Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
SKRIPSI
UPAYA GURU AQIDAH AKHLAK DALAM
PEMBINAAN AKHLAK SISWA DI MTs
MUHAMMADIYAH METRO
Oleh:
MIFTAHUL NAIM
NPM. 1501010197
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
METRO
1441 H/2019 M
ii
UPAYA GURU AQIDAH AKHLAK DALAM PEMBINAAN AKHLAK
SISWA DI MTs MUHAMMADIYAH
METRO
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
MIFTAHUL NAIM
NPM. 1501010197
\
Pembimbing I : Dr. Mukhtar Hadi, M.Si
Pembimbing II : Ahmad Zumaro, MA.
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
METRO
1441 H/2019 M
iii
KEMENTERIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Jln. Ki. Hajar Dewantara Kampus 15 A Iringmulyo Kota Metro Lampung 34111
Telp. (0725) 41507, Fax. (0725) 47296 Website: www.metrouniv.ac.id Email: [email protected]
NOTA DINAS
Nomor :
Lampiran : 1 (Satu) Berkas
Perihal : Pengajuan Proposal Penelitian
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan
IAIN Metro
Di Tempat
Assalamu‟alaikum Wr. Wb.
Setelah kami adakan pemeriksaan dan pertimbangkan seperlunya, maka
proposal yang disusun oleh :
NAMA : MIFTAHUL NAIM
NPM : 1501010197
FAKULTAS : TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JUDUL : UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI MTs
MUHAMMADIYAH METRO
Sudah kami setujui dan dapat diajukan ke Institut Agama Islam (IAIN)
Metro untuk diseminarkan. Demikian harapan kami dan atas penerimaannya,
kami ucapkan terima kasih.
Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.
Pembimbing I
Dr. Mukhtar Hadi, S.Ag, M.Si
NIP. 19730710 199803 1 003
Metro, September 2019
Pembimbing II
Ahmad Zumaro, MA
NIP. 19750221 200901 1 003
iv
KEMENTERIAN AGAMA RI
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Jln. Ki. Hajar Dewantara Kampus 15 A Iringmulyo Kota Metro Lampung 34111
Telp. (0725) 41507, Fax. (0725) 47296 Website: www.metrouniv.ac.id Email: [email protected]
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Skripsi : UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI MTs
MUHAMMADIYAH METRO
NAMA : MIFTAHUL NAIM
NPM : 1501010197
FAKULTAS : TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MENYETUJUI
Untuk diseminarkan dalam seminar proposal Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Metro.
Pembimbing I
Dr. Mukhtar Hadi, S.Ag, M.Si
NIP. 19730710 199803 1 003
Metro, September 2019
Pembimbing II
Ahmad Zumaro, MA
NIP. 19750221 200901 1 003
v
vi
vii
ABSTRAK
UPAYA GURU AKIDAH AKHLAK DALAM PEMBINAAN AKHLAK
SISWA DI MTs MUHAMMADIYAH METRO
Oleh:
MIFTAHUL NAIM
Dalam lingkungan keluarga, orang tua mempunyai peranan yang sangat
penting dalam membina kepribadian dan membentuk akhlak, khususnya anak-
anak mereka, dalam lingkungan sosial masyarakat juga mempunyai andil dalam
membina kepribadian dan membentuk akhlak, sedangkan dalam lingkungan
sekolah, guru yang mempunyai tugas dan wewenang dalam membina dan
membentuk akhlk siswa, yaitu akhlak yang seluruh aspek-aspeknya yakni baik
tingkah laku luarnyanya, kegiatan-kegiatan jiwanya, maupun filsafat hidup dan
kepercayaanya menunjukkan pengabdian kepada Allah SWT. Kenyataan tersebut
memberikan peluang bagi seorang guru untuk memberikan peranannya dalam
usaha membentuk akhlak siswa siswa. Guru adalah orang dewasa yang
bertanggung jawab untuk memberikan pertolongan pada peserta didiknya dalam
perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai tingkat kedewasaannya,
mampu mandiri dalam memenuhi tugasnya sebagai seorang hamba dan khalifah
Allah SWT, serta mampu melaksanakan tugasnya sebagai makhluk sosial dan
sebagai makhluk individu yang mandiri.
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Upaya Guru Akidah Akhlak
Dalam Pembinaan Akhlak Siswa Di MTs Muhammadiyah Metro”. Adapun tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui. Upaya Guru Akidah Akhlak Dalam
Pembinaan Akhlak Siswa, Penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian
deskriptif kualitatif, dengan mengambil latar MTs Muhammadiyah Metro,
pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi.
Sedangkan teknik analisis datanya menggunkan analisis deskriptif kualitatif.
Berdasarkan analisis, data yang diperoleh menggunakan analisis
deskkriptif kualitatif peran guru aqidah akhlaq di MTs Muhammadiyah Metro
dalam Pembinaan Akhlak sangat banyak sekali namun yang menonjol antara lain
adalah, memberi motivasi, memberi bimbingan, memberi latihan pembiasaan.
Cara guru aqidah akhlak dalam membentuk Akhlak Siswa di MTs
Muhammadiyah Metro adalah dengan cara penanaman nilai-nilai karakter secara
umum, nilai yang dimaksud yaitu, nilai religius, nilai kejujuran, nilai tnggung
jawab, nilai kedisiplinan, nilai ke, nilai kreatif, nilai kemandirian, nilai rasa ingin
tahu, nilai semangat kebangsaan, nilai menghargai prestasi, nilai
bersahabat/komunikatif, nilai cinta damai, nilai gemar membaca, nilai peduli
lingkungan, nilai peduli sosial dan nilai tanggung jawab. Di MTs Muhammadiyah
Metro, Penanaman Akhlak secara Umum Tersebut sudah terpenuhi semua
walaupun belum sempurna prosesnya baik dalam proses KBM di kelas maupun
dalam lingkungan sekolah.
viii
ORISINALITAS PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Miftahul Naim
NPM : 1501010197
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa Skripsi ini secara keseluruhan adalah asli penelitian saya
kecuali bagian-bagian tertentu yang dirujuk dari sumbernya dan disebutkan dalam
daftar pustaka.
Metro, Agustus 2019
Yang menyatakan
Miftahul Naim
NPM. 1501010197
ix
HALAMAN MOTTO
ُ يُِحةُّ ْنيَا َوُحْسَن ثََواِب اْْلِخَرِةِۗ َوَّللاه ُ ثََواَب الدُّ فَآتَاهُُم َّللاه
اْلُمْحِسنِيَن Artinya: Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala
yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.
(QS. Ali Imran: 148)1
1 QS. Ali Imran (3).148.
x
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan rendah hati dan rasa syukur atas kehadirat Allah Swt, penulis
mempersembahkan keberhasilan studi ini kepada:
1. Kedua orangtua tercinta, Ayahanda M Khoerudin dan Ibunda Nur Baiti yang
telah senantiasa memberikan kasih sayang, pengorbanan dan dengan tulus
ikhlas memberikan do’a serta motivasi sehingga peneliti mampu
menyelesaikan studi.
2. Adik-Adik tercinta Lu’Lu Masfufah, Ahmad Husni Mubarok, Alfa Khimatun
Khoiria Dan Indi Salwa Kamalia, merekalah yang menjadikan penyemangat
peneliti untuk menyelesaikan studi.
3. Bpk Dr. Mukhtar Hadi, M.Si, selaku pembimbing I dan Bapak Ahmad
Zumaro, MA. selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan serta
mengarahkan dengan penuh kesabaran untuk menyelesaikan penyusunan
skripsi ini.
4. Segenap Bapak dan Ibu dosen IAIN Metro yang telah memberikan ilmunya.
5. Segenap guru dan karyawan MTs Muhammadiyah Metro yang telah
memfasilitasi selama melakukan penelitian.
6. Keluarga Besar Racan Radin Inten II & Puteri Kandang Rarang IAIN Metro
Lampung dan Sahabat-sahabat PMII Kota Metro, yang selalu memberikan
semangat.
7. Almamater tercinta Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro Lampung.
xi
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, atas taufik
dan Inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan proposal ini.
Penulisan proposal ini adalah sebagai salah satu bagian dari persyaratan untuk
menyelesaikan pendidikan program Strata Satu (S1) Fakultas Tarbiyah IAIN
Metro guna memperoleh gelar S.Pd.
Upaya penyelesaian proposal ini, penulis telah menerima banyak bantuan
dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karenanya penulis mengucapkan terima
kasih yang tak terhingga kepada Prof. Dr. Enizar, M.Ag. Selaku Rektor IAIN
Metro. Dr. Akla, M.Pd, Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Metro.
Muhammad Ali, M.Pd.I, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam. Dr.
Mukhtar Hadi, M.Si, Selaku Pembimbing I dan Ahmad Zumaro, MA Selaku
Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, mencurahkan, mengarahkan dan
memberi bimbingan yang sangat berharga dalam mengarahkan dan memberi
motivasi. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak dan Ibu
Dosen/Karyawan IAIN Metro yang telah menyediakan waktu dan membekali
ilmu pengetahuan kepada penulis.
Kritik dan saran demi perbaikan Proposal ini sangat diharapkan dan akan
diterima dengan kelapangan dada. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran
untuk perbaikan lebih lanjut. Semoga Proposal ini bermanfaat dan memberikan
arti yang berguna bagi kita semua.
Metro, 17 September 2019
Penulis
MIFTAHUL NAIM
NPM. 1501010197
xii
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN SAMPUL .............................................................................. i
HALAMAN JUDUL ................................................................................. ii
PERSTUJUAN .......................................................................................... iii
..................................................................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... v
HALAMAN KATA PENGANTAR ......................................................... vi
DAFTAR ISI .............................................................................................. vii
DAFTAR TABEL...................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Pertanyaan Penelitian ............................................................... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 5
D. Penelitian Relevan .................................................................... 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Guru Aqidah Akhlaq ................................................................ 8
1. Pengertian Peran Guru Aqidah Akhlaq .............................. 8
2. Tugas dan Tanggung Jawab Guru Aqidah Akhlaq ............ 9
xiii
3. Peran Guru Aqidah Akhlaq ................................................ 11
B. Pembinaan Akhlak ................................................................... 14
1. Pengertian Pembinaan Akhlak ............................................ 14
2. Tujuan Pembinaan Akhlak .................................................. 16
3. Sumber Pembinaan Akhlak ................................................. 17
C. Bentuk-bentuk Pembinaan Akhlaks ......................................... 20
1. Metode Pembinaan Akhlak ................................................. 21
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembinaan Akhlak ...... 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Sifat Penelitian ....................................................... 26
B. Sumber Data .......................................................................... 27
C. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 29
D. Teknik Penjamin Keabsahan Data ......................................... 31
E. Teknik Analisis Data ............................................................. 33
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................. 38
1. Sejarah Berdirinya MTs Muhammadiyah Metro ............ 40
2. Visi dan Misi MTs Muhammadiyah Metro .................... 40
3. Letak Geografis MTs Muhammadiyah Metro ................ 41
4. Sarana dan Prasarana MTs Muhammadiyah Metro ........ 42
5. Keadaan Siswa MTs Muhammadiyah Metro ................. 43
6. Keadaan Guru MTs Muhammadiyah Metro ................... 43
xiv
B. Data Upaya Guru Aqidah Akhlak Dalam Pembinaan Akhlak Siswa
Di MTs Muhammadiyah Metro .......................................... 45
C. Analisis Data Tentang Upaya Guru Aqidah Akhlak Dalam
Pembinaan Akhlak Siswa Di Muhammadiyah Metro ......... 65
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ............................................................................. 73
B. Saran .................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAR HIDUP
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1 Profil Umum MTs Muhammadiyah Metro ............................................ 39
4.2 Sarana dan Prasarana MTs Muhammadiyah Metro ............................... 42
4.3 Jumlah Peserta Didik MTs Muhammadiyah Metro ............................... 43
4.4 Daftar Guru MTs Muhammadiyah Metro .............................................. 44
4.5 Daftar Pengelola Tata Usaha MTs Muhammadiyah Metro .................... 45
4.6 Data Observasi Upaya Guru Akidah Akhlak Dalam Pembinaan Akhlak
Siswa di MTs Muhammadiyah Metro .................................................... 49
xvi
DAFTAR GAMBAR
Lampiran ................................................................ Halaman
1. Denah Lokasi ............................................................................................ 41
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran ................................................................ Halaman
1. SK Bimbingan ..........................................................................................
2. Surat Pra Survey .......................................................................................
3. Surat Pemberian Izin Pra Survey ..............................................................
4. Surat Tugas ...............................................................................................
5. Izin Research .............................................................................................
6. Pemberian Izin Research ...........................................................................
7. Surat Keterangan Bebas Jurusan PAI .......................................................
8. Surat Keterangan Bebas Pustaka...............................................................
9. Lembar Konsultasi ....................................................................................
10. Outline .......................................................................................................
11. Alat Pengumpul Data ................................................................................
12. Foto-Foto Kegia ........................................................................................
13. Daftar Riwayat Hidup ...............................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dan pengajaran di sekolah, pendidikan agama Islam
merupakan hal yang paling penting di dalam pembinaan akhlak peserta didik
agar tumbuh dan berkembang menjadi insan kamil cerdas dan terampil
sekaligus bertaqwa kepada Allah SWT. dengan semikian makan tercipta
masyarakat adil dan makmur. Hal tersebut sesuai dengan UU No. 20 tahun
2003 tentang sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3 menyebutkan bahwa,
Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu cukup, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Demikian untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut
makka harus ditempuh melalui proses pendidikan yang menyelenggarakannya
benar-benar memikirkan tentang perkembangan peserta didik terutama dalam
perkembangan akhlaknya, sehingga tujuan yang diinginkan oleh guru dalam
menanamkan pengetahuan tentang akhlak kepada peserta didik untuk dapat
mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam sebuah lembaga pendidikan para
guru harus memperhatikan akhlak peserta didiknya terutama bagi guru mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam. Karena guru agama memiliki tanggung
jawab yang penuh untuk memperbaiki akhlak peserta didik. Guru memilik
peran yang sangat penting dan sangat efektif dalam upaya pembinaan akhlak
2
peserta didiknya, karena guru merupakan satu komponen bagian dari lembaga
pendidikan yang berinteraksi langsung dengan peserta didik, sehingga guru
lebih memahami situasi dan kondisi yang dialami oleh peserta didiknya.
Menanamkan nilai-nilai ke-Islaman, guru Aqidah Akhlak mempunyai
tugas dan tanggung jawab dalam mengatasi masalah sikap dan keterampilan
peserta didik. Sesuai dengan tujuan pembinaan akhlak yaitu “pembinaan
taqwa yang mengandung arti melaksanakan segala perintah dan
meninggalkan segala larangan agama artinya menjauhi perbuatan-perbuatan
jahat dan melakukan perbuatan baik. Tugas seorang guru dalam proses
pendidikan Islam mengajak manusia untuk tunduk danpatuh pada hukum-
hukum Allah SWT. guna memperoleh keselamatan dunia dan akhirat,
kemudian misi ini dikembangkan kepada pembentukan kepribadian yang
berjiwa tauhid, kreatif, beramal shaleh dan bermoral tinggi. Guru juga
mengemban tugas kerasulan yaitu menyampaikan pesan-pesan Tuhan kepada
umat manusia secara lebih khusus tugas Nabi dalam kaitannya dengan
pendidikan.
Hasil Pra-survey pada tanggal 26 Agustus 2019 hasil wawancara yang
diperoleh dari guru Aqidah Akhlak bahwa mengenai peran mereka dalam
pembinaan akhlak kepada peserta didik dilingkungan sekolah beliau
menyatakan bahwa, pendidikan dan pembinaan agama akan sukses apabila
ajaran agama itu hidup dan tercermin dalam pribadi remaja, upaya yang
dilakukan dalam pembinaan akhlak yaitu dengan cara memberikan contoh
3
seperti halnya, dalam sikap, tingkah laku, cara berpakaian, berbicara
menghadapi persoalan dan keseluruhan pribadinya.1
Wawancara penulis dengan kepala sekolah MTs Muhammadiyah
Metro yang menyatakan bahwa, betapa pentingnya menerapkan contoh
dikalangan peserta ddidik karena guru merupakan seorang yang “digugu”
atau yang diikuti segala sifat dan perilakunya. Peran guru Aqidah Akhlak
sudah cukup maksimal, guru merupakan keteladanan yaitu peserta didik
berjabat tangan dengan guru sebelum dan sesudah pelaksanaan proses belajar,
menggunakan bahasa yang baik dan sopan, tidak bosan memberikan nasehat
agar peserta didik menghormati yang lebih tua.2
Guru Aqidah Akhlak telah mencerminkan tingkah laku yang baik dan
dapat dijadikan sebagai panutan dan contoh tauladan bagi peserta didik MTs
Muhammadiyah Metro, akan tetapi masih ada sebagian peserta didik yang
tidak dapat diberikan arahan secara langsung. Dari 10 peserta didik yang
dijadikan sampel ternyata hanya ada 3 peserta didik yang akhlaknya
tergolong baik, 2 peserta didik berakhlak cukup baik, sementara 5 peserta
didik tergolong kurang memiliki akhlak yang kurang baik. Rata-rata akhlak
peserta didik yang kurang baik ditujukan dengan sikap dan perilaku yang
suka kurang rapi dalam berpakaian, berbicara kotor, menyalahgunakan alat
elektronik, narkotika berkelahi, keluar kelas saat jam pelajaran, ribut, dll.
1 Wawancara dengan Guru Aqidah Akhlak Ibu Fitriyani, S.Pd.I dengan Guru BK Bapak
Agus Supriyadi, S.Pd, pada tanggal 26 Juli 2019 pukul 09.30 2 Wawancara dengan Kepala Sekolah MTs Muhammadiyah Metro Bapak Pitoyo, A. Ma
pada tanggal 26 Juli 2019 pukul 11.30
4
Perubahan zaman telah merubah gaya hidup seseorang terutama
dikalangan remaja kebanyakan remaja sangat aktif dalam memanfaatkan
teknologi yang ditawarkan diera globalisasi saat ini. Kehidupan remaja saat
ini sering dihadapkan apda permasalahan yang begitu kompleks dan hal ini
perlu mendapat perhatian.
Salah satu masalah yang dihadapi saat ini adalah semakin menurunnya
tata krama kehidupan sosial dan etika moral remaja dalam praktik kehidupan
baik itu dalam sekolah, rumah, maupun lingkungan masyarakat. Seperti yang
kita temui terjadi banyak kasus penyimpangan norma, baik itu norma agama
maupun sosial, berupa tawuran, pembunuhan, penyalahgunaan narkotika serta
perilaku negatif lainnya. Pembinaan akhlak menjadi sangat penting dalam
usaha mencegah efek negatif dari perkembangan zaman. Sehingga dari
masalah-masalah tersbut di atas perlu adanya suatu upaya yang harus
dilakukan oleh guru khususnya guru Aqidah Akhlak dalam meningkatkan
akhlak peserta didik khususnya tingkah laku, agar peserta didik memiliki
Akhlakul Karimah yang sesuia dengan ajaran Islam, dengan tujuan agar tidak
terjadi perilaku menyimpang baik di sekolah, keluarga, maupun tempat
mereka tinggal.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, nampak adanya
kesenjangan antara pelaksanaan peran Guru Aqidah Akhlak dalam
Pembinaan Akhlak siswa dengan keadaan akhlak siswa. Adanya kesenjangan
inilah Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang peran Guru Aqidah
Akhlak dalam Pembinaan Akhlak siswa, agar siswa memiliki akhlak yang
5
baik yaitu memiliki sikap dan tingkah laku yang sesuai dengan harapan guru,
orang tua, dan masyarakat. Untuk itu peneliti memberi judul dalam penelitian
ini adalah “Upaya guru Aqidah Akhlak dalam pembinaan akhlak siswa di
MTs Muhammadiyah Metro”.
B. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan permasalahan tersebut di atas rumusan masalah yang
dapat penulis kemukakan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah Upaya guru Aqidah Akhlak dalam pembinaan akhlak siswa
di MTs Muhammadiyah Metro?
2. Apakah Faktor pendukung dan penghambat yang dialami guru Aqidah
Akhlak dalam pembinaan akhlak siswa MTs Muhammadiyah Metro?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui bagaimana Upaya guru Aqidah Akhlak dalam
pembinaan akhlak siswa di MTs Muhammadiyah Metro.
b. Untuk mengetahui Apakah Faktor pendukung dan penghambat yang
dialami guru Aqidah Akhlak dalam pembinaan akhlak siswa MTs
Muhammadiyah Metro.
2. Manfaat Penelitian
a. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah
pengetahuan khusunya peranan Guru Aqidah Akhlak dalam mendidik
agama Islam siswa.
6
b. Secara praktis penelitian ini diharapkan mampu menjadi pegangan
bagi pembaca khusunya guru yang akan menjadi calon Orangtua di
masa depan agar dapat menjadi Orangtua yang mampu menjadi
pendidik agama Islam yang baik dalam pendidikan khususnya bagi
siswa kelak. Dan juga penelitian ini diharapkan dapat digunakan
sebagai bahan informasi untuk penelitian lebih lanjut.
D. Penelitian Relevan
Penelitian relevan merupakan uraian secara sistematis mengenai hasil
penelitian terdahulu (prior research) tentang persoalan yang akan dikaji.
Peneliti mengemukakan dan menunjukkan dengan tegas bahwa masalah
yang akan dibahas berbeda dengan penelitian sebelumnya.
Berdasarkan hal tersebut akan disajikan kutipan hasil penelitian
tentang “Pengaruh peran Guru Pendidikan Agama Islam terhadap
Pelaksanaan Ibadah Shalat Peserta didik Kelas XI MA Ma‟arif NU 5
Sekampung Lampung Timur Tahun Pelajaran 2008/2009”. Berdasarkan
penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa: Jika pengaruh peran guru
pendidikan agama Islam terhadap pelaksanaan ibadah shalat sudah baik,
maka dapat dipastikan peran guru agama tersebut sudah berhasil dalam
pengajarannya.3
Selanjutnya dari penelitian yang berjudul tentang “Pengaruh peran
Guru Agama Islam terhadap Pembinaan Akhlak Peserta didik SLTP PGRI
3 Ari Zatu Soleha, Pengaruh Peran Guru Agama Islam terhadap Pelaksanaan Ibadah
Shalat Peserta didik Kelas XI MA Ma‟arif NU 5 Sekampung Lampung Timur Tahun Pelajaran
2008/2009, Skripsi, (Metro: Perpustakaan STAIN, 2008)
7
Gumang Belitang Oku Sumatra Selatan Tahun Pelajaran 2002/2003”.4
menyimpulkan bahwa: apabila pengaruh peran guru akidah akhlak dalam
pembinaan akhlak peserta didik sudah baik, maka dapat dikatakan guru
agama Islam sudah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai
seorang guru.
Berdasarkan kedua skripsi tersebut ada persamaan dengan penelitian
yang penulis lakukan. Dimana dalam ketiga penelitian ini masing-masing
peneliti ingin meneliti seputar dunia pendidikan, yang disoroti adalah peran
guru agama Islam. Disamping persamaan ada juga perbedaan antara
penelitian penulis dengan penulis sebelumnya, yaitu Ari Zatu Soleha
memfokuskan penelitiannya pada peran guru pendidikan agama Islam
terhadap pelaksanaan ibadah shalat peserta didiknya dan menggunakan
metode Observasi, Angket dengan menggunakan Rumus Chi Cuadrat. Begitu
juga skripsi dari saudara Eko Budi Santoso memfokuskan penelitiannya pada
peran guru agama Islam terhadap pembinaan akhlak peserta didik dan
menggunakan metode pengumpulan data dengan observasi dan angket
dengan menggunakan Rumus C hi Cuadrat.
4 Eko Budi Santoso, Pengaruh Peran Guru Agama Islam terhadap Pembinaan Akhlak
Peserta didik SLTP PGRI Gumang Belitang Oku Sumatra Selatan Tahun Pelajaran 2002/2003,
Skripsi, (Metro: Perpustakaan STAIN, 2004)
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Guru Aqidah Akhlaq
1. Pengertian Guru Aqidah Akhlaq
Guru adalah “figur seorang pemimpin, dia juga sebagai sosok
arsitek yang dapat membentuk jiwa dan watak anak didik”,1 Dengan cara
“membantu anak didik mengubah prilakunya sesuai dengan tujuan yang
telah direncanakan” .2
Guru adalah seorang yang memiliki kemampuan dan pengalaman
yang dapat memudahkan dalam melaksanakan peranannya membimbing
muridnya. Ia harus sanggup berkomunikasi dan bekerja bersama dengan
orang lain. Selain itu, perlu diperhatikan pula
Kata “akhlak” berasal dari bahasa Arab yang sudah meng-
Indonesia, dan merupakan jamak taksir dari kata khuluq, yang berarti
tingkah laku, budi pekerti, tingkah laku atau tabiat.24
juga diartikan lebih
dekat dengan personality (kepribadian). Kepribadian merupakan ciri atau
karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber
dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga
pada masa kecil, dan juga bawaan seseorang sejak lahir dalam hal mana ia
memiliki kemampuan dan kelemahan.3
Akhlak sendiri terbagi menjadi dua bagian diantarana, yaitu :
1Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2000), h. 36 2Endang Poerwati, dkk., Perkembangan Peserta Didik, (Malang: UMM Press, 2002), h. 7
3 Zakiah Drajat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008),
h.266
9
a. Akhlak Mahmudah atau Akhlak Karimah adalah Akhlak terpuji
yang ada pada diri manusia contoh dari akhlak mahmudah
1) Amanah (dapat dipercaya)
2) Shidiq (benar atau jujur)
3) Tolong menolong
4) Menghormati dengan yang lebih tua
5) Pemaaf
b. Akhlak Mazhmumah atau akhlak tercel (akhlak yang jelek)
yaitu sebagian bentuk perbuatan manusia baik itu
keyakinan, uapan yang dapat menimbulkan kemudhorotan
bagi diri sendiri dan orang , yang terasuk akhlak terela
adalah
1) Tidak menghorati dengan yang lebih tua
2) Suka berkelahi
3) Suka mencuri
4) Ghibah
5) Berbohong
2. Tugas dan Tanggung Jawab Guru Aqidah Akhlaq
a. Tugas Guru Aqidah Akhlaq
Untuk mencapai tujuan pendidikan guru harus mempunyai tugas
yang dilakukan agar tercapai tujuannya dengan baik, maka tugas guru
Aqidah Akhlaq adalah:
1. Tugas pengajaran atau guru sebagai pengajar 2. Tugas bimbingan atau guru sebagai pembimbing dan pemberi
bimbingan
10
3. Tugas administrasi4.
Adapun tugas pendidikan agama pada umumnya adalah:
1. Menanamkan keimanan pada anak 2. Mengajarkan ilmu pengetahuan agama Islam 3. Mendidik anak agar berbudi pekerti yang mulia 4. Mendidik anak agar taat menjalankan agama.
Berdasarkan pendapat di atas bahwa, tugas guru yakni sebagai
pengajar, pembimbing, dan administrasi atau pengelola kelas. Dapat
memberi pengetahuan, keterampilan dan pengalaman sesuai dengan
perkembangan anak didiknya, sehingga akan tercapai tujuannya.
Guru Aqidah Akhlaq dalam menunaikan tugasnya harus dapat
mengambil simpati muridnya, sehingga dapat dengan mudah
menanamkan ajaran Islam.
b. Tanggung Jawab Guru Aqidah Akhlaq
Guru adalah orang yang beranggung jawab mencerdaskan
kehidupan anak didik, untuk itulah guru dengan penuh dedikasi dan
loyalitas berusaha membimbing dan pembinaan anak didik agar di masa
mendatang menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa. Karena
besarnya tanggung jawab guru terhadap anak didiknya yang berbuat
kurang sopan kepada orang lain, bahkan dengan sabar dan bijaksana
guru memberikan nasihat bagaiman cara bertingkah laku yang sopan
pada orang lain.
Memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik adalah
sesuatu perbuatan yang mudah, tetapi untuk membentuk jiwa dan watak
4Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara,
1995), h. 265
11
anak didik itulah yang sukar, sebab anak didik yang dihadapi adalah
makhluk hidup yang mempunyai otak dan potensi yang perludi
pengaruhi dengan sejumlah norma hidup sesuai ideologi, falsafah dan
agama.
Menjadi tanggung jawab guru untuk memberikan sejumlah
norma itu kepada anak didik agar tahu mana perubuatan yang susila dan
asusila, mana perbuatan yang bermoral dan amoral. Jadi guru harus
bertanggung jawab atas segala sikap, tingkah laku, dan perbuatannya
dalam rangka pembinaan jiwa watak anak didik. Dengan demikian,
tanggung jawab guru untuk membentuk anak didik agar menjadi orang
yang bersusila yang cakap, berguna bagi agama, nusa dan bangsa di
masa yang akan datang.
c. Peran Guru Aqidah Akhlaq
Peran (role) guru artinya keseluruhan tingkah laku yang harus
dilakukan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru.5 Guru
mempunyai peranan yang amatluas, baik di sekolah, keluarga, dan di
dalam masyarakat. Berdasarkan kedudukannya sebagai guru, ia harus
menunjukkan perilaku yang layak (bisa dijadikan teladan oleh siswanya).
Guru dalam melaksanakan perannya, yaitu sebagai pendidik,
pengajar, administrator, harus mampu melayani peserta didik yang
dilandasi dengan kesadaran (awarreness), keyakinan (belief), kedisiplinan
(discipline), dan tanggung jawab (responsibility) secara optimal sehingga
5Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam,
(Jakarta:PT.RajaGrafindoPersada, 2011) h.165
12
memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan siawa-siswa
optilmal, baik fisik maupun psikhis.6
Guru adalah digugu dan ditiru. Guru selalu dijadikan teladan kapan
pun dan dimana pun ia berada. Oleh sebab itu, guru harus memainkan
peranan-peranannya secara efektif dan efisien.
Adapun beberapa peran guru yang perlu kita pahami, karena hal itu
berpengaruh terhadap pelaksanaan pendidikan disekolah. Diantara peran
guru tersebut adalah Sebagai pendidik dan pengajar, sebagai anggota
masyarakat, sebagai administrator, dan sebagai pengelola pembelajaran :7
a. Sebagai pendidik dan pengajar.
Bahwasanya setiap guru berperan melakukan transfer ilmu
pengetahuan, mengajarkan, dan membimbing anak didiknya serta
mengajarkan, dan membimbing anak didiknya serta mengajarkan
tentang segala sesuatu yang berguna bagi mereka di masa depan.
Pendapat lain mengatakan “guru sebagai Demonstrator, yang
hendakanya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang
akan mengajarkannya serta senantiasa mengembangkannya dalam arti
meingkatkan kemampuan dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal
ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh peserta
didik.8
6Hanifah & Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT. Refika
Aditama, 2010) h.106 7Imam Wahyudi, Mengejar Profesionalisme Guru, (Jakarta: Prestasi Pustakaraya, 2012)
h.45-46. 8Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, h.9
13
b. Sebagai anggota masyarakat
Guru berperan dalam membangun interaksi dan hubungan sosial
masyarakat, dan menjadi bagian dari masyarakat. Guru dalam
manjalankan tugasnya harus dapat mengayomi sebagai wujud
kepedulian kepada peserta didik, yang dilakukan secara kooperatif
dengan sesama guru, kepala sekolah, peserta didik, atau dengan stake
holder lainnya, serta berupaya membangun prilaku peserta didik sesuai
dengan standar norma yang berlaku dalam lingkungannya serta mampu
hidup berselancar dalam kesemrawutan (surving on chaos) atau lebih
jauh mampu menyelam dalam kesemrawutan (diving on chaos).9
c. Sebagai administrator
Seorang guru berperan melaksanakan semua administrasi
sekolah yang berkaitan dengan pendidikan dan pembelajaran. Pendapat
lain mengatakan “seorang guru yang administrator dalam
melaksanakan tugasnya harus ditujukan kepada pencapaian tujuan
pembelajaran, baik yang tertuang dalam kompetensi dasar, standar
kompetensi, indikator belajar, kriteria ketuntasan minimal (KKM),
maupun dalam Standar Kompetensi Lulusan (SKL).10
d. Sebagai pengelola pembelajaran
Bahwasanya seorang guru berperan aktif dalam menguasai
berbagai metode pembelajaran dan memahami situasi belajar mengajar
di dalam maupun di luar sekolah. Sekurang-kurangnya yang harus
9Nanang Hanifah dkk, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: Refika Aditama, 2010),
h. 107 10
Ibid, h. 108.
14
dipelihara oleh guru secara terus-menerus ialah: “suasana keagamaan,
kerjasama, rasa persatuan dan perasaan puas pada murid, terhadap
pekerjaan dalam kelasnya”.11
Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa, guru
yang baik dan efektif adalah guru yang dapat memainkan peranan-
peranan secara baik, di mana dan kapan saja berada.
B. Pembinaan Akhlak
1. Pengertian Pembinaan Akhlak
Pembinaan adalah kegiatan untuk memelihara agar sumber daya
manusia dan organisasi taat asas dan konsisten melakukan rangkaian
kegiatan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.12
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pembinaan ialah
Pembaharuan atau penyempurnaan, usaha, tindakan dan kegiattan yang
dilaksanakan secara efektif dan efisien untuk memperoleh hasil yang lebih
baik.13
“Selanjutnya pendapat yang menyatakan bahwa, Pembinaan bisa
diartikan sebagai suatu bantuan dari seseorang atau sekelompok
orang yang ditujukan kepada orang atau sekelompok orang lain
melalui materi Pembinaan dengan tujuan dapat mengembangkan
kemampuan, sehingga tercapai apa yang diharapkan.”14
Berdasarkan pendapat di atas dapat difahami bahwa, Pembinaan
merupakan usaha, materi, proses, cara, pembaharuan atau tujuan
11
Zakiah Drajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, h.267 12
Djudju Sudjana, Evaluasi Program Pendidikan Luar Sekolah, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2011), h. 9 13
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2010), h. 152 14
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Teras, 2009), h. 144
15
memelihara suatu sikap dengan cara pembimbingan, pengarahan serta
pendampingan terhadap objek sehingga tercapai apa yang diinginkan.
a. Pengertian Akhlak
Akhlak berasal dari bahasa Arab akhlaq (yang berarti tabi’at,
perangai, dan kebiasaan) banyak ditemukan dalam hadits Nabi SAW.
dalam salah satu haditsnya Rasulullah SAW. bersabda, “Sesungguhnya
aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”. (HR.
Ahmad).15
“Secara etimologi kata akhlak berasal dari bahasa Arab bentuk jamak dari kata khuluq, yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat, pada hakikatnya khuluq ( budi pekerti ) atau akhlak ialah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga timbul berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan mudah tanpa dibuat-buat dan memerlukan pemikiran.”
16
Dari sudut terminologi pengertian akhlak menurut ulama ilmu
akhlak adalah sebagai berikut:
1) Al-Qutuby akhlak adalah suatu perbuatan yang bersumber dari adab kesopanannya disebut akhlak, karena perbuatan itu termasuk bagian dari kejadiannya;
2) Muhammad Bin „Ilan Ash-Shadieqy akhlak adalah suatu pembawaan dalam diri manusia, yang dapat menimbulkan perbuatan baik, dengan cara yang mudah (tanpa dorongan dari orang lain);
3) Ibnu Maskawaih mengatakan bahwa, akhlak adalah keadaan jiwa yang selalu mendorong manusia berbuat, tanpa memikirkannya lebih lama;
4) Abu Bakar Jabir Al-Zairy akhlak adalah bentuk kejiwaan yang tertanam dalam diri manusia, yang menimbulkan perbuatan baik dan buruk, terpuji dan tercela dengan cara yang disengaja;
5) Imam Al-Ghazaly mengatakan bahwa akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa (manusia) yang dapat melahirkan suatu perbuatan yang gampang dilakukan, tanpa melalui maksud untuk memikirkan lebih lama;
17
15
Marzuki, Jurnal Penelitian (Membina Akhlak Mulia dalam Berhubungan Antar Sesama
Manusia dalam Prespektif Islam), (Yogyakarta: P3M Universitas Negeri Yogyakarta, 2007), h. 3 16
Asmaran As, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009), h. 3 17
Mahjudin, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Kalam Mulia, 2010), h. 2
16
Berdasarkan pendapat di atas dapat difahami bahwa, akhlak
adalah perbuatan atau sifat yang tertanam kuat dalam batin seseorang,
yang mana perbuatan tersebut dilakukan secara terus-menerus di
manapun ia berada, sehingga pada waktu mengerjakan sudah tidak
memerlukan pertimbangan dan pemikiran lagi.
b. Pengertian Pembinaan Akhlak
Pembinaan akhlak remaja merupakan Pembinaan yang
dilakukan oleh ornagtua dalam hal ini orangtua memberikan
pendidikan agama Islam di tempat-tempat khusus. Pembinaan tersebut
melalui berbagai macam cara, antara lain: melalui mata pelajaran
tertentu atau pokok bahasan atau sub pokok bahasan khusus dan
melalui program-program lainnya.
Berdasarkan beberapa pengertian Pembinaan dan akhlak di
atas, baik dari segi etimologi maupun terminologi, maka Pembinaan
akhlak adalah proses, perbuatan, tindakan, penanaman nilai-nilai
perilaku budi pekerti, perangai dan tingkah laku dan juga sebagai
upaya untuk memelihara serta menjaga akhlak remaja, untuk
menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan maksud,
Pembinaan yang dilakukan selalu sesuai dengan rencana yang telah
direncanakan, yaitu untuk menjadikan remaja agar memiliki akhlak
yang baik dan berbudi pekerti luhur.
17
2. Tujuan Pembinaan Akhlak
Tujuan merupakan salah satu yang diharapkan setiap manusia baik
yang dalam setiap usahanya, kegiatan, ataupun perbuatan, yang pastinya
mempunyai tujuan tertentu dan dapat diukur sejauh mana kegiatan tersebut
dapat mencapai tujuan.
Tujuan Pembinaan akhlak dalam Islam adalah untuk membentuk
pribadi muslim yang bermoral baik, jujur, beradab, suci, sopan dan juga
beriman serta bertaqwa kepada Allah SWT. tujuan yang hendak dicapai
dalam Pembinaan akhlak adalah:
a. Perwujudan takwa kepada Allah SWT;
b. Kesucian jiwa;
c. Cinta kebenaran dan keadilan secara teguh dalam tiap pribadi
individu.18
“Selain itu Pembinaan akhlak dalam pendidikan Islam hendaknya
menjadikan manusia bertindak baik terhadap sesama manusia,
sesama makhluk dan kepada Allah SWT. yang telah
menciptakannya. Sebab tujuan Pembinaan akhlak yang diharapkan
ialah mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat bagi pelakunya sesuai
ajaran Al-Qur’an dan Hadits, dimana ketinggian akhlak seorang
terletak pada hati yang sejahtera dan pada ketentraman hati.”19
Berdasarkan kutipan di atas dapat difahami bahwa, tujuan
Pembinaan akhlak adalah agar remaja dapat membiasakan sifat dan sikap
yang baik dan menjauhkan sikap yang tidak baik kepada Allah SWT. dan
18
Amin Syukur, Studi Akhlak, (Semarang: Walisongo Pers, 2010), h. 181 19
Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Prespektif Al-Qur‟an, (Jakarta: Amzah, 2009),
h. 11
18
dengan sesama agar dapat terjalin keharmonisan hubungan antara Allah
SWT. dan dengan manusia.
3. Sumber Pembinaan Akhlak
Dalam konsep akhlak segala sesuatu itu dinilai baik dan buruk,
terpuji dan tercela, semata-mata berdasar kepada Al-Qur’an dan Hadits.
Oleh karena itu, dasar Pembinaan akhlak adalah Al-Qur’an dan Hadits.
Bertitik tolah dari pengertian akhlak yang mengandung arti kelakukan,
maka dapat dikatakan bahwa, kelakukan manusia itu beraneka ragam
sesuai dengan firman Allah SWT. QS. Al-Lail (92): 4 yang berbunyi:
Artinya: “Sesungguhnya usaha kamu memang berbeda-beda. (QS. Al-
Lail: 4)20
Keanekaragaman tersebut dapat ditinjau dari berbagai antara lain
kelakuan yang berkaitan dengan baik dan buruk serta objeknya yakni
kepada siapa kelakuan itu ditujukan. Tidak dapat dipungkiri pada diri
manusia terdapat dua potensi yaitu potensi kebaikan dan keburukan sesuai
dengan firman Allah SWT. QS. Al-Balad:10 yang berbunyi:
Artinya: “Dan kami Telah menunjukkan kepadanya dua jalan. (QS. Al-
Balad: 10)21
20
QS. Al-Lail (92): 4 21
QS. Al-Balad (90): 10
19
Pada dasarnya manusia terdiri dari dua potensi yaitu kebaikan dan
keburukan, namun pada diri manusia ditemukan isyarat-isyarat dalam Al-
Qur’an bahwa kebajikan lebih dahulu menghiasi diri manusia dari pada
kejahatan, dan bahwa manusia pada dasarnya cenderung kepada kebajikan.
Kecenderungan manusia kepada kebaikan lebih dominan disebabkan
karena pada diri manusia ada potensi fitrah (kesucian) yang dibawa sejak
lahir. Hal ini sesuai dengan hadis Nabi SAW yaitu: Semua anak dilahirkan
dalam keadaan fitrah, maka orang tuanyalah yang menjadikan sebagai
Yahudi, Nasrani, atau Majusi.
Prinsip akhlak yang paling menonjol ialah bahwa manusia bebas
melakukan tindakan-tindakannya, manusia punya kehendak untuk berbuat
dan tidak berbuat sesuatu. Ia merasa bertanggung jawab terhadap semua
yang dilakukannya dan harus menjaga apa yang dihalalkan dan
diharamkan. Maka tanggung jawab pribadi ini merupakan prinsip akhlak
yang paling menonjol dalam Islam dan semua urusan keagamaan
seseorang selalu disandarkan pada tanggung jawab pribadi. Allah SWT
berfirman dalam QS. Al-An’am ayat 164 yang berbunyi:
Artinya: “Katakanlah: "Apakah Aku akan mencari Tuhan selain Allah,
padahal dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. dan tidaklah
seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali
kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan
20
memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu
kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu
perselisihkan."(QS. Al-An’am: 164).22
Berdasarkan ayat dan hadis di atas jelas bahwa, Al-Qur’an dan
Hadits Rasulullah SAW. merupakan sumber akhlaqul karimah dalam
ajaran Islam.
C. Bentuk-bentuk Pembinaan Akhlak
Setiap orangtua akan mempunyai pengaruh terhadap remaja.
Pengaruh tersebut ada yang terjadi melalui pendidikan dan pengajaran
yang dilakukan dengan sengaja dan ada pula yang terjadi secara tidak
sengaja, bahkan tidak disadari oleh orangtua. Tujuan pendidikan agama
Islam akan dapat dicapai, jika semua orangtua yang tersebut mempunyai
kepribadian yang sejalan dengan tujuan pendidikan agama Islam itu.
Apabila remaja yang tidak bisa mempunyai kepribadian yang baik, tujuan
pendidikan akhlak tidak akan tercapai. Dan setiap penghuni yang ada di
dalam keluarga baik itu orangtua beserta remaja yang ada disana
hendaknya mempunyai kepribadian dan kode etik guna mewujudkan
tujuan pendidikan akhlak yang sudah terencana.23
Sedangkan pendapat lain menyatakan bahwa, bentuk-bentuk
Pembinaan akhlak yang dilakukan guru antara lain:
a. Pemberian motivasi, motivasi merupakan salah satu faktor penentu dalam Pembinaan akhlak peserta didik. Karena
motivasi merupakan suatu daya upaya membangkitkan dan
mengarahkan semangat individu utuk melakukan perbuatan
22
QS. Al-An’am (6): 164 23
Dzakiah Daradjat, Kepribadian Guru, (Jakarta: Bulan Bintang, 2009), h. 25
21
belajar, sehingga dengan adanya semangat tersebut, maka
individu akan terus belajar hingga terjadi perubahan tingkah
laku pada dirinya;
b. Pemberian Bimbingan, pemberian bimbingan harus dilakukan secara maksimal. Karena bimbingan yang akan diberikan oleh
seorang guru akan membantu peserta didik dalam menemukan
kemampuannya bertanggung jawab dengan dirinya;
c. Latihan Pembiasaan, pembiasaan dilakukan sejak dini termasuk masa remaja akan berdampak besar terhadap
kepribadian atau akhlak mereka ketika dewasa.24
Berdasarkan beberapa hal di atas dapat difahami bahwa, dengan
memberikan Pembinaan akhlak di dalam suatu lembaga pendidikan, maka
remaja pun akan memiliki sifat ataupun sikap yang diberikan oleh
orangtua, menerapkan sikap disiplin waktu dalam belajar, serta
memberikan tugas dan pengawasan akan membuat remaja terpantau
kegiatannya, maka akan terbentuk akhlak yang baik.
1. Metode Guru Aqidah Akhlak Dalam Pembinaan Akhlak
Kegiatan pembinaan atau membentuk akhlak pasti di dalamnya
memiliki suatu cara atau metode yang dipergunakan, metode yang paling
tepat untuk menanamkan akhlak kepada remaja, ada tiga macam, yaitu:
a. Pendidikan secara langsung, yaitu dengan cara mempergunakan petunjuk, tuntunan, nasihat, menyebutkan manfaat dan bahayanya
sesuatu, dimana kepada murid dijelaskan hal-hal yang bermanfaat
dan tidak, menentukan kepada amal-amal baik mendorong
mereka kepada budi pekerti yang tinggi dan menghindari hal-hal
yang tercela;
b. Pendidikan akhlak secara tidak langsung, yaitu dengan jalan sugesti mendiktekan sajak-sajak yang mengandung hikmah
kepada anak-anak, memberikan nasihat-nasihat dan beritaberita
berharga, mencegah mereka membaca sajak-sajak yang kosong
termasuk menggunakan soal-soal cinta dan pelakon-pelakonnya;
24
Amirullah Syarbini dan Akhmad Husaeri, Kiat-kiat Mendidik Akhlak Remaja, (Jakarta:
PT. Elex Media Komputido, 2012), h. 43
22
c. Mengambil manfaat, dari kecenderungan dan pembawaan anak-anak dalam rangka mendidik akhlak.
25
Sedangkan metode Pembinaan akhlak yaitu ada 3 macam, sebagai
berikut:
a. Dengan pembiasaan, Tujuannya adalah agar cara-cara yang dilakukan dengan tepat, terutama membentuk aspek
kejasmanian dari kepribadian atau memberi kecakapan berbuat
dan mengucapkan sesuatu;
b. Dengan pembentukan pengertian, minat dan sikap. Dengan diberikan pengetahuan dan pengertian;
c. Pembentukan kerohanian yang luhur.26
Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa, metode
Pembinaan akhlak remaja yaitu dengan melalui pembiasaan, pembentukan
sikap toleransi antar sesama, dengan melalui nasehat, dan memberikan
suatu pemahaman melalui kejadian-kejadian atau fenomena yang terjadi di
dalam kehidupan. Karena akhlak yang baik dapat pula diperoleh dengan
memperhatikan orang-orang baik dan bergaul dengan mereka, secara
alamiah manusia itu meniru tabiat seseorang tanpa dasar bisa mendapat
kebaikan dan keburukan dari tabiat orang lain.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi upaya guru akidah akhlak Pembinaan
Akhlak
Setiap ingin melakukan sesuatu perubahan pasti memiliki beberapa
faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi objek Pembinaan yang
25
Musli, Metode Pendidikan Akhlak bagi Anak, (Jurnal Penelitian Media Akademika,
Vol. 26, No. 2, April 2011), h. 224 lihat juga M. Athiyah al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok
Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1970), h. 153. 26
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, h. 76-81
23
diharapkan akan menghasilkan suatu perubahan, faktor-faktornya sebagai
berikut:
a. Agama, agama dalam pembinaan akhlak manusia dikaitkan dengan ketentuan hukum agama yang sifatnya pasti dan jelas;
b. Tingkah Laku, tingkah laku manusia ialah sikap seseorang yang dimanifestasikan dalam perbuatan;
c. Insting dan Naluri, keadaan manusia bergantung pada jawaban asalnya terhadap naluri. Akal dapat menerima naluri tertentu, sehingga terbentuk kemauan yang melahirkan tindakan;
d. Hafsu, nafsu dapat menyingkirkan semua pertimbangan akal, memengaruhi peringatan hati nurani dan menyingkirkan hasrat baik yang lainnya;
e. Adat Istiadat, kebiasaan terjadi sejak lahir. Lingkungan yang baik sangat mendukung kebiasaan yang baik pula. Lingkungan dapat merubah kepribadian seseorang;
f. Lingkungan, terdapat dua macam lingkungan, yaitu lingkungan alam dan pergaulan. Keduanya mampu mempengaruhi akhlak manusia. Lingkungan dapat memainkan peran dan pendorong terhadap perkembangan kecerdasan, sehingga manusia dapat mencapai taraf yang setinggi-tingginya dan sebaliknya juga dapat menjadi penghambat yang menyekat perkembangan, sehingga seorang tidak dapat mengambil manfaat dari kecerdasan yang diwarisi.
27
Sedangkan pendapat lain menyatakan bahwa, faktor-faktor yang
mempengaruhi Pembinaan akhlak antara lain;
1. Faktor Penunjang
a. Orang tua, orang tua adalah pembina pribadi yang utama dalam
hidup anak, kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka
merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung, yang
dengan sendirinya akan masuk ke dalam pribadi anak yang sedang
tumbuh.28
b. Lingkungan, lingkungan adalah kondisi di luar individu yang
mempengaruhi perkembangan sosial anak. Lingkungan dapat
dibedakan menjadi 3 yaitu: Lingkungan alam kebudayaan dan
27
Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Prespektif Al-Qur‟an, h. 75 28
Zakiyah darajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 2010), h. 67
24
masyarakat.29
Masyarakat adalah wadah dan wahana pendidikan.
Dalam arti yang terperinci, masyarakat adalah salah satu lembaga
pendidikan yang menjadikan warga yang baik dan baik dalam
masyarakat.30
Tugas masyarakat terlihat dalam kebiasaan, tradisi, pemikiran
berbagai peristiwa, kebudayaan secara umum serta dalam pengarahan
spiritual dan sebagainya. Lingkungan masyarakat yang baik
kemungkinan besar dapat menghasilkan anak yang baik pula.
2. Faktor Penghambat
a. Kelompok Teman Sebaya (Peer Group), kelompok teman sebaya merupakan suatu kelompok dari prang-orang yang
seusia dan memiliki status yang sama dengan siapa seseorang
umumnya berhubungan atau bergaul;31
b. Media Massa, media massa merupakan agen sosialisasi yang semakin menguat perannya. Media massa baik media cetak
maupun media elektronik seperti radio, televisi, dan internet
semakin memegang peranan penting dalam mempengaruhi
cara pandang, fikir, tindak dan sikap seseorang.
Munculnya media massa khususnya media elektronik sebagai
sumber ilmu dan pusat pengetahuan ternyata dapat disalahgunakan oleh
anak, yang pada akhirnya dapat menimbulkan adanya berbagai perilaku
yang menyimpang yang dapat terjadi. Seperti adanya anak yang sering
menghabiskan waktunya untuk bermain games, dan facebook sehingga
waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar menjadi habis dengan
sia-sia.
29
Moh. Padil Triyo Suprayitno, Sosiologi Pendidikan, (Malang: UIN-Maliki Pers, 2010),
h. 82 30
Ibid., h. 193 31
Damsar, Pengantar Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 74-76
25
Berdasarkan kutipan di atas dapat dipahami bahwa, faktor yang
mempengaruhi seseorang dalam pembinaan akhlak adalah agama dari
remaja, tingkah laku remaja, insting dan naluri remaja, nafsu, adat
istiadat keluarga remaja atau kebiasaan remaja, orang tua, taman
sebaya, media masa dan yang terakhir lingkungan sekitar remaja dalam
kesehariaannya bagaimana.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Dan Sifat Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang Penulis gunakan adalah penelitian lapangan
(field research) yaitu suatu penelitian yang bertujuan mempelajari secara
intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi suatu sosial
individu, kelompok, lembaga dan masyarakat.
“Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah kualitatif yaitu
penelitian yang mengedepankan penelitian data dengan berlandaskan
pada pengungkapan apa-apa yang diungkapkan oleh responden dari
data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambaran dan bukan
angka-angka, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, dan tindakan.1
Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain.2
Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang digunakan sebagai
suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari
pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang dialami.3
Berdasarkan pendapat di atas dapat difahami bahwa, penelitian
kualitatif ialah penelitian untuk membahas gambaran yang lebih jelas
mengenai situasi-situasi sosial atau kejadian sosial dengan menganalisa
1Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung : Alfabeta,
2009), h. 9 2 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2015), h. 6. 3 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2011), h. 34
27
dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat dengan mudah
difahami dan disamAqidah Akhlaqkan tanpa melakukan perhitungan
statistik.
2. Sifat Penelitian
Sifat penelitian ini adalah bersifat deskriptif, penelitian deskriptif
adalah penelitian yang berusaha mendeskripsikan sikan suatu gejala,
peristiwa, kejadian yang terjadi saat sekarang.4
“Sedangkan pendapat lain menyatakan bahwa, penelitian deskriptif
yaitu data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan
angka-angka. Laporan ini berisi kutipan-kutipan data untuk memberi
gambaran penyajian laporan. Data diperoleh dari naskah wawancara,
catatan lapangan, foto, videotepe, dokumen pribadi, catatan atau
memo, dan dokumen resmi lainnya.5
Selanjutnya pengertian penelitian deskriptif ialah penelitian yang
dirancang untuk memperoleh informasi tentang fakta-fakta di lapangan.6
Berdasarkan pengertian di atas dapat difahami bahwa, penelitian
yang Penulis lakukan adalah penelitian lapangan (field research) dengan
menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Dalam penelitian lapangan
yang digunakan oleh penulis ini adalah untuk mengamati atau mencari
informasi, fakta-fakta, keadaan, fenomena dan peristiwa yang terjadi
mengenai bagaimana Upaya guru Aqidah Akhlaq dalam pembinaan akhlak
siswa di MTs Muhammadiyah Metro.
4 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian, h. 34
5 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 11
6 Fadil Yudia Fauzi, Ismail Arianto, Etin Solihatin, Jurnal PPKN UNJ Online (Peran
Guru Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dalam Upaya Pembentukan Karakter Peserta
Didik), h. 11
28
B. Sumber Data
Sumber data adalah sumber-sumber yang dimungkinkan seorang
peneliti mendapatkan sejumlah informasi atau data-data yang dibutuhkan
dalam sebuah penelitian.7 Adapun sumber data yang penulis gunakan dalam
menyusun karya ilmiah ini dikelompokkan menjadi dua, yakni data primer
dan data sekunder.
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh
peneliti dari sumber pertamanya.8 Sumber primer adalah sumber data yang
langsung memberikan data kepada pengumpul data.9
Sumber-sumber data primer dalam penelitian ini yaitu Guru
Aqidah Akhlaq, dan siswa yaitu sebagai informan utama untuk mengetahui
tentang bagaimana Upaya guru Aqidah Akhlaq dalam pembinaan akhlak
siswa di MTs Muhammadiyah Metro, juga berkaitan dengan bagaimana
Guru Aqidah Akhlaq dalam pembinaan akhlak siswa.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak
langsung oleh Peneliti, tapi telah berjenjang melalui sumber tangan kedua
dan ketiga.10
7 Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif, (Jakarta : Referensi, 2013), h.
107 8 Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian, (Jakarta : Rajawali Pers, 2014), h. 39
9 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung : Alfabeta,
2013), h. 225 10
Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif., h. 100
29
Berdasarkan pendapat di atas dapat difahami bahwa, sumber data
sekunder dikenal sebagai data-data pendukung atau pelengkap data utama
yang digunakan oleh peneliti. Jenis data sekunder misalnya dapat berupa
gambar-gambar, dokumentasi, grafik, manuscrip, tulisan-tulisan tangan,
dan berbagai dokumentasi lainnya.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan
mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.
Dalam rangka untuk memperoleh data yang alami dan obyektif
dilokasi penelitian, mutlak kiranya seorang peneliti menggunakan bermacam-
macam metode pengumpulan data untuk mencaAqidah Akhlaq tujuan
penelitian tersebut. Adapun peneliti dalam mengumpulkan data menggunakan
metode sebagai berikut :11
1. Metode Wawancara
Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal jadi semacam
percakapan yang bertujuan memperoleh informasi.12
Sedangkan
wawancara yang peneliti gunakan adalah wawancara terstruktur, yaitu
11
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, h. 224 12
Nasution, Metode Research, h. 113. Lihat juga, S. Eko Putro Widoyoko, Teknik
Penyusunan Instrumen Penelitian, h. 40
30
wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyeru Aqidah
Akhlaq check-list.13
Berdasarkan pengertian di atas dapat dipahami bahwa, metode
wawancara adalah metode pengumpulan data melalui proses tanya jawab
lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak
yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancarai.
Sedangkan metode wawancara ini penulis gunakan untuk mendapatkan
data mengenai Bagaimanakah Upaya guru Aqidah Akhlak dalam
pembinaan akhlak siswa di MTs Muhammadiyah Metro dari responden
yaitu wawancara ditujukan kepada Guru Aqidah Akhlaq dan Siswa.
2. Metode Observasi
Metode observasi adalah salah satu metode pengumpulan data
dimana pengumpul data mengamati secara visual gejala yang diamati serta
menginterpretasikan hasil pengamatan tersebut dalam bentuk catatan.14
Sedangkan metode observasi yang peneliti gunakan adalah observasi
partisipan, yaitu peneliti terlibat secara langsung dalam kegiatan, aktivitas,
apa yang dikerjakan oleh subyek penelitian.
Berdasarkan pendapat di atas dapat difahami bahwa, metode
observasi ini digunakan untuk mengamati kegiatan Guru Aqidah Akhlaq
dan siswa dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pembinaan
akhlak yang dilakukan dan mengumpulkan data antara lain, mengamati
lokasi penelitian dan lingkungan sekitar, serta kegiatan-kegiatan yang
13
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka
Cipta, 2013), Cet. 15, h. 270 14
S. Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian., h. 46
31
dilakukan oleh Guru Aqidah Akhlaq dan siswa serta apakah Faktor
pendukung dan penghambat yang dialami guru Aqidah Akhlak dalam
pembinaan akhlak siswa MTs Muhammadiyah Metro.
3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal atau
variabel yang berupa buku-buku, majalah, transkip, surat kabar, prasasti,
notulen rapat, catatan harian.15
Berdasarkan pendapat di atas dapat difahami bahwa, metode
dokumentasi ini penulis gunakan untuk pembuatan dan penyimpanan
bukti-bukti (gambar, tulisan, dan suara) terhadap segala hal baik objek atau
peristiwa yang terjadi di desa.
Berdasarkan penjelasan tesebut metode dokumentasi ini Penulis
gunakan untuk memperoleh data tentang :
a. Sejarah singkat berdirinya MTs Muhammadiyah Metro
b. Visi dan Misi MTs Muhammadiyah Metro
c. Keadaan peserta didik MTs Muhammadiyah Metro
d. Denah Lokasi MTs Muhammadiyah Metro
e. Keadaan Guru MTs Muhammadiyah Metro
f. Keadaan Sarana dan Prasarana dan lainnya yang dapat mendukung
kelengkapan data yang dibutuhkan dalam Penelitian skripsi.
15
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka
Cipta, 2006), Edisi Revisi VI, Cet. XI, h. 156
32
D. Teknik Penjamin Keabsahan Data
Setelah penulis selesai mengumpulkan data, maka tahap selanjutnya
adalah menguji keterpercayaan data atau menggabungkan data (triangulasi
data), dengan kata lain triangulasi adalah proses melakukan pengujian
kebenaran data dan cara yang paling umum digunakan dalam penjaminan
validitas data dalam penelitian kualitatif.16
Berdasarkan definisi di atas dapat difahami bahwa, triangulasi
merupakan teknik pemerikasaan keabsahan data dengan memanfaatkan
sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecakan data atau
sebagai pembanding terhadap data. Adapun teknik triangulasi yang penulis
gunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber adalah untuk menguji kredibilitas data yang
dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh melalui beberapa
sumber.
Penulis menggunakan triangulasi sumber dengan membandingkan
apa yang dikatakan Guru Aqidah Akhlaq dan siswa mengenai kegiatan-
kegiatan pembinaan yang diberikan Guru Aqidah Akhlaq kepada siswa
sudah membentuk akhlak.
16
Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif., h. 137
33
2. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik atau metode berarti untuk menguji kredibilitas
data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama
dengan teknik yang berbeda.
Penulis menggunakan triangulasi teknik ini untuk membandingkan
dan mengecek apakah hasil data yang diperoleh dari ketiga teknik
pengumpulan data tersebut di atas sama atau berbeda-beda, jika sama
maka data tersebut sudah kredibel, jika berbeda-beda maka peneliti
melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data. Seperti halnya hasil
wawancara dibandingkan atau dicek dengan hasil observasi dan
dokumentasi.
3. Triangulasi Waktu
Triangulasi waktu adalah digunakan untuk menguji kredibilitas
suatu data dengan cara menguji dan mengecek data dapat dilakukan
dengan menggunakan waktu tertentu melalui wawancara, observasi atau
teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda. Bila hasil uji
menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang
sehingga sama Aqidah Akhlaq ditemukan kepastian datanya.17
E. Teknik Analisis Data
Setelah data yang diteliti terkumpul, maka tahap selanjutnya adalah
menganalisa data.
17
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, h. 274
34
“Analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
18
Adapun analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu
analisis berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan menjadi
hipotesis.19
Secara umum terdiri dari tiga jalur kegiatan yang terjadi secara
bersamaan yaitu reduksi data, penyajian data dan verifikasi data (penarikan
kesimpulan).
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data adalah proses memilih, menyederhanakan
keremajaan, memfokuskan dan suatu bentuk analisis yang tajam, ringkas,
terfokus, membuang data yang tidak penting, dan mengorganisasikan data
sebagai cara untuk menggambarkan dan memverifikasi kesimpulan
akhir.20
Berdasarkan pendapat di atas dapat difahami bahwa, reduksi data
merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, mengarahkan,
membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan cara
sedemikian rupa sehingga kesimpulan final dapat ditarik.
2. Penyajian Data (Display Data)
“Penyajian data atau display data adalah usaha merangkai informasi yang terorganisir dan tersusun dalam upaya menggambarkan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan mengambil tindakan. Sedangkan penyajian data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah bersifat naratif. Ini dimaksudkan untuk
18
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D., h. 244 19
Ibid., h. 225 20
Mukhtar, Ibid., h. 135
35
memahami apa yang terjadi, merencsiswaan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang difahami.
21
Berdasarkan pendapat di atas dapat difahami bahwa, penyajian data
merupakan suatu cara memberikan kemudahan kepada setiap peneliti
dengan cara menyajikan data secara utuh, setelah itu mengkategorisasikan
data yang telah terkumpul dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan
antar kategori, dan sejenisnya agar mudah difahami dalam menganalisis.
3. Kesimpulan (Conclusion Drawing/Verification)
“Penarikan kesimpulan merupakan kegiatan menggambarkan yang utuh dari objek yang diteliti atau konfigurasi yang utuh dari obyek
penelitian. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat
sementara dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti
yang kuat dan mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.
Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal,
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti
kembali kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.”22
Berdasarkan pendapat di atas dapat difahami bahwa, kesimpulan
adalah suatu tahap pemikiran atau proses menganalisis suatu penelitian,
yang sebelumnya data di lapangan belum jelas kemudian data menjadi
rinci dan jelas. Tahap analisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut;
21
Ibid 22
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik., h. 252
36
Gambar
Model Analisis Interaktif23
23
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, h. 247
Penyajian
Data
Penarikan
Kesimpulan/Verifikasi
Reduksi
Data
Pengumpulan
Data
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
1. Sejarah Berdirinya MTs Muhammadiyah Metro
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan di MTs
Muhammadiyah Metro pada Tanggal 29 November 2019 dengan metode
dokumentasi yang ditujukan pada Kepala Tata Usaha MTs
Muhammadiyah Metro didapatkan keterangan bahwa MTs
Muhammadiyah Metro ini didirikan pada tahun 1968.
Awal berdiri yakni pada tahun 1968 hingga sekarang, MTs
Muhammadiyah Metro sudah beberapa kali melakukan pergantian Kepala
Madrasah. Pada tahun 1968 hingga 1975 Dipimpin oleh Sudadin, BA., lalu
pada tahun 1975 digantikan oleh bapak Slamet Efendi, BA. sampai 1984,
kemudian digantikan bapak Bisri, BA. hingga tahun 1996 dan digantikan
bapak Drs. Yahya Sulaiman sampai 2001 selanjutnya diganti bapak Drs.
Djumari hingga 2005, lalu diganti Ibu Lenny Darnisah, S.Pd.,MM hingga
2015, selanjutnya diganti dengan bapak Rubangi, S.Pd. hingga tahun 2016
dan digantikan Bapak Busro,S.Ag. hingga sekarang.
Melihat sejarah berdirinya, MTs Muhammadiyah Metro telah
mengalami pergantian Kepala Madrasah sebanyak delapan kali dan MTs
Muhammadiyah Metro beralamatkan di. Jl. KH Ahmad Dahlan Imopuro
Kota Metro. Lampung. Selanjutnya untuk profil umum MTs
Muhammadiyah Metro dapat dilihat pada tabel berikut:
38
Tabel 4.1
Profil Umum MTs Negeri 2 Lampung Timur
1. Nama Sekolah MTs Muhammadiyah Metro
2. Nama Kepala Sekolah Busro S,Ag.
3. Status Suasta
4. Jenjang Akreditasi B
5 Berdiri 1968
6 Alamat Sekolah Jl. KH Ahmad Dahlan Imopuro Kota
Metro. Lampung
7. Luas Tanah 242 m2
8. Status Kepemilikan Suawsta
9. Kode Pos 34111
10. Email [email protected]
Sumber: Dokumentasi profil umum MTs Muhammadiyah Metro.
mailto:[email protected]
39
2. Visi dan Misi MTs Muhammadiyah Metro
a) Visi MTs Muhammadiyah Metro
Unggul, Kreatif yang Berakhlak Mulia.
b) Misi MTs Muhammadiyah Metro
1) Mengoptimalkan kemampuan memahami, menghayati, serta
mengamalkan ajaran islam
2) Meningkatkan penguasaan IPTEK, baik secara kognitif, afektif dan
motorik.
3) Meningkatkan keterampilan siswa dibidang.
3. Letak Geografis MTs Muhammadiyah Metro
Hasil observasi dan dokumentasi yang peneliti peroleh, MTs
Muhammadiyah Metro terletak di tempat yang sangat strategis. Berada di
pusat kota metro jadi sangat mudah dijangkau dari berbagai daerah sekitar.
MTs Muhammadiyah Metro terletak tidak jauh dari kantor kelurahan,
puskesmas, dan sekolah dasar, MTs Muhammadiyah Metro menempati
gedung permanen di atas tanah wakaf yang berlokasi di Jl. KH Ahmad
Dahlan Imopuro Kecamatan Metro Pusat Kota metro. Mengenai tata ruang
atau denah lokasi dapat dilihat dalam gambar berikut:
40
DENAH LOKASI
Sumber: Dokumentasi Denah Lokasi MTs Muhammadiyah Metro.
4. Sarana dan Prasarana MTs Muhammadiyah Metro
Sarana dan prasarana yang ada di MTs Muhammadiyah Metro
sudah memadai, baik yang utama maupun hanya penunjang. Lebih
detailnya dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
MA
MUHA
MMADI
YAH
KANTOR IPM METRO
LAPANGAN
UTAMA KELAS
VII C
KELAS
VII B
KELAS
VII A
KELAS
VIII A
KANTO
R MA
KANTO
R MTS
KANTI
N
KELAS
VIII B
KELAS
KELAS
VIII C
KELAS
IX A
KELAS
IX B
SMA
MUHAMMADIYAH
SD
MUHA
MMADI
YAH
GERBANG UTAMA
LT 1 LT 2 LT 3
B
U
T
S
41
Tabel 4.2
Data Sarana dan Prasarana
MTs Negeri 2 Lampung Timur
NO NAMA GEDUNG / FASILITAS JUMLAH KET.
1 RUANG KELAS 7 ADA/BAIK
2 RUANG KEPALA MADRASAH 1 ADA/BAIK
3 RUANG GURU 2 ADA/BAIK
4 RUANG TATA USAHA 1 ADA/BAIK
5 LABORATORIUM IPA 1 ADA/BAIK
6 LABORATORIUM KOMPUTER 1 ADA/BAIK
7 RUANG PERPUSTAKAAN 1 ADA/BAIK
8 RUANG BP/BK 1 ADA/BAIK
9 RUANG UKS 1 ADA/BAIK
10 RUANG KOPERASI SISWA 1 ADA/BAIK
11 RUMAH PENJAGA 1 ADA/BAIK
12 GUDANG 1 ADA/BAIK
13 AULA / MASJID 1 ADA/BAIK
14 KANTIN 2 ADA/BAIK
15 POS SATPAM 1 ADA/BAIK
16 WC GURU 2 ADA/BAIK
17 WC SISWA 3 ADA/BAIK
18 WC TU 1 ADA/BAIK
19 LAPANGAN BASKET 1 ADA/KURAN
G BAIK
20 LAPANGAN VOLI 1 ADA/BAIK
21 LAPANGAN TENIS MEJA 1 ADA/BAIK
22 KOMPUTER 20 ADA/BAIK
23 TELEVISI 2 ADA/BAIK
24 KAMERA CCTV 3 ADA/BAIK
25 MEJA KURSI BELAJAR 205 ADA/BAIK
26 MESIN PRINTER 2 ADA/BAIK
27 LCD PROYEKTOR 1 ADA/BAIK
28 LAYAR SCREENVIEW 1 ADA/BAIK
28 MATRAS 2 ADA/BAIK
29 KIPAS ANGIN 6 ADA/BAIK
Sumber: Dokumentasi sarana dan prasarana MTs Muhammadiyah
Metro.
42
5. Keadaan Siswa MTs Muhammadiyah Metro
Keadaan siswa MTs Muhammadiyah Metro tahun demi tahun
mengalami kemajuan, mulai dari penjaringan calon siswa baru hingga
penempatan kelas, sekolah berusaha memberikan yang terbaik.
Penjaringan calon siswa diambil mulai dari Sekolah Dasar-Sekolah
Dasar dengan kriteria tertentu setelah diseleksi kembali dan dinyatakan
lulus seleksi, pihak sekolahpun menyiapkan kelas dengan pola kelas
sedang sehingga proses pembelajaran dapat dilaksanakan dengan lebih
efektif dan efisien. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3
Data Jumlah Siswa MTs Muhammadiyah Metro
No Nama
Rombel Kelas
Jumlah Siswa
L P Jumlah
1 Kelas VII.A Kelas VII 8 12 20
2 Kelas VII.B Kelas VII 13 9 22
3 Kelas VII.C Kelas VII 10 7 17
7 Kelas VIII.A Kelas VIII 10 9 19
8 Kelas VIII.B Kelas VIII 8 12 20
9 Kelas VIII.C Kelas VIII 9 11 20
13 Kelas IX.A Kelas IX 6 14 20
14 Kelas IX.B Kelas IX 9 10 19
Total 73 84 154
Sumber: Dokumentasi Data Siswa MTs Muhammadiyah Metro.
6. Keadaan Guru MTs Muhammadiyah Metro
Tenaga pengajar di MTs Muhammadiyah Metro merupakan
tenaga profesional yang berjumlah 25 orang yang meliputi berbagai
bidang keahlian, secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut:
43
Tabel 4.4
Daftar Guru MTs Muhammadiyah Metro
No Nama Guru/
Karyawan L/P Status Jabatan
Pendidikan
1. BUSRO, S.Ag L PNS Kepala Sekolah S1
2. ANDI
KURNIAWAN, S.Pd
L HONOR Guru B. Indonesia S1
3. SAIFUDIN, S.Pd L HONOR Guru B.Arab S1
4. SAHRIZA.S.Pd L PNS Gur Penjas S2
5 . HANIF
YULIANTO, SE
L PNS Guru Fiqh S1
6. SUKARDI, S.Sos.I L PNS S1
7. Dra. RAHMAH
MUSTIKAWATI
P PNS Guru Qur’an
Hadits
S2
8. EKO SUMANTO,
Kom.I
P PNS Guru IPS S1
9. SRI HARTATI, Pg
SLTP
L PNS Guru Fiqh S2
10. HOLMAN L PNS Guru B.indonesia S1
11. ISAMUDIN, S.Sos.I,
M. M. Pd
L PNS Guru Akidah
Akhlak
S1
12. MAHARANI
PATAMA Mr, S.Pd
P PNS Guru B.Arab S1
13. NINA DESI
ISTIANA, S.Pd
P PNS Guru
Kewarganegaraan
S1
14. MUNIROH, ,S.Pd.I P PNS Guru IPS S1
15. RAHMAYANI,
S.Pd.I
L PNS Guru Prakarya S1
16. FARIDA TRISATI,
S.Pd
L PNS Guru B.Indonesia S1
17. HANIF
YULIANTO, SE
P PNS Guru IPA S1
18. SAIFUDIN, S. Pd L PNS Guru Fiqh S1
19. DWI YANTI, S.Pd P PNS Guru MTK D3
20. ARFI ADI
SUKMAWAN, S.Pd
L PNS Guru MTK D3
21. ARFI ADI L PNS Guru BP S1
44
SUKMAWAN, S.Pd
22. BADAR AZIZ,
S.Kom
L PNS Guru B.Inggris S1
23 ARIEF PERMANA,
S.Pd
L PNS Guru MTK S1
24 PARMIATI, S.Pd P PNS Guru B.Indonesia S1
25 HERY POLSEN,
S.Pd
L PNS Guru B.Inggris S1
Sumber: Dokumentasi jumlah guru di MTs Muhammadiyah Metro
Tabel 4.5
Daftar Pengelola Tata Usaha MTs Muhammadiyah Metro
No. Nama Keterangan
1. Tajudin Muslih, SE Ka.TU
2. Katiman, S.pd TU
3. Sulaiman, S.sos.I TU
Sumber: Dokumentasi Data Tata Usaha .
B. Data Upaya Guru Aqidah Akhlak Dalam Pembinaan Akhlak Siswa Di
MTs Muhammadiyah Metro
Upaya guru aqidah akhlaq dalam pembinaan Akhlak siswa di MTs
Muhammadiyah Metro. Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan
dokumentasi dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Pemberian Motivasi
Motivasi dalam pendidikan islam sangat berpengaruh terhadap
kelangsungan siswa baik disaat ketika belajar mengajar maupun di luar
kelas. Pemberian motivasi ini sangat membantu sekali, karena
pembinaan Akhlak siswa melalu pemberian motivasi bertujuan dalam
menumbuhkan semangat siswa dan menjadikan siswa senang
mempelajari, memahami ataupun menjalankan setiap perbuatannya
yang sesuai ajaran islam.
45
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru aqidah akhlaq, Ibu
Muniroh,S.Pd.I . mengungkapkan. “Dalam peran Pembinan Akhlak
siswa melalui motivasi yang sering saya gunakan yaitu melalui
ganjaran, bercerita,, menumbuhkan minat siswa, karena menurut saya
tiga cara itulah yang dapat memotivasi siswa”.1
Hal ini dikuatkan oleh pernyataan kepala sekolah bapak
Busro,S.Ag. menyatakan bahwa: “untuk memberi motivasi pada anak
sebagai kepala sekolah saya selalu memberikan dorongan terutama
kepada guru agama untuk selalu memberi motivasi kepada siswa agar
menanamkan nilai-nilai keagamaan pada setiap individu anak”.2
“Motivasi yang saya berikan kepada anak-anak biasanya berupa
dorongan dan pujian terhadap anak, apabila siswa baik dalam belajar,
sebab, sebelum belajar biasanya anak-anak saya suruh untuk membaca
terlebih dahulu tentang materi yang akan dibahas.”3
Adapun Upaya guru akida akhlak dalam pembinaan akhlak siswa
adalah sebagai berikut:
1) Memberikan ganjaran
Dalam islam, ganjaran sangat dianjurkan dalam mendidik
anak, terutama dalam membentuk karakter siswa. Ganjaran atau
imbalan dapat dijadikan sebagai pendorong atau semangat bagi
1 Hasil Wawancara dengan guru Aqidah Akhlaq Ibu Muniroh,S.Pd.I. pada
tanggal 29 November 2019 pukul 10.30 WIB 2 Hasil wawancara dengan kepala sekolah yaitu bapak Busro,S.Ag. pada tanggal
29 November 2019, pukul 10.00 WIB 3 Hasil Wawancara dengan guru Aqidah Akhlaq Ibu Muniroh,S.Pd,I. pada
tanggal 29 November 2019 pukul 10.30 WIB
46
siswa. Ganjaran merupakan alat pendidikan yang menyenangkan ,
memberikan ganjaran kepada siswa atas prestasi atau kemajuan
yang diperoleh dapat menumbuhkan motivasi siawa untuk lebih
giat dalam melakukan sesuatu yang lebih baik lagi.
Secara psikologis pemberian ganjaran dapat menumbuhkan
semangat baru bagi siswa sehingga siswa akan berlomba-lomba
untuk mendapatkan ganjaran tersebut. Selain itu, siswa yang
menerima ganjaran akanmerasa dirinya diperhatikan oleh gurunya.
Memberi pujian kepada siswa dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari yang bertujuan untuk memotivasi siswa
untuk melakukan perbuatan yang sama atau bahkan lebih baik lagi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru aqidah akhlaq, Ibu
Muniroh,S.Pd.I . yang menyatakan bahwa:
“Cara memotivasi siswa dengan melalui ganjaran, biasanya
saya memberikan pujian, jika saya melihat siswa melakukan
perbuatan atau sikap yang baik terhadap guru maupun teman maka
saya memberikan sebuah reward atau pujian. Karena Rasulullah
SAW pun sering sekali memberi pujian pada para sahabat-sahabat
Nya bahkan pada cucunya hasan dan husein ketika menunggangi
punggung Rasulullah SAW”.4
Peran guru aqidah akhlaq dalam menanggulangi tingkah laku
siswa yang melakukan perbuatan atau tingkah laku yang kurang
4 Hasil Wawancara dengan guru Aqidah Akhlaq Ibu Muniroh,S.Pd,I. pada
tanggal 29 November 2019 pukul 10.30 WIB
47
sesuai dengan norma social, dalam hal ini ganjaran yang diberikan
yaitu berupa nasehat, teguran, dan peringatan. Berdasarkan hasil
wawancara dengan guru aqidah akhlaq, Ibu Muniroh,S.Pd.I
“Pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan siswa disekolah adalah
biasanya, datang terlambat, dan tidak masuk atau membolos
sekolah.5
Hal ini dikuatkan dengan pendapat kepala sekolah, bapak
Busro,S.Ag yang menyatakan bahwa:
“Ketika anak kami melanggar tata tertib sekolah salah satunya
membolos maka ganjaran pertama yang saya berikan berupa
nasehat dan teguran. Jika tidak bias dengan cara itu maka kami
menggunakan cara lain yaitu dengan memanggil orang tuanya. Hal
ini bertujuan agar mereka memiliki efek jera”.6
Jawaban lain diungkapkan oleh Bpk Andi Kurniawan, S.Pd.:
“ Ganjaran yang saya berikan buat siswa yang melakukan hal
yang baik adalah pujian, dan nasehat bagi yang melakukan
kesalahan, hal ini saya lakukan agar siswa nyaman dengan saya”.7
Sebagaimana hasil wawancara yang disampaikan oleh
Fernanda akbar siswa kelas VIII yang menyatakan bahwa:
5 Hasil Wawancara dengan guru Aqidah Akhlaq Ibu Muniroh,S.Pd,I.. pada
tanggal 29 November 2019 pukul 10.30 WIB 6 Hasil wawancara dengan kepala sekolah yaitu bapak Busro,S.Ag. pada tanggal
29 November 2019, pukul 10.00 WIB 7 Hasil Wawancara dengan guru Aqidah Akhlaq Ibu Muniroh,S.Pd,I.. pada
tanggal 29 November 2019 pukul 10.30 WIB
48
“Kami di sekolah pernah melakukan perbuatan yang sesuai
dengan peraturan sekolah salah satunya membolos. Tapi dengan
mendapat nasehat dan teguran yang diberikan kami menjadi sadar
bahwa guru kami perhatian dengan kami, serta kami sadar bahwa
yang kami lakukan itu salah.”8
Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan,
menunjukkan bahwa rata-rata siswa sudah bisa menaat