Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
MATERI MENYIMAK TEKS CERITA RAKYAT DENGAN MENGGUNAKAN
METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS VI
MI NURUL ULUM GUNUNG TUMPENG KECAMATAN SURUH
KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Ariya Zulva
NIM 115-14-153
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2018
ii
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
MATERI MENYIMAK TEKS CERITA RAKYAT DENGAN MENGGUNAKAN
METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS VI
MI NURUL ULUM GUNUNG TUMPENG KECAMATAN SURUH
KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Ariya Zulva
NIM 115-14-153
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2018
iv
v
vi
vii
MOTTO
“Amalan yang lebih dicintai Allah adalah amalan yang terus-menerus dilakukan
walaupun sedikit”
( Nabi Muhammad S.A.W)
viii
PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini penulis spersembahkan
Kepada
Almamater Tercinta Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Progam Strata I Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga
Kepada orang tua penulis:
Bapak :Suhadi
&
Ibu : Siti Aminah
Kepada Kakak Penulis:
Afifudin
Nasikun
Muwafiqoh
ImroatunDengan kasih sayang, cinta dan kesabaran mereka dalam mendidik dan
membesarkan penulis sehingga menghantarkan penulis sekarang ini menjadi sosok
yang penuh syukur dan berterimakasih karena jasa-jasanya yang sangat besar.
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah nya kepada penulis khususnya serta kepada kita semua
umumnya, sehingga penulis dapat melakukan penelitian skripsi tentang Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) di MI Nurul Ulum Gunung Tumpeng dengan lancar tanpa
halangan suatu apapun.
Berkaitan dengan hal ini, penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada
semua pihak yang membantu menyelesaikan dalam pembuatan skripsi ini dan
khususnya ucapan terima kasih penulis berikan kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku Ketua Jurusan PGMI dan dosen pembimbing
akademik.
4. Bapak Dr. Wahyudhiana, MM.Pd selaku pembimbing skripsi yang telah
memberikan arahan dan bimbingan hingga skripsi ini selesai.
5. Bapak, Ibu dosen serta seluruh karyawan IAIN Salatiga yang telah
memberikan ilmu dan bimbinganya kepada penulis.
6. Seluruh keluarga besar MI Nurul Ulum Gunung Tumpeng Kec.Suruh
x
xi
ABSTRAK
Zulva, Ariya. 2018. Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Menyimak
Teks Cerita Rakyat Dengan Menggunakan Metode Pembelajaran Snowball
Throwing Pada Siswa Kelas VI Mi Nurul Ulum Gunung Tumpeng Kec. Suruh
Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut
Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dr. Wahyudhiana, MM.Pd.
Kata kunci: Hasil Belajar Bahasa Indonesia, Metode Pembelajaran Snowball
Throwing.
Pembelajaran Bahasa Indonesia di MI Nurul Ulum Gunung Tumpeng
kecamatan suruh kabupaten Semarang belum menggunakan berbagai stategi atau
metode pembelajaran aktif. Hal ini menyebabkan siswa cenderung pasif dan
kueangnya perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru terutama
materi menyimak teks cerita rakyat. Terbukti dari rendahnya hasil belajar siswa yang
belum mencapai KKM yang ditentukan sekolah yaitu 65. Rumusan masalah
penelitian ini adalah apakah penerapan metode pembelajaran Snowball Throwing
dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi Menyimak Teks Cerita
Rakyat pada siswa kelas VI MI Nurul Ulum Gunung Tumpeng tahun 2018?. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia
materi Menyimak Teks Cerita Rakyat melalui metode pembelajaran Snowball
Throwingpada siswa kelas VI MI Nurul Ulum Gunung Tumpeng Kecamatan Suruh
Kabupaten Semarang tahun 2018.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam II
siklus yaitu siklus I dan siklus II. Masing masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek dari penelitian ini adalah
siswa kelas VI yang berjumlah 21 siswa meliputi 13 siswa laki-laki dan 8 siswa
perempuan. Instrumen penilaian meliputi RPP, lembar observasi guru, lembar
observasi siswa dan tes evaluasi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode Snowball
Throwing dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi Menyimak Teks
Cerita Rakyat pada siswa kelas VI MI Nurul Ulum Gunung Tumpeng Tahun 2018.
Siklus I ke siklus II terjadi kenaikan 12,81. Tercapainya target KKM dari 21 siswa
pada siklus I yang tuntas berjumlah 14 siswa ( 67%), dan terjadi peningkatan pada
siklus II yang tuntas berjumlah 18 Siswa ( 86%). Jadi secara klasikal kelas
melampaui KKM yang di persyaratkan yaitu 85%. Penelitian tindakan kelas ini
dinyatakan berhasil.
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL
LEMBAR BERLOGO
HALAMAN SAMPUL ................................................................................................ iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................................ iv
PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................................. vii
KATA PENGANTAR ................................................................................................. ix
ABSTRAK ................................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ............................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………………….. 1
B. Rumusan Masalah………………………………………………… 8
C. Tujuan Penelitian…………………………………………………. 8
D. Kegunaan Penelitian…………………………………………….... 8
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan………………..... 10
F. Metode Penelitian………………………………………………… 11
1. Rancangan Penelitian……………………………………….... 11
2. Subjek ………………………………………………………… 14
3. Langkah-langkah Penelitian…………………………………… 14
G. Sitematika Penulisan………………………………………………. 19
xiii
BAB II LANDASAN TEORI
A. Hakikat Hasil Belajar…………………………………………… 20
1. Belajar…………………………………………………………… 20
a. Pengertian Belajar………………………………………….. 20
b. Ciri Belajar…………………………………………………. 23
c. Tujuan Belajar……………………………………………… 24
d. Prinsip-prinsip Belajar……………………………………… 26
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar………………… 30
2. Hasil Belajar…………………………………………………….. 32
a. Pengertian Hasil Belajar…………………………………….. 32
b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar…………... 35
B. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)…………………………… 36
a. Pengertian KKM…………………………………………….. 36
b. Prosedur Penetapan KKM…………………………………... 37
C. Hakikat Bahasa Indonesia………………………………………… 38
1. Pengertian Bahasa Indonesia………………………………….. 38
2. Tujuan Bahasa Indonesia……………………………………… 38
3. Fungsi Bahasa Indonesia……………………………...……….. 39
4. Kedudukan Bahasa Indonesia…………………………………. 40
5. Materi Menyimak Teks Cerita Rakyat……………………...…. 42
D. Metode Pembelajaran Snowball Throwing………………………….. 46
1. Pengertian Metode Snowball Throwing………………………. 46
2. Langkah-langkah Metode Snowball Throwing……………….. 48
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Snowball Throwing……... 49
E. Kajian Pustaka…………………………………………………….. 50
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Kegiatan Sikus I…………………………………………………………… 53
B. Deskripsi Kegiatan Siklus II…………………………………… 63
xiv
BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian……………………………………….. 68
1. Deskripsi Data Pra Siklus……………………………………. 68
2. Deskripsi Data Siklus I………………………………………. 70
3. Deskripsi Data Siklus II……………………………………… 75
B. Pembahasan …………………………………………………….. 80
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………… 87
B. Saran ……………………………………………………………... 87
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 89
LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………………………………………… 89
xv
DAFTAR TABEL
1. Tabel 4.1 Data Pra Siklus ............................................................................... 69
2. Tabel 4.2 Data Hasil Nilai Siklus I ................................................................. 70
3. Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Guru Siklus I ..................................................... 72
4. Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I .................................................... 74
5. Tabel 4.5 Data Hasil Nilai Siklus II ................................................................ 76
6. Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Guru Siklus II ................................................... 77
7. Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II .................................................. 79
8. Tabel 4.8 Ketuntasan Nilai Siswa Pra Siklus ................................................. 80
9. Tabel 4.9 Ketuntasan Nilai Siswa Siklus I ...................................................... 81
10. Tabel 4.10 Ketuntasan Nilai Siswa Siklus II ................................................ 82
11. Tabel 4.11 Rekapitulasi Peningkatan Hasil Belajar Per Siklus....................... 83
12. Tabel 4.12 Sebaran Nilai Siswa Per Siklus ..................................................... 84
13. Tabel 4.13 Rekapitulasi Ketuntasan Siswa Per Siklus .................................... 85
14. Tabel 4.14 Rekapitulasi Peningkatan Presentase Ketuntasan Siswa .............. 66
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Siswa Pra Siklus ........................................ 81
Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Siswa Siklus I ............................................ 82
Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Siswa Siklus II.............................................. 83
Gambar 4.4 Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa………..…………85
xvii
LAMPIRAN
Lampiran 1. SK Penunjukan Dosen Pembimbing Skripsi
Lampiran 2. Surat Izin Penelitian
Lampiran 3. SK Telah Melaksanakan Penelitian
Lampiran 4. Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 5. Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 6. SKK
Lampiran 7. RPP Siklus I
Lampiran 8. Cerita Rakyat Siklus I
Lampiran 9. Soal Evaluasi Siklus I
Lampiran 10.Lembar Observasi Guru dan Siswa Siklus I
Lampiran 11. RPP Siklus II
Lampiran 12. Cerita Rakyat Siklus II
Lampiran 13. Soal Evaluasi Siklus II
Lampiran 14. Lembar Observasi Guru dan Siswa Siklus II
Lampiran 15. Dokumentasi
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah
Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam menjamin keberlangsungan
pembangunan suatu bangsa. Pendidikan menurut orang awam adalah
untuk megajari murid di sekolah, melatih anak hidup sehat, melatih sifat,
dan lain sebagainya. Dengan demikian, pendidikan diarahkan untuk
mengembangkan manusia pada seluruh aspeknya: spiritual intelektual,
daya imajinasi, fisik, keilmuan, dan bahasa, baik secara individu maupun
kelompok, serta mendorong seluruh aspek tersebut untuk mencapai
kebaikan dan kesempurnaan.
Pada Hakikatnya Undang-Undang nomer 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 Ayat (1) menyebutkan bahwa
“ Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang di miliki dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
2
Pendidikan juga sebuah wadah dimana peserta didik bisa
belajar secara aktif memepertajam dan memunculkan ke permukaan
potensi-potensinya, sehingga menjadi kemampuan-kemampuan yang
dimilikinya secara alamiah. Seperti dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional
pendidikan pasal 26 ayat 1 disebutkan bahwa “Pendidikan dasar
bertujuan untuk meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, keterampilan untuk hidup mandiri,
mengikuti pendidikan lebih lanjut”
Dalam dunia pendidikan proses belajar merupakan hal yang
penting. Belajar yang dilakukan merupakan bagian dari hidupnya. Anak
didik memerlukan belajar untuk mencapai berbagai macam
kompetensi, keterampilan, dan sikap.Seperti yang terkandung dalam Al-
Qur’an yang berbunyi
أخرجكم مه بطىن هبتكم والله مع لكم وجعل شيئب تعلمىن ل أمه السه
لعلهكم والفئدة والبصبر تشكرون
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam
keadaan tidak mengetahui sesuatu apa pun, dan dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan, dan daya nalar agar kamu bersyukur.” (QS Al-
Nahl [16]: 78)
3
Selain belajar, komponen utama dalam pendidikan adalah
guru. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan
kualitas dan kuantitas mengajar yang dilaksanakan. Hal ini disebabkan
gurulah yang berhadapan langsung dengan peserta didik. Tugas guru
dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus dapat menjadikan dirinya
sebagai orang tua kedua. Pelajaran apapun yang diberikan menjadi
motivasi bagi siswanya dalam belajar ( Iskandar, 2015: 152).
Kemajuan dunia pendidikan yang semakin pesat menuntut guru untuk
ikut mendukung dan berpartisipasi mencerdaskan kehidupan bangsa
sesuai apa yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Di Indonesia terdapat 5 pelajaran wajib bagi peserta didik, salah satu
kelima pelajaran tersebut adalah mata pelajaran bahassa Indonesia.
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang terpenting dalam komunikasi
di Indonesia. Bahasa Indonesia merupakan satu-satunya bahasa yang
dapat digunakan untuk berkomunikasi antar suku bangsa yang
berbeda adat, bahasa, maupun kebudayaannya di Indonesia. Bahasa
Indonesia adalah bahasa persatuan yang dijunjung oleh segenap bangsa
Indonesia. Hal ini tercermin pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928
yang berbunyi Kami putra dan putri Indonesia menjungjung bahasa
persatuan, bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia juga merupakan bahasa
Negara yaitu selain sebagai bahasa persatuan (bahasa nasional),bahasa
4
Indonesia juga sebagai satu-satunya bahasa resmi secara nasional di
Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 36.
Bahasa Indonesia memegang peranan yang penting dalam
kegiatan pembelajaran. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa
Indonesia sebagai salah satu bidang studi yang diajarkan di sekolah
mendapat pembagian waktu pembelajaran yang banyak sekaligus
menjadi salah satu mata pelajaran Ujian Nasional. Pembelajaran
bahasa Indonesia haruslah berisi usaha-usaha yang dapat membawa
serangkaian keterampilan. Keterampilan tersebut erat hubungannya
dengan proses-proses yang mendasari pikiran. Semakin terampil
seseorang berbahasa semakin cerah dan jelas pula jalan pikirannya.
Keterampilan tersebut meliputi keterampilan berbicara, membaca,
menyimak, dan menulis (Mulyati, 2007:17).
Menurut Iskandar dan Sunendar (2001:7), keterampilan
menyimak sebagai salah satu dari empat keterampilan berbahasa
mempunyai peranan yang penting di dalam kehidupan manusia.
Keterampilan menyimak merupakan faktor penting bagi keberhasilan
seseorang dalam belajar. Menyimak merupakan dasar bagi beberapa
keterampilan berbahasa yang lain, yaitu : berbicara, membaca, dan
menulis. Menyimak juga sangat berpengaruh terhadap mata pelajarann
yang lain.
5
Penguasaan menyimak pada diri seseorang akan terjadi lebih
mudah apabila seseorang tersebut mengetahui konteks wacana yang
disimak. Pengetahuan yang ada pada diri seseorang ( penyimak ) tersebut
sangat berperan dalam proses menyimak. penyimak yang berhasil dalam
simakannya adalah yang dapat memanfaatkan baik pengetahuan yang
telah mereka miliki yang berhubungan dengan materi yang mereka simak
(Nunan.1991:18). Artinya seseorang penyimak baru dapat berhasil
memahami teks yang dibacanya apabila siswa tersebut memiliki
pengetahuan yang relevan dengan apa yang disimaknya.
Pembelajaran bahasa Indonesia mulanya menjadi pelajaran yang
di gemari siswa. Dikarenakan sehari-hari menggunakan bahasa Indonesia
sebagai bahasa percakapan, dan proses belajar mengajar di dalam
kelas.namun ketika pembelajaran bahasa Indonesia dikemas dengan cara
yang kurang menarik, maka siswa sering mengalami kendala dalam
menangkap pelajaran.
Adapun kendala atau permasalahan Bahasa Indonesia didalam
kelas meliputi dua aspek,yaitu aspek guru dan aspek siswaa pada saat
proses pembelajaran berlangsung. Guru sering menggunakan metode
ceramah dalam pembelajaran, sehingga siswa yang awalnya antusias
memperhatikan pelajaran menjadi kurang semangat mengikuti pelajaran
di kelas.
6
Media dan fasilitas yang di pakai pun kurang menarik minat
belajar siswa. Sumber belajar hanya dari buku. Dan pembelajaran
dikemas dalam sebuah ceramah dan buku paket menjadi andalan dalam
hal sumber belajar. Siswa banyak yang bosan dan tidak semangat
mengikuti pembelajaran yang monoton seperti seperti itu.
Oleh karena itu perlu dicari metode, model atau media yang dapat
digunakan untuk menumbuhkan ketertarikan serta minat siswa untuk
mendengar atau menyimak dengan baik. Ada beberapa model atau
metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
Metode pembelajaran merupakan peranan penting dalam kegiatan belajar
mengajar di kelas salah satu metode yang digunakan adalah dengan
menggunakan metode snowball throwing.
Metode snowball throwing akan menarik minat belajar
siswa,karena dengan menggunakan metode maka akan mempermudah
guru dalam menyampaikkan materi dan juga mempermudah siswa dalam
memahami isi materi karena dengan menggunakan metode siswa ikut
perperan aktif dalam pembelajaran.
Guru kelas berpendapat bahwa keterampilan menyimak diangggap
membosankan karena siswa hanya mendengarkan cerita,kemudian
menyimpullkan, sehingga siswa kurang tertarik untuk mendengarkan
cerita yang dibacakan oleh guru.akibatnya hasil belajar yang di capai
rendah.
7
Terbukti dari hasil belajar siswa materi menyimak teks cerita
masih banyak dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dari 21
siswa yang mencapai KKM hanya 9( 42,86%), sedangkan KKM dalam
mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu ≥65%. Saat pembelajaran Bahasa
Indonesia siswa sulit untuk memahami isi cerita yang dibacakan oleh
guru. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guru harus kreatif dalam
proses pembelajaran, salah satunya dengan menggunakan metode yang
bervariasi.
Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran guru harus tepat
dalam memilih media,metode,atau model pembelajaran yang tepat dan
sesuai dengan materi, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan
maksimal.
Berdasarkan beberapa alasan serta untuk tujuan yang telah
disampaikan di atas, maka penulis untuk melakukan penelitian di MI
Nurul Ulum Gunung Tumpeng kecamatan Suruh kabupaten Semarang
dengan mengangkat judul “ PENINGKATAN HASIL BELAJAR
BAHASA INDONESIA MATERI MENYIMAK TEKS CERITA
RAKYAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN
SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS VI MI NURUL
ULUM GUNUNG TUMPENG KECAMATAN SURUH KABUPATEN
SEMARANG TAHUN AJARAN 2018/2019”
8
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis mengajukan
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah, “Apakah penggunaan
Metode pembelajaran snowball throwing dapat meningkatkan hasil belajar
Bahasa Indonesia materi menyimak teks cerita rakyat pada siswa kelas VI
MI Nurul Ulum Gunung Tumpeng Kecamatan Suruh Kabupatn Semarang
Tahun Pelajaran 2018/2019.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah, untuk mengetahui
peningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi menyimak teks cerita
rakyat pada siswa kelas VI MI Nurul Ulum Gunung Tumpeng Kecamatan
Suruh Kabupatn Semarang Tahun Pelajaran 2018/2019.
D. Kegunaan Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini di harapkan dapat bermanfaat untuk mengembangkan
teori pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan mutu kualitas hasil
pembelajaran. Penelitian ini juga di harapkan dapat memberikan
informasi baru bagi dunia pendidikan berupa gambaran bagaimana cara
mengatasi masalah yang muncul dalam kegiatan belajar mengajar
khususnya pada pembelajaran Bahasa Indonesia materi Menyimak Teks
9
Cerita Rakyat dengan menggunakan Metode Pembelajaran Snowball
Throwing sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
penelitian ini dapat di gunakan sebagai pertimbangan untuk
memotivasi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di kelas.
Sekolah yang para gurunya sudah mampu membuat perubahan/perbaikan
mempunyai kesempatan yang besar untuk berkembang pesat. Berbagai
perbaikan akan dapat di wujudkan seperti penanggulangan berbagai
masalah belajar siswa, perbaikan kesalahan konsep, serta penanggulangan
berbagai kesulitan yang di alami oleh guru.
b. Bagi Guru
Penelitian ini dapat di manfaatkan oleh guru untuk
memperbaiki pembelajaran yang di kelolanya karena sasaran akhir
penelitian ini adalah untuk perbaikan pembelajaran.perbaikan ini akan
memberikan atau menimbulkan rasa puas bagi guru untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran. Selain itu hasil penelitian ini
dapat meningkatkan kreativitas mengajar guru serta di sajikan sarana
untuk mengevaluasi pembelajaran yang sudah pernah di lakukan.
10
c. Bagi Siswa
dengan menggunakan metode penelitian di harapkan dapat
memotivasi peserta didik, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
E. Hipotesis tindakan dan indikator keberhasilan
Hipotesis atau dugaan sementara terhadap penelitian banyak memberi
manfaat bagi pelaksanaan penelitian. Hasil suatu penelitian pada
hakikatnya adalah suatu jawaban pertanyaan penelitian yang telah di
rumuskan di dalam perencanaan penelitian. Untuk mengarahkan pada
hasil penelitian ini, maka di dalam penelitian perlu di rumuskan jawaban
sementara dari penelitian ini ( Amiruddin, 2012: 15)
1.Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah jawaban sementara atas masalah yang hendak
di pecahkan (Basroni, 2008: 90). Adapun hipotesis atau dugaan
sementara yang penulis kemukakan dalam penelitian kali ini adalah
penggunaan model pembelajaran snowball throwing dapat
meningkatkan hasil belajar bahasa idonesia materi menyimak teks
cerita rakyat pada siswa kelas VI MI Nurul Ulum Gunung tumpeng
Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun pelajaran 2018/2019.
11
2. Indikator Keberhasilan
Penggunaan metode Snowball Throwing pada pembelajaran
bahasa Indonesia materi menyimak teks terita rakyat di katakana
berhasil apabila indicator yang di harapkan dapat berhasil. Adapun
indicator yang di rumuskan adalah sebagai berikut:
a. Secara Individual
Adanya peningkatan hasil belajar bahasa Indonesia materi
menyimak teks cerita rakyat yaitu sudah mencapai KKM (kriterria
ketuntasan minimum) ≥65%
b. Secara Klasikal
Ketuntasan siswa secara klasikal dalam pembelajaran bahasa
Indonesia materi menyimak teks cerita rakyat ≥85% siswa di kelas
dapat mencapai KKM(kriteria ketuntasan minimum).
F. Metode penelitian
1.Rancangan Penelitian
Penelitian yang di gunakan dalam pembuatan skripsi ini adalah
penelitian tindakan kelas (PTK) yang istilah dalam bahasa ingggrisnya
adalah classroom action research (CAR), (Arikunto dkk ,2006:3 )
menjelaskan PTK dengan memisahkan kata-kata yang tergabung di
12
dalamnya, yaitu: penelitian, tindakan, kelas, dengan paparan sebagai
berikut:
a. Penelitian, menunjuk pada kegiatan mencermati suatu objek
dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk
memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam
meninggkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan pening
bagi peneliti.
b. Tindakan, menunjuk pada suatu gerak yang di sengaja di lakukan
dengan tujuan tertentu, dalam penelitian berbentuk rangkaian
siklus kegiatan untuk siswa.
c. Kelas, dalam hal ini tidak terkait pada pengertian ruang kelas,
tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang telah
lama di kenal dalam bidang pendidikan dan pegajaran.
Berdasarkan pemahaman terhadap tiga kata kunci tersebut dapat di
simpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu upaya
untuk mencermati kegiatan sekelompok peserta didik dengan
memberikan sebuah tindakan (treathment) yang sengaja di
munculkan. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru bersama-sama
dengan peserta didik di bawah bimbingan dan arahan guru, dengan
maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.
13
Penerapan PTK dalam penelitian kali ini di dasarkan pada
temuan masalah pembelajaran yaitu tingkat pemahaman siswa
terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia rendah terutama dalam
materi menyimak teks cerita dan ada keinginan guru untuk
memperbaiki tingkat pemahaman siswa dengan kegiatan penelitian
(Mulyasa, 2009: 11).
Dapat di simpulkan bahwa peneltian tindakan kelas (PTK)
merupakan penelitiaan tidakan ddalam bidang pendidikan yang di
laaknsanakan dalam ruang kelas dengan tujuan untuk memperbaiki
dan meningkatkan kualitas dalam pembelajaran serta membantu guru
dalam memecahkan masalah pembelajaran di sekolah.
Ada empat tahapan dalam penelitian tindakan kelas yang
meliputi; (1) Planning (rencana), (2) Action (tindakan), (3) Observtion
(pengamatan), (4) Reflection (refleksi). Tahapan tersebut dapat di
tampilkan pada gambar 1.1.
14
Desain Penelitian Tindakan
Bagan 1.1. Bagan Rancangan PTK
(Sumber : Arikunto, dkk, 2006: 105)
2. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian kali ini adalah siswa kelas V MI Nurul
Ulum Gunung umpeng Kecamatan Suruh yang berjumlah 21 siswa,
dengan kategori 13 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan, dan guru
yang mengampu mata pelajaran bahasa Indonesia kelas V.
3. Langkah langkah Penelitian
Menurut Arikunto (2006 :104) Dalam Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) terdapat 4 tahapan penting yang meliputi Planing
(rencana), action (tindakan), observation (pengamatan) dan reflection
(refleksi) . Penjelasanya sebagai berikut:
15
a. Perencanaan
Pada tahapan ini peneliti melakukan perencanaan bersama
dengan guru kelas untuk membicarakan tentang pokok bahasan atau sub
pokok bahasan yang akan di sampaikan, fokus yang akan diobservasi
berdasarkan kriteria-kriteria yang disepakati bersama serta waktu dan
tempat kegiatan observasi yang akan dilaksanakan.
Pada Tahapan ini peneliti mengadakan kegiatan sebagai berikut:
1) Mengamati teknik pembelajaran yang digunakan guru dalam
pembelajaran bahasa Indonesia sebelumnya.
2) Mengdentifikasi faktor-faktor hambatan dan kemudahan guru
dalam pembelajaran bahasa Indonesia sebelumnya.
3) Membuat tindakan yang akan di laksanakan dalam
pembelajaran bahasa Indonesia sebagai upaya untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam materi menyimak teks
cerita rakyat dengan mengguknaan metode snowball throwing.
4) Menyusun rencana pelaksanaa pembelajaran dengan
mengggunakan metode snowball throwing.
5) Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang di perlukan
saat proses pembelajaran berlangsung.
6) Menyiapkan lembar observasi untuk melihat bagaimana
kondisi belajar mengajar di kelas ketika penggunakan metode
itu di apikasikan.
16
7) Perencanaan tindakan oembelajaran dengan menggunakan
metode snowball throwing.
8) Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran tersebut.
b. Pelaksanaan atau Tindakan
Dalam tahap pelaksanaan tindakan, peneliti merancang pelaksanaan
pembelajaran menyimak teks cerita rakyat dengan menggunakan metode
snowball throwing untuk meningkatkan kemampuan menyimak teks
cerita rakyat siswa kelas V MI Nurul Ulum Gunung Tumpeng yang
terdiri dari kegiatan pendahuluan, inti dan penutup sesuai yang tertulis
pada RPP dan tahap perencanaan.
c. Observasi
Menurut kuswaya (2007: 2.23) berpendapat bahwa observasi
merupakan pengamatan dengan tujuan tertentu. Dalam kegiatan ini peneliti
melaksanakan pengamatan, pencatatan, dan menginterpretasi terhadap
berlangsungnya pembelajaran dengan menggunakan metode snowball
throwing
d. Refleksi
Pada tahap ini data-data yang diperoleh dari tiap siklus dikumpulkan
untuk dianalisis selanjutnya diadakan refleksi terhadap hasil analisis
sehingga dapat diketahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar sebelum
dan sesudah tindakan . hasil belajar inilah yang nantinya digunakan
sebagai bahan pertimbangan pelaksanaan siklus selanjutnya.
17
4. Instrument penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih & digunakan oleh
peneliti dalam melakukan kegiatannya untuk mengumpulkan data agar
kegiatan tersebut menjadi sistematis & dipermudah olehnya (Arikunto,
2006:135). Agar berjalan sesuaai dengan apa yang di harapkan, maka
intstrumen yang digunakan pada penelitian ini antara lain; Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), silabus, lembar soal, lembar observasi,
materi.
5. Pengumpulan Data
Pada tahap pengumpulan data peneliti menggunakan metode;
a. Wawancara
Menurut soeharto dalam (Hufaid, 2009: 167) mengatakan bahwa
wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal
kepada oran-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau
penjelasan hal-hal yang dipandang perlu. Wawancara juga bisa diartikan
sebagai pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung
oleh pewawancara kepada responden dan jawaban responden dicatat atau
direkam
b. Dokumentasi
18
Dokumentasi ini digunakan untuk memperoleh data dari seluruh
dokumen yang ada. Suharsimi Arikunto (1996:234) menyatakan bahwa
Metode dokumentasi yang diamati bukan benda hidup tetapi benda
mati berupa catatan, buku, dan sebagainya. Data dokumentasi penelitian ini
adalah foto-foto kegiatan pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar observasi
guru dan siswa.
c. Tes
Tes dipakai untuk mengukur kemampuan siswa, baik kemampuan
awal, perkembangan atau peningkatan kemampuan selama dikenai tindakan,
dan kemampuan pada akhir siklus tindakan(hufad, 2007: 178). Dalam
penelitian ini tes yang digunakan adalah tes dalam bentuk tertulis.
6. Analisis Data
Pada penelitian kali ini penulis menganalisa data atau menarik
kesimpulan melalui hasil berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan guna
mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk
perbaikan belajar siswa. Adapun penilaian untuk ranah kognitif:
Rumus ketuntasan belajar siswa:
P = ∑siswa yang tuntas belajar x 100 %
∑ seluruh siswa
19
G. Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan, Bab ini penilis sajikan mengenai latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, hipotesis tindakan, definisi operasional, metode
penelitian, dan sistematika penuliasn
BAB II Kajian pustaka, terdiri dari Sub A membahas tentang hakikat
hasil belajar. Sub B membahas tentang hasil belajar. Sub C
membahas tentang kriteria ketuntasan minimal. Sub D
membahas tentang hakikat bahasa Indonesia, dan Sub E
membahas tentang metode pembelajaran snowball throwing.
BAB III Pelaksanaan penelitian, pada bab ini penulis sajikan diskripsi
pelaksanaan Pra siklus, diskripsi pelaksanaan sikluus satu dan
iskripsi pelaksanaan siklus 2.
BAB IV Hasil penelitian dan pembahasan, pada bab ini memuat tentang
deskripsi hasil penelitian per siklus dan pembahasan.
BAB V Pada bab ini penulis sajikan mengenai kesimpulan dan saran-
saran.
20
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Hasil Belajar
1. Belajar
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah salah satu kata yang sudah akrab dengan semua
lapisan masyarakat, lingkungan akademik seperti di lingkungan
sekolah, pelajar, siswa dan siswi serta mahasiswa yang mempunyai
tugas untuk belajar.Kegiatan belajar adalah kegiatan yang tidak dapat
di pisahkan dari mereka.
R. Gagne (dalam Masitoh, 2009: 3) Mendefinisikan belajar
sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya
sebagai akibat suatu pengalaman.Belajar juga dapat di artikan sebagai
aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan
dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pegalaman-
pengalaman.Belajar sebagai karateristik yang membedakan manusia
dengan makhluk lainya, belajar sebagai aktivitas yang selalu dilakukan
sepanjang hayat manusia, bahkan tiada hari tanpa belajar.
Pengertian Belajar juga dijelaskan oleh James LM (Anitah,
2007: 3), Belajar adalah upaya yang dilakukan dengan mengalami
sendiri, mempelajari, menelusuri, dan memperoleh sendiri.
21
Sementara itu Garry dan Kingsley berpendapat bahwa belajar
adalah proses perubahan perilaku yang orisinil melalui pengalaman
dan latihan-latihan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Secara etimologis
belajar memliki arti “ berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu” .
Definisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan
untuk mrncapai kegiatan dan ilmu. Di dsini, usaha untuk mencapai
kepandaian atau ilmu merupakan usaha manusia untuk memenuhi
kebutuhanya mendapatkan mendapatkan ilmu atau kepandaian yang
belum di punyai sebelumnya.sehingaa dengan belajar itu manusia
menjadi tahu, memahami, meengerti, dapat melaksanakan dan
memiliki tentang sesuatu( Baharudin, 2007: 13).
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah suatu proses atau kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang sehingga dapat membawa perubahan bagi seseorang
tersebut, baik perubahan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan.
Dengan perubahan- perubahan tersebut, tentunya seseorang itu juga
akan terbantu dalam memecahkan permasalahan hidup dan bisa
menyesuaikan diri dan lingkunganya.
Dari pemahaman tentang pengertian belajar tadi, terdapat tiga
atribut pokok belajar, yaitu proses, perubahan perilaku, dan
pengalaman.
22
1. Proses
Menurut ( Susanto,2013: 4) ,Belajar adalah proses
mental dan emosional atau bisa juga disebut sebagai
proses berfikir dan merasakan.seseorang dikatakan belajar
apabila fikiran dan perasaanya aktif. Aktivitass fikiran dan
perasaan itu sendiri tidak dapat diamati orang lain, akan
tetapi akana terasa oleh yang bersangkutan( orang yang
sedang belajar tersebut).
2. Perubahan Perilaku
Suyono(2011:129) Mengatakan bahwa Hasil belajar
berupa perubahan perilaku atau tingkah laku. Seseorang
yang belajar akan berubah atau bertambah perilakunya,
baik yang berupa pengetahuan, keterampilan motorik, atau
penguasaan nilai-nilai (sikap).
3. Pengalaman
Belajar adalah mengalami, dalam arti belajar terjadi
didalam interaksi antara individu dengaan lingkungan, baik
lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Contoh
lingkungan fisik ialah: buku, alat peraga, dan alamsekitar.
Contoh lingkungan sosial,antara lain guru, siswa,
pustakawan, dan kepala sekolah (Masitoh, 2009: 3-5).
23
Dapat disimpulkan bahwa Belajar dapat melalui pengalaman
langsung dan melalui pengalaman tidak langsung. Belajar melalui
pengalaman langsung,seseorang belajar dengan melakukan sendiri atau
dengan mengalaminya sendiri.sedangkan apabila seseorang
mengetahuinya karena membaca buku atau mendengarkan dari penjelasan
seseorang, maka belajar seperti itu disebut belajar melalui pengalaman
tidak langsung.
b. Ciri-Ciri Belajar
Menurut (Baharudin, 2007: 15) ada beberapa cirri-ciri Belajar yaitu;
1. Belajar di tandai dengan adanya perubahan tingkah laku (change
behavior). Ini berarti, bahwa hasil belajar hanya dapat di amati dari
tingkah laku, yaitu adanya perubahan tingkah laku, dari tidak tahu
menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi terampil. Tanpa
mengamati tingkah laku hasil belajar, kita tidak akan dapat
mengetahui ada tidaknya hasil belajar;
2. Perubahan perilaku relative permanent. ini berarti, bahwa
perubahan tingkah laku yang terjadi karena belajar untuk waktu
tertentu akan tetap atau tidak berubah-ubah. Tetapi, perubahan
tingkah laku tersebut tidak akan terpancang seumur hidup;
24
3. Perubahan tingkah laku tidak harus segera dapat di amati pada
saaat proses belajar sedang berlangsung, perubahan perilaku
tersebut bersifat potensial;
4. Perubahan tingkah laku merupakan hasil latihan atau pengalaman;
5. Pengalaman atau latihan itu dapat member penguatan. Sesuatu
yang memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan
untuk mengubah tingkah laku.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar
memang hakikatnya adalah adanya perubahan pada diri
pembelajar. Tentunya perubahan yang terjadi adalah perubahan
kearah yang lebih baik dimana dimulai dari perubahan yang
sederhana hingga kompleks. Dalam proses belajar sangat penting
adanya pengambilan keputusan yang diambil, karena hasil dari
tindakan inilah yang menentukan adanya perubahan atau tidak.
c. Tujuan Belajar
Diantara beberapa tujuan belajar adalah sebagai berikut: (Sadirman,
2008:28)
1. Untuk mendapatkan pengetahuan
Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir. Pemilikan
pengetahuan
dan kemampuan berfikir sebagai yang tidak bisa dipisahkan.
25
Dengan kata
lain tidak dapat mengembangkan kemampuan berfikir tanpa b
ahan
pengetahuan, sebaliknya kemampuan berfikir akan memperkay
a
pengetahuan. Tujuan ialah yang memiliki kecenderungan lebih
besar
perkembanganya di dalam kegiatan belajar. Dalam hal ini per
an guru sebagai pengajar lebih menonjol.
2. Penanaman konsep dan keterampilan
Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerl
ukan suatu keterampilan.Keterampilan yang bersifat jasmani
maupun rohani. Keterampilan jasmaniyah adlah keterampilan yang
dapat dilihat, diamati sehingga akan menitik beratkan pada
keterampilan gerak/penampilan dari anggota tubuh seseorang yang
sedang belajar. Sedangkan keterampilan rohani lebih rumit, karena
tidak selalu berurusan dengan masalah-masalah keterampilan yang
dapat dilihat bagaimana ujung pangkalnya, tetapi lebih abstrak,
menyangkut persoalan-persoalan penghayatan, dan keterampilan
berfikir serta kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan
suatu masalah atau konsep.
3. Pembentukan sikap
26
Kecakapan dalam mengarahkan motivasi dengan tidak lupa
meenggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh sangat
penting dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan pribadi
anak didik, yidak akan terlepas dari soal penanaman nilai-nilai itu
kepada anak didiknya. Dilandasi dengan nilai-nilai itu, anak didik
akan tumbuh kesadaran dan kemauanya, untuk mempraktikan
segala sesuatu yang sudah di pelajarinya.
Dari pendapat diatas, tujuan penting dari belajar itu
mempunyai banyak sekali manfaat. Tujuan disini dijadikan
sebagai acuan untuk menjalankan suatu progam tersebut dapat
berjalan lurus mengikuti arus sesuai dengan apa yang sebelumnya
telah ditetapkan. Tujuan itu tidak hanya ditujukan kepada siswa
setelah selesai proses belajar, melainkan hal ini saling
berkesinambungan antara siswa, guru, serta komponen
pembelajaran.
d. Prinsip-prinsip Belajar
Prinsip-prinsip Belajar menurut (Dimyati,2002: 42) adalah;
1. Motivasi dan Perhatian
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan
belajar.perhatian terhadap belajar akan timbul pada siswa apabila
bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan,
27
diperlukan untuk belajar lebih lanjut, akan membangkitkan motivasi
untuk mempelajarinya.
Motivasi juga mempunyai peranan penting dalam kegiatan
belajar. Baharudin (2007:18) mengatakan bahwa Motivasi adalah
tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang.
Motivasi dapat bersifat internal, artinya datang dari dirinya sendiri,
dan dapat juga bersifat eksternal, artinya datang dari orang lain,
guru,orang tua, teman,dan sebagainya
2. Keaktifan
Belajar tidak bisa dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak
bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi
apabila anak aktif mengalaminya sendir ( Dimyati,2002:43)
Dalam setiap proses belajar siswa selalu menampakkan
keaktifan. Mulai dari kegiatan fisik yang berupa membaca, menulis,
mendengarkan, dan lain sebagainya.
3. Keterlibatan langsung/ berpengalamann
Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar dikemukakan
oleh Jhon Dewey dengan” learning by doing” –nya. Dalam belajar
melalui pengalaman langsung siswa tidak sekedar mengalami secara
langsung tetapi ia harus menghayati, terlibat langsung dalam
28
perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasilnya (suyono
2011:128).
4. Pengulangan
Menurut Teori Psikologi Daya dalam ( Dimyati 2002: 47)
Belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri
atas daya mengamati, menanggap, mengingat, mengkhayal,
merasakan, berpikir, dan sebagainya.Teori lain yang menekankan
prinsip pengulangan adalah Teori Psikologi Asosiasi atau
Koneksionisme dengan tokohnya yang terkenal Thorndike. Ia
mengemukakan bahwa belajar adalah pembentukkan antara stimulus
dan respon, dan pengulangan terhadap pengalaman itu memperbesar
peluang timbulnya respon benar.
5. Tantangan
Teori Medan dati Kurt Lewin mengemukakan bahawa siswa
dalam situasi belajar barada dalam suatu medan atau lapangan
psikologis. Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang
ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan
belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu, yaitu
dengan mempelajari bahan belajar tersebut.
6. Balikan dan Penguatan
29
Siswa akan belajar lebih semangat apabila mengetahui dan
mendapatkan hasil yang baik. Hasil yang baik akan merupakan balikan
yang menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar
selanjutnya.
Siswa belajar dengan sungguh-sungguh dan mendapatkan nilai
yang baik dalam ulangan. Nilai yang baik itu mendorong anak untuk
belajar lebih giat lagi. Nilai yang baik dapat merupakan operant
conditioning atau penguatan positif. Sebaliknya anak yang
mendapatkan nilai jelek dan takut tidak naik kelas juga bisa
mendorong siswa belajar lebih giat lagi. Ini disebut penguatan negatif
atau escape conditioning.
7. Perbedaan individual
Perbedaan Individual berpengaruh terhadap cara dan hasil
belajar siswa. Karenanya, perbedaan individual perlu diperhatikan oleh
guru dalam upaya pembelajaran.
Sistem pendidikan klasikal yang dilakuan di sekolah kita
umumnya kurang memperhatikan masalah perbedaan individual,
umumnya pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan melihat siswa
sebagai individu dengan kemampuan rata-rata, kebisaaan yang kurang
lebih sama, demikian pula dengan pengetahuannya.
30
Pengajaran klasikal artinya seorang guru di dalam kelas
menghadapi sejumlah besar siswa (30-40 orang) dalam waktu yang
sama menyampaikan bahan pelajaran yang sama pula. Bahkan
metodenya pun satu metode yang sama untuk seluruh anak tersebut
(Suryosubroto, 2002:83).
e. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Belajar
Baharudin (2007: 19) mengemukakan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu
faktor internal dan faktor eksternal.Kedua faktor tersebut saling
mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga menentukan
kualitas hasil belajar.
Faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar dibedakan
menjadi dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Kedua faktor tersebut saling memengaruhi dalam proses belajar
individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar.
1) Faktor Internal
Faktor Internal merupakan faktor-faktor yang berasal dari
dalam diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar
individu. Faktor-faktor internal meliputi fisiologi dan
psikologi. Faktor–faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang
berhubungan dengan kondisi fisik individu. Sedangkan faktor-
31
faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang
dapat memengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis
yang utama memengaruhi proses belajar adalah kecerdasan
siswa, motivasi, minat, sikap, dan bakat (Baharuddin, 2008: 19-
20).
2) Faktor Eksternal
Faktor Eksternal merupakan faktor-faktor yang
memengaruhi proses belajar siswa. Dalam hal ini, Syah
(dalam Baharuddin, 2008: menjelaskan faktor-faktor eksternal
dalam proses belajar dibagi menjadi dua, yaitu faktor lingkungan
sosial dan faktor lingkungan non sosial.
Belajar berarti mengubah tingkah laku. Belajar akan
membantu terjadinya suatu perubahan pada diri individu yang
belajar. Perubahan itu tidak hanya dikaitkan dengan perubahan
ilmu pengetahuan melainkan juga berbentuk percakapan,
ketrampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, dan
penyesuaian diri. Belajar menyangkut segala aspek organisme
dan tingkah laku pribadi seseorang. Sardiman (2009:39)
berpendapat bahwa faktor-faktor yang memengaruhi belajar
adalah faktor intern siswa dan faktor ekstern siswa. Berkaitan
32
dengan faktor dari dalam diri siswa, selain faktor kemampuan,
ada juga faktor lain yaitu motivasi, minat, perhatian, sikap,
kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi sosial ekonomi, kondisi
fisik, dan psikis. Kehadiran faktor psikologis dalam belajar
akan memberikan andil yang cukup penting.
Faktor-faktor psikologis akan senantiasa memberikan
landasan dan kemudahan dalam upaya mencapai tujuan belajar
secara optimal. Staton (dalam Sardiman, 2009: 39-40)
menguraikan enam macam faktor psikologis yaitu (1) motivasi,
(2) konsentrasi, (3) reaksi, (4) organisasi, (5) pemahaman, (6)
ulangan.
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar
siswa adalah faktor internal siswa antara lain kemampuan
yang dimiliki siswa tentang materi yang disampaikan,
sedangkan faktor eksternal antara lain strategi pembelajaran
yang digunakan guru di dalam proses belajar mengajar
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam
pembelajaran. Nana Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar
33
siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil
belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil
belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan
tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan
proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar
merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar.
Benjamin S. Bloom (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 26-27)
menyebutkan enam jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut:
1) Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang
telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu
berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori,
prinsip, atau metode.
2) Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan
makna tentang hal yang dipelajari.
3) Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan
kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru.
Misalnya, menggunakan prinsip.
34
4) Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke
dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat
dipahami dengan baik. Misalnya mengurangi masalah menjadi
bagian yang telah kecil.
4) Sintesis, mencakupkemampuan membentuk suatu pola baru.
Misalnya kemampuan menyusun suatu program.
6) Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang
beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. misalnya,
kemampuan menilai hasil ulangan.
Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, disimpulkan
bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-
kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan evaluasi yang
bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan
menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
35
b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian
tujuan pembelajaran di kelas tidak terlepas dari faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar itu sendiri. Sugihartono, dkk. (2007:
76-77), menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar, sebagai berikut:
1) Faktor internal
Faktor internal (dari dalam diri siswa) yang berpengaruh
terhadap hasil belajar diantaranya adalah kecakapan, minat, bakat,
usaha, motivasi, perhatian, kelemahan, dan kesehatan, serta kebiasaan
siswa.Salah satu hal yang penting yang harus ditanamkan dalam diri
siswa bahwa belajar yang dilakukan merupakan kebutuhan. Minat
belajar akan dipengaruhi suka dan tidak suka terhadap suatu materi
dan minat ini harus dimunculkan lebih awal dalam diri siswa. Motivasi
dan perhatian siswa dapat dikondisikan oleh guru.Kecakapan setiap
siswa tentu berbeda.perbedaan itu dapat dilihat dari kecepatan belajar
siswa tersebut.
2) Faktor eksternal
Faktor eksternal ( dari luar siswa) yang mempengaruhi belajar
diantaranya adalah lingkungan fisik dan non fisik ( suasana kelas yang
kondusif), lingkungan sosial, budaya, lingkungan keluarga, progam
36
sekolah, guru, pelaksana pembelajaran dan teman sekolah. Guru
adalah figure yang paling berpengaruh terhadap proses maupun hasil
belajar. Karena guru adalah manager atau sutradara dalam kelas,
sehingga guru harus mempunyai kompetensi dasar yang disyaratkan
dalam profesi guru.
B. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
1. Pengertian KKM
Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi
adalah menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria tertentu
dalam menentukan kelulusan siswa.Kriteria paling rendah untuk
menyatakan siswa mencapai ketuntasan ddinamakan kriteria ketuntasan
minimal (KKM).KKM harus ditetapkan sebelum awal tahun ajaran
dimulai. Seberapapun besarnya jumlah siswa yang yang melampaui batas
ketuntasan minimal, tidak mengubah keputusan pendidik dalam
meyatakan lulus dan tidak lulus pembelajaran. Acuan kriteria tidak diubah
secara serta merta karena hasil empirik penilaian ( Widoyoko, 2014: 28)
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia Nomor 2 tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan Bab
F tentang penilaian oleh Satuan Pendidikan Pasal 1 disebutkan,, bahwa
dalam menentukan KKM setiap mata pelajaran, adalah dengan
memperhatikan karakteristik siswa, karakteristik mata pelajaran, dan
37
kondisi satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik. Berdasakan
pengaturan ini, berarti penentuan KKM adalah sesuai dengan kondisi
sekolah masing-masing, jadi antara sekolah yang sau ddengan yang lainya
bisa berbeda. Kriteria ketuntasan minimal dditetapkan oleh satuan
pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran disatuan
pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakterisktik
yang hamper sama.
2. Prosedur Penetapan Kriteria KKM
Menurut ( Jamal, 2010: 201) ada beberapa prosedur dalam penetapan
kriteria KKM;
a. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan
mempertimbangkan tiga aspek kriteria yaitu kompleksitas, daya
dukung dan intake peserta didik;
b. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran
disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam
melakukan penilaian;
c. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan disosialisasikan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu peserta didik, orang
tua, dan dinas pendidikan;
38
d. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dicantumkan dalam Laporan
Hasil Belajar (LHB) pada saat hasil penilaian dilaporkan kepada orang
tua atau wali peserta didik.
C. Hakikat Bahasa Indonesia
1. Pengertian Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi nasional yang digunakan
diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (UU No.24/2009,
bab 1 ketentuan Umum Pasal 1 ayat 2). Menurut ( Wintala,2015:5)
Bahasa Indonesia Merupakan bahasa persatuan, kebangsaan, dan Negara.
Ditetapkan sebagai bahasa persatuan,karena BahasaIndonesia dapat
dijadikan alat perekat kesatuan seluruh warga Indonesia yang cenderung
menggunakan berbagai bahasa ibu (bahasa daerah).
2. Tujuan Bahasa Indonesia
Menurut Peraturan Menteri pendidikan Nasional No. 22 Tahun 2006
tentang Standar isi menyebutkan bahwa mata pelajaran bahasa Indonesia
di Sekolah Dasar memiliki tujuan sebagai berikut.
a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang
berlaku,baik secara lisan maupun tertulis.
b. Menghargai dan bangsa menggunakan bahasa Indonesia sebagai
bahasa peratuan dan bahasa Negara.
c. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakanya dengan tepat
dan kreatif untuk berbagai tujuan.
39
d. Menggunakan bahasa Indonesia untuk kemampuan intelektual,
serta kematangan emosional dan sosial.
e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas
wawasan, memperluas budi pekerti, serta meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
f. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai
khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
3. Fungsi Bahasa Indonesia
Menuruut (Rosiana,2007:123), ada empat fungsi Bahasa Indonesia;
a) Sebagai alat untuk mengungkapkan perasaan atau mengekspresikan
diri. Melalui bahasa kita dapat menyatakan secara terbuka segala
sesuatu yang tersirat di dalam hati dan pikiran kita.
b) Sebagai alat komunikasi. Bahasa merupakan saluran maksud
seseorang, yang melahirkan perasaan dan memungkinkan masyarakat
untuk bekerja sama. Pada saat menggunakan bahasa sebagai
komunikasi,berarti memiliki tujuan agar para pembaca atau pendengar
menjadi sasaran utama perhatian seseorang. Manusia memakai dua
cara berkomunikasi, yaitu verbal dan non verbal. Berkomunikasi
secara verbal dilakukan menggunakan alat/media (lisan dan tulis),
sedangkan berkomunikasi cesara non verbal dilakukan menggunakan
media berupa aneka symbol, isyarat, kode, dan bunyi seperti tanda lalu
lintas,sirene setelah itu diterjemahkan kedalam bahasa manusia.
40
c) Sebagai alat berintegrasi dan beradaptasi sosial. Pada saat beradaptasi
di lingkungan sosial, seseorang akan memilih bahasa yang digunakan
tergantung situasi dan kondisi yang dihadapi. Seseorang akan
menggunakan bahasa yang non-formal pada saat berbicara dengan
teman dan menggunakan bahasa formal pada saat berbicara dengan
orang tua atau yang dihormati.
d) Sebagai alat kontrol Sosial. Yang mempengaruhi sikap, tingkah laku,
serta tutur kata seseorang. Kontrol sosial dapat diterapkan pada diri
sendiri dan masyarakat.
4. Kedudukan Bahasa Indonesia
Bahasa negara sama saja dengan bahasa nasional atau bahasa
persatuan artinya bahasa negara merupakan bahasa primer dan baku
yang acapkali digunakan pada kesempatan yang formal. (Cahyani,
2009: 9) mengemukakan bahwa Kedudukan bahasa Indonesia sebagai
bahasa Negara yaitu;
a) Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi kenegaraan. Kedudukan
pertama dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara
dibuktikan dengan digunakannya bahasa Indonesia dalam naskah
proklamasi kemerdekaan RI 1945. Mulai saat itu dipakailah bahasa
Indonesia dalam segala upacara, peristiwa, dan kegiatan
kenegaraan baik dalam bentuk lisan maupun tulis.
41
b) Bahasa Indonesia sebagai alat pengantar dalam dunia pendidikan.
Kedudukan kedua dari Kedudukan Bahasa Indonesia sebagai
bahasa Negara dibuktikan dengan pemakaian bahasa Indonesia
sebagai bahasa pengantar di lembaga pendidikan dari taman
kanak-kanak, maka materi pelajaran yang berbentuk media cetak
juga harus berbahasa Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan
menerjemahkan buku-buku yang berbahasa asing atau
menyusunnya sendiri. Cara ini akan sangat membantu dalam
meningkatkan perkembangan bahasa Indonesia sebagai bahasa
ilmu pengetahuan dan teknolologi (iptek).
c) Bahasa Indonesia sebagai penghubung pada tingkat Nasional untuk
kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta
pemerintah.Kedudukan ketiga dari Kedudukan Bahasa Indonesia
sebagai bahasa Negara dibuktikan dengan digunakannya Bahasa
Indonesia dalam hubungan antar badan pemerintah dan
penyebarluasan informasi kepada masyarakat. Sehubungan dengan
itu hendaknya diadakan penyeragaman sistem administrasi dan
mutu media komunikasi massa. Tujuan agar isi atau pesan yang
disampaikan dapat dengan cepat dan tepat diterima oleh
masyarakat.
d) Bahasa Indonesia Sebagai pengembangan kebudayaan Nasional,
Ilmu dan Teknologi. Kedudukan keempat dari Kedudukan Bahasa
42
Indonesia sebagai bahasa Negara dibuktikan dengan penyebaran
ilmu pengetahuan dan teknologi, baik melalui buku-buku
pelajaran, buku-buku populer, majalah-majalah ilmiah maupun
media cetak lainnya. Karena sangatlah tidak mungkin bila suatu
buku yang menjelaskan tentang suatu kebudayaan daerah, ditulis
dengan menggunakan bahasa daerah itu sendiri, dan menyebabkan
orang lain belum tentu akan mengerti.
5. Materi Bahasa Indonesia Menyimak Teks Cerita Rakyat
a) Keterampilan Menyimak
Dalam pengajaran bahasa, terutama pengajaran bahasa
lisan sering kita jumpai istilah mendengar, mendengarkan, dan
menyimak. Ketiga istilah itu memang berkaitan dalam makna namun
berbeda dalam arti. Dalam kamus besar bahasa Indonesia pengertian
istilah itu dijelaskan seperti berikut. Mendengar diartikan sebagai
menangkap bunyi (suara) dengan telinga. Mendengarkan berarti
mendengarkan sesuatu dengan sungguh-sungguh. Sedang
menyimak berarti mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa
yang diucapkan atau dibicarakan orang (Mulyati, 2007: 2.5).
Menurut (Tarigan,1991:4) menyimak adalah suatu proses yang
mencakup kegiatan mendengarkan bunyi bahasa, mengidentifikasi,
menginterpretasi, menilai, dan mereaksi atas makna yang
terkandung di dalamnya. Menyimak melibatkan penglihatan,
43
penghayatan, ingatan, pengertian,bahkan situasi yang menyertai
bunyi bahasa yang disimak pun harus diperhitungkan dalam
menentukan maknanya.Sedangkan menurut (Suyono,2002: 23)
menyimak adalah suatu proses mendengarkan lambang-lambang
bahasa lisan dengan sungguh-sungguh penuh perhatian,
pemahaman, apresiatif yang dapat disertai dengan pemahaman
makna komunikasi yang disampaikan secara nonverbal.
Berdasarkan pengertian menyimak di atas dapat
disimpulkan bahwamenyimak adalah suatu proses yang mencakup
kegiatan mendengarkan lambang-lambang bahasa lisan dengan
sungguh-sungguh, penuh perhatian, pemahaman, apresiasi serta
interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan
serta memahami makna komunikasi yang disampaikan secara
nonverbal.
b) Materi Bahasa Indonesia Menyimak Isi Teks cerita Rakyat
1) Pengertian cerita rakyat
cerita rakyat adalah salah satu karya sastra yaitu berupa
cerita yang lahir, hidup dan berkembang pada beberapa
generasi dalam masyarakat tradisional, baik masyarakat itu
telah mengenal huruf atau belum, disebarkan secara lisan,
mengandung survival, bersifat anonim, serta disebarkan
44
diantara kolektif tertentu dalam kurun waktu yang cukup lama
(Sisyono, dkk 2008:4).
Cerita rakyat biasanya hidup atau pernah hidup dalam
sebuah masyarakat.Cerita yang ada di dalamnya tersebar,
berkembang, atau diturunkan secara lisan dari satu generasi ke
generasi yang lebih muda.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat diketahui bahwa
cerita rakyat berkembang di masa lalu diwariskan secara
lisan.Karena diwariskan secara lisan, seringkali ceritanya
mendapat variasi atau tambahan.Hal ini sangat tergantung pada
kemahiran tukang cerita atau pawang cerita. Sehingga cerita
yang sama diceritakan dalam versi yang berbeda.
2) Ciri-ciri cerita rakyat
a. Disampaikan secara turun menurun (mulai dari nenek
moyang hingga sekarang).
b. Tidak diketahui nama pengarang ceritanya (anonim).
c. Banyak mengandung nilai-nilai luhur.
d. Sifatnya tradisional tapi menghibur.
e. Memiliki banyak versi dan variasi cerita.
f. Jalan ceritanya diungkapkan dalam bentuk klise.
g. Disampaikan secara lisan dari mulut ke mulut
3) Unsur-unsur cerita rakyat
45
Berikut ini adalah sejumlah unsur penting yang harus
dimiliki sebuah cerita rakyat( Iskandar,2008:17)
a. Tema, adalah pokok permasalahan atau gagasan yang
menjadi jiwa dan inti dari suatu cerita.
b. Plot/Alur, merupakan sekumpulan peristiwa yang dibuat
sedemikian rupa untuk membentuk hubungan sebab. Pada
dasarnya, alur cerita rakyat dibedakan menjadi dua yaitu
alur maju dan alur mundur.
c. Latar Cerita (Setting), merupakan gambaran tentang
bagaimana suasana, tempat, dan waktu saat terjadinya
suatu peristiwa. Latar cerita dibedakan menjadi tiga jenis,
latar tempat, latar waktu dan latar suasana.
d. Penokohan, Penokohan merupakan gambaran tentang sifat
atau watak yang dimiliki oleh tokoh-tokoh cerita tersebut.
e. Sudut Pandang, merupakan cara pandang si pengarang
ketika menyampaikan suatu jalan cerita.
f. Amanat, merupakan pesan moral yang ingin disampaikan
pengarang pada para pembaca.
4) Jenis- Jenis Cerita Rakyat
a. Fabel atau cerita binatang, yakni sebuah cerita rakyat yang
tokoh pelakunya berupa binatang, dan binatang berikut
46
dapat berperilaku seperti manusia. Misalnya, Kancil yang
Cerdik dan cerita Serigala yang Licik.
b. Legenda, yakni sebuah cerita yang memuat mengenai asal-
usul terjadinya suatu tempat, andaikata saja cerita Asal-
Usul Banyuwangi, Asal Usul Danau Toba, dan
Terbentuknya Tangkuban Perahu. Diwilayah Jawa Tengah
terkenal bersama dengan cerita ” Baru Klinting”
c. Mite, adalah cerita yang memuat mengenai dewa-dewi atau
cerita sifatnya sakral dan penuh mistis misalnya, kisah Nyi
Roro Kidul, Dewi Sri, dan Hikayat Sang Boma.
d. Sage, yakni sebuah cerita yang isinya mempunyai
kandungan unsur sebuah sejarah, misalnya, Damarwulan,
Ciung Wanara, dan Rara Jonggrang.
5) Cerita rakyat “ Kisah semut dan Kepompong” dan Cindelaras”.
D. Metode Pembelajaran Snowball Throwing
1. Pengertian Metode Pembelajaran Snowball Throwing
Snowball secara etimologi berarti bola salju, sedangkan
throwing adalah melempar yang secara keseluruhan dapat diartikan
melempar bola salju. Dalam pembelajaran Snowball Throwing, bola
salju merupakan kertas yang berisi pertanyaan yang dibuat oleh siswa
sendiri kemudian dilempar kepada temanya untuk menjawab.Snowball
Throwing menurut ( hamdayana, 2014: 158) adalah suatu metode
47
pembelajaran yang diawali dengan pembentukan kelompok yang
diwakili ketua kelompok untuk mendapatkan tugas dari guru
kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk
seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang
masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh.
Kegiatan melempar bola pertanyan ini akan membuat
kelompok menjadi dinamis, karena kegiatan siswa tidak hanya
berpikir, menulis, bartanya, atau berbicara. Akan tetapi mereka juga
melakukan aktivitas fisik yaitu menggulung kertas dan
melemparkannya pada siswa lain. Dengan demikian, tiap anggota
kelompok akanmempersiapkan diri karena pada gilirannya mereka
harus menjawab pertanyaan dari temannya yang terdapat dalam bola
kertas.
Dalam metode Snowball Throwing, guru berusaha
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan
keterampilan menyimulkan isi informasi yang mereka peroleh dalam
konteks nyata an situasi yang kompleks. Guru juga memberikan
pengalaman kepada siswa melalui pembelajaran terpadu dengan
menggunakan proses yang saling berkaitan dalam situasi dan konteks
komunikasi ilmiah.
Penggunaan metode pembelajaran snowball throwing dalam
meningkatkan keaktifal belajar siswa ini dirasakan cukup efektif
48
karena mampu menumbuh kembangkan potenssi intelektual, sosial,
dan emosional yang ada dalam diri siswa. Disini siswa akan berlatih
untuk menemukan gagasan dan perasaan secara cerdas dan kreatif,
serta mampu menemukan dan menggunakan kemampuan analitis dan
imajinatif yang ada dalam diriya untuk menghadapi berbagai persoalan
yang muncul dalam kehidupan sehari-hari (Hamdayana, 2014: 158).
2. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Snowball Throwing
Langkah-langkah penggunaan metode Snowball Throwing adalah sebagai
berikut (Supriyanto, 2011: 128).
a) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.
b) Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing
ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.
c) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-
masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru
kepada temannya.
d) Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kerja untuk
menuliskan pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah
dijelaskan oleh ketua kelompok.
e) Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu
siswa ke siswa yang lain selama kurang lebih 5 menit.
49
f) Setelah siswa mendapat satu bola / satu pertanyaan diberikan
kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis
dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.
g) Guru memberikan kesimpulan
3. Kelebihan dan kekurangan Metode Pembelajaran Snowball Throwing
Menurut (Safitri, 2011: 19) kelebihan dan kekurrangan metode ini
antara lain;
a. Kelebihan
1) Melatih kesiapan siswa.
2) Saling memberikan pengetahuan antara siswa satu dengansiswa
lainya
3) Susasanya pembelajaran menjadi menyenangkan
4) Siswa mendapatkan kesempatan untuk berfikir
5) Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.
b. Kekurangan
1) Sangat bergantung pada kemampuan siswa dalam memahami
materi sehingga apa yang dikuasai siswa hanya sedikit. Hal ini
dapat dilihat dari soal yang dibuat siswa biasanya hanya seputar
materi yang sudah dijelaskan atau seperti contoh soal yang telah
diberikan.
2) Ketua kelompok
yang tidak mampu menjelaskan dengan baik tentu menjadi pe
50
nghambat bagi anggota lain untuk memahami materi sehingga
diperlukan waktu yang tidak sedikit untuk siswa mendiskusikan
materi pelajaran.
3) Tidak ada kuis individu maupun penghargaan kelompok sehingga
siswa saat berkelompok kurang termotivasi untuk bekerja sama.
tapi tdk menutup kemungkinan bagi guru untuk menambahkan
pemberiaan kuis individu dan penghargaan kelompok.
4) Memerlukan waktu yang panjang.
5) Murid yang nakal cenderung untuk berbuat onar.
6) Kelas sering kali gaduh karena kelompok dibuat oleh murid
Dari kekurangan dan kelebihan metode tersebut dapat
disimpulkan bahwa metode ini memberikan kesempatan dan
kebebasan siswa untuk membangun maupun menciptakan suatu
pengetahuan. Namun dalam metode ini juga ada kelemahan yang
menyebabkan pengetahuan siswa tidak begitu luas hanya berkutat
pada pengetahuan sekitar murid.
E. Kajian Pustaka
Beberapa penelitian yang relevan terhadap penelitian ini adalah:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Anik Rahmawati (2017)
Penelitian yang dilakukan oleh Anik Rahmawati (2014) dengan
judul “Peningkatan hasil belajar IPA materi kenampakan bumi dan
51
langit dengan menggunakan metode Snowball Throwing bagi siswa
kelas V MI Ma’arif Pabelan Tahun 2017” dengan rumusan masalah
apakah penerapan Metode Snowball Throwing dapat meningkatkan hasil
belajar IPA pokok bahasan materi perubahan kenampakan bumi dan
benda langit. Penerapan Metode Snowball Throwing dapat
meningkatkan hasil belajar, hal ini bisa dilihat dari hasil yang diperoleh
siswa pada hasil tes formatif yang dilakukan oleh siswa mulai dari siklus
I presentase yang tuntas KKM adalah 69,69% dan selanjutnya pada
siklus II pesentase tuntas adalah 87,87% .
2. Penelitian yang dilakukan oleh Lukluk atulfuah (2017)
Penelitian yang dilakukan oleh Lukluk Atulfuah (2017) dengan
judul “Peningkatan hasil belajar Tematik tema makananku sehat dan
bergizi dengan menggunanak metode pembelajaran snowball Throwing
pada siswa IV MIN Manggarwetan kecamatan Godong Kabupaten
Grobogan Tahun Pelajaran 2016/2017” dengan rumusan masalah apakah
penerapan metode pembelajaran Snowball Throwing dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Tematik Tema
makananku sehat dan bergizi pada siswa kelas IV MIN Manggarwetan.
Penerapan metode pembelajaran Snowball Throwing dapat
meningkatkan hasil belajar, hal ini bisa dilihat dari hasil yang diperoleh
siswa pada hasil tes formatif yang dilakukan oleh siswa mulai dari siklus
52
I presentase yang tuntas KKM adalah 70% selanjutnya pada siklus II
pesentase tuntas adalah 100%.
Dari Penelitian yang dilakukan oleh Anik Rahmawati (2017) dan
Lukluk Atulufah (2017) ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang
dilakukan oleh peneliti yaitu penggunaan metode pembelajaran Snowball
Throwing untuk meningkatkan hasil belajar, sedangkan perbedaannya
terdapat pada, subjek, materi pelajaran, tempat, dan waktu pelaksanaan
penelitian.
53
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) yang dilakukan peneliti terdiri dari
2 siklus ini merancang pembelajaran menggunakan metode Snowball
Throwing dengan tujuan untuk meningkatkan konsep belajar dan mampu
menarik perhatian siswa sehingga akan berdampak pada hasil belajar siswa.
Pembelajaran menggunakan metode ini juga diharapkan dapat membantu para
guru untuk mengembangkan gagasan tentang metode pembelajaran yang
efektif dan inovatif serta mengacu pada pencapaian kompetensi individual
masing-masing peserta didik.
1. Deskripsi Kegiatan Siklus 1
Penelitian tindakan kelas pada siswa kelas VI MI Nurul Ulum
Gunung Tumpeng telah dilakukan oleh peneliti secara langsung pada hari
sabtu, 18 Agustus 2018. Pelaksanaan setiap siklus dalam penelitian ini
meliputi empat tahap yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan
refleksi (Arikunto, 2008: 17).
Rincian tiap tahap kegiatan yang dilakukan selama proses
pembelajaran pada siklus 1 adalah sebagai berikut:
54
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan PTK dilaksanakan beber
1. Peneliti melakukan studi pendahuluan dan observasi terhadap
proses pembelajaran dikelas serta hasil belajar siswa;
2. Peneliti menentukan jadwal dan materi pembelajaran;
3. Peneliti menentukan waktu pelaksanaan penelitian;
4. Peneliti mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) dengan penerapan pembelajaran menggunakan metode
Snowball Throwing ;
5. Peneliti mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang
diperlukan dikelas
6. Peneliti membuat lembar pengamatan aktivitas siswa dalam
mengikuti pembelajaran;
7. Peneliti membuat lembar pengamatan keterampilan guru dalam
melaksanakan pembelajaran;
8. Peneliti mempersiapkan lembar soal evaluasi untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa materi cerita rakyat
melalui metode Snowball Throwing ;
9. Peneliti melakukan dokumentasi.
55
b. Tahap Pelaksanaan
Proses pembelajaran siklus I yang membahas tentang cerita
rakyat berlangsung selama 2 jam pelajaran ( 2 x 35 Menit). Peneliti
memfokuskan agar siswa dapat mengetahui ciri-ciri, jenis-jenis dan
unsur-unsur cerita rakyat “ Cindelaras”.
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada siklus I adalah
sebagai berikut
1. Kegiatan Awal (10 Menit)
1) Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan
salam dan dilanjutkan dengan do’a bersama.
2) Guru menanyakan kabar siswa dan melakukan presensi.
3) Guru mengadakan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan
“ Cerita rakyat apa saja yang kalian ketahui?, sebutkan
judulnya!”
4) Guru memotivasi siswa dengan mengatakan bahwa hari ini
para siswa akan dibacakan cerita yang menarik.
5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa.
56
2. Kegiatan Inti (50 Menit)
Eksplorasi
1) Guru menyebutkan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari
yaitu siswa dapat mengetahui ciri-ciri jenis-jenis dan unsur-
unsur dalam cerita rakyat.
2) Guru menjelaskan tentang ciri-ciri, jenis-jenis dan unsur-unsur
cerita rakyat
3) Guru menjelaskan materi kemudian membacakan contoh cerita
rakyat “Cindelaras” sedangkan siswa menyimak dan mencatat
hal hal yang penting dalam cerita tersebut.
4) Materi tentang cerita rakyat pada siklus 1 adalah ciri-ciri,
jenis-jenis cerita rakyat, dan teks cerita rakyat “Cindelaras”.
(a) Ciri-ciri Cerita Rakyat
1) Disampaikan turun-temurun
2) Tidak diketahui siapa yang pertama kali membuatnya
3) Kaya nilai-nilai luhur
4) Bersifat tradisional
5) Bersifat anoni bermakna nama pengarang tidak dikenal
6) Berkembang dari mulut ke mulut
57
(b) Unsur-unsur cerita rakyat
1) Tokoh, adalah pelaku yang mengemban peristiwa
dalam cerita yang memiliki sifat, sikap tingkah laku
tertentu, atau watak-watak tertentu.
2) Watak Tokoh, mempunyai sifat yang berbeda beda
seperti baik, jahat, rajin, pemalas, dan lain sebagainya.
3) Latar, merupakan segala keterangan mengenai waktu,
tempat, atau ruang, dan suasana dalam cerita. Latar
tempat misalnya: di desa, di kota, atau daerah tertentu.
Latar waktu meliputi waktu terjadinya cerita, misalnya
pagi, siang, sore atau malam. Latar suasana meliputi
bagaimana peristiwa itu terjadi. Misalnya,
menggembirakan, mencekam, mengerikan, atau
menyedihkan.
4) Alur (plot), merupakan urutan-urutan cerita yang
memiliki hubungan sebab akibat. Alur juga diartikan
sebagai jalannya cerita.
5) Tema, adalah ide pokok yang menjiwai titik tolak
pengarang dalam menulis sebuah cerita. Contoh:
kepahlawanan, kejujuran, dan persahabatan.
58
6) Amanat atau pesan, adalah pesan yang ingin
disampaikan pengarang kepada pembaca karyanya.
Pesan biasanya berisi tentang nasihat atau hikmah yang
diperoleh setelah mendengarkan cerita yang
didengarnya
(c) Jenis-Jenis Cerita Rakyat
1) Fabel atau cerita binatang, yakni sebuah cerita rakyat
yang tokoh pelakunya berupa binatang, dan binatang
berikut dapat berperilaku seperti manusia. Misalnya,
Kancil yang Cerdik dan cerita Serigala yang Licik.
2) Legenda, yakni sebuah cerita yang memuat mengenai
asal-usul terjadinya suatu tempat, andaikata saja cerita
Asal-Usul Banyuwangi, Asal Usul Danau Toba, dan
Terbentuknya Tangkuban Perahu. Diwilayah Jawa
Tengah terkenal bersama dengan cerita ” Baru
Klinting”
3) Mite, adalah cerita yang memuat mengenai dewa-dewi
atau cerita sifatnya sakral dan penuh mistis misalnya,
kisah Nyi Roro Kidul, Dewi Sri, dan Hikayat Sang
Boma.
59
4) Sage, yakni sebuah cerita yang isinya mempunyai
kandungan unsur sebuah sejarah, misalnya,
Damarwulan, Ciung Wanara, dan Rara Jonggrang
5) Epos, yakni Cerita yang menceritakan tentang
perjuangan/kepahlawanan missalnya, Ramayana,
Mahabarata,
Elaborasi
1) Guru membagi siswa menjadi 5-6 kelompok dan memilih
seseorang untuk menjadi ketua kelompok;
2) Setiap kelompok berdiskusi mengenai materi yang di
sampaikan oleh guruMasing-masing siswa diberikan satu
lembar kertas kerja untuk menuliskan satu pertanyaan apa
saja yang menyangkut materi yang disampaikan oleh guru;
3) Kertas kerja yang berisi pertanyaan tersebut kemudian
diremas membentuk seperti bola dan dilemparkan dari satu
siswa kesiswa lainya dalam selama kurang lebih 5 menit;
4) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas tersebut
secara bergantian.
60
Konfirmasi
1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui;
2) Guru bersama siswa bertanya jawab, melakukan koreksi,
memberikan penguatan, dan menyimpulkan tentang materi
yang telah di sampaikan.
3. Kegiatan Akhir (10 Menit)
1) Guru bersama siswa membuat kesimpulan materi yang
telah disampaikan;
2) Guru membuat lembar penilaian;
3) Guru memberi motivasi kepada siswa agar tetap semangat
dalam belajar;
4) Guru mengucapkan salam penutup.
c. Tahap Pengamatan
Pengamatan dilakukan selama pelaksanaan tindakan sebagai
upaya untuk mengetahui aktivitas guru dan siswa dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia materi menyimak cerita rakyat
menggunakan metode Snowball Throwing. Pengamatan dilakukan
oleh peneliti dengan menggunakan lembar observasi yang telah
disusun. Hasil pengamatan akan dituliskan dalam lembar catatan
lapangan yang terlampir.
61
d. Refleksi
Peneliti bersama guru melakukan refleksi hasil pengamatan
siklus I setelah proses pembelajaran selesai, yaitu hasil pengamatan
terhadap situasi pembelajaran dikelas dan hasil evaluasi. Pengamatan
terhadap situasi dikelas ini berisi tentang penekanan penerapan metode
Snowball Throwing terhadap siswa. Jika terdapat kelemahan dalam
proses pembelajaran, maka hal tersebut akan dijadikan titik utama
untuk melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus II.
Kelemahann dalam penggunakan metode Snowball Throwing
pada siklus I diantaranya:
1) Guru tidak menginformasikan tujuan pembelajaran;
2) Guru kurang memberikan motivasi;
3) Guru kurang mengontrol siswa sehingga masih ada
siswa yang Berbicara dan tidak memperhatikan saat
pembelajaran berlangsung.
4) Kondisi kelas kurang kondusif, terlalu ramai, dikarenakan
adanya proses saling lempar bola salju antar siswa; dan
5) Kurang efektifnya waktu yang digunakan untuk
menerapkan metode Snowball Throwing.
62
6) Siswa masih belum berani bertanya pada guru tentang
hal-hal yang belum dipahami.
Cara mengatasi kendala pada siklus I, peneliti
bersama guru melakukan diskusi untuk merencanakan
perbaikan pada siklus berikutnyapada waktu yang telah
ditentukan. Hal ini dilakukan supaya pada siklus berikutnya
tidak terjadi lagi kelemahan yang sama.
Rencana perbaikan tersebut yaitu:
1) Guru menginformasikan tuuan pembelajaran;
2) Guru memberikan motivasi kepada siswa agar siswa
selalu semangat dalam pembelajaran;
3) Guru harus selalu mengendalikan kelas saat
pembelajaran berlangsung agar siswa fokus terhadap
materi yang disampaikan;
4) Guru mengubah sasaran lemparan bola salju yang
awalnya bala tersebut dilemparkan antar siswa menjadi
dalam satu kelompok; dan
5) Guru harus melaksanakan pembelajaran sesuai dengan
waktu yang telah dirncanakann dalam RPP.
6) Guru memberikan reward kepada siswa yang berani
bertanya.
63
B. Deskripsi Kegiatan Siklus II
Siklus II dilaksanakan pada hari sabtu 25 agustus 2018 yang
diikuti 21 siswa dengan durasi waktu 2 x 35 menit ( 2 jam pelajaran).
Dalam pelaksanaan siklus II ini masih membahas mengenai jenis-jenis
cerita rakyat dan unsur-unsur dalam cerita rakyat “Semut dan
Kepompong”
Rincian tiap tahapan kegiatan yang dilakukan selama proses
pembelajaran pada siklus II adalah sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
Tahap-tahap perencanaan PTK dilaksanakan beberapa hal sebagai
berikut:
1) Peneliti melakukan studi pendahuluan dan observasi terhadap
proses pembelajaran dikelas serta hasil belajar siswa;
2) Peneliti menentukan jadwal dan materi pembelajaran;
3) Peneliti menentukan waktu pelaksanaan penelitian;
4) Peneliti mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP) dengan penerapan pembelajaran menggunakan metode
Snowball Throwing ;
5) Peneliti mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang
diperlukan dikelas;
6) Peneliti merencanakan pelemparan bola dalam satu kelompok;
64
7) Peneliti mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang
diperlukan dikelas;
8) Peneliti membuat lembar pengamatan aktivitas siswa dalam
mengikuti pembelajaran;
9) Peneliti membuat lembar pengamatan keterampilan guru dalam
melaksanakan pembelajaran;
10) Peneliti mempersiapkan lembar soal evaluasi untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa materi cerita rakyat
melalui metode Snowball Throwing ;
11) Peneliti melakukan dokumentasi.
b. Tahap Pelaksanaan
Dalam proses pembelajaran siklus II masih membahas
mengenai materi cerita rakyat dan juga berlangsung selama 2 jam
pelajaran ( 2 x 35 menit) peneliti memfokuskan agar siswa dapat
mengetahui macam-macam dan unsur-unsur dalam cerita rakyat “
Semut dan Kepompong”yang dibacakan oleh guru.
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada siklus II adalah
sebagai berikut:
1. Kegiatan Awal (10 Menit)
1) Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan
mengucapkan salam dan dilanjutkan dengan do’a bersama.
2) Guru menanyakan kabar siswa dan melakukan presensi.
65
3) Guru mengadakan apersepsi.
4) Guru memotivasi siswa dengan mengatakan bahwa hari ini
para siswa akan dibacakan cerita yang menarik.
5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa.
2. Kegiatan Inti (50 Menit)
Eksplorasi
1) Guru menyebutkan tujuan pembelajaran yang akan
dipelajari yaitu siswa dapat mengetahui jeis-jenis cerita
rakyat dan unsur-unsur dalam ceria rakyat yang dibacakan
oleh guru;
2) Guru menjelaskan tentang jenis-jenis cerita rakyat dan
unsur-unsur dalam cerita rakyat yang dibacakan oleh guru;
3) Guru membacakan contoh cerita rakyat sedangkan siswa
menyimak dan mencatat hal hal yang penting dalam cerita
tersebut.
Elaborasi
1) Guru membagi siswa menjadi 5-6 kelompok dan memilih
seseorang untuk menjadi ketua kelompok;
2) Setiap kelompok berdiskusi mengenai materi yang di
sampaikan oleh guru
3) Masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja
untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang
66
menyangkut materi yang disampaikan oleh guru;Kertas
kerja yang berisi pertanyaan tersebut kemudian diremas
membentuk seperti bola dan dilemparkan dari satu siswa
kesiswa lainya dalam satu kelompok selama kurang lebih 5
menit;
4) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas tersebut
secara bergantian.
Konfirmasi
1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui;
2) Guru bersama siswa bertanya jawab, melakukan koreksi,
memberikan penguatan, dan menyimpulkan tentang materi
yang telah di sampaikan.
3. Kegiatan Akhir (10 Menit)
1) Guru bersama siswa membuat kesimpulan materi yang
telah disampaikan;
2) Guru membuat lembar penilaian;
3) Guru memberi motivasi kepada siswa agar tetap semangat
dalam belajar;
4) Guru mengucapkan salam penutup.
67
b. Tahap Pengamatan
Proses pembelajaran siklus II telah secara langsung melakukan
pengamatan dengan lembar pengamatan yang telah disusun
sebagaimana pada siklus I. Kedua lembar pengamatan tersebut
digunakan peneliti untuk mengetahui keterampilan guru dalam
mengelola pembelajaran menggunakan metode Snowball Throwing
dan partisipasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
c. Refleksi
Peneliti bersama guru berdiskusi tentang proses pelaksanaan
tindakan kelas dari siklus I dan siklus II. Berdasarkan kedua siklus
tersebut terdapat peningkatan hasil belajar pada setiap siklusnya.
Kendala-kendala yang terjadi pada siklus I dapat diatasi pada siklus II
dan hasil nilai belajar siswa telah mencapai batas kriteria yang telah
ditentukan, sehingga proses penelitian ini dihentikan sampai siklus II.
68
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data Pra Siklus
Peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada siswa kelas
VI MI Nurul Ulum Gunung Tumpeng Kecamatan Suruh Kabupaten
Semarang dengan menggunakan Metode pembelajaran Snowball
Throwing.
Peneliti menggunakan indikator keberhasilan yakni menggunakan
acuan KKM mata pelajaran Bahasa Indonesia MI Nurul Ulum Gunung
Tumpeng Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang sebesar 65, serta
menggunakan Kriteria Ketuntasan Klasikal (KKL) yakni sebesar 85%.
Dalam penelitian siklus I dan II, peneliti menggunakan soal evaluasi
setiap akhir pelaksanaan pembelajaran, Sedangkan untuk Pra siklus
peneliti menggunakan data nilai rata-rata ulangan harian siswa mata
pelajaran Bahasa Indonesia.
Di bawah ini adalah data nilai rata-rata ulangan harian murni mata
pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas VI MI Nurul Ulum Gunung
Tumpeng Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang sebelum menggunakan
metode Snowball Throwing.
69
Tabel 4.1 Data pra siklus (rata-rata nilai ulangan harian murni)
No Nama KKM Nilai Keterangan
Tuntas Belum
Tuntas
1 Abdul Latif 65 65 √
2 Ahmad Faiz 65 70 √
3 Aizyah Khusnul K 65 70 √
4 Akbar Al-M 65 50 √
5 Alif Irham 65 65 √
6 Aliyah Darojati 65 55 √
7 Deviana Susilowati 65 80 √
8 Dzunnurain Affan 65 65 √
9 Faisal Kurniawan 65 60 √
10 Kharimatul M 65 50 √
11 M. Hilmi 65 40 √
12 M.Musafak 65 70 √
13 M.Mustaqim 65 45 √
14 M.Nurul A 65 55 √
15 M.Risqi Maulana 65 70 √
16 M.Ruli Indrawan 65 55 √
17 M.Yogi Zawara 65 65 √
18 Nazilatul Hikmah 65 45 √
19 Nihayatul Awaliyah 65 55 √
20 Nurul Auliya F 65 50 √
21 Sayyidatul Auliya 65 55 √
Jumlah 1235 9 12
Nilai Rata-rata 58,81
Persentase 42,86
%
57,14
%
Dari tabel rata-rata nilai ulangan harian murni (pra siklus) di atas
menunjukkan bahwa persentase ketuntasan hanya 42,86% saja siswa yang
tuntas dengan rincian dari 21 siswa kelas VI MI Nurull Ulum Gunung
70
Tumpeng dengan nilai standar KKM 65, hanya 9 siswa yang tuntas
sedangkan 12 siswa lainya belum tuntas.
2. Deskripsi Siklus I
Pada proses pembelajaran siklus I melalui penggunaan metode
Snowball Throwing, sudah ada peningkatan hasil belajar siswa walaupun
belum memenuhi target yang ditentukan peneliti.
a. Hasil Tes
Adapun rincian data nilai siswa mata pelajaran Bahasa Indonesia
materi Menyimak Teks Cerita rakyat menggunakan metode Snowball
Throwing pada proses siklus I adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2 Hasil nilai siklus I
NO Nama KKM Nilai Keterangan
Tuntas Tidak
Tuntas
1 Abdul Latif 65 93 √
2 Ahmad Faiz A 65 80 √
3 Aizyah Khusnul K 65 67 √
4 Akbar Al-Mungiz 65 60 √
5 Alif Irham 65 60 √
6 Aliyah Darojati 65 60 √
7 Deviana Susilowati 65 60 √
8 Dzunnurain Affan 65 55 √
9 Faisal Kurniawan 65 67 √
10 Kharimatul M 65 60 √
11 M. Hilmi 65 67 √
12 M.Musafak 65 80 √
13 M.Mustaqim 65 93 √
14 M.Nurul A 65 80 √
15 M.Risqi Maulana 65 65 √
71
16 M.Ruli Indrawan 65 67 √
17 M.Yogi Zawara 65 67 √
18 Nazilatul Hikmah 65 60 √
19 Nihayatul A 65 93 √
20 Nurul Aulia F 65 100 √
21 Sayyidatul Auliya 65 67 √
Jumlah 1501 14 7
Nilai Rata-rata 71,48
Persentase 66,67
%
33,33
%
Nilai rata-rata diperoleh berdasarkan rumus berikut:
Persentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
= 66,67%
Berdasarkan hasil pada siklus I diperoleh data seperti pada tabel
diatas. Siswa yang tuntas sebanyak 14 orang atau 66,67% dan siswa
yang tidak tuntas sebanyak 7 siswa atau sebanyak 33,33% dengan nilai
rata-rata 71,48. Dibandingkan dengan data nilai pra siklus, pada siklus
I ini sebenarnya sudah mengalami peningkatan. Rata-rata KKM
individu sudah mencapai batas rata-rata KKM sekolah yaitu lebih dari
Keterangan:
M =Nilai rata-rata
∑X = Jumlah Nilai
N =Jumlah Siswa
72
atau sama dengan 65. Namun, Persentase ketuntasan belum mencapai
batas ketuntasan yang diharapkan yaitu 85%. Maka dari itu, peneliti
harus melanjutkan penelitian ke siklus II.
b. Lembar Pengamatan Guru Siklus I
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan terhadap Guru pada Siklus 1
No Aspek yang diamati Nilai
K C B
A Kemampuan guru dalam membuka pelajaran
1 Menarik perhatian siswa √
2 Memberikan motivasi awal dan apersepsi
(berkaitan dengan materi) √
3 Menyampaikan tujuan pembelajaran √
B Sikap guru dalam proses pembelajaran
1 Kejelasan artikulasi suara √
2 Variasi gerakan tidak mengganggu perhatian
siswa √
3 Antusiasme dalam penampilan mengajar √
C Penguasaan bahan ajar
1 Bahan ajar disampaikan sesuai dengan
langkah-langkah dalam RPP √
2 Kejelasan dalam menjelaskan materi √
3 Kejelasan dalam memberikan contoh √
4 Memiliki wawasan yang luas dalam
menyampaikan bahan ajar √
D Kegiatan belajar mengajar
1 Metode yang dipakai sesuai dengan RPP √
2 Penyajian bahan ajar sesuai dengan indikator
dan tujuan yang telah ditetapkan √
3 Merespon pertanyaan siswa √
4 Ketepatan penggunaan alokasi waktu √
73
E Kemampuan menggunakan media pembelajaran
1 Pemahaman terhadap media yang telah
disiapkan √
2 Menggunakan media secara efektif dan efisien √
3 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media √
F Kemampuan menutup kegiatan pembelajaran
1 Guru memberi kesempatan siswa untuk
bertanya √
2 Melakukan evaluasi pembelajaran sesuai
dengan RPP √
3 Memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran √
JUMLAH 2 1
1
7
Total Skor 48
Kategori Baik
Keterangan:
K = 1 (Kurang)
C = 2 (Cukup)
B = 3 (Baik)
Rentang Kategori:
Sangat Kurang :Jika total perolehan skor 1 - 15
Kurang :Jika total perolehan skor 16 - 30
Cukup :Jika total perolehan skor 31 - 45
Baik :Jika total perolehan skor 46 - 60
74
Setelah pembelajaran siklus I selesai, didapat hasil pengamatan
aktivitas guru. Hasilnya adalah dari 20 kriteria yang dinilai terdapat 2
poin dengan kriteria kurang, 10 poin dengan kriteria cukup, dan 8 poin
dengan kriteria baik. Total skor yang diperoleh guru mencapai 48 dan
masuk dalam kategori baik. Namun harus tetap ditingkatkan pada
siklus selanjutnya agar hasilnya lebih optimal.
c. Lembar Pengamatan siswa siklus I
Tabel 4.4 Hasil Pengamatan terhadap Siswa pada Siklus I
No Nama Siswa Aspek yang diamati*
Pengetah
uan
Keaktifan Perhatian
K C B K C B K C B
1 Abdul Latif √ √ √
2 Ahmad Faiz √ √ √
3 Aizyah K √ √ √ √
4 Akbar Al-M √ √ √
5 Alif Irham √ √ √
6 Aliyah D √ √ √
7 Deviana S √ √ √
8 Dzunnurain √ √ √
9 Faisal Kurniawan √ √ √
10 Kharimatul M √ √ √
11 Hilmi √ √ √
12 Musafak √ √ √
13 Mustaqim √ √ √
14 Nurul Amin √ √ √
15 Risqi Maulana √ √ √
16 Ruli Indrawan √ √ √
17 Yogi Zawara √ √ √
18 Nazilatul H √ √ √
19 Nihayatul √ √ √
20 Nurul Aulia √ √ √
75
21 Sayyidatul Auliya √ √ √
Jumlah 6 6 9 6 7 8 4 5 1
2
2
8
%
2
8
%
4
3
%
2
8
%
3
3
%
3
8
%
1
9
%
2
4
%
5
7
%
Keterangan:
K = Kurang
C = Cukup
B = Baik
3. Deskripsi Siklus II
Pada siklus II, peneliti telah menyiapkan perangkat pembelajaran
yang terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran siklus II, soal
evaluasi, dan lembar pengamatan untuk guru dan siswa.
Kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus I diperbaiki pada
siklus II. Hasil pengamatan pada siklus II, peneliti mendapat gambaran
bahwa guru mampu mengatasi kelemahan kelemahan pada siklus I bahkan
guru mampu menguasai siswa dan menguasai kelas. Sehingga siswa
menjadi lebih antusias dan tertib dalam proses pembelajaran.
76
a. Hasil tes
Tabel 4.5 Hasil nilai siklus II
NO Nama KKM Nilai Keterangan
Tuntas Tidak
Tuntas
1 Abdul latif 65 90 √
2 Ahmad faiz 65 100 √
3 Aizyah K 65 50 √
4 Akbar Al-M 65 80 √
5 Alif irham 65 80 √
6 Aliyah darojati 65 80 √
7 Deviana 65 60 √
8 Dzunnurain Affan 65 80 √
9 Faisal Kurniawan 65 80 √
10 Kharimatul Muawanah 65 90 √
11 Hilmi 65 90 √
12 Musafak 65 90 √
13 Mustaqim 65 90 √
14 Nurul Amin 65 60 √
15 Risqi Maulana 65 100 √
16 Ruli Indrawan 65 100 √
17 Yogi Zawara 65 80 √
18 Nazilatul H 65 90 √
19 Nihayatul 65 90 √
20 Nurul Auliya 65 100 √
21 Sayyidatul Auliya 65 90 √
Jumlah 1770 18 3
Nilai Rata-rata 84,29
Persentase 85,71
%
14,29
%
Nilai rata-rata diperoleh berdasarkan rumus berikut:
Keterangan:
M =Nilai rata-rata
∑X = Jumlah Nilai
N =Jumlah Siswa
77
Persentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
= 85,71%
Berdasarkan tabel 4.5 di atas diketahui bahwa dari 21 siswa telah
tuntas 18 siswa dengan persentase mencapai 85,71%. Dan rata-rata nilai
yang diperoleh adalah 84,48. Hal ini menunjukkan bahwa dari siklus I
ke siklus II mengalami peningkatan hasil belajar.
b. Lembar pengamatan guru siklus II
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan terhadap Guru pada Siklus II
No Aspek yang diamati Nilai
K C B
A Kemampuan guru dalam membuka pelajaran
1 Menarik perhatian siswa √
2 Memberikan motivasi awal dan apersepsi
(berkaitan dengan materi) √
3 Menyampaikan tujuan pembelajaran √
B Sikap guru dalam proses pembelajaran
1 Kejelasan artikulasi suara √
2 Variasi gerakan tidak mengganggu perhatian
siswa √
3 Antusiasme dalam penampilan mengajar √
C Penguasaan bahan ajar
78
1 Bahan ajar disampaikan sesuai dengan
langkah-langkah dalam RPP √
2 Kejelasan dalam menjelaskan materi √
3 Kejelasan dalam memberikan contoh √
4 Memiliki wawasan yang luas dalam
menyampaikan bahan ajar √
D Kegiatan belajar mengajar
1 Metode yang dipakai sesuai dengan RPP √
2 Penyajian bahan ajar sesuai dengan indikator
dan tujuan yang telah ditetapkan √
3 Merespon pertanyaan siswa √
4 Ketepatan penggunaan alokasi waktu √
E Kemampuan menggunakan media pembelajaran
1 Pemahaman terhadap media yang telah
disiapkan √
2 Menggunakan media secara efektif dan efisien √
3 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media √
F Kemampuan menutup kegiatan pembelajaran
1 Guru memberi kesempatan siswa untuk
bertanya √
2 Melakukan evaluasi pembelajaran sesuai
dengan RPP √
3 Memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran √
JUMLAH 0 5 1
5
Total Skor 55
Kategori Baik
Keterangan:
K = 1 (Kurang)
C = 2 (Cukup)
B = 3 (Baik)
79
Rentang Kategori:
Sangat Kurang :Jika total perolehan skor 1 - 15
Kurang :Jika total perolehan skor 16 - 30
Cukup :Jika total perolehan skor 31 - 45
Baik :Jika total perolehan skor 46 - 60
c. Lembar Pengamatan Siswa Siklus II
Tabel 4.7 Hasil Pengamatan terhadap Siswa pada Siklus II
No Nama Siswa Aspek yang diamati*
Pengetahu-
an
Keaktifan Perhatian
K C B K C B K C B
1 Abdul Latif √ √ √
2 Ahmad Faiz √ √ √
3 Aizyah K √ √ √
4 Akbar Al-Mungiz √ √ √
5 Alif Irham √ √ √
6 Aliyah darojati √ √ √
7 Deviana S √ √ √
8 Dzunnurain Affan √ √ √
9 Faisal Kurniawan √ √ √
10 Kharimatul M √ √ √
11 Hilmi √ √ √
12 Musafak √ √ √
13 Mustaqim √ √ √
14 Nurul Amin √ √ √
15 Risqi Maulana √ √ √
16 Ruli Indrawan √ √ √
17 Yogi Zawara √ √ √
18 Nazilatul H √ √ √
19 Nihayatul √ √ √
20 Nurul Auliya √ √ √
21 Sayyidatul Auliya √ √ √
Jumlah 2 3 1
6
1 3 1
7
2 4 1
5
9,6
%
1
4
%
7
6
%
5
%
1
4
%
8
1
%
9,6
%
1
9
%
7
1
%
80
Keterangan:
K = Kurang
C = Cukup
B = Baik
B. Pembahasan
1. Pra siklus
Pada tahap ini peneliti memperoleh data nilai rata-rata ulangan harian
siswa mata pelajaran Bahasa Indonesia yang masih rendah. Hal ini
terbukti pada Persentase siswa yang sudah tuntas atau mencapai KKM
masih tergolong rendah yaitu 42,86%% dan bahkan belum mencapai
separuh dari seluruh jumlah siswa di kelas. Hal ini dapat dilihat pada tabel
dan diagram ketuntasan sebagai berikut.
Tabel 4.8 Ketuntasan Nilai siswa pada tahap prasiklus
No Ketuntasan Jumlah siswa Persentase
Angka Ketuntasan
1 <65 Tidak Tuntas 12 57,14,%
2 ≥65 Tuntas 9 42,86%
Jumlah 21 100%
Atau dalam diagram dapat dilihat pada gambar di bawah ini
81
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Siswa pada Tahap Prasiklus
2. Siklus I
Hasil belajar pada siklus I belum maksimal baik hasil tes maupun
pengamatan siswa. Pada hasil tes diketahui siswa yang tuntas sebnyak
14 Orang atau 66,67%% dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 7 orang
atau 33,33%. Walaupun tingkat ketuntasan mengalami kenaikan
dibandingkan dengan nilai prasiklus, namun ketuntasan klasikal belum
mencapai 85% seperti yang diharapkan peneliti. Hasil ketuntasan
siswa dapat dilihat pada tabel berikut.
. Tabel 4.9 Ketuntasan Nilai siswa pada tahap siklus I
No Ketuntasan Jumlah siswa Persentase
Angka Ketuntasan
1 <65 Tidak Tuntas 7 33,33%
2 ≥65 Tuntas 14 66,67%
Jumlah 21 100%
Tabel diatas dapat pula dilihat dengan diagram sebagai berikut:
Tuntas 42,86% Tidak Tuntas 57,14%
82
Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Siswa pada Tahap Siklus I
3. Siklus II
Pada siklus II ini, siswa lebih terlihat antusias dan lebih teratur
dalam memperhatikan pelajaran sehingga kondisi kelas menjadi
terkendali. Hasil pembelajaran pun mengalami peningktan yang sangat
bagus. Rata rata kelas meningkat dari 71,48% menjadi 84,29%. Siswa
yang tuntas sebanyak 18 siswa atau 85,71% dan siswa yang tidak
tuntas hanya 3 orang atau 14,29%. Ketuntasan hasil belajar siklus II
dapat dilihat melalui tabel berikut.
Tabel 4.10 Ketuntasan Nilai siswa pada tahap siklus II
No Ketuntasan Jumlah
siswa
Persentase
Angka Ketuntasan
1 <65 Tidak Tuntas 3 14,29%
2 ≥65 Tuntas 18 85,71%%
Jumlah 21 100%
Tabel diatas dapat pula dilihat dengan diagram sebagai berikut:
Diagram Ketuntasan Siklus I
Tuntas 66,67%
Tidak Tuntas 33,33 %
83
Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Siswa pada Tahap Siklus II
4. Rekapitulasi Pra Silkus, Siklus I, dan Siklus II
Melalui proses pembelajaran yang telah dilakukan didapat rekapitulasi
atau sebaran nilai hasil tes maupun hasil pengamatan pada siswa. Data
sebaran nilai rekapitulasi tersebut dapat dilihat melalui tabel di bawah ini.
Tabel 4.11 Rekapitulasi peningkatan hasil belajar persiklus
No. Siklus Nilai Peningkatan Nilai
1. Prasiklus 58,81
2. Siklus I 71,48 12.67
3. Siklus II 84,29 12.81
Hasil rata rata nilai siswa mengalami peningkatan yang bagus, terbukti
bahwa terdapat kenaikan pada setiap siklusnya.
Persebaran nilai siswa dari tahap pra siklus, siklus I dan siklus II dapat
dilihat dalam tabel berikut ini.
Diagram Ketuntasan Siklus II
Tuntas 85,71%
Tidak Tuntas 14,29 %
84
Tabel 4.12 Sebaran Nilai Siswa Persiklus
No Nama KKM Prasiklus Siklus
I
Siklus
II
1 Abdul latif 65 65 93 90
2 Ahmad faiz 65 70 80 100
3 Aizyah khusnul 65 70 67 50
4 Akbar Al-Mungiz 65 50 60 80
5 Alif Irham 65 65 60 80
6 Aliyah Darojati 65 55 60 80
7 Deviana S 65 80 60 60
8 Dzunnurain Affan 65 65 55 80
9 Faisal Kurniawan 65 60 67 80
10 Kharimatul M 65 50 60 90
11 Hilmi 65 40 60 90
12 Musafak 65 70 80 90
13 Mustaqim 65 45 93 90
14 Nurul Amin 65 55 80 60
15 Risqi Maulana 65 70 65 100
16 Ruli Indrawan 65 55 67 100
17 Yogi Zawara 65 65 67 80
18 Nazilatul Hikmah 65 45 60 90
19 Nihayatul 65 55 93 90
20 Nurul Aulia 65 50 100 100
21 Sayyidatul Auliya 65 55 67 90
Jumlah 1235 1501 1770
Nilai Rata-rata 58,81 71,48 84,29
85
Rekapitulasi ketuntasan siswa dari tahap pra siklus, siklus I dan siklus
II dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Tabel 4.13 Rakapitulasi Ketuntasan Siswa Persiklus
Siklus Kategori Jumlah Persentase
Pra Siklus Tuntas 9 42,86%
Tidak Tuntas 12 57,14%
Siklus I Tuntas 14 66,67%
Tidak Tuntas 7 33,33%
Siklus II Tuntas 18 85,71%
Tidak Tuntas 3 14,29%
Gambar 4.4 Peningkatan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Gambar 4.4 menunjukkan bahwa hasil belajar Bahasa Indonesia materi
Menyimak Teks Cerita Rakyat mengalami peningkatan dengan
menggunakan metode Snowball Throwing. Pada pra siklus jumlah siswa
yang tuntas adalah 9 siswa, lalu pada siklus setelah penggunaan metode
Snowball Throwing siswa yang tuntas adalah 14 siswa dan pada siklus II
siswa yang tuntas meningkat kembali menjadi 18 siswa.
02468
101214161820
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Jumlah…
86
Tabel 4.14 Rakapitulasi Peningkatan Persentase Ketuntasan Siswa
No. Siklus Persentase
Ketuntasan
Peningkatan Persentase
Ketuntasan
1. Prasiklus 42,86%
2. Siklus I 66,67% 23,81%
3. Siklus II 85,71% 19.04%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa
kelas VI MI Nurul Ulum Gunung Tumpeng Kabupaten Semarang
mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Pada siklus I hasil belajar
mengalami peningkatan sebesar 23,81% dari Persentase ketuntasan
sebelumnya pada tahap prasiklus sebesar 42,86% menjadi 66,67% pada
siklus I. Dan pada siklus II mengalami peningktan lagi sebesar 19,04%
dari Persentase ketuntasan sebelumnya pada siklus I sebesar 66,67%
menjadi 85,71% pada siklus II.
87
BAB V
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa
dengan menggunakan metode pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan
hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas VI MI Nurul Ulum Gunung
Tumpeng kecamatan Suruh kabupaten Semarang tahun ajaran 2018/2019. Nilai rata-
rata prasiklus ke siklus I terjadi Kenaikan 15,67 dan pada siklus I ke siklus II terjadi
kenaikan 12,81.
Tercapainya target pencapaian KKM dari 21 siswa pada pra siklus KKM
Individu sebanyak 9 siswa (43)%) terjadi peningkatan pada siklus I KKM individu
sebanyak 14 siswa( 67%) dan peningkatan terjadi Pada siklus II KKM individu
sebanyak 18 siswa( 86%) Jadi secara klasikal kelas melampaui KKM yang
dipersyaratkan ≥85, dan Penelitian Tindakan Kelas ini dinyatakan berhasil.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan
saran sebagai berikut:
1. Sekolah
Pihak sekolah hendaknya memberikan sarana, fasilitas dan pelatihan
bagi pendidik agar proses pembelajaran menjadi lebih baik dan dapat
meningkatkan mutu sekolah.
88
2. Guru
a. Guru hendaknya berinovasi dalam proses pembelajaran menerapkan model,
media, atau metode pembelajaran yang bervariasi sehingga kegiatan
pembelajaran dapat berlangsung menyenangkan dan siswa tidak cepat bosan.
b. Guru dapat menggunakan metode pembelajaran Snowball Throwing pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia atau mata pelajaran lainya karena terbukti
dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi Cerita Rakyat.
3. Siswa
a. Siswa harus lebih aktif lagi dalam proses pembelajaran, tidak terhalang oleh
rasa malu dan takut salah, karena keberanian dan kekreatifan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
b. Dalam materi menyimak siswa harus lebih konsentrasi lagi agar dapat
memahami dari awal sampe akhir apa yang dibacakan oleh guru.
89
DAFTAR PUSTAKA
Anitah, Sri.(2007). Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Aqib, zainal.(2008). Penelitian tindakan kelas. Bandung: Yrama
widya
Arikunto, Suharsimi, dkk.(2006). Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta
Arikunto.(2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara
Baharudin.(2007). Teori belajar dan pembelajaran.
Yogyakarta: Ar-ruzz media
Dadang, iskandar.(2015). Penelitian Tindakan Kelas dan Publikasinya.
Cilacap: Ihya Media
Dimyati dan mudjiono.(2002). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: PT
Rineka cipta
Hartini, rosma.(2010). Model penelitian tindakan kelas. Yogyakarta:
Sukses offset
Huda, Miftahul.(2014). Model model pengajaran dan pembelajaran.
Yogyakarta: Pustaka Belajar
Hufaid, Ahmad.( 2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Departemen Agama Republik Inonesia
Iskandar, Sukini. (2008). Bahasa Indonesia Untuk Kelas VI SD/MI.
Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Iskandar, Sunendar.(2009). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
Mulyasa.(2009). Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Jakarta: Bumi AksaraYeni,
90
Mulyati.(2007). Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Jakarta:
Universitas Terbuka
Santosa, Puji.( 2003). Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD.
Tangerang: Universitas Terbuka
Susanto.Ahmad( 2013). Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta:
Prenadamedia Group
Suyono.(2011). Belajar dan Pembelajaran . Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Ariya Zulva
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, tgl lahir : Kab Semarang, 07 April 1995
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Nama Ayah : Suhadi
Nama Ibu : Siti Aminah
Alamat : Dsn Rembes Rt.18 Rw.05 Gunung Tumpeng Kec Suruh
Nomor Telpon : 085607660334
Email : [email protected]
Pendidikan
1. RA Miftahul Hidayah : Tahun 2000
2. MI Nurul Ulum Gunung Tumpeng : Tahun 2007
3. SMP N 3 Suruh : Tahun 2010
4. MAN Suruh : Tahun 2013
DAFTAR NILAI SKK
Nama : Ariya Zulva
Fakultas/Jurusan : FTIK/PGMI
NIM : 115-14-153
Dosen Pembimbing Skripsi : Drs. Wahyudiana. M.Pd.
No Nama Kegiatan Pelaksanaan Status Skor
1 OPAK STAIN SALATIGA dengan
tema: “Aktualisasi Gerakan
Mahasiswa yang Beretika, Disiplin
dan Berfikir Terbuka”
18-19 Agustus 2014 Peserta 3
2 OPAK JURUSAN TARBIYAH
STAIN SAATIGA 2014 dengan
Tema: “Aktuaisasi Pendidika Karakter
Sebagai Pembentuk Geneasi yang
Religius, Educative dan Humanis”
20-21 Agustus 2014 Peserta 3
3 ORIENTASI DASAR KEISLAMAN
(ODK) dengan tema: “Pemahaman
Islam Rahmatan Lil’Alamin Sebagai
Langkah Awal Menjadi Mahasiswa
Berkarakter”
21 Agustus 2014 Peserta 2
4 Achievement Mtivation Traiing
(AMT) dengan Tema: “Dengn AMT
Semangat menyongsong Prestasi”
23 Agustus 2014 Peserta 2
5 Himpunan Mahasiswa PGMI STAIN
SALATIGA dengan tema: “Harmoni
27 Agustus 2014 Peserta 2
Keluarga PGMI yang Humanis dan
Berkarakter”
6 UPT Perpustakaan STAIN Salatiga
dengan tema: “Library User Education
(Pendidikan Pemustaka)
28 Agustus 2014 Peserta 2
7 Panitia Kegiatan Pra Ibtida’ Lembaga
Dakwah Kampus (LDK) Darul Amal
STAIN Salatiga dalam acara “Training
Pembuatan Makalah”
17 September 2014 Peserta 2
8 Seminar Nasional “Implementasi
kurikulum 2013 padamapel bahasa
arab tingkat dasar, dan tingkat
menengah dalam upaya menjawab
tantangan pengajaran Bahasa Arab”
tahun 2014
4 November 2014 Peserta 8
9 Seminar Nasional “ Berkontribusi
Untuk Negeri Melalui Televisi/TV
2014
5 November 2014 Peserta 8
10 Seminar Nasional “ Enterpreneurship”
2014
16 November 2014 Peserta 8
11 Barisan Pemuda Bangsa (BPD) Kota
Salatiga Dalam Agenda Nasional
Dengan Tema “ Memperkokoh
Pondasi Kebangsaan”
07 Maret 2015 Panitia 4
12 Seminar Nasional “ Menghafal Al-
Quran seasyik bermain Oleh Yayasan
Assalam Bandungan
28 Maret 2015 Peserta 8
13 Salam Muslim Negarawan Dalam 16 September 2015 Peserta 2
acara “Talkshow Sukses Kuliah
Bersama KAMMI Salatiga “
14 Talkshow “ Satu Jam Lebih Dekat
Bersama Kandidat Walikota Dan
Wakil Walikota Salatiga Periode
2017-2022”.
05 November 2016` Peserta 2
15 As participant In Art and Language
Exhibilition 2017 “ Kidung Katresnan
Dewi Arimbi”
28 Maret 2015 Peserta 2
16 Seminar Nasional dengan tema
“Islamisasi Nusantara ataukah
Menusantarakan Islam”
05-08 November
2015
Peserta 8
17 SK Pengangkatan Kepala, Guru, Dan
Karyawan Raudhlatul Athfal
Dilingkungan YPMNU Kabupaten
Semarang
01 Juli 2017 Guru 6
18 Seminar Nasional dengan tema
“Reaktualisasi Cantik Dhohir dan
Batin dalam Kacamata Islam”
18 November 2017 Peserta 8
19 Seminar Nasional “ Mahasiswa Zaman
Now” oleh Karima Institue
2 Januari 2018 Peserta 8
20 Seminar Nasional “ Hari Hutan
Sedunia 2018”
24 Maret 2018 Peserta 8
21 Seminar Nasional dengan tema “
Nilai-nilai Kebudayaan dalam
pendidikn Islam Indonesia”
05 Mei 2018 Peserta 8
22 Terapi Hati “ Berdamai Dengan
Masalalu Menjemput Masa Depan
14 Mei 2018 Peserta 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I
Satuan Pendidikan : MI Nurul Ulum Gunung Tumpeng
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : VI / 1
Materi pokok : Menyimak Teks Cerita Rakyat
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. STANDAR KOMPETENSI
1. Memahami teks cerita rakyat yang dibacakan
B. KOMPETENSI DASAR
1.2 Mengidentifikasi tokoh, watak, latar, tema atau amanat dari cerita rakyat yang
dibacakan.
C. INDIKATOR
1. Mengetahui ciri-ciri cerita rakyat
2. Menyebutkan dan menjelaskan jenis-jenis cerita rakyat
3. Menyebutkan contoh dari jenis-jenis cerita rakyat
4. Mengetahui unsur-unsur dalam cerita raakyat yang dibacakan oleh guru.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Siswa dapat mengetahuri ciri-ciri cerita rakyat.
2. Siswa dapat menyebutkan dan menjelaskan jenis-jenis cerita rakyat.
3. Siswa dapat menyebutkan contoh dari jenis-jenis cerita rakyat.
4. Siswa dapat mengetahui unsure-unsur dalam cerita rakyat yang dibacakan
oleh guru.
E. MATERI PEMBELAJARAN
1.Pengertian Cerita Rakyat
Cerita Rakyat merupakan ceritadari zaman dahulu yang
berkembang dan hidup dikalangan masyarakat secara turun temurun.
2. Ciri-Ciri Cerita Rakyat
1) Disampaikan turun-temurun
2) Tidak diketahui siapa yang pertama kali membuatnya
3) Kaya nilai-nilai luhur
4) Bersifat tradisional
5) Bersifat anoni bermakna nama pengarang tidak dikenal
6) Berkembang dari mulut ke mulut
3. Unsur unsur dalam cerita rakyat
1) Tokoh, adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita
yang memiliki sifat, sikap tingkah laku tertentu, atau watak-watak
tertentu.
2) Watak Tokoh, mempunyai sifat yang berbeda beda seperti baik,
jahat, rajin, pemalas, dan lain sebagainya.
3) Latar, merupakan segala keterangan mengenai waktu, tempat, atau
ruang, dan suasana dalam cerita. Latar tempat misalnya: di desa, di
kota, atau daerah tertentu. Latar waktu meliputi waktu terjadinya
cerita, misalnya pagi, siang, sore atau malam. Latar suasana
meliputi bagaimana peristiwa itu terjadi. Misalnya,
menggembirakan, mencekam, mengerikan, atau menyedihkan.
4) Alur (plot), merupakan urutan-urutan cerita yang memiliki
hubungan sebab akibat. Alur juga diartikan sebagai jalannya cerita.
5) Tema, adalah ide pokok yang menjiwai titik tolak pengarang
dalam menulis sebuah cerita. Contoh: kepahlawanan, kejujuran,
dan persahabatan.
6) Amanat atau pesan, adalah pesan yang ingin disampaikan
pengarang kepada pembaca karyanya. Pesan biasanya berisi
tentang nasihat atau hikmah yang diperoleh setelah mendengarkan
cerita yang didengarnya
4. Jenis-Jenis Cerita Rakyat
1) Fabel atau cerita binatang, yakni sebuah cerita rakyat yang tokoh
pelakunya berupa binatang, dan binatang berikut dapat berperilaku
seperti manusia. Misalnya, Kancil yang Cerdik dan cerita Serigala
yang Licik.
2) Legenda, yakni sebuah cerita yang memuat mengenai asal-usul
terjadinya suatu tempat, andaikata saja cerita Asal-Usul
Banyuwangi, Asal Usul Danau Toba, dan Terbentuknya Tangkuban
Perahu. Diwilayah Jawa Tengah terkenal bersama dengan cerita ”
Baru Klinting”
3) Mite, adalah cerita yang memuat mengenai dewa-dewi atau cerita
sifatnya sakral dan penuh mistis misalnya, kisah Nyi Roro Kidul,
Dewi Sri, dan Hikayat Sang Boma.
4) Sage, yakni sebuah cerita yang isinya mempunyai kandungan unsur
sebuah sejarah, misalnya, Damarwulan, Ciung Wanara, dan Rara
Jonggrang.
5) Epos, yakni Cerita yang menceritakan tentang
perjuangan/kepahlawanan missalnya, Ramayana, Mahabarata.
6) Cerita Rakyat “ Cindelaras”
F. METODE PEMBELAJARAN:
1) Ceramah, Snowball Throwing, Diskusi, Penugasan.
G. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
1) Media : Bola kecil, Kertas
2) Sumber Belajar : Buku Materi Bahasa Indonesia Kelas VI, Buku
Ajar Bahasa Indonesia Kelas VI, Referensi yang relevan
H. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Kegiatan Awal (10 Menit)
1) Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam
dan dilanjutkan dengan do’a bersama.
2) Guru menanyakan kabar siswa dan melakukan presensi.
3) Guru mengadakan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan “ Cerita
rakyat apa saja yang kamu ketahui?, sebutkan judulnya!”
4) Guru memotivasi siswa dengan mengatakan bahwa hari ini para siswa
akan dibacakan cerita yang menarik.
5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa.
2. Kegiatan Inti (50 Menit)
Eksplorasi
1) Guru menyebutkan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari
2) Guru menjelaskan tentang cirri-ciri, unsur-unsur dan unsur-unsur
cerita rakyat
3) Guru menjelaskan materi dan kemudian membacakan cerita rakyat
“ Cindelaras” sedangkan siswa menyimak dan mencatat hal hal
yang penting dalam cerita tersebut
Elaborasi
1) Guru membagi siswa menjadi 5-6 kelompok dan memilih
seseorang untuk menjadi ketua kelompok;
2) Setiap kelompok berdiskusi mengenai materi yang di sampaikan
oleh guru
3) Masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja untuk
menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang
disampaikan oleh guru;
4) Kertas kerja yang berisi pertanyaan tersebut kemudian diremas
membentuk seperti bola dan dilemparkan dari satu siswa kesiswa
lainya dalam satu kelompok selama kurang lebih 5 meit;
5) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab
pertanyaan yang tertulis dalam kertas tersebut secara bergantian.
Konfirmasi
1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui;
2) Guru bersama siswa bertanya jawab, melakukan koreksi,
memberikan penguatan, dan menyimpulkan tentang materi yang
telah di sampaikan.
3. Kegiatan Akhir (10 Menit)
1) Guru bersama siswa membuat kesipulan materi yang telah
disampaikan;
2) Guru membuat lembar penilaian;
3) Guru memberi motivasi kepada siswa agar tetap semangat dalam
belajar;
4) Guru mengucapkan salam penutup.
I. PENILAIAN
Bentuk penilaian : Tes
Jenis Penilaian : Tes tertulis
Instrumen Penilaian : Soal isian singkat
A. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan baik dan benar!
1. Apa yang dimaksud dengan Legenda?...
2. berilah satu contoh jenis dari legenda?...
3. sebuah cerita yang tokoh pelakunya berupa binatang disebut
dengan…
4. “ Nyai Roro Kidul” termasuk kedalam cerita rakyat jenis…..
5. contoh dari jenis cerita Fabel adalah…
6. apa yang dimaksud dengan mite?...
7. contoh cerita jenis mite adalah…
8. termasuk kedalam jenis apakah cerita yang dibacakan oleh
guru?...
9. apa tema dalam cerita yang dibacakan leh guru?...
10. siapa saja tokoh dalam cerita tersebut?
11. apa nama kerajaan yang dipimpin oleh Raja dalam cerita?
12. bagaimanakah watak Selir?
13. dimanakah tempat tinggal cindelaras?
14. siapakah tokoh antagonis dalam cerita tersebut?
15. dimanakah latar atau tempat dalam cerita tersebut?
Cerita Rakyat Siklus I
CINDELARAS
Kerajaan Jenggala dipimpin oleh seorang raja yang bernama Raden
Putra. Ia didampingi oleh seorang permaisuri yang baik hati dan seorang
selir yang memiliki sifat iri dan dengki. Raja Putra dan kedua istrinya tadi
hidup di dalam istana yang sangat megah dan damai. Hingga suatu hari selir
raja merencanakan sesuatu yang buruk pada permaisuri raja. Hal tersebut
dilakukan karena selir Raden Putra ingin menjadi permaisuri.
Selir baginda lalu berkomplot dengan seorang tabib istana untuk
melaksanakan rencana tersebut. Selir baginda berpura-pura sakit parah.
Tabib istana lalu segera dipanggil sang Raja. Setelah memeriksa selir
tersebut, sang tabib mengatakan bahwa ada seseorang yang telah menaruh
racun dalam minuman tuan putri. “Orang itu tak lain adalah permaisuri
Baginda sendiri,” kata sang tabib. Baginda menjadi murka mendengar
penjelasan tabib istana. Ia segera memerintahkan patih untuk membuang
permaisuri ke hutan dan membunuhnya.
Sang Patih segera membawa permaisuri yang sedang mengandung
itu ke tengah hutan belantara. Tapi, patih yang bijak itu tidak mau
membunuh sang permaisuri. Rupanya sang patih sudah mengetahui niat
jahat selir baginda. “Tuan putri tidak perlu khawatir, hamba akan
melaporkan kepada Baginda bahwa tuan putri sudah hamba bunuh,” kata
patih. Untuk mengelabui raja, sang patih melumuri pedangnya dengan darah
kelinci yang ditangkapnya. Raja merasa puas ketika sang patih melapor
kalau ia sudah membunuh permaisuri.
Setelah beberapa bulan berada di hutan, sang permaisuri melahirkan
seorang anak laki-laki. Anak itu diberinya nama Cindelaras. Cindelaras
tumbuh menjadi seorang anak yang cerdas dan tampan. Sejak kecil ia sudah
berteman dengan binatang penghuni hutan. Suatu hari, ketika sedang asyik
bermain, seekor rajawali menjatuhkan sebutir telur ayam. Cindelaras
kemudian mengambil telur itu dan bermaksud menetaskannya. Setelah 3
minggu, telur itu menetas menjadi seekor anak ayam yang sangat lucu.
Cindelaras memelihara anak ayamnya dengan rajin. Kian hari anak ayam itu
tumbuh menjadi seekor ayam jantan yang gagah dan kuat. Tetapi ada satu
yang aneh dari ayam tersebut. Bunyi kokok ayam itu berbeda dengan ayam
lainnya. “Kukuruyuk… Tuanku Cindelaras, rumahnya di tengah rimba,
atapnya daun kelapa, ayahnya Raden Putra…”, kokok ayam itu
Cindelaras sangat takjub mendengar kokok ayamnya itu dan segera
memperlihatkan pada ibunya. Lalu, ibu Cindelaras menceritakan asal usul
mengapa mereka sampai berada di hutan. Mendengar cerita ibundanya,
Cindelaras bertekad untuk ke istana dan membeberkan kejahatan selir
baginda. Setelah di ijinkan ibundanya, Cindelaras pergi ke istana ditemani
oleh ayam jantannya. Ketika dalam perjalanan ada beberapa orang yang
sedang menyabung ayam. Cindelaras kemudian dipanggil oleh para
penyabung ayam. “Ayo, kalau berani, adulah ayam jantanmu dengan
ayamku,” tantangnya. “Baiklah,” jawab Cindelaras. Ketika diadu, ternyata
ayam jantan Cindelaras bertarung dengan perkasa dan dalam waktu singkat,
ia dapat mengalahkan lawannya. Setelah beberapa kali diadu, ayam
Cindelaras tidak terkalahkan.
Berita tentang kehebatan ayam Cindelaras tersebar dengan cepat
hingga sampai ke Istana. Raden Putra akhirnya pun mendengar berita itu.
Kemudian, Raden Putra menyuruh hulubalangnya untuk mengundang
Cindelaras ke istana. “Hamba menghadap paduka,” kata Cindelaras dengan
santun. “Anak ini tampan dan cerdas, sepertinya ia bukan keturunan rakyat
jelata,” pikir baginda. Ayam Cindelaras diadu dengan ayam Raden Putra
dengan satu syarat, jika ayam Cindelaras kalah maka ia bersedia kepalanya
dipancung, tetapi jika ayamnya menang maka setengah kekayaan Raden
Putra menjadi milik Cindelaras.
Dua ekor ayam itu bertarung dengan gagah berani. Tetapi dalam
waktu singkat, ayam Cindelaras berhasil menaklukkan ayam sang Raja. Para
penonton bersorak sorai mengelu-elukan Cindelaras dan ayamnya. “Baiklah
aku mengaku kalah. Aku akan menepati janjiku. Tapi, siapakah kau
sebenarnya, anak muda?” Tanya Baginda Raden Putra. Cindelaras segera
membungkuk seperti membisikkan sesuatu pada ayamnya. Tidak berapa
lama ayamnya segera berbunyi. “Kukuruyuk… Tuanku Cindelaras,
rumahnya di tengah rimba, atapnya daun kelapa, ayahnya Raden Putra…,”
ayam jantan itu berkokok berulang-ulang. Raden Putra terperanjat
mendengar kokok ayam Cindelaras. “Benarkah itu?” Tanya baginda
keheranan. “Benar Baginda, nama hamba Cindelaras, ibu hamba adalah
permaisuri Baginda.”
Bersamaan dengan itu, sang patih segera menghadap dan
menceritakan semua peristiwa yang sebenarnya telah terjadi pada
permaisuri. “Aku telah melakukan kesalahan,” kata Baginda Raden Putra.
“Aku akan memberikan hukuman yang setimpal pada selirku,” lanjut
Baginda dengan murka. Kemudian, selir Raden Putra pun di buang ke hutan.
Raden Putra segera memeluk anaknya dan meminta maaf atas kesalahannya
Setelah itu, Raden Putra dan hulubalang segera menjemput permaisuri ke
hutan.. Akhirnya Raden Putra, permaisuri dan Cindelaras dapat berkumpul
kembali. Setelah Raden Putra meninggal dunia, Cindelaras menggantikan
kedudukan ayahnya. Ia memerintah negerinya dengan adil dan bijaksana.
LEMBAR OBSERVASI SIKLUS I
A. Lembar Observasi Guru
No Aspek yang diamati Nilai
K C B
A Kemampuan guru dalam membuka pelajaran
1 Menarik perhatian siswa √
2 Memberikan motivasi awal dan apersepsi
(berkaitan dengan materi) √
3 Menyampaikan tujuan pembelajaran √
B Sikap guru dalam proses pembelajaran
1 Kejelasan artikulasi suara √
2 Variasi gerakan tidak mengganggu perhatian
siswa √
3 Antusiasme dalam penampilan mengajar √
C Penguasaan bahan ajar
1 Bahan ajar disampaikan sesuai dengan
langkah-langkah dalam RPP √
2 Kejelasan dalam menjelaskan materi √
3 Kejelasan dalam memberikan contoh √
4 Memiliki wawasan yang luas dalam
menyampaikan bahan ajar √
D Kegiatan belajar mengajar
1 Metode yang dipakai sesuai dengan RPP √
2 Penyajian bahan ajar sesuai dengan indikator
dan tujuan yang telah ditetapkan √
3 Merespon pertanyaan siswa √
4 Ketepatan penggunaan alokasi waktu √
E Kemampuan menggunakan media pembelajaran
1 Pemahaman terhadap media yang telah
disiapkan √
2 Menggunakan media secara efektif dan efisien √
3 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media √
F Kemampuan menutup kegiatan pembelajaran
1 Guru memberi kesempatan siswa untuk
bertanya √
2 Melakukan evaluasi pembelajaran sesuai
dengan RPP √
3 Memberikan kesimpulan kegiatan
pembelajaran √
JUMLAH 2 1
1
7
Total Skor 48
Kategori Baik
Keterangan:
K = 1 (Kurang)
C = 2 (Cukup)
B = 3 (Baik)
Rentang Kategori:
Sangat Kurang :Jika total perolehan skor 1 - 15
Kurang :Jika total perolehan skor 16 - 30
Cukup :Jika total perolehan skor 31 - 45
Baik :Jika total perolehan skor 46 - 60
B. Lembar Observasi Siswa Siklus I
No Nama Siswa Aspek yang diamati*
Pengetah
uan
Keaktifan Perhatian
K C B K C B K C B
1 Abdul Latif √ √ √
2 Ahmad Faiz √ √ √
3 Aizyah K √ √ √ √
4 Akbar Al-M √ √ √
5 Alif Irham √ √ √
6 Aliyah D √ √ √
7 Deviana S √ √ √
8 Dzunnurain √ √ √
9 Faisal Kurniawan √ √ √
10 Kharimatul M √ √ √
11 Hilmi √ √ √
12 Musafak √ √ √
13 Mustaqim √ √ √
14 Nurul Amin √ √ √
15 Risqi Maulana √ √ √
16 Ruli Indrawan √ √ √
17 Yogi Zawara √ √ √
18 Nazilatul H √ √ √
19 Nihayatul √ √ √
20 Nurul Aulia √ √ √
21 Sayyidatul Auliya √ √ √
Jumlah 6 6 9 6 7 8 4 5 1
2
2
8
%
2
8
%
4
3
%
2
8
%
3
3
%
3
8
%
1
9
%
2
4
%
5
7
%
Keterangan:
K = 1 (Kurang)
C = 2 (Cukup)
B = 3 (Baik)
Soal Evaluasi Siklus 1
Nama :
Kelas :
Nomor Absen :
A. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan baik dan benar!
1. Apa yang dimaksud dengan Legenda?...
2. berilah satu contoh jenis dari legenda?...
3. sebuah cerita yang tokoh pelakunya berupa binatang disebut dengan…
4. “ Nyai Roro Kidul” termasuk kedalam cerita rakyat jenis…..
5. contoh dari jenis cerita Fabel adalah…
6. apa yang dimaksud dengan mite?...
7. contoh cerita jenis mite adalah…
8. termasuk kedalam jenis apakah cerita yang dibacakan oleh guru?...
9. apa tema dalam cerita yang dibacakan leh guru?...
10. siapa saja tokoh dalam cerita tersebut?
11. apa nama kerajaan yang dipimpin oleh Raja dalam cerita?
12. bagaimanakah watak Selir?
13. dimanakah tempat tinggal cindelaras?
14. siapakah tokoh antagonis dalam cerita tersebut?
15. dimanakah latar atau tempat dalam cerita tersebut?
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II
Satuan Pendidikan : MI Nurul Ulum Gunung Tumpeng
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester : VI / 1
Materi pokok : Menyimak Teks Cerita Rakyat
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
J. STANDAR KOMPETENSI
2. Memahami teks cerita rakyat yang dibacakan
K. KOMPETENSI DASAR
1.3 Mengidentifikasi tokoh, watak, latar, tema atau amanat dari cerita rakyat yang
dibacakan.
L. INDIKATOR
5. Menyebutkan unsur-unsur dalam cerita rakyat
6. Menyebutkan tokoh-tokoh dalam cerita rakyat yang di bacakan oleh guru
7. Menyebutkan dan menjelaskan jeis-jenis cerita rakyat
M. TUJUAN PEMBELAJARAN
5. Siswa dapat menyebutkan unsur-unsur dalam cerita rakyat
6. Siswa dapat menjelaskan tokoh-tokoh dalam cerita rakyat yang di bacakan
oleh guru
7. Siswa dapat menyebutkan dan jenis-jenis dalam cerita rakyat.
N. MATERI PEMBELAJARAN
1. Pengertian Cerita Rakyat
Cerita Rakyat merupakan cerita dari zaman dahulu yang
berkembang dan hidup dikalangan masyarakat secara turun temurun.
2. Ciri-Ciri Cerita Rakyat
1) Disampaikan turun-temurun
2) Tidak diketahui siapa yang pertama kali membuatnya
3) Kaya nilai-nilai luhur
4) Bersifat tradisional
5) Bersifat anoni bermakna nama pengarang tidak dikenal
6) Berkembang dari mulut ke mulut
3. Unsur unsur dalam cerita rakyat
1) Tokoh, adalah pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita yang
memiliki sifat, sikap tingkah laku tertentu, atau watak-watak
tertentu.
2) Watak Tokoh, mempunyai sifat yang berbeda beda seperti baik,
jahat, rajin, pemalas, dan lain sebagainya.
3) Latar, merupakan segala keterangan mengenai waktu, tempat, atau
ruang, dan suasana dalam cerita. Latar tempat misalnya: di desa, di
kota, atau daerah tertentu. Latar waktu meliputi waktu terjadinya
cerita, misalnya pagi, siang, sore atau malam. Latar suasana
meliputi bagaimana peristiwa itu terjadi. Misalnya,
menggembirakan, mencekam, mengerikan, atau menyedihkan.
4) Alur (plot), merupakan urutan-urutan cerita yang memiliki
hubungan sebab akibat. Alur juga diartikan sebagai jalannya cerita.
5) Tema, adalah ide pokok yang menjiwai titik tolak pengarang dalam
menulis sebuah cerita. Contoh: kepahlawanan, kejujuran, dan
persahabatan.
6) Amanat atau pesan, adalah pesan yang ingin disampaikan
pengarang kepada pembaca karyanya. Pesan biasanya berisi tentang
nasihat atau hikmah yang diperoleh setelah mendengarkan cerita
yang didengarnya
8. Jenis-Jenis Cerita Rakyat
1) Fabel atau cerita binatang, yakni sebuah cerita rakyat yang tokoh
pelakunya berupa binatang, dan binatang berikut dapat berperilaku
seperti manusia. Misalnya, Kancil yang Cerdik dan cerita Serigala
yang Licik.
2) Legenda, yakni sebuah cerita yang memuat mengenai asal-usul
terjadinya suatu tempat, andaikata saja cerita Asal-Usul
Banyuwangi, Asal Usul Danau Toba, dan Terbentuknya
Tangkuban Perahu. Diwilayah Jawa Tengah terkenal bersama
dengan cerita ” Baru Klinting”
3) Mite, adalah cerita yang memuat mengenai dewa-dewi atau cerita
sifatnya sakral dan penuh mistis misalnya, kisah Nyi Roro Kidul,
Dewi Sri, dan Hikayat Sang Boma.
4) Sage, yakni sebuah cerita yang isinya mempunyai kandungan
unsur sebuah sejarah, misalnya, Damarwulan, Ciung Wanara, dan
Rara Jonggrang.
5) Cerita Rakyat “ Kisah Semut dan Kepompong”
O. METODE PEMBELAJARAN:
3) Ceramah, Snowball Throwing, Diskusi, Penugasan.
P. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
4) Media : Bola kecil, Kertas
Sumber Belajar : Buku Materi Bahasa Indonesia Kelas VI, Buku Ajar Bahasa
Indonesia Kelas VI, Referensi yang relevan
Q. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Kegiatan Awal (10 Menit)
1) Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam
dan dilanjutkan dengan do’a bersama.
2) Guru menanyakan kabar siswa dan melakukan presensi.
3) Guru mengadakan apersepsi
4) Guru memotivasi siswa dengan mengatakan bahwa hari ini para siswa
akan dibacakan cerita yang menarik.
5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa.
2. Kegiatan Inti (50 Menit)
Eksplorasi
1) Guru menyebutkan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari
2) Guru menjelaskan tentang unsur-unsur dan jenis-jenis cerita
rakyat
3) Guru membacakan cerita rakyat “ Kisah Semut dan
Kepompong” sedangkan siswa menyimak dan mencatat hal
hal yang penting dalam cerita tersebut
Elaborasi
1) Guru membagi siswa menjadi 5-6 kelompok dan memilih
seseorang untuk menjadi ketua kelompok;
2) Setiap kelompok berdiskusi mengenai materi yang di
sampaikan oleh guru
3) Masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja untuk
menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi
yang disampaikan oleh guru;
4) Kertas kerja yang berisi pertanyaan tersebut kemudian diremas
membentuk seperti bola dan dilemparkan dari satu siswa
kesiswa lainya dalam satu kelompok selama kurang lebih 5
meit;
5) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab
pertanyaan yang tertulis dalam kertas tersebut secara
bergantian.
Konfirmasi
1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui;
2) Guru bersama siswa bertanya jawab, melakukan koreksi,
memberikan penguatan, dan menyimpulkan tentang materi
yang telah di sampaikan.
3. Kegiatan Akhir (10 Menit)
1) Guru bersama siswa membuat kesipulan materi yang telah
disampaikan;
2) Guru membuat lembar penilaian;
3) Guru memberi motivasi kepada siswa agar tetap semangat dalam
belajar;
4) Guru mengucapkan salam penutup.
4. PENILAIAN
Bentuk penilaian : Tes
Jenis Penilaian : Tes tertulis
Instrumen Penilaian : Soal isian singkat
A. Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan baik dan benar!
1. Apa judul cerita yang dibacakan oleh Guru?
2. Termasuk kedalam jenis apakah cerita yang dibacakan oleh
Guru?
3. Apa tema dalam cerita tersebut?
4. Siapa saja tokoh dalam cerita?
5. Dimana latar atau tempat dalam cerita tersebut?
6. Terjadi apakah sehingga membuat hewan-hewan berlari
ketakutan?
7. Siapa yang menolong si Semut ketika tenggelam dalam
lumpur?
8. Bagaimanakah watak semut dalam cerita?
9. Bagaimanakah watak Kupu-Kupu dalam cerita?
10. Apa pesan atau amanat yang dapat dipetik dari cerita tersebut?
Jawaban
1. Kisah semut dan Kepompong
2. Fabel
3. Kesombongan si Semut
4. Semut dan kepompong(Kupu-Kupu)
5. Hutan
6. Terjadi Badai
7. Kupu-Kupu
Cerita Rakyat Siklus II
KISAH SEMUT DAN KEPOMPONG
Dikisahkan ada sebuah hutan yang sangat lebat, hidup berbagai binatang buas
dan jinak. Ada kelinci, burung, kucing, capung, kupu-kupu dan yang lainnya. Pada
suatu hari, hutan dilanda badai yang sangat dahsyat. Badai itu datang seketika
sehingga membuat panik seluruh hewan penghuni hutan tersebut. Angin bertiup
sangat kencang, menerpa pohon dan daun-daun. Semua hewan panik dan berlari
ketakutan menghindari badai yang datang tersebut.
Keesokan harinya, matahari muncul dengan sangat hangatnya dan kicauan
burung terddengar dengan merdunya, namun apa yang terjadi? Banyak pohon
dihutan tersebut tumbang berserakan sehingga membuat hutan tersebut menjadi hutan
yang berantakan.
Seekor kepompong sedang menangis dan bersedih akan apa yang telah terjadi
disebuah pohon yang sudah tumbang. “hu..huu…betapa sedihnya kita, diterjang badai
tapi tidak ada tempat satupun yang aman untuk berlindung..huhu…” sedih sang
kepompong meratapi keadaan.
Tiba-tiba dari dalam tanah muncul seekor semut. Si semut terlindung dari
badai karena ia bisa masuk ke sarangnya di dalam tanah. Dengan sombongnya
berkata “Hai kepompong, lihatlah aku, aku terlindungi dari badai kemarin, tidak
seperti kau yang ada diatas tanah, lihat tubuhmu, kau hanya menempel dipohon yang
tumbang dan tidak bisa berlindung dari badai” kata sang semut dengan sombongnya.
Si Semut semakin sombong dan terus berkata demikian kepada semua hewan
yang ada di hutan tersebut. Sampai pada suatu hari si Semut berjalan di jalan yang
berlumpur. Ia tidak menyadari kalau lumpur yang diinjaknya bisa menghisap dirinya
semakin dalam.
“Tolong…tolong…aku terjebak dilumpur hidup…tolong”, teriak si semut. Lalu
terdengar suara dari atas. “Wah, sepertinya kamu sedang kesulitan ya?” Si semut
terheran mendengar suara itu. Ia memandang kesekelilingnya mencari sumber suara.
Dilihatnya seekor kupu-kupu yang indah terbang mendekatinya.
“Siapa kau?” Tanya si Semut galau. “Hai semut, aku adalah kepompong yang dahulu
engkau hina” jawab si Kupu-Kupu. Semut merasa malu sekali dan meminta bantuan
si Kupu-Kupu untuk menolong dia dari lumpur yang menghisapnya. “Tolong aku
Kupu-Kupu, aku minta maaf waktu itu aku sangat sombong sekali bisa bertahan ari
badai Cuma hanya aku berlindung dibawah tanah”. Si Kupu-Kupu akhirnya
menolong si Semut dan semutpun selamat serta berjanji ia tidak akan menghina
semua makhluk ciptaan Tuhan yang ada di hutan tersebut.