Upload
syamradityazains
View
1.045
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Citation preview
PELAKSANAAN SUPERVISI DALAM MENINGKATKAN PERKEMBANGAN
KOMPETENSI GURU MADRASAH TSANAWIYAH
MATHLA'UL HUDA PARUNGPANJANG
SKRIPSI
Diajukan untuk persyaratan guna meraih gelar Sarjana Ekonomi
Pada Program Studi Starata Satu (S1)
DI SUSUN OLEH :
Samlani AL
NIM : 2007132192
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) KALPATARU
CIBINONG
2010
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI
NAMA : SAMLANI AL
NIM : 2007132192
JUDULSKRIPSI : PELAKSANAAN SUPERVISI DALAM MENINGKATKAN
PERKEMBANGAN KOMPETENSI GURU MADRASAH
TSANAWIYAH MATHLA'UL HUDA PARUNGPANJANG.
Telah diperiksa dan disetujui untuk diajukan dan dipertahankan dalam ujian
Skripsi pada Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi KALPATARU.
Cibinong, Juni 2010
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Bahagia Darwis, S E . MM Muhamad Nurdin, SE. MSI
Mengetahui,
KETUA STIE KALPATARU
Drs.Eddy Azis Hariansyah, MM,MBA,M,Si
iLEMBAR PENGESAHAN PANITIA PENGUJI
Pada hari ……........... tanggal ………………………. Telah diadakan ujian
Skripsi jenjang pendidikan Starata Satu (S-1) Program Studi Manajemen pada
sekolah tinggi Ilmu Ekonomi kalpataru atas mahasiswa :
NAMA : SAMLANI AL
NIM : 2007132192
JUDULSKRIPSI : PELAKSANAAN SUPERVISI DALAM MENINGKATKAN
PERKEMBANGAN KOMPETENSI GURU MADRASAH
TSANAWIYAH MATHLA'UL HUDA PARUNGPANJANG “
PANITIA PENGUJI SKRIPSI
Nama Jabatan Tanda Tangan
Ketua
Penguji I
Penguji II
Cibinong, Juni 2010
Mengetahui,
KETUA STIE KALPATARU
Drs.Eddy Azis Hariansyah, MM,MBA,M,Si
iiABSTRAK
Samlani AL, NIM 2007132192 “Pelaksanaan Supervisi Dalam
Meningkatkan Perkembangan Kompetensi Guru Madrasah Tsanawiyah Mathla'ul
Huda Parungpanjang”. Penelitian ini dilatar belakangi oleh pembinaan yang perlu
dilakukan sebaik – baiknya berdasarkan perpaduan system prestasi kerja dan
system karir yang dititip beratkan pada prestasi kerja. Guna mendukung
pelaksanaan tujuan professional guru dibidang pendidikan dan pengajaran di
MTs. Mathla’ul Huda Parungpanjang Kabupaten Bogor.
Melalui pengamatan terhadap “Pelaksanaan Supervisi Dalam
Meningkatkan Perkembangan Kompetensi Guru MTs. Mathla’ul Huda
Parungpanjang Bogor, Skripsi ini dilakukan sejauh mana Pelaksanaan Supervisi
Dalam Meningkatkan Perkembangan Kompetensi Guru khususnya dilingkungan
setempat serta menganalisis pelaksanaan supervisi dalam Meningkatkan
perkembangan Kompetensi Guru MTs. Mathla’ul huda Parungpanjang Bogor.
Adapun sumber data berupa data primer dan data skunder, sedang teknik
pengumpulan data dengan menggunakan studi Observasi. Berdasarkan hasil
observasi dan penelitian maka di peroleh hubungan penilaian pelaksanaan
pekerjaan dengan peningkatan karir atau kinerja sangat kuat dan positif dalam
peningkatan kompetensi guru.
Dirasakan cukup berpengaruh dalam proses belajar mengajar serta secara
propesional kemajuan yang dilakukan guru-guru di Madrasah Tsanawiyah
Mathla’ul Huda. Umumnya supervisi dapat berhasil jika Kepala Sekolah
melakukan pembinaan terhadap guru-guru di Madrasah tersebut melalui berbagai
cara dan pendekatan berdasarkan kompetensi personal, secara strategis kepala
sekolah memiliki peranan utama dalam rangka meningkatkan kemajuan dan
penciptaan iklim kerja yang kondusif.
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puja dan puji hanyalah untuk Allah SWT semata, sebab tidak
seorang makhlukpun yang lebih berhak di banding_Nya. dan berkat karunia_Nya
jualah maka penulis dapat menyelesaikan penyusuna skiirpsi ini dengan judul
“Pelaksanaan supervisi dalam meningkatkan perkembangan kompetensi guru
madrasah tsanawiyah mathla'ul huda parungpanjang”.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurah dan terlimpah kepada
junjungan kita nabi akhirul ummah Muhammad SAW. dilah penbawa obor
ke_islaman dialah lentera yang selalu di elu-elukan seluruh umat-Nya. betapa
tidak, jasa- jasa yang telah beliau tebarkan bak benih yang tumbuh di musim
hujan. bahkan benih jasa itu sudah mulai di seantero dunia ini. dan kita juga sama-
sama berdo'a semoga shalawat dan salam tercurahkan pula terhadap keluarga dan
sahabat beliau yang selalu mejadi pendamping baik suka maupun duka.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari betul, bahwa dengan
keterbatasan pengetahuan yang dimilki tentunya masih banyak kekurangan dan
kekeliruan, sekalipun hal yang demikian itu penulis berusaha semaksimal
mungkin untuk menghindari, namun karena keterbatasan tersebut, kemungkinan-
kemungkinan itu tidak bisa penulis hindari. maka dari itu penulis dengan senang
v
hati dan lapang dada menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan penulis skripsi ini. Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih
atas dorongan moril dan materil dari berbagai pihak yang tidak henti- hentinya
memberikan semangat agar terselesaikannya penulis ini. Juga peran pihak- pihak
lain yang banyak sekali membantu penulis. terhadap jasa- jasa beliau penulis
mengucapkan banyak terima kasih, terutama kepada:
1. Bpk. Ir. Thamrin Tanjung, MBA, selaku Ketua Yayasan Lembaga Pendidikan
dan Pelatihan KALPATARU.
2. Bpk. Drs, Eddy Aziz Hariansyah, MM. MBA. M.Si, selaku Ketua STIE
KALPATARU.
3. Bpk. Bahagia Darwis SE, MM, selaku pembimbing I yang telah meluangkan
waktu dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Bpk. Muhammad Nurdin, SE,M.Si, selaku dosen pembimbing II yang telah
meluangkan waktu dalam penyelesaian skripsi ini.
5. Bpk. Ma'sum Iskandar, S.Ag sebagai kepala Sekolah MTs. Mathla'ul- huda
yagn telah memberikan informasi dan data- data yang sangat berguna bagi
penulisan skripsi ini.
6. Suami tercinta Agustyadi yang selalu selalu setia dan sabar menemani dan
memberikan nasehat- nasehat.
vi
7. Ibunda dan Anak- anak tersayang yang memberi sepirit dan semangat.
8. Sahabat- Sahabat tercinta di STIE Kalpataru yang telah bersama- sama dalam
suka dan duka.
Cibinong, Juni 2010
Penulis,
Samlani AL
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Tenaga pengajar guru MTs. Mathla’ul Huda ...……………………............ 32
3.2 Rekapitulsai Siswa/i MTs. Mathla’ul Huda.....……………………...……. 34
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1 Tenaga pengajar guru MTs. Mathla’ul Huda .......……………….……............ 35
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPS................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA PENGUJI............................................... ii
ABSTRAK.......................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR.......................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... ix
DAFTAR ISI....................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah.................................................. 1
1...................................................................................1
B. Identifikasi permasalahan ............................................... 3
C. Maksud dan Tujuan ........................................................... 4
D. Metode Penelitian.............................................................. 5
E. Sistematika Penulisan......................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Manajemen...................................................... 8
..........................................................................................6
B. Pengertian manajemen Sumber Daya Manusia................. 11
C. Pengertian Supervisi.......................................................... 22
10
D. Pengertian Kompetensi...................................................... 23
x
BAB III TINJAUN UMUM MTs.MATHLA’UL HUDA
A. Sejarah dan Perkembangan Madrasah............................... 31
B. Struktur Organisasi Madrasah............................................ 35
C. Kagiatan Pelaksanaan Madrasah........................................ 49
BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN
A. Pembahasan Kegiatan Supervisi Guru............................... 53
B. Pelaksanaan Supervisi dan Kompetensi Guru................... 54
C. Evaluasi kegiatan Supervisi dan Kompetensi Guru......... 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan........................................................................ 56
B. Saran – Saran .................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
Kegiatan supervisi ditujukan kepada peningkatan mutu guru yang
dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah tersebut. Supervisi
merupakan suatu bantuan yang diberikan kepada personil sekolah untuk
mengembangkan kemampuannya dalam mengingkatkan kualitas proses
belajar mengajar di Sekolah. Upaya bantuan ini diberikan karena mereka
harus ditingkatkan dari waktu kewaktu. untuk menghadapi pengaruh
lingkungan yang begitu cepat dan menuntut perubahan kualitas yang semakin
meningkat oleh masyarakat terhadap lulusan sekolah.
Guru dalam melaksanakan tugasnya, tidak terlepas dari fungsi
kepala sekolah sebagai supervisor pendidikan. Kebijakan Kepala Sekolah
sangat mempengaruhi tidak hanya pada sistem sekolah yang berjalan tetapi
juga pada kompetensi mengajar guru dan prestasi belajar siswa. Pendidikan
dianggap bermutu tinggi, apabila kemampuan, pengetahuan dan sikap yang
dimiliki seluruh personil sekolah berguna bagi pengembangan dirinya
peribadi ataupun bagi perkembangan lembaga pendidikan.
1
Mengingat posisi guru yang menentukan dalam proses belajar mengajar
atau secara sfesifik untuk meningkatkan kualitas pendidikan peserta didik,
menyebabkan semakin perluny para guru dipersiapkan agar senantiasa
responsif terhadap tuntutan dan harapan masyarakat dan sekolah. dalam
rangka peningkatan ini, maka yang pertama dan utama perlu dilakukan adalah
mendorong para guru untuk melepaskan diri dan sifat rutinitas. Maka dalam
diri mereka perlu dibina dan ditumbuhkan sikap cepat tanggap dan menilai
tinggi perubahan, sebab hanya dengan cara tersebut para guru menjadi
kreatif dan imajinatif serta progresif.
Usaha-usaha peningkatan mutu pengajaran dilaksanakan dengan
pengawasan dan bimbingan yang teratur, di samping harus memiliki
pengetahuan, keterampilan, sikap dan sifat yang profesional dalam usaha ini,
kepala sekolah berfungsi sebagai supervisor, dia juga berperan sebagai
pemimpin disekolah yang harus bertanggungjawab terhadap pelaksnaan
proses belajar mengajar. amanat yang diemban oleh kepala sekolah harus
dibantu oleh guru - guru dan dan seluruh personil sekolah yang lain untuk
mencapai pendidikan.
Sepervisi perlu dilaksanakan oleh kepala sekolah tidak hanya
menyangkut pada masalah peningkatan dan pembinaan di bidang kurikulum
sekolah, sarana dan prasarana sekolah akan tetapi perlu juga kegiatan
supervisi ditujukan pada aspek peningkatan personil sekolah atau
2
peningkatan ketenagaan sekolah yang meliputi kehadiran guru
disekolah dan dikelas. partisipasi guru dalam kegiatan dalam kegiatan
kurikule, kegiatan guru dalam kegiatan kurikuler, partispasi guru dalam
penataran, lokakarya serta bagaimana presensi guru, maka permasalahan di
atas perlu untuk diperhatikan.
Ketidaktepatan penempatan personil sekolah dengan bidang
pengajaran yang diembannya, akan berdampak pada kualitas sekolah. Apabila
seluruh dewan guru dapat ditempatkan pada bidang pengajaran yang tepat
maka diharapkan dapat membimbing pertumbuhan tiap murid sehingga lebih
cakap dan prestasi belajarnya lebih baik. Sperti telah diuraikan di atas
supervisi adalah bantuan yang diberikan kepada personil sekolah untuk
mengembangkan kemampuanya dalam meningkatkan kualitas dan
proses belajar mengajar.
Maka upaya bantuan itu perlu diberikan kepada personil sekolah
terutama kepada tenaga guru karena kemampuannya yang terbatas. Dalam
kenyataan peningkatan kompetensi mengajar guru belum dapat sepenuhnya
dilaksanakan, oleh karena kemampuan seorang supervisor yang juga terbatas,
maka untuk mendapatkan gambaran mengenai hal ini penulis tertarik untuk
menulis judul tentang :
" Pelaksanaan Supervisi dalam meningkatkan perkembangan Kompetensi
guru pada Madrasah Tsanawiyah Mathla'ul Huda Parungpanjang".
3
B. Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi peumusan masalah sesuai dengan judul di atas adalah:
a) Bagaimanakan pelaksanaan supevisi dalam peningkatan kompetensi
mengajar guru Madrasah Tsanawiyah Mathla'ul- huda
b) Usaha san kegiatan apa saja yang dilakukan untuk meingkatkan
kompetensi guru MTs. Mathla'ul- huda.
c) Bagaimana kompetensi yang dimiliki guru MTs. Mathla'ul-huda.
C. Maksud dan Tujuan
Membahas maksud dan ujuan supervisi berarti mrmbicarakan tentang
guru yang ingin mencapai dari pelaksanaan kegiatan tersebut. Tujuan
supervisi pendidikan adalah mengenbangkan situasi dan kondisi proses
pembelajaran yang lebih baik. Usaha pebaikan proses belajar dan megajar
tersebut ditinjaukan kepada pencapaian tujuan akhir dari pendidikan yaitu
pembentukan pribadi anak didik secara maksimal. Tujuan umum supervisi
pendidikan harus sama dengan tujuan pendidikan nasional yaitu
"Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
seutuhnya".
4
D. Metode Penelitian
Untuk memperoleh data dan informasi yang menjelaskan dan
mengungkapkan permasalahan diatas, penulis meminta keterangan dari
Kepala Sekolah selaku supervisor dan guru. adapun teknik pelaksanaan dari
penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1) Library Research (Penelitian Kepustakaan), yaitu penelitian
perpustakaan yang dilakukan dengan jalan membaca dan menelaah buku-
buku serta bacaan lainnya, kemudian diambil intisarinya sebagai bahan
penulisan yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas.
2) Field Research (Penelitian Lapangan) adalah suatu penelitian yang
bertujuan untuk terjun langsung ke objek penelitian, karena dalam
penelitian ini memerlukan data yang valid agar dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Adapaun lokasi penelitian yaitu
madrasah tsanawiyah Mathla'ul Huda. untuk mengumpulkan data yang
akan diperoleh dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa
instrumen penelitian antara lain :
Angket (Kuisioner) yaitu, teknik pengumpulan data
dengan menggunakan sejumlah informasi pertanyaan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dai sejumlah responden,
dalam hal ini menggunakan angket tertutup yang diberikan kepada
semua responden yaitu guru dimadrasah Tsanawiyah Mathla'ul Huda.
5
Wawancara (Interview) yaitu, teknik pengumpulan data
dengan mengadakan dialog antara penulis selaku pewanwancara
dengan kepala sekolah selaku supervisor guna memperoleh informasi
yang berkaitan dengan judul permasalahan diatas.
Observasi (pengamatan) yaitu penulis mengadakan
pengamatan secara langsung tentang bagaimana supervisi yang
dilaksanakan oleh Kepala Sekolah dalam mengingkatkan kompetensi
guru, sehingga guru lebih profesional. Observasi dilakukan dengan
maksud memperoleh informasi tambahan dari wawancara dan angket
yang penulis lakukan.
D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian ini ialah terbagi kedalam 5 Bab.
Bab I Pendahuluan, yang meliputi : Latar belakang masalah, identifikasi
permasalahan, Maksud dan tujuan, metode penulisan, sistematika
penulisan,.
Bab II Landasan Teoritis mengenai pelaksanaan Supervisi personalia
dalam peningkatan kompetensi mengajar guru meliputi:
Pengertian manajemen, Pengertian Manajemen sumber daya
manusia, pengertian supervisi, pengertian kompetensi.
Bab III Tinjauan Umum MTs. Mathla’ul Huda meliputi : Sejarah dan
Perkembangan MTs. Mathla’ul Huda, Struktur Organisasi MTs.
Math, Kegiatan Pelaksanaan MTs.
6
Bab IV Analisis dan hasil pembahasan meliputi : Pembahasan Kegiatan
Supervisi Guru, Pelaksanaan Supervisi dan Kompetensi Guru,
Evaluasi Kegiatan Supervisi dan Kompetensi guru.
Bab V Kesimpulan dan Saran sebagai Bab Penutup dari skripsi ini, maka
dibuatlah kesimpulan dilanjutkan saran-saran yang sebagai
penutupan bagi skripsi untuk mengambil suatu keputusan dimasa
akan datang.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Manajemen
Manajemen yang dilakukan secara umum bertujuan untuk mencapai
kebutuhan yang di inginkan, sehingga semua organisasi membutuhkan
manajemen, pelaksanaan manajemen untuk memperoleh hasil yang sesuai
dengan keinginan , aktifitas dan kegiatan yang disusun secara cermat akan
memeperoleh hasil yang diharapkan, baik pengeolahan maupun tendensi
kearah manajemen yang efektif dan efisien.
Efektif memiliki konotasi atau berkaitan erat dengan hasil yang
dicapai, sedangkan efisien memiliki konotasi banyaknya korban yang
ditimbulkan atau ongkos yang dikeluarkan dalam mencapai hasil atau
tujuan . semakin besar korban yang ditimbulkan berarti semakin tidak
efisien, sebaliknya seidkit ongkos yang dikeluarkan dalam mencapai tujuan
tersebut semakin efisien.
berbagi pendapat mengemukakan pengertian manajemen, namun
makna dan artinya semua menedekati pada kenyataan ialah manajemen
merupakan ilmu tentang upaya manusia untuk memanfaatkan semua
sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai tujuan secara efektif dan
efisien.
8
Manajemen sering dipandang sebagai satuan proses untuk
merencanakan, mengkoordinasikan, melaksnakan dan mengawasi kegiatan
dalam rangka usaha untuk mencapai tujuan yang diinginkan. pengertian ini
merupakan pelaksanaan dari fungsi - fungsi yang terkandung dalam
manajemen berdasarkan pendapat ahli, yaitu : James A.F Stoner (1989:17)
menjelaskan fungsi-fungsi manajemen sebagai berikut :
1. Forecasting
Kegiatan meramalkan, memperoyeksi atau mengadakan taksiran
terhadap berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum sesuatu
rencana yang lebih pasti dapat dilakukan.
2. Planning
Merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh organisasi,
menetapkan peraturan peraturan dan pedoman pedoman pelaksnaan yang
harus dituruti, menetapkan ikhtisar biaya yang diperlukan dan pemasukan
dana yang diharapkan dari rangkaian tindakan yang dialkukan.
3. Organising
Mengelompokan kegiatan yang diperlukan yaitu penetapan
susunan organisasi dan tugas-tugas serta fungsi-fungsi dari setiap unit
yang ada dalam organisasi dan menetapkan kedudukan yang bersifat
hubungan antara masing-masing unit tersebut.
9
4. Staffing
Merupakan salah satu fungsi manajemen, berupa penyusunan
personalia pada suatu organisasi sejak dari merekrut tenaga,
pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap tenaga tenaga kerja
bertugas melalui daya guna maksimal pada organisasi.
5. Directing
Merupakan fungsi manajemen yang dapat berfungsi bukan saja
agar karyawan melaksanakan atau tidak melaksanakan suatu kegiatan,
tetapi dapat pula berfungsi mengkoordinasi kegiatan sebagai unsur
organisasi agar efektif pada kendali tujuan yang di tetapkan sebelumnya.
6. Leading
Sebagai pekerjaan yang dilakukan oleh seorang maajer yang
menyebabkan orang lain terbentuk.
7. Coordinating
Merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan
berbagai kegiatan agar tidak terjadi kehancuran, perselisihan dan
kelangsungan kegiatan dengan jalan menghubungkan, menyatukan dan
menyelaraskan pekerjaan bawahan, sehingga terdapat karja sama yang
terarah dalam usaha mencapai tujuan organisasi.
10
8. Motivating
Berupa pemberian inpirasi, semangat dan dorongan kepada
bawahan agar bawahan melakukan kegiatan secara sukarela sesuai
dengan yang dikehendaki atasan.
9. Controling
Berupa mengadakan pembinaan dan bila mengadakan koreksi,
sehingga yang dilakukan bawahan dapat di arahkan kejalan yang benar,
sehingga mencapai tujuan yang sudah di putuskan semula.
10. Reporting
Pemberian ketetapan mengenai segala hal yang berkaiatan
dengan tugas-tugas dan fungsi-fungsi kepada jabatan yang lebih tinggi,
baik secara lisan maupun tulisan.
B. Pengertian manajemen sumber daya manusia
Sumberdaya manusia merupakan sumberdaya terpenting yang
dimiliki oleh suatu organisasi, sekaligus merupakan asset yang paling
berharga, maka manusia harus diperlakukan sesuai dengan harkat dan
martabatnya, sehingga berprilaku positif dalam kehidupan organisasinya.
Pada awalnya manusia cenderung mengidentifikasi sumberdaya
sebagai benda nyata yang dapat dipegang, misalnya bahan bakar, batubara,
boukit, dan sebagainya. Tetapi, jauh lebih penting ialah manusia termasuk
11
segolongan sumberdaya dari semua sumberday yang sangat penting karena
mempunyai akal budi dan dapat menyalahgunakan sumberdaya yang
lainnya.
Menurut Hasibuan (1994:40).
“Manajemen sumber daya manusia ialah ilmu seni mengukur
hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu
terwujudnya tujuan perusahaan dan masyarakat”.
Sedangkan menurut handoko (1995:4)
“Manajemen sumber daya manusia ialah penarikan seleksi,
pengembangan, pemeliharaan dan penggunaan sumber daya manusia untuk
mencapai tujuan-tujuan individu maupun organisasi”.
Sumber daya manusia pada dasarnya merupakan partner dari alam
yang berada diluar diri mereka dan sekaligus merupakan kultur, yaitu hasil
perubahan yang menyeluruh yang disebabkan oleh ulah manusia sendiri.
Sebagian sumber daya manusia merupakan hasil akal budinya yang disertai
pengetahuan dan pengalaman yang dikumpulkan dengan penuh kesadaran
melalui jerih payah dan perjuangan berat.
Pengertian diatas juga menegaskan, bahwa sumber daya manusia
mempunyai peranan sebagai factor produksi. Sebagaimana dengan hal
factor-faktor yang lain, sumber daya manusia sebagai factor produksi juga
12
terbatas. Oleh karena itu, sumber daya manusia harus dimanfaatkan dan
dikembangkan sebaik-baiknya untuk dapat menghasilkan barang dan jasa
guna memenuhi sebanyak mungkin kebutuhan masyarakat.
Sumber daya manusia diarasakan semakin besar perannya dalam
kehidupan organisasi . Dalam suatu perusahaan segala sesuatu yang
dilakukan dituntut untuk berjalan lancar dan cepat, lancar dan terarah dalam
rangka penyesuaian keadaan yang terus berkembang serta mencapai tujuan
secara efektif dan efisien.
Manajemen sumber daya manusia dapat diartikan sebagai suatu
proses dalam menentukan kebutuhan sumber daya manusia dan cara-cara
memenuhinya baik secara kualitas maupun kuantitas. Kuantititas
menyangkut jumlah smber daya manusia (Penduduk). Disamping itu,
sumber daya manusia pula dapat diartikan sebagai penentuan cara
memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja dan penempatannya, shingga
terdapat kemungkinan tercapainya suatu rencana kepegawaian yang teratur
dalam suatu organisasi.
Manajemen baru berjalan baik bila ditunjang oleh berbagai unsur
antara lain unsur manusia atau lebih dikenal dengan sebutan sumber daya
manusia. Dalam penulisan ini akan diuraikan pengertian manajemen sumber
daya manusia.
13
Menurut Flippo (1994:5) terjemahan M. Mas'ud, manajemen sumber
daya manusia adalah “Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengendalian atas pengadaan tenaga kerja, pengembangan, kompensasi,
integrasi, pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja dengan sumber daya
manusia untuk mencapai sasaran perorangan, organisasi dan masyarakat”.
Dari definisi tersebut maka penulis dapat mengambil kesimpulan
bahwa pengertian manajeman sumber daya manusia mencakup :
1. Manejemen sumber daya manusia merupakan seni dan tata cara
pelaksanaan serangkaian program dari kepegawaian sehingga tercapai
tujuan dari perusahaannya itu yaitu kepuasan dari kegairahan kerja.
2. Perlu adanya pembinaan dan pengembangan pegawai secara efektif dan
efisien untuk meningkatkan prestasi kerja.
3. Untuk merealisasikan kegiatan, perlu dibina hubungan kerjasama atau
komunikasi yang baik antara pimpinan dan bawahan sehingga menjadi
suatu kesatuan tenaga kerja yang produktif.
Tenaga kerja bagi suatu organisasi dimaksudkan untuk menjamin
agar kebutuhan akan tenaga kerja dapat terpenuhi secara konstan dan
memadai, baik dari segi kualitas maupun kuantitas dalam mencapai sasaran
yang telah ditetapkan sebelumnya.
14
Hal tersebut hanya dapat direalisasikan bila perusahaan berhasil
merumuskan kebijaksanaan dan program yang handal untuk membina,
memotivasi serta mempertahankan sumber daya yang ada agar dapat
menampilkan prestasi kerja yang baik. Bagi perusahaan yang berkembang
akan semakin kompleks kegiatannya dan semakin rumit mengelola sumber
daya manusianya, sehingga oleh karenanya sudah merupakan bagian
integral dari fungsi manajemen bahkan dianggap vital bagi kelangsungan
hiduop perusahaan.
Meskipun sumber daya manusia masih relatif baru, namun
mendapat perhatian yang cukup besar untuk meningkatkan produktifitas,
mencari tenaga krja yang terpilih, mempertahankan tenaga kerja profesional
yang potensial serta meningkatkan kesiapan menghadapi tuntutan dari luar
bidang ketenagakerjaan.
Sumber daya manusia adalah kekuatan yang bersumber dari diri
manusia sendiri yang mempunya kemampuan untuk membangun dalam arti
untuk maju posotif. Sumber daya manusia diawali dari kata kuncinya DAYA
yang artinya “Energi” untuk membangun yaitu untuk melakukan kegiatan
pembangunan. Kegiatan pembangunan adalah suatu proses kegiatan yang
sistematis, terencana, terpadu dan berkelanjutan untuk berhasil tercapainya
keadaan atau manfaat positif yang lebih baik dibandingkan dengan keadaan
sebelumnya, baik bagi masyarakat lingkungan dimana kemampuan manusia
tersebut diterapkan.
15
Menurut soejadi (2000:9) konsep Manajemen sumber daya
manusia (MSDM) dapat dirumuskan sebagai rangkaian kegiatan yang
terencana, sistematik, logis, rasional objektif, terpadu dan konseptual yang
perlu dilakukan oleh setiap pimpinan (Manajer/Administrator) untuk
melakukan persiapan dan pembinaan yang berkelanjutan terhadap manusia
terhadap sumber daya yang menhasilkan manfaat positif bagi manusia itu
sendiri maupun instistusi atau organisasi dimana manusia itu berkarya. Dan
bagi masyarakat serta lingkungan dimana hasil karya manusia itu
diterapkan.
Terhadap sumber daya manusia sebagai salah satu sub komponen
komponen lainnya (sumber-sumber manusia dan waktu) perlu dilakukan
pendayagunaan secara terpadu sehingga membuahkan hasi (Output). Di
dalam istilah pendayagunaan tersebut terkandung makna pengembangan dan
pemanfaatan sumber daya manusia beserta sumber-sumber lainnya dan
waktu secara berdaya guna mengandung makna diterapkannya manajemen
dengan pendekatan sistem .
Dengan demikian, pengertian dasar dari manajemen sumber daya
manusia sebagai sistem dapat dirumuskan secara singkat sebagai : Totalitas
keterpaduan komponen input (Masukan) Trounghput (Proses/wahana) dan
output (Hasil/keluaran), untuk keberhasilan pendayagunaan, pemberdayaan,
dan pengembangan positif sumber daya manusia secara berkesinambungan
dengan memperhitungkan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi.
16
C. Pengertian Supervisi
Konsep supervisi modern dirumuskan oleh Kimball Wiles dalam
buku: The Administration Manajemen (1999:8) sebagai berikut :
“Supervision is assistance in the devolepment of a better teaching learning
situation”.
Supervisi adalah bantuan dalam pengembangan situasi pembelajaran
yang lebih baik. Rumusan ini mengisyaratkan bahwa layanan supervisi
meliputi keseluruhan situasi belajar mengajar (goal, material, technique,
method, teacher, student, an envirovment). Situasi belajar inilah yang
seharusnya diperbaiki dan ditingkatkan melalui layanan kegiatan supervisi.
Dengan demikian layanan supervisi tersebut mencakup seluruh aspek dari
penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran.
Konsep supervisi tidak bisa disamakan dengan inspeksi, inspeksi
lebih menekankan kepada kekuasaan dan bersifat otoriter, sedangkan
supervisi lebih menekankan kepada persahabatan yang dilandasi oleh
pemberian pelayanan dan kerjasama yang lebih baik diantara guru-guru,
karena bersifat demokratis. Istilah supervisi pendidikan dapat dijelaskan
baik menurut asal usul (etimologi), bentuk perkataannya (morfologi),
maupun isi yang terkandung dalam perkataan itu (semantik) adapun
pengertian tersebut dapat diuraikan sebagai berikut;
17
1) Etimologi
Istilah supervisi diambil dalam perkataan bahasa Inggris
“Supervision” artinya pengawasan di bidang pendidikan. Orang yang
melakukan supervisi disebut supervisor.
2) Morfologis
Supervisi dapat dijelaskan menurut bentuk perkataannya. Supervisi
terdiri dari dua kata.Super berarti atas, lebih. Visi berarti lihat, tilik, awasi.
Seorang supervisor memang mempunyai posisi diatas atau mempunyai
kedudukan yang lebih dari orang yang disupervisinya.
3) Semantik
Pada hakekatnya isi yang terandung dalam definisi yang rumusanya
tentang sesuatu tergantung dari orang yang mendefinisikan. Wiles secara
singkat telah merumuskan bahwa supervisi sebagai bantuan pengembangan
situasi mengajar belajar agar lebih baik. Adam dan Dickey merumuskan
supervisi sebagai pelayanan khususnya menyangkut perbaikan proses
belajar mengajar. Sedangkan Depdiknas dalam buku Manajamen
peningkatan mutu berbasis sekolah (2001:17) merumuskan supervisi
sebagai berikut: “Pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah
agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan
situasi belajar mengajar yang lebih baik “.
18
Dengan demikian, supervisi ditujukan kepada penciptaan atau
pengembangan situasi belajar mengajar yang lebih baik. Untuk itu ada dua
hal (aspek) yang perlu diperhatikan.
Supervisi berasal dari bahasa inggris "Supervision" yang terdiri dari 2
perkataan "Super dan Vision" super berarti luas atau lebih, sedangkan vision
berarti melihat atau meninjau dari atas. Secara terminologi supervisi
(Supervision) adalah melihat atau meninjau dari atas yang dilakukan oleh
pihak atasan terhadap perwujudan kegiatan dari hasil kerja bawahan. Jadi
menurut bahasa supervisi merupakan kegiatan seorang atasan dalam
mengontrol segala kegiatan yang dilakukan oleh bawahannya.
Selanjutnya adalah pengertian supervisi secara luas, yang mana
diungkapkan oleh Drs. Ngalim Purwanto dalam buku : pengembangan
supervisi sekolah (2002:23), yaitu; Segala bantuan dari para pemimpin
pendidikan, yang tertuju pada perkembangan kepemimpinan guru-guru,
seperti bimbingan dalam usaha dan pelaksanaan pembaharuan dalam
pendidikan dan pengajaran, pemilihan alat-alat pengajaran dan metode
- metode mengajar yang lebih baik cara-cara penilaian yang
sistematis terhadap fase seluruh proses pengajaran dan sebagainya.
Sedangkan menurut Ben. M. Haris, dalam buku supervisory Behavior
in education yang dikutip oleh baharudin Harahap (2002:21) dijelaskan
bahwa : Supervisi adalah apa yang personalia sekolah lakukan dengan
19
orang dewasa dan alat-alat dalam rangka mempertahankan atau mengubah
pengelolaan sekolah untuk mempengaruhi langsung dengan dengan
perantaraan orang lain dan alat. Sedangkan pendapat baharudin harahap
menjelaskan bahwa supervisi adalah kegiatan yang dijalankan terhadap
orang yang menimbulkan komunikasi dua arah.
Supervisi pendidikan sangat penting unruk mengetahui tentang ada
atau tidaknya kondisi-kondisi yang akan memungkinkan tercapainya tujuan
pendidikan.
Menuurut pendapat hadari Hanawi, dalam buku Supervisi dan
Pendidikan, supervisi pendidikan harus diartikan sebagai : "Pelayanan yang
disediakan oleh pemimpina untuk membantu guru-guru (orang-orang yang
dipimpin) agar menjadi guru-guru atau personal yang semakin cakap
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya, dan
ilmu pendidikan pada khususnya agar mampu meningkatkan efektifitas
proses belajar mengajar di sekolah.
Sedangkan menurut Moh. Rifa'i dalam bukunya Administrasi dan
supervisi pendidikan (2002:53) mengungkapkan : "Supervisi adalah suatu
peroses yang mengusahakan agar kegiatan-kegiatan suatu organisasi
ternbimbing dan terarah kepada tujuan yang telah direncanakan". Dari
definisi yang dikemukakan oleh Moh. Rifa'i tersebut dapat dijelaskan
bahwa kegiatan supervisi tidak hanya mengadakan pengawasan,
20
pemeriksaan (inspeksi), tetapi lebih dari itu karena dalam kegiatan supervisi
adanya suatu pembinaan. Supervisi merupakan istilah baru yang menunjuk
pada suatu pekerjaan pengawasan tetapi sifatnya lebih "Human,
manusiawi". Di dalam kegiatan supervisi, pelaksanaan bukan mencari-cari
kesalahan atau kekurangan, tetapi diketahui kekurangannya (Bukan semata-
mata, kesalahannya) untuk dapat diberi tahu bagaimana cara
meningkatkannya, pembinaan ini dilakukan dengan lebih baik jika
mengikutsertakan orang yang dibina, yaitu orang yang membicarakan
bersama kekurangannya (kalau yang disupervisi sudah cukup dewasa, maka
ia diminta untuk mencoba melakukan pengamatan terhadap dirinya sendiri,
apa kekurangan yang dilakukan), dilanjutkan dengan membicaraakan
bersama bagaimana mengatasi kekurangan tersebut.
Sehubungan dengan pengertian diatas, maka penulis berkesimpulan
yang dimaksud dengan supervisi adalah merupakan suatu proses membatu
guru memperkecil ketidaksesuaian (Kesenjangan) antara tingkah laku
mengajar yang nyata dengan tingkah laku mengajar yang ideal.
Sedangkan berkaitan dengan supervisi tersebut maka perlu juga
ditelusuri dari sisi pekerjaannya, pekerjaan supervisi bukan bertujuan
memberikan mendikte tentang kemampuan seseorang atau mengontrol
pekerjaannya, tetapi lebih mengarah kemampuan kerjasama antara atasan
dan bawahan.
21
D. Pengertian Kompetensi
Ahir-akhir ini istilah “kompetensi” sering diucapkan oleh para pejabat
praktisi dan politisi. Seperti misalnya Diklat berbasis kompetensi,
kurikulum berbasis kompetensi , kompetensi jabatan, kompetensi jabatan,
komptensi organisasi, menejemen strategis berbasis kompetensi, dan
sebagainya. Kata “Kompetensi” memiliki banyak pengertian, yang masing-
masing menyoroti dari aspek dan penekanan yang realtif berbeda.
Pengertian kompetensi yang dikemukakan oleh para ahli/pengamat
pada umumnya terdiri dari pengetahuan (Knowledge), keahlian (Skill), dan
Perilaku (Behaviour/personal atribut). Secara umum kompetensi adalah
tingkat keterampilan, pengetahuan dan tingkah laku yang dimiliki oleh
seseorang dalam rangka melaksanakan tugas/jabatan untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan oleh organisasi.
Kata kompetensi berasal dari bahasa Inggris yaitu "Competency"
yang berarti kecakapan atau kemampuan. Juga dapat diartikan sebagai
suatu tugas yang memadai atau pemilikan ilmu pengetahaun, keterampilan
dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan seseorang. Dalam pengertian
kompetensi lebih dititik beratkan pada tugas guru dalam mengajar.
22
Kompetensi seorang guru juga dapat diartikan sebagai kewenangan
atau kemampuan seorang guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Kompetensi seorang guru juga dapat diartikan sebagai kewenangan atau
kemampuan seorang guru dalam melaksanakan tugas-tugasnya, ada tiga
jenis kompetensi guru, yaitu :
1. Kompetensi profesional; memiliki pengetahuan yang luas dari bidang
studi yang diajarkannya, memilih dan menggunakan berbagai metode
mengajar di dalam proses belajar mengajar yang diselenggarakannya.
2. Kompetensi kemasyarakatan; mampu berkomunikasi, baik dengan
siswa, sesama guru, maupun masyarakat luas.
3. Kompetensi personal; yaitu memiliki kepribadian yang mantap dan patut
diteladani. Dengan demikian, seorang guru akan mampu menjadi
seorang pemimpin yang menjalankan peran : ing ngarso sung tulada, ing
madya mangun karsa, tut wuri handayani
Sementara itu, dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional,
pemerintah telah merumuskan empat jenis kompetensi guru sebagaimana
tercantum dalam Penjelasan Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu:
1. Kompetensi pedagogik yaitu merupakan kemampuan dalam pengelolaan
peserta didik yang meliputi: (a) pemahaman wawasan atau landasan
23
kependidikan; (b) pemahaman terhadap peserta didik; (c) pengembangan
kurikulum/ silabus; (d) perancangan pembelajaran; (e) pelaksanaan
pembelajaran yang mendidik dan dialogis; (f) evaluasi hasil belajar; dan
(g) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.
2. Kompetensi kepribadian yaitu merupakan kemampuan kepribadian
yang: (a) mantap; (b) stabil; (c) dewasa; (d) arif dan bijaksana; (e)
berwibawa; (f) berakhlak mulia.
3. Kompetensi sosial yaitu merupakan kemampuan pendidik sebagai
bagian dari masyarakat untuk : (a) berkomunikasi lisan dan tulisan; (b)
menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional.
4. Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi: (a) konsep,
struktur, dan metoda keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren
dengan materi ajar; (b) materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah;
(c) hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; (d) penerapan konsep-
konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; dan (e) kompetisi secara
profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan
budaya nasional.
24
Manurut surya darma, (2002:109) ada 5 tipe karakterisitik dasar
dari kompetensi, yaitu :
a. Motif (Motive), yaitu sesuatu yang secara terus menerus dipikirkan
atau diinginkan oleh seseorang yang menyebabkan adanya tindakan.
Motive ini menggerakan, mengarahkan dan memiliki prilaku terhadap
tindakan tertentu atau tujuan dan berbeda dari orang lainnya.
b. Sifat (Traits), yaitu karakteristik fisik dan respont yang konsisten ter-
hadap situasi dan informasi.
c. Konsep diri (Self Consept), yakni prilaku, nilai-nilai dan kesan pribadi
seseorang.
d. Pengetahuan (Knowledge), adalah informasi mengenai seseorang yang
memiliki bidang substansi tertentu.
e. Keterampilan (Skill), yakni kemampuan untuk melakukan tugas fisik
dan mental tertentu.
Menurut Surya Dharma, (2002:132) yang dimaksud dengan
kompetensi adalah mencakup segala keterampilan, pengetahuan, perangai,
motif, sifat dan mendefinisikan istilah kompetensi kedalam 2 pengertian,
yaitu:
25
a. Kemampuan atau keterampilan yang dapat diperoleh melalui belajar,
pengalaman dan latihan. Kemampuan tersebut mencakup pengetahuan
fungsional (kejurusn dan keahlian).
b. Perangai atau sifat-sifat yang tertanam lebih dalam pada diri seseorang
yang lebih sukar dikembangkan dan di ubah.
Menurut Peraturan Pemerintah nomor 101 tahun 200 tentang Pen-
didikan dan Pelatihan Peranan pegawai negeri sipil, dalam pasal 3 yang di-
maksud dengan kompetensi adalah seluruh kemampuan dan karakteristik
yang dimulai oleh seorang pegawai negeri sipil berupa pengetahuan, keter-
ampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas ja-
batannya.
Makna yang sama menurut keputusan Kepala Badan Kepegawaian
Negara Nomor 43/Kep/2001 tentang Standar Kompetensi Jabatan Jabatan
Struktural Pegawai Negeri Sipil dalam pasal 1 ayat 1 yang dimaksud
dengan kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki
oleh seorang pegawai negeri Sipil berupa pengetahuan, keahlian, sikap dan
perilaku yang diperlukan dalam tugas jabatan struktural yang
dipangkunya.
Standar Kompetensi Umum Jabatan Struktural Eselon III menurut
Keputusan Kepala Badan Kepagawaian Negara Nomor 43/Kep/2001
adalah :
26
a. Mampu memahami dan mewujudkan kepemerintahan yang baik
terhadap kepentingan publik sesuai dengan tugas dan tanggungjawab
unit organisasi.
b. Mampu memberikan pelayanan-pelayanan yang baik terhadap
kepentingan publik sesuai dengan tugas dan tanggungjawab Unit
Organisasi
c. Mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris
d. Mampu melakukan pengorganisasian dalam rangka pelaksanaan tugas
dan tanggungjawab organisasi.
e. Mampu melakukan pendelegasian wewenang terhadap bawahannya
f. Mampu mengatur/mampu mendayagunakan sumber daya untuk
mendukung kelancaran pelaksanaan tugas unit organisasi.
g. Mampu membangun jaringan kerja atau melakukan kerjasama dengan
unit-unit terkait baik dalam organisasi, maupun diluar organisasi untuk
meningkatkan kinerja Unit organisasi.
h. Mampu melakukan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi dalam unit
organisasi.
i. Mampu menumbuhkembangkan inovasi, kerasi dan motivasi pegawai
untuk mengoptimalkan kinerja unit organisasinya.
j. Mampu menetapkan kegiatan-kegiatan yang tepat dalam rangka
peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam unit organisasi.
27
k. mampu mendayagunakan teknologi informasi yang berkembang dalam
menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.
l. Mampu menetapkan kegiatan-kegiatan pengawasan dan pengendalian
dalam unit organisasi.
m. Mampu memberikan akuntabilitas kinerja unit organisasi.
n. Mampu melakukan evaluasi kinerja unit organisasi dibawahnya dan
menetapkan tindak lanjut yang diperlukan.Mampu memberikan
masukan-masukan tentang perbaikan-perbaikan/pengembangan
program kepada pejabat atasannya tantang kebijakan-kebijakan
maupun pelaksanaanya.
Selanjutnya dalam ayat 3 (tiga) kompetensi khusus kemampuan dan
karakteristik yang dimiliki oleh seorang pegawai negeri sipil berupa keahlian
untuk melaksanakan tugas struktural jabatan yang dipangkunya.
Seorang dinyatakan kompeten dibidang tertentu adalah seorang yang
menguasai kecakapan kerja atau keahlian, selaras dengan tuntutan bidang kerja
yang bersangkutan dan dengan demikian ia mempunyai wewenang dalam
pelayanan sosial dimasyarakatnya. Kecakapan keraja tersebut diperintahkan
dalam perbuatan yang bermakna, bernilai sosial dan memenuhi standar (kriteria)
yang diakui atau disyahkan oleh kelompok profesinya dan atau warga masyarakat
yang dilayaninya.
28
Karena tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi yang selalu
mengalami perkembangan dan justru iramanya semakin lama semakin cepat maka
agar peran guru dalam pengajarannya bermutu dan up to date dalam membimbing
belajar siswa, maka guru harus memiliki kemampuan (kompetensi dasar guru)
tersebut antara lain.
a. Seorang guru harus menguasai bahan
b. Seorang guru harus dapat mengelola kelas
c. Seorang guru harus mampu menggunakan media/sumber pembelajaran
d. seorang guru harus mengetahui landasan-landasan kependidikan
e. Seorang guru harus mampu mengelola interaksi belajar mengajar
f. Seorang guru harus menilai prestasi belajar siswa untuk kepentingan
pengajaran.
g. Seorang guru harus mengenal fungsi dan program layanan bimbingan layanan
dan penyuluhan disekolah.
h. Seorang guru harus mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah.
i. Seorang guru harus memahami prinsip-prinsip dan menjelaskan hasil-hasil
penelitian kependidikan guna keperluan pengajaran.
Kompetensi guru harus meliputi kemampuan-kemampuan dintaranya
seorang guru harus dapat :
1. Merumuskan tujuan instruksional
2. Memanfaatkan sumber-sumber materi dan belajar
29
3. Mengkoordinasi materi pelajaran.
4. Menguasai, memilih dan melaksanakan metode penyampaian yang tepat untuk
pelajaran tertentu.
5. Membuat, memilih dan menggunakan media pendidikan dengan tepat.
6. Memanage interaksi belajar – mengajar sehingga efektif, tidak membosankan
bagi siswa .
7. Mengevaluasi dan mengadministrasinya.
8. Mengembangkan semua kemampuan yang telah dimilikinya ketingkat yang
lebih berdayaguna dan berhasil guna.
30
BAB III
TINJAUAN UMUM MTS. MATHLA’UL HUDA
A. Sejarah dan Perkembangan Madrasah
Dalam upaya mensukseskan program penelitian dalam bidang
pendidikan dan wajib belajar, maka masyarakat cibunar khususnya
Masyarakat parungpanjang pada umumnya pmendirikan sebuah Yayasan
Pendidikan Islam di Desa Cibunar yang menyelenggarakan pendidikan pada
tingkat RA, MI, Tsanawiyah dan SMA Mathla’ul Huda.
Sebagai tindak lanjut kegiatan masyarakat di desa ini, para tokoh
masyarakat di desa ini, para tokoh masyarakat dan yayasan Mathla’ul Huda
mengadakan musyawarah sehingga menghasilkan sebagai berikut :
1).Menyetujui berdirinya Madrasah Tsanawiyah dibawah Perguruan islam
Mathla’ul Huda. 2). Membentuk kepengurusan dimulai dari badan pendiri,
pelaksana harian dan tenaga pengajar.
Madrasah Tsanawiyah Mathla’ul Huda Parungpanjang berdiri di
bawah yayasan Mathla’ul Huda yang berdiri pada tahun 1981 dengan
Piagam Akreditasi B pada tanggal 27 Maret 2006 dengan Nomor
B/Kw.10.4/03/034/2006 dan Statistik Madrasah 21.2.32.03.26.158. Madrasah
Tsanawiyah Mathla’ul Huda berlokasi di jalan Muhammad Toha. No. 10
Parungpanjang kabupaten Bogor.
31
Yayasan Mathla’ul Huda Parungpanjang Bogor didirikan Tahun 1959
32
oleh Bapak K.H Abdurahim, dan berada dibawah yayasan perguruan Islam
Mathla’ul Huda dengan Luas Wilayah + 8.330 M2. Secara geografis,
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Mathla’ul Huda Parungpanjang – Bogor berada
di tengah-tengah pemukiman penduduk, madrasah Tsanawiyah (Mts)
Mathla’ul Huda Parungpanjang Bogor, juga mudah di jangkau, karena
didukung oleh mudahnya alat transfortasi.
Secara geografis disebelah barat Madrasah Tsanawiyah Mathla’ul
Huda terdapat Madrasah Aliyah Negeri (MAN) parungpanjang – Bogor
disebelah timur terdapat kantor Polsek Parungpanjang disebelah Utara
terbentang jalan Raya Parungpanjang dan sebelah utara juga terdapat
pemukiman penduduk oleh karenanya, tidak mengherankan jika banyak
orang tua/Wali Murid yang menitipkan anak-anaknya untuk belajar di
Madrasah Tsanawiyah (MTs) Mathla’ul Huda parungpanjang – Bogor.
Adapun tenaga pengajar /guru di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Mathlaul
Huda Parungpanjang – Bogor adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1
Tenaga pengajar guru MTs. Mathla’ul Huda Parungpanjang
No NAMA PENDIDIKAN JABATAN
1 Tb. Ma’sum Iskandar, S.Ag S1 Kepala Sekolah
2 E. Sumaedi, S.Ag S1 Guru
3 Madroji, HS S1 Guru
4 Udin Saprudin, S.Pd S1 Kurikulum
5 Tb. Faturohman, S.Ag S1 Bandahara
6 Samlani AL, A.Md D3 Guru
7 Tita Supriatin, S.Pd.I S1 Guru
8 Siti Jujazah, S.Pd D2 Guru
9 Titin Amelia, S.Ag S1 Guru BP
10 Dessi Susilawati, A.Md D3 Guru
11 Achyadi, A.Md D2 Guru
12 Kartika Rahmawati SLTA Guru
13 Dra Farida Apriani S1 Guru
14 Yulia Ningsih S1 Guru
15 M. Irfan Sanusi S1 Guru
16 Dulhadi, S.Pd S1 Kesiswaan
17 Samlani SLTA Guru
18 Lika Amaliah SLTA Guru
19 Ime Abdullah, S.Pd S1 Guru
20 Lika Amaliyah S1 Guru
21 Moh Ali, S.Ag S1 Guru
22 Unes Juhaeni, S.Si S1 Guru
23 Mualimin, S.Pd S1 Staff TU
33
24 Ratu Roihatul Jannah S1 Staff TU
25 Julela SLTA Staff TU
26 Ika Rukmana SLTA Staff TU
Sumber : MTs. Mathla’ul Huda
Adapun jumlah siswa di MTs. Mathla’ul Huda Parungpanjang – Bogor
Tahun Pelajaran 2008/2010 secara keseluruhan berjumlah 296 Siswa. Secara
rinci jumlah tersebut adalah sebagai berikut : Kelas VII, 100 siswa, kelas
VIII sebanyak 88 Siswa dan Kelas IX sebanyak 108 Siswa. Dari jumlah 296
Siswa Madrasah Tsanawiyah Mathla’ul Huda Bogor, jika dirinci berdasarkan
jenis kelamin, maka jumlahnya dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 2
Rekapitulasi Siswa/i MTs. Mathla’ul Huda
No Kelas Rombel Laki-laki Perempuan Jumlah Keterangan
1 VIIA 22 28 50
B 20 30 50
2 VIIIA 18 26 44
B 19 25 44
3 IX
A 18 18 36
B 16 18 34
C 18 20 38
Jumlah 7 131 165 296
Sumber : MTs. Mathla’ul Huda Parungpanjang34
B. Struktur Organisasi Madrasah
Sumber : MTs. Mathla’ul Huda Parungpanjang
35
Uraian Tugas Struktur Organisasi MTs. Mathla’ul Huda
Berkenaan dengan perbaikan pada proses manajemen di sekolah
pengelolaan sekolah membutuhkan kecermatan dan kehati-hatian untuk tidak
tergelincir, penegasan afungsi dan tugas pengelola sekolah perlu diuraikan sebagai
pedoman untuk berprilaku yang baik dan benar dalam menjalankan tugas karena
tidak dapat dipungkiri manusia punya kehendak dan ego masing-masing adapun
uraiannya adalah sebagai berikut:
1. Tugas Ketua Yayasan
a) Memberikan saran dan masukan dalam upaya peningkatan kualitas dan
pengembangan pendidikan di Lembaga Pendidikan.
b) Membantu kelancaran program di sekolah Lembaga
c) Mendukung program sekolah baik yang berwujud finansial, pemikiran,
maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan.
d) Berpartisipasi aktif dalam mensosialisaikan program-program sekolah
yang telah diputuskan bersama-sama dengan pihak sekolah
2. Tugas Ketua Komite Sekolah
a) Komite Sekolah Lembaga Pendidikan adalah badan mandiri yang
mewadahi peran serta masyarakat khususnya wali murid, dalam rangka
meningkatkan mutu, efisiensi dan efektifitas pengelolaan pendidikan di
satuan pendidikan.
36
b) Menjadi fasilitator antara wali murid dengan pihak sekolah dalam mema-
dukan dan mengsingkronkan program sekolah dengan keinginan wali mu-
rid dengan tetap mengacu visi dan misi sekolah
c) Menciptakan iklim yang sejuk dan komunikatif antar wali murid serta wali
murid dengan pihak sekolah
d) Bersama-sama sekolah (dalam hal ini Kepala Sekolah) untuk memikirkan,
merancang dan menentukan arah kebijakan sekolah baik dalam pembuatan
RPS dan RAPBS yang telah ditentukan garis-garis besarnya oleh pihak
Yayasan.
3. Peran Kepala Sekolah
Kepala Sekolah selaku edukator bertugas melaksanakan proses pengajaran
secara efektif dan efisien.
Kepala selaku manajer mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Menyusun perencanaan
b. Mengkoordinasikan kegiatan
c. Mengarahkan/Mengendalikan kegiatan
d. Melaksanakan pengawasan
e. Menentukan kebijaksanaan
f. Mengadakan rapat untuk mengambil keputusan
g. Mengatur proses belajar mengajar,
h. Mengatur Administrasri
37
i. Ketata usahaan
j. Kesiswaan
k. Ketenagaan
l. Sarana dan prasarana
Kepala selaku administrator bertugas menyelenggarakan administrasi :
a. Perencanaan
b. Pengorganisasian
c. Pengarahan dan Pengendalian
d. Pengkoordinasian
e. Pengawasan
f. Evaluasi
g. Kurikulum
h. Kesiswaan
i. Ketata Usahaan
j. Ketenangan
k. Kantor
l. Keungan
m. Perpustakaan
n. Laboratorium
o. Ruang Keterampilan
p. Atau ruang
38
q. Bimbingan Konseling
r. OSIS
s. Serbaguna
t. Media Pembelajaran
u. Gudang
v. 7 K
w. Sarana dan prasarana
Kepala Sekolah selaku supervisor bertugas menyelenggarakan supervisi
mengenal :
a. Proses belajar mengajar
b. Kegiatan bimbingan
c. Kegiatan ektra kurikuler
d. Kerjasama dengan masyarahat, instansi lain
e. Kegiatan ketatausahaan
f. Sarana dan Prasarana
g. Kegiatan OSIS
h. Kegiatan 7K
i. Perpustakaan
j. Laboratorium
k. Kantin/Warung
l. Koperasi sekolah (Kehadiran guru, pegawai, san siswa.
39
4. Peran wakil Kepala Sekolah
Wakil Kepala Sekolah berperan sebagai pembantu Kepala Sekolah dalam
kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
a. Penyusunan rencana, pembuatan program kegiatan dan program
pelaksana.
b. Pengorganisasian
c. Pengarahan
d. Ketenaga Kerjaan
e. Pengkoordinasian
f. Pengawasan
g. Penilaian
h. Identifikasi dan Pengumpulan Data
i. Pengembangan Keunggulan
j. Penyusunan Laporan
5. Peran wakil kepala sekolah Bidang Kurikulum
a. Konsultasi dengan Kepala Sekolah mempersiapkan dan mengantisipasi ke-
butuhan sumber daya manusia guru.
b. Konsultasi dengan Kepala Sekolah menyusun dan mepersiapkan program
pembinaan peningkatan profesionalisme guru.
c. Konsultasi dengan Kepala Sekolah menyusun dan mengatasi Pembagian
Tugas Mengajar Guru.
40
d. Konsultasi dengan Kepala Sekolah merancang dan melaksanakan program
pembinaan, pengembangan, dan jaminan profesionalisme guru.
e. Konsultasi dengan Kepala Sekolah untuk merancang pelaksanaan dan
menentukan langkah-langkah dan strategi ke program SDIP dibantu oleh
asisten Kurikulum Bidang.
f. Mengkoordinasi perangkaian jadwal kegiatan pembelajaran dan jadwal
piket bersama asisten dan sekretaris.
g. Menyusun daftar wali kelas per tahun pembelajaran.
h. Mengkoordiansi kegiatan operasional pembelajaran.
i. Mengkoordinasi dan mengendalikan kegiatan administratif dewan guru
mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengukuran, pengevaluasian, dan
penilaian.
j. Mengkoordinasikan kegiatan pelayanan laboratorium melalui Koordinator
Laboratorium.
k. Mengkoordinasi kegiatan operasional pengukuran, pengevaluasian, dan
penilaian dewan guru dalam memberikan pelayanan pembelajaran.
l. Menyusun program pengajaran
m. Menyusun pembagian tugas dan jadwal pelajaran
n. Menyusun jadwal dan pelaksanaan ulangan umum serta ujian akhir.
o. Mentetapkan kriteria kelulusan atau persyaratan naik/tidak naik.
p. Mengatur jadwal penerimaan buku laporan penilaian hasil belajar dan
STTB.
41
q. Mengkoordinasikan dan akan mengarahkan penyusunan satuan
pembelajaran.
r. Membiana Kegiatan MGMP/Team Teaching
s. Membina kegiatan serta menyiapkn siswa untuk lomba akademik.
t. Memeriksa perangkat pembelajarn (Silabus, RPP, evaluasi, ketuntasan
belajar, program pengayaan, remedia guru)
6. Peran wakil kepala sekolah Bidang Kesiswaan
a. Menyusun program pembinaan.
b. Melaksanakan bimbingan, pengarahan dan pengendalian kegiatan
Siswa/OSIS dalam rangka menegakan disiplin.
c. Membina pengurus OSIS dalam berorganisasi
d. Membina dan melaksanakan koordinasi keamanan, kebersihan, ketertiban,
kerindangan, keindahan, kekeluargaan dan kesehatan (7K).
e. Melaksanakan pemilihan pengurus OSIS.
f. Melaksanakan MOS Siswa baru
g. Menyusun program dan jadwal pembinaan siswa secara berkala dan
insidental.
h. Malaksanakan pemilihan siswa untuk mewakili sekolah dalam kegiatan
luar sekolah.
i. Menyusun program ekstra kurikuler : olah raga dan kesenian.
j. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan kesiswaan secara berkala dan
bertanggung jwab.
42
7. Peran wakil kepala sekolah Bidang Sarana dan Prasarana
a. Membantu Kepala Sekolah dalam menyusun program kerja pemanfaatan,
pemeliharaan dan perawatan sarana prasarana serta mengkoordinir
pelaksanaan pengadaan inventarisasi pemeliharaan, perbaikan,
pengawasan penggunaan air serta evaluasi penggunaan sarana prasarana.
b. Bertanggung jawab atas kelengkapan data inventaris sarana/prasarana
sekolah
c. Menyusun rencana kebutuhan sarana dan prasarana
d. Mengkoordinasi pendayagunaan sarana dan prasarana.
e. Mengatur penggunaan alat-alat pembelajaran.
f. Melaksanakan penataan lingkungan sekolah.
g. Menyusun laporan pelaksanaan urusan sarana secara berkala dan
bertanggungjawab kepada kepala sekolah.
8. Peran wakil kepala sekolah Bidang Hubungan Masyarakat
a. Mengatur menyelenggarakan hubungan sekolah dengan orang tua siswa.
b. Menciptakan hubungan kekeluargaan yang harmonis, guru dan siswa.
c. Membina hubungan antar sekolah dengan komite, alumni dan tokoh
masyarakat.
d. Membina pengembangan hubungan antar sekolah dengan lembaga
pemerintah, dunia usaha, dan lembaga sosial lainnya.
e. Menyusun laporan pelaksanaan hubungan masyarakat secara berkala dan
bertanggungjawab kepada Kepala Sekolah.
43
9. Peran Guru
Guru bertanggungjawab kepada Kepala Sekolah dan mempunyai tugas
melaksanakan proses belajar mengajar secara efektif dan efisien sevara
optimal.
a. Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling
kepada siswa
b. Membantu guru pembimbing/konselor mengidentifikasi siswa-siswa
yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling, serta
pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut.
c. Mengalihtangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan
konseling kepada guru pembimbing/konselor
d. Membuat program pengajaran.
e. Program tahunan, program semester dan silabus.
f. Rencana pelaksanaan dan pembelajaran (RPP).
g. Program minngguan guru.
h. Lembar kegiatan siswa.
i. Melaksanakan kegiatan pembelajaran.
j. Melaksanakan kegiatan penilaian belajar, ulangan harian, tengah
semester dan semester.
k. Melaksanakan analisis hasil ulangan.
l. Menyusun dan melaksanakan program perbaikan dan pengayaan.
44
m. Mengisi daftar nilai siswa.
n. Melaksanakan kegiatan membimbing guru dalam proses kegiatan
belajar mengajar.
o. Membuat alat pengajaran.
p. Menciptakan karya seni.
q. Melaksanakan kegiatan tertentu di sekolah.
r. Mencipatakan karya seni.
s. Mengadakan pengembangan bidang pengajaran menjadi
tanggungjawabnya.
t. Membuat catatan tentang kemajuan hasil belajar masing-masing siswa.
u. Meneliti daftar hadir siswa sebelum memulai pelajaran.
v. Mengatur kebersihan ruang kelas dan ruang praktikum.
10. Peran Wali Kelas.
a. Pengolahan kelas
b. Penyelenggaraan administrasi kelas
c. Denah tempat duduk siswa.
d. Absensi Siswa
e. Daftar pembelajaran siswa.
f. Daftar piket kelas.
g. Buku kegiatan pembelajaran.
h. Tata tertib kelas.
45
i. Bertanggungjawab atas kemajuan perkembangan dan prestasi siswa.
j. Pembuatan catatan khusus untuk pembinaan tentang siswa
(pelanggaran disiplin dan ketidak hadiran).
k. Pengisian buku laporan penilaian kelas.
l. Pembagian buku laporan penilaian kelas.
11. Peran guru Bimbingan dan Konseling.
a. Menyusun program pelaksanaan bimbingan konseling
b. Melakukan koordinasi dengan wali kelas dalma rangka megatasi masalah-
masalah yang dihadapi oleh siswa tentang kesulitan belajar.
c. Memberikan layanan bimbingan kepada siswa agar berprestasi dalam
kegiatan belajar.
d. Meberikan saran dan pertimbangan kepada siswa dalam memperoleh
gambaran tentang lanjutan pendidikan dan lapangan pekerjaan sesuai.
e. Mengadakan penilaian pelaksanaan bimbingan konseling.
f. Menyusun statistik hasil hasil penilaian bimbingan konseling.
g. Mengadakan kegiatan analisis hasil evaluasi belajar.
h. Menyusun laporan pelaksanaan bimbingan konseling.
12. Peran Kepala Tata Usaha
a. Menyusun program tata usaha.
b. Melaksanakan program tata usaha.
c. Mengurus administrasi ketenagaan dan kesiswaan, kurikulum dan umum.
46
d. Membina dan mengembangkan karir pegawai tata usaha.
e. Menyusun administrasi perlengkapan sekolah.
f. Menyusun laporan pelaksanaan dan pengajuan data / statistik sekolah.
g. Mengawasi dan mengendalikan pembagian tugas pegawai.
h. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan pengurusan ketatausahaan secara
berkala.
i. Bertanggungjawab kepada kepala sekolah.
13. Peran Bendahara
a. Membukukan arus uang masuk dan keluar.
b. Membayar gaji dan honorarium serta kesejahteraan guru/pegawai pada
waktu yang tepat.
c. Mengadminisitrasikan keuangan sekolah sesuai petunjuk.
d. Setiap pengeluaran keuangan harus sepengtahuan kepala sekolah.
e. Mengendalikan keuangan dengan RAPBS
f. Menyusun laporan keuangan secara rutin dan bertanggungjawab kepada
kepala sekolah.
14. Peran Pustakawan
a. Merencanakan pengadaan buku bahan pustaka media elektronik.
b. Merencanakan pengembangan kepustakaan.
c. Mengurus pelayanan pustaka.
d. Memelihara dan perbaikan buku/bahan pustaka/media elektronik.
47
e. Menginventarisasi dan mengadministrasikan buku-buku/bahan
pustaka/media elektronik.
f. Menyusun tata tertib perpustakaan.
g. Menyusun laporan pelaksanaan kegiatan pustaka secara berkala.
15. Peran Teknisi Media.
a. Menyusun program kegiatan teknisi media.
b. Mengatur penyimpanan, pemeliharaan dan perbaikan alat-alat media.
c. Menyusun laporan pemanfaatan alat-alat media.
d. Menyusun laporan pemanfaatan alat-alat media.
e. Mengatur penyimpanan, memelihara dan perbaikan alat komputer.
f. Menginventarisasi dan mengadministrasikan perangkat komputer.
48
C. Kegiatan Pelaksanaan MTs.
Proses dalam menyesuaikan guru, kEgiatan yang meski dilakukan
melalui supervisor pendidikan dengan jalur-jalur yang ditentukan pihak
sekolah meliputi:
1. Penyeleksian
Kegiatan rekruitmen dan seleksi merupakan upaya menarik dan
menyeleksi guru yang dibutuhkan, baik dari segi jumlah maupun mutunya
untuk bekerja disekolah. Kegiatannya adalah mencari dan menstimulir
pelamardan mengadakana test masuk pegawai.
Pengertian seleksi berarti juga penyaringan atau pemilihan.
sebelum mengadakan penyeleksian bagi calon guru terlebih dahulu
diadakan penentuan kebutuhan guru, hal ini dimaksudkan agar guru yang
diterima benar sesuai dengan kebutuhan guru disekolah tersebut. Kegiatan
ini terdiri dari :
a. Menentukan jumlah guru yang diperlukan untuk penentuan jumlah
guru yang diperlukan didasarkan pada jumlah murid, jumlah bidang
studi, besar kelas, formasi yang tersedia, persediaan tenaga yang ada
pada saat ini, serta tindakan-tindakan tertentu dalam menyeimbangkan
kebutuhan dengan persediaan tenaga.
49
b. Menentukan kualifikasi guru yang dibutuhkan untuk menentukan
kualifikasi diperlukan rancangan dan analisis pekerjaan. setelah jelas
penentuan kebutuhan guru, lengkah selanjutnya ialah rekruitmen dan
seleksi.
2. Tahap-Tahap Seleksi
a) Seleksi administrasi
Penyaringan atau seleksi administratif berupapenelitian atau
pemeriksaan terhadap kelengkapan serta kebenaran dari surat lamaran
dengan lampiran-lampirannya antara lain : Daftar riwayat hidup, foto copy
ijazah atau STTB yang disyahkan pihak yang berwenang, pas foto, dan
surat keterangan lainnya. Bila syarat-syarat tidak terpenuhi , maka lamaran
dikembalikan.
b) Ujian (test)
Menurut Malayu S.P Hasibuan "Test penerimaan adalah proses
untuk mencari data calon Guru yang disesuaikan dengan spesialisasi
jawatan atau pekerjaan yang akan dilaksanakan. Bentuk test antara lain :
psycal test (Medical test), academical test (Knowledge test) dan
psycological test. Serta test lain yang terkait dalam penyeleksian.
50
c) Wawancara
Wawancara atau interviewing adalah proses tanya jawab dengan
maksud untuk memperoleh data informasi lebih mendalam secara langsung
dari pelamar, wawancara ini juga bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan yang dimiliki setiap pelamar baik kemampuan profesional atau
sikap.
5) Orientasi
Sebelum seorang guru memulai tugas-tugasnya dilingkungan yang
baru secara intensif perlu diberikan kesempatan pada mereka untuk
melakukan penyesuaian diri dalam rangka mengenal dan memahami situasi
baru dengan petunjuk pimpinan atau orang yang ditugaskan untuk itu
atau supervisor.
Kegiatan ini akan menimbulkan rasa senang dan puas pada diri
guru, karena merasa mendapat pengakuan dan penerimaan sebagai bagian
atau anggota dalam lingkungan atau organbisasi yang masih asing. Dengan
demikian akan timbul dan terbina kemampuan secara efektif.
Adapun orientasi dan penyesuaian itu antara lain :
1) Orientasi personal, berupa perkenalan dan ramah tamah dengan
menjelaskan tugas setiap orang dari tingkat yang terendah sampai yang
tertinggi di dalam dan diluar organisasi atau lembaga.
51
2) Orientasi terhadap program, berupa usaha menjelaskan tentang rencana
dan kegiatan-kegiatan yang akan, sedang dan telah dilakukan dilingkungan
organisasi.
3) Orientasi terhadap fasilitas, berupa penjelasan tentang fasilitas yang ada
yang dapat dipergunakan dalam meningkatkan efisiensi terutama yang
berhubungan dengan tugas guru baru tersebut.
4) Orientasi terhadap lingkungan berupa kegiatan memperkenalkan situasi
dan kondisi sekitar, baik yang langsung maupun yang tidak langsung
berpengaruh pada sekolah.
5) Orienstasi ini perlu bukan saja petugas-petugas yang belum pernah bekerja
dilapangan ini, tetapi juga bagi petugas-petugas yang sudah mempunyai
pengalaman sebelumnya dan dipindahkan atau pindah kedalam lingkungan
yang baru, orientasi tidak hanya dilakukan oleh pimpinan saja, tetapi
setiap anggota kelompok dapat memberikan bantuannya.
52
BAB IV
ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN
A. Pembahasan Kegiatan Supervisi Guru
Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancangkan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu usaha untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia ialah melalui proses
pembelajaran di sekolah.
Dalam usaha meningkatkan kualitas sumber daya pendidikan, guru
merupakan komponen sumber daya manusia yang harus dibina dan
dikembangkan terus-menerus. Pembentukan profesi guru dilaksanakan
melalui program pendidikan pra-jabatan maupun program dalam jabatan.
Tidak semua guru yang dididik di lembaga pendidikan terlatih dengan baik
dan kualified.
Potensi sumber daya guru itu perlu terus bertumbuh dan berkembang
agar dapat melakukan fungsinya secara potensial. Selain itu pengaruh
perubahan yang serba cepat mendorong guru-guru untuk terus-menerus belajar
menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta mobilitas masyarakat.
53
Masyarakat mempercayai, mengakui dan menyerahkan kepada guru
untuk mendidik tunas-tunas muda dan membantu mengembangkan
potensinya secara professional. Kepercayaan, keyakinan, dan penerimaan ini
merupakan substansi dari pengakuan masyarakat terhadap profesi guru.
Implikasi dari pengakuan tersebut mensyaratkan guru harus memiliki kualitas
yang memadai. Tidak hanya pada tataran normatif saja namun mampu
mengembangkan kompetensi yang dimiliki, baik kompetensi personal,
professional, maupun kemasyarakatan dalam selubung aktualisasi kebijakan
pendidikan.
Hal tersebut lantaran guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan
melalui kinerjanya pada tataran institusional dan eksperiensial, sehingga upaya
meningkatkan mutu pendidikan harus dimulai dari aspek “guru” dan tenaga
kependidikan lainnya yang menyangkut kualitas keprofesionalannya maupun
kesejahteraan dalam satu manajemen pendidikan yang professional.
B. Pelaksanan Supervisi Guru dan Kompetensi Guru
1. Supervsi yang dilakukan oleh Kepala Sekolah kepada guru-guru.
Secara rutin dan terjadwal Kepala Sekolah melaksanakan kegiatan
supervisi kepada guru-guru dengan harapan agar guru mampu
memperbaiki proses pembelajaran yang dilaksanakan. Dalam prosesnya,
kepala sekolah memantau secara langsung ketika guru sedang mengajar.
54
Guru mendesain kegiatan pembelajaran dalam bentuk rencana
pembelajaran kemudian kepala sekolah mengamati proses pembelajaran
yang dilakukan guru. Saat kegiatan supervisi berlangsung, kepala sekolah
menggunakan leembar observasi yang sudah dibakukan, yakni Alat
Penilaian Kemampuan Guru (APKG). APKG terdiri atas APKG 1 (untuk
menilai Rencana Pembelajaran yang dibuat guru) dan APKG 2 (untuk
menilai pelaksanaan proses pembelajaran) yang dilakukan guru.
2. Supervisi yang dilakukan oleh Pengawas Sekolah kepada Kepala Sekolah
dan guru-guru untuk meningkatkan kinerja.
Kegiatan supervisi ini dilakukan oleh Pengawas Sekolah yang
bertugas di suatu Gugus Sekolah. Gugus Sekolah adalah gabungan dari
beberapa sekolah terdekat, biasanya terdiri atas 5-8 Sekolah Dasar. Hal-hal
yang diamati pengawas sekolah ketika melakukan kegiatan supervisi
untuk memantau kinerja kepala sekolah, di antaranya administrasi sekolah,
meliputi:
a. Bidang Akademik, mencakup kegiatan:
1. menyusun program tahunan dan semester,
2. mengatur jadwal pelajaran,
3. mengatur pelaksanaan penyusunan model satuan pembelajaran,
4. menentukan norma kenaikan kelas,
5. menentukan norma penilaian,
55
6. mengatur pelaksanaan evaluasi belajar,
7. meningkatkan perbaikan mengajar, mengatur kegiatan kelas apabila
guru tidak hadir, dan
8. mengatur disiplin dan tata tertib kelas.
b. Bidang Kesiswaan, mencakup kegiatan:
1. mengatur pelaksanaan penerimaan siswa baru berdasarkan
peraturan penerimaan siswa baru,
2. mengelola layanan bimbingan dan konseling,
3. mencatat kehadiran dan ketidakhadiran siswa, dan
4. mengatur dan mengelola kegiatan ekstrakurikuler.
c. Bidang Personalia, mencakup kegiatan:
1. mengatur pembagian tugas guru,
2. mengajukan kenaikan pangkat, gaji, dan mutasi guru,
3. mengatur program kesejahteraan guru,
4. mencatat kehadiran dan ketidakhadiran guru, dan
5. mencatat masalah atau keluhan-keluhan guru.
d. Bidang Keuangan, mencakup kegiatan:
a. menyiapkan rencana anggaran dan belanja sekolah,
b. mencari sumber dana untuk kegiatan sekolah,
56
c. mengalokasikan dana untuk kegiatan sekolah, dan
mempertanggungjawabkan keuangan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
e. Bidang Sarana dan Prasarana, mencakup kegiatan:
a. penyediaan dan seleksi buku pegangan guru,
b. layanan perpustakaan dan laboratorium,
c. penggunaan alat peraga,
d. kebersihan dan keindahan lingkungan sekolah,
e. keindahan dan kebersihan kelas, dan
f. perbaikan kelengkapan kelas.
f. Bidang Hubungan Masyarakat, mencakup kegiatan:
1) kerjasama sekolah dengan orangtua siswa,
2) kerjasama sekolah dengan Komite Sekolah,
3) kerjasama sekolah dengan lembaga-lembaga terkait, dan
4) kerjasama sekolah dengan masyarakat sekitar.
Sedangkan ketika mensupervisi guru, hal-hal yang dipantau
pengawas juga terkait dengan administrasi pembelajaran yang harus
dikerjakan guru, diantaranya :
1. Penggunaan program semester
2. Penggunaan rencana pembelajaran
3. Penyusunan rencana harian
57
4. Program dan pelaksanaan evaluasi
5. Kumpulan soal
6. Buku pekerjaan siswa
7. Buku daftar nilai
8. Buku analisis hasil evaluasi
9. Buku program perbaikan dan pengayaan
10. Buku program Bimbingan dan Konseling
11. Buku pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
C. Evaluasi kegiatan Supervisi dan Kompetensi Guru
Karena aspek utama adalah guru, maka layanan dan aktivitas
kesupervisian harus lebih diarahkan kepada upaya memperbaiki dan
meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan belajar
mengajar. Untuk itu guru harus memiliki yakni : 1) kemampuan personal,
2) kemampuan profesional 3) kemampuan sosial.
Atas dasar uraian diatas, maka pengertian supervisi dapat
dirumuskan sebagai berikut “ serangkaian usaha pemberian bantuan
kepada guru dalam bentuk layanan profesional yang diberikan oleh
supervisor ( Pengawas sekolah, kepala sekolah, dan pembina lainnya) guna
meningkatkan mutu proses dan hasil belajar mengajar. Karena supervisi
atau pembinaan guru tersebut lebih menekankan pada pembinaan guru
tersebut pula “Pembinaan profesional guru“ yakni pembinaan yang lebih
58
diarahkan pada upaya memperbaiki dan meningkatkan kemampuan
profesional guru. Guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan
melalui kinerjanya pada tataran institusional dan eksperiensial, sehingga
upaya meningkatkan mutu pendidikan harus dimulai dari aspek “guru”
dan tenaga kependidikan lainnya yang menyangkut kualitas
keprofesionalannya maupun kesejahteraan dalam satu manajemen
pendidikan yang professional. Ada dua metafora untuk menggambarkan
pentingnya pengembangan sumber daya guru. Pertama, jabatan guru
diumpamakan dengan sumber air.
Sumber air itu harus terus menerus bertambah, agar sungai itu
dapat mengalirkan air terus-menerus. Bila tidak, maka sumber air itu akan
kering. Demikianlah bila seorang guru tidak pernah membaca informasi
yang baru, tidak menambah ilmu pengetahuan tentang apa yang diajarkan,
maka ia tidak mungkin memberi ilmu dan pengetahuan dengan cara yang
lebih menyegarkan kepada peserta didik.
Kedua, jabatan guru diumpamakan dengan sebatang pohon buah-
buahan. Pohon itu tidak akan berbuah lebat, bila akar induk pohon tidak
menyerap zat-zat makanan yang berguna bagi pertumbuhan pohon itu.
Begitu juga dengan jabatan guru yang perlu bertumbuh dan berkembang.
Baik itu pertumbuhan pribadi guru maupun pertumbuhan profesi guru.
Setiap guru perlu menyadari bahwa pertumbuhan dan pengembangan
59
profesi merupakan suatu keharusan untuk menghasilkan output pendidikan
berkualitas. Itulah sebabnya guru perlu belajar terus menerus, membaca
informasi terbaru dan mengembangkan ide-ide kreatif dalam pembelajaran
agar suasana belajar mengajar menggairahkan dan menyenangkan baik
bagi guru apalagi bagi peserta didik.
Peningkatan sumber daya guru bisa dilaksanakan dengan bantuan
supervisor, yaitu orang ataupun instansi yang melaksanakan kegiatan
supervisi terhadap guru. Perlunya bantuan supervisi terhadap guru berakar
mendalam dalam kehidupan masyarakat. Swearingen mengungkapkan
latar belakang perlunya supervisi berakar mendalam dalam kebutuhan
masyarakat dengan latar belakang sebagai berikut :
1. Latar Belakang Kultural
Pendidikan berakar dari budaya arif lokal setempat. Sejak dini
pengalaman belajar dan kegiatan belajar-mengajar harus daingkat dari
isi kebudayaan yang hidup di masyarakat itu. Sekolah bertugas untuk
mengkoordinasi semua usaha dalam rangka mencapai tujuan-tujuan
pendidikan yang dicita-citakan.
2. Latar Belakang Filosofis
Suatu system pendidikan yang berhasil guna dan berdaya guna bila ia
berakar mendalam pada nilai-nilai filosofis pandangan hidup suatu
bangsa.
60
3. Latar Belakang Psikologis
Secara psikologis supervisi itu berakar mendalam pada pengalaman
manusia. Tugas supervisi ialah menciptakan suasana sekolah yang
penuh kehangatan sehingga setiap orang dapat menjadi dirinya sendiri.
4. Latar Belakang Sosial
Seorang supervisor dalam melakukan tanggung jawabnya harus
mampu mengembangkan potensi kreativitas dari orang yang dibina
melalui cara mengikutsertakan orang lain untuk berpartisipasi bersama.
Supervisi harus bersumber pada kondisi masyarakat.
5. Latar Belakang Sosiologis
Secara sosiologis perubahan masyarakat punya dampak terhadap tata
nilai. Supervisor bertugas menukar ide dan pengalaman tentang
mensikapi perubahan tata nilai dalam masyarakat secara arif dan
bijaksana.
6. Latar Belakang Pertumbuhan Jabatan
Supervisi bertugas memelihara, merawat dan menstimulasi
pertumbuhan jabatan guru. Diharapkan guru menjadi semakin
professional dalam mengemban amanat jabatannya dan dapat
meningkatkan posisi tawar guru di masyarakat dan pemerintah, bahwa
guru punya peranan utama dalam pembentukan harkat dan martabat
manusia.
61
Permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan supervisi
di lingkungan pendidikan dasar adalah bagaimana cara mengubah
pola pikir yang bersifat otokrat dan korektif menjadi sikap yang
konstruktif dan kreatif, yaitu sikap yang menciptakan situasi dan
relasi di mana guru-guru merasa aman dan diterima sebagai subjek
yang dapat berkembang sendiri. Berkaitan dengan pelaksanaan
kegiatan supervisi dalam meningkatkan kompetensi guru MTs.
Mathla’ulHuda berdasarkan data dan fakta ada dua hal yang
menadasari pentingnya supervisi proses pendidikan dan kompetensi
guru meliputi Untuk itu, supervisi harus dilaksanakan berdasarkan
data, fakta yang objektif (Sahertian, 2000:20). Pernyataan bahwa ada
dua hal yang mendasari pentingnya supervisi dalam proses
pendidikan.
1. Perkembangan kurikulum merupakan gejala kemajuan pendidikan.
Perkembangan tersebut sering menimbulkan perubahan
struktur maupun fungsi kurikulum. Pelaksanaan kurikulum tersebut
memerlukan penyesuaian yang terus-menerus dengan keadaan nyata
di lapangan. Hal ini berarti bahwa guru-guru senantiasa harus
berusaha mengembangkan kreativitasnya agar daya upaya
pendidikan berdasarkan kurikulum dapat terlaksana secara baik.
Namun demikian, upaya tersebut tidak selamanya berjalan mulus.
62
Banyak hal sering menghambat, yaitu tidak lengkapnya
informasi yang diterima, keadaan sekolah yang tidak sesuai dengan
tuntutan kurikulum, masyarakat yang tidak mau membantu,
keterampilan menerapkan metode yang masih harus ditingkatkan dan
bahkan proses memecahkan masalah belum terkuasai. Dengan demikian,
guru dan Kepala Sekolah yang melaksanakan kebijakan pendidikan di
tingkat paling mendasar memerlukan bantuan-bantuan khusus dalam
memenuhi tuntutan pengembangan pendidikan, khususnya
pengembangan kurikulum.
2. Pengembangan personil dan guru senantiasa merupakan upaya yang
terus-menerus perlu ditingkatkan kemampuannya.
Pengembangan personal dapat dilaksanakan secara formal dan
informal. Pengembangan formal menjadi tanggung jawab lembaga yang
bersangkutan melalui penataran, tugas belajar, loka karya dan sejenisnya.
Sedangkan pengembangan informal merupakan tanggung jawab guru
sendiri dan dilaksanakan secara mandiri atau bersama dengan rekan
kerjanya, melalui berbagai kegiatan seperti kegiatan ilmiah, percobaan
suatu metode mengajar, dan lain sebagainya.
Kegiatan supervisi pengajaran merupakan kegiatan yang wajib
dilaksanakan dalam penyelenggaraan pendidikan. Pelaksanaan kegiatan
supervisi dilaksanakan oleh kepala sekolah dan pengawas sekolah dalam
63
memberikan pembinaan kepada guru. Hal tersebut karena proses belajar-
mengajar yang dilaksakan guru merupakan inti dari proses pendidikan
secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama.
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang
mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan
timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai
tujuan tertentu. Oleh karena kegiatan supervisi dipandang perlu untuk
memperbaiki kinerja guru dalam proses pembelajaran.
64
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah diuraikan bab demi bab mengenai Pelaksanaan Supervisi
dalam meningkatkan perkembangan Kompetensi guru pada Madrasah
Tsanawiyah Mathla'ul Huda Parungpanjang, maka akhirnya sampailah
penulis pada bab terakhir yaitu bab kesimpulan dan saran-saran, maka penulis
menyampaikan kesimpulan sebagai berikut ;
1. Pelaksanaan pembinaan supervisi personalia oleh kepala sekolah
terhadap guru di Madrasah Tsanawiyah Mathla’ul Huda pada umumnya
dikatakan cukup optimal.
2. Kepala sekolah melaksanakan pembinaan terhadap guru-guru di
Madrasah tersebut dengan melalui berbagai cara dan hal itu dapat
dirasakan oleh para guru pada umumnya.
3. Peningkatan kompetensi guru umumnya dirasakan cukup berpengaruh
terhadap kompetensi mengajar disadari oleh guru bahwa kepala sekolah
dapat secara professional memberikan kegiatan-kegiatan yang menunjang
kearah kemajuan mengajar guru dan umumnya kegiatan supervisi di
Madrasah Tsanawiyah.
65
4. Kompetensi guru merupakan gambaran tentang apa yang seyogyanya
dapat dilakukan seseorang guru dalam melaksanakan pekerjaannya, baik
berupa kegiatan, berperilaku maupun hasil yang dapat ditunjukkan.
5. Kompetensi guru terdiri dari kompetensi pedagogik, kompetensi
personal, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
6. Kepala sekolah memiliki peranan yang strategis dalam rangka
meningkatkan keompetensi guru, baik sebagai educator (pendidik),
manajer, administrator, supervisor, leader (pemimpin), pencipta iklim
kerja yang kondusif.
B. Saran – Saran
Setelah penulis mengadakan penelitian berdasarkan kesimpulan diatas,
maka penulis meberikan saran yang mungkin dapat berguna bagi madrasah
Tsanawiyah Mathla’ul Huda dimasa datang , adalah sebagai berikut :
1. Kepala sekolah sebagai supervisor di lembaga pendidikan tersebut
hendaknya dapat bertanggungjawab terhadap kelancaran peruses belajar
mengajar, serta tetap mempertahankan kegiatan supervisi kearah yang
lebih baik khususnya kegiatan supervisi personil guru.
66
2. Guru hendaknya lebih aktif dan kreatif dalam berbagai program
pembinaan yang diberikan oleh kepala sekolah dalam kegiatan supervisi.
3. Aktifitas dan kreatifitas guru dalam berbagai kegiatan program pembinaan
bukan hanya menunggu untuk diikutsertakan tetapi harus berusaha untuk
meningkatkan atau kemampuan dan skill dalam melaksanakan tugasnya
dan kompetensi profesionalnya.
67
DAFTAR PUSTAKA
A.A. Anwar Prabu.Dr,Manajemen Sumber Daya Manusia, Rosda, Arikunto,
Suharsimi, 2000, Prosedur Peneltian Suatu Pendekatan Praktek, PT.
Rineka Cipta .Jakarta.
Arep Ishak, Prof dan Henry Tanjung, SE,MM.2002, Manajemen Sumber Daya
Manusia, Penerbit Universitas Trisakti, Jakarta.
Balitbang Depdiknas. 2001. Data Standardisasi Kompetensi Guru.
http://www.depdiknas.go.id.html).
Berliner, David. 2000. Educational Reform in an Era of Disinformation.
(http://www.olam.asu.edu/epaa/v1n2.html).
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Balai Pustaka.Jakarta.
Depdiknas. 2001. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (Buku 1).
Jakarta: Depdiknas. Nazir, Moh.1998.Metode.Jakarta
Haris Ben. M., Baharudin Harahap. Supervisory Behavior in education (2002:21)
Hanawi Hadari, Supervisi dan Pendidikan, 2002
Kimbal Willes, The Administration Management. New Jersk, 1999.
Ngalim Purwanto Drs, pengembangan supervisi sekolah, 2002.
Sadili Samsudin, M.M.PHd.2005, Manajemen Sumber Daya Manusia, BPFE,
Penerbit, Ghalia Indonesia Kudus
Sahertian, Piet A. 2000. Konsep-Konsep dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam
Rangka Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.
Sucipto. 2003. Profesionalisasi Guru Secara Internal, Akuntabiliras Profesi.
Makalah Seminar Nasional. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Supandi. 1996. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Jakarta: Departemen
Agama Universitas Terbuka.
Supriadi, Dedi. 1999. Mengangkat Citra dan Martabat Guru. Yogyakarta: Adicita
Karya Nusa.
Supriadi, Dedi. 2002. Laporan Akhir Tahun Bidang Pendidikan & Kebudayaan.
Artikel. Jakarta : Kompas.
Suprihatin, MD. 1989. Administrasi Pendidikan, Fungsi dan Tanggung Jawab
Kepala Sekolah sebagai Administrator dan Supervisor Sekolah. Semarang:
IKIP Semarang Press.
T. Hani Handoko, Drs.1993, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia,
Edisi keempat, liberty. Yogyakarta.
Umar Husein, Drs. 1993, Riset Sumber Daya Manusia dalam Organiasasi,
Cetakan Keempat, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Dharma Surya, Karakteristik dasar kompetensi, Tahun 2002.
DAFTAR RIWAYA HIDUP
Nama : Samlani AL, A.Md
Tempat/Tanggal Lahir : Bogor, 04 April 1973
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Kebangsaan : Indonesia
Alamat : Kp. Sukasari Rt.06/01 Kabasiran Parungpanjang
Telp : 021 597 7540 /081398885590
PENDIDIKAN UMUM
1. Sekolah Dasar Negeri Parungpanjang 3 Lulus tahun 1985
2. Sekolah Menengah Pertama Parungpanjang 1 Lulus tahun 1988
3. Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Parungpanjang Lulus tahun 1991
4. Diploma III Manajemen Perbankan ABI LPI Jakarta Lulus tahun 1996
5. STIE Kalpataru tahun 2007 s/d Sekarang
PENGALAMAN KERJA
1. PT. Conrofindo Trias Corporation Bagian Administrasi
Keuangan pada tahun 1997
2. Mengajar di MTs. Mathla’ul Huda Parungpanjang pada
tahun 1998 sampai dengan sekarang.
Demikian Daftar Riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya, atas
perhatiaanya saya ucapkan terimakasih.
Cibinong, Juni 2010
Penulis,
Samlani AL, A.Md
Lampiran I