafal ketika diberi tugas
hafalan”.
Sebagaimana hal ini juga diungkapkan oleh pengasuh pondok
ketika di wawancarai di kediaman beliau pada hari Senin, 04 Maret
2013. Beliau mengatakan:
Kalau kendala yang kami hadapi kebanyakan minat santri yang kadang-
kadang melemah dan bahwasanya malas. Untuk solusinya kami sebagai
pengasuh pondok harus terjun langsung ke lapangan untuk memberikan
motivasi kepada mereka yang sedang lemah atau malas. Motivasi yang
kami berikan berupa memberi mereka nasehat betapa pentingnya
Bahasa Arab pada zaman sekarang, akibat bagi orang-orang yang
pemalas, dll.
Sedangkan kendala yang dihadapi guru dalam pembelajaran
Muhadatsah adalah kurangnya media pembelajaran, sebagaimana yang
di ungkapkan oleh Ust. Najibuddin ketika di wawancarai di kamar
beliau pada hari Senin, 04 Maret 2013. Beliau mengatakan:
II
Kendala yang kami hadapi dalam pembelajaran Bahasa Arab dan
muhadatsah khususnya, adalah kurangnya media pembelajaran disini
adanya hanya papan tulis, sepidol, tipe recorder, sound aktif dan
proyekror.
Inilah kendala yang dihadapi pengajar dalam pembelajaran
muhadatsah, hal ini juga sesuai dengan hasil observasi peneliti pada
hari Senin, 04 Maret 2013. Berikut hasilnya: ketika peneliti
mengunjungi kantor untuk mengambil data peneliti melihat dikantor
hanya ada tipe recorder, sound aktif, dan komputer.
Sedangkan solusinya adalah guru harus kereatif dengan
menggunakan media yang ada, sebagaimana yang di ungkapkan Ust.
Najibuddin ketika di wawancarai di kamar beliau pada hari Senin, 04
Maret 2013. Beliau mengatakan: Untuk solusinya, kami menggunakan
media yang ada seperti sound aktif dan gambar yang dibuat dengan
kreatif pengajar sendiri.
Sedangkan kendala bagi ustad adalah pertama kurangnya kontrol
kepada para santri khususnya pengawasan dalam percakapan sehari-
hari Berbahasa Arab, hal ini sebagaimana ditegaskan oleh ustad
Najibuddin ketika di wawancarai di kamar beliau pada hari Senin, 04
Maret 2013. Beliau mengatakan:
Kendala yang kami hadapi adalah kurangnya kontrol dari kami
sebagai ust untuk mengontrol bahasa mereka dalam sehari-hari,
sehingga dari mereka masih ada berbicara bahasa Indonesia.
Sedangkan untuk solusinya kami menggunakan jasus atau mata-
mata untuk mengawasi siapa diantara mereka yang tidak
menggunakan Bahasa Arab.
II
Setelah peneliti mengamati di lapangan peneliti mendapatkan
bahwa, yang menjadi kendala kurangnya kontrol dari ust adalah lokasi
antara kamar santri dan kamar ust dibedakan dilain bangunan dengan
jarak sekitar dua puluh meter, dan juga sebagian dari ust masih kuliah
di beberapa perguruan tinggi Pamekasan. Inilah menjadi kendala para
ust yang mengajar disana.
Sedangkan kendala yang terakhir adalah lingkungan sebagaimana
setelah peneliti berkunjung ke tempat penelitian, peneliti melihat
bahwa lingkungan di sana adalah lingkungan terbuka di tengah-tengah
masyarakat jadi para santri bebas, kalau tidak ada perhatian khusus
maka santri banyak yang melanggar.
Jadi peneliti dapat simpulkan kendala yang dihadapi pondok
dalam pembelajaran muhadatsah adalah ketika datang kemalasan santri
dalam belajar, dikarenakan mereka belum mengerjakan tugas,
solusinya yaitu pengasuh turun langsung kelapangan untuk
memberikan motivasi kepada santri, kendala kedua yang di hadapi
guru pengajar adalah kurangnya media, solusinya guru menggunakan
media yang ada dan menggunakan kreatif sendiri, kendala ketiga bagi
guru, mereka kesulitan mengontrol aktifitas bahasa para santri
dikarenakan jarak antara kamar ust dan santri dan kesibukan kuliyah.
solusinya adalah para guru memasang mata-mata atau jasus diantara
santri secara bergiliran. Dan yang terakhir adalah faktor lingkungan
dimana lingkungannya terbuka ditengah-tengah masyarakat dan letak
II
bangunan di pinggir jalan umum sehingga mereka sering berbaur kalau
tidak ada perhatian khusus maka banyak dari santri yang melanggar.
2. Temuan Penelitian
Dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi, peneliti
menemukan sebagaimana berikut:
Setelah peneliti mengamati dari kegiatan pembelajaran Muhadatsah di
Darul Lughah mereka menggunakan metode Muhadatsah hurroh, metode
ini ialah santri harus berbicara terus dan bahan muhadatsahnya mereka
mencari sendiri. Selain itu PP. Darul Lughah menggunakan metode
bermain peran (al-tamtsil) ialah guru memberikan tugas kepada murid
untuk diperagakan. PP. Darul Lughah membagi tahapan pembelajaran
dengan tiga tingkatan yang sesuai dengan kemampuan mereka masing-
masing, yaitu Ibtida‟, Mutawassit, dan Mutaqoddim. Megadakan
bimbingan bagi mahasiswa yang ingin melanjutkan pendidikan di Timur
Tengah. Setiap bulan Ramadhan Darul Lughah selalu membuka kursus
Bahasa Arab untuk umum.
Kendala yang dihadapi pondok dalam pembelajaran muhadatsah
adalah, kendala intern ialah kurangnya disiplin waktu dalam pembelajaran,
santri sering terlambat. Kurangnya bakat santri sehingga santri jarang
mengikuti perlombaan. Dan di PP. Darul Lughah tidak mempunyai
organisasi santri, jadi semua bentuk kegiatan dan pembelajaran tergantung
kepada pengasuh dan para guru. Sedangkan kendala ekstern ialah Lokasi
pondok terbuka dan berada di pinggir jalan umum. Kurangnya fasilitas
II
kelas karena sebagian tempat aktifitas belajar masih menggunakan masjid,
kurangnya aplikasi metode pembelajaran.
BAB V
PEMBAHASAN HASIL TEMUAN
Dalam pembahasan ini, akan digambarkan beberapa hal yang berkaitan
dengan penelitian yang telah dilakukan dan hasil data yang diperoleh melalui
beberapa teknik pengumpulan data dan prosedur penelitian, sehingga dapat ditarik
ksimpulan.
1. Metode Pembelajaran Muhadatsah di PP. Darul Lughah
Metode pembelajaran muhadatsah di PP. Darul Lughah
menggunakan metode elektik dapat diartikan metode kombinasi atau
gabungan, Hermawan (2011:196) mengatakan, “yang dimaksud
dengan gabungan disini bukan menggabungkan semua metode
sekaligus, tetapi suatu metode tertentu dipandang dapat mengatasi
metode yang lain, teknik metode eklektik dapat dilakukan dengan cara
menyajikan bahan pelajaran asing didepan kelas dengan melalui
bermacam-macam kombinasi beberapa metode”, misalnya metode
elektik yang di pakai PP. Darul Lughah adalah metode ceramah, Tanya
jawab, dan diskusi.
Metode ceramah yang dipakai dalam pembelajaran di PP. Darul
Lughah adalah guru membaca dan menjelaskan materi pelajaran
tersebut, para santri mendengarkan dan memperhatikan apa yang
II
dijelaskan guru. Sebagaimana yang telah dikatakan pengasuh pondok
Darul Lughah KH. A. Ghazali, Lc bahwa kami menggunakan metode
tersebut ketika menjelaskan pelajaran, jadi guru menjelaskan dan santri
memperhatikan. Sebagaimana menurut Daradjat dan Zakiyah (2008:
289), seorang guru memberikan uraian atau penjelasan kepada
sejumlah murid pada waktu tertentu (waktu terbatas) dan tempat
tertentu pula. Dilaksanakan dengan bahasa lisan untuk memberikan
pengertian terhadap sesuatu masalah, cara tersebut sering juga disebut
dengan metode kuliyah.
Sedangkan kelebihan dan kekurangan metode ceramah tersebut
ialah, pertama dalam waktu relative singkat dapat disampaikan bahan
pelajaran dengan sebanyak-banyaknya, kedua organisasi kelas lebih
sederhana. Ketiga guru dapat menguasai kelas dengan mudah
walaupun jumlah muridnya banyak, Keempat metode fleksibel dalam
artian jika waktu terbatas maka pelajaran dapat disingkat mengambil
intisarinya saja, dll. Kekurangannya adalah, pertama guru sukar
mengetahui kemampuan murid, kedua para murid cenderung bersifat
fasif, ketiga guru terlalu mengejar target sejumlah bahan yang banyak,
sehingga pelaksanaan lebih bersifat pemompaan. Sebaiknya guru harus
menjelaskan jam khusus yang akan dipelajari para murid,
mempertimbangkan kembali apa cocok atau tidak, bahan ceramah
dapat menarik perhatian dan minat murid, dapat memberi pesan dan
pengertian kepada murid. Setidaknya metode ceramah di selingi
II
dengan variasi yang lain. Maka dari hal ini pondok pesantren Darul
Lughah menggabungkan metode ini agar pelaksanaan pembelajaran
lebih efektif.
Metode Tanya jawab dalam pembelajaran di Darul Lughah
adalah ketika guru selesai menjelaskan dengan metode ceramah guru
memberikan kesempatan kepada murid untuk bertanya kalimat yang
belum di pahami atau kalimat-kalimat yang sulit, terkadang juga guru
yang bertanya kepada murid untuk melihat sebatas mana pemahaman
mereka tentang pelajaran tersebut. Sebagaimana yang dijelaskan oleh
KH. A. Gazali, Lc selain kami menggunakan metode ceramah kami
juga menggunakan metode Tanya jawab agar pengajar tahu sejauh
mana pemahaman mereka dalam pelajaran. Sedangkan menurut
Daradjat dan Zakiyah (2008:308), adalah salah satu teknik mengajar
yang dapat membantu kekurangan-kekurangan yang terdapat pada
merode ceramah. Ini disebabkan karena guru dapat memperoleh
gambaran sejauhmana murid dapat mengerti dan dapat
mengungkapkan apa yang teleh diceramahkan. Sedangkan kelebihan
dan kekurangan metode ini ialah, pertama situasi kelas lebih hidup
karena para murid aktif berpikir dan menyampaikan buah pikirannya
selalui Tanya jawab, kedua sangat positif untuk melatih anak agar
berani mengungkapkan pendapat dengan lisan secara teratur, ketinga
murit akan sungguh-sunggu dalam dalam mengikuti pelajaran karena
untuk mempersiapkan pertanyaan. Kelemahannya adalah, pertama
II
terjadi perbedaan pendapat diantara murid maka akan menyita banyak
waktu, kedua, kemungkinan akan menyimpang dari pokok
pembahasan.
Metode diskusi yang dipakai Darul Lughah dalam
pembelajarannya adalah, setelah guru menjelaskan dan murid
memahaminya maka guru membuat kelompok untuk melakukan
diskusi dengan topik ditentukan oleh guru yang berkenaan dengan
judul pelajaran, hal ini tidak selamanya di peraktekkan di akhir
pelajaran tetapi yang rutin dilaksanakan pada malam Minggu.
Sebagaimana yang di ungkapkan Ust Najibuddin bahwa, “kami
melakukan diskusi dalam pembelajaran tidak sebanyak muhadatsah
yang berpasang-pasangan, tapi kami rutin melakukan diskusi pada
malam minggu”. Sebagaimana dalam metode ini menunjukkan bahwa
upaya-upaya yang dilaksanakan oleh PP. Darul Lughah sangat
mendukung sekali dalam melatih berbicara Bahasa Arab. Menurut
Daradjat dan Zakiyah (2008:292), dalam dunia pendidikan metode
diskusi ini mendapat perhatian karena dengan diskusi akan
merangsang murid-murid berpikir atau mengeluarkan pendapat sendiri,
metode ini biasanya erat dikaitkan dengan metode lainnya, misalnya
metode ceramah, karyawisata dan lain-lain, hal ini diperkuat oleh
Hermawan (2011:136) secara umum keterampilan berbicara bertujuan
agar para pelajar mampu berkomunikasi lisan secara baik dan wajar
dengan bahasa yang mereka pelajari.
II
Sedangkan kelebihan dan kekurangan dari metode diskusi ialah,
pertama suasana kelas menjadi hidup, kedua, menggerakkan perhatian
dan pikiran kepada permasalahan yang sedang dibahas, ketiga dapat
mempertinggi prstasi pribadi seperti semangat toleransi, jiwa
demokrasi, kritis dalam berpikir, dll, keempat anak-anak dilatih
mematuhi peraturan, kelima sebagai pengalam berharga nanti
dimasyarakat. Sedangkan kekurangan metode diskusi ialah, pertama
tidak selamanya mudah bagi murid untuk mengatur cara-cara berpikir
sistimatis dan rapi, kedua biasanya guru kesulitan mendunga
penyelesaiian dan hasil diskusi karena waktu yang digunakan cukup
panjang. Sebaiknya tehnik-tehnik yang wajar adalah pertama apakah
sudah menjelaskan maalah-masalah pokok, kedua masalah-masalah
yang baru timbul apakah diserahkan kepada forum atau dijawab oleh
guru, ketiga bagaimana untuk menggugah partisipasi murid-murid
dalam diskusi, keempat bagaimana sikap guru dalam terhadap
pembahasan yang salah, kelima dapatkah tatatertip terpelihara selama
diskusi.
Dari pembahasan diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa
metode yang dipakai PP. Darul Lughah adalah metode elektik yaitu
kombinasi antara metode ceramah, tanya jawan, dan diskusi. Tetapi
selain itu peneliti tertarik pada metode yang dilakukan oleh PP. Darul
Lughah pada setiap hari Kamis pagi bahwa mereka bermuhadatsah
dengan mencari bahan sendiri dan topik ditentukan oleh guru pengajar
II
misalnya di lingkungan kamar mandi mereka mencari apasaja yang
ada di kamar mandi ditulis dan ditambah kata kerja seputar kamar
mandi oleh pengajar, setelah itu mereka langsung bermuhadatsah
memperaktekkan dari hasil temuan yang diawasi oleh guru pengajar.
Sebagai mana yang telah di ungkapkan oleh pegasuh pondok metode
ini dinamakan muhadatsah hurroh atau muhadatsah yang tidak pernah
putus harus berbicara terus.
Yang di maksud dengan metode bermain peran yang dilakukan
PP. Darul Lughah ialah guru memberikan tugas kepada beberapa
murid atau dibagi perkelompok misalnya meragakan situasi di pasar,
sebagaimana yang dikatakan Ust, Faiz “terkadang ketika mengajar
saya memberikan tugas kepada santri untuk mempersiapkan praktek
memperagakan situasi di pasar, masjid, dll. Sesuai dengan kemampuan
mereka dalam berbicara baik itu sendiri-sendiri maupun perkelompok.
Sedangkan menurut Hermawan adalah, “Pada aktivitas ini guru
memberikan tugas peran tertentu yang harus dilakukan oleh para
pelajar” (2011: 141)
Sistim pembelajaran yang digunakan Darul Lughah adalah sistim
Prosedur Pengembangan Sistim Instruksional (PPSI) sebagaimana
yang diungkapkan oleh KH. A. Gazali, Lc. Pembelajaran muhadatsah
di Darul lughah sudah mempunyai tujuan, yaitu agar supaya santri bisa
berkomunikasi secara aktif bukan pasif, aktif dalam artian santri bisa
memahami kitab dan tahu nahu sharafnya, dan bisa berbicara dengan
II
siapa saja. Sudah mempunyai materi pelajaran yaitu dengan
menggunakan kitab Mihadatsah dan Muthala‟ah Arabiyah.
Mempunyai metode yang mana metodenya menggunakan metode
gabungan antara metode ceramah, Tanya jawab, dan diskusi. Dan
mempunyai alat evaluasi yaitu dengan cara berbicara langsung dengan
santri, evaluasi setiap akhir pelajaran, dan ada evaluasi akhirnya
evaluasi lisan tan tulisan yang diadakan setahun dua kali. Sedangkan
menurut Imansjah Alipandle PPSI adalah suatu bentuk pengajaran
yang diatur menurut suatu sistem, yaitu sebagai suatu kesatuan yang
terorganisir, yaitu terdiri dari sebuah komponen yang saling
berhubungan antara satu dengan yang lain, dalam rangka mencapai
suatu tujuan. Komponen yang harus ada dalam PPSI antara lain adalah,
materi pelajaran, metode mengajar, alat atau media, evaluasi, dan lain-
lain yang kesemuanyan saling berintraksi guna mencapai tujuan yang
telah dirumuskan terlebih dahulu (1984:163).
Langkah-langkah pokok dalam PPSI, merumuskan tujuan
instruksional umum dan khusus, menetapkan materi atau bahan
pelajaran, menentukan alat pelajaran, menetapkan alat evaluasi.
Sebagaimana hasil wawancara, dokumentasi dan observasi bahwa di
PP. Darul Lughah telah menentukan langkah-langkah tersebut yaitu
pertama tujuan umum sebagaiman telah di ungkapkan KH. A. Gazali,
Lc, tujuannya adalah agar santri bisa berbicara Bahasa Arab dengan
siapapun, sedangkan tujuan khususnya murid bisa memahami tentang
II
nahwu, sharaf, dan kitab kuning. Sedangkan materinya muhadatsah
dan muthala‟ah muhadatsah. Media atau alat-alat mengajarnya seperti,
papan tulis, sepidol, gambar, tipe recorder, proyektor. Untuk alat
evaluasi PP. Darul Lughah yaitu berbentuk tes, tes tulis dan tes lisan
yang diadakan setiap dua kali dalam satu tahun, dan ada juga tes
langsung yaitu guru bermuhadatsa langsung dengan murid ketika
pelajaran muhadatsah.
Pembagian kelas yang ada di PP. Darul Lughah yaitu dibagi tiga
Ibtida‟, mutawassit, dan mutaqoddim, sebagai mana yang telah di
kemukakan oleh pengasuh pondok Darul Lughah KH. A. Gazali, Lc
bahwa “pembelajaran disini kami bagi menjadi tiga kelas agar tingkat
pemahaman pelajaran bisa diseimbangkan, karena dari mereka
pemahamannya tidak sama”. Ibtida‟ adalah tingkat pemula yang
tingkat pemahaman Bahasa Arabnya masih rendah, sedangkan
mutawassit adalah tingkatan pemahamannya sedang yaitu sudah mulai
memahami Bahasa Arab, dan mutaqoddim adalah tingkatan tertinggi
atau tingkat terakhir di dalam jenjang pembelajaran, jadi untuk
menentukan tingkatannya bukan dilihat dari ijazah dan umur tapi dari
pemahaman Bahasa Arabnya. Sebagaimana menurut Howard Gardner
kecerdasan bisa di bagi Sembilan yaitu, Kecerdasan bahasa, logika
matematika, spasial, music, kinestetik, interpersonal, intrapersonal,
naturalistic, eksistensial (2008: 5). Sedangkan untuk menentukan
II
tingatan kelas di Darul Lughah adalah hanya menggunakan kecerdasan
bahasa.
Langkah-langkah pembelajaranya adalah; pertama, mukaddimah
pada tahap ini guru harus mengupayakan bagaimana
mengkonsentrasikan perhatian murid kepadanya. Kedua, bacaan
percontohan (qiraah namudzajiyah) pada langkah ini guru harus
membaca berulang kali teks al-muhadatsah (materi pelajaran) dan
diikuti peserta didik. Ketiga menerjemah teks. Pada langkah ini guru
menterjemah teks muhadatsah jika dibutuhkan. Keempat membaca
perorangan (qiro‟ah fardiyah) pada langkah ini guru menunjuk
beberapa murid membaca kembali untuk meyakinkan sejauh mana
kemampun murid dalam menirukan intonasi dan makhrajil huruf
sebagaimana yang telah di contohkan sebelumnya. Kelima menghafal
teks muhadatsah, Keenam penerapan muhadatsah dimana setiap dua
orang dari mereka dibuat brhadap-hadapan dalam posisi duduk atau
berdiri, Ketujuh Pengelompokan disini guru mensetting peserta didik
menjadi kelompok-kelompok agar dapat bersaing antara satu
kelompok dengan kelompok lain, Kedelapan Pengembangan materi
muhadatsah, sedangkan untuk tingkat Ibtida‟ kedelapan adalah
evaluasi. Dan yang terakhir adalah evaluasi, yaitu guru berkomunikasi
langsung dengan murid.
Jadi dalam prakteknya penggunaan metode mengajar tidak
digunakan sendiri-sendiri, tapi merupakan kombinasi dari beberapa
II
metode-metode mengajar. Mengigat metode ceramah banyak segi yang
kurang menguntungkan, maka harus didukung dengan alat, media atau
metode-metode lain, karena itu setelah guru memberikan ceramah
maka dipandang perlu memberikan kepada murid mengadakan Tanya
jawab. Tanya jawab ini di perlukan untuk mengetahui pemahaman
murid terhadap apa yang telah disampaikan guru melalui metode
cerama, untuk lebih memantapkan penguasaan siswa terhadap bahan
yang telah disampaikan, maka tahap selanjutnya siswa di beri tugas
misalnya membuat tugas kesimpulan ceramah, pekerjaan rumah,
diskusi, dan sebagainya, diakhir diskusi diberi beberapa tugas yang
harus dikerjakan saat itu juga maksudnya untuk mengetahui hasil yang
dicapai, seperti menyimpulkan hasil diskusi dan diberikan kepada guru
pengajar. Sedangkan di PP. Darul Lughah sama halnya dengan apa
yang telah di jelaskan oleh, Saiful Bahri (2010: 49) yaitu
menggunakan metode gabungan antara metode ceramah, diskusi, dan
Tanya jawab, dan diakhir pelajaran ada muhadatsah, diskusi dan
melaporkan hasil diskusi kepada guru pengajar.
Di PP. Darul Lughah mengadakan bimbingan bagi mahasiswa
yang ingin melanjutkan pendidikan strata satu di Timur Tengah setelah
peneliti datang kelapangan pada hari Senin, 04 Maret 2013. “Bahwa
ada beberapa santri yang datang dari berbagai daerah seperti Sampang,
Pamekasan, dll. Mereka mendapatkan bimbingan terlebih dahulu yaitu
pada hari Jum‟at pagi, itu semua untuk mempersiapkan materi
II
pemberangkatan Darul Lughah menjadi tempat bimbingan karena
pengasuh Darul Lughah adalah alumni Timur Tengah dan juga setiap
mengirim santri ke sana langsung diterima atau lulus tes, maka dari itu
banyak yang mondok kesana sebelum pemberangkatan”. Dan juga di
PP. Darul Lughah mengadakan pondok Ramadhan atau membuka
kursus umum untuk semua golongan yang dilaksanakan pada bulan
Ramadhan baik itu mahasiswa maupun anak SD yang kelasnya dibagi
sesuai dengan tingkat kemampuan bahasanya. Sebagaimana yang
dikatakan oleh pengasuh pondok PP. Darul Lughah adalah, “setiap
bulan Ramadhan kami membuka kursusan umum tidak memandangan
yang mendaftar masih SD ataupun mahasiswa yang terpenting mereka
mau belajar dan pembagiannya sesuai dengan tingkat kemampuan
bahasa mereka, dan alhamdullah tahun ini santri meningkat dari tahun
sebelumnya tahun kemaren 350 tetapi tahun sekarang meningkat
menjadi 410 santri”.
2. Kendala-Kendala Pembelajaran Muhadatsah Di PP Darul Lughah
Kendala interen dan exteren, kendala interen ialah kurangnya
disiplin waktu dalam pembelajaran, santri sering terlambat, setelah
peneliti beberapa kali berkunjung ke tempat penelitian untuk
mengamati pembelajaran beberapa kali juga murid datang ketika
pelajaran sudah dimulai. Kurangnya bakat santri sehingga santri
jarang mengukuti perlombaan sebagai mana yang di ungkapkan Ust
Faiz, santri disini jarang mengikuti perlombaan-perlombaan dan beliau
II
tidak menjelaskan mengapa jarang mengikuti perlombaan. Di PP.
Darul Lughah tidak mempunyai organisasi santri, jadi semua bentuk
kegiatan dan pembelajaran tergantung kepada pengasuh dan para guru.
Sedangkan menurut Abu Ahmadi (2005:104) faktor interen yaitu
fisiologis (kondisi fisiologis umum dan kondisi panca indra),
psikologis (minat, kecerdasan, bakat, motivasi, kemampuan kognitif)
Ekstren yaitu lingkungan (alam dan sosial), instrumental (kurikulum,
program/bahan, sarana dan fasilitas, guru).
Sedangkan kendala di PP. Darul Lughah kurangnya minat
sehingga santri malas masuk kelas, bagi santri kelas ibtida‟ mereka
masih kesulitan dalam berbicara Bahasa Arab atau bermuhadatsah.
kedua tingkat kecerdasannya berbeda-beda sehingga bagi santri yang
belum hapal tidak masuk kelas dengan berbagai alasan. Motivasi
mereka dalam belajar ialah kalau kelas satu termotivasi karena mereka
harus bisa berbicara Bahasa Arab, dan kelas akhir mereka termotivasi
karena jika nilai dan Bahasa Arabnya baik maka akan mudah untuk
melanjutkan ke perguruan luar negeri.
Faktor ekstren dihadapi PP. Dalur Lughah adalah faktor
lingkungan karena posisi bagunannya berada di pinggir jalan jadi jika
kendaraan lewat maka proses belajar akan terganggu. Menurut Abu
Ahmadi (2005:104) Lingkungan sosial, baik yang berwujud manusia
maupun hal-hal yang lainnya. Lingkungan sosial yang lain, seperti
II
suara pabrik, hiruk piruk lalau lintas, gemuruhnya pasar, dan
sebagainya. Ini sebagai faktor ekstern dari hal lingkungan.
Di PP. Darul Lughah masih kekurangan dalam hal sarana karena
dalam pembelajarannya menggunakan masjid sebagai kelas, dalam
media pembelajaran yang ada hanya, papan tulis, spidol, meja kursi,
gambar, DVD, tipe recorder, dan proyektor, maka untuk solusinya
guru menggunakan media yang ada dan menggunakan kreatif sendiri.
Sedangkan dalam pembelajaran adanya media menurut Zaikah
Daradjat (2008: 231) media pendidikan terbagi beberapa macam
seperti bahan bacaan (buku bacaan, Koran, majalah, dll), alat-alat
pandang dan dengar (papan tulis, bagan, diagram, gambar, peta, globe,
audio, proyektor, dll), media yang bersumber dari masyarakat dan
alam (tingkah laku di masyarakat budaya, siswa langsung belajar di
luar kelas belajar bersatu dengan alam).
Di Darul Lughah guru masih kesulitan mengontrol aktifitas
bahasa para santri dikarenakan kamar ustad dan santri berjauhan dan
juga kesibukan kuliyah. Sebagaimana di ungkapkan ust Najibuddin
pada hari Senin, 04 Maret 2013 bahwa, kami masih kesulitan dalam
mengontrol bahasa santri sehari-hari karena sibuk kuliyah. Solusinya
adalah para ustad memasang mata-mata atau jasus diantara santri
secara bergantian untuk mengawasi santri yang tidak berbahasa Arab.
Sedangkan tugas guru menurut Musbikin, Imam (2010: 6) guru adalah
yang membimbing dan yang mengajari hingga memiliki bekal yang
II
memadai untuk menghadapi zamannya, yang selalu mengawasi anak
murid.
II
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah penulis membahas metode pembelajaran muhadatsah di
Pondok Pesantren Darul Lughah Waddirosat Islamiyah Palengaan
Pamekasan maka penulis akan menyimpulkan sebagai akhir dari penulisan
skripsi ini adalahsebagai berikut:
1. Metode yang digunakan dalam pembelajaran muhadatsah di Pondok
Pesantren Darul Lughah adalah menggunakan metode elektik yaitu
metode gabungan antara metode ceramah, Tanya jawab, diskusi, dan
bermain peran dalam pembelajarannya, dengan menggunakan sistim
Prosedur Pengembangan Sistim Instruksional (PPSI).
2. Kendala-kendala yang dihadapi Pondok Pesantren Darul Lughah
dalam pembelajaran muhadatsah adalah santri kesulitan dalam
meghafal dan berbicara Bahasa Arab, ketika datang kemalasan dan
kurang disiplinnya santri dalam belajar, kurangnya media
pembelajaran, sarana dan prasarana, guru kesulitan mengontrol
aktifitas bahasa santri sehari-hari, dan yang terakhir adalah faktor
lingkungan.
B. Saran-saran
Harapan penulis dalam penelitian ini mudah-mudahan dapat dijadikan
bahan pertimbangan bagi guru
II
1. Mengigat Bahasa Arab adalah bahasa yang kebanyakan orang di
anggap sulit, semoga dengan metode yang peneliti dapat simpulkan ini
bisa mengubah anggapan tersebut, kepada guru-guru Bahasa Arab
mari kita berjuang bersama meningkatkan minat peserta didik dalam
berbahasa Arab.
2. Kepada santri Darul Lughah Palegaan Pamekasan, agar lebih
memberikan perhatian khusus terhadap materi Bahasa Arab khususnya
muhadatsah, karena materi tersebut merupakan salah satu materi yang
sangat penting dibanding keterampilan bahasa yang lain.
3. Kepada pengasuh lembaga DLWDI hendaknya melengkapi media
pembelajaran termasuk laboratorium bahasa demi miningkatkan daya
saing baik di tingkat lokal, regional, nasional, maupun Internasional.
Dengan ucapan rasa syukur dari lubuk hati yang paling dalam
“Alhamdullahi Rabbil „Alamin” penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini dengan tepat waktu.
II
DAFTAR PUSTAKA
Afifuddin. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.
Ahmad, Abu.2005. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Ar, Samsuddin. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan Bahasa,
Bandung: Rosda Karya.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.
Jakarta: Rineka Cipta.
------------------------, 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis.
Jakarta: Rineka Cipta.
Alipandle. Imansjah. 1984. Didaktik Metodik Pendidikan Umum. Surabaya: Usaha
Nasional
Bachtiar, Harsa,W. 2010. Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan dan
Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Wali Press.
Bahri, Syaiful. Dkk. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Dahlan, Juwairiyah. 1992. Metode Belajar Mengajar Bahasa Arab.
Surabaya: Al-Ikhlas.
Fachrurrazi Aziz, dkk. 2012. Pembelajaran Bahasa Asing. Jakarta: Bania
Hadi, Amirullah, dkk. 1998. Metodologi Penelitian Pendidikan.
Bandung: Pustaka Setia.
Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajara Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia
Hamid, Abdul, dkk. 2008. Pembelajaran Bahasa Arab. Yogyakarta: UIN-Malang.
Hermawan, Acep. 2011. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab.
II
Bandung: Rosda Karya.
Hariwijaya, Atik Sustiwi. 2008. 1001 Pendekatan Multiple Intelligence.
Yogyakarta: Elmatera Publising.
Mujib, Fathul. 2010. Rekonstruksi Pendidikan Bahasa Arab.
Yogyakarta: Pedagogia
Musbikin, Imam. 2010. Guru Yang Menakjubkan. Jogjakarta: Buku Biru
Izzan, Ahmad. 2009. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab.
Bandung: Humaniora.
Makruf, Imam. 2009. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Aktif.
Semarang: Need‟s Press.
Margono. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Mukhlis, Ahmad. 2009. ههارة الكالم و طريقة تدريسها.
STIN Pamekasan Press: Keben Perdana Malang.
Musytofa, Saiful. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovatif.
Malang: UIN-Malik Press.
Salim Achmad Gazali. Pelajaran Bahasa Arab Muhadatsah dan Muthola‟ah
Arobiyah. Pamekasan:
Sugiono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Syihabuddin. 2005. Penerjemahan Arab Indonesia (Teori dan Praktek). Bandung:
Humaniora.
Zuhairini. 1981. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Malang Usaha Nasional.
II
Lampiran: I
PEDOMAN WAWANCARA
A. Wawancara dengan pengasuh
1. Apa prongram yang di gunakan dalam pembelajaran Bahasa Arab?
2. Apa saja metode yang digunakan dalam pembalajaran muhadatsah?
3. Mengapa menggunakan metode tersebut?
4. Apa kendala yang dihadapi pondok dalam pembelajaran muhadatsa
dan apa solusinya?
5. Apa tujuan utama yang hendak di capai dari penerapan pembelajaran
muhadatsah yang bapak laksanakan?
B. Wawancara dengan guru
1. Bagaimana langkah-langkah penerapan pembelajaran muhadatsah
yang bapak laksanakan?
2. Apa metode yang digunakan dalam pembelajaran muhadatsah yang
bapak terapkan?
3. Apa faktor pendukung dalam pembelajaran muhadatsah?
4. Bagaimana sikap santri terhadap mata pelajaran muhadatsah?
C. Wawancara dengan santri
1. Apa metode yang digunakan oleh guru saat pembelajaran muhadatsah?
2. Buku pelajaran apa yang digunakan dalam pembelajaran muhadatsah?
3. Apa anda cocok dengan metode yang digunakan oleh guru dalam
kegiatan pembelajaran Bahasa Arab?
II
Lampiran: II
TRANSKIP WAWANCARA
Subjek Peneliti : Pengasuh PP. Darul Lughah KH. A. Gazali, Lc.,M.HI
Hari/Tanggal : Senin, 04 Maret 2012
Waktu : 09.00-10.00 WIB
Lokasi : Di Teras Rumah Pengasuh
Jenis : Catatan Lapangan Berdasarkan Transkip Wawancara
Peneliti : Apa program yang di gunakan dalam pembelajaran Bahasa Arab?
Informan : Program yang kami gunakan di sini P.P. Darul Lughah sagat
konferensip dari empat metode pembelajaran Bahasa Arab yaitu
Maharotul Kalam, Maharotul Qiro‟ah, Maharotul Kitabah, dan
Maharotul Istima‟. Dari keempat metode yg paling sedikit istima‟
yang paling dominan disini adalah maharotul kalam, Semuanya
kami gunakan dalam pembelajaran Bahasa Arab tapi kami lebih
memfokuskan dalam Maharatul Kalamnya.
Peneliti : Apa saja metode yang digunakan dalam pembelajaran
muhadatsah?
Informan : Kami menggunakan metode dengan variatif seperti ceramah,
Tanya jawab, dan diskusi. Setiap pelajaran kami menggunakan
metode tersebut. Kalau pelajarannya satu jam kami menggunakan
½ jam dengan menggunakan ceramah di campur Arab dan
Indonesia, di mulai Tanya jawab antara santri dan ustad ataupun
sebaliknya ustad bertanya kepada santri selama ¼ jam. Kemudian
II
pelajaran tersebut di diskusikan, setelah diskusi hasil diskusi di
laporkan kepada guru pengajar dengan bergantian tapi di utamakan
kepada santri yang kurang dalam berbahasa untuk melaporkan
hasil diskusi.
Peneliti : Mengapa menggunakan metode tersebut?
Informan : Kami menggunakan metode tersebut untuk menghilangkan
kejenuhan santri dalam belajar bahasa dan juga di harapkan agar
supaya suasana dalam kelas aktif, karena kalau hanya
menggunakan metode ceramah maka banyak santri yang jenuh
kalau sudah jenuh maka santri sulit untuk menangkap pelajaran.
Peneliti : Apa kendala yang dihadapi pondok dalam pembelajaran
muhadatsah dan apa solusinya?
Informan : Kalau kendala yang kami hadapi kebanyakan minat santri yang
kadang-kadang melemah dan bawaanya malas. Untuk solusinya
kami sebagai pengasuh pondok harus terjun langsung ke lapangan
untuk memberikan motivasi kepada mereka yang sedang lemah
atau malas, untuk memotivasi mereka agar berbahasa Arab kami
menerapkan sanksi seperti membayar Rp. 1000, menghafal Al-
qur‟an, menghafal mufrodat, berdiri, dan pukulan. Untuk awalnya
santri tidak boleh menggunakan bahasa daerah, karena dengan
bahasa daerah sulit untuk berbahasa Internasional, maka kami
menerapkan bahasa nasional terlebih dahulu sehingga dengan
II
mengenal bahasa nasional mereka mudah untuk berbicara bahasa
Internasional atau berbahasa Arab.
Peneliti : Apa tujuan utama yang hendak dicapai dari penerapan
pembelajaran muhadatsah yang bapak kiyai laksanakan?
Informan : Tujuan utama kami dalam pembelajaran Bahasa Arab ini adalah
bagaiman santri berkomunikasi secara aktif bukan pasif, aktif
dalam artian bisa memahami kitab dan juga tahu dalam nahwu
shorofnya, bisa berbicara baik itu dengan orang arab atau siapa saja
yang bisa bebicara Bahasa Arab santri bisa berkomunikasi, bukan
hanya menyalahkan dalam kaidahnya saja tapi bisa untuk
berbicara.
Subjek Peneliti : Pengajar Bahasa Arab Ust. Najibuddin
Hari/Tanggal : Senin, 04 Maret 2012
Waktu : 10.00-11.00 WIB
Lokasi : Di Depan Kamar
Jenis : Catatan Lapangan Berdasarkan Transkip Wawancara
Peneliti : Bagaimana langkah-langkah penerapan pembelajaran muhadatsah
yang ustad laksanakan?
Informan : Sebelum mengajar biasanya saya mempersiapkan Materi,
bagaimanapun juga kita harus mempersiapkan sebelum kita
mengajar. Memilih metode, menentukan alat-alat atau media yang
sesuai dengan pelajaran, kalau didalam bahasa Inggris Listening
II
Bahasa Arabnya istima‟ itu saya menggunakan sound aktif atau
MP3, yang berisi muhadatsah atau cerita Bahasa Arab, kalau anak
kecil biasanya saya menggunakan khisoh berbahasa Arab, baru
masuk kekelasa baru menerapkan metode.
Peneliti : Apa metode yang ustad gunakan dalam pembelajaran
muhadatsah?
Informan : Pertama adalah ceramah yang kedua pegertian dari sebuah
muhadatsah jadi diartikan atau di terjemah dulu kemudian dibaca
lalu pertanyan saya menanya murid menjawab dan juga sebaliknya
murit bertanya saya menjawab, yang terakhir adalah muhadatsah
berdua antara temannya paling lama 5 menit
Peneliti : Apa faktor pendukung dalam pembelajaran muhadatsah?
Informan : Paktor pendukung pertama adalah media, metode, tempat dan
juga keaktifan atau keinginan santri untuk belajar
Peneliti : Bagaimana sikap santri terhadap mata pelajaran muhadatsah?
Informan : Alhamdullah mereka antusias karena mungkin pelajaran bahasa
yang satu-satunya di sini, karena kalau kelas 3 MA pertama adalah
tugas untuk mengikuti tes melanjutkan kuliah Bahasa Arab ke
jenjang lebih tinggi, kalau anak-anak kecilnya tergantung kita yang
mengajar kalau metodenya bagus menarik maka santri akan
II
antusias kalau metodenya begitu-begitu saja tetap saja santrinya
antara ia atau tidak.
Peneliti : Apa kendala yang dihadapi ustad dalam pembelajaran
muhadatsah?
Informan : Yang pertama adalah penyesuaian metode, di sini juga medianya
tidak begitu lengkap, solusinya setiap tahun kita menyesuaikan
media pelajaran dengan media yang ada, kadang juga membuat
media sendiri tergantung kekreativitasan guru.
Subjek Peneliti : Santri (Fathur Rozi)
Hari/Tanggal : Senin, 04 Maret 2012
Waktu : 13.00-14.00 WIB
Lokasi : Di Depan Kamar
Jenis : Catatan Lapangan Berdasarkan Transkip Wawancara
Peneliti :Apa metode yang digunakan oleh guru saat pembelajaran
muhadatsah?
Informan : Biasayanya ust menjelaskan pelajaran setelah itu kami diberi
waktu untuk bertanya terkadang ust juga bertanya kepada kami,
dan di akhiri dengan muhadatsah. Biasanya kami disuruh
menghafal percakapan-percakapan yang ada dibuku.
Peneliti :Buku apa yang digunakan dalam pembelajaran muhadatsah?
II
Informan : Buku yang kami gunakan dalam pelajaran muhadatsah adalah
Muhadatsah wa Muthola‟ah Arabiyah, Percakapan Bahasa Arab
Peneliti :Apa anda cocok dengan metode yang digunakan oleh guru dalam
kegiatan pembelajaran muhadatsah?
Informan : Masalah cocok tidak cocok kan tergantung orangnya kalau saya
lihat dari teman-teman cocok tapi ada yang senang dan ada juga
yang tidak, mareka yang tidak senang biasanya mereka yang belum
hapal kalau mereka tidak hapal itu di sanksi.
Peneliti :Belajarnya perkelompok atau perkelas?
Informan :Belajarnya perkelas, maksudnya belajarnya sesuai dengan
tingkatannya seperti santri yang baru masuk itu di tes dulu
bahasanya kalau belum bisa atau tingkat bahasanya rendah itu
masuk ke kelas ibtadi‟, kalau bisa atau sedang masuk ke kelas
mutawassit, kalau tingkat bahasanya tinggi maka ia masuk ke kelas
mutaqoddim. kadang kami belajar berkelompok dengan meminta
bimbingan khusus kepada ust untuk mengajari kami
II
Lampiran: III
CATATAN LAPANGAN
Catatan Observasi : No. 1
Subjek Penelitian : Metode dan kegiatan Pembelajaran Muhadatsah
Hari/tanggal : Senin, 04 maret 2013
Jam : 20.00-21.00 WIB
Tempat Penelitian : Masjid PP. Darul Lughah
Jenis Penelitian : Catatan Lapangan Berdasarkan Observasi
Bagian Deskriptif
Setelah shalat isya‟ di masjid darul lughah peneliti siap-siap mengikuti
materi pelajaran untuk mengamati metode apa yang dipakai dalam
pembelajarannya. Dari peneliti lihat para pengajar di Darul Lughah menggunakan
metode elektik yaitu kombinasi antara metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi.
Dengan di kombinasikannya dua metode atau lebih tersebut bisa menutupi
kekurangan satu metode dengan metode lain, sehingga anak didik mudah
memahami materi-materi dikelas.
Bagian Reflektif
Pembelajaran muhadatsah dalam kegiatan belajar mengajar di PP. Darul
Lughah pamekasan menggunakan metode elektik yaitu kombinasi antara metode
ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Sedangkan dalam penyampaian materinya ,
metode yang digunakan disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan.
Catatan Observasi : No. 2
Subjek Penelitian :Kegiatan PP. Darul Lughah selain muhadatsah
Hari/tanggal : Senin, 04 maret 2013
Jam : 20.00-21.00 WIB
Tempat penelitian : Masjid PP. Darul Lughah
II
Jenis penelitian : Catatan Lapangan Berdasarkan Observasi
Bagian Deskriptif
Kegiatan dalam pembelajaran Bahasa Arab dilaksanakan dalam bentuk
pengajian kitab kuning (kutubut turos), latihan pidato (muhadoroh) Bahasa Arab.
Pengajian kitab kuning dilaksanakan setelah shalay subuh, dan muhadoroh
dilaksanakan pada malam minggu.
Pelaksanaan kitab kuning dipimpin langsung oleh pengasuh PP. Darul
Lughah, sedangkan untuk pelaksanaan muhadorohnya diserahkan kepada ust-
ustad junior.
Bagian Reflektif
Kegiatan ko-kurikuler meliputi muhadoroh yang pada pelaksanaanya di
pimpin langsung oleh para ustad junior, sedangkan untuk pelaksanaan kitab
kuning langsung di pimpin oleh pengasuh pondok Darul Lughah.
Catatan Observasi : No. 3
Subjek Penelitian :Kegiatan PP. Darul Lughah dalam Pembelajaran dan
evaluasi
Hari/tanggal : Senin, 04 maret 2013
Jam : 20.00-21.00 WIB
Tempat penelitian : Masjid PP. Darul Lughah
Jenis penelitian : Catatan Lapangan Berdasarkan Observasi
Bagian Deskriptif
Salah satu evaluasi paling nampak yang dilakukan oleh santri ketika dalam
pelajaran adalah guru langsung bermuhadatsah dengan santri, sedangkan evaluasi
dalam bentuk lainnya adalah ujian tahriri dan safahi
Bagian Reflektif
Tahriri dan Safahi adalah dua bentuk evaluasi yang dilakukan di PP. Darul
Lughah, tahriri adalah ujian tulis sedangkan safahi adalah ujian lisan.
II
Catatan Observasi : No. 4
Subjek Penelitian :Kegiatan PP. Darul Lughah dalam Pembelajaran
Muhadatsah
Hari/tanggal : Selasa, 04 maret 2013
Jam : 05.30-06.30 WIB
Tempat penelitian : Masjid PP. Darul Lughah
Jenis penelitian : Catatan Lapangan Berdasarkan Observasi
Bagian Deskriptif
Pada jam 05.30 ini, peneliti mengamati kegiatan para santri tentang
muhadatsah yang dilaksanakan di masjid dan sekitarnya. Dalam kegiatan ini ust
memberikan mufrodat-mufrodat yang baru untuk di masukkan dalam percakapan,
dan disini juga guru selalu mengawasi bagi mereka yang tidak berbicara maka
akan mendapatkan hukuman. Disini terlihat jelas keterampilan anak-anak dalam
berbicara Bahasa Arab
Bagian Reflekti
Pada acara muhadatsah ini, para santri diajari trampil didalam berbicara
karena ketika muhadatsah di mulai maka tidak ada yang diam semuanya harus
bicara.
II
Lampiran: V
DATA GURU PENGAJAR DI PONDOK PESANTREN DARUL LUGHAH
WADDIROSATIL ISLAMIYAH PAMEKASAN
NO NAMA ALAMAT
01 KH. Ach.Gazali Salim, Lc.M.Hi Seninan Akkor
02 Ust. Karimullah Idris, S.Pd.I Akkor Pamekasan
03 Ust. Ach. Muhyiddin, S.Pd.I Kalimantan
04 Ust. Faizul Hanif Mahfud, S.Pd.I Puger Jember
05 Ust. Najibuddin Kadur Pamekasan
06 Ust. Ahmad Mahfud Akkor Pamekasan
07 Ust. Sholahuddin Al Ayyubi Akkor Pamekasan
08 Ust. Mustahar Ali Wardana Kalibaru Banyuwangi
09 Ust. Ahmad Dahri, S.Hi Akkor Pamekasan
10 Ust. Abdur Rahim Akkor Pamekasan
11 Ust. Mustaqim Waru Pamekasan
12 Ust. Amiruddin Akkor Pamekasan
13 Ust. Abu Hamim Probolinggo
14 Ust. Muhammad Rasyid Ridho Akkor Pamekasan
15 Ust. Ahmad Zaini Kowel Pamekasan
16 Ust. Maulana Humaini Waru Pamekasan
17 Ust. Saifuddin Kalpis Bangkalan
18 Ust. Rasidi Gunung Rancak Sampang
19 Ust. Ibnu Ubaidillah Tagangser Haja Pasean
20 Ust. Muhammad Ainul Yaqin Panglegur Pamekasa
21 Ust. Moh. Fumid Pangarengan Sampang
22 Ust. Fathullah Kokop Bangkalan
23 Ust. Abd Majib Larangan Pamekasan
24 Ust. Moh. Masyhuri Akkor Pamekasan
25 Ust. Saiful Amin Akkor Pamekasan
II
Lampiran: VI
DATA SANTRI PONDOK PESANTREN DARUL LUGHAH
WADDIROSATIL ISLAMIYAH PAMEKASAN
NO NAMA SANTRI TINGKATAN
1 Mansur Ibtida‟
2 Basori Ibtida‟
3 Moh. Lutfi Ibtida‟
4 Agus Wahid H. Ibtida‟
5 Moh. Zainuddin Ibtida‟
6 Musta‟in Ibtida‟
7 Moh. Iswan S. Ibtida‟
8 Abd. Asis Ibtida‟
9 Murojab Ibtida‟
10 Moh. Taufiq Ibtida‟
11 Abdus Shofiullah Ibtida‟
12 Abd. Qadir Ibtida‟
13 Agus Siswanto Ibtida‟
14 Maulana Akmal Ibtida‟
15 Fathurrosi Ibtida‟
16 Rudi Hartono Ibtida‟
17 Joni Frindra Ibtida‟
18 Muzanni Ibtida‟
19 Moh. Ro‟iq Ibtida‟
20 Ach. Muafa Ibtida‟
21 Moh. Mahrus Ibtida‟
22 Miftahul Arifin Ibtida‟
23 Fahmi Sahab Ibtida‟
24 Joni Iskandar Ibtida‟
25 Moh. Alawi Ibtida‟
26 Moh. Hefni Ibtida‟
27 Kusnandi Ibtida‟
28 Moh. Roni Mutawassit
29 Syarifuddin Mutawassit
30 Ach. Farhan Mutawassit
31 Abdul Jamal Mutawassit
32 Nadzir Mutawassit
33 Abdullah Mutawassit
34 Imam Abu Yazid Al-bustomi Mutawassit
35 Syaifur Rijal Mutawassit
36 Abdul Rahman Mutawassit
37 Moh. Ali Wafi Mutawassit
38 Badrut Tamam Mutawassit
II
39 Imam Syafi‟i Mutawassit
40 Rendiansyah Mutawassit
41 Abdul Wahed Mutawassit
42 Ach Jailani Mutawassit
43 Moh. Amin Mutawassit
44 Gzafiruddin Mutawassit
45 Ach. Zamzami Mutawassit
46 Ahmad Farid Mutawassit
47 Sulaiman Mutawassit
48 Habibi Mutawassit
49 Moh. Muti‟ur rohman Mutaqaddim
50 Solehoddin Mutaqaddim
51 Afandi Mutaqaddim
52 Husnol fuad Mutaqaddim
53 Ach. Fathoni Mutaqaddim
54 Erfan malik Mutaqaddim
55 Nurul hidayat Mutaqaddim
56 Abd. Ghani Mutaqaddim
57 Zainullah Mutaqaddim
58 Ariyanto Mutaqaddim
59 Hasyim A. Mutaqaddim
60 Khoirul Anam Mutaqaddim
61 Subairi Mutaqaddim
62 Syaifuddin Mutaqaddim
II
Lampiran: VII
DOKUMENTASI KEGIATAN DI PONDOK PESANTREN DARUL
LUGHAH WADDIROSATIL ISLAMIYAH PALNGGAAN PAMEKASAN
II
II
II