50
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang bersifat mendasar dan harus dipenuhi agar setiap individu memiliki pengetahuan yang luas dalam kehidupannya. Pendidikan ini dapat diperoleh hanya dengan proses belajar, baik di lembaga pendidikan formal maupun pendidikan non-formal. Belajar merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengubah tingkah laku seseorang ke arah yang lebih baik. Pendidikan utama yang ditempuh oleh seseorang sebelum menempuh kedua macam pendidikan di atas adalah pendidikan keluarga. Dewasa ini, pendidikan tidak hanya diarahkan untuk penanggulangan masalah putus sekolah saja atau hanya untuk mencegah pengangguran saja tetapi pendidikan lebih di arahkan pada bagaimana menciptakan manusia yang berkualitas. Hal ini sesuai dengan tujuan GBHN 1993 bidang pendidikan, 1

SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN MODEL “ SIKLUS BELAJAR” TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARANGEOGRAFI DI KELAS VII SMP NEGERI 1 MONTONG GADING

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN MODEL “ SIKLUS BELAJAR” TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARANGEOGRAFI DI KELAS VII SMP NEGERI 1 MONTONG GADING

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang bersifat mendasar dan

harus dipenuhi agar setiap individu memiliki pengetahuan yang luas dalam

kehidupannya. Pendidikan ini dapat diperoleh hanya dengan proses belajar,

baik di lembaga pendidikan formal maupun pendidikan non-formal. Belajar

merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengubah tingkah laku

seseorang ke arah yang lebih baik. Pendidikan utama yang ditempuh oleh

seseorang sebelum menempuh kedua macam pendidikan di atas adalah

pendidikan keluarga.

Dewasa ini, pendidikan tidak hanya diarahkan untuk penanggulangan

masalah putus sekolah saja atau hanya untuk mencegah pengangguran saja

tetapi pendidikan lebih di arahkan pada bagaimana menciptakan manusia yang

berkualitas. Hal ini sesuai dengan tujuan GBHN 1993 bidang pendidikan,

disebutkan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk meningkatkan

kualitas manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa

terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur, berkepribadian mandiri, maju,

tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, professional,

bertangung jawab, dan produktif, serta sehat jasmani dan rohani. Kunci

pembangunan masa mendatang bagi bangsa Indonesia ialah “pendidikan”

sebab melalui pendidikan diharapkan setiap individu dapat meningkatkan

kualitas keberadaannya dan mampu beradaptasi dalam gerak pembangunan.

1

Page 2: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN MODEL “ SIKLUS BELAJAR” TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARANGEOGRAFI DI KELAS VII SMP NEGERI 1 MONTONG GADING

Pendidikan merupakan alat untuk memperbaiki keadaan sekarang dan

mempersiapkan dunia esok yang lebih baik. Tantangan dalam mutu

pendidikan, relevansi, dan efektifitas pendidikan sebagai tuntutan nasional

sejalan dengan perkembangan dan kemajuan masyarakat berimplikasi nyata

dalam program pendidikan dan kurikulum sekolah. Tujuan dari program

kurikulum dapat tercapai dengan baik jika programnya didesain secara jelas

dan aplikatif.

Pendidikan yang berkualitas ditandai dengan mutu pendidikan yang baik

pula. Peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan dengan memperbaiki

semua elemen pendukung sekolah. Berkaitan dengan perubahan kurikulum,

berbagai pihak menganalisis dan melihat perlunya diterapkan kurikulum

tingkat satuan pendidikan yang dapat membekali peserta didik dengan

berbagai kemampuan yang sesuai dengan tuntutan jaman dan tuntutan

reformasi, guru menjawab tentang arus globalisasi, berkontribusi pada

pembangunan masyarakt dan kesejahteraan sosial, lentur, dan adaptif terhadap

berbagai perubahan. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan diharapkan

mampu memecahkan berbagai persoalan bangsa, khususnya dalam bidang

pendidikan.

Dalam meningkatkan pencapaian tujuan pembelajaran, maka komponen-

komponen dalam interaksi belajar mengajar perlu diperhatikan. Komponen-

komponen yang terlibat secara langsung yaitu siswa, guru, materi pelajaran,

metode pengajaran, alat belajar mengajar, dan lingkungan belajar. Keenam

komponen tersebut harus saling mendukung agar interaksi di dalam proses

2

Page 3: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN MODEL “ SIKLUS BELAJAR” TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARANGEOGRAFI DI KELAS VII SMP NEGERI 1 MONTONG GADING

belajar mengajar berjalan dengan optimal. Meskipun komponen-komponen

tersebut tidak dapat dipisahkan dan saling mempengaruhi satu sama lain

namun sebenarnya siswa merupakan komponen utama dalam interaksi belajar

mengajar. Hal ini sejalan dengan pernyataan Sardiman (1997: 45) bahwa

“proses belajar mengajar akan senantiasa merupakan proses kegiatan

interaksi antara dua unsur, yaitu siswa sebagai pihak yang belajar dan guru

sebagai pihak pengajar dengan siswa sebagai obyek pokoknya”.

Upaya peningkatan mutu pendidikan salah satunya dapat dilakukan

dengan diadakannya pembaharuan-pembaharuan dan inovasi-inovasi

pembelajaran, misalnya dengan lakukannya penerapan model-model

pembelajaran baru, yang mungkin lebih sesuai dengan keadaan sekarang.

Untuk dapat mengetahui seberapa besar model-model pembelajaran tersebut

memberi dampak atau pengaruh terhadap peningkatan mutu pendidikan, maka

penerapan model-model pembelajaran yang baru tersebut sebelumnya harus

diuji coba terlebih dahulu. Secara umum minat siswa SMP Negeri 01

Montong Gading dikategorikan rendah. Hal ini dapat dilihat dari hasil beljr

siswa sehari-hari tidak menunjukkan kemajuan yang signifikan. Pada mata

pelajaran Geografi, pengetahuan siswa terhadap peta sangat minim. Selain itu,

kurangnya minat siswa terlihat pada saat proses belajar mengajar berlangsung,

misalnya hanya sebagian kecil siswa yang serius dalam menerima materi yang

disampaikan oleh guru, serta kurang proaktifnya siswa dalam menghadapi

segala permasalahan maupun pertanyaan yang diajukan oleh guru. Hal ini

kemungkinan berkaitan dengan faktor internal siswa (faktor yang berasal dari

3

Page 4: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN MODEL “ SIKLUS BELAJAR” TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARANGEOGRAFI DI KELAS VII SMP NEGERI 1 MONTONG GADING

siswa itu sendiri, termasuk bakat dan minat siswa) dan faktor eksternal (faktor

yang berasal dari luar/lingkungan siswa).

Uji coba yang dilakukan akan dapat diperoleh desain yang tepat untuk

diterapkan di Indonesia dan dipergunakan oleh guru-guru IPS Geografi di

SMP Negeri 1 Montong Gading yang diseimbangkan pula dengan kondisi di

Nusa Tenggara Barat pada umumnya. Untuk mengurangi keterpurukan

Negara kita terhadap dunia pendidikan, maka perlu dilakukan penataan

terhadap sistem pendidikan secara menyeluruh, terutama yang berkaitan

dengan kualitas pendidikan serta relevansinya dengan kebutuhan masyarakat

dan dunia kerja. Untuk itu para guru sebagai tenaga pendidik hendaknya

melakukan inovasi terhadap proses pembelajaran agar tidak menjadi monoton

dan membosankan. Dalam hal ini, salah satu langkah yang ditempuh

khususnya pada mata pelajaran IPS Geografi adalah guru mendesain suatu

model pembelajaran sehingga dapat meningkatkn minat siswa untuk

mengikuti proses belajar mengajar di kelas. Salah satu metode yang akan

diterapkan agar bisa menumbuhkan motivasi belajar dan mampu

meningkatkan prestasi/hasil belajar adalah penerapan metode siklus.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah

penelitian ini adalah :

“Bagaimanakah pengaruh penerapan model “siklus belajar” terhadap hasil

belajar siswa dalam pembelajaran IPS Geografi pada kelas VII SMP Negeri

01 Montong Gading tahun pelajaran 2009-2010?”

4

Page 5: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN MODEL “ SIKLUS BELAJAR” TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARANGEOGRAFI DI KELAS VII SMP NEGERI 1 MONTONG GADING

C. TUJUAN PENELITIAN

Dengan memperhatikan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang

ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antara

penerapan model “siklus belajar” terhadap hasil belajar siswa dalam

pembelajaran IPS Geografi pada kelas VII SMP Negeri 01 Montong Gading

tahun pelajaran 2009-2010.

D. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi murid : penerapan model ini akan sangat bermanfaat bagi mereka

dalam rangka mempermudah proses pembelajaran dengan harapan akan

prestasi yang lebih tinggi.

2. Bagi peneliti : sebagai calon guru diharapkan agar hasil penelitian ini

dapat memperkaya dan menambah wawasan mengenai model-model

pembelajaran yang digunakan sebagai acuan dalam mengajar.

3. Bagi guru : memberikan informasi bagi guru IPS Geografi di SMP Negeri

01 Montong Gading mengenai model pembelajaran “Siklus Belajar”

sehingga dapat memotivasi para guru untuk lebih kreatif.

E. HIPOTESIS PENELITIAN

Ho (Hipotesis nol) : penerapan model “Siklus Belajar” tidak

berpengaruh terhadap hasil belajar dalam pembelajaran IPS Geografi di SMP

Negeri 01 Montong Gading tahun ajaran 2009-2010 pada materi pokok Peta.

5

Page 6: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN MODEL “ SIKLUS BELAJAR” TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARANGEOGRAFI DI KELAS VII SMP NEGERI 1 MONTONG GADING

Hi (Hipotesis kerja) : penerapan model “Siklus Belajar” berpengaruh

terhadap hasil belajar dalam pembelajaran IPS Geografi di SMP Negeri 01

Montong Gading tahun ajaran 2009-2010 pada materi pokok Peta.

6

Page 7: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN MODEL “ SIKLUS BELAJAR” TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARANGEOGRAFI DI KELAS VII SMP NEGERI 1 MONTONG GADING

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TENTANG BELAJAR

Menurut Tirtarahardja, dkk (1998: 78), belajar adalah suatu aktivitas

pengembangan diri melalui pengalaman yang bertumpu pada kemampuan diri

dan belajar di bawah bimbingan pengajar. Menurut Sumartana (1985: 24),

belajar adalah suatu perubahan tingkah laku berupa penambahan pengetahuan,

kemahiran, sikap, dan kebiasaan-kebiasaan individu yang belajar. Ditinjau

dari segi psikologi seseorang, bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental atau

psikis yang berlangsung dengan interaksi aktif dengan lingkungan yang

menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,

keterampilan, dan nilai sikap perubahan itu bersifat relatif dan berbekas

(Winkel, 1998). Dari ketiga pengertian di atas, maka dapat ditarik suatu

konsep bahwa belajar merupakan suatu kegiatan secara terus menerus yang

berlangsung seumur hidup sejak manusia itu lahir hingga ke liang lahat

sehingga menghasilkan suatu perubahan tingkah laku baik itu pengetahuan

(kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik).

B. MODEL SIKLUS BELAJAR

Rustam (dalam Sutarno, 2003: 45) menyatakan bahwa, model siklus

belajar pertama kali dikembangkan pada tahun 1970 dalam SCIS (Science

Curiculum Improvement Study). Suatu program pengembangan pendidikan

sains di Amerika Serikat. Dalam pelaksanaannya, model “Siklus Belajar”

7

Page 8: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN MODEL “ SIKLUS BELAJAR” TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARANGEOGRAFI DI KELAS VII SMP NEGERI 1 MONTONG GADING

terdiri dari tiga fase, yaitu fase eksplorasi, pengenalan konsep, dan penerapan

konsep. Siklus diartikan bahwa, tahap-tahap tersebut dapat berulang.

Sesuai dengan prinsip mengajar model menurut konstruktivisme,

maka kita harus menerima bahwa mengajar bukan sebagai proses di mana

gagasan-gagasan guru diteruskan pada siswa, melainkan sebagai proses untuk

mengubah gagasan-gagasan anak yang sudah ada yang mungkin “salah”.

Dasar pemikiran para konstruktivis yaitu pengajaran efektif menghendaki

agar guru mengetahui bagaimana para siswa memandang fenomena yang

menjadi subyek pengajaran. Pelajaran kemudian dikembangkan dari gagasan

yang telah ada itu, mungkin dari langkah-langkah intermediet dan berakhir

dengan langkah yang telah mengalami modifikasi.

Menurut Herron (dalam Dahar, 1991: 56), salah satu strategi mengajar

untuk menerapkan model konstruktivis ialah penggunaan siklus belajar.

Siklus belajar terdiri atas tiga fase, yaitu fase eksplorasi, fase pengenalan

konsep, dan fase aplikasi konsep. Selama ini para siswa belajar melalui aksi

dan reaksi mereka sendiri dalam suatu situasi baru. Dalam fase ini, mereka

kerap kali menyelidiki suatu fenomena dengan bimbingan minimal, sehingga

dalam fase ini siswa diberi kesempatan untuk menyuarakan gagasan-gagasan

mereka yang bertentangan dan dapat menimbulkan perdebatan dan suatu

analisis mengenai mengapa mereka mempunyai gagasan-gagasan demikian.

Eksplorasi juga membawa para siswa pada identifikasi suatu pola keteraturan

dalam fenomena yang diselidiki.

8

Page 9: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN MODEL “ SIKLUS BELAJAR” TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARANGEOGRAFI DI KELAS VII SMP NEGERI 1 MONTONG GADING

Urutan tahap-tahap dalam daur belajar terdiri atas tiga tahap yang

berbeda-beda yaitu : 1) Tahap eksplorasi 2) Tahap pengenalan konsep dan 3)

Tahap penerapan konsep.

1) Tahap eksplorasi, merupakan tahap awal dari daur belajar. Dalam tahap

ini guru berperan secara tidak langsung. Guru merupakan pengamat

dengan menyediakan pertanyaan-pertanyaan dan membantu siswa secara

individu maupun kelompok. Siswa diarahkan untuk secara aktif

mengamati dan memanipulasi materi yang dibagikan kepada guru.

2) Tahap pengenalan konsep. Dalam tahap ini guru berperan tradisional,

guru mengumpulkan informasi-informasi dari siswa yang berkaitan

dengan pengalaman mereka dalam aktivitas eksplorasi. Dalam tahap ini

diperlukan media seperti buku, alat pandang dengar dan materi bertulis

lainnya yang diperlukan untuk menyusun konsep.

3) Tahap penerapan konsep. Guru perlu merancang situasi atau masalah

yang perlu dipecahkan berdasarkan hasil pengalaman eksplorasi dan

pengenalan konsep siswa dilibatkan dalam berbagai kegiatan.

Berdasarkan jenisnya siklus belajar dapat diklasifikasikan ke dalam

tiga jenis, yaitu : descriptive, empricial, abductive dan hypothetical –

deductive. Perbedaan diantara ketiganya terletak pada derajat siswa dalam

mencapai penggambaran alam atau menghasilkan hipotesis dan mengujinya.

Pada siklus belajar deskriptive, siswa menemukan dan menggambarkan

sebuah pola empiris dalam suatu konteks khusus (eksplorasi). Guru

memberikan nama (pengenalan istilah) dan pola kemudian diidentifikasikan

9

Page 10: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN MODEL “ SIKLUS BELAJAR” TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARANGEOGRAFI DI KELAS VII SMP NEGERI 1 MONTONG GADING

dalam konteks (aplikasi konsep), jenis ini dinamai deskriptive karena siswa

dengan guru sama-sama menggambarkan apa yang mereka amati tanpa

pencapaian terhadap penjelasan mengenai apa yang mereka amati. Siklus

belajar descriptive menjawab pertanyaan tentang “Apa?” tetapi tidak

meningkat pada sebab-akibat “mengapa ?”

Dalam siklus belajar empiricia – abdujective siswa juga melakukan

eksplorasi tetapi juga diikuti oleh penciptaan pola-pola mengenai berbagai

penyebabnya. Untuk itu dibutuhkan suatu abdukasi untuk mentransfer istilah

(term) dan konsep yang dipelajari pada suatu konteks ke dalam konteks baru

(term introduction). Istilah tersebut mungkin dikenali oleh siswa, dapat juga

diperkenalkan oleh guru, atau oleh keduanya. Dengan bimbingan guru,

selama fase eksplorasi siswa mengumpulkan data untuk melihat konsistensi

hipotesis dengan data dan mengenali fenomenanya. Dengan kata lain,

observasi dibuat dalam peragaan diskriptif, meskipun dalam jenis siklus

belajar ini lebih lanjut dapat menciptakan (melalui abduksi) dan menguji

hukum sebab-akibat, yang dalam hal ini disebut empirical-abductive.

Jenis ketiga dari siklus belajar yaitu hypothetical-deductive

menyatakan pernyataan tentang pertanyaan sebab-akibat yang menggiring

siswa pada pertanyaan dan menciptakan penjelasan alternatifnya. Siswa diberi

waktu untuk melakukan deduksi terhadap konsekuensi logisnya dari

penjelasannya dan merencanakan percobaan untuk mengujinya (explorative).

Hasil analisis terhadap percobaannya memunculkan beberapa hipotesis yang

diperkuat, mungkin juga ada yang dibuang karena tidak sesuai dengan fakta

10

Page 11: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN MODEL “ SIKLUS BELAJAR” TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARANGEOGRAFI DI KELAS VII SMP NEGERI 1 MONTONG GADING

yang diperoleh dalam percobaan dan ada beberapa istilah (term) yang

ditemukan (term introduction). Akhirnya dihasilkan konsep-konsep dan pola

pikir yang relevan dan didiskusikan, sehingga dapat diterapkan dalam situasi

yang lain di kemudian hari (concept application). Jenis siklus belajar ini

membutuhkan penciptaan eksplisit dan pengujian hipotesis alternative melalui

perbandingan deduksi logis dengan fakta empiris yang dihasilkan sehingga

siklus belajar ini dinamakan Hypothetical-deductive (Indrawati, 2004).

C. HASIL BELAJAR

Gange (dalam Dimayati dan Mudjiono, 1999; 67) menyatakan belajar

merupakan kegiatan kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah

belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan sikap dan nilai. Timbulnya

kapabilitas dari (i) stimulasi yang berasal dari lingkungan (ii) proses kognitif

yang dilakukan oleh pebelajar.

Sedangkan menurut Mukhtar (dalam Erni Murdiati, 2004; 87)

“Pengertian hasil belajar tidak dapat dipisahkan dari apa yang terjadi dalam

aktivitas pembelajaran baik di kelas, sekolah maupun di luar sekolah. Apa

yang dialami oleh siswa dalam proses pengembangan kemampuannya

merupakan apa yang diperolehnya dari belajar, dan pengalaman tersebut pada

akhirnya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Dalam hal ini, hasil belajar

dipengaruhi oleh keadaan kognitif, afektif dan psikomotornya pada saat

belajar, kualitas pengajaran yang diterimanya dan juga cara pengelolaan

proses interaksi kelas yang dilakukan oleh guru. Dari proses ini dapat lahir

empat macam hasil belajar yaitu pengetahuan (kognitif), sikap (afektif),

11

Page 12: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN MODEL “ SIKLUS BELAJAR” TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARANGEOGRAFI DI KELAS VII SMP NEGERI 1 MONTONG GADING

tindakan (psikomotor) dan kecepatan belajar yang ada hubungannya dengan

kecepatan belajar individu.

Thursan (dalam Irwansyah, 2004; 56) memaparkan bahwa faktor-

faktor yang mempengaruhi hasil belajar seseorang yang berasal dari dalam

diri individu adalah sebagai berikut :

1). Motivasi.

Motivasi adalah tenaga yang membangkitkan dan mengarahkan kelakuan,

penggunaan motivasi yang tepat akan menimbulkan minat, moral yang

baik & belajar yang efektif.

2). Kondisi jasmani.

Belajar dengan baik tidak akan berlangsung jika kondisi jasmani kurang

baik, sehingga dalam berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka

kondisi jasmani yang baik sangat diperlukan.

3). Kapasitas belajar.

Kapasitas belajar masing-masing individu berbeda-beda, seseorang yang

memiliki kapasitas belajar yang tinggi maka hasil belajar yang diperoleh

akan tinggi.

4). Minat.

Hasil belajar yang tinggi tidak akan tercapai dengan minat yang rendah.

Oleh karena itu minat akan mendorong siswa untuk belajar lebih giat

sehingga hasil belajar akan meningkat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dari luar individu

adalah sebagai berikut :

12

Page 13: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN MODEL “ SIKLUS BELAJAR” TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARANGEOGRAFI DI KELAS VII SMP NEGERI 1 MONTONG GADING

1. Lingkungan keluarga.

Lingkungan keluarga merupakan faktor pertama dan utama dalam

menentukan keberhasilan belajar seseorang, karena keluarga adalah

lingkungan pertama dan utama dalam menentukan pendidikan seseorang.

Kondisi lingkungan keluarga yang menentukan keberhasilan belajar

adalah hubungan yang harmonis antara anggota keluarga, tersedianya

ruangan dan peralatan belajar yang memadai, keadaan ekonomi keluarga

yang cukup, suasana rumah yang tenang dan perhatian yang besar dari

orang tua terhadap perkembangan proses belajar dan pendidikan.

2. Lingkungan pendidikan/sekolah

Tata tertib dan disiplin yang ditegakkan secara konsekuen dan konsisten

merupakan satu hal yang paling mutlak yang ada di sekolah untuk

menunjang keberhasilan belajar. Selain itu juga lingkungan sekolah juga

dapat dipengaruhi kondisi belajar adalah pengajar yang baik dan

memadai, peralatan belajar yang cukup lengkap, gedung sekolah yang

memenuhi persyaratan, adanya teman baik dan adanya hubungan baik di

antara personil di sekolah.

3. Waktu

Dengan ketersediaan waktu untuk belajar maka akan meningkatkan

keberhasilan dalam belajar. Waktu yang cukup untuk belajar bagi siswa

meningkatkan penguasaan terhadap materi diajarkan. Semakin efektif

waktu belajar maka semakin efektif mereka belajar, mereka yang

termasuk lambat belajar, akan dapat menguasai materi meski waktunya

13

Page 14: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN MODEL “ SIKLUS BELAJAR” TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARANGEOGRAFI DI KELAS VII SMP NEGERI 1 MONTONG GADING

lebih lama. Masalah utama dalam belajar biasanya bisa atau tidaknya

siswa mengatur waktu belajar, mencari dan menggunakan waktu sebaik-

baiknya dengan kegiatan yang cukup padat dan disisi lain mereka dapat

melakukan kegiatan yang bersifat hiburan yang bermanfaat untuk

penyegaran pikiran.

14

Page 15: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN MODEL “ SIKLUS BELAJAR” TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARANGEOGRAFI DI KELAS VII SMP NEGERI 1 MONTONG GADING

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian semi eksperimen, yaitu penelitian

yang dilakukan dengan memberikan perlakuan untuk melihat suatu hasil dan

menjelaskan hubungan antara variabel-variabel yang diselidiki.

B. VARIABEL PENELITIAN

Dalam penelitian ini, yang mejadi variabel independen adalah model

pembelajaran dengan model “Siklus Belajar” sedangkan yang menjadi

variabel dependen yaitu hasil belajar IPS Geografi siswa.

C. DESAIN PENELITIAN

Kegiatan penelitian ini dilakukan dalam 4 tahap, yaitu :

1). Membuat atau merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IPS

Geografi SMP dengan menggunakan model “Siklus Belajar” dan tes hasil

belajar IPS Geografi siswa.

2). Berdiskusi dengan guru SMP Negeri 1 Montong Gading tentang

bagaimana mengajar IPS Geografi dengan menggunakan model “Siklus

Belajar”.

3). Penerapan model “Siklus Belajar” dalam pembelajaran IPS Geografi di

SMP Negeri 01 Montong Gading.

15

Page 16: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN MODEL “ SIKLUS BELAJAR” TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARANGEOGRAFI DI KELAS VII SMP NEGERI 1 MONTONG GADING

4). Melihat pengaruh pemberian atau penerapan model “Siklus Belajar”

terhadap motivasi dan hasil belajar siswa SMP Negeri 1 Montong Gading.

Berdasarkan rancangan di atas, maka peneliti mendesain penelitian ini

menjadi penelitian eksperimen dengan model post-test only control group

desaign. Rancangan penelitian ini dapat dilihat pada Tabel di bawah ini :

Tabel 1

Tabel Desain Penelitian

Kelompok Perlakuan Post Test

Eksperimen (Kelas D) Ya YaKontrol (Kelas C) Tidak Ya

Berdasaarkan tabel desain penelitian di atas, terdapat dua kelas

sebagai objek yang dikenakan perlakuan, yaitu kelas kontrol dan kelas

eksperimen. Pada kelas kontrol tidak diterapkan metode siklus belajar akan

tetapi pada kelas eksperimen akan diterapkan metode siklus belajar pada

setiap proses belajar mengajar berlangsung selama penelitian dilakukan. Pada

setiap melakukan evaluasi di akhir jam pelajaran, para siswa diberikan post

test untuk mengukur sejauh mana pengaruh perlakuan pada masing-masing

kelas (kelas control dan kelas eksperimen). Nilai dari post test tersebut-lah

yang akan dianggap sebagai hasil belajar dan dijadikan sebagai tolok ukur

apakah penerapan metode siklus belajar tersebut berhasil atau tidak terhadap

peningkatan prestasi belajar siswa.

16

Page 17: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN MODEL “ SIKLUS BELAJAR” TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARANGEOGRAFI DI KELAS VII SMP NEGERI 1 MONTONG GADING

D. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari 26 Nopember 2009 sampai dengan 26

Januari 2010.

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas VII SMP Negeri 01 Montong

Gading tahun ajaran 2009-2010.

E. POPULASI DAN SAMPEL

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 1

Montong Gading. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah

dengan purposive sampling, yaitu yang dilakukan berdasarkan karakteristik

yang dipetakan terhadap elemen populasi target yang disesuaikan dengan

tujuan atau masalah penelitian. Dalam perumusan kriterianya, peneliti

mempunyai pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam menentukan

sample-nya. Dalam hal ini, di ambil dua kelas, yaitu C dan D, di mana C

sebagai kelas kontrol, dan D sebagai kelas eksperimen. Dipilihnya dua kelas

ini didasarkan pada pertimbangan bahwa keduanya memiliki tingkat prestasi

belajar yang rata-rata sama. Hal ini diketahui dari nilai Ujian Akhir Nasional

yang didapat oleh para siswa dari kedua kelas pada saat mereka berada pada

jenjang pendidikan sebelumnya. Maka, eksperimen yang diberlakukan dengan

menerapkan model siklus belajar pada kelas eksperimen (D) adalah untuk

mengetahui pengaruhnya terhadap prestasi belajar pada kelas itu dengan

dibandingkan dengan kelas kontrol (C) yang tidak mendapatkan eksperimen.

17

Page 18: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN MODEL “ SIKLUS BELAJAR” TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARANGEOGRAFI DI KELAS VII SMP NEGERI 1 MONTONG GADING

F. PROSEDUR PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut :

1). Mengelompokkan sampel di sekolah menjadi kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol.

2). Mengambil nilai mid semester siswa pada mata pelajaran IPS Geografi

untuk mengetahui homogenitas kedua kelompok. Nilai mid semester ini

dijadikan sebagai tolok ukur kemampuan siswa.

3). Memberikan perlakuan terhadap kelompok eksperimen berupa pemberian

pembelajaran dengan model “Siklus Belajar” .

4). Memberikan tes akhir pada kedua kelompok tersebut untuk mengetahui

pengaruh perlakuan yang telah diberikan kepada kelompok eksperimen.

a. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang

diperoleh dari angket dan hasil tes prestasi belajar mata pelajaran IPS

Geografi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Montong Gading. Hasil test

digunakan untuk mengetahui hasil belajar mereka setelah diberikan

perlakuan.

b. Teknik Analisis Data

Terlebih dahulu data yang dicari tingkat validitas dan reabilitas

instrumennya. Validitas data dicari dengan menggunakan rumus

korelasi yang dikemukakan oleh pearson. Rumus ini dikenal dengan

rumus korelasi product moment. Adapun rumusnya adalah sebagai:

18

Page 19: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN MODEL “ SIKLUS BELAJAR” TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARANGEOGRAFI DI KELAS VII SMP NEGERI 1 MONTONG GADING

Sementara untuk mencari reabilitas data digunakan rumus K-R. 20

Dimana:r11 = reabilitas instrumentk = banyaknya butir pertanyaanst

2 = varian totalp = proporsi subyek yang mendapat skor 1q = proporsi banyak subyek yang mendapat skor 0

(Arikunto: 155)

Untuk menentukan pengaruh pada objek yang diperlakukan sebelum

dan setelah diadakan eksperimen digunakan rumus t sebagai berikut :

t =

Keterangan:

= rata-rata variabel x1 (kelas ekwperimen) = rata-rata variabel x2 (kelas kontrol)

Jk = jumlah kuadrat yang diperoleh dari

n = jumlah pengamatann1+n2-2 = derajat kebebasan (db)

Kemudian untuk mengetahui besarnya pengaruh pada objek sebelum

diberikan perlakukan dan setelahnya dapat diketahui melalui besarnya

koefisien determinasinya atau (r2) dengan rumus:

19

Page 20: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN MODEL “ SIKLUS BELAJAR” TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARANGEOGRAFI DI KELAS VII SMP NEGERI 1 MONTONG GADING

di mana:t = hasil yang diperoleh dari t hitungdb = derajat kebebasan

20

Page 21: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN MODEL “ SIKLUS BELAJAR” TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARANGEOGRAFI DI KELAS VII SMP NEGERI 1 MONTONG GADING

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI LOKASI DAN HASIL

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

a. Sejarah berdirinya dan letak geogerafis SMPN I Montong Gading

SMPN I Montong Gading, berdiri sejak 1 Maret 1984 dengan

nama Sekolah SMPN 2 Terara, dengan luas areal 16.000 m2. Di atas

tanah tersebut dibangun 6 ruang kelas, 1 ruang guru, 1 ruang kepala

sekolah, 1 ruang TU, 1 perpusrakaan, 1 ruang keterampilan dan sebuah

bangsal (ruang serba guna) yang sekarang dinamakan aula.

Pada tahun 2003 Sekolah SMPN 2 Terara berubah namanya

menjadi SMPN 1 Montong Gading seiring dengan pemekaran wilayah.

Dari sejak berdirinya sampai sekarang SMPN 1 Montong Gading

dipimpin oleh 7 orang kepala sekolah, diantaranya adalah Haji Hajar,

Lalu Jenah, Mastun, Lalu Tamrin, Drs. Khaerudin, SPd, Ahmad M

Nur, Haji Kedan, M.Pd (Kepala Sekolah Sekarang) dan lain-lain.

Kepala sekolah yang terakhir menjabat dari tanggal 6 Juni 2009.

Kinerja dalam dunia pendidikan sudah dapat diakui, pada

kenyataannya SMPN 1 Montong Gading mampu melaksanakan proses

pendidikan sesuai dengan program Nasional sebagaimana sekolah

umum lainnya.

Untuk lebih jelasnya oprasional kerja SMPN 1 Montong

Gading dapat dilihat dari struktur organisasi berikut ini:

21

Page 22: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN MODEL “ SIKLUS BELAJAR” TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARANGEOGRAFI DI KELAS VII SMP NEGERI 1 MONTONG GADING

Gambar 1Struktur Organisasi SMPN 1 Montong Gading

Keterangan:

............ Garis Koordinat

Garis Komando

22

KEPALA SEKOLAHKOMITE

Waka. Kur. Waka. Kesiswaan Waka. Humas Waka. Sarana

KTU

BP/BK

GURU

SISWA

Wali Kelas

Wakasek

Page 23: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN MODEL “ SIKLUS BELAJAR” TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARANGEOGRAFI DI KELAS VII SMP NEGERI 1 MONTONG GADING

b. Keadaan Sarana dan Prasarana

Keadaan sarana dan prasarana yang ada pada SMPN 1

Montong Gading tahun pelajaran 2009/20109 dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 2

Data Jumlah Ruangan Berdasarkan Laporan Bulanan SMPN 1

Montong Gading.

No. Sarana dan Prasarana Jumlah Keadaan

1. Bangunan

1) Ruang Belajar Teori

2) Ruang Kepala Sekolah

3) Ruang Guru

4) Ruang TU

5) Ruang Perpustakaan

6) Ruang Laboratorium

(A). IPA

(B). Komputer

7) Ruang Keterampilan

8) Ruang BP

9) Musalla

10) Ruang WC

11) Ruang Jaga

12) Ruang Data

13) Gudang

18 lokal

1 lokal

1 lokal

1 lokal

1 lokal

1 lokal

1 lokal

1 lokal

1 lokal

1 lokal

1 lokal

6 lokal

2 lokal

1 lokal

1 lokal

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

23

Page 24: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN MODEL “ SIKLUS BELAJAR” TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARANGEOGRAFI DI KELAS VII SMP NEGERI 1 MONTONG GADING

2. Peralatan

1) Komputer

2) Printer

3) Loudspeker

4) Mikrophon

18

3

2

1

Baik

Baik

Baik

Baik

3. Meubleir

1) Meja guru + Kursi Guru

2) Meja tamu

3) Kursi tamu

4) Meja murid + Kursi

Murid

5) Lemari arsip

6) Rak arsip

7) Meja pegawai + Kursi

Pegawai

36

2

2

1380

5

2

8

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

c. Keadaan Guru SMPN 1 Montong Gading

Dalam suatu lembaga pendidikan formal seperti sekolah

diperlukan guru-guru dan pegawai yang berkualitas dan profesional

untuk mewujudkan visi dan misi dari sekolah tersebut dan

mewujudkan tujuan pendidikan. Untuk mewujudkan visi dan misi yang

telah dibuat oleh sekolah tersebut maka kompetensi guru, pegawai dan

24

Page 25: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN MODEL “ SIKLUS BELAJAR” TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARANGEOGRAFI DI KELAS VII SMP NEGERI 1 MONTONG GADING

staf lainnya sangat menentukan keberhasilan suatu pendidikan dalam

proses belajar mengajar.

Adapun guru-guru yang mengajar SMPN 1 Montong Gading

tahun pelajaran 2009/2010 adalah sebagai berikut:

Tabel 3

Guru Tetap yang ada di SMPN 1 Montong Gading

Tabel 4

Guru Tidak Tetap yang ada di SMPN 1 Montong Gading

No Nama / NIP / NUPTK

 StatusKepeg

  

L/PBidang studi yang

diajarkan 

1 2 4 5 13

1 Bq.Laela Rahmayanti, S.Pd. GTT P Bhs. Indo 7563756657300093

2 Bq.Sri Murniasih, S.Pd. GTT P PPKn1563757659300173

3 Syakirin, S.Pd.

GTT L Sejarah 7563752654200203

4 Marzuki, S.Pd.

GTT L Ekonomi1433757660200042

5 Ahmad Yusni, S.Pd.

GTT L T I K-

6 Jupri

GTT L Bhs. Ingg. 2563749651200413

7 Syahrul Kurbandi

GTT L T I K 8353758660200023

8 Endah Damai Hati, SE.

GTT P Ekonomi1433758660300073

9 iis Naeni, SE.

GTT P Ekonomi 4442758660300062

10 Eli Warjuni, S.Pd.I

GTT P P A I 4944758660300092

11 Siti Maria Ulpa, S.Pd.

GTT P Mama -

25

Page 26: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN MODEL “ SIKLUS BELAJAR” TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARANGEOGRAFI DI KELAS VII SMP NEGERI 1 MONTONG GADING

12 Dwi Ermayanti, S.Pd.

GTT P Fisika -

13Edi Kurniawan GTT L

Bhs. Ingg. -    

14Hendra Budi Saputra, S.Pd.

GTT LBiologi

-    

d. Keadaan Siswa SMPN 1 Montong Gading

Siswa merupakan orang yang paling utama dalam suatu proses

belajar mengajar. Keberhasilan dalam suatu proses belajar mengajar

dapat dijadikans tandar untuk mengetahui kelancaran dan keberhasilan

dalam suatu sekolah untuk membawa siswa-siswi menjadi berprestasi

dan berhasil dalam pendidikan. Adapun keadaan siswa-siswi SMPN 1

Montong Gading dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5

Siswa-Siswi SMPN 1 Montong Gading

Berdasarkan Laporan Bulanan Tahun 2009/2010.

Kelas Rombel

Banyak Siswa/SiswiSeluruhnya

Banyak MutasiJml Akhir

SeluruhnyaL P Jml

Keluar MasukL P L P

I 6 113 131 244 - - - - 244II 6 96 135 231 - - - - 232III 6 105 108 213 - - - - 210

Jumlah 18 314 374 688 - - - - 686

B. HASIL PENELITIAN

Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat pengaruh siklus belajar

terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu kelas

ekperimen dan kelas control. Untuk melihat pengaruh dari siklus belajar

26

Page 27: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN MODEL “ SIKLUS BELAJAR” TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARANGEOGRAFI DI KELAS VII SMP NEGERI 1 MONTONG GADING

terhadap prestasi siswa diberikan pre test dan post test kepada masing-masing

kelompok. Hanya saja pada kelas kontrol tidak diterapkan siklus belajar

sebagaimana diberikan pada kelas eksperimen. Sebelum dilakukan uji beda

perlu diketahui mengenai validitas dan reabilitas data yang digunakan. Untuk

mengetahui validitas data digunakan korelasi product moment sementara

reabilitas data diukur dengan menggunakan K-R.20. Hasil perhitungan

validitas dan reabilitas data dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 6 Validitas Data

Nilai Signifikansi

Nilai r hitung r tabel Keputusan

Kelas Eksperimen

0,000 0,755 0,279 Valid

Kelas Kontrol

0,000 0,595 1,279 Valid

Tabel di atas menunjukkan bahwa data yang digunakan berada

pada tingkat signifikansi dan memiliki nilai r hitung yang lebih besar dari r

tabel sehingga data yang digunakan dapat dikatakan sebagai data yang valid.

Sementara itu, untuk menguji hasil perhitungan terhadap reabilitas data adalah

sebagai berikut:

Tabel 7Reablitas Data

Nilai r11 hitung

r tabel Keputusan

Kelas Eksperimen

Pre tes 0,341 0.275 Realibel

Post tes 0,328

Kelas Kontrol Pre tes 0,285 0,275 Realibel

Pos tes 0.329

27

Page 28: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN MODEL “ SIKLUS BELAJAR” TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARANGEOGRAFI DI KELAS VII SMP NEGERI 1 MONTONG GADING

Berdasarkan tabel di atas, reabilitas data yang digunakan berada pada

nilai yang masuk dalam kategori realibel. Hal ini terbukti dengan besarnya

nilai r11 yang melebihi nilai kritis yang ditetapkan oleh r table.

Adapun hasil perhitungan uji beda masing-masing kelompok dengan

menggunakan SPSS 16 adalah sebagai berikut:

Tabel 8Perbedaan Hasil Belajar Dilihat Dari Nilai Signifikansi Dan Nilai T Pada

Kelas Eksperimen Dan Kontrol Di SMP Montong Gading

Nilai

Signifikansi

Koefiesien

determinan

t

hitung

t tabel Keputusan

Kelas

Eksperimen

0,000 70% 9,177 1,688 Ho Ditolak

Ha diterima

Kelas Kontrol 0,000 46% 5,518 1,688 Ho Ditolak

Ha diterima

Dari hasil perhitungan pada tabel di atas menunjukkan bahwa nilai

signifikansi yang dimiliki kelas eksperimen lebih kecil dari 0,05. Adapun

ketentuan dalam pengambilan keputusan adalah Jika nilai signifikansi lebih

besar dari 0,05 maka Ho diterima, yaitu tidak ada perbedaan sebelum

dilakukan tes dan setelahnya. Sementara, jika nilai signifikansi lebih kecil dari

0,05 maka Ho ditolak berarti ada perbedaan setelah sebelum dilakukan tes dan

setelahnya. Dengan demikian karena nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05

berarti Ho ditolak, yaitu ada perbedaan antara sebelum dilakukan tes dengan

setelahnya. Data yang ada menunjukkan nilai t sebesar 9.177, nilai ini lebih

besar dibandingkan dengan nilai t tabel, yaitu sebesar 1.688. Hal ini juga

28

Page 29: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN MODEL “ SIKLUS BELAJAR” TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARANGEOGRAFI DI KELAS VII SMP NEGERI 1 MONTONG GADING

menunjukkan ternyata t hitung juga menolak Ho yang berarti adanya

perbedaan antara pre tes dengan post test.

Besarnya peningkatan yang terjadi sebelum tes dan setelah diberikan

tes dapat dilihat dari besarnya koefisien determinasi, yaitu sebesar 84%.

Perhitungan untuk koefisien determinasi adalah dari rumus berikut:

r2 = (9.177) 2__ 36 + 9.1772

= 84.217329120.21733

= 0.70054233

Untuk kelas kontrol hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai

signifikansi adalah lebih kecil dari 0,05, yaitu sebesar 0,000. Hal ini berarti

bahwa Ho ditolak, yaitu ada perbedaan antara sebelum dilakukan tes dengan

setelahnya. Adapun perbandingan antara t tabel dengan t hitung diperoleh nilai

bahwa t tabel adalah 1.688, sementara nilai t hitung yang terdapat pada tabel

di atas adalah 5.518. Hal ini juga menunjukkan adanya perbedaan antara

sebelum dilakukan tes dan setelah.

Adapun besarnya sumbangan yang diberikan sebelum tes dan setelah

dapat dilihat dari besarnya koefisien determinasi, yaitu sebesar 64%.

Perhitungan untuk koefisien determinasi adalah dari rumus berikut:

29

Page 30: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN MODEL “ SIKLUS BELAJAR” TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARANGEOGRAFI DI KELAS VII SMP NEGERI 1 MONTONG GADING

r2 = (5.518) 2 36 + (5.518)2

= 30.44832466.448324

= 0.45822561

C. PEMBAHASAN

Inovasi dan pembaharuan perlu dilakukan guna meningkatkan prestasi

siswa, salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan model

pembelajaran baru yang lebih sesuai dengan keadaan sekarang dan lebih

menarik minat siswa dalam belajar. Proses pembelajaran bukan hanya

berorientasi pada kepada guru, namun lebih berorientasi kepada siswa. Siswa

bertanggungjawab sendiri atas proses belajarnya, sedangkan guru berperan

membantu dan memberikan motivasi ekstrinsik kepada peserta didik. Terlebih

setelah diberlakukannya KTSP yang merupakan perangkat rencana dan

pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai oleh

siswa, penilaian kegiatan belajar mengajar dan pemberdayaan sumber daya

pendidikan dalam pengembangan kurikulum sekolah. Keberhasilan

implementasi KTSP akan sangat dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam

menerapkan dan mengaktualisasikan kurikulum tesrebut.

Salah satu cara yang dapat dilakukan guna meningkatkan hasil belajar

siswa adalah dengan menerapkan metode-metode pembelajaran yang lebih

inovatif dan bervariatif. Hasil uji coba terhadap penerapan model siklus

belajar di SMP Negeri Montong Gading menunjukkan adanya peningkatan

30

Page 31: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN MODEL “ SIKLUS BELAJAR” TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARANGEOGRAFI DI KELAS VII SMP NEGERI 1 MONTONG GADING

yang signifikan hasil belajar siswa sebelum diberikan metode tersebut dan

setelah diberikan. Hal ini terlihat dari besarnya sumbangan koefisien

determinasi yang diberikan yaitu sebesar sebesar 70%. Juga memperkuat

hipotesis yang sejak awal diajukan bahwa penerapan model “Siklus Belajar”

berpengaruh terhadap hasil belajar dalam pembelajaran IPS Geografi di SMP

Negeri 01 Montong Gading Tahun Ajaran 2009-2010 pada materi pokok Peta.

Pada kelas yang tidak menggunakan metode siklus ini, yaitu kelas

kontrol ternyata juga terjadi peningkatan hasil belajar sebesar 46%, namun

peningkatan yang terjadi pada kelas eksperimen lebih besar dibandingkan

dengan kelas kontrol. Peningkatan hasil belajar pada kelas kontrol ini dapat

disebabkan oleh kemampuan yang dimiliki oleh siswa atau pengetahuan yang

telah sebelumnya dimiliki oleh siswa dalam hal pelajaran mengenai peta.

Terlebih lagi pada kelas eksprimen merupakan kelas yang merupakan

subordinate dari kelas kontrol. Namun setelah diberikan model pembelajaran

yang berbeda, kemampuan kelas eksperimen hampir dapat menyamai kelas

control dalam pencapaian hasil belajar bahkan lebih. Hal ini menegaskan

bahwa penerapan metode pengajaran yang digunakan dapat dikatakan

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar yang diperoleh para

siswa. Sehingga penggunaan metode pengajaran yang bervariasi perlu

dikembangkan guna meningkatkan hasil belajar siswa.

31

Page 32: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN MODEL “ SIKLUS BELAJAR” TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARANGEOGRAFI DI KELAS VII SMP NEGERI 1 MONTONG GADING

BAB VPENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian mengenai pengaruh penerapan model siklus

belajar terhadap hasil belajar siswa dengan menggunakan kelas eksperimen

dan kelas control di SMP Negeri 01 Montong Gading tahun ajaran 2009-

2010 pada materi pokok Peta dapat disimpulkan bahwa metode siklus

belajar berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa. Hasil pre tes dan

post tes kelas eksperimen menunjukkan peningkatan hasil belajar sebesar 70

lebih besar dibandingkan dengan hasil belajar yang diraih oleh kelas kontrol

yang sebesar 45 persen.

B. SARAN-SARAN

1. Diharapkan ada penelitian lanjutan mengenai pengaruh penerapan Model

siklus belajar ini pada tahun yang berbeda dan bahan kajian yang berbeda.

2. Bagi peneliti yang berminat mengangkat masalah ini dalam penulisannya

diharapkan untuk melakukan pengembangan metode Model Siklus

Belajar.

3. Bagi guru di SMPN 1 Montong gading khususnya guru geografi,

diharapkan dapat mengaplikasikan metode Model Siklus Belajar sebagai

salah satu metode yang tepat untuk melaksanakan pembelajaran, sehingga

dapat dicapai tujuan pembelajaran secara maksimal.

32

Page 33: SKRIPSI PENGARUH PENERAPAN MODEL “ SIKLUS BELAJAR” TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARANGEOGRAFI DI KELAS VII SMP NEGERI 1 MONTONG GADING

33