87
SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA KSU.TUMBUH KEMBANG, PEMOGAN-DENPASAR SELATAN GDE DIANTA YUDI PRATAMA NIM. 1116051107 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015

SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

  • Upload
    dinhthu

  • View
    248

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

SKRIPSI

PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA KSU.TUMBUH

KEMBANG, PEMOGAN-DENPASAR SELATAN

GDE DIANTA YUDI PRATAMA

NIM. 1116051107

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2015

Page 2: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

ii

SKRIPSI

PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA KSU.TUMBUH

KEMBANG, PEMOGAN-DENPASAR SELATAN

GDE DIANTA YUDI PRATAMA

NIM. 1116051107

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2015

Page 3: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

iii

SKRIPSI

PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA KSU.TUMBUH

KEMBANG, PEMOGAN-DENPASAR SELATAN

Skripsi ini dibuat untuk memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Pada Fakultas Hukum Universitas Udayana

GDE DIANTA YUDI PRATAMA

NIM. 1116051107

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2015

Page 4: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan
Page 5: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan
Page 6: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan
Page 7: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

vii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas

berkat, rahmat dan karunia NYA, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini dengan judul “Penyelesaian Kredit Macet Pada KSU.Tumbuh Kembang-

Denpasar Selatan”. Skripsi ini disusun dalam rangka untuk memperoleh gelar

Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Udayana.

Pembuatan skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa adanya

dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Penulis tidak lupa untuk

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang

telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini baik berupa bimbingan,

arahan, saran dan dukungan teknis maupun moril. Pada kesempatan ini penulis

ingin menyampaikan ucapan terima kasih setulus-tulusnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. I Gusti Ngurah Wairocana, SH.,MH., Dekan Fakultas

Hukum Universitas Udayana.

2. Bapak I Ketut Sudiarta, SH.,MH., Pembantu Dekan I Fakultas Hukum

Universitas Udayana.

3. Bapak I Wayan Bela Siki Layang, SH.,MH., Pembantu Dekan II Fakultas

Hukum Universitas Udayana.

4. Bapak I Wayan Suardana, SH.,MH., Pembantu Dekan III Fakultas Hukum

Universitas Udayana.

5. Bapak Anak Agung Gede Oka Parwata, SH.,M.Si., Ketua Program Ekstensi

Fakultas Hukum Universitas Udayana.

Page 8: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

viii

6. Bapak Anak Agung Ketut Sukranatha, SH.,MH., Sekretaris Program

Ekstensi Fakultas Hukum Universitas Udayana.

7. Bapak Dr. I Ketut Westra, SH.,MH., Pembimbing I yang memberikan

bimbingan serta arahan kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

8. Ibu Ni Putu Purwanti, SH.,MH., Pembimbing II yang telah membimbing

serta memberikan semangat, arahan dan pengetahuan tambahan dalam

penulisan skripsi ini.

9. Bapak I Nyoman Bagiastra, SH.,MH., Pembimbing Akademik yang penuh

tanggung jawab dalam membimbing saya selama menempuh perkuliahan di

Fakultas Hukum Universitas Udayana.

10. Bapak/Ibu dosen pengajar di Fakultas Hukum Universitas Udayana yang

telah banyak memberikan ilmu pengetahuan selama mengikuti perkuliahan.

11. Kedua orang tua saya Bapak Ketut Yudiasa dan Ibu Ni Luh Sri, beserta adik

saya Kadek Diah Dianti Anggawulan, Komang Krisna Yudi Darmawan, dan

keluarga besar saya yang terus memberikan dukungan dan doa dalam

menyelesaikan kuliah di Fakultas Hukum Universitas Udayana.

12. Orang tercinta penulis, Made Dwi Arianti yang selalu memberikan

semangat, dukungan dan doa dalam menyelesaikan kuliah di Fakultas

Hukum Universitas Udayana.

13. Kawan saya Ida Bagus Indra Mahardika, Topan Bayu Sakti, Adyt Dimas,

Janar Hariwangsa, Sitta Bulandari, Awan Arnawa, Nofa Cahya, Alit Mertha,

Mahendra Prama, Virga Nanta, Sutana dan kerabat saya lainnya yang tidak

Page 9: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

ix

bisa disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan, semangat dan

doa selama penulisan skripsi ini.

14. Teman-teman angkatan 2011 Fakultas Hukum Universitas Udayana yang

sama-sama saling memberikan semangat dan bantuan selama penulisan

skripsi ini.

Semoga segala kebaikan bantuan serta arahan dari Bapak/Ibu, kawan-

kawan dan saudara sekalian mendapatkan pahala dari Tuhan Yang Maha Esa.

Akhir kata, apabila ada kekurangan di dalam skripsi ini mohon dimaafkan dan

besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Denpasar, 30 Desember 2015

Gde Dianta Yudi Pratama

NIM. 1116051107

Page 10: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

x

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL DEPAN .......................................................................... i

HALAMAN SAMPUL DALAM ........................................................................ ii

HALAMAN PRASYARAT GELAR SARJANA ............................................ iii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ............................. iv

HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI ........................... v

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................. vi

KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... x

ABSTRAK ......................................................................................................... xiii

ABSTRACT ....................................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 1

1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................. 6

1.3. Ruang Lingkup Masalah ......................................................................................... 6

1.4. Orisinalitas Penelitian ............................................................................................. 7

1.5. Tujuan Penulisan ................................................................................................... 9

1.5.1. Tujuan umum .......................................................................................... 9

1.5.2. Tujuan khusus ......................................................................................... 9

1.6. Manfaat Penulisan .................................................................................................. 9

1.6.1. Manfaat teoritis ..................................................................................... 9

1.6.2. Manfaat praktis .................................................................................... 10

1.7. Landasan Teoritis ................................................................................................ 10

1.8. Metode Penelitian ............................................................................................... 19

Page 11: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

xi

1.8.1. Jenis penelitian ...................................................................................... 19

1.8.2. Jenis Pendekatan .................................................................................... 20

1.8.3. Sumber Data ......................................................................................... 20

1.8.4. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 21

1.8.5. Teknik Pengolahan dan Analisis Data .................................................. 22

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN KOPERASI

2.1. Pengertian Perjanjian Kredit ............................................................................... 25

2.2. Syarat Sahnya Perjanjian dan Berakhirnya Perjanian Kredit .............................. 26

2.3. Fungsi Perjanjian Kredit ....................................................................................... 32

2.4. Pengertian Tentang Koperasi ............................................................................... 32

2.5. Pengaturan Koperasi ............................................................................................ 37

BAB III FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KREDIT MACET PADA

KSU. TUMBUH KEMBANG, PEMOGAN-DENPASAR

3.1. Kriteria Kredit Macet .......................................................................................... 39

3.2. Jaminan Kredit ...................................................................................................... 43

3.3. Faktor Penyebab Kredit Macet Pada KSU Tumbung Kembang, Pemogan-

Denpasar Selatan ................................................................................................. 47

BAB IV UPAYA PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA

KSU.TUMBUH KEMBANG, PEMOGAN-DENPASAR

SELATAN

4.1. Penyelesaian Sengketa Secara Litigasi ................................................................. 53

4.2. Penyelesaian Sengketa Secara Non Litigasi ........................................................ 54

4.3. Penyelesaian Kredit Macet Pada KSU.Tumbuh Kembang Pemogan-Denpasar

Selatan ................................................................................................................... 57

Page 12: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

xii

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan .......................................................................................................... 63

5.2. Saran ..................................................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR INFORMAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

xiii

ABSTRAK

PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA KSU.TUMBUH KEMBANG,

PEMOGAN-DENPASAR SELATAN

Kredit macet sering terjadi dalam suatu perjanjian kredit, dimana

merupakan suatu keadaan ketidak mampuan pihak debitur untuk membayar

suatu kewajiban yang telah disepakati bersama oleh pihak kreditur sehingga

kerugian pada pihak kreditur seperti yang terjadi pada KSU.Tumbuh

Kembang,Pemogan-Denpasar Selatan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui dan memahami faktor apa yang menjadi penyebab terjadinya

kredit macet serta upaya penyelesaian kredit macet yang terjadi pada KSU

Tumbuh Kembang, Pemogan-Denpasar Selatan. Metode yang digunakan

dalam penulisan ini adalah metode empiris yang menggunakan pendekatan dari

aspek yang timbul dilapangan, yang memiliki sifat hukum yang nyata/sesuai

dengan kenyataan yang hidup dalam masyarakat.

Dari penelitian ini dapat menghasilkan faktor eksternal yang menjadi

penyebab kredit macet adalah debitur mengalami hambatan/kesulitan dalam

kebutuhan ekonomi karena adanya suatu hal/ musibah sehingga menyebabkan

terlambatnya pembayaran dalam melunasi angsuran. Sedangkan faktor internal

adalah lemahnya informasi dan pengawasan dalam perputaran kredit sehingga

menyebabkan pengawasan menjadi tidak maksimal. Dan upaya yang dilakukan

dalam penyelesaian kredit macet di KSU.Tumbuh Kembang adalah melalui

penyelesaian diluar pengadilan/non litigasi.

Kata kunci: Kredit, Perjanjian Kredit, Koperasi, Kredit Macet.

Page 14: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

xiv

ABSTRACT

THE RESOLUTION OF BAD DEBTS AT KSU.TUMBUH KEMBANG,

PEMOGAN-SOUTH OF DENPASAR

Bad credit often occurs in a credit agreement, which is a State party to

the inability of the debtor to pay an obligation that has been mutually agreed

by the lender so that losses on the part of the lender as happened at KSU.

Tumbuh Kembang, Pemogan-South Of Denpasar. As for the purpose of this

research is to know and understand what factors being the cause of the

occurrence of bad credit and bad credit settlement attempts that occur in KSU.

Tumbuh Kembang, Pemogan-South of Denpasar. The methods used in the

writing of this is empirical method that uses an approach from the aspect

arising in field, which has the nature of a real legal/compliance with the reality

of life in the community.

From this research can generate external factors which are the cause

of bad credit is a debtor experiencing barriers/difficulties in economic needs

due to an accident causing belated/payment in pay off in installments. While

the internal factor is the weak information and oversight in causing the credit

turnaround supervision be not maximum. And the efforts made in the

settlement of bad debts at KSU. Tumbuh Kembang is through a settlement

outside the Court/non litigation.

Keywords: Credit, The Credit Agreement, Cooperative, Bad Debts

Page 15: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan perekonomian di era globalisasi semakin meningkat,

dengan banyaknya perputaran roda keuangan yang sekarang menjadi

kebutuhan untuk memenuhi kehidupan setiap manusia. Semakin

bertambahnya penduduk akan membuat manusia untuk semakin berjuang

mendapatkan uang hasil kerja kerasnya. Namun, apabila hasil kerja keras

masih dianggap belum mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka,

maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa

membantu untuk memberikan fasilitas pinjaman/kredit kepada masyarakat

demi memenuhi kelangsungan hidup yang dianggap kurang.

Menurut pasal 1 angka 11 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998

tentang Perbankan, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dcngan itu, berdasarkan atas kesepakatan pinjam meminjam

antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk

melunasi utangnya setelah waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Pada dasarnya pemberian kredit dapat diberikan oleh siapa saja yang

memiliki kemampuan untuk itu melalui perjanjian utang piutang antara

pemberi utang (kreditur) di satu pihak dan penerima pinjaman (debitur) dilain

Page 16: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

2

pihak.1 Setelah perjanjian tersebut disepakati, maka lahirlah kewajiban pada

diri kreditur, yaitu untuk menyerahkan uang yang diperjanjikan kepada

debitur, dengan hak untuk menerima kembali uang itu dari debitur pada

waktunya, disertai dengan bunga yang disepakati oleh para pihak pada saat

perjanjian pemberian kredit tersebut disetujui oleh para pihak. Hak dan

kewajiban debitur adalah bertimbal balik dengan hak dan kewajiban kreditur.

Lembaga keuangan mempunyai peran sebagai penyalur kredit kepada

masyarakat. Selain bank, lembaga keuangan yang juga memiliki peran dalam

pemberian fasilitas kredit adalah koperasi. Koperasi merupakan bentuk badan

usaha yang memiliki status sebagai badan hukum setelah akta pendiriannya

disahkan oleh pemerintah, sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam

ketentuan Pasal 9 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang

Perkoperasian.

Pengertian koperasi menurut Undang-Undang No.25 Tahun 1992

adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum

koperasi dengan berlandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi

sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas

kekeluargaan. Pada pasal 33 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945

menyebutkan perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama

berdasarkan atas asas kekeluargaan dan koperasi adalah bangunan usaha yang

1 Djoni S.Gazali, 2010, Pengertian dan Dasar Hukum Perbankan, Sinar Grafika, Jakarta,

hal.4

Page 17: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

3

sesuai dengan susunan perekonomian yang dimaksud dalam Undang-Undang

Dasar 1945.

Selain menjadi lembaga keuangan yang bertujuan untuk memberikan

kredit dan jasa-jasa keuangan lainnya, peran koperasi sangatlah penting

dalam menumbuhkan dan mengembangkan potensi ekonomi rakyat serta

dalam mewujudkan kehidupan ekonomi yang demokratis, kekeluargaan, dan

keterbukaan.2 Oleh karena itu, bangsa Indonesia dianggap telah melakukan

pembangunan untuk mewujudkan tujuan nasional, yaitu mewujudkan

masyarakat yang adil dan makmur secara materiil dan spiritual berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Koperasi dianggap juga menjadi

urat nadi dalam perekonomian Indonesia, maka koperasi selalu bertindak

cenderung untuk melindungi mereka masyarakat yang ekonominya lemah

yang menjadi anggota koperasinya. Secara umum koperasi dipahami sebagai

perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk

memperjungkan peningkatan kesejahteraaan ekonomi mereka pada suatu

perusahaan yang demokratis.

Semakin berkembangnya kegiatan koperasi dapat dilihat dari jumlah

anggota koperasi tersebut dan seberapa banyak perputaran uang yang sudah

memfasilitasi anggotanya tersebut. Sehingga sudah sepantasnya koperasi

yang berkembang harus selalu meningkatkan kemampuannya dalam

mentransformasikan diri sesuai dengan perubahan-perubahan yang terjadi di

2 Raharja Handikusuma, 2000, Hukum Koperasi Indonesia, PT.Raja Grafindo, Jakarta,

hal.8

Page 18: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

4

dunia perbankan. Sudah banyak contoh koperasi yang gagal dan akhirnya

mengalami penutupan karena pengelolaan yang tidak professional. Hal ini

kebanyakan disebabkan karena kelalaian dari dalam koperasi, kurangnya

anggota yang bergabung dengan koperasi tersebut dan tidak seimbangnya

antara pengeluaran kredit dan pemasukan dana berupa tabungan maupun

pembayaran kredit tersebut.3

Dewasa ini koperasi terus mengembangkan sayap di bidang usahanya

untuk mengikuti perkembangan kebutuhan manusia yang tak terbatas. Salah

satu bidang usaha koperasi yang dirasakan kian hari semakin dibutuhkan

masyarakat adalah masalah simpan pinjam. Sama halnya dengan Koperasi

Serba Usaha atau sering disingkat KSU Tumbuh Kembang, yang kini sedang

gencar-gencarnya menambahkan anggota untuk menjadi nasabahnya juga

melakukan kegiatan dalam bidang simpan pinjam.

Dalam kinerjanya, KSU.Tumbuh Kembang bekerja keras untuk

meningkatkan kesejahteraan anggotanya dengan cara memberikan fasilitas

pinjaman demi menjembati kebutuhan hidup anggotanya. Sebagian besar,

tujuan utama koperasi ini adalah sebagai sarana penyalur pinjaman/kredit

bagi anggota yang diprioritaskan dan orang-orang secara umumnya.

Menurut Depkop.go.id dalam Standar Operating Procedur (SOP) KSP

tahun 2004, prosedur pemberian kredit koperasi untuk anggota/calon anggota

diawali dengan mengajukan permohonan pinjaman, dengan memberi

3 Balipost, tanggal 10 Maret 2015, tentang Rencana Penertiban Sejumlah Koperasi di

Denpasar, hal.2

Page 19: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

5

persyaratan menyerahkan identitas berupa KTP/SIM kepada bagian

administrasi. Setelah itu bagian administrasi akan memeriksa kelengkapan

prosedur tersebut dan memproses jumlah pinjaman anggota/calon anggota.

Dengan kata lain, dipermudahkannya pemberian fasilitas kredit di koperasi

diharapkan untuk bisa membantu mensejahterakan perekonomian masyarakat

pada umumnya.4

Namun kenyataannya, semakin mudahnya pemberian jasa kredit

kepada masyarakat, cenderung menjadi permasalahan yang serius dalam

pembayaran kredit tersebut. Permasalahan akan terlihat pada pembayaran

angsuran bulan-bulan berikutnya, karena kewajiban yang harus dibayar tidak

sesuai dengan wajib pokok yang tertera pada angsuran tersebut. KSU.

Tumbuh Kembang sudah mengutamakan prinsip kehati-hatian, karena

bagaimanapun juga setiap kredit yang diberikan oleh lembaga keuangan pada

umumnya seperti bank maupun koperasi jika tidak memperhatikan prinsip

kehati-hatian akan menyebabkan resiko kredit macet dan kegagalan.5

Meskipun telah memperhatikan dengan baik dan sungguh-sungguh

persyaratannya dan juga di dasarkan pada prinsip kepercayaan dan

kekeluargaan, dalam kenyataannya masih terjadi ketidak lancaran dalam

pelunasan kredit hingga berbulan-bulan sampai menyentuh hitungan tahun,

sehingga diperlukan penyelesaian untuk memecahkan masalah ini.

4 http://www.depkop.go.id tentang Pedoman Standar Operasional Koperasi Simpan

Pinjam dan Unit Koperasi Simpan Pinjam

5 Djoni S.Gazali, Op.Cit, hal.485

Page 20: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

6

Untuk mengetahui mengusut tuntas tentang permasalahan dan

bagaimana penyelesaian kredit macet, maka penulis memiliki ketertarikan

untuk mengangkatnya persoalan ini sebagai skripsi yang berjudul

PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA KSU.TUMBUH

KEMBANG, PEMOGAN – DENPASAR SELATAN.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas dapat ditarik

rumusan masalah sebagai berikut:

1. Faktor-faktor apa yang menyebabkan terjadinya kredit macet di

KSU.Tumbuh Kembang, Pemogan-Denpasar Selatan?

2. Bagaimana upaya penyelesaian kredit macet pada KSU.Tumbuh

Kembang, Pemogan – Denpasar Selatan?

1.3 Ruang Lingkup Masalah

Dalam penulisan ilmiah diperlukan ketentuan secara tegas mengenai

batasan materi yang akan diuraikan. Hal ini perlu dilakukan agar materi atau isi

uraian tidak menyimpang dari pokok-pokok permasalahan sehingga

pembahasaannya dapat terarah dan diuraikan secara sistematis. Adapun ruang

lingkup permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Page 21: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

7

Lingkup pembahasan permasalahan yang pertama yaitu Faktor-faktor apa

yang menyebabkan terjadinya kredit macet di KSU.Tumbuh Kembang, Pemogan-

Denpasar Selatan, sedangkan ruang lingkup masalah yang kedua membahas upaya

dalam penyeiesaian kredit macet pada KSU.Tumbuh Kembang, Pemogan –

Denpasar Selatan.

1.4 Orisinalitas Penelitian

Dalam penulisan ini, penulis menampilkan beberapa judul penelitian atau

disertasi terdahulu sebagai pembanding untuk menunjukan orisinalitas dari

penelitian yang tengah dibuat. Adapun dalam penelitian kali ini peneliti akan

menampilkan 2 skripsi terdahulu yang pembahasannya berkaitan dengan dimana

hal itu dimaksudkan sebagai referensi penulisan dan untuk menghindari terjadinya

plagiasi serta menyatakan bahwa tulisan ini memang hasil karya dan pemikiran

penulis sendiri, adapun skripsi yang penulis maksud adalah:

Tabel 1.1 Daftar Penelitian Sejenis

No Judul Penulis Rumusan Masalah

1 Penyelesaian Kredit

Macet Oleh Lembaga

Perbankan Dengan

Objek Jaminan Hak

Tanggungan

Ervira Komalasari 1. Apakah yang dijadikan

prinsip dasar oleh bank

dalam pemberian kredit

dengan jaminan hak

tanggungan?

2. Bagaimana upaya bank

dalam menangani kredit

macet yang berobjek

jaminan hak

Page 22: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

8

tanggungan?

2 Penyelesaian Kredit

Macet Pada

Perjanjian

Pembiayaan

Konsumen Dengan

Jaminan Fidusia di

PT.Summit Oto

Finance, Gianyar

Bali

Ahmad Ludvi 1. Bagaimana prosedur

pemberian kredit pada

konsumen dengan

jaminan fidusia di

PT.Summit Oto

Finance, Gianyar Bali?

2. Bagaimana

penyelesaian kredit

macet pada perjanjian

pembiayaan konsumen

dengan jaminan fidusia

di PT.Summit Oto

Finance, Gianyar Bali?

Tabel 1.2 Daftar Penelitian Penulis

No Judul Skripsi Penulis Rumusan Masalah

1 Penyelesaian Kredit Macet Pada

KSU.Tumbuh Kembang,

Pemogan-Denpasar

Gde Dianta Yudi

Pratama, Fakultas

Hukum

Universitas

Udayana, Tahun

2015

1. Faktor-Faktor

apa yang

menyebabkan

terjadinya kredit

macet di

KSU.Tumbuh

Kembang,

Pemogan-

Page 23: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

9

Denpasar?

2. Bagimana

upaya

penyelesaian

kredit macet pada

KSU.Tumbuh

Kembang,

Pemogan-

Denpasar Selatan?

1.5 Tujuan Penulisan

1.5.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui permasalahan yang sering terjadi di dunia

perkoperasian, dimana kredit macet sering menjadi penyebab bankrutnya

suatu usaha perbankan sehingga diperlukan adanya penyelesaian secara

hukum yang merujuk pada bidang keperdataan.

1.5.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kredit macet pada

KSU.Tumbuh Kembang, Pemogan-Denpasar Selatan.

2. Untuk mengetahui upaya-upaya penyelesaian kredit macet pada

KSU.Tumbuh Kembang, Pemogan-Denpasar Selatan.

1.6 Manfaat Penulisan

1.6.1 Manfaat Teoritis

Page 24: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

10

Sebagai sumbangan dalam ruang pemikiran untuk pengembangan

pengetahuan ilmu hukum di bidang hukum bisnis, terutama mengenai

faktor penyebab kredit macet dan penyelesaiaanya di Koperasi Tumbuh

Kembang.

1.6.2 Manfaat Praktis

Diharapkan bermanfaat bagi pihak-pihak yang akan melakukan

kegiatan berbasis perbankan, yang nantinya bisa memberi bahan

pertimbangan dalam mengeluarkan kredit dan menjadi gambaran dalam

penyelesaian kredit macet.

1.7 Landasan Teoritis

1.7.1 Perjanjian

Istilah “perjanjian” atau “kontrak” memiliki pengertian yang sama

dalam konteks hukum nasional. Unsur-unsur yang terkandung dalam suatu

perjanjian/kontrak yaitu pihak-pihak yang kompeten, pokok yang

disetujui, pertimbangan hukum, perjanjian timbal balik beserta hak dan

kewajibannya. Syarat yang harus dipenuhi untuk sahnya suatu perjanjian

adalah mereka sepakat untuk mengikat dirinya, kecakapan untuk membuat

suatu perikatan, suatu hal tertentu dan suatu sebab yang halal.6

Menurut Subekti, perjanjian/kontrak adalah suatu peristiwa dimana

seseorang berjanji kepada orang lain atau dimana dua orang itu saling

6 Daruz Badrulzaman, 2001, Hukum Perikatan, Citra Aditya Bakti, Bandung, hal.25

Page 25: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

11

berjanji untuk melaksanakan suatu hal. Dalam pasal 1313 KUHPerdata

meyebutkan bahwa suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana

satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau

lebih.

Dalam ilmu hukum, terdapat asas-asas yang mengatur tentang

suatu perjanjian/kontrak yaitu:7

1. Asas kontrak sebagai hukum yang mengatur

Hukum mengatur adalah peraturan-peraturan hukum yang berlaku

bagi subyek hukum, misalnya para pihak dalam suatu kontrak.

Namun peraturan tersebut bisa diatur/disampingi oleh para pihak.

Pada prinsipnya hukum kontrak dikategorikan sebagai hukum

mengatur, yakni sebagian besar (meskipun tidak keseluruhan) dari

hukum kontrak tersebut dapat disampingi oleh para pidak dengan

mengaturnya sendiri.

2. Asas kebebasan berkontrak

Asas kebebasan berkontrak merupakan asas yang mengajaran

bahwa para pihak dalam suatu kontrak pada prinsipnya bebas

untuk membuat atau tidak membuat kontrak, demikian juga

kebebasannya mengatur isi sendiri kontrak tersebut.

3. Asas pacta sunt servanda

“Pacta sunt servanda” berati “janji itu mengikat” yang berarti

bahwa suatu kontrak yang dibuat secara sah oleh para pihak

7 Handri Raharjo, 2009, Hukum Perjanjian di Indonesia, Pustaka Yustisia, Jakarta, hal.38

Page 26: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

12

mengikat para pihak tersebut secara penuh sesuai isi kontrak

tersebut.

1.7.2 Kredit

Kredit berasal dari bahasa latin yaitu “credere” yang berati

kepercayaan atau “credo” yang berati saya percaya ( Firdaus dan Ariyanti,

2009:1). Menurut Mac.Leod, kredit merupakan suatu reputasi yang

dimiliki seseorang yang memungkinkan ia bisa memperoleh uang, barang-

barang atau tenaga kerja, dengan jalan menukarkannya dengan suatu

perjanjian untuk membayarnya disuatu waktu yang akan datang.

Kreditur atau pihak yang memberikan kredit dalam hubungan

perkreditan dengan debitur (nasabah penerima kredit) mempunyai

kepercayaan bahwa debitur dalam waktu dan dengan syarat-syarat yang

telah disetujui bersama dapat mengembalikan kredit yang bersangkutan.8

Pengertian kredit pada Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998,

kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan

dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam

antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk

melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga.

Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1992 tentang

Perbankan, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan

pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak

8 Hermansyah, 2007, Hukum Perbankan Nasional, Kencana, Jakarta, hal.60

Page 27: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

13

peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan

jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan.

Tujuan dari kredit tersebut berupa untuk memenuhi kebutuhan

hidup yang beraneka ragam sesuai dengan harkatnya, selalu meningkat.

Sedangkan kemampuan manusia memiliki batasan tertentu, sehingga

membuat seseorang untuk berusaha memperoleh bantuan permodalan

untuk memenuhi kebutuhan hidup seseorang itu sendiri. Fungi kredit

secara garis besar adalah pemenuhan jasa untuk melayani kebutuhan

masyarakat dalam rangka mendorong dan melancarkan perdagangan,

produksi, jasa-jasa, demi meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.9

1.7.3 Syarat kredit

Dalam pemberian kredit, pada umumnya dalam dunia perbankan,

tentunya bank mempertimbangkan beberapa hal untuk memperkecil resiko

yang tidak diinginkan, seperti tidak kembalinya uang. Pemberian kredit

oleh lembaga keuangan harus berpegangan pada prinsip yaitu:10

1. Prinsip kepercayaan.

2. Prinsip Kehati-hatian.

3. Prinsip 5C (Character (watak), Capacity (kemampuan), Capital

(modal), Caollateral (angunan) dan Condition of economic

(prospek usaha debitur)).

9 Daeng Naja, 2005, Hukum Kredit dan Bank Garansi, PT.Citra Aditya Bakti, Bandung,

hal.6

10 Sutarno, 2009, Aspek-Aspek Hukum Perkreditan Pada Bank, Alfabeta, Bandung, hal.93

Page 28: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

14

4. Prinsip 3R (Returns (Hasil yang Diperoleh), Repayment

(Pembayaran Kembali), Risk Bearing Ability (Kemampuan

Menganggung Risiko)).

1.7.5 Kredit Macet

Menurut Gatot Supramono, kredit macet adalah suatu keadaan di

mana seorang nasabah tidak mampu membayar lunas kredit bank tepat

pada waktunya, hal ini dapat berupa:11

1. Nasabah sama sekali tidak dapat membayar angsuran kredit beserta

bunganya.

2. Nasabah membayar sebagian angsuran kredit beserta bunganya.

3. Nasabah membayar lunas kredit beserta bunganya setelah jangka

waktu yang diperjanjikan berakhir.

Kredit macet adalah kredit yang mengalami kesulitan pelunasan

akibat adanya faktor-faktor atau unsur kesengajaan atau karena kondisi di

luar kemampuan debitur. Kredit dianggap macet apabila setelah jangka

waktu 21 (dua puluh satu) bulan semenjak masa pengelolaan kredit

diragukan, belum terjadi pelunasan atau usaha penyelamatan kredit dan

terdapat tunggakan angsuran pokok/bunga yang telah melampaui 270 hari.

Salah satu pakar sarjana yaitu menurut Kasmir, adanya kemacetan

dalam suatu fasilitas kredit disebabkan oleh 2 faktor yaitu:

1. Dari pihak perbankan

11 Gatot Supramono, 2009, Perbankan dan Masalah Kredit : Suatu Tinjauan di Bidang

Yuridis, Rineka Cipta, Jakarta, hal 32

Page 29: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

15

Dalam hal ini analisis kredit kurang teliti baik mengecek kebenaran

dan keaslian dokumen maupun salah dalam melakukan

perhitungan rasio-rasio yang ada.

2. Dari pihak nasabah

- Adanya unsur kesengajaan, dimana nasabah sengaja tidak mau

membayar kewajibannya kepada bank sehingga kredit yang

diberikandengan sendirinya macet.

- Adanya unsur tidak sengaja, dimana nasabah memiliki

kemauan untuk membayar tetapi tidak mampu karena terkena

musibah/bencana.

Untuk menyelesaikan kredit bermasalah atau non-performing loan

itu dapat ditempuh dua cara atau strategi yaitu penyelamatan kredit dan

penyelesaian kredit. Yang dimaksud dengan penyelamatan kredit adalah

suatu langkah penyelesaian kredit bermasalah melalui perundingan

kembali antara bank sebagai kreditor dan nasabah peminjam sebagai

debitor, sedangkan penyelesaian kredit adalah suatu langkah penyelesaian

kredit bermasalah melalui lembaga hukum.

Tindakan bank dalam usaha menyelamatkan dan menyelesaikan

kredit macet akan sangat bergantung pada kondisi kredit yang bermasalah

apabila macet itu sendiri. Untuk menyelamatkan dan menyelesaikan kredit

macet ada dua strategi yang ditempuh:12

12

Gatot Suparmono, Op.Cit, hal.112

Page 30: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

16

1. Penyelesaian kredit bermasalah melalui jalur non litigasi

Penyelesaian melalui jalur ini dilakukan melalui perundingan kembali

antara Kreditor dan debitor dengan memperingan syarat-syarat dalam

perjanjian kredit. Jadi dalam tahap penyelamatan kredit ini belum

memanfaatkan lembaga hukum karena debitor masih kooperatif dan dari

prospek usahanya masih fleksible.

2. Penyelesaian kredit bermasalah melalui jalur litigasi

– mengajukan gugatan ke pengadilan negeri

– eksekusi jaminan kredit

1.7.6 Teori hukum

1. Teori perjanjian

Menurut Van Dunne, yang diartikan dengan perjanjian adalah suatu

hubungan hukum antara dua pihak atau lebih berdasarkan kata sepakat

untuk menimbulkan akibat hukum. Teori ini tidak hanya melibatkan

perjanjian semata-mata, tetapi juga harus dilihat dari perbuatan-

perbuatan sebelumnya/mendahuluinya.13

2. Teori Tanggung Jawab

Menurut Atmadja, pertanggung jawaban adalah suatu kebebasan

bertindak untuk melaksanakan tugas yang dibebankan, tetapi pada

akhirnya tidak dapat melepaskan diri dari resultante kebebasan

bertindak, berupa penuntutan secara layak apa yang diwajibkan

13

Salim, 2002, Pengantar Hukum Perdata Tertulis, Sinar Grafika, Jakarta, hal.161

Page 31: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

17

kepadanya.14

Bentuk-bentuk pertanggungjawaban hukum dibagi

menjadi 2 yaitu:

- Pertanggung jawaban pidana/criminal responbility yang

dimaksudkan adalah untuk menentukan apakah seseorang

tersebut dapat dipertanggungjawabkan atasnya pidana/tidak

terhadap tindakan yang dilakukannya itu. Dalam hal

kemampuan pertanggung jawaban, keadaan jiwa manusia

haruslah dikatakan normal, apabila tidak normal maka

hukum tidak dapat diberlakukan.15

– Pertanggung jawaban perdata yang dimaksud adalah

apabila seseorang dirugikan karena perbuatan orang lain,

sedangkan diantara mereka tidak terdapat suatu perjanjian

(hubungan hukum perjanjian). Maka berdasarkan undang-

undang akan timbul hubungan hukum antara orang tersebut

yang menimbulkan kerugian itu.16

Hal tersebut diatur dalam

pasal 1365 KUHPer bahwa “tiap perbuatan melanggar

hukum yang membawa kerugian pada orang lain,

mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan

kerugian itu, mengganti kerugian tersebut”.

14

Sutarto, Encylopedia Administrasi, MCMLXXVII, Jakarta, hal.291

15 Martiman Prodjohamidjojo, 1997, Memahami Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia,

PT.Pradnya Paramita, Jakarta, hal.31

16 Munir Fuady, 2002, Perbuatan Melawan Hukum, Citra Adiya Bakti, Bandung, hal.3

Page 32: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

18

3. Teori Penyelesaian Sengketa

Secara teoritis penyelesaian sengketa dapat dibagi menjadi 2 cara yaitu

litigasi dan non litigasi.

Penyelesaian sengketa secara litigasi adalah suatu penyelesaian

sengketa yang dilakukan melalui pengadilan, dimana penyelesaian ini

harus mengikuti persayaratan-persyaratan dan prosedur formal di

pengadilan dan sebagai akibatnya jangka waktu untuk menyelesaikan

sengketa lebih lama (Jimmy Joses Sembiring, 2011:9-10).

Penyelesaian sengketa secara non litigasi adalah penyelesaian

sengketa diluar pengadilan. Di Indonesia terdapat beberapa cara alternative

penyelesaian sengketa, yaitu:17

1.Negosiasi

Menurut M.Marwan dan Jimmy P, negosiasi adalah proses tawar

menawar dengan jalan berunding antara para pihak yang bersengketa

untuk mencapai kesepakatan bersama.

2.Mediasi

Suatu proses penyelesaian sengketa secara damai yang melibatkan

bantuan pihak ketiga untuk memberikan solusi yang dapat diterima

oleh pihak-pihak yang bersengketa.

3.Konsiliasi

17

Munir Fuady. 2003, Arbitrase Nasional (Alternatif Penyelesaian Sengketa Bisnis),

Citra Aditya Bakti, Bandung, hal.12

Page 33: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

19

Usaha untuk mempertemukan keinginan dari pihak-pihak yang

bersengketa agar mencapai kesepakatan guna menyelesaikan sengketa

dengan kekeluargaan.

4.Arbitrase

Salah satu bentuk penyelesaian sengketa diluar pengadilan, dimana

para pihak yang bersengketa mengangkat pihak ketiga sebagai wasit

(arbiter) untuk menyelesaikan sengketa mereka.

1.8 Metode Penelitian

Penelitian dalam skripsi ini adalah jenis penelitian secara ilmiah

artinya suatu metode yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa

gejala dengan menganalisa pemeriksaan atas masalah-masalah yang

ditimbulkan oleh fakta tersebut. Suatu penelitian yang dipandang sebagai

metode ilmiah yang menimbulkan suatu konsekuensi, yakni kebenaran

ilmiah yang dilakukan dengan menggunakan suatu pedoman atau petunjuk

yang dilakukan secara sistematis.18

Dalam rangka memperoleh, kemudian mengumpulkan serta

menganalisa setiap bahan hukum yang bersifat ilmiah, tentunya

dibutuhkan suatu metode dengan tujuan agar suatu karya tulis ilmiah

mempunyai susunan yang sistematis, terarah dan konsisten.19

Adapun

metode penelitian ini adalah sebagai berikut:

18

Bambang Sunggono, 1996, Metodelogi Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada,

Jakarta, hal.90

19 Amirudin, 2003, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Raja Grafindo Persada, Jakarta,

hal.110

Page 34: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

20

1.8.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah jenis penelitian

empiris, yaitu penelitian hukum yang menggunakan pendekatan dari aspek

yang timbul di lapangan, yang memiliki sifat hukum yang nyata atau

sesuai dengan kenyataan yang hidup dalam masyarakat, dimana sumber

yang akan diperoleh berasal observasi atau percobaan.

1.8.2 Jenis Pendekatan

Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

1. Pendekatan Kasus (The Case Approach)

2. Pendekatan Fakta (The Fact Approach)

3. Pendekatan Perundang-Undangan (The Statute Approach)

4. Pendekatan Analisa Konsep Hukum (Analitical & Conceptual Approach)

Pendekatan kasus, dimana kasus ini menjadi suatu permasalahan yang

banyak dihadapi oleh lembaga keuangan pada umumnya. Dilanjutkan dengan

pendekatan fakta, dimana suatu analisa akan langsung dilakukan didalam

ruang lingkup kasus ini yaitu di KSU.Tumbuh Kembang, Denpasar. Disertai

dengan pendekatan perundang-undangan, untuk menelah semua undang-

undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang

ditangani dan pendekatan analisis konsep hukum, dimana penulis akan

mengidentifikasi/menetapkan konsep tertentu dalam hukum, yang dilakukan

dengan cara memahami, menerima, dan menangkap konsep tersebut untuk

dibahas.

1.8.3 Sumber Data

Page 35: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

21

Dalam penelitian ini, bahan hukum yang dipergunakan adalah data

primer dan sekunder.20

1. Data primer yang dimaksud dalam penulisan ini adalah suatu

sumber/bahan hukum yang dapat diperoleh secara langsung dari

masyarakat. Data yang didapat dari masyarakat sering disebut data

lapangan. Berdasarkan kasus ini, sumber data lapangan dapat

diperoleh langsung dari staf informan pada KSU.Tumbuh

Kembang, Pemogan-Denpasar Selatan.

2. Data sekunder yang dimaksud dalam penelitian ini berupa

literature maupun bahan-bahan pustaka. Bahan tersebut berupa:

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945

2. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,

sebagaimana telah dirubah dengan Undang-Undang Nomor

10 Tahun 1998

4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang

Perkoperasian

1.8.4 Teknik pengumpuian data

Dalam penulisan skripsi ini, teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah melalui data lapangan berupa teknik wawancara

berupa tanya jawab dengan staf informan yang menyangkut masalah

20

Zainudin Ali, 2010, Metode Penelitian Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, hal.28

Page 36: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

22

penelitian di KSU. Tumbuh Kembang, Pemogan-Denpasar Selatan.

Sedangkan dalam memperoleh data kepustakaan, digunakan teknik

membaca, mencatat, dan mengutip dari literatur-literatur yang ada

kaitannya dengan masalah tersebut.

1.8.5 Teknik Penentuan Sampel Penulisan

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penulisan

ini adalah Teknik Non Probability Sampling. Dalam hal ini tidak ada

ketentuan yang pasti berapa sampel yang harus diambil agar dapat

dianggap mewakili populasinya. Hasil penelitian yang menggunakan

teknik Non Probability Sampling tidak dapat digunakan untuk

membuat generalisasi tentang populasinya, karena tidak semua elemen

dalam populasi mendapat kesempatan yang sama untuk menjadi

sampel.

1.8.6 Teknik pengolahan dan analisis data

Data hukum yang diperoleh baik dari lapangan maupun bahan

hukum sekunder merupakan data kualitatif, kemudian diolah dan

dianalisis secara deskriptif sesuai dengan permasalahan yang dibahas.

Sehingga tulisan ini bersifat deskritif analisis yaitu suatu metode

penelitian yang menjabarkan/mendeskripsikan bahan-bahan hukum

yang diperoleh dan menuangkannya kedalam suatu bentuk karya

ilmiah.

Page 37: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

23

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN KOPERASI

2.1 Pengertian Perjanjian Kredit

Pasal 1313 KUHPerdata mengawali ketentuan yang diatur

dalam Bab Kedua Buku III KUH Perdata, dibawah judul “Tentang

Perikatan-Perikatan yang dilahirkan dari Kontrak atau Perjanjian”,

dengan menyatakan bahwa “Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan

dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu

orang atau lebih”.

Dari peristiwa ini, timbulah suatu hubungan antara dua orang

tersebut yang dinamakan perikatan. Perjanjian itu menerbitkan suatu

perikatan antara dua orang yang membuatnya. Dalam bentuknya,

perjanjian itu berupa suatu rangkaian perkataan yang mengandung

janji-janji atau kesanggupan yang diucapkan atau ditulis.1 Ketenruan

dalam pasal 1313 KUH Perdata menjelaskan untuk terjadinya suatu

perjanjian setidaknya harus ada dua pihak sebagai subyek hukum,

dimana masing-masing pihak sepakat untuk mengikat dirinya dalam

suatu hal tertentu yang berupa suatu perbuatan yang nyata, baik dalam

bentuk ucapan, maupun tindakan secara fisik dan tidak hanya dalam

bentuk pikiran semata-mata.2

1 Prof. R. Subekti, 1987, Hukum Perjanjian, Citra Aditya Bhakti, Jakarta, h.6

2 Kartini Muljadi & Gunawan Widjaja, 2014, Perikatan Yang Lahir Dari Perjanjian, PT

Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal.8

Page 38: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

24

Perjanjian kredit adalah perjanjian pokok (principal yang

bersifat riil. Sebagai perjanjian prinsipil, maka perjanjian jaminan

adalah assessor-nya. Ada dan berakhirnya perjanjian jaminan

bergantung pada perjanjian pokok. Arti riil ialah bahwa terjanjinya

perjanjian kredit ditentukan oleh penyerahan uang oleh bank kepada

nasabah debitur.3

Salah satu dasar yang cukup jelas bagi lembaga keuangan

mengenai keharusan adanya suatu perjanjian kredit adalah bunyi Pasal

1 ayat (12) Undang-Undang No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan,

dimana disebutkan bahwa kredit diberikan berdasarkan persetujuan

atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain.

Perjanjian kredit perbankan pada umumnya menggunakan

bentuk perjanjian baku, dimana dalam perjanjian tersebut pihak

debitur hanya dalam posisi menerima/menolak tanpa ada

kemungkinan untuk melakukan negosiasi/tawar menawar.4

Dari pengertian diatas, dapat dikatakan perjanjian kredit adalah

suatu perjanjian yang dilakukan oleh pihak lembaga keuangan dengan

menyerahkan uang kepada pihak debitur sesuai dengan isi perjanjian

yang telah disepakati bersama.

2.2 Syarat Sahnya dan Berakhirnya Perjanjian Kredit

2.2.1 Syarat Sahnya Perjanjian Kredit

3 Hermansyah,SH.,M.Hum, 2009, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Kencana,

Jakarta, hal.71 4 Ibid, h.72

Page 39: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

25

Syarat sahnya perjanjian kredit dapat ditemukan dalam ketentuan

umum pada pasal 1320 KUHPerdata yang berbunyi:

“untuk sahnya perjanjian, diperlukan empat syarat:

1. Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya;

2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;

3. Suatu pokok persoalan tertntu;

4. Suatu sebab yang terlarang”.

Ke empat unsur tersebut selanjutnya, dalam doktrin ilmu hukum

yang berkembang, digolongkan menjadi unsur subyektif yaitu unsur

pokok yang menyangkut para pihak yang mengadakan perjanjian dan

unsur obyektif merupakan unsur pokok yang berhubungan langsung

dengan obyek perjanjian.5

Apabila syarat subyektif tidak memenuhi unsur sepakat untuk

mengikat diri oleh para pihak dan dianggap belum cakap dalam

membuat suatu perikatan maka dapat dibatalkan demi hukum.

Sedangkan syarat objektif apabila suatu perjanjian dalam prosesnya

menemukan suatu permasalahan dan unsur yang terlarang yang

menurut salah satu pihak maka suatu perjanjian dianggap batal demi

hukum.

Syarat subyektif adalah:

a. Kesepakatan

5 Kartini Muljadi & Gunawan Widjaja, Op.cit, hal.91

Page 40: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

26

Kesepakatan merupakan keadaan dimana terjadinya

kesepakatan secara bebas dintara para pihak yang

mengadakan/melangsungkan perjanjian. Dalam perjanjian,

kesepakatan merupakan perwujudan dari kehendak dua atau lebih

pihak dalam perjanjian mengenai apa yang mereka kehendaki

untuk dilaksanakan, bagaimana cara melaksanakannya, kapan

harus dilaksanakan, dan siapa yang harus melaksanakan.

b. Kecakapan Untuk Bertindak

Adanya kecakapan untuk bertindak dalam hukum

merupakan syarat subyektif kedua terbentuknya perjanjian yang

sah di antara para pihak. Kecakapan bertindak ini dalam banyak

hal berhubungan dengan masalah kewenangan bertindak dalam

hukum.

Meskipun kedua hal tersebut secara principal berbeda,

namun dalam membahas masalah kecakapan bertindak yang

melahirkan suatu perjanjian yang sah, maka masalah kewenangan

untuk bertindak juga tidak dapat dilupakan.

Pasal 1330 KUHPerdata dinyatakan tidak cakap untuk

melaksanakan perbuatan hukum yakni sebagai berikut:

a. Orang yang belum dewasa;

b. Mereka yang ditaruh dibawah pengampuan;

Page 41: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

27

c. Orang-orang perempuan yang dalam hal-hal tertentu

ditetapkan oleh Undang-Undang telah dilarang untuk

membuat persetujuan-persetujuan tertentu.

Syarat obyektif adalah:

a. Suatu Hal tertentu dalam Perjanjian

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menjelaskan

maksud hal tertentu, dengan memberikan rumusan dalam Pasal

1333 yang berbunyi sebagai berikut:

“Suatu perjanjian harus mempunyai pokok berupa suatu barang

yang sekurang-kurangnya ditentukan jenisnya. Jumlah barang

itu tak perlu pasti, asal saja jumlah itu kemudian dapat

ditentukan atau dihitung”

b. Suatu Sebab yang Halal

Suatu sebab yang halal dimaksudkan yaitu apa yang

diperjanjikan itu harus bebas dari unsur-unsur yang dianggap

tidak benar bila dipandang menurut hukum, agama maupun

norma-norma lainnya. Sebab yang halal diatur dalam Pasal

1335 hingga Pasal 1337 KUHPerdata.

Pasal 1335 KUHPerdata menyatakan bahwa “suatu perjanjian

tanpa sebab atau yang telah dibuat karena suatu sebab yang

palsu atau yang terlarang, tidaklah mempunyai kekuatan”

Pasal 1336 KUHPerdata menyatakan bahwa “jika tidak

dinyatakan suatu sebab, tetapi ada sebab yang tidak terlarang,

Page 42: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

28

atau jika ada sebab lain selain daripada yang dinyatakan,

perjanjian itu adalah sah”

Pasal 1337 KUHPerdata menyatakan bahwa “suatu sebab

adalah terlarang, apabila dilarang oleh undang-undang atau

apabila berlawanan dengan kesusilaan baik atau ketertiban

umum”.

2.2.2 Berakhirnya Perjanjian Kredit

Dalam KUHPerdata telah diatur tentang hapusnya/berakhirnya

perikatan/perjanjian. Hal tersebut diatur dalam Pasal 1381

KUHPerdata yaitu mengenai hapusnya perikatan. Dari sekian

penyebab hapusnya/berakhirnya perjanjian, dalam prakteknya lebih

disebabkan oleh:6

a. Pembayaran

Untuk kredit, pembayaran (lunas) ini merupakan

pemenuhan prestasi dari debitur, baik pembayaran hutang pokok,

bunga, denda, maupun biaya-biaya lainnya yang wajib dibayar

lunas oleh debitur. Pembayaran lunas ini, baik karena jatuh tempo

kreditnya atau karena diharuskan debitur melunasi kreditnya secara

seketika/sekaligus.

b. Penawaran pembayaran tunai

Pemenuhan prestasi dalam suatu perjanjian sepatutnya

dilaksanakan sesuai hal yang diperjanjikan termasuk waktu

6 H.R.Daeng Naja, 2005, Hukum Kredit dan Bank Garansi, PT.Citra Aditya Bakti,

Bandung, hal.199

Page 43: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

29

pemenuhannya, namun tidak jarang prestasi tersebut dapat

dipenuhi sebelum waktu yang diperjanjikan. Penawaran dan

penerimaan pemenuhan prestasi sebelum waktunya dapat menjadi

sebab berakhirnya perjanjian, misalnya perjanjian pinjam

meminjam yang pembayarannya dilakukan dengan cicilan, apabila

pihak yang berhutang dapat membayar semua jumlah pinjamannya

sebelum jatuh tempo, maka perjanjian dapat berakhir sebelum

waktunya.

c. Pembaruan utang (Novasi)

Novasi adalah pembaharuan hutang yang berupa dibuatnya

suatu perjanjian kredit yang baru untuk menggantikan perjanjian

kredit yang lama. Dengan demikian perjanjian kredit yang lama

telah berakhir, sedangkan yang berlaku bagi bank dan debitur

adalah perjanjian kredit yang baru.

d. Kompensasi

Menurut Pasal 1425 KUHPerdata Kompensasi adalah

penghapusan masing-masing utang dengan jalan saling

memperhitungkan utang yang sudah dapat ditagih antara kreditur

dan debitur. Syarat terjadinya kompensasi adalah:

a. Kedua-keduanya berpokok pada sejumlah uang; atau

b. Berpokok pada jumlah barang yang dapat dihabiskan dari jenis

yang sama; atau

Page 44: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

30

c. Kedua-duanya dapat ditetapkan dan ditagih seketika. Tujuan

utama kompensasi adalah:

a) Penyederhanaan pembayaran yang simpang siur antara pihak

kreditur dan debitur;

b) Dimungkinkan terjadi pembayaran sebagian.

e. Subrogasi

Subrogasi menurut Pasal 1400 KUHPerdata menyebutkan

sebagai penggantian hak-hak si berpiutang oleh seorang pihak

ketiga yang membayar kepada si berpiutang itu. Dapat dikatakan

subrogasi terjadi apabila ada penggantian hak-hak oleh seorang

pihak ketiga yang mengadakan pembayaran.

2.3 Fungsi Perjanjian Kredit

Perjanjian kredit memiliki fungsi yang sangat penting dalam pemberian,

pengelolaan maupun penatalaksanaan kredit itu sendiri. Berikut beberapa

fungsi dari perjanjian kredit berupa:7

1. Perjanjian kredit sebagai perjanjian pokok

2. Perjanjian kredit sebagai bukti mengenai batasan-batasan hak dan

kewajiban antara kreditur dan debitur.

3. Perjanjian kredit sebagai alat untuk melakukan monitoring kredit

2.4 Tinjauan Umum Koperasi

2.3.1 Pengertian Koperasi

7 M.Yahya Harahap, 1992, Segi-Segi Hukum Perjanjian, Alumni, Bandung, hal 28

Page 45: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

31

Kata Koperasi, memang bukan berasal dari khasanah bahasa

Indonesia. Koperasi berasal dari bahasa Inggris “co-operatioan”,

“cooperative” atau bahasa Latin “coopere”. Dalam bahasa Belanda

“cooperatie”, “cooperatieve”, yang kurang lebih berarti bekerja

bersama-sama atau kerja sama atau yang bersifat kerja sama. Di

Indonesia dilafalkan menjadi koperasi.8

Berikut pengertian koperasi menurut para ahli:9

A.Chaniago memberi definisi koperasi sebagai perkumpulan

yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum yang memberi

kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota dengan bekerja sama

secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mensejahterakan

anggotanya. .

Wirjono Prodjodikoro dalam bukunya Hukum Perkumpulan

Perseroan dan Koperasi Indonesia, mendefinisikan koperasi adalah

bersifat suatu kerjasama antara orang-orang yang termasuk golongan

kurang mampu, yang ingin bersamaan untuk meringankan beban

hidup atau beban kerja.

Mohammad Hatta dalam bukunya The Cooperative Movement

in Indonesia, mengemukakan bahwa koperasi adalah usaha bersama

untuk memperbaiki nasib kehidupan ekonomi berdasarkan tolong-

menolong.

8 www.smecda.com/Files/infosmecda/misc/Koperasi_Iskandar.pdf

9 Andjar Pachta W, Myra Rosana Bachtiar & Nadia Maulisa Benemay, 2005, Hukum

Koperasi Indonesia, Kencana Predana Media, Jakarta, hal.19

Page 46: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

32

Sedangkan dalam Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992

tentang Perkoperasian memberikan definisi koperasi sebagai badan

usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum koperasi

dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip sekaligus

sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas

kekeluargaan.

Dengan definisi diatas, dapat dikatakan koperasi adalah

perkumpulan orang perorangan secara sukarela yang bertujuan untuk

memenuhi kebutuhan-kebutuhan, aspirasi ekonomi, sosial dan budaya

bersama melalui perusahaan yang dimiliki bersama.

Koperasi di Indonesia memiliki tujuan untuk memajukan

kesejahteraan anggotanya pada khususnya dan masyarakat pada

umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional

dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur

yang berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta

berdasarkan atas asas kekeluargaan (Pasal 3 UU No.25 Tahun 1992).

2.3.3 Peran dan Fungsi Koperasi

Dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tetang

Perkoperasian, fungsi dan peran koperasi dijabarkan sebagai berikut:

a. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan

ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya

untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

Page 47: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

33

b. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas

kehidupan manusia dan masyarakat.

c. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan

ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai

sokogurunya.

d. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian

nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas

kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

2.3.4 Prinsip Koperasi

Pasal 5 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992

mengemukaan, Koperasi melaksanakan prinsip koperasi sebagai

berikut:

a. Keanggotaan bersifat suka rela dan terbuka

Sifat kesukarelaan dalam keanggotaan koperasi

mengandung makna bahwa menjadi anggota koperasi tidak boleh

dipaksakan oleh siapapun. Sifat kesukarelaan juga mengandung

makna bahwa seorang anggota dapat mengundurkan diri dari

koperasinya sesuai dengan syarat yang ditentukan dalam anggaran

dasar koperasi. Sedangkan sifat terbuka memiliki arti bahwa dalam

keanggotaan tidak dapat dilakukan pembatasan atau diskriminasi

dalam bentuk apapun.

b. Pengelolaan dilaksanakan secara demokratis

Page 48: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

34

Prinsip demokrasi menunjukan bahwa pengelolaan koperasi

dilakukan atas kehendak dan keputusan para anggota. Para anggota

itulah yang memegang dan melaksanakan keputusan tertinggi

dalam koperasi.

c. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan

besarnya jasa usaha masing-masing anggota

Pembagian sisa hasil usaha kepada anggota dilakukan tidak

semata-mata berdasarkan modal yang dimiliki seseorang dalam

koperasi tetapi juga berdasarkan perimbangan jasa usaha anggota

terhadap koperasi. Ketentuan demikian merupakan perwujudan

nilai kekeluargaan dan keadilan.

d. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal

Modal dalam koperasi pada dasarnya dipergunakan untuk

kemanfaatan anggota dan bukan untuk sekedar mencari

keuntungan. Oleh karena itu balas jasa terhadap modal yang

diberikan kepada para anggota juga terbatas, dan tidak didasarkan

semata-mata atas besarnya modal yang diberikan. Yang dimaksud

terbatas adalah wajar dalam arti tidak melebihi suku bunga yang

berlaku dipasar.

e. Kemandirian

Kemandirian mengandung pengertian dapat bediri sendiri,

tanpa tergantung dari pihak lain yang dilandasi oleh kepercayaan

kepada pertimbangan, keputusan, kemampuan dan usaha sendiri.

Page 49: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

35

2.3.5 Jenis-Jenis Koperasi

Pada dasarnya, jenis koperasi dapat dibedakan menjadi:

1. Koperasi Konsumsi (koperasi yang menyediakan barang konsumsi

untuk anggota)

2. Koperasi Produksi (koperasi yang menghasilkan barang bersama)

3. Koperasi Simpan Pinjam (koperasi yang menerima tabungan dan

memberikan pinjaman)

4. Koperasi Serba Usaha (koperasi yang bisa memberikan segala

kebutuhan anggotanya sesuai dengan tujuan koperasi ini pada

khususnya)

2.5 Pengaturan Koperasi

Peraturan Perundang - Undangan yang mengatur mengenai

koperasi di Indonesia adalah Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992

tentang Perkoperasian sebagai pengganti Undang-undang No. 12

Tahun 1967 Tentang Pokok-pokok Perkoperasian

Dengan adanya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992

Tentang Perkoperasian dimaksudkan untuk memperjelas dan

mempertegas jati diri, tujuan, kedudukan, peran, manajemen,

keusahaan, dan pemodalan koperasi sehingga dapat lebih menjamin

terwujudnya kehidupan koperasi sebagaimana diamanatkan UUD

1945.

Page 50: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

36

Dalam pelaksanaan terhadap kegiatan simpan pinjam pada

koperasi diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995

tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam Oleh Koperasi.

Dalam hal pembubaran koperasi, dapat dilakukan berdasarkan

keputusan rapat anggota dan Keputusan pemerintah. Dimana aturan

tersebut diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 1994

tentang Pembubaran Koperasi oleh Pemerintah.

Page 51: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

37

BAB III

FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KREDIT MACET PADA

KSU.TUMBUH KEMBANG, PEMOGAN-DENPASAR SELATAN

3.1 Kriteria Kredit Macet

Penggolongan kualitas kredit merupakan cerminan bagaimana

keadaan pembayaran pokok dan bunga dalam suatu perjanjian kredit.

Dengan melihat lancar atau tidaknya pembayaran suatu kredit maka dapat

menggambarkan kualitas kredit itu sendiri.1

Kualitas kredit menurut Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia

Nomor 31/147/Kep/DIR pada tanggal 12 November 1998 sebagaimana

telah diubah dengan peraturan Bank Indonesia Nomor 4/6/PBI/2002

tanggal 6 September 2002, penggolongan kolektibilitas kredit ditetapkan

menjadi:2

a. Kriteria kedit lancar

1. Tidak terdapat tunggakan, baik angsuran pokok maupun

bunganya

2. Terdapat tunggakan angsuran pokok ataupun tunggakan

bunga, tetapi belum melampaui 1 bulan bagi kredit yang

masa angsurannya kurang dari 1 bulan, atau belum

melampaui 3 bulan bagi kredit yang masa angsurannya 2

1 Dahlan Siamat, 1993, Manajemen Bank Umum, Intermedia, Jakarta, hal.112

2 H.R.Daeng Naja, 2005, Hukum Kredit dan Bank Garansi, Citra Aditya Bakti, Bandung,

hal.304

Page 52: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

38

bulanan sampai 3 bulanan, atau belum melampaui 6 bulan

bagi kredit yang masa angsurannya 4 bulanan atau lebih.

b. Kriteria kredit kurang lancar

1. Terdapat tunggakan angsuran pokok yang melampaui 1

bulan dan belum melampaui 2 bulan bagi kredit dengan

masa angsurannya kurang dari 1 bulan, atau melampaui 3

bulan dan belum melampaui 6 bulan bagi kredit yang masa

angsurannya 2 bulanan atau 3 bulanan, atau melampaui 6

bulan dan belum melampaui 12 bulan bagi kredit yang

masa angsurannya 6 bulan/lebih.

2. Terdapat tunggakan bunga yang melampaui 3 bulan bagi

kredit yang masa angsurannya kurang dari 1 bulan, atau

melampaui 3 bulan dan belum melampaui 6 bulan bagi

kredit yang masa angsurannya lebih dari 1 bulan.

c. Kriteria kredit diragukan

Apabila suatu kredit tidak memenuhi kriteria lancar dan

kurang lancar yang berdasarkan penilaian dapat

disimpulkan bahwa kredit masih dapat diselamatkan dan

angunannya bernilai sekurang-kurangnya 75% dari hutang

peminjam, termasuk bunganya atau kredit tidak dapat di

selamatkan, tetapi angunannya masih bernilai sekurang-

kurangnya 100% dari hutang peminjam.

d. Kriteria kredit macet

Page 53: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

39

1. Terdapat tunggakan angsuran pokok yang telah melampaui

270 hari

2. Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru

3. Jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai wajar, baik dari

segi hukum maupun segi kondisi pasar

Penggolongan koletibilitas kredit menurut ketentuan Pasal 12 Ayat

(3) Peraturan Bank Indonesia No.7/2/PBI/2005 Tentang Penilaian Kualitas

Aktiva Bank Umum, kualitas kredit dibagi menjadi 5 yaitu:3

1. Kredit Lancar, yaitu apabila memenuhi kriteria pembayaran angsuran

pokok dan atau bunga tepat, memiliki mutasi rekening yang aktif, dan

bagian dari kredit yang dijamin dengan anggunan tunai.

2. Kredit Dalam Perhatian Khusus, yaitu apabila memenuhi kriteria terdapat

tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang belum melampaui 90 hari,

kadang-kadang terjadi cerukan, mutasi rekening lebih rendah, jarang

terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan dan didukung

oleh pinjaman baru.

3. Kredit Kurang Lancar, yaitu apabila memenuhi kritera terdapat tunggakan

angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 90 hari, sering

terjadi cerukan, frekuensi mutasi rekening relatif rendah, terjadi

pelanggaran kontrak yang diperjanjikan lebih dari 90 hari, terdapat

3 Hermansyah, SH.,M.Hum., 2009, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Kencana,

Jakarta, hal.66

Page 54: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

40

indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur dan dokumen pinjaman

yang lemah.

4. Kredit yang Diragukan, yaitu apabila memenuhi kriteria terdapat

tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 180 hari,

sering terjadi cerukan yang bersifat permanen, terjadi wanprestasi lebih

dari 180 hari, terjadi kapitalisasi bunga, dokumentasi hukum yang lemah

baik untuk perjanjian kredit maupun pengikatan jaminan.

5. Kredit Macet, yaitu apabila memenuhi kriteria terdapat angsuran pokok

dan atau bunga yang telah melampaui 270 hari, kerugian operasional

ditutup dengan pinjaman baru, dan dari segi hukum maupun kondisi pasar,

jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai wajar.

Menurut Nyoman Japa, sebagai pengawas di KSU.Tumbuh

Kembang, dalam melihat kriteria kredit bermasalah di KSU Tumbuh

Kembang lebih mengikuti penggolongan yang sudah ada dalam bank

umum, sehingga tidak ada penggolongan khusus yang menjadi arahan

untuk melihat apakah kredit tersebut dikatakan bermasalah. Namun untuk

mengetahui status kredit nasabah di KSU.Tumbuh kembang tidaklah sulit,

hanya dengan melihat:

1. Kelancaran pembayaran kredit yang berupa pokok dan bunga

setiap bulan yang sesuai dengan perjanjian kredit yang telah

disepakati oleh nasabah

Page 55: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

41

2. Apabila ada angsuran pokok yang di bayar tidak merata sesuai

dengan jatuh temponya baik hanya melakukan pembayaran pokok

saja tidak disertai bunga, maka dianggap kurang lancar

3. Apabila nasabah hanya membayar bunga tanpa membayar pokok

secara berkala maka dianggap meragukan

4. Apabila nasabah tidak membayar angsuran pokok maupun bunga

selama 90 hari berturut-turut maka dianggap kredit tersebut macet.

(Wawancara tanggal 14 Oktober 2015)

3.2 Jaminan Kredit

Pemberian jaminan dalam suatu kredit pada lembaga keuangan

adalah merupakan satu keharusan sebagaimana diatur dalam Pasal 24 ayat

(1) Undang-undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-pokok

Perbankan, sebagai “Bank Umum tidak memberikan kredit tanpa jaminan

kepada siapapun.”

Menurut ketentuan Pasal 2 Ayat (1) Surat Keputusan Direksi Bank

Indonesia No.23/69/KEP/DIR Tanggal 28 Februari 1991 tentang Jaminan

Pemberian Kredit, bahwa yang dimaksud dengan jaminan adalah suatu

keyakinan bank atas kesanggupan debitur untuk melunasi kredit sesuai

dengan yang diperjanjikan. Secara umum jaminan kredit diartikan sebagai

penyerahan kekayaan atau pernyataan kesanggupan seseorang untuk

menanggung pembayaran kembali suatu utang 4

4 Hermansyah,SH.,M.Hum, Ibid, h.73

Page 56: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

42

Fungsi utama dari jaminan adalah untuk meyakinkan bank/kreditur

bahwa debitur mempunyai kemampuan untuk melunasi kredit yang

diberikan kepadanya sesuai dengan perjanjian kredit yang telah disepakati

bersama.5

Tetapi dalam pemberian kredit pada KSU.Tumbuh Kembang

tidaklah harus menggunakan jaminan kredit. Jamninan Kredit digunakan

apabila jumlah pinjaman cukup besar, namun jika jumlah pinjaman kredit

yang diminta tidak cukup besar, maka nasabah tidak perlu menggunakan

jaminan untuk mendapatkan fasilitas kredit di KSU.Tumbuh

Kembang.(Wawancara dengan Komang Kristina sebagai Bagian Kredit di

KSU.Tumbuh Kembang).

Jenis-jenis jaminan kredit terdiri dari:

1. Jaminan Perorangan

Jaminan perorangan adalah jaminan yang diberikan oleh pihak

ketiga (guarantee) kepada orang lain (kreditur) yang menyatakan bahwa

pihak ketiga menjamin pembayaran kembali suatu pinjaman sekiranya

yang berutang (debitur) tidak mampu dalam memenuhi kewajiban-

kewajiban finansialnya terhadap kreditur. Pasal 1820 KUHPerdata

memberikan pengertian penanggungan hutang adalah suatu persetujuam

dengan mana seorang pihak ketiga guna kepentingan pihak yang

berpiutang, mengikatkan diri untuk memenuhi perikatannya pihak yang

berutang dalam hal ia tidak dapat memenuhi kewajibannya.

5 Ibid

Page 57: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

43

2. Jaminan Kebendaan

Jaminan kebendaan adalah jaminan berupa harta kekayaan, baik

benda maupun hak kebendaan yang diberikan dengan cara pemisahan

bagian dari harta kekayaan, baik dari debitur maupun dari pihak ketiga,

guna menjamin pemenuhan kewajiban-kewajiban debitur kepada pihak

kreditur apabila debitur yang bersangkutan cidera janji (wanprestasi).

Menurut sifatnya, jaminan kebendaan dibagi menjadi dua, yaitu benda

berwujud yaitu berupa benda/barang bergerak atau benda barang tidak

bergerak. Sedangkan benda/barang tidak berwujud yang lazim diterima

oleh bank sebagai jaminan kredit yaitu berupa berupa hak tagih debitur

kepada pihak ketiga.

a. Hak Tanggungan

Hak tanggungan adalah hak jaminan yang dibebankan pada ha

katas tanah. Sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No.5

Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar-Dasar Pokok-pokok Agraria,

berikut/tidak berikut benda-benda lain yang merupakan satu

kesatuan dengan tanah itu, untuk pelunasan utang itu, yang

diberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditur tertentu

terhadap kreditur-kreditur lain.

b. Hipotik

Dalam pasal 1162 KUHPerdata menjelaskan, hipotik adalah suatu

hak atas kebendaan atas benda tak bergerak, untuk mengambil

penggantian bagi pelunasan suatu perikatan. Dapat dikatakan ciri-

Page 58: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

44

ciri hipotik adalah merupakan hak kebendaan, dan merupakan

piutang yang diistimewakan.

c. Gadai

Dalam pasal 1150 KUHPerdata menjelaskan, gadai adalah suatu

hak yang diperoleh seorang berpiutang atas suatu barang bergerak,

yang diserahkan kepadanya oleh seorang berutang/oleh orang lain

atas namanya, dan memberikan kekuasaan kepada pihak yang

berpiutang untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara

didahulukan daripada orang-orang berpiutang lainnya, dengan

pengecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang

telah dikeluarkan untuk menyelamatkan setelah barang itu

digadaikan, biaya mana harus didahulukan.

d. Fidusia

Menurut Undang-Undang No.42 Tahun 1999 Tentang Jaminan

Fidusia, dalam Pasal 1 fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan

suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda

yang hak kepemilikannya di alihkan tersebut tetap dalam

penguasaan pemilik benda. Selanjutnya dalam Pasal 1 butir 2

disebutkan jaminan fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak

baik berwujud maupun yang tidak berwujud dan benda yang tidak

bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat dibebani hak

tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang No.4

Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan yang tetap berada dalam

Page 59: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

45

penguasaan pemberi fidusia, sebagai agunan bagi pelunasan utang

tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada

penerima fidusia terhadap kreditur lainnya. Dari pengertian ini, ciri

fidusia berupa benda dijadikan jaminan tersebut tetap berada di

bawah penguasaan pemberi fidusia, yang dialihkan adalah hak

kepemilikannya atas dasar kepercayaannya.

3.3 Faktor Penyebab Kredit Macet Pada KSU.Tumbuh Kembang, Pemogan-

Denpasar Selatan

Kredit dalam dunia perbankan dapat didefinisikan sebagai

penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,

berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank

dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi

hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau

pembagian hasil keuntungan.6

Komang Kristina Jayanti, sebagai Bagian Kredit di KSU. Tumbuh

Kembang mengatakan, ketika kredit dianggap mulai bermasalah, dapat dilihat

dari kolektibilitas kredit yang dimulai dari lancar, kurang lancar, diragukan

dan macet. Saat kredit sudah dianggap macet, mengartikan bahwa

nasabah/debitur mengingkari janjinya untuk membayar bunga dan

kredit/kewajiban pokok yang sudah jatuh tempo, sehingga menyebabkan

terjadinya keterlambatan pembayaran bahkan tidak sama sekali.

6 Djoni S.Gazali, Op.cit, hal.265

Page 60: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

46

Apabila kredit bermasalah dibiarkan terus menerus, maka akan

berdampak pada kelangsungan hidup suatu usaha perkoperasian itu sendiri,

seperti koperasi tidak dapat menjalankan kewajibannya, menimbulkan

kerugian dengan perlahan, dan tidak ada pendapatan/penghasilan dari bunga

kredit sehingga mempengaruhi kesehatan usaha bank itu sendiri. (Wawancara

tanggal 16 Oktober 2015)

Secara umum, faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kredit

macet pada koperasi adalah:7

1. Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor penyebab kredit macet yang berasal

dari pihak bank itu sendiri. Penyebab tersebut berasal dari:

a. Rendahnya kemampuan pihak koperasi dalam melakukan

analisis permohonan kredit

Analisis kredit merupakan hal yang penting dalam

pemberian kredit, dimana calon nasabah peminjam kredit harus

memberikan laporan keuangan dan dokumen-dokumen

pendukung yang lengkap. Sehingga pihak koperasi bisa

menentukan layak/tidaknya calon nasabah tersebut untuk

mendapatkan fasilitas kredit atau dengan menganalisa kredit

pihak bank dapat menurunkan nominal pinjaman pada kredit

tersebut apabila data-data nasabah kurang dianggap akurat.

7 Mahmoedin, 2004, Kredit Bermasalah, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, hal.51

Page 61: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

47

b. Lemahnya system informasi dan pengawasan serta administrasi

kredit

Dapat dilihat dari pencairan dana kredit sebelum dokumen

kredit selesai, surat teguran atas tunggakan pada debitur tidak

disertai dengan tindakan riil, koperasi jarang mengadakan

analisa cash-flow yaitu analisa mengenai keluar masuknya

uang kas pada koperasi, komunikasi anatara pihak koperasi

dengan pihak nasbah kurang lancar, dan tidak diterapkannya

sistem & prosedur tertulis mereka sehingga koperasi dianggap

lemah karena tidak bisa menjalankan sistem mereka sendiri.

c. Adanya campur tangan yang berlebihan dalam keputusan kredit

Campur tangan yang berlebihan merupakan suatu kejadian

dimana pihak koperasi memberikan fasilitas kredit atas dasar

kekerabatan, sehingga mengesampingkan aturan-aturan yang

berlaku.

d. Pengikatan jaminan kredit yang kurang sempurna

Kurang sempurna yang dimaksud dalam hal ini adalah

penambahan kredit tanpa jaminan yang cukup, serta koperasi

tidak bisa menguasai jaminan secepatnya ketika terdapat tanda-

tanda kredit tersebut akan bermasalah.

e. Ketidakmampuan dalam manajemen

Page 62: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

48

Pencatatan tidak memadai, informasi biaya tidak memadai,

modal jangka panjang tidak cukup sehingga koperasi tersebut

gagal mengendalikan keuangannya sendiri.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor penyebab kredit macet yang

berasal dari pihak nasabah.

a. Menurunnya kegiatan ekonomi dan tingginya suku bunga

kredit

Terjadinya krisis moneter mempunyai dampak yang luas

terhadap kegiatan ekonomi terutama pada sektor-sektor usaha

disamping masih relatif tingginya tingkat bunga sebagai akibat

terjadinya likuiditas di pasar yang menyebabkan terpaksa

menaikan suku bunga kredit.

b. Pemanfaatan iklim dunia perbankan yang tidak sehat oleh

nasabah yang tidak bertanggung jawab

Hal ini sering kali dimanfaatkan oleh beberapa nasabah

dengan cara tertentu, sehingga mendorong koperasi untuk

mengabaikan prinsip-prinsip pemberian kredit yang sehat

dengan menawarkan persyaratan kredit yang lebih ringan

dalam jumlah yang besar. Sehingga kredit yang diberikan

kepada orang yang bersangkutan selebihnya akan digunakan

untuk tujuan lain yang bersifat pribadi.

c. Adanya musibah yang menimpa nasabah/perusahaan nasabah

Page 63: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

49

Beberapa kredit bermasalah disebabkan karena adanya

nasabah yang mendapatkan musibah seperti kematian,

kebakaran pada tempat usahanya, pencurian, maupun hal-hal

lain yang bersifat musibah.

Komang Kristina Jayanti mengatakan bahwa faktor yang sering

menjadi penyebab terjadinya kredit macet pada koperasi tersebut cenderung

disebabkan oleh faktor nasabah, yaitu:

1. Adanya kegagalan/musibah yang menimpa perusahaan/usaha

nasabah sehingga membuat debitur menjadi rugi dan secara

langsung berpengaruh terhadap pembayaran kredit yang sedang

berlangsung karena apabila nasabah mengalami

kegagalan/musibah menyebabkan pendapatan debitur menjadi

berkurang yang disebabkan oleh tanggungan beban kerugian.

2. Adanya itikad tidak baik dari pihak nasabah sehingga

menyebabkan tidak lancarnya pembayaran kredit. Masih ada

beberapa nasabah yang bersifat seperti ini, melihat pembayaran

awalnya baik-baik saja namun setelah bulan berikutnya tidak ada

pembayaran selanjutnya. Dalam pengawasannya, debitur ini

sedang tidak terkena musibah maupun kegagalan apapun, namun

diperkirakan memang dari itikad dari debitur itu sendiri yang

sengaja melakukan hal seperti itu. Biasanya hal ini cenderung

dilakukan oleh nasabah yang jumlah pinjaman kreditnya kecil

tanpa jaminan.

Page 64: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

50

3. Adanya pinjaman kredit tanpa sepengetahuan pihak

keluarga/kerabat. Hal ini terjadi karena adanya nasabah yang

mengajukan kredit dengan jaminan namun tanpa sepengetahuan

keluarga/kerabat, sehingga menyebabkan perselisihan pada

keluarga/kerabat tersebut dengan nasabah. Ketika jaminan ingin

ditagih dari pihak keluarga lainnya untuk suatu hal tertentu, namun

disisi lain nasabah mengakui sudah tidak bisa/mampu untuk

membayar kewajiban yang harus dibayar maka dapat dikatakan

tidak ada penanggung jawab untuk meneruskan pembayaran

tersebut.

4. Adanya penyalahgunaan kredit oleh nasabah. Hal ini terjadi karena

apa yang menjadi tujuan untuk diberikannya kredit tidak sesuai

dengan kenyataannya. Misalnya: dikatakan pada saat nasabah

meminjam kredit untuk menambah modal usaha, namun pada

kenyataannya kredit tersebut digunakan untuk mendanai nasabah

tersebut untuk mempromosikan dirinya menjadi calon legislatif.

5. Beberapa nasabah di KSU.Tumbuh Kembang ada yang berprofesi

sebagai buruh, petani, dan nelayan. Penghasilan mereka bisa

dikatakan tergolong rendah dan sesuai musim. Apabila tidak ada

musim kerja maka mereka akan mengalami krisis keuangan,

sehingga secara langsung akan berpengaruh kepada kredit yang

mereka pinjam karena tidak bisa membayar kredit sesuai dengan

Page 65: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

51

jatuh temponya dan secara berkala akan menyebabkan kredit

tersebut bermasalah. (Wawancara tanggal 19 Oktober 2015)

Sedangkan Ketut Yudiasa,SE., sebagai pimpinan KSU.Tumbuh

Kembang mengatakan ada sedikit kesalahan kecil dalam pemberian kredit

yang kadang dilakukan oleh petugas bagian kredit dilapangan, namun hal

tersebut sudah dibenahi dengan baik dan tidak ada kesalahan yang terjadi

lagi. Hal tersebut adalah:8

1. Kurangnya informasi nasabah sebagai peminjam kredit.

Hal ini cenderung menjadi penyebab terjadinya kredit bermasalah

karena informasi nasabah sangatlah penting (khususnya warga

pendatang/kos), dengan adanya informasi nasabah yang lengkap maka

dapat memberi informasi secara jelas dimana debitur itu menetap,

berasal dan bekerja. Dengan itu akan dapat meminimalisir nasabah yang

ingin mempunyai itikad yang tidak baik, seperti lari dari tanggung

jawab seperti pindah tempat tinggal agar tidak dijumpai oleh petugas

lapangan bagian kredit untuk menagih angsuran kreditnya.

2. Kurangnya ketelitian petugas lapangan dalam menganalisa kredit

Kurangnya ketelitian petugas lapangan dalam menganalisa kredit

menyebabkan beberapa nasabah menjadi kurang lancar dalam

membayar angsuran mereka, dikarenakan nominal pembayaran

pinjaman dengan penghasilan dari nasabah tersebut tidak sinkron. Hal

ini disebabkan oleh besarnya pinjaman kredit & jangka waktu yang

8 Wawancara dengan Ketut Yudiasa,SE., sebagai Pimpinan tentang adakah faktor

internal yang menyebabkan terjadinya kredit bermasalah di KSU.Tumbuh Kembang pada tanggal

24 Oktober 2015

Page 66: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

52

kurang tepat untuk nasabah yang dapat dikatakan kurang mampu.

Sehingga menyebabkan pembayaran kredit menjadi kurang lancar,

apabila terus dibiarkan akan mengarah ke kredit yang bermasalah. Oleh

karena itu ketelitian petugas lapangan dalam menganalisa kredit

sangatlah diperlukan.

3. Masih eratnya sistem hubungan kekeluargaan/kerabat

Hal ini menjadi salah satu penyebab terjadinya kredit yang bermasalah

di koperasi ini, karena banyak sanak keluarga maupun kerabat dekat

dari para pejabat koperasi maupun petugas lapangan diwakili mereka

untuk melakukan pinjaman kredit. Meskipun nominal pinjaman tersebut

dikatakan tidak banyak dan memiliki tujuan yang jelas, tetap saja dalam

pembayaran angsuran ada saja yang tidak lancar, bahkan hanya

melakukan pembayaran bunga saja (cenderung terjadi pada mayoritas

keluarga yang berprofesi sebagai petani, nelayan, dan kerabat yang

keadaan keuangannya dikatakan pas-pasan).

Page 67: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

53

BAB IV

UPAYA PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA KSU.TUMBUH

KEMBANG PEMOGAN, DENPASAR SELATAN

4.1 Penyelesaian Sengketa Secara Litigasi

Penyelesaian sengketa secara litigasi merupakan suatu

penyelesaian sengketa yang dilakukan melalui pengadilan. Penyelesaian

sengketa melalui litigasi dapat dikatakan sebagai penyelesaian sengketa yang

memaksa salah satu pihak untuk menyelesaikan sengketa dengan perantara

pengadilan.1

Lembaga pengadilan yang digunakan untuk menyelesaikan

sengketa bisnis di Indonesia adalah:

1. Pengadilan Negeri

Penanganan kredit macet melalui pengadilan negeri dapat di

tempuh dengan gugatan biasa. Untuk mencapai suatu putusan hakim

dalam proses gugatan biasa diperlukan tiga tingkatan, yaitu tingkat

pertama di pengadilan negeri, tingkat banding di pengadilan tinggi

dan tingkat kasasi di mahkamah agung.

Dalam prosesnya, perkara bisnis/perdata dilakukan secara terbuka

tidak memihak dan diperlakukan sama. Sehingga kedua belah pihak

masing-masing memiliki kesempatan untuk memberi pendapat,

pembelaam/keterangan yang didukung oleh alat bukti.

1 Jimmy Joses, 2011, Cara Menyelesaikan Sengketa Di Luar Pengadilan, Visimedia,

Jakarta, hal.9

Page 68: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

54

2. Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN)

PUPN merupakan badan independent milik Negara yang bertugas

menyelesaikan piutang Negara yang berasal dari kreditur Negara

(Instansi Pemerintah/Badan Usaha Milik Negara).

Dalam melaksanakan tugasnya PUPN dengan kuasa Undang-

Undang Nomor 49 Tahun 1960, diberi kewenagan untuk membuat

“Pernyataan Bersama” antara ketua PUPN dengan pihak debitur. Sifat

pernyataan bersama memiliki nilai seperti putusan pengadilan yang

mempunyai kekuatan hukum tetap, yang dapat dieksekusi.

4.2 Penyelesaian Sengketa Secara Non Litigasi

1. Arbitrase

Arbitrase sebagaimana yang dimaksud dalam UU No.30 Tahun

1999 adalah cara penyelesaian suatu sengketa perdata di luar pengadilan

umum yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis

oleh para pihak yang bersengketa. Apabila para pihak telah terikat dalam

perjanjian arbitrase maka pengadilan negeri tidak berwenang untuk mengadili

sengketa para pihak tersebut. Dalam perjanjian arbitrase harus didasarkan atas

kesepakatan bersama, faktor kesukarelaan dan kesadaran bersama yang akan

menjadi landasan keabsahan ikatan perjanjian arbitrase.

Dalam bentuknya, perjanjian arbitrase dibagi menjadi 2 bentuk, yaitu:

1. Pactum De Compromittendo/Kesepakatan setuju dengan putusan abiter

Page 69: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

55

Dalam membuat persetujuan diantara para pihak untuk menyerahkan

penyelesaian perselisihan maka dibentuk klausul arbitrase. Untuk

membuat klausul pactum de compromittendo maka dilakukan segi

pendekatan penafsiran dan praktik yaitu:

a. Mencantumkan klausul arbitrase tersebut dalam perjanjian pokok. Hal

ini merupakan cara yang lazim diterapkan dalam praktek, yaitu

perjanjian pokok menjadi satu kesatuan dengan klausul arbitrase.

Persetujuan arbitrase yang berisi kesepakatan bahwa para pihak setuju

akan menyelesaikan perselisihan yang timbul dikemudian hari melalui

forum arbitrase, dimuat dalam perjanjian pokok.

b. Dimuat dalam akta tersendiri atau terpisah dari perjanjian pokok.

Apabila berupa akta yang terpisah dari perjanjian pokok, waktu

pembuatan arbitrase harus tetap berpegang pada ketentuan bahwa akta

arbitrase harus dibuat “sebelum” perselisihan sengketa terjadi.

2. Akta Kompromis

Akta kompromis merupakan perjanjian arbitrase yang dibuat setelah

timbul perselisihan antara para pihak. Dengan kata lain, akta kompromis

ialah akta yang berisi aturan penyelesaian perselisihan yang timbul di

antara orang yang berjanji.

2. Alternatif Penyelesaian Sengketa

Alternatif Penyelesaian Sengketa (APS) adalah pranata

penyelesaian sengketa di luar pengadilan berdasarkan kesepakatan para

Page 70: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

56

pihak yang mengesampingkanpenyelesaian sengketa melalui proses

litigasi di pengadilan. Merujuk pada pasal 1 angka 10 Undang-Undang

No.30 Tahun 1999, APS terdiri dari penyelesaian di luar pengadilan

dengan menggunakan metode:

a. Konsultasi: suatu tindakan yang bersifat personal antara satu pihak

tertentu (klien) dengan pihak lain yang merupakan pihak konsultan,

dimana pihak konsultan memberikan pendapatnya kepada klien sesuai

kebutuhan dan keperluan kliennya.

b. Konsiliasi: penengah akan bertindak menjadi konsiliator dengan

kesepakatan para pihak dengan mengusahakan solusi yang dapat

diterima.

c. Penilaian ahli; pendapat para ahli untuk suatu hal tertentu yang bersifat

teknis dan sesuai bidang keahliannya.

d. Negosiasi;

Suatu proses tawar menawar atau upaya untuk mencapai

kesepakatan dengan pihak lain melalui proses interaksi, komunikasi

yang dinamis dengan tujuan untuk mendapatkan penyelesaian/jalan

keluar atas suatu permasalahan yang sedang berlangsung.

Proses negosiasi akan terasa baik apabila para pihak saling

memiliki itikad baik dan saling percaya untuk mencari kesepakatan

bersama agar suatu masalah bisa terselesaikan. Sehingga, hasil dari

proses negosiasi dapat dituangkan menjadi hasil kesepakatan bersama

Page 71: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

57

ke dalam suatu perjanjian dalam bentuk tertulis untuk dilaksanakan

oleh para pihak.

e. Mediasi

Cara penyelesaian sengketa melalui proses perundingan untuk

memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh mediator

(Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2008 tentang Prosedur

Mediasi di Pengadilan)

Mediasi memiliki prinsip yang bersifat sukarela atau tunduk

kepada kesepakatan para pihak, pada bidang perdata, sederhana,

tertutup dan rahasia, serta bersifat menengahi/bersifat fasilitator.

Dalam proses mediasi selalu ditengahi oleh seorang/lebih mediator

yang dipilih oleh para pihak yang bersengketa, pemilihan mediator

harus dilaksanakan dengan hati-hati dan penuh pertimbangan karena

seorang mediator akan memegang peranan penting dalam penyelesaian

sengketa yang terjadi antara para pihak.

Dalam proses mediasi, seorang mediator memiliki peran sebagai

pihak yang mengawasi jalannya mediasi seperti mengatur

perundingan, menyelenggarakan pertemuan, mengatur diskusi,

menjadi penengah, merumuskan kesepakatan dalam para pihak.

4.3 Penyelesaian Kredit Macet Pada KSU.Tumbuh Kembang Pemogan,

Denpasar Selatan

Page 72: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

58

Penyelesaian kredit macet pada KSU.Tumbuh Kembang Pemogan,

Denpasar Selatan dilakukan dengan berbagai cara, tergantung bagaimana

prospek dari nasabah tersebut. Nyoman Japa, mengatakan penyelesaian

kredit macet di KSU.Tumbuh kembang dilakukan dengan cara negosiasi.

KSU.Tumbuh Kembang akan memberikan peringatan maupun teguran

secara lisan kepada debitur agar dapat melaksanakan kewajiban

pembayaran kredit utama berupa angsuran kredit, demi memperbaiki

status kreditnya. Apabila sudah kembali normal maka pihak KSU.Tumbuh

Kembang akan melanjutkan proses pembayaran angsuran disertakan

bunga.

Apabila terguran tidak mendapatkan hasil, maka pihak

KSU.Tumbuh Kembang akan menggunakan tahap kedua, yaitu memberi

surat peringatan kepada nasabah. Adapun isi dari surat tersebut berupa:

1. Pemberitahuan mengenai jatuh tempo pembayaran kredit

2. Total kewajiban/hutang debitur yang harus dibayar

3. Perintah untuk membayar kewajiban/hutang sesuai dengan

jumlah yang tertera

4. Batas waktu bagi debitur untuk melaksanakan pembayaran

KSU. Tumbuh Kembang akan memberikan surat peringatan

sebanyak tiga kali berturut-turut. Apabila pihak debitur tetap tidak

beritikad baik untuk memenuhi kewajibannya, maka pihak KSU. Tumbuh

Kembang akan melakukan upaya penyelamatan kredit. (Wawancara

Page 73: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

59

dengan Nyoman Japa sebagai Pengawas di KSU.Tumbuh Kembang pada

tanggal 21 Oktober 2015)

Upaya penyelamatan kredit dalam KSU. Tumbuh Kembang dapat

dilakukan dengan melakukan perundingan dan lelang barang jaminan.

Dalam hal perundingan, KSU. Tumbuh Kembang akan memanggil

kembali pihak nasabah untuk merundingkan solusi untuk meringankan

beban kredit debitur yang diharapkan bisa memberi peluang untuk

melakukan pembayaran kredit tersebut.

Ketut Yudiasa, SE sebagai Ketua KSU.Tumbuh Kembang,

menjelaskan dalam penyelamatan kredit macet, KSU. Tumbuh Kembang

akan melakukan:

1) Reschedulling (memperpanjang jangka waktu kredit/angsuran)

Dalam hal ini nasabah diberikan keringanan dalam hal

jangka waktu, yang diharapkan nasabah bisa memanfaatkan

kesempatan tersebut untuk memenuhi kewajibannya.

Perpanjangan waktu & angsuran biasanya diberikan sesuai

kapasitas nasabah setelah melakukan perundingan sebelumnya.

Perpanjangan waktu diberikan maksimal 8 bulan untuk kredit

tanpa jaminan sedangkan dengan jaminan tergantung dari

jumlah tunggakan, kemampuan debitur dan umur dari jaminan

debitur karena dari tahun ketahun barang akan mengalami

penurunan harga.

2) Reconditioning (persyaratan kembali)

Page 74: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

60

Persyaratan kembali merupakan perubahan persyaratan

yang ada dalam perjanjian, baik jangka waktu, jadwal

pembayaran, maupun syarat yang lain namun tidak merubah

jumlah hutang debitur. Dalam KSU.Tumbuh Kembang yang

dirubah adalah penurunan suku bunga, agar nasabah bisa lebih

fokus membayar angsuran pokok dengan jangka waku yang

telah ditentukan. Apabila nasabah meminta penghapusan suku

bunga, pihak KSU.Tumbuh Kembang bisa saja mengabulkan

hal tersebut namun jangka waktu yang diberikan lebih cepat

dari penurunan suku bunga. Semua hal tersebut tidak lepas dari

negosiasi, karena segala solusi yang terjadi antara pihak

KSU.Tumbuh Kembang dan nasabah adalah hasil dari

negosiasi. (Wawancara tanggal 23 Oktober 2015)

3) Restructuring (penataan ulang)

Tindakan koperasi kepada nasabah dengan cara menambah

modal nasabah dengan pertimbangan nasabah memang

membutuhkan tambahan dana dan usaha yang dibiayai

memang masih layak.

Penyelesaian diatas merupakan langkah alternatif yang sering

dilakukan oleh KSU.Tumbuh Kembang. Apabila segala langkah alternatif

tidak memberikan penyelesaian secara berkala, maka pihak KSU.Tumbuh

Kembang secara tegas akan mengambil alih barang jaminan nasabah yang

digunakan saat melakukan perjanjian kredit. Barang jaminan debitur

Page 75: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

61

dianggap sebagai pengganti dari jumlah hutang debitur. Hal ini dilakukan

karena mengingat harga barang akan terus menurun dari tahun ke tahun

sedangkan keadaan nasabah memang sudah dikatakan tidak bisa

melakukan pembayaran meskipun segala alternatif telah diberikan untuk

melakukan pembayaran kreditnya tersebut. Proses pengambilan barang

jaminan nasabah tidaklah sulit, karena pihak nasabah memang beritikad

baik untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya. Ketika barang

jaminan sudah diambil alih oleh pihak KSU.Tumbuh Kembang maka akan

dijual kembali untuk menutupi hutang dari pihak nasabah. Apabila hasil

penjualan melebihi hutang, maka sisa uang tersebut akan diberikan

kembali ke pihak nasabah.

Ketut Yudiasa, SE mengatakan pengambil alihan barang jaminan

merupakan jalan terakahir untuk menutup hutang yang dimiliki oleh

nasabah. Hal ini dikarenakan tidak ada jalan keluar lagi untuk menutup

hutang yang dimiliki nasabah, sedangkan KSU.Tumbuh kembang harus

tetap menjaga stabilitas keuangan mereka dari tahun ke tahun agar tidak

terjadinya hal yang tidak diinginkan seperti kebangkrutan yang disebabkan

oleh kurangnya pemasukan yang dikarenakan banyaknya kredit yang

bermasalah.

Dikoperasi ini tidak pernah berniat untuk menggunakan

penyelesaian yang bersifat litigasi. Karena pada dasarnya koperasi

berasaskan asas kekeluargaan, sehingga koperasi dikatakan usaha bersama,

yang harus mencerminkan ketentuan-ketentuan seperti lazimnya dalam

Page 76: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

62

suatu kehidupan keluarga. Oleh karena itu, KSU.Tumbuh Kembang lebih

memprioritaskan segala permasalahan harus diselesaikan dengan cara

kekeluargaan. (Wawancara tanggal 31 Oktober 2015)

Page 77: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

63

Tabel Kredit Macet & Lancar di KSU.Tumbuh Kembang Pemogan,

Denpasar Selatan Tahun 2008-2015

Tahun Kredit Lancar Nominal Kredit Macet Nominal

2008 0 Kredit - 3 Kredit Rp. 4.677.875

2009 0 Kredit - 3 Kredit Rp. 5.820.000

2010 0 Kredit - 4 Kredit Rp. 9.487.560

2011 8 Kredit Rp. 6.503.000 1 Kredit Rp. 1.999.610

2012 12 Kredit Rp. 14.256.387 9 Kredit Rp. 28.979.475

2013 5 Kredit Rp. 10.686.015 16 Kredit Rp. 57.299.600

2014 14 Kredit Rp. 111.526.125 11 Kredit Rp. 33.937.000

2015 179 Kredit Rp. 896.054.575 11 Kredit Rp. 12.999.700

Page 78: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

64

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat

disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. Faktor penyebab terjadinya kredit macet pada KSU.Tumbuh Kembang

Pemogan, Denpasar Selatan adalah adanya kegagalan/musibah yang

menimpa usaha nasabah, adanya itikad tidak baik dari pihak nasabah,

adanya pinjaman kredit tanpa sepengetahuan keluarga yang menyebabkan

lemahnya tanggung jawab, penyalahgunaan kredit oleh nasabah dan

adanya nasabah yang berprofesi sebagai buruh, petani, nelayan sehingga

keuangan mereka tidak selalu ada setiap saat, melainkan setiap musim.

2. Upaya yang ditempuh oleh KSU.Tumbuh Kembang Pemogan, Denpasar

Selatan dalam menyelesaikan kredit macet adalah melalui jalur negosiasi,

dengan memperpanjang jangka waktu kredit/angsuran, memberikan

persyaratan kembali dengan merubah persyaratan yang ada dalam

perjanjian baik jangka waktu, maupun jangka pembayaran angsuran

beserta penurunan suku bunga sesuai hasil negosiasi. Apabila cara

negosiasi tidak berhasil, maka pihak koperasi akan menempuh upaya

penyitaan barang jaminan nasabah, upaya ini merupakan langkah terakhir

yang digunakan untuk menutup utang yang dimiliki oleh nasabah, namun

sisa dari penjualan akan dikembalikan lagi kepada pihak nasabah.

Page 79: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

65

5.2 Saran

Adapun yang penulis sarankan dari permasalahan dalam penulisan

ini adalah sebagai berikut:

1. KSU.Tumbuh Kembang Pemogan, Denpasar Selatan disarankan untuk

lebih teliti dan meningkatkan pengawasan terhadap debitur agar tidak lagi

terjadi penyalahgunaan kredit dan lemahnya pertanggungjwaban kredit.

Sehingga apabila sudah teliti, maka koperasi bisa lebih maju dalam hal

kelancaran kreditnya dan mengurangi resiko kredit bermasalah.

2. Pihak debitur sebaiknya lebih mematuhi peraturan yang ada dalam

perjanjian yang telah disepakati sebelumnya, karena pada dasarnya

koperasi memberikan kredit karena adanya prinsip kepercayaan sehingga

seharusnya pihak debitur bertanggung jawab atas beban yang diberikan

oleh pihak kreditur dan tidak menyalahgunakan kredit tersebut.

Page 80: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Djoni S.Gazali, 2010, Pengertian dan Dasar Hukum Perbankan, Sinar Grafika, Jakarta

Raharja Handikusuma, 2000, Hukum Koperasi Indonesia, PT.Raja Grafindo, Jakarta

Handri Raharjo, 2009, Hukum Perjanjian di Indonesia, Pustaka Yustisia, Jakarta

Kartini Muljadi & Gunawan Widjaja, 2014, Perikatan Yang Lahir Dari Perjanjian, PT Raja

Grafindo Persada, Jakarta

Prof. R. Subekti, 1987, Hukum Perjanjian, Citra Aditya Bhakti, Jakarta

Hermansyah,SH.,M.Hum, 2009, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, Kencana, Jakarta

.R.Daeng Naja, 2005, Hukum Kredit dan Bank Garansi, Citra Aditya Bakti, Bandung M.Yahya

Harahap, 1992, Segi-Segi Hukum Perjanjian, Alumni, Bandung

Andjar Pachta W, Myra Rosana Bachtiar & Nadia Maulisa Benemay, 2005, Hukum Koperasi

Indonesia, Kencana Predana Media, Jakarta

Dahlan Siamat, 1993, Manajemen Bank Umum, Intermedia, Jakarta

Mahmoedin, 2004, Kredit Bermasalah, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta

Gatot Supramono, 2009, Perbankan dan Masalah Kredit : Suatu Tinjauan di Bidang Yuridis,

Rineka Cipta, Jakarta

Salim, 2002, Pengantar Hukum Perdata Tertulis, Sinar Grafika, Jakarta

Perundang-Undangan

Undang-Undang No.25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1992

tentang Perbankan

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Internet

www.smecda.com/Files/infosmecda/misc/Koperasi_Iskandar.pdf

http://www.depkop.go.id tentang Pedoman Standar Operasional Koperasi Simpan Pinjam dan

Unit Koperasi Simpan Pinjam

Page 81: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

DATA INFORMAN

1. Nama: Komang Kristina Jayanti

Jabatan: Bagian Kredit

Umur: 32 Tahun

Pendidikan: Sarjana Ekonomi

Alamat: Jalan P.Moyo Gang IV, Denpasar Selatan

2. Nama: I Nyoman Japa

Jabatan: Pengawas KSU.Tumbuh Kembang

Umur: 44 Tahun

Pendidikan: Sarjana Teknik

Alamat: Jalan Raya Pemogan, Dukuh Tangkas – Denpasar Selatan

3. Nama: Ketut Yudiasa

Jabatan: Ketua KSU.Tumbuh Kembang

Umur: 50 Tahun

Pendidikan: Sarjana Ekonomi

Alamat: Jalan Raya Sesetan Gang Camar II No.7, Denpasar Selatan

Page 82: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

1

Ringkasan Skripsi

Penyelesaian Kredit Macet Pada KSU.Tumbuh Kembang, Pemogan Denpasar Selatan

Abstrak

Kredit macet sering terjadi dalam suatu perjanjian kredit, dimana merupakan suatu

keadaan ketidak mampuan pihak debitur untuk membayar suatu kewajiban yang telah disepakati

bersama oleh pihak kreditur sehingga kerugian pada pihak kreditur seperti yang terjadi pada

KSU.Tumbuh Kembang,Pemogan-Denpasar Selatan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui dan memahami faktor apa yang menjadi penyebab terjadinya kredit macet

serta upaya penyelesaian kredit macet yang terjadi pada KSU Tumbuh Kembang, Pemogan-

Denpasar Selatan. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode empiris yang

menggunakan pendekatan dari aspek yang timbul dilapangan, yang memiliki sifat hukum yang

nyata/sesuai dengan kenyataan yang hidup dalam masyarakat.

Dari penelitian ini dapat menghasilkan faktor eksternal yang menjadi penyebab kredit

macet adalah debitur mengalami hambatan/kesulitan dalam kebutuhan ekonomi karena adanya

suatu hal/ musibah sehingga menyebabkan terlambatnya pembayaran dalam melunasi angsuran.

Sedangkan faktor internal adalah lemahnya informasi dan pengawasan dalam perputaran kredit

sehingga menyebabkan pengawasan menjadi tidak maksimal. Dan upaya yang dilakukan dalam

penyelesaian kredit macet di KSU.Tumbuh Kembang adalah melalui penyelesaian diluar

pengadilan/non litigasi.

Kata kunci: Kredit, Perjanjian Kredit, Koperasi, Kredit Macet.

Abstract

Bad credit often occurs in a credit agreement, which is a State party to the inability of the

debtor to pay an obligation that has been mutually agreed by the lender so that losses on the part

of the lender as happened at KSU. Tumbuh Kembang, Pemogan-South Of Denpasar. As for the

purpose of this research is to know and understand what factors being the cause of the

occurrence of bad credit and bad credit settlement attempts that occur in KSU. Tumbuh

Kembang, Pemogan-South of Denpasar. The methods used in the writing of this is empirical

Page 83: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

2

method that uses an approach from the aspect arising in field, which has the nature of a real

legal/compliance with the reality of life in the community.

From this research can generate external factors which are the cause of bad credit is a

debtor experiencing barriers/difficulties in economic needs due to an accident causing

belated/payment in pay off in installments. While the internal factor is the weak information and

oversight in causing the credit turnaround supervision be not maximum. And the efforts made in

the settlement of bad debts at KSU. Tumbuh Kembang is through a settlement outside the

Court/non litigation.

Keywords: Credit, The Credit Agreement, Cooperative, Bad Debts

I.PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin bertambahnya penduduk akan membuat manusia untuk semakin berjuang

mendapatkan uang hasil kerja kerasnya. Namun, apabila hasil kerja keras masih dianggap

belum mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, maka perusahaan perbankan

dianggap sebagai perusahaan yang bisa membantu untuk memberikan fasilitas

pinjaman/kredit kepada masyarakat demi memenuhi kelangsungan hidup yang dianggap

kurang.

Menurut pasal 1 angka 11 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan,

kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dcngan itu, berdasarkan

atas kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak

peminjam untuk melunasi utangnya setelah waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Lembaga keuangan mempunyai peran sebagai penyalur kredit kepada masyarakat. Selain

bank, lembaga keuangan yang juga memiliki peran dalam pemberian fasilitas kredit adalah

koperasi. Koperasi merupakan bentuk badan usaha yang memiliki status sebagai badan

Page 84: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

3

hukum setelah akta pendiriannya disahkan oleh pemerintah, sesuai dengan ketentuan yang

tercantum dalam ketentuan Pasal 9 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang

Perkoperasian.

Namun kenyataannya, semakin mudahnya pemberian jasa kredit kepada masyarakat,

cenderung menjadi permasalahan yang serius dalam pembayaran kredit tersebut. Hal tersebut

terjadi pada KSU.Tumbuh Kembang, dimana permasalahan akan terlihat pada pembayaran

angsuran bulan-bulan berikutnya, karena kewajiban yang harus dibayar tidak sesuai dengan

wajib pokok yang tertera pada angsuran tersebut. Banyak faktor yang menyebabkan

pembayaran yang tidak teratut tersebut dan akhirnya menyebabkan terjadinya kemacetan

pada kredit tersebut.

1.2 Tujuan

Untuk mengetahui dan memahami faktor-faktor yang menjadi penyebab dan bagaimana

upaya dalam penyelesaian kredit macet melalui lembaga keuangan di KSU.Tumbuh

Kembang, Pemogan-Denpasar Selatan.

II.ISI

2.1 Metode Penelitian

Jenis penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah jenis penelitian empiris, yaitu penelitian

hukum yang menggunakan pendekatan dari aspek yang timbul di lapangan, yang memiliki

sifat hukum yang nyata atau sesuai dengan kenyataan yang hidup dalam masyarakat, dimana

sumber yang akan diperoleh berasal observasi atau percobaan.

2.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan

Page 85: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

4

2.2.1 Faktor Penyebab Terjadinya Kredit Macet Pada KSU.Tumbuh, Kembang Pemogan-

Denpasar Selatan

Faktor yang sering menjadi penyebab terjadinya kredit macet pada KSU.Tumbuh

Kembang cenderung disebabkan oleh faktor internal yaitu kurangnya informasi nasabah

peminjam kredit, kurangnya ketelitian petugas lapangan dan masih eratnya sistem

kekeluargaan sedangkan faktor eksternal, yaitu:

1. Adanya kegagalan/musibah yang menimpa perusahaan/usaha nasabah sehingga

membuat debitur menjadi rugi dan secara langsung berpengaruh terhadap pembayaran

kredit.

2. Adanya itikad tidak baik dari pihak nasabah sehingga menyebabkan tidak lancarnya

pembayaran kredit.

3. Adanya pinjaman kredit tanpa sepengetahuan pihak keluarga/kerabat.

4. Adanya penyalahgunaan kredit oleh nasabah. Hal ini terjadi karena apa yang menjadi

tujuan untuk diberikannya kredit tidak sesuai dengan kenyataannya.

5. Beberapa nasabah di KSU.Tumbuh Kembang ada yang berprofesi sebagai buruh,

petani, dan nelayan. Penghasilan mereka bisa dikatakan tergolong rendah dan sesuai

musim.

2.2.2 Upaya Penyelesaian Kredit Macet Pada KSU.Tumbuh Kembang, Pemogan-Denoasar

Selatan

Penyelesaian kredit macet pada KSU.Tumbuh Kembang Pemogan, Denpasar Selatan

dilakukan dengan berbagai cara, tergantung bagaimana prospek dari nasabah tersebut.

KSU.Tumbuh Kembang akan memberikan peringatan maupun teguran secara lisan kepada

debitur agar dapat melaksanakan kewajiban pembayaran kredit utama berupa angsuran

Page 86: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

5

kredit, demi memperbaiki status kreditnya. Apabila sudah kembali normal maka pihak

KSU.Tumbuh Kembang akan melanjutkan proses pembayaran angsuran disertakan bunga.

Apabila terguran tidak mendapatkan hasil, maka pihak KSU.Tumbuh Kembang akan

menggunakan tahap kedua, yaitu memberi surat peringatan kepada nasabah. KSU. Tumbuh

Kembang akan memberikan surat peringatan sebanyak tiga kali berturut-turut. Apabila pihak

debitur tetap tidak beritikad baik untuk memenuhi kewajibannya, maka pihak KSU. Tumbuh

Kembang akan melakukan upaya penyelamatan kredit.

Penyelesaian tersebut merupakan langkah alternatif yang sering dilakukan oleh

KSU.Tumbuh Kembang. Apabila segala langkah alternatif tidak memberikan penyelesaian

secara berkala, maka pihak KSU.Tumbuh Kembang secara tegas akan mengambil alih

barang jaminan nasabah yang digunakan saat melakukan perjanjian kredit. Barang jaminan

debitur dianggap sebagai pengganti dari jumlah hutang debitur.

III.KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari penulisan skripsi ini adalah, sebagai beikut:

1. Faktor penyebab terjadinya kredit macet pada KSU.Tumbuh Kembang Pemogan,

Denpasar Selatan adalah adanya kegagalan/musibah yang menimpa usaha nasabah,

adanya itikad tidak baik dari pihak nasabah, adanya pinjaman kredit tanpa sepengetahuan

keluarga yang menyebabkan lemahnya tanggung jawab, penyalahgunaan kredit oleh

nasabah dan adanya nasabah yang berprofesi sebagai buruh, petani, nelayan sehingga

keuangan mereka tidak selalu ada setiap saat, melainkan setiap musim.

2. Upaya yang ditempuh oleh KSU.Tumbuh Kembang Pemogan, Denpasar Selatan dalam

menyelesaikan kredit macet adalah dengan memperpanjang jangka waktu

Page 87: SKRIPSI PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA … PENGANTAR... · maka perusahaan perbankan dianggap sebagai perusahaan yang bisa ... pemberi utang ... antara pengeluaran kredit dan pemasukan

6

kredit/angsuran, memberikan persyaratan kembali dengan merubah persyaratan yang ada

dalam perjanjian baik jangka waktu, maupun jangka pembayaran angsuran beserta

penurunan suku bunga sesuai hasil negosiasi. Apabila cara negosiasi tidak berhasil, maka

pihak koperasi akan menempuh upaya penyitaan barang jaminan nasabah.