SoaL MiD KapiTa SeLekta

Embed Size (px)

DESCRIPTION

khgkjh

Citation preview

Ujian Tengah Semester (UTS) Semester Gasal

Mata Kuliah : Kapita Selekta Pendidikan IslamDosen Pembimbing : Dr. Zubaedi. M.Ag, M.Pd

Nama : Leni GustiniNim : 2103227005Semester : VIIJur/Prodi : Tadris / PBA

Soal :1. Jelaskan pengertian kompetensi ! Jelaskan apakah yang dimaksud kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional ! Menurut saudara, adakah kompetensi tambahan lain yang perlu dimiliki oleh guru Bahasa Arab agar bisa menjalankan tugasnya dengan sukses ?2. Menurut penilaian saudara sudahkah madrasah berdiri sejajar dengan sekolah ? Bagaimana sesungguhnya kondisi madrasah jika dilihat dari perspektif 8 standar nasional (SNP) ? Adakah saran-saran saudara untuk meningkatkan mutu MI, MTS dan MA ?3. Jelaskan adakah dampak globalisasi terhadap institusi pendidikan Islam ! Bagaimana pendapat saudara untuk memperbaiki Diniyyah dan Pondok Pesantren agar bisa menjadi benteng pertahanan moral dalam menghadapi dampak negatif globalisasi dan teknologi ?4. Jelaskan perbedaan pengertian Tarbiyah, Talim dan Tadib. Apa yang menjadi tujuan pendidikan Islam ?5. Jelaskan apakah pengertian PAUD ! Mengapa perlu mendidik anak semenjak dini ? Apakah problem, solusi dan pengembangan PAUD Islam ?Jawaban :1) Pengertian Kompetensi (competence) secara harfiah berarti kecakapan, kemampuan, kebiasaan, dan keterampilan. Kompetensi seseorang dapat dilihat pada diri seseorang saat beraktivitas, melaksanakan tugas, menyelesaikan pekerjaan, memecahkan masalah, dan sebagainya. Artinya, kompetensi dapat terlihat dalam perilaku atau performansi. Performansi yang dapat diamati itu tentu saja didasari oleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dikuasai orang tersebut. Dengan demikian,kompetensidapat diartikan sebagai kemampuan untuk kecakapan yang didasari pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dimiliki seseorang yang terwujud dalam performansinya. Atau, dalam istilah UU Rl No.14/2005 tentang Guru dan Dosen, kompetensi diartikan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dikuasai atau dimiliki. Kompetensi Pedagogik adalah :Secara singkat, penjelasan UU Rl No.14/2005 tentang Guru dan Dosen, menyatakan bahwa kompetensi pedagogik adalah sebagai berikut:Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran semua peserta didik. Selanjutnya Standar Nasional Pendidikan menjelaskan bahwa kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik tersebut meliputi pemahaman tentang perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, pemahaman terhadap peserta didik, evaluasi hasil belajar peserta didik, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi yang sudah dimilikinya. Kompetensi Kepribadian adalah :Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Secara rinci subkompetensi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: Kepribadian yang mantap dan stabil memiliki indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan norma sosial; bangga sebagai guru; dan memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma. Kepribadian yang dewasa memiliki indikator esensial: menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru. Kepribadian yang arif memiliki indikator esensial: menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak. Kepribadian yang berwibawa memiliki indikator esensial: memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku yang disegani. Akhlak mulia dan dapat menjadi teladan memiliki indikator esensial: bertindak sesuai dengan norma religius (iman dan taqwa, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.

Kompetensi Sosial adalah :Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi ini memiliki subkompetensi dengan indikator esensial sebagai berikut: Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik memiliki indikator esensial: berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga kependidikan. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.

Kompetensi Profesional adalah : Kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap stuktur dan metodologi keilmuannya. Setiap subkompetensi tersebut memiliki indikator esensial sebagai berikut: Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi memiliki indikator esensial: memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar; memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari. Menguasai struktur dan metode keilmuan memiliki indikator esensial menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk memperdalam pengetahuan/materi bidang studi. Menurut Al-Abrasyi profil seorang guru menurut perspektif Pendidikan Islam disamping memiliki kompetensi guru berdasarkan teori Pendidikan secara umum (Kompetensi akademik, profesional, personal dan sosial) disisi lain seorang guru harus memiliki kompetensi personal dan sosial yang Islami.

2) Setelah mengemukakan beberapa hasil studi atau penelitian yang telah dilakukan berbagai pihak ditemukan bahwa hasil pendidikan agama Islam di berbagai jenjang sekolah, baik pada pendidikan dasar maupun jenjang pendidikan menengah masih belum menggembirakan. Hasil pendidikan agama Islam masih berorientasi aspek kognitif (pengetahuan), sedangkan aspek sikap keberagamaan sebagai hasil pendidikan agama sesuai dengan tujuan kurikulum belum tercapai dengan optimal. Berbagai faktor yang melatarbelakanginya, misalnya pandangan guru yang masih konventional terhadap substansi kurikulum, keterbatasan sarana pendukung, kerjasama antara sekolah dengan para orang tua atau lingkungan masyarakat belum berjalan optimal. Selain itu aspek komitmen guru terhadap pelaksanaan tugasnya sebagai seorang pendidik yang dituntun oleh nilai-nialai Islam.

Dan untuk meningkatkan mutu MI, MTS dan MA adalah : Dengan menerapkan suatu pola kerjasama, yakni suatu pola pembinaan PAI dengan pemanfaatan dan melibatkan lingkungan-lingkungan tertentu dimasyarakat Guru tersebut harus kaya dalam berbagai metode pengajaran Memiliki bermacam-macam keterampilan dalam mengajar Mampu menerapkan asas-asas pedagogik dan didaktik didalam proses belajar-mengajar dikelas sehingga akan memperoleh sukses dan keberhasilan dalam melaksanakan tugasnya.

3) Dampak globalisasi terhadap institusi pendidikan Islam adalah sebagai berikut:Azyumardi Azramengatakan pendidikan Islam merupakan pendidikan manusia seutuhnya, akal dan ketrampilan dengan tujuan menyiapkan manusia untuk menjalani hidup dengan lebih baik.Namunhal itu tidak berjalan dengan lurus, karena pendidikan Islam dipengaruhi oleh arus globalisasi yang terjadi saat ini. Globalisasi merupakan ancaman besar bagi pendidikan Islam untuk mempertahankan nilai-nilai agama yang murni.Perubahan dalam bidang pendidikan meliputi isi pendidikan, metode pendidikan, media pendidikan, dan lain sebagainya. salah satu aspek yang amat besar pengaruhnya adalah kurikulum.Dan untuk memperbaiki Diniyyah dan Pondok Pesantren agar bisa menjadi benteng pertahanan moral adalah sebagai berikit : Pendidikan Islam merupakan sesuatu yang sangat penting dalam pembentukan moral dan pembangunan generasi muda oleh karena itu pendidikan yang harus dilaksanakan secara intensif dan terprogram, untuk memperoleh hasil yang sempurna. Pendidikan Islam juga bisa dilaksanakan di Madrasah Diniyah, dimana dalam Madrasah Diniyah ini santri di didik sesuai dengan ajaran Islam agar menjadi generasi Islam yang berkualitas dan berakhlak baik. Peranan Madrasah Diniyah dalam pengembangan pendidikan Islam sangatlah diperlukan. Pendidikan Madrasah Diniyah merupakan bagian dari sistem pendidikan pesantren yang wajib di pelihara dan di pertahankan karena lembaga ini telah terbukti mampu mencetak para ulama, ustadz, dan sejenisnya. Berbagai model dan pola pengembangan pendidikan Islam tersebut pada dasarnya bermaksud untuk mengembangkan ajaran-ajaran dan nilai-nilai mendasar yang terkandung dalam al-Quran dan as-Sunnah.

4) Pengertian Tarbiyah, Talim dan Tadib adalah sebagai berikut :a. Tarbiyahadalah pendidikan yang menitik beratkan masalah pada pendidikan, pembentukan dan pengembangan pribadi serta pembentukan dan pengembangan kode etik.b. Talimadalah pendidikan yang menitik beratkan masalah pada pengajaran, penyampaian informasi dan pengembangan ilmu.c. Tadibadalah pendidikan yang memandang bahwa proses pendidikan merupakan usaha yang mencoba membentuk keteraturan susunan ilmu yang berguna bagi dirinya sebagai muslim yang harus melaksanakan kewajiban serta fungsionalisasi atau niat atau sistem sikap yang direalisasikan dalam kemampuan berbuat yang teratur, terarah dan efektif. Adapun Tujuan Pendidikan Islam adalah :Tujuan pendidikan menurut Arifin (1994:11) adalah terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan sosial serta hamba Tuhan yang mengabdikan diri kepada-Nya. Selain itu para ahli pendidikan Islam misalnya pendapat M. Natsir dalam Capita Selecta dalam Zakia Darajat, (1995:155) bahwa tujuan pendidikan Islam adalah menyembah Allah itu melengkapi ketaatan dan ketundukan kepada semua perintah Illahi

5) Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini adalah sebagai berikiut :Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. Tujuan Pendidikan Anak Usia DiniSecara umum tujuan pendidikan anak usia dini adalah mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya.Secara khusus tujuan pendidikan anak usia dini adalah (Yuliani Nurani Sujiono, 2009: 42 43):1. Agar anak percaya akan adanya Tuhan dan mampu beribadah serta mencintai sesamanya.2. Agar anak mampu mengelola keterampilan tubuhnya termasuk gerakan motorik kasar dan motorik halus, serta mampu menerima rangsangan sensorik.3. Anak mampu menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif dan dapat berkomunikasi secara efektif sehingga dapat bermanfaat untuk berpikir dan belajar.4. Anak mampu berpikir logis, kritis, memberikan alasan, memecahkan masalah dan menemukan hubungan sebab akibat.5. Anak memiliki kepekaan terhadap irama, nada, berbagai bunyi, serta menghargai karya kreatif. Problematika, Solusi dan Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini adalah sebagai berikut :1.Masalah Tenaga Pendidik.Pendidik yang tidak berkompenten akan menjadi masalah di dalam melaksanakan atau membantu tugas-tugas perkembangan dan pertumbuhan anak usia dini, hal ini bisa disebabkan pendidikannya yang tidak sesuai bidangnya ditambah tidak memiliki ketrampilan mendidik anak usia dini. Ini bisa diusahakan dengan mengikutkan mereka berbagai pelatihan-pelatihan yang dapat mendukung profesinya atau disekolahkan yang sesuai dengan profesinya pendidik anak usia dini dan kedepan dalam menerima tenaga pendidik harus selektif sesuai kualifikasi pendidikan guru PAUD agar dapat membantu tugas perkembangan dan pertumbuhan anak dilembaganya.2.Masalah KurikulumKurikulum adalah salah satu pijakan atau pedoman suatu lembaga pendidikan dalam mencapai tujuan yang dilakukan. Dengan kurikulum yang sesuai kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan anak usia dini maka akan dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan. Kurikulum Kelompok bermain atau Playgroup yang ada masih merupakan penyederhanaan dari kurikulum TK, belum ada kurikulum yang baku. hal ini kadang tidak sesuai dengan kemampuan ataupun usia anak playgroup. Untuk itu pembelajaran disesuaikan dengan kondisi, kemampuan anak agar dapat membantu perkembangan anak dengan optimal. Guru tetap membuat rancangan pembelajaran dengan menyediakan sumber dan materi belajar yang mengasah kreativitas anak sebagai proses belajar dari pengalaman anak itu sendiri.3.OrangtuaBanyak para orangtua yang belum mengerti tugas perkembangan anak usia dini, sehingga sering terjadi anak menjadi korban keinginan orangtua seperti ingin anaknya bisa membaca dan sebagainya. Untuk ini kita harus memberikan pengertian kepada orangtua tentang tugas perkembangan anak usia dini.Hal ini bisa dengan shering langsung ataupun mendatangkannarasumber yang ahli .4.Sarana dan PrasaranaSarana dan prasarana yang kurang memadai, terbatas dapat menghambat perkembangan dan pertumbuhan anak usia dini. Di tambah lagi kurangnya aspek bermain, anak diberikan pelajaran seperti anak TK sehingga anak menjadi bosan dan tidak kreatif karena kurang menarik bagi mereka. Fasilitas juga penting dapat mengembangkan kreatifitas dan semangat belajar anak. Hal ini dapat di atasi dengan meningkatkan kreatifitas pendidiknya atau mendayagunakan tenaga pendidik yang ada dahulu, seperti menata setting kelas atau halaman , membuat alat-alat peraga (maianan) dari bahan yang ada atau guru sering mengajak anak bermain yang menyenangkan sehingga kekurangan sarana dan prasarana tidak terlalu menghambat perkembangan dan pertumbuhan anak.