Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
SKRIPSI
PENGARUH MODEL COOPERATIVE TIPE GROUP INVESTIGATION
(GI) TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA PADA TEMA 7
SUB TEMA 1 SDN 2 SELAT
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Penulisan Skripsi
Sarjana Strata satu (S1) Pada Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Mataram
Oleh
HESTI NINGTYAS
117180057
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MATARAM
2021
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“saya datang, saya bimbingan, saya ujian, saya revisi dan saya menang”
PERSEMBAHAN
Puji syukur saya panjatkan atas segala kemudahan yang Allah SWT berikan,
sehingga saya bisa menyelesaikan tugas akhir sebagai mahasiswa. Skripsi ini saya
persembahkan untuk:
1. Teruntuk kedua orang tuaku baba dan mamah yang selalu senantiasa
mendoakan dalam setiap langkah dan harapanku, yang telah memberikan
semangat, dukungan dan motivasi dalam mewujudkan impianku serta
memberikan inspirasi dalam setiap langkahku.
2. Teruntuk Abang ku dan ponakan kecilku, yang selalu mendoakan dan
memberi semangat dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi.
3. Teruntuk para guru dan dosen-dosenku tercinta yang selalu membimbing,
mendidik dan mengajarkan. Terimakasih untuk jasa-jasa yang tidak mampu
terbalaskan.
4. Teruntuk teman-teman kelas, PGSD kelas B dan teman-teman seperjuangan
PGSD UMMAT angkatan 2017 yang telah memberikan dukungan dan do,a
penulis ucapkan terimakasih banyak. Kalian hebat, sangat hebat.
Semoga apa yang saya peroleh selama kuliah di Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah
Mataram bisa bermanfaat bagi pembaca khususnya dan bagi saya pribadi. Disini
penulis masih sebagai manusia biasa yang tak pernah luput dari dosa dan jauh dari
kesempurnaan.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat, taufik, hidayahnya dan tidak pula penulis haturkan sholawat
serta salam atas junjungan nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa
umat Islam dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang dan sehingga
penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Model
cooperative tipe group investigation (GI) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Kognitif Pada Muatan Tema 7 Subtema 1 Pembelajaran 1 Siswa sekolah Dasar 2
Selat”.
Penelitian ini dilaksanakan untuk melengkapi syarat-syarat memperoleh
gelar serjana PGSD pada Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Penulis
menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terwujud tampa adanya bimbingan,
pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan
banyak terimakasih:
1. Bapak Dr. H. Arsyad Abd Ghani, M.Pd, selaku Rektor Universitas
Muhammadyah Mataram
2. Dr. Muhammad Nizaar, M.Pd. Si selaku Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan
3. Ibu Haifaturrahmah, M.Pd selaku Ketua Program Studi PGSD.
4. Bapak Dr. Muhammad Nizaar, M.Pd. Si selaku pembimbing ke I (pertama)
5. Ibu Nursina Sari, M.Pd selaku pembimbing ke II (kedua)
6. Bapak kepala sekolah SDN 2 Selat beserta guru dan stafnya.
7. Kedua orang tua, sahabat, dan pihak-pihak lainya yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu.
Diharapkan, skripsi ini bermanfaat untuk semua pihak. Selain itu, kritik
dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dari para pembaca sekalian
agar skripsi ini bisa lebih baik lagi.
Mataram, 11 Juli 2021
Penulis
HESTI NINGTYAS
117180057
ABSTRAK
Hesti Ningtyas. 2021. “Pengaruh Model Cooperative Tipe Group Investigation
(GI) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Pada Muatan Tema 7
Subtema 1 Pembelajaran 1 Siswa sekolah Dasar 2 Selat”.Skripsi. Mataram:
Unniversitas Muhammadiyah Mataram.
Pembimbing 1 : Dr. Muhammad Nizaar, M.Pd. Si
Pembimbing 2 : IbuNursina Sari, M.Pd
ABSTRAK
Model cooperative tipe group investigation (GI) dapat meningkatkan hasil
belajarsiswa karena melalui model cooperative tipegroup investigation (GI) ini
siswa diberikan beberapa masalah bersifat terbuka yang artinya memberikan
tantangan kepada siswa untuk mencari pola penyelesaian masalah, menemukan
berbagai solusi dari masalah sehingga siswa leluasa berpikir untuk menyelesaikan
masalah tersebut dengan cara sendiri namun tetap benar. Tujuan penelitian yang
hendak dicapai oleh peneliti adalah untuk menganalisis Pengaruh Model
Cooperative tipe Group Investigation (GI) terhadap hasil belajar kognitif pada
muatan tema 7 subtema 1 pembelajaran 1 siswa kelas IV SDN 2 Selat.Metode
penelitian ini adalah penelitian eksperimen, sampel digunakan adalah kelas IV A
sebagai kelas eksperimen yang terdiri dari 15 siswa dan kelas IV B sebagai kelas
kontrol yang berjumlah 15siswa sebagai kelompok control, sedangkan teknik
pengumpulan data yaitu observasi, test dan dokumentasi. Uji coba instrument
yang diguunakan adalah uji validitas, dan uji reabilitas, sedangkan analisis data
menggunakan uji normaitas, uji homogenitas dan uji t dengan mengunakan rumus
independen samplet-test.
Hasil peneitian ini menunjukan bahwa hasil perhitungan pengujian
hipotesis dengan bantuan program SPSS 20.00 for windows dengan menggunakan
teknik uji Independent Sample T-Test pada taraf signifikansi 5%, diperoleh nilai
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔≥ 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙(4,393≥ 2,048), dan nilai sig ≤ 0,05 (0.000 ≤ 0,05). Maka Ho
ditolak dan Ha diterima, hal ini menunjukkan, bahwa ada pengaruh model
kooperative tipe group investigation (GI) terhadap kemampuan kognitif pada tema
7 subtema 1 pembelajaran 1 siswa kelas IV SDN 2 Selat.
Kata Kunci: Model Pembelajaran Cooperatif Tipe Group Investigation,
Kemampuan Kognitif
DAFTAR ISII
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
LEMBAR PENYATAAN .................................................................................... iv
MOTTO PERSEMBAHAN .................................................................................. v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
ABSTRAK .......................................................................................................... IVi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................ 5
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................ 6
1.4.1 Manfaat Teoritis .................................................................................. 6
1.4.2 Manfaat Praktis ................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 8
2.1 Penelitian yang Relavan .............................................................................. 8
2.2 Kajian Teori Penelitian .............................................................................. 10
2.2.1 Model Pembelajaran Cooperative Tipe Group Investigation ........... 10
2.2.2 Hasil Belajar Kognitif ....................................................................... 20
2.2.3 Tematik .............................................................................................. 24
2.3.4 Materi Pembelajaran Tema 7 Sub tema 1 Pembelajaran 1 ................ 27
2.3 Kerangka Berpikir ...................................................................................... 31
2.4 Hipotesis Penelitian .................................................................................... 31
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 32
3.1 Rancangan Penelitian ................................................................................. 32
3.2 Lokasi da waktu penelitian......................................................................... 34
3.3 Penentuan Subjek Penelitian ...................................................................... 34
3.3.1 Populasi Penelitian ............................................................................ 34
3.3.2 Sampel Penelitian .............................................................................. 35
3.4 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 36
3.4.1. Observasi ......................................................................................... 36
3.4.2. Tes ................................................................................................... 37
3.4.3. Dokumentasi .................................................................................... 37
3.5 Variabel Penelitian ..................................................................................... 38
3.5.1. Variabel Bebas ................................................................................ 38
3.5.2. Variabel Terikat ............................................................................... 38
3.6 Instrumen Penelitian................................................................................... 38
3.6.1. Lembar Soal .................................................................................... 38
3.6.2. Lembar Observasi ............................................................................ 40
3.7 Prosedur penelitian ..................................................................................... 40
3.7.1. Tahap Perencanaan .......................................................................... 40
3.7.2. Tahap Pelaksanaan .......................................................................... 41
3.7.3. Tahap Akhir ..................................................................................... 41
3.8 Teknik Analisis Data .................................................................................. 41
3.8.1 Uji Instrumen .................................................................................... 41
3.8.2 Uji Prasyarat analisis ......................................................................... 45
3.8.3 Uji Hipotesis...................................................................................... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHSAN ................................ 48
4.1 Deskripsi Data Penelitian ................................................................. 48
4.1.1 Pelaksanaan Penelitian ........................................................ 48
4.1.2 Data observasi Ketarlaksanaan ............................................ 50
4.1.3 Hasil Uji Instrument ............................................................ 51
1. Uji Validitas ......................................................................... 51
2. Uji Reabilitas ....................................................................... 53
3. Uji Tingkat Kesukaran......................................................... 54
4. Daya Beda Soal ................................................................... 55
4.1.4 Deskripsi Hasil Belajar Siswa ............................................. 57
1. Hasil Data Belajar Kelas Kontrol ........................................ 57
2. Hasil Data Belajar Kelas Eksperimen ................................. 58
4.1.5 Teknik Analisa Data ............................................................ 59
1. Normalitas ........................................................................... 59
2. Uji Homogenitas .................................................................. 60
3. Hasil Uji Hipotesis............................................................... 61
4.2 Pembahasan ...................................................................................... 63
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 66
5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 66
5.2 Saran ................................................................................................. 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 3.1 Rancangan Penelitian ............................................................................ 32
Tabel 3.2 Presentase Keterlaksanaan penelitian .................................................... 37
Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal .......................................................................................... 39
Tabel 3.4 Kategori tingkat kesukaran soal ............................................................. 43
Tabel 4.1 Hasil Keterlaksanaan.............................................................................. 50
Tabel 4.2.Hasil validitas butir soal ......................................................................... 52
Tabel 3.4. Hasil Uji Tingkat Kesukaran................................................................ 54
Tabel 3.5. Hasil Uji Daya Beda Soal .................................................................... 55
Tabel 4.6. Hasil Pre-test dan Post-test Kelas Kontrol ........................................... 57
Tabel 4.7. Hasil Pre-test dan Post-test Kelas Eksperimen..................................... 58
Tabel 4.8. Hasil Uji Normalitas .............................................................................. 60
Tabel 4.9. Test of Homogeneity of Variance ......................................................... 61
Tabel 4.10.Hasil Uji Independent Sample T-Test .................................................. 62
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka berpikkir ............................................................................. 28
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. RPP
Lampiran 2. Lembar ObservasiKeterlaksanaan Pembelajaran
Lampiran 3. Soal Dan Jawaban Soal
Lampiran 4. Analisis Butiran Soal
Lampiran 5. Uji Validitas Soal
Lampiran 6. Uji Reabilitas
Lampiran 7. Uji Normalitas
Lampiran 8. Uji Homogenitas
Lampiran 9. Uji Hipotesa
Lampiran 10. Dokumentasi
1
BAB I
PENDAHULUAAN
1.1 Latar Belakang
Mutu pendidikan merupakan upaya untuk membentuk karakter siswa agar
menjadi pribadi yang lebih baik. Pendidikan merupakan suatu kepentingan
yang mendasardalam kehidupan manusia karena dengan pendidikan manusia
dapat mengembangkan kemampuan dan potensi yang dimilikinya. Dalam UU
No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 Ayat 1
menyatakan bahwa : “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran, sehingga siswa
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
Negara”.
Semua tujuan pendidikan di Indonesia harus berlandaskan tujuan
pendidikan nasional. Salah satu tujuan pendidikan nasional adalah memilki
pengetahuan yang tinggi oleh karena iti pendidikan khususnya di Sekolah
Dasar (SD) juga harus membuat siswa untuk mampu berfikir dan
mengembangkan pengetahuan. Dengan berfikir dan mengembangkan
pengetahuan pada tematik muatan pembelajaran IPA dan Bahasa Indonesia
siswa dapat mengemukakan jawaban dengan berbagai cara. Tematik
bukakanlah suatu mata pelajaran yang hanya menawarkan suatu cara
1
2
pemecahan masalah dalam sebuah soal, melainkan ada berbagai cara yang
dapat digunakan tergantung kemampuan dan kebutuhan siswa.
Rendahnya mutu pendidikan bukan hanya disebabkan oleh beberapa
muatan saja akan tetapi oleh beberapa faktor yang meliputi berbagai hal
seperti siswa itu sendiri, guru, strategi pembelajaran, maupun lingkungan serta
sarana dan prasarana yang berhubungan satu sama lainya. Pembelajaran
tematik yang bersifat abstrak dan membutuhkan pemahaman konsep dan
praktek secara langsung membuat semakin sulitnya siswa dalam belajar.
Kesulitan siswa dalam belajar tematik membuat hasil belajar siswa rendah,
ditambah lagi pembelajaran yang ada hanya sebatas kemampuan berfikir
tingkat rendah seperti mengahafal dan mengahayal seperti apa materi yang ada
pada tiap-tiap muatan pembelajaran.
Salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit oleh siswa dalam jenjang
pendidikan sekolah dasar yaitu tematik pada tema 7 subtema 1 pembelajaran 1
yang Muatan IPA membahas materi tentang macam-macam gaya dengan
model pembelajaran yang masih abstrak. Sedangkan Bahasa Indonesia
membahas tentang nonfiksi yang muatan pembelajarannya bercerita. Oleh
karena itu peneliti menggunakan model cooperative tipe group investigation
(GI) untuk mengatasi masalah yang dihadaoi oleh siswa dalam proses belajar
mengajar.
Berdasarkan UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional Bab II pasal 3 bahwa: “Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkankemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
3
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”. Sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan Nasional diharapkan
siswa dapat menjadi generasi yang cerdas dan mempunyai daya saing tinggi.
Pembelajaran IPA dan bahasa Indonesia untuk sekolah dasar, masih
menjadi momok dalam pendidikan di Indonesia. Sampai sekarang seorang
anak sekolah dasar dikatakan pintar dan memahami segala sesuatu apabila ia
menguasai mata pelajaran tersebut. Pembelajaran yang dianggap sulit,
menjadikanya jarang disukai oleh siswa maupun orang tua. Penerapan
pendekatan pembelajaran konvesional, semakin membuat siswa susah dalam
memahami materi yang diberikan.Guru memiliki peranan yang sangat besar
terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah, karena guru berperan penting
dalam meningkatkan perkembangan dan kemajuan peserta didik. Oleh karena
itu, dalam proses pembelajaran guru hendaknya aktif dalam membelajarkan
siswa, salah satu contohnya adalah dengan menggunakan metode yang tepat
sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik dan diharapkan dapat
membantu siswa dalam pengembangan pengetahuan secara efektif.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti
yang ada di kelas IV di SDN 2 Selat pada tema 7 subtema 1 yang mencakup
muatan pembelajaran IPA dan Bahasa Indonesia, bahwa dikemukakan proses
pembelajaran masih menggunakan model yang dapat dikatakan masih
4
konvensional yaitu menggunakan model ceramah, tanya jawab sehingga pada
saat pembelajaranyang berlangsung banyak siswa yang kurang aktif membuat
siswa merasa bosan, kurangnya interaksi antara guru dan siswa pada saat
pembelajaran, sehingga suasana belajar kurang menarik dan tidak ada
ketertarikan dalam proses belajar mengajar berlangsung.
Proses belajar mengajar pada Tema 7 membutuhkan kerja atau percobaan
langsung sehingga materi yang dilakukan tidak abstrak pada saat proses
belajar mengajar. Berdasarkan nilai ketuntasan minimal siswa kelas IV A dan
IV B di SDN 2 Selat diketahui bahwa nilai KKM belum mencapai 65%
artinya nilai ketuntasan masih sangat rendah.
Kelas
Nilai
rata-rata
Jumlah
KKM = 75
Presentase
(%) Tuntas Tidak
Tuntas
Kelas IV
A
60 15 9 12 42,85%
Kelas IV
B
55 12 8 11 42,10%
(Dokumen Nilai Ulangan harian MID semester SDN 2 Selat).
Berdasarkan hal tersebut meningkatkan hasil belajar dalam muatan
pembelajaran dibutuhkan suatu strategi pembelajaran yang tepat.Pemilihan
strategi pembelajaran dilakukan oleh peneliti maupun guru, dan harus
disesuaikan dengan karakteristik siswa sekolah dasar (SD) dan situasi kondisi
sekolah. Salah satu model pembelajaran yang tepat untuk situasi dan kondisi
siswa sekolah dasar. Model cooperative tipe group investigation (GI)
menekankan pada tentang bekerja sama dan melakukan eksperimen sesuai
materi yang diajarkan.
5
Dari konsep yang diuraikan sebelumnya, dapat dikatakan dengan
menggunakan model cooperative tipe group investigation (GI) didalam
kegiatan pembelajarannya siswa dibiasakan untuk terampil berpikir,
memecahkan masalah bersama-sama, menganalisis, serta mendapatkan
informasi. Model cooperative tipe group investigation (GI) dapat
meningkatkan pemahaman konsep siswa karena melalui model cooperative
tipe group investigation (GI) ini siswa diberikan beberapa masalah bersifat
terbuka yang artinya memberikan tantangan kepada siswa untuk mencari pola
penyelesaian masalah, menemukan berbagai solusi dari masalah sehingga
siswa leluasa berpikir untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan cara
sendiri namun tetap benar. Dengan demikian, berdasarkan latar belakang
masalah yang telah diuraikan diatas, maka peneliti tertarik melakukan
penelitian dengan judul “pengaruh model cooperative tipe group investigation
(GI) terhadap hasil belajar kognitif siswa pada tema 7 sub tema 1 SDN 2
selat”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
rumusan masalah penelitian ini adalah “Apakah terdapat pengaruh yang
signifikan pada pengaruh model cooperative tipe group investigation (GI)
terhadap hasil belajar kognitif siswa pada tema 7 sub tema 1 SDN 2 selat?”.
6
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh
model cooperative tipe group investigation (GI) terhadap hasil belajar
kognitif siswa pada tema 7 sub tema 1 siswa kelas IV SDN 2 selat.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, Adapun
manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
4.2.1 Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dalam penelitian ini yaitu :
1. Memberikan informasi tentang penerapan model cooperative tipe group
investigation (GI) terhadap hasil belajar kognitif Tema 7 Subtema 1
Pembelajaran 1.
2. Menjadikan sumber bahan yang penting bagi para peneliti lain untuk
melakukan penelitian sejenis atau melanjutkan penelitian tersebut secara
lebih luas dan mendalam.
4.2.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa, guru,
sekolah maupun peneliti. Secara praktis penelitian ini bermanfaat bagi :
1. Bagi siswa
Sebagai pemicu dalam meningkatkan hasil belajar kognitf siswa untuk
dan melakukan eksperimen yang baikdan optimal dengan penggunaan
model cooperative tipe group investigation (GI).
2. Guru
7
guru memperoleh pengalaman mampu untuk lebih mudah dalam
melaksanakan pembelajaran serta menambah wawasan pengetahuan
tentang model cooperative tipe group investigation (GI). dan sebagai
bahan masukan guru dalam memilih metode pembelajaran yang praktis
untuk muatan tematik, sehingga dapat berdampak positif dalam hasil
belajar siswa.
3. Sekolah
Hasil penelitian ini dapat menjadi sumbangan ilmiah, evaluasi untuk
menentukan kebijakan dan kualitas pembelajaran disekolah dan
menambah inovasi dan penggunaan model pembelajaran dalam rangka
memperbaiki atau meningkatkan proses pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar kognitif di sekolah.
4. Peneliti
Menambah pengetahuan peneliti mengenai penelitian eksperimen dan
memberikan sumbangsih dalam memajukan pendidikan karena kesulitan
belajar dalam proses pembelajaran.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Yang Relevan
1. Siska Widiawati (2018) dengan judul “ Pengaruh model pembelajaran
cooperative tipe Group Investigation (GI) terhadap hasil belajar fisika
ditinjau dari gaya belajar siswa”. Hasil belajar yang digunakan dalam
penelitian ini mencakup semua ranah hasil bejar yaitu kognitif, afektif dan
psikomotorik.
Persamaan dalam penelitian ini sama-sama menggunakan model
pembelajaran cooperative tipe Group Investigation (GI). Selain itu,
penelitian ini sama-sama menggunakan metode penelitian kuantitatif dan
juga dalam penelitian ini menggunakan variabel yang sama yaitu variabel
bebas dan terikat. Perbedaanya 1) penelitian yang dilakukan oleh Siska
widiawati yaitu berpengaruh terhadap hasil belajar fisika yang ditinjau dari
gaya belajar siswa. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu
pengaruh terhadap kemampuan hasil belajar kognitifsiswa. 2) pada
penelitian Siska Widiawati menggunakan desain penelitian quas eksperimen
dengan desain factorial 2 × 3. Sedangkan desain yang dilakukan oleh
peneliti yaitu quasi exsperimental saja. Sedangkan peneliti menggunakan
kelas IV. 3) pada penelitian ini Siska Widiawati meninjau semua hasil
belajar. Sedangkan peneliti hanya focus pada kognitif.
2. Matroji (2017) dengan judul “penerapan model Group Investigation untuk
meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran sejarah materi
8
9
pengaruh sejarah didunia”. Jurnal yang diterbitkan oleh Pedagogia ini
memberikan sebuah pemahaman bahwa model pembelajaran cooperative
tipe Group Investigation(GI)dapat meningkatkan hasil pembelajaran
sejarah. Rancangan penelitian ini menggnakan menggunakan dua siklus
terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi.
Persamaan dalam penelitian ini sama-sama menerapkan model
pembelajaran cooperative tipe Group Investigation (GI).Perbedaannya 1)
penelitian yang dilakukan Matroji menggunakan materi IPS
terpadu.Sedangkan peneliti menggunakan tematik. 2) penelitian yang
dilakukan Matroji mengunakan metode penelitian dengan rancangan siklus.
Sedangka peneliti menggunakan penelitian eksperimen dengan jenis quasi
eksperimental. 3) penelitian yang dilakukan matroji menggunakan kelas 6.
Sedangkan peneliti menggunakan kelas IV.
3. Arum Pramuningtyas (2015). Dengan judul “penerapan model
pembelajaranGroup Investigation (GI) dengan mind mapping untuk
meningkatkan prestasi belajar siswa”. Jurnal yang diterbitkan oleh Pene
Ilmiah ini memberikan pemahaman bahwa kolaborasi model pembelajaran
cooperative tipe Group Investigation dengan mind mapping dapat
meningkatkan prestasi belajar. Jenis penelitian yang dilakukan dalam jurnal
ini yaitu PTK, dengan menggunakan prosedur penilaian yaitu perencanaan,
tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Persamaan dalam penelitian ini sama-sama menggunakan model
pembelajaran cooperative tipe Group Investigation (GI).Perbedaanya 1)
10
penelitian yang dilakukan oleh Arum Pramuningtyas menggunakan
pendekatan penelitian PTK.Sedangkan peneliti menggunakan penelitian
eksperimen dengan jenis penelitian quasi eksperimental. 2) pada penelitian
Arum Pramuningtyas menggunakan kuurikulum KTSP. Sedangkan peneliti
menggunakan K13 dan pada penelitian Arum Pramuningtyas itu
memberikan dua kolaborasi sedangkan peneliti focus pada satu model
pembelajaran
2.2 Kajian Teori Penelitian
2.2.1 Model cooperative tipe group investigation (GI)
1. Definisi model cooperative tipe group investigation (GI)
Eggen dan kauchak (2005:21) mengemukakan Group model
coopetiperative tipe groupinvestigation (GI) adalah strategi belajar
kooperatif yang menempatkan siswa ke dalam kelompok untuk
melakukan investigation terhadap suatu topik. Dari pernyataan tersebut
dapat disimpulkan bahwa model cooperative tipe group investigation
(GI) mempunyai focus utama untuk melakukan investigasi terhadap
suatu topic atau objek khusus.
Model ini menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik
dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok
(group process skills). Hasil akhir dari kelompok adalah sumbangan ide
dari tiap anggota serta pembelajaran kelompok yang notabene lebih
mengasah kemampuan intelektual siswa dibandingkan belajar secara
individual.
11
Model cooperative tipe group investigation (GI) merupakan
pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Aunurrahman
(2014: 151), menjelaskan model pembelajaran cooperative tipe group
investigation (GI) dirancang untuk membimbing siswa mendefinisikan
masalah, mengeksplorasi pengetahuan terkait masalah itu,
mengumpulkan data yang relevan, mengembangkan, dan menguji
hipotesis.
Menurut Mafune, (Rusman, 2012:222) “model cooperative tipe
group investigation (GI) dapat dipakai guru untuk mengembangkan
kreatifitas siswa, baik secara perorangan maupun kelompok”. Hal yang
paling utama diharapkan dari penggunaan model cooperative tipe group
investigation (GI) dalam proses pembelajaran adalah proses
pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered learning)
dalam usaha tercapainya peningkatan kualitas pembelajaran dan hasil
belajar siswa. Peran siswa dalam kegiatan pembelajaran harus pro aktif
dan kreatif, serta memaksimalkan segala potensi yang dimilikinya.
Siswa harus dilatih dan dibiasakan untuk berani mengajukan pertanyaan,
gagasan pendapat, menyanggah, atau mempertahankan gagasannya
(data-data hasil investigasi) secara realistis dan rasional, serta agar siswa
mampu mempertahankan pendapatnya dan belajar menghargai pendapat
yang berbeda dari siswa atau kelompok lain.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli yang telah diuraikan
sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran cooperative
12
tipe group investigation (GI) dalah suatu pembelajaran terbuka yaitu
siswa dapat menggunakan berbagai cara untuk mendapatkan
pengetahuan dengan cara terjun langsung dalam sebuah eksperimen.
2. Tipe-Tipe Model pembelajaran Kooperative
Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang
mengutamakan kerja sama antar peserta didik untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Kesuksesan dari sebuah kelompok bergantung pada
kesuksesan masing-masing anggota kelompok. Menurut teori
konstruktivis, tugas guru (pendidik) adalah memfasilitasi agar proses
pembentukan (konstruksi) pengetahuan pada diri sendiri tiap-tiap peserta
didik terjadi secara optimal. Dalam pembelajarannya peserta didik
diharapkan saling membantu, berdiskusi, berdebat, atau saling menilai
pengetahuan dan pemahaman satu sama lain.
Pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran
yang menekankan aktifitas peserta didik dalam kelompok kecil sehingga
peserta didik dapat saling bekerja sama untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Peserta didik dalam kelompok kooperatif belajar
berdiskusi, saling membantu, dan mengajak satu sama lain untuk
mengatasi masalah belajar. Pembelajaran kooperatif mengkondisikan
peserta didik untuk aktif dan saling memberi dukungan dalam kerja
kelompok untuk menuntaskan masalah dalam belajar.Pembelajaran
kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang
mengutamakan kebersamaan kelompok.
13
Pandangan Dewey terhadap kooperatif di dalam kelas sebagai
sebuah prasyarat untuk bisa menghadapi berbagai masalah kehidupan
yang kompleks dalam masyarakat demokrasi. Kelas adalah sebuah
kreatifitas kooperatif di mana guru dan murid membangun proses
pembelajaran yang didasarkan pada perencanaan mutual dari berbagai
pengalaman, kapasitas, dan keutuhan masing-masing. (Slavin 2009:
214).
Dari penjelasan di atas dapat disimpilkan bahwa model
pembelajaran cooperative adalah model pembelajaran yang
mengutamakan keaktifan dan kerjasama antara siswa yang satu dengan
yang lainnya, sehingga timbul kerjasama yang baik.
3. Karakteristik Model cooperative tipe group investigation (GI)
Menurut (Sugandi: 14), karakteristik model cooperative tipe group
investigation (GI). sebagai berikut :
a. Siswa belajar dalam kelompok, siswa dibuatkan kelompok secara
heterogen untuk saling berdiskusi
b. Siswa memiliki rasa saling ketergantungan, dalam melakukan
diskusi kelompok siswa merasa ketergantungan tehrhadap siswa lain
karena saling bertukar informasi.
c. Siswa belajar berinteraksi secara kerja sama, melakuikan interaksi
antara teman kelompok daan teman diskusi untuk saling bertukar
informasi
14
d. Siswa dilatih untuk bertanggung jawab terhadap tugas, dalam tugas
kelompok siswa dilatih untuk menyelesaikan tugasnya tepat waktu
bersama kelompok diskusi lainnya.
e. Siswa memiliki keterampilan komunikasi interpersonal, dalam
kegiatan diskusi siswa diajarkan untuk melakukan komunikasi secara
terus menerus dan saling bertukar pikiran.
Ciri-ciri tersebut dapat memberikan dampak positif kepada peserta
didik antara lain: membangun sikap belajar kelompok/bersosialisasi,
membangun kemampuan bekerjasama, melatih kecakapan
berkomunikasi, melatih keterlibatan emosi peserta didik,
mengembangkan rasa percaya diri dalam belajar, meningkatkan prestasi
akademiknya secara individu dan kelompok, meningkatkan motivasi
belajar dan memperoleh kepuasan belajar. Tinggi rendahnya tingkat
keberhasilan model pembelajaran kooperatif di atas, bergantung pada
aspek: interdependensi ganjara, interdependensi tugas, tanggung jawab
atau akuntabilitas individual, struktur yang dipaksakan oleh guru, ada
atau tidak adanya kompetisi kelompok.
4. Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Model Cooperative tipe
Group Investigation (GI)
Adapun langkah-langkah model cooperative tipe Group
Investigation (GI )menurut Sa’dun (2013: 63-64) adalah sebagai berikut
:
15
a. Guru membagi siswa dalam kelompok kecil (5-6 orang) berdasarkan
minat secara heterogen.
b. Guru mengarahkan siswa dalam memilih subtopic dari masalah
umum yang mereka tetapkan
c. Guru bersama siswa merumuskan prosedur, tugas dan tujuan
pembelajaran yang sesuai subtopic yang dipilih.
d. Siswa melakukan investigasi secara berkelompok untuk
menyelesaikan tugas mereka.
e. Guru memantau proses kerja siswa dan member bantuan manakala
siswa membutuhkan
f. Setiap kelompok melakukan analisis dan evaluasi hasil investigasi
dan menyiapkan presentasi
g. Beberapa kelompok ditunjuk untuk mempresentasikan hasil
investigasi di kelas
h. Evaluasi.
Hal yang paling utama diharapkan dari penggunaan model
cooperative tipe group investigation (GI) dalam proses pembelajaran
adalah proses pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered
learning) dalam usaha tercapainya peningkatan kualitas pembelajaran
dan hasil belajar siswa.
Dari pendapat beberapa ahli tersebut peneliti dapat membuat
langkah-langkah pembelajaran cooperative tipe group investigation (GI)
sebagai berikut.
16
a. Persiapan
Sebelum memulai proses belajar mengajar guru harus membuat
satuan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), membuat
pertanyaan Group Investigation Problems:
b. Pelaksanaan, Terdiri dari:
1) Pendahuluan, yaitu:
a) Guru memberikan salam dan mengajak semua siswa berdo’a
menurut agama dan keyakinan masing-masing.
b) Guru mengecek kesiapan diri dengan mengisi lembar
kehadiran dan memeriksa kerapian pakaian, posisi dan tempat
duduk disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran.
c) Guru meminta siswa untuk melakukan tepuk semangat,
sebagai penyemangat pada awal pembelajaran.
d) Guru menginformasikan materi yang akan dipelajari.
Guru menjelaskan kepada siswa, bahwa yang akan dipelajari
berkaitan atau bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari,
sehingga mereka semangat dalam belajar. Kemudian siswa
menanggapi apersepsi yang dilakukan guru agar diketahui
pengetahuan awal mereka terhadap materi keliling dan luas
bangun datar yang akan dipelajari.
2) Kegiatan inti
Yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan langkah-langkah berikut :
a) Mendesain Pembelajaran, Guru menggunakan model
pembelajaran cooperative tipe group investigation (GI). Siswa
17
membaca teks dan mengamati gambar pada buku siswa, guru
menunjuk beberapa siswa untuk menjawab pertanyaan pada Buku
Siswa.Siswa menjawab pertanyaan tersebut untuk menstimulus
rasa ingin tahu siswa tentang topik yang akan dipelajari
b) Ayo Membaca, Siswa membaca teks tentang suku bangsa yang
ada di indonesia.
c) Ayo Berdiskus, Siswa membuat daftar kata sulit dari teks bacaan,
selanjutnya mencari artinya dari Kamus Besar Bahasa Indonesia
lalu menuliskan dalam buku catatannya.
d) Ayo Bercerita, Guru menunjuk beberapa siswa untuk
membacakan hasil diskusi kelompok mereka. Siswa mengamati
gambar alat transportasi tradisional menggunakan tenaga hewan,
Siswa menceritakan alat transportasi yang pernah ditemui, baik di
daerahnya sendiri maupun lain daerah.Siswa menjawab
pertanyaan pada buku siswa. Jawaban yang diharapkan adalah
saat kuda atau kerbau menarik bendi atau pedati akan bergerak
atau berpindah tempat.
e) Ayo Mencoba, Siswa melakukan percobaan gaya pada enda-
benda dosekitarnya. Siswa menuliskan hasil percobaan dalam
tabel pengamatan.
f) Tugas, Siswa menuliskan bentuk-bentuk gayayang telah
dilakukan atau diloihat, lalu membacakan di depan teks lalu Guru
18
mencatat respon siswa terhadap berbagai cara penyelesaian yang
telah dihasilkan.
g) Ayo Mengamati,Siswa mengamati gambar pada buku siswa, lalu
menentukan macam-mcam gaya yang bekerja serta pengaruhnya
terhadap benda. Siswa mengamati gambar-gambar kegiatan yang
menggunakan gaaya otot. Selanjutnya siswa menjelaskan
pengertian gaya otot dan pengaruh gaya otot terhadap benda.
3) Kegiatan Akhir, yaitu:
a) Siswa menyimpulkan apa yang telah dipelajari, kemudian
kesimpulan tersebut disempurnakan oleh guru.
b) Guru mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan
keyakinan masing-masing (untuk mengakhiri kegiatan
pembelajaran) oleh siswa.
5. Kelebihan Model Pembelajaran cooperativetipe tipe group
investigation (GI)
Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan.
Model cooperative tipe group investigation (GI). Menurut Setiawan
(2006: 9), Model cooperative tipe group investigation (GI), juga
memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dan kekurangan yaitu:
a. Mampu menumbuhkan kehangatan hubungan antar pribadi,
kepercayaan, rasa hormat terhadap auturan, dan kebijakan
19
b. Mode Investigasi kelompok dapat digunakan pada seluruh areal
subyek yang mencakup semua anak pada segala tingkatan usia dan
peristiwa.
c. Siswa termotivasi sehingga aktif dalam proses belajar
mulai dari tahap perencanaan sampai dengan tahap akhir
pembelajaran yaitu mempresentasikan hasil investigasi dari
kelompok masing-masing.
Menurut kholid, (2014: 23) beberapa kelebihan dan kekurangan
dari model cooperative tipe group investigation (GI) adalah sebagai
berikut.
a. Peningkatan belajar tidak tergantung pada usia siswa, mata
pelajaran dan aktifitas siswa.
b. Pembelajaran cooperative dapat menyebapkan unsur-unsur
psikologis siswa menjadi terangsang.
c. Pada saat berdiskusi fungsi ingatan dari siswa menjadi aktif, lebih
bersamangat.
d. Siswa dapat belajar kelompok dan mengerjakan tuas-tugas dengan
kompleks.
6. Kekurangan model pembelajaran cooperative tipe group
Investigation (GI)
Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan dan kekurangan.
Model pembelajaran cooperative tipe group investigation (GI).
kekurangannya yaitu :
20
a. sedikitnya materi yang tersampaikan pada satu kali pertemuan
b. sulitnya memberikan nilai secara personal
c. tidak semua topic dengan model pembelajaran cooperative tipe
group investigation (GI), cocok diterapkan pada suatu topic yang
menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan dari pengalaman
yang dialamai sendiri.
d. diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif.
Dari pendapat ahli diatas dapat dismpulkan bahwa setiap model
pembelajaraan yang dignakan memilki kelebihan dan kekurangan
masing-masing.
2.2.2 Hasil Belajar Siswa
1. Pengertian Hasil Belajar
Dimyati dan Mudjiono (2013:3), menjelaskan hasil belajar
merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.
Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil
belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya proses
belajar mengajar.
Winkel (1996) dalam Purwanto (2014:45), “hasil belajar adalah
perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan
tingkah lakuya”.Perubahan yang terjadi diperoleh malui kerja keras dan
usaha dan membutuh waktu yang cukup relative lama serta merupakan
hasil yang di dapatkan ddari pengalaman itu sendiri.
21
Widyanti (2011:5) menyatakan hasil belajar dapat didefinisikan
sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai materi pelajaran.
Selama mengikuti mata pelajaran dengan angka dan skor.
Berdasarkan pendapat ahli, dapat disimpulkan hasil belajar
merupakan perubahan perilaku yang terjadi pada diri siswa sebagai
akibat adanya pengaruh metode pada proses pembelajaran. Perubahan
perilaku ini mencakup tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik. Penilai hasil belajar kognitif dilakukan melalui tes di akhir
pembelajaran. Sedangkan ranah afektif dan psikomorik dapat terlihat
dalam prosese pembelajaran yang berlangsung.
2. Macam-macam hasil belajar
Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu
sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan
tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada
saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud
pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai
melalui tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor.
Perincianya adalah sebagai berikut :
a. Ranah kognitif (cognitive domain)
Ranah kognitif berkatan dengan hasil belajar berupa pengetahuan,
kemampuan, dan kemahiran. Ranah kognitif mencakup kategori
pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension),
22
penerapan (application), analisis (analysis), sintesis (synthesis),dan
penilaian (evaluasi).
b. Ranah afektif (affective domain)
Ranah afektif berkaitan dengan kemampuan persaan, sikap, minat,
dan nilai. Ranah tersebut meliputi (receving), penanggapan
(responding), penilaian (valving), pengorganisasian (organication),
dan pembentukan pola hidup (organization by a value compex).
c. Ranah psikomotorik (psycomotorik domain)
Ranah tersebut berkaitan dengan kemampuan fisik seperti
keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek dan coordinator
syaraf.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa
hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan
yang telah dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam
jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya
karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang
selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan
merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih
baik.
3. Hasil Belajar Kognitif
Menurut Purwanto (2004: 12) mendefinisikan bahwa hasil
belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang
membentuknya, yaitu “hasil‟ dan “belajar”. Pengertian hasil
23
menunjukkan pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas
atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional.
Pada proses penilaian, guru harus menyiapkan instrument
penilaian yang akan diberikan kepada siswa. Isntrumen penilaian
berupa soal tertulis, dalam penyusunan soal guru diharapkan mampu
mengetahui apa itu level kognitif. Level kognitif merupakan
klasifikasi/tingkatan kemampuan siswa dalam menerima sesuatu yang
dijlaskan. Level kognitif sendiri sangat erat kaitannya dengan
taksonomi bloom. Level kognitif terdiri dari 3 level utama, yaitu level
1 (knowing), level 2 (applaying), dan level 3 (reasoning). Setiap level
mempunyai masing-masing tingkatan mulai dari C1 sampai C6. Level
1 terdiri dari level kognitif yaitu C1 (mengetahui) dan C2
(memahami). Kata kerja operasional yang digunakan dalam C1
diantaranya mengingat kembali, membaca, menyebutkan dan
menyusun. Level 2 (applaying) mencakup satuu level kognitif yang
harus dikuasai dan tergambar pada siswa yaitu menerapkan (C3). Kata
kerja operasional yang bisa digunakan diantaranya
mengimplementasikan, menggunakan, menghitung dan menyesuaikan.
Sedangkan level 3 mencakup C4 (analisis) diantaranya
mengorganisasikan, merinci, menelaah, meneteksi.,
24
2.2.3 Tematik
1. Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik dapat diartikan suatu kegiatan pembelajaran
dengan mengintegrasikan materi beberapa mata pelajaran dalam satu
tema/topik pembahasan. Sutirjo dan Sri Istuti Mamik (2004: 6)
menyatakan bahwa pembelajaran tematik merupakan satu usaha untuk
mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai, atau sikap
pembelajaran, serta pemikiran yang kreatif dengan menggunakan tema.
Dalam menerapkan dan melaksanakan pembelajaran tematik, ada
beberapa prinsip dasar yang perlu diperhatikan yaitu: 1) Bersifat
terintegrasi dengan lingkungan, 2) Bentuk belajar dirancang agar siswa
menemukan tema, 3) Efisiensi. Agar diperoleh gambaran yang lebih jelas
berikut ini akan diuraikan ketiga prinsip tersebut, berikut ini.
a. Bersifat terintegrasi dengan lingkungan.
Pembelajaran yang dilakukan perlu dikemas dalam suatu format
keterkaitan, maksudnya pembahasan suatu topik dikaitkan dengan
kondisi yang dihadapi siswa atau ketika siswa menemukan masalah
dan memecahkan masalah yang nyata dihadapi siswa dalam
kehidupan sehari-hari dikaitkan dengan topik yang dibahas.
b. Efisiensi
Pembelajarn tematik memiliki nilai efisiensi antara lain dalam segi
waktu, beban materi, metode, penggunaan sumber belajar yang
otentik sehingga dapat mencapai ketuntasan kompetensi secara tepat.
25
Siswa memberikan pengalaman langsung kepada siswa, menyajikan
konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses
pembelajaran, bersifat fleksibel, hasil pembelajaran dapat
berkembang sesuai dengan minat, dan kebutuhan siswa.
2. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Tematik
a. Tujuan Tematik
Pembelajaran tematik dikembangkan selain untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan, diharapkan siswa juga
dapat:
1) Meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara lebih
bermakna.
2) Mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah, dan
memanfaatkan informasi.
3) Menumbuh kembangkan sikap positif, kebiasaan baik, dan nilai
nilai luhur yang diperlukan dalam kehidupan.
4) Menumbuh kembangkan keterampilan sosial seperti kerja sama,
toleransi, komunikasi serta menghargai pendapat orang lain.
5) Meningkatkan gairah dalam belajar
6) Memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
Dengan demikian dapat disimpulkan adalah tujuan dari
pembelajaran tematik ini dapat memberikan pemahaman konsep lebih
bermakna, keterampilan, dan dapat kembangkan sikap positif, maupun
kebiasaan baik, dapat memotifasi siswa dalam gairah belajarnya.
26
b. Manfaat Pembelajaran Tematik
Dengan menerapkan pembelajaran tematik, peserta didik dan
guru mendapatkan banyak manfaat. Diantara manfaat tersebut adalah
1) Pembelajaran mampu meningkatkan pemahaman konseptual
peserta didik terhadap realitas sesuai dengan tingkat perkembangan
intelektualitasnya.
2) Pembelajaran tematik memungkinkan peserta didik mampu
mengeksporasi pengetahuan.
3) Pembelajaran tematik mampu meningkatkan keeratan hubungan
antar peserta didik.
4) Pembelajaran tematik membantu guru dalam meningkatkan
profesionalismenya.
5) Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan anak
6) Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena berkesan dan
bermakna
7) Mengembangkan keterampilan berfikir anak sesuai dengan
permasalahan yang dihadapi.
8) Menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerja, toleransi,
komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
Dengan demikian dapat disimpulkan adalah bahwa manfaat
pembelajaran tematik dapat melibatkan peserta didik secara langsung
dalam proses pembelajaran dan dapat mengembangkan keterampilan
berpiki anak dalam menghadapi masalah.
27
2.2.3 Materi pembelajaran Tema 7 sub tema 1 pembelajaran 1
1. Materi IPA
Gaya adalah dorongan atau tarikan yang merupakan satu aspek dari
interaksi silang antara 2 benda.
a. Gaya otot: dihasilkan oleh tenaga otot manusia/hewan. Contoh
menendang bola, membawa air dalam ember.
b. Gaya Gesek: dihasilkan oleh dua pembentukan benda yang saling
bersentuhan. Besar kecilnya gaya dipengaruhi kasar halusnya
permukaan benda. Contoh: mengerem sepeda, gesekan alas sepatu
dengan lantai agar kita jalan tanpa tergelincir.
c. Gaya pegas: membuat benda memantul atau terlontar sepertimpegas,
dihasilkan oleh bend berbahan elastisseperti karet atau pegas. Contoh:
bermain ketapel
d. Gaya Magnet: tarikan atau dorongan yang dihasilkan magnet, tidak
Nampak tetapi dapat menarikbenda logam yang ada diketnya. Contoh:
kutub utara dan selatan bumi (magnet alam), magnet
batang/silinder/bentuk U/tapal kuda (magnet buatan).
e. Gaya gravitasi: gaya tarik yang menyebapkan semua benda
bermuatan listrik untk menarik benda disekitarnya. Contoh pengari
yang disgosok kerambut menarik serpihan kertas.
2. Bahasa Indonesia
Teks non-fiksi adalah teks yang dibuat berdasarkan kenyataan yang
ada, realita tanpa mengada-ada, atau hal yang benar terjadi dalam
28
kehidupn. Contoh karangan atau tulisan non-fiksi adalah: laporan, karya
ilmiah, artikel, dan masih banyak lagi. Menggali pengetahuan baru pada
teks dan menyampaikan pengetahuan baru dari teks nonfiksi ke dalam
tulisan.
29
2.3 Kerangka Berpikir
Adapun kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai
berikut.
Gambar 2.1 Alur/skema Kerangka berpikkir
Model pembelajaran adalah seluruh langkah-langkah kegiatan
pembelajaran termasuk pilihan cara penilaian yang akan dilaksanakan yang
dapat dianggap sebagai suatu prosedur atau proses yang teratur untuk
Kondisi awal
Proses pembelajaran masih
menggunakan model
pembelajaran konvesional
yaitu hanya focus mengajarkan
dengan satu cara yaitu
ceramah,
Hasil belajar siswa masih
rendah
Solusi dengan model
pembelajaran cooperative tipe GI
yaitu :
Memfasilitasi siswa untuk
meningkatkan kemampuan
pemecahan masalah melalui
langkah-langkah pembelajaran
yang menuntut pemahaman
terhadapa masalah dan
penyelesaian masalah secara
terencana
Hasil belajar menggunakan
model cooperative tipe GI :
Meningkatkan hasil belajar
baik secara individual
maupun secara kelompok
Melatih siswa untuk
menumbuhkan kemampuan
berpikir mandiri
Dapat meningkatkan aspek
kognitif siswa
Manfaat model Pembelajaran
cooperative tipe Group
Investigation :
Menghadapkan siswa pada
masalah terbuka
Menuntut siswa untuk
mmiliki kemampuan yang
baik dalam komunikasi
Menempatkan siswa dalam
kelompok untuk melakukan
invesitagation
30
melakukan pembelajaran. Semakin tepat memilih model pembelajaran maka
semakin efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Proses pembelajaran masih menggunakan model pembelajaran yang
biasa digunakan pada umumnya yaitu hanya fokus mengajarkan dengan satu
cara penyelesaian dan juga masih konvesional, sehingga jawaban yang
dihasilkan siswa tidak terbukti secara nyata bagaimana proses gaya itu bisa
terjadi.
Kemampuan kognitif siswa cenderung rendah karena siswa belum
terlatih menjadi siswa yang berpikir kritis dalam arti kurang mengetahui
kemampuan kognitifnya serta kurang mampu mengelola dan memproses
kemampuan kognitifnya dalam bertanya, menanggapi maupun berkomentar
pada saat pembelajaran berlangsung.
Pembelajaran yang dilakukan seharusnya mengupayakan siswa belajar
secara aktif dan dapat meningkatkan hasil belajar kognitif.Keaktifan
merupakan hal yang perlu dimiliki oleh setiap siswa. Dengan demikian siswa
yang aktif akan berusaha mengerjakan tugas-tugas atau pekerjaan rumah
dengan sebaik-sebaiknya dan berusaha melebihi dari standar minimal yang
telah ditetapkan guru, mengulangi materi tanpa menunggu diperintah guru
atau jika ada ujian, berusaha menemukan gagasan dan jawaban atas masalah
pada saat diskusi serta mampu memanfaatkan setiap kesempatan dan peluang
pada saat proses belajar mengajar berlangsung untuk memperkaya khasanah
keilmuannya, misalnya dengan mengajukan pertanyaan sebelum diminta
guru.
31
Selain itu, pembelajaran harus berinteraksi dua arah, artinya guru tidak
hanya berperan aktif pada saat pembelajaran berlangsung, akan tetapi siswa
lebih dituntut agar lebih aktif dan guru berperan sebagai fasilitator, membantu
ketika siswa mengalami kesulitan-kesulitan pada saat pembelajaran dan
sebagai motivator dalam mendorong siswa agar lebih aktif dalam belajar.
Agar mampu menciptakan suatu proses pembelajaran yang mampu
membangkitkan keaktifan belajar dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa
diperlukan suatu model pembelajaran yang lebih efektif, yaitu membuat siswa
lebih aktif dalam proses pembelajaran dan mampu mengembangkan potensi
siswa menjadi pembelajar yang aktif dan berkarakter positif. Salah satu model
pembelajaran yang dapat digunakan untuk mencapai hal tersebut adalah
model cooperative tipe group investigation (GI).
Model cooperative tipe group investigation (GI) bisa menyemarakkan
lingkungan belajar aktif dengan kesempatan kepada siswa untuk berbagi
pendapat untuk mencapai sesuatu yang mereka banggakan. Model
cooperative tipe group investigation (GI) merupakan strategi belajar yang
tidak menakutkan yang dapat dipakai untuk mengetahui kebutuhan.
Hasil belajar dapat dicapai dengan menggunakan model yang sesuai dan
melibatkan siswa secara aktif selama proses pembelajaran. Model cooperative
tipe group investigation (GI) akan melatih kemampuan siswa untuk berpikir
kritis dalam mengajukan pertanyaan, dengan harapan hal ini berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa.
32
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka berpikir maka peneliti dapat
merumuskan hipotesis dalam penelitian sebagai berikut
𝐻0= Tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan model cooperative
tipe Group Investiggation (GI) terhadap hasil belajar kognitif pada
pembelajaran tematik siswa kelas IV SDN 2 Selat
𝐻𝑎= Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan model cooperative tipe
Group Investiggation (GI) terhadap hasil belajar kognitif pada
pembelajaran tematik siswa kelas IV SDN 2 Selat.
Untuk membuktikan bagaimana pengaruh sebenarnya antara model
cooperative tipe group investigation (GI) terhadap hasil belajar kognitif pada
pembejaran siswa, peneliti membuktikannya melalui penelitian di lapangan.
33
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dimana
penelitian eksperimen adalah penelitian yang digunakan untuk mencari
pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang
terkendali. Jenis penelitian ini adalah nonequivalent Control Group Desaign
(Sugiyono, 2012:79). Penelitian ini dilakukan dengan memberikan perlakuan
kepada kelompok eksperimen dan menyediakan kelimpok control sebagai
pembanding.
Desain ini terdiri atas dua kelompok yang masing-masing diberikan
pretest dan posttest yang kemudian diberikan perlakuan dengn menggunakan
model cooperative tipe group investigation (GI). yang disajikan seperti Spada
tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1. Rancangan Penelitian
Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test
Eksperimen O1 X O2
Kontrol O3 − O4
(Sugiyono, 2016:161)
Keterangan:
O1 : Pemberian pre-test pada kelas eksperimen.
O2 : Pemberian post-test pada kelas eksperimen.
O₃ : Pemberian pre-test pada kelas kontrol.
O4 : Pemberian post-test pada kelas kontrol.
33
34
X : Pemberian perlakuan pada kelas eksperimen menggunakan model
cooperative tipe group investigation (GI)
- : Pemberian perlakuan pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran
biasa yang digunakan oleh guru.
Sebelum diberikan perlakuan, kelompok eksperimen dan kontrol akan
diberikan tes awal (pre-test) secara bersamaan untuk mengetahui hasil
belajar. Selanjutnya, kelompok eksperimen akan diberikan perlakuan (X),
yaitu penerapan model cooperative tipe group investigation (GI) dalam
pembelajaran tematik, sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan
perlakuan berupa penerapan model cooperative tipe group investigation (GI)
akan tetapi diberikan model konvesional lainnya seperti ceramah, diskusi dan
tanya jawab. Setelah diberikan perlakuan, kelompok kontrol dan eksperimen
akan diberikan tes akhir (post-test) untuk mengetahui pengaruh model
cooperative tipe group investigation (GI) terhadap hasil belajar kognitif.
Perbandingan langkah-langkah cooperative tipe group investigation
(GI) dengan pembelajaran konvesional dalam penelitian ini disajikan pada
tabel berikut.
Model pembelajaran cooperative
tipe group investigation (GI).
(kelas eksperimen)
Pembelajaran konvesional
(kelas control)
1. Tahap perencanaan
a) Menyiapkan pembelajaran pada
Tema 7 Sub Tema 1
Pembelajaran 1
b) Menyusun RPP yang berisisi
scenario pembelajaran
menggunakan model cooperative
tipe group investigation (GI).
c) Menyusun instrument test dan
1. Pembukaan
a) Membaca doa sebelum memulai
pembelajaran.
35
lembar observasi
d) Menyiapkan media dan sumber
pembelajaran.
2. Tahap pelaksanaan
a) Memberikan pre-test pada kelas
eksperimen dan kelas konrol
b) Memberikan perlakuan denngan
model pembelajaran cooperative
tipe group investigation (GI).
c) Memberikan post-testpada kelas
eksperimen dan kontrol
3. Tahap akhir
a) Menganalisis data yang
didapatkan dalam penelitian.
b) Menyimpulkan data hasil
penelitian.
2. Kegiatan inti
a)Menyiapkan buku pembelajaran.
b) menyampaikan materi kepada
siswa
c) membagikan kelompok
3. kegiatan akhir
a) guru memberikan kesimpulan
b) Menyiapkan buku pembelajaran
dan berdoa.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian adalah lokasi berlangsungnya kegiatan penelitian.
Penelitian dilaksanakan di SDN 2 Selat. Penelitian akan dilaksanakan
mengikuti pembelajaran pada muatan Tema 7 Sub tema 1 Pembelajaran 1.
Waktu penelitian adalah waktu yang digunakan selama penelitian
terhitung mulai dari pelaksanaan observasi sampai dengan pelaporan.
Penelitian akan dilakukan semester II (Genap) Tahun Pelajaran 2021/2022.
3.3 Penentuan Subjek Penelitian
3.3.1 Populasi Penelitian
Menurut Sudarmanto (2013:26) populasi adalah suatu keseluruhan dari
objek atau individu yang merupakan sasaran penelitian.Sedangkan Darmadi
(2014:55) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu ditetapkan
oleh peneliti guna dijadikan sumber data dalam suatu penelitian.
36
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah SDN 2 Selat dimana
kelasnya berbentuk paralel sehingga populasi yang digunakan adalah kelas
IV A dan IV B, untuk kelas IV A jumlah siswanya sebanyak 15 orang
sedangkan kelas IV B jumlah siswanya sebanyak 15 orang sehingga total
populasi untuk keseluruhan di SDN 2 Selat berjumalah 30 orang.
3.3.2 Sampel Penelitian
Menurut Mahmud (2011:155) sampel adalah contoh yang dianggap
mewakili populasi atau cermin dari keseluruhan objek yang akan jadi di
teliti. Sedangkan Sudarmanto (2016:118) sampel adalah bagian dari
populasi yang diambil dengan cara tertentu sebagaimana yang ditetapkan
oleh peneliti. Kesimpulan yang dihasilkan dari penelitian terhadap sampel
dapat diberlakukan untuk populasi, sehingga sampel diambil harus bersifat
representative atau mewakili populasi.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan teknik acak dengan menggunakan koin yang dimana lambang
garuda dijadikan sebagai simbol kelas eksperimen dan lambang bunga
sebagai kelas kontrol. simbol kelas eksperimen dan lambang bunga sebagai
kelas kontrol. Dari hasil pelemparan koin tersebut didapat maka sampel
dalam penelitian ini adalah kelas IV A sebagai kelas eksperimen yang terdiri
dari 15 siswa dan kelas IV B sebagai kelas kontrol yang berjumlah 15 siswa
sebagai kelompok kontrol, dimana kelas eksperimen adalah kelas yang
belajarnya menggunakan model pembelajaran cooperative tipe group
investigation (GI), sedangkan kelas kontrol adalah menggunakan
37
Pembelajaran biasa yang digunakan oleh guru. sehingga jumlah sampel
keseluruhan adalah 30siswa.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu menggunakan
observasi, tes, dan dokumentasi.
3.4.1. Observasi
Obersvasi digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa selama
proses belajar mengajar berlangsung, observasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah untuk melihat keterlaksanaan model cooperative tipe
group investigation (GI) dalam kegiatan belajar mengajar. Observasi ini
dilakukan oleh 1 orang observer untuk melihat hasil belajar siswa dalam
proses belajar. Pedoman kesimpulan keterlaksanaan pembelajaran dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.2 Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran
Persentase
Keterlaksanaan Kategori
>90
80<k<90
70<k<80
60<k<70
K<60
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat kurang
Sudjana (2008:118)
3.4.2. Tes
Test diberikan kepada 30 siswa kelas IV A dan kelas IV B di SDN 2
Selat. Sebelum dilakukan tindakan, terlebih dahulu diberikan pre-test
untuk mengetahui pengetahuan awal siswa, setelah dilakukan tindakan
kemudian diberikan pots-test untuk mengetahui Hasil kognitif siswa.
38
3.4.3. Dokumentasi
Menurut Arikunto (2010:274) dokumentasi merupakan teknik
pengumpulan data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa cacatan,
transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, agenda, dan
sebagainya.
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data berupa foto kegiatan
belajar siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Selain
itu, dengan model ini dapat diperoleh data berupa nama-nama siswa,
jumlah siswa dan nilai siswa kelas IV SDN 2 Selat. Dokumentasi
dilakukan untuk mendukung data penelitian agar lebih kredibel dan dapat
dipercaya.
3.5 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas dan variabel
terikat.
3.5.1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang berpengaruh atau yang
menyebabkan perubahan dan timbulnya nilai dari variabel terikat
(Sugiyono, 2017:4).Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model
cooperative tipe group investigation (GI).
3.5.2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruh atau yang menjadi
akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono,2017:4).Variabel terikat
dalam penelitian ini adalah untuk melihat hasil belajar kognitif siswa.
39
3.6Instrumen Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model cooperative
tipe Group Investigation (GI) pada materi Tema 7 Sub tema 1
Pembelajaran 1 untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun
instrumen penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
3.6.1. Lembar Soal
Lembar soal dijadikan sebagai lembaran yang digunakan siswa
sebagai pedoman dalam proses belajar, dan dapat dijadikan sebagai tugas
yang dikerjakan oleh siswa. Lembar soal yang digunakan dalam penelitian
ini adalah tes pilihan ganda dengan jumlah soal yang terdri dari 30 soal tes
pilihan ganda. Diambil dari ranah kognitif, C1) mengetahuan, C2)
Memahami, dan C3) Menerapkan.Lembar soal diberikan untuk mengetahu
sejauh mana keberhasilan pembelajaran yang dilakukan.
Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal, Tema 7 Kelas IV SD
Tema/
Sub
tema
Muatan
pembelaja
ran
Kompetensi
Dasar
Indikator Aspek yang
diukur
Jumlah
soal
tes C1 C2 C3
7/1 IPA 3.3
Mengidentifika
si macam-
macam gaya
antara lain:
gaya otot, gaya
grafitasi, gaya
listrik, gaya
magnet dan
gaya gesekan.
4.3
Mendemonstra
3.3.1
Mennjelaska
n macam-
macam
gaya, antara
lain: gaya
otot, gaya
gravitasi,
gaya listrik,
gaya magnet
dan ggaya
gesekan.
4.3.1
Menunjukan
1,3
5,6,
7
2
2,4,
8,9
15
40
sikan manfaat
gaya dalam
kehidupan
sehari-hari
misalnya gaya
otot, gaya
listrik, gaya
magnet, gaya
gravitasi, dan
gaya gesekan
perilaku
yang
mendemonst
rasikn
macam-
macam gaya
Bahasa
Indonesia
3.6 Mempelajari
pengetahuan
baru yang
terdapat
pada teks
47. menjelaskan
pengetahuan
baru dari teks
nonfiksi
kedalam
tulisan
dengan
bahasa
sendiri.
3.7.1
membaca
pengetahuan
baru yang
terdapat
pada teks
4.7.1
Menuliskan
pengetahuan
baru
mengenai
teks
nonfiksi.
10,1
3,17,
18,1
9,20,
22,2
3,26,
29
25,2
7
11,1
2,14
,15,
16,2
1,24
,28,
30
15
3.6.2. Lembar Observasi
Lembar observasi adalah lembar yang digunakan untuk mengukur
tingkat keberhasilan atau tercapainya suatu tujuan yang akan dilakukan
pada kegiatan belajar mengajar dikelas dalam proses belajar mengajar
berlangsung. Pengolahan data keterlaksanaan model cooperative tipe group
innvestigation (GI).
41
No Langkah-langkah
pembelajaran
Aspek yang diamati
1 Kegiatan awal 1. Guru mengucapkan salam dan
meminta salah satu siswa untuk
memimpin doa di depan.
2. Guru mengecek kehadiran
siswa.
3. Guru mengaitkan materi
pembelajran dengan kegiatan
sehari-hari siswa.
4. Guru menyampaikan tujuan dan
kegiatan pembelajaran.
2 Inti Mendesain pembelajaran
Guru membagi siswa dalam
kelompok kecil (5-6 orang)
berdasarkan minat secara
heterogen.
Guru mengarahkan siswa dalam
memilih subtopic dar masalah
umum yang mereka tetapkan.
Guru bersama siswa merumuskan
prosedur, tugas dan tujuan
pembelajaran yang sesuai subtopic
yang dipilih.
Siswa melakukan investigasi
secara berkelompok untuk
menyelesaikan tugas mereka.
Guru memantau proses kerja siswa
42
memberikan bantuan manakala
siswa membutuhkan.
Setiap kelompok melakukan
analisis dan evaluasi hasil
investigasi dan menyiapkan
presentasi.
Beberapa kelompok ditunjuk untuk
mempresentasikan hasil investigasi
di kelas.
evaluasi
3 Penutup Guru bersamasiswa untuk menyimpulkan apa yang telah di
pelajari.
Guru menutup pembelajaran.
3.7 Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui 3 tahap yaitu tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan, dan tahap akhir dengan langkah-langkah sebagai berikut:
3.7.1. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini dipersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam
penelitian, antara lain:
1. Menyiapkan materi pembelajaran tentang keliling dan luas bangun
datar yang akan di ajarkan.
43
2. Menyusun RPP yang didalamnya berisi skenario pembelajaran
menggunakan model cooperative tipe group investigation (GI).
3. Menyusun instrument tes hasil belajar kognitif.
4. Menyiapkan sumber pembelajaran.
3.7.2. Tahap Pelaksanaan
1. Memberikan pre-test pada kelas eksperimen dan kelas control.
2. Memberikan perlakuan dengan model cooperative tipe group
investigation (GI) pada kelas eksperimen dan pembelajaran yang
biasa digunakan oleh guru di sekolah pada kelas kontrol dengan
materi yang sama.
3. Memberikan post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
3.7.3. Tahap Akhir
Adapun yang peneliti lakukan pada tahap ini adalah:
a. Menganalisis data yang didapatkan dalam penelitian.
b. Menyimpulkan data hasil penelitian.
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
3.8.1 Uji Instrumen Tes
1. Uji Validitas Kontstruk ahli
Dalam penelitian ini, jenis yang digunakan adalah validitas konstruk
dan uji beda, menurut sugiyono (2013: 125) validates konstruk
merupakan validitas yang pengujiannya menggunakan pendapat para
ahli. Setelah intrumen dikonstruksi mengenai aspek-aspek yang akan
44
diukur berdasarkan teori tertentu. Selanjutnya dikonsultasikan dengan
para ahli untuk dimintakan pendapat berupa dapat digunakan tanpa
perbaikan, dapat digunakan dengan perbaikan, atau dirubah total. Para
ahli dalam penelitian ini adalah dosen ahli/ dosen pembimbingan
sebagai validitas konstruk. Dalam penelitian ini butir-butir soal yang
telah disusun dikonsultasikan dengan guru mata pelajaran terkait,
kemudian dikonsultasikan kepada para ahli untuk dievaluasi terhadap
valid atau tidaknya soal, layak atau tidak.
Setelah dilakukan uji coba instrument, kemudian dilanjutkan dengan
menghitung korelasi inter item menggunakan aplikasi SPSS agar bisa
diketahui valid/tidaknya butir soal harud di uji cobakan dulu dengan
rumus persamaan korelasi Product Moment dengan angka kasar pada
persamaan di bawah ini:
Rumus:
rxy = N∑ XY – (∑X)(∑Y)
√{𝑁∑𝑋2−(∑𝑋)2} {𝑁∑𝑌2−(∑𝑌)2}
(Arikunto, 2010:213)
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antar variabel X dan variabel Y
N = Jumlah peserta didik
∑X = Jumlah nilai variabel X
∑Y = Jumlah nilai variabel Y
∑XY = Jumlah nilai perkalian variabel X dan Y
(∑X2) = Jumlah nilai variabel X dikuadratkan
45
(∑Y2) = Jumlah nilai variabel Y dikuadratkan
∑X2 = Jumlah kuadrat nilai variabel X
∑Y2 = Jumlah kuadrat nilai variabel Y
Tiap butir soal dapat dinyatakan valid jika r hitung ≥ dari r tabel
dengan taraf signifikansi 0,05 atau 5%. Jika hasil rhitung sudah diketahui
dikonsultasikan dengan nilai r tabel product moment dengan taraf
signifikansi 5 % keputusan dengan membandingkan r hitung dengan r tabel
sebagai berikut: Jika rhitung ≥ rtabel, maka soal tersebut dikatakan valid
Jika rhitung ≤ rtabel, maka soal tersebut dikatakan tidak valid
2. Reliabilitas
Menurut Mahmud (2011:167), reliabilita adalah tingkat ketepatan,
ketelitian atau keakuratan sebuah instrumen. Reliabilitas menunjukkan
apakah instrumen tersebut secara konsisten memberikan hasil ukuran
yang sama tentang sesuatu yang diukur pada waktu yang berlainan
Menurut Arikunto, (2016:221) menyatakan bahwa “reliabilitas
menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik”.
Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan teknik Alpha
Cronbach’syang dianalisis dengan menggunakan aplikasi SPSS. 16.0 for
windows. Adapun rumus yang digunakan untuk perhitungan manual,
adalah sebagai berikut:
46
𝑟11 = 2𝑟1
2
1
2
1 + 𝑟1
2
1
2
(Arikunto, 2010: 223)
Keterangan:
r11 = Koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan
r11
12 = Korelasi antara skor-skor setiap belahan tes
Setelah diperoleh koefisien realibilitas kemudian dikonsultasikan
dengan table nilai r dengan taraf signifikan 5%. Jika harga rxy > r table,
maka instrument tersebut dinyatakan reliable
3. Tingkat kesukaran soal
Tingkat kesukaran soal dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam
menjawab soal, bukan dilihat dari sudut guru sebagai pembuat soal. Soal
yang baik tidak terlalu mudah dan juga tidak terlalu sukar. Soal yang
terlalu mudah menyebabkan siswa tidak termotivasi untuk mempertinggi
usaha belajar, sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan
siswa mudah putus asa.
Oleh karenanya perlu dilakukan penentuan proporsi soal mudah,
sedang, dan sukar. Menurut Arikunto (2013:222) tingkat kesukaran
dapat dilambangkan dengan p. Semakin besar nilai p, maka semakin
besar proporsi yang menjawab benar terhadapat butir soal dan semakin
rendah tingkat kesukaran tersebut. Nilai p berkisar antara 0,00-1,00.
Tingkat kesukaran pada software iteman dapat dilihat pada kolom Prop.
Correct. Indek kesukaran dikategorikan menjadi soal sukar, sedang, dan
47
mudah. Berdasarkan kategori tersebut didapatkan hasil analisi data
disajikan pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3.4. Kategori tingkat kesukaran soal
Tingkat kesukaran Nilai p
Sukar 0,00-0,25
Sedang 0,26-0,75
Mudah 0,76-1,00
4. Uji daya pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan soal untuk membedakan siswa
yang memilki kemampuan tinggi dengan siswa yang memiliki kemampuan
rendah. Rumus yang digunakan untuk melihat daya pemeda adalah:
(Arikunto, 2010: 211-2013)
Keterangan :
D : indeks daya pembeda
JA :banyak peserta kelompom atas
JB : banyak peserta kelompok bawah
BA : banyak peserta kelompok atas menjawab soal dengan benar
BB : banyak peserta kelompok yang menjawab soal dengan benar.
5. Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran
Lembar observasi adalah lembar yang digunakan untuk mengukur
tingkat keberhasilan atau tercapainya suatu tujuan yang akan dilakukan
pada kegiatan belajar mengajar dikelas dalam proses belajar mengajar
𝐵𝐴 𝐵𝐵
D = 𝐽𝐴 𝐽𝐵
48
berlangsung. Pengolahan data keterlaksanaan model cooperative tipe
group investigation (GI) menggunakan rumus sebagai berikut.
Presentase keterlaksanaan = jumlah skor yang diperolehx100 %
Jumlah skor maksimal
Adapun lembar observasi keterlaksanaan model cooperative tipe
group investigation (GI) yang digunakan oleh peneliti menggunakan skala
1-4, dengan kategori sebagai berikut:
1 : Terlaksana kurang baik (Apabila setiap aspek tidak terlihat pada
kegiatan pembelajaran).
2 : Terlaksana cukup baik (Apabila setiap aspek kurang terlihat pada
kegiatan pembelajaran).
3 : Terlaksana dengan baik (Apabila setiap aspek cukup terlihat pada
kegiatan pembelajaran).
4 : Terlaksana dengan sangat baik (Apabila setiap aspek sudah terlihat
pada kegiatan pembelajaran).
3.8.2 Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisisyang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data adalah pengujian yang dilakukan untuk
mengetahui normal tidaknya persebaran data yang akan dianalisis. Uji
normalitas yang digunakan yaitu Kolmogrof-Smirnovdan Shapiro-Wilk
49
dengan menggunakan SPSS 20.0 for Windows. Berikut adalah hipotesis
dalam uji ini.
HO : Data berdistribusi normal
HI : Data tidak berdistribusi normal
Jika nilai signifikansi Kolmogrof-Smirnov lebih dari α (sig >0,05),
maka Ho diterima dan dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi normal.
Akan tetapi, jika nilai signifikansi Kolmogrof-Smirnov kurang dari α (sig
< 0,05), maka Ho ditolak dan dapat dinyatakan bahwa data tidak
berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah
menggunakan uji-t, sebelum dilakukan uji-t tersebut dilakukan uji
prasyarat yaitu uji homogenitas. Uji homogenitas adalah untuk
mengetahui apakah kedua sampel tersebut homogen atau tidak.
Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan perhitungan uji
homogenitas, maka peneliti menggunakan aplikasi SPSS 20.0 for
windows teknik Levene Test. Leneve Test, adalah pengujian yang
dilakukan untuk mengetahui bahwa data sampel berasal dari populasi
yang memiliki varians sama (homogen) dan digunakan untuk melihat
perbedaan yang muncul karena adanya perlakuan, untuk
menyimpulkan ada tidaknya perbedaan rata-rata dengan cara
membandingkan variansinya.
50
Dasar pengambilan keputusan dalam uji homogenitas Levene Test,
yaitu: jika nilai sig ≥ 0.05, maka data homogen, dan jika nilai sig
≤0.05, maka data tidak homogen.
3.8.3 Pengujian Hipotesis
Setelah pengujian populasi dengan uji normalitas dan uji homogenitas,
maka dilakukan uji hipotesis. Untuk menguji Hipotesis dapat menggunakan
analisis Independent Samples T-Test yang bertujuan untuk mengetahui
apakah dua buah rata-rata berasal dari populasi yang sama. Jika signifikasi
nilai lebih kecil dari 0,05, maka dinyatakan signifikan. Sebaliknya, jika
signifikannya lebih besar dari 0,05, maka dinyatakan tidak signifikan.
Kriteria pengujian,Jika nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 >𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 / Sig < alpha maka 𝐻𝑜
ditolak dan 𝐻𝑎 diterima jika nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 <𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙/sig > alpha maka 𝐻𝑜
diterima dan 𝐻𝑎ditolak .
HO : Tidak ada pengaruh signifikan sebelum dan sesudah menggunakan
model cooperative tipe group invesitigation (GI) terhadap hasil
belajar siswa kelas IV di SDN 2 Selat .
HI: Ada pengaruh signifikan sebelum dan sesudah menggunakan model
cooperative tipe group invesitigation (GI) terhadap hasil belajar
siswa kelas IV di SDN 2 Selat .