154
i SKRIPSI PENGARUH MEDIA PERMAINAN LINTASAN ARUS TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG KONSUMSI BUAH DAN SAYUR PADA SISWA DI SDN 01 TAWANGREJO MADIUN OLEH : YULIARGIE DEBBI HARFIYANTO NIM : 201503048 STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN PRODI S1 KESEHATAN MASYARAKAT PEMINATAN PROMOSI KESEHATAN 2019

SKRIPSI PENGARUH MEDIA PERMAINAN LINTASAN ARUS …repository.stikes-bhm.ac.id/627/1/1.pdf · ii skripsi pengaruh media permainan lintasan arus terhadap peningkatan pengetahuan dan

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • i

    SKRIPSI

    PENGARUH MEDIA PERMAINAN LINTASAN ARUS

    TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP

    TENTANG KONSUMSI BUAH DAN SAYUR PADA SISWA DI

    SDN 01 TAWANGREJO MADIUN

    OLEH :

    YULIARGIE DEBBI HARFIYANTO

    NIM : 201503048

    STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

    PRODI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

    PEMINATAN PROMOSI KESEHATAN

    2019

  • ii

    SKRIPSI

    PENGARUH MEDIA PERMAINAN LINTASAN ARUS

    TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP

    TENTANG KONSUMSI BUAH DAN SAYUR PADA SISWA DI

    SDN 01 TAWANGREJO MADIUN

    Diajukan untuk memenuhi

    salah satu persyaratan dalam mencapai gelar

    Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM)

    OLEH :

    YULIARGIE DEBBI HARFIYANTO

    NIM : 201503048

    STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

    PRODI S1 KESEHATAN MASYARAKAT

    PEMINATAN PROMOSI KESEHATAN

    2019

  • iii

  • iv

  • v

  • vi

    LEMBAR PERSEMBAHAN

    Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya

    sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi. Dalam pembuatan Skripsi,

    banyak sekali pihak yang telah mendoakan, membantu, dan menyemangati

    penulis sehingga penilis dapat menyelesaikan Skripsi dengan baik. Maka

    pada kesempatan ini izinkan lah penulis untuk mengucapkan rasa syukur

    dan terimakasih kepada:

    1. IBU (Sri Harnanik) yang telah mengandung, melahirkan, merawat,

    mendidik dengan penuh kasih sayang, tanpa mengeluh dalam setiap

    peluh. Menguatkan dengan segala kepercayaan kalau debbi pasti

    bisa. Terima kasih sudah menjadi sosok yang selalu debbi kagumi,

    memberi contoh dalam hidup agar bisa bermanfaat bagi orang lain,

    bahwa kita harus selalu menolong dan bersimpati kepada yang lain.

    Memberi contoh dan mengingatkan bahwa hidup yang kekal bukan

    di dunia, tetapi di akhirat. Terima kasih juga atas segala perhatian

    dan canda tawa yang diberikan. Maaf debbi belum bisa menjadi

    anak yang selalu berbakti. Maaf karena putra tunggal ini masih

    kurang dalam menjadi lelaki yang hebat seperti ALM Bapak,

    tetapi debbi selalu akan berusaha menjadi seperti IBU dan ALM

    Bapak. Semua yang Ibu pernah lakukan untuk debbi tidak akan

    pernah bisa terbalas, tetapi debbi akan selalu berusaha dan berdoa

  • vii

    agar Ibu selalu sehat dan berada pada lindunganNya. Debbi akan

    selalu mengingat nama Ibu dan ALM Bapak dalam setiap sujud

    kepadaNya.

    2. Bapak Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes selaku ketua STIKES Bhakti Husada

    Mulia Madiun, dan selaku Dosen Pembimbing 1 yang telah memberikan

    bimbingan, petunjuk dan kesempatan dalam menyusun skripsi ini.

    3. Ibu Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku ketua Program Studi

    S1 Kesehatan Masyarakat STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun dan

    Dosen Pembimbing 2, yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk

    dalam penyusunan skripsi ini.

    4. Ibu Hanifah Ardiani, S.KM.,M.KM selaku Ketua Dewan Penguji, yang

    senantiasa mendampingi dan membantu dalam skripsi ini.

    5. Seluruh Dosen Kesehatan Masyarakat yang namanya tidak dapat

    disebutkan satu persatu. Terimakasih atas didikannya selama perkuliahan

    ini.

  • viii

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    Nama : Yuliargie Debbi Harfiyanto

    Jenis Kelamin : Laki-Laki

    Tempat dan Tanggal Lahir : Madiun, 28 Juli 1996

    Agama : Islam

    Alamat : Jl. Pilangboga No.19 Madiun

    Email : [email protected]

    Riwayat Pendidikan : 1. TK YWKA Madiun (2001-2003)

    2. SDN 01 Kartoharjo Madiun (2003-2009)

    3. SMPN 13 Madiun (2009-2012)

    4. SMAN 5 Madiun (2012-2015)

    5. STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun (2015-

    2019)

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

    rahmat dan hidayah-Nya, Skripsi ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang

    telah ditentukan.

    Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada

    pihak – pihak yang telah memberikan bimbingan serta turut membantu kelancaran

    pelaksanaan penyusunan Skripsi ini, yaitu :

    1. Ibu Nurul Hayati selaku kepala Sekolah SDN 01 TawangRejo telah

    memberikan izin dalam pengambilan data awal di SDN 01 TawangRejo

    2. Bapak Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes selaku ketua STIKES Bhakti Husada

    Mulia Madiun, dan selaku Dosen Pembimbing 1 yang telah memberikan

    bimbingan, petunjuk dan kesempatan dalam menyusun skripsi ini.

    3. Ibu Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku ketua Program Studi S1

    Kesehatan Masyarakat STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun dan Dosen

    Pembimbing 2, yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk dalam

    penyusunan skripsi ini.

    4. Ibu Riska Ratnawati,S.KM.,M.Kes selaku Ketua Dewan Penguji, yang

    senantiasa mendampingi dan membantu dalam skripsi ini.

    5. Semua pihak yang telah membantu pelaksanaan praktek peminatan.

    Kami menyadari bahwa Skripsi ini masih ada kekurangan baik isi maupun

    penyajiannya, semoga Skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak dan dapat

    digunakan sebagai awal dalam melakukan penelitian.

    Madiun, 20 Agusutus 2019

    Yuliargie Debbi Harfiyanto

  • ix

    Program Studi Kesehatan Masyarakat

    Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun

    2015

    ABSTRAK

    Yuliargie Debbi Harfiyanto

    PENGARUH MEDIA PERMAINAN LINTASAN ARUS TERHADAP

    PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG KONSUMSI

    BUAH DAN SAYUR PADA SISWA DI SDN 01 TAWANGREJO MADIUN

    132 halaman+ 16 tabel + 12 gambar + 9 lampiran

    Latar belakang : Hasil survei Riskesdas 2013, menunjukkan 93,5% penduduk

    Indonesia yang berusia ≥ 10 tahun tergolong kurang dalam mengkonsumsi sayur

    dan buah. Anak dapat mempunyai peluang besar untuk menderita kurang gizi

    karena makanan yang dikonsumsi dalam jumlah sedikit sehingga tidak memenuhi

    kebutuhan nutrisinya. Salah satu upaya dapat dilakukan yaitu melalui kegiatan

    penyuluhan gizi, karena perubahan pengetahuan seseorang dapat dimulai dengan

    pemberian informasi. Penelitian ini bertujuan meningkatkan pengetahuan buah

    dan sayur pada anak sehingga dapat memotivasi anak untuk mengkonsumsi buah

    dan sayur dalam jumlah yang memadai.

    Metode : Desain penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode Quasi

    Eksperiment One group pretest-postest. Siswa Siswi Kelas 4 dan 5 SDN 01

    Tawang Rejo Madiun sebanyak 54 anak. Data penelitian diperoleh melalui

    kuesioner dan observasi. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon. Penelitian ini

    dilaksanakan bulan Agustus 2019.

    Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan

    antara pemberian media lintasan arus dengan tingkat pengetahuan siswa (p-value

    = 0,000) dan sikap siswa (p-value = 0,000).

    Simpulan : pemberian informasi mengenai konsumsi buah dan sayur kepada anak

    sebaiknya menggunakan media permainan sehingga informasi dapat diterima

    dengan mudah.

    Kata Kunci : Konsumsi Buah dan Sayur, Pengetahuan, Sikap, Permainan

    Media Lintasan Arus

    Kepustakaan : 39 (2007-2019)

  • x

    Public Health Study Program Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun

    2015 ABSTRACT

    Yuliargie Debbi Harfiyanto

    THE INFLUENCE OF GAME LINE METHOD TO KNOWLEDGE AND

    ATTITUDES ABOUT CONSUMPTION FRUIT AND VEGETABLES IN

    STUDENTS IN SDN 01 TAWANGREJO MADIUN

    132 pages + 16 tables + 12 images + 9 attachments

    Background: The survey results showed Riskesdas 2013, 93.5% of Indonesia who was ≥ 10 years belongs in consuming less vegetables and fruits . Child can have great opportunity to suffer from malnutrition because of food are consumed

    in amounts slightly so that it does not meet his nutritional needs. One of the

    efforts can be done through public awareness of nutrition, since the change of

    knowledge one can begin with the giving of the information. This research aims to

    increase the knowledge of fruits and vegetables in children so that they can

    motivate children to consume adequate amounts of fruits and vegetables.

    Method: The design of quantitative research methods Quasi Alphabets Experiment One group pretest-postest. Students grade 4 and 5 SDN 01 Tawang Rejo Madison as much as 54. Research Data obtained through questionnaires and observation. Data analysis used the Wilcoxon test. This research was carried out in

    August 2019. Results: The results of this study showed that there was significant influence between the granting of the current trajectory with medium level of knowledge of

    students (p-value = 0.000) and the attitude of the students (p-value = 0.000). Summary: providing information about fruit and vegetable consumption to children should use media games so that information can be received easily.

    Keywords: fruit and vegetable Consumption, knowledge, attitude, the game's

    Line Media Libraries: 39 (2007-2019)

  • xi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

    LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iii

    LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iv

    HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ v

    LEMBAR PERSEMBAHASAN ................................................................... vi

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... viii

    KATA PENGANTAR .................................................................................... ix

    ABSTRAK ...................................................................................................... x

    ABSTRACT .................................................................................................... xi

    DAFTAR ISI ................................................................................................... xii

    DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv

    DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv

    DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi

    DAFTAR ISTILAH ....................................................................................... xvii

    DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xviii

    BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 5 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 5 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 6 1.5 Keaslian Penelitian............................................................................. 7

    BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Promosi Kesehatan............................................................................. 9 2.2 Domain Perilaku Kesehatan ............................................................... 10 2.3 Konsumsi ........................................................................................... 29 2.4 Buah dan Sayur .................................................................................. 30 2.5 Kerangka Teori .................................................................................. 51

    BAB 3. KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN

    3.1 Kerangka Konseptual ......................................................................... 52 3.2 Hipotesis Penelitian ........................................................................... 52

    BAB 4. METODE PENELITIAN

    4.1 Desain Penelitian ............................................................................... 54 4.2 Populasi dan Sampel .......................................................................... 55 4.3 Kerangka Kerja Penelitian ................................................................. 57 4.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ..................... 58 4.5 Instrumen Penelitian .......................................................................... 62 4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 66 4.7 Prosedur Pengumpulan Data .............................................................. 67 4.8 Teknik Analisis Data.......................................................................... 69 4.9 Etika Penelitian .................................................................................. 71

    BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN

    5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................. 73 5.2 Hasil Penelitian .................................................................................. 75 5.3 Pembahasan ....................................................................................... 83

  • xii

    BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN

    6.1 Kesimpulan ........................................................................................ 93

    6.2 Saran .................................................................................................. 94

    DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 95

    LAMPIRAN .................................................................................................... 98

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Tabel Keaslian Penelitian .............................................................. 7

    Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel ....................................................... 60

    Tabel 4.2 Validitas instrument penelitian variabel pengetahuan dan sikap . 63

    Tabel 4.3 Nilai Alpha Cronbach’s ................................................................ 65

    Tabel 4.4 Reliabilitas instrumen penelitian variabel pengetahuan dan sikap. 65

    Tabel 4.5 Realisasi pelaksanaan penelitian di SDN 01 Tawang Rejo........... 66

    Tabel 4.6 Coding variabel penelitian ........................................................... 69

    Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden (siswa – siswi kelas 4 dan 5)

    berdasarkan usia di SDN 01 Tawang Rejo Kota Madiun,

    Agustus 2019. ................................................................................ 76

    Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden (siswa – siswi kelas 4 dan 5)

    berdasarkan jenis kelamin di SDN 01 Tawang Rejo Kota Madiun,

    Agustus 2019. ................................................................................ 76

    Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden (siswa – siswi kelas 4 dan 5)

    berdasarkan kelas di SDN 01 Tawang Rejo Kota Madiun,

    Agustus 2019. ................................................................................ 77

    Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi berdasarkan Variabel pengetahuan tentang

    Konsumsi Buah dan Sayur sebelum permainan media lintasan arus

    (Pre-test) ........................................................................................ 77

    Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi berdasarkan Variabel pengetahuan tentang

    Konsumsi Buah dan Sayur Sesudah permainan media lintasan arus

    (Post-test) ...................................................................................... 78

    Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi berdasarkan Variabel sikap tentang

    Konsumsi Buah dan Sayur sebelum permainan media lintasan arus

    (Pre-test) ........................................................................................ 78

    Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi berdasarkan Variabel sikap tentang

    Konsumsi Buah dan Sayur Sesudah permainan media lintasan arus

    (Post-test) ...................................................................................... 79

    Tabel 5.8 Uji Normalitas Variabel Pengetahuan dan Sikap .......................... 80

    Tabel 5.9 Uji Wilcoxon Terhadap Variabel Pengetahuan ........................... 81

    Tabel 5.10 Uji Wilcoxon Terhadap Variabel Sikap .......................................... 82

  • xiv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Kerucut pengalaman Edgar Dale .............................................. 19

    Gambar 2.2 Kerangka Teori ......................................................................... 51

    Gambar 3.1 Kerangka Konseptual ............................................................... 52

    Gambar 4.1 Rancangan Penelitian ............................................................... 55

    Gambar 4.2 Kerangka Kerja Penelitian ........................................................ 57

    Gambar 7.1 Memperkenalkan Diri ............................................................... 135

    Gambar 7.2 Foto Saat membagikan soal pre-test ......................................... 135

    Gambar 7.3 Foto ketika siswa dan siswi bertanya mengenai soal pre-test .. 135

    Gambar 7.4 Foto saat siswa siswi mengerjakan soal pre-test ...................... 135

    Gambar 7.5 Foto ketika menjalankan permainan media lintasan arus ......... 136

    Gambar 7.6 Foto ketika menjalankan perminan media lintasan arus........... 136

    Gambar 7.7 Foto siswa siswi mengerjakan soal post-test setelah

    dilakukan penyuluhan ............................................................... 136

    Gambar 7.8 Foto siswa siswi mengerjakan soal post-test setelah

    dilakukan penyuluhan ............................................................... 136

  • xv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 = Kartu Audiens Mengikuti Seminar 7x .........................100

    Lampiran 2 = Kartu Bimbingan ..........................................................102

    Lampiran 3 = Surat Validitas dan Reliabilitas ....................................103

    Lampiran 4 = SAP ...............................................................................105

    Lampiran 5 = Informed Consent Kuesioner ........................................115

    Lampiran 6 = Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Pengetahuan ...120

    Lampiran 7 = Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Sikap ...............124

    Lampiran 8 = Output Analisis Univariat ............................................128

    Lampiran 9 = Output Analisis Bivariat ..............................................130

    Lampiran 10 = Dokumentasi .................................................................135

  • xvi

    DAFTAR ISTILAH

    And = Dan

    Analysis = Analisis

    Application = Aplikasi

    Bill Board = Papan Pengumuman

    Channel = Saluran

    Cleaning = Pembersihan

    Coding = Menyandi

    Control = Kontrol

    Comprehension = Memahami

    Counceling = Konseling

    Criteria = Kriteria

    Confidentiality = Kerahasiaan

    Dependent = Terikat

    Design = Desain

    Editing = Suntingan

    Enabling = Pendukung

    Entry = Memasukkan Data

    Expected = Diharapkan

    Factor = Faktor

    Fase = Tahap

    Ganchart = Grafik Kegiatan

    Independent = Bebas

    Informed Consent = Lembar Persetujuan

    Know = Tahu

    Picky Eaters = Pilih-pilih makanan

    Public = Publik

    Predisposing = Predisposisi

    Pre-Test = Sebelum Tes

    Post Test = Sesudah Tes

    Prevalensi = Prevalensi

    Probability = Kemungkinan

    Random = Acak

    Ratio = Perbandingan

    Reinforcing = Pendorong

    Responding = Jawaban

    Sampling = Penarikan Contoh

    Simple = Sederhana

    Significant = Penting

    Software = Perangkat Lunak

    Syntesis = Sintesis

    Valid = Benar

  • xvii

    DAFTAR SINGKATAN

    Ca = Kalsium

    DEPKES = Departemen Kesehatan

    dkk = dan kawan-kawan

    Fe = Besi

    IGF = Insulin Growth Factor

    KBBI = Kamus Besar Bahasa Indonesia

    mg = milligram

    MTs = Madrasah Tsanawiyah

    L.Green = Lawrence Green

    PUSKESMAS = Pusat Kesehatan Masyarakat

    RI = Republik Indonesia

    RISKESDAS = Riset Kesehatan Dasar

    RP = Ratio Prevalensi

    SD = Sekolah Dasar

    SDN = Sekolah Dasar Negeri

    SPSS = Statistical Package for the Social Sciences

    STIKES = Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

    TV = Televisi

    WHO = World Health Organization

  • 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Pemenuhan zat gizi pada anak usia sekolah harus terpenuhi secara kualitas

    maupun kuantitas untuk dapat mengoptimalkan proses pertumbuhan dan

    perkembangan anak (Adriani M, Bambang W, 2014). Salah satu pola makan

    yang tidak benar pada anak sekolah adalah kurangnya konsumsi sayur dan

    buah sehingga kebutuhan zat gizi mikro tidak terpenuhi secara maksimal (Devi

    N, 2012).

    Zat gizi mikro yang terkandung dalam sayur dan buah adalah serat,

    vitamin, dan mineral dengan kebutuhan relatif kecil namun fungsinya tidak

    dapat digantikan oleh zat gizi lain (Almatsier, S. 2009). Pada masa anak

    sekolah, vitamin berperan untuk proses pertumbuhan gigi, tulang, dan kerangka

    tubuh, essensial untuk mata, diferensiasi sel, reproduksi serta integritas sistem

    imun. Fungsi mineral bagi masa anak sekolah adalah pembentukan massa

    tulang, proses metabolisme, dan perkembangan fungsi otak (Adriani M,

    Bambang W,2014).

    Rekomendasi konsumsi sayur buah menurut WHO 2003 adalah 400 gram

    atau setara dengan 5 porsi per hari untuk semua kelompok usia (WHO,2003).

    Hasil survei Riskesdas 2013, menunjukkan 93,5% penduduk Indonesia yang

    berusia ≥ 10 tahun tergolong kurang dalam mengkonsumsi sayur dan buah.

    Selain itu, di Provinsi Jawa Timur menunjukkan persentase kelompok umur ≥

    10 tahun yang kurang dalam mengkonsumsi buah dan sayur di Jawa Timur

  • 2

    sebesar 95,4% (Profil Kesehatan Jawa Timur , 2017). Pada Tahun 2017 di Kota

    Madiun terdapat 14 kasus gizi buruk pada anak usia ≥ 5 tahun, hal ini

    mengalami peningkatan dari Tahun 2016 sebanyak 12 kasus gizi buruk. Hal

    tersebut disebabkan karena tingkat kepatuhan pola makan balita dipengaruhi

    banyak faktor, diantaranya adalah pola asuh orang tua, lingkungan dan

    kebiasaan pola makan di keluarga (Profil Kota Madiun,2017).

    Anak dapat mempunyai peluang besar untuk menderita kurang gizi karena

    makanan yang dikonsumsi dalam jumlah sedikit sehingga tidak memenuhi

    kebutuhan nutrisinya. Hasil survei Riskesdas 2018 status gizi kurang turun

    menjadi 17,7% dari 19,6% tetapi penurunan yang tercatat dinilai masih kurang

    signifikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan batas prevalensi

    20% untuk gizi buruk, selain itu Kurangnya konsumsi buah dan sayur akan

    menimbulkan resiko terjadinya gangguan kesehatan di masa yang akan datang

    dan dapat beresiko dalam memicu perkembangan penyakit degeneratif seperti

    obesitas, diabetes, hipertensi dan kanker yang biasa muncul di usia dewasa

    (Astuti, 2013)

    Melihat masalah tersebut maka diperlukan upaya pendidikan gizi sejak

    dini yaitu pada siswa Sekolah Dasar guna meningkatkan pengetahuan buah dan

    sayur pada anak. Upaya tersebut diharapkan dapat memotivasi anak untuk

    mengkonsumsi buah dan sayur dalam jumlah yang memadai. Pada usia

    sekolah, anak sudah mulai lepas dari pengawasan orang tua sehingga mulai

    pilih-pilih makanan (picky eaters) dan hanya mengkonsumsi makanan yang

    disukainya sehingga jarang menkonsumsi sayur dan buah. Padahal anak

  • 3

    memerlukan nutrisi yang cukup dan seimbang dalam proses berpikir, belajar

    dan beraktivitasnya (Devi, 2012).Oleh karena itu, mengingat konsumsi

    terhadap sayur dan buah rendah pada kelompok anak sekolah dasar terutama di

    kota, maka dibutuhkan usaha untuk meningkatkan konsumsi sayur dan buah

    melalui edukasi. Karena perubahan perilaku seseorang dapat dimulai dengan

    memberikan informasi dan pengetahuan (Iana Tresia, 2016). Menurut hasil

    Riskesdas tahun 2018, dalam hal konsumsi sayur dan buah, 95,5% anak usia ≤

    5 tahun kurang makan sayur dan buah. Konsumsi sayur dan buah yang rendah

    menyebabkan asupan serat tidak mencukupi.

    Salah satu upaya dapat dilakukan yaitu melalui kegiatan penyuluhan gizi,

    karena perubahan pengetahuan seseorang dapat dimulai dengan pemberian

    informasi. Penyuluhan gizi didukung oleh media yang sesuai dengan sasaran

    yang akan dituju. Media sangat mempengaruhi sebuah penyuluhan karena

    membantu dalam penyampain materi dan membantu untuk memperagakan

    sesuatu yang ingin disampaikan oleh penyuluh (Notoatmodjo, 2015).

    Penerapan atau penyampaian promosi kesehatan ini akan menggunakan

    media permainan lintasan arus, karena dengan media permainan siswa dapat

    lebih mudah memahami, selain itu siswa juga tidak mengalami kebosanan

    dalam penyampaian materi. Salah satu keunggulan tehnik ini adalah siswa

    mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam

    suasana yang menyenangkan selain itu permainan ini juga dapat melatih siswa

    untuk memiliki sikap sosial yang baik dan melatih kemampuan siswa dalam

    bekerja sama disamping melatih kecepatan berfikir siswa dan melatih siswa

  • 4

    agar lebih cermat dan lebih kuat pemahamannya terhadap suatu materi pokok.

    Permainan lintasan arus ini adalah permainan yang dapat dilakukan oleh 6-8

    orang, dan membutuhkan waktu selama 30 menit. Permainan lintasan arus

    peserta diharapkan mampu mengisi bagan lintasan arus dengan

    menghubungkan gambar dan informasi dengan benar sesuai dengan petunjuk

    yang telah diberikan berupa kata kunci (Reza Gema, 2014).

    Kelurahan Tawangrejo memiliki 2 SDN yaitu SDN 1 Tawangrejo dan

    SDN 2 Tawangrejo, berdasarkan hasil survei pendahuluan yang telah dilakukan

    oleh peneliti yaitu dari 2 SDN tersebut pengetahuan dan sikap mengenai

    konsumsi buah dan sayur yang terendah adalah SDN 1 Tawangrejo. Hasil

    untuk pengetahuan konsumsi buah dan sayur masih cukup rendah karena angka

    capaian hanya 30% dan untuk hasil mengenai sikap yang tidak setuju mengenai

    konsumsi buah dan sayur sebanyak 60% yang diambil dari 20 siswa/I kelas 4

    dan 5 Sekolah Dasar. Penjelasan di atas menunjukan bahwa pengetahuan dan

    sikap konsumsi buah dan sayur di SDN tersebut masih kurang sehingga

    penerapan promosi kesehatan tentang konsumsi buah dan sayur perlu diadakan

    di SDN 1 Tawangrejo.

    Alasan peneliti mengambil responden kelas 4 dan 5 adalah dimana masa

    keserasian bersekolah dibagi dalam dua fase yaitu kelas 1 sampai dengan kelas

    3 termasuk dalam kategori kelas rendah dan kelas 4 sampai dengan kelas 6

    termasuk dalam kategori kelas tinggi. Dimana ciri-ciri kelas tinggi tersebut

    adalah sudah mulai mandiri, sudah ada rasa tanggung jawab pribadi, penilaian

    terhadap dunia luar tidak hanya dipandang dari dirinya sendiri tetapi juga

  • 5

    dilihat dari diri orang lain, dan sudah menunjukkan sikap yang kritis dan

    rasional. (Eka, F. 2012)

    Berdasarkan masalah diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

    penelitian guna mengkaji pengaruh media permainan lintasan arus terhadap

    pengetahuan dan sikap tentang pentingnya konsumsi buah dan sayur pada

    Siswa di SDN 1 Tawang Rejo Kota Madiun.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah diatas ―Apakah ada pengaruh media

    permainan lintasan arus terhadap meningkatnya pengetahuan dan sikap tentang

    konsumsi buah dan sayur pada siswa kelas 4 dan 5 di SDN 01 Tawang Rejo

    Kota Madiun‖

    1.3 Tujuan Penelitian

    1. Tujuan Umum

    Untuk menganalisis pengaruh media permainan lintasan arus

    terhadap meningkatnya pengetahuan dan sikap tentang konsumsi buah

    dan sayur pada siswa kelas 4 dan 5 di SDN 01 Tawang Rejo Kota

    Madiun.

    2. Tujuan Khusus

    a. Menganalisis pengetahuan siswa SDN 01 Tawang Rejo Kota

    Madiun mengenai konsumsi buah dan sayur sebelum dilakukan

    penyuluhan kesehatan menggunakan media permainan lintasan arus.

  • 6

    b. Menganalisis pengetahuan siswa SDN 01 Tawang Rejo Kota

    Madiun mengenai konsumsi buah dan sayur sesudah dilakukan

    penyuluhan kesehatan menggunakan media permainan lintasan arus.

    c. Menganalisis sikap siswa SDN 01 Tawang Rejo Kota Madiun

    mengenai konsumsi buah dan sayur sebelum dilakukan penyuluhan

    kesehatan menggunakan media permainan lintasan arus.

    d. Menganalisis sikap siswa SDN 01 Tawang Rejo Kota Madiun

    mengenai konsumsi buah dan sayur sesudah dilakukan penyuluhan

    kesehatan menggunakan media permainan lintasan arus.

    e. Menganalisis pengaruh penyuluhan kesehatan menggunakan media

    permainan lintasan arus terhadap pengetahuan siswa SDN 01

    Tawang Rejo Kota Madiun.

    f. Menganalisis pengaruh penyuluhan kesehatan menggunakan media

    permainan lintasan arus terhadap sikap siswa SDN 01 Tawang Rejo

    Kota Madiun.

    1.3 Manfaat Penelitian

    1. Manfaat Praktis

    a. Bagi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun

    Terlaksananya salah satu upaya untuk mengimplementasikan Tri

    Dharma Perguruan Tinggi, yaitu akademik, penelitian dan

    pengabdian masyarakat. Serta dapat menambah kepustakaan sebagai

    bahan reverensi untuk mahasiswa dalam melakukan penelitian

    selanjutnya.

  • 7

    b. Bagi Tempat Penelitian

    Sebagai acuan untuk meningkatkan konsumsi sayur dan buah pada

    anak sekolah dasar.

    c. Bagi Masyarakat

    Sebagai tambahan referensi karya tulis penelitian yang berguna bagi

    masyarakat luas di bidang kesehatan masyarakat, khususnya terkait

    konsumsi buah dan sayur.

    1.5 Keaslian Penelitian

    Dari hasil yang telah ditemukan oleh peneliti, ada beberapa judul

    penelitian yang hampir sama dengan judul penelitian yang akan dilakukan

    oleh peneliti, antara lain :

    Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

    No Judul Penelitian Metode

    Penelitian

    Variabel Hasil

    1 Agus Hendra Al Rahmad

    ,2017

    ―Pemanfaatan Media

    Flipchart Dalam

    Meningkatkan Pengetahuan

    Ibu Tentang Konsumsi

    Sayur Dan Buah‖

    Quasi

    Experiment

    Pengetahu

    an ibu

    Hasil penelitian

    menunjukan bahwa

    pelatihan menggunakan

    media flipchart (p= 0,000)

    dan ceramah (p=

    0,020)berpengaruh

    signifikan (p-value <

    0,05) dalam

    meningkatkan

    pengetahuan ibu, namun

    demikian penggunaan

    media flipchart lebih baik

    atau mempunyai nilai

    efektifitas tinggi (p=

    0,000) dalam

    meningkatkan

    pengetahuan ibu tentang

    konsumsi sayur dan

    buahbuahan dibandingkan

    tanpa

  • 8

    No Judul Penelitian Metode

    Penelitian

    Variabel Hasil

    media atau ceramah (p-

    value < 0,05).

    Kesimpulan, penyuluhan

    menggunakan media

    maupun tanpa media

    sangat bermanfaat dalam

    meningkatkan

    pengetahuan, tetapi

    penyuluhan menggunakan

    media flipchart lebih baik

    dibandingkan tanpa media

    atau ceramah

    2 Irma Handayani ,2017

    ―Pengaruh Penyuluhan

    Dengan Media Permainan

    Ular Tangga Terhadap

    Pengetahuan Tentang Buah

    Dan Sayur Pada Siswa Mts-

    S Almanar Kecamatan

    Hamparan Perak‖

    eksperimen

    semu (quasi

    eksperimen)

    dengan

    rancangan

    pretest-

    posttest

    control

    group design

    Pengetahu

    an

    Hasil penelitian dianalisa

    bahwa setelah intervensi

    diperoleh nilai p (0,0001)

    < α (0,05), yang

    bermakna bahwa ada

    pengaruh intervensi

    permainan ular tangga

    terhadap pengetahuan

    post-test antara kelompok

    perlakuan dan kelompok

    kontrol.

    Beberapa hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya

    adalah sebagai berikut:

    1. Responden dalam penelitian ini adalah siswa/i SDN 1 Tawang Rejo Kota

    Madiun.

    2. Variable bebas yang digunakan adalah pengetahuan dan sikap.

    3. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Random sampling

    4. Waktu penelitian dilaksanakan di tahun 2019.

    5. Tempat penelitian dilaksanakan di SDN 1 Tawang Rejo Kota Madiun

  • BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Promosi Kesehatan

    2.1.1 Pengertian Promosi Kesehatan

    Promosi kesehatan mencakup aspek perilaku yaitu upaya untuk

    memotivasi, mendorong dan membangkitkan kesadaran akan potensi

    yang dimiliki masyarakat agar mereka mampu memelihara dan

    meningkatkan kesehatan (Macfoedz dan Eko, 2007).

    Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kesehatan.

    Selain itu, untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik,

    mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mewujudkan

    aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi

    lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya, dan sebagainya)

    (Notoatmodjo,2007).

    2.1.2 Tujuan Promosi/ Penyuluhan Kesehatan

    Merumuskan tujuan penyuluhan kesehatan merupakan salah satu

    langkah yang paling penting dalam perencanaan penyuluhan, berikut

    pengertian tujuan secara umum dapat didefinisikan sebagai berikut:

    Tujuan adalah suatu pernyataan atau gambaran tentang suatu

    keadaan dimasa datang yang akan dicapai melalui pelaksanaan

    kegiatan-kegiatan tertentu yang telah direncanakan. Dalam

    perencanaan penyuluhan kesehatan, cara merumuskan tujuan

  • 10

    penyuluhan hendaknya berkaitan dengan perubahan perilaku

    masyarakat yang berhubungan dengan kesehatan.

    Tujuan jangka panjang promosi kesehatan adalah meningkatkan

    derajat kesehatan masyarakat yang optimal, tujuan jangka menengah

    adalah perilaku hidup bersih dan sehat sedang tujuan jangka

    pendeknya adalah terciptanya pengetahuan, sikap, norma dan

    keterampilan yang diharapkan. Perlu diingat, bahwa terciptanya

    pengetahuan, sikap, norma, keterampilan tersebut tidak selalu akan

    menuju kepada terciptanya perilaku hidup bersih dan sehat.

    Menentukan tujuan promosi kesehatan pada dasarnya tujuan

    utama promosi kesehatan adalah untuk mencapai 3 hal, yaitu:

    a) Peningkatan pengetahuan atau sikap masyarakat.

    b) Peningkatan perilaku masyarakat.

    c) Peningkatan status kesehatan masyarakat.

    2.2 Domain Perilaku Kesehatan

    Perilaku manusia itu sangat komplek dan mempunyai ruang lingkup

    yang sangat luas. Benyamin Bloom (1908) dalam Notoatmodjo (2011)

    membagi perilaku ke dalam tiga domain (ranah), pembagian kawasan tersebut

    dilakukan untuk kepentingan tujuan pendidikan. Bahwa dalam tujuan

    pendidikan adalah mengembangkan atau meningkatkan ketiga domain

    perilaku tersebut, yang terdiri dari: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah

    psikomotor.

  • 11

    Menurut L.Green dalam Notoatmodjo (2011) menjelaskan bahwa

    perilaku itu dilatar belakangi atau dipengaruhi oleh tiga faktor pokok, yakni

    faktor predisposisi (predisposing factors) faktor yang mendukung (enabling

    factors) dan faktor yang memperkuat atau mendorong, atau penguat

    (reinforcing factors). Oleh karena itu, pendidikan kesehatan sebagai upaya

    intervensi perilaku harus diarahkan pada ketiga faktor pokok tersebut.

    1. Faktor Predisposisi (Predisposing Factors)

    Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap

    kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal – hal yang

    berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat

    pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan sebagainya (Notoatmodjo, 2012).

    Faktor predisposisi yang mempengaruhi adalah sebagai berikut :

    a. Pengetahuan

    Pengetahuan merupakan aspek kognitif yang memiliki peran

    penting dalam membentuk tindakan seseorang. Pengetahuan

    seseorang terbentuk dari rasa ingin tahu terhadap sesuatu yang

    diperoleh melalui panca indera manusia, baik melalui penglihatan,

    pendengaran, penciuman, perasa, maupun peraba. Jumlah alat indera

    yang digunakan menentukan besarnya daya serap dan pemahaman

    seseorang terhadap pengetahuan baru (Notoatmodjo, 2012).

    1) Tingkat Pengetahuan

    Menurut Notoadmojo (2012), pengetahuan yang dicakup

    didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yaitu:

  • 12

    a) Tahu (know)

    Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang

    telah dipelajari sebelumnya, yang termasuk kedalam

    pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali

    terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

    dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab

    itu ―tahu‖ ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang

    paling rendah.

    b) Memahami (comperehension)

    Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan

    menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan

    dapat menginterpretasi materi yang telah dipelajari dengan

    benar. Orang telah paham terhadap obyek atau materi harus

    dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

    meramalkan dan sebagainnya terhadap suatu obyek yang

    dipelajari.

    c) Aplikasi (application)

    Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

    menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi

    atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi ini diartikan

    aplikasi atau penggunaaan hukum-hukum, rumus, metode,

  • 13

    prinsip dan sebagainnya dalam konteks atau situasi yang

    lain.

    d) Analisis (analysis)

    Analisis adalah suatu kemampuan untuk

    menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam

    komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur

    organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama

    lainnya. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari

    penggunaan kata-kata kerja dapat menggambarkan

    (membuat bagan), membedakan, memisahkan,

    mengelompokkan dan sebagainnya.

    e) Sintesis (synthesis)

    Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk

    meletakkan atau menghubungkan bagiam-bagian di dalam

    suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain

    sintesis itu adalah suatu kemampuan untuk menyusun

    formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

    Misalnya: dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat

    meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainnya

    terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.

    f) Evaluasi

    Evaluasi terkait dengan kemampuan untuk

    melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi

  • 14

    atau obyek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu

    criteria yang ditentuksn sendiri atau menggunakan criteria-

    kriteria.yang telah ada.

    b. Usia

    Umur adalah rentang kehidupan yang diukur dengan tahun, umur

    adalah lamanya hidup dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan.

    Umur memiliki hubungan terhadap status imunisasi respondennya.

    Status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia dalam hal ini

    adalah pertumbuhan dan perkembangan, dengan demikian setiap

    rentang usia (bayi-lansia) memiliki pemahaman dan respon terhadap

    perubahan kesehatan yang berbeda-beda. Halajur,Untung, 2018).

    c. Sikap

    Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau

    objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi

    yang bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-

    tidak baik, dan sebagainya). Sikap melibatkan pikiran, perasaan,

    perhatian dan gejala kejiwaan yang lain Notoatmodjo (2010).

    Sikap tidak sama dengan perilaku dan perilaku tidak selalu

    mencerminkan sikap seseorang. Individu seringkali memperlihatkan

    tindakan bertentangan dengan sikapnya (Maulana,2009) akan tetapi,

    sikap dapat menimbulkan pola-pola cara berpikir tertentu dalam

    masyarakat dan sebaliknya, pola-pola cara berpikir ini

    mempengaruhi tindakan dan kelakuan masyarakat baik dalam

  • 15

    kehidupan sehari-hari maupun dalam hal membuat keputusan yang

    penting dalam hidup (Maulana, 2009).

    Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan:

    a. Menerima (receiving)

    Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan

    memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). Misalnya

    sikap sorang terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaanan dan

    perhatian orang itu terhadap ceramah – ceramah tentang gizi.

    b. Merespon (responding)

    Memberikan jawaban apalagi ditanya, mengerjakan, dan

    menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu usaha untuk

    menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan,

    terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti

    bahwa menerima ide tersebut.

    c. Menghargai (valuing)

    Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan

    suatu masalah adalah suatu indikasi tingkat tiga. Misalnya:

    seorang ibu yang mengajak ibu yang lain (tetangga, saudara,

    dan sebagainya) untuk pergi meniumbang anaknya ke

    posyandu, atau mendiskusikan tentang gizi, adalah suatu bukti

    adalah si ibu tersebut mempunyai sikap positif terhadap gizi

    anak.

  • 16

    d. Bertanggung jawab (responsible)

    Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya

    dengan resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

    Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak

    langsung.

    2. Faktor pendukung (enabling factor),

    Adalah faktor-faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi

    perilaku atau tindakan. Yang dimaksud dengan faktor pendukung

    adalah sarana dan prasarana atau fasilitas, bisa berupa media untuk

    terjadinya perilaku kesehatan.faktor pendukung terwujud dalam fasilitas

    atau sarana-sarana kesehatan.

    a. Metode Promosi Kesehatan

    Promosi kesehatan pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan

    atau usaha menyampaikan pesan kepada masyarakat, kelompok

    atau individu. Dengan adanya pesan tersebut diharapkan

    masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh

    pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik sehingga

    diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilaku.(Notoatmodjo,

    2007). Metode yang bisa digunakan dalam promosi kesehatan

    antara lain:

    1) Metode Promosi Individual

    Metode ini digunakan untuk membina perilaku baru, atau

  • 17

    membina seseorang yang mulai tertarik pada suatu perubahan

    perilaku atau inovasi. Metode ini dapat berupa :

    a. Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counceling)

    Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih

    intensif. Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat

    diteliti dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien

    tersebut dengan sukarela, berdasarkan kesadaran dan

    penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut.

    b. Wawancara

    Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan

    dan penyuluhan.

    2) Metode Promosi Kelompok

    Dalam memilih metode promosi kelompok, harus diingat

    besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal

    dari sasaran. Metode yang digunakan untuk promosi

    kelompok yang pesertanya lebih dari 15 orang adalah

    ceramah dan seminar. Ceramah bisa digunakan pada sasaran

    dengan tingkat pendidikan tinggi maupun rendah, sedangkan

    seminar untuk tingkat pendidikan menengah ke atas.

    3) Metode Promosi Kesehatan Massa

    Metode promosi kesehatan massa tepat digunakan untuk

    menyampaikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan

    kepada masyarakat yang sifatnya massa atau publik.

  • 18

    Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah

    awareness atau kesadaran masyarakat terhadap suatu

    inovasi dan belum begitu diharapkan untuk sampai pada

    perubahan perilaku. Metode promosi kesehatan secara massa

    ini, antara lain :

    a. Ceramah umum (public speaking)

    b. Pidato-pidato/diskusi melalui media elektronik baik TV

    maupun radio.

    c. Simulasi

    d. Tulisan di majalah atau koran

    e. Bill Board yang dipasang di pinggir jalan.

    b. Media Penyuluhan

    Media adalah saluran atau alat yang dipakai sumber untuk

    menyampaikan pesan pada sasaran. Jenis dan bentuk media sangat

    bervariasi, dari yang tradisional, misalnya getok tular (mulut ke

    mulut), kentongan, tulisan, sampai dengan penggunaan media

    elektronik yang modern, yakni telepon seluler, TV, dan internet.

    (Maulana, 2009).

    Elgar Dale membagi alat peraga tersebut menjadi 11 macam

    dan menggambarkan tingkat intensitas tiap-tiap alat tersebut dalam

    sebuah kerucut.

  • 19

    Gambar 2.1 Kerucut pengalaman Edgar Dale

    Sumber : Notoatmodjo (2007)

    Dapat dilihat bahwa lapisan yang paling besar adalah

    pengalaman langsung atau benda asli dan yang paling atas adalah

    kata-kata atau verbal.

    Alat peraga akan sangat membantu didalam melakukan

    penyuluhan agar pesan-pesan kesehatan dapat disampaikan lebih

    jelas, dan masyarakat sasaran dapat menerima pesan tersebut

    dengan jelas dan tepat (Notoatmodjo, 2010).

    1) Menetapkan media

    Belajar yang paling mudah adalah dengan menggunakan

    media. Media yang dipilih harus bergantung pada jenis sasaran,

    tingkat pendidikan, aspek yang ingin dicapai, metode yang

    digunakan dan sumber daya yang ada, kemampuan fasilitator

    untuk menggunakan media. Media promosi kesehatan pada

    hakikatnya adalah alat bantu pendidikan (AVA). Disebut media

    promosi kesehatan karena alat-alat tersebut merupakan alat

    saluran (channel) untuk menyampaikan pesan kesehatan karena

  • 20

    alat-alat tersebut digunakan untuk mempermudah penerimaan

    pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat. berdasarkan fungsinya

    sebagai penyaluran pesan-pesan kesehatan. media ini dibagi

    menjadi 3, yakni media cetak, media elektronik, dan media

    papan.

    a) Media cetak: media cetak sebagai alat untuk menyampaikan

    pesan-pesan kesehatan sangat bervariasi antara lain:

    1) Booklet

    Ialah suatu media untuk menyampaikan pesan-

    pesan kesehatan dalam bentuk buku, baik tulisan maupun

    gambar.

    2) Leaflet

    Ialah bentuk penyampaian informasi atau pesan-

    pesan kesehatan melalui lembaran yang dilipat, isi

    informasi dapat dalam bentuk kalimat maupun gambar,

    atau kombinasi keduanya.

    3) Flyer (selebaran)

    Ialah bentuk penyampaian informasi atau pesan-

    pesan kesehatan seperti leaflet tetapi, tidak dalam bentuk

    lipatan.

    4) Flip chart (lembar balik)

    Media penyampaian pesan atau informasi-

    informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik.

  • 21

    Biasanya dalam bentuk buku, dimana tiap lembar

    (halaman) berisi gambar peragaan dan dibaliknya berisi

    kalimat sebagai pesan atau informasi berkaitan dengan

    gambar tersebut.

    5) Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah,

    mengenai bahasan suatu masalah kesehatan, atau hal-hal

    yang berkaitan dengan kesehatan.

    6) Poster

    Ialah bentuk media cetak berisi pesan-pesan/informasi

    kesehatan, yang biasnya ditempel di tembok-tembok, di

    tempat-tempat umum, atau di kendaraan umum.

    7) Foto yang mengungkapkan informasi-informasi

    kesehatan.

    b) Media elektronik

    Sebagai sasaran untuk menyampaikan pesan-pesan atau

    informasi-informasi kesehatan jenisnya berbeda-beda, antara

    lain:

    1) Televisi: penyamapaian pesan atau informasi-informasi

    kesehatan melalui media televise dapat dalam bentuk:

    sandiwara, sinetron, forum diskusi atau hanya Tanya jawab

    sekitar masalah kesehatan, pidato (ceramah), dan

    sebagainya.

  • 22

    2) Radio: penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan

    melalui radio juga dapat berbentuk macam-macam antara

    lain: obrolan (Tanya jawab), sandiwara radio, ceramah, dan

    sebagainya.

    3) Slide: slide juga dapat digunakan untuk menyampaikan

    pesan-pesan kesehatan.

    c) Media papan (Bill Board): yang dipasang di tempat-tempat

    umum dapat dipakai diisi dengan pesan-pesan atau informasi-

    informasi kesehatan. media papan diisi juga mencakup pesan-

    pesan yang ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada

    kendaraan-kendaraanumum (bus atau taksi).

    2) Media Permainan Lintasan Arus

    Permainan lintasan arus adalah permainan yang

    menghubungkan dan mencocokan antara gambar dengan isi yang

    terkandung dari gambar tersebut dan dimainkan secara

    kelompok. Permainan lintasan arus ini dilakukan untuk

    menyampaikan materi kepada siswa – siswi TK atau Sekolah

    Dasar agar dalam penerapanya dan pemberian materi informasi

    anak – anak mampu menerima dengan lebih mudah dan tidak

    mengalami kebosanan. Cara permainan lintasan arus sebagai

    berikut:

    1. Masing – masing kelompok diminta untuk duduk melingkar, 1

    kelompok minimal terdiri 8 siswa.

  • 23

    2. Fasilitator membagi lembar bagan yang berisi satu set kartu

    informasi.

    3. Masing – masing kelompok berdiskusi dan menghubungkan

    gambar pada lembar bagan

    4. Fasilitator memberi penugasan kepada peserta:

    a. Diskusi dan hubungkan gambar dengan informasi pada

    kotak – kotak yang tersedia pada bagan sedemikian rupa

    sehingga membentuk alur cerita tentang pentingnya

    konsumsi buah dan sayur.

    b. Setelah tersusun masing – masing ketua kelompok

    menyajikan atau mempresentasikan di depan peserta lain

    untuk dibahas.

    5. Fasilitator medorong diskusi yang melibatkan peran aktif

    semua peserta dan pada akhirnya seluruh pembahasan,

    fasilitator menutup permainan dengan member kunci jawaban

    dan kesimpulan.

    6. Akhir dari penyuluhan dengan media permainan lintasan arus

    fasilitator memberikan hadiah kepada siswa – siswi yang

    berani berperan aktir dalam game tersebut.

    3. Faktor Penguat (Reinforcing Factors)

    Faktor pendorong adalah faktor yang memperkuat atau mendorong

    seseorang untuk berprilaku, yang berasal dari orang lain seperti teman.

    1. Teman

  • 24

    Teman sebaya mempunyai pengaruh yang sangat besar

    pada anak dalam hal memilih jenis makanan. Ketidakpatuhan

    terhadap teman dikhawatirkan dapat menyebabkan dirinya

    terkucil dan akan merusak kepercayaan dirinya.

    2. Guru

    Dalam hal mendorong anak untuk mau dan membiasakan

    diri mengkonsumsi sayuran dan buah dalam rangka

    menyeimbangkan asupan gizi mereka untuk itu diharapkan

    adanya dukungan dari para guru di sekolah. Hal ini perlu

    dilakukan karena sebagian waktu anak sehari-hari berada di

    sekolah. Tidak cukup sampai disitu. Diharapkan soal asupan gizi

    seimbang ini bisa mendapatkan perhatian lebih dari instansi yang

    mengelola pendidikan. Bahkan jika memungkinkan, upaya

    meningkatkan pengetahuan dan pemahaman gizi pada anak-anak

    bisa menjadi kurikulum pendidikan. (Soraya Farisa,2012)

    Anak-anak dilatih untuk lebih memahami pentingnya

    asupan gizi yang seimbang dan tentang gizi pada umumnya.

    Pengetahuan itu penting agar para guru bisa ikut mengontrol

    asupan gizi pada anak ketika mereka berada di lingkungan

    sekolah. Baik asupan gizi dari bekal yang dibawa anak dari rumah

    maupun makanan yang mereka konsumsi dari jajanan yang dijual

    di lingkungan sekolah. (Soraya Farisa,2012).

  • 25

    3. Dukungan Keluarga

    Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan

    perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk

    menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan

    perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari tiap

    anggota keluarga. Dukungan keluarga adalah proses yang terjadi

    terus menerus disepanjang masa kehidupan manusia. Dukungan

    keluarga berfokus pada interaksi yang berlangsung dalam

    berbagai hubungan sosial sebagaimana yang dievaluasi oleh

    individu. Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan

    penerimaan keluarga terhadap anggotanya. Anggota keluarga

    memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap

    memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan

    (Hernilawati, 2013).

    Dukungan keluarga ini sangat berpengaruh dalam suatu

    tindakan yang akan dilakukan oleh anggota keluarganya, dalam

    hal ini berpengaruh dalam konsumsi buah dan sayur. Dukungan

    keluarga ini menjadi pondasi dasar untuk menjadi dorongan yang

    akan dilakukan oleh anggota keluarga dalam memperhatikan pola

    makannya khususnya untuk konsumsi buah dan sayur.

    a. Jenis Dukungan Keluarga

    Menurut (Hernilawati, 2013) sumber dukungan keluarga

    terdapat berbagai macam bentuk, yaitu :

  • 26

    1) Dukungan Informasional

    Dukungan informasional adalah keluarga berfungsi sebagai

    pemberi informasi, dimana keluarga menjelaskan tentang

    pemberian saran, sugesti, informasi yang dapat digunakan

    untuk menentukan suatu pilihan, dalam hal ini dukungan

    informasi tentang pentingnya mengonsumsi buah dan sayur

    guna menambah keinginan dalam menentukan langkah setiap

    anggota keluarganya.

    2) Dukungan Penilaian atau Penghargaan

    Dukungan penilaian adalah keluarga yang bertindak

    membimbing dan menengahi pemecahan masalah dimana

    seorang anggota keluarga yang memiliki suatu penyakit dapat

    diberikan dorongan untuk mengonsumsi buah dan sayur

    Semakin tinggi dukungan support dalam keluarga yang

    diberikan maka semakin tinggi pula keinginan untuk

    mengatur pola makan yang sehat.

    3) Dukungan Instrumental

    Dukungan instrumental adalah keluarga merupakan sumber

    pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya kebutuhan

    keuangan, makan, minum dan istirahat dalam suatu keluarga

    mampu terpenuhi serta kebutuhan kesehatannya juga

    tercukupi dengan menyediakan konsumsi makanan dan

    minuman yang mengandung gizi seimbang.

  • 27

    4) Dukungan Emosional

    Dukungan emosional adalah keluarga sebagai tempat yang

    aman dan damai untuk istirahat serta pemulihan dan

    membantu penguasaan terhadap emosi. Dukungan emosional

    diwujudkan dalam bentuk adanya kepercayaan dan perhatian

    dalam memberikan saran dan wawasan kepada anggota

    keluarganya untuk mengonsumsi buah dan sayur.

    b. Manfaat Dukungan Keluarga

    Manfaat dukungan keluarga menurut (Hernilawati, 2013)

    dengan pemeriksaan kesehatan bahwa dukungan keluarga akan

    mampu meningkatkan :

    1) Kesehatan fisik, individu yang mempunyai hubungan dekat

    dengan orang lain jarang terkena penyakit dan lebih cepat

    sembuh jika terkena penyakit dibanding individu yang

    terisolasi.

    2) Manajemen reaksi stres, melalui perhatian, informasi, dan

    umpan balik yang diperlukan untuk melakukan koping

    terhadap stres.

    3) Produktivitas, melalui peningkatan motivasi, kualitas

    penalaran, kepuasan kerja dan mengurangi dampak stres

    kerja.

    4) Kesejahteraan psikologis dan kemampuan penyesuaian diri

    melalui perasaan memiliki, kejelasan identifikasi diri,

  • 28

    peningkatan harga diri, pencegahan neurotisme dan

    psikopatologi, pengurangan dister dan penyediaan sumber

    yang dibutuhkan.

    Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan

    bahwa dukungan keluarga dapat meningkatkan kesehatan

    fisik, manajemen, reaksi stres, produktivitas, dan

    kesejahteraan psikologis dan kemampuan penyesuaian diri.

    a) Sumber Dukungan Keluarga

    Sumber dukungan keluarga adalah sumber

    dukungan yang berupa dukungan secara internal seperti

    dukungan dari suami atau istri serta dukungan dari

    saudara kandung atau dukungan sosial keluarga secara

    eksternal seperti paman dan bibi (Hernilawati, 2013).

    Dukungan keluarga mengacu kepada dukungan

    yang dipandang oleh keluarga sebagai sesuatu yang dapat

    diakses atau diadakan untuk keluarga yaitu dukungan

    dapat atau tidak digunakan, tetapi anggota keluarga

    memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu

    siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan

    (Hernilawati, 2013).

    2.3 Konsumsi

    Konsumsi adalah suatu kegiatan dari individu untuk memenuhi

    kebutuhan dirinya, baik berupa barang produksi, bahan makanan dan

  • 29

    lainlain. Dalam penelitian ini, konsumsi lebih dititik beratkan pada bahan

    makanan, khususnya konsumsi buah dan sayur. Jadi, perilaku konsumsi

    adalah suatu kegiatan atau aktivitas individu untuk memenuhi kebutuhannya

    akan bahan makanan agar terpenuhi kecukupan gizi individu tersebut.

    Konsumsi adalah kegiatan dari individu untuk memenuhi kebutuhan dirinya,

    baik berupa barang produksi, bahan makanan dan lainlain (KBBI, 2014).

    Dalam penelitian ini, konsumsi lebih di titik beratkan pada bahan makanan,

    khususnya sayur dan buah. Jadi, perilaku konsumsi adalah suatu kegiatan

    atau aktivitas individu untuk memenuhi kebutuhan akan bahan makanan

    sayur dan buah agar kecukupan gizi individu terpenuhi (Farida, 2010).

    2.4 Sayur dan Buah

    2.4.1 Pengertian

    Istilah sayuran biasanya digunakan untuk merujuk pada tunas,

    daun, buah, dan akar tanaman yang lunak yang dapat dimakan secara

    utuh atau sebagian, segar/mentah atau dimasak, sebagai pelengkap

    pada makanan berpati atau daging. Dari sudut pengetahuan gizi,

    sayur merupakan sumber zat pengatur, yaitu sumber vitamin dan

    mineral. Sayuran merupakan salah satu sumber provitamin A,

    vitamin C, vitamin B, Ca, Fe, menyumbang sedikit kalori serta

    sejumlah elemen mikro. Vitamin dan mineral dibutuhkan oleh tubuh.

    Apabila orang kekurangan vitamin dan mineral dalam susunan

    hidangannya sehari-hari dalam waktu yang lama, maka akan

    menderita berbagai penyakit kekurangan vitamin dan mineral. Selain

  • 30

    itu sayuran juga merupakan sumber serat pangan (dietary fiber)

    serta sejumlah antioksidan yang telah terbukti mempunyai peranan

    penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Sayur seringkali diartikan

    sebagai pembasah nasi agar mudah ditelan dan dapat digunakan

    untuk memperkaya variasi dalam hidangan. (Astawan,2008)

    Buah merupakan salah satu sumber pangan nabati yang

    potensial dan banyak mengandung zat gizi, terutama vitamin. Buah

    juga merupakan bahan makanan sumber zat pengatur dan pelindung

    yang penting untuk mengatur proses-proses biokimiawi di dalam

    tubuh, diantaranya dalam metabolisme energi. Setiap macam buah

    mempunyai komposisi yang berbeda-beda dan dipengaruhi oleh

    berbagai faktor, diantaranya perbedaan varietas, keadaan iklim

    tempat tumbuh, pemeliharaan tanaman, cara pemanenan, dan kondisi

    penyimpanan. Pada umumnya buah-buahan mempunyai kadar air

    yang tinggi, yaitu 65-90%, tetapi rendah dalam kadar protein dan

    lemak kecuali buah alpukat. Vitamin yang umumnya terdapat dalam

    buah adalah vitamin C dan vitamin A, disamping vitamin B1 serta

    beberapa macam mineral seperti kalsium dan zat besi. Buah biasanya

    dihidangkan setelah selesai makan nasi. Artinya sebagai penutup

    hidangan atau pencuci mulut setelah makan. (Astawan,2008)

    Sebagai Negara tropis, Indonesia sangat kaya akan buah dan

    sayur. Oleh karena itu, patut disayangkan jika konsumsi buah dan

  • 31

    sayur 17 masyarakat masih relatif rendah dibandingkan Negara lain

    yang bukan penghasil buah dan sayur (Astawan, 2008).

    2.4.2 Pentingnya Konsumsi Buah dan Sayur

    Buah dan sayur merupakan sumber serat, vitamin A, vitamin C,

    vitamin B khususnya asam folat, berbagai mineral seperti

    magnesium, kalium, kalsium dan Fe, namun tidak mengandung

    lemak maupun kolesterol. Setiap buah dan sayur mempunyai

    kandungan vitamin dan mineral yang berbeda. Misalnya belimbing,

    durian, jambu, jeruk, mangga, melon, papaya, rambutan, sawo dan

    sirsak merupakan contoh buah yang mengandung vitamin C relatif

    tinggi dibandingkan buah lainnya. Sedangkan jambu biji, merah

    garut, mangga matang, pisang raja dan nangka merupakan sumber

    provitamin A yang sangat tinggi (Astawan, 2008).

    Menurut (Sekarindah 2008), kandungan vitamin dan mineral

    pada buah dan sayur memang berbeda-beda, tidak saja diantara

    berbagai spesies dan varietas, namun juga di dalam varietas sendiri

    yang tumbuh pada kondisi lingkungan yang berbeda, iklim, macam

    tanah dan pupuk, semuanya berpengaruh terhadap kandungan

    vitamin dan mineral dalam produk buah dan sayur yang dihasilkan.

    Menurut Khomsa, dkk (2013), buah dan sayur mempunyai

    banyak manfaat bagi kesehatan. Ada dua alasan utama yang

    membuat konsumsi buah dan sayur penting untuk kesehatan, yaitu:

  • 32

    1. Buah dan sayur sangat kaya akan kandungan vitamin, mineral

    dan zat gizi lainnya yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Tanpa

    mengonsumsi buah dan sayur, maka kebutuhan gizi seperti

    vitamin C, vitamin A, potassium dan folat kurang terpenuhi.

    Oleh karena itu, buah dan sayur merupakan sumber makanan

    yang baik dan menyehatkan.

    2. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang

    mengonsumsi tinggi buah dan sayur dapat menurunkan insiden

    terkena penyakit kronis. Salah satu studi epidemiologi yang

    mengkaji secara umum terhadap perilaku sekelompok

    masyarakat menunjukkan bahwa masyarakat Cina, Jepang dan

    Korea lebih sedikit terkena kanker dan penyakit jantung koroner

    dibandingkan masyarakat Eropa dan Amerika. Hal ini

    disebabkan karena masyarakat Korea, Jepang dan Cina dikenal

    sangat suka mengonsumsi sayuran dan buah-buahan lebih

    banyak dari Negara Eropa dan Amerika.

    Buah-buahan dan sayuran segar juga mengandung enzim

    aktif yang dapat mempercepat reaksi-reaksi kimia di dalam

    tubuh. Komponen gizi dan komponen aktif non nutrisi yang

    terkandung dalam buah dan sayur berguna sebagai antioksidan

    untuk menertalkan radikal bebas, antikanker dan menetralkan

    kolesterol jahat. Selain itu, dalam sayuran dan buah terdapat

    dua jenis serat yang bermanfaat bagi kesehatan pencernaan dan

  • 33

    mikroflora usus, yaitu serat larut air dan tidak larut air. Serat

    larut air dapat memperbaiki performa mikroflora usus sehingga

    jumlah bakteri baik dapat tumbuh dengan sempurna. Sedangkan,

    serat tidak larut air akan menghambat pertumbuhan bakteri jahat

    sebagai pencetus berbagai macam penyakit (Khomsa, dkk,

    2013).

    2.4.3 Kandungan yang terdapat dalam sayuran beserta manfaatnya

    (Junaidi, 2012) :

    1. Buncis

    Kadar seratnya tinggi khususnya gums dan pektin. Juga

    mengandung protein, lignin dan enzim protease inhibator. Kaya

    vitamin A, C, B1, B2 dan B3 (niasin). Mineralnya meliputi besi,

    kalium, dan fosfor. Baik untuk mencegah stroke, jantung,

    kanker, hipertensi, kencing manis dan sembelit.

    2. Wortel

    Wortel mengandung 27mg kalsium; 26mg fosfor; 0,5mg zat

    besi; 34mg sodium; 246mg potasium; 7,93 IU vitamin A;

    sejumlah vitamin B kompleks; dan 6mg vitamin C. Sumber beta

    karoten dan vitamin A yang terdapat dalam wortel baik untuk

    mengatasi kanker, hati, dan rabun senja. Sementara itu gltation,

    vitamin C dan asam folat berfungsi sebagai antioksidan.

  • 34

    3. Mentimun

    Kalorinya rendah tetapi kaya akan silikon, boron, klorin, dan

    fluorin. Satu cangkir mentimun mentah yang telah dicacah

    mengandung 26mg kalsium, 28mg fosfor, 1,2mg zat besi, 6mg

    sodium, 160mg potasium, 260IU vitamin A, dan sejumlah

    vitamin B (seperti tiamin, riboflamin dan niasin), 12 mg vitamin

    C dan 13mg magnesium.

    4. Selada

    Selada mengandung kalsium, zat besi, fosfor, vitamin A,

    vitamin C, magnesium, seng dan sodium. Zat besi dan

    magnesium pada selada berfungsi sebagai diuretik (membantu

    memperlancar berkemih), membantu meningkatkan

    metabolisme, dan merangsang pembuluh darah. Baik untuk

    mengatasi batuk, insomnia, membuang deposit lemak dan

    efektif menurunkan berat badan.

    5. Kangkung

    Mengandung kalsium, zat besi, kalium, vitamin A, dan vitamin

    C. Kangkung adalah sumber kalori yang baik.

    6. Tomat

    Banyak mengandung beta karoten, vitamin C, likopen, bahan

    penangkal kanker, bioflavonoid, asam sitrat dan kalium. Kadar

    natrium dan kalorinya rendah.

  • 35

    7. Terong

    Kaya akan enzim protease dan tripsin inhibitor, yang bermanfaat

    dalam memecah protein dan menjaga keseimbangan protein

    tubuh.

    8. Daun papaya

    Mengandung enzim papain, vitamin A, vitamin C dan serat

    kasar. Enzim papin berfungsi untuk melunakkan protein.

    Vitamin A baik untuk penglihatan. Vitamin C berguna sebagai

    antioksidan dan menguatkan dinding sel/arteri sehingga dapat

    mencegah atau mengobati perdarahan yang terjadi dibawah kulit

    atau meningkatkan daya tahan tubuh. Serat kasar berguna untuk

    mengurangi penyerapan kadar lemak atau kolesterol dalam

    darah.

    9. Daun singkong

    Mengandung vitamin A dan berbagai antioksidan lainnya. Juga

    serat kasar yang baik untuk memperlancar pencernaan.

    10. Jamur kuping

    Mengandung polisakarida, ergosterin, dehydroergosterin,

    ergosterol, cephalin, karoten, lesitin, mannitan, glukosa, xylosa,

    pentosa, metil pentosa, asam glukoronik, protein, lemak,

    kalsium, fosfor, besi vitamin B1, vitamin B2, dan niasin.

    Digunakan untuk mengatasi badan lemah, kurang darah, batuk

    darah, mimisan, muntah darah, sembelit dan hipertensi.

  • 36

    11. Jagung

    Jagung termasuk kelompok tanaman serelia (biji-bijian).

    Mengandung karbohidrat, protein dan vitamin (A,B1, B2, B3,

    B6, dan C). Mineralnya adalah fosfor, besi, potasium, kalsium,

    dan magnesium. Jagung juga mengandung serat dan lesitin

    (yang membantu mengurangi kelebihan kolesterol) dan vitamin

    K (yang membantu menghentikan perdarahan, seperti mimisan

    atau batuk darah).

    12. Kacang hijau

    Kaya akan vitamin B, serat, asam folat; tiga senyawa yang

    ampuh mengurangi kolesterol total dan LDL. Juga mengandung

    beta karoten. Kacang hijau juga berkhasiat untuk menstabilkan

    tekanan darah.

    13. Kacang kedelai

    Kaya akan protein, bahkan mendekati protein daging.

    Mengandung isoflavin yang berfungsi menghambat proses

    aterogenesis pembentukan plak arteri dan juga mengandung beta

    karoten, vitamin E, dan lesitin.

    14. Kacang Panjang

    Mengandung kalsium, fosfor, zat besi, sodium, potasium,

    vitamin A, asam folik, vitamin C, dan magnesium. Kacang

    panjang dapat membantu memperbaiki fungsi hati.

  • 37

    15. Bayam

    Mengandung vitamin A, vitamin B, vitamin C, vitamin E, asam

    folat, mineral kalium, sodium, kalsium, iodin, magnesium,

    fosfor dan besi. Bermanfaat dalam meningkatkan daya tahan

    tubuh, menurunkan kadar kolesterol darah, dan mencegah

    kurang darah (anemia). Catatan: karena kadar purinnya tinggi,

    jangan diberikan kepada penderita asam urat (gout).

    16. Kentang

    Kentang mengandung vitamin B, terutama tiamin, zat besi,

    kalsium, serat dan protein. Mineral dalam kentang banyak

    terdapat pada kulitnya.

    17. Taoge

    Taoge sangat kaya akan mineral dan vitamin, dan mengandung

    protein yang cukup untuk dikelompokkan sebagai makanan

    pelengkap. Taoge juga mengandung enzim yang berfungsi untuk

    mengendalikan katalisator kompleks pada sebagian besar reaksi

    kimia yang berada dalam tubuh. Vitamin C yang terkandung

    dalam taoge lebih banyak ketimbang jus jeruk pada jumlah yang

    sama.

    2.4.4 Kandungan yang terdapat dalam buah-buahan beserta

    manfaatnya (Junaidi, 2012):

  • 38

    1. Alpukat

    Alpukat mengandung asam lemak tak jenuh tunggal, asam folat,

    asam pantotenat, niasin, vitamin B1, vitamin B6, vitamin C,

    vitamin A, vitamin E, mineral kalium, magnesium, besi, dan

    glutation (yang mereduksi radikal bebas). Secara umum alpukat

    berfungsi menurunkan kolesterol dalam darah, trigliserida

    (melalui niasin) dan asam lemak tak jenuh.

    2. Pir

    Kaya akan vitamin A, vitamin C, asam folat, kalium, vitamin E

    yang membantu memperlancar pencernaan.

    3. Jeruk

    Jeruk mengandung kalsium, fosfor, besi, sodium, potasium,

    vitamin A, sejumlah vitamin B kompleks dan vitamin C.

    4. Apel

    Apel mengandung vitamin C, serat yang larut dalam air

    (terutama pada kulitnya karena mengandung karoten, dan

    pektin—berfungsi untuk menurunkan lemak dan kolesterol, baik

    untuk konstipasi), ellagic, asam kafeat dan klorogenik.

    Dagingnya membantu melarutkan kristal asam urat didalam

    sendi sehingga baik untuk arthritis gout. Apel kaya akan

    flavonoid yang membantu melindungi jantung.

  • 39

    5. Pisang

    Pisang kaya akan kalium yang berfungsi menjaga keseimbangan

    air dalam tubuh, kestabilan tekanan darah, fungsi jantung dan

    kerja otot. Pisang mengandung kromium (yang diperlukan untuk

    pembentukan enzim), vitamin A, vitamin B1 vitamin B2,

    vitamin B6, vitamin B12 dan vitamin C.

    6. Anggur

    Mengandung flavonoid, polifenol, pektin, tannin, vitamin C,

    asam kafeat, dan resveratrol.

    7. Jambu biji

    Mengandung vitamin C dalam kadar tinggi (dalam keadaan

    matang kadarnya bisa mencapai enam kali kadar vitamin C yang

    terdapat dalam jeruk). Kulit luarnya mengandung serat kasar

    yang sangat tinggi.

    8. Pepaya

    Mengandung beta karoten, pektin, fitokinase, papayotimin

    papain, dan papain (yang berfungsi sebagai permecah protein).

    Kaya akan vitamin C dan asam folat (selaku antioksidan).

    9. Sirsak

    Mengandung vitamin C, serat, antioksidan. Bermanfaat

    meningkatkan daya tahan tubuh dari serangan infeksi.

  • 40

    10. Kiwi

    Kadar vitamin C buah kiwi dua kali lebih banyak ketimbang

    jeruk dan seratnya lebih tinggi dari apel. Vitamin C dalam buah

    kiwi tahan dalam penyimpanan suhu dingin selama enam bulan.

    Kandungan kaliumnya berfungsi menjaga kestabilan tekanan

    darah.

    11. Mangga

    Kaya akan beta karoten, kalium, vitamin C, flavonoid dan serat.

    Kadar kaliumnya sangat tinggi sebuah ukuran sedang terdapat

    200-250 gr kalium.

    12. Melon

    Kadar airnya tinggi, kaya vitamin A dan C. Dagingnya yang

    berwarna jingga atau merah kaya akan beta karoten. Juga

    mengandung vitamin B kompleks, kalium, magnesium, gula dan

    likopen.

    13. Kurma

    Buah kurma mengandung kalsium, fosfor, potasium, vitamin A,

    sodium, niasin dan sedikit vitamin C. Baik untuk meredakan

    celiac, insomnia dan batuk.

    14. Semangka

    Mengandung kalsium, fosfor, zat besi, sodium, potasium,

    vitaminA, vitamin C, asam folik, magnesium dan seng. Berguna

    untuk mengatasi encok, keracunan urea, gangguan kulit dan

  • 41

    menghilangkan kolik. Kulitnya mengandung klorofil yang baik

    untuk kelenjar dan darah.

    2.4.5 Kandungan Macam-macam Vitamin

    1. Vitamin A

    Fungsi : Penting untuk indra penglihatan, menjaga kesehatan

    Kulit dan imunitas Tubuh

    Penyakit akibat kekurangannya : Rabun Senja, Katarak,

    Hyperkeratosis (benjolan putih pada folikel rambut),

    Keratomalacia (Perusakan Kornea)

    Sumber Makanan Vitamin A : Buah-buahan berwarna Merah

    dan Kuning (Wartel, Cabe Merah, Pisang, Pepaya), Susu,

    Margarine, Hati dan Ginjal, Sayuran yang berwarna Hijau dan

    Kuning.

    2. Vitamin B1

    Fungsi : Penting untuk system saraf dan fungsi jantung,

    Mencegah penyakit beri-beri

    Penyakit akibat kekurangannya : Daya tahun tubuh berkurang,

    Penyakit Beri-beri, kurang nafsu makan, kulit kering, kulit

    bersisik, susah buah air besar.

    Sumber Makanan Vitamin B1 : Gandum, kacang hijau, kacang

    kedelai, daging, susu, roti, tepung, ikan, daging tanpa lemak,

    ayam dan lain sebagainya.

  • 42

    3. Vitamin B2

    Fungsi: Penting untuk Kulit, Pertumbuhan jaringan tubuh,

    mencegah kepekaan mata terhadap cahaya

    Penyakit akibat kekurangannya : Penyakit Ariboflavinosis,

    Turunnya daya tahan tubuh, kulit kering, kulit bersisik, mulut

    kering, bibir pecah-pecah.

    Sumber Makanan Vitamin B2 : Susu, Pisang, Kacang hijau,

    asparagus, sayuran hijau yang berdaun, daging tanpa lemak.

    4. Vitamin B3

    Fungsi : Membantu makanan menjadi energi, membantu sistem

    saraf, mencegah penyakit pellagra, mencegah berkurangnya

    nafsu makan.

    Penyakit akibat kekurangannya : Penyakit Pellagra (Penyakit

    karena kurang makan), insomnia mual-mual, badan lemas, otot

    mudah keram dan kejang.

    Sumber Makanan Vitamin B3 : Telur, Roti, daging ayam,

    daging sapi, ikan (tuna dan salmon), Sayur-sayuran, berdaun,

    asparagus, hati, ragi, susu, Avokado, Brokoli.

    5. Vitamin B5

    Fungsi : Membantu pemecahan nutrisi makanan (terutama pada

    lemak), menjaga komunikasi sistem saraf dan otak,

    memproduksi senyawa asam lemak, sterol, neurotransmiter, dan

    hormon tubuh.

  • 43

    Penyakit akibat kekurangannya : Penyakit Paresthesia, Otot

    mudah kram, sulit tidur, kulit kering dan bersisik.

    Sumber Makanan Vitamin B5 : Brokoli, Avokado, daging,

    Sayur-sayuran.

    6. Vitamin B6

    Fungsi : Penting kesehatan gigi dan gusi, penting untuk sel-sel

    darah merah dan sistem saraf, memproduksi antibodi.

    Penyakit akibat kekurangannya : Penyakit Anemia (kekurangan

    darah), Gangguan sistem saraf

    Sumber Makanan Vitamin B6 : Daging, Pisang, sayur-sayuran

    dan kacang-kacangan.

    7. Vitamin B7

    Fungsi : Membantu reaksi biokimia pada tubuh seperti transfer

    karbondioksida dan metabolisme karbohidrat dan lemak.

    Penyakit akibat kekurangannya : Dermatitis, Enteritis, depresi,

    nusea, anemia dan kerontokan rambut.

    Sumber Makanan Vitamin B7 : Daging, kuning telur, pisang,

    kacang-kacangan, ragi dan gandum.

    8. Vitamin B9

    Fungsi : Mencegah kecacatan pada janin, membantu tubuh

    dalam proses metobolisme protein yang berlangsung,

    membangun sel-sel darah merah yang sehat, menurunkan resiko

    penyakit jantung.

  • 44

    Penyakit akibat kekurangannya : Kecacatan pada janin

    Sumber Makanan Vitamin B9 : Bayam, Kacang polong, biji

    Bunga matahari, kentang, tomat, jeruk, Telur dan hati.

    9. Vitamin B12

    Fungsi : Menjaga kesehatan sistem saraf, mencegah penyakit

    anemia dan penting untuk pertumbuhan bagi anak-anak.

    Penyakit akibat kekurangannya : Penyakit Anemia (Kurang

    darah), cepat lelah.

    Sumber Makanan Vitamin B12 : Ikan, daging, telur, susu, hati.

    10. Vitamin C

    Fungsi : Penting untuk kesehatan gigi dan gusi serta tulang,

    Membentuk sel-sel tubuh dan pembuluh darah, mencegah

    penyakit kudis, meningkatkan daya tahan tubuh, sebagai

    antioksidan.

    Penyakit akibat kekurangannya : Lidah pecah-pecah,

    berkurangnya energi / cepat lelah, penyakit kudis, penyakit

    sariawan, anemia.

    Sumber Makanan Vitamin C : Jeruk, Tomat, arbei, Strawberry,

    asparagus, kol, susu, mentega dan ikan.

    11. Vitamin D

    Fungsi : Penting untuk Gigi dan tulang, membantu tubuh

    menggunakan Kalsium dan Phospor, mencegah penyakit rahkitis

    (pelunakan tulang pada anak-anak).

  • 45

    Penyakit akibat kekurangannya : Rheumatoid arthritis (radang

    sendi), Penyakit Osteomalasia (hilangnya unsur fosfor dan

    kalsium secara berlebihan), diabetes, Penyakit Rahkitis.

    Sumber Makanan Vitamin D : Ikan, telur, hati, Jamur,

    Kedelai, Susu, udang, tiram. Paparan sinar Matahari.

    12. Vitamin E

    Fungsi : Penting untuk fungsi darah, mencegah asam lemak

    yang berlebihan, menjaga jaringan kesehatan kulit, mata, darah

    merah dan hati, Sebagai antioksidan alami, melindungi paru-

    paru dari polusi udara.

    Penyakit akibat kekurangannya : kemandulan, gangguan saraf

    dan otot.

    Sumber Makanan Vitamin E : minyak sayur, gandum, padi-

    padian, lettuce, ikan, ragi, kuning telur.

    13. Vitamin K

    Fungsi : membantu metabolisme tubuh dan mencegah penyakit

    diabetes, menekan proses pendarahan akibat pemakain senyawa

    aspirin atau antibiotik berlebihan, menurunkan risiko terkena

    penyakit osteoporosis.

    Penyakit akibat kekurangannya : menghambat pembekuan

    darah, menurunnya kepadatan tulang.

    Sumber Makanan Vitamin K : Sayuran berdaun hijau, avocado,

    kiwi, peterseli (parsley).

  • 46

    2.4.6 Dampak Kurang Konsumsi Buah dan Sayur bagi Kesehatan

    Beberapa dampak apabila seseorang kurang konsumsi buah dan

    sayur antara lain:

    1. Meningkatkan Kolesterol Darah

    Jika tubuh kurang konsumsi buah dan sayur yang kaya akan

    serat, maka dapat mengakibatkan tubuh kelebihan kolesterol

    darah, karena kandungan serat dalam buah dan sayur mampu

    menjerat lemak dalam usus, sehingga mencegah penyerapan

    lemak oleh tubuh. Dengan demikian, serat membantu

    mengurangi kadar kolesterol dalam darah.Serat tidak larut

    (lignin) dan serat larut (pectin,β-glucans) mempunyai efek

    mengikat zat-zat organik seperti asam empedu dan kolesterol

    sehingga menurunkan jumlah asam lemak di dalam saluran

    pencernaan. Pengikatan empedu oleh serat juga menyebabkan

    asam empedu keluar dari siklus enterohepatic, karena asam

    empedu yang disekresi ke usus tidak dapat diabsorpsi, tetapi

    terbuang ke dalam feses. Penurunan jumlah asam empedu

    menyebabkan hepar harus menggunakan kolesterol sebagai

    bahan untuk membentuk asam empedu. Hal inilah yang

    menyebabkan serat dapat menurunkan kadar kolesterol, jika

    konsumsi serat kurang, maka proses tersebut tidak terjadi dan

    akan menyebabkan kolesterol darah meningkat.

  • 47

    2. Gangguan Penglihatan/Mata

    Kandungan vitamin A dalam buah dan sayur penting untuk

    pertumbuhan, penglihatan dan meningkatkan daya tahan tubuh

    terhadap penyakit dan infeksi. Vitamin A berfungsi dalam

    penglihatan normal pada cahaya remang. Kecepatan

    mataberadapatasi setelah terkena cahaya terang berhubungan

    langsung dengan vitamin A yang tersedia di dalam darah untuk

    membentuk rodopsin yang membantu proses.

    3. Menurunkan Kekebalan Tubuh

    Buah dan sayur sangat kaya dengan kandungan vitamin C

    yang merupakan antioksidan kuat dan pengikat radikal bebas.

    Vitamin C juga meningkatkan kerja sistem imunitas sehingga

    mampu mencegah berbagai penyakit infeksi bahkan dapat

    menghancurkan sel kanker. Jika tubuh kekurangan asupan

    buah dan sayur, maka imunitas/kekebalan tubuh akan

    menurun.

    4. Meningkatkan Resiko Kegemukan

    Kurang konsumsi buah dan sayur dapat meningkatkan

    risiko kegemukan dan diabetes pada seseorang (WHO, 2003).

    Buah berperan sebagai sumber vitamin dan mineral yang

    penting dalam proses pertumbuhan. Buah juga bisa menjadi

    alternatif cemilan (snack) yang sehat dibandingkan dengan

    makanan jajanan lainnya, karena gula yang terdapat dalam

  • 48

    buah tidak membuat seseorang menjadi gemuk namun dapat

    memberikan energi yang cukup (Khomsa, dkk, 2009). Sayuran

    juga merupakan sumber vitamin dan mineral yang sangat

    bermanfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan individu.

    Seseorang yang mengonsumsi cukup sayuran dengan jenis

    yang bervariasi akan mendapatkan kecukupan sebagian besar

    mkineral mikro dan serat yang dapat mencegah terjadinya

    kegemukan. Selain itu, sayuran juga berperan dalam upaya

    pencegahan penyakit degeneratif seperti PJK (Penyakit

    Jantung Koroner), kanker, diabetes dan obesitas (Khomsa, dkk,

    2009).

    5. Meningkatkan Resiko Kanker Kolon

    Diet tinggi lemak dan rendah serat (buah dan sayur) dapat

    meningkatkan risiko kanker kolon. Penelitian epidemiologis

    menunjukkan perbedaan insiden kanker kolorektal di Negara

    maju seperti Amerika, Eropa dan di Negara berkembang

    seperti Asia dan Afrika. Hal itu dikarenakan perbedaan jenis

    makanan di Negara maju dan Negara berkembang tersebut,

    dimana masyarakat di Negara maju lebih banyak mengonsumsi

    lemak daripada di Negara berkembang (Puspita I, 2012). Serat

    dapat menekan risiko kanker karena serat makanan diketahui

    memperlambat penyerapan dan pencernaan karbohidrat, juga

    membatasi insulin yang dilepas ke pembuluh darah. Terlalu

  • 49

    banyak insulin (hormon pengatur kadar gula darah) akan

    menghasilkan protein dalam darah yang menambah risiko

    munculnya kanker, yang disebut insulin growth factor (IGF).

    Serat dapat melekat pada partikel penyebab kanker lalu

    membawanya keluar dari dalam tubuh (Puspita I, 2012).

    6. Meningkatkan Resiko Sembelit (Konstipasi)

    Konsumsi serat makanan dari buah dan sayur, khususnya

    serat tak larut (tak dapat dicerna dan tak larut air)

    menghasilkan tinja yang lunak. Sehingga diperlukan kontraksi

    otot minimal untuk mengeluarkan feses dengan lancar.

    Sehingga mengurangi konstipasi (sulit buang air besar). Diet

    tinggi serat juga dimaksudkan untuk merangsang gerakan

    peristaltik usus agar defekasi (pembuangan tinja) dapat

    berjalan normal. Kekurangan serat akan menyebabkan tinja

    mengeras sehingga memerlukan kontraksi otot yang besar

    untuk mengeluarkannya atau perlu mengejan lebih kuat. Hal

    inilah yang sering menyebabkan konstipasi. Oleh karena itu,

    diperlukan konsumsi serat yang cukup khususnya yang berasal

    dari buah dan sayur (Puspitasari, 2009).

  • 50

    2.5 Kerangka Teori

    Perilaku

    Konsumsi

    Buah dan

    Sayur pada

    Anak SD

    Teman

    Guru

    Dukungan Keluarga

    Media Penyuluhan

    Pengetahuan

    Sikap

    Usia

    Metode penyuluhan

    Faktor Predisposisi

    Faktor Pemungkin

    Faktor Penguat

  • 51

    BAB 3

    KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN

    3.1 Kerangka Konseptual

    Kerangka konsep penelitian adahal suatu hubungan atau kaitan

    antara konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan diamati (diukur)

    melalui penelitian yang dimaksud (Notoatmodjo, 2012). Dibawah ini

    dijelaskan kerangka konsep yang akan dilakukan peneliti di SDN 01

    Tawang Rejo Kota Madiun sebagai berikut :

    3.2 Hipotesis Penelitian

    Hipotesis adalah pernyataan dugaan tentang hubungan antara dua

    variabel atau lebih yang menghubungkan variabel satu dengan variabel

    lain (Rosjidi, Cholik Harun 2017). Hipotesis merupakan jawaban

    sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji

    secara empiris. Hipotesis menyatakan hubungan apa yang kita cari atau

    1. Pengetahuan buah dan

    sayur

    2. Sikap Konsumsi Buah

    dan Sayur

    (Pre-Test)

    Pemberian Media

    Lintasan Arus

    1. Pengetahuan buah dan

    sayur

    2. Sikap Konsumsi Buah

    dan Sayur

    (Post-Test)

    Variabel Independen

    (X)

    Variabel Dependen (O1) Variabel Dependen (O2)

    Gambar 2.2 Kerangka Teori

    Sumber : Teori L. Green modifikasi ( Notoatmodjo, 2012)

  • 52

    ingin kita pelajari. Hipotesis adalah keterangan sementara dari hubungan

    fenomena yang kompleks, oleh karena itu hipotesis menjadi sangat

    penting dalam sebuah penelitian (Nasir,2011). Ditinjau dari operasi

    rumusannya, ada dua jenis hipotesis yaitu:

    1. Hipotesis nol atau hipotesis nihil, hipotesis ini dituliskan dengan ―Ho‖

    adalah hipotesis yang meniadakan perbedaan antar kelompok atau

    meniadakan hubungan sebab akibat antar variabel.

    2. Hipotesis Ha, hipotesis ini ditulis dengan ―Ha‖. Hipotesis ini digunakan

    untuk menolak atau menerima hipotesis nihil (nol). Hipotesis ini

    menyatakaannya adanya hubungan antar variabel.

    Dari penjelasannya diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian ini

    adalah sebagai berikut:

    Ha: Ada pengaruh media permainan Lintasan Arus terhadap perubahan

    pengetahuan tentang Konsumsi Buah dan Sayur pada siswa kelas 4

    dan 5 SD 01 Tawang Rejo Kota Madiun

    Ha: Ada pengaruh media permainan Lintasan Arus terhadap perubahan

    sikap tentang Konsumsi Buah dan Sayur pada siswa kelas 4 dan 5 SD

    01 Tawang Rejo Kota Madiun

  • 53

    BAB 4

    METODE PENELITIAN

    4.1 Desain Penelitian

    Desain penelitian merupakan perencanaan, pola dan strategi

    penelitian sehingga dapat menjawab pertanyaan penelitian atau masalah

    penelitian. Desain penelitian merupakan prosedur perencanaan dimana

    peneliti dapat menjawab pertanyaan penelitian secara valid, objektif,

    akurat dan hemat ekonomis (Rosjidi, Cholik Harun 2017).

    Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Quasi

    Eksperiment, yaitu penelitian dengan melakukan intervensi (perlakuan)

    pada subjek penelit