Upload
ngothien
View
234
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
IMPLEMENTASI PERMAINAN KOTAK KARTU TEMA LAGU
UNTUK MENINGKATKAN KEBERANIAN BERNYANYI ANAK
KELOMPOK B5 SEMESTER II TAMAN KANAK-KANAK
MASYITHOH KROYA CILACAP
SKRIPSI
OLEH:
TRI HESTI HANDAYANI
X8110049
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Tri Hesti Handayani
NIM : X81110049
Jurusan/Program Studi : Ilmu Pendidikan/ Pendidikan Guru
Pendidikan Anak Usia Dini
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “IMPLEMENTASI PERMAINAN
KOTAK KARTU TEMA LAGU UNTUK MENINGKATKAN KEBERANIAN
BERNYANYI ANAK KELOMPOK B5 SEMESTER II TAMAN KANAK-
KANAK MASYITHOH KROYA CILACAP” ini benar-benar merupakan hasil
karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain
telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juli 2012
Yang membuat pernyataan
Tri Hesti handayani
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
IMPLEMENTASI PERMAINAN KOTAK KARTU TEMA LAGU
UNTUK MENINGKATKAN KEBERANIAN BERNYANYI ANAK
KELOMPOK B5 SEMESTER II TAMAN KANAK-KANAK
MASYITHOH KROYA CILACAP
Oleh:
TRI HESTI HANDAYANI
X8110049
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar
Sarjana pendidikan Program Pendidikan Guru Anak Usia Dini
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
Juli 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Surakarta, Juli 2012
Pembimbing I
Yudianto Sujana, S.Kom, M.Kom
NIP. 19810615 200812 1 003
Pembimbing II
Muhammad Munif, S. PdI, MA
NIP. 19830402 201012 1 006
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima
untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana pendidikan.
Hari :
Tanggal: Juli 2012
Tim Penguji Skripsi
Nama terang Tanda tangan
Ketua : Dra. Hj. Siti Wahyuningsih, M. Pd ……………………….
Sekretaris : Dra. Yulianti, M. Pd ……………………….
Anggota I : Yudianto Sudjana, S. Kom, M. Kom ……………………….
Anggota II : Muhammad Munif, S. PdI, MA ……………………….
Disahkan oleh
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
a.n Dekan
Pembantu Dekan I,
Prof. Dr. rer. nat. Sajidan, M. Si
NIP. 19960415 199103 1 002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
Tri Hesti Handayani: IMPLEMENTASI PERMAINAN KOTAK KARTU
TEMA LAGU UNTUK MENINGKATKAN KEBERANIAN BERNYANYI
ANAK KELOMPOK B5 TK MASYITHOH SEMESTER II TAHUN
PELAJARAN 2011/2012, Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu
pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keberanian bernyanyi anak
melalui permainan kotak kartu tema lagu kelompok B5 Tahun Pelajaran
2011/2012.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan
dalam 3 siklus yang tediri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan,
observasi, refleksi. Subjek penelitian ini adalah semua anak kelompok B5 TK
Masyithoh Kroya Cilacap Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dan tes unjuk kerja,
dokumentasi dan wawancara. Validasi data dengan menggunakan triangulasi
sumber data dan triangulasi teknik. Prosedur analisis data terdiri dari reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan permainan kotak kartu
tema lagu dapat meningkatkan keberanian bernyanyi kelompok B5 TK Masyithoh
Kroya Cilacap Semester II Tahun Pelajaran 20011/2012. Adanya prosentase
peningkatan keberhasilan keberanian bernyanyi anak dari pada siklus I 53,33%,
siklus II 70% dan siklus III 90%.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan Penerapan Permainan
Kotak Kartu Tema Lagu meningkatkan keberanian bernyanyi kelompok B5 TK
Masyithoh Kroya Cilacap Semester II tahun pelajaran 2011/2012 .
Kata Kunci: Permainan Kotak Kartu Tema Lagu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Tri Hesti Handayani: THE IMPLEMENTATION OF THE GAME BY USING
SONG CARD TO IMPROVE THE STUDENT’S BRAVENESS IN GROUP B5 AT
TK MASYITHOH SEMESTER 2 ACADEMIC YEAR 2011/2012 TO SING,
Thesis. Faculty of Teacher Training and education Sebelas Maret University
Surakarta, July 2012.
This research is aimed to improve the student’s braveness to sing by using
the song card in group B5 academic year 2011/2012.
This class action research was divided into three cycles. Every cycle
includes four steps such as planning, action, observation and reflection. The
subject of this research was all of the students in group B5 at TK Masyithoh
Kroya Cilacap Semester 2 academic year 2011/2012. The technique employed to
collect the data was by observing, interviewing, giving test and having
documentation. The validity test of this research employed source triangulation
and technique triangulation. The procedure of data analysis included data
reduction, data presentation, and conclusion (verification).
The result of this research shows that the application of the game by using
song card can improve the student’s braveness in group B5 at TK Masyithoh
Kroya CilacapSemester 2 academic year 20011/2012to sing. The result showing
the braveness of the students to sing is 53,33% cycle1, 70% cycle2, and 90% cycle
3.
Based on this research, it can be concluded that the application of song
card can improve the braveness of the students at TK Masyithoh Kroya Cilacap
Semester 2 academic year 20011/2012 to sing.
Keyword: the game by using song card
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
“Jangan salahkan keadaan menjadi buruk tetapi koreksi diri kita untuk merubah
keadaan yang lebih baik”.
“Koreksi diri kita sebelum mengoreksi orang lain”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan karya ini untuk:
Bapak dan Ibu
Berkat doa yang tulus ikhlas, kerja keras tiada henti, kasih dan cinta yang terus
mengalir takan terbatas, motivasi yang selalu kalian berikan tiada kata terucap
selain sayang yang mengiringiku.
Bpk. H.Y. Padmono (Alm)
Bimbingan dan arahan ilmu yang telah diberikannya yang bermanfaat membantu
menemukan jalan untuk dapat mengambil karya ini agar dapat diterima oleh
masyarakat. Semoga engkau diterima pada tempat layak disisi-Nya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang memberikan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Skripsi ini menerapkan permainan kotak kartu tema lagu dalam
pembelajaran di TK masyhithoh Kroya Cilacap Semester II Tahun Ajaran
2011/2012 untuk meningkatkan Keberanian Bernyanyi.
Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan berupa
arahan dan dorongan selama penulisan skripsi. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
atas segala kebijaksanaanya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi;
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan yang telah memberikan persetujuan
skripsi;
3. Ketua program Pendidikan yang telah memberikan izin penulisan skripsi;
4. Yudianto Sudjana, S.Kom.,M.Kom selaku pembimbing I yang telah
banyak membantu mengarahkan, membimbing, dan memberikan dorongan
dengan kesabaran dan tulus sampai dengan skripsi ini terwujud
5. Muhammad Munif, S. PdI., MA selaku pembimbing II yang juga telah
banyak membantu mengarahkan, membimbing, dan memberikan dorongan
dengan kesabaran dan tulus sampai dengan skripsi ini terwujud;
6. Bapak dan Ibu dosen PG –PAUD FKIP UNS Surakarta yang secara tulus
memberikan ilmu dan masukan-masukan kepada penulis;
7. Kepala sekolah yang telah memberikan ijin penelitian.
8. Ibu Sufiarti selaku guru kelas B5 yang telah membantu saya dalam
pelaksanaan penelitian.
9. Anak-anak kelompok B5 yang sudah ikut serta dalam rangka
pelaksanakan tindakan penelitian.
10. Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini berjalan
dengan lancar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapatkan pahala
yang berlipat dari Allah Swt dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi siapa saja
yang membacanya, Amin.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan skripsi ini.
Surakarta, Juli 2012
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN .......................................................................... ii
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... v
ABSTRAK................................................................................................
MOTTO.....................................................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................... i
DAFTAR ISI ..................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
DAFTAR TABEL .........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................
B. Rumusan Masalah .................................................................................
C. Tujuan Penelitian ......................................................................................
D. Manfaat Penelitian ................................................................................
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Keberanian Bernyanyi Anak Usia Dini (AUD) ................
a. Karakteristik Anak usia Dini (AUD)....................................
b. Pengembangan Kemampuan Musikal Anak .....................
c. Pengertian Keberanian Bernyanyi ..........................................
d. Ciri-ciri Keberanian ................................................................
e. Kiat-kiat Keberanian ...............................................................
f. Keberanian Bernyanyi pada Anak Usia Dini (AUD) ..............
i
ii
iii
iv
v
vi
viii
ix
x
xii
xv
xvi
xviii
1
3
3
4
5
5
6
8
10
11
14
13
15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
2. Tinjauan tentang Permainan Kotak Kartu Tema Lagu ..........................
a. Pengertian Permainan .................................................................
b. Ciri-ciri Permainan ................................................................
c. Manfaat Permainan .................................................................
d. Permainan Kotak Kartu Tema Lagu .......................................
B. Penelitian yang Relevan ......................................................................
C. Kerangka Berpikir ...............................................................................
D. Hipotesis Tindakan ..............................................................................
BAB III METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian ...................................................................................
B. Subjek Penelitian .........................................................................................
C. Data dan Sumber Data ...............................................................................
D. Teknik Pengumpulan Data .....................................................................
E. Uji Validasi Data .......................................................................................
F. Analisis Data ..........................................................................................
G. Indikator Kinerja Penelitian ........................................................................
H. Prosedur Penelitian ................................................................................
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi pratindakan................................................................................ 53
B. Deskripsi Hasil Tindakan ......................................................................
1. Siklus I
a. Perencanaan………………………………………………………
b. Tindakan…………………………………………………………..
c. Observasi……………………………………………………………..
d. Refleksi…………………………………………………………..
2. Siklus II
a. Perencanaan………………………………………………………
b. Tindakan…………………………………………………………..
c. Observasi……………………………………………………………..
d. Refleksi…………………………………………………………
15
15
16
17
19
23
25
26
27
29
29
29
31
32
33
34
42
47
47
48
55
61
64
65
72
78
79
80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
80
81
87
93
95
101
104
104
105
106
109
3. Siklus III
a. Perencanaan…………………………………………………..
b. Tindakan………………………………………………….......
c. Observasi……………………………………………………..
d. Refleksi……………………………………………………….
C. Perbandingan Hasil Penelitian Antar Siklus .....................................
D. Pembahasan.......................................................................................
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan............................................................................................
B. Implikasi............................................................................................
C. Saran..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
LAMPIRAN ...............................................................................................
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Berpikir ...................................................................................
2. Model Langkah-langkah Pelaksanaan Tindakan Kelas (PTK) ..........
3. Data Prasiklus Keberanian Bernyanyi kelompok B5 .......................
4. Data Siklus I Keberanian Bernyanyi kelompok B5 .......................
5. Data Siklus II Keberanian Bernyanyi kelompok B5 .......................
6. Data Siklus III Keberanian Bernyanyi kelompok B5 .......................
7. Data Nilai Rata-rata Peningktan Keberania Bernyanyi Kelompok B5.....
8. Data Rekapitulasi Keberanian Bernyanyi Kelompok B5 .......................
9. Data perbandingan Peningkatan Keberanian Bernyanyi .........................
10. Data Rekapitulasi Observasi Kinerja Guru ...................................
11. Data Rekapitulasi Observasi Aktivitas Anak ...................................
26
35
46
63
79
94
96
97
97
99
100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
28
34
37
39
41
43
44
45
45
46
55
56
61
62
62
72
73
78
78
77
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Jadwal Penelitian …………………………………………..................
2. Indikator Pencapaian Keberhasilan ................................... .........
3. Pokok-pokok Rencana Kegiatan harian (RKH) Siklus 1 ..........
4. Pokok-pokok Rencana Kegiatan harian (RKH) Siklus 1 ..........
5. Pokok-pokok Rencana Kegiatan harian (RKH) Siklus 1 ..........
6. Data Observasi Kinerja Guru ..........................................................
7. Data Observasi Aktitas Anak Prasiklus ................................... .........
8. Kriteria Penilaian Prasiklus ..........................................................
9. Daftar nilai Keberanian Bernyanyi Kelompok B5 TK Masyithoh
Kroya Cilacap Prasiklus ........................................................... .........
10. Data Frekuensi Keberanian Bernyanyi Kelompok B5 TK Masyithoh
Kroya Cilacap Prasiklus ........................................................... .........
11. Data Observasi Kinerja Guru siklus I ................................... .........
12. Data Observasi Aktivitas Anak Kelompok B5 TK Masyithoh Kroya
Cilacap Prasiklus Siklus I ..........................................................
13. Kriteria Penilaian Siklus I ............................................... .........
14. Daftar Nilai Keberanian Bernyanyi Kelompok B5 Siklus I TK
Masyithoh Kroya Cilacap ............................................... .........
15. Data Frekuensi Keberanian Bernyanyi Kelompok B5 TK Masyithoh
Kroya Cilacap Siklus I ........................................................... .........
16. Data Observasi Kinerja Guru Siklus II .............................................
17. Data Observasi Aktivitas Anak Kelompok B5 TK Masyithoh Kroya
Cilacap Siklus II ....................................................................... .........
18. Kriteria Penilaian Siklus II .........................................................
19. Daftar Nilai Keberanian Bernyanyi Kelompok B5 TK Masyithoh
Kroya Cilacap Siklus II .....................................................................
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
79
87
88
93
93
94
96
99
100
44
53
54
59
60
60
70
71
76
77
20. Data Frekuensi Keberanian Bernyanyi Kelompok B5 TK Masyithoh
Kroya Cilacap Siklus II ........................................................... ..........
21. Data Observasi Kinerja Guru Siklus III ................................... .........
22. Data Observasi Aktivitas Anak Kelompok B5 TK Masyithoh Kroya
Cilacap Siklus III............ .....................................................................
23. Kriteria Penilaian Siklus III ............................................... .........
24. Daftar Nilai Keberanian Bernyanyi Kelompok B5 TK Masyithoh
Kroya Cilacap Siklus III ........................................................... .........
25. Data Frekuensi Keberanian Bernyanyi Kelompok B5 TK Masyithoh
Kroya Cilacap Siklus III ............................................................ .........
26. Rekapitulasi Hasil Penilaian Keberanian Bernyanyi Kelompok B5....
27. Rekapitulasi Nilai Rata-rata Kinerja Guru .................................
28. Rekapitulasi Nilai Rata-rata Aktivitas Anak TK Masyithoh Kroya
Cilacap ................................................................................... .........
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Lembar Wawancara Sebelum Diterapkan Permainan ....................... 109
2. Lembar Wawancara Sesudah Diterapkan Permainan ....................... 111
3. Diskriptor penilaian Keberanian Bernyanyi ..........................................113
4. Penilaian Keberanian Bernyanyi Prasiklus.............................................115
5. Rencana Kegiatan Harian Siklus I Pertemuan I ................................... 117
6. Skenario Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1 ................................... 120
7. Daftar Lagu & Hasil Karya Siklus I Pertemuan 1 ....................... 124
8. Rencana Kegiatan Harian Siklus I Pertemuan 2 ................................... 127
9. Skenario Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2 ................................... 130
10. Daftar Lagu & Hasil Karya Siklus I Pertemuan 2 ....................... 135
11. Rencana Kegiatan Harian Siklus I Pertemuan 3 ................................... 137
12. Skenario Pembelajaran Siklus I Pertemuan 3 ................................... 140
13. Daftar Lagu & Hasil Karya Siklus I Pertemuan 3 ....................... 144
14. Rencana Kegiatan Harian Siklus II Pertemuan I ................................... 148
15. Skenario Pembelajaran Siklus II Pertemuan 1 ................................... 151
16. Daftar Lagu & Hasil Karya Siklus II Pertemuan 1 ....................... 155
17. Rencana Kegiatan Harian Siklus II Pertemuan 2 ................................... 157
18. Skenario Pembelajaran Siklus II Pertemuan 2 ................................... 160
19. Daftar Lagu Siklus & Hasil karya siklus II Pertemuan 2 .......... 164
20. Rencana Kegiatan Harian Siklus II Pertemuan 3 ................................... 166
21. Skenario Pembelajaran Siklus II Pertemuan 3 ................................... 169
22. Daftar Lagu Siklus II & Hasil Karya Pertemuan 3 ....................... 173
23. Rencana Kegiatan Harian Siklus III Pertemuan 1 ....................... 177
24. Skenario Pembelajaran Siklus III Pertemuan 1 ................................... 180
25. Daftar Lagu Siklus & Hasil Karya III Pertemuan 1 ....................... 183
26. Rencana Kegiatan Harian Siklus III Pertemuan 2 ....................... 185
27. Skenario Pembelajaran Siklus III Pertemuan 2 ................................... 188
28. Daftar Lagu & Hasil Karya Siklus III Pertemuan 2 ....................... 191
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
29. Rencana Kegiatan Harian Siklus III Pertemuan 3 ....................... 193
30. Skenario Pembelajaran Siklus III Pertemuan 3 ................................... 196
31. Daftar Lagu & Hasil Karya Siklus III Pertemuan 3 ...................... 200
32. Penilaian Keberanian Bernyanyi Siklus I Pertemuan 1 ....................... 202
33. Penilaian Keberanian Bernyanyi Siklus I Pertemuan 2 ....................... 204
34. Penilaian Keberanian Bernyanyi Siklus I Pertemuan 3 ....................... 206
35. Penilaian Keberanian Bernyanyi Siklus II Pertemuan 1 ....................... 208
36. Penilaian Keberanian Bernyanyi Siklus II Pertemuan 2 ....................... 210
37. Penilaian Keberanian Bernyanyi Siklus II Pertemuan 3 ....................... 212
38. Penilaian Keberanian Bernyanyi Siklus III Pertemuan 1 ........... 214
39. Penilaian Keberanian Bernyanyi Siklus III Pertemuan 2 ........... 216
40. Penilaian Keberanian Bernyanyi Siklus III Pertemuan 3 ........... 218
41. Rekapitulasi Penilaian Keberanian Bernyanyi Siklus I ....................... 220
42. Rekapitulasi Penilaian Keberanian Bernyanyi Siklus II ....................... 222
43. Rekapitulasi Penilaian Keberanian Bernyanyi Siklus III ...................... 224
44. Lembar Observasi Kinerja Guru Prasiklus ................................... 226
45. Lembar Observasi Kinerja Guru Sikus I Pertemuan 1 ....................... 228
46. Lembar Observasi Kinerja Guru Sikus I Pertemuan 2 ....................... 230
47. Lembar Observasi Kinerja Guru Sikus I Pertemuan 3 ....................... 232
48. Lembar Observasi Kinerja Guru Sikus II Pertemuan 1 ....................... 234
49. Lembar Observasi Kinerja Guru Sikus II Pertemuan 2 ....................... 236
50. Lembar Observasi Kinerja Guru Sikus II Pertemuan 3 ....................... 238
51. Lembar Observasi Kinerja Guru Sikus III Pertemuan 1 ....................... 240
52. Lembar Observasi Kinerja Guru Sikus III Pertemuan 2 ....................... 242
53. Lembar Observasi Kinerja Guru Sikus III Pertemuan 3 ....................... 244
54. Lembar Observasi Aktivitas Anak Prasiklus ................................... 246
55. Lembar Observasi Aktivitas Anak Siklus I Pertemuan 1 ........... 248
56. Lembar Observasi Aktivitas Anak Siklus I Pertemuan 2 ........... 250
57. Lembar Observasi Aktivitas Anak Siklus I Pertemuan 3 ........... 252
58. Lembar Observasi Aktivitas Anak Siklus II Pertemuan 1 ........... 254
59. Lembar Observasi Aktivitas Anak Siklus II Pertemuan 2 ........... 256
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
60. Lembar Observasi Aktivitas Anak Siklus II Pertemuan 3 ........... 258
61. Lembar Observasi Aktivitas Anak Siklus III Pertemuan 1 ........... 260
62. Lembar Observasi Aktivitas Anak Siklus III Pertemuan 2 ........... 262
63. Lembar Observasi Aktivitas Anak Siklus III Pertemuan 3 ........... 264
64. Foto Kegiatan .......................................................................................266
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut kurikulum 2004 karakteristik anak usia dini masih suka bermain
sehingga pembelajaran yang digunakan adalah bermain sambil belajar.
Pembelajaran dengan bermain memberikan suasana yang menyenangkan dan
ketertarikan anak mengikuti pembelajaran. Guru dapat memodifikasi permainan
yang dapat dikembangkan di PAUD agar pembelajaran dapat bervariasi dan
mengatasi kejenuhan anak. Keaktifan anak sangat diperlukan karena membantu
proses perkembangan anak berjalan dengan baik.
Aspek perkembangan yang ditingkatkan pada penelitian ini yaitu aspek
emosional yang mengarahkan kematangan mental. Pengungkapan ekspresi emosi
anak lebih mudah ditunjukan melalui sikap dan perilaku anak, dibandingkan
mengungkapkannya secara verbal. Umumnya, emosi yang ditunjukan pada anak
usia dini memperlihatkan emosi negatif. Perkembangan emosional yang terjadi
pada anak usia dini menurut Suyadi (2009) diantaranya, pendiam, pemalu,
minder, dan citra diri (self concept) yang negatif. Rasa malu terjadi pada anak
karena anak merasa takut yang menyebabkan anak tidak nyaman pada kondisi
dirinya sehingga dapat menghambat proses perkembangan mental. Kegiatan untuk
meminimalisir perasaan malu dapat dilihat dari peran penampilan anak untuk
maju ke depan kelas. Peran atau penampilan diri anak memegang peranan yang
penting untuk dapat membentuk konsep diri anak dari adanya sikap keberanian.
Keberanian adalah bagian dari konsep diri pada anak karena suatu sikap
pembawaan dari dalam diri positif yang perlu ditumbuhkan pada anak sebagai
pondasi bagi perkembangan lainnya. Anak dapat menunjukkan sikap keberanian
dari adanya rasa percaya diri dan akibatnya anak aktif melakukan pembelajaran.
Pembelajaran anak usia dini yang dikatakan oleh Seefeldt dan Wasik (2008: 169)
bisa berbuat banyak untuk memelihara rasa percaya diri dalam diri mereka.
Percaya diri anak merupakan pondasi yang dapat mempengaruhi
pencapaian perkembangan. Kenyataan yang terjadi dilapangan tidak sesuai yang
diharapkan. Pembelajaran Taman Kanak-kanak menggunakan metode
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
konvensional yang menghambat proses perkembangan emosi. Umumnya, Taman
Kanak-kanak (TK) menjadi miniatur Sekolah Dasar (SD) dengan kegiatan yang
menghasilkan pada lembar kertas yang dinamakan Lembar Kerja Anak (LKA).
Anak terbebani dalam proses kegiatan tersebut karena pada hakekatnya
pembelajaran yang diterapkan anak usia dini sesuai dengan karakteristik anak.
Kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak salah
satunya yaitu bernyanyi. Bernyanyi merupakan kegiatan yang sering dilakukan
dan utama dalam proses pembelajaran karena banyak mengembangkan aspek
perkembangan. Proses kegiatan pembelajaran bernyanyi memberikan suasana
yang menarik karena dapat memusatkan perhatian anak mengikuti pembelajaran.
Berdasarkan observasi yang dilakukan bulan Januari 2012 pada kelompok
B TK Masyithoh menunjukkan pembelajaran yang dilakukan guru model sentra
dimana dari kegiatan awal sampai kegiatan apersepsi duduk dalam satu tempat
yang disebut sentra (pusat) setelah itu, anak duduk di kursi ketika akan
melaksanakan kegiatan inti. Pembelajaran berpusat pada guru yang membuat anak
pasif karena tidak sesuai dengan karakteristik anak usia dini dan akibatnya, anak
merasa bosan, hanya bermain-main sendiri tanpa memperhatikan guru yang
menjelaskan. Anak yang tidak aktif membuat kurangnya sikap keberanian ketika
melakukan kegiatan sendiri khususnya penampilan diri di depan kelas. Kurangnya
kesadaran dari guru bahwa melatih keberanian anak usia dini penting dilakukan
karena berguna bagi masa depannya. Anak masih malu apabila diminta guru maju
bernyanyi dalam kelompok kecil atau sendiri. Kegiatan bernyanyi walaupun
disukai anak tetapi tidak pernah diterapkan menjadi suatu kegiatan yang menarik.
Hal itu menyebabkan keenggangan anak diajak bernyanyi di depan kelas dan
seandainya anak mau bernyanyi, sikap malu anak ditunjukan dengan suara yang
dikeluarkan tidak bisa terdengar orang lain, kepala menunduk tidak memandang
teman-teman, dan tidak bersemangat dalam bernyanyi. Berdasarkan observasi
bahwa anak yang menunjukkan keberanian apabila maju bernyanyi hanya 40%
sekitar 12 anak yang mencapai bulatan penuh (●) dari 30 anak.
Peneliti juga melakukan wawancara bulan Januari 2012 kepada kepala
sekolah TK Masyithoh. Hasil dari wawancara menunjukkan permasalahan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
terjadi tidak hanya timbul dari anak tetapi dari guru TK Masyithoh. Guru
memberikan keterangan bahwa kegiatan bernyanyi banyak meningkatkan
beberapa aspek perkembangan tetapi, pembelajaran bernyanyi yang dilakukan
guru, belum menerapkan pada penampilan diri anak untuk bernyanyi. Guru
kurang kreatif dalam melakukan pembelajaran bernyanyi sehingga anak hanya
pasif mengikuti aturan guru dan sulit bagi anak untuk mengembangkan aspek
emosional pada anak. Anak hanya bernyanyi bersama-sama dengan tepuk tangan
tanpa alat yang digunakan anak untuk menunjang kegiatan tersebut. Mengajarkan
anak bernyanyi tidak disertai gerakan-gerakan yang menunjukkan ekspresi dari isi
lagu menunjang dan anak untuk percaya diri. Pembelajaran tersebut jika terus-
menerus terjadi, akibatnya anak masih malu-malu apabila bernyanyi di depan
kelas sendiri dan emosi yang ditunjukkan pada masing-masing anak ekspresif.
Permasalahan tersebut dapat diatasi oleh strategi yang menarik. Salah satu
strategi yang bisa dilakukan untuk meningkatkan keberanian anak adalah dengan
Permainan Kotak Kartu Tema lagu. Pembelajaran menggunakan permainan
diharapkan membuat anak aktif dan dapat menumbuhkan keberanian bernyanyi
anak. Permainan kotak kartu lagu adalah merupakan pembelajaran yang
memberikan pengalaman musik anak usia dini. Pengalaman musik yang dimaksud
dalam permainan yaitu dengan bernyanyi yang banyak disukai anak.
Pembelajaran bernyanyi disaji dengan permainan memberikan kegiatan yang
menyenangkan dari adanya media kotak dan kartu gambar yang menarik.
Berdasarkan masalah di atas peneliti perlu mengadakan penelitian yang
berjudul Implementasi Permainan Kotak Kartu Tema Lagu untuk meningkatkan
Keberanian Bernyanyi Anak Kelompok B5 Taman Kanak-kanak (TK) Masyithoh
Kroya-Cilacap Semester II Tahun Ajaran 2011/2012.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini yaitu:
“Apakah permainan Kotak Kartu Tema Lagu dapat meningkatkan
keberanian bernyanyi anak kelompok B5 TK Masyithoh Kroya, Cilacap semester
II tahun pelajaran 2011/2012?.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan keberanian bernyanyi anak
melalui Permainan Kotak Kartu Tema Lagu kelompok B5 TK Masyithoh Kroya,
Cilacap semester II tahun pelajaran 2011/2012.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini menumbuhkan sikap keberanian anak bernyanyi dengan
permainan kotak kartu tema lagu.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
1) Bertambahnya pengalaman guru dalam menerapkan permainan Kotak
Kartu Tema Lagu.
2) Meningkatnya keterampilan dalam menerapkan pembelajaran dengan
permainan yang menyenangkan bagi anak.
3) Meningkatnya kinerja guru yang profesional.
b. Bagi Anak Didik
1) Meningkatnya proses kematangan perkembangan mental yang dapat
bermanfaat untuk perkembangan selanjutnya.
2) Menumbuhkan rasa percaya diri belajar tampil di depan kelas sebagai
peningkatkan perkembangan emosi positif.
3) Membangun keaktifan anak sehingga memberikan dasar untuk
mengembangkan potensinya.
c. Bagi peneliti selanjutnya
Bertambahnya khasanah pengetahuan untuk bahan pertimbangan dalam
mengambil permasalahan yang sejenis.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Tinjauan Keberanian Bernyanyi Anak Usia Dini (AUD)
a. Karakteristik Anak Usia Dini (AUD)
Anak TK merupakan bagian anak prasekolah yang berusia 3-6
tahun. Montessori (Syaodih, 2005: 11) menjelaskan anak memiliki motif
yang kuat ke arah pembentukan diri (self-contruction), dengan dorongan
ini anak secara spontan mengembangkan dan membentuk dirinya melalui
pemahaman terhadap lingkungannya. Pembentukan diri pada anak terjadi
sebagai pondasi dari proses tingkat pencapaian perkembangan oleh
karena itu pentingnya guru/orang tua pengetahuan mengenai
karakteritik/ciri anak. Berikut ini ciri khas anak usia dini menurut
Kartono (Syaodih, 1986: 113):
1) Bersikap Egosentris Naif
Seseorang anak yang egosentris naif memandang dunia luar dari
pandangannya sendiri, sesuai dengan pengetahuan dan
pemahamannya, dibatasi oleh perasaan dan pikirannya yang
masih sempit. Sikap ini bersifat sementara dan senantiasa dialami
oleh setiap anak dalam proses perkembangannya.
2) Relasi Sosial yang Primitif
Relasi sosial yang primitif merupakan akibat dari sifat egosentris
yang naif. Ciri ini ditandai oleh kehidupan anak yang belum
memisahkan antara keadaan dirinya dengan keadaan lingkungan
sosial sekitarnya artinya belum dapat membedakan antara kondisi
dirinya dengan orang lain atau anak lain diluar dirinya.
3) Kesatuan jasmani dan rohani yang hampir tidak terpisahkan
Anak belum dapat membedakan antara dunia lahiriah dan
batiniah. Penghayatan anak terhadap sesuatu dikeluarkan atau
diekspresikan secara bebas spontan, dan jujur baik dalam mimik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
tingkah laku maupun bahasanya. Anak tidak dapat berbohong
atau bertingkah laku pura-pura, anak mengekspresikannya secara
terbuka.
4) Sikap hidup yang fisiognomis
Anak memberikan sifat lahiriah atau sifat konkrit nyata terhadap
apa yang dihayatinya karena pemahaman terhadap apa yang
dihadapinya masih bersifat menyatu antara jasmani dan rohani.
Segala sesuatu yang ada disekitarnya dianggap memiliki jiwa
yang merupakan makhluk hidup yang memiliki jasmani dan
rohani sekaligus, seperti dirinya sendiri.
Berdasarkan karakteristik yang disebutkan di atas dapat
disimpulkan bahwa karakteristik anak memiliki ciri khas yang umumnya
memiliki kesamaan antara anak yang satu dengan anak lain. Anak-anak
menunjukan sikap egosentris, relasi sosial yang primitif, sampai pada
sikap fisiogmatis yang masih diperlukan proses pematangan dalam
pendidikan TK.
b. Perkembangan Kemampuan Musikal Anak Usia Dini
Musik adalah bunyi atau kesan terhadap sesuatu yang ditangkap
oleh indra pendegar. Bunyi yang diterima berbeda-beda berdasarkan
sejarah, lokasi, budaya, dan selera orang (Rasyid, 2010: 13). Musik
memiliki sejarah yang sangat panjang dari abad pertengahan sampai
sekarang ini. Perkembangan musik berjalan dengan baik karena banyak
masyarakat yang menyukainya. Selain itu, musik membawa beberapa
manfaat bagi manusia semenjak bayi dalam kandungan sampai dewasa.
Perkembangan otak bayi dalam kandungan dapat berkembang pesat
apabila mendengarkan musik klasik karena akan merasa tenang dan
nyaman. Bayi yang mendengar musik merupakan awal dari kemampuan
dasar musikal anak.
Perkembangan otak anak usia dini juga berkembang pesat karena
adanya pengalaman musik. Memahami lebih lanjut tentang musik,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
penting bagi guru tentang perkembangan musikal anak. Sheppard (2007:
145) memaparkan perkembangan musikal anak usia 0-7 tahun yaitu :
1) Perkembangan Musikal Anak Usia 0-1 Tahun
Usia 2 minggu bayi sudah mencoba berhubungan dengan ritme
kata atau lagu. Mereka menggerakkan tangan dan kaki selaras
dengan suara oang tua atau pengasuh. Bertambah usia 2 minggu,
mulai bermain dengan mengeluarkan suara bernada tinggi secara
sengaja. Menginjak usia tiga bulan, sering kali mulai
bereksperimen dengan suara-suara vokal (ooo, eee, aaa, dll) serta
suara menggumam.
2) Perkembangan Musikal Anak Usia 1-3 Tahun
Usia 1 tahun mulai mengembangkan banyak kata tambahan dari
kemampuan vokalisasi prabicaranya, kemudian anak 3 tahun
dapat menyanyikan lagu-lagu yang terdapat dilingkungannya
dalam bentuk yang dapat dikenali.
3) Perkembangan Musikal Anak Usia 4 – 5 Tahun
Pita suara anak mendapatkan kekuatan dan kemampuan
pengendalian yang lebih tinggi terjadi pada usia 3-4 tahun. Secara
normal anal dapat mengulangi lagu-lagu dengan penggunaan
melodi, ritme, dan lirik yang akurat.
4) Perkembangan Musikal Anak Usia 5-7 Tahun
Anak menunjukkan pilihan musik secara jelas dan menyukai lagu,
istrumen, dan bahkan penyanyi tertentu. Usia ini melakukan
aktivitas bernyanyi sebagai aktivitas sosial utama dan memicu
fungsi daya ingat.
Tahapan perkembangan musikal anak merupakan tahap dimana
anak memiliki suatu kemampuan musik sejak lahir. Sesuai tingkatan usia,
diketahui dari bayi dalam kandungan yaitu mendengarkan kemudian lahir
dapat mengucapkan kata-kata vokal, sampai usia 7 tahun sudah dapat
memilih lagu yang disukai. Pengalaman musik yang dilakukan peneliti,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
ditujukan pada anak usia 6 tahun yang secara musikal anak menyukai
lagu-lagu tertentu.
c. Pengertian Keberanian Bernyanyi
Percaya diri adalah sikap yang memiliki arti penting bagi
kehidupan sehari-hari. Pembentukan pribadi seseorang yang percaya diri
akan mampu melakukan kegiatan dengan maksimal apabila memiliki
rasa percaya diri. Percaya diri adalah percaya terhadap kemampuan diri
untuk menghadapi situasi-situasi baru (Elizabeth, 2009: 161). Menurut
Lidenfield ( 1997: 3) orang yang percaya diri adalah orang yang merasa
puas dengan dirinya. Pendapat tersebut didukung oleh Dariyo (2007:
206) menyatakan bahwa percaya diri (self-confidence) adalah
kemampuan individu untuk dapat memahami dan meyakini seluruh
potensinya agar dapat dipergunakan dalam menghadapi penyesuaian diri
dengan lingkungan hidupnya. Gunawan (2007: 47) memambahkan
definisi dari percaya diri. Menurutnya, percaya diri adalah seberapa besar
rasa percaya diri kita sendiri bahwa kita mampu melakukan sesuatu atau
bertindak dengan berhasil.
Percaya diri seseorang dapat dilihat dari orang yang memiliki
keberanian karena bagian dari percaya diri yaitu keberanian. Arti kata
keberanian 1) Melakukan hal yang benar tanpa merasa kesulitan; 2)
menghadapi ketakutan dengan percaya diri - menjadi berani. Percaya diri
didefinisikan dalam Oxford English Dictionary (Elizabet, 2009: 62)
dengan 1) firm trust (kepercayaan yang kokoh) 2) assured expection
(harapan yang jelas) 3) boldness (keberanian). Ellison dan Barnet (2009:
194) mengartikan keberanian adalah keadaan siap untuk mengambil
resiko demi suatu hal yang baik, teguh apa yang diyakini, dan mampu
untuk menjadi diri sendiri tanpa harus terlalu peduli pada pendapat orang
lain. Indra (2010) menambahkan pengertian keberanian yaitu sebagai
sikap untuk berbuat sesuatu dengan tidak terlalu merisaukan
kemungkinan-kemungkinan buruk. Menurut Patrick, Fowles and Krueger
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
(2009) boldness, which is defined as the nexus of social dominance,
emotional resiliency, and venturesomeness bahwa keberanian
didefinisikan sebagai perhubungan dominasi sosial, ketahanan
emosional, dan berani.
Berdasarkan pengertian keberanian di atas dapat disimpulkan
bahwa keberanian adalah suatu sikap yang menjembatani seseorang
untuk melakukan sesuatu dengan adanya pemikiran positif, teguh apa
yang diyakini seseorang sehingga mampu mengembangkan potensinya
dalam lingkungannya. Hal itu, merupakan pembentukan konsep diri pada
seseorang yang sangat baik dibangun dalam kehidupan karena seseorang
akan mengembangkan kemampuannya secara maksimal sehingga dapat
mencapai kesuksesan. Menumbuhkan rasa percaya diri pada anak
dilakukan guru dalam pembelajaran di Taman Kanak-Kanak (TK)
merupakan hal yang penting karena mengarahkan pada konsep diri.
Konsep diri yang dibangun pada anak usia dini agar memiliki keberanian
dapat ditunjukkan dengan melakukan suatu kegiatan tanpa rasa takut
akan menghadapi berbagai hal baru dilingkungannya.
Menumbuhkan keberanian anak penting dilakukan karena akan
berpengaruh pada kehidupannya. Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti
untuk menumbuhkan keberanian melalui bernyanyi. Banyak berbagai
pendapat yang mengartikan tentang bernyanyi. Diantaranya, Jamalus
(1992: 13) mengartikan bernyanyi adalah suatu bentuk kegiatan seni
untuk mengungkapkan pikiran atau perasaan manusia melalui suaranya.
Didukung oleh pendapat Rasyid (2010: 190) yang mengartikan bernyanyi
adalah medium musik pertama yang dimiliki setiap manusia dan
merupakan ekspresi yang natural. Bernyanyi adalah ekspresi natural yang
artistik karena musik merupakan bahasa emosi yang mampu memberikan
kesenangan dan kepuasan. Kamtini dan Tanjung (2005: 118)
menambahkan definisi bernyanyi adalah kegiatan musik yang
fundamental karena anak dapat mendengar melalui indranya sendiri
menyuarakan tinggi rendahnya nada dan irama musik dengan suaranya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
sendiri. Beberapa pendapat tersebut memberikan kesimpulan bahwa
bernyanyi adalah suatu kegiatan musik fundamental dengan cara
mengungkapkan ekspresi jiwa melalui suaranya sehingga mampu
memberikan kepuasan.
Gabungan 2 kata “keberanian” dan “bernyanyi” memberikan
kesimpulan bahwa keberanian bernyanyi merupakan suatu bentuk
pengungkapkan pikiran dan perasaan dengan suara tanpa adanya rasa
takut/malu agar menghasilkan suara secara baik dan benar.
d. Ciri-ciri Keberanian
Keberanian dapat terjadi pada diri individu karena hilangnya
pikiran-pikiran yang memungkinkan hal-hal yang buruk. Anak
menunjukkan sikap keberanian dengan tingkah lakunya seperti
semangat yang tinggi dan aktif melakukan segala hal. Berkaitan
dengan hal itu, disebutkan bahwa anak yang tidak percaya diri
menurut Dariyo (2007: 206) ciri yang ditunjukkan yaitu cenderung
melemahkan hidupnya yang ditunjukkan dengan sikap minder,
pesimis, apatis, dan cenderung apriori. Menurut indra (2010) ciri
percaya diri dapat dibagi 2 yaitu yaitu percaya diri umum dan khusus
salahsatunya yang dapat ditunjukkan oleh anak yaitu semangat.
Tingkah laku anak yang memiliki rasa percaya diri dapat
dilihat dari pendapat Lidenfield (1997: 4) yang menyebutkan percaya
diri batin dan percaya diri lahir. Percaya diri batin yang dimaksud
dimaksud merupakan anggapan atau perasaan bahwa diri kita dalam
keadaaan baik pada anak antara lain:
1) Cinta diri adalah orang yang percaya diri mencintai diri mereka,
bukanlah sesuatu yang dirahasiakan. Unsur rasa percaya diri anak
anak akan : menunjukkan keinginan untuk dipuji, merasa senang
bila diperhatikan, mempunyai alasan dalam usaha mereka untuk
memenuhi kebutuhan ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
2) Pemahaman diri adalah orang dengan percaya diri batin yang
sangat sadar diri. Mereka tidak terus-menerus merenungi diri
sendiri, tetapi secara teratur mereka memiliki perasaan, pikiran
dan perilaku mereka, dan selaku ingin tahu bagaimana pendapat
orang lain tentang diri mereka.
3) Tujuan yang jelas adalah salah satu ciri orang yang memiliki
percaya diri karena orang yang memiliki rasa percaya diri
mempunyai pikiran yang jelas mengapa tindakannya dilakukan
dan tahu apa yang diharapkan.
4) Pemikiran yang positif merupakan orang yang selalu melihat
kehidupan dari sisi yang cerah dan mengharap serta mencari
pengalaman dan hasil yang bagus.
Beberapa ciri-ciri percaya diri batin diatas memberikan
kesimpulan bahwa percaya diri dapat tumbuh dari batin yaitu : cinta diri,
pemahaman diri, tujuan yang jelas, dan pemikiran yang positif. Percaya
diri batin berpengaruh besar bagi seseorang karena timbul dari diri
sendiri. Hal tersebut stimulus sikap percaya diri perlu dilakukan sejak
dini untuk anak yang bermanfaat bagi tumbuh kembang mental anak
sampai dewasa nanti.
e. Kiat menumbuhkan keberanian
Melatih anak untuk berani tampil di depan kelas adalah kebutuhan
anak yang tidak hanya diketahui oleh orang tua saja, tetapi guru PAUD
agar memiliki kesiapan menuju ke jenjang pendidikan selanjutnya.
Upaya yang diterapkan dari keberanian yang merupakan wujud dari
percaya diri pada anak menurut Lindenfield (1997 : 14) yaitu :
1) Memberikan rasa aman pada anak membantu untuk mencoba
mengembangkan kemampuan mereka dan pada saat itulah
percaya diri akan muncul.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
2) Mengajarkan anak lewat contoh merupakan cara yang efektif agar
anak mengembangkan sikap dan keterampilan sosial yang
diperlukan untuk percaya diri.
3) Memberi dukungan pada anak perlu diterapkan untuk kemajuan
anak. Anak perlu seseorang yang menjadi akar agar mereka
percaya diri.
Upaya keberanian tersebut dapat dilakukan pada pembelajaran
sehari-hari di Taman Kanak-Kanak (TK). Menumbuhkan keberanian
pada anak tidak mudah dilakukan, tidak hanya itu saja terdapat pendapat
tentang menyebutkan kiat-kiat menumbuhkan keberanian pada anak yang
diutarakan oleh pendapat Muharomah (2009) antara lain:
1) Memberikan tanggungjawab atau kepercayaan kepada anak
Ketika kita melihat/merasa anak kita melakukan sesuatu yang kita
rasa dia mampu melakukannya, sebaiknya kita memberi
kesempatan kepada dia untuk melakukannya sendiri. Memberi
kesempatan dan kepercayaan kepada dia seperti itu dapat
membuat anak berani dan mandiri.
2) Memberi contoh anak akan selalu mencontoh, hal ini juga berlaku
ketika kita ingin anak berani dan mandiri. Memberi contoh yang
konkret kepada anak, anak akan memahaminya dan semakin
mudah dia menirunya.
3) Jangan terlalu membebani anak karena tahapan yang bisa dilalui
berkembang secara bertahap, sehingga stimulus yang diberikan
kepada si anak harus disesuaikan juga dengan perkembangan si
anak.
Pendapat tersebut senada dengan pendapat Sutiyoso (2011: 96)
yang mengatatakan bahwa memberikan kepercayaan dan tanggung jawab
untuk berbuat. Kepercayaan dapat dilakukan sugesti dengan hal positif
melalui ucapan yang membuat anak percaya terhadap kemampuannya.
Diperkuat oleh pendapat Dr. Marianne Neifert, psikolog Amerika Serikat
(Musbikin, 2012: 245) bahwa tanggung jawab diberikan kepada anak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
agar memiliki sikap percaya diri. Tanggung jawab membuat anak merasa
mampu dalam melaksanakan tugas yang diberikan dan apabila hasilnya
kurang memuaskan tetap berikan pujian. Beliau juga mengutarakan
memberikan semangat pada anak untuk meyakinkan bahwa ia diterima
apa adanya.
Melatih keberanian tidaklah mudah membutuhkan proses yang
lama karena mengubah sikap pembawaan diri anak negatif menjadi
positif. Siswanto dan Lestari (2012: 64) juga menyebutkan beberapa
langkah yang harus dilakukan untuk melatih keberanian:
1) Tumbuhkan basic trust. Terbentuk sejak lahir, pada balita
orangtua harus memberikan respon yang positif terhadap
kebutuhan anak sehingga anak akan merasa aman yang pada
akhirnya lebih mandiri mengadaptasi tantangan yang ada di
depannya.
2) Berikan contoh konkret pada anak.
3) Beri kepercayaan pada anak apabila anak sanggup melakukannya,
dan kesempatan untuk mencoba sesuatu hal baru.
4) Jangan dipaksa untuk segera menguasai semua hal yang diajarkan
karena keberanian anak berkembang secara perlahan.
Beberapa upaya yang disebutkan, dapat disimpulkan bahwa rasa
aman menjadi hal yang paling utama dalam meningkatkan keberanian
anak. Rasa aman memberikan dampak yang besar yaitu dapat
memotivasi dalam diri anak untuk enggan melakukan pembelajaran
sehingga anak tidak merasa takut. Memberikan tanggung jawab juga
sama pentingnya, karena dapat memberikan kepercayaan kepada anak
bahwa mereka mampu untuk melakukanya. Penelitian ini meningkatkan
keberanian dalam bernyanyi sehingga ketika menyanyi diharapkan
memberikan rasa nyaman dengan pembelajaran bermain yang diterapkan.
Tanggung jawab yang diberikan guru terjadi pada saat permainan bukan
berbentuk tugas yang dapat membebani.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
f. Keberanian Bernyanyi untuk PAUD
Kegiatan yang sering dilakukan pada pembelajaran sehari-hari di
TK mengembangkan 5 aspek perkembangan yang salah satunya adalah
aspek perkembangan sosial emosional. Aspek perkembangan sosial-
emosional membawa pengaruh yang sangat besar bagi tumbuh kembang
anak. Perkembangan emosional apabila berjalan baik, maka
perkembangan yang lain juga akan baik yang artinya perkembangan
emosional membawa pengaruh terhadap perkembangan lain.
Kegiatan yang dilakukan dalam pengembangan emosional pada
anak tentunya tidak dengan menggunakan ada hasil tertulis atau Lembar
Kerja Anak (LKA). Peneliti dalam melakukan penelitian menggunakan
kegiatan yang sering dilakukan dan disukai anak yaitu bernyanyi.
Bernyanyi merupakan suatu bagian yang penting dalam pengembangan
diri anak karena dengan bernyanyi anak dapat mengekspresikan apa yang
dirasakan, dipikirkan, diimpikan secara pribadi. Oleh karena itu, untuk
merangsang agar anak dapat tertarik bernyanyi, lagu yang dinyanyikan
harus memiliki karakteristik lagu sesuai usianya.
Lagu anak beragam dapat dilihat dari tema untuk pembelajaran
atau digubah sesuai yang diinginkan. Penting bagi guru untuk memilih
lagu yang sesuai anak karena karakteristik lagu berbeda dengan remaja.
Ciri yang khas dari lagu anak disebutkan oleh Kamtini dan Tanjung
(2005: 117) diantaranya: 1) melodinya sederhana; 2) tangga nada
disesuaikan dengan suara anak; 3) irama lagu riang, lincah dan
menyenangkan; 4) isi lagu berisikan ungkapan kasih sayang, nasehat,
pengetahuan, cerita-cerita lucu, yang sangat menarik bagi anak karena
sesuai dengan dunia mereka.
Karakteristik lagu yang diberikan untuk anak dapat memberikan
pembelajaran yang sesuai jenjang usia. Lagu juga harus terdapat unsur
pendidikan dan sesuai dengan usia anak yaitu bersifat gembira serta tidak
terlalu sulit apabila dinyanyikan anak, dan sesuai dengan dunia anak.
Melalui karakteristik lagu yang sesuai memberikan berbagai manfaat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
yang positif bagi anak yaitu memberikan kesan untuk tertarik
menyanyikannya dan antusias dalam melakukan kegiatan. Anak tanpa
sadar bahwa dengan bernyanyi dapat memberikan pengalaman dalam
musik.
2. Tinjauan Tentang Permainan Kotak Kartu Tema Lagu
a. Pengertian Permainan
Aktivitas anak tidak lepas dari kegiatan bermain karena tidak
dipungkiri bermain merupakan hal yang menyenangkan, membuat anak
rileks tanpa ada rasa terbebani. Menurut Rieber (1996) Research from
education, psychology, and anthropology suggests that play is a powerful
mediator for learning throughout a person's life yang berarti penelitian
dari pendidikan, psikologi, dan antropologi menunjukkan bahwa
bermain merupakan mediator kuat untuk belajar seseorang sepanjang
hidup. Mengingat karakteristik anak masik masih suka bermain, sehingga
pembelajaran di TK idealnya dilakukan dengan permainan. Permainan
pada pembelajaran TK merupakan kegiatan yang menyenangkan dan
dengan aturan tertentu yang dibuat oleh guru. Kegiatan permainan pada
pembelajaran berbeda dengan aktivitas bermain anak yang dilakukan
sehari-hari karena permainan mengarahkan pada aspek-aspek
perkembangan dan mengarahkan anak untuk berinteraksi.
Oblinger (2006: 1) memberikan penjelasan bahwa Games can
seem uneducational they are typically associated with play and
childhood. Even the name implies that games are the opposite of work.
Assertions that games must be used to make learning “fun” ignore the
fact that students who are deeply engaged in learning consider it both
fun and hard work” yang artinya permainan bisa dilaksanakan pada
pembelajaran karena anak dapat bermain bukan bekerja sehingga
aktivitasnya harus membuat belajar "menyenangkan" dan menghilangkan
fakta bahwa permainan dibutuhkan bekerja keras Kegiatan permainan
yang diterapkan oleh peneliti tidak lepas dari hal yang menyenangkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
tetapi memiliki aturan dan tujuan yang jelas yang telah dirancang.
Berdasarkan permainan yang dilakukan oleh peneliti, dapat dilihat dari
pendapat Santrok (1995: 273) mengartikan games adalah kegiatan-
kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh kenikmatan yang melibatkan
aturan seringkali kompetisi dengan satu atau lebih orang. Persamaan arti
kata games dikemukakan oleh Ismail (2009: 23) yang menyatakan bahwa
games adalah aktivitas bermain yang dilakukan dalam rangka mencari
kesenangan dan kepuasan namun, ditandai dengan adanya pencarian
menang kalah. Pendapat ahli Geldrad dan Geldrad (2011: 290)
mendefinisikan permainan adalah hal yang menyenangkan dengan aturan
tertentu, dan juga membantu anak-anak untuk untuk berkembang secara
fisik, kognitif, emosional, dan sosial.
Penjelasan yang di atas memberikan kesimpulan, bahwa
permainan yang dilakukan peneliti adalah kegiatan yang memberikan
kesenangan anak untuk melakukan pembelajaran yang melibatkan
peraturan yang dibuat. Hasil dari permainan memiliki tujuan yang jelas
yaitu meningkatkan aspek-aspek perkembangan sehingga, peneliti
melakukan kegiatan yang disebut games.
b. Ciri-ciri Permainan (Games)
Bermain merupakan kegiatan yang sering dilakukan oleh anak-
anak. Umumnya, anak melakukan aktifitas diluar sekolah sendiri ataupun
bersama teman. Aktivitas bermain yang dilakukan oleh peneliti
menggunakan games sehingga ciri-ciri aktivitas games berbeda dengan
play. Ciri aktivitas dari games dapat disebutkan oleh Ismail (2009)
sebagai berikut: 1) Aktivitas kesenangan yang melibatkan kehadiran
orang lain; 2) Adanya sportivitas aturan menang kalah; 3) Aktivitas yang
dilakukan seseorang dalam rangka memperoleh kesenangan dan
kepuasan setelah mengungguli kemampuan lawan mainnya.
Geldrad dan Geldrad (2011) juga menyebutkan ciri-ciri yang ada
dalam games diantaranya: 1) Perilaku anak-anak dibatasi oleh aturan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Aturan inilah yang membuat anak mempelajari memainkan game dan
batasan serta konsekuensinya; 2) Adanya masalah yang dihadapi anak-
anak dalam permainan, seperti kekalahan, giliran, kehilangan giliran,
berpegang pada aturan, dll; 3) Interaksi antara 2 atau lebih pemain.
Berdasarkan ciri-ciri yang disebutkan oleh pendapat diatas, dapat
dsimpulkan bahwa aktivitas games merupakan aktivitas yang
menyenangkan dilakukan dengan aturan tertentu, sehingga akhirnya anak
akan menghadapi masalah yang melibatkan aktivitas sosial seperti
giliran, kekalahan, dll. Games sangat tepat dilakukan dalam proses
pembelajaran di TK karena melaui aktivitas yang menyenangkan anak
akan terlibat aktif dengan adanya interaksi antara pemain sehingga dapat
meminimalisir anak pemalu.
c. Manfaat permainan
Berbagai aktivitas anak harus membawa manfaat bagi anak
seperti aktivitas bermain yang disukai anak. Hasil penelitian yang
dilakukan bahwa bermain bagi anak-anak mempunyai arti yang sangat
penting. Ismail (2009: 29) menyebutkan berbagai macam manfaat
bermain bagi anak antara lain:
1) Sarana untuk membawa anak ke alam masyarakat. Aktivitas
bermain dilakukan bersama teman menjadikan anak saling
mengenal dan perlahan-lahan menumbuhkan kebersamaan.
2) Mengenal kekuatan sendiri. Anak yang terbiasa bermain dapat
mengenal kedudukan dikalangan teman-temannya dan dapat
mengenal bahan atu sifat-sifat benda yang dimainkan.
3) Memperoleh kesempatan mengembangkan fantasi dan
menyalurkan kecenderungan pembawaannya.
4) Melatih menempa emosi pada proses kegiatan bermain.
Permainan dengan aturan menang dan kalah membawa perasaan
yang bermacam-macam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
5) Memperoleh kegembiraan, kesenangan, dan kepuasan yang
menjauhkan dari perasaan iri hati, dengki,dsb.
6) Melatih diri untuk menaati peraturan yang berlaku.
Terdapat banyak manfaat dari permainan yang dilakukan anak
sehingga kegiatan permainan perlu dilakukan. Bermain membawa arti
penting bermain yang berpengaruh bagi perkembangan anak. Hal itu
disebutkan oleh Musfiroh ( 2005: 13) yaitu:
1) Membantu anak membangun konsep dan pengetahuan melalui
interaksi dengan orang lain.
2) Membantu anak mengembangkan kemampuan mengorganisasi
dan menyelesaikan masalah.
3) Mendorong anak untuk berfikir kreatif karena anak dapat belajar
membuat identifikasi tentang banyak hal, belajar menikmati
proses sebuah kegiatan, belajar mengontrol diri mereka sendiri,
dan belajar mengenali makna sosialisasi dan keberadaan diri
diantara teman sebaya.
4) Meningkatkan kompetensi sosial: interaksi sosial, kerjasama,
menghemat sumberdaya, peduli terhadap orang lain.
5) Membantu anak mengekpresikan dan mengurangi rasa takut
karena anak melakukan kegiatan yang disukai.
6) Membantu anak menguasai konflik dan trauma sosial.
mengekpresikan dan menguasai perasaan mereka secara positif
dan konstruktif.
7) Membantu anak mengenali diri mereka sendiri.
8) Membantu anak meningkatkan kemampuan berkomunikasi dari
interaksi anak antar teman.
Bermain mempunyai beberapa manfaat bagi perkembangan anak.
Berdasarkan manfaat bermain yang disebutkan diatas memberikan
kesimpulan bahwa permainan dengan aturan dapat melatih kedislipinan
anak untuk menaati peraturan dan anak dapat belajar bersosialisasi
dengan teman bermain. Melalui bermain dapat memperoleh beberapa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
peningkatan aspek perkembangan untuk anak TK khususnya pada
perkembangan emosi positif. Peningkatan sikap percaya diri dapat
terwujud karena anak menikmati pembelajaran yang menyenangkan
sehingga menghilangkan rasa takut. Oleh karena itu, pembelajaran
dengan bermain hendaknya menjadi hal yang utama dalam proses
tumbuh kembang anak.
d. Permainan Kotak Kartu Tema Lagu
Lagu merupakan bagian dari musik. Menurut Kamtini (2005: 99)
musik dapat dijadikan sebagai wadah pendidikan dan bagian dari
kehidupan dan perkembangan jiwa manusia. Artinya, musik dapat
mempengaruhi perkembangan manusia. Arti kata dari musik sangat luas
dan banyak di definisikan oleh beberapa ahli. Mengetahui lebih lanjut
tentang musik, Rasyid (2010: 13) mengartikan tentang musik.
Menurutnya, terdapat 3 definisi musik diantaranya: 1) Bunyi atau kesan
terhadap sesuatu yang ditangkap oleh indra pendengar; 2) Suatu karya
seni dengan segenap unsur pokok dan pendukungnya; 3) Segala bunyi
yang dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau kumpulan dan
disajikan dengan musik. Nugroho (Rachmawati 2005: 15) juga
menambahkan pengertian tentang musik yaitu suara atau bunyi-bunyian
yang diatur menjadi sesuatu yang menarik dan menyenangkan. Bagian-
bagian dari musik sangat beragam karena dari arti katanya berasal dari
bunyi-bunyian benda dapat di dengar. Macam-macam musik sangat
beragam, diantaranya berdasarkan kelompok menurut Safrina (2002: 11)
diantaranya:
1. Alat musik yang berasal dari manusia
Yaitu yang berasal dari anggota badan manusia, seperti tepukan
tangan, hentakan kaki, suara manusia yang menjadi sumber adalah
selaput suara yang terdapat di dalam larynk.
2. Alat Musik Pukul
Yaitu dengan cara membunyikannya dengan cara dipukul.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Macam-macam alat musik yang disebutkan diatas memberikan
gambaran bahwa musik memberikan pengertian yang luas tidak hanya
dari alat-alat musik tetapi bisa berasal dari anggota tubuh manusia yang
menggunakan suara manusia. Suara yang dihasilkan dari manusia jika
dikeluarkan dalam bentuk seni sebagai ungkapkan apa yang dirasakan
disebut dengan bernyanyi. Kegiatan bernyanyi adalah salah satu bentuk
pengalaman musik anak. Hal itu dapat dipaparkan pendapat Rasyid
(2010) bentuk-bentuk pengalaman musik yang diberikan oleh anak
adalah:
1. Nyanyian anak-anak
Salah satu perwujudan pernyataan atau pesan yang memiliki daya
menggerakkan hati, dan berwawasan cita rasa keindahan.
2. Bernyanyi
Bernyanyi adalah kegiatan musik yang fundamentamental karena
melalui inderanya sendiri.
3. Mengajarkan Nyanyian
Mengajarkan anak bernyanyi dengan membangun minat anak dan
mengembangkan pembelajaran sesuai dengan daya tangkap anak.
4. Bunyi dan Gerak
Gerak adalah alat yang penting bagi anak untuk mengungkapkan
dirinya melalui musik. Bergerak dapat mendorong anak untuk
melakukan gerakan jasmaniah.
5. Ungkapan Ritmik
Adalah ungkapan berirama yang dapat diamati pada kegiatan, dan
perbuatan anak setiap hari. Salah satu pendekatan untuk
mengembangkan ritmik anak adalah dengan menyediakan alat
musik (gendang, pianika, kerincing)
6. Apresiasi Musik
Apresiasi erat kaitanya dengan nyanyian, alat musik, dan gerak
jasmaniah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Pengalaman musik yang disebutkan diatas memberikan
pemahaman bahwa kegiatan musik yang dilakukan pada anak TK dengan
menggunakan kegiatan bernyanyi dari mengajarkan nyanyian dengan
nyanyian anak-anak, gerak sampai memperkenalkan alat musik bukan
memainkan alat musik. Sesuai dengan karakteristik anak pembelajaran
dilakukan dengan bermain, maka peneliti menggunakan strategi
pembelajaran musik melalui permainan kotak kartu musik.
Permainan kotak kartu musik adalah salah satu permainan dari
permainan musik yang dikenalkan oleh Rachmawati dan Kurniati (2010).
Kegiatan permainan ini didalamnya terdapat pengalaman musik yang
ditujukan untuk anak Taman Kanak-kanak (TK). Musik yang
dimaksukan banyak memberikan aktivitas kreatif yang dapat
mempengaruhi keberhasilan anak dimasa mendatang karena aktivitas
kreatif yang dimaksudkan adalah rasa ingin tahu, sikap ingin mencoba,
dan daya imajinasinya. Aktivitas kreatif dapat menunjukkan ciri-ciri
kepribadian seorang anak yang salah satunya adalah percaya diri dan
mandiri. Permainan ini memberikan suasana yang menyenangkan
didalamnya terdapat kegiatan bernyanyi yang dihubungkan dengan media
kartu dan kotak. Cara permainan kotak kartu musik adalah sebagai
berikut:
1. Guru menyiapkan kotak khusus untuk menyimpan kartu musik
2. Setiap kali anak-anak belajar lagu, guru membuat sebuah kartu dengan
menuliskan judul lagu diatasnya dan sebuah gambar yang berkaitan
dengan lagu tersebut.
3. Untuk mengembangkan kreativitas anak selanjutnya, guru dapat
meminta anak-anak sendiri untuk membuat gambar tentang lagu yang
diajarkan.
4. Menyimpan kartu tersebut dalam kotak.
5. Memperlihatkan kartu dari kotak, kemudian tanya jawab tentang judul
lagu dari kartu gambar yang diperlihatkan, kemudian anak-anak
bernyanyi bersama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Dilihat dari cara permainan kartu musik tersebut, berdasarkan
teori bahwa musik yang dimaksudkan merupakan musik jenis suara yang
dikeluarkan oleh indra manusia yaitu bernyanyi. Bernyanyi yang
dihubungkan dengan media yang mendukung yaitu kartu dan kotak
sebagai penyimpan kartu. Kartu tersebut berisi gambar-gambar dari tema
judul lagu yang baru diajarkan atau dinyanyikan sehingga untuk dapat
memahami isi dari permainan ini dan arti kata musik dikhususkan pada
lagu maka permainan kotak kartu musik ini diubah menjadi “Permainan
Kotak Kartu Tema Lagu”.
Menurut Brodsky, W (2011). “singing games or playground/street
songs, these musical experiences of childhood are acknowledged as a
major platform for child development” artinya permainan bernyanyi,
pengalaman-pengalaman musikal pada masa kecil diakui sebagai dasar
utama untuk perkembangan anak (Brodsky, W: 2011).
Permainan kotak kartu tema lagu merupakan wujud pengalaman
musik untuk anak usia dini dikaji dengan permainan mempunyai
kelebihan. Kelebihannya ditunjukkan oleh penelitian Koukava, dkk
(2011) bahwa permainan musik mampu meningkatkan konsep diri dan
penelitian yang lain oleh Brodsky dan Sulkin (2011) menunjukkan bahwa
permainan lagu/musik untuk perkembangan anak dari usia 5-10 tahun.
Langkah-langkah permainan kotak kartu tema lagu sama dengan
permainan kotak kartu musik tetapi kegiatan bernyanyi disini anak maju
kedepan secara berkelompok sampai anak maju sendiri. Cara permainan
kotak kartu tema lagu sebagai berikut:
1) Guru menyiapkan kotak khusus untuk menyimpan kartu tema lagu.
2) Memberikan apresiasi yaitu: tanya jawab tentang gambar yang
dijadikan judul lagu.
3) Guru menyanyikan lagu (potong bebek angsa, burung hantu, cicak-
cicak di dinding, ikan, kelinci).
4) Guru membuat sebuah kartu dengan menuliskan judul lagu
diatasnya dan sebuah gambar yang berkaitan dengan lagu tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
5) Guru mengajak anak untuk mencari kartu dalam kotak yang
tersedia.
6) Anak duduk pada kelompok kemudian anak bergabung pada
kelompok tersebut berdasarkan kartu yang didapat, kemudian
masing-masing kelompok bernyanyi di depan kelas berdasarkan
nama kelompoknya. (kegiatan ini dilakukan sampai anak maju
sendiri)
7) Memberikan hadiah untuk anak ikut serta dalam permainan.
Berdasarkan cara yang digunakan dari permainan tersebut
memberikan cara yang dapat meningkatkan percaya diri anak anak yang
ditunjukkan dengan keberanian anak maju ke depan kelas dari kelompok
besar sampai kelompok kecil. Pengalaman musik anak dengan bernyanyi
dilakukan dengan permainan yang membuat anak aktif mengikuti
pembelajaran.
B. Penelitian yang Relevan
Pertama, Ema Savitri (2010) yang berjudul “Upaya meningkatkan
keterampilan bahasa melalui metode bernyanyi di TK Mojorejo 1 Sragen”.
Penelitian ini menunjukkan bahwa bernyanyi merupakan salah satu wahana yang
dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan bahasa pada anak usia dini.
Jumlah siklus yang dilaksanakan adalah 2 siklus yaitu siklus I 46,6% atau sekitar
14 anak dan siklus II mencapai 80% atau sekitar 24 anak. Penelitian ini terdapat
perbedaan dengan penelitian yang dilakukan peneliti. Perbedaan dapat dilihat dari
aspek perkembangan yang ditingkatkan. Pada penelitian ini meningkatkan aspek
perkembangan bahasa sedangkan penelitian ini meningkatkan perkembangan
emsional dan setting penelitian dimana dilakukan penelitian. Selain itu,
persamaan dari penelitian ini adalah menerapkan kegiatan bernyanyi.
Kedua, Mahmudah (2011) dengan judul “Penerapan Metode Pemberian
Tugas Dengan Menyanyi Untuk Mengembangkan Kemampuan Berbahasa Anak
Kelompok A di TK KH. A. Wahid Hasyim Bangil Pasuruan”. Penelitian ini
diterapkan metode pemberian tugas dengan menyanyi mencapai peningkatan yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
signifikan, yaitu pada siklus I diperoleh hasil rata-rata dan hasil observasi
kemampuan berbahasa anak mendapat bintang 2, sedangkan pada siklus II
mencapai bintang 3, sehingga hal ini dapat mengembangkan kemampuan
berbahasa anak kelompok A di TK KH. A. Wahid Hasyim Bangil Pasuruan.
Perbedaan terdapat pada penelitian yang dilakukan oleh Mahmudah menggunakan
metode Pemberian Tugas sedangkan peneliti dalam melakukan penelitian strategi
yang digunakan yaitu dengan permainan.
Ketiga, Kouvava, Antonopoulou, Zioga, dan Karali (2011) berjudul The
influence of musical games and role-play activities upon primary school
children's self-concept and peer relationships ( Conference Paper)
bahwa pengaruh permainan musik dan permainan peran kegiatan pada konsep diri
anak-anak sekolah dasar dan hubungan peer (Kertas Conference). Penelitian ini
menaliti 20 anak yang terdiri dari 11 anak laki-laki dan 9 anak perempuan
bersusian 7-8 tahun. Berlangsung selama 8 minggu dan hasilnya penelitian
menunjukkan bahwa dibutuhkan keterampilan sosial anak.
Keempat, Brodsky dan Sulkin (2011) yang berjudul Handclapping songs:
A spontaneous platform for child development among 5-10-year-old children
bahwa Handclapping lagu: Sebuah platform spontan untuk perkembangan anak
antara 5-10 tahun anak. Penelitian ini menyelidiki hasil kurang lebih 2-8 minggu
di kelas. Studi ini menemukan bahwa: (1) anak-anak yang lebih terampil
melakukan lagu handclapping adalah Grader pertama lebih efisien, (2) Grader
Kedua yang secara spontan terlibat dalam lagu handclapping yang diuntungkan
dalam pola kopling bimanual, memori verbal dan tulisan tangan, dan (3) kelas
handclapping lagu pelatihan lebih efisien daripada kelas apresiasi musik dalam
mengembangkan keterampilan non-musik antara Grader Kedua dan Ketiga.
Berdasarkan keempat penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa
penelitian ini terdapat perbedaan dengan penelitian kelima di atas. Perbedaannya
terdapat pada kegiatan bernyanyi yaitu pada penelitian ini menggunakan
meningkatkan aspek pengembangan bahasa yang dilakukan dengan kegiatan
bernyanyi sedangkan peneliti meningkatkan aspek perkembangan emosional yaitu
keberanian dalam kegiatan bernyanyi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
C. Kerangka Berpikir
Permainan adalah kegiatan yang sangat menyenangkan tanpa
menghasilkan hasil akhir dan sangat penting bagi tumbuh kembang anak. Selain
itu, dapat memberikan peluang bagi anak untuk mengembangkan aspek
emosionalnya. Salah satu jenis permainan yang dapat mengembangkan aspek
emosional anak adalah permainan musik dengan kotak kartu tema lagu.
Permainan kotak kartu tema lagu adalah jenis permainan musik yang dilakukan
tanpa menggunakan alat musik apapun tetapi dengan musik vokal anak dengan
media kartu sebagai alat bantu pembelajaran. Permainan ini adalah salah satu jenis
permainan musik yang dirancang oleh Rachmawati dan Kurniati (2011). Unsur-
unsur yang terdapat pada permainan kotak kartu musik adalah pada
lagu/nyanyian. Lagu yang diajarkan kepada anak sesuai dengan karakteristik anak
(sesuai dengan suara anak dan isi lagu tersebut sesuai dengan usia anak). Lagu
yang biasanya disukai anak adalah lagu yang bersifat gembira dan mudah di
hafalkan oleh anak.
Keberanian anak wujud dari adanya rasa percaya diri anak. Keberanian
adalah tidak ada rasa takut untuk menampilkan diri di depan kelas. Perasaan takut
tersebut adalah emosi negatif dari proses kurang matangnya perkembangan
emosional pada diri anak.
Bernyanyi adalah kegiatan yang dilakukan setiap hari di TK. Selain
disukai oleh anak, juga dapat merupakan dapat meningkatkan beberapa aspek
perkembangan seperti aspek perkembangan emosional. Kenyataan dalam proses
pembelajran TK, kegiatan bernyanyi sebagai kegiatan yang tidak dilakukan
pembelajaran menarik, hanya sebatas relaksasi saja. Kegiatan bernyanyi yang
dilakukan dengan menghafal nyanyian yang diajarkan dan anak duduk dibangku
sambil tepuk tangan. Hal tersebut membuat kegiatan bernyanyi tidak ada artinya
untuk meningkatkan aspek perkembangan. Masalah ini, menjadikan anak kurang
keberanian untuk maju kedepan untuk menyanyikan lagu.
Pelaksanan permainan kotak kartu tema lagu dilakukan dengan benar
sesuai dengan skenario pembelajaran sehingga dapat meningkatkan keberanian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
bernyanyi. Guru hendaknya dapat merefleksi kegiatan yang dilakukannya apakah
sudah sesuai dengan skenario apa masih terdapat kekurangan-kekurangan yang
masih perlu untuk diperbaiki. Selain itu, langkah-langkah permainan kotak kartu
musik dirancang sesuai dengan karakteristik anak sehingga anak menikmati
pembelajaran. Oleh karena itu, dengan penerapan permainan kotak kartu tema
lagu pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan keberanian bernyanyi anak.
Penjelasan di atas dapat dibuat bagan kerangka berfikir sebagai berikut:
Bagan 2.1 Kerangka Berfikir
D. Hipotesis Tindakan
Penelitian ini dapat dirumuskan hipotesis tindakan yaitu dengan
menggunakan permainan kotak kartu tema lagu maka keberanian bernyanyi pada
anak kelompok B5 TK Masyithoh, Kroya Cilacap Semester II tahun ajaran
2011/2012 meningkat.
Guru mengajar belum
menggunakan permainan
kotak kartu tema lagu
Guru menggunakan
permainan kotak kartu
tema lagu untuk
meningkatkan keberanian
bernyanyi
Melalui penerapan permainan
kotak kartu tema lagu dapat
meningkatkan keberanian
bernyanyi kelompok B5 TK
Masyithoh Kroya, Cilacap
Semester II tahun Pelajaran
2011/2012
Keberanian
bernyanyi anak
masih rendah
Kondisi
Awal
Tindakan
Kondisi
akhir
Dan seterusnya
Siklus I, II, III
1. Perencanaan
2. Tindakan
3. Observasi
4. Refleksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di TK Masyithoh yang berada di Jalan Merak
Rt. 07 Rw. 9 desa Bajing Kulon, Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap
provinsi Jawa Tengah.. Dilihat dari lokasinya TK Masyithoh Kroya Cilacap
sangat strategis karena berpusat di kota kecamatan. Jarak antara rumah dengan
TK dekat sekitar ± 7 km. Memiliki 7 ruang kelas 1 play group, 1 kelas A, dan
5 kelas B terdiri dari B1, B2, B3, B4, B5 dan ruangan lain seperti 1 ruang
kantor, 1 ruangan guru, 1 UKS, 1 perpustakaan, 1 ruang alat musik, 1 dapur, 1
gudang, dan halaman yang cukup luas untuk pembelajaran di luar kelas.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2011/2012
selama 7 bulan, yaitu pada bulan januari 2012 dan berakhir sampai bulan Juli
2012. Jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
Kegiatan Penelitian Bulan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
1. Persiapan Penelitian
a. Koordinasi peneliti
dengan kepala sekolah
dan guru
b. Penyusunan dan
pengajuan proposal
c. Mengurus ijin penelitian
d. Menyiapkan perangkat
pembelajaran dan
instrumen
2. Pelaksanaan Tindakan
a. Siklus I
1) Perencanaan
2) Pelaksanaan Tindakan
3) Observasi
4) Refleksi
b. Siklus II
1) Perencanaan
2) Pelaksanaan Tindakan
3) Observasi
4) Refleksi
c. Siklus III
5) Perencanaan
6) Pelaksanaan Tindakan
7) Observasi
8) Refleksi
3. Analisa Data dan
Pelaporan
a. Analisa Data (hasil
tindakan 3 siklus)
b. Menyusun
Laporan/skripsi
c. Ujian dan Revisi
d. Penggandaan dan
pengumpulan laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang diteliti adalah anak kelompok B5 TK Masyithoh
Kroya yang berjumlah 30 anak yaitu 10 anak laki-laki dan 20 anak perempuan.
Anak-anak TK Masyithoh kelompok B5 rata-rata masih berumur sekitar 4-
5 tahun. Pada umumnya, anak kelas tersebut masih seperti anak kelompok A
karena anak tidak menginjak playgroup sehingga perkembangan mental anak
masih perlu diberikan rangsangan untuk dapat melatih mentalnya dapat membawa
ke dalam emosi positif.
C. Data dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam peneliti yaitu data kualitatif yang
dikumpulkan dari berbagai sumber. Sumber data dalam penelitian ini yang
diperoleh berasal dari:
1. Keterangan kepala sekolah yang memberikan informasi perkembangan emosi
anak pada TK tersebut, pendapat guru yang mengatakan bahwa proses
pembelajaran yang dilakukan sehari-hari dan karakter anak didik dilihat dari
asal usul keluarga dengan pola perilaku sehari-hari yang dilakukan.
2. Hasil pengamatan selama observasi selama proses pembelajaran tentang
perkembangan mental anak terlihat dari tingkah laku anak dalam proses
pembelajaran.
3. Arsip daftar nama anak didik dari daftar hadir kelas untuk mengetahui jumlah
anak didik TK Masyithoh yang akan di jadikan subjek penelitian.
D. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah
dengan:
a. Observasi
Menurut Arikunto (2005: 229) observasi bukan sekedar mencatat,
tetapi juga mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilaian ke
dalam suatu skala bertingkat. Soermitro (dalam Subagyo, 2004: 63)
mengartikan observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk
kemudian dilakukan pencatatan. Kegiatan ini dilakukan oleh peneliti dalam
proses pembelajaran sedang berlangsung. Peneliti mengamati kegiatan yang
dilakukan guru pada saat kegiatan pra siklus sampai pada siklus III di dalam
kelas, dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir. Dalam hal ini observasi yang
dilakukan terutama dalam kegiatan menyanyi dengan mengidentifikasi
terhadap sikap dan perilaku anak yang dikembangkan serta hal-hal yang
seharusnya terjadi dan muncul diluar apa yang diharapkan.
Alat yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu berupa format
observasi. Format observasi ini memberikan gambaran tentang kemampuan
perkembangan mental dan penilaian peningkatan yang ditimbulkan anak yang
jadikan data untuk dokumentasi yang digunakan untuk mencatat dan menilai
dalam proses dalam peningkatannya. Lembar observasi dinilai guru dengan 4
aspek yaitu: berperilaku aktif, semangat mengikuti kegiatan, cinta diri dan
penampilan diri. Empat aspek tersebut yang nantinya akan menunjukkan
tingkat pencapaian keberanian anak dalam bernyanyi. Selain observasi
kebrhasilan keberanian bernyanyi anak, juga dilakukan observasi kinerja guru
dan aktivitas anak pada proses pembelajaran.
b. Tes Perbuatan (Unjuk Kerja)
Tes adalah alat percobaan untuk menguji. Tes adalah alat yang
digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi
(Arikunto, 2005: 223). Pemberian tes ini dilakukan tidak dengan tes tertulis
tetapi dengan unjuk kerja. Menurut Mulyasa (2012) penilaian unjuk kerja
dilakukan berdasarkan tugas anak dalam melakukan perbuatan. Unjuk kerja
yang dilakukan anak yaitu dengan bernyanyi untuk mengukur sejauh mana
kemampuan perkembangan emosi anak yang dilakukan dengan praktek
langsung menampilkan diri menyanyikan lagu di depan teman-teman. Lagu
yang dinyanyikan merupakan lagu menurut tema yang akan dibuat oleh
peneliti dalam Rencana Kegiatan Harian (RKH).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
c. Dokumentasi
Dokumentasi dapat diartikan pemberian atau pengumpulan bukti-
bukti dan keterangan. Arikunto (2005: 231) mendefinisikan dokumentasi
adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,
transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda,
dan sebagainya. Sedangkan Moleong (2010: 216) mendefinisikan dokumen
adalah setiap bahan tertulis maupunfilm. Dokumen yang dikumpulkan oleh
peneliti berupa daftar nama anak, daftar nilai, dan arsip yang ada dimiliki
sekolah atau guru kelas seperti foto kegiatan bernyanyi.
4. Wawancara
Menurut Moleong (2010: 186) wawancara adalah percakapan dengan
maksud tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua pihak yaitu, pewawancara
(intervieweer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interviewee)
yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Wawancara yang dilakukan
oleh peneliti dengan guru sebagai orang yang memberikan jawaban atas
pertanyaan tentang hal-hal yang berkaitan dengan permasalahan yang terjadi
di TK. Kegiatan wawancara oleh peneliti tentang hal-hal yang berkaitan
dengan proses kegiatan bernyanyi yang dilakukan sehari-hari seperti model
yang diterapkan dan karakter anak didik saat dalam melakukan kegiatan
khususnya bernyanyi.
E. Uji Validitas Data
Keabsahan atau validitas data digunakan teknik triangulasi yang
melibatkan guru atau peneliti, Kepala TK Masyithoh dan teman sejawat serta
dosen PG-PAUD. Triangulasi menurut Moleong (2010: 330) adalah teknik
pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Adapun
teknik trianggulasi hanya ada dua yaitu:
1. Triangulasi data (sumber)
Dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang sejenis dari sumber
data yang berbeda. Melalui teknik trianggulasi data akan dapat memberikan
informasi yang tepat sesuai dengan keadaan anak kelompok B5 TK
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Masyithoh Kroya. Peneliti mengumpulkan data dari pihak sekolah yaitu
kepala sekolah, guru tentang perilaku anak sehari-hari yang menunjukkan
perkembangan emosional anak kelompok B5.
2. Triangulasi Teknik
Dilakukan dengan cara mengumpulkan data dengan teknik
pengumpulan data dari informan yang berbeda tetapi mengarah pada sumber
data yang sama. Ada perbedaan antara hasil pengamatan yang dilakukan oleh
observer dengan hasil pengamatan guru itu yang kemudian dibandingkan.
Pengumpulan data yang dilakukan, peneliti menggunakan teknik observasi
untuk mengetahui data tingkat perkembangan anak.
F. Analisa Data
Moleong (2010: 280) mengartikan analisis data adalah proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan
uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja
seperti yang disarankan data. Analisa data yang digunakan meliputi tiga alur
kegiatan yang terjadi secara terus menerus selama dan setelah pengumpulan data,
yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan /Verifikasi.
1. Reduksi Data
Reduksi data adalah proses pengumpulan data penelitian, dengan
meringkas, mengkode, menemukan tema yang berlangsung selama penelitian
(Iskandar: 76). Jumlah murid TK Masyithoh kroya adalah 30 anak terdiri dari
10 anak laki-laki dan 20 anak perempuan yang seluruhnya menjadi fokus
penelitian. Nama anak diberikan kode dengan nomer.
2. Penyajian Data
Penyajian data yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan format
observasi dan format penilaian untuk mengetahui kemampuan perkembangan
emosional anak di TK Masyithoh Kroya. Setiap pertemuan format dilakukan
penilaian anak dan dibandingkan dari siklus I sampai III sehingga mengetahui
peningkatan keberanian bernyanyi anak. Deskriptor penilaian keberanian
bernyanyi ditulis indikator pengembangan emosional tentang keberanian anak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
(keaktifan, semangat, cinta diri, penanpilan anak) sedangkan pada format
penilaian situlis no, aspek yang dinilai, jumlah skor, nilai, keterangan
menggunakan tanda (●) yang berarti baik/Tuntas (T), (√) cukup/setengah
tuntas (ST) dan (○) kurang/Tidak tuntas (TT). Format observasi diisi pada
setiap pertemuan pada semua siklus berisi proses aktivitas perkembangan
anak dan kinerja guru dalam melaksanakan melakukan permainan kotak kartu
tema lagu.
3. Penarikan Kesimpulan
Tahap ini adalah tahap terakhir setelah data yang telah direduksi. Dari
hasil pengumpulan data, peneliti dapat mengetahui lebih jelas tentang proses
perkembangan emosi positif anak kelompok B TK Masyithoh Kroya Cilacap
Tahun Ajaran 2011/2012.
G. Indikator Kinerja Penelitian
Indikator kinerja merupakan tolak ukur keberhasilan penelitian yang
dilakukan ditunjukkan dengan prosentase 80% (Suwandi, 2009). Pelaksanaan
tindakan dilakukan supaya terjadi peningkatan keberanian bernyanyi anak melalui
permainan kotak kartu tema lagu yang ditunjukkan dengan prosentase
keberhasilan mencapai 80%. Pencapaian keberhasilan tersebut merupakan acuan
atau tolak ukur dalam menentukan keefektifan permainan kotak kartu tema lagu
sebagai cara untuk meningkatkan keberanian bernyanyi pada anak. Diharapkan
anak dapat memperoleh nilai maksimal yang diberi tanda ( ) .
Pelaksanaan tindakan jika memenuhi target prosentase 80% sikap
keberanian bernyanyi pada anak mencapai > 24 anak dari 30 anak dalam 1 kelas.
Pencapaian target yang terjadi pada siklus I maka tidak dilakukan siklus
selanjutnya. Apabila pada siklus I indikator keberhasilan belum terpenuhi maka
dilakukan siklus II dan apabila hasil dari siklus II belum mencapai indikator yag
diharapkan lagi harus melaksanakan siklus III. Anak dapat dikatakan berhasil
dalam keberanian bernyanyi apabila memenuhi kriteria dapat dilihat dari tabel
dibawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
Tabel 3.2 Indikator Pencapaian
Aspek yang diukur
Presentasi
Siswa
yang
ditargetkan
Cara Mengukur
Antusias mengikuti
pembelajaran dari awal sampai
akhir, berpatisipasi aktif dalam
proses permainan. (Aktif)
80 %
Diamati pada saat pembelajaran
permainan dan dihitung jumlah
anak yang dapat menjawab
pertanyaan dari guru.
Anak menunjukkan rasa senang
mengikuti apa yang
diperintahkan guru, mau
memperhatikan guru ketika
sedang menjelaskan, mau
melaksanakan tugas yang
diberikan tanpa bujukan guru.
(Semangat)
80 %
Diamati pada anak
menyanyikan lagu pada tempat
duduk masing-masing dan
dihitung jumlah anak yang mau
mengikuti permainan.
Anak berusaha untuk dapat
bernyanyi di depan kelas, senang
diperhatikan ketika sedang
bernyanyi, ingin dipuji oleh guru
ketika selesai bernyanyi. (Cinta
Diri)
80 %
Diamati tingkah laku anak saat
anak maju kedepan kelas dan
jumlah anak yang menunjukkan
percaya diri.
Anak bernyanyi tanpa ragu-
ragu, suara keras dan dengan
ekspresi yang benar.
(Penampilan diri)
80%
Diukur ketika anak maju
menyanyi ke depan kelas,
diamati cara bernyanyi, dan
hitung jumlah anak yang berani
menyanyikan lagu.
H. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang menggambarkan kegiatan yang memiliki
beberapa tahap yaitu terdiri dari 1. Tahap perencanaan, 2. Tahap pelaksanaan
tindakan, 3. Tahap Observasi, dan 4. Tahap Evaluasi-Revleksi. Langkah-langkah
pelaksanaan tindakan kelas model Hopkins (Aqib, 2009: 31) sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
REKOMENDASI
Bagan 3.1 Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Model Hopkins (Aqip, 2009: 31)
1. Siklus I
Siklus ini bertujuan adalah awal tindakan yang dilakukan untuk
memperbaiki perkembangan emosi positif dalam keberanian bernyanyi anak
melalui permainan kotak kartu tema lagu agar tercipta rasa kenyamanan
pembelajaran bagi anak. Perencanaan siklus ini bertujuan sebagai tindakan
yang dilakukan terhadap masalah yang ada dalam pembelajaran.
a. Tahap Perencanaan Siklus I
Tahap perencanaan ini peneliti menyusun rencana tindakan
dengan didasarkan pada studi pendahuluan yang telah dilakukan yaitu :
Refleksi I
Perencanaan
Aksi I
Observasi
Aksi II Refleksi II
Perencanaan Ulang
Observasi I
Perencanaan Ulang
Aksi III
Observasi III
Refleksi III
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
1) Menentukan indikator dan membuat Rencana Kegiatan Harian
(RKH) tema “Binatang”.
2) Menyiapkan media “kartu gambar” yang digunakan dalam
permainan.
3) Menyiapkan lembar penilaian dan observasi keberanian bernyanyi.
4) Menyiapkan reward.
Tahap ini berisi kegiatan pembelajaran dengan penerapan
permainan kotak kartu musik untuk menumbuhkan rasa percaya diri anak
yang ditandai dengan keberanian anak untuk mengembangkan
perkembangan emosi yang positif.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pada tahap ini dilaksanakan tindakan yaitu dengan penerapan
permainan kotak kartu tema lagu. Secara garis besar kegiatan yang
dilakukan pada siklus ini adalah :
8) Guru memperkenalkan kartu tema lagu, dan cara permainan kotak
kartu tema lagu memberi apresiasi yaitu: tanya jawab tentang
binatang yang dijadikan judul lagu.
9) Guru menyanyikan lagu yang sudah dikenal (potong bebek angsa,
burung hantu, cicak-cicak di dinding, ikan, kelinci).
10) Guru mengajarkan permainan kotak kartu tema lagu dengan cara
mencari kartu dalam kotak yang tersedia.
11) Anak duduk pada kelompok yang diberinama “nama binatang”
kemudian anak bergabung pada kelompok tersebut berdasarkan
kartu yang didapat. kemudian masing-masing kelompok bernyanyi
di depan kelas berdasarkan nam kelompoknya.
12) Memberikan hadiah untuk kelompok yang anggotanya ikut serta
dalam permainan.
c. Tahap Observasi Siklus I
Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Observasi dilakukan terhadap isi tindakan, pelaksanaan
tindakan maupun akibat yang timbul dari tindakan tersebut. Observer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
maupun pelaksana tindakan melaksanakan observasi terhadap
pelaksanaan tindakan sebagai bahan untuk melaksanakan refleksi untuk
menyusun rencana tindakan selanjutnya.
d. Tahap Evaluasi–Refleksi Siklus I
Pada tahap evaluasi–refleksi peneliti mengadakan analisis,
pemaknaan dan penyimpulan terhadap tindakan yang telah dilaksanakan.
Peneliti dan teman sejawat serta kepala sekolah berdiskusi untuk
memaknai data yang diperoleh dalam observasi terhadap tindakan yang
telah dilakukan. Hasil refleksi digunakan sebagai dasar pemikiran untuk
menyusun rencana tindakan yang akan datang. Secara garis besar
penelitian yang dilakukan siklus I, tercantum pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.3 Pokok-pokok Rencana Kegiatan Harian (RKH) Siklus I
Siklus
I
Perencanaan a. Menetukan indikator, tema dan sub tema yang
akan dilakukan untuk pembelajaran.
b. Mngembangkan skenario pembelajaran.
c. Menyiapkan media kotak dan kartu.
d. Mengembangkan format penilaian dan
observasi pembelajaran keberanian bernyanyi.
Tindakan Menerapkan tindakan sesuai dengan skenario
yang telah dibuat.
Observasi Melakukan observasi dengan menggunakan
format observasi.
Refleksi a. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang
telah dilakukan.
b. Melakukan pertemuan untuk membahas hasil
evaluasi tentang skenario dan kegiatan lain.
c. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai
hasil evaluasi, untuk dilanjutkan pada siklus
berikutnya.
d. Evaluasi tindakan I.
2. Siklus II
Siklus adalah ini adalah tahapan yang dilakukan untuk memperbaiki
siklus I yang tujuannya belum mencapai tingkat pencapaian perkembangan.
Kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I dievaluasi dan dilaksanakan
pada siklus II. Peneliti melaksanakan perbaikan-perbaikan pembelajaran dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
menyiapkan Rencana Kegiatan Harian (RKH), menyiapkan lembar observasi,
lembar penilaian proses dan lembar evaluasi.
a. Tahap Perencanaan Siklus II
Tahap perencanaan ini peneliti menyusun rencana tindakan dengan
didasarkan pada studi pendahuluan yang telah dilakukan yaitu :
1) Menentukan indikator dan membuat Rencana Kegiatan Harian
(RKH) tema “Binatang”.
2) Menyiapkan media “kartu gambar” yang digunakan dalam
permainan.
3) Menyiapkan lembar penilaian dan observasi keberanian bernyanyi.
4) Menyiapkan reward.
Tahap ini berisi kegiatan pembelajaran dengan penerapan permainan
kotak kartu tema lagu untuk menumbuhkan rasa percaya diri anak yang
ditandai dengan keberanian anak untuk mengembangkan perkembangan
emosi yang positif.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Pada tahap ini dilaksanakan tindakan dengan penerapan permainan
kotak kartu tema lagu. Secara garis besar kegiatan yang dilakukan pada siklus
ini adalah:
1) Guru memberi apresiasi yaitu: guru menjelaskan tentang hewan yang
dijadikan judul lagu.
2) Guru memperkenalkan lagu baru sebagai perbendaharaan lagu yang
telah diajarkan kepada anak (suara hewan “kambing”, ayam jantan,
kucingku).
3) Guru dan anak bernyanyi berkeliling membentuk lingkaran.
4) Guru mengajarkan permainan dengan menggunakan kotak kartu tema
lagu dengan mencari kartu yang sesuai dengan pasangannya (2-3anak)
dan setelah menemukan pasangan kartu pada teman, kemudian
bernyanyi berdasarkan kartu yang di dapat.
5) Kelompok lain bertugas memberi saran untuk memilih lagu untuk
kelompok yang maju.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
6) Memberikan hadiah untuk kelompok yang anggotanya ikut serta dalam
permainan.
c. Tahap Observasi Siklus II
Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Observasi dilakukan terhadap isi tindakan, pelaksanaan tindakan
maupun akibat yang timbul dari tindakan tersebut. Observer maupun
pelaksana tindakan melaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan
sebagai bahan untuk melaksanakan refleksi untuk menyusun rencana tindakan
selanjutnya.
d. Tahap Evaluasi – Refleksi Siklus II
Pada tahap evaluasi-refleksi peneliti mengadakan analisis, pemaknaan
dan penyimpulan terhadap tindakan yang telah dilaksanakan. Peneliti dan
teman sejawat serta kepala sekolah berdiskusi untuk memaknai data yang
diperoleh dalam observasi terhadap tindakan yang telah dilakukan. Hasil
refleksi digunakan sebagai dasar pemikiran untuk menyusun rencana tindakan
yang akan datang.
Tabel 3.4 Pokok-pokok Rencana Kegiatan Harian (RKH) Siklus II
Siklus
II
Perencanaan a. Merencanakan tema dan sub tema yang akan
dilakukan untuk pembelajaran.
b. Mengembangkan skenario pembelajaran dari
terevisi siklus I.
c. Menyiapkan media kotak kartu pembelajaran,
format penilaian dan observasi pembelajaran.
Tindakan Menerapkan tindakan sesuai dengan rancangan
pembelajaran terrevisi I atau skenario yang telah
dibuat.
Observasi Melakukan observasi dengan menggunakan format
observasi.
Refleksi a. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang
telah dilakukan.
b. Melakukan pertemuan untuk membahas hasil
evaluasi tentang skenario dan kegiatan yang
telah dilakukan.
c. Memantapkan lagi pelaksanaan tindakan sesuai
hasil dan evaluasi pertemuan untuk membahas
hasil evaluasi tentang skenario dan kegiatan-
kegiatan lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
3. Siklus III
Siklus ini diharapkan adalah siklus terakhir dari adaya tindakan
perbaikan. Sama seperti siklus I dan II yang bertujuan untuk memperbaiki
perkembangan emosi positif dalam keberanian kelompok yang lebih kecil
bernyanyi anak melalui permainan kotak kartu tema lagu agar tercipta rasa
kenyamanan pembelajaran bagi anak.
a. Tahap Perencanaan Siklus III
Tahap perencanaan ini peneliti menyusun rencana tindakan
dengan didasarkan pada studi pendahuluan yang telah dilakukan yaitu :
1) Menentukan indikator dan membuat Rencana Kegiatan Harian (RKH)
tema “Binatang”.
2) Menyiapkan media “kartu gambar” yang digunakan dalam permainan.
3) Menyiapkan lembar penilaian dan observasi keberanian bernyanyi.
4) Menyiapkan reward.
Tahap ini berisi kegiatan pembelajaran dengan penerapan
permainan kotak kartu musik untuk menumbuhkan rasa percaya diri anak
yang ditandai dengan keberanian anak untuk mengembangkan
perkembangan emosi yang positif.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus III
Pada tahap ini dilaksanakan tindakan yaitu dengan penerapan
permainan kotak kartu tema lagu. Secara garis besar kegiatan yang
dilakukan pada siklus ini adalah :
1) Guru memberi apresiasi yaitu: guru memberi tepukan dengan pola
yang berbeda-beda.
2) Guru mengajarkan permainan dengan tema “Diri Sendiri”.
3) Guru memperkenalkan lagu baru “lima jari, tangan kanan-tangan
kiri” lalu digambar pada sebuah media kertas putih berwarna.
4) Guru dan anak membentuk lingkaran dan bernyanyi bersama-sama.
5) Guru mengajarkan cara permainan kartu tema lagu yang dengan
mencari kartu yang sesuai petunjuk guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
6) Anak bernyanyi sendiri di depan kelas didasarkan pada kartu yang di
dapakannya dengan cepat.
7) Memberikan hadiah untuk anak yang menunjukan keberanian.
c. Tahap Observasi Siklus III
Kegiatan observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan. Observasi dilakukan terhadap isi tindakan, pelaksanaan
tindakan maupun akibat yang timbul dari tindakan tersebut. Observer
maupun pelaksana tindakan melaksanakan observasi terhadap
pelaksanaan tindakan sebagai bahan untuk melaksanakan refleksi untuk
menyusun rencana tindakan selanjutnya.
d. Tahap Evaluasi – Refleksi Siklus III
Pada tahap evaluasi – refleksi peneliti mengadakan analisis,
pemaknaan dan penyimpulan terhadap tindakan yang telah dilaksanakan.
Peneliti dan teman sejawat serta kepala sekolah berdiskusi untuk
memaknai data yang diperoleh dalam observasi terhadap tindakan yang
telah dilakukan agar yang direncanakan pada akhir siklus ini telah
mencapai tingkat pencapaian perkembangan.
Tabel 3.5 Pokok-pokok Rencana Kegiatan Harian (RKH) Siklus III
Siklus
III
Perencanaan a. Identifikasi masalah dan penetapan
alternatif pemecahan masalah.
b. Pengembangan rancangan terrevisi II.
Tindakan Pelaksanaan program tindakan siklus III.
Observasi Pengumpulan data tindakan siklus III.
Refleksi Evaluasi tindakan siklus III.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Pratindakan
Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan dalam penyusunan laporan
diperoleh hasil pengamatan sebelum dilakukan penerapan permainan sampai
tindakan siklus, kajian dokumen khususnya kelompok B5, wawancara, dan unjuk
kerja. Wawancara dilakukan dengan kepala sekolah dan guru kelas TK Masyithoh
Kroya Cilacap.
Berdasarkan hasil pengamatan dan pretes yang dilakukan sebelum
tindakan memberikan kesimpulan bahwa belum adanya media yang digunakan,
dan pembelajaran hanya menghasilkan Lembar Kerja Anak (LKA), serta kegiatan
khususnya pada kegiatan bernyanyi dilakukan di awal dan di akhir kegiatan,
kurang mengembangkan kegiatan tersebut menjadi kegiatan yang menyenangkan
sehingga anak masih malu apabila ditunjuk maju. Anak biasanya bernyanyi
dengan menghafal lagu tidak memahami isi dari lagu tersebut dan tidak dengan
disertai dengan sesuatu yang menunjang seperti media, ekspresi atau lainnya.
Pengekspresian dari isi lagu tidak terlalu di ungkapkan sehingga menghambat
proses percaya diri anak.
Hasil wawancara yang dilakukan dengan guru kegiatan bernyanyi dapat
meningkatkan aspek-asek perkembangan tetapi, perkembangan emosional belum
diterapkan akibatnya tidak sedikit anak yang kurang memiliki sikap keberanian.
Hal tersebut terbukti dengan ketergantungan anak pada teman pada saat maju, dan
suara anak yang tidak terdengar oleh anak lain. Keinginan untuk berpenampilan di
depan kelas untuk bernyanyi belum terlihat, karena kemauan anak dipuji guru
belum ada, anak hanya mengikuti teman yang lain, malu apabila diperhatikan.
Namun, penggunaan waktu selama proses belajar mengajar guru cukup
baik, selalu mengamati anak didik dalam proses pembelajaran, perhatian terpusat
pada anak apabila anak melakukan hal-hal yang tidak diingankan. Melakukan
bernyanyi dengan nyanyian yang menarik minat anak diantaranya: lagunya
bersifat gembira, syairnya mudah dihafal anak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Peneliti melakukan tes unjuk kerja pada anak didik yang belum terapkan
tindakan. Pada tanggal 4 Mei 2012 peneliti melakukan pretes. Berikut ini langkah-
langkah pelaksanaan pretes:
1. Pelaksanaan pra tindakan
Melaksanakan kegiatan pada hari jumat, 4 Mei 2012 di ruang B5 TK
Mashithoh Kroya. Peneliti melakukan kegiatan seperti biasanya belum adanya
penerapan kotak kartu tema lagu. Hasil pengamatan bahwa anak masih
menunjukkan keenggangan maju kedepan kelas untuk bernyanyi, dan masih
ketergantungan dengan teman. Peneliti menyiapkan Rencana Kegiatan Harian
(RKH) Rencana kegiatan harian dibuat setiap pertemuan dengan tema “Binatang”
dan subtema: macam-macam binatang yang ditentukan peneliti. Menyiapkan
lembar observasi (kinerja guru dan aktivitas anak).
Lembar observasi aktivitas anak dilakukan agar pembelajaran berjalan
secara efektif dan kinerja guru untuk mengetahui kualitas guru. Prosentase kinerja
guru, aktivitas anak dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
a. Pengamatan Kinerja Guru
Pada proses pembelajaran kinerja guru dinilai oleh guru kelas yang
hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel. 4.1 Data Observasi Kinerja Guru Prasiklus
No Indikator/aspek yang diamati Skor
1. Pra pembelajaran 2,5
2. Penguasaan materi pembelajaran 2,25
3. Pendekatan/strategi pembelajaran 2,6
4. Pemanfaatan sumber belajara/metode pembelajaran 2
5. Pembelajaran yang memicu keterlibatan siswa 2
6. Penilaian proses dan hasil belajar 2
7. Penggunaan bahasa 2,5
8. Penutup 2,5
Penilaian = = = 2,29
Prosentase = = 57,25%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa kinerja guru sebesar 2,29 atau
57,25% yang artinya kualitas guru dalam proses pembelajaran masih kurang
karena metode yang digunakan guru tidak berpusat pada anak sehingga berakibat
pada proses pembelajaran dan prestasi belajar anak. Penilaian dapat dilihat pada
lampiran 44 hal 226.
b. Aktivitas anak
Aktivitas anak sebelum adanya tindakan terlihat pada tabel hasil nilai
rata-rata aktivitas anak sebelum dilaksanakannnya tindakan permainan kotak
kartu tema lagu:
Tabel. 4.2 Data Observasi Aktivitas Anak
No Indikator/aspek yang diamati Skor
1. Keterlibatan anak 2,5
2. Motivasi belajar 2,25
3. Keaktifan anak dalam proses kegiatan pembelajaran 2,25
Penilaian = = 2,33
Prosentase = = 57,75%
Data diatas dapat dikatakan bahwa masih banyak anak yang pasif di dalam
kelas karena aktivitas anak pada saat pembelajaran masih sangat tergolong rendah
ditunjukkan dengan prosentase yang dihasilkan sebesar 57,75%. Aktivitas anak
juga mempengaruhi keberanian anak dalam melakukan suatu hal karena dengan
adanya anak aktif akan menumbuhkan sikap ketertarikan anak dalam pembelajran.
Penilaian dapat dilihat pada lampiran 54 hal 246.
c. Penilain keberanian bernyanyi
Data yang dikumpulkan melalui pengamatan pelaksanaan pretest telah
menunjukkan bahwa anak dalam pencapaian keberanian bernyanyi masih
tergolong rendah. Penilaian dalam pembelajaran TK Masyithoh jika dibuat tabel
yaitu sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Tabel 4.3 Kriteria Penilaian Pra siklus
No Interval
Nilai
Kriteria Penilaian Jumlah Kerterangan
● √ ○
1. 0,0 – 1,0 3 3 TT
2. 1,0 – 2,0 4 11 15 TT
3. 2,0 – 3,0 12 12 T
4. 3,0 – 4,0 0 T
Jumlah 30
Tabel 4.4 Daftar Nilai Keberanian bernyanyi kelompok B5 TK Masyithoh
Kroya Cilacap Prasiklus
No Nilai Keterang
an
No Nilai Keterangan No Nilai Keterangan
1. 1 ○ (TT) 11. 1,75 ○ (TT) 21. 2 √ (ST)
2. 1,75 ○ (TT) 12. 2 √ (ST) 22. 2 √ (ST)
3. 2,5 ● (T) 13. 2,25 ● (T) 23. 1,25 ○ (TT)
4. 2,5 ● (T) 14. 1 ○ (TT) 24. 1,5 ○ (TT)
5. 1,5 ○ (TT) 15. 1,5 ○ (TT) 25. 2,25 ● (T)
6. 1,5 ○ (TT) 16. 2,5 ● (T) 26. 2,5 ● (T)
7. 2,5 ● (T) 17. 2 √ (ST) 27. 1,25 ○ (TT)
8. 1,75 ○ (TT) 18. 2,5 ● (T) 28. 2,5 ● (T)
9. 2,5 ● (T) 19. 2,25 ● (T) 29. 1 ○ (TT)
10. 1,5 ○ (TT) 20. 1,5 ○ (TT) 30. 2,5 ● (T)
Ketuntasan Klasikal = Jumlah anak yang tuntas = 12/30 x 100% = 40%
= Jumlah anak setengah tuntas = 4/30 x100% = 13,33%
= Jumlah anak tidak tuntas = 14/30 x 100% = 46,67%
Nilai Tertinggi = 2,5 Nilai Terendah = 1
Keterangan: TT = Tidak Tuntas, ST = Setengah Tuntas, T = Tuntas
Data nilai keberanian bernyanyi anak kelompok B5 TK Masyithoh
Kroya dapat dilihat pada lampiran 4 halaman 115. Tabel frekuensi nilai
keberanian bernyanyi anak kelompok B5 TK Masyithoh Kroya sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Tabel 4.5 Data Frekuensi Keberanian Bernyanyi Kelompok B5 TK Masyithoh
Kroya Cilacap Prasiklus
No Interval
Nilai
Frekuensi
Interval
(f)
Nilai
Tengah
(xi)
fxi Prosentase
(%)
Keterangan
1. 0 - 1,0 3 0,5 1,5 10% Tidak Tuntas
2. 1,0 – 2,0 15 1,5 22,5 50% Tidak Tuntas
3. 2,0 – 3,0 12 2,5 30 40 % Tuntas
4. 3,0 – 4,0 0 3,5 0 0 Tuntas
Jumlah 30 57 100%
Nilai rata-rata = 57 : 30 = 1,9
Ketuntasan klasikal = 12 : 30 x 100% = 40%
Data frekuensi nilai keberanian bernyanyi pada tabel tersebut dapat
dilihat pada diagram dibawah ini :
Gambar 4.1 Gambar keberanian bernyanyi kelompok B5 TK Masyithoh Kroya
Cilacap Prasiklus
Berdasarkan hasil dari penilaian awal tindakan keberanian sebelum
tindakan dapat dilihat pada tabel dan bagan diatas diperoleh bahwa dari 30
anak kelompok B5 sebanyak 40% atau 12 anak siswa mendapat nilai tuntas,
dan 60% atau 18 anak dinyatakan tidak tuntas. Berdasarkan data tersebut dapat
disimpulkan dalam keberanian bernyanyi pada kelompok B5 tergolong rendah
12
4
14 tuntas
setengah tuntas
tidak tuntas
40% 46,67%
13,33%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
karena banyak anak yang berjumlah 18 anak yang masih belum memiliki
keberanian bernyanyi sehingga untuk mencapai target 80% perlu dilakukan
tindakan dengan permainan kotak kartu tema lagu.
B. Deskripsi Hasil tindakan Tiap siklus
Penelitian ini dilakukan dalam 3 siklus selama ± 1 bulan dari tanggal 9
Mei sampai 2 Juni 2012. Waktu yang digunakan penelitian antara pertemuan satu
dengan pertemuan berikutnya dilakukan jarak maksimal 3 hari agar dapat efektif
terhadap waktu yang tersisa sebelum libur semester. Peningkatan keberanian anak
dalam bernyanyi di TK Masyithoh berjalan dengan baik dan terjadi peningkatan
dari tahap tiap siklus.
Hasil pengamatan peningkatan keberanian bernyanyi dilakukan pada
proses pembelajaran bernyanyi dan wawancara dengan guru kelas B5. Untuk
proses peningkatan setiap siklusnya harus mengikuti prosedur setiap pertemuan
meliputi perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Jika langkah-langkah
tersebut belum terjadi peningkatan, maka dilakukan refleksi dengan guru untuk
diadakan tindakan agar lebih baik dalam proses pembelajaran peningkatan
keberanian bernyanyi. Berikut ini uraian kegiatan siklus I, II, dan III:
1. Siklus I
a. Perencanaan
Kegiatan perencanaan dilakukan pada hari Sabtu, 5 Mei 2012 di ruang
kelas B5 TK Masyithoh Kroya. Peneliti dan guru kelas mendiskusikan
kegiatan yang dilakukan dan model apa yang digunakan dalam penerapan
permainan. Model yang digunakan pada kelas B5 dengan sistem sentra
dimana anak masih berbeda-beda dalam mengerjakan kegiatan. Penerapan
model tersebut tidak bisa dilakukan dengan permainan yang akan diterapkan.
Hasil diskusi dengan guru bahwa tema yang digunakan untuk kegiatan sehari-
hari sudah semuanya dilakukan tinggal kegiatan pengayaan saja sehingga
pembelajaran dilakukan sesuai dengan teori yang akan diteliti. Peneliti juga
menjelaskan garis besar dari permainan “kartu kotak tema lagu” sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
rancangan untuk meningkatkan keberanian bernyanyi. Kesepakatan siklus
dilaksanakan pada hari Rabu, 9 Mei 2012, Sabtu, 12 mei 2012, dan Senin, 14
Mei 2012.
Hasil pengamatan bahwa anak masih menunjukkan keenggangan maju
kedepan kelas untuk bernyanyi, dan masih ketergantungan dengan teman.
Penyebabnya, guru tidak pernah menerapkan kegiatan yang menumbuhkan
rasa percaya diri dan menggunakan kegiatan bernyanyi dengan bermain.
Langka-langkah perencanaan yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut:
1) Menentukan indikator yang akan digunakan untuk penelitian yang
berhubungan dengan keberanian dalam aspek perkembangan emosional.
2) Peneliti menyiapkan Rencana Kegiatan Harian (RKH)
Rencana kegiatan harian dibuat setiap pertemuan dengan tema
“Binatang” dan subtema : macam-macam binatang yang ditentukan
peneliti. Rencana kegiatan harian meliputi: kompetensi dasar, indikator
kegiatan, rincian waktu, media/alat peraga, dan evaluasi disertai dengan
skenario pembelajaran.
3) Menyiapkan lembar observasi (observasi kinerja guru dan aktivitas
anak).
4) Menyipakan media yang digunakan dalam kegiatan dengan media kartu
berisi gambar-gambar sesuai dengan tema lagunya.
5) Menyiapkan reward sebagai hadiah kepada anak berupa gambar bintang.
b. Tindakan
Tindakan yang dilakukan sikus I terdapat 3 pertemuan yang masing-
masing dilakukan pada kegiatan inti.
1) Pertemuan Pertama
Awal pertemuan siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 9
Mei 2012. Tema yang diterapkan adalah Binatang dengan subtema Hewan
peliharaan. Guru menyiapkan Kartu Tema Lagu pada setiap pertemuan
sebagai tanda bahwa lagu baru diajarakan guru. Kartu tema lagu ini berupa
kartu dari kertas manila yang tengahnya berisi gambar-gambar dan
gambar-gambar tersebut merupakan tema/judul yang dinyanyikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Terdapat LKA yang disedakan yaitu bidang pada bidang pengembangan
bidang pengembangan fisik motorik halus berupa mewarnai gambar
binatang. Kegiatan inti yang menggunakan kartu tema lagu terdapat pada
kegiatan inti pada bidang pengembangan bahasa berupa menyanyikan lagu
,potong bebek angsa, cicak-cicak di dinding, burung hantu dan
pengembangan kognitif berupa kegiatan “permainan kotak kartu tema
lagu” dan sosial emosional “keberanian anak dalam bernyanyi”. Model
yang digunakan adalah tematik.
Awal kegiatan, anak-anak berdoa dilanjutkan salam dan sapa
kepada guru dan sesama teman dan bernyanyi “Selamat pagi Ibu Guru”
dan mengabsensi anak. Anak yang masih dalam lingkaran berdiri
bergandeng tangan dan bernyanyi “lingkaran besar-kecil” dengan
memperagakan isi lagu dan anak-anak mengikutinya. Guru menyiapkan
kertas dari manila warna yang tengahnya berisi gambar macam-macam
binatang yang nanti disebut “kartu tema lagu”. Melaksanakan kegiatan
fisik motorik kasar yaitu melompat dengan satu kaki mencari dan
mengambil kartu tema lagu berwarna yang terdapat pada kotak dan anak-
anak duduk sesuai dengan kartu yang didapatkan. Kelompok dibagi
menjadi 4 yaitu kelompok: 2 bebek, 1 burung, dan 1 cicak. Guru
membagikan kotak dan kartu tema lagu di masing-masing kelompok.
Kegiatan yang dilakukan tanya jawab tentang judul lagu yang dinyanyikan
guru. Guru menyanyikan “potong bebek angsa, cicak-cicak didinding,
burung hantu kemudian anak dalam kelompoknya diminta mencari kartu
di dalam kotak dan yang terlebih dahulu menemukannya mengangkat
kartunya itulah kelompok yang menang.
a) “potong bebek angsa” maka kartu yang ditunjukkan anak-anak adalah
kartu gambar “bebek”.
b) “cicak-cicak di dinding” maka kartu yang ditunjukkan anak-anak
adalah kartu gambar “cicak”.
c) “burung hantu” maka kartu yang ditunjukkan anak-anak adalah kartu
gambar “burung”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Guru menggambar binatang bebek, cicak, burung pada media
kertas manila digambar pada kertas berwarna kertas asturo berwarna
ukuran 30x42 cm dan tanya jawab tentang gambar “Hewan apa saja yang
dapat dipelihara dirumah? Ayo sebutkan bersama-sama!, Makanan apa
yang dimakan hewan tersebut?, Dimana tempat tinggal hewan tersebut?”.
Guru membimbing anak untuk aturan permainan kartu tema lagu
dan setelah anak mendapatkannya anak-anak bernyanyi di depan kelas
sendiri. Caranya adalah setiap kelompok bebek, cicak, dan burung maju ke
depan kelas menyanyikan lagu secara berkelompok.
Anak masih malu karena anak tidak terbiasa maju di depan kelas
bernyanyi. Anak yang belum maju memperhatikan anak yang maju
bernyanyi dan setelah selesai bernyanyi guru bertanya kepada anak-anak
apakah suara anak itu keras apa tidak, diberi bintang apa tidak? (apabila
suara anak keras diberi bintang dan suara yang tidak keras tidak diberi
bintang). Guru mengambil keputusan dengan anak-anak sehingga anak-
anak aktif dan berani mengeluakan pendapat. Anak-anak yang tidak mau
maju bisa menyanyikan lagu yang dihafalkannya atau lagu yang sudah
diajarkannya pada pertemuan sebelumnya. Guru langsung menilai anak
ketika sedang bernyanyi.
Kelompok yang sudah maju diberikan hadiah dari guru yang
mempunyai kriteria keberanian dan setelah kelompok maju, diminta untuk
mewarnai gambar binatang pada tempat yang disediakan. Masing-masing
anak mewarnai gambar sesuai dengan nama kelompoknya.
Kegiatan akhir bidang pengembangan agama dan moral dengan
tanya jawab kepada anak. Guru dan anak menyanyikan lagu yang
dinyanyikan yang baru diajarkan guru hari ini dan mengulas kegiatan awal
sampai akhir dilanjutkan dengan berdoa sesudah belajar. Mengucapkan
salam dan sapa kepada guru dan sesama temanya. RKH dapat dilihat pada
lampiran 5 halaman 117.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
2) Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua siklus I dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 12
Mei 2012. Tema yang diterapkan adalah Binatang dengan subtema Hewan
peliharaan. Kartu Tema Lagu disediakan setiap pertemuan untuk
pembelajaran, sebagai tanda bahwa lagu baru diajarakan guru. Terdapat
LKA yang disedakan yaitu bidang pada bidang pengembangan bidang
pengembangan fisik motorik halus berupa mewarnai gambar binatang.
Kegiatan inti yang menggunakan kartu tema lagu terdapat pada kegiatan
inti pada bidang pengembangan bahasa berupa menyanyikan lagu “,
potong bebek angsa, cicak-cicak di dinding, burung hantu dan 1 lagu baru
lagi “ikan”gubahan dari lagu “cicak-cicak didinding”. dan pengembangan
kognitif berupa kegiatan memahami “permainan kotak kartu tema lagu”
dan sosial emosional “keberanian anak dalam bernyanyi”. Model yang
digunakan adalah tematik.
Awal kegiatan, anak-anak berdoa dilanjutkan salam dan sapa
kepada guru dan sesama teman dan bernyanyi “Selamat pagi Ibu Guru”
dan mengabsensi anak. Anak yang masih dalam lingkaran berdiri
bergandeng tangan dan bernyanyi “lingkaran besar-kecil” dengan
memperagakan isi lagu dan anak-anak mengikutinya. Melaksanakan
kegiatan fisik motorik kasar yaitu berjalan dengan satu kaki mencari dan
mengambil kartu tema lagu berwarna yang terdapat pada kotak dan anak-
anak duduk sesuai dengan kartu yang didapatkan. Kelompok dibagi
menjadi 4 yaitu kelompok: 2 bebek, 1 burung, dan 1 ikan. Guru
membagikan kotak dan kartu tema lagu di masing-masing kelompok.
Kegiatan yang dilakukan tanya jawab tentang judul lagu yang dinyanyikan
guru. Guru menyanyikan “potong bebek angsa, cicak-cicak didinding,
burung hantu, dan ikan kemudian anak dalam kelompoknya diminta
mencari kartu di dalam kotak dan yang terlebih dahulu menemukannya
mengangkat kartunya itulah kelompok yang menang.
a) “potong bebek angsa” maka kartu yang ditunjukkan anak-anak adalah
kartu gambar “bebek”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
b) “cicak-cicak di dinding” maka kartu yang ditunjukkan anak-anak
adalah kartu gambar “cicak”.
c) “burung hantu” maka kartu yang ditunjukkan anak-anak adalah kartu
gambar “burung”.
d) “ikan” maka kartu yang ditunjukkan anak-anak adalah kartu gambar
“ikan”.
Guru menggambar binatang ikan pada media kertas manila, dan
tanya jawab tentang gambar “Hewan apa saja yang dapat dipelihara
dirumah? Ayo sebutkan bersama-sama!, Makanan apa yang dimakan
hewan tersebut?, Dimana tempat tinggal hewan tersebut?”. Guru
membimbing anak untuk aturan permainan kartu tema lagu dan setelah
anak mendapatkannya anak-anak bernyanyi di depan kelas sendiri.
Caranya adalah setiap kelompok bebek, ikan, dan burung maju ke depan
kelas menyanyikan lagu secara berkelompok.
Pada pertemuan ini anak masih malu karena anak tidak terbiasa
maju di depan kelas bernyanyi. Anak yang belum maju memperhatikan
anak yang maju bernyanyi dan setelah selesai bernyanyi guru bertanya
kepada anak-anak apakah suara anak itu keras apa tidak, diberi bintang apa
tidak? (apabila suara anak keras diberi bintang dan suara yang tidak keras
tidak diberi bintang). Guru mengambil keputusan dengan anak-anak
sehingga anak-anak aktif dan berani mengeluakan pendapat. Anak-anak
yang tidak mau maju bisa menyanyikan lagu yang dihafalkannya atau lagu
yang sudah diajarkannya pada pertemuan sebelumnya. Guru langsung
menilai anak ketika sedang bernyanyi.
Kelompok yang sudah maju diberikan hadiah dari guru yang
mempunyai kriteria keberanian dan setelah kelompok maju, diminta untuk
merangkai kandang dari korek api dan mengelompokkan hewan yang
hidup di air dan di darat. Masing-masing anak mengerjakannya sama
dengan anak lainnya.
Kegiatan akhir bidang pengembangan agama dan moral dengan
tanya jawab kepada anak. Guru dan anak menyanyikan lagu yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
dinyanyikan yang baru diajarkan guru hari ini dan mengulas kegiatan awal
sampai akhir dilanjutkan dengan berdoa sesudah belajar. Mengucapkan
salam dan sapa kepada guru dan sesama temanya. RKH dapat dilihat pada
lampiran 8 halaman 127.
3) Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga siklus I dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 14
Mei 2012. Tema yang diterapkan adalah Binatang dengan subtema Hewan
peliharaan. Kartu Tema Lagu disediakan setiap hari untuk pembelajaran
sebagai tanda bahwa lagu baru diajarakan guru. Terdapat kegiatan dengan
kertas yang disediakan yaitu bidang pada bidang pengembangan bidang
pengembangan fisik motorik halus berupa menggambar binatang. Kegiatan
inti yang menggunakan kartu tema lagu terdapat pada kegiatan inti pada
bidang pengembangan bahasa berupa menyanyikan lagu “, potong bebek
angsa, cicak-cicak di dinding, burung hantu dan 1 lagu baru lagi “kelinci”
gubahan dari lagu “potong bebek angsa”. dan pengembangan kognitif
berupa kegiatan memahami “permainan kotak kartu tema lagu” dan sosial
emosional “keberanian anak dalam bernyanyi”. Model yang digunakan
adalah tematik.
Awal kegiatan inti anak-anak berdoa dilanjutkan salam dan sapa
kepada guru dan sesama teman dan bernyanyi “Selamat pagi Ibu Guru”
dan mengabsensi anak. Anak yang masih dalam lingkaran berdiri
bergandeng tangan dan bernyanyi “lingkaran besar-kecil” dengan
memperagakan isi lagu dan anak-anak mengikutinya. Melaksanakan
kegiatan fisik motorik kasar yaitu berjalan maju dan mundur mencari dan
mengambil kartu tema lagu berwarna yang terdapat pada kotak dan anak-
anak duduk pada kelompok yang sesuai dengan kartu yang didapatkan.
Kelompok dibagi menjadi 4 yaitu kelompok: 2 kelinci, 1 burung, dan 1
ikan. Guru membagikan kotak dan kartu tema lagu di masing-masing
kelompok. Kegiatan yang dilakukan tanya jawab tentang judul lagu yang
dinyanyikan guru. Guru menyanyikan “potong bebek angsa, cicak-cicak
didinding, burung hantu, ikan, kelinci kemudian anak diminta mencari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
kartu di dalam kotak dan yang terlebih dahulu menemukannya mengangkat
kartunya itulah kelompok yang menang.
a) “potong bebek angsa” maka kartu yang ditunjukkan anak-anak adalah
kartu gambar “bebek”.
b) “cicak-cicak di dinding” maka kartu yang ditunjukkan anak-anak
adalah kartu gambar “cicak”.
c) “burung hantu” maka kartu yang ditunjukkan anak-anak adalah kartu
gambar “burung”.
d) “ikan” maka kartu yang ditunjukkan anak-anak adalah kartu gambar
“ikan”.
e) “kelinci” maka kartu yang ditunjukkan anak-anak adalah kartu gambar
“kelinci”.
Lagu baru yang diajarkan adalah kelinci sehingga guru
menggambar binatang “kelinci” pada media kertas manila, dan tanya
jawab tentang gambar “kelinci termasuk binatang peliharaan apa bukan?
Makanan apa yang dimakan hewan tersebut?, Dimana tempat tinggal
hewan tersebut?”. Guru membimbing anak untuk aturan permainan kartu
tema lagu dan anak yang mendapatkan kartu yang sekarang menjadi nama
kelompoknya kemudian bernyanyi di depan kelas sesuai nama kelompok
masing-masing. Caranya adalah setiap kelompok bebek, ikan, dan burung
maju ke depan kelas menyanyikan lagu secara berkelompok.
Pada pertemuan ini anak mulai terbiasa maju di depan kelas
bernyanyi. Anak yang belum maju memperhatikan anak yang maju
bernyanyi dan setelah selesai bernyanyi guru bertanya kepada anak-anak
apakah suara anak itu keras apa tidak, diberi bintang apa tidak? (apabila
suara anak keras diberi bintang dan suara yang tidak keras tidak diberi
bintang). Guru mengambil keputusan dengan anak-anak sehingga anak-
anak aktif dan berani mengeluakan pendapat. Anak-anak yang tidak mau
maju bisa menyanyikan lagu yang dihafalkannya atau lagu yang sudah
diajarkannya pada pertemuan sebelumnya. Guru langsung menilai anak
ketika sedang bernyanyi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Kelompok yang sudah maju diberikan hadiah dari guru yang
mempunyai kriteria keberanian dan setelah kelompok maju, diminta untuk
menggambar binatang sesuai nama kelompok masing-masing. Masing-
masing kelompok menggambar binatang yang berbeda-beda dari
kelompok lainnya.
Kegiatan akhir bidang pengembangan agama dan moral dengan
tanya jawab kepada anak. Guru dan anak menyanyikan lagu yang
dinyanyikan yang baru diajarkan guru hari ini dan mengulas kegiatan awal
sampai akhir dilanjutkan dengan berdoa sesudah belajar. Mengucapkan
salam dan sapa kepada guru dan sesama temanya. RKH dapat dilihat pada
lampiran 11 halaman 137.
c. Observasi
Data observasi kinerja guru selama proses pembelajaran menggunakan
permainan kotak kartu tema lagu dari pertemuan 1, 2, 3 siklus I dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
Tabel. 4.6 Data Observasi Kinerja Guru Siklus I
No Indikator/aspek yang
diamati
Skor
Pertemuan
1
Pertemuan
2
Pertemuan
3
1. Pra pembelajaran 2,5 3 3
2. Pembelajaran Permainan
Kotak Kartu Tema Lagu 2,5 2,5 3
3. Pendekatan/strategi
pembelajaran 2,8 3 2,8
4. Pemanfaatan sumber
belajara/metode pembelajaran 2,67 2,67 2,67
5. Pembelajaran yang memicu
keterlibatan siswa 2,67 2,67 3
6. Penilaian proses dan hasil
belajar 3 3 3,5
7. Penggunaan bahasa 2,5 3 3
8. Penutup 2 3 3
Skor 2,58 2,85 2,99
Penilaian siklus I = = 2,80
Prosentase = = 70%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Pengamatan terhadap aktivitas anak dilakukan oleh peneliti yang
dilakukan pada setiap pertemuan dapat dilihat selama 1 siklus yang terdiri
dari pertemuan 1,2,3 dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel 4.7 Data Observasi Aktivitas Anak Kelompok B5 TK Masyithoh Kroya
Cilacap Siklus I
No Indikator/aspek yang
diamati
Skor
Pertemuan
1
Pertemuan
2
Pertemuan
3
1. Keterlibatan anak 3 3 3
2. Motivasi belajar 2,5 2,75 3
3. Keaktifan anak dalam proses
kegiatan pembelajaran (IIIa)
2,5 2,5 2,5
4. Keaktifan anak dalam proses
kegiatan pembelajaran
(IIIb)
2,25 2,5 3
Skor 2,56 2,68 2,87
Penilaian siklus I = = 2,70
Prosentase = = = 67,5%
Data kedua tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang
terjadi setelah dilakukan tindakan bahwa terjadi peningkatan kualitas anak
maupun guru dalam proses pembelajaran. Hasil pengamatan aktivitas anak
dan kinerja guru yang terjadi pada siklus I dapat diuraikan dibawah ini:
1) Pertemuan Pertama
a) Observasi Kinerja Guru
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan guru kelas terhadap
proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut:
(1) Menunjukkan penguasaan dalam menggunakan permainan yang
diterapkan.
(2) Menyampaikan materi dengan permainan yang diterapkan sudah
bagus.
(3) Persiapan dalam pembelajaran kurang dilakukan dengan baik.
(4) Pengelolaan kelas belum cukup baik dikarenakan kuota anak dalam 1
kelas terlalu banyak.
(5) Menyampaikan pembelajaran dengan jelas dan runtut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
(6) Media yang digunakan sudah baik sesuai dengan karakteristik anak.
(7) Guru sudah dapat mengaitkan permainan dengan tema yang
diterapkan.
(8) Penggunaan media sudah efektif.
(9) Guru membuat anak terlibat dalam penggunaan media.
(10) Guru kurang menumbuhkan suasana yang meyenangkan pada anak
sehingga anak antusias dalam melakukan pembelajaran.
Hasil observasi guru dapat dinilai dari kegiatan pra pembelajaran
sampai kegiatan penutup. Skor penilaian aktivitas guru dalam siklus I
pertemuan 1 adalah adalah 2,58 artinya kualitas guru dalam melaksanakan
pembelajaran di kelas masih dengan kategori kurang yang dapat dilihat
pada lampiran. Penilaian dapat dilihat pada lampiran 45 halaman 228.
b) Observasi aktivitas anak
Berdasarkan hasil pengamatan siklus I yang dilakukan pada saat
pembelajaran menggunakan kartu tema lagu, aktivitas yang terjadi anak
sebagai berikut:
(1) Anak ada yang tidak memperhatikan guru saat menjelaskan kegiatan
(berbicara sendiri, main-main sendiri, dll) dikarenakan dalam kelas
tersebut jumlah anak dalam satu kelas terlalu banyak.
(2) Anak kurang berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dengan
permainan.
(3) Anak masih ada yang berperilaku kurang baik karena masih banyak
yang masih suka mengganggu teman (menjaili teman, mengajak untuk
bermain, dll).
(4) Anak tertarik dengan media yang digunakan dikarenakan
menggunakan kertas berwarna-warni.
(5) Anak belum mau bergabung dengan kelompok barunya karena anak
terbiasa duduk tidak berpindah-pindah.
(6) Anak mau terlibat dalam permainan kartu tema lagu sampai akhir.
Pengamatan anak dinilai berdasarkan keterlibatan anak, motivasi,
keaktifan dalam proses pembelajaran yang dapat dilihat pada lampiran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Skor penilaian anak yang aktif pada siklus I pertemuan 1 yaitu 2,56
sehingga dapat dikatakan bahwa anak masih kurang aktif dalam
melaksanakan pembelajaran. Penilaian dapat dilihat pada lampiran 55
halaman 248.
2) Pertemuan Kedua
a) Observasi kinerja guru
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan guru kelas terhadap
proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut:
(1) Menunjukkan penguasaan dalam menggunakan permainan yang
diterapkan.
(2) Menyampaikan materi dengan permainan yang diterapkan sudah
bagus.
(3) Pengelolaan kelas belum cukup baik dikarenakan kuota anak dalam 1
kelas terlalu banyak.
(4) Menyampaikan pembelajaran dengan jelas dan runtut.
(5) Media yang digunakan sudah baik sesuai dengan karakteristik anak.
(6) Guru sudah baik dalam menarik anak untuk aktif mengikuti
pembelajaran.
(7) Guru sudah dapat mengaitkan permainan dengan tema yang
diterapkan.
(8) Penggunaan media sudah efektif.
(9) Guru membuat anak terlibat dalam penggunaan media.
(10) Guru kurang menumbuhkan suasana yang meyenangkan pada anak
sehingga anak antusias dalam melakukan pembelajaran.
(11) Tingkat pencapaian perkembangan terjadi peningkatan tetapi
belum mencapai target yang diharapkan.
Hasil observasi guru dapat dinilai dari kegiatan pra pembelajaran
sampai kegiatan penutup. Skor penilaian aktivitas guru dalam siklus I
pertemuan 1 adalah adalah 2,85 (kurang) yang dapat dilihat pada lampiran.
Penilaian dapat dilihat pada lampiran 46 halaman 230.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
b) Observasi Aktivitas Anak
Berdasarkan hasil pengamatan siklus I peretemuan 2 yang
dilakukan pada saat pembelajaran menggunakan kartu tema lagu, aktivitas
yang terjadi anak sebagai berikut:
(1) Anak ada yang tidak memperhatikan guru saat menjelaskan kegiatan
(berbicara sendiri, main-main sendiri, dll) dikarenakan dalam kelas
tersebut jumlah anak terlalu banyak
(2) Anak berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dengan permainan
(3) Anak masih ada yang berperilaku kurang baik karena masih banyak
yang masih suka mengganggu teman (menjaili teman, mengajak untuk
bermain, dll)
(4) Anak tertarik dengan media yang digunakan dikarenakan
menggunakan media yang menarik.
(5) Anak aktif melakukan pembelajaran dengan permainan.
(6) Anak belum mau bergabung dengan kelompok barunya karena anak
terbiasa duduk tidak berpindah-pindah.
(7) Anak mau terlibat dalam permainan kartu tema lagu sampai akhir.
Pengamatan anak dinilai berdasarkan keterlibatan anak, motivasi,
keaktifan dalam proses pembelajaran yang dapat dilihat pada lampiran.
Skor penilaian anak yang aktif pada siklus I pertemuan 2 yaitu 2,68
sehingga dapat dikatakan bahwa anak masih kurang aktif dalam
melaksanakan pembelajaran. Penilaian dapat dilihat pada lampiran 56
halaman 250.
3) Pertemuan Ketiga
a) Observasi Kinerja Guru
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan guru kelas terhadap
proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut:
(1) Menunjukkan penguasaan dalam menggunakan permainan yang
diterapkan.
(2) Menyampaikan materi dengan permainan yang diterapkan sudah
bagus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
(3) Pengelolaan kelas sudah cukup baik walaupun kuota anak dalam 1
kelas terlalu banyak.
(4) Menyampaikan pembelajaran dengan jelas dan runtut.
(5) Media yang digunakan sudah baik sesuai dengan karakteristik anak.
(6) Guru sudah baik dalam menarik anak untuk aktif mengikuti
pembelajaran.
(7) Guru sudah dapat mengaitkan permainan dengan tema yang
diterapkan.
(8) Penggunaan media sudah efektif.
(9) Guru membuat anak terlibat dalam penggunaan media.
(10) Guru menumbuhkan suasana yang meyenangkan pada anak
sehingga anak antusias dalam melakukan pembelajaran.
Tingkat pencapaian perkembangan terjadi peningkatan tetapi belum
mencapai target yang diharapkan. Hasil observasi guru dapat dinilai dari
kegiatan pra pembelajaran sampai kegiatan penutup. Skor aktivitas guru
dalam siklus I pertemuan 3 adalah adalah 2,99 (kurang) yang dapat dilihat
pada lampiran. Penilaian dapat dilihat pada lampiran 47 halaman 232.
b) Observasi Aktivitas Anak
Berdasarkan hasil pengamatan siklus I pertemuan ketiga yang
dilakukan pada saat pembelajaran menggunakan kartu tema lagu, aktivitas
yang terjadi anak sebagai berikut:
(1) Anak sudah cukup memperhatikan guru saat menjelaskan kegiatan
(tidak berbicara sendiri, main-main sendiri, dll).
(2) Anak berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dengan permainan.
(3) Anak masih ada yang berperilaku kurang baik karena masih banyak
yang masih suka mengganggu teman (menjaili teman, mengajak untuk
bermain, dll).
(4) Anak tertarik dengan media yang digunakan dikarenakan
menggunakan media yang menarik.
(5) Anak memahami aturan permainan dan mau mengikuti sampai
permainan selesai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
(6) Anak belum mau bergabung dengan kelompok barunya karena anak
terbiasa duduk tidak berpindah-pindah.
(7) Anak mau terlibat dalam permainan kartu tema lagu sampai akhir.
Pengamatan anak dinilai berdasarkan keterlibatan anak, motivasi,
keaktifan dalam proses pembelajaran yang dapat dilihat pada lampiran.
Skor rata-rata anak yang aktif pada siklus I pertemuan 3 yaitu 2,87
sehingga dapat dikatakan bahwa anak masih kurang aktif dalam
melaksanakan pembelajaran. Penilaian dapat dilihat pada lampiran 57
halaman 252.
d. Refleksi
Adapun hasil kemampuan keberanian bernyanyi anak pada siklus I
sebagai berikut:
Tabel 4.8 Kriteria Penilaian siklus I
No Interval
Nilai
Kriteria Penilaian Jumlah Kerterangan
● √ ○
1. 0,0 – 1,0 2 2 TT
2. 1,0 – 2,0 2 10 12 TT
3. 2,0 – 3,0 16 16 T
4. 3,0 – 4,0 0 T
Jumlah 30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Tabel 4.9 Daftar Nilai Keberanian bernyanyi kelompok B5 TK Masyithoh Kroya
Cilacap tindakan Siklus I
No Nilai Keterangan No Nilai Keterangan No Nilai Keterangan
1. 1,41 ○ (TT) 11. 1,83 ○ (TT) 21. 2 √ (ST)
2. 1,91 ○ (TT) 12. 2,25 ● (T) 22. 2,33 ● (T)
3. 2,75 ● (T) 13. 2,5 ● (T) 23. 1,3 ○ (TT)
4. 2,91 ● (T) 14. 1,25 ○ (TT) 24. 1,75 ○ (TT)
5. 1,91 ○ (TT) 15. 1 ○ (TT) 25. 2,41 ● (T)
6. 0,58 ○ (TT) 16. 2,75 ● (T) 26. 2,16 ● (T)
7. 2 √ (ST) 17. 2,33 ● (T) 27. 1,58 ○ (TT)
8. 1,83 ○ (TT) 18. 2,5 ● (T) 28. 2,75 ● (T)
9. 2,33 ● (T) 19. 2,25 ● (T) 29. 1,5 ○ (TT)
10. 1,58 ○ (TT) 20. 2,08 ● (T) 30. 3 ● (T)
Ketuntasan Klasikal = Jumlah anak yang tuntas = 16/30 x 100% = 53,33%
= Jumlah anak setengah tuntas = 2/30x100% = 6,67%
= Jumlah anak tidak tuntas = 12/30 x 100% = 40%
Nilai Tertinggi = 3 Nilai Terendah = 0,58
Data nilai keberanian bernyanyi dapat dibuat tabel frekuensi nilai
keberanian bernyanyi anak kelompok B5 TK Masyithoh Kroya pada lampiran
41 halaman 220. Tabel frekuensi nilai keberanian bernyanyi anak kelompok
B5 TK Masyithoh Kroya sebagai berikut sebagai berikut:
Tabel. 4.10 Data Frekuensi keberanian bernyanyi kelompok B5 TK
Masyithoh Kroya Cilacap tindakan siklus I
No Interval
Nilai
Frekuensi
(f)
Nilai
Tengah
(xi)
fxi Prosentase Keterangan
1. 0 – 0,1 1 0,5 0,5 3,3% Tidak Tuntas
2. 1,0 – 2,0 12 1,5 19,5 43,3% Tidak Tuntas
3. 2,0 – 3,0 16 2,5 40 53,33% Tuntas
4. 3,0 – 4,0 0 3,5 0 0% Tuntas
Jumlah 30 60 100%
Nilai Rata-rata = 60 : 30 = 2
Ketuntasan Klasikal = 16 : 30 x 100% = 53,3%
Data frekuensi nilai keberanian bernyanyi dapat dibuat diagram
seperti gambar berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Gambar 4.2 Data keberanian bernyanyi kelompok B5 TK Masyithoh Kroya
Cilacap siklus I
Berdasarkan tabel dan gambar diatas dapat dikatakan bahwa
pembelajaran siklus I membawa perubahan keberanian anak terlihat bahwa
anak yang memiliki keberanian bernyanyi pada kelompok B5 terjadi
peningkatan tetapi belum mencapai target yang dicapai karena masih banyak
anak yang yang belum tuntas sekitar 14 (53,33%) anak yang tidak tuntas, dan
hanya 16 (46,67%) anak yang tuntas sehingga perlu diadakan siklus
berikutnya.
Data yang dikumpulkan melalui pengamatan pelaksanaan siklus I
telah menunjukkan perubahan pada anak dalam pencapaian keberanian
bernyanyi meskipun belum mencapai tingkat pencapaian target yaitu 80%.
Berikut ini untuk mengetahui refleksi dari siklus I yaitu:
1) Seluruh anak aktif melakukan permainan kartu tema lagu.
2) Permainan kotak kartu tema lagu belum pernah dilakukan dalam proses
pembelajaran tersebut sehingga semua anak tertarik untuk
melakukannya.
3) Strategi yang digunakan dapat mendorong anak untuk berani bernyanyi
di depan kelas.
16
2
12 tuntas
setengah
tuntastidak tuntas
53,33% 40%
6,67%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
4) Lagu yang digunakan dalam permainan kotak kartu tema lagu tidak
hanya burung hantu , potong bebek angsa, ikan, cicak, kelinci, tetapi ada
lagu baru sehingga menambah perbendaharaan lagu anak.
5) Anak yang tidak maju ke depan, dikarenakan karena anak yang pemalu
tersebut terbiasa jarang berkomunikasi dengan teman yang lainnya, dan
tidak adanya kegiatan yang penampilan diri ke depan kelas.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Kegiatan perencanaan dilakukan pada hari Rabu , 16 Mei 2012 di
ruang kelas B5 TK Masyithoh Kroya. Peneliti dan guru kelas mendiskusikan
kegiatan yang dilakukan dan model apa yang digunakan dalam penerapan
permainan yang terdapat kekurangan pada siklus I. Model yang digunakan
pada peneliti tidak menggunakan sistem sentra dimana anak masih berbeda-
beda dalam mengerjakan kegiatan. Semua anak bersama-sama mengikuti
permainan kotak kartu tema lagu artinya apabila anak yang maju ke depan
untuk bernyanyi maka anak lain melihatnya tidak mengerjakan tugas apapun.
Hasil diskusi dengan guru bahwa lagu yang dibawakan guru lebih bervariasi
lagi pada setiap pertemuan tetapi lagu tidak membuat anak kesulitan.
Kesepakatan siklus dilaksanakan pada hari Kamis, 17 Mei 2012, Selasa, 22
mei 2012, dan Kamis, 24 Mei 2012.
Hasil pengamatan siklus I menunjukkan bahwa anak masih
menunjukkan keenggangan maju kedepan kelas untuk bernyanyi, dan masih
ketergantungan dengan teman sehingga perlu dilaksanakn tindakan pada
siklus II. Langkah-langkah perencanaan siklus II dapat diuraikan sebagai
berikut:
1) Menentukan indikator yang akan digunakan untuk penelitian yang
berhubungan dengan keberanian dalam aspek perkembangan emosional.
2) Peneliti menyiapkan Rencana Kegiatan Harian (RKH)
Rencana kegiatan harian dibuat setiap pertemuan dengan tema
“binatang” dan subtema: Binatng Peliharaan. Rencana kegiatan harian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
meliputi: kompetensi dasar, indikator kegiatan, rincian waktu, media/alat
peraga, dan evaluasi disertai dengan skenario pembelajaran.
3) Menyiapkan lembar observasi (observasi kinerja guru dan aktivitas
anak).
4) Menyipakan media yang digunakan dalam kegiatan dengan media kartu
berisi gambar-gambar sesuai dengan tema lagunya.
5) Menyiapkan reward sebagai hadiah kepada anak berupa gambar bintang.
b. Tindakan
Tindakan yang dilakukan pada siklus II terdapat 3 pertemuan pada
kegiatan inti, yaitu:
1) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal
17 Mei 2012. Tema yang diterapkan adalah Binatang dengan subtema
Hewan peliharaan. Kartu Tema Lagu disediakan untuk pembelajaran,
setiap hari ada kartu baru sebagai tanda bahwa lagu baru diajarakan guru.
Terdapat kegiatan yang berkaitan dengan permainan yaitu bidang pada
bidang pengembangan bidang pengembangan fisik motorik halus berupa
membuat alat musik perkusi sederhana dan kognitif : mencari asal tempat
suara. Kegiatan inti yang menggunakan kartu tema lagu terdapat pada
kegiatan inti pada bidang pengembangan bahasa berupa menyanyikan lagu
“, potong bebek angsa, cicak-cicak di dinding, burung hantu dan 1 lagu
baru lagi “kucingku”. dan pengembangan kognitif berupa kegiatan
memahami “permainan kotak kartu tema lagu” dan sosial emosional
“keberanian anak dalam bernyanyi”. Model yang digunakan adalah
tematik.
Awal kegiatan, anak-anak berdoa dilanjutkan salam dan sapa
kepada guru dan sesama teman dan bernyanyi “Selamat pagi Ibu Guru”
dan mengabsensi anak. Anak yang masih dalam lingkaran berdiri
bergandeng tangan dan bernyanyi “lingkaran besar-kecil” dengan
memperagakan isi lagu dan anak-anak mengikutinya. Melaksanakan
kegiatan fisik motorik kasar yaitu menyanyikan lagu dengan ekspresi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Guru membagikan kotak dan kartu tema lagu di masing-masing kelompok.
Kegiatan yang dilakukan tanya jawab tentang judul lagu yang dinyanyikan
guru. Guru menyanyikan “potong bebek angsa, cicak-cicak didinding,
burung hantu, ikan, dan 1 lagu baru “kucingku” kemudian seperti pada
pertemuan-pertemuan sebelumnya anak diminta mencari kartu di dalam
kotak.
a) “potong bebek angsa” maka kartu yang ditunjukkan anak-anak adalah
kartu gambar “bebek”.
b) “cicak-cicak di dinding” maka kartu yang ditunjukkan anak-anak
adalah kartu gambar “cicak”.
c) “burung hantu” maka kartu yang ditunjukkan anak-anak adalah kartu
gambar “burung”.
d) “ikan” maka kartu yang ditunjukkan anak-anak adalah kartu gambar
“ikan”.
e) “kelinci” maka kartu yang ditunjukkan anak-anak adalah kartu gambar
“kelinci”.
Lagu baru yang diajarkan adalah kucingku sehingga guru
menggambar binatang “kucing” pada media kertas manila, dan tanya
jawab tentang gambar “kelinci termasuk binatang peliharaan apa bukan?
Makanan apa yang dimakan hewan tersebut?, Dimana tempat tinggal
hewan tersebut?”. Guru membimbing anak untuk aturan permainan kartu
tema lagu yaitu anak-anak diminta mengambil kartu yang disukainya,
kemudian guru memberikan pertanyaan “hewan apa yang hidupnya di
air?” anak yang memegang kartu ikan akan langsung menunjukkan.
Pertanyaan lain “hewan apa yang bisa terbang? Hewan apa yang jalannya
merayap?, hewan apa yang bunyinya (wek-wek-wek)?. Anak yang merasa
memegang kartu akan menunjukkan kartunya. Berdasarkan kartu yang
ditunjukkan, anak mau bernyanyi berdasarkan kartu yang ditunjukkan
bersama 2/3 orang temannya. Anak-anak menyanyikan lagu tersebut
bersama-sama dengan teman dan dibimbing guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
Pertemuan ini, anak mulai terbiasa maju dengan sedikit teman di
depan kelas bernyanyi. Anak yang belum maju memperhatikan anak yang
maju bernyanyi dan setelah selesai bernyanyi guru bertanya kepada anak-
anak apakah suara anak itu keras apa tidak, diberi bintang apa tidak?
(apabila suara anak keras diberi bintang dan suara yang tidak keras tidak
diberi bintang). Guru mengambil keputusan dengan anak-anak sehingga
anak-anak aktif dan berani mengeluakan pendapat. Anak-anak yang tidak
mau maju bisa menyanyikan lagu yang dihafalkannya atau lagu yang
sudah diajarkannya pada pertemuan sebelumnya. Guru langsung menilai
anak ketika sedang bernyanyi.
Kelompok yang sudah maju diberikan hadiah dari guru yang
mempunyai kriteria keberanian dan setelah kelompok maju, diminta untuk
membuat alat perkusi sederhana dan dimainkan mengiringi lagu baru.
Semua anak membuat alat tersebut dengan dihiasi gambar binatang yang
berbeda-beda.
Kegiatan akhir bidang pengembangan agama dan moral dengan
tanya jawab kepada anak. Guru dan anak menyanyikan lagu yang
dinyanyikan yang baru diajarkan guru hari ini dan mengulas kegiatan awal
sampai akhir dilanjutkan dengan berdoa sesudah belajar. Mengucapkan
salam dan sapa kepada guru dan sesama temanya. RKH dapat dilihat pada
lampiran 14 halaman 148.
2) Pertemuan Kedua
Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal
22 Mei 2012. Tema yang diterapkan adalah Binatang dengan subtema
Hewan peliharaan. Kartu Tema Lagu disediakan untuk pembelajaran,
setiap hari ada kartu baru sebagai tanda bahwa lagu baru diajarakan guru.
Terdapat kegiatan lain yang berkaitan dengan permainan yaitu bidang
pengembangan bidang pengembangan kognitif berupa memasang jumlah
kartu dengan kartu angka dan fisik motorik halus : melipat kertas. Kegiatan
inti yang menggunakan kartu tema lagu terdapat pada kegiatan inti pada
bidang pengembangan bahasa berupa menyanyikan lagu “, potong bebek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
angsa, burung hantu, kelinci, kucingku dan 1 lagu baru lagi “ayam jantan”.
dan pengembangan kognitif berupa kegiatan memahami “permainan kotak
kartu tema lagu” dan sosial emosional “keberanian anak dalam bernyanyi”.
Model yang digunakan adalah tematik.
Kegiatan awal, anak-anak berdoa dilanjutkan salam dan sapa
kepada guru dan sesama teman dan bernyanyi “Selamat pagi Ibu Guru”
dan mengabsensi anak. Melaksanakan kegiatan fisik motorik kasar yaitu
tepuk dengan 2-3 pola dan bernyanyi “lingkaran besar-kecil, di sini senang
di sana senang, dan lagu baru “ayam jantan” dengan memperagakan isi
lagu. Guru membagikan kotak dan kartu tema lagu di masing-masing
kelompok. Kegiatan yang dilakukan tanya jawab tentang judul lagu yang
dinyanyikan guru. Guru menyanyikan “potong bebek angsa, cicak-cicak
didinding, burung hantu, ikan, dan 1 lagu baru “ayam jantan” kemudian
seperti pada pertemuan-pertemuan sebelumnya anak diminta mencari kartu
di dalam kotak.
a) “burung hantu” maka kartu yang ditunjukkan anak-anak adalah kartu
gambar “burung”.
b) “ikan” maka kartu yang ditunjukkan anak-anak adalah kartu gambar
“ikan”.
c) “kelinci” maka kartu yang ditunjukkan anak-anak adalah kartu gambar
“kelinci”
d) “kucingku” maka kartu yang ditunjukkan anak-anak adalah kartu
gambar “kucing”
e) “ayam jantan” maka kartu yang ditunjukkan anak-anak adalah kartu
gambar “kelinci”
Lagu baru yang diajarkan adalah “ayam jantan” sehingga guru
menggambar binatang “ayam” pada media kertas manila, dan tanya jawab
tentang gambar “kelinci termasuk binatang peliharaan apa bukan?
Makanan apa yang dimakan hewan tersebut?, Dimana tempat tinggal
hewan tersebut?”. Guru membimbing anak untuk aturan permainan kartu
tema lagu yaitu anak-anak diminta mencari dan mengambil kartu yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
terdapat pada kelompoknya, diberikan hitungan sampai 5 dan siapa yang
cepat nanti 2-3 anak akan maju kedepan kelas untuk bernyanyi sesuai
dengan kartu yang di dapat.
Pada pertemuan ini, anak mulai berusaha untuk tampil di depan
kelas dan anak terbiasa tampil maksimal di depan orang banyak yang dapat
menimbulkan sikap percaya diri. Anak yang belum maju memperhatikan
anak yang maju bernyanyi dan setelah selesai bernyanyi guru bertanya
kepada anak-anak apakah suara anak itu keras apa tidak, diberi bintang apa
tidak? (apabila suara anak keras diberi bintang dan suara yang tidak keras
tidak diberi bintang). Guru mengambil keputusan dengan anak-anak
sehingga anak-anak aktif dan berani mengeluakan pendapat. Anak-anak
yang tidak mau maju bisa menyanyikan lagu yang dihafalkannya atau lagu
yang sudah diajarkannya pada pertemuan sebelumnya. Guru langsung
menilai anak ketika sedang bernyanyi.
Kelompok yang sudah maju diberikan hadiah dari guru yang
mempunyai kriteria keberanian dan setelah semua anak maju, diminta
untuk menghubungkan/memasangkan kotak kartu tema lagu dengan
lambang bilangan. Semua anak ikut serta dengan masing-masing
kelompok.
Kegiatan akhir bidang pengembangan agama dan moral dengan
tanya jawab kepada anak. Guru dan anak menyanyikan lagu yang
dinyanyikan yang baru diajarkan guru hari ini dan mengulas kegiatan awal
sampai akhir dilanjutkan dengan berdoa sesudah belajar. Mengucapkan
salam dan sapa kepada guru dan sesama temanya. RKH dapat dilihat pada
lampiran 17 halaman 157.
3) Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga siklus II dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal
24 Mei 2012. Tema yang diterapkan adalah Binatang dengan subtema
Hewan peliharaan. Kartu Tema Lagu disediakan untuk pembelajaran,
setiap hari ada kartu baru sebagai tanda bahwa lagu baru diajarakan guru.
Terdapat kegiatan lain yang berkaitan dengan permainan yaitu bidang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
pengembangan bidang pengembangan kognitif berupa memperkirakan
urutan gambar binatang “kelinci, kucing,ikan dan fisik motorik halus :
membatik dengan tisu pola hewan. Kegiatan inti yang menggunakan kartu
tema lagu terdapat pada kegiatan inti pada bidang pengembangan bahasa
berupa menyanyikan lagu “, potong bebek angsa, burung hantu, kelinci,
kucingku dan 1 lagu baru lagi “suara hewan”. dan pengembangan kognitif
berupa kegiatan memahami “permainan kotak kartu tema lagu” dan sosial
emosional “keberanian anak dalam bernyanyi”. Model yang digunakan
adalah tematik.
Kegiatan awal, anak-anak berdoa dilanjutkan salam dan sapa
kepada guru dan sesama teman dan bernyanyi “Selamat pagi Ibu Guru”
dan mengabsensi anak. Melaksanakan kegiatan fisik motorik kasar yaitu
bernyanyi “lingkaran besar-kecil, di sini senang di sana senang, dan lagu
baru “ayam jantan” dengan memperagakan isi lagu. Guru membagikan
kotak dan kartu tema lagu di masing-masing kelompok. Kegiatan yang
dilakukan tanya jawab tentang judul lagu yang dinyanyikan guru. Guru
menyanyikan 1 lagu baru “suara hewan” kemudian seperti pada
pertemuan-pertemuan sebelumnya anak diminta mencari kartu di dalam
kotak.
a) “suara hewan burung” maka kartu yang ditunjukkan anak-anak adalah
kartu gambar “burung”.
b) “suara hewan kucingku” maka kartu yang ditunjukkan anak-anak
adalah kartu gambar “kucing”.
c) “suara hewan ayam jantan” maka kartu yang ditunjukkan anak-anak
adalah kartu gambar “ayam”.
d) “suara hewan kambing” maka kartu yang ditunjukkan anak-anak
adalah kartu gambar “kambing”.
Lagu baru yang diajarkan adalah “suara hewan (kambing)”
sehingga guru menggambar binatang “kambing” pada media kertas manila,
dan tanya jawab tentang gambar “kambing termasuk binatang peliharaan
apa bukan? Makanan apa yang dimakan hewan tersebut?, Dimana tempat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
tinggal hewan tersebut?”. Guru membimbing anak untuk aturan permainan
kartu tema lagu yaitu anak-anak dibagi menjadi 2 baris dan saling
berhadapan. Baris pertama mengambil kartu tema lagu dan baris kedua
mengambil kartu tulisan. Anak diminta mencari teman yang sesuai dengan
kartu yang dipegangnya (anak yang memegang kartu akan mencari kartu
tulisan dan sebaliknya) kartu gambar burung akan berpasangan dengan
tulisan burung, kartu gambar kucing akan berpasangan dengan tulisan
kucing, dan seterusnya. Setelah masing-masing anak menemukan
pasangannya, anak bernyanyi dengan pasangannya tersebut sehingga anak
maju berdua.
Pertemuan ini, anak mulai berusaha untuk tampil di depan kelas
dan anak terbiasa tampil maksimal di depan orang banyak yang dapat
menimbulkan sikap percaya diri. Anak yang belum maju memperhatikan
anak yang maju bernyanyi dan setelah selesai bernyanyi guru bertanya
kepada anak-anak apakah suara anak itu keras apa tidak, diberi bintang apa
tidak? (apabila suara anak keras diberi bintang dan suara yang tidak keras
tidak diberi bintang). Guru mengambil keputusan dengan anak-anak
sehingga anak-anak aktif dan berani mengeluakan pendapat. Anak-anak
yang tidak mau maju bisa menyanyikan lagu yang dihafalkannya atau lagu
yang sudah diajarkannya pada pertemuan sebelumnya. Guru langsung
menilai anak ketika sedang bernyanyi.
Apabila anak sudah maju semua, Kelompok yang sudah maju
diberikan hadiah dari guru yang mempunyai kriteria keberanian. Setelah
semua anak maju, kegiatan dalam kertas ada 2 sehingga dibagi 2 bagian 2
kelompok mengerjakan mengurutkan pola binatang “kelinci, kucing, dan
ikan” dan kelompok 2 lainnya membatik pola hewan “kambing”. Semua
anak mengerjakan kegiatan tersebut bersama-sama.
Kegiatan akhir bidang pengembangan agama dan moral dengan
tanya jawab kepada anak. Guru dan anak menyanyikan lagu yang
dinyanyikan yang baru diajarkan guru hari ini dan mengulas kegiatan awal
sampai akhir dilanjutkan dengan berdoa sesudah belajar. Mengucapkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
salam dan sapa kepada guru dan sesama temanya. RKH dapat dilihat pada
lampiran 20 halaman 166.
c. Observasi
Data observasi kinerja guru selama proses pembelajaran
menggunakan permainan kotak kartu tema lagu dari pertemuan 1, 2, 3 siklus
II dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.11 Data Observasi Kinerja Guru Siklus II
No Indikator/aspek yang
diamati
Skor
Pertemuan
1
Pertemuan
2
Pertemuan
3
1. Pra pembelajaran 3 3,5 3,5
2. Pembelajaran Permainan
Kotak Kartu Tema Lagu 3 3 3,25
3. Pendekatan/strategi
pembelajaran 3 3 3
4. Pemanfaatan sumber
belajara/metode pembelajaran 2,67 3 3
5. Pembelajaran yang memicu
keterlibatan siswa 3,5 3 3
6. Penilaian proses dan hasil
belajar 3,5 3,5 3,5
7. Penggunaan bahasa 3 3 3
8. Penutup 3 3 4
Skor 3,08 3,12 3,28
Penilaian siklus I = = 3,16
Prosentase = = 79%
Pengamatan terhadap aktivitas anak dilakukan oleh peneliti yang
dilakukan pada setiap pertemuan dapat dilihat selama 1 siklus yang terdiri
dari pertemuan 1,2,3 dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
Tabel 4.12 Data Observasi Aktivitas Anak Kelompok B5 TK Masyithoh
Kroya Cilacap Siklus II
No Indikator/aspek yang
diamati
Skor
Pertemuan
1
Pertemuan
2
Pertemuan
3
1. Keterlibatan anak 3 3,25 3,25
2. Motivasi belajar 3 3 3,5
3. Keaktifan anak dalam proses
kegiatan pembelajaran (IIIa)
2,75 3 3
4. Keaktifan anak dalam proses
pembelajaran (IIIb)
3 3 3
Skor 2,93 3,0 3,18
Penilaian siklus II = = 3,03
Prosentase = = 75,75%
Data kedua tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang
terjadi pada siklus II terjadi peningkatan kualitas anak maupun guru dalam
proses pembelajaran. Hasil pengamatan aktivitas anak dan kinerja guru yang
terjadi pada siklus II dapat diuraikan dibawah ini:
1. Pertemuan Pertama
a) Observasi kinerja guru
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan guru kelas terhadap
proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut:
(1) Menyiapkan ruang, alat untuk pembelajaran belum sepenuhnya baik
dapat ditunjukkan dengan tidaka adanya persiapan pada hari
sebelumnya.
(2) Menunjukkan penguasaan dalam menggunakan permainan yang
diterapkan.
(3) Menyampaikan materi dengan permainan yang diterapkan sudah
bagus.
(4) Pengelolaan kelas sudah cukup baik walaupun kuota anak dalam 1
kelas terlalu banyak.
(5) Menyampaikan pembelajaran dengan jelas dan runtut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
(6) Media yang digunakan sudah baik sesuai dengan karakteristik anak.
(7) Guru sudah baik dalam menarik anak untuk aktif mengikuti
pembelajaran.
(8) Guru sudah dapat mengaitkan permainan dengan tema yang
diterapkan.
(9) Penggunaan media sudah efektif.
(10) Guru menumbuhkan suasana yang meyenangkan pada anak
sehingga anak antusias dalam melakukan pembelajaran
(11) Tingkat pencapaian perkembangan belum terjadi peningkatan
Tingkat pencapaian perkembangan terjadi peningkatan tetapi belum
mencapai target yang diharapkan. Hasil observasi guru dapat dinilai dari
kegiatan pra pembelajaran sampai kegiatan penutup. Skor rata-rata
aktivitas guru dalam siklus II pertemuan 1 adalah adalah 3,08 yang dapat
dilihat pada lampiran. Penilaian dapat dilihat pada lampiran 48 halaman
234.
b) Observasi Aktivitas Anak
Berdasarkan hasil pengamatan siklus II dilakukan dengan
perbaikan dari siklus I pada saat pembelajaran menggunakan kartu tema
lagu, aktivitas yang terjadi anak sebagai berikut:
(1) Anak sudah dapat memperhatikan guru saat menjelaskan kegiatan
(berbicara sendiri, main-main sendiri, dll)
(2) Minat dan perhatian anak mengikuti aturan permainan.
(3) Anak berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dengan permainan.
(4) Anak tertarik dengan media yang digunakan dikarenakan
menggunakan media yang menarik tetapi belum menggunakannya
secara maksimal.
(5) Anak mulai mau bergabung dengan kelompok barunya.
(6) Anak aktif melakukan kegiatan permainan dengan melaksanakan
tugas dengan baik.
Pengamatan anak dinilai berdasarkan keterlibatan anak, motivasi,
keaktifan dalam proses pembelajaran yang dapat dilihat pada lampiran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Skor rata-rata anak yang aktif pada siklus II pertemuan 1 yaitu 2,93
sehingga dapat dikatakan bahwa anak masih kurang aktif dalam
melaksanakan pembelajaran. Penilaian dapat dilihat pada lampiran 58
halaman 254.
2. Pertemuan Kedua
a) Observasi Kinerja Guru
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan guru kelas terhadap
proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut:
(1) Menyiapkan ruang, alat untuk pembelajaran belum sepenuhnya baik
dapat ditunjukkan dengan tidak adanya persiapan pada hari
sebelumnya.
(2) Menunjukkan penguasaan dalam menggunakan permainan yang
diterapkan.
(3) Menyampaikan materi dengan permainan yang diterapkan sudah
bagus.
(4) Pengelolaan kelas sudah cukup baik walaupun kuota anak dalam 1
kelas terlalu banyak.
(5) Menyampaikan pembelajaran dengan jelas dan runtut.
(6) Media yang digunakan sudah baik sesuai dengan karakteristik anak.
(7) Guru sudah baik dalam menarik anak untuk aktif mengikuti
pembelajaran.
(8) Guru sudah dapat mengaitkan permainan dengan tema yang
diterapkan.
(9) Penggunaan media sudah efektif.
(10) Guru membuat anak terlibat dalam penggunaan media.
(11) Guru menumbuhkan suasana yang meyenangkan pada anak
sehingga anak antusias dalam melakukan pembelajaran.
Tingkat pencapaian perkembangan terjadi peningkatan tetapi belum
mencapai target yang diharapkan. Hasil observasi guru dapat dinilai dari
kegiatan pra pembelajaran sampai kegiatan penutup. Skor rata-rata
aktivitas guru dalam siklus II pertemuan 2 adalah adalah 3,12 yang dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
dilihat pada lampiran. Penilaian dapat dilihat pada lampiran 49 halaman
236.
b) Observasi Aktivitas Anak
Berdasarkan hasil pengamatan siklus II pertemuan kedua yang
dilakukan pada saat pembelajaran menggunakan kartu tema lagu, aktivitas
yang terjadi anak sebagai berikut:
(1) Anak sudah cukup memperhatikan guru saat menjelaskan kegiatan
(tidak berbicara sendiri, main-main sendiri, dll).
(2) Anak berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dengan permainan.
(3) Minat dan perhatian anak mengikuti aturan permainan.
(4) Anak tertarik dengan media yang digunakan dikarenakan
menggunakan media yang menarik.
(5) Ada beberapa anak yang ikut serta dalam melaksanakan tugas.
(6) Anak memahami aturan permainan dan mau mengikuti sampai
permainan selesai.
(7) Anak mau bergabung dengan kelompok barunya.
Pengamatan anak dinilai berdasarkan keterlibatan anak, motivasi,
keaktifan dalam proses pembelajaran yang dapat dilihat pada lampiran.
Skor rata-rata anak yang aktif pada siklus II pertemuan 2 yaitu 3,0
sehingga dapat dikatakan bahwa anak cukup aktif dalam melaksanakan
pembelajaran. Penilaian dapat dilihat pada lampiran 59 halaman 256.
3. Pertemuan Ketiga
a) Observasi Kinerja Guru
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan guru kelas terhadap
proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut:
(1) Menyiapkan ruang, alat untuk pembelajaran sepenuhnya baik.
(2) Menunjukkan penguasaan dalam menggunakan permainan yang
diterapkan.
(3) Menyampaikan materi dengan permainan yang diterapkan sudah
bagus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
(4) Pengelolaan kelas sudah cukup baik walaupun kuota anak dalam 1
kelas terlalu banyak.
(5) Menyampaikan pembelajaran dengan jelas dan runtut.
(6) Media yang digunakan sudah baik sesuai dengan karakteristik anak.
(7) Guru sudah baik dalam menarik anak untuk aktif mengikuti
pembelajaran.
(8) Guru sudah dapat mengaitkan permainan dengan tema yang
diterapkan.
(9) Penggunaan media sudah efektif sehingga membuat anak terlibat
dalam penggunaan media.
(10) Guru menumbuhkan suasana yang meyenangkan pada anak
sehingga anak antusias dalam melakukan pembelajaran.
Tingkat pencapaian perkembangan terjadi peningkatan tetapi belum
mencapai target yang diharapkan. Hasil observasi guru dapat dinilai dari
kegiatan pra pembelajaran sampai kegiatan penutup. Skor rata-rata
aktivitas guru dalam siklus II pertemuan 3 adalah adalah 3,28 yang dapat
dilihat pada lampiran. Penilaian dapat dilihat pada lampiran 50 halaman
238.
b) Observasi Aktivitas Anak
Berdasarkan hasil pengamatan siklus II pertemuan ketiga yang
dilakukan pada saat pembelajaran menggunakan kartu tema lagu, aktivitas
yang terjadi anak sebagai berikut:
(1) Anak sudah cukup memperhatikan guru saat menjelaskan kegiatan
(tidak berbicara sendiri, main-main sendiri, dll).
(2) Minat dan perhatian anak mengikuti aturan permainan.
(3) Anak berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dengan permainan.
(4) Anak bertanya tentang kegiatan yang belum dipahami.
(5) Anak tertarik dengan media yang digunakan dikarenakan
menggunakan media yang menarik.
(6) Ada beberapa anak yang ikut serta dalam melaksanakan tugas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
(7) Anak memahami aturan permainan dan mau mengikuti sampai
permainan selesai.
Pengamatan anak dinilai berdasarkan keterlibatan anak, motivasi,
keaktifan dalam proses pembelajaran yang dapat dilihat pada lampiran.
Skor rata-rata anak yang aktif pada siklus II pertemuan 3 yaitu 3,18
sehingga dapat dikatakan bahwa anak masih kurang aktif dalam
melaksanakan pembelajaran. Penilaian dapat dilihat pada lampiran 60
halaman 258.
d. Refleksi
Adapun hasil kemampuan keberanian bernyanyi anak pada siklus II
sebagai berikut:
Tabel 4.13 Kriteria Penilaian siklus II
No Interval
Nilai
Kriteria Penilaian Jumlah Kerterangan
● √ ○
1. 0,0 – 1,0 0 0 TT
2. 1,0 – 2,0 2 7 9 TT
3. 2,0 – 3,0 21 21 T
4. 3,0 – 4,0 0 T
Jumlah 30
Tabel 4.14 Daftar Nilai Keberanian bernyanyi kelompok B5 TK Masyithoh Kroya
Cilacap Siklus II
No Nilai Keterangan No Nilai Keterangan No Nilai Keterangan
1. 1,58 ○ (TT) 11. 1,75 ○ (TT) 21. 2,5 ● (T)
2. 1,75 ○ (TT) 12. 2,75 ● (T) 22. 2,58 ● (T)
3. 2,83 ● (T) 13. 2,67 ● (T) 23. 2,16 ● (T)
4. 2,75 ● (T) 14. 1,75 ○ (TT) 24. 2,33 ● (T)
5. 1,6 ○ (TT) 15. 2 √ (ST) 25. 2,5 ● (T)
6. 2,16 ● (T) 16. 2,5 ● (T) 26. 2,08 ● (T)
7. 3,17 ● (T) 17. 2,83 ● (T) 27. 1,75 ○ (TT)
8. 2 √ (ST) 18. 2,5 ● (T) 28. 3,08 ● (T)
9. 2,58 ● (T) 19. 2,08 ● (T) 29. 1,41 ○ (TT)
10. 2,08 ● (T) 20. 2,33 ● (T) 30. 2,67 ● (T)
Ketuntasan Klasikal = Jumlah anak tidak tuntas= 7/30 x 100% = 23,33%
= Jumlah anak setengah tuntas = 2/30 x 100% = 6,67%
= Jumlah anak tuntas = 21/30 x 100% = 70%
Nilai Tertinggi = 3,17 Nilai Terendah = 1,41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
Data nilai keberanian bernyanyi anak kelompok B5 TK Masyithoh Kroya
dapat dilihat pada lampiran 42 halaman 222. Tabel frekuensi nilai keberanian
bernyanyi anak kelompok B5 TK Masyithoh Kroya sebagai berikut:
Tabel 4.15 Data Frekuensi keberanian bernyanyi kelompok B5 TK Masyithoh
Kroya Cilacap Siklus II
No Interval
Nilai
Frekuensi
(f)
Nilai
Tengah
(xi)
fxi Prosentase Keterangan
1. 0 – 0,1 0 0,5 0 0% Tidak Tuntas
2. 1,0 – 2,0 9 1,5 13,5 30% Tidak Tuntas
3. 2,0 – 3,0 19 2,5 47,5 63,33% Tuntas
4. 3,0 – 4,0 2 3,5 7 6,67% Tuntas
Jumlah 30 68 100%
Nilai Rata-rata = 68 : 30 = 2,267
Ketuntasan Klasikal = 21 : 30 x 100% = 70%
Data frekuensi nilai keberanian bernyanyi pada tabel tersebut dapat dilihat
pada diagram berikut ini :
Gambar 4.3 Diagram Data Keberanian Bernyanyi Kelompok B5 siklus II TK
Masyithoh Kroya Cilacap Siklus II
21
2
7
tuntas
setengah tuntas
tidak tuntas
6,67%
23,33%
70%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
Pada kondisi awal dapat dilihat bahwa anak yang memiliki keberanian
bernyanyi pada kelompok B5 terjadi peningkatan yang cukup baik dari siklus I
sampai pada siklus II ini terjadi peningkatan anak sebesar 5 anak menjadi 21
anak yang dapat menunjukkan keberanian bernyanyi, 2 anak setengah tuntas,
dan sisanya 7 anak yang tidak tuntas.
Data yang dikumpulkan melalui pengamatan diamati untuk mengetahui
refleksi dari siklus II yaitu:
1) Seluruh anak aktif melakukan permainan kartu tema lagu.
2) Permainan kotak kartu tema lagu belum pernah dilakukan dalam proses
pembelajaran tersebut sehingga semua anak tertarik untuk melakukannya.
3) Strategi yang digunakan dapat mendorong anak untuk berani bernyanyi di
depan kelas.
4) Lagu yang digunakan dalam permainan kotak kartu tema lagu tidak hanya
burung hantu , potong bebek angsa, ikan, cicak, kelinci, tetapi ada lagu
baru yang baru sehingga menambah perbendaharaan lagu anak.
5) Anak yang tidak maju ke depan, dikarenakan karena anak yang pemalu
tersebut terbiasa jarang berkomunikasi dengan teman yang lainnya, dan
tidak adanya kegiatan yang penampilan diri ke depan kelas.
6) Cara anak memilih kartu lebih bervariasi lagi.
3. Siklus III
a. Perencanaan
Kegiatan perencanaan dilakukan pada hari Rabu, 25 Mei 2012 di
ruang kelas B5 TK Masyithoh Kroya. Peneliti dan guru kelas mendiskusikan
kegiatan yang dilakukan dan model apa yang digunakan dalam penerapan
permainan yang terdapat kekurangan pada siklus II. Model yang digunakan
pada peneliti tidak menggunakan sistem sentra dimana anak masih berbeda-
beda dalam mengerjakan kegiatan. Semua anak bersama-sama mengikuti
permainan kotak kartu tema lagu artinya apabila anak yang maju ke depan
untuk bernyanyi maka anak lain melihatnya tidak mengerjakan tugas apapun.
Hasil diskusi dengan guru bahwa lagu yang dibawakan guru lebih bervariasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
lagi pada setiap pertemuan tetapi lagu tidak membuat anak kesulitan.
Kesepakatan siklus dilaksanakan pada hari Sabtu, 26 Mei 2012, Senin, 28
Mei 2012, dan Rabu, 30 Mei 2012.
Hasil pengamatan siklus II menunjukkan bahwa anak masih
menunjukkan malu untuk bernyanyi ditandai dengan suara yang dikeluarkan
tidak keras, masih ada beberapa anak yang tidak percaya diri dalam
bernyanyi. Langkah-langkah perencanaan siklus III dapat diuraikan sebagai
berikut:
1) Menentukan indikator yang akan digunakan untuk penelitian yang
berhubungan dengan keberanian dalam aspek perkembangan emosional.
2) Peneliti menyiapkan Rencana Kegiatan Harian (RKH).
Rencana kegiatan harian dibuat setiap pertemuan dengan tema “Diri
Sendiri” subtema: Anggota Tubuh. Rencana kegiatan harian meliputi:
kompetensi dasar, indikator kegiatan, rincian waktu, media/alat peraga,
dan evaluasi disertai dengan skenario pembelajaran.
3) Menyiapkan lembar observasi (observasi kinerja guru dan aktivitas
anak).
4) Menyipakan media yang digunakan dalam kegiatan dengan media kartu
berisi gambar-gambar sesuai dengan tema lagunya.
5) Menyiapkan reward sebagai hadiah kepada anak berupa gambar bintang.
a. Tindakan
Tindakan yang dilakukan pada siklus III terdapat 3 pertemuan pada
kegiatan inti, yaitu:
1) Pertemuan Pertama
Awal pertemuan siklus III dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 26
Mei 2012. Tema yang diterapkan adaah tema Diri Sendiri dengan subtema
Anggota Tubuh. Kartu Tema Lagu disediakan untuk pembelajaran, setiap
hari ada kartu baru sebagai tanda bahwa lagu baru diajarakan guru.
Terdapat dua LKA yang disedakan yaitu bidang pada bidang
pengembangan kognitif menyusun puzzle gambar orang 7 keping, dan
bidang pengembangan fisik motorik berupa menggunting gambar jari-jari.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
Kegiatan inti yang menggunakan kartu tema lagu terdapat pada kegiatan
inti pada bidang pengembangan bahasa berupa menyanyikan lagu “lima
jari, tangan kanan-tangan kiri, dan pengembangan sosial emosional berupa
kegiatan “permainan kotak kartu tema lagu” dan “keberanian anak dalam
bernyanyi”. Model yang digunakan adalah tematik. Sebelum kegiatan inti
anak-anak berdoa, dilanjutkan salam dan sapa kepada guru dan sesama
teman dan bernyanyi “Selamat pagi Ibu Guru” dan mengabsensi anak.
Anak yang masih dalam lingkaran berdiri bergandeng tangan dan
bernyanyi “tangan kanan-tangan kiri” dengan memperagakan isi lagu dan
anak-anak mengikutinya. Masuk pada kegiatan inti, anak-anak duduk
kembali di kursi yang kosong. Guru membagikan kotak dan kartu tema
lagu di masing-masing kelompok. Seperti kegiatan pada sebelumnya tanya
jawab tentang judul lagu yang dinyanyikan guru. Guru menyanyikan
tangan kanan- tangan kiri anak-anak diminta mencari di dalam kotak
kelompok yang terlebih dahulu menemukannya mengangkat kartunya dan
kelompok itulah yang menang. Guru menggambar sebuah jari tangan pada
media kertas manila, dan tanya jawab tentang gambar “berapa jumlah jari-
jari ini? Jari apa saja yang coba sebutkan! Ayo semua jarinya, kita
sebutkan bersama-sama”. Guru membimbing anak untuk aturan permainan
kartu tema lagu. Caranya adalah guru yang menyanyikan lagu lima jari
kemudian selesai menyanyikannya anak-anak mencari kartunya dan
setelah anak mendapatkannya anak-anak bernyanyi di depan kelas sendiri.
Anak yang terlebih dahulu mendapatkannya akan menyanyikan lagu
tersebut sendiri di depan kelas dan tidak hanya itu saja, tetapi cara
pemilihan kartu bervariasi bisa dengan meminta anak menunjukkan kartu
dengan berbagai warna, dll sehingga tidak membuat anak bosan. Pada
pertemuan ini anak masik malu karena anak bernyanyi secara sendiri di
depan kelas dan belum terbiasa. Anak yang belum maju memperhatikan
anak yang maju bernyanyi dan setelah selesai bernyanyi guru bertanya
kepada anak-anak apakah suara anak itu keras apa tidak, diberi bintang apa
tidak? (apabila suara anak keras diberi bintang dan suara yang tidak keras
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
tidak diberi bintang). Guru mengambil keputusan dengan anak-anak
sehingga anak-anak aktif dan berani mengeluakan pendapat. Anak-anak
yang tidak mau maju bisa menyanyikan lagu yang dihafalkannya atau lagu
yang sudah diajarkannya pada pertemuan sebelumnya. Guru langsung
menilai anak ketika sedang bernyanyi.
Kegiatan selanjutnya yaitu mengerjakan menyusun puzzle dan
mengguntung jari tangan. Dikerjakan secara bergantian dari kelompok 1,2
mengerjakan puzzle dan kelompok 2 mengerjakan menggunting. Guru
membimbing dan mengawasi anak dalam menggunting supaya tidak
terjadi ha-hal yang diinginkan.
Kegiatan akhir bidang pengembangan agama dan moral dengan
tanya jawab kepada anak. Guru dan anak menyanyikan lagu yang
dinyanyikan yang baru diajarkan guru hari ini dan mengulas kegiatan awal
sampai akhir dilanjutkan dengan berdoa sesudah belajar. Mengucapkan
salam dan sapa kepada guru dan sesama temanya. RKH dapat dilihat pada
lampiran 23 halaman177.
2) Pertemuan Kedua
Awal pertemuan siklus III dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 28
Mei 2012. Tema yang diterapkan adaah tema Diri Sendiri dengan subtema
Anggota Tubuh. Kartu Tema Lagu disediakan untuk pembelajaran, setiap
hari ada kartu baru sebagai tanda bahwa lagu baru diajarakan guru.
Terdapat dua LKA yang disedakan yaitu bidang pada bidang
pengembangan kognitif mencari jejak mencari kartu tema lagu, dan bidang
pengembangan fisik motorik berupa mewarnai gambar orang. Kegiatan
inti yang menggunakan kartu tema lagu terdapat pada kegiatan inti pada
bidang pengembangan bahasa berupa menyanyikan lagu “lima jari, tangan
kanan-tangan kiri, dan pengembangan sosial emosional berupa kegiatan
“permainan kotak kartu tema lagu” dan “keberanian anak dalam
bernyanyi”. Model yang digunakan adalah tematik. Sebelum kegiatan inti
anak-anak berdoa, dilanjutkan salam dan sapa kepada guru dan sesama
teman dan bernyanyi “Selamat pagi Ibu Guru” dan mengabsensi anak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Anak yang masih dalam lingkaran berdiri bergandeng tangan dan
bernyanyi “tangan kanan-tangan kiri” dengan memperagakan isi lagu dan
anak-anak mengikutinya. Masuk pada kegiatan inti, anak-anak duduk
kembali di kursi yang kosong. Guru membagikan kotak dan kartu tema
lagu di masing-masing kelompok. Seperti kegiatan pada sebelumnya tanya
jawab tentang judul lagu yang dinyanyikan guru. Guru menyanyikan
tangan kanan- tangan kiri anak-anak diminta mencari di dalam kotak
kelompok yang terlebih dahulu menemukannya mengangkat kartunya dan
kelompok itulah yang menang. Guru membimbing anak untuk aturan
permainan kartu tema lagu dan setelah anak mendapatkannya anak-anak
bernyanyi di depan kelas sendiri. Caranya adalah bersertaan dengan bidang
pengembangan kognitif yaitu mencari kartu tema lagu dalam kotak pada
tempat 1,2,3. Tiap kelompok maju berisi 6 - 7 anak mencari kartu
gambarnya berwarna dan disukai yang terdapat pada kotak. Masing-
masing kelompok berjalan membentuk kereta-keretaan dan bernyanyi
setelah sampai pada tempat 1 kotak pertama anak mencari kartu tema lagu
dan kalau sudah ketemu anak membawa kartu dan berjalan seperti kereta-
keretaan menuju tempat 2 kotak kedua untuk mencari kartu berisi nama
anak tersebut. Setelah ketemu anak berjalan “ kereta-keretaan” lagi menuju
ke tempat 3 berada pada papan tulis untuk menempel namanya sendiri.
Anak secara satu persatu menempelkan namanya sendiri pada kertas yang
disediakan dan setelah itu berbaris dengan urut membentuk kereta. Baris
terdepan sebelum kembali ketempat duduk harus menyanyikan lagu sesuai
kartu yang di dapatkannya. Anak yang mau menyanyikan lagu maju 2-3
langkah ke depan. Guru mengambil keputusan dengan anak-anak yang lain
tidak maju sehingga anak-anak aktif dan berani mengeluakan pendapat.
Anak-anak yang tidak mau maju bisa menyanyikan lagu yang
dihafalkannya atau lagu yang sudah diajarkannya pada pertemuan
sebelumnya. Guru langsung menilai anak ketika sedang bernyanyi.
Apabila anak sudah maju, kegiatan selanjutnya mengerjakan
mewarnai gambar orang. Dikerjakan pada kelompok yang sudah maju
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
bernyanyi. Guru membimbing dan mengawasi anak pada anak yang
sedang melakukan permainan tersebut. Selanjutnya, istirahat dengan
makan bersama di dalam kelas dan sebelum, sesudah makan diiringi
dengan doa yang dibimbng guru.
Kegiatan akhir bidang pengembangan agama dan moral dengan
tanya jawab kepada anak. Guru dan anak menyanyikan lagu yang
dinyanyikan yang baru diajarkan guru hari ini dan mengulas kegiatan awal
sampai akhir dilanjutkan dengan berdoa sesudah belajar. Mengucapkan
salam dan sapa kepada guru dan sesama temanya. RKH dapat dilihat pada
lampiran 26 halaman185.
3) Pertemuan Ketiga
Pertemua ketiga dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 30 Mei
2012. Tema yang diterapkan adaah tema Diri Sendiri dengan subtema
Anggota Tubuh. Kartu Tema Lagu disediakan untuk pembelajaran, setiap
hari ada kartu baru sebagai tanda bahwa lagu baru diajarakan guru.
Terdapat dua LKA yang disedakan yaitu bidang pada bidang
pengembangan kognitif menghitung kartu yang terdapat pada kotak, dan
bidang pengembangan fisik motorik berupa menggambar dari titik.
Kegiatan inti yang menggunakan kartu tema lagu terdapat pada kegiatan
inti pada bidang pengembangan bahasa berupa menyanyikan lagu “lima
jari, tangan kanan-tangan kiri, kepala pundak lutut kaki dan
pengembangan sosial emosional berupa kegiatan “permainan kotak kartu
tema lagu” dan “keberanian anak dalam bernyanyi”. Model yang
digunakan adalah tematik. Sebelum kegiatan inti dilanjutkan salam dan
sapa kepada guru dan sesama teman dan bernyanyi “Selamat pagi Ibu
Guru” dan mengabsensi anak. Anak yang masih dalam lingkaran berdiri
bergandeng tangan dan bernyanyi “tangan kanan-tangan kiri” dengan
memperagakan isi lagu dan anak-anak mengikutinya. Masuk pada kegiatan
inti, anak-anak duduk kembali di kursi yang kosong. Guru membagikan
kotak dan kartu tema lagu di masing-masing kelompok. Seperti kegiatan
pada sebelumnya tanya jawab tentang judul lagu yang dinyanyikan guru.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
Guru menyanyikan tangan kanan- tangan kiri anak-anak diminta mencari
di dalam kotak kelompok yang terlebih dahulu menemukannya
mengangkat kartunya dan kelompok itulah yang menang. Guru
menggambar sebuah jari tangan pada media kertas manila, dan tanya
jawab tentang gambar “berapa jumlah jari-jari ini? Jari apa saja yang coba
sebutkan! Ayo semua jarinya, kita sebutkan bersama-sama”. Guru
membimbing anak untuk aturan permainan kartu tema lagu dan setelah
anak mendapatkannya anak-anak bernyanyi di depan kelas sendiri.
Caranya adalah disertai dengan kegiatan fisik motorik yaitu menggambar
dari dasar titik terdapat dalam kartu. Kartu yang digambar adalah kartu
dengan kertas manila warna yang tengahnya diberi kertas dengan pola
gambar titik-titik yang berbeda-beda ada berbagai macam gambar hewan
dan jari-jari tangan. Setelah selesai, guru menyanyikan lagu “potong bebek
angsa, burung hantu, ayam jantan, lima jari, dan lain-lain. Anak yang
merasa menggambar hewan yang terdapat pada lagu yang dinyanyikan
mengangkat tangan, dan seterusnya. Anak yang cepat menngangkat kartu
yang di dapat menunjuk teman untuk maju bernyanyi ke depan kelas
dengan judul lagu berdasarkan kartu yang digambarnya. Guru
membimbing anak untuk saling menunjuk dan mau maju bernyanyi di
depan kelas. Anak yang belum maju memperhatikan anak yang maju
bernyanyi dan setelah selesai bernyanyi guru bertanya kepada anak-anak
apakah suara anak itu keras apa tidak, diberi bintang apa tidak? (apabila
suara anak keras diberi bintang dan suara yang tidak keras tidak diberi
bintang). Guru mengambil keputusan dengan anak yang memberi
tanggung jawab kepada teman yang maju bernyanyi sehingga anak-anak
aktif dan berani mengeluakan pendapat. Anak-anak yang tidak mau maju
bisa menyanyikan lagu yang dihafalkannya atau lagu yang sudah
diajarkannya pada pertemuan sebelumnya. Guru langsung menilai anak
ketika sedang bernyanyi.
Apabila anak sudah maju semua, kegiatan selanjutnya yaitu
mengerjakan menghitung kartu pada kotak. Semua kelompok maju
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
menghitung pada kotak yang disediakan dan mencari jumlahnya pada
kartu yang berisi angka setelah itu, anak menuju ke tempat duduk yang
merupakan jumlah tersebut (16,14,12,10). Guru membimbing dan
mengawasi anak dalam menghitung dan menemukan tempat duduk yang
pada kelompok yang sesuai.
Kegiatan akhir bidang pengembangan agama dan moral dengan
tanya jawab kepada anak. Guru dan anak menyanyikan lagu yang
dinyanyikan yang baru diajarkan guru hari ini dan mengulas kegiatan awal
sampai akhir dilanjutkan dengan berdoa sesudah belajar. Mengucapkan
salam dan sapa kepada guru dan sesama temanya. RKH dapat dilihat pada
lampiran 29 halaman193.
b. Observasi
Data observasi kinerja guru selama proses pembelajaran
menggunakan permainan kotak kartu tema lagu dari pertemuan 1, 2, 3 siklus
III dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.16 Data Observasi Kinerja Guru Siklus III
No Indikator/aspek yang
diamati
Skor
Pertemuan
1
Pertemuan
2
Pertemuan
3
1. Pra pembelajaran 3,5 3,5 4
2. Pembelajaran Permainan
Kotak Kartu Tema Lagu 3,5 3,5 3,5
3. Pendekatan/strategi
pembelajaran 3 3 3,2
4. Pemanfaatan sumber
belajara/metode pembelajaran 3 3,67 3,67
5. Pembelajaran yang memicu
keterlibatan siswa 3 3 3,33
6. Penilaian proses dan hasil
belajar 3,5 3,5 3,5
7. Penggunaan bahasa 3 3 3,5
8. Penutup 4 4 4
Skor 3,31 3,39 3,52
Penilaian siklus III = = = 3,40
Prosentase = = = 85%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
Pengamatan terhadap aktivitas anak dilakukan oleh peneliti yang
dilakukan pada setiap pertemuan dapat dilihat selama 1 siklus (III) yang
terdiri dari pertemuan 1,2,3 dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel.4.17 Data Observasi Aktivitas Anak Kelompok B5 TK Masyithoh
Kroya Cilacap Siklus III
No Indikator/aspek yang
diamati
Skor
Pertemuan
1
Pertemuan
2
Pertemuan
3
1. Keterlibatan anak 3,25 3,5 4
2. Motivasi belajar 3,25 3,5 3,5
3. Keaktifan anak dalam proses
kegiatan pembelajaran (IIIa)
3,25 3,25 3,5
4. Keaktifan anak dalam
proses pembelajaran (IIIb)
3 3 3,25
Skor 3,18 3,31 3,56
Penilaian siklus I = = = 3,35
Prosentase = = 83,75%
Data kedua tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang
terjadi pada siklus III terjadi peningkatan kualitas anak maupun guru dalam
proses pembelajaran. Peningkatan siklus ini merupakan siklus terakhir karena
sudah mencapai target pencapaian perkembangan yaitu >80% kualitas proses
dari guru maupun anak yang menunjukkan hasil yang baik. Hasil pengamatan
aktivitas anak dan kinerja guru yang terjadi pada siklus III dapat diuraikan
dibawah ini:
1. Pertemuan Pertama
a) Observasi Kinerja Guru
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan guru kelas terhadap
proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut:
(1) Menyiapkan ruang, alat untuk pembelajaran sepenuhnya baik.
(2) Menunjukkan penguasaan dalam menggunakan permainan yang
diterapkan.
(3) Menyampaikan materi dengan permainan yang diterapkan sudah
bagus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
(4) Pengelolaan kelas sudah baik walaupun kuota anak dalam 1 kelas
terlalu banyak.
(5) Menyampaikan pembelajaran dengan jelas dan runtut.
(6) Media yang digunakan sudah baik sesuai dengan karakteristik anak.
(7) Guru sudah baik dalam menarik anak untuk aktif mengikuti
pembelajaran.
(8) Guru sudah dapat mengaitkan permainan dengan tema yang
diterapkan.
(9) Penggunaan media sudah efektif.
(10) Guru membuat anak terlibat dalam penggunaan media.
(11) Guru menumbuhkan suasana yang meyenangkan pada anak
sehingga anak antusias dalam melakukan pembelajaran.
Tingkat pencapaian perkembangan terjadi peningkatan tetapi belum
mencapai target yang diharapkan. Hasil observasi guru dapat dinilai dari
kegiatan pra pembelajaran sampai kegiatan penutup. Skor rata-rata
aktivitas guru dalam siklus III pertemuan 1 adalah adalah 3,15 yang dapat
dilihat pada lampiran. Penilaian dapat dilihat pada lampiran 51 halaman
240.
b) Observasi Aktivitas Anak
Berdasarkan hasil pengamatan siklus III pertemuan pertama yang
dilakukan pada saat pembelajaran menggunakan kartu tema lagu, aktivitas
yang terjadi anak sebagai berikut:
(1) Anak memperhatikan guru saat menjelaskan kegiatan (tidak berbicara
sendiri, main-main sendiri, dll).
(2) Minat dan perhatian anak mengikuti aturan permainan.
(3) Anak berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dengan permainan.
(4) Anak bertanya tentang kegiatan yang belum dipahami.
(5) Anak tertarik dengan media yang digunakan dikarenakan
menggunakan media yang menarik.
(6) Anak bertanggung jawab ikut serta dalam melaksanakan tugas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
(7) Anak memahami aturan permainan dan mau mengikuti sampai
permainan selesai.
Pengamatan anak dinilai berdasarkan keterlibatan anak, motivasi,
keaktifan dalam proses pembelajaran yang dapat dilihat pada lampiran.
Skor rata-rata anak yang aktif pada siklus III pertemuan 1 yaitu 3,18
sehingga dapat dikatakan bahwa anak masih kurang aktif dalam
melaksanakan pembelajaran. Penilaian dapat dilihat pada lampiran 61
halaman 260.
2. Pertemuan Kedua
a) Observasi Kinerja Guru
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan guru kelas terhadap
proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut:
(1) Menyiapkan ruang, alat untuk pembelajaran sangat baik.
(2) Menunjukkan penguasaan dalam menggunakan permainan yang
diterapkan.
(3) Menyampaikan materi dengan permainan yang diterapkan sudah baik.
(4) Pengelolaan kelas sudah baik walaupun kuota anak dalam 1 kelas
terlalu banyak.
(5) Menyampaikan pembelajaran dengan jelas dan runtut.
(6) Media yang digunakan sudah baik sesuai dengan karakteristik anak.
(7) Guru sudah baik dalam menarik anak untuk aktif mengikuti
pembelajaran.
(8) Guru sudah dapat mengaitkan permainan dengan tema yang
diterapkan.
(9) Penggunaan media sudah efektif.
(10) Guru membuat anak terlibat dalam penggunaan media.
(11) Guru menumbuhkan suasana yang sangat meyenangkan pada anak
sehingga anak antusias dalam melakukan pembelajaran.
Tingkat pencapaian perkembangan terjadi peningkatan tetapi belum
mencapai target yang diharapkan. Hasil observasi guru dapat dinilai dari
kegiatan pra pembelajaran sampai kegiatan penutup. Skor rata-rata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
aktivitas guru dalam siklus III pertemuan 2 adalah adalah 3,29 yang dapat
dilihat pada lampiran. Penilaian dapat dilihat pada lampiran 52 halaman
242.
b) Observasi Aktivitas Anak
Berdasarkan hasil pengamatan siklus III pertemuan kedua yang
dilakukan pada saat pembelajaran menggunakan kartu tema lagu, aktivitas
yang terjadi anak sebagai berikut:
(1) Anak memperhatikan guru saat menjelaskan kegiatan (tidak berbicara
sendiri, main-main sendiri, dll).
(2) Minat dan perhatian anak mengikuti aturan permainan.
(3) Anak berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dengan permainan.
(4) Anak sering berinteraksi dengan teman.
(5) Anak tertarik dengan media yang digunakan dikarenakan
menggunakan media yang menarik.
(6) Anak bertanggung jawab ikut serta dalam melaksanakan tugas.
(7) Anak memahami aturan permainan dan mau mengikuti sampai
permainan selesai.
Pengamatan anak dinilai berdasarkan keterlibatan anak, motivasi,
keaktifan dalam proses pembelajaran yang dapat dilihat pada lampiran.
Skor rata-rata anak yang aktif pada siklus III pertemuan 2 yaitu 3,31
sehingga dapat dikatakan bahwa anak aktif dalam melaksanakan
pembelajaran. Penilaian dapat dilihat pada lampiran 62 halaman 262.
3. Pertemuan Ketiga
a) Observasi Kinerja Guru
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan guru kelas terhadap
proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti sebagai berikut:
(1) Menyiapkan ruang, alat untuk pembelajaran sangat baik dilihat dari
keseterdiaan ruang dan alat yang digunakan sudah dipersiapkan
sebelumnya.
(2) Menunjukkan penguasaan dalam menggunakan permainan yang
diterapkan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
(3) Menyampaikan materi dengan permainan yang diterapkan sudah baik.
(4) Pengelolaan kelas sudah baik walaupun kuota anak dalam 1 kelas
terlalu banyak.
(5) Menyampaikan pembelajaran dengan jelas dan runtut.
(6) Media yang digunakan sudah baik sesuai dengan karakteristik anak
dengan kertas yang berwarna-warna.
(7) Guru sudah baik dalam menarik anak untuk aktif mengikuti
pembelajaran.
(8) Guru dapat mengaitkan permainan dengan tema yang diterapkan.
(9) Guru membuat anak terlibat dalam penggunaan media dengan
mempergunakan media dengan maksimal.
(10) Guru menumbuhkan suasana yang sangat meyenangkan pada anak
sehingga anak antusias dalam melakukan pembelajaran.
Tingkat pencapaian perkembangan terjadi peningkatan tetapi belum
mencapai target yang diharapkan. Hasil observasi guru dapat dinilai dari
kegiatan pra pembelajaran sampai kegiatan penutup. Skor rata-rata
aktivitas guru dalam siklus III pertemuan 3 adalah adalah 3,5. Penilaian
dapat dilihat pada lampiran 53 halaman 244.
b) Observasi Aktivitas Anak
Berdasarkan hasil pengamatan siklus III pertemuan ketiga yang
dilakukan pada saat pembelajaran menggunakan kartu tema lagu, aktivitas
yang terjadi anak sebagai berikut:
(1) Minat dan perhatian anak mendengarkan guru yang menjelaskan dan
mengikuti aturan permainan.
(2) Anak berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dengan permainan.
(3) Anak menjadi sering berinteraksi dengan teman.
(4) Anak tertarik dengan media yang digunakan dikarenakan
menggunakan media yang menarik.
(5) Anak bertanggung jawab ikut serta dalam melaksanakan tugas.
(6) Anak memahami aturan permainan dan mau mengikuti sampai
permainan selesai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
(7) Anak mulai menunjukkan melatih diri untuk berani bernyanyi
sendiri di depan kelas.
Pengamatan anak dinilai berdasarkan keterlibatan anak, motivasi,
keaktifan dalam proses pembelajaran yang dapat dilihat pada lampiran.
Skor rata-rata anak yang aktif pada siklus III pertemuan 3 yaitu 3,56
sehingga dapat dikatakan bahwa anak aktif dalam melaksanakan
pembelajaran. Penilaian dapat dilihat pada lampiran 63 halaman 264.
c. Refleksi
Adapun hasil kemampuan keberanian bernyanyi anak pada siklus III
dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.18 Kriteria Penilaian Siklus III
No Interval
Nilai
Kriteria Penilaian Jumlah Kerterangan
● √ ○
1. 0,0 – 1,0 0 0 TT
2. 1,0 – 2,0 1 2 3 TT
3. 2,0 – 3,0 27 27 T
4. 3,0 – 4,0 0 T
Jumlah 30
Tabel 4.19 Daftar Nilai Keberanian Bernyanyi Kelompok B5 TK Masyithoh
Kroya Cilacap siklus III
No Nilai Keterangan No Nilai Keterangan No Nilai Keterangan
1. 1,83 ○ (TT) 11. 2,58 ● (T) 21. 2,83 ● (T)
2. 2 √ (ST) 12. 2,08 ● (T) 22. 3 ● (T)
3. 2,83 ● (T) 13. 3,08 ● (T) 23. 2,67 ● (T)
4. 2,41 ● (T) 14. 1,75 ○ (TT) 24. 2,08 ● (T)
5. 2,58 ● (T) 15. 2,67 ● (T) 25. 2,5 ● (T)
6. 2,41 ● (T) 16. 3 ● (T) 26. 2,58 ● (T)
7. 3,25 ● (T) 17. 2,67 ● (T) 27. 2,16 ● (T)
8. 2,5 ● (T) 18. 3 ● (T) 28. 3,16 ● (T)
9. 2,91 ● (T) 19. 2,08 ● (T) 29. 2,08 ● (T)
10. 2,5 ● (T) 20. 3 ● (T) 30. 2,16 ● (T)
Ketuntasan Klasikal = Jumlah anak yang tuntas = 2/30 x 100% = 6,67%
= Jumlah anak setengah tuntas = 1/30 x 100% = 3,33%
= Jumlah anak tidak tuntas = 27/30 x 100% = 90%
Nilai Tertinggi = 3,25 Nilai Terendah = 1,75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
Data nilai keberanian bernyanyi anak kelompok B5 TK Masyithoh
Kroya dapat dilihat pada lampiran 43 halaman 224. Tabel frekuensi nilai
keberanian bernyanyi anak kelompok B5 TK Masyithoh Kroya sebagai
berikut:
Tabel 4.20 Data Frekuensi Keberanian Bernyanyi Kelompok B5 TK Masyithoh
Kroya Cilacap Siklus III
No Interval
Nilai
Frekuensi
(f)
Nilai
Tengah
(xi)
fxi Prosentase Keterangan
1. 0 – 0,1 0 0,5 0 0% Tidak Tuntas
2. 1,0 – 2,0 3 1,5 4,5 10% Tidak Tuntas
3. 2,0 – 3,0 24 2,5 60 70% Tuntas
4. 3,0 – 4,0 3 3,5 10,5 16,67% Tuntas
Jumlah 30 75 100%
Nilai Rata-rata = 75 : 30 = 2,5
Ketuntasan Klasikal = 27 : 30 x 100% = 90%
Data frekuensi nilai keberanian bernyanyi pada tebel tersebut dapat
dilihat pada diagram berikut ini :
Gambar 4,4 Diagram Keberanian Bernyanyi Kelompok B5 TK Masyithoh
Kroya Cilacap siklus III
Peningkatan yang terjadi pada siklus III dapat dilihat bahwa anak yang
memiliki keberanian bernyanyi pada kelompok B5 sudah mencapai dan
melebihi target karena 27 anak atau 90% sudah menunjukkan keberanian
27
1 2
tuntas
setengah tuntas
tuntas
90% 3,33%
6,67%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
bernyanyi. Pencapaian siklus III tidak dapat mencapai 100% masih ada anak
1 anak setengah tuntas, dan sisanya 2 anak yang masih tidak tuntas.
Data yang dikumpulkan melalui pengamatan diamati untuk
mengetahui refleksi dari siklus III yaitu:
1) Seluruh anak aktif melakukan permainan kartu tema lagu
2) Permainan kotak kartu tema lagu belum pernah dilakukan dalam proses
pembelajaran tersebut sehingga semua anak tertarik untuk melakukannya
3) Strategi yang digunakan dapat mendorong anak untuk berani bernyanyi
di depan kelas
4) Lagu yang digunakan dalam permainan kotak kartu tema lagu tidak
hanya burung hantu , potong bebek angsa, ikan, cicak, kelinci, tetapi ada
lagu baru yang baru sehingga menambah perbendaharaan lagu anak
Anak yang tidak maju ke depan, dikarenakan karena anak yang
pemalu tersebut terbiasa jarang berkomunikasi dengan teman yang lainnya,
dan tidak adanya kegiatan yang penampilan diri ke depan kelas.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 3 siklus. Setiap siklus
terdiri dari 3 pertemuan dan masing-masing pertemuan terdiri dari empat tahap
yaitu: 1) tahap perencanaan; 2) tahap pelaksanaan tindakan; 3) tahap observasi; 4)
tahap refleksi. Berdasarkan deskripsi penelitian diatas, berikut akan dikemukakan
deskripsi pembahasan hasil penelitian tentang implementasi permainan kotak
kartu lagu untuk meningkatkan keberanian bernyanyi anak kelompok kelompok
B5 semester II tahun pelajaran 2012/2013 untuk meningkatkan konsep diri pada
anak.
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisa data, terdapat peningkatan
keberanian bernyanyi anak kelompok B5 TK Masyithoh Kroya-Cilacap tahun
pelajaran 2012/2013 saat pembelajaran berlangsung. Peningkatan terlihat dari
sebelum tindakan atau prasiklus dan setelah tindakan, yaitu siklus I, II, dan III.
Perbandingan dapat dilihat dibawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
1. Peningkatan keberanian bernyanyi
Penilaian yang dilakukan pada setiap siklus adalah penilaian proses
dimana kegiatan yang dilakukan adalah unjuk kerja. Penilaian didasarkan oleh
4 indikator yaitu: aktif, semangat, cinta diri, pennampilan diri. Data nilai rata-
rata peningkatan keberanian bernyanyi dapat dilihat pada diagram berikut ini:
Gambar 4.5 Data nilai rata-rata peningkatan keberanian bernyanyi kelompok
B5 TK Masyithoh Kroya Cilacap
Berdasarkan gambar tersebut hasil adanya tindakan dari siklus I ke siklus
III mengalami perubahan yang atau peningkatan yang signifikan. Rata-rata
hasil penilaian keberanian bernyanyi pada pra tindakan sebesar 1,9, siklus I
sebesar 2, siklus II sebesar 2,267, dan pada siklus III sebesar 2,5.
Peningkatan keberanian bernyanyi pada kelompok B5 TK Masyithoh
Kroya Cilacap semester II tahun pelajaran 2011/2012 mulai dari pra siklus,
siklus I, II, dan III dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.21 Rekapitulasi Hasil penilaian Keberanian Bernyanyi Anak
Kelompok B5
No Ketuntasan Kondisi Awal Siklus I Siklus II Siklus III
Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1. Tuntas 12 40% 16 53,3% 21 70% 27 90%
2. Tidak
Tuntas
18 60% 14 46,6% 9 30% 3 30%
1.9 2 2.26
2.5
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
Prasiklus Siklus I Siklus II Siklus III
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
Data tersebut dapat disajikan dalam bentuk gambar diagram seperti
dibawah ini:
Gambar 4.6 Data Rekapitulasi Keberanian Bernyanyi Kelompok B5 TK
Masyithoh Siklus III
Gambar 4.7 Gambar Perbandingan Peningkatan Keberanian Bernyanyi
antar Siklus Masyithoh Kroya Cilacap
Berdasarkan grafik tersebut terlihat perubahahan/perkembangan
keberanian yang muncul pada diri anak dari dilakukan tindakan siklus I, II, III.
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:
0
5
10
15
20
25
Prasiklus siklus II Siklus II Siklus III
10% 6,67%
0% 0
50%
40%
30%
10%
40%
50%
63,3%
73,3%
0% 3,3%
6,67%
16, 167
0,0-1,0
1,0-2,0
2,0-3,0
3,0-4,0
12
16
21
27
4 2 2
1
14 12
7
2
0
5
10
15
20
25
30
Prasiklus Siklus I Siklus II Siklus III
Fre
ku
ensi
Perbandingan antar siklus
tuntas
Setengah
tuntas
tidak tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
1. Pada rentang nilai 0,0-0,1 yang terjadi pada siklus I terdapat 2 anak yang
mendapat nilai bulat kosong (○) sedangkan pada siklus II, dan III tidak
ada anak (0%) yang mendapat nilai bulat kosong (○).
2. Pada rentang nilai 1,0-2,0 siklus I terdapat 10 anak mendapat nilai (○) dan
2 anak yang mendapat nilai (√) mencapai 40%, siklus II terdapat 9 anak
yang terdiri dari 7 anak mendapat nilai (○) dan 2 anak yang mendapat nilai
(√) (30%), dan siklus III terdapat 1 anak (13,3%) yang mendapat nilai nilai
(√) dan 2 anak mendapat nilai (○)
3. Pada rentang nilai 2,0-3,0 siklus I terdapat terdapat 15 anak (50%), siklus
II terdapat 21 anak (63,3%) dan siklus III terdapat 21 anak (73,33%) yang
mendapat nilai bulat penuh (●).
4. Pada rentang nilai 3,0-4,0 siklus I terdapat 1 anak (3,3%) , siklus II
terdapat 2 anak (6,67%) yang mendapatkan nilai bulat penuh (●), dan
terdapat 5 anak pada siklus III (16,67%).
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan dari
siklus I terjadi peningkatan sebesar 53,3% yang berjumlah 15 anak, siklus II
70% 21 anak, dan sampai siklus III mencapai 86,67% berjulah 26 anak.
2. Peningkatan Kinerja Guru
Pelaksanaan setiap siklus pada setiap pembelajaran dilakukan
pengamatan oleh guru kelas. Hasil pengamatan yang telah direfleksi bahwa
guru dalam melaksanakan pembelajaran 1) menyiapkan ruang, alat untuk
pembelajaran sangat baik dilihat dari keseterdiaan ruang dan alat yang
digunakan sudah dipersiapkan sebelumnya; 2) Menunjukkan penguasaan
dalam menggunakan permainan yang diterapkan; 3) menyampaikan materi
dengan permainan yang diterapkan sudah baik; 4) Pengelolaan kelas sudah
baik walaupunkuota anak dalam 1 kelas terlalu banyak; 5) Menyampaikan
pembelajaran dengan jelas dan runtut; 6) Media yang digunakan sudah baik
sesuai dengan karakteristik anak dengan kertas yang berwarna-warna; 7) Guru
sudah baik dalam menarik anak untuk aktif mengikuti pembelajaran; 8) Guru
dapat mengaitkan permainan dengan tema yang diterapkan; 9) Penggunaan
media sudah efektif; 10) Guru membuat anak terlibat dalam penggunaan media
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
dengan mempergunakan media dengan maksimal; 11) Guru menumbuhkan
suasana yang sangat meyenangkan pada anak sehingga anak antusias dalam
melakukan pembelajaran.
Berdasarkan data hasil observasi nilai rata-rata guru selama
melaksanakan tindakan dai siklus I,II,dan III dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
Tabel 4.22 Rekapitulasi nilai rata-rata kinerja guru
Hasil observasi guru Siklus I Siklus II Siklus III
Pertemuan I 2,58 3,08 3,31
Pertemuan II 2,85 3,12 3,39
Pertemuan III 2,99 3,28 3,52
Rata-rata 2,80 3,11 3,40
Kategori Cukup baik Baik Sangat baik
Berdasarkan tabel tersebut dapat dibuat bagan grafik berikut ini:
Gambar 4.8 Grafik Data Rekapitulasi Observasi Kinerja Guru
Berdasarkan grafik tersebut menunjukkan terlihat bahwa proses kinerja
guru dari setiap siklus terjadi peningkatan yaitu pada siklus I nilai yang
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
siklus I Siklus II siklus III
2.8
3.11
3.4
Nil
ai
ra
ta-r
ata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
didapatkan sebesar 2,8 itu menunjukkan bahwa guru masih perlu melakukan
refleksi untuk perbaikan pada siklus berikutnya. Pada siklus II terjadi
peningkatan kinerja yaitu mendapatkan nilai 3,11 dan pada siklus III terjadi
peningkatan mendapatkan nilai 3,4 (kategori baik).
3. Peningkatan Keaktifan Siswa
Keaktifan anak setelah diadakan tindakan terjadi peningkatan yang
secara signifikan dari awal tindakan siklus I samapai pada siklus III yaitu siklus
terakhir. Awal siklus pertama rata-rata nilai observasi anak pada pertemuan
pertama dapat dikategorikan kurang yaitu: 2,68, pada pertemuan kedua
meningkat menjadi 2,87 dan pertemuan ketiga 2,87. Pada siklus II
perkembangan anak pada pertemuan 1 rata-rata nilai 2,93, pertemuan 2
meningkat 3,0, dan pertemuan 3 menjadi 3,18. Pada siklus terakhir yaitu siklus
III meningkat lagi ditunjukkan pada pertemuan 1 skor rata-rata 3, 18,
pertemuan 2 menjadi 3,31, dan pertemuan ketiga menjadi 3,56. Hal itu
memberikan kesimpulan bahwa aktifitas anak yang sebelum tindakan pasif
setelah diadakan tindakan banyak anak aktif dalam proses pembelajaran
berlangsung yang dapat membantu anak kepada proses pembentukkan diri
yang ditandai dengan keberanian anak. Data tersebut dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel 4. 23 Rekapitulasi Perbandingan Nilai Rata-rata Aktivitas anak
Hasil observasi
anak
Siklus I Siklus II Siklus III
Pertemuan I 2,56 2,93 3,18
Pertemuan II 2,68 3,0 3,31
Pertemuan III 2,87 3,18 3,56
Rata-rata 2,70 3,03 3,35
Kategori Cukup baik Baik Baik
Perbandingan observasi aktivitas abak setiap siklus I, II, III dapat
dilihat pada grafik berikut ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
Gambar 4.9 Grafik Rekapitulasi observasi aktivitas anak kelompok B5
Perbandingan antar siklus I, II, III terjadi peningkatan yang cukup baik
setelah dilaksanakan tindakan dengan permainan kotak kartu tema lagu.
membawa pengaruh pada anak bahwa pembelajaran berpusat pada anak, tidak
membuat anak pasif yang nantinya akan menjadikan proses proses
pembelajaran tidak membosankan.
D. PEMBAHASAN
Berdasarkan data yang diperoleh bahwa keberanian bernyanyi anak
kelompok B5 semester II tahun ajaran 2012/2012 meningkat dengan adanya
tindakan penerapan permainan kotak kartu tema lagu. Terbukti peningkatan
keberanian bernyanyi yang dapat dilihat dari jumlah anak yang menunjukkan
sikap keberanian bernyanyi bertambah setiap siklus yang terlihat dari pra tindakan
sejumlah 12 pada siklus I jumlah menjadi 16 terjadi peningkatan sebesar 4 anak.
Hal itu dikarenakan bahwa pada proses pembelajaran menggunakan media yang
menarik yaitu kartu tema lagu yang digunakan secara efektif oleh anak dan
permainan yang belum pernah dilakukan pada pembelajaran yang membuat anak
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
siklus I Siklus II siklus III
2.7
3.03 3.35
Nil
ai
rata
-rata
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
aktif tetapi penerapan permainan kotak kartu tema lagu terdapat hambatan yaitu
jumlah anak yang terlalu banyak sehingga kelas belum terkondisi dengan baik,
guru belum menguasai kelas. Siklus II meningkat cukup baik sebesar 5 anak
menjadi 21 anak, pada setiap pertemuan media yang digunakan selalu bervariasi
dan anak terbiasa dengan penampilan diri yang tadinya berkelompok sampai pada
pertemuan ini menjadi 2-3 anak dengan pemilihan kartu yang berbeda-beda pada
setiap pertemuannya. Siklus III terjadi peningkatan lagi sebesar 5 anak dengan
proses pembelajaran lebih menyenangkan sehingga membuat anak tertarik
malakukan permainan yang akan membuat anak aktif dan semangat mengikuti
pembelajaran sampai akhir, pada pertemuan ini anak akan maju untuk bernyanyi
sendiri tanpa teman yang mendampinginya, anak akan terbiasa memberi tangung
jawab kepada teman untuk maju kedepan dengan kartu yang di dapatkannya.
Permainan kotak kartu tema lagu menjadi salah satu strategi yang dapat
meningkatkan keberanian bernyanyi. Setiap siklus media yang digunakan efektif
oleh anak yang membuat anak tertarik melakukan kegiatan dan menumbuhkan
pembelajaran yang berpusat pada anak. Keberanian bernyanyi anak melalui
permainan kartu tema lagu menjadi hal yang terbukti meningkat dikarenakan
pemilihan kartu tema lagu dipilih oleh anak sendiri sehingga anak tidak merasa
terbebani oleh tugas dan hasil kartu yang di dapatkannya nanti akan dinyanyikan
di depan kelas oleh anak itu sendiri. Kartu dibuat menarik dengan kertas
berwarna-warni untuk menambah semangat anak dalam pembelajaran.
Permainan kotak kartu tema lagu berpengaruh terhadap peningkatan
keberanian bernyanyi. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Koukava, dkk (2011)
bahwa permainan musik mampu meningkatkan konsep diri. Konsep diri yang
dimakasudkan adalah percaya diri yang ditunjukkan dengan keberanian.
Didukung oleh Brodsky dan Sulkin (2011) menunjukkan bahwa permainan
lagu/musik untuk perkembangan anak dari usia 5-10 tahun. Pendapat tersebut
diperkuat koleh Musbikin (2009) yang mengatakan musik menambah motivasi
memotivasi yang mengandung adanya unsur harapan dan optimisme yang tinggi
sehingga memiliki kekuatan semangat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
Pembelajaran melalui permainan merupakan hal yang menyenangkan
karena anak dapat termotivasi agar tertarik melakukan pembelajaran dan
mengubah cara belajar yang mengaitkan antara bermain dengan pembelajaran.
Sesuai dengan teori, manfaat dari bermain yaitu dapat mengurangi rasa takut
(Musfiroh, 2005). Rasa takut yang dialami anak yaitu keengganan anak maju
bernyanyi kedepan kelas oleh karena itu melalui permainan yang dilakukan pada
pembelajaran sangat baik dilakukan karena dapat mengurangi ketegangan.
Pelasanaan tindakan yang terjadi terdapat hambatan-hambatan diantaranya yaitu
jumlah anak dalam satu kelas terlalu banyak sehingga guru kesulitan untuk
menguasai kelas, masih ada anak yang tidak mendengarkan guru saat menjelaskan
kegiatan. Anak yang nakal tidak mau sering mengganggu teman yang sedang
melaksanakan kegiatan dan diajak bicara sendiri.
Penerapan permainan kotak kartu tema lagu aturan didalamnya terdapat
mengajarkan anak untuk bernyanyi. Guru apabila mengajar bernyanyi kepada
anak didik pertama guru memperkenalkan lagu kepada anak terlebih dahulu lalu
di ulang agar anak hafal tentang lagu tersebut dan yang paling terpenting lagu
yang diajarkan tidak terlalu panjang sehingga anak apabila diminta maju tidak
menimbulkan keraguan yang menyebabkan kurang keberanian bernyanyi.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa salah satu strategi
untuk meningkatkan keberanian bernyanyi anak kelompok B5 semester II tahun
ajaran 2011/2012 dengan penerapan permainan kotak kartu tema lagu.
Pembelajaran menggunakan pada anak TK menggunakan permainan sesuai
dengan karateristik anak yang dapat membuat anak aktif sehingga dapat
menumbuhkan keberanian anak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Hasil penelitian dan pembahasan dalam penelitian tindakan kelas ini, dapat
disimpulkan bahwa Penerapan permainan kotak kartu tema lagu dapat
meningkatkan keberanian bernyanyi Kelompok B5 TK Masyithoh Kroya Cilacap
yang berakibat pada proses perkembangan emosional. Hal ini ditunjukkan dengan
adanya perubahan pada sikap keberanian anak yang dapat diketahui dari hasil
rata-rata setiap pertemuan yang meningkat selama pelaksanaan tindakan siklus I,
II dan III. Keberhasilan yang terjadi pada siklus I belum berhasil sejumlah 16
anak yang tuntas, kemudian melanjutkan ke siklus II berjumlah 21 anak dan
terakhir berhasil pada siklus III yang berjumlah 27 anak yang tuntas.
B.Implikasi
Pembelajaran dengan menerapkan permainan kotak kartu tema lagu
mengkaitkan kegiatan bermain dengan cara belajar anak dalam proses
pembelajaran yang berlangsung di TK. Media yang menarik yang berisi gambar
benda-benda dirancang secara menarik menambah semangat siswa dalam belajar
berpengaruh pada keaktifan, dan semangat anak sehingga lebih mudah dalam
mengontrol kondisi anak supaya berperan dalam pembelajaran.
Hasil penelitian ini mempunyai implikasi pada guru dan anak didik TK
Masyithoh yaitu:
1. Anak
a. Menumbuhkan keaktifan anak yang berkibat pada peningkatan keberanian
bernyanyi anak kelompok B5 TK Masyithoh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
b. Interaksi antar anak satu dengan anak lainnya terjalin dengan baik dari
adanya menyelesaikan tugas bersama-sama sehingga menumbuhkan
kerjasama antar kelompok.
c. Tidak hanya perkembangan emosional saja yang berhasil ditingkatkan,
tetapi perkembangan bahasa anak juga meningkat dengan kosa kata baru
pada lagu yang dinyanyikan.
2. Guru
a. Memberikan pengalaman baru dalam melaksanakan pembelajaran.
b. Minat terhadap permainan kotak kartu tema lagu untuk diterapkan pada
pembelajaran.
c. Media kartu pada permainan kotak kartu tema lagu menarik sehingga ingin
menggunakan kartu tersebut dalam pembelajaran anak.
C. Saran
Berdasarkan hasil tindakan pada siklus pertama, kedua dan ketiga, bahwa
penerapan permainan kotak kartu tema lagu yang tepat dapat meningkatkan
keberanian bernyanyi anak kelompok B5 TK Masyithoh Kroya-Cilacap tahun
ajaran 2011/2012, dapat disampaikan saran kepada guru kelompok B5 sebagai
berikut:
1. Lagu yang diajarkan untuk bernyanyi hendaknya sesuai karakteristik anak
sehingga mudah dipahami anak dan dihafal anak agar anak tidak takut untuk
maju ke depan kelas.
2. Pembelajaran yang berlangsung melalui permainan kotak kartu tema lagu
akan berjalan dengan baik dengan adanya guru pendamping.
3. Penerapan permainan kotak kartu tema lagu dapat berjalan secara efektif dan
efisien jika jumlah dalam satu kelas maksimal 20 anak.
4. Media kartu yang digunakan pada permainan kartu tema lagu hendaknya
menggunakan kertas yang tebal agar tidak mudah rusak oleh anak dan
gambar-gambar pada kartu diberi warna untuk menarik perhatian anak.