Upload
truongthien
View
236
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN TEKS HASIL OBSERVASI
DALAM BENTUK PUISI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL NHT
(NUMBERED HEADS TOGETHER) BERBANTUAN MEDIA AMPLOP
BERGAMBAR PADA PESERTA DIDIK KELAS VII A
SMP NEGERI 2 KUDUS
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Nama : Sri Zuliana
NIM : 2101410041
Program Studi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
ii
ii
SARI
Zuliana, Sri. 2015. Peningkatan Keterampilan Menyusun Teks Hasil Observasi
dalam Bentuk Puisi dengan Menggunakan Model NHT (Numbered Heads
Together) berbantuan Media Amplop Bergambar pada Siswa Kelas VII A
SMP Negeri 2 Kudus. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing :
Uum Qomariyah, S.Pd.,M.Hum.
Kata kunci : keterampilan menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi, model
NHT (Numbered Heads Together), media amplop bergambar.
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti, keterampilan menyusun
teks hasil observasi dalam bentuk puisi siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Kudus
masih rendah yaitu di bawah KKM yang diterapkan di sekolah yaitu 78. Rendahnya
keterampilan menyusun puisi karena siswa kurang berminat karena kesulitan di
dalam menemukan ide yang akan ditulis menjadi puisi dan guru juga belum
menerapkan model dan media pembelajaran yang dapat menarik minat siswa. Oleh
karena itu, peneliti tertarik untuk memperbaiki pembelajaran teks hasil observasi
dalam bentuk puisi. Upaya yang dilakukan peneliti yaitu untuk meningkatkan
keterampilan menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi kelas VII A SMP
Negeri 2 kudus dengan menggunakan model NHT (Numbered Heads Together)
berbantuan media amplop bergambar.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini (1) Bagaimana proses
pembelajaran peningkatan keterampilan menyusun teks hasil observasi dalam bentuk
puisi dengan menggunakan model NHT (Numbered Heads Together) berbantuan
media amplop bergambar pada siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Kudus? (2)
Bagaimana peningkatan pengetahuan keterampilan menyusun teks hasil observasi
dalam bentuk puisi dengan menggunakan model NHT (Numbered Heads Together)
berbantuan media amplop bergambar pada siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Kudus?
(3) Bagaimana perubahan perilaku menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa
Indonesia sebagai anugerah Tuhan yang Maha Esa sebagai sarana sikap religius
dalam mengikuti pembelajaran keterampilan menyusun teks hasil observasi dalam
bentuk puisi dengan menggunakan model NHT (Numbered Heads Together)
berbantuan media amplop bergambar pada siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Kudus?
(4) Bagaimana perubahan perilaku kreatif, tanggung jawab, dan santun sebagai wujud
sikap sosial siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Kudus dalam mengikuti pembelajaran
keterampilan menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi dengan
menggunakan model NHT (Numbered Heads Together) berbantuan media amplop
bergambar? (5) Bagaimana peningkatan keterampilan menyusun teks hasil observasi
iii
iii
dalam bentuk puisi dengan menggunakan model NHT (Numbered Heads Together)
berbantuan media amplop bergambar pada siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Kudus?.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang menggunakan model
NHT (Numbered Heads Together) berbantuan media amplop bergambar untuk
meningkatkan keterampilan menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi.
Penelitian ini terdiri atas dua siklus yaitu siklus I dan II. Subjek penelitian adalah
siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Kudus yang berjumlah 34 siswa. Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah keterampilan menyusun teks hasil observasi
dalam bentuk puisi dengan menggunakan model NHT (Numbered Heads Together)
berbantuan media amplop bergambar. Adapun teknik pengumpulan data yaitu
menggunakan instrumen tes dan nontes dalam bentuk observasi, jurnal, wawancara
dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan proses pembelajaran
keterampilan menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi. Terjadi peningkatan
keantusiasan siswa, kekondusifan di dalam kelompok, keaktifan siswa di dalam
kelompok, keintensifan siswa, dan keefektifan kegiatan refleksi. Rata-rata proses
pembelajaran pada siklus I sebesar 72,94% dan mengalami peningkatan pada siklus II
sebesar 92,35% sehingga peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 19,41%.
Hasil tes pengetahuan menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi
mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 74,79% dalam kategori cukup dan siklus
II sebesar 86,52% dalam kategori sangat baik. Hal tersebut menunjukkan adanya
peningkatan sebesar 11,73%.
Sikap religius peserta didik mengalami peningkatan kearah positif dari siklus I
sebesar 86,26% dan siklus II sebesar 94,11%. Hal tersebut menunjukkan adanya
peningkatan sebesar 7,85%. Peserta didik sudah menunjukkan peningkatan berdoa
sesudah dan sebelum menjalankan sesuatu, memberikan salam pada saat awal dan
akhir presentasi sesuai agama yang dianut, dan menjaga hubungan baik dengan
sesama umat ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Sikap sosial peserta didik mengalami peningkatan dari siklus I sebesar
86,08% sedangkan pada siklus II sebesar 94,52%. Hal tersebut menunjukkan adanya
peningkatan sebesar 8,44%. Peserta didik sudah menunjukkan sikap kreatif, tanggung
jawab, santun, percaya diri, dan gotong royong.
Hasil tes keterampilan menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi
dengan menggunakan model NHT (Numbered Heads Together) berbantuan media
amplop bergambar mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 73,79 dalam kategori
cukup, sedangkan pada siklus II sebesar 83,52% dalam kategori baik. Hal tersebut
menujukkan adanya peningkatan sebesar 9,73%.
Berdasarkan hasil penelitian, simpulan dari penelitian ini adalah adanya
peningkatan keterampilan menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi dengan
menggunakan model NHT (Numbered Heads Together) berbantuan media amplop
bergambar pada siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Kudus. Berdasarkan hal tersebut
peneliti menyarankan kepada guru bahasa dan sastra Indonesia untuk menggunakan
model NHT (Numbered Heads Together) berbantuan media amplop bergambar untuk
iv
iv
pembelajaran menyusun teks hasil observasi dalam bantuk puisi. Bagi para peneliti
dibidang pendidikan khususnya keterampilan menyusun teks hasil observasi dalam
bentuk puisi dapat melakukan penelitian lanjutan yang berbeda dan lebih menarik.
v
v
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk dilanjutkan ke sidang
panitia ujian skripsi bahasa dan sastra Indonesia. Fakultas Bahasa dan Seni,
Universitas Negeri Semarang.
Semarang, Januari 2015
Pembimbing,
Uum Qomariyah, S.Pd., M.Hum.
NIP 196802131992031002
vi
vi
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri
Semarang.
hari :
tanggal :
Panitia Ujian Skripsi,
Ketua, Sekretaris,
Drs. Agus Yuwono, M.Si., M.Pd. Ahmad Syaifudin, S.S., M.Pd.
NIP 1968121993031003 NIP 198405022008121005
Penguji I,
Drs. Mukh Doyin, M.Si.
NIP 196506121994121001
Penguji II, Penguji III,
Mulyono, S.Pd., M.Hum. Uum Qomariyah, S.Pd., M.Hum.
NIP 197206162002121001 NIP196802131992031002
vii
vii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian maupun
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip
atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, Januari 2015
Penulis,
Sri Zuliana
viii
viii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
1. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya
(Q.S Al-Baqarah : 286)
2. Bukan kesulitan yang membuat kita takut, tapi ketakutan yang membuat kita
sulit. Karena itu, jangan pernah mencoba menyerah, dan jangan pernah
menyerah untuk mencoba. Jangan katakan pada Allah aku mempunyai
masalah yang besar, tapi katakan kepada masalah bahwa aku punya Allah
Yang Maha Besar. (Ali bin Abi Thalib)
Persembahan :
1. Bapak dan ibu yang tidak pernah lelah mendoakanku dan memberikan
semangat dalam setiap langkahku.
2. Kakakku, Noor Achmad Fitri yang selalu memberikan motivasi dan
semangat.
3. Adikku Agus Irfan Maulana dan Mukhtar Syafa’at
4. Teman-temanku tercinta
5. Almamaterku
ix
ix
PRAKATA
Puji syukur penulis kepada Allah Swt., yang telah melimpahkan rahmat, dan
hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
‘’Peningkatan Keterampilan Menyusun Teks Hasil Observasi dalam Bentuk Puisi
dengan Menggunakan Model NHT (Numbered Heads Together) Berbantuan Media
Amplop Bergambar pada Siswa Kelas VII A SMP Negeri 2 Kudus.’’
Penulis menyadari bahwa skripsi ini disusun bukan atas kemampuan penulis
sendiri. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih
kepada ibu Uum Qomariyah, S.Pd.,M.Hum., yang telah membimbing penulis
sehingga dapat terselesaikan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih
kepada :
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang
telah memberikan kesempatan menuntut ilmu di Universitas Negeri Semarang;
2. Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum., Dekan Fakutas Bahasa dan Seni, Universitas
Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan
skripsi ini;
3. Sumartini, S.S., M.A., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas
Bahasa dan Seni Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan
kemudahan dalam penyusunan skripsi ini;
x
x
4. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah
membagikan ilmunya kepada penulis;
5. Bapak Sujarwo, S.Pd.,M.Or., kepala SMP Negeri 2 Kudus, yang telah
memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian;
6. Sri Prasojo Retno Wulandari, S.Pd., guru bahasa Indonesia SMP Negeri 2 Kudus
yang telah membimbing dan memberikan masukan selama peneliti melaksanakan
penelitian;
7. Siswa-siswi kelas VII A SMP Negeri 2 Kudus yang bersedia belajar bersama
peneliti;
8. Bapak dan ibu yang telah memberikan kasih sayang, doa, motivasi, dan dukungan
dalam penyelesaian skripsi ini;
9. Sahabat-sahabatku, teman-teman seperjuangan PBSI 2010, yang memberi
motivasi pada peneliti;
10. Semua pihak yang telah membantu peneliti, sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan.
Peneliti berharap, hal yang baik dalam skripsi ini dapat memberikan manfaat
kepada semua pembaca.
Semarang, Januari 2015
Sri Zuliana
xi
xi
DAFTAR ISI
Halaman
SARI ................................................................................................................. ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... v
PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... vi
PERNYATAAN ............................................................................................... vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... viii
PRAKATA ....................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xx
DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xxiv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xxv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xxvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................. 6
1.3 Pembatasan Masalah ............................................................................ 7
1.4 Rumusan Masalah ................................................................................ 8
1.5 Tujuan Penelitian ................................................................................. 9
1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................... 10
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS
2.1 Kajian Pustaka ................................................................................... 12
2.2 Landasan Teoretis .............................................................................. 15
2.2.1 Hakikat Menyusun ............................................................................. 16
2.2.2 Hakikat Teks Laporan Hasil Observasi ............................................. 17
xii
xii
2.2.3 Puisi .................................................................................................. 18
2.2.3.1 Hakikat Puisi...................................................................................... 18
2.2.3.2 Unsur-Unsur Puisi ............................................................................. 20
2.2.3.2.1 Unsur Fisik Puisi ............................................................................... 20
2.2.3.2.2 Unsur Batin Puisi ............................................................................... 25
2.2.4 Model NHT (Numbered Heads Together)......................................... 29
2.2.5 Media Amplop Bergambar ................................................................ 33
2.2.5.1 Hakikat Media Pembelajaran ............................................................. 33
2.2.5.2 Manfaat Media Pembelajaran ............................................................ 34
2.2.5.3 Hakikat Media Amplop Bergambar .................................................. 37
2.2.6 Hakikat Sikap Religius dan Sikap Sosial .......................................... 41
2.2.6.1 Sikap Religius .................................................................................... 41
2.2.6.2 Sikap Sosial ....................................................................................... 41
2.2.7 Penerapan Model NHT (Numbered Heads Together) Berbantuan
Media Amplop Bergambar dalam Pembelajaran Menyusun Teks
Hasil Observasi dalam Bentuk Puisi ................................................. 42
2.3 Kerangka Berpikir ............................................................................. 46
2.4 Hipotesis Tindakan ............................................................................ 49
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian ............................................................................... 50
3.1.1 Proses Tindakan Siklus I ................................................................... 51
3.1.1.1 Perencanaan Siklus I .......................................................................... 51
3.1.1.2 Tindakan Siklus I ............................................................................... 52
3.1.1.3 Observasi Siklus I .............................................................................. 55
3.1.1.4 Refleksi Siklus I................................................................................. 56
3.1.2 Proses Tindakan Siklus II .................................................................. 57
3.1.2.1 Perencanaan Siklus II ........................................................................ 57
3.1.2.2 Tindakan Siklus II ............................................................................. 57
xiii
xiii
3.1.2.3 Observasi Siklus II............................................................................. 61
3.1.2.4 Refleksi Siklus II ............................................................................... 61
3.2 Subjek Penelitian ............................................................................... 62
3.3 Variabel Penelitian ............................................................................ 63
3.3.1 Variabel Proses .................................................................................. 63
3.3.2 Variabel Pengetahuan ........................................................................ 63
3.3.3 Variabel Sikap Religius………………………………………......... 64
3.3.4 Variabel Sikap Sosial......................................................................... 64
3.3.5 Variabel Keterampilan ....................................................................... 64
3.4 Instrumen Penelitian .......................................................................... 65
3.4.1 Instrumen Tes .................................................................................... 66
3.4.2 Instrumen Nontes ............................................................................... 70
3.4.2.1 Pedoman Observasi ........................................................................... 70
3.4.2.2 Pedoman Wawancara ........................................................................ 73
3.4.2.3 Jurnal ................................................................................................. 74
3.4.2.4 Dokumentasi ...................................................................................... 75
3.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 75
3.5.1 Teknik Tes ......................................................................................... 75
3.5.2 Teknik Nontes.................................................................................... 75
3.5.3 Teknik Pengamatan atau Observasi ................................................... 75
3.5.2.1 Teknik Wawancara ............................................................................ 76
3.5.2.2 Teknik Jurnal ..................................................................................... 77
3.5.2.3 Teknik Dokumentasi.......................................................................... 77
3.6 Teknik Analisis Data ......................................................................... 78
3.6.1 Teknik Kuantitatif.............................................................................. 78
3.6.2 Teknik Kualitatif ............................................................................... 79
xiv
xiv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian .................................................................................. 80
4.1.1 Hasil Penelitian Siklus I .................................................................... 81
4.1.1.1 Hasil Penelitian Proses Pembelajaran Menyusun Teks
Hasil Observasi dalam Bentuk Puisi dengan Menggunakan Model
NHT (Numbered Heads Together) Berbantuan Media
Amplop Bergambar Siklus I .............................................................. 82
4.1.1.1.1 Hasil Penelitian Keantusiasan Siswa di dalam Proses Pembelajaran
Siklus I ............................................................................................... 84
4.1.1.1.2 Hasil penelitian Kekondusifan Siswa di dalam
Kelompok Mengidentifikasi Hakikat, dan
Unsur-Unsur Pembangun Puisi Siklus I ............................................ 86
4.1.1.1.3 Hasil Penelitian Keaktifan Siswa di dalam Kelompok
di dalam Mengidentifikasi Hakikat, dan
Unsur-Unsur Pembangun Puisi Siklus I ............................................ 87
4.1.1.1.4 Hasil Penelitian Keintensifan Siswa di dalam Kelompok
Menyusun Teks Hasil Observasi dalam Bentuk Puisi Siklus I ......... 88
4.1.1.1.5 Hasil Penelitian Keefektifan Kegiatan Refleksi pada
Akhir PembelajaranSehingga Siswa Mengetahui Kekurangan
dan Tindakan yang Akan Dilakukan Selanjutnya ............................. 90
4.1.1.2 Hasil Tes Pengetahuan Menyusun Teks Hasil Observasi
dalam Bentuk Puisi Kelas VII A SMP Negeri 2 Kudus Siklus I ....... 92
4.1.1.2.1 Hasil Penelitian Tes Pengetahuan Menjelaskan Hakikat Teks Hasil
Observasi Siklus I .............................................................................. 93
4.1.1.2.2 Hasil Penelitian Tes Pengetahuan Menjelaskan Ciri-Ciri
Teks Hasil Observasi Siklus I ............................................................ 93
4.1.1.2.3 Hasil Penelitian Tes Pengetahuan Menjelaskan Pengertian
Puisi Siklus I ...................................................................................... 95
4.1.1.2.4 Hasil Tes Pengetahuan Mengidentifikasi Unsur-Unsur
xv
xv
Pembangun Puisi Siklus I .................................................................. 96
4.1.1.3 Hasil Penelitian Perubahan Sikap Religius Menghargai dan
Mensyukuri Keberadaan Bahasa Indonesia Sebagai Anugerah
Tuhan Yang Maha Esa Sebagai Sarana Menyajikan Informasi
Tulis dalam Pembelajaran Menyusun Teks Hasil Observasi
dalamBentuk Puisi Menggunakan Model NHT
(Numbered Heads Together) Berbantuan Media Amplop
Bergambar Pada Siswa Kelas VII A SMP Negeri 2 Kudus Siklus I .. 97
4.1.1.4 Hasil Penelitian Perubahan Sikap Sosial Kreatif, Tanggung
Jawab Santun, Percaya Diri, dan Gotong Royong
dalam Pembelajaran Menyusun Teks Hasil Observasi dalam
Bentuk Puisi dengan Menggunakan Model NHT
(Numbered Heads Together) Berbantuan Media Amplop
Bergambar pada Siswa Kelas VII A SMP Negeri 2 Kudus
Siklus I ............................................................................................... 99
4.1.1.4.1 Hasil Penelitian Perubahan Sikap Kreatif Siklus I ............................ 100
4.1.1.4.2 Hasil Penelitian Perubahan Perilaku Sikap Tanggung Jawab
Siklus I ............................................................................................... 102
4.1.1.4.3 Hasil Penelitian Perubahan Perilaku Sikap Santun Siklus I .............. 103
4.1.1.4.4 Hasil Penelitian Perubahan Perilaku Sikap Percaya Diri Siklus I ..... 104
4.1.1.4.5 Hasil Penelitian Perubahan Perilaku Sikap Gotong Royong
Siklus I ............................................................................................... 105
4.1.1.5 Hasil Penelitian Peningkatan Keterampilan Menyusun
Teks Hasil Observasi dalam Bentuk Puisi dengan
Menggunakan Model NHT (Numbered Heads Together)
Berbantuan Media AmplopBergambar Siklus I ................................ 106
4.1.1.5.1 Hasil Penelitian Menyusun Teks hasil Observasi dalam
Bentuk Puisi Aspek Keakuratan Pengamatan Hasil Observasi
Puisi Siklus I ...................................................................................... 107
xvi
xvi
4.1.1.5.2 Hasil Penelitian Menyusun Teks Hasil Observasi dalam
Bentuk Puisi Aspek Kelengkapan Data Hasil Observasi Siklus I ..... 108
4.1.1.5.3 Hasil Penelitian Tes Menyusun Teks Hasil Observasi
dalam Bentuk Puisi Aspek Pengimajian Siklus I .............................. 109
4.1.1.5.4 Hasil Penelitian Tes Menyusun Teks Hasil Observasi
dalam Bentuk Puisi Aspek Diksi Siklus I .......................................... 110
4.1.1.6 Refleksi Siklus I ................................................................................. 111
4.1.2 Hasil Penelitian Siklus II ................................................................... 114
4.1.2.1 Hasil Penelitian Proses Pembelajaran Menyusun Teks
Hasil Observasi dalam Bentuk Puisi dengan Menggunakan
Model NHT (Numbered Heads Together) Berbantuan Media
Amplop Bergambar Siklus II ............................................................. 115
4.1.1.2.1 Hasil Penelitian Keantusiasan Siswa dalam Proses Pembelajaran
Siklus II ............................................................................................. 117
4.1.1.2.2 Hasil Penelitian Kekondusifan Siswa di dalam
Kelompok Mengidentifikasi Hakikat, dan
Unsur-Unsur Pembangun Puisi Siklus II ........................................... 119
4.1.2.1.3 Hasil Penelitian Keaktifan Siswa di dalam Kelompok di dalam
Mengidentifikasi Hakikat, dan Unsur-Unsur Pembangun
Puisi Siklus II ........................................................................................ 120
4.1.2.1.4 Hasil Penelitian Keintensifan Siswa Menyusun
Teks Hasil Observasi dalam Bentuk Puisi Siklus II .......................... 122
4.1.2.1.5 Keefektifan Kegiatan Refleksi pada Akhir Pembelajaran
Sehingga Siswa Mengetahui Kekurangan Siklus II .......................... 123
4.1.2.2 Hasil Penelitian Tes Pengetahuan Menyusun Teks Hasil Observasi
Dalam Bantuk Puisi Siklus II ............................................................ 125
4.1.2.2.1 Hasil Penelitian Tes Pengetahuan Menjelaskan Hakikat
Teks Hasil Observasi Siklus I ............................................................ 126
xvii
xvii
4.1.2.2.2 Hasil Penelitian Tes Pengetahuan Menjelaskan
Ciri-Ciri Teks Hasil Observasi Siklus I ............................................. 127
4.1.2.2.3 Hasil Penelitian Tes Pengetahuan Menjelaskan Pengertian Puisi
Siklus II ............................................................................................. 128
4.1.2.2.4 Hasil Tes Pengetahuan Mengidentifikasi Unsur-Unsur
Pembangun Puisi Siklus II ................................................................. 129
4.1.2.3 Hasil Penelitian Perubahan Sikap Religius Menghargai dan
Mensyukuri Keberadaan Bahasa Indonesia Sebagai
Anugerah Tuhan Yang Maha Esa SebagaiSarana
Menyajikan Informasi Tulis dalam Pembelajaran
Menyusun Teks Hasil Observasi dalam Bentuk Puisi
Menggunakan Model NHT (Numbered Heads Together)
Berbantuan Media Amplop Bergambar Siklus II .............................. 130
4.1.2.4 Hasil Penelitian Perubahan Sikap Sosial Kreatif,
Tanggung Jawab, Santun, Percaya Diri, dan Gotong Royong
dalam Pembelajaran Menyusun Teks Hasil Observasi
dalam Bentuk Puisi dengan Menggunakan Model NHT
(Numbered Heads Together) Berbantuan Media Amplop Bergambar
Siklus II ............................................................................................. 132
4.1.2.4.1 Hasil Penelitian Perubahan Sikap Kreatif Siswa Siklus II ................ 134
4.1.2.4.2 Hasil Penelitian Perubaan Sikap Tanggung Jawab Siklus II ............. 135
4.1.2.4.3 Hasil Penelitian Perubahan Sikap Santun Siklus II ........................... 137
4.1.2.4.4 Hasil Penelitian Perubahan Perilaku Sikap Percaya Diri Siklus II .... 138
4.1.2.4.5 Hasil Penelitian Perubahan Perilaku Sikap Gotong Royong
Siklus II ............................................................................................. 139
4.1.2.5 Hasil Penelitian Peningkatan Keterampilan Menyusun
Teks Hasil Observasi dalam Bentuk Puisi dengan Menggunakan
Model NHT (Numbered Heads Together) Berbantuan Media
Amplop Bergambar Siklus II ............................................................. 140
xviii
xviii
4.1.2.5.1 Hasil Penelitian Tes Menyusun Teks Hasil Observasi
dalam Bentuk Puisi Aspek Keakuratan Pengamatan Hasil Observasi
Siklus II ............................................................................................. 141
4.1.2.5.2 Hasil PenelitianTes Menyusun Teks Hasil Observasi
dalam Bentuk Puisi Aspek Kelengkapan Data Hasil Observasi
Siklus II ............................................................................................ 142
4.1.2.5.3 Hasil Penelitian Tes Menyusun Teks Hasil Observasi
dalam Bentuk Puisi Aspek Pengimajian ............................................ 143
4.1.2.5.4 Hasil Penelitian Tes Menyusun Teks Hasil Observasi
dalam Bentuk Puisi Aspek Diksi Siklus II ........................................ 144
4.1.2.6 Refleksi Siklus II ............................................................................... 145
4.2 Pembahasan ....................................................................................... 147
4.2.1 Hasil Penelitian Perubahan Proses Pembelajaran
Peningkatan Keterampilan Menyusun Teks Hasil Observasi
dalam Bentuk Puisi dengan Menggunakan Model NHT
(Numbered Heads Together) Berbantuan Media Amplop
Bergambar Siklus I dan Siklus II ...................................................... 148
4.2.2 Hasil Penelitian Tes Pengetahuan Menyusun Teks Hasil Observasi
dalam Bentuk Puisi Siklus I dan Siklus II ......................................... 152
4.2.3 Hasil Penelitian Sikap Religius Menghargai dan Mensyukuri
Keberadaan Bahasa Indonesia Sebagai Anugerah Tuhan
Yang Maha Esa Sebagai Sarana Menyajikan Informasi Tulis
dalam Pembelajaran Menyusun Teks Hasil Observasi dalam
Bentuk Puisi Menggunakan Model NHT
(Numbered Head Together) Berbantuan Media Amplop Bergambar
Siklus I dan Siklus II ......................................................................... 153
4.2.4 Hasil Penelitian Perubahan Sikap Sosial Kreatif, Tanggung Jawab,
Santun, Percaya Diri, dan Gotong Royong dalam Pembelajaran
Menyusun Teks Hasil Observasi dalam Bentuk Puisi
xix
xix
dengan Menggunakan Model NHT (Numbered Head Together)
Berbantuan Media Amplop Bergambar Siklus I dan Siklus II .......... 155
4.2.5 Hasil Penelitian Peningkatan Keterampilan Menyusun
Teks Hasil Observasi dalam Bentuk Puisi dengan Menggunakan
Model NHT (Numbered Head Together) Berbantuan Media
Amplop Bergambar Siklus I dan Siklus II......................................... 159
4.2.6 Keterkaitan Hasil Penelitian Peningkatan Keterampilan Menyusun
Teks Hasil Observasi dalam Bentuk Puisi dengan Menggunakan
Model NHT (Numbered Heads Together) berbantuan media
Amplop bergambar............................................................................ 162
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan ........................................................................................... 166
5.2 Saran .................................................................................................. 168
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 170
LAMPIRAN ...................................................................................................... 173
xx
xx
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Kriteria Penilaian Pengetahuan Memahami Teks Hasil Observasi
dan Puisi ........................................................................................... 66
Tabel 2 Predikat Nilai Pengetahuan Berdasarkan Konversi Nilai ................ 67
Tabel 3 Pedoman Penilaian Keterampilan Menulis ...................................... 68
Tabel 4 Predikat Nilai Keterampilan Berdasarkan Konversi Nilai ............... 69
Tabel 5 Pedoman Penilaian Proses Pembelajaran ......................................... 71
Tabel 6 Pedoman Penilaian Sikap Religius................................................... 72
Tabel 7 Pedoman Penilaian Sikap Sosial ...................................................... 72
Tabel 8 Pedoman Penskoran Sikap Religius dan Sikap Sosial ..................... 73
Tabel 9 Proses Pembelajaran Peningkatan Keterampilan Menyusun Teks
Hasil Observasi dalam Bentuk Puisi Siklus I ................................... 82
Tabel 10 Hasil Tes Pengetahuan Menyusun Teks Hasil Observasi dalam
Bentuk Puisi Siklus I ........................................................................ 92
Tabel 11 Hasil Tes Pengetahuan Aspek Menjelaskan Hakikat Teks Hasil
Observasi Siklus I ............................................................................ 93
Tabel 12 Hasil Tes Pengetahuan Aspek Menjelaskan Ciri-Ciri Teks Hasil
Observasi Siklus I ............................................................................ 94
Tabel 13 Hasil Tes Pengetahuan Mengidentifikasi Pengertian
Puisi Siklus I .................................................................................... 95
xxi
xxi
Tabel 14 Hasil Tes Pengetahuan Mengidentifikasi Unsur-Unsur
Pembangun Puisi Siklus I................................................................. 96
Tabel 15 Hasil Penilaian Sikap Religius Siklus I ............................................ 97
Tabel 16 Hasil Nilai Konversi Sikap Religius Siklus I ................................... 98
Tabel 17 Hasil Penilaian Sikap Sosial Siklus I ............................................... 99
Tabel 18 Hasil Penilaian Observasi Sikap Kreatif Siklus I ............................. 101
Tabel 19 Hasil Penilaian Sikap Tanggung Jawab Siklus I .............................. 102
Tabel 20 Hasil Penilaian Sikap Santun Siklus I .............................................. 103
Tabel 21 Hasil Penilaian Observasi Sikap Percaya Diri Siklus I .................... 104
Tabel 22 Hasil Penilaian Sikap Gotong Royong Siklus I .............................. 105
Tabel 23 Hasil Tes Keterampilan Menyusun Teks Hasil Observasi dalam
Bentuk Puisi Siklus I ........................................................................ 106
Tabel 24 Hasil Tes Menyusun Teks Hasil Observasi dalam Bentuk Puisi
Aspek Keakuratan Pengamatan Hasil Observasi Siklus I ................ 107
Tabel 25 Hasil Tes Menyusun Teks Hasil Observasi dalam Bentuk Puisi
Aspek Kelengkapan Data Hasil Observasi Siklus I ........................ 109
Tabel 26 Hasil Tes Menyusun Teks Hasil Observasi dalam Bentuk Puisi
Aspek Pengimajian Siklus I ............................................................. 110
Tabel 27 Hasil Tes Menyusun Teks Hasil Observasi dalam Bentuk Puisi
Aspek Diksi Siklus I ........................................................................ 111
Tabel 28 Proses Pembelajaran Peningkatan Keterampilan Menyusun Teks
Hasil Observasi dalam Bentuk Puisi Siklus II ................................. 115
xxii
xxii
Tabel 29 Hasil Tes Pengetahuan Menyusun Teks Hasil Observasi dalam
Bentuk Puisi Siklus II ...................................................................... 126
Tabel 30 Hasil Tes Pengetahuan Aspek Menjelaskan Hakikat Teks Hasil
Observasi Siklus II ........................................................................... 127
Tabel 31 Hasil Tes Pengetahuan Menjelaskan Ciri-Ciri Teks Hasil obsevasi
Siklus II ............................................................................................ 128
Tabel 32 Hasil Tes Pengetahuan Mengidentifikasi Pengertian Puisi Siklus
II ....................................................................................................... 129
Tabel 33 Hasil Tes Pengetahuan Mengidentifikasi Unsr-Unsur Pembangun
Puisi Siklus II ................................................................................... 130
Tabel 34 Hasil Penilaian Sikap Religius Siklus II .......................................... 131
Tabel 35 Hasil Nilai Konversi Sikap Religius Siklus II.................................. 132
Tabel 36 Hasil Penilaian Sikap Sosial Siklus II .............................................. 133
Tabel 37 Hasil Penilaian Observasi Sikap Kreatif Siklus II ........................... 134
Tabel 38 Penilaian Sikap Tanggung Jawab Siklus II ...................................... 136
Tabel 39 Penilaian Sikap Santun Siklus II ...................................................... 137
Tabel 40 Hasil Penilaian Observasi Sikap Percaya Diri Siklus II................... 138
Tabel 41 Hasil Penilaian Sikap Gotong Royong Siklus II .............................. 139
Tabel 42 Hasil Tes Keterampilan Menyusun Teks Hasil Observasi dalam
Bentuk Puisi Siklus II ...................................................................... 140
Tabel 43 Hasil Tes Menyusun Teks Hasil Observasi dalam Bentuk Puisi
Aspek Keakuratan Pengamatan Hasil Observasi Siklus II .............. 141
xxiii
xxiii
Tabel 44 Hasil Tes Menyusun Teks Hasil Observasi dalam Bentuk Puisi
Aspek Kelengkapan Data Hasil observasi Siklus II ......................... 142
Tabel 45 Hasil Tes Menyusun Teks Hasil Observasi dalam Bentuk Puisi
Aspek Pengimajian Siklus II ............................................................ 143
Tabel 46 Hasil Tes Menyusun Teks Hasil Observasi dalam Bentuk Puisi
Aspek Diksi Siklus II ....................................................................... 144
Tabel 47 Proses Pembelajaran Peningkatan Keterampilan Menyusun Teks
Hasil Observasi dalam Bentuk Puisi Siklus I dan Siklus II ............. 149
Tabel 48 Perbandingan Hasil Tes Pengetahuan Siklus I dan Siklus II ........... 152
Tabel 49 Perbandingan Tiap Aspek Hasil Tes Pengetahuan Siklus I dan
Siklus II ............................................................................................ 152
Tabel 50 Perbandingan Hasil Nilai Konversi Sikap Religius Siklus I dan
Siklus II ............................................................................................ 154
Tabel 51 Perbandingan Hasil Persentase Sikap Sosial Siklus I dan Siklus II . 155
Tabel 52 Perbandingan Hasil Nilai Konversi Sikap Sosial Siklus I dan
Siklus II ............................................................................................ 155
Tabel 53 Perbandingan Hasi Tes Keterampilan Siklus I dan Siklus II ............... 159
Tabel 54 Perbandingan Hasil Tes Menyusun Teks Hasil Obsevasi dalam
Bentuk Puisi dengan Menggunakan Model NHT (Numbered
Heads Together) Berbantuan Media Amplop Bergambar ................... 160
xxiv
xxiv
DAFTAR BAGAN
Bagan 1 Desain Penelitian Tindakan Kelas ................................................... 50
xxv
xxv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Proses Pembelajaran yang Menunjukkan Keantusiasan Siswa
Siklus I ................................................................................................. 85
Gambar 2 Kekondusifan Siswa di dalam Kelompok Mengidentifikasi
Hakikat, dan Unsur-Unsur Pembangun Puisi Siklus I ......................... 87
Gambar 3 Keaktifan Siswa di dalam Kelompok Mengidentifikasi
Hakikat, dan Unsur-Unsur Pembangun Puisi Siklus I ......................... 88
Gambar 4 Keintensifan Siswa Menyusun Teks Hasil Observasi dalam
Bentuk Puisi Siklus I ........................................................................... 89
Gambar 5 Proses Pembelajaran yang Menunjukkan Keantusiasan Siswa
Siklus II ............................................................................................... 118
Gambar 6 Proses Pembelajaran yang Menunjukkan Kekondusifan
Siswa di dalam Kelompok Siklus II ..................................................... 120
Gambar 7 Keaktifan Siswa di dalam Kelompok Mengidentifikasi
Hakikat, dan Unsur-Unsur Pembangun Puisi Siklus II ....................... 121
Gambar 8 Keintensifan Siswa dalam Kelompok Menyusun Teks Hasil
Observasi dalam Bentuk Puisi Siklus II ............................................... 123
xxvi
xxvi
DAFTAR LAMPIRAN
HALAMAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I.................................... 173
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II .................................. 187
Lampiran 3 Materi Pembelajaran ......................................................................... 203
Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa Siklus I ............................................................ 204
Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa Siklus II ........................................................... 208
Lampiran 6 Pedoman Observasi Proses Pembelajaran Siklus I dan II ................ 212
Lampiran 7 Hasil Observasi Proses Pembelajaran Siklus I ................................. 213
Lampiran 8 Hasil Observasi Proses Pembelajaran Siklus II ................................ 214
Lampiran 9 Hasil Nilai Pengetahuan Siklus I ...................................................... 215
Lampiran 10 Hasil Nilai Pengetahuan Siklus II .................................................... 217
Lampiran 11 Pedoman Penilaian Observasi Sikap Religius Siklus I dan II ......... 219
Lampiran 12 Hasil Observasi Sikap Religius Siklus I ........................................... 220
Lampiran 13 Hasil Observasi Sikap Religius Siklus II .......................................... 221
Lampiran 14 Pedoman Penilaian Observasi Sikap Sosial Siklus I dan II .............. 222
Lampiran 15 Hasil Observasi Sikap Sosial Siklus I .............................................. 223
Lampiran 16 Hasil Observasi Sikap Sosial Siklus II ............................................. 224
Lampiran 17 Hasil Nilai Keterampilan Siklus I ..................................................... 225
Lampiran 18 Hasil Nilai Keterampilan Siklus II ................................................... 227
Lampiran 19 Pedoman Wawancara Siklus I dan II ................................................ 229
Lampiran 20 Hasil Wawancara Siklus I................................................................. 230
Lampiran 21 Hasil Wawancara Siklus II ............................................................... 233
Lampiran 22 Pedoman Jurnal Siswa Siklus I dan II .............................................. 236
Lampiran 23 Hasil Jurnal Siswa Siklus I ............................................................... 237
Lampiran 24 Hasil Jurnal Siswa Siklus II .............................................................. 240
Lampiran 25 Pedoman Jurnal Guru Siklus I dan II................................................ 243
Lampiran 26 Hasil Jurnal Guru Siklus I ................................................................ 244
Lampiran 27 Hasil Jurnal Siswa Siklus II .............................................................. 246
xxvii
xxvii
Lampiran 28 Pedoman Dokumentasi Foto ............................................................. 248
Lampiran 29 Hasil Tes Keterampilan Siklus I ....................................................... 249
Lampiran 30 Hasil Tes Keterampilan Siklus II...................................................... 252
Lampiran 31 Media Amplop Bergambar ............................................................... 255
Lampiran 32 Daftar Nama Siswa Kelas VII A SMP Negeri 2 Kudus ................... 257
Lampiran 33 Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing.............................. 258
Lampiran 34 Surat Izin Penelitian.......................................................................... 259
Lampiran 35 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ........................... 260
Lampiran 36 Formulir Bimbingan Skripsi ............................................................. 261
Lampiran 37 Formulir Selesai Bimbingan ............................................................. 264
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia merupakan proses pembelajaran
yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik tentang penguasaan
pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra
Indonesia. Berdasarkan kurikulum 2013, pembelajaran bahasa dan sastra
Indonesia berfokus pada pembelajaran berbasis teks.
Kurikulum 2013 fokus pada pembelajaran berbasis teks karena memiliki
kelengkapan makna, pikiran, dan gagasan yang dikandung sehingga siswa diharap
memiliki pengetahuan bahasa yang tinggi. Pembelajaran bahasa dan sastra
Indonesia di dalam kurikulum 2013 yang berbasis teks, terdiri atas dua aspek
pembahasan yaitu aspek sastra dan nonsastra. Akan tetapi, di dalam kurikulum
2013 lebih menekankan pada aspek nonsastra dan mengurangi pembelajaran
sastra. Adapun, pembelajaran sastra yang dimasukkan di dalam kurikulum 2013
pada jenjang SMP hanya pembelajaran menyusun cerita pendek.
Pembelajaran sastra merupakan pembelajaran yang dapat melatih dan
mengembangkan keterampilan siswa dibidang kesusastraan. Melalui sastra siswa
dapat mengembangkan pikirannya di dalam bidang kesusastraan, seperti menurut
Suharianto (2005:1) menjelaskan bahwa karya sastra memiliki dunia tersendiri.
Karya sastra diciptakan bukan hanya sekadar untuk menghibur, akan tetapi
seorang pengarang bermaksud menyampaikan gagasan-gagasannya, dan
2
menyampaikan nilai-nilai yang menurut keyakinannya bermanfaat bagi penikmat
karyanya. Peneliti memasukkan unsur sastra, agar siswa tidak hanya mengetahui
kebahasaan saja, akan tetapi juga paham tentang sastra. Mengacu pada kurikulum
2013, peneliti memasukkan sastra berupa pembelajaran menyusun teks hasil
observasi dalam bentuk puisi yang dimasukkan ke dalam teks hasil observasi.
Teks hasil observasi menurut Kosasih (2013:48) yaitu teks yang
mengemukakan fakta-fakta yang diperoleh melalui pengamatan. Oleh karena itu,
peneliti menerapkan penyusunan puisi sesuai dengan pengamatan atau observasi
berupa gambar, sehingga penulisan sebuah puisi tersebut sesuai dengan laporan
hasil observasi yaitu berupa mengemukakan fakta-fakta yang ditemukan dalam
gambar melalui observasi, akan tetapi penulisannya dalam bentuk bait puisi.
Pembelajaran menyusun puisi merupakan salah satu aspek dalam
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang diajarkan di dalam kelas VII pada
kurikulum KTSP, akan tetapi di dalam kurikulum 2013 tidak dicantumkan
indikator pembelajaran menulis puisi. Pembelajaran menulis puisi merupakan
aspek menulis sastra. Strategi pengajaran sastra yang akan digunakan seharusnya
didasarkan pada pendekatan, dan metode yang paling tepat serta mendukung
pengajaran sastra sehingga siswa lebih mudah memahami sastra. Tujuan
pengajaran sastra yaitu agar siswa memperoleh pengetahuan dan pengalaman
dalam bidang kesusastraan. Dalam dunia sastra salah satu keterampilan yang
harus dikuasai adalah menulis puisi. Menurut Suharianto (2009:13) menulis puisi
adalah suatu bentuk karya sastra yang berisikan ungkapan pikiran dan perasaan
penyair mengenai kehidupan. Istilah kehidupan dapat berupa pemandangan alam.
3
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru bahasa dan sastra
Indonesia yang mengajar di kelas VII A SMP Negeri 2 Kudus, keterampilan
menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi siswa masih kurang
memuaskan. Hal ini bisa terbukti dari hasil nilai yang diperoleh siswa memiliki
nilai rata-rata 59 dalam ketegori kurang. Adapun standar ketuntasan minimal yaitu
78. Berkaitan dengan pengajaran sastra, keterampilan menyusun teks hasil
observasi dalam bentuk puisi kelas VII A SMP Negeri 2 Kudus termasuk kategori
kurang.
Beberapa masalah pokok yang dialami siswa kelas VII A SMP Negeri 2
Kudus dapat diidentifikasi dari proses pembelajaran, pengetahuan, sikap religius,
sikap sosial, dan keterampilan terhadap pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.
Permasalahan tersebut dapat diidentifikasi sebagai berikut
Pertama, proses pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia khususnya di
dalam pembelajaran menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi. Masalah
yang terjadi dalam proses pembelajaran yaitu keantusiasan siswa, kekondusifan
siswa, keaktifan siswa, dan keintensifan siswa di dalam pembelajaran masih
kurang dan siswa kurang berminat sehingga malas di dalam menyusun. Adapun,
di dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas, guru belum menerapkan
model dan media pembelajaran yang menarik minat siswa. Guru hanya
menggunakan metode ceramah dan berpacu pada buku teks. Adapun, selama
proses pembelajaran menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi, guru
bahasa dan sastra Indonesia hanya memberikan instruksi kepada siswa untuk
mengungkapkan yang sedang mereka rasakan ke dalam tulisan berbentuk bait-bait
4
puisi, akan tetapi apabila penyusunan teks hasil observasi dalam bentuk puisi di
dalam kelas belum selesai, guru meminta siswa melanjutkan menyusun teks hasil
observasi dalam bentuk puisi di rumah.
Kedua, pengetahuan yang dimiliki siswa terkait dengan materi
pembelajaran sudah cukup baik, akan tetapi masih ada beberapa siswa yang masih
rendah sehingga membutuhkan perhatian agar dapat mencapai KKM sesuai yang
diterapkan di sekolah. Ketiga, sikap religius siswa secara keseluruhan sudah baik,
akan tetapi masih ada beberapa siswa ketika berdoa ada yang bercanda dengan
teman sebangkunya. Keempat, sikap sosial siswa sebagian besar sudah baik, akan
tetapi masih ada beberapa siswa yang menunjukkan sikap kurang baik. Kelima,
keterampilam siswa di dalam menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi
masih memerlukan perhatian dan bimbingan dari guru karena siswa sulit
menemukan ide dan susah menyusun kata-kata menjadi bait puisi.
Permasalahan di atas melatarbelakangi peneliti untuk memasukkan unsur
sastra dalam bentuk menyusun puisi dalam pembelajaran teks hasil observasi di
dalam kurikulum baru ini. Oleh karena itu, untuk meningkatkan keterampilan
menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi maka perlu adanya upaya untuk
menerapkan model dan media yang tepat untuk meningkatkan keterampilan
menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi bagi siswa. Oleh karena itu,
Peneliti menggunakan model NHT (Numbered Heads Together) berbantuan
media amplop bergambar, diharapkan dapat menumbuhkan minat dan ketertarikan
siswa dalam menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi.
5
Model NHT (Numbered Heads Together) merupakan pembelajaran
kooperatif yang muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan
dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya.
Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk saling membantu memecahkan
masalah-masalah yang kompleks. Model pembelajaran kooperatif, di dalam kelas
kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok kecil yang terdiri atas 4-6
orang siswa yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku/ras,
dan satu sama lain saling membantu (Trianto 2007:41). Adapun, selain
menggunakan model NHT (Numbered Heads Togheter) juga menggunakan media
amplop bergambar untuk memancing siswa di dalam menemukan ide yang akan
ditulis menjadi bait-bait puisi.
Media amplop bergambar merupakan media berupa amplop yang di
dalamnya berisi gambar. Menggunakan media gambar, siswa akan bersemangat
dan tertarik dalam menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi. Selain itu,
dengan menggunakan media gambar dapat merangsang siswa dalam menemukan
ide, karena siswa mengamati gambar tersebut secara berkelompok, sehingga
dengan mengamati gambar tersebut secara bersama-sama, maka mereka dapat
saling bertukar pikiran dan bisa menuliskan bait-bait puisi dari gambar yang
mereka amati, sehingga mereka akan lebih mudah dalam menyusun teks hasil
observasi dalam bentuk puisi berdasarkan hasil pengamatan dari gambar.
Oleh karena itu, peneliti mengambil judul ‘’peningkatan keterampilan
menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi dengan menggunakan model
NHT (Numbered Heads Together) berbantuan media amplop bergambar’’.
6
Peneliti berharap dengan model NHT (Numbered Heads Togheter) dan media
amplop bergambar dapat meningkatkan kreatifitas siswa di dalam bidang sastra,
terutama di dalam menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi.
1.2 Identifikasi Masalah
Permasalahan yang muncul pada pembelajaran menyusun teks hasil
observasi dalam bentuk puisi dapat diidentifikasi dari proses pembelajaran,
pengetahuan, sikap religius, sikap sosial, dan keterampilan. Hal ini disebabkan
oleh faktor-faktor sebagai berikut.
Faktor dari proses pembelajaran yaitu, keantusiasan siswa, kekondusifan
siswa, keaktifan siswa, dan keintensifan siswa di dalam proses pembelajaran
masih kurang memuaskan. Siswa kurang berminat dan malas karena strategi
pembelajaran guru belum menarik perhatian siswa. Faktor dari guru ketika
mengajar, guru hanya menyuruh siswa menyusun teks hasil observasi dalam
bentuk puisi yang sedang ada dipikiran mereka. Apabila menyusun teks hasil
observasi dalam bentuk puisi di sekolah belum selesai, guru menyuruh siswa
melanjutkan menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi di rumah. Selain
itu, guru hanya memberi pengarahan tentang cara penyusunan teks hasil observasi
dalam bentuk puisi, akan tetapi di dalam praktik menyusun teks hasil observasi
dalam bentuk puisi, guru kurang memerhatikannya.
Faktor pengetahuan, rata-rata pengetahuan yang dimiliki siswa sudah baik,
akan tetapi ada beberapa siswa yang nilainya masih rendah. Faktor dari sikap
religius siswa yaitu, secara keseluruhan sudah baik, akan tetapi masih ada
7
beberapa siswa ketika berdoa masih bercanda dengan temannya. Faktor dari sikap
sosial, keseluruhan siswa rata-rata sudah baik, akan tetapi ada beberapa siswa
yang menunjukkan sikap kurang baik.
Faktor keterampilan yaitu, masih memerlukan perhatian dan bimbingan
dari guru, karena siswa sulit dalam menemukan ide dan menyusun kata-kata
menjadi bait puisi. Adapun, model dan media pembelajaran yang digunakan guru
belum bisa menarik dan merangsang pikiran siswa. Oleh karena itu, model dan
media pembelajaran juga sangat berpengaruh bagi siswa.
Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti bermaksud melakukan
perbaikan untuk meningkatkan keterampilan menyusun teks hasil observasi dalam
bentuk puisi yang dimasukkan dalam teks hasil observasi yaitu berupa menyusun
teks hasil observasi dalam bentuk puisi dengan menggunakan Model NHT
(Numbered Heads Together) berbantuan media amplop bergambar, diharapkan
dapat meningkatkan keterampilan menyusun teks hasil observasi dalam bentuk
puisi pada siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Kudus.
1.3 Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penelitian ini dibatasi dengan
menggunakan Model NHT (Numbered Heads Together) berbantuan media
amplop bergambar, yaitu model pembelajaran kooperatif yang cocok diterapkan
di dalam pembelajaran menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi karena
di dalam model kooperatif ini, siswa akan berkelompok untuk memecahkan
masalah. Selain itu, juga menggunakan media amplop bergambar untuk
8
membantu siswa menemukan ide di dalam menyusun teks hasil observasi dalam
bentuk puisi. Oleh karena itu, permasalahan yang di bahas dalam penelitian ini
dikhususkan pada upaya peningkatan keterampilan menyusun teks hasil observasi
dalam bentuk puisi dengan menggunakan model NHT (Numbered Heads
Together) berbantuan media amplop bergambar.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, masalah dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimana proses pembelajaran peningkatan keterampilan menyusun teks hasil
observasi dalam bentuk puisi dengan menggunakan model NHT (Numbered
Heads Together) berbantuan media amplop bergambar pada siswa kelas VII A
SMP Negeri 2 Kudus?
2. Bagaimana peningkatan pengetahuan keterampilan menyusun teks hasil
observasi dalam bentuk puisi dengan menggunakan model NHT (Numbered
Heads Together) berbantuan media amplop bergambar pada siswa kelas VII A
SMP Negeri 2 Kudus?
3. Bagaimana perubahan perilaku menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa
Indonesia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa sebagai sarana sikap
religius dalam mengikuti pembelajaran keterampilan menyusun teks hasil
observasi dalam bentuk puisi dengan menggunakan model NHT (Numbered
Heads Together) berbantuan media amplop bergambar pada siswa kelas VII A
SMP Negeri 2 Kudus?
9
4. Bagaimana perubahan perilaku kreatif, tanggung jawab, dan santun sebagai
wujud sikap sosial siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Kudus dalam mengikuti
pembelajaran keterampilan menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi
dengan menggunakan model NHT (Numbered Heads Together) berbantuan
media amplop bergambar?
5. Bagaimana peningkatan keterampilan menyusun teks hasil observasi dalam
bentuk puisi dengan menggunakan model NHT (Numbered Heads Together)
berbantuan media amplop bergambar pada siswa kelas VII A SMP Negeri 2
Kudus?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang akan dicapai sebagai
berikut.
1. Mendeskripsi proses pembelajaran peningkatan keterampilan menyusun teks
hasil observasi dalam bentuk puisi dengan menggunakan model NHT
(Numbered Heads Together) berbantuan media amplop bergambar pada siswa
kelas VII A SMP Negeri 2 Kudus.
2. Mendeskripsi peningkatan pengetahuan keterampilan menyusun teks hasil
observasi dalam bentuk puisi dengan menggunakan model NHT (Numbered
Heads Together) berbantuan media amplop bergambar pada siswa kelas VII A
SMP Negeri 2 Kudus.
3. Mendeskripsi perubahan perilaku menghargai dan mensyukuri keberadaan
bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa sebagai sarana sikap
10
religius dalam mengikuti pembelajaran keterampilan menyusun teks hasil
observasi dalam bentuk puisi dengan menggunakan model NHT (Numbered
Heads Together) berbantuan media amplop bergambar pada siswa kelas VII A
SMP Negeri 2 Kudus.
4. Mendeskripsi perubahan perilaku kreatif, tanggung jawab, dan santun sebagai
wujud sikap sosial siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Kudus dalam mengikuti
pembelajaran keterampilan menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi
dengan menggunakan model NHT (Numbered Heads Together) berbantuan
media amplop bergambar pada siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Kudus.
5. Mendeskripsi peningkatan keterampilan menyusun teks hasil observasi dalam
bentuk puisi dengan menggunakan model NHT (Numbered Heads Together)
berbantuan media amplop bergambar pada siswa kelas VII A SMP Negeri 2
Kudus.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu manfaat teoretis
dan praktis.
1. Manfaat Teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan pendidikan dalam pembelajaran keterampilam menyusun teks hasil
observasi dalam bentuk puisi menggunakan model NHT (Numbered Heads
Together) berbantuan media amplop bergambar. Dengan demikian, hasil belajar
11
siswa khususnya pembelajaran pokok bahasan menyusun teks hasil observasi
dalam bentuk puisi dapat di tingkatkan.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat bagi guru, siswa, dan
sekolah. Bagi guru, penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam pemilihan
strategi pembelajaran. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat menambah semangat dalam pembelajaran menyusun teks hasil observasi
dalam bentuk puisi. Adapun bagi sekolah, diharapkan penelitian ini dapat
mengembangkan kualitas pembelajaran.
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka
Beberapa penelitian terdahulu yang membahas topik keterampilan menulis
puisi yang relevan dengan penelitian ini yang dapat dijadikan tinjauan pustaka,
diantaranya telah dilakukan oleh Hennessy (2010), Norton (2003), Nur (2010),
Wulandari (2011), dan Prayitno (2013).
Hennessy (2010) dalam jurnal yang berjudul Poetry and Pedagogy:
Exploring the Opportunity for Epistemological and Affective Development within
the Classroom. Berdasarkan jurnal tersebut, terdapat simpulan bahwa pedagogi
dapat berpengaruh secara signifikan terhadap pengalaman belajar siswa. Terutama
di dalam pembelajaran menulis puisi, siswa harus mengembangkan kesadaran
tanggapan mereka sendiri, afektif, imajinatif dan intelektual. Jurnal tersebut juga
membahas pentingnya peran guru di dalam proses pembelajaran dan menjelaskan
bahwa strategi belajar mengajar memegang kunci sukses bagi siswa dalam
pembelajaran menulis puisi.
Relevansi penelitian yang dilakukan peneliti yaitu, tentang penulisan puisi.
Penelitian ini, berisi tentang pedagogi yang berpengaruh bagi pengalaman belajar
siswa, peran guru dan stategi belajar mengajar yang memengang kunci sukses di
dalam pembelajaran menulis puisi. Akan tetapi pada penelitian yang dilakukan
peneliti yaitu dengan model NHT (Numbered Heads Together) berbantuan media
amplop bergambar.
13
Norton (2003) dalam jurnal internasional yang berjudul Poetry
Appreciation. Jurnal internasional tersebut membahas tentang cara mengapresiasi
puisi dan membahas tentang aspek penulisan puisi. Hasil penelitian tersebut,
berisi beberapa cara dalam menulis puisi diantaranya yaitu, menulis puisi dengan
menggunakan model gambar binatang yang disukai, menggunakan mimpi yang
ingin dicapai siswa, menulis puisi tentang biografi mereka sendiri melalui menulis
sebuah paragraf tentang diri sendiri kemudian dituliskan kedalam puisi, dan
menggunakan gambar dari imajinasi siswa sendiri.
Relevansi penelitian yang dilakukan peneliti yaitu, tentang penulisan puisi.
Pada penelitian ini, terdapat beberapa cara di dalam penulisan puisi, akan tetapi
pada penelitian yang dilakukan peneliti yaitu dengan model NHT (Numbered
Heads Together) berbantuan media amplop bergambar.
Nur (2010) juga telah melakukan penelitian dengan judul Peningkatan
Keterampilan Menulis Kreatif Puisi Dengan Teknik Penemuan Kata Kunci
Berdasarkan Sinopsis Cerpen Siswa Kelas VII D SMP Negeri 13 Pekalongan.
Berdasarkan analisis data penelitian, dapat disimpulkan ada peningkatan
keterampilan dalam menulis puisi. Siklus I memperoleh nilai rata-rata kelas
sebesar 74,6 dalam kategori cukup. Nilai pada siklus II diperoleh hasil rata-rata
kelas sebesar 82 termasuk dalam kategori baik. Perubahan perilaku belajar siswa
juga kearah positif. Siswa yang sebelumnya merasa malas dan kurang aktif, pada
siklus II semakin aktif dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran menulis
puisi melalui teknik penemuan kata kunci dengan sinopsis cerpen. Relevansi
penelitian ini dengan peneliti yaitu pada keterampilan menulis puisi, adapun
14
perbedaannya yaitu media dan teknik yang digunakan yaitu menggunakan media
sinopsis cerpen dan teknik penemuan kata kunci yang digunakan dalam menulis
puisi.
Wulandari (2011) dalam skripsinya yang berjudul Peningkatan
Keterampilan Menulis Puisi Bebas Dengan Pendekatan Menulis Bebas
Menggunakan Media Lagu Pada Siswa Kelas VIIIA SMP Negeri 2 Welahan
Jepara. Dalam penelitian ini, disimpulkan bahwa hasil tindakan siklus I dan siklus
II mengalami peningkatan. Tindakan siklus I nilai rata-rata menulis puisi 59,26
dengan kategori kurang dan pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 74,42
termasuk kategori baik. Keterkaitan penelitian ini dengan penelitian yang
dilakukan peneliti terletak pada keterampilan yang akan ditingkatkan yaitu
keterampilan menulis puisi. Selain memiliki persamaan, penelitian ini juga
memiliki perbedaan, yaitu pada teknik pembelajaran yang digunakan. Penelitian
ini menggunakan pendekatan menulis bebas, adapun penelitian yang dilakukan
peneliti menggunakan model NHT (Numbered Heads Together).
Prayitno (2013) dalam skripsinya yang berjudul Peningkatan
Keterampilan Menulis Puisi Menggunakan Teknik Inkuiri dan Latihan
Terbimbing Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 02 Boja. Membahas teknik
inkuiri dan latihan terbimbing sebagai salah satu cara untuk meningkatkan
pembelajaran menulis puisi pada siswa. Hasil yang diperoleh pada siklus I yaitu
skor rata-rata kelas sebesar 66,81 dalam kategori cukup, kemudian pada tindakan
siklus II skor rata-rata kelas sebesar 81,46 tergolong dalam kategori baik.
Berdasarkan itu, berarti terjadi peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar
15
21,93%. Keterkaitan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu
keterampilan yang akan ditingkatkan, yaitu keterampilan menulis puisi. Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan peneliti yaitu teknik yang
digunakan. Penelitian ini menggunakan teknik inkuiri dan latihan terbimbing,
sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti menggunakan model NHT
(Numbered Heads Together).
Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan, dapat diketahui bahwa
keterampilan menulis puisi dapat ditingkatkan melalui teknik penemuan kata
kunci, pendekatan menulis bebas, teknik inkuiri dan latihan terbimbing. Meskipun
demikian, penelitian mengenai keterampilan menulis puisi menggunakan model
NHT (Numbered Heads Together) berbantuan media amplop bergambar belum
pernah dilakukan. Oleh karena itu, peneliti bermaksud untuk mengembangkan dan
melengkapi penelitian mengenai peningkatan keterampilan menulis puisi. Peneliti
melakukan penelitian keterampilan menulis puisi dengan model NHT (Numbered
Heads Together) berbantuan media amplop bergambar dapat mempermudah siswa
di dalam menulis puisi.
2.2 Landasan Teoretis
Landasan teoretis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi, 1)
keterampilan menyusun, 2) hakikat teks hasil observasi, 3) puisi, 4) model NHT
(Numbered Heads Together), 5) media amplop bergambar, 6) hakikat sikap religi
dan sikap sosial, 7) pembelajaran menyusun teks hasil observasi dalam bentuk
16
puisi dengan model NHT (Numbered Heads Together) berbantuan media amplop
bergambar.
2.2.1 Hakikat Menyusun
Kompetensi yang harus dikuasai siswa di dalam kurikulum 2013
mencakup sikap religius, sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Salah satu
kompetensi dasar dalam kompetensi inti yang berhubungan dengan ranah
keterampilan dalam pembelajaran pada kurikulum 2013 merupakan keterampilan
menyusun teks yang terdapat dalam kompetensi dasar 4.2 menyusun teks hasil
observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek sesuai
dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan.
Berdasarkan hal tersebut, di dalam kurikulum 2013 menyusun dapat dikategorikan
menjadi dua yaitu menyusun secara lisan maupun menyusun secara tertulis.
Menyusun yang digunakan pada penelitian ini adalah menyusun secara tertulis
atau menulis, karena di dalam penelitian ini siswa menyusun teks hasil observasi
dalam bentuk puisi secara tertulis.
Mulyati (2008:7) berpendapat bahwa menulis merupakan suatu kegiatan
menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafis dari suatu bahasa yang
disampaikan kepada orang lain (pembaca) sehingga orang lain (pembaca) itu
dapat membaca dan memahami lambang-lambang grafis tersebut sebagaimana
yang dimaksudkan oleh penulis. Adapun Nadeak (2010:95) menyatakan menulis
adalah sebuah keterampilan yang dapat digunakan dengan cara sangat
menguntungkan, baik secara spiritual maupun untuk tujuan komersil. Adapun
17
Subana (2011:231) menyatakan menulis atau mengarang merupakan kegiatan
pengungkapan gagasan secara tertulis.
Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan
untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang
lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam
kegiatan menulis, penulis harus terampil struktur bahasa, dan kosa kata.
Keterampilan menulis ini tidak akan datang secara otomatis, tetapi harus melalui
latihan dan praktik yang banyak dan teratur (Tarigan 2008:3-4). Adapun Nuruddin
(2010:4) menyatakan menulis adalah segenap rangkaian kegiatan seseorang dalam
rangka mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis
kepada orang lain agar mudah dipahami. Menulis adalah proses menuangkan
pikiran dan menyampaikannya kepada khalayak. Proses menulis adalah suatu
upaya untuk mewariskan dan meneruskan ide atau gagasan kepada generasi
selanjutnya agar ide tersebut terpelihara dan tetap hidup (Kartono 2009:17).
Berdasarkan pendapat beberapa tokoh di atas, menulis merupakan proses
pengungkapan ide, gagasan dalam bentuk tulisan agar mudah dipahami oleh
pembaca. Melalui menulis, ide dan gagasan seorang penulis dapat dipahami dan
dibaca oleh pembaca baik sebagai hiburan maupun sebagai pengetahuan.
2.2.2 Hakikat Teks Laporan Hasil Observasi
Kosasih (2013:48) berpendapat bahwa teks laporan hasil observasi
merupakan teks yang mengemukakan fakta-fakta yang diperoleh melalui
pengamatan. Karakteristik teks laporan hasil observasi menurut Kosasih
18
(2013:49) bertujuan memberikan pengetahuan atau informasi yang sejelas-
jelasnya kepada pembaca. Teks laporan hasil observasi memiliki ciri-ciri sebagai
berikut.
1) menyajikan fakta-fakta tentang keadaan peristiwa, tempat, benda, dan orang.
2) menambah pengetahuan dan wawasan kepada pembaca.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teks laporan hasil
observasi merupakan teks yang ditulis berdasarkan fakta-fakta dari hasil
pengamatan atau observasi. Oleh karena itu, teks laporan hasil observasi bertujuan
untuk menambah pengetahuan atau informasi kepada pembaca.
2.2.3 Puisi
Teori tentang puisi terdiri atas hakikat puisi, dan unsur-unsur puisi.
2.2.3.1 Hakikat puisi
Kosasih (2012:97) berpendapat bahwa puisi adalah bentuk karya sastra
yang menggunakan kata-kata indah dan kaya makna. Keindahan puisi disebabkan
oleh diksi, majas, rima, dan irama yang terkandung dalam karya sastra itu.
Adapun kekayaan makna yang terkandung dalam puisi disebabkan oleh
pemadatan segala unsur bahasa. Adapun, bahasa yang digunakan dalam puisi
berbeda dengan yang digunakan sehari-hari. Puisi menggunakan bahasa yang
ringkas, namun maknanya sangat kaya. Kata-kata yang digunakan adalah kata-
kata konotatif yang mengandung banyak penafsiran dan pengertian. Pada
dasarnya, pengertian puisi tidak lepas dari ruang lingkup kesusastraan, yaitu
19
karangan atau tulisan yang indah yang mempunyai makna tertentu dan
mempunyai nilai estesis. (Jalil 1985:13)
Suharianto (2009:13) berpendapat bahwa puisi adalah suatu bentuk karya
sastra yang berisikan ungkapan pikiran dan perasaan penyair mengenai
kehidupan. Istilah kehidupan dimaksudkan adalah segala yang terdapat diantara
langit dan bumi, berupa pemandangan alam, peristiwa atau kejadian, dan segala
bentuk makhluk ciptaan-Nya. Adapun menurut Aminuddin (1995:134) puisi
adalah salah satu cabang sastra yang menggunakan kata-kata sebagai media
penyampaian untuk membuahkan ilusi dan imajinasi, seperti halnya lukisan yang
menggunakan garis dan warna dalam menggambarkan gagasan pelukisnya.
Menurut Pradopo (2002:7) puisi mengekspresikan pemikiran yang
membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi pancaindera dalam susunan
yang berirama. Menurut Waluyo (dalam aAlfiah 2009:22) puisi adalah karya
sastra dengan bahasa yang dipadatkan, dipersingkat, dan diberi irama dengan
bunyi yang padu dan pemilihan kata-kata yang kias atau imajinatif. Puisi sebagai
jenis sastra memiliki susunan bahasa yang relatif lebih padat. Pemilihan kata atau
diksi dalam penciptaan puisi dapat dikatakan sangat ketat. Kehadiran kata-kata
dan ungkapan dalam puisi diperhitungkan dari berbagai segi : makna, kekuatan
citraan, rima, dan jangkauan simboliknya (Sumardi 1997:3).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa puisi adalah sebuah
karya sastra yang berisikan ungkapan, perasaan dan pikiran dari seorang penyair.
Puisi ditulis dengan menggunakan bahasa yang singkat, padat, akan tetapi
20
memiliki banyak makna. Melalui puisi, seseorang penyair dapat menuangkan ide
dan gagasannya sehingga dapat dinikmati oleh pembaca.
2.2.3.2 Unsur-Unsur Puisi
Menurut Waluyo (dalam Kosasih 2012 : 97-108) secara garis besar, unsur-
unsur puisi terbagi ke dalam dua macam, yakni struktur fisik yang terdiri atas
diksi, pengimajian, kata konkret, bahasa figuratif (majas), rima, tata wajah
(tipografi). Struktur batin puisi terdiri atas tema, perasaan, nada, dan suasana,
amanat.
2.2.3.2.1 Unsur Fisik
Waluyo (dalam Jabrohim 2003:34) berpendapat bahwa struktur fisik puisi
terdiri atas baris-baris puisi yang bersama-sama membangun bait-bait puisi. Unsur
fisik puisi terdiri atas diksi, pengimajian, kata konkret, bahas figuratif (majas),
versifikasi (rima,ritma,metrum), tipografi.
1. Diksi
Keraf (Jabrohim 2003:35) berpendapat bahwa diksi adalah pemilihan kata.
Diksi atau pilihan kata mempunyai peranan penting dan utama untuk mencapai
keefektifan dalam penulisan suatu karya sastra. Untuk mencapai diksi yang baik
seorang penulis harus memahami secara lebih baik masalah kata dan maknanya,
harus tahu memperluas dan mengaktifkan kosa kata.
Keraf (2006:24) berpendapat bahwa diksi disimpulkan menjadi tiga
uraian, pertama, pilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata-kata mana yang
21
dipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, bagaimana membentuk
pengelompokan kata-kata yang tepat atau menggunakan ungkapan-ungkapan yang
tepat, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi. Kedua,
pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa-
nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk
menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang
dimiliki kelompok masyarakat pendengar. Ketiga, pilihan kata yang tepat dan
sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan sejumlah besar kosa kata atau
perbendaharaan kata bahasa itu.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa diksi merupakan
pilihan kata yang digunakan di dalam penulisan puisi. Diksi memiliki peran yang
penting. Puisi akan terlihat indah apabila penulis menggunakan diksi yang tepat.
2. Pengimajian
Menurut Waluyo (dalam Kosasih 2012:100) pengimajian adalah kata atau
susunan kata yang dapat menimbulkan khayalan atau imajinasi. Adanya daya
imajinasi tersebut, pembaca seolah-olah merasa, mendengar, atau melihat sesuatu
yang diungkapkan penyair. Kata-kata yang digunakan penyair, pembaca seolah-
olah : 1) mendengar suara (imajinasi auditif), 2) melihat benda-benda, 3) meraba
dan menyentuh benda-benda (imajinasi taktil).
Menurut Djojosuroto (2005:20-21) pengimajian atau pencitraan adalah
pengungkapan pengalaman sensoris ke dalam kata dan ungkapan, sehingga
terjelma gambaran suasana yang lebih konkrit. Ungkapan itu menyebabkan
pembaca seolah-olah melihat sesuatu, mendengar sesuatu atau turut merasakan
22
sesuatu. Pengimajian untuk memberi gambaran yang jelas, menimbulkan suasana
khusus, membuat hidup (lebih hidup) gambaran dalam pikiran dan penginderaan,
untuk menarik perhatian, untuk memberikan kesan mental atau bayangan visual
penyair menggunakan gambaran- gambaran angan (Jabrohim 2003:36).
Pengimajian itu menggunakan kata atau susunan kata-kata yang dapat
memperjelas atau memperkonkret apa yang dinyatakan oleh penyair. Melalui
pengimajian, yang digambarkan seolah-olah dapat dilihat (imaji visual), didengar
(imaji auditif), atau dirasa (imaji taktil). Imaji visual menampilkan kata-kata yang
menyebabkan gambaran lebih jelas seperti dapat dilihat oleh pembaca. Imaji
auditif (pendengaran) adalah penciptaan ungkapan oleh penyair, sehingga
pembaca seolah-olah mendengarkan suara seperti yang digambarkan oleh penyair.
Imaji taktil (perasaan) adalah penciptaan ungkapan oleh penyair yang mampu
memengaruhi sehingga pembaca ikut terpengaruh perasaannya. (Alfiah 2009:25).
Berdasarkan pendapat beberapa tokoh di atas, dapat disimpulkan bahwa
pengimajian merupakan ungkapan berupa gambaran khayalan yang disampaikan
oleh penulis kepada pembaca. Berdasarkan imajinasi, sebuah puisi akan terlihat
hidup ketika puisi tersebut dapat menggambarkan suasana yang konkrit seperti
imajinasi auditif (mendengar suara), melihat benda-benda, dan meraba benda-
benda (imajinasi taktil).
3. Kata konkret
Menurut Jabrohim (2003:41) bahwa kata konkret adalah kata-kata yang
digunakan oleh penyair untuk menggambarkan suatu lukisan keadaan atau
suasana batin dengan maksud untuk membangkitkan imaji pembaca. Penyair
23
berusaha mengonkretkan kata-kata, maksudnya kata-kata itu diupayakan agar
dapat menyaran kepada arti yang menyeluruh. Untuk membangkitkan imajinasi
pembaca, kata-kata harus diperkonkrit atau diperjelas, jika penyair mahir
memperkonkrit kata-kata, maka pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau
merasa apa yang dilukiskan penyair (Kosasih 2012:103).
Menurut Waluyo (dalam Jabrohim 2003:41) mengatakan bahwa dengan
kata yang diperkonkrit, pembaca dapat membayangkan secara jelas peristiwa atau
keadaan yang dilukiskan oleh penyair. Oleh karena itu, hubungannya dengan
pengimajinasian, kata konkret merupakan syarat atau sebab terjadinya
pengimajian.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kata konkret
merupakan kata yang digunakan untuk memperjelas suatu gambaran yang ada di
dalam puisi. Kata konkrit berkaitan dengan pengimajian yaitu kata konkret
merupakan kata yang digunakan untuk memperjelas pengimajinasian agar seolah-
olah pembaca dapat melihat, mendengar, dan merasakan suasana yang ada di
dalam puisi.
4. Bahasa figuratif (majas)
Menurut Waluyo (dalam Jabrohim 2003:42) bahasa figuratif disebut pula
sebagai majas. Bahasa figuratif dapat membuat puisi menjadi prismatic, artinya
memancarkan banyak makna atau kaya akan makna. Menurut Tarigan (dalam
Jabrohim 2003:42) bahasa figuratif dipergunakan oleh pengarang untuk
menghidupkan atau mengekspresikan perasaan yang diungkapkan, sebab kata saja
belum cukup jelas untuk menerangkan lukisan tersebut.
24
Menurut Kosasih (2012:104) majas (figurative language) adalah bahasa
yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara membandingkan
dengan benda atau kata lain. Majas mengiaskan atau mempersamakan sesuatu
dengan hal yang lain. Maksudnya, agar gambaran benda yang dibandingkan itu
lebih jelas.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa figuratif
(majas) merupakan bahasa yang digunakan untuk mengungkapkan makna suatu
kata, akan tetapi menggunakan bahasa yang dikiaskan untuk memperindah puisi
agar terlihat menarik untuk dibaca. Seorang penyair menggunakan majas karena
dapat memperindah puisi.
5. Versifikasi (rima,ritma)
Menurut Jabrohim (2003:54) rima meliputi aliterasi atau perulangan bunyi
konsonan, asonansi atau perulangan bunyi vokal, persamaan akhir, persamaan
awal, sajak berulang, sajak penuh, intonasi, repetisi bunyi atau kata, dan
persamaan bunyi. Adapun ritma atau irama yaitu pergantian turun naik, panjang
pendek, keras lembut ucapan bunyi bahasa dengan teratur.
Menurut Waluyo (2002:7) pemilihan kata di dalam sebuah baris puisi
maupun dari satu baris ke baris lain, mempertimbangkan kata-kata yang
mempunyai persamaan bunyi yang harmonis. Adapun menurut Aminuddin
(1995:137) rima adalah bunyi yang berselang atau berulang, baik di dalam larik
puisi maupun pada akhir larik puisi. Adapun irama berhubungan dengan
pengulangan bunyi, kata, frasa, dan kalimat. Dalam puisi (khususnya puisi lama),
Irama berupa pengulangan yang teratur suatu baris puisi menimbulkan gelombang
25
yang menciptakan keindahan. Irama juga berarti pergantian keras lembut, tinggi
rendah, atau panjang pendek kata secara berulang ulang dengan tujuan
menciptakan gelombang yang memperindah puisi (Waluyo 2002:12).
6. Tata Wajah (Tipografi)
Menurut Kosasih (2012:104) tipografi merupakan pembeda yang penting
antara puisi dengan prosa dan drama. Larik- larik puisi tidak berbentuk paragraf,
melainkan membentuk bait.
Berdasarkan uraian di atas, tipografi merupakan tata wajah berupa susunan
baris maupun bait yang ada di dalam puisi. Di dalam penulisan puisi, seorang
penyair memiliki ciri maupun bentuk yang berbeda-beda di dalam menuliskan
puisi sesuai dengan keinginan penyair.
2.2.3.2.2 Unsur Batin Puisi
Menurut Waluyo (2002:17) bahwa struktur batin puisi merupakan yang
hendak diungkapkan oleh penyair melalui puisinya. Unsur batin puisi yaitu tema,
perasaan, nada, suasana, amanat.
1. Tema
Waluyo (2002:17) berpendapat bahwa tema adalah gagasan pokok
(subject-matter) yang dikemukakan oleh penyair melalui puisinya. Tema
berfungsi sebagai landasan utama penyair dalam puisinya. Menurut Jabrohim
(2003:65 ) tema adalah sesuatu yang menjadi pikiran pengarang. Tema adalah
gagasan pokok yang di kemukakan oleh penyair lewat puisinya. Tema puisi
biasanya mengungkapkan persoalan manusia yang bersifat hakiki, seperti : cinta
26
kasih, ketakutan, kebahagiaan, kedukaan, kesengsaraan hidup, keadilan dan
kebenaran, ketuhanan, kritik sosial, dan protes (Djojosuroto 2005:24).
Menurut Waluyo (dalam Kosasih 2012:105) secara umum, tema-tema
dalam puisi dikelompokkan sebagai berikut :
a. Tema Ketuhanan
Puisi-puisi dengan tema ketuhanan biasanya akan menunjukkan religious
experience atau pengalaman religi penyair.
b. Tema kemanusiaan
Tema kemanusiaan bermaksud menunjukkan betapa tingginya martabat
manusia dan bermaksud meyakinkan pembaca bahwa setiap manusia memiliki
harkat dan martabat yang sama.
c. Tema patriotisme/kebangsaan
Puisi bertema ini berisikan gelora dan perasaan cinta penyair akan bangsa dan
tanah airnya. Puisi ini mungkin pula melukiskan perjuangan para pahlawan
dalam merebut kemerdekaan.
d. Tema kedaulatan rakyat
Dalam puisinya, penyair mengungkapkan sensitivitas dan perasaannya untuk
memperjuangkan kedaulatan rakyat dan menentang sikap kesewenang-
wenangan pihak yang berkuasa.
e. Tema keadilan sosial
Puisi yang bertema keadilan sosial menyuarakan penderitaan, kemiskinan,
atau kesengsaraan rakyat.
27
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tema merupakan
gagasan pokok yang diungkapkan penyair di dalam puisinya. Seorang pembaca
akan mengetahui tema puisi ketika sudah membaca judul maupun isi dari puisi
tersebut. Tema juga merupakan acuan yang digunakan penyair ketika hendak
menulis puisi karena tema dapat membantu menentukan puisi yang akan dibuat.
2. Perasaan
Puisi merupakan ungkapan perasaan dari penyair. Oleh karena itu, untuk
dapat mengetahui perasaan penyair yaitu dengan cara membaca puisi tersebut.
Perasaan yang menjiwai puisi bisa perasaan gembira, sedih, terharu, terasing,
tersinggung, patah hati, sombong, tercekam, cemburu, kesepian, takut, dan
menyesal (Waluyo 2002:39-40).
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa perasaan merupakan
isi jiwa dari penyair. Pembaca dapat mengetahui perasaan penyair yaitu perasaan
sedih, senang, takut, gelisah, ketika sudah membaca puisi tersebut.
3. Nada
Menurut Jabrohim (2003:66) nada adalah sikap penyair kepada pembaca.
Dalam menulis puisi, penyair bisa bersikap menggurui, menasehati, mengejek,
menyindir, atau bisa jadi ia bersikap lugas, hanya menceritakan sesuatu kepada
pembaca. Berdasarkan uraian di atas, nada merupakan sikap penyair yang ada di
dalam puisi yang akan disampaikan kepada pembaca.
4. Suasana
Menurut Kosasih (2012:109) suasana adalah keadaan jiwa pembaca
setelah membaca puisi itu. Suasana merupakan akibat yang ditimbulkan puisi itu
28
terhadap jiwa pembaca. Suasana sebuah puisi akan membawa akibat psikologis
bagi pembacanya. Akibat psikologis ini terjadi karena nada yang dituangkan
penyair dalam puisi (Jabrohim 2003:66).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa suasana merupakan
keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi. Misalnya puisi suasana duka, maka
pembaca akan merasakan suasana iba setelah membaca puisi tersebut.
5. Amanat
Amanat merupakan kesan yang ditangkap pembaca setelah membaca
puisi. Amanat dirumuskan sendiri oleh pembaca setelah membaca puisi. Cara
menyimpulkan amanat puisi sangat berkaitan dengan cara pandang pembaca
terhadap suatu hal. Meskipun ditentukan berdasarkan cara pandang pembaca,
amanat tidak dapat lepas dari tema dan isi puisi yang dikemukakan penyair
(Waluyo 2002:40).
Amanat yang hendak disampaikan oleh penyair dapat ditelaah setelah
memahami tema, rasa, dan nada puisi. Tujuan amanat merupakan hal yang
mendorong penyair untuk menciptakan puisinya. Amanat tersirat dibalik kata-kata
yang disusun, dan juga berada dibalik tema yang diungkapkan. Amanat yang
hendak disampaikan oleh penyair, secara sadar berada dalam pikiran penyair,
namun lebih banyak penyair tidak sadar akan amanat yang diberikan (Kosasih
2012:109).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa amanat merupakan
pesan yang disampaikan penyair di dalam puisinya. Pembaca dapat mengetahui
amanat yang akan disampaikan penyair apabila sudah membaca puisi tersebut.
29
2.2.4 Model NHT (Numbered Heads Together)
Menurut Trianto (2007:5) model pembelajaran adalah suatu perencanaan
atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan
perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film,
computer, kurikulum, dan lain-lain. Adapun menurut Soekamto (dalam Trianto
2007:5) model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar
mengajar.
Menurut Chauhan (dalam Subana 2011:16) model pembelajaran adalah
pola proses belajar mengajar yang menggambarkan proses penentuan dan
penciptaan situasi khusus yang dapat menyebabkan siswa mampu berinteraksi
dengan lingkungan sehingga terjadi perubahan tingkah laku. Model pengajaran
merupakan pedoman bagi guru dan siswa untuk mencapai tujuan belajar. Dalam
model pembelajaran, dikemukakan tujuan pembelajaran yang harus dicapai siswa.
Isi dari model pengajaran adalah kerangka pengajaran yang luas yang dapat
digunakan guru untuk mencapai tujuan pengajaran yang ditetapkan. Dengan
demikian, pengajaran menjadi suatu yang ilmiah, terkontrol dan terarah pada
tujuan (Subana 2011:17).
Berdasarkan pendapat beberapa tokoh tersebut dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran merupakan suatu kerangka pengajaran yang digunakan
30
sebagai pedoman di dalam proses belajar mengajar di kelas untuk mempermudah
guru di dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswanya. Oleh karena
itu, peneliti menggunakan model pembelajaran untuk mempermudah guru di
dalam menyampaikan materinya. Di dalam penggunaan model pembelajaran,
peneliti menggunakan model NHT (Numbered Heads Together) untuk
mempermudah guru menyampaikan materi, terutama di dalam pembelajaran
menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi.
Model NHT (Numbered Heads Together) merupakan pembelajaran
kooperatif. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih
mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling
berdiskusi dengan temannya. Siswa secara rutin bekerja dalam kelompok untuk
saling membantu memecahkan masalah-masalah yang kompleks. Model
pembelajaran kooperatif, di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam
kelompok kecil yang terdiri atas 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen,
kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling membantu
(Trianto 2007:41).
Menurut Kagen (dalam Trianto 2007:62) Model pembelajaran NHT
(Numbered Heads Together) atau penomoran berpikir bersama adalah merupakan
jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi
siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Model NHT
(Numbered Heads Together) merupakan pembelajaran kooperatif yang
melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu
pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Pada
31
dasarnya, NHT (Numbered Heads Together) merupakan varian dari diskusi
kelompok. Tujuan dari NHT (Numbered Heads Together) adalah memberikan
kesempatan kepada siswa untuk saling berbagi gagasan dan mempertimbangkan
jawaban yang paling tepat (Huda 2013:203).
Berdasarkan perdapat tersebut dapat disimpulkan bahwa model NHT
(Numbered Heads Together) merupakan model pembelajaran kooperatif yaitu
model pembelajaran dengan cara siswa berdiskusi di dalam kelompok untuk
memecahkan masalah. Model NHT (Numbered Heads Together) merupakan
model pembelajaran dengan cara siswa membuat kelompok kecil antara 4-6
siswa, akan tetapi tiap-tiap siswa di dalam kelompok memiliki materi yang
berbeda-beda dari kelompoknya sesuai dengan nomor masing-masing siswa.
Akan tetapi dengan adanya materi yang berbeda-beda siswa akan lebih banyak
memiliki pengetahuan karena di dalam kelompok mereka saling membantu, saling
bertukar pikiran dan memecahkan persoalan secara bersama-sama.
Menurut Trianto (2007:62) dalam mengajukan pertanyaan kepada seluruh
kelas, guru menggunakan struktur empat fase sebagai sintaks NHT (Humbered
Heads Together) :
1. Fase 1 : Penomoran
Fase ini guru membagi siswa ke dalam 3-5 orang dan kepada setiap anggota
kelompok diberi nomor 1-5.
2. Fase 2 : Mengajukan Pertanyaan
Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa yang bervariasi.
32
3. Fase 3 : Berpikir Bersama
Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan dan meyakinkan
tipa anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim.
4. Fase 4 : Menjawab
Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai
mengacungkan tangannya dan mencoba menjawab pertanyaan untuk seluruh
kelas.
Menurut Suyatno (2009:53) langkah-langkah model pembelajaran NHT
(Numbered Heads Together) adalah sebagai berikut :
1. Mengarahkan.
2. Membuat kelompok heterogen dan tiap siswa memiliki nomor tertentu.
3. Memberikan persoalan materi bahan ajar (untuk tiap kelompok sama tapi
untuk tiap siswa tidak sama sesuai dengan nomor siswa, tiap siswa dengan
nomor sama mendapat tugas yang sama)
4. Mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan nomor siswa yang sama
sesuai tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi kelas.
5. Mengadakan kuis individual dan membuat skor perkembangan tiap siswa.
6. Mengumumkan hasil kuis dan memberikan reward.
Di dalam penelitian ini, peneliti memilih menggunakan langkah-langkah
pembelajaran dari Suyatno. Peneliti menggunakan langkah-langkah pembelajaran
dari suyatno karena langkah-langkah dari Suyatno sudah terperinci sehingga
mudah diterapkan di dalam pembelajaran.
33
2.2.5 Media Amplop Bergambar
Teori media amplop bergambar terdiri atas hakikat media pembelajaran,
manfaat media pembelajaran, dan hakikat media amplop bergambar.
2.2.5.1 Hakikat Media Pembelajaran
Menurut Djamarah (2006:120) kata ‘’media’’ berasal dari bahasa latin dan
merupakan bentuk jamak dari kata ‘’medium’’, yang secara harfiah berarti
perantara atau pengantar. Menurut Briggs (dalam Sadiman 2009:6) media adalah
segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk
belajar. Adapun menurut Santoso (dalam Subana 2011:287) media adalah semua
bentuk perantara yang dipakai orang sebagai penyebar ide/gagasan sehingga
ide/gagasan itu sampai pada penerima. Media pendidikan adalah media yang
penggunaanya diitegrasikan dengan tujuan dan isi pengajaran dan dimaksudkan
untuk mempertinggi mutu mengajar dan belajar. Adapun menurut Remiszewski
(dalam Subana 2011:289) pengertian media yaitu pembawa pesan (dapat berupa
orang/benda) kepada penerima pesan. Dalam proses belajar mengajar, penerima
pesan ialah siswa. Melalui inderanya, siswa dirangsang oleh media untuk
menggunakan kombinasi dari beberapa inderanya sehingga mampu menerima
pesan secara lebih lengkap.
Berdasarkan pendapat beberapa tokoh tersebut dapat disimpulkan bahwa
media merupakan suatu alat yang digunakan sebagai perantara yang dapat
menyajikan pesan untuk merangsang pikiran siswa di dalam proses pembelajaran.
Kegunaan media sangat bermanfaat bagi guru dan siswa karena media juga dapat
mengatasi kejenuhan siswa di dalam proses pembelajaran.
34
2.2.5.2 Manfaat Media Pembelajaran
Menurut Subana (2011:300) manfaat media pembelajaran :
1. menarik perhatian siswa,
2. mengurangi bahkan menghilangkan verbalisme,
3. membantu siswa untuk memperoleh pengalaman belajar,
4. membatasi keterbatasan ruang, waktu, dan lingkungan,
5. terjadi kontak langsung antara siswa dan guru,
6. mengatasi perbedaan pengalaman belajar berdasarkan latar belakang ekonomi
siswa.
Menurut Subana (2011:287-288) manfaat media dilihat dari beberapa segi
adalah sebagai berikut.
1. Ditinjau dari segi isi (content) ide atau pesan yang diajarkan, kegunaan media
adalah menyajikan hal-hal yang secara biasa tidak dapat disajikan karena
berbagai sebab, misalnya terlalu luas, besar, sempit, kecil, berbahaya,
kompleks, sudah lampau atau belum terjadi, dan hanya dapat diperlihatkan
dalam keadaan bergerak.
2. Ditinjau dari jumlah penerimaannya (siswa, publik, dan sebagainya), media
bermanfaat untuk menghubungi orang banyak jauh lebih banyak daripada
disebarkan tanpa media.
3. Unsur waktu. Melalui media, banyak ide dapat disebarkan dengan cepat,
bahkan beberapa saat setelah terjadinya suatu peristiwa.
35
4. Hubungan dengan unsur psikologis dari penerima. Media yang baik dapat
menambah kesan dramatik atau realistic sehingga orang yang menerimanya
lebih menaruh perhatian, lebih percaya, atau lebih tergetar emosinya.
Manfaat media lebih tampak kepentingannya bagi perkembangan sosial
dan kultural jika kita menghubungkannya dengan berbagai problema pendidikan
sekarang, seperti :
a. pengetahuan
b. usia sekolah
c. kurangnya jumlah tenaga ahli, dan sebagainya.
Menurut Sadiman (2009:17-18) media pendidikan mempunyai kegunaan-
kegunaan sebagai berikut.
1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam
bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka)
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera seperti :
a. Objek yang terlalu besar, bisa digantikan dengan realita, gambar, film
bingkai, film atau model;
b. Objek yang kecil, dapat dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai,
film, atau gambar;
c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan
timelapse atau high speed photography;
d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi
lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal;
36
e. Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan
dengan model, diagram;
f. Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-
lain) dapat divisualisasikan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan
lain-lain.
3. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasai dapat mengatasi
sikap pasif anak didik. Dalam hal ini, media pendidikan berguna untuk :
a. Menimbulkan kegairahan belajar;
b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan
lingkungan dan kenyataan;
c. Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan
dan minatnya.
4. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan
pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan
ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan
bilamana semua itu harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar
belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat
diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dala:
a. Memberikan perangsang yang sama;
b. Mempersamakan pengalaman;
c. Menimbulkan persepsi yang sama.
37
2.2.5.3 Hakikat Media Amplop Bergambar
Media Amplop bergambar merupakan media berupa amplop yang di
dalamnya berisi gambar yang akan digunakan sebagai media untuk menyusun teks
hasil observasi dalam bentuk puisi bagi siswa. Guru dapat menggunakan gambar
untuk memberi gambaran tentang sesuatu sehingga penjelasannya lebih konkret
daripada bila diuraikan dengan kata-kata. Menurut Sulaiman (dalam Alfiah
2009:17) mengklasifikasikan gambar ke dalam alat-alat yang dapat diperlihatkan
rupa dan bentuk. Menurut Sadiman (2009:29) gambar merupakan media yang
paling umum dipakai. Gambar merupakan bahasa yang umum, yang dapat
dimengerti dan dinikmati di mana-mana.
Beberapa kelebihan media gambar menurut Sadiman (2009:29-31)
diantaranya yaitu :
a. Sifatnya konkret, gambar/foto lebih realistis menunjukkan pokok masalah
dibandingkan dengan media verbal semata
b. Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda,
objek atau peristiwa dapat dibawa ke dalam kelas dan tidak selalu bisa
anak-anak dibawa ke objek/peristiwa tersebut. Oleh kareana itu, gambar
dapat mengatasi hal tersebut.
c. Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan. Sel atau
penampang daun yang tidak mungkin dapat dilihat dengan mata telanjang
dapat disajikan dengan jelas dengan bentuk gambar.
38
d. Gambar/foto dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan
untuk tingkat usia berapa saja, sehingga dapat mencegah atau
membetulkan kesalah pahaman.
e. Gambar/foto harganya murah dan gampang didapat serta digunakan, tanpa
memerlukan peralatan khusus.
Menurut Sadiman (2009:31-33) ada enam syarat yang perlu dipenuhi oleh
gambar/foto yang baik sehingga dapat dijadikan sebagai media pendidikan.
1. Autentik
Gambar tersebut harus secara jujur melukiskan situasi seperti kalau orang
melihat benda sebenarnya.
2. Sederhana
Komposisi gambar hendaknya cukup jelas menunjukkan poin-poin pokok
dalam gambar.
3. Ukuran relatif
Gambar dapat membesarkan atau memperkecil objek/benda sebenarnya.
4. Gambar sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan. Gambar yang baik
tidaklah menunjukkan objek dalam keadaan diam tetapi memperlihatkan
aktifitas tertentu.
5. Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Walaupun dari segi mutu kurang, gambar atau foto karya
siswa sendiri sering kali lebih baik.
39
6. Tidak semua gambar yang bagus merupakan media yang bagus.
Sebagaimana media yang baik, gambar hendaklah bagus dari sudut seni
dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Menurut Rohani (1997:76) gambar sangat penting digunakan dalam usaha
memperjelas pengertian pada peserta didik. Sehingga dengan menggunakan
gambar, peserta didik dapat lebih memperhatikan terhadap benda-benda atau hal-
hal yang belum pernah dilihatnya. Menurut Hamalik (dalam Alfiah 2009:20-21)
gambar merupakan salah satu alat yang penting bagi pembelajaran di kelas, agar
tujuan pembelajaran berhasil dengan baik, gambar yang digunakan dalam
pembelajaran hendaknya memenuhi kriteria-kriteria tertentu. Kriteria pemilihan
gambar menurut Hamalik adalah sebagai berikut :
1. Keaslian Gambar
Gambar yang dipilih menunjukkan situasi yang sebenarnya, seperti melihat
keadaan atau benda sesungguhnya.
2. Kesedarhanaan
Gambar yang dipilih sederhana dalam warna, menumbuhkan kesan tertentu,
mempunyai nilai estetis, dan mengandung nilai praktis.
3. Bentuk Item
Gambar yang dipilih hendaknya membuat siswa memperoleh tanggapan yang
tepat tentang objek-objek dalam gambar.
40
4. Perbuatan
Gambar hendaknya menunjukkan hal yang sedang dilakukannya sesuai
perbuatannya. Siswa akan lebih paham memahami gambar yang kelihatannya
sedang bergerak.
5. Fotografi
Siswa akan lebih tertarik pada gambar yang nilai fotografinya mudah dan
dikerjakan secara profesional.
6. Artistik
Segi artistik pada umumnya memengaruhi nilai-nilai gambar, penggunaan
gambar tertentu disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media gambar adalah
suatu alat yang penting bagi pengajaran pendidikan. Gambar yang digunakan
hendaknya memenuhi kriteria-kriteria tertentu. Gambar akan berfungsi dengan
tepat dan efektif, apabila disesuaikan dengan faktor kematangan anak. Tujuan
yang akan dicapai dan teknik penggunaannya harus jelas dalam pembelajaran di
kelas.
Menurut Subana (2011:322) manfaat gambar sebagai media pembelajaran
adalah sebagai berikut: 1) menimbulkan daya tarik bagi siswa, 2) mempermudah
pengertian pemahaman siswa, 3) memudahkan penjelasan yang sifatnya abstrak
sehingga siswa lebih mudah memahami apa yang dimaksud, 4) memperjelas
bagian-bagian yang penting. Melalui gambar, dapat memperbesar bagian-bagian
yang penting atau bagian yang kecil sehingga dapat diamati, 5) menyingkat suatu
41
uraian. Informasi yang dijelaskan dengan kata-kata membutuhkan uraian panjang.
Sehingga uraian tersebut dapat ditunjukkan pada gambar.
2.2.6 Hakikat Sikap Religius dan Sikap Sosial
2.2.6.1 Sikap Religius
Mustari (2011:1) berpendapat bahwa religius adalah nilai karakter dalam
hubungannya dengan tuhan. Menujukkan bahwa pikiran, perkataan, dan tindakan
seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan atau
ajaran agamanya. Menurut Starks dan Glock dalam (mustari 2011:3) ada lima
unsur yang dapat mengembangkan manusia menjadi religius yaitu, keyakinan
agama, ibadat, pengetahuan agama, pengalaman agama, dan konsekuensi dari
keempat unsur tersebut. Adapun menurut kemendikbud (2013) dalam penerapan
kurikulum 2013, sifat spiritual atau sifat religius adalah menghargai dan
menghayati ajaran agama yang dianut. Berdasarkan beberapa pendapat di atas,
dapat disimpulkan bahwa sifat religius merupakan sifat yang tertanam pada diri
seseorang yang berhubungan dengan tuhan. Adanya sifat religius, maka seseorang
dapat mengetahui baik dan buruk perbuatan yang dilarang maupun diperintahkan
oleh tuhan sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya, sehingga manusia yang
memiliki sifat religius, senantiasa akan berusaha menjauhi larangan dan
menjalankan perintah dari tuhannya.
2.2.6.2 Sikap Sosial
Pendidikan di sekolah, di dalam penerapan kurikulum 2013 bukan hanya
terbatas pada sikap religius akan tetapi juga sikap sosial. Menurut Mustari (2011)
42
hakikat manusia itu ada tiga, yaitu (1) manusia sebagai makhluk moral, yaitu
berbuat sesuai dengan norma-norma susila, (2) manusia sebagai makhluk
individual, yaitu berbuat untuk kepentingan diri sendiri, (3) manusia sebagai
makhluk sosial, hidup bermasyarakat, bekerja sama dan tolong menolong.
Manusia sebagai makhluk sosial yaitu manusia tidak dapat berdiri sendiri sebagai
individu, akan tetapi selalu menuntut bantuan dan pertolongan orang lain serta
memerlukan kerjasama untuk membina keselamatan diri atau masyarakat. Adapun
menurut kemendikbud (2013) implementasi kurikulum 2013 mencakup
kompetensi sikap sosial yaitu sikap yang terkait dengan pembentukan peserta
didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab. Di
dalam penerapan kurikulum 2013 peserta didik diharapkan dapat memiliki sikap
sosial, diantaranya yaitu, jujur, disiplin, tanggung jawab, toleransi, gotong royong,
santun, dan percaya diri. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
sikap sosial merupakan sikap seorang individu terhadap sesama individu karena
manusia tidak dapat hidup sendiri sehingga manusia sebagai individu saling
berinteraksi dengan individu lain untuk saling membantu dan melengkapi.
2.2.7 Penerapan Model NHT (Numbered Heads Together) Berbantuan Media
Amplop Bergambar dalam Pembelajaran Menyusun Teks Hasil
Observasi dalam Bentuk Puisi
Keterampilan menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi
merupakan keterampilan yang sangat penting bagi siswa. Melalui puisi, dapat
menggambarkan ekspresi penulis yang dituangkan dalam bentuk tulisan berbentuk
puisi. Oleh karena itu, di dalam pembelajaran menulis puisi dibutuhkan strategi,
43
model, dan media yang tepat untuk mempermudah penulisan. Oleh karena itu,
peneliti menggunakan model NHT (Numbered Heads Together) berbantuan media
amplop bergambar, diharapkan dapat membantu siswa di dalam menyusun puisi.
Peneliti menggunakan model NHT (Numbered Heads Together)
berbantuan media amplop bergambar, dapat membantu siswa dalam menulis puisi
karena model NHT (Numbered Heads Together) merupakan model kooperatif. Di
dalam pembelajaran kooperatif, siswa berkelompok dan berdiskusi dengan
anggota kelompok sehingga mereka dapat saling bertukar pikiran. Adapun itu,
juga berbantuan media amplop bergambar (amplop berisi gambar), yang akan
menjadi media untuk merangsang pikiran siswa untuk menemukan ide.
Penggunaan media gambar, siswa akan lebih senang dan mudah dalam
berimajinasi, terutama dalam menemukan ide setelah melihat media gambar
tersebut.
Langkah-langkah pembelajaran yang ditempuh dalam menyusun teks hasil
observasi dalam bentuk puisi dengan model NHT (Numbered Heads Together)
berbantuan media amplop bergambar yaitu : Tahap pelaksanaan pada pertemuan
pertama, tahap mengarahkan : guru memberikan pengarahan kepada siswa,
tentang cara pembelajaran dan pengarahan pembentukan kelompok. Tahap
membuat kelompok heterogen : (1) guru mengelompokkan siswa menjadi enam
kelompok, tiap kelompok terdiri atas 4-6 siswa dan tiap siswa di dalam kelompok
memiliki nomor tertentu. Tahap memberikan persoalan materi bahan ajar, (1)
guru memberikan penjelasan mengenai langkah-langkah pembelajaran menyusun
teks hasil observasi dalam bentuk puisi, unsur-unsur pembangun (2) guru
44
membagikan 1 gambar dan contoh puisi kepada setiap kelompok, (3) siswa
membaca dan mengamati contoh puisi yang diberikan oleh guru, (4) siswa di
dalam kelompok saling bertanya jawab, berdiskusi dan saling mengemukakan
pendapat tentang pengertian puisi, dan unsur pembangun puisi dengan saling
menghargai pendapat teman, (5) setiap kelompok menyimpulkan pengertian, dan
unsur pembangun puisi, (6) siswa membuat satu puisi dengan kelompoknya sesuai
pengamatan gambar yang dibagikan oleh guru. Tahap mempresentasikan hasil
kerja kelompok dengan nomor siswa yang sama, (1) guru mengelompokkan siswa
sesuai dengan nomor yang sama, (2) setiap siswa mempresentasikan hasil diskusi
kelompok mereka dengan kelompok lain sesuai dengan nomor yang sama dengan
saling menghargai karya orang lain, (3) setiap siswa di dalam kelompok yang
bernomor sama saling berdiskusi tentang pengertian, dan unsur-unsur puisi
dengan saling memberikan komentar atas hasil pekerjaan kelompok lain dengan
bahasa yang santun dan saling menghargai pendapat orang lain, (4) siswa di
dalam kelompok membacakan puisi hasil diskusi dari kelompok asal, (5) setelah
berdiskusi, siswa kembali ke kelompok asal. Tahap mengadakan kuis individual
dan membuat skor perkembangan tiap siswa, (1) guru memberikan penguatan
kepada siswa secara individu berupa tes pengetahuan mengenai hakikat teks hasil
observasi, ciri-ciri teks hasil observasi, hakikat puisi, dan unsur-unsur pembangun
puisi. Tahap mengumumkan hasil kuis dan memberikan reward, (1) guru
memberikan penghargaan kepada siswa yang mendapatkan nilai bagus dan aktif
di dalam kelompok.
45
Tahap pelaksaan pada pertemuan kedua, tahap mengarahkan, (1) guru
memberikan pengarahan kepada siswa tentang cara pembelajaran meyusun teks
hasil observasi dalam bentuk puisi, (2) guru memberikan penjelasan ulang
mengenai unsur pembangun dan langkah-langkah menyusun teks hasil observasi
dalam bentuk puisi. Tahap membuat kelompok heterogen, (1) siswa berkelompok
sesuai pada pertemuan sebelumnya yaitu enam kelompok. Tahap memberikan
persoalan materi bahan ajar, (1) guru memanggil ketua kelompok untuk maju ke
depan kelas, (2) guru membagikan amplop yang di dalamnya berisi gambar yang
bernomor 1-6 kepada setiap ketua kelompok untuk dibagikan kepada setiap
anggota kelompoknya, (3) siswa secara individu di dalam kelompok membuka
amplop yang di dalamnya berisi gambar yang berbeda dari pertemuan
sebelumnya, (4) siswa di dalam kelompok saling berdiskusi mengamati tiap-tiap
gambar dari anggota kelompoknya. Tahap mempresentasikan hasil kerja
kelompok dengan nomor siswa yang sama, (1) guru mengelompokkan siswa
sesuai dengan nomor yang sama, (2) setiap siswa secara bergantian
mempresentasikan hasil pengamatan gambar dari diskusi kelompok mereka,
dengan kelompok nomor yang sama, (3) setiap siswa di dalam kelompok yang
bernomor sama, saling berdiskusi dan saling melengkapi hasil pengamatan
gambar kelompok asal, (4) setelah berdiskusi siswa kembali ke kelompok asal.
Tahap mengadakan kuis individual dan membuat skor perkembangan tiap siswa,
(1) setiap siswa secara individu di dalam kelompok, membuat puisi sesuai dengan
gambar mereka masing-masing. Tahap mengumumkan hasil kuis dan reward, (1)
guru memanggil perwakilan dari siswa untuk membacakan puisi di depan kelas,
46
(2) seluruh siswa di dalam kelas menanggapi hasil menulis dan pembacaan puisi
yang dibacakan oleh perwakilan siswa , (3) guru memberikan penghargaan bagi
perwakilan siswa yang dapat membacakan puisi dengan bagus. Tahap penutup,
(1) siswa bersama guru menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dipelajari,
(2) guru dan siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang sudah
dilakukan, (3) guru dan siswa melakukan tindak lanjut untuk pertemuan
selanjutnya.
2.3 Kerangka Berpikir
Keterampilan menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi tergolong
dalam tingkatan yang masih rendah. Hal ini dapat diidentifikasi dari proses
pembelajaran, pengetahuan, sikap religi, sikap sosial, dan keterampilan.
Pertama proses pembelajaran, yaitu keantusiasan, kekondusifan siswa,
keaktifan siswa, dan keintensifan siswa masih kurang. Siswa kurang berminat dan
malas dalam menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi karena strategi
guru belum menarik minat siswa. Proses pembelajaran menyusun teks hasil
observasi dalam bentuk puisi, tidak semua guru dapat memberikan model dan
media pembelajaran yang cocok yang dapat membantu memunculkan imajinasi
siswa dapat berkembang, sehingga dapat membantu di dalam menyusun teks hasil
observasi dalam bentuk puisi.
Peningkatan keterampilan menyusun teks hasil observasi dalam bentuk
puisi membutuhkan model yang tepat untuk dapat menarik minat dan
memunculkan ide bagi siswa. Terutama bagi siswa kelas VII maka dibutuhkan
47
model dan media pembelajaran yang dapat memancing kreatifitas siswa agar bisa
tertarik dalam pembelajaran menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi.
Ketertarikan tersebut diantaranya adalah agar siswa merasa senang dan tertarik
untuk menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi, terutama dalam
membuat bait-bait puisi.
Kedua, yaitu pengetahuan yang dimiliki siswa sudah cukup baik, akan
tetapi masih ada beberapa siswa yang masih rendah. Ketiga, sikap religius yaitu
secara keseluruhan siswa sudah baik, akan tetapi masih ada beberapa siswa ketika
berdoa sering bercanda dengan temannya. Keempat, sikap sosial yaitu
keseluruhan rata-rata sudah baik, akan tetapi masih ada siswa yang menunjukkan
sikap yang kurang baik. Kelima, yaitu keterampilan siswa masih memerlukan
perhatian dan bimbingan dari guru karena siswa sulit menemukan ide dan
menyusun kata-kata menjadi bait puisi. Adapun apabila praktik keterampilan
menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi, guru hanya meminta siswa
untuk menuliskan puisi yang sedang mengusik pikiran mereka, apabila di dalam
jam pembelajaran menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi sudah
selesai, guru meminta siswa untuk melanjutkan menyusun teks hasil observasi
dalam bentuk puisi di rumah masing-masing. Padahal dalam menyusun puisi,
siswa masih mengalami kesulitan, sehingga membutuhkan model dan media
pembelajaran yang dapat memacu semangat dan dapat merangsang pikiran siswa
untuk dapat membuat bait-bait puisi.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka harus dicari jalan keluar utuk
mengatasinya. Oleh karena itu, perlu adanya model dan media pembelajaran yang
48
harus digunakan oleh guru dalam mengajarkan puisi agar siswa merasa tertarik
dan mudah dalam menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi. Salah satu
model pembelajaran yang cocok digunakan dalam pembelajaran menyusun teks
hasil observasi dalam bentuk puisi adalah model pembelajaran kooperatif, yaitu
model pembelajaran dengan cara siswa saling berkelompok dan berdiskusi untuk
saling bertukar pikiran, bertukar ide.
Model pembelajaran kooperatif yang peneliti pilih yaitu model
pempelajaran NHT (Numbered Heads Together). Model pembelajaran ini
merupakan model pembelajaran kooperatif, yaitu siswa saling berkelompok,
untuk tiap kelompok sama tetapi untuk tiap siswa tidak sama sesuai dengan nomor
siswa, tiap siswa dengan nomor sama mendapatkan tugas yang sama. Oleh karena
itu, dengan model pembelajaran tersebut, diharapkan siswa dapat saling bertukar
pikiran, bertukar ide dan saling bekerjasama mengembangkan imajinasi mereka di
dalam menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi. Adapun itu, peneliti
juga menggunakan media amplop bergambar. Media amplop bergambar
merupakan sebuah media amplop yang di dalamnya berisi gambar untuk media
dalam menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi. Peneliti menggunakan
media gambar karena dengan media gambar, siswa akan lebih tertarik dalam
menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi. Siswa akan senang dan
bersemangat dalam menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi
dikarenakan siswa antusias di dalam mengamati gambar sehingga dapat
menumbuhkan imajinasinya di dalam menyusun teks hasil observasi dalam
bentuk puisi.
49
2.4 Hipotesis Tindakan
Hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah keterampilan
menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi siswa kelas VII A SMP Negeri
2 Kudus dapat mengalami peningkatan dan dapat menambah antusias siswa dalam
menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi setelah mengikuti pembelajaran
menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi dengan menggunakan model
NHT (Numbered Heads Together) berbantuan media amplop bergambar.
50
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Pelaksanaan penelitian yang digunakan yaitu penelitian tindakan kelas.
Menurut Suyadi (2010:17) penelitian tindakan kelas berasal dari bahasa Inggris,
yaitu Classroom Action Research, berarti action research (penelitian dengan
tindakan) yang dilakukan di kelas. Menurut Arikunto (dalam Suyadi 2010:18)
penelitian tindakan kelas adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap
kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersamaan.
Menurut Tripp dalam Subyantoro (2012:34) menyatakan rancangan
penelitian tindakan kelas mencakup empat tahap yaitu ; perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi. Tahapan penelitian tindakan kelas tersebut digunakan
secara sistematis dan diterapkan dalam dua siklus yaitu siklus I dan II.
Bagan 1. Desain Penelitian Tindakan Kelas
SIKLUS I SIKLUS II
Perencanaan
Tindakan Refleksi
Observasi
Refleksi
Observasi
Tindakan
Perencanaan
51
3.1.1 Proses Tindakan Siklus I
Proses penelitian tindakan kelas pada siklus I terdiri atas perencanaan,
tindakan, observasi, dan refleksi. Proses penelitian tersebut dapat diuraikan
sebagai berikut.
3.1.1.1 Perencanaan Siklus I
Langkah pertama dalam penelitian ini adalah perencanan. Tahap
perencanaan diupayakan untuk menyusun kegiatan penelitian. Kegiatan yang
dilakukan adalah (1) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran keterampilan
menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi dengan model NHT (Numbered
Heads Together) berbantuan media amplop bergambar sesuai dengan tindakan
yang akan dilakukan, (2) mempersiapkan media pembelajaran, (3) membuat dan
menyiapkan instrumen penelitian berupa pengamatan atau observasi untuk
mengetahui perilaku belajar siswa ketika mengikuti pembelajaran menyusun teks
hasil observasi dalam bentuk puisi dengan model NHT (Numbered Heads
Togheter) berbantuan media amplop bergambar ,(4) pedoman wawancara untuk
mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran keterampilan menyusun teks
hasil observasi dalam bentuk puisi dengan menggunakan model NHT (Numbered
Heads Together) berbantuan media amplop bergambar, (5) menyusun rancangan
evaluasi untuk mengetahui keterampilan siswa dalam menyusun teks hasil
observasi dalam bentuk puisi.
52
3.1.1.2 Tindakan Siklus I
Tahap penelitian menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi
dengan model NHT (Numbered Heads Together) berbantuan media amplop
bergambar terdiri atas tiga tahap. Diantaranya, tahap tindakan pembelajaran yaitu
pendahuluan, pelaksanaan, dan penutup.
Tahap pendahuluan yaitu, (1) guru mengondisikan siswa siap mengikuti
pembelajaran, (2) guru menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran, (3) guru
menjelaskan pokok-pokok materi pembelajaran, (4) guru menjelaskan langkah-
langkah pembelajaran.
Tahap pelaksanaan terdiri atas enam tahap pembelajaran. Pada pertemuan
pertama, Tahap mengarahkan : (1) Guru memberikan pengarahan kepada siswa,
tentang cara pembelajaran dan pengarahan pembentukan kelompok. Tahap
Membuat kelompok heterogen : (1) Guru mengelompokkan siswa menjadi 6
kelompok, tiap kelompok terdiri atas 4-6 orang dan tiap siswa di dalam kelompok
memiliki nomor tertentu. Tahap memberikan persoalan materi bahan ajar : (1)
Guru membagikan 1 gambar dan contoh puisi kepada setiap kelompok, (2) Siswa
membaca dan mengamati contoh puisi yang diberikan oleh guru, (3) Siswa di
dalam kelompok saling bertanya jawab, berdiskusi dan saling mengemukakan
pendapat tentang pengertian teks hasil observasi, pengertian puisi, unsur
pembangun puisi, (4) Setiap kelompok menyimpulkan pengertian, dan unsur-
unsur puisi, (5) Siswa membuat satu puisi dengan kelompoknya sesuai
pengamatan gambar yang dibagikan oleh guru.
53
Tahap Mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan nomor siswa yang sama,
(1) Guru mengelompokkan siswa sesuai dengan nomor yang sama, (2) Setiap
siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok mereka, dengan kelompok lain
sesuai dengan nomor yang sama, (3) Setiap siswa di dalam kelompok
membacakan puisi hasil dari kelompok asal, (4) Setelah selesai berdiskusi, siswa
kembali ke kelompok asal. Tahap Mengadakan kuis individual dan membuat skor
perkembangan tiap siswa: (1) guru memberikan penguatan kepada siswa secara
individu berupa tes pengetahuan mengenai hakikat teks hasil observasi, ciri-ciri
teks hasil observasi, pengertian puisi, dan unsur-unsur puisi. Tahap
Mengumumkan hasil kuis dan memberikan reward, (1) Guru memberikan
penghargaan bagi perwakilan siswa yang dapat nilai bagus.
Tahap pelaksanaan pada pertemuan kedua Tahap mengarahkan : (1) Guru
memberikan pengarahan kepada siswa, tentang cara pembelajaran menyusun teks
hasil observasi dalam bentuk puisi. Tahap Membuat kelompok heterogen yaitu :
(1) Siswa berkelompok seperti pada pertemuan sebelumnya yaitu 6 kelompok,
tiap kelompok terdiri atas 4-6 orang dan tiap siswa di dalam kelompok memiliki
nomor tertentu. Tahap memberikan persoalan materi bahan ajar, (1) Guru
memanggil ketua kelompok untuk maju ke depan kelas, (2) guru membagikan
amplop yang di dalamnya berisi gambar bernomor 1-6 untuk dibagikan kepada
setiap anggota kelompoknya, tiap siswa di dalam kelompok mendapatkan nomor
dan gambar yang berbeda yang digunakan sebagai media dalam menyusun teks
hasil observasi dalam bentuk puisi sesuai isi yang ada di dalam amplop masing-
masing, (3) Siswa secara individu di dalam kelompok, membuka amplop dan
54
mengamati gambar yang ada di dalam amplop mereka masing-masing, (4) Siswa
di dalam kelompok saling berdiskusi mengamati gambar yang ada pada anggota
kelompoknya sehingga setiap individu mengetahui setiap gambar dari anggota
kelompoknya. Tahap Mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan nomor
siswa yang sama, (1) Guru mengelompokkan siswa sesuai dengan nomor yang
sama. (2) Setiap siswa secara bergantian mempresentasikan diskusi pengamatan
gambar hasil diskusi kelompok mereka, bersama nomor yang sama. (3) Setiap
siswa di dalam kelompok yang bernomor sama, saling berdiskusi dan saling
melengkapi kekurangan hasil pengamatan gambar dari kelompok asal, (4) Setelah
selesai berdiskusi, siswa kembali ke kelompok asal. Tahap Mengadakan kuis
individual dan membuat skor perkembangan tiap siswa, (1) Setiap siswa secara
individu di dalam kelompok, membuat puisi sesuai dengan gambar mereka
masing-masing. Tahap Mengumumkan hasil kuis dan memberikan reward, (1)
Guru memanggil perwakilan dari siswa untuk membacakan puisi di depan kelas,
(2) Seluruh siswa di dalam kelas menanggapi hasil menulis puisi yang dibacakan
oleh perwakilan dari siswa. (3) Guru memberikan penghargaan bagi perwakilan
siswa yang dapat menulis dan membacakan puisi dengan bagus.
Tahap penutup, (1) siswa bersama guru menyimpulkan materi
pembelajaran yang telah dipelajari, (2) guru dan siswa melakukan refleksi
terhadap kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan, (3) guru dan siswa
melakukan tindak lanjut untuk pertemuan selanjutnya.
55
3.1.1.3 Observasi Siklus I
Tahap observasi dilakukan peneliti adalah disaat proses pembelajaran, dan
perubahan perilaku berupa sikap religius dan sikap sosial siswa ketika
pembelajaran berlangsung. Proses observasi ini dibantu oleh guru bahasa dan
sastra Indonesia selama proses pembelajaran berlangsung.
1. Pedoman Observasi Proses Pembelajaran
Pedoman observasi proses pembelajaran yaitu, (1) keantusiasan siswa
disaat proses pembelajaran, (2) kekondusifan siswa di dalam kelompok
mengidentifikasi hakikat, dan unsur pembangun puisi (3) keaktifan siswa di dalam
kelompok di dalam mengidentifikasi hakikat, dan unsur-unsur pembangun puisi ,
(4) keintensifan siswa di dalam menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi,
(5) keefektifan kegiatan refleksi akhir pembelajaran sehingga siswa mengetahui
kekurangan dan tindakan yang akan dilakukan berikutnya.
2. Pedoman Observasi Sikap Religius dan Sikap Sosial
Pedoman observasi sikap berupa, sikap religius dan sikap sosial. Indikator
sikap dapat diuraikan sebagai berikut.
Sikap religius, yaitu berdoa sesudah dan sebelum menjalankan sesuatu,
memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai agama yang dianut,
memelihara hubungan baik dengan sesama umat ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Adapun pedoman observasi proses pembelajaran sikap sosial yaitu, kreatif,
tanggung jawab, santun, percaya diri dan gotong royong.
56
3.1.1.4 Refleksi Siklus I
Setelah proses pembelajaran pada siklus I berakhir, peneliti melakukan
analisis hasil tes, wawancara dan observasi. Proses refleksi dapat mengetahui
keterampilan siswa di dalam menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi,
keaktifan dan kekondusifan siswa dalam menyusun teks hasil observasi dalam
bentuk puisi, dan kendala yang dialami siswa dan guru di dalam menyusun teks
hasil observasi dalam bentuk puisi.
Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti dapat melakukan revisi terhadap
kekurangan-kekurangan pada proses pembelajaran menyusun teks hasil observasi
dalam bentuk puisi yang ada pada siklus I. Adapun kelebihan-kelebihan yang ada
pada siklus I dapat dipertahankan dan ditingkatkan pada siklus II.
Pada proses pembelajaran siklus I masih ada beberapa kekurangan,
diantaranya yaitu : (1) siswa masih bingung menyusun kata-kata yang ditulis
menjadi bait puisi, (2) kurangnya waktu di dalam menyusun teks hasil observasi
dalam bentuk puisi, (3) gambar yang digunakan sebagai media penyusunan teks
hasil observasi dalam bentuk puisi masih kurang jelas sehingga siswa merasa
bingung. Berdasarkan hasil refleksi ini, peneliti dapat melakukan revisi terhadap
rencana pelaksanaan pembelajaran selanjutnya.
Cara mengatasi kekurangan tersebut yaitu, pada siklus II akan dilakukan
perbaikan sebagai berikut, (1) guru mengulang penjelasan mengenai langkah-
langkah pembelajaran menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi dan
unsur-unsur pembangun puisi, (2) guru lebih aktif lagi mendampingi siswa di
dalam proses menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi, (3) guru
57
memberikan tambahan waktu untuk keterampilan menyusun teks hasil observasi
dalam bentuk puisi, sehingga siswa dapat lebih leluasa di dalam mengembangkan
imajinasinya di dalam penyusunan puisi, (4) guru melakukan perbaikan gambar
yang lebih jelas agar siswa tidak bingung ketika mengamati gambar yang akan
disusun menjadi puisi.
3.1.2 Proses Tindakan Siklus II
Siklus II merupakan tindak lanjut dari siklus I. Hasil siklus I diperbaiki
pada siklus II. Proses tindakan pada siklus II terdiri atas empat tahap, yaitu
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.
3.1.2.1 Perencanaan Siklus II
Pada tahap perencanaan, peneliti mempersiapkan hal-hal yang akan
dilaksanakan pada siklus II, dengan memperbaiki proses pembelajaran pada siklus
I. Perencanaan yang dilakukan adalah (1) membuat perbaikan rencana
pelaksanaan pembelajaran menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi
dengan model NHT (Numbered Heads Together) berbantuan media amplop
bergambar, (2) menambah waktu pembelajaran, (3) mempersiapkan dan
menyiapkan perbaikan media gambar dengan bobot yang sama yang akan
digunakan sebagai media pembelajaran.
3.1.2.2 Tindakan Siklus II
Pada tahap ini, rencana tindakan untuk memperbaiki proses pembelajaran
berdasarkan refleksi pada siklus I. Tindakan pada siklus II terdiri atas
58
pendahuluan, pelaksanaan, dan penutup. Tahap pendahuluan, pada tahap ini,
tindakan yang dilakukan yaitu, (1) guru mengondisikan siswa agar siap untuk
mengikuti pembelajaran, (2) guru menjelaskan tujuan dan manfaat pembelajaran
(3) guru dan siswa bertanya jawab mengenai kekurangan dan kesulitan dalam
menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi pada siklus 1, dan (4) guru
memberikan umpan balik tentang materi pembelajaran menyusun teks hasil
observasi dalam bentuk puisi pada siklus I.
Tahap pelaksanaan pada pertemuan pertama, tahap mengarahkan : guru
memberikan pengarahan kepada siswa, tentang cara pembelajaran dan pengarahan
pembentukan kelompok. Tahap membuat kelompok heterogen: (1) guru
mengelompokkan siswa menjadi enam kelompok, tiap kelompok terdiri atas 4-6
siswa dan tiap siswa di dalam kelompok memiliki nomor tertentu. Tahap
memberikan persoalan materi bahan ajar, (1) guru memberikan penjelasan ulang
mengenai langkah-langkah menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi dan
unsur-unsur pembangun puisi, (2) guru membagikan 1 gambar dan contoh puisi
kepada setiap kelompok, (3) siswa membaca dan mengamati contoh puisi yang
diberikan oleh guru, (4) siswa di dalam kelompok saling bertanya jawab,
berdiskusi dan saling mengemukakan pendapat tentang hakikat teks hasil
observasi, pengertian puisi, dan unsur pembangun puisi dengan saling menghargai
pendapat teman, (5) setiap kelompok menyimpulkan pengertian, dan unsur
pembangun puisi, (6) siswa membuat satu puisi dengan kelompoknya seperti
contoh puisi yang dibagikan oleh guru. Tahap mempresentasikan hasil kerja
kelompok dengan nomor siswa yang sama, (1) guru mengelompokkan siswa
59
sesuai dengan nomor yang sama, (2) setiap siswa mempresentasikan hasil diskusi
kelompok mereka dengan kelompok lain sesuai dengan nomor yang sama dengan
saling menghargai karya orang lain, (3) setiap siswa di dalam kelompok yang
bernomor sama saling berdiskusi tentang pengertian, unsur-unsur, dengan saling
memberikan komentar atas hasil pekerjaan kelompok lain dengan bahasa yang
santun dan saling menghargai pendapat orang lain, (4) siswa di dalam kelompok
membacakan puisi hasil diskusi dari kelompok asal, (5) setelah berdiskusi, siswa
kembali ke kelompok asal. Tahap mengadakan kuis individual dan membuat skor
perkembangan tiap siswa, (1) guru memberikan penguatan kepada siswa secara
individu berupa tes pengetahuan mengenai hakikat teks hasil observasi, ciri-ciri
teks hasil observasi, hakikat puisi, dan unsur-unsur pembangun puisi. Tahap
mengumumkan hasil kuis dan memberikan reward, (1) guru memberikan
penghargaan kepada siswa yang mendapatkan nilai bagus dan aktif di dalam
kelompok.
Tahap pelaksaan pada pertemuan kedua, tahap mengarahkan, (1) guru
memberikan pengarahan kepada siswa tentang cara pembelajaran meyusun teks
hasil observasi dalam bentuk puisi, (2) guru memberikan penjelasan ulang
mengenai unsur pembangun dan langkah-langkah menyusun teks hasil observasi
dalam bentuk puisi. Tahap membuat kelompok heterogen, (1) siswa berkelompok
sesuai pada pertemuan sebelumnya yaitu enam kelompok. Tahap memberikan
persoalan materi bahan ajar, (1) guru memanggil ketua kelompok untuk maju ke
depan kelas, (2) guru membagikan amplop yang di dalamnya berisi gambar yang
bernomor 1-6 kepada setiap ketua kelompok untuk dibagikan kepada setiap
60
anggota kelompoknya, (3) siswa secara individu di dalam kelompok membuka
amplop yang di dalamnya berisi gambar yang berbeda dari pertemuan
sebelumnya, (4) siswa di dalam kelompok saling berdiskusi mengamati tiap-tiap
gambar dari anggota kelompoknya. Tahap mempresentasikan hasil kerja
kelompok dengan nomor siswa yang sama, (1) guru mengelompokkan siswa
sesuai dengan nomor yang sama, (2) setiap siswa secara bergantian
mempresentasikan hasil pengamatan gambar dari diskusi kelompok mereka,
dengan kelompok nomor yang sama, (3) setiap siswa di dalam kelompok yang
bernomor sama, saling berdiskusi dan saling melengkapi hasil pengamatan
gambar kelompok asal, (4) setelah berdiskusi siswa kembali ke kelompok asal.
Tahap mengadakan kuis individual dan membuat skor perkembangan tiap siswa,
(1) setiap siswa secara individu di dalam kelompok, membuat puisi sesuai dengan
gambar mereka masing-masing. Tahap mengumumkan hasil kuis dan reward, (1)
guru memanggil perwakilan dari siswa untuk membacakan puisi di depan kelas,
(2) seluruh siswa di dalam kelas menanggapi hasil menulis dan pembacaan puisi
yang dibacakan oleh perwakilan siswa , (3) guru memberikan penghargaan bagi
perwakilan siswa yang dapat membacakan puisi dengan bagus.
Tahap penutup, (1) siswa bersama guru menyimpulkan materi
pembelajaran yang telah dipelajari, (2) guru dan siswa melakukan refleksi
terhadap kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan, (3) guru dan siswa
melakukan tindak lanjut untuk pertemuan selanjutnya.
61
3.1.2.3 Observasi Siklus II
Tahap observasi ini mengamati proses pembelajaran menyusun teks hasil
observasi dalam bentuk puisi, dan perubahan perilaku sikap religius dan sikap
sosial. Observasi ini untuk mengetahui proses pembelajaran dan perubahan sikap
siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan mengetahui perubahan
perilaku siswa pada siklus 1 dan siklus II.
Data observasi diperoleh dari hasil wawancara dan dokumentasi foto.
Guru melakukan observasi melalui pengamatan saat proses pembelajaran
berlangsung. Adapun pada tahap wawancara, setelah pembelajaran selesai.
3.1.2.4 Refleksi Siklus II
Refleksi pada siklus II merupakan evaluasi akhir dari seluruh proses
pembelajaran yang berlangsung. Proses refleksi pada siklus II ini dapat
mengetahui kemajuan-kemajuan yang dicapai siswa selama proses pembelajaran
di dalam menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi dengan menggunakan
model NHT (Numbered Heads Together) berbantuan media amplop bergambar.
Peningkatan hasil belajar siklus II yaitu adanya perubahan pada proses
pembelajaran dan sikap siswa yaitu, (1) siswa antusias di dalam menyusun teks
hasil observasi dalam bentuk puisi, (2) siswa sudah tidak bingung menyusun kata-
kata untuk dijadikan bait puisi, (3) siswa dapat mengembangkan kreativitasnyadi
dalam menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi karena adanya
penambahan waktu di dalam penyusunan puisi, sehingga siswa tidak tergesa-gesa
dalam menyusun akan tetapi siswa dapat lebih leluasa mengembangkan
62
imajinasinya karena adanya penambahan waktu, (4) siswa tidak bingung
mengamati gambar, karena adanya perbaikan gambar dari pertemuan sebelumnya,
(5) siswa lebih menguasai dan percaya diri di dalam proses penyusunan teks hasil
observasi dalam bentuk puisi. Berdasarkan hasil tes dan nontes yang telah dicapai
siswa selama proses pembelajaran berlangsung, pada siklus II telah berhasil
sehingga tidak perlu lagi dilakukan pelaksanaan siklus berikutnya.
3.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah keterampilan menyusun teks hasil observasi
dalam bentuk puisi kelas VII A SMP Negeri 2 Kudus. Penelitian dilakukan di
kelas VII A dikarenakan pada waktu wawancara dengan guru bahasa Indonesia di
sekolahan tersebut, guru memilihkan kelas VII A sebagai sumber penelitian.
Alasan pemilihan kelas VII A sebagai objek penelitian adalah:
1. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia,
kelas VII A SMP Negeri 2 Kudus keterampilan menyusun teks hasil observasi
dalam bentuk puisi masih rendah.
2. Berdasarkan observasi dan wawancara guru bahasa Indonesia yang mengajar
di sekolahan tersebut, siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Kudus termasuk kelas
yang kebanyakan siswanya kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran.
3. Meningkatkan keterampilan menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi
siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Kudus dan memberikan pembelajaran yang
memicu keaktifan siswa di dalam proses pembelajaran.
63
3.3 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut, (1) variabel proses
pembelajaran, (2) variabel pengetahuan (3) variabel sikap religius ketika
pembelajaran, (4) variabel sikap sosial ketika pembelajaran, (5) variabel
keterampilan.
3.3.1 Variabel Proses
Variabel proses merupakan proses pelaksanaan pembelajaran menyusun
teks hasil observasi dalam bentuk puisi dengan menggunakan model NHT
(Numbered Heads Together) berbantuan media amplop bergambar. Proses
pembelajaran ini meliputi, (1) keantusiasan siswa di dalam proses pembelajaran,
(2) kekondusifan siswa di dalam kelompok mengidentifikasi hakikat, pengertian
puisi, dan unsur pembangun puisi, (3) keaktifan siswa di dalam kelompok di
dalam mengidentifikasi hakikat, dan unsur pembangun puisi, (4) keintensifan
siswa di dalam menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi, dan (5)
keefektifan kegiatan refleksi akhir pembelajaran .
3.3.2 Variabel Pengetahuan
Variabel pengetahuan dari pemahaman siswa yaitu ; (1) hakikat teks hasil
observasi, (2) ciri-ciri teks hasil observasi, (3) pengertian puisi, dan (4) unsur-
unsur pembangun puisi. Pengetahuan ini merupakan langkah awal siswa di dalam
meningkatkan keterampilan menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi.
64
3.3.3 Variabel Sikap Religius
Variabel sikap religius merupakan sikap religius siswa saat mengikuti
pembelajaran. Sikap religius, yaitu (1) berdoa sesudah dan sebelum menjalankan
sesuatu, (2) memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai agama
yang dianut, (3) memelihara hubungan baik dengan sesama umat ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa.
3.3.4 Variabel Sikap Sosial
Variabel sikap sosial siswa ketika pembelajaran. Sikap sosial meliputi, (1)
kreatif, (2) tanggung jawab, (3) santun, (4) percaya diri dan (5) gotong royong
saat mengikuti pembelajaran menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi
dengan model NHT (Numbered Heads Together)berbantuan media amplop
bergambar.
3.3.5 Variabel Keterampilan
Variabel keterampilan ini merupakan pelaksanaan menyusun teks hasil
observasi dalam bentuk puisi dengan model NHT (Numbered Heads Together)
berbantuan media amplop bergambar. Keterampilan menyusun teks hasil
observasi dalam bentuk puisi merupakan keterampilan menyusun suatu karya
sastra berdasarkan ekspresi dari jiwa pengarang yang dituangkan di dalam tulisan
berbentuk puisi. Di dalam menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi,
seorang pengarang bermaksud menuangkan perasaannya maupun perasaan orang
lain, yang dituliskan di dalam tulisan berbentuk puisi.
65
Variabel keterampilan ini yaitu berupa penerapan model NHT (Numbered
Heads Together) dalam menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi yaitu
model yang diterapkan oleh peneliti di dalam pembelajaran menyusun teks hasil
observasi dalam bentuk puisi. Maksud dalam pembelajaran ini adalah, keaktifan
siswa dan kerjasama siswa di dalam kelompoknya. Sehingga siswa bisa saling
berdiskusi untuk menemukan ide.
Selain menggunakan model NHT (Numbered Heads Together) peneliti
juga menggunakan media amplop bergambar, yaitu berupa amplop yang berisi
gambar untuk merangsang munculnya ide siswa di dalam menyusun teks hasil
observasi dalam bentuk puisi. Siswa akan terangsang dan idenya akan muncul di
dalam menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi ketika mengamati
gambar. Oleh karena itu, dengan model NHT (Numbered Heads Together)
berbantuan media amplop bergambar siswa akan tertarik dan mudah di dalam
menemukan ide ketika menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi.
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data yang akan diteliti. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu
instrumen tes dan instrumen nontes. Instrumen tes digunakan untuk
mengumpulkan data keterampilan menyusun teks hasil observasi dalam bentuk
puisi berupa tes pengetahuan dan keterampilan menulis puisi. Adapun instrumen
nontes berupa lembar observasi, wawancara, jurnal, dan dokumentasi.
66
3.4.1 Instrumen Tes
Instrumen tes digunakan untuk mengetahui pengetahuan dan keterampilan
siswa di dalam menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi. Bentuk
instrument tes yang digunakan sebagai berikut.
Tabel 1. Kriteria Penilaian Pengetahuan Memahami Teks Hasil Observasi
dan Puisi
No Aspek/kriteria Skor Indikator
1 Menjelaskan
hakikat teks hasil
observasi
4 Menyimpulkan hakikat teks hasil observasi
dengan tepat dan sangat lengkap
3 Menyimpulkan hakikat teks hasil observasi
cukup tepat
2 Menyimpulkan hakikat teks hasil observasi
kurang tepat
1 Menyimpulkan hakikat teks hasil observasi
tidak tepat.
2 Menyimpulkan
ciri-ciri teks
hasil observasi
4 Menjelaskan ciri-ciri teks hasil observasi
dengan tepat dan sangat lengkap
3 Menyimpulkan ciri-ciri teks hasil observasi
cukup tepat
2 Menyimpulkan ciri-ciri teks hasil observasi
kurang tepat
1 Menyimpulkan ciri-ciri teks hasil observasi
tidak tepat
3 Menjelaskan
pengertian puisi
4 Mengidentifikasi pengertian puisi dengan
67
sangat tepat dan lengkap
3 Mengidentifikasi pengertian puisi dengan tepat
tetapi tidak lengkap
2 Mengidentifikasi pengertian puisi kurang tepat
1 Mengidentifikasi pengertian puisi tidak tepat
4 Mengidentifikasi
unsur-unsur
pembangun
puisi
4 Mengidentifikasi unsur-unsur pembangun puisi
sangat tepat dan lengkap
3 Mengidentifikasi unsur-unsur pembangun puisi
dengan tepat tetapi tidak lengkap
2 Mengidentifikasi unsur-unsur pembangun puisi
kurang tepat
1 Mengidentifikasi unsur-unsur pembangun puisi
tidak tepat
Keterangan :
1. Skor maksimal : jumlah skor tertinggi disetiap indikator = 4+4+4+4=16
2. Nilai pengetahuan: (jumlah skor perolehan : skor maksimal) x 100
3. Nilai konversi: (nilai pengetahuan : 100) x 4
Tabel 2. Predikat Nilai Pengetahuan Berdasarkan Konversi Nilai
No Predikat Hasil yang Dicapai Siswa Nilai Kompetensi Sikap
1. A 3,67 - 4.00 SB
2. A- 3,34 - 3,66
3. B+ 3,01 - 3,33
B 4. B 2,67 - 3,00
5. B- 2,34 - 2,66
68
6. C+ 2,01 - 2,33
C 7. C 1,67 - 2,00
8. C- 1,34 - 1,66
9. D+ 1,01 - 1,33 K
10. D < 1,00
Tabel 3. Pedoman Penilaian Keterampilan Menyusun Teks Hasil Observasi
dalam Bentuk Puisi
No. Aspek/Kriteria Skor Deskripsi
1. Keakuratan
pengamatan
hasil observasi
yang dijadikan
puisi
27-30 Sangat Baik : pengamatan hasil observasi
sangat akurat sesuai dengan tema
22-26 Baik : pengamatan hasil observasi sesuai
dengan tema.
17-21 Cukup : pengamatan hasil observasi cukup
sesuai dengan tema
13-16 Kurang : pengamatan hasil observasi tidak
sesuai dengan tema
2. Kelengkapan
data pengamatan
hasil observasi
yang dijadikan
puisi
27-30 Sangat Baik : kelengkapan data hasil
observasi sangat lengkap
22-26 Baik : kelengkapan data hasil observasi
lengkap
17-21 Cukup : kelengkapan data hasil observasi
cukup lengkap
13-16 Kurang: kelengkapan data hasil observasi
kurang lengkap
69
3. Pengimajian 18-20 Sangat Baik : dapat menggambarkan
suasana batin seorang pengarang,
menimbulkan imaji mendengar suara (imaji
auditif), melihat benda-benda, meraba dan
menyentuh benda-benda (imaji taktil).
14-17 Baik : dapat menggambarkan suasana batin
seorang pengarang, tidak memunculkan
ketiga imaji secara penuh.
10-13 Cukup : hanya dapat mengambarkan suasana
batin seorang pengarang.
7-9 Kurang : puisi tidak dapat menggambarkan
khayalan atau imajinasi.
4. Diksi
18-20 Sangat baik : menggunakan kata yang
bervariasi, penggunaan ungkapan yang dapat
menimbulkan imajinasi, adanya permajasan.
14-17 Baik : menggunakan kata yang bervariasi,
penggunaan kosa kata atau ungkapan yang
dapat menimbulkan imaji.
10-13 Cukup : menggunakan kata yang sederhana,
penguasaan kata terbatas.
7-9 Kurang : tidak menggunakan kata yang
bervariasi, penguasaan kata terbatas.
Keterangan:
Skor maksimal = jumlah skor tertinggi di setiap indikator = 30+30+20+20 =100
Nilai konversi = 4100
xnilai
70
Tabel 4. Predikat Nilai Keterampilan Berdasarkan Konversi Nilai
No Predikat Hasil yang Dicapai Siswa Nilai Kompetensi Sikap
1. A 3,67 - 4.00 SB
2. A- 3,34 - 3,66
3. B+ 3,01 - 3,33
B 4. B 2,67 - 3,00
5. B- 2,34 - 2,66
6. C+ 2,01 - 2,33
C 7. C 1,67 - 2,00
8. C- 1,34 - 1,66
9. D+ 1,01 - 1,33
K 10. D < 1,00
3.4.2. Instrumen Nontes
Instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman
observasi, pedoman wawancara, jurnal, dan dokumentasi foto. Berikut ini peneliti
uraikan bentuk instrumen nontes.
3.4.2.1 Pedoman Observasi
Pedoman observasi digunakan untuk mengetahui aktifitas siswa selama
proses pembelajaran, pengamatan sikap religius, dan sikap sosial siswa ketika
pembelajaran. Pedoman observasi pada saat proses pembelajaran diantaranya
yaitu, (1) keantusiasan siswa di dalam proses pembelajaran, (2) kekondusifan
siswa di dalam kelompok mengidentifikasi hakikat, dan unsur pembangun puisi,
(3) keaktifan siswa di dalam kelompok di dalam mengidentifikasi hakikat, dan
unsur-unsur pembangun puisi, (4) keintensifan siswa dalam menyusun teks hasil
71
observasi dalam bentuk puisi, (5) keefektifan kegiatan refleksi akhir pembelajaran
sehingga siswa mengetahui kekurangan dan tindakan yang akan dilakukan
berikutnya .
Sikap religius, yaitu berdoa sesudah dan sebelum menjalankan sesuatu,
memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi sesuai agama yang dianut, dan
memelihara hubungan baik dengan sesama umat ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Adapun pedoman observasi proses pembelajaran Sikap sosial yaitu : kreatif,
tanggung jawab, santun, percaya diri dan gotong royong.
Sikap kreatif, indikator yang dicapai yaitu ; mampu menyelesaikan
masalah secara inovatif, menampilkan sesuatu secara luar biasa atau unik, dan
memiliki ide baru. Sikap tanggung jawab, indikator yang dicapai yaitu,
melaksanakan tugas individu dengan baik, melaksanakan apa yang pernah
dikatakan tanpa disuruh atau diminta, dan menerika resiko dari tindakan yang
dilakukan. Sikap santun, indikator yang dicapai yaitu, menghormati orang yang
lebih tua, tidak berkata-kata kotor, kasar dan takabur, dan tidak menyela
pembicaraan pada waktu yang tidak tepat.
Sikap percaya diri, indikator yang dicapai yaitu ; berpendapat atau
melakukan kegiatan tanpa ragu-ragu, berani presentasi di depan kelas, dan berani
berpendapat, bertanya, atau menjawab pertanyaan. Sikap gotong royong, indikator
yang dicapai yaitu, kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan, aktif dalam
kelompok, dan memusatkan perhatian pada tujuan kelompok.
72
Tabel 5. Pedoman Penilaian Proses Pembelajaran
No Responden Aspek yang diamati Teknik Waktu Keterangan
1 2 3 4 5
1 R1 Pengamatan Proses
2 R2
3 R3
Aspek yang diamati :
1. Keantusiasan siswa
2. Kekondusifan siswa
3. Keaktifan siswa di dalam kelompok
4. Keintensifan siswa
5. Keefektifan kegiatan refleksi
Tabel 6. Pedoman Penilaian Sikap Religius
No Sikap yang diamati Indikator
1. Religius 1. berdoa sesudah dan sebelum menjalankan
sesuatu,
2. memberi salam pada saat awal dan akhir
presentasi sesuai agama yang dianut,
3. memelihara hubungan baik dengan sesama umat
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
73
Tabel 7. Pedoman Penilaian Sikap Sosial
No Sikap yang diamati Indikator
1. Kreatif 1. mampu menyelesaikan masalah secara inovatif,
2. menampilkan sesuatu secara luar biasa atau unik,
3. memiliki ide baru.
2. Tanggung jawab 1. melaksanakan tugas individu dengan baik,
2. melaksanakan apa yang pernah dikatakan tanpa
disuruh atau diminta,
3. menerika resiko dari tindakan yang dilakukan.
3. Santun 1. menghormati orang yang lebih tua,
2. tidak berkata-kata kotor, kasar dan takabur,
3. tidak menyela pembicaraan pada waktu yang tidak
tepat.
4. Percaya diri 1. berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-
ragu,
2. berani presentasi di depan kelas,
3. berani berpendapat, bertanya, atau menjawab
pertanyaan.
5. Gotong royong 1. kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan,
2. aktif dalam kelompok,
3. memusatkan perhatian pada tujuan kelompok.
Tabel 8. Pedoman Penskoran Sikap Religius dan Sikap Sosial
No Kriteria Skor
1 Selama pembelajaran mencapai tiga indikator penilaian 3
2 Selama pembelajaran hanya mencapai dua indikator penilaian 2
3 Selama pembelajaran hanya mencapai 1 indikator penilaian 1
74
3.4.2.2 Pedoman wawancara
Pedoman wawancara digunakan setelah proses pembelajaran agar
mengetahui kesan, pesan maupun kesulitan yang dialami siswa setelah proses
pembelajaran. Aspek yang digunakan dalam pedoman wawancara yaitu ; (1)
perasaan siswa setelah mengikuti pembelajaran menyusun teks hasil observasi
dalam bentuk puisi dengan menggunakan model NHT (Numbered Heads
Together) berbantuan media amplop bergambar, (2) kesulitan siswa setelah
mengikuti pembelajaran menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi
dengan menggunakan model NHT (Numbered Heads Together) berbantuan media
amplop bergambar, (3) apakah model pembelajaran NHT (Numbered Heads
Together) berbantuan media amplop bergambar dapat membantu mempermudah
menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi, (4) manfaat setelah mengikuti
pembelajaran menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi dengan
menggunakan model NHT (Numbered Heads Together) berbantuan media amplop
bergambar.
3.4.2.3 Jurnal
Jurnal yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa jurnal guru dan
jurnal siswa. Indikator jurnal siswa diantaranya yaitu ; (1) perasaan siswa setelah
pembelajaran, (2) kesan siswa setelah mengikuti pembelajaran, (3) pendapat siswa
setelah mengikuti pembelajaran, (4) kesulitan yang dialami siswa ketika proses
pembelajaran, (5) saran siswa untuk memperbaiki proses pembelajaran.
Sedangkan indikator jurnal guru diantaranya yaitu ; (1) bagaimana keaktifan siswa
75
ketika proses pembelajaran, (2) perubahan sikap siswa saat proses pembelajaran,
(3) bagaimana respon siswa, (4) bagaimana keantusiasan siswa ketika proses
pembelajaran, (5) bagaimana pendapat guru mengenai proses pembelajaran.
3.4.2.4 Dokumentasi
Dokumentasi yang peneliti gunakan yaitu menggunakan dokumentasi foto.
Dokumentasi yang peneliti ambil ketika proses pembelajaran yaitu ; (1)
keantusiasan siswa di dalam proses pembelajaran, (2) kekondusifan siswa di
dalam kelompok, mengidentifikasi hakikat, dan unsur –unsur pembangun puisi,
(3) keaktifan siswa di dalam kelompok di dalam mengidentifikasi hakikat, dan
unsur-unsur pembangun puisi, (4) keintensifan siswa di dalam menyusun teks
hasil observasi dalam benttuk puisi, (5) keefektifan kegiatan refleksi akhir
pembelajaran sehingga siswa mengetahui kekurangan dan tindakan yang akan
dilakukan berikutnya.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan kumpulan data berupa tes dan nontes. Data tes
dikumpulkan melalui data tertulis, sedangkan data nontes berupa data observasi,
jurnal guru dan siswa, pedoman wawancara, dan dokumentasi foto.
3.5.1 Teknik Tes
Teknik tes ini berupa tes tertulis, yaitu untuk mengetahui pengetahuan dan
keterampilan siswa di dalam pembelajaran keterampilan menyusun teks hasil
76
observasi dalam bentuk puisi. Teknik tes dalam penelitian ini terdiri atas dua kali
yaitu, siklus I dan siklus II. Hasil tes pada siklus I dianalisis untuk mengetahui
kelebihan atau kekurangan untuk perbaikan pada pembelajaran siklus II.
Kemudian dianalisis untuk mengetahui peningkatan pada proses pembelajaran
siklus I dan siklus II.
3.5.2 Teknik Nontes
Data nontes digunakan untuk mengetahui proses pembelajaran, perubahan
sikap religi, dan sikap sosial ketika pembelajaran berlangsung. Teknik
pengumpulan data yaitu menggunakan observasi, jurnal, wawancara dan
dokumentasi foto.
3.5.2.1 Teknik Pengamatan Atau Observasi
Teknik pengamatan atau observasi ini untuk mengetahui proses
pembelajaran, perubahan sikap religi, dan sikap sosial siswa ketika pembelajaran
berlangsung. Teknik pengamatan proses pembelajaran diantaranya yaitu (1)
keantusiasan siswa di dalam proses pembelajaran, (2) kekondusifan siswa di
dalam kelompok, mengidentifikasi hakikat, dan unsur –unsur pembangun puisi,
(3) keaktifan siswa di dalam kelompok di dalam mengidentifikasi hakikat, dan
unsur-unsur pembangun puisi, (4) keintensifan siswa di dalam menyusun teks
hasil observasi dalam benttuk puisi, dan (5) keefektifan kegiatan refleksi akhir
pembelajaran sehingga siswa mengetahui kekurangan dan tindakan yang akan
dilakukan berikutnya.
77
Adapun aspek penilaian sikap religi diantaranya yaitu, (1) berdoa sesudah
dan sebelum menjalankan sesuatu, (2) memberi salam pada saat awal dan akhir
presentasi sesuai agama yang dianut, dan (3) memelihara hubungan baik dengan
sesama umat ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Adapun pengamatan pada sikap
sosial diantaranya yaitu, kreatif, tanggung jawab, santun, percaya diri, dan gotong
royong.
3.5.2.2 Teknik Wawancara
Teknik wawancara digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa
mengenai pelaksanaan pembelajaran dengan model NHT (Numbered Heads
Together) berbantuan media amplop bergambar untuk meningkatkan keterampilan
menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi bagi siswa. Teknik yang
digunakan yaitu mengenai perasaan siswa, kesulitan siswa, tanggapan siswa dan
manfaat pembelajaran bagi siswa setelah proses pembelajaran berlangsung.
Wawancara dilaksanaan setelah pembelajaran selesai agar tidak
mengganggu proses pembelajaran. Aspek yang dikaji yaitu mengenai, perasaan
siswa setelah mengikuti pembelajaran, kesulitan siswa yang dialami saat proses
pembelajaran, tanggapan siswa, dan manfaat yang diperoleh setelah mengikuti
proses pembelajaran.
3.5.2.3 Teknik Jurnal
Jurnal yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa jurnal guru dan
jurnal siswa. Jurnal siswa pengumpulan data digunakan untuk mengetahui
78
perasaan, kesan, pendapat, kesulitan, dan saran siswa. Adapun jurnal guru
digunakan untuk mengetahui keaktifan siswa, proses pelaksanaan pembelajaran,
perubahan sikap religius dan sikap sosial siswa, keantusiasan siswa. Pengisian
jurnal ini setelah proses pembelajaran berlangsung.
3.5.2.4 Teknik Dokumentasi
Dokumentasi yang peneliti gunakan yaitu menggunakan dokumentasi foto.
Dokumentasi yang peneliti ambil yaitu, (1) keantusiasan siswa di dalam proses
pembelajaran, (2) kekondusifan siswa di dalam kelompok, mengidentifikasi
hakikat, dan unsur–unsur pembangun puisi, (3) keaktifan siswa di dalam
kelompok di dalam mengidentifikasi hakikat, dan unsur-unsur pembangun puisi,
(4) keintensifan siswa di dalam menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi,
dan (5) keefektifan kegiatan refleksi akhir pembelajaran sehingga siswa
mengetahui kekurangan dan tindakan yang akan dilakukan berikutnya.
Teknik dokumentasi didapatkan saat proses pembelajaran berlangsung.
Teknik dokumentasi digunakan sebagai bukti kegiatan pembelajaran.
Dokumentasi yang diambil berupa foto aktivitas siswa di dalam kelas ketika
proses pembelajaran berlangsung. Dokumentasi diambil pada saat pelaksanaan
siklus I dan siklus II sebagai data yang akan dilaporkan selama proses
pembelajaran.
79
3.6 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data pada penelitian ini yaitu data kuntitatif dan data
kualitatif. Data kuantitatif yaitu berupa data tes, sedangkan data kualitatif yaitu
berupa data nontes.
3.6.1 Teknik Kuantitatif
Teknik data kuantitatif yaitu diperoleh dari tes pengetahuan dan tes
keterampilan. Teknik pengumpulan data kuantitatif ini untuk mengetahui
keseluruhan nilai yang diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran
keterampilan menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi dengan
menggunakan model NHT (Numbered Heads Together) berbantuan media amplop
bergambar pada suklus I dan siklus II.
Persentase nilai pengetahuan dan nilai keterampilan dihitung dengan
menggunakan rumus.
NP = Nk x 100%
R
Keterangan :
Np : Nilai persentase
Nk : Nilai yang diperoleh
R : Responden
Hasil perhitungan nilai pengetahuan dan nilai keterampilan pada siklus I
dan siklus II dibandingkan. Adapun hasil akan diketahui persentase peningkatan
nilai pengetahuan dan nilai keterampilan yang siswa dapatkan dari keterampilan
menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi dengan menggunakan model
NHT (Numbered Heads Together)berbantuan media amplop bergambar.
80
3.6.2 Teknik Kualitatif
Teknik data kualitatif digunakan untuk menganalisis proses pembelajaran,
pengetahuan, perubahan sikap religius dan sikap sosial siswa dan keterampilan
yang diperoleh siswa. Data yang diambil untuk menganalisis data kualitatif yaitu
data nontes berupa observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto.
167
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Simpulan dari hasil analisis dan pembahasan penelitian peningkatan
keterampilan menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi dengan
menggunakan model NHT (Numbered Heads Together) berbantuan media amplop
bergambar kelas VII A SMP Negeri 2 Kudus adalah sebagai berikut.
(1) Proses pembelajaran peningkatan keterampilan menyusun teks hasil observasi
dalam bentuk puisi dengan menggunakan model NHT (Numbered Heads
Together) berbantuan media amplop bergambar sudah berlangsung dengan
baik. Hal tersebut ditunjukkan terjadi peningkatan pada keantusiasan siswa;
kekondusifan siswa; keaktifan siswa; keintensifan siswa; dan keefektifan
kegiatan refleksi pada akhir pembelajaran menyusun teks hasil observasi
dalam bentuk puisi. Berdasarkan penelitian proses pembelajaran pada siklus I
sebesar 72,94%, sedangkan pada siklus II sebesar 92,35%. Hal tersebut
menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 19,41%.
(2) Peningkatan pengetahuan menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi
terlihat dari perolehan hasil tes pengetahuan siklus I dan siklus II. Hasil tes
pengetahuan siklus I sebesar 74,79 dalam kategori cukup, sedangkan pada
siklus II sebesar 86,52 dalam kategori sangat baik atau mengalami
peningkatan sebesar 11,73%. Hasil tersebut sudah mencapai target penelitian
dan termasuk dalam kategori sangat baik.
168
(3) Perubahan perilaku religius siswa berupa sikap menghargai dan mensyukuri
keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa sebagai
wujud sikap religius siswa mengalami peningkatan kearah positif.
Berdasarkan penelitian siklus I rata-rata sebesar 86,26%, sedangkan pada
siklus II sebesar 94,11%. Oleh karena itu mengalami peningkatan sebesar
7,85%. Siswa bersikap religius dalam kategori baik ketika mengikuti
pembelajaran menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi dengan
menggunakan model NHT (Numbered Heads Together) berbantuan media
amplop bergambar. Dengan demikian, bahwa sikap religius siswa sudah
tertanam pada diri siswa berupa melakukan kebiasaan berdoa sebelum dan
sesudah menjalankan sesuatu; memberi salam pada saat awal dan akhir
presentasi sesuai agama yang dianut; dan memelihara hubungan baik dengan
sesama umat ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
(4) Perubahan perilaku sosial siswa mencakup sikap kreatif, tanggung jawab,
santun, percaya diri, dan gotong royong. Sikap sosial siswa mengalami
peningkatan kearah yang lebih positif dari siklus I ke II. Berdasarkan
penilitian pada siklus I sebesar 86,08%, sedangkan pada siklus II sebesar
94,52%. Hal tersebut menunjukkan peningkatan daris iklus I ke siklus II
sebesar 8,44% dalam kategori baik.
(5) Peningkatan keterampilan menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi
dengan menggunakan model NHT (Numbered Heads Together) berbantuan
media amplop bergambar dapat diidentifikasi dari hasil tes keterampilan padas
iklus I dan siklus II. Hasil tes keterampilan siklus I sebesar 73,79 dalam
169
kategori cukup, sedangkan siklus II sebesar 83,52 dalam kategori baik atau
mengalami peningkatan sebesar 9,73. Hasil tersebut sudah memenuhi target
penelitian.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil simpulan penelitian peningkatan keterampilan
menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi dengan menggunakan model
NHT (Numbered Heads Together) berbantuan media amplop bergambar, peneliti
memberi saran sebagai berikut.
(1) Guru mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia hendaknya menggunakan
model NHT (Numbered Heads Together) dan media amplop bergambar dalam
pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia untuk meningkatkan
pembelajaran. Model NHT (Numbered Heads Together) telah terbukti dapat
meningkatkan pembelajaran menyusun teks hasil observasi dalam bentuk
puisi. Peningkatan tersebut dapat diidentifikasi dari proses pembelajaran,
sikap religius siswa, sikap sosial siswa, hasil tes pengetahuan, dan hasil tes
keterampilan siswa.
(2) Penerapan model NHT (Numbered Heads Together) dan media amplop
bergambar diharapkan dapat digunakan sebagai masukan penelitilain dalam
melakukan penelitian yang serupa. Penelitian ini juga dapat digunakan sebagai
bahan perbandingan pembelajaran atau penelitian lain, sehingga dapat
diketahui hasil yang efektif dalam penggunaan model dan media dalam
pembelajaran menyusun teks.
170
DAFTAR PUSTAKA
Alfiah dan Santoso. 2009. Pengajaran Puisi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Djamarah dan Zain. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Asdi
Mahasatya.
Djojosuroto, Kinayati. 2005. Puisi : Pendekatan dan Pembelajaran. Bandung:
Nuansa.
Hennessy, Jennifer. 2010. Poetry And Pedagogy: Exploring The Opportunity For
Epistemogical And Affective Development Within The Classroom.
http://www. works.bepres.com. Diunduh Tanggal 5 Desember 2013.
Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Jabrohim, Dkk. 2003. Cara Menulis Kreatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Jalil, Dianie Abdul. 1985. Teori dan Periodisasi Puisi Indonesia. Bandung:
Angkasa.
Kartono, St. 2009. Menulis Tanpa Rasa Takut. Yogyakarta: Kanisus.
Keraf, Gorys. 2006. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT. Ikrar Mandiri Abadi.
Kosasih, Engkos. 2013. Cerdas Berbahasa Indonesia. Jakarta: PT Gelora Aksara
Pratama.
---------------------. 2012. Dasar-Dasar Keterampilan Bersastra. Bandung: Yrama
Widya.
Mulyati, Yeti, dkk. 2008. Bahasa Indonesia. Jakarta: Universitas Terbuka.
Mustari, Mohamad. 2011. Nilai Karakter (Refleksi Untuk Pendidikan Karakter).
Yogyakarta: Laks Bang Pressindo.
Nadeak, Wilson. 2010. Tentang Sastra. Bandung : Sinar Baru Algensindo Offset.
Norton, Ginger. 2003. Poetry Appreciation. http://www.apclarke.freeserve.co.
Uk/Pupils.htm. Diunduh Tanggal 5 Desember 2013.
Nur. 2010. Peningkatan Keterampilan Menulis Kreatif Puisi dengan Teknik
Penemuan Kata Kunci Berdasarkan Sinopsis Cerpen Siswa Kelas VII D
SMP Negeri 13 Pekalongan. Skripsi : Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia, FBS UNNES.
171
Nuruddin. 2010. Dasar-Dasar Penulisan. Malang : Umm Press.
Pradopo, Rahmad Djoko. 2002. Pengkajian Puisi. Yogyakarta : Gadjah Mada.
Prayitno. 2013. Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Menggunakan Teknik
Inkuiri dan Latihan Terbimbing Pada Siswa Kelas VII A SMP Negeri 02
Boja. Skripsi : Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS UNNES.
Rohani. 1997. Media Instruksional Edukatif. Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Sadiman, s, Arief, dkk. 2009. Media Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Subana, dan Sunarti. 2011. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia.
Bandung: Cv. Pustaka Setia.
Subyantoro. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Semarang: Rumah Indonesia.
Suharianto. 2005. Dasar-Dasar Teori Sastra. Semarang: Rumah Indonesia.
Sumardi dan Zaidan. 1997. Pedoman Pengajaran Apresiasi Puisi SLTP dan SLTA
Untuk Guru dan Siswa. Jakarta: Balai Pustaka.
Suyadi. 2010. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Diva Press.
Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Surabaya: Masmedia Buana
Pustaka.
Tarigan, Guntur 2008.Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Angkasa.
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Bororientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Waluyo, J, Herman. 2002. Apresiasi Puisi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Wulandari. 2011. Peningkatan Keterampilan Menulis Puisi Bebas dengan
Pendekatan Menulis Bebas Menggunakan Media Lagu Pada Siswa Kelas
VII A SMP Negeri 2 Welahan Jepara. Skripsi : Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia, FBS UNNES.
Zainuddin. 1992. Materi Pokok Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: PT. Melton
Putra.
171
LAMPIRAN
172
Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP Siklus I)
Nama sekolah : SMP Negeri 2 Kudus
Kelas/semester : VII
Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Tema : Menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi
berdasarkan keindahan alam
Alokasi waktu : 4 x 40 menit
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahu tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang atau teori.
B. Kompetensi Dasar
1.3 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai
anugerah Tuhan yang Maha Esa sebagai sarana menyajikan informasi lisan
dan tulis
173
2.3 Memiliki perilaku kreatif, tanggung jawab, dan santun dalam mendebatkan
sudut pandang tertentu tentang suatu masalah yang terjadi pada
masyarakat
3.1 Memahami teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, observasi,
eksplanasi, dan cerita pendek baik melalui lisan maupun tulisan.
4.2 Menyusun teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, observasi,
eksplanasi, dan cerita pendek sesuai dengan karakteristik teks yang akan
dibuat baik secara lisan maupun tulisan.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menunjukkan sikap menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa
Indonesia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa sebagai sarana
menyajikan informasi lisan dan tulis.
2. Memiliki perilaku kreatif, tanggung jawab, dan santun dalam menanggapi
permasalahan yang terjadi selama proses pembelajaran
3. Menjelaskan hakikat teks hasil observasi
4. Menjelaskan ciri-ciri teks hasil observasi
5. Mengidentifikasi pengertian puisi
6. Mengidentifikasi unsur-unsur pembangun puisi
7. Menyusun puisi sesuai dengan hasil pengamatan hasil observasi
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah proses pembelajaran, siswa dapat menunjukkan sikap menghargai
dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan
Yang Maha Esa sebagai sarana menyajikan informasi lisan dan tulis.
2. Setelah proses pembelajaran, siswa dapat memiliki perilaku kreatif,
tanggung jawab, dan santun dalam menanggapi permasalahan yang terjadi
selama proses pembelajaran.
3. Setelah proses pembelajaran, siswa dapat mengetahui hakikat teks hasil
observasi
174
4. Setelah proses pembelajaran, siswa dapat mengetahui ciri-ciri teks hasil
observasi
5. Setelah proses pembelajaran, siswa dapat mengetahui pengertian puisi
6. Setelah proses pembelajaran, siswa dapat mengetahui unsur-unsur
pembangun puisi.
7. Setelah proses pembelajaran, siswa dapat menyusun puisi dengan pilihan
kata yang tepat.
E. Materi Pembelajaran
1. Teks hasil obsevasi
2. Ciri-ciri teks hasil observasi
3. Pengertian puisi
4.Unsur-unsur puisi
5. Contoh puisi
6. langkah-langkah menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi
F. Model Pembelajaran
Model NHT (Numbered Heads Together)
Langkah : 1. Mengarahkan.
2. Membuat kelompok heterogen dan tiap siswa memiliki nomor
tertentu.
3. Memberikan persoalan materi bahan ajar (untuk tiap kelompok
sama tapi untuk tiap siswa tidak sama sesuai dengan nomor siswa,
tiap siswa dengan nomor sama mendapat tugas yang sama)
4. Mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan nomor siswa
yang sama sesuai tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi
kelas.
175
5. Mengadakan kuis individual dan membuat skor perkembangan
tiap siswa.
6. Mengumumkan hasil kuis dan memberikan reward.
G. Metode Pembelajaran
1. Tanya jawab
2. Diskusi
3. Inquiri
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan Pertama
Kegiatan Deskripsi Alokasi
waktu
A. Pendahuluan
1. Guru mengondisikan siswa agar siap mengikuti
pembelajaran
2. Guru menjelaskan tujuan dan manfaat
pembelajaran
3. Guru menjelaskan pokok-pokok materi
pembelajaran
4. Guru menjelaskan langkah-langkah
pembelajaran
10 menit
B. Inti Tahap mengarahkan
1. Guru memberikan pengarahan kepada siswa,
tentang cara pembelajaran dan pengarahan
pembentukan kelompok.
Membuat kelompok heterogen
2. Guru mengelompokkan siswa menjadi 6
kelompok, tiap kelompok terdiri atas 4-6 orang
dan tiap siswa di dalam kelompok memiliki
nomor tertentu.
Tahap memberikan persoalan materi bahan ajar
3. Guru membagikan 1 gambar dan contoh puisi
kepada setiap kelompok. (Mengamati)
4. Siswa membaca dan mengamati contoh puisi
5 menit
10 menit
15 menit
176
yang diberikan oleh guru. (Mengamati)
5. Siswa di dalam kelompok saling bertanya jawab,
berdiskusi dan saling mengemukakan pendapat
tentang pengertian puisi, unsur pembangun puisi
dengan saling menghargai pendapat teman
dengan bahasa yang santun. (Menanya)
6. Setiap kelompok menyimpulkan pengertian, dan
unsur-unsur puisi dengan jujur dan tanggung
jawab. (Mengumpulkan data)
7. Siswa membuat satu puisi dengan kelompoknya
sesuai pengamatan gambar yang dibagikan oleh
guru. (Mengasosiasi)
Mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan
nomor siswa yang sama
8. Guru mengelompokkan siswa sesuai dengan
nomor yang sama.
9. Setiap siswa mempresentasikan hasil diskusi
kelompok mereka, dengan kelompok lain sesuai
dengan nomor yang sama dengan saling
menghargai karya orang
lain.(mengomunikasikan)
10. Setiap siswa di dalam kelompok membacakan
puisi hasil dari kelompok asal.
(mengomunikasikan)
11. Setelah selesai berdiskusi, siswa kembali ke
kelompok asal.
Mengadakan kuis individual dan membuat skor
perkembangan tiap siswa
12. guru memberikan penguatan kepada siswa secara
individu berupa tes pengetahuan mengenai
hakikat teks hasil observasi, ciri-ciri teks hasil
10 menit
20 menit
177
observasi, pengertian puisi dan unsur-unsur
puisi.
Mengumumkan hasil kuis dan memberikan reward
13. Guru memberikan penghargaan bagi perwakilan
siswa yang dapat nilai bagus.
5 menit
C. Penutup 1. Siswa bersama guru menyimpulkan materi
pembelajaran yang telah dipelajari.
2. Siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran yang sudah dilakukan.
3. Guru dan siswa melakukan tindak lanjut
pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.
5 menit
Pertemuan Kedua
Kegiatan Deskripsi Alokasi
waktu
A.Pendahuluan 1. guru mengondisikan siswa agar siap mengikuti
pembelajaran
2. guru menjelaskan tujuan dan manfaat
pembelajaran
3. guru menjelaskan pokok-pokok pembelajaran
4. guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
5 menit
B.Inti Tahap mengarahkan
1. Guru memberikan pengarahan kepada siswa,
tentang cara pembelajaran menyusun teks hasil
observasi dalam bentuk puisi.
Membuat kelompok heterogen
2. Siswa berkelompok seperti pada pertemuan
sebelumnya yaitu 6 kelompok, tiap kelompok
5 menit
10 menit
15 menit
178
terdiri atas 4-6 orang dan tiap siswa di dalam
kelompok memiliki nomor tertentu.
Tahap memberikan persoalan materi bahan ajar
3. Guru memanggil ketua kelompok untuk maju ke
depan kelas
4. guru membagikan amplop yang di dalamnya
berisi gambar bernomor 1-6 untuk dibagikan
kepada setiap anggota kelompoknya. (tiap siswa
di dalam kelompok mendapatkan nomor dan
gambar yang berbeda yang digunakan sebagai
media dalam penulisan puisi sesuai isi yang ada
di dalam amplop masing-masing).
5. Siswa secara individu di dalam kelompok,
membuka amplop dan mengamati gambar yang
ada di dalam amplop mereka masing-masing.
(Mengamati)
6. Siswa di dalam kelompok saling berdiskusi
mengamati gambar yang ada pada anggota
kelompoknya sehingga setiap individu
mengetahui setiap gambar dari anggota
kelompoknya. (Bertanya)
Mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan
nomor siswa yang sama
7. Guru mengelompokkan siswa sesuai dengan
nomor yang sama.
8. Setiap siswa secara bergantian
mempresentasikan diskusi pengamatan gambar
hasil diskusi kelompok mereka, bersama nomor
yang sama. (mengomunikasikan)
9. Setiap siswa di dalam kelompok yang bernomor
sama, saling berdiskusi dan saling melengkapi
10 menit
25 menit
5 menit
179
kekurangan hasil pengamatan gambar dari
kelompok asal. (mengomunikasikan)
10. Setelah selesai berdiskusi, siswa kembali ke
kelompok asal.
Mengadakan kuis individual dan membuat skor
perkembangan tiap siswa
11. Setiap siswa secara individu di dalam kelompok,
membuat puisi sesuai dengan gambar mereka
masing-masing dengan jujur, kreatif dan
bertanggung jawab.(Mencoba)
Mengumumkan hasil kuis dan memberikan reward
12. Guru memanggil perwakilan dari siswa untuk
membacakan puisi di depan kelas.
13. Seluruh siswa di dalam kelas menanggapi hasil
menulis puisi yang dibacakan oleh perwakilan
dari siswa.
14. Guru memberikan penghargaan bagi perwakilan
siswa yang dapat menulis dan membacakan puisi
dengan bagus.
C.Penutup 1. Siswa bersama guru menyimpulkan materi
pembelajaran yang telah dipelajari.
2. Siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran yang sudah dilakukan.
3. Guru dan siswa melakukan tindak lanjut
pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.
5 menit
I. Media dan Sumber Belajar
1. Media Amplop bergambar
2. Buku paket bahasa dan sastra Indonesia
J. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
180
1. Teknik : Tertulis
2. Bentuk : Uraian
Penilaian Proses
No Nilai Sikap/ Karakter
Yang Diamati
Teknik
Penilaian
Waktu
Penilaian
Instrumen
Penilaian
Keterangan
1. Religius Pengamatan Proses Lembar
pengamatan
2. Kreatif
3. Tanggung jawab
4. Santun
5. Percaya diri
6. Gotong royong
Penilaian Hasil
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian
Instrumen
Menyimpulkan
pengertian teks hasil
observasi, ciri-ciri
teks hasil observasi,
pengertian puisi, dan
unsur-unsur
pembangun puisi
Tes
tertulis
Uraian Tugas kelompok
Bacalah contoh puisi tersebut!
Kemudian jawablah
pertanyaan di bawah ini!
1. Jelaskan pengertian, dan
unsur pembangun puisi!
2. Buatlah satu buah puisi
seperti gambar!
Menyusun teks hasil
observasi dalam
bentuk puisi
Tes
perbuatan
Tes uji
produk
Tugas Individu
Amatilah gambar yang
dibagikan ketua kelompokmu,
kemudian buatlah puisi secara
individu!
181
PEDOMAN PENSKORAN
Kriteria Penilaian Pengetahuan Memahami Teks Hasil Observasi dan Puisi
No Aspek/kriteria Skor Indikator
1 Menjelaskan
hakikat teks hasil
observasi
4 Menyimpulkan hakikat teks hasil observasi
dengan tepat dan sangat lengkap
3 Menyimpulkan hakikat teks hasil observasi puisi
cukup tepat
2 Menyimpulkan hakikat teks hasil observasi
kurang tepat
1 Menyimpulkan hakikat teks hasil observasi tidak
tepat.
2 Menjelaskan
ciri-ciri teks
hasil observasi
4 Menjelaskan ciri-ciri teks hasil observasi dengan
tepat dan sangat lengkap
3 Menyimpulkan ciri-ciri teks hasil observasi
dengan cukup tepat
2 Menyimpulkan ciri-ciri teks hasil observasi
kurang tepat
1 Menyimpulkan ciri-ciri teks hasil observasi tidak
tepat
3 Menjelaskan
pengertian puisi
4 Menjelaskan pengertian puisi dengan tepat dan
sangat lengkap
3 Menyimpulkan pengertian puisi dengan cukup
tepat
2 Menyimpulkan pengertian puisi kurang tepat
1 Menyimpulkan pengertian puisi tidak tepat
4 Mengidentifikasi
unsur-unsur
pembentuk puisi
4 Mengidentifikasi unsur-unsur pembentuk puisi
dengan sangat tepat dan lengkap
3 Mengidentifikasi unsur-unsur pembentuk puisi
dengan tepat tetapi tidak lengkap
182
2 Mengidentifikasi unsur-unsur puisi kurang tepat
1 Mengidentifikasi unsure-unsur puisi tidak tepat
Rubrik Penilaian Pengetahuan
No
Res
pon
den
Skor pada setiap anak
Ju
mla
h S
kor
N
ilai
Kon
ver
si
P
red
ikat
Men
jela
skan
hak
ikat
teks
has
il o
bse
rvas
i
Men
jela
skan
cir
i-ci
ri
teks
has
il o
bse
rvas
i
Men
gid
enti
fikas
i
pen
ger
tian
puis
i
Men
gid
enti
fikas
i unsu
r-
unsu
r pem
ben
tuk p
uis
i 1 RI
2 R2
Dst.
Jumlah
Rata-rata
Keterangan :
4. Skor maksimal : jumlah skor tertinggi disetiap indikator = 4+4+4+4=16
5. Nilai pengetahuan : (jumlah skor perolehan : skor maksimal) x 100
6. Nilai konversi: (nilai pengetahuan : 100) x 4
Predikat Nilai Pengetahuan Berdasarkan Konversi Nilai
No Predikat Hasil yang Dicapai Siswa Nilai Kompetensi Sikap
1. A 3,67 - 4.00 SB
2. A- 3,34 - 3,66
3. B+ 3,01 - 3,33
B 4. B 2,67 - 3,00
5. B- 2,34 - 2,66
6. C+ 2,01 - 2,33 C
183
7. C 1,67 - 2,00
8. C- 1,34 - 1,66
9. D+ 1,01 - 1,33 K
10. D < 1,00
Tes Keterampilan
Kriteria Penilaian Keterampilan Menyusun Teks Hasil Observasi dalam
Bentuk Puisi
No Aspek/Kriteria Skor Deskripsi
1. Keakuratan pengamatan
hasil observasi yang
dijadikan puisi
27-30 Sangat Baik : pengamatan hasil
observasi sangat akurat sesuai dengan
tema
22-26 Baik : pengamatan hasil observasi
sesuai dengan tema.
17-21 Cukup : pengamatan hasil observasi
cukup sesuai dengan tema
13-16 Kurang : pengamatan hasil observasi
tidak sesuai dengan tema
2. Kelengkapan data
pengamatan hasil
observasi yang
dijadikan puisi
27-30 Sangat Baik : kelengkapan data hasil
observasi sangat lengkap
22-26 Baik : kelengkapan data hasil observasi
lengkap
17-21 Cukup : kelengkapan data hasil
observasi cukup lengkap
13-16 Kurang: kelengkapan data hasil
observasi kurang lengkap
3. Pengimajian 18-20 Sangat Baik : dapat menggambarkan
suasana batin seorang pengarang,
menimbulkan imaji mendengar suara
(imaji auditif), melihat benda-benda,
meraba dan menyentuh benda-benda
(imaji taktil).
14-17 Baik : dapat menggambarkan suasana
batin seorang pengarang, tidak
memunculkan ketiga imaji secara penuh.
10-13 Cukup : hanya dapat mengambarkan
suasana batin seorang pengarang.
184
7-9 Kurang : puisi tidak dapat
menggambarkan khayalan atau
imajinasi.
4. Diksi
18-20 Sangat baik : menggunakan kata yang
bervariasi, penggunaan ungkapan yang
dapat menimbulkan imajinasi, adanya
permajasan.
14-17 Baik : menggunakan kata yang
bervariasi, penggunaan kosa kata atau
ungkapan yang dapat menimbulkan
imaji.
10-13 Cukup : menggunakan kata yang
sederhana, penguasaan kata terbatas.
7-9 Kurang : tidak menggunakan kata yang
bervariasi, penguasaan kata terbatas.
Rubrik Penilaian Menyusun Teks Hasil Observasi dalam bentuk puisi
No Responden
Skor Berdasarkan Aspek
Penilaian Jumlah
Skor Nilai Predikat
Kea
kura
tan
pen
gam
atan
has
il
obse
rvas
i
yan
g
dij
adik
an
puis
i
Kel
engkap
an
dat
a
pen
gam
atan
has
il
obse
rvas
i
yan
g
dij
adik
an
puis
i
Pen
gim
ajia
n
Dik
si
1.
2.
dst
Jumlah
Rata-rata
Keterangan:
Skor maksimal = jumlah skor tertinggi di setiap indikator =
30+30+20+20=100
Nilai keterampilan = jumlah skor
Nilai konversi = 4100
xnilai
Predikat Nilai Keterampilan Berdasarkan Konversi Nilai
185
No Predikat Hasil yang Dicapai Siswa Nilai Kompetensi Sikap
1. A 3,67 - 4.00 SB
2. A- 3,34 - 3,66
3. B+ 3,01 - 3,33
B 4. B 2,67 - 3,00
5. B- 2,34 - 2,66
6. C+ 2,01 - 2,33
C 7. C 1,67 - 2,00
8. C- 1,34 - 1,66
9. D+ 1,01 - 1,33 K
10. D < 1,00
Kudus, Agustus 2014
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Sri Prasoja Retno Wulandari Sri Zuliana
NIP. 197208032009032001 NIM 2101410041
186
Lampiran 2
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP Siklus II)
Nama sekolah : SMP Negeri 2 Kudus
Kelas/semester : VII / I
Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Tema : Menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi
berdasarkan keindahan alam
Alokasi waktu : 4 x 40 menit (2x pertemuan)
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahu tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang atau teori.
B. Kompetensi Dasar
1.3 Menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai
anugerah Tuhan yang Maha Esa sebagai sarana menyajikan informasi lisan
dan tulis
187
2.3 Memiliki perilaku kreatif, tanggung jawab, dan santun dalam mendebatkan
sudut pandang tertentu tentang suatu masalah yang terjadi pada
masyarakat
3.1 Memahami teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, observasi,
eksplanasi, dan cerita pendek baik melalui lisan maupun tulisan.
4.2 Menyusun teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, observasi,
eksplanasi, dan cerita pendek sesuai dengan karakteristik teks yang akan
dibuat baik secara lisan maupun tulisan.
C. Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Menunjukkan sikap menghargai dan mensyukuri keberadaan bahasa
Indonesia sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa sebagai sarana
menyajikan informasi lisan dan tulis.
2. Memiliki perilaku kreatif, tanggung jawab, peduli dan santun dalam
menanggapi permasalahan yang terjadi pada saat pembelajaran.
3. Menjelaskan hakikat teks hasil observasi
4. Mengidentifikasi ciri-ciri teks hasil observasi
5. Mengidentifikasi pengertian puisi
6. Mengidentifikasi unsur-unsur pembangun puisi
7. Menyusun puisi sesuai dengan pengamatan hasil observasi gambar
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah proses pembelajaran, siswa dapat menunjukkan sikap menghargai
dan mensyukuri keberadaan bahasa Indonesia sebagai anugerah Tuhan
Yang Maha Esa sebagai sarana menyajikan informasi lisan dan tulis.
2. Setelah proses pembelajaran, siswa dapat memiliki perilaku kreatif,
tanggung jawab, peduli dan santun dalam menanggapi permasalahan
yang terjadi pada masyarakat.
3. Setelah proses pembelajaran, siswa dapat mengetahui hakikat teks hasil
observasi
4. Setelah proses pembelajaran, siswa dapat mengetahui ciri-ciri teks hasil
observasi
5. Setelah proses pembelajaran, siswa dapat mengetahui pengertian puisi
188
6. Setelah proses pembelajaran, siswa dapat mengetahui unsur-unsur
pembangun puisi.
7. Setelah proses pembelajaran, siswa dapat menulis puisi dengan pengamatan
hasil observasi gambar
E. Materi Pembelajaran
1. teks hasil observasi
2. ciri-ciri teks hasil observasi
3. Pengertian puisi
4. Unsur-unsur puisi
5. Contoh puisi
6. langkah-langkah menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi
F. Model Pembelajaran
Model NHT (Numbered Heads Together)
Langkah : 1. Mengarahkan.
2.Membuat kelompok heterogen dan tiap siswa memiliki nomor
tertentu.
3. Memberikan persoalan materi bahan ajar (untuk tiap kelompok
sama tapi untuk tiap siswa tidak sama sesuai dengan nomor siswa,
tiap siswa dengan nomor sama mendapat tugas yang sama)
4. Mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan nomor siswa
yang sama sesuai tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi
kelas.
5. Mengadakan kuis individual dan membuat skor perkembangan
tiap siswa.
6. Mengumumkan hasil kuis dan memberikan reward.
G. Metode Pembelajaran
1. Tanya jawab
2. Diskusi
3. Inquiri
H. Kegiatan Pembelajaran
189
Pertemuan Pertama
Kegiatan Deskripsi Alokasi
waktu
A. Pendahuluan
1. Guru mengondisikan siswa agar siap mengikuti
pembelajaran
2. Guru menjelaskan tujuan dan manfaat
pembelajaran
3. Guru menjelaskan pokok-pokok materi
pembelajaran
4. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
5 Menit
B. Inti Tahap mengarahkan
1. Guru memberikan pengarahan kepada siswa,
tentang cara pembelajaran dan pengarahan
pembentukan kelompok.
Membuat kelompok heterogen
2. Guru mengelompokkan siswa menjadi 6
kelompok, tiap kelompok terdiri atas 4-6 orang
dan tiap siswa di dalam kelompok memiliki nomor
tertentu.
Tahap memberikan persoalan materi bahan ajar
3. Guru memberikan penjelasan ulang mengenai
unsur-unsur, dan langkah-langkah menyusun teks
hasil observasi dalam bentuk puisi.
4. Guru membagikan 1 gambar dan contoh puisi
kepada setiap kelompok. (Mengamati)
5. Siswa membaca dan mengamati contoh puisi yang
diberikan oleh guru. (Mengamati)
6. Siswa di dalam kelompok saling bertanya jawab,
berdiskusi dan saling mengemukakan pendapat
tentang pengertian puisi, unsur pembangun puisi,
5 menit
10 menit
190
dengan saling menghargai pendapat teman dengan
bahasa yang santun. (Menanya)
7. Setiap kelompok menyimpulkan pengertian,
mengidentifikasi unsur pembangun puisi dengan
jujur dan tanggung jawab. (Mencoba)
8. Siswa membuat satu puisi dengan kelompoknya
sesuai pengamatan gambar yang dibagikan oleh
guru. (Mencoba)
Mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan
nomor siswa yang sama
9. Guru mengelompokkan siswa sesuai dengan
nomor yang sama.
10. Setiap siswa mempresentasikan hasil diskusi
kelompok mereka, dengan kelompok lain sesuai
dengan nomor yang sama dengan saling
menghargai karya orang lain.
(Mengomunikasikan)
11. Setiap siswa di dalam kelompok yang bernomor
sama, berdisikusi tentang pengertian, unsur-unsur
dan memberikan komentar atas hasil pekerjaan
kelompok lain dengan bahasa yang santun dan
saling menghargai pendapat orang lain.
(mengomunikasikan)
12. Setiap siswa di dalam kelompok, membacakan
puisi hasil diskusi dari kelompok asal.
13. Setelah selesai berdiskusi, siswa kembali ke
kelompok asal.
Mengadakan kuis individual dan membuat skor
perkembangan tiap siswa
14. Guru memberikan penguatan kepada siswa secara
individu berupa tes pengetahuan, mengenai hakikat
10 menit
35 menit
191
teks hasil observasi, ciri-ciri teks hasil observasi,
pengertian puisi, unsur-unsur puisi.
Mengumumkan hasil kuis dan memberikan reward
15. Guru memberikan penghargaan bagi perwakilan
siswa yang mendapatkan nilai bagus.
5 menit
D. Penutup 4. Siswa bersama guru menyimpulkan materi
pembelajaran yang telah dipelajari.
5. Siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran yang sudah dilakukan.
6. Guru dan siswa melakukan tindak lanjut
pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.
5 menit
Pertemuan Kedua
Kegiatan Deskripsi Alokasi
waktu
A. Pendahuluan
1. Guru mengondisikan siswa agar siap mengikuti
pembelajaran
2. Guru menjelaskan tujuan dan manfaat
pembelajaran
3. Guru menjelaskan pokok-pokok materi
pembelajaran
4. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
5 Menit
B. Inti Tahap mengarahkan
1. Guru memberikan pengarahan kepada siswa,
tentang cara pembelajaran menyusun teks hasil
observasi dalam bentuk puisi.
2. Guru memberikan penjelasan ulang mengenai
5 menit
192
unsur pembangun dan langkah-langkah menyusun
teks hasil observasi dalam bentuk puisi.
Membuat kelompok heterogen
3. Siswa berkelompok seperti pada pertemuan
sebelumnya yaitu 6 kelompok, tiap kelompok
terdiri atas 4-6 orang dan tiap siswa di dalam
kelompok memiliki nomor tertentu.
Tahap memberikan persoalan materi bahan ajar
4. Guru memanggil ketua kelompok untuk maju ke
depan kelas
5. Guru membagikan amplop yang di dalamnya
berisi gambar bernomor 1-6 kepada setiap ketua
kelompok untuk dibagikan kepada setiap anggota
kelompoknya. (tiap siswa di dalam kelompok
mendapatkan nomor dan gambar yang berbeda
yang digunakan sebagai media dalam penulisan
puisi sesuai isi yang ada di dalam amplop masing-
masing).
6. Siswa secara individu di dalam kelompok,
membuka amplop dan mengamati gambar yang
berbeda dari pertemuan sebelumnya yang ada di
dalam amplop mereka masing-masing.
(Mengamati)
7. Siswa di dalam kelompok saling berdiskusi
mengamati gambar yang ada pada anggota
kelompoknya sehingga setiap individu mengetahui
setiap gambar dari anggota kelompoknya.
(Bertanya)
Mempresentasikan hasil kerja kelompok dengan
nomor siswa yang sama
8. Guru mengelompokkan siswa sesuai dengan
5 menit
10 menit
35 menit
10 menit
193
nomor yang sama.
9. Setiap siswa secara bergantian mempresentasikan
diskusi pengamatan gambar hasil diskusi
kelompok mereka, bersama nomor yang sama.
(mengomunikasikan)
10. Setiap siswa di dalam kelompok yang bernomor
sama, saling berdiskusi dan saling melengkapi
kekurangan hasil pengamatan gambar dari
kelompok asal. (mengomunikasikan)
11. Setelah selesai berdiskusi, siswa kembali ke
kelompok asal.
Mengadakan kuis individual dan membuat skor
perkembangan tiap siswa
12. Setiap siswa secara individu di dalam kelompok,
membuat puisi sesuai dengan gambar mereka
masing-masing dengan jujur, kreatif dan
bertanggung jawab.(Mencoba)
Mengumumkan hasil kuis dan memberikan reward
13. Guru memanggil perwakilan dari siswa untuk
membacakan puisi di depan kelas.
14. Seluruh siswa di dalam kelas menanggapi hasil
menulis puisi yang dibacakan oleh perwakilan dari
siswa.
15. Siswa dan guru berdiskusi, bertanya jawab
mengenai kesulitan penyusunan puisi.
16. Guru memberikan penghargaan bagi perwakilan
siswa yang dapat menulis dan membacakan puisi
dengan bagus.
35 menit
5 menit
c. Penutup 1. Siswa bersama guru menyimpulkan materi 5 Menit
194
pembelajaran yang telah dipelajari.
2. Siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran yang sudah dilakukan.
3. Guru dan siswa melakukan tindak lanjut
pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya.
I. Media dan Sumber Belajar
1. Media Amplop bergambar
2. Buku paket bahasa dan sastra Indonesia
J. Penilaian Proses dan Hasil Belajar
1. Teknik : Tertulis
2. Bentuk : Uraian
Penilaian Observasi Proses
No. Aspek yang diamati Teknik Waktu Keterangan
1. Keantusiasan siswa Pengamatan Proses
2. Kekondusifan siswa
3. Keaktifan di dalam kelompok
4.
5.
Keintensifan diskusi kelompok
Keefektifan kegiatan refleksi
Lembar observasi proses
No. Nama Responden Aspek yang diamati Keterangan
1 2 3 4
1
2
3
Penilaian Observasi Sikap Religius dan Sikap Sosial
No. Nilai Sikap/ Karakter
Yang Diamati
Teknik
penilaian
Waktu
Penilaian
Instrumen
Penilaian
Keterangan
1. Religius Pengamatan Proses Lembar
pengamatan
2. Kreatif
3. Tanggung jawab
195
4. Santun
5. Percaya diri
6. Gotong royong
Penilaian Hasil
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian
Instrumen
Menyimpulkan
pengertian teks hasil
observasi, ciri-ciri
teks hasil observasi,
pengertian puisi,
unsur-unsur puisi.
Tes
tertulis
Uraian Tugas kelompok
Bacalah dua contoh puisi
tersebut! Kemudian jawablah
pertanyaan di bawah ini!
1. Jelaskan pengertian puisi,
unsur-unsur pembangun
puisi!
2. Buatlah satu buah puisi
seperti contoh!
Menyusun teks hasil
observasi dalam
bentuk puisi
Tes
perbuatan
Tes uji
produk
Tugas Individu
Amatilah gambar yang sudah
dibagikan oleh ketua
kelompokmu, kemudian
buatlah puisi!
PEDOMAN PENSKORAN
No Aspek/kriteria Skor Indikator
1 Menjelaskan
hakikat teks hasil
observasi
4 Menyimpulkan hakikat teks hasil observasi
dengan tepat dan sangat lengkap
3 Menyimpulkan hakikat teks hasil observasi
puisi cukup tepat
2 Menyimpulkan hakikat teks hasil observasi
kurang tepat
196
1 Menyimpulkan hakikat teks hasil observasi
tidak tepat.
2 Menjelaskan ciri-
ciri teks hasil
observasi
4 Menjelaskan ciri-ciri teks hasil observasi
dengan tepat dan sangat lengkap
3 Menyimpulkan ciri-ciri teks hasil observasi
dengan cukup tepat
2 Menyimpulkan ciri-ciri teks hasil observasi
kurang tepat
1 Menyimpulkan ciri-ciri teks hasil observasi
tidak tepat
3 Menjelaskan
pengertian puisi
4 Menjelaskan pengertian puisi dengan tepat dan
sangat lengkap
3 Menyimpulkan pengertian puisi dengan cukup
tepat
2 Menyimpulkan pengertian puisi kurang tepat
1 Menyimpulkan pengertian puisi tidak tepat
4 Mengidentifikasi
unsur-unsur
pembentuk puisi
4 Mengidentifikasi unsur-unsur pembentuk puisi
dengan sangat tepat dan lengkap
3 Mengidentifikasi unsur-unsur pembentuk puisi
dengan tepat tetapi tidak lengkap
2 Mengidentifikasi unsur-unsur puisi kurang
tepat
1 Mengidentifikasi unsure-unsur puisi tidak tepat
Rubrik Penilaian Pengetahuan
No
Res
pon
den
Skor pada setiap anak
Ju
mla
h S
kor
N
ilai
Kon
ver
si
P
red
ikat
Men
jela
skan
hak
ikat
teks
has
il o
bse
rvas
i
Men
jela
skan
cir
i-ci
ri
teks
has
il o
bse
rvas
i
Men
gid
enti
fikas
i
pen
ger
tian
puis
i
Men
gid
enti
fikas
i unsu
r-
unsu
r pem
ben
tuk p
uis
i
1 RI
197
2 R2
Dst.
Jumlah
Rata-rata
Keterangan :
1. skor maksimal : jumlah skor tertinggi disetiap indikator = 4+4+4+4=16
2. Nilai pengetahuan: (jumlah skor perolehan : skor maksimal) x 100
3. Nilai konversi: (nilai pengetahuan : 100) x 4
Predikat Nilai Pengetahuan Berdasarkan Konversi Nilai
No Predikat Hasil yang Dicapai Siswa Nilai Kompetensi Sikap
1. A 3,67 - 4.00 SB
2. A- 3,34 - 3,66
3. B+ 3,01 - 3,33
B 4. B 2,67 - 3,00
5. B- 2,34 - 2,66
6. C+ 2,01 - 2,33
C 7. C 1,67 - 2,00
8. C- 1,34 - 1,66
9. D+ 1,01 - 1,33
K 10. D < 1,00
Tes Keterampilan
Pedoman Penilaian Keterampilan Menyusun Teks Hasil Observasi dalam
Bentuk Puisi
No. Aspek/Kriteria Skor Deskripsi
1. Keakuratan
pengamatan hasil
observasi yang
dijadikan puisi
27-30 Sangat Baik : pengamatan hasil observasi
sangat akurat sesuai dengan tema
22-26 Baik : pengamatan hasil observasi sesuai
dengan tema.
17-21 Cukup : pengamatan hasil observasi cukup
sesuai dengan tema
198
13-16 Kurang : pengamatan hasil observasi tidak
sesuai dengan tema
2. Kelengkapan data
pengamatan hasil
observasi yang
dijadikan puisi
27-30 Sangat Baik : kelengkapan data hasil
observasi sangat lengkap
22-26 Baik : kelengkapan data hasil observasi
lengkap
17-21 Cukup : kelengkapan data hasil observasi
cukup lengkap
13-16 Kurang: kelengkapan data hasil observasi
kurang lengkap
3. Pengimajian
18-20 Sangat Baik : dapat menggambarkan
suasana batin seorang pengarang,
menimbulkan imaji mendengar suara (imaji
auditif), melihat benda-benda, meraba dan
menyentuh benda-benda (imaji taktil).
14-17 Baik : dapat menggambarkan suasana batin
seorang pengarang, tidak memunculkan
ketiga imaji secara penuh.
10-13 Cukup : hanya dapat mengambarkan
suasana batin seorang pengarang.
7-9 Kurang : puisi tidak dapat menggambarkan
khayalan atau imajinasi.
4. Diksi
18-20 Sangat baik : menggunakan kata yang
bervariasi, penggunaan ungkapan yang
dapat menimbulkan imajinasi, adanya
permajasan.
14-17 Baik : menggunakan kata yang bervariasi,
penggunaan kosa kata atau ungkapan yang
dapat menimbulkan imaji.
10-13 Cukup : menggunakan kata yang
199
sederhana, penguasaan kata terbatas.
7-9 Kurang : tidak menggunakan kata yang
bervariasi, penguasaan kata terbatas.
Rubrik Penilaian Menyusun Teks Hasil Observasi dalam Bentuk Puisi
No Responden
Skor Berdasarkan Aspek Penilaian Jumlah
Skor Nilai Predikat
Kea
kura
tan
pen
gam
atan
has
il o
bse
rvas
i
yan
g d
ijad
ikan
puis
i
Kel
engkap
an
dat
a pen
gam
atan
has
il o
bse
rvas
i
yan
g d
ijad
ikan
puis
i P
engim
ajia
n
Dik
si
1.
2.
3.
Ds
t
Jumlah
Rata-rata
Keterangan:
Skor maksimal = jumlah skor tertinggi di setiap indikator =
30+30+20+20=100
Nilai pengetahuan = jumlah skor
Nilai konversi = 4100
xnilai
Predikat Nilai Keterampilan Berdasarkan Konversi Nilai
No Predikat Hasil yang Dicapai Siswa Nilai Kompetensi Sikap
1. A 3,67 - 4.00 SB
2. A- 3,34 - 3,66
3. B+ 3,01 - 3,33 B
4. B 2,67 - 3,00
200
5. B- 2,34 - 2,66
6. C+ 2,01 - 2,33
C 7. C 1,67 - 2,00
8. C- 1,34 - 1,66
9. D+ 1,01 - 1,33 K
10. D < 1,00
Kudus, Agustus 2014
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Sri Prasoja Retno Wulandari Sri Zuliana
NIP. 197208032009032001 NIM 2101410041
201
Lampiran 3
MATERI PEMBELAJARAN
1. Hakikat teks hasil observasi adalah teks yang mengemukakan fakta-fakta
yang diperoleh melalui pengamatan.
2. Hakikat puisi menurut Kosasih (2012:97) puisi adalah bentuk karya sastra
yang menggunakan kata-kata indah dan kaya makna. Suharianto (2009:13)
puisi adalah suatu bentuk karya sastra yang berisikan ungkapan pikiran dan
perasaan penyair mengenai kehidupan. Istilah kehidupan dimaksudkan adalah
segala yang terdapat diantara langit dan bumi, berupa pemandangan alam,
peristiwa atau kejadian, dan segala bentuk makhluk ciptaan-Nya.
3. Unsur-unsur puisi terbagi ke dalam dua macam, yakni struktur fisik yang
terdiri atas diksi, pengimajian, kata konkret, bahasa figuratif (majas), rima,
tata wajah (tipografi). Struktur batin puisi terdiri atas tema, perasaan, nada dan
suasana, amanat.
4. Hakikat model NHT (Numbered Head Together) : NHT (Numbered Head
Together) merupakan pembelajaran kooperatif yang melibatkan lebih banyak
siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan
mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
202
Lampiran 4
LEMBAR KERJA SISWA
SIKLUS I
203
LEMBAR KERJA KELOMPOK
Bacalah contoh puisi dan amati gambar tersebut!
Kemudian jawablah pertanyaan dibawah ini!
1. Jelaskan pengertian puisi!
2. Sebutkan unsur pembangun puisi!
3. Buatlah satu buah puisi sesuai gambar tersebut!
Selamat Mengerjakan !!!
Tanah Kelahiran
Seruling di pasir ipis, merdu
antara gundukan pohonan pina
tembang menggema di dua kaki,
Burangrang – Tangkubanprahu.
Jamrut di pucuk-pucuk,
Jamrut di air tipis menurun.
Membelit tangga di tanah merah
dikenal gadis-gadis dari bukit
Nyanyikan kentang sudah digali,
kenakan kebaya merah ke
pewayangan
Jamrut di pucuk-pucuk,
Jamrut di hati gadis menurun.
Ramadhan K.H
204
Lembar Kerja Individu
TES PENGETAHUAN
Nama :
Nomor absen :
Kelas :
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan tepat!
1. Jelaskan hakikat teks hasil observasi!
2. Jelaskan ciri-ciri teks hasil observasi!
3. Jelaskan pengertian puisi!
4. Sebutkan unsur-unsur pembangun puisi!
Jawaban:
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………………………….
205
Tes Keterampilan
Gambar Individu Siklus I
Gambar Gambar Gambar
Gambar Gambar Gambar
Lembar Kerja Individu
Amatilah gambar yang sudah
dibagikan oleh ketua kelompokmu.
Kemudian buatlah puisi sesuai gambar
tersebut!
Selamat mengerjakan!!!
206
Lampiran 5
LEMBAR KERJA SISWA
SIKLUS II
207
LEMBAR KERJA KELOMPOK
Gambar Kelompok
Lembar Kerja Kelompok
Bacalah contoh puisi dan amati
gambar tersebut! Kemudian
jawablah pertanyaan dibawah ini!
1. Jelaskan pengertian puisi!
2. Sebutkan unsur pembangun
puisi!
3. Buatlah satu buah puisi sesuai
gambar tersebut!
Tanah Kelahiran
Seruling di pasir ipis, merdu
antara gundukan pohonan pina
tembang menggema di dua kaki,
Burangrang – Tangkubanprahu.
Jamrut di pucuk-pucuk,
Jamrut di air tipis menurun.
Membelit tangga di tanah merah
dikenal gadis-gadis dari bukit
Nyanyikan kentang sudah digali,
kenakan kebaya merah ke
pewayangan
Jamrut di pucuk-pucuk,
Jamrut di hati gadis menurun.
Ramadhan K.H
208
TES PENGETAHUAN
Nama :
Nomor absen :
Kelas :
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan tepat!
1. Jelaskan hakikat teks hasil observasi!
2. Jelaskan ciri-ciri teks hasil observasi!
3. Jelaskan pengertian puisi!
4. Sebutkan unsur-unsur pembangun puisi!
Jawaban:
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………
209
Tes Keterampilan
Gambar Individu Siklus II
Gambar Gambar Gambar
Gambar Gambar Gambar
Lembar Kerja Individu
Amatilah gambar yang sudah
dibagikan oleh ketua kelompokmu.
Kemudian buatlah puisi sesuai
gambar tersebut!
Selamat mengerjakan!!!
210
Lampiran 6
PEDOMAN OBSERVASI PROSES PEMBELAJARAN
SIKLUS I dan SIKLUS II
No Responden Aspek yang diamati Teknik Waktu Keterangan
1 2 3 4 5
1 R1 Pengamatan Proses
2 R2
3 R3
Aspek yang diamati :
6. Keantusiasan siswa di dalam proses pembelajaran
7. Kekondusifan siswa di dalam kelompok mengidentifikasi hakikat, dan
unsur pembangun puisi
8. Keaktifan siswa di dalam kelompok, di dalam mengidentifiksi hakikat, dan
unsur-unsur pembangun puisi
9. Keintensifan siswa dalam menyusuun teks hasil observasi dalam bentuk
puisi
10. Refleksi
211
Lampiran 7
Hasil Observasi Proses Pembelajaran Siklus I
No Responden Aspek Pengamatan Proses Pembelajaran
1 2 3 4 5
1 R1 √ √ √ √ √
2 R2 √ √ √ - -
3 R3 √ √ √ √ √
4 R4 √ √ √ - -
5 R5 √ √ - - -
6 R6 √ - - - -
7 R7 - √ - √ -
8 R8 √ √ √ √ √
9 R9 √ √ √ - √
10 R10 √ √ √ √ -
11 R11 √ - √ √ √
12 R12 √ √ √ - -
13 R13 √ √ - - √
14 R14 √ √ √ √ √
15 R15 √ √ √ √ √
16 R16 √ √ √ - √
17 R17 - √ √ - √
18 R18 - - - √ √
19 R19 √ √ √ √ -
20 R20 √ √ √ √ √
21 R21 - - - √ √
22 R22 - - √ √ √
23 R23 √ √ √ √ √
24 R24 √ - √ - √
25 R25 √ √ √ √ √
26 R26 √ √ √ - √
27 R27 √ √ - - √
28 R28 √ √ √ √ √
29 R29 - - - √ √
30 R30 √ √ √ √ -
31 R31 √ √ √ √ -
32 R32 √ √ √ √ √
33 R33 √ √ √ √ √
34 R34 - - - √ -
Jumlah 27 26 26 23 22
Persentase 79,41 76,47 76,47 67,70 64,70
Keterangan B B B C C
212
Lampiran 8
Hasil Observasi Proses Pembelajaran Siklus II
No Responden Aspek Pengamatan Proses Pembelajaran
1 2 3 4 5
1 R1 √ √ √ √ √
2 R2 √ √ √ √ √
3 R3 √ √ √ √ √
4 R4 √ √ √ √ -
5 R5 √ √ √ √ -
6 R6 √ √ - √ √
7 R7 √ √ - - √
8 R8 √ √ √ √ √
9 R9 √ √ √ - √
10 R10 √ √ √ √ √
11 R11 √ √ √ √ √
12 R12 √ √ √ - -
13 R13 √ √ √ √ √
14 R14 √ √ √ √ √
15 R15 √ √ √ √ √
16 R16 √ √ √ √ √
17 R17 √ √ √ √ √
18 R18 √ √ √ √ √
19 R19 √ √ √ √ √
20 R20 √ √ √ √ √
21 R21 √ √ √ √ √
22 R22 √ √ √ √ √
23 R23 √ √ √ √ √
24 R24 √ √ √ √ √
25 R25 √ √ √ √ √
26 R26 √ √ √ - √
27 R27 √ √ √ √ √
28 R28 √ √ √ √ √
29 R29 √ √ √ √ √
30 R30 √ - √ √ -
31 R31 √ √ √ √ √
32 R32 √ √ √ √ √
33 R33 √ √ √ √ √
34 R34 √ - √ √ -
Jumlah 34 32 32 30 29
Persentase 100 94,11 94,11 88,23 85,29
Keterangan SB SB SB SB SB
213
Lampiran 9
Hasil Nilai Pengetahuan Siklus I
No
Res
pon
den
Aspek
Jum
lah S
kor
Nil
ai P
enget
ahuan
Nil
ai K
onver
si
P
redik
at
Men
jela
skan
Hak
ikat
Tek
s
Has
il O
bse
rvas
i
Men
jela
skan
Cir
i-C
iri
Tek
s
Hsa
il O
bse
rvas
i
Men
jela
skan
Pen
ger
tian
Puis
i
Men
gid
enti
fikas
i
Unsu
r-U
nsu
r
Pem
ban
gun P
uis
i
1 R1 4 2 3 3 12 75 3 B
2 R2 2 3 2 3 10 63 2,5 B-
3 R3 2 4 4 4 14 88 3,5 A-
4 R4 1 3 4 4 12 75 3 B
5 R5 2 2 2 3 9 57 2,25 C+
6 R6 4 3 2 1 10 63 2,5 B-
7 R7 2 2 4 4 12 75 3 B
8 R8 4 2 3 3 12 75 3 B
9 R9 4 2 3 3 12 75 3 B
10 R10 4 2 4 4 14 88 3,5 A-
11 R11 4 3 3 3 13 82 3,25 B+
12 R12 2 3 4 3 12 75 3 B
13 R13 4 2 1 3 10 63 2,5 B-
14 R14 4 2 3 4 13 82 3,25 B+
15 R15 4 4 1 4 13 82 3,25 B+
16 R16 1 3 4 4 12 75 3 B
17 R17 4 3 2 4 13 82 3,25 B+
18 R18 2 2 2 3 9 57 2,25 B-
19 R19 1 2 4 3 10 63 2,5 B-
20 R20 2 2 4 4 12 75 3 B
21 R21 2 4 4 3 13 82 3,25 B+
22 R22 4 2 3 3 12 75 3 B
23 R23 4 2 4 3 13 82 3,25 B+
24 R24 2 3 2 3 10 63 2,5 B-
25 R25 2 4 2 4 12 75 3 B
26 R26 4 4 2 3 13 82 3,25 B+
27 R27 4 2 2 4 12 75 3 B
28 R28 4 2 3 3 12 75 3 B
29 R29 4 4 2 3 13 82 3,25 B+
30 R30 4 2 2 4 12 75 3 B
31 R31 4 2 2 3 11 69 2,75 B
32 R32 4 2 4 4 14 88 3,5 A-
33 R33 2 4 2 4 12 75 3 B
214
34 R34 2 2 4 4 12 75 3 B
Jumlah 103 90 97 115 405 2543 101,25
Rata-rata 75,73 66,18 71,32 84,55 11.91 74.79 2,99 B
215
Lampiran 10
Hasil Nilai Pengetahuan Siklus II
No
Res
pon
den
Aspek
Jum
lah S
kor
Nil
ai P
enget
ahuan
Nil
ai K
onver
si
P
redik
at
Men
jela
skan
Hak
ikat
Tek
s
Has
il O
bse
rvas
i
Men
jela
skan
cir
i-
ciri
tek
s has
il
obse
rvas
i
Men
jela
skan
Pen
ger
tian
Puis
i
Men
gid
enti
fikas
i
Unsu
r-U
nsu
r
Pem
ban
gun P
uis
i
1 R1 4 3 3 4 14 88 3,5 A-
2 R2 4 2 3 4 13 82 3,25 B+
3 R3 4 3 4 4 15 94 3,75 A
4 R4 1 4 4 4 13 82 3,25 B+
5 R5 4 2 3 4 13 82 3,25 B+
6 R6 4 2 3 4 13 82 3,25 B+
7 R7 2 3 4 4 13 82 3,25 B+
8 R8 4 4 3 3 14 88 3,5 A-
9 R9 1 4 4 3 12 75 3 B
10 R10 4 3 4 4 15 94 3,75 A
11 R11 4 3 4 4 15 94 3,75 A
12 R12 4 2 4 3 13 82 3,25 B+
13 R13 4 3 3 4 14 88 3,5 A-
14 R14 4 3 4 4 15 94 3,75 A
15 R15 4 3 4 4 15 94 3,75 A
16 R16 4 2 3 3 12 75 3 B
17 R17 4 4 4 3 15 94 3,75 A
18 R18 2 3 4 4 13 82 3,25 B+
19 R19 3 4 3 3 13 82 3,25 B+
20 R20 2 4 4 3 13 82 3,25 B+
21 R21 2 4 4 4 14 88 3,5 A-
22 R22 4 3 3 4 14 88 3,5 A-
23 R23 4 3 3 4 14 88 3,5 A-
24 R24 3 4 4 4 15 94 3,75 A
25 R25 4 3 2 4 13 82 3,25 B+
26 R26 4 4 2 4 14 88 3,5 A-
27 R27 4 3 2 4 13 82 3,25 B+
28 R28 4 4 4 3 15 94 3,75 A
29 R29 4 4 2 4 14 88 3,5 A-
30 R30 4 4 2 3 13 82 3,25 B+
31 R31 4 3 4 4 15 94 3,75 A
32 R32 4 4 4 3 15 94 3,75 A
216
33 R33 3 4 3 3 13 82 3,25 B+
34 R34 2 3 4 4 13 82 3,25 B+
Jumlah 117 111 115 125 468 2942 117
Rata-rata 86,02 81.61 84,55 91,91 13.76 86.52 3,46 A-
217
Lampiran 11
Pedoman Penilain Observasi Sikap Religius Siklus I dan Siklus II
No Sikap yang diamati Indikator
1. Religius 4. berdoa sesudah dan sebelum menjalankan sesuatu,
5. memberi salam pada saat awal dan akhir presentasi
sesuai agama yang dianut,
6. memelihara hubungan baik dengan sesama umat
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Keterangan:
1. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai x jumlah kriteria.
2. Nilai sikap = (jumlah skor perolehan : skor maksimal) x 100
3. Nilai sikap dikualifikasikan menjadi predikat sebagai berikut.
B (Baik) = 78 – 100 K (Kurang) = < 60
C (Cukup) = 61-77
218
Lampiran 12
Hasil Observasi Sikap Religius Siswa Siklus I
No Responden 1 2 3 Jumlah
Skor
Nilai
Sikap
Predikat
1 R1 √ √ √ 3 100 B
2 R2 √ √ √ 3 100 B
3 R3 √ - √ 2 66,67 C
4 R4 √ - √ 2 66,67 C 5 R5 - √ √ 2 66,67 C 6 R6 √ - √ 2 66,67 C 7 R7 √ - √ 2 66,67 C 8 R8 √ √ √ 3 100 B
9 R9 √ √ √ 3 100 B
10 R10 √ √ √ 3 100 B
11 R11 √ √ √ 3 100 B 12 R12 √ √ √ 3 100 B 13 R13 √ - √ 2 66,67 C 14 R14 √ - √ 2 66,67 C 15 R15 √ √ √ 3 100 B 16 R16 √ √ √ 3 100 B 17 R17 √ - √ 2 66,67 C 18 R18 √ - √ 2 66,67 C 19 R19 √ √ √ 3 100 B 20 R20 √ √ √ 3 100 B 21 R21 √ - √ 2 66,67 C
22 R22 √ √ √ 3 100 B 23 R23 √ √ √ 3 100 B 24 R24 - √ √ 2 66,67 C
25 R25 √ √ √ 3 100 B 26 R26 √ √ √ 3 100 B 27 R27 √ √ - 2 66,67 C 28 R28 √ - √ 2 66,67 C 29 R29 √ √ √ 3 100 B 30 R30 √ √ √ 3 100 B 31 R31 √ √ √ 3 100 B 32 R32 √ √ √ 3 100 B 33 R33 √ √ √ 3 100 B 34 R34 √ √ - 2 66,67 C
JUMLAH 88 2933.24
Rata-rata 2,58 86.26 B
219
Lampiran 13
Hasil Observasi Sikap Religius Siswa Siklus II
No Responden 1 2 3 Jumlah
Skor
Nilai
Sikap
Predikat
1 R1 √ √ √ 3 100 B
2 R2 √ √ √ 3 100 B 3 R3 √ √ √ 3 100 B 4 R4 √ √ √ 3 100 B 5 R5 √ √ √ 3 100 B 6 R6 √ - √ 2 66,67 C
7 R7 √ √ √ 3 100 B 8 R8 √ √ √ 3 100 B 9 R9 √ √ √ 3 100 B
10 R10 √ √ √ 3 100 B 11 R11 √ √ √ 3 100 B 12 R12 √ √ √ 3 100 B 13 R13 √ √ √ 3 100 B 14 R14 √ √ √ 3 100 B 15 R15 √ √ √ 3 100 B 16 R16 √ √ √ 3 100 B 17 R17 √ - √ 2 66,67 C
18 R18 √ - √ 2 66,67 C
19 R19 √ √ √ 3 100 B 20 R20 √ √ √ 3 100 B 21 R21 √ - √ 2 66,67 C
22 R22 √ √ √ 3 100 B 23 R23 √ √ √ 3 100 B 24 R24 - √ √ 2 66,67 C
25 R25 √ √ √ 3 100 B 26 R26 √ √ √ 3 100 B 27 R27 √ √ √ 3 100 B 28 R28 √ √ √ 3 100 B 29 R29 √ √ √ 3 100 B 30 R30 √ √ √ 3 100 B 31 R31 √ √ √ 3 100 B 32 R32 √ √ √ 3 100 B 33 R33 √ √ √ 3 100 B 34 R34 √ √ - 2 66,67 C
JUMLAH 96 3200
Rata-rata 2,82 94,11 B
220
Lampiran 14
Pedoman Penilaian Observasi Sikap Sosial Siklus I dan Siklus II
No. Aspek Indikator
1. Kreatif 4. mampu menyelesaikan masalah secara inovatif,
5. menampilkan sesuatu secara luar biasa atau unik,
6. memiliki ide baru.
2. Tanggung jawab 4. melaksanakan tugas individu dengan baik,
5. melaksanakan apa yang pernah dikatakan tanpa
disuruh atau diminta,
6. menerika resiko dari tindakan yang dilakukan.
3. Santun 4. menghormati orang yang lebih tua,
5. tidak berkata-kata kotor, kasar dan takabur,
6. tidak menyela pembicaraan pada waktu yang tidak
tepat.
4. Percaya diri 4. berpendapat atau melakukan kegiatan tanpa ragu-
ragu,
5. berani presentasi di depan kelas,
6. berani berpendapat, bertanya, atau menjawab
pertanyaan.
5. Gotong royong 4. kesediaan melakukan tugas sesuai kesepakatan,
5. aktif dalam kelompok,
6. memusatkan perhatian pada tujuan kelompok.
Keterangan :
1. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai x jumlah kriteria.
2. Nilai sikap = (jumlah skor perolehan :skor maksimal) x 100
3. Nilai sikap dikualifikasikan menjadi predikat sebagai berikut.
B (Baik) = 78 – 100 K (Kurang) = < 60
C (Cukup) = 61-77
221
Lampiran 15
Hasil Observasi Sikap Sosial Siklus I
No
Res
po
nd
en
Skor Tiap Indikator
Ju
mla
h
Sk
or
Nil
ai
sik
ap
Pre
dik
at
Kre
ati
f
Ta
ngg
un
g
Ja
wab
Sa
ntu
n
Per
cay
a
Dir
i
Go
ton
g
Ro
yo
ng
1 R1 3 3 3 3 3 15 100 B
2 R2 3 3 3 3 3 15 100 B 3 R3 2 3 3 3 2 13 86,66 B 4 R4 3 3 3 3 3 15 100 B 5 R5 2 2 3 3 2 12 80 B 6 R6 2 3 2 2 2 11 73,33 C
7 R7 1 2 2 3 3 11 73,33 C
8 R8 3 3 3 3 2 14 93,33 B 9 R9 3 3 3 2 3 14 93,33 B
10 R10 3 3 3 2 2 13 86,66 B 11 R11 3 2 2 2 3 12 80 B 12 R12 2 3 3 3 3 14 93,33 B 13 R13 3 2 3 3 3 14 93,33 B 14 R14 2 3 3 3 2 13 86,66 B 15 R15 3 3 3 2 3 14 93,33 B 16 R16 3 3 3 3 3 15 100 B 17 R17 3 3 3 2 3 14 93,33 B 18 R18 2 3 2 2 2 11 73,33 C
19 R19 2 3 3 2 3 13 86,66 B 20 R20 2 3 3 3 3 14 93,33 B 21 R21 1 2 2 3 2 10 66,66 C
22 R22 3 2 2 2 3 12 80 B
23 R23 3 2 1 2 2 10 66,66 C
24 R24 3 3 3 3 3 15 100 B 25 R25 3 3 3 2 3 14 93,33 B 26 R26 2 3 3 3 3 14 93,33 B 27 R27 3 3 3 2 3 14 93,33 B 28 R28 2 3 3 3 2 13 86,66 B 29 R29 2 1 2 2 2 9 60 K
30 R30 2 2 3 3 2 12 80 B
31 R31 1 2 3 2 2 10 66,66 C
32 R32 3 3 3 3 3 15 100 B 33 R33 3 3 3 3 3 15 100 B 34 R34 2 1 1 3 2 9 60 K
Jumlah 83 89 91 88 88 439 2927
Rata-rata 2.44 2.61 2.67 2.58 2.58 12.91 86.08 B
222
Lampiran 16
Tabel Observasi Sikap Sosial Siklus II
No
Res
po
nd
en Skor Tiap Indikator
Ju
mla
h
sko
r
Nil
ai
sik
ap
Pre
dik
at
Kre
ati
f
Ta
ngg
un
g
jaw
ab
Sa
ntu
n
Per
cay
a
dir
i
Go
ton
g
roy
on
g
1 R1 3 3 3 3 3 15 100 B
2 R2 3 3 3 3 3 15 100 B 3 R3 3 3 3 3 2 14 93,33 B 4 R4 3 3 3 3 3 15 100 B 5 R5 3 2 3 3 3 14 93,33 B 6 R6 3 3 3 3 3 15 100 B 7 R7 2 3 3 3 3 14 93,33 B 8 R8 3 3 3 3 2 14 100 B 9 R9 3 3 3 3 3 15 100 B
10 R10 3 3 3 3 3 15 100 B 11 R11 3 3 3 3 3 15 100 B 12 R12 3 3 3 3 3 15 100 B 13 R13 3 3 3 3 3 15 100 B 14 R14 3 3 3 3 3 15 100 B 15 R15 3 3 3 3 3 15 100 B 16 R16 3 3 3 3 3 15 100 B 17 R17 3 3 3 3 3 15 100 B 18 R18 2 3 3 3 2 13 86,66 B 19 R19 3 3 3 2 3 14 93.33 B 20 R20 2 3 3 3 3 14 93,33 B 21 R21 2 3 3 3 2 13 86,66 B 22 R22 3 3 3 3 3 15 100 B 23 R23 3 3 2 3 2 13 86,66 B 24 R24 3 3 3 3 3 15 100 B 25 R25 3 3 3 2 3 14 93,33 B 26 R26 2 3 3 3 3 14 93,33 B 27 R27 3 3 3 3 3 15 100 B 28 R28 2 3 3 3 2 13 86,66 B 29 R29 2 2 2 2 3 11 73,33 C
30 R30 2 3 3 3 2 13 86,66 B
31 R31 2 2 3 2 2 11 73,33 C
32 R32 2 3 3 3 3 14 93,33 B 33 R33 3 3 3 3 3 15 100 B 34 R34 3 2 2 3 3 13 86,66 B
Jumlah 92 98 99 98 94 481 3214
Rata-rata 2.70 2.88 2.91 2.88 2.76 14.14 94,52 B
223
Lampiran 17
Hasil Nilai Keterampilan Siklus I
No
Res
pon
den
Aspek
Jum
lah S
kor
Nil
ai K
onver
si
P
redik
at
Kea
kura
tan
Dat
a H
asil
Obse
rvas
i
Kel
engkap
an
Dat
a
Pen
gim
ajia
n
Dik
si
1 R1 17 22 13 18 70 2.8 B
2 R2 28 17 14 14 73 2.92 B
3 R3 26 22 12 19 79 3.16 B+
4 R4 29 21 13 15 78 3.12 B+
5 R5 27 17 12 13 69 2.76 B
6 R6 17 17 16 15 65 2.6 B-
7 R7 23 17 13 12 68 2.72 B
8 R8 23 23 13 18 77 3.08 B+
9 R9 22 22 11 18 73 2.92 B
10 R10 27 22 15 15 79 3.16 B+
11 R11 14 24 13 17 68 2.72 B
12 R12 25 22 15 17 79 3.16 B+
13 R13 25 22 14 14 75 3 B
14 R14 27 23 14 15 79 3.16 B+
15 R15 24 22 14 18 78 3.12 B+
16 R16 28 22 15 14 79 3.16 B+
17 R17 28 21 16 13 78 3.12 B+
18 R18 17 22 14 15 68 2.72 B
19 R19 26 20 13 14 73 2.92 B
20 R20 24 17 16 15 72 2.88 B
21 R21 27 22 14 15 78 3.12 B+
22 R22 25 17 14 14 70 2.8 B
23 R23 29 17 14 13 73 2.92 B
24 R24 24 19 15 13 71 2.84 B
25 R25 26 21 16 15 78 3.12 B+
26 R26 27 21 13 13 74 2.96 B
27 R27 13 24 17 14 68 2.72 B+
28 R28 28 21 15 14 78 3.12 B+
29 R29 22 22 12 14 70 2.8 B
30 R30 27 21 14 12 74 2.96 B
31 R31 22 22 14 14 72 2.88 B
32 R32 27 18 15 13 73 2.92 B
33 R33 28 20 15 15 78 3.12 B+
34 R34 26 17 15 14 72 2.88 B
224
Jumlah 831 697 479 502 2509 100.36
Rata-rata 81,47 68,33 70,44 73,82 73,79 2.95 B
225
Lampiran 18
Tabel Hasil Keterampilan Siklus II
No
Res
pon
den
Aspek
Jum
lah S
kor
Nil
ai K
onver
si
P
redik
at
Kea
kura
tan
Dat
a H
asil
Obse
rvas
i
Kel
engkap
an
Dat
a H
asil
Obse
rvas
i
Pen
gim
ajia
n
Dik
si
1 R1 27 24 16 14 81 3.24 B+
2 R2 29 24 17 18 88 3.52 A-
3 R3 29 24 15 18 86 3.44 A-
4 R4 26 24 17 18 85 3.4 A-
5 R5 27 25 17 15 84 3.36 A-
6 R6 28 24 17 14 83 3.32 B+
7 R7 24 18 13 18 73 2.92 B
8 R8 26 18 13 18 75 3 B
9 R9 28 25 17 18 88 3.52 A-
10 R10 29 23 17 15 84 3.36 A-
11 R11 28 23 17 18 86 3.44 A-
12 R12 27 24 17 15 83 3.32 B+
13 R13 27 26 16 14 83 3.32 B+
14 R14 28 24 17 19 88 3.52 A-
15 R15 28 24 17 15 84 3.36 B+
16 R16 28 25 17 18 88 3.52 A-
17 R17 29 26 17 14 86 3.44 A-
18 R18 29 24 16 14 83 3.32 A-
19 R19 29 24 17 18 88 3.52 A-
20 R20 23 25 17 18 83 3.32 B+
21 R21 25 25 17 16 83 3.32 B+
22 R22 24 17 13 18 72 2.88 B
23 R23 25 25 18 14 82 3.28 B
24 R24 28 25 17 18 88 3.52 A-
25 R25 28 24 16 15 83 3.32 B+
26 R26 28 24 17 18 87 3.52 A-
27 R27 28 24 17 15 84 3.36 A-
28 R28 25 24 17 15 81 3.24 B+
29 R29 27 23 17 18 85 3.4 A-
30 R30 25 25 17 14 81 3.24 B+
31 R31 28 24 17 14 83 3.32 B+
32 R32 28 24 17 14 83 3.32 B+
33 R33 29 24 17 18 88 3.52 A-
34 R34 27 24 17 13 81 3.24 B+
226
Jumlah 924 806 561 549 2849 113.64
Rata-rata 90,58 79,01 82,5 80,73 83,52 3.34 A-
227
Lampiran 19
PEDOMAN WAWANCARA SIKLUS I dan SIKLUS II
Pedoman Wawancara
Nama : ……………..
Kelas :………………
1. Apakah kamu senang mengikuti pembelajaran keterampilan
menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi dengan
menggunakan model NHT (Numbered Head Together) berbantuan
media amplop bergambar?
……………………………………………………………….
2. Apakah kesulitan yang kamu hadapi di dalam pembelajaran
keterampilan menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi
dengan menggunakan model NHT (Numbered Head Together)
berbantuan media amplop bergambar?
………………………………………………………………..
3. Apakah di dalam pembelajaran keterampilan menyusun teks hasil
observasi dalam bentuk puisi menggunakan model NHT
(Numbered Head Together) berbantuan media amplop bergambar
dapat membantu mempermudah di dalam menulis puisi?
………………………………………………………………..…
4. Apakah manfaat pembelajaran keterampilan menyusun teks hasil
observasi dalam bentuk puisi menggunakan model NHT
(Numbered Head Together) berbantuan media amplop bergambar
pada hari ini?
………………………………………………………………..
228
Lampiran 20
HASIL WAWANCARA SIKLUS I
229
230
Lampiran 21
231
HASIL WAWANCARA SIKLUS II
232
233
Lampiran 22
Lampiran 2
234
PEDOMAN JURNAL SISWA SIKLUS I dan SIKLUS II
Jurnal Siswa
Nama : …………………..
Kelas : ………………….
1. Bagaimana perasaan kamu setelah mengikuti pembelajaran keterampilan
menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi dengan menggunakan
model NHT (Numbered Head Together) berbantuan media amplop
bergambar?
.........................................................................................................................
2. Bagaimana kesan kamu setelah mengikuti pembelajaran keterampilan
menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi dengan menggunakan
model NHT (Numbered Head Together) berbantuan media amplop
bergambar?
........................................................................................................................
3. Bagaimana pendapat kamu tentang penggunaan model NHT (Numbered
Head Together) berbantuan media amplop bergambar dalam pembelajaran
keterampilan menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi?
4. Apa saja kesulitan yang kamu alami di dalam pembelajaran keterampilan
menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi dengan menggunakan
model NHT (Numbered Head Together) berbantuan media amplop
bergambar?
.......................................................................................................................
5. Apa saja saran yang ingin kamu sampaikan di dalam proses pembelajaran
pada hari ini?
…………………………………………………………………….................
235
Lampiran 23
HASIL JURNAL SISWA SIKLUS I
236
237
238
Lampiran 24
HASIL JURNAL SISWA SIKLUS II
239
240
241
Lampiran 25
PEDOMAN JURNAL GURU SIKLUS I dan SIKLUS II
Jurnal Guru
1. Bagaimana keaktifan siswa dalam pembelajaran keterampilan
menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi menggunakan
model NHT (Numbered Head Together) berbantuan media amplop
bergambar?
………………………………………………………………………
2. Bagaimana perubahan sikap siswa dalam pembelajaran
keterampilan menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi
menggunakan model NHT (Numbered Head Together) berbantuan
media amplop bergambar?
……………………………………………………………………..
3. Bagaimana respon siswa dalam pembelajaran menyusun teks hasil
observasi dalam bentuk puisi dengan menggunakan model NHT
(Numbered Head Together) berbantuan media amplop bergambar?
………………………………………………………………………
4. Bagaimana keantusiasan siswa saat pembelajaran menyusun teks
hasil observasi dalam bentuk puisi puisi dengan menggunakan
model NHT (Numbered Head Together) berbantuan media amplop
bergambar?
……………………………………………………………………..
5. Bagaimana pendapat anda mengenai pembelajaran menyusun teks
hasil observasi dalam bentuk puisi dengan menggunakan model
NHT (Numbered Head Together) berbantuan media amplop
bergambar?
………………………………………………………………………
242
Lampiran 26
HASIL JURNAL GURU SIKLUS I
1. Bagaimana keaktifan siswa dalam pembelajaran keterampilan menyusun teks
hasil observasi dalam bentuk puisi menggunakan model NHT (Numbered
Head Together) berbantuan media amplop bergambar?
Jawab : keaktifan siswa di dalam pembelajaran sudah baik, akan tetapi masih
ada beberapa siswa yang kurang aktif di dalam pembelajaran terutama
di dalam kelompok.
2. Bagaimana perubahan sikap siswa dalam pembelajaran keterampilan
menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi menggunakan model NHT
(Numbered Head Together) berbantuan media amplop bergambar?
Jawab : perubahan sikap siswa sudah baik. Berdasarkan sikap religius, siswa
sudah menunjukkan sikap yang baik, akan tetapi masih ada beberapa
siswa yang masih bercanda ketika berdoa. Berdasarkan sikap sosial,
siswa sudah baik akan tetapi masih perlu ditingkatkan lagi.
3. Bagaimana respon siswa dalam pembelajaran menyusun teks hasil observasi
dalam bentuk puisi dengan menggunakan model NHT (Numbered Head
Together) berbantuan media amplop bergambar?
Jawab : siswa merasa tertarik dengan pembelajaran menggunakan model NHT
(Numbered Head Together) berbantuan media amplop bergambar
karena siswa berkelompok dan saling bertukar pikiran. Selain itu,
siswa juga senang menggunakan media gambar karena dapat
memunculkan ide yang akan ditulis dalam bentuk puisi.
4. Bagaimana keantusiasan siswa saat pembelajaran menyusun teks hasil
observasi dalam bentuk puisi puisi dengan menggunakan model NHT
(Numbered Head Together) berbantuan media amplop bergambar?
Jawab : sebagian besar siswa sangat antusias mengikuti pembelajaran
keterampilan menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi
dengan menggunakan model NHT (Numbered Head Together)
berbantuan media amplop bergambar.
243
5. Bagaimana pendapat anda mengenai pembelajaran menyusun teks hasil
observasi dalam bentuk puisi dengan menggunakan model NHT (Numbered
Head Together) berbantuan media amplop bergambar?
jawab : pembelajaran menyusun teks hasil observasi di dalam proses
pembelajaran sudah berlangsung dengan baik dan kondusif, akan
tetapi siswa masih bingung menggabungkan kata yang akan disusun
menjadi puisi, selain itu siswa masih merasa kurang jelas dengan
gambar dan waktu di dalam proses penyusunan puisi kurang.
244
Lampiran 27
HASIL JURNAL GURU SIKLUS II
1. Bagaimana keaktifan siswa dalam pembelajaran keterampilan menyusun teks
hasil observasi dalam bentuk puisi menggunakan model NHT (Numbered
Head Together) berbantuan media amplop bergambar?
Jawab : keaktifan siswa di dalam siklus II mengalami peningkatan yang positif
dari siklus I, sebagian besar siswa sudah aktif di dalam pembelajaran.
2. Bagaimana perubahan sikap siswa dalam pembelajaran keterampilan
menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi menggunakan model NHT
(Numbered Head Together) berbantuan media amplop bergambar?
Jawab : perubahan sikap siswa mengalami peningkatan yang positif.
Berdasarkan sikap religius, siswa sudah menunjukkan sikap yang
baik. Berdasarkan sikap sosial, kebanyakan siswa sudah baik dalam
pembelajaran.
3. Bagaimana respon siswa dalam pembelajaran menyusun teks hasil observasi
dalam bentuk puisi dengan menggunakan model NHT (Numbered Head
Together) berbantuan media amplop bergambar?
Jawab : siswa merasa tertarik dengan pembelajaran menggunakan model NHT
(Numbered Head Together) berbantuan media amplop bergambar
karena siswa berkelompok dan saling bertukar pikiran. Selain itu,
siswa juga senang menggunakan media gambar karena dapat
memunculkan ide yang akan ditulis dalam bentuk puisi.
4. Bagaimana keantusiasan siswa saat pembelajaran menyusun teks hasil
observasi dalam bentuk puisi puisi dengan menggunakan model NHT
(Numbered Head Together) berbantuan media amplop bergambar?
Jawab : seluruh siswa sangat antusias mengikuti pembelajaran keterampilan
menyusun teks hasil observasi dalam bentuk puisi dengan
menggunakan model NHT (Numbered Head Together) berbantuan
media amplop bergambar.
245
5. Bagaimana pendapat anda mengenai pembelajaran menyusun teks hasil
observasi dalam bentuk puisi dengan menggunakan model NHT (Numbered
Head Together) berbantuan media amplop bergambar?
jawab : pembelajaran menyusun teks hasil observasi di dalam proses
pembelajaran sudah berlangsung dengan baik dan kondusif, siswa
sudah mudah menemukan ide dan bisa mengabungkan kata-kata yang
disusun dalam bait puisi karena guru memberikan bimbingan di dalam
penyusunan. Selain itu, guru juga memberikan tambahan waktu di
dalam proses pembelajaran keterampilan menyusun puisi agar siswa
lebih leluasa mengembangkan imajinasinya.
246
Lampiran 28
PEDOMAN DOKUMENTASI FOTO SIKLUS I dan SIKLUS II
Aspek yang diamati :
1. Keantusiasan siswa di dalam proses pembelajaran
2. Kekondusifan siswa di dalam kelompok mengidentifikasi hakikat, ciri-ciri,
dan unsur pembangun puisi
3. Keaktifan siswa di dalam kelompok, di dalam mengidentifiksi hakikat,
ciri-ciri, dan unsur-unsur pembangun puisi
4. Keintensifan siswa dalam menyusuun teks hasil observasi dalam bentuk
puisi
5. Refleksi
247
Lampiran 29
HASIL TES KETERAMPILAN SIKLUS I
248
249
250
Lampiran 30
HASIL TES KETERAMPILAN SIKLUS II
251
252
253
Lampiran 31
MEDIA GAMBAR
Siklus I
Gambar Individu
254
Gambar Individu
Siklus II
255
Lampiran 32
DAFTAR NAMA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 2 KUDUS
NO. NAMA L/P
1 Ahmad Indra Prasetya Setiawan L
2 Alda Dwi Hasna Putri P
3 Annisa Fazaa Ilya P
4 Ardana Ningrum P
5 Athallah Ghani Arviyan L
6 Daffa Imam Arsy L
7 Dimas Mahesa Nugroho L
8 Dinda Punjung Puji Safitri P
9 Erlina Putri Ismawati P
10 Farah Amalia Harviana P
11 Farrel Fairus Naufal L
12 Fina Dwi Putrid Kristanto P
13 Geri Putra Radityo L
14 Ika Amelia Cahyaningrum P
15 Ika Sahira P
16 Jihan Patwari Bilqis Fadya P
17 Joice Gloriana Siahaan P
18 Kevin Malvino Arisandi L
19 Linda Nuryanti P
20 Michael Joshua Xavier L
21 Muhamad Hisyam Wiradinata L
22 Muhamad Reksa Nur Eldin L
23 Muhamad Syafiq Hafidudin L
24 Nadhira Alya Putri P
25 Nadya Victoria P
26 Nimaz Ayu Aulia P
27 Renanda Rifki Ikhsandarujati L
28 Rizka Nurummadini P
29 Rizky Desindra Kurniawan L
30 Syahida Putra Perdana L
31 Tegar Pradita Putra L
32 Tri Sukmawati Puji R P
33 Velina Jenita Deanova P
34 Wildan Hazballah Arrosyid L
256
Lampiran 33
SURAT KEPUTUSAN PENETAPAN DOSEN PEMBIMBING
Lampiran 34
257
SURAT IZIN PENELITIAN
Lampiran 35
258
SURAT KETERANGAN TELAH MELAKSANAKAN PENELITIAN
259
LAMPIRAN 36
FORMULIR BIMBINGAN SKRIPSI
260
261
262
Lampiran 37
FORMULIR SELESAI BIMBINGAN