Upload
spatochu
View
41
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
daa
Citation preview
Artikel Review
Eduardo Knop ∗, Luiz Eduardo de Paula, Ricardo Fuller Rheumatology Service, Hospital das Clínicas, School of Medicine, Universidade de São Paulo (USP), São Paulo, SP, Brazil
REVISTA BRASILEIRA DEREUMATOLOGIA
Platelet-rich Plasma For Osteoarthritis Treatment
Article history:
Received 3 January 2014 Accepted 11 January 2015 Available online xxx
Supervisor: dr. Safrizal Rahman, M.Kes, Sp.OT
Oleh: Moch Iskandar Islam
Abstrak
What customers want
Jurnal ini melakukan pencarian yang sitematis dan komprehensif terhadap literatur terkait penggunaan Platelet-rich Plasma (PRP) dalam tatalaksana
osteoarthitis berdasarkan database dari Medline, Lilacs, Coch rane dan SciELC sejak Mei 2012 hingga Oktober 2013.
Total 23 penelitian terpilih : 9 penelitian Controlled Trial ( 6 diantaranya merupakan penelitian Randomized)
Jumlah pasien : 725 pasien
belum terdapat standarisasi terkait pengunaan PRP dan aplikasinya. Sehingga, hasil ini sebaiknya dianalisa dengan hati-hati dan dibutuhkan penelitian lebih lanjut dalam
menyusun suatu kesimpulan yang konsisten terkait pedoman PRP dalam osteoarthritis
Plasma Rich Protein
(PRP) dan Osteoarthrit
is
osteoarthritis (OA) merupakan salah satu dari penyakit muskuloskeletal
yang paling sering di seluruh dunia, namun tatalaksana penyakit ini masih reatif
terbatas.
The Osteoarthritis Research Society International :
masih sedikit bukti terbaru tentang penggunaan obat yang efektif terhadap progresivitas
penyakit OA
Strategi terbaru tatalaksana OA yakni salah satunya
penggunaan PRP sebagai perspektif baru dalam
meningkatkan outcome secara struktur dan klinis
yang memediasi penyembuhan dan
remodeling dari kartilago.
PENDAHULUAN penelitian ini bertujuan
untuk menguraikan beberapa aspek teknik
tentang PRP, mekanisme aksi dan review
penggunaannya dalam terapi OA lutut.
Metode
1. Menggunakan pencarian literatur secara sistemastis dan komprehensif menggunakan database dari MEDLINE, LILACS, Cochrane dan SciELO dari mei 2012 sampai oktober 2013.
2. Pencarian terbatas pada penelitian yang dilakukan pada manusia.
Key words
“platelet-rich plasma,” “platelet-rich growth factor”, “osteoarthritis”,“hip”, “knee”, “ankle”, “human” dan “cartilage”.
Penelitian ini menemukan pencarian awal dan diriview kemudian dievaluasi dan dipilih yang relevan.
Dari total 23 penelitian:- Dipilih 9 penelitian controlled trial (7 penelitian diantaranya adalah randomized).- 13 penelitian non-controlled,- 1 penelitian retrospektif cohort.
diklasifikasikan berdasarkan randomisasi
Kemudian diproses untuk dievaluasi berdasarkan item-item berikut : 1. tipe grup kontrol (kontrol aktif- asam hialuronat-atau plasebo)
2. evaluasi double blind 3. jumlah pasien yang diterapi
4. deskripsi dari blinding5. proses randomisasi
6. intensitas dari analisis terapi,7. peralatan assesment (dengan
atau tidak kriteria OMERACT)8. konsentrasi platelet, volume injeksi, panduan injeksi, jumlah
injeksi pada pasien perlakuan dan kontrol,
9. efek samping
Aksi kerja Platelet Rich Plasma (PRP)
Ketika PRP diinjeksikan pada tempat yang terluka, trombin akan mengaktivasi platelet endogen ataupun kolagen intra-artikular.
Ketika teraktivasi akan terjadi sekresi
dari faktor-faktor pertumbuhan dengan cara degranulasi dari
granul-granul didalamnya
PRP- pada OA lutut
Aspek teknis PRP
• PRP diperoleh dari proses sentrifugasi darah vena autolog
• Dilakukan pemisahan komponen darah yang kaya akan platelet
• Terdapat Zat aktivator (yang paling banyak digunakan adalah kalsium klorida) yang dapat menstimulasi produksi trombin dan memicu pelepasan faktor pertumbuhan.
• Terdapat dua tipe gabungan PRP : 1. PRP yang diperoleh dengan dua kali sentrifugasi dari darah bersama dengan
antikoagulan (secara umum dengan sitrat) 2. platelet yang kaya akan faktor pertumbuhan (PRGF) yang diperoleh melalui
proses sentrifugasi tunggal yang juga bersama dengan agen antikoagulan.
Aplikasi klinis Platelet Rich Plasma
PRP digunakan untuk memperoleh regenerasi
jaringan dan juga digunakan dalam prosedur terapi di dunia kedokteran
gigi yakni regenerasi periodontal pada implan
gigi, regenerasi graft tulang dan pada fraktur sangat mengesankan
kerja dari PRP pada osteoarthritis ini untuk meningkatkan aktivitas anabolik dari kondrosit.
PRP mampu menginduksi proliferasi sel-sel mesenkim (yang
didemostrasikan secara in vitro oleh Huang et al dan
Kilian et al)
Mishra et al.24 menunjukkan bahwa PRP dapat memicu proliferasi fibroblast secara in vitro,
dan menstimulasi ekspresi gen yang bertanggung jawab terhadap proses
differensiasi kondrogenic dan osteogenic
PRP kontrol versus asam hialuronat atau Plasebo
Penelitian double blind randomized trial yang diakukan oleh Sánchez et al.25 pada tahun 2012 menggunakan skoring WOMAC (Western Ontario McMasters Universities Osteoarthritis Index) dan Lequesne
Penelitian Vaquerizo et al. yang dipublikasikan pada tahun 2013, terhadap 96 pasien yang dievaluasi dalam 48 minggu. Respon yang lebih baik pengunaan PRP ditunjukkan pada semua parameter yan dianalisis, yakni pada 24 minggu maupun 48 minggu.
Penelitian lainnya yang dipublikasikan pada tahun 2013 oleh Say et al., ia membandingkan penggunaan injeksi PR tunggal dengan injeksi 3 asam hialuronat (HA) pda individu dengan osteoarthritis lutut
Penelitian Non-controlled dan Kohort retrospektif
Sánchez et al,
mengevaluasi 2 grup yang terdiri dari 30 pasien dengan OA lutut yang mendapatkan terapi dengan infiltrasi PRP dan HA secara terpercaya.
Pasien dievaluasi dengan skoring WOMAC, kemudian dibandingkan dengan data dasar yang
diperoleh setelah 5 minggu pemberian injeksi. Terdapat respon yang lebih baik pada pasien yang diterapi dengan PRP dibandingkan HA
Penelitian PRP pada OA
injeksi tunggal PRP terhadap 17 pasien dengan OA lutut dievaluasi dengan VAS dan WOMAC. Baik antara nyeri maupun secara fungsi menunjukkan pengurangan secara signifikan dalam 6 dan 12 bulan dibandingkan dengan data baseline.
terdapat peningkatan yang signifikan antara 1 hingga 3 bulan pertama namun dengan penurunan respon secara progresif setelah 1 tahun.
Battaglia et al
Halpern et al
Penggunaan PRP pada intervensi pembedahan sebelumnya
Gobbi et al.44 pada tahun 2012 melakukan penelitian terhadap 50 orang, dan membaginya menurut yang pernah menjalani pembedahan sendi dan lainnya dengan belum pernah menjalani pembedahan.
Prosedur pembedahan yang dipertimbangkan adalah arthroscopic debridement dan microfractures.
Instrumen yang digunakan adalah KOOS, VAS, Tegner, IKDC dan Marx. Peningkatan secara klinis yang diperlihatkkan pada pasien setelah mendapat PRP adalah menurut nyeri, fungsi dan dapat kembali beraktivitas seperti biasa, dan juga jenis pembedahan yang dilakukan.
PRP diperoleh dari sentrifugasi Tunggal vs sentrifugasi Ganda
Berdasarkan teknik untuk memperoleh PRP, Firlando et al pada tahun 2011 melakukan penelitian terhadap 144 pasien dengan OA lutut ditemukan bahwa manfaat yang diperoleh hampir sama baik pada kedua grup menggunakan skor IKDC, EQ, VAS dan Tegner.
Walaupun demikian, efek samping yang ditimbulkan khususnya local arthritis terjadi lebih sering pada PRP yang diperoleh dengan sentrifugasi ganda. Hal ini disebabkan tingginya konsentrasi leukosit yang diproduksi oleh metode ini.
Evaluasi efikasi PRP dengan Imaging
Belum terdapat bukti yang konsisten terkait efektivitas dari pengukuran PRP dengan berbagai metode dimana beberapa penelitian non-controlled menekankan pada kemungkinan stabilisasi dari kehilangan kartilago.
Sampson et al pada tahun 2010 melakukan penelitian ketebalan articular kartilago dengan USG setelah 1 tahun injeksi PRP pada 14 pasien penelitian. Hasil ini menunjukkan tidak ada manfaat PRP dalam meningkatkan ketebalan kartilago bagian articular yang juga dipengaruhi rendahnya sensitifitas metode ini dalam mendeteksi perubahan yang kecil.
Hasil penelitian terbaru yang dilakukan oleh Halpen et al. dengan cara non-controlled terhadap evaluasi kartilago bagian articular pada 17 pasien dengan menggunakan MRI lutut menunjukkan tidak terdapat pengurangan ketebalan kartilago selama 1 tahun penelitian dilaksanakan.
Sebaga pertimbangan lain,terdapat penurunan bertahap dari 4% hingga 6% pada volume articular pada pasien osteoarthritis, dan penulis menyimpulkan bahwa PRP dapat memberikan hasil kerja pada proses kondroprotektif.
Efek samping
Gejala lokal yang sering timbul nyeri lokasi dilakukan injeksi menunjukkan arthritis : derajat respon inflamasi
intra-artikular, dimana efek tersebut berhubungan dengan jumlah leukosit yang ditemukan pada infiltrat
Reaksi alergi mungkin dapat terjadi namun jarang terjadi sejak PRP diproduksi dari autolog.
Komplikasi yang paling ditakutkan adalah infeksi intra articular atralgia pada sendi yang diinjeksi timbulnya eritema setelah dilakukan tindakan injeksi dan dapat sembuh
dengan spontan
Final ConsiderationsTerdapat metodologi yang sangat banyak, dimana hanya satu
penelitian yang menggunakan plasebo sebagai perbandingannya. Grup kontrol lainnya mendapat asam hialuronat intra artikular.
Hanya satu penelitian Controlled yang mendefenisikan tentang derajat nyeri pada sampel penelitian yang dipilih dengan batas yang signifikan pada proses metodologinya dengan pertimbangan dan pemeriksaan radiologis pada
OA.
Sebagian besar penelitian menggunakan jumlah sampel sedikit, periode pengamatan singkat dan karakteristik OA
yang tidak khas serta terbatasnya standarisasi dari pemilihan dan penggunaan regimen PRP
Oleh karena itu, diperlukan penelitian prospektif random yang lebih lanjut yang sesuai untuk mengkonfirmasi
pedoman PRP yang tepat pada OA.
TERIMA KASIH