12
FANY OCTAFIA – 130422505193 – OFFERING L SOAL MATERIALITAS 1. Menurut anda, apa fungsi dari penentuan materialitas oleh auditor pada saat perencanaan audit? 2. Bagaimana hubungan antara meterialitas dan bukti audit? 3. Dalam konsep penentuan materialitas, auditor memerlukan kepastian yang cukup meyakinkan namun tidak absolut. Mengapa demikian? Dan sebutkan apa saja faktor- faktor yang mempengaruhi besarnya penentuan materialitas tiap auditor berbeda-beda! 4. Mengapa materialitas pada tingkat Laporan Keuangan menjadi penting untuk diperhatikan oleh auditor? 5. Dalam penentuan materialitas dikenal ada dua dasar yang digunakan, yakni dasar kuantitatif dan kualitatif. Sebutkan apa saja dasar kuantitatif dalam menentukan materialitas! RISIKO AUDIT 1. Sebut dan jelaskan 3 unsur risiko audit! 2. Bagaimana hubungan antara tingkat keyakinan auditor dengan risiko audit? 3. Sebutkan faktor-faktor yang memengaruhi penentuan risiko bawaan terhadap satu akun!

soal materialitas dan bukti audit

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bahan quiz

Citation preview

Page 1: soal materialitas dan bukti audit

FANY OCTAFIA – 130422505193 – OFFERING L

SOAL

MATERIALITAS

1. Menurut anda, apa fungsi dari penentuan materialitas oleh auditor pada saat

perencanaan audit?

2. Bagaimana hubungan antara meterialitas dan bukti audit?

3. Dalam konsep penentuan materialitas, auditor memerlukan kepastian yang

cukup meyakinkan namun tidak absolut. Mengapa demikian? Dan sebutkan

apa saja faktor- faktor yang mempengaruhi besarnya penentuan materialitas

tiap auditor berbeda-beda!

4. Mengapa materialitas pada tingkat Laporan Keuangan menjadi penting untuk

diperhatikan oleh auditor?

5. Dalam penentuan materialitas dikenal ada dua dasar yang digunakan, yakni

dasar kuantitatif dan kualitatif. Sebutkan apa saja dasar kuantitatif dalam

menentukan materialitas!

RISIKO AUDIT

1. Sebut dan jelaskan 3 unsur risiko audit!

2. Bagaimana hubungan antara tingkat keyakinan auditor dengan risiko audit?

3. Sebutkan faktor-faktor yang memengaruhi penentuan risiko bawaan terhadap

satu akun!

4. Mengapa risiko deteksi penting dalam proses audit bagi auditor?

5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan risiko audit! Bagaimana model

perhitungannya? Dan apa saja faktor yang mempengaruhi risiko audit?

BUKTI AUDIT

1. Dalam melaksanankan prosedur audit, auditor memeriksa berbagai jenis bukti

audit. Salah satunya diperoleh dari tektik konfirmasi(confirmation). Jelaskan

Page 2: soal materialitas dan bukti audit

FANY OCTAFIA – 130422505193 – OFFERING L

mengapa teknik konfirmasi ini banyak digunakan terutama dalam menguji

asersi manajemen terhadap hutang dan piutang usaha! Dan bagaimana cara

mendapatkan alat bukti dari tekni ini?

2. Jelaskan kelemahan serta keunggulan dari prosedur analitis dalam teknik

pengumpulan bukti audit! Berikan contoh penerapan teknik ini dalam

memperoleh bukti audit!

3. Sebut dan jelaskan jenis bukti audit yang dapat dhasilkan dari teknik tanya

jawab/wawancara!

4. Mengapa bukti audit yang diperoleh teknik pengamaan/observation kurang

dapat diandalkan?

5. Sebut dan jelaskan ciri-ciri bukti yang kompeten!

Page 3: soal materialitas dan bukti audit

FANY OCTAFIA – 130422505193 – OFFERING L

JAWABAN

MATERIALITAS

1. Karna materialitas merupakan pertimbangan professional auditor sebagai

tanggung jawab atas disiplin ilmunya dan digunakan sebagai dasar dalam

perencanaan audit, maka fungsi daripada penentuan materialitas ialah sebagai

batas (materiality border) untuk menentukan apakah salah saji material/perlu

dikoreksi apa tidak. Biasanya disebut sebagai Tolerable Error (kesalahan

yang masih bias ditoleransi).

2. Semakin kecil tingkat materialitas yang ditetapkan maka audit yang dilakukan

semakin teliti, contoh ekstrimnya adalah saat tingkat materialitas di tentukan

Rp-0 , artinya semua transaksi yang terjadi di perusahaan tersebut dianggap

material. Jadi hubungan materialitas dan bukti adalah berbanding terbalik,

dimana semakin kecil penentuan tingkat materialitasnya maka semakin

banyak bukti yang harus di kumpulkan, dan sebaliknya.

3. Konsep materialitas ialah bersifat relative, bukan pertimbangan absolut.

Sebab salah saji material pada suatu perusahaan belum tentu merupakan salah

saji yang material pula bagi perusahaan lainnya.

Besarnya penentuan materialitas oleh tiap auditor berbeda-beda, hal ini

disebabkan oleh:

a. Faktor individu auditor;

b. Faktor eksternal perusahaan;

c. Tingkat pengaruh suatu akun;

d. Faktor kondisi KAP.

4. Materialitas pada tingkat Laporan Keuangan menjadi penting untuk

diperhatikan oleh auditor disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya:

a. Laporan keuangan saling terkait;

b. Prosedur auditing dipergunakan lebih dari satu laporan yang ada dalam

laporan keuangan, dimana saling berkaitan antara satu dengan yang

lain.

5. Dasar kuantitati dalam penentuan materialitas diantaranya:

Page 4: soal materialitas dan bukti audit

FANY OCTAFIA – 130422505193 – OFFERING L

a. Total aktiva

b. Total pendapatan

c. Laba bersih sebelum pajak

d. Laba bersih operasi yang berkelanjutan

e. Laba kotor

f. Rata-rata laba bersih sebelum pajak selama tiga tahun

RISIKO AUDIT

1. Unsur risiko audit antara lain:

a. Risiko Bawaan, adalah kerentanan suatu saldo akun atau golongan

transaksi terhadap suatu salah saji material, dengan asumsi bahwa

tidak terdapat kebijakan dan prosedur pengendalian intern yang terkait.

b. Risiko Pengendalian, adalah risiko terjadinya salah saji material dalam

suatu asersi yang tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu

oleh pengendalian intern entitas.

c. Risiko Deteksi, adalah risiko sebagai akibat auditor tidak dapat

mendeteksi salah saji material yang terdapat dalam suatu asersi.

2. Hubungan antara tingkat keyakinan auditor dengan risiko audit adalah

berbalik. Dimana semakin besar atau tinggi tingkat keyakinan/kepastian

(confidence level) dari sang auditor terhadap perusahaan/entitas klien, maka

semakin kecil atau rendah risiko audit terhadap perusahaan/entitas klien

tersebut. Begitu juga saat tingkat keyakinan auditor terhadap satu

perusahaan/entitas rendah, maka risiko auditnya akan tinggi. Sebab auditor

berdasarkan pertimbangan profesionalnya merasa ada banyak ketidakberesan

dalam entitas/perusahaan tersebut.

3. Faktor penentu risiko bawaan pada suatu akun dipengaruhi oleh:

a. Akuntabilitas akun atau transaksi;

b. Kerumitan masalah akuntansi yang terkait;

Page 5: soal materialitas dan bukti audit

FANY OCTAFIA – 130422505193 – OFFERING L

c. Sifat, penyebab dan jumlah salah saji yang dideteksi pada tahun

sebelumnya.

4. Risiko deteksi dalam perencanaan audit penting bagi auditor sebab risiko

deteksi merupakan satu-satunya risiko yang bisa dipengaruhi / dikendalikan

oleh auditor, melalui banyak atau sedikitnya bukti dengan penambahan atau

pengurangan prosedur audit . Apabila auditor menginginkan risiko deteksi

kecil, maka perlu lebih banyak bukti audit/prosedur audit, dan sebaliknya.

5. Risiko audit merupakan risiko yang memungkinkan auditor memberikan

pendapat yang keliru atas suatu laporan keuangan yang mengandung salah saji

material. Model dari penghitungan risiko audit (audit risk) ditunjukkan

dengan model AR = IR + CR + DR (AR=Audit Risk/risiko audit ;

IR=Inherent Risk/risiko bawaan ; CR=Control Risk/risiko pengendalian ;

DR=Detection risk/risiko deteksi)

Risiko audit dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:

a. Tingkat ketergantungan pengguna eksternal laporan keuangan;

b. Kemungkinan klien mengalami kesulitan keuangan setelah laporan

audit diterbitkan;

c. Evaluasi auditor terhadap integritas manajemen.

BUKTI AUDIT

1. Teknik konfirmasi banyak digunakan dalam prosedur audit, terutama dalam

menguji asersi manajemen terhadap hutang dan piutang usaha, sebab bukti

audit yang diperoleh dari konfirmasi memiliki keandalan yang sangat tinggi

karena bukti audit dari teknik audit ini diperoleh dari pihak ketiga yang

independen terhadap klien.

Teknik ini dilakukan dengan cara meminta tanggapan baik secara tertulis

maupun lisan dari pihak ketiga yang independen mengenai item-item tertentu

yang mempengaruhi laporan keuangan klien. Pada konfirmasi tertulis,

konfirmasi adalah surat yang ditandatangai klien, ditujukan kepada pihak

ketiga terkait (biasanya pelanggan atau kreditur) untuk meminta penegasan

Page 6: soal materialitas dan bukti audit

FANY OCTAFIA – 130422505193 – OFFERING L

(konfirmasi) mengenai saldo utang/piutang klien pada pihak ketiga tersebut

per tanggal tertentu (biasanya tanggal neraca).

2. Kelemahan prosedur analitis adalah tidak bisa menguji asersi Presentation

and Disclosure. Sedangkan keunggulannya yaitu prosedur analitis biasa

digunakan auditor untuk menilai kelayakan data dan menguji keempat asersi

lainnya termasuk empat Transaction Related Audit Objective maupun lima

Balance Related Audit Objective untuk menguji Valuation. Selain itu,

prosedur analitis juga dapat digunakan untuk memahami industri dan bisnis

klien, menilai kemampuan keberlanjutan bisnis entitas, menunjukkan

munculnya kemungkinan kesalahan pengujian dalam laporan keuangan, serta

mengurangi pengujian audit rinci.

Contoh penggunaannya misalkan pada pengujian pos piutang, auditor

melakukan:

a. Auditor membandingkan data piutang tahun ini dengan tahun lalu

b. Auditor menghitung dengan teknik-teknik perhitungan statistik untuk

melihat rata-rata, korelasi, kecenderungan, maupun kesimpulan-

kesimpulan lain

3. Alat bukti yang dapat dihasilkan dari teknik tanya jawab/wawancara

diantaranya:

a. Bukti Kesaksian adalah bukti peyakin yang didapat dari pihak lain

karena diminta oleh auditor. Peyakin maksudnya adalah untuk

mendukung bukti-bukti lain yang telah didapatkan oleh auditor.

Biasanya bukti pengujian fisik, bukti dokumen, bukti analisis, atau

bukti lisan telah diperoleh, baru kemudian dilengkapi dengan bukti

kesaksian.

b. Bukti Lisan adalah bukti yang didapat oleh auditor dari orang lain

melalui pembicaraan secara lisan. Orang lain tersebut mungkin berasal

dari luar auditi maupun dari pihak auditi sendiri. Dalam hal

Page 7: soal materialitas dan bukti audit

FANY OCTAFIA – 130422505193 – OFFERING L

memperoleh bukti lisan, auditor harus mencatat (menuangkan dalam

kertas kerja) dengan seksama termasuk nara sumbernya.

c. Bukti Spesialis adalah bukti yang didapat dari tenaga ahli, baik

seorang pribadi maupun instansi atau institusi yang memiliki keahlian

yang kompeten dalam bidangnya. Tenaga spesialis yang dapat

digunakan adalah semua profesi seperti ahli pertambangan, dokter,

ahli purbakala, ahli pertanian, ahli hukum, ahli perbankan, dll. Untuk

memenuhi syarat kompetensi bukti audit, maka kompetensi tenaga

spesialis tersebut harus terjamin. Dalam hal ini, jika diputuskan untuk

menggunakan tenaga ahli (spesialis), maka auditor harus

mengusahakan ahli yang diakui oleh umum.

4. Bukti audit yang didapat dari teknik observasi kurang dapat diandalkan karena

terdapat risiko bahwa karyawan klien yang terlibat aktivitas-aktivitas yang

sedang diobservasi telah menyadari kehadiran auditor sehingga pada saat

dilakukan observasi, karyawan klien akan mengubah perilakunya dengan

melaksanakan tanggungjwabnya sesuai dengan kebijakan perusahaan.

5. Bukti yang kompeten yaitu bukti yang valid dan relevan, bukti yang valid

dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

a. Indepedensi dan kualifikasi sumber diperolehnya bukti, bukti yang

diperoleh dari sumber eksternal (misalnya konfirmasi) memiliki validitas

lebih tinggi dibandingkan bukti yang diperoleh dari sumber internal.

Meskipun sumber informasi independen, bukti tidak valid jika orang

yang menyediakan informasi tidak mempunyai kualifikasi untuk

melakukan hal tersebut. Sebagai contoh, penyedia informasi yang dapat

diakui adalah DJBC, Bapepam, dan lain-lain.

b. Kondisi di mana bukti diperoleh, bukti yang dihasilkan oleh entitas

yang memiliki system pengendalian internal kuat memiliki validitas lebih

Page 8: soal materialitas dan bukti audit

FANY OCTAFIA – 130422505193 – OFFERING L

tinggi dibandingkan bukti yang dihasilkan oleh entitas yang memiliki

sistem pengendalian internal lemah.

c. Cara bukti diperoleh, bukti yang diperoleh secara langsung oleh auditor

(misalnya observasi persediaan) lebih handal dibandingkan bukti yang

diperoleh secara tidak langsung (misalnya hasil wawancara dengan

klien).