SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

  • Upload
    rieyou

  • View
    302

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    1/84

    1

    HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG

    AUTISME DENGAN SIKAP PENERIMAAN ORANG TUATERHADAP ANAK PENYANDANG AUTISTIK

    DI BANDAR LAMPUNG

    Skripsi

    Oleh

    PUTRI BETANI ISLAMISTY

    12310513

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS MALAHAYATI

    BANDAR LAMPUNG

    2016

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    2/84

    2

    ii

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    3/84

    3

    iii

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    4/84

    4

    MOTTO

    “Hidup awalnya hanya mempunyai dua warna yaitu HITAM

    dan PUTIH. Dari dua warnan itulah bila dipadukan dengan

    bijaksana akan menghasilkan berbagai warna dalam kehidupan.

    Tergantung bagaimana setiap individu menyikapinya. Seperti

    halnya pelangi yang datang setelah mendung dan hujan pergi.” 

    “The greatest secret of succes is there is no big secret, who ever

    you are, you will succesfull if you endeavor in earnest.” 

    “If you fall a thousand times, stand up millions of times because

    you do not know how close you are to succes.” 

    (Putri Betani Islamisty) 

    iv

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    5/84

    5

    PERSEMBAHAN

    “ Dengan nama Allah yang Maha Pengasih Maha Penyayang. Karya tulis ini

    kupersembahkan sebagai rasa hormat dan baktiku kepada kedua orang tuaku

    ayahanda Helbrand dan Ibunda Sutati SP.D tercinta yang tak henti-hentinya

    memberikanku dorongan motivasi dan doa. Semoga Allah senantiasa

    melimpahkan kesehatan, kesejahteraan dan umur panjang kepada ibu dan ayah.

     Amin.

     Adikku Putri Dinda Aditya yang selalu mensupportku, menyayangiku,

    memberikan canda dan tawanya agar aku selalu bersemangat. Keluarga besarku

     yang selalu mendo’akanku. 

    v

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    6/84

    6

    BIODATA

     Nama : Putri Betani Islamisty

     NPM : 12310513

    Tempat, Tanggal Lahir : Jambi, 28 April 1992

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Agama : Islam

    Alamat : Kel Tempino Kec Mestong Kab Muaro Jambi

    Provinsi Jambi

    Riwayat Pendidikan:

    1.  SDN 58/IX Ma Jambi

    2.  SMPN 2 Ma Jambi

    3.  SMAN 3 Ma Jambi

    4.  Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

    vi

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    7/84

    7

    vii

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    8/84

    8

    FAKULTAS KEDOKTERAN

    UNIVERSITAS MALAHAYATI

    Skripsi, April 2016

    Putri Betani Islamity

    Hubungan Pengetahuan Orang Tua Tentang Autisme dengan Sikap Penerimaan Orang

    Tua Terhadap Anak Penyandang Autistik Di Bandar Lampung.

    XIX + 60 Halaman + 4 Gambar + Lampiran

    ABSTRAK

    Latar Belakang. Autisme merupakan suatu kumpulan gejala yang diakibatkan olehkerusakan saraf. Gejalanya sudah tampak sebelum anak mencapai usia tiga tahun.

    Penyandang autisme menunjukkan gangguan komunikasi yang menyimpang. Anak

    autis di Indonesia diperkirakan jumlahnya mencapai lebih dari 400.000 anak. Jumlah

     penyandang autisme akan semakin meningkat menjadi 15-20 anak atau 1 per 500 anak

    tiga tahun yang akan datang. Belum ada data resmi mengenai data anak penyandang

    autistik di Bandar Lampung.

    Tujuan. Untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Orang Tua Tentang Autisme dengan

    Sikap Penerimaan Orang Tua Terhadap Anak Penyandang Autistik Di Bandar

    Lampung.

    Metode. Penelitian merupakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan cross sectional .

    Penelitian dilakukan pada bulan April 2016 dan dilaksanakan di sekolah luar biasa di Bandar

    Lampung. Terdapat 30 responden dengan memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Analisis datadengan uji Chi Square dimana nilai p

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    9/84

    9

     MEDICAL SCHOOL

    UNIVERSITY OF MALAHAYATI

    Undergraduate Thesis, April   2016

    Putri Betani Islamity

    Correlation of knowledge with Autism Acceptance Attitude of Parents Against Children

    with Autistic In Bandar Lampung.

    XIX + 60 page + 4 picture + attachment

    Abstract

    Background . Autism is a group of symptoms caused by nerve damage. The symptoms arealready apparent before the child reaches the age of three years. Persons with autism show adistorted communication disorders. Children with autism in Indonesia is estimated to amount tomore than 400,000 children. Number of people with autism will increase to 15-20 children or 1 per 500 children three years to come. There are no official data on the data of children withautism in Bandar Lampung.

    Purpose . To determine Correlation of knowledge with Autism Acceptance Attitude of

     Parents Against Children with Autistic In Bandar Lampung.

    Methods . The study is a qualitative research with cross sectional approach. The study was

    conducted in April 2016 and held in a special school in Bandar Lampung. There are 30respondents to meet the inclusion and exclusion criteria. Data were analyzed by Chi Square testwhere p

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    10/84

    10

    KATA PENGANTAR

     Assalamu’alaikumwarahmatullahiwabarakatuh 

    Dengan mengucap puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat

    yang dilimpahkan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan Judul

    “ Hubungan Pengetahuan Orang Tua Tentang Autisme dengan Sikap Penerimaan

    Orang Tua Terhadap Anak Penyandang Autistik di Bandar Lampung ”.

    Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan berbagai pihak, maka dengan ini

     penulis mengucapkan terima kasih kepada :

    1.  dr Toni Prasetia Sp. PD FINASIM, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas

    Malahayati. 

    2.  Ibu Octa Reni Setiawati, S.Psi ,. M.Psi ,. Psikolog, selaku dosen Pembimbing I

    yang selalu meluangkan waktu, memberi saran dansolusi, sertamotivasi dalam

     penyelesaian skripsi ini. 

    3.  dr. Mardheni Wulandari, selaku dokter Pembimbing II yang selalu meluangkan

    waktu dan memberi masukan dalam penyelesaian skripsi ini. 

    4.  dr.Aspri Sulanto, Sp.A , MSCselakupenguji yang telahbanyakmemberikian saran

    danmeluangkanwaktudalampenyusunanskripsiini. 

    5.  Seluruh dosen Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati yang telah memberikan

     pembelajaran kepada penulis selama masa perkuliahan. 

    6.  Kepala Sekolah Dharma Bhakti Dharma Pertiwi dan jajaran staff guru yang telah

    memberikan saya izin penelitian. 

    x

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    11/84

    11

    7.  Keluarga saya khusus nya kedua orang tua saya sayang lahir dan bathin papa

    Helbrand, mama Sutati, SP.D serta adik saya Putri Dinda Adityayang selalu

    mendo’akan, memberikan dukungan, perhatian dan kasih sayang dalam

    menyelesaikan skripsi ini. 

    8.  Yang tersayang Muhamad Rizki Hermawan, S.Kedyang telah membantu saya

    dalam melakukan penelitian skripsi ini. 

    9.  Adik- adik kamar saya Nanik Kurani, Citra Wulandari S, Ajeng Nabilah serta

    sahabat-sahabat saya yurisma, cici, septian yang telah memberikan masukan dan

    saran dalam penyelesaian skripsi ini serta bantuannya dalam mempersiapkan

     penyelesaian skripsi ini. 

    10.  Teman-temanKelompok30 PA, Rekan Kuliah, serta Teman-Teman Angkatan 2012

    yang selalu memberikan semangat, saran, masukan dan motivasi dalam

     penyelesaian skripsi ini serta bantuannya dalam mempersiapkan seminar proposal

    dan sidang hasil. 

    11.  Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini. 

    xi

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    12/84

    12

    Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan.

    Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan

    demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan

    tambahan pengetahuan dan khususnya kepada penulis dan pembaca. Semog Allah SWT

    senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua.Amin.Terimakasih.

    Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh

    Bandar Lampung, April 2016

    Putri Betani Islamisty

    xii

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    13/84

    13

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL LUAR ........................................................................ i

    HALAMAN JUDUL DALAM.................................................................... ii

    LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................... iii

    LEMBAR PENGESAHAN......................................................................... iv

    MOTTO........................................................................................................ v

    PERSEMBAHAN....................................................................................... vi

    BIODATA..................................................................................................... vii

    ABSTRAK .................................................................................................... viii

    ABSTRACT.................................................................................................. ix

    KATA PENGANTAR .................................................................................. x

    DAFTAR ISI................................................................................................ . xi

    DAFTAR TABEL........................................................................................ xvi

    DAFTAR GAMBAR ................................................................................... . xvii

    DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xviii

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang............................................................................... 1

    1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 3

    1.3 Tujuan Penelitian............................................................................ 4

    1.3.1 Tujuan Umum.................................................................. 4

    1.3.2 Tujuan Khusus................................................................. 4

    xiii

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    14/84

    14

    1.4 Manfaat Penelitian........................................................................... 5

    1.4.1 Bagi Ilmu Pengetahuan...................................................... 5

    1.4.2 Bagi Peneliti Lain............................................................... 5

    1.5 Ruang Lingkup................................................................................. 6

    1.5.1 Judul Penelitian................................................................. 6

    1.5.2 Subyek Penelitian.............................................................. 6

    1.5.3 Obyek Penelitian............................................................... 6

    1.5.4 Waktu dan Tempat Penelitian........................................... 6

    BAB II Tinjauan Pustaka

    2.1 Pengetahuan..................................................................................... 7

    2.1.1 Pengertian.......................................................................... 7

    2.1.2 Tingkat Pengetahuan ....................................................... 7

    2.1.3 Faktor yang mempengaruhi pengetahuan ........................ 9

    2.1.4 Cara Memperoleh Pengetahuan.......................................... 12

    2.1.5 Pengukuran Pengetahuan.................................................... 14

    2.2 Sikap................................................................................................... 15

    2.2.1 Definisi.................................................................................. 15

    2.2.2 Tingkatan Sikap................................................................... 16

    2.2.3 Ciri-Ciri Sikap...................................................................... 16

    2.2.4 Faktor yang mempengaruhi Sikap ....................................... 17

    2.3 Sikap Penerimaan Orang Tua ............................................................. 18

    2.3.1 Definisi................................................................................. 18

    2.3.2 Tahap-tahap Penerimaan Orang Tua ................................... 18

    xiv

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    15/84

    15

    2.3.3 Bentuk Penerimaan Orang Tua ........................................... 20

    2.4 Autisme .............................................................................................. 20

    2.4.1 Pengertian Autisme ............................................................. 20

    2.4.2 Klasifikasi Autisme ............................................................. 21

    2.4.3 Penyebab Autisme ............................................................... 22

    2.4.4 Perilaku Autistik .................................................................. 24

    2.4.5 Gangguan Anak Autisme .................................................... 25

    2.4.6 Penanganan Autisme ............................................................ 28

    2.5 Kerangka Teori..................................................................................... 33

    2.6 Kerangka Konsep.................................................................................. 33

    2.7 Hipotesis................................................................................................ 34

    BAB III Metodelogi Penelitian

    3.1 Jenis Penelitian.................................................................................... 35

    3.2 Tempat dan Waktu Penelitian.............................................................. 35

    3.3 Rancangan Penelitian .......................................................................... 35

    3.4 Subjek Penelitian ................................................................................. 35

    3.4.1 Populasi ................................................................................. 35

    3.4.2 Sampel ................................................................................... 36

    3.5 Cara Pengumpulan Data ..................................................................... 36

    3.6 Variabel Penelitian................................................................................ 37

    3.7 Definisi Operasional............................................................................. 37

    3.8 Pengolahan Data.................................................................................. 38

    3.9 Analisis Data........................................................................................ 39

    xv

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    16/84

    16

    3.9.1 Analisis Univariat.................................................................. 39

    3.9.2 Analisis Bivariat................................................................... 39

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Karakteristik Responden ................................................................... 40

    4.2 Analisis Univariat ............................................................................. 44

    4.3 Analisis Bivariat .............................................................................. 45

    4.4 Pembahasan ...................................................................................... 45

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan............................................................................................ 51

    5.2 Saran........................................................................................................ 52

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

    xvi

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    17/84

    17

    DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1 Definisi Operasional............................................................................ 37

    Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Usia................................................ 40

    Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin................................ 40

    Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ............................. 41

    Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...................... 42

    Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Media Pertama Kali ...................... 43

    Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Informasi ...................................... 43

    Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan .................... 44

    Tabel 4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap....... ...................................... 45

    Tabel 4.9 Hasil Uji Analisis Chi Square............................................................... 45

    xvii

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    18/84

    18

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Kerangka Teori.................................................................................... 33

    Gambar 2.2 Kerangka Konsep................................................................................ 33

    xviii

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    19/84

    19

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran I Surat Izin Penelitian

    Lampiran II Surat Balasan dari Rumah Sakit

    Lampiran III Data Hasil Penelitian SPSS

    Lampiran IV Dokumentasi

    xix

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    20/84

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN 

    1.1  Latar Belakang

    Autisme merupakan suatu kumpulan gejala yang diakibatkan oleh

    kerusakan saraf. Gejalanya sudah tampak sebelum anak mencapai usia tiga

    tahun. Penyandang autisme menunjukkan gangguan komunikasi yang

    menyimpang. Gangguan komunikasi tersebut dapat terlihat dalam bentuk

    keterlambatan bicara, tidak bicara, bicara dengan bahasa yang tidak dapat

    dimengerti (bahasa planet ), atau bicara hanya dengan meniru saja (ekolalia).

    Selain gangguan komunikasi, anak juga menunjukkan gangguan interaksi

    dengan orang disekitarnya, baik orang dewasa maupun orang sebayanya.1 

    Hampir pada seluruh kasus, autisme muncul saat anak lahir atau pada

    usia tiga tahun pertama. Jika anak autistik terlambat atau bahkan tidak mendapat

    intervensi hingga dewasa, maka gejala autis bisa semakin parah. Hal ini

    yang kemudian akan menyebabkan terjadinya banyak kasus autis yang gagal

    dalam mengembangkan kemampuan sosial dan komunikasi. Untuk itu, perlu

    dilakukan terapi secara dini, terpadu, dan intensif sehingga anak mampu bergaul

    layaknya anak-anak yang lain tumbuh secara normal. 2 

    Anak autis di Indonesia diperkirakan jumlahnya mencapai lebih dari

    400.000 anak. Jumlah penyandang autisme akan semakin meningkat menjadi

    15-20 anak atau 1 per 500 anak tiga tahun yang akan datang. Prevalensi anak

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    21/84

    2

    autis di Jawa Tengah pada tahun 2009 di perkirakan 1 anak mengalami autis per

    500 kelahiran sedangkan anak autis di Semarang diperkirakan 1 : 150 anak.  3

     

    Belum ada data resmi mengenai data anak penyandang autistik di Bandar

    Lampung.

    Meningkatnya prevalensi yang terus berkelanjut tidak menutup

    kemungkinan bahwa saat ini penyandang autistik sudah ada di setiap penjuru

    daerah di Indonesia. 4 

    Orang tua merupakan orang yang terdekat bagi penyandang austitik,

    tentunya pada saat mengetahui bahwa anak mereka menyandang autisme. Orang

    tua mengalami stress dalam menghadapi kondisi tersebut. Orang tua akan

    merasa kaget bahkan menolak serta tidak menyangka jika harus berada dalam

    situasi seperti itu, dan yang pasti mereka tidak siap menghadapi hal tersebut. 4 

    Bagaimanapun kondisi anak, orang tua harus menerima keadaanya

    dengan segala keterbatasannya dan tetap berusaha memberikan yang terbaik

    untuk anak, karena di balik keterbatasannya pasti memiliki kelebihan. Proses

     perubahan sikap penerimaan orang tua ini dipengaruhi berbagai macam faktor,

    salah satunya adalah informasi yang diterima oleh para orang tua baik dari surat

    kabar cetak maupun elektronik, sesama orang tua penyandang autistik, browsing

    di internet dan lain-lain. 4 

    Orang tua yang memiliki pengetahuan tentang autisme akan lebih dapat

    menerima keadaan anaknya daripada orang tua yang tidak mempunyai

     pengetahuan tentang autisme. Pada orang tua yang memiliki pengetahuan yang

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    22/84

    3

    tepat tentang autisme akan dapat mengerti bagaimana keadaan seorang anak

    autistik baik secara fisik maupun emosinya, mereka pun akan turut serta dalam

    kegiatan yang melibatkan peran orang tua bagi kesembuhan anak. 4

    Berdasarkan penelitian Futuhiyat pada tahun 2004, jumlah sampel

    sebanyak 17 orang di empat tempat berbeda. Penelitian ini menyimpulkan

     bahwa semakin tinggi pengetahuan orang tua tentang autisme maka penerimaan

    orang tua terhadap anak penyandang autistik pun semakin tinggi. 4 

    Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti:

    Hubungan Pengetahuan Orang Tua Tentang Autisme dengan Sikap

    Penerimaan Orang Tua terhadap Anak Penyandang Autistik di Sekolah

    Luar Biasa Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Bandar Lampung.

    1.2  Rumusan masalah

    Dari uraian diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah

    “adakah Hubungan Pengetahuan Orang Tua Tentang Autisme dengan Sikap

    Penerimaan Orang Tua terhadap Anak Penyandang Autistik di Sekolah Luar

    Biasa Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Bandar Lampung?“ 

    1.3  Tujuan penelitian

    1.3.1  Tujuan Umum

    Untuk mengetahui adakah Hubungan Pengetahuan Orang Tua Tentang Autisme

    dengan Sikap Penerimaan Orang Tua terhadap Anak Penyandang Autistik di

    Sekolah Luar Biasa Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Bandar Lampung.

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    23/84

    4

    1.3.2  Tujuan Khusus

    1.  Untuk mengetahui distribusi usia pada orang tua yang memiliki anak

     penyandang autistik di Sekolah Luar Biasa Dharma Bhakti Dharma Pertiwi

    Bandar Lampung.

    2.  Untuk mengetahui distribusi jenis kelamin pada anak penyandang autistik di

    Sekolah Luar Biasa Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Bandar Lampung.

    3.  Untuk mengetahui distribusi tingkat pendidikan pada orang tua yang

    memiliki anak penyandang autistik di Sekolah Luar Biasa Dharma Bhakti

    Dharma Pertiwi Bandar Lampung.

    4.  Untuk mengetahui distribusi permulaan mengetahui autisme pada orang tua

    yang memiliki anak penyandang autistik di Sekolah Luar Biasa Dharma

    Bhakti Dharma Pertiwi Bandar Lampung.

    5.  Untuk mengetahui distribusi intensitas mendapatkan berita tentang autisme

    dalam sehari pada orang tua yang memiliki anak penyandang autistik di

    Sekolah Luar Biasa Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Bandar Lampung.

    6.  Untuk mengetahui distribusi jenis perkejaan pada orang tua yang memiliki

    anak penyandang autistik di Sekolah Luar Biasa Dharma Bhakti Dharma

    Pertiwi Bandar Lampung.

    7.  Untuk mengetahui hubungan pengetahuan orang tua tentang autisme dengan

    sikap penerimaan orang tua terhadap anak penyandang autistik di Sekolah

    Luar Biasa Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Bandar Lampung.

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    24/84

    5

    1.4  Manfaat Penelitian

    1.4.1  Bagi Ilmu Pengetahuan

    Hasil penelitian yang dilaksanakan akan menambah informasi, meningkatkan

    dan mengembangkan pengetahuan mengenai austisme maupun sikap penerimaan

    orang tua serta penerapan teori –  teori tentang autisme.

    1.4.2  Bagi Peneliti Lain

    Sebagai bahan bacaan dan menambah wawasan mengenai autisme serta

     pengetahuan dan sikap orang tua dalam menerima anak penyandang autistik.

    Dan juga diharapkan pada peneliti lain mampu melanjutkan penelitian ini

    ataupun melebarkan sampel penelitian untuk satu daerah atau satu provinsi.

    1.5  Ruang Lingkup

    1.5.1  Judul Penelitian

    Hubungan Pengetahuan Orang Tua Tentang Autisme dengan Sikap Penerimaan

    Orang Tua terhadap Anak Penyandang Autistik di Sekolah Luar Biasa Dharma

    Bhakti Dharma Pertiwi Bandar Lampung

    1.5.2  Subyek Penelitian

    Subyek penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak penyandang autistik

    di Sekolah Luar Biasa Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Bandar Lampung

    1.5.3  Obyek Penelitian

    Variabel independen pada penelitian adalah pengetahuan Orang tua tentang

    autisme sedangkan variabel dependen adalah sikap penerimaan orang tua

    terhadap anak penyandang autistik.

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    25/84

    6

    1.5.4  Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian dilakukan di Sekolah Luar Biasa Dharma Bhakti Dharma Pertiwi

    Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April 2016 s/d

    selesai

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    26/84

    7

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1  Pengetahuan

    2.1.1  Pengertian

    Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu

    seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga

    dan sebagainya). Dengan sendirinya pada waktu pengindraan sehingga

    menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian

    dan persepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seorang diperoleh

    melalui indra pendengaran (telinga), dan indra penglihatan (mata).5 

    2.1.2  Tingkat Pengetahuan

    Pengetahuan seorang terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat

    yang berbeda-beda. Secara garis besarnya di bagi dalam 6 tingkat pengetahuan,

    yakni: 5 

    a. Tahu (know)

    Tahu di artikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang

    telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Misalnya: tahu bahwa

     buah tomat banyak mengandung vitamin C, jamban adalah tempat untuk

    membuang air besar, penyakit demam berdarah ditularkan oleh gigitan

    nyamuk Aedes agepti dan sebagainya. Untuk mengetahui atau mengukur

     bahwa orang tahu sesuatu dapat mengunakan pertanyaan-pertanyaan

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    27/84

    8

    misalnya: apa tanda-tanda anak yang kurang gizi, apa penyebab penyakit

    TBC, bagai mana cara melakukan PSN (pemberantasan sarang nyamuk),

    dan sebagainya.5 

     b. Memahami (comprehension):

    Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek

    tersebut, tidak sekadar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus

    dapat mengintrepretasikan secara benar tentang objek yang di ketahui

    tersebut. Misalnya orang yang memahami cara pemberantasan penyakit

    demam berdarah, bukan hanya sekadar menyebutkan 3 M (mengubur,

    menutup dan menguras), dan sebagainya, tempat-tempat penampungan

    air tersebut. 5 

    c.  Aplikasi (aplication)

    Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek

    yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang

    diketahui tersebut pada situasi yang lain. 5 

    d. Analisis (analysis):

    Analisis atau analisa adalah mengulang kembali apa yang telah

    diketahui, dipahami, serta telah kita aplikasikan (terapkan), gunanya

    untuk mengetahui ada atau tidaknya kesalahan yang akan terjadi. 5 

    e. Sintesis ( synthesis) 

    Sintesis menunjuk suatu kemampuan seorang untuk merangkum

    atau meletakan dalam satu hubungan yang logis dari komponen-

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    28/84

    9

    komponen pengetahuan yang dimiliki. Dengan kata lain sintesis adalah

    suatu kemampuan untuk meyusun formulasi baru dari formulasi-

    formulasi yang telah ada. Misalnya dapat membuat atau meringkas

    dengan kata-kata atau kalimat sendiri atau tentang hal-hal yang telah di

     baca atau didengar, dan dapat membuat kesimpulan tentang artikel yang

    telah dibaca. 5 

    f. Evaluasi (evaluation):

    Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seorang untuk melakukan

     justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini

    dengan sendirinya didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri

    atau norma-norma yang berlaku di masyarakat. Misalnya seorang ibu

    dapat menilai atau menentukan seorang anak menderita malnutrisi atau

    tidak, seorang dapat menilai manfaat ikut keluarga berencana bagi

    keluarga, dan sebagainya. 5 

    2.1.3  Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

    Pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: 5 

    1.  Pengalaman

    Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun

    orang lain. Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas

     pengetahuan seseorang. 5 

    2.  Tingkat Pendidikan

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    29/84

    10

    Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan

    seseorang. Secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi

    akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan

    seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah. 5

    3.  Keyakinan

    Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun dan tanpa

    adanya pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini bisa mempengaruhi

     pengetahuan seseorang, baik keyakinan itu sifatnya positif maupun

    negatif. 5 

    4.  Fasilitas

    Fasilitas-fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat

    mempengaruhi pengetahuan seseorang, misalnya radio, televisi, majalah,

    Koran, dan buku.5 

    5.  Penghasilan

    Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan

    seseorang. Namun bila seseorang berpenghasilan cukup besar maka dia

    akan mampu untuk menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas sumber

    informasi.

     5

     

    6.  Umur

    Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan

    sampai saat berulang tahun. Tingkat pengetahuan atau perkembangan

    kognitif seseorang bisa dipengaruhi uisa. Semakin cukup usia seseorang,

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    30/84

    11

    maka akan semakin baik cara mengekspresikan atau menghadapi

    masalah, jadi semakin matang usia seseorang maka dalam memahami

    suatu masalah akan lebih mudah dan dapat menambah pengetahuan. 5

    7.  Pekerjaan

    Manusia memerlukan suatu pekerjaan untuk dapat berkembang

    dan berubah. Seseorang bekerja untuk mencapai suatu keadaan yang

    lebih baik dari keadaan sebelumnya. Dengan bekerja seseorang dapat

     berbuat sesuatu yang bernilai, bermanfaat dan memperoleh berbagai

     pengalaman.5

    8.  Sosial Ekonomi

    Struktur sosial ekonomi berpengaruh terhadap  tingkah

    lakunya.individu yang berasal dari keluarga yang status ekonominya baik

    dimungkinkan memiliki sifat positif dan masa depannya dibandingkan

    mereka yang berasal dari keluarga yang status ekonominya rendah. 5 

    9.  Sosial Budaya

    Sosial budaya memiliki pengaruh pada pengetahuan seseorang.

    Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubungannya dengan

    orang lain, karena hubungan ini seseorang mengalami proses belajar

    untuk memperoleh suatu pengetahuan. 5 

    10.  Infomasi

    Dengan memberikan informasi tentang kerbiasaan hidup sehat

    cara pencegahan penyakit diharapkan akan terjadi peningkatan

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    31/84

    12

     pengetahuan sikap dan perilaku sehat dalam diri dan individu /

    kelompok sasaran yang berdasarkan kesadaran dan kemauan individu

    yang bersangkutan. 5 

    2.1.4  Cara Memperoleh Pengetahuan

    Cara memperoleh pengetahuan dapat di kelompokkan menjadi dua: 5 

    1.  Cara tradisional untuk memperoleh pengetahuan

    Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh

    kebenaran pengetahuan, sebelum di ketemukannya metode ilmiah, atau

    metode penemuan sistematik dan logis. 5 

    a.  Cara Coba salah (trail and error ) 

    Cara telah dipakai sebelum adanya kebudayaan, bahkan mungkin

    sebelum adanya peradaban. Pada waktu apabila seseorang menghadapi

    suatu masalah atau persoalan, upaya pemecahannya dengan coba-coba

    saja. Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan

    dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak

     berhasil, akan dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan

     berikutnya gagal maka akan dicoba kemungkinan yang lain dan

    seterusnya, sampai masalah tersebut akan terpecahkan. Itulah karena itu

    kenapa cara ini disebut metode trail  (coba) and Error  (gagal atau salah)

    atau metode coba salah/ coba-coba. 5 

     b.  Cara kekuasaan atau otoritas

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    32/84

    13

    Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-

    kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui

     penalaran apakah yang dilakukan itu baik atau tidak. Kebiasaan-

    kebiasaan ini biasanya diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke

    generasi berikutnya. Misalnya, mengapa harus ada selamatan selapanan

    dan turun tanah pada bayi, mengapa ibu menyusui harus minum jamu,

    mengapa anak tidak boleh makan teloh dan sebagainya. 5

    Kebiasaan seperti ini tidak hanya terjadi pada masyarakat tradisional

    saja, melainkan terjadi pada masyarakat modern. Kebiasaan seperti ini seolah-

    olah dari sumbernya dan sebagai kebenaran mutlak. Sumber pengetahuan

    tersebut dapat berupa pemimpin masyarakat baik formal ataupun informal, ahli

    Agama, pemegang pemerintahan dan sebagainya. Dengan kata lain pengetahuan

    tersebut dari peroleh secara otoritas, baik tradisi, otoritas pemerintah, pemimipin

    agama, maupun ahli ilmu pengetahuan. 5 

    a.  Berdasar pengalaman pribadi

    Pengalaman guru yang baik, yang bermakna bahwa pengalaman

    merupakan sumber pengetahuan untuk kebenaran pengetahuan. Oleh

    karena itu pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya

    memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang

    kembali pengalaman yang diperoleh untuk memecahkan suatu masalah

    yang dihadapi pada masa yang lalu. 5 

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    33/84

    14

     b.  Melalui jalan pikiran

    Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah

    menggunakan jalan pikirannya melalui induksi atau deduksi. Induksi

    yaitu proses penarikan suatu kesimpulan yang dimulai dari pernyataan-

     pernyataan khusus kepernyataan yang bersifat umum. Deduksi yaitu

     pembuatan dari pernyataan umum kepada khusus. 5 

    2.  Cara modern

    Cara baru atau cara modern dalam memeproleh pengetahuan

    lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara seperti ini disebut “metode

     penelitian ilmiah” atau yang lebih populer disebut metodelogi

     penelitian  yaitu dengan mengembang metode berfikir induktif. Mula-

    mula mengadakan pengamatan langsung terhadap gejala-gejala alam atau

    kemasyarakatan kemudian hasilnya dikumpulkan dan diklasifikasikan. 5 

    2.1.5  Pengukuran Pengetahuan

    Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

    yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian

    atau responden.5 

    Cara mengukur pengetahuan dengan menggunakan skor penilaian ke dalam 4

    kategori yaitu: 6 

    a.  Baik, jika pertanyaan yang dijawab benar responden dengan nilai 76-

    100%.

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    34/84

    15

     b.  Cukup, jika pertanyaan yang dijawab benar responden dengan nilai 56-

    75%.

    c.  Kurang, jika pertanyaan yang dijawab benar responden dengan nilai 40-

    55%

    d.  Kurang Sekali, jika pertanyaan yang dijawab benar responden dengan

    nilai < 40 %.

     Namun dalam penelitian ini untuk mengukur pengetahuan dengan

    menggunakan skor penilaian ke dalam 2 kategori yaitu:

    a.  Baik, jika pertanyaan yang dijawab benar responden dengan nilai >

    56%.

     b.  Kurang baik, jika pertanyaan yang dijawab benar responden dengan nilai

    ≤ 56%.

    2.2  Sikap

    2.2.1  Definisi

    Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek

    tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan

    (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya).

    7

    2.2.2  Tingkatan Sikap

    Tingkatan sikap dapat dibagi menjadi empat yaitu menerima yang berarti

    subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek, merespon yaitu

    memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    35/84

    16

    yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap, menghargai yaitu mengajak

    orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah, dan terakhir

    yaitu bertanggung jawab yaitu bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah

    dipilihnya dengan segala resiko. 8 

    2.2.3  Ciri-Ciri Sikap

      Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau dipelajari

    sepanjang perkembangan itu dalam hubungan dengan obyeknya. Sifat ini

    membedakannya dengan sifat motif-motif biogenis seperti lapar, haus,

    kebutuhan akan istirahat.9 

      Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan sikap

    dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-keadaan dan

    syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap pada orang itu.9 

      Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan

    tertentu terhadap suatu objek dengan kata lain, sikap itu terbentuk,

    dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek tertentu

    yang dapat dirumuskan dengan jelas.9 

      Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga merupakan

    kumpulan dari hal-hal tersebut.9

     

      Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat

    alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan-kecakapan atau

     pengetahuan yang dimiliki orang.9 

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    36/84

    17

    2.2.4  Faktor Yang Mempengaruhi Sikap

      Pengalaman Pribadi, yaitu untuk dapat menjadi dasar pembentukan

    sikap, pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Oleh

    karena itu, sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi

    tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.9 

      Pengaruh orang lain yang dianggap penting, yaitu individu cenderung

    untuk memiliki sikap yang searah dengan sikap orang yang dianggap

     penting.9 

      Pengaruh kebudayaan, tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan

    garis yang mengarahkan sikap kita terhadap berbagai masalah.

    Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya, karena

    kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman individu-individu

    masyarakat asuhnya.9 

      Media Massa, yaitu pemberitaan surat kabar maupun radio atau media

    komunikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara

    obyektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya

     berpengaruh terhadap sikap konsumennya.9 

      Lembaga Pendidikan dan lembaga Agama, konsep moral dan ajaran dari

    lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan sistem

    kepercayaan, tidak mengherankan jika pada gilirannya konsep tersebut

    mempengaruhi sikap.9 

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    37/84

    18

      Faktor emosional adalah suatu bentuk sikap yang merupakan pernyataan

    yang didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi

    atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.9 

    2.3  Sikap Penerimaan Orang Tua

    2.3.1  Definisi

    Dasar bagi setiap orang untuk dapat menerima kenyataan hidupnya, semua

     pengalaman-pengalamannya, baik maupun buruk atau positif maupun negatif

    dengan kata lain seseorang membutuhkan situasi yang menghormati dan

    menghargai yang tidak disertai persyaratannya. 4 

    2.3.2  Tahap –  Tahap Penerimaan Orang Tua

    a.  Terkejut

    Awal menyadari kondisi anak dengan segala keberadaannya, dapat

    terjadi dari hasil pengamatan, informasi dari bacaan orang tua yang peroleh,

    informasi dari orang lain atau setelah benar-benar mendapatkan informasi

    detail dengan diagnosis yang disampaikan para ahli. Reasksi pertama yang

    muncul adalah terkejut dalam menerima kenyataan yang ada. Periode ini

    relatif lama karena dapat tumpang tindih dengan reaksi kelanjutan yang

    muncul yaitu penolakan akan apa yang didiagnosis.

     4

     

     b.  Penolakan

    Penolakan merupakan reaksi emosional. Dinamika yang terjadi

    adalah ketika secara rasional sesungguhnya orang tua dapat melihat dan

    menyadari realita keberadaan anak mereka dengan segala keterbatasannya,

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    38/84

    19

    namun secara emosional masih kuat pengharapan akan kondisi yang

    disampaikan dalam diagnosa adalah salah, sehingga secara emosional

    menolak hal tersebut. 4 

    c.  Sedih dan Marah

    Ketika orang tua mengedepankan kondisi ini dan setelah mengalami

     proses pencarian informasi ataupun pendapat berbagai ahli, bersamaan pula

    dengan proses internal orang tua dalam menanggapinya, sering kali muncul

     perasaan sedih karena adanya perasaan bersalah pada anak dengan keadaan

    tersebut. Reaksi ini juga dapat berupa kecemasan yang mendalam atau

    sebaiknya reaksi marah karena masih menolak kondisi yang ada. 4 

    d.  Keseimbangan

    Tahap ini lebih merupakan tahap penerimaan awal mengenai

    keberadaan anak. Orang tua mulai dapat memahami kebutuhan yang lebih

    realistis, merasakan kondisi anak. Bila kondisi ini dapat dicapai oleh orang

    tua maka akan lebih mudah dalam penatalaksanaanya karena proses

    reorganisasi akan lebih optimal. 4 

    e.  Reorganisasi

    Dalam proses ini orang tua lebih terbuka dan kooperatif untuk

    menerima dan menata pola pendekatan kepada anak sesuai dengan

    kebutuhannya. Interaksi timbal balik antara orang tua, lingkungan, praktisi,

    dan pihak lain yang terkait dalam memberikan dukungan pada anak akan

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    39/84

    20

    lebih dapat tertata. Proses inilah yang dapat membantu secara rinci dan

    optimal dilakukan.4

     

    2.3.3  Bentuk Penerimaan Orang Tua

    Bentuk penerimaan orang tua dalam penanganan individu autistik adalah 4 

    a.  Memahami keadaan anak apa adanya

     b.  Memahami kebiasaan anak

    c.  Menyadari apa yang bisa dan belum bisa dilakukan anak

    d.  Memahami penyebab perilaku buruk atau baik anak-anak

    e.  Membentuk ikatan batin yang kuat yang akan diperlukan dalam kehidupan

    di masa depan.

    f.  Mengupayakan alternatif penanganan sesuai kebutuhan anak

    2.4  Autisme

    2.4.1  Pengertian Autisme

    Autisme mengacu pada problem dengan interaksi sosial, komunikasi,

    dan bermain imajinatif, yang mulai muncul sejak anak berusia di bawah 3 tahun.

    Mereka mempunyai keterbatasan pada level aktivitas dan interest. Hampir

    75% dari anak autis mengalami beberapa derajat Retardasi Mental. Autisme

     biasanya muncul sejak tiga tahun pertama kehidupan seorang anak.10

    Autis merupakan salah satu kelompok dari gangguan pada anak pada

    anak yang ditandai munculnya gangguan dan keterlambatan dalam bidang

    kognitif, komunikasi, ketertarikan pada interaksi sosial, dan perilakunya.

    Autisme merupakan kelainan perilaku yang penderitanya hanya tertarik pada

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    40/84

    21

    aktivitas mentalnya sendiri. Autis dapat terjadi di semua kalangan masyarakat. 

    11

    Autis adalah Suatu keadaan dimana seseorang anak berbuat semaunya

    sendiri baik cara berpikir maupun berperilaku. Keadaan ini mulai terjadi sejak

    usia masih muda, biasanya sekitar usia 2-3 tahun. Autisme bisa mengenai siapa

    saja, baik yang sosio-ekonomi mapan maupun kurang, anak atau dewasa dan

    semua etnis. 11

    2.4.2  Klasifikasi Autisme

    Ada beberapa klasifikasi autis, diantaranya: 11 

    1.   Aloof . Anak dengan autisme dari tipe ini senantiasa berusaha menarik

    diri dari kontak sosial, dan cenderung untuk menyendiri di pojok. 

    2.   Passive. Anak dengan autisme tipe ini tidak berusaha mengadakan

    kontak sosial melainkan hanya menerima saja. 

    3.   Active but odd . Sedangkan pada tipe ini, anak melakukan pendekatan

    namun hanya bersifat repetitif dan aneh. 

    2.4.3  Penyebab Autisme

    Autis disebabkan multifaktor, yaitu:

     11

     

    1.  Kerusakan jaringan otak  

    Korelasi antara autis dan cacat lahir yang disebabkan oleh

    Thalidomide menyimpulkan bahwa kerusakan jaringan otak dapat terjadi

     paling awal 20 hari pada saat pembentukan janin. Pada anak yang

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    41/84

    22

    terkena autis, bagian otak yang mengendalikan pusat memori dan emosi

    menjadi lebih kecil daripada anak normal. 11

     

    Gangguan perkembangan otak telah terjadi pada semester ketiga

    saat kehamilan, atau pada saat kelahiran bayi. Karin Nelson, ahli

    neurology Amerika mengadakan penyelidikan terhadap protein otak

    dari contoh darah bayi yang baru lahir. Empat sampel protein dari bayi

    yang normal mempunyai kadar protein tinggi, yang kemudian ditemukan

     bahwa bayi dengan kadar protein tinggi ini berkembang menjadi autis

    dan keterbelakangan mental. 11 

    2.  Terlalu banyak vaksin Hepatitis B

    Ada pendapat yang mengatakan bahwa terlalu banyak vaksin

    Hepatitis B bisa mengakibatkan anak mengidap penyakit autisme.

    Hal ini dikarenakan vaksin ini mengandung zat pengawet Thimerosal. 11 

    3.  Kombinasi makanan atau lingkungan yang salah

    Autis disebabkan kombinasi makanan yang salah atau lingkungan

    yang terkontaminasi zat-zat beracun yang mengakibatkan kerusakan

     pada usus besar, yang mengakibatkan masalah dalam tingkah laku

    dan fisik termasuk autis. Beberapa teori yang didasarkan oleh beberapa

     penelitian ilmiah telah dikemukakan untuk mencari penyebab dan proses

    terjadinya autis. 11

    Penyebab sebenarnya dari autisme tidak diketahui tetapi beberapa

    teori terakhir mengatakan bahwa faktor genetik berpengaruh berat

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    42/84

    23

    terhadap keadaan autis pada anak-anak. Bayi yang dilahirkan kembar

    diketahui berkemungkinan mengalami gangguan autis. Selain itu

     pengaruh rubella, toxo, herpes, atau pola makan, seperti pendarahan,

    keracunan makanan, juga mempengaruhi pertumbuhan sel otak yang

    dapat menyebabkan fungsi otak bayi dalam kandungan terganggu,

    terutama dalam hal pemahaman, komunikasi, dan interaksi.12

    Dugaan penyebab autisme adalah perilaku ibu pada masa hamil

    yang sering mengkonsumsi  seafood   di mana jenis makanan itu

    mengandung unsur kimia sangat berbahaya karena adanya pencemaran

    air laut oleh logam berat. Ada hubungan yang jelas antara keracunan

    logam berat dan berbagai gangguan syaraf. Logam berat seperti timbal

    (Pb), merkuri (Hg), arsenik, aluminium, dan lainnya masuk ke dalam

    tubuh secara tidak sengaja melalui udara, air, makanan, obat, kosmetik,

    vaksinasi, dan sebagainya. Timbal dipakai misalnya dalam bensin,

    minyak pelumas, cat tembok, batu baterai, dan aki mobil/motor.

    Sedangkan merkuri (Hg) banyak dipakai dalam bidang kedokteran

    sebagai tambal gigi, obat tetes mata, thermometer, tensimeter, kosmetik,

     juga digunakan dalam mendulang emas, menyamak kulit, dan

    mengawetkan gandum supaya tidak berjamur. Aluminium banyak

    digunakan sebagai alat masak seperti wajan dan panci.12 

    Logam berat merupakan racun keras terhadap susunan saraf

     pusat, terutama pada anak karena metabolismenya lebih cepat.

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    43/84

    24

    Keracunan logam berat juga dapat menyebabkan masalah pada sistem

    organ tubuh. Misalnya, keracunan merkuri dapat menyebabkan

    gangguan keseimbangan sel-sel imun dalam tubuh, mengganggu

    respon imun terhadap makanan, dan dapat mengakibatkan kekurangan

    seng dan selenium. Tes keracunan logam berat dapat dilakukan

    melalui darah, rambut, dan urin/air seni. Bila ternyata menderita

    keracunan logam berat, maka cara membuang logam beracun dari tubuh

    antara lain dengan terapi chelasi.12

    2.4.4   Perilaku Autistik

    Autisme merupakan sindroma yang sangat kompleks. Ditandai dengan

    ciri-ciri kurangnya kemampuan interaksi sosial dan emosional, sulit dalam

    komunikasi timbale balik, minat terbatas, dan perilaku tidak disertai gerakan

     berulang tanpa tujuan ( stereo-tipic).11

    Ada 2 jenis perilaku autisme, yaitu: 11 

    1.  Perilaku berlebihan (excessive) : 

    a.  Perilaku melukai diri sendiri ( self-abuse), seperti memukul, menggigit,

    dan mencakar diri sendiri.

     b.   Agresif , seperti perilaku menendang, memukul, menggigit, dan

    mencubit.

    c.  Tantrum, seperti perilaku menjerit, menangis, dan melompat- lompat.

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    44/84

    25

    2.  Perilaku berkekurangan (deficit ) yang ditandai dengan gangguan bicara,

     perilaku sosial kurang sesuai, deficit sensoris sehingga terkadang anak

    dianggap tuli, bermain tidak benar dan emosi yang tidak tepat misalnya

    tertawa tanpa sebab, menangis tanpa sebab, dan melamun. 11 

    Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa autistime

    memiliki perilaku yang berlebihan (excessive) atau perilaku yang

     berkekurangan (deficit ) yang memungkinkan perilaku yang ditunjukkan

    tersebut dapat menggangu orang-orang yang disekitarnya. 11 

    2.4.5  Gangguan Anak Autisme

    Gangguan yang dialami anak autisme adalah:

    1.  Gangguan dalam berkomunikasi verbal maupun non verbal

    Gangguan dalam berkomunikasi verbal maupun non verbal

    meliputi kemampuan berbahasa dan keterlambatan, atau sama sekali

    tidak dapat berbicara. Menggunakan kata-kata tanpa

    menghubungkannya dengan arti yang lazim digunakan. Berkomunikasi

    dengan bahasa tubuh dan hanya dapat berkomunikasi dalam waktu

    singkat. Kata-katanya tidak dapat dimengerti orang lain (bahasa

     planet ). Tidak mengerti atau tidak menggunakan kata-kata dalam

    konteks yang sesuai. Meniru atau membeo ( Ekolalia), menirukan

    kata, kalimat atau lagu tanpa tahu artinya. 11 

    2.  Gangguan dalam bidang interaksi sosial

    Gangguan dalam bidang interaksi sosial meliputi gangguan

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    45/84

    26

    menolak atau menghindar untuk bertatap muka. Tidak menoleh bila

    dipanggil, sehingga sering diduga tuli. Merasa tidak senang atau

    menolak bila dipeluk. Bila menginginkan sesuatu ia akan menarik tangan

    orang yang terdekat dan berharap orang tersebut melakukan sesuatu

    untuknya. Ketika bermain, ia selalu menjauh bila didekati. 11 

    3.  Gangguan dalam bermain

    Gangguan dalam bermain di antaranya ialah bermain sangat

    monoton dan aneh, misalnya mengamati terus menerus dalam jangka

    waktu yang lama sebuah botol minyak. Ada kelekatan dengan benda

    tertentu, seperti kertas, gambar, kartu, atau guling, terus dipegang

    kemana saja ia pergi. Bila senang satu mainan tidak mau mainan

    lainnya. Lebih menyukai benda-benda seperti botol, gelang karet,

     baterai, atau benda lainnya. Tidak spontan, reflex, dan tidak dapat

     berimajinasi dalam bermain. Tidak dapat meniru tindakan temannya

    dan tidak dapat memulai permainan yang bersifat pura-pura. Sering

    memperhatikan jari-jarinya sendiri, kipas angin yang berputar, atau angin

    yang bergerak. 11 

    4.  Perilaku yang ritualistic 

    Perilaku yang ritualistic sering terjadi sulit mengubah rutinitas

    sehari-hari, misalnya bila bermain harus melakukan urut-urutan tertentu,

     bila berpergian harus melalui rute yang sama. Gangguan perilaku dapat

    dilihat dari gejala sering dianggap sebagai anak yang senang

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    46/84

    27

    kerapian, harus menempatkan barang tertentu pada tempatnya. 11 

    5.  Hiperaktif

    Anak dapat terlihat hiperaktif, misalnya mengulang suatu gerakan

    tertentu (menggerakkan tangannya seperti burung terbang). Ia juga sering

    menyakiti diri sendiri, seperti memukul kepala atau membenturkan

    kepala di dinding (walaupun tidak semua anak autis seperti itu). Namun

    terkadang menjadi pasif (pendiam), duduk diam, bengong dengan

    tatapan mata kosong. Marah tanpa alasan yang masuk akal. Sangat

    menaruh perhatian pada suatu benda, ide, aktifitas, ataupun orang. 11 

    6.  Gangguan perasaan dan emosi

    Gangguan perasaan dan emosi dapat dilihat ketika ia tertawa-

    tawa sendiri, menangis, atau marah tanpa sebab yang nyata. Sering

    mengamuk tak terkendali, terutama bila tidak mendapatkan sesuatu yang

    diinginkan. 11 

    7.  Gangguan dalam persepsi sensoris

    Gangguan dalam persepsi sensoris meliputi perasaan sensitive

    terhadap cahaya, pendengaran, sentuhan, penciuman dan rasa (lidah),

    dari mulai ringan sampai berat, menggigit, menjilat, atau mencium

    mainan atau benda apa saja. Bila mendengar suara keras, ia akan

    menutup telinga. Menangis setiap kali dicuci rambutnya. Merasa tidak

    nyaman bila diberi pakaian tertentu. Bila digendong sering merosot atau

    melepaskan diri dari pelukan. 11 

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    47/84

    28

    2.4.6  Penanganan Autisme

    Gangguan otak pada anak autis umumnya tidak dapat disembuhkan (not

    curable), tetapi dapat ditanggulangi (treatable) melalui terapi dini, terpadu, dan

    intensif. Gejala autisme dapat dikurangi, bahkan dihilangkan sehingga anak

     bisa bergaul dengan normal. Jika anak autis terlambat atau bahkan tidak

    dilakukan intervensi dengan segera, maka gejala autis bisa menjadi semakin

     parah, bahkan tidak tertanggulangi. Keberhasilan terapi tergantung beberapa

    faktor berikut

    ini : 11

    1.  Berat atau ringannya gejala, terganting pada berat-ringannya gangguan

    di dalam sel otak. 11 

    2.  Makin muda umur anak pada saat terapi dimulai, tingkat

    keberhasilannya akan semakin besar. Umur ideal untuk dilakukan terapi

    atau intervensi adalah 2-5 tahun, pada saat sel otak mampu dirangsang

    untuk membentuk cabang-cabang neuron baru. 11 

    3.  Kemampuan bicara dan berbahasa: 20% penyandang autism tidak

    mampu bicara seumur hidup, sedangkan sisanya ada yang mampu bicara

    tetapi sulit dan kaku. Namun, ada pula yang mampu bicara dengan

    lancar. Anak autis yang tidak mampu bicara (non verbal) bisa diajarkan

    ketrampilan komunikasi dengan cara lain, misalnya dengan bahasa

    isyarat atau melalui gambar-gambar. 11 

    4.  Terapi harus dilakukan dengan sangat intensif, yaitu antara 4-8 jam

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    48/84

    29

    sehari. Di samping itu, seluruh keluarga harus ikut terlibat dalam

    melakukan komunikasi dengan anak. 11

     

    Berbagai jenis terapi yang dilakukan untuk anak autis, antara lain : 13 

    1.  Terapi biomedis

    Terapi melalui makanan (diet therapy) diberikan untuk anak-anak

    dengan masalah alergi makanan tertentu. Terapi ini bertujuan untuk

    memperbaiki metabolisme tubuh melalui diet dan pemberian suplemen.

    Terapi ini dilakukan mengingat banyaknya gangguan pada fungsi tubuh

    yang sering terjadi anak autis, seperti gangguan pencernaan, alergi,

    daya tahan tubuh yang rentan, dan keracunan logam berat. Gangguan-

    gangguan pada fungsi tubuh ini yang kemudian akan mempengaruhi

    fungsi otak. 13

    Diet yang sering dilakukan pada anak autis adalah GFCF

    (Glutein Free Casein Free). Pada anak autis disarankan untuk tidak

    mengkonsumsi produk makanan yang berbahan dasar gluten dan kasein

    (gluten adalah campuran protein yang terkandung pada gandum,

    sedangkan kasein adalah protein susu). Jenis bahan tersebut

    mengandung protein tinggi dan tidak dapat dicerna oleh usus menjadi

    asam amino tunggal sehingga pemecahan protein menjadi tidak

    sempurna dan berakibat menjadi neurotoksin (racun bagi otak). Hal ini

    menyebabkan terjadinya penurunan sejumlah fungsi otak yang

     berdampak pada menurunnya tingkat kecerdasan anak. 13

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    49/84

    30

    Anak dengan autisme memang tidak disarankan untuk mengasup

    makanan dengan kadar gula tinggi. Hal ini berpengaruh pada sifat

    hiperaktif sebagian besar dari mereka. 13 

    2.  Terapi wicara

    Umumnya hampir semua penyandang autisme mengalami

    keterlambatan bicara dan kesulitan berbahasa. Kadang-kadang bicaranya

    cukup berkembang, namun mereka tidak mampu untuk memakai

    kemampuan bicaranya untuk berkomunikasi / berinteraksi dengan orang

    lain. Oleh karena itu, terapi wicara ( speech therapy) pada penyandang

    autisme merupakan suatu keharusan, tetapi pelaksanaannya harus sesuai

    dengan metode ABA ( Applied Behavior Analysis). 13 

    3.  Terapi perilaku

    Terapi ini bertujuan agar anak autis dapat mengurangi perilaku

    yang bersifat self-maladaption (tantrum atau melukai diri sendiri) dan

    menggantinya dengan perilaku yang dapat diterima oleh masyarakat.

    Terapi perilaku ini sangat penting untuk membantu anak ini agar lebih

     bisa menyesuaikan diri didalam masyarakat.13

    4.  Terapi okupasi

    Terapi ini bertujuan untuk membantu anak autis yang mempunyai

     perkembangan motorik kurang baik yang dilakukan melalui gerakan-

    gerakan. Terapi okupasi ini dapat membantu menguatkan,

    memperbaiki koordinasi dan ketrampilan ototnya. Otot jari tangan

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    50/84

    31

    misalnya sangat penting dikuatkan dan dilatih supaya anak bisa menulis

    dan melakukan semua hal yang membutuhkan ketrampilan otot jari

    tangannya seperti menunjuk, bersalaman, memegang raket, memetik

    gitar, main piano, dan sebagainya. 13 

    5.  Terapi sensori integrasi

    Integrasi sensoris berarti kemampuan untuk mengolah dan

    mengartikan seluruh rangsang yang diterima dari tubuh maupun

    lingkungan, dan kemudian menghasilkan respon yang terarah. Terapi ini

     berguna untuk meningkatkan kematangan susunan saraf pusat, sehingga

    lebih mampu untuk memperbaiki struktur dan fungsinya. Aktifitas ini

    merangsang koneksi sinaptik yang lebih kompleks, dengan demikian

    dapat bisa meningkatkan kapasitas untuk belajar.13

    6.  Terapi obat (medikamentosa)

    Terapi ini dilakukan dengan obat-obatan yang bertujuan untuk

    memperbaiki komunikasi, memperbaiki respon terhadap lingkungan, dan

    menghilangkan perilaku-perilaku aneh yang dilakukan secara berulang-

    ulang. Pemberian obat pada anak autis harus didasarkan pada

    diagnosis yang tepat, pemakaian obat yang tepat, pemantauan ketat

    terhadap efek samping obat dan mengenali cara kerja obat. perlu diingat

     bahwa setiap anak memiliki ketahanan yang berbeda-beda terhadap

    efek obat, dosis obat dan efek samping. Oleh karena itu perlu ada

    kehati- hatian dari orang tua dalam pemberian obat yang umumnya

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    51/84

    32

     berlangsung jangka panjang.13

    Saat ini pemakaian obat diarahkan untuk memperbaiki respon

    anak sehingga diberikan obat-obat psikotropika jenis baru seperti

    obat-obat anti depresan SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitor )

    yang bisa memberikan keseimbangan antara neurotransmitter serotonin

    dan dopamine. Yang diinginkan dalam pemberian obat ini adalah dosis

    yang paling minimal namun paling efektif dan tanpa efek samping.

    Pemakaian obat ini akan sangat membantu untuk memperbaiki respon

    anak terhadap lingkungan sehingga ia lebih mudah menerima tata

    laksana terapi lainnya. Bila kemajuan yang dicapai cukup baik, maka

     pemberian obat dapat dikurangi, bahkan dihentikan. 13

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    52/84

    33

    2.5  Kerangka Teori

    Kerangka teori adalah ringkasan dari tinjauan pustaka yang digunakan

    untuk mengidentifikasi varibel-variabel yang akan diteliti (diamati) yang

     berkaitan dengan konteks ilmu pengetahuan yang digunakan untuk

    mengembangkan kerangka konsep penelitian.14 

    Gambar 2.1.

    Kerangka Teori

    2.6  Kerangka Konsep

    Kerangka konsep penelitian pada hakikatnya adalah suatu uraian dan

    visualisasi konsep-konsep serta variabel-variable yang akan diukur (diteliti).14 

    Berdasarkan uraian di atas dan penjelasan-penjelasan pada bagian pustaka

    sebelumnya,maka dapat dibuat kerngka konsep sebagai berikut:

    Pengetahuan

    1.  Pengalaman2.  Tingkat pendidikan

    3.  Keyakinan4.  Fasilitas5.  Penghasilan6.  Sosial budaya7.  Umur

    Tahap penerimaan :

    1.  Terkejut

    2.  Penolakan

    3.  Sedih dan Marah

    4.  Keseimbangan

    5.  Reorganisasi

    Sikap Penerimaan

    Oraang Tua

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    53/84

    34

    Variabel Independen (X) Variabel Dependen (Y)

    Gambar 2.2

    Kerangka Konsep

    2.7  Hipotesis

    Hipotesis adalah jawaban sementara yang harus dibuktikan

    kebenarannya, hipotesis dalam penelitian ini adalah:

    Ha: Ada hubungan pengetahuan orang tua tentang autisme dengan sikap

     penerimaan orang tua terhadap anak penyandang autistik di Sekolah Luar

    Biasa Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Bandar Lampung.

    Ho: Tidak ada hubungan pengetahuan orang tua tentang autisme dengan sikap

     penerimaan orang tua terhadap anak penyandang autistik di Sekolah Luar

    Biasa Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Bandar Lampung.

    Pengetahuan

    Orang Tua 

    Sikap Penerimaan

    Orang Tua 

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    54/84

    35

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Jenis Penelitian

    Jenis penelitian ini adalah kualitatif yang bertujuan mengetahui hubungan

     pengetahuan orang tua tentang autisme dengan sikap penerimaan orang tua terhadap

    anak penyandang autistik di Sekolah Luar Biasa Dharma Bhakti Dharma Pertiwi

    Bandar Lampung.

    3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

    Penelitian dilakukan Sekolah Luar Biasa di Bandar Lampung pada bulan

    April 2016.

    3.3 Rancangan Penelitian

    Sesuai dengan tujuan penelitian, maka rancangan yang digunakan dalam

     penelitian ini adalah rancangan penelitian cross sectional , dimana kedua variabel

    yang diuji pada objek penelitian ini diukur atau dikumpulkan dalam waktu suatu

    saat.14 

    3.4 Subjek Penelitian

    3.4.1  Populasi

    Populasi penelitian adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang

    diteliti. Nilai suatu hasil penelitian bukan ditentukan oleh besar kecilnya

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    55/84

    36

     populasi, melainkan ditentukan oleh bagaimana peneliti menggunakan dasar

     pengambilan kesimpulan atau teknik  sampling yang benar. Bila suatu penelitian

    dilakukan terhadap sampel yang reprensentatif terhadap populasi dan diambil

    teknik sampling yang tepat maka kesimpulan atau generalisasi yang diperoleh

    dapat reprensentatif. 14 

    Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga yang mempunyai anak

    autis di Sekolah Luar Biasa Dharma Bhakti Dharma Pertiwi Bandar Lampung

     pada periode tahun 2016 yang berjumlah 30 orang.

    3.4.2  Sampel

    Sampel merupakan sebagian dari keseluruhan objek atau populasi.

    Pengambilan sampel menggunakan teknik total populasi, yaitu pengambilan

    sampel dari seluruh jumlah populasi yang ada yaitu sebanyak 30 orang.

    Pengambilan total populasi, dikarenakan jumlah populasi kurang 100 orang.

    3.5  Cara Pengumpulan Data

    Alat pengumpulan data menggunakan instrumen test (kuesioner) untuk

    mengukur pengetahuan orangtua dan sikap penerimaan orang tua. Cara

     pengumpulan data dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut:

    1.  Meminta izin dari Sekolah Luar Biasa Dharma Bhakti Dharma Pertiwi

    Bandar Lampung untuk melakukan penelitian

    2.  Memberikan informed consents pada responden terkait izin penelitian

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    56/84

    37

    3.  Setelah responden menyetujui, peneliti melakukan observasi pada

    responden

    4.  Mencatat hasil pengukuran

    3.6  Variabel Penelitian

    Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang

    dimiliki atau didapat atau satuan penelitian tentang suatu konsep pengertian.

    Variabel penelitian yaitu pengetahuan sebagai variabel bebas (independent ) dan

    sikap penerimaan orang tua sebagai variabel terikat (dependent ).

    3.7  Definisi Operasional

    Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional dan

     berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan

    observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena.14 

    Penyusunan definisi operasional variabel perlu dilakukan karena akan

    menunjukkan alat pengambilan data mana yang cocok digunakan. 14 

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    57/84

    38

    Tabel 3.1

    Definisi Operasional

    VariabelDefinisi

    OperasionalAlat Ukur Cara ukur

    Hasil

    UkurSkala

    Independen (X)

    Pengetahuan Kemampuan

    responden dalam

    menjawab

     pertanyaan yangdiajukan dalam

    kuesioner

     penelitian tentang

    autisme pada anak

    kuesioner Wawancara

    dan

    observasi

    1. Kurang

     baik, bila

    skor ≤ 56%

    dari jumlah pertanyaan

    2. Baik,

     bila skor >

    56% dari

     jumlah

     pertanyaan

    Ordinal

    Dependen (Y) 

    SikapPenerimaan Dasar bagi setiaporang untuk dapat

    menerima

    kenyataan

    hidupnya, semua

     pengalaman-

     pengalamannya,

     baik maupun buruk

    atau positif maupun

    negatif dengan kata

    lain seseorang

    membutuhkansituasi yang

    menghormati dan

    menghargai yang

    tidak disertai

     persyaratannya.

    kuesioner   Wawancaradan

    observasi 1.  Negatif , bila skor

    ≤ 56%

    dari

     jumlah

     pertanya

    an

    2. Positif, bila skor

    > 56%dari

     jumlah

     pertanya

    an

    Ordinal

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    58/84

    39

    3.8  Pengolahan Data

    Data yang telah terkumpul kemudian dilakukan pengolahan dengan

    langkah-langkah sebagai berikut: 14 

    3.8.1   Editing

    Melakukan pengecekan formulir atau kuisioner seperti

    kelengkapan pengisian, konsistensi jawaban dari setiap lembar observasi

    di dalam penelitian. 14

    3.8.2  Scoring

    Proses penilaian data dengan memberikan skor setiap item jawaban dari

    responden. 14 

    3.8.3  Coding

    Untuk memudahkan dalam pengolahan data dan pengisian

    dilakukan berdasarkan jawaban yang telah disediakan dalam daftar

     pertanyaan. 14 

    3.8.4  Cleaning

    Mengecek kembali data yang sudah di-entri, apakah ada kesalahan saat

    meng-entri ke komputer. 14

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    59/84

    40

    3.9  Analisa Data

    3.9.1  Analisa Univariat

    Analisa univariat digunakan persentase, hasil dari setiap variabel

    ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi untuk variabel independen dan

    dependen. 14 

    3.9.2  Analisa Bivariat

    Analisa bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variabel

    independent dengan variabel dependen. Penelitian ini peneliti menggunakan uji

    Chi-square  (X2). pengujian ini dengan cara membandingkan frekuensi yang

    diamati dengan frekuensi yang diharapkan apakah ada perbedaan bermakna.

    Dalam penghitungan uji Chi-square (X2) menggunakan program SPSS. Tingkat

    Kepercayaan yang digunakan adalah 95%.14 

    Hasil uji hipotesis didapatkan  p-value ≤ 0,05 yang berarti ada hubungan

    yang bermakna antara kedua variabel. Jika  p-value  > 0,05 berarti tidak ada

    hubungan yang bermakna antara kedua variabel. 14 

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    60/84

    41

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Karakteristik Responden

    A. Distribusi Responden Berdasarkan Usia

    Berdasarkan usia didapatkan distribusi responden yang dapat dilihat pada

    tabel dibawah ini:

    Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Usia

    Usia Frekuensi Persentase (%)

    25-34 tahun 11 36.7

    35-44 tahun 12 40.0

    45-54 tahun 6 20.0

    55-64 tahun 1 3.3

    Jumlah 30 100

    Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 30 responden pada orang

    tua penyandang autistik di Bandar Lampung didapatkan bahwa usia 25-34 tahun

    sebanyak 11 orang (36,7%), 35-44 tahun sebanyak 12 orang (40%), 45-54 tahun

    sebanyak 6 orang (20%), dan 55-64 tahun sebanyak 1 orang (3,3%).

    B. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

    Berdasarkan jenis kelamin didapatkan distribusi responden yang dapat

    dilihat pada tabel dibawah ini :

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    61/84

    42

    Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

    Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)Laki-laki 10 33.3

    Perempuan 20 66.7

    Jumlah 30 100.0

    Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 30 responden pada orang

    tua penyandang autistik di Bandar Lampung didapatkan bahwa laki-laki

    sebanyak 10 orang (33,3%) dan perempuan sebanyak 20 orang (66,7%).

    C. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

    Berdasarkan jenis pekerjaan didapatkan distribusi responden yang dapat

    dilihat pada tabel dibawah ini :

    Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan

    Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)

    Ibu Rumah Tangga 4 13.3

    Pegawai Negeri 19 63.3

    Swasta 4 13.3

    Wiraswasta 3 10.0

    Jumlah 30 100.0

    Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa dari 30 responden pada orang

    tua penyandang autistik di Bandar Lampung didapatkan bahwa ibu rumah

    tangga sebanyak 4 orang (13,3%), pegawai negeri sebanyak 19 orang (63,3%),

    swasta sebanyak 4 orang (13,3%), dan wiraswasta sebanyak 3 orang (10%).

    D. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkatan Pendidikan

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    62/84

    43

    Berdasarkan tingkatan pendidikan didapatkan distribusi responden yang

    dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

    Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

    Tingkatan Pendidikan Frekuensi %

    S3 1 3.3

    S1 25 83.3

    Diploma 3 10.0

    SMA 1 3.3

    Jumlah 30 100.0

    Berdasarkan tabel diatas diketahui dari 30 responden orang tua

     penyandang autistik di Bandar Lampung didapatkan bahwa S3 sebanyak 1 orang

    (3,3%), S1 sebanyak 25 orang (83,3%), Diploma sebanyak 3 orang (10%) dan

    SMA sebanyak 1 orang (3,3%).

    E. Distribusi Responden Berdasarkan Media Pertama kali Mengetahui

    Tentang Autisme

    Berdasarkan media pertama kali mengetahui tentang autisme didapatkan

    distribusi responden yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    63/84

    44

    Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Media Pertama kali Mengetahui

    Tentang Autisme

    Media Frekuensi Persentase (%)

    Buku 2 6.7

    Internet 5 16.7

    Televisi 6 20.0

    Teman 17 56.7

    Jumlah 30 100.0

    Berdasarkan tabel diatas diketahui dari 30 responden orang tua

     penyandang autistik di Bandar Lampung didapatkan bahwa dari buku sebanyak

    2 orang (6,7%), internet sebanyak 5 orang (16,7%), televisi sebanyak 6 orang

    (20%) dan teman sebanyak 17 orang (56,7%).

    F. Distribusi Responden Berdasarkan Informasi Tentang Autisme Dalam

    Sehari

    Berdasarkan informasi tentang autisme dalam sehari didapatkan

    distribusi responden yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

    Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Informasi Tentang Autisme

    Dalam Sehari

    Informasi Frekuensi Persentase (%)

    1-3 kali 27 90.0

    4-5 kali 1 3.3

    Tidak pasti 2 6.7

    Jumlah 30 100.0

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    64/84

    45

    Berdasarkan tabel diatas diketahui dari 30 responden orang tua

     penyandang autistik di Bandar Lampung didapatkan bahwa informasi dalam

    sehari antara lain 1-3 kali sebanyak 27 orang (90%), 4-5 kali sebanyak 1 orang

    (3,3%) dan tidak pasti sebanyak 2 orang (6,7%).

    4.2 Analisis Univariat

    A. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

    Berdasarkan tingkat pengetahuan didapatkan distribusi responden yang

    dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

    Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan

    Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)

    Baik 28 93.3

    Kurang baik2 6.7Jumlah 30 100.0

    Berdasarkan tabel diatas diketahui dari 30 responden orang tua

     penyandang autistik di Bandar Lampung didapatkan bahwa baik sebanyak 28

    orang (93,3%) dan kurang baik sebanyak 2 orang (6,7%).

    B. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Sikap

    Berdasarkan tingkat sikap didapatkan distribusi responden yang dapat

    dilihat pada tabel dibawah ini :

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    65/84

    46

    Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Sikap

    Sikap Frekuensi Persentase (%) Negatif 4 13,3

    Positif 26 86,7

    Jumlah 30 100.0

    Berdasarkan tabel 4.8 diketahui dari 30 responden orang tua penyandang

    autistik di Bandar Lampung didapatkan bahwa sikap negatif sebanyak 4 orang

    (13,3%) dan positif sebanyak 26 orang (86,7%).

    4.3 Analisis Bivariat

    A. Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

    Tabel Hasil Analisis Chi square

    Sikap P OR(CI

    95%)Positif Negatif

    n % n %

    Pengetahuan Baik 26 100% 2 50% 0,008 0,071

    Kurang baik 0 0% 2 50%

    Total 26 100% 4 100%

    Pada hasil penelitian didapatkan nilai p < 0,05 yaitu 0,008, sehingga

    dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan

    orang tua tentang autisme dengan sikap penerimaan orang tua terhadap anak

     penyandang autistik di Bandar Lampung.

    4.4 Pembahasan

    Berdasarkan klasifikasi usia, dari 30 sampel didapatkan usia 25-34 tahun

    sebanyak 11 orang (36,7%), 35-44 tahun sebanyak 12 orang (40%), 45-54 tahun

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    66/84

    47

    sebanyak 6 orang (20%), dan 55-64 tahun sebanyak 1 orang (3,3%). Hal ini

    terjadi karena rata-rata orang tua penyandang autistik di Bandar Lampung yang

    menjadi sampel masih tergolong tidak terlalu tua artinya rentang usia 35-44

    tahun.

    Berdasarkan jenis kelamin, dari 30 sampel didapatkan laki-laki sebanyak

    10 orang (33,3%) dan perempuan sebanyak 20 orang (66,7%). Hal ini terjadi

    karena perempuan lebih sering mengurusi anaknya yang mengalami autisme

    ketimbang laki-laki.

    Berdasarkan jenis pekerjaan, dari 30 sampel didapatkan ibu rumah

    tangga sebanyak 4 orang (13,3%), pegawai negeri sebanyak 19 orang (63,3%),

    swasta sebanyak 4 orang (13,3%), dan wiraswasta sebanyak 3 orang (10%). Hal

    ini terjadi karena banyak orang tua pada penelitian ini tidak dapat menemani

    anaknya sekolah dikarenakan kesibukannya dalam bekerja.

    Berdasarkan tingkat pendidikan, dari 30 sampel didapatkan SMA

    sebanyak 1 orang (3,3%), Diploma sebanyak 3 orang (10%), S1 sebanyak 25

    orang (83,3%) dan S3 sebanyak 1 orang (3,3%).

    Berdasarkan media pertama kali mengetahui tentang autisme, dari 30

    sampel didapatkan buku sebanyak 2 orang (6,7%), internet sebanyak 5 orang

    (16,7%), televisi sebanyak 6 orang (20%) dan teman sebanyak 17 orang

    (56,7%). Hal ini terjadi karena teman merupakan media utama dan dapat

    dipercaya dikarenakan pengalaman pribadi atau sesuatu yang ia lihat sendiri

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    67/84

    48

    sehingga informasi tersebut sangat dipercaya dan menjadi referensi mengenai

    autisme.

    Berdasarkan informasi tentang autisme dalam sehari, dari 30 sampel

    didapatkan informasi dalam sehari antara lain 1-3 kali sebanyak 27 orang (90%),

    4-5 kali sebanyak 1 orang (3,3%) dan tidak pasti sebanyak 2 orang (6,7%). Hal

    ini terjadi karena informasi tentang autisme dalam sehari masih dapat di jangkau

    dari televisi, teman, buku, maupun internet.

    Berdasarkan tingkat pengetahuan, dari 30 sampel didapatkan bahwa baik

    sebanyak 28 orang (93,3%) dan kurang baik sebanyak 2 orang (6,7%). Hal ini

    terjadi karena pengetahuan mengenai autisme pada zaman ini sangat mudah

    diakses dari buku, televisi, teman maupun internet.

    Berdasarkan tingkat sikap, dari 30 sampel didapatkan bahwa sikap

    negatif sebanyak 4 orang (13,3%) dan positif sebanyak 26 orang (86,7%). Hal

    ini terjadi karena banyak orang tua banyak yang menerima keberadaan anak

     penyandang autistik dengan baik. Sikap positif tersebut akan membuat anak

    akan lebih baik dalam perkembangan anak autistik.

    Berdasarkan hubungan pengetahuan dengan sikap, pada hasil penelitian

    didapatkan nilai p < 0,05 yaitu 0,008, sehingga dapat disimpulkan bahwa

    terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan orang tua tentang autisme

    dengan sikap penerimaan orang tua terhadap anak penyandang autistik di Bandar

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    68/84

    49

    Lampung. Dengan demikian bila pengetahuan orang tua baik maka orang tua

    memiliki sikap penerimaan terhadap anak penyandang autistik.

    Hal ini sejalan dengan penelitian Futuhiyat, menyimpulkan bahwa

    terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan orang tua tentang autisme

    dengan sikap penerimaan orang tua terhadap anak penyandang autistik. 4 

    Hal ini terjadi karena autisme hanya satu dari begitu banyak kelainan

     bawaan anak, baik yang diketahui saat anak dilahirkan atau di kemudian hari.

    Sebagian besar orang tua pasti bisa mengatasinya, pulih dari perasaan bersalah,

    mereka bisa melihat lebih jauh, bahkan ke dalam permasalahannya bahwa anak

    autistik tetap seorang anak yang membutuhkan cinta kasih, perhatian dan

    disiplin. Penerimaan orang tua terhadap anak penyandang autistik dipengaruhi

    oleh beberapa faktor dan diantaranya adalah pengetahuan orang tua tentang

    autisme itu sendiri. Orang tua yang memahami tentang autisme cenderung akan

    mudah membuka diri untuk menerima paradigma baru di bidang pendidikan dan

    medis pada kasus autisme serta terus membuka cakrawala baru sehingga akan

    memudahkan mereka dalam hal penanganan anak mereka. 4 

    Awal menyadari kondisi anak dengan segala keberadaannya, dapat

    terjadi dari hasil pengamatan, informasi dari bacaan orang tua yang peroleh,

    informasi dari orang lain atau setelah benar-benar mendapatkan informasi detail

    dengan diagnosis yang disampaikan para ahli. Reasksi pertama yang muncul

    adalah terkejut dalam menerima kenyataan yang ada. Periode ini relatif lama

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    69/84

    50

    karena dapat tumpang tindih dengan reaksi kelanjutan yang muncul yaitu

     penolakan akan apa yang didiagnosis.4

     

    Penolakan merupakan reaksi emosional. Dinamika yang terjadi adalah

    ketika secara rasional sesungguhnya orang tua dapat melihat dan menyadari

    realita keberadaan anak mereka dengan segala keterbatasannya, namun secara

    emosional masih kuat pengharapan akan kondisi yang disampaikan dalam

    diagnosa adalah salah, sehingga secara emosional menolak hal tersebut. 4

     

    Ketika orang tua mengedepankan kondisi ini dan setelah mengalami

     proses pencarian informasi ataupun pendapat berbagai ahli, bersamaan pula

    dengan proses internal orang tua dalam menanggapinya, sering kali muncul

     perasaan sedih karena adanya perasaan bersalah pada anak dengan keadaan

    tersebut. Reaksi ini juga dapat berupa kecemasan yang mendalam atau

    sebaiknya reaksi marah karena masih menolak kondisi yang ada. 4 

    Tahap ini lebih merupakan tahap penerimaan awal mengenai keberadaan

    anak. Orang tua mulai dapat memahami kebutuhan yang lebih realistis,

    merasakan kondisi anak. Bila kondisi ini dapat dicapai oleh orang tua maka akan

    lebih mudah dalam penatalaksanaanya karena proses reorganisasi akan lebih

    optimal. 4 

    Dalam proses ini orang tua lebih terbuka dan kooperatif untuk menerima

    dan menata pola pendekatan kepada anak sesuai dengan kebutuhannya. Interaksi

    timbal balik antara orang tua, lingkungan, praktisi, dan pihak lain yang terkait

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    70/84

    51

    dalam memberikan dukungan pada anak akan lebih dapat tertata. Proses inilah

    yang dapat membantu secara rinci dan optimal dilakukan. Hal inilah yang

    akhirnya orang tua dapat menerima keberadaan anak penyandang autistik di

    kehidupannya dan lebih mengenal kebutuhan sang anak demi perkembangan

    masa depannya. 4 

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    71/84

    52

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap 30 responden tentang

    hubungan pengetahuan tentang autisme dengan sikap penerimaan orang tua

    terhadap anak penyandang autistik di Bandar Lampung dapat dibuat kesimpulan

     bahwa:

    1.  Usia paling banyak pada responden adalah usia antara 35-44 tahun sebanyak

    12 orang (40%).

    2.  Jenis Kelamin paling banyak pada responden adalah perempuan sebanyak

    20 orang (66,7%).

    3.  Jenis pekerjaan paling banyak pada responden adalah pegawai negeri

    sebanyak 19 orang (63,3%).

    4.  Tingkat pendidikan paling banyak pada responden adalah S1 sebanyak 25

    orang (83,3%).

    5.  Media pertama kali mengenai autisme paling banyak pada responden adalah

    Teman sebanyak 17 orang (56,7%).

    6.  Informasi tentang autisme dalam sehari paling banyak pada responden

    adalah 1-3 kali sebanyak 27 orang (90%).

    7.  Tingkat Pengetahuan paling banyak pada responden adalah baik sebanyak

    28 orang (93,3%)

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    72/84

    53

    8.  Tingkat Sikap paling banyak pada responden adalah positif sebanyak 26

    orang (86,7%).

    9.  Terdapat hubungan pengetahuan dengan sikap. (p=0,008)

    5.2 Saran

    Berdasarkan kesimpulan penelitian maka peneliti dapat menyarankan kepada

    semua pihak yaitu:

    1.  Diharapkan bagi orang tua yang memiliki anak penyandang autistik agar

    senantiasa meningkatkan pengetahuan tentang penyakit autisme agar

    mampu mengenali lebih dalam mengenai anak penyandang autistik.

    2.  Diharapkan bagi instansi terkait khususnya sekolah luar biasa yang berada

    di bandar lampung agar mampu meningkatkan hal-hal yang dibutuhkan

    anak penyandang autistik agar meningkatkan perkembangan dari sang anak.

    3.  Diharapkan bagi masyarakat umum untuk mengenal lebih dalam penyakit

    autistik agar tidak ada perlakuan yang berbeda antara anak penyandang

    autistik dengan anak normal lainnya.

    4.  Diharapkan bagi peneliti lain agar meneliti variabel lain yang belum diteliti

     pada penelitian ini diantaranya faktor kasein glutein, faktor genetik, faktor

    gangguan persalinan, dll.

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    73/84

     

    DAFTAR PUSTAKA

    1.  Petters. Theo. Autisme Hubungan Pengetahuan teoritis dan Intervensi pendidikan bagi Penyandang Autis. Jakarta: PT Dian Rakyat. 2004

    2.  Safaria. Triantoro. Autisme : Pemahaman Baru Untuk Hidup Bermakna BagiOrang Tua. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2005

    3.  Sintowati. Retno. Autisme. Jakarta: Sunda Kelapa Pustaka. 2007

    4.  Futuhiyat. Hubungan Antara Pengetahuan Orang Tua Tentang Autisme denganSikap Penerimaan Orang Tua Terhadap Anak Penyandang Autistik. Fakultas

    Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatulah. 2004

    5.   Notoatmodjo. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta.2010

    6.  Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.2006.

    7.   Notoatmodjo. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi, Jakarta, Rineka Cipta.2010

    8.   Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.Jakarta. 2003

    9.  Azwar, A. Beberapa Sikap yang Terdapat pada Individu. Artikel Populer IlmuPsikologi. Jakarta. 2005

    10. Smeltzer dan Bare. Current Diagnosis & Treatment Neurology. New York. EdisiTerjemahan oleh Adiwena. Pustaka Cendekia Press. Jogyakarta. 2007

    11. Maramis A.. S. Darmono.. M. Maramis. Depresi. Dalam: Penanganan Depresidan Anxietas di Pelayanan Primer. Surabaya: Indopsy. 2003. Hal 20-2

  • 8/15/2019 SKRIPSI PUTRI BETANI ISLAMISTY = 12310513

    74/84

    xii

    12. Jamila K.A. Muhammad, Panduan Pendidikan Khusus Anak-anak denganKetunaan da