15
PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK MANDIRI PETANI SEBAGAI SALAH SATU USAHA PETANI BERKELANJUTAN Maria Immaculata Afra Lamatokan Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma Keterbatasan sumber daya manusia khususnya sumber daya petani di Indonesia, dicirikan oleh ketergantungannya pada perusahaan-perusahaan produsen pupuk baik pupuk organik dan pupuk buatan. Ketergantungan yang dijumpai berbanding terbalik dengan hasil yang dikelola. Tingginya harga pupuk tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh. Keprihatinan ini tidak cukup membangkitkan pola pikir petani untuk lepas dari resiko resisten ketergantungan terhadap produsen pupuk. Tidak hanya terbatas pada ketergantungan yang berdampak buruk pada ekonomi petani, tetapi juga berakibat buruk pada sasaran kerja (tanah) dan komponennya (air dan udara) yang saling terikat satu sama lain. Untuk mengurangi permasalahan ekonomi di atas, pemerintah Indonesia sejak tahun 2003 kembali menerapkan kebijakan pemberian subsidi pupuk untuk sektor pertanian (tanaman pangan dan perkebunan rakyat), dengan tujuan untuk membantu petani agar dapat membeli pupuk sesuai kebutuhan dengan harga yang lebih

Web viewDefenisi komprehensif bagi pertanian berkelanjutan meliputi komponen fisik, biologi, dan sosioekonomi. Faktor-faktor di atas saling berhubungan satu sama lain

  • Upload
    vokhue

  • View
    227

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Web viewDefenisi komprehensif bagi pertanian berkelanjutan meliputi komponen fisik, biologi, dan sosioekonomi. Faktor-faktor di atas saling berhubungan satu sama lain

PENGGUNAAN PUPUK ORGANIK MANDIRI PETANI SEBAGAI

SALAH SATU USAHA PETANI BERKELANJUTAN

Maria Immaculata Afra Lamatokan

Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma

Keterbatasan sumber daya manusia khususnya sumber daya petani di

Indonesia, dicirikan oleh ketergantungannya pada perusahaan-perusahaan

produsen pupuk baik pupuk organik dan pupuk buatan. Ketergantungan yang

dijumpai berbanding terbalik dengan hasil yang dikelola. Tingginya harga pupuk

tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh. Keprihatinan ini tidak cukup

membangkitkan pola pikir petani untuk lepas dari resiko resisten ketergantungan

terhadap produsen pupuk. Tidak hanya terbatas pada ketergantungan yang

berdampak buruk pada ekonomi petani, tetapi juga berakibat buruk pada sasaran

kerja (tanah) dan komponennya (air dan udara) yang saling terikat satu sama lain.

Untuk mengurangi permasalahan ekonomi di atas, pemerintah Indonesia

sejak tahun 2003 kembali menerapkan kebijakan pemberian subsidi pupuk untuk

sektor pertanian (tanaman pangan dan perkebunan rakyat), dengan tujuan untuk

membantu petani agar dapat membeli pupuk sesuai kebutuhan dengan harga yang

lebih murah, dengan harapan produktivitas petani dan pendapatan petani

meningkat (Direktorat Pupuk dan Pestisida,2004). Kebijakan tersebut masih

berjalan dan kinerjanya akan terus dievaluasi sebagai pertimbangan pada

penerapan di tahun selanjutnya. Tapi ternyata upaya pemerintah selama ini untuk

melindungi petani melalui kebijakan subsidi pupuk tampakya tidak efektif,

terbukti masih adanya lonjakan harga dan langka pasok di tingkat petani. Artinya,

hak subsidi yang dirancang untuk petani lebih banyak dinikmati oleh pabrikan

pupuk dan pelakunya.

Petani pra sejarah mungkin telah memupuk ladangnya setelah memperhatikan

bahwa rumput tumbuh lebih cepat dan lebih hijau di tempat di mana hewan

membuang kotorannya. Orang Romawi menggunakan kotoran hewan untuk

Page 2: Web viewDefenisi komprehensif bagi pertanian berkelanjutan meliputi komponen fisik, biologi, dan sosioekonomi. Faktor-faktor di atas saling berhubungan satu sama lain

memupuk tanamannya, dan penduduk asli Amerika mengubur ikan bersama-sama

dengan benih ketika mereka menanam jagung. Masyarakat petani di beberapa

daerah di Indonesia, juga mengkondisikan lahan pertanian mereka dengan

kompos. Misalnya di daerah pantai selatan Kecamatan sanden, banyak petani

yang membiarkan kototoran sapi dan kambing membusuk dan nantinya dijadikan

pupuk. Di negara-negara yang sudah berkembang saat ini, sebagian besar petani

memakai pupuk yang diproduksi secara komersial yang mengandung mineral

tambang atau yang disiapkan oleh proses industri. Pupuk ini umumnya diperkaya

dengan nitrogen, fosfor, dan kalium. Ketiga unsur mineral yang paling umum ini

kurang ketersediaannya pada tanah ladang dan kebun. Pupuk komersil seperti

pupuk yang dapat anda beli di toko, biasanya dilabel dengan tiga angka yang

menandakan kandungan mineralnya. Pupuk yang ditandai dengan 10-12-8,

misalnya adalah 10% nitrogen (dalam bentuk amonium atau nitrat), 12% fosfor

(dalam bentuk asam fosfat), dan 8% kalium (dalam bentuk mineral kalium).

tabel 1. Perbandingan standar kebutuhan dan Kandungan unsur pupuk

Data empiris menyajikan perbedaan besar pada penggunaan pupuk anorganik

sebelum dan sesudah adanya pemakaian pupuk organik pada usaha petani padi.

Sebelum adanya pemakaian pupuk organik, total pemakaian pupuk anorganik

Page 3: Web viewDefenisi komprehensif bagi pertanian berkelanjutan meliputi komponen fisik, biologi, dan sosioekonomi. Faktor-faktor di atas saling berhubungan satu sama lain

(KCL, urea, TSP) di tingkat petani berkisar 1,8- 5,6 kwintal per ha. Khusus untuk

pupuk urea harga tiap kilogramnya adalah Rp 1.600 (harga tetap tahun 2011

menurut okezone.com). Bisa dibayangkan berapa biaya yang harus dikeluarkan

petani untuk menjalankan proses produksi karena masih membutuhkan pupuk lain

yang harganya jauh lebih mahal, belum lagi pengadaan bibit unggul, sarana

produksi, dan insektisida. Ini tidak sebanding dengan pendapatan petani yang

minimum. Penggunaan pupuk tertinggi ditemukan pada petani contoh di

Kabupaten Wonogiri-Jateng dan terendah pada petani contoh di Kabupaten

Bangli-Bali. Sedangkan sesudah adanya pemakaian pupuk organik, jumlah

pemakaian pupuk tersebut hanya tinggal 1,0- 3,4 kwintal per ha. Dengan

demikian pemakaian pupuk organik telah mampu menghemat penggunaan pupuk

anorganik sebesar 21-63%. Jika dirinci menurut jenisnya, tampak bahwa secara

umum pengurangan penggunaan pupuk TSP dan KCL relatif lebih besar

dibanding pupuk jenis urea. Hal ini terjadi karena harga pupuk KCL dan TSL

lebih mahal dibanding urea. Selain itu adanya anggapan bahwa kedua jenis pupuk

di atas hanya sebagai pelengkap sementara urea adalah pupuk pokok dalam usaha

tani.

Dari aspek permintaan pasar, ada kecenderungan konsumen lebih memilih

produk-produk pertanian organik yaitu yang menggunakan pupuk organik dan

bebas pestisida sekalipun dengan harga yang jauh lebih tinggi. Sebagai contoh

sekarang telah dipasarkan beras organik dengan harga yang cukup tinggi (Rp

18.000 – Rp 20.000/kg), sementara beras rojolele dan pandan wangi yang

diproduksi secara anorganik baru dihargai sekitar Rp 5.000/kg. Maka pendapatan

petani bisa meningkat 2-3 kali lipat sesuai asumsi produktivitas dan biaya

produksi relatif (sistem integrasi tanaman ternak dan perspektif reorientasi

kebijakan subsidi pupuk dan peningkatan pendapatan pendapatan petani, Ketut

Kariyasa. 2005)

Page 4: Web viewDefenisi komprehensif bagi pertanian berkelanjutan meliputi komponen fisik, biologi, dan sosioekonomi. Faktor-faktor di atas saling berhubungan satu sama lain

grafik 1. Perbandingan Produktivitas dan Konsumsi pupuk

Kotoran hewan, tepung ikan, dan kompos merupakan pupuk organik karena

mereka berasal dari bahan biologis yang mengandung bahan organik dalam proses

pembusukan. Namun demikian, sebelum unsur dalam kompos itu dapat digunakan

oleh tumbuhan, bahan organik tersebut harus terurai menjadi nutrien anorganik

yang dapat diserap oleh akar. Pada akhirnya, mineral yang diekstraksi oleh

tumbuhan dari tanah adalah dalam bentuk yang sama, terlepas dari apakah itu

pupuk organik atau dari pabrik kimia. Namun demikian, karena pembebasan

mineral oleh kompos terjadi secara perlahan-lahan sementara tanah tidak dapat

mempertahankan keberadaan kompos dalam jangka waktu yang cukup lama,

maka akan terjadi penumpukan mineral di tanah. Kelebihan mineral yang tidak

diambil oleh tumbuhan adalah suatu pemborosan karena kemungkinan akan

terkikis oleh air hujan atau irigasi. Aliran mineral ini bisa memasuki air tanah dan

akhirnya mencemari sungai dan danau (eutrofikasi). Hal itu membuat masalah

menjadi lebih buruk.

Selain itu, untuk memupuk secara cermat dan bijaksana, seorang petani harus

memberikan perhatian yang lebih mengenai pH tanah. pH tanah tidak hanya

mempengaruhi pertukaran ion-ion, tetapi juga mempengaruhi bentuk kimia semua

mineral. Meskipun suatu unsur esensial melimpah di tanah, tumbuhan bisa

Page 5: Web viewDefenisi komprehensif bagi pertanian berkelanjutan meliputi komponen fisik, biologi, dan sosioekonomi. Faktor-faktor di atas saling berhubungan satu sama lain

mengalami kekurangan unsur karena unsur tersebut terikat terlalu kuat dengan

tanah atau berada dalam bentuk yang tidak dapat diserap oleh tumbuhan. Menata

pH tanah adalah pekerjaan serius karena suatu perubahan dalam konsentrasi ion

hidrogen, bisa membuat satu mineral menjadi lebih mudah tersedia bagi

tumbuhan sementara itu membuat mineral lain kurang tersedia. Pada pH 8,

misalnya, tumbuhan dapat menyerap kalsium akan tetapi besi hampir tidak

tersedia sama sekali. Maka dari itu pH tanah harus disesuaikan dengan kebutuhan

mineral spesifik tanaman. Jika tanah terlalu basa, petani bisa menambahkan sulfat

untuk menurunkan pH. Jika tanah terlalu asam, petani bisa menambahkan kapur

(kalsium karbonat atau kalsium hidroksida) untuk menaikan pH tanah. pH tanah

adalah salah satu indikator efektivitas pemupukan.

(a) (b)

gambar 1. a. Kerusakan lahan akibat penggunaan bahan kimia,

b. kekeringan lahan di darah Garut, Jawa Barat

Pada kasus kedua yaitu petani secara tidak langsung merusak tanah yang menjadi

sasaran kerjanya, juga komponen terkait seperti air dan udara. Kandungan bahan

kimia yang terdapat di dalam pupuk buatan bisa menyebakan pencemaran tanah

dan air di bawahnya. Misalnya petani yang menggunakan pupuk nitrogen kimiawi

telah menyumbang sejumlah nitorgen di luar jalur biogeokimia. Artinya nitrogen

yang ada di dalam pupuk kimiawi tersebut adalah bukan hasil siklus biogeokimia.

Bahwa sintesis nitrogen tidak membutuhkan faktor alam (geological proscess).

Kelimpahan nitrogen di alam ini (eutrofikasi) akan mengganggu kesetimbangan

setiap komponen ekosistem baik organisme, komponen biotik seperti tanah, air,

udara dan unsur-unsurnya. Di teluk meksiko dan daerah perairan sekitarnya

(Sabina L., L. Calcasieu, Atchafalaya R., Terrebone Bay, Mississipi R.) pada

rentang tahun 1985-1999 tingkat kematian kematian sistem telah mencapai >

Page 6: Web viewDefenisi komprehensif bagi pertanian berkelanjutan meliputi komponen fisik, biologi, dan sosioekonomi. Faktor-faktor di atas saling berhubungan satu sama lain

75%. Berawal dari dua masalah umum di atas, sudah seharusnya para petani

diperkenalkan dengan suatu konsep keberlanjutan yaitu sustainable agriculture.

PERTANIAN BERKELANJUTAN

Jika melihat kondisi petani di Indonesia saat ini, petani harus lebih cermat untuk

mengusahakan usahanya agar tetap bertahan dan tidak berhenti di tangan mereka.

Salah satu solusinya adalah menerapkan konsep pertanian berkelanjutan. Defenisi

komprehensif bagi pertanian berkelanjutan meliputi komponen fisik, biologi, dan

sosioekonomi. Faktor-faktor di atas saling berhubungan satu sama lain. Untuk itu

dalam membangun paradigma yang mengangkat masyarakat petani dari kondisi

yang mengharuskan produktivitas tinggi menuju pada kondisi masyarakat yang

peduli pada berkelanjutan adalah wajib memperhatikan ketiga komponen tersebut.

Untuk pengertian sederhana, pertanian berkelanjutan adalah sebuah upaya

regenerasi dalam menggunakan sumber daya internal. Konsep ini dikemukakan

oleh Franklin H. King dalam bukunya yang berjudul Farmers of Forty Centuries

yang berisi tentang input minimal (low input) yang merupakan salah satu

pendekatan pertanian berkelanjutan. Pada tahun 2009, UU Produktivitas Amerika

yang merupakan bagian dari UU Keamanan Pangan 1985 meyediakan

kewenangan untuk melakukan program riset dan pendidikan pada sistem

pertanian alternatif yang kemudian dikenal dengan pertanian berkelanjutan

dengan input minimal (Low Input Sustainable Agriculture). Undang-undang

tersebut memberikan mandat untuk melakukan investigasi ilmiah pada:

1. Peningkatan produktivitas pertanian

2. Produktivitas lahan sentra produksi

3. Mengurangi erosi tanah, kehilangan air dan nutrisi

4. Melakukan konvervasi sumber daya natural dan energi

Sebagai contoh bentuk usaha berkelanjutan itu adalah dengan memakai pupuk

alternatif yang ramah lingkungan misalnya pupuk organik (kompos, pupuk hijau,

kotoran hewan), insektisida alternatif misalnya dengan penggunaan serangga

pemangsa hama tanaman, kemudian pemilihan tanaman yang cocok dengan jenis

Page 7: Web viewDefenisi komprehensif bagi pertanian berkelanjutan meliputi komponen fisik, biologi, dan sosioekonomi. Faktor-faktor di atas saling berhubungan satu sama lain

tanah, curah hujan dan kondisi iklim lokal. Ini bertujuan untuk memperbaiki

struktur fisik dan kandungan mineral tanah agar nantinya tetap bisa dijadikan

lahan pertanian yang baik untuk waktu yang akan datang. Bentuk usaha seperti

yang dijelaskan di atas telah dilakukan oleh segelintir orang yang tergabung

dalam APPKMI (Asosiasi Produsen Pupuk Kecil Menengah Indonesia) yang

berpusat di Bandung.

gambar 2. Daerah-daerah yang mengusung pertanian berkelanjutan (Jawa Tengah)

Sayangnya di Indonesia sendiri yang merupakan negara agraris, pihak pemerintah

tidak mempunyai perhatian khusus untuk sektor pertanian. Upaya berkelanjutan

ini dilakukan petani tanpa campur tangan pihak pemerintah. Untuk mengusahakan

upaya yang berkelanjutan petani harus memenuhi tiga syarat, yaitu yang pertama

adalah modal. Modal petani secara individu adalah minimum, untuk itu petani

harus saling bekerja sama dengan petani lain, untuk mengadakan bahan baku

pembuatan pupuk organik, di tingkatan ini fungsi koordinasi harus dijalankan

petani. Fungsi koordinasi ini juga tidak bisa terlepas dari dua aspek berikutnya

yakni pengetahuan/wawasan, keterampilan, seperti yang dilakukan di oleh SPI

(Serikat Petani Indonesia).

Dengan kata lain, koordinasi adalah media untuk konsolidasi modal, pengetahuan,

dan keterampilan. Dan yang lebih penting adalah orientasi petani itu sendiri.

Page 8: Web viewDefenisi komprehensif bagi pertanian berkelanjutan meliputi komponen fisik, biologi, dan sosioekonomi. Faktor-faktor di atas saling berhubungan satu sama lain

Orientasi konsep pertanian berkelanjutan adalah untuk tujuan konservasi,

pelestarian lingkungan, dan tentu saja menguntungkan secara ekonomi.

Pengadaan pupuk dan saprodi alternatif yang ramah lingkungan bisa dilakukan

jika petani saling bekerja sama dengan dihimpun oleh wadah yang bertanggung

jawab khusus misalnya koperasi khusus petani. Beberapa hal yang perlu

dijalankan dalam fungsi koordinasi adalah sebagai berikut :

a. Modal

Misalnya untuk mendatangkan sekian banyak bahan baku pupuk,

petani-petani bisa menginvestasikan sejumlah modal sesuai

kesepakatan dengan petani lain. Jika pengadaannya dilakukan per

individu, kemungkinan akan terjadi kesulitan dan tidak maksimal

dalam pembelian bahan baku pupuk.

b. Pengetahuan/wawasan

Jika pengadaan sudah terlaksana, petani setidaknya memerlukan

tambahan wawasan baik dari ekonomi, tumbuhan, pupuk dan saprodi

itu sendiri misalnya mengenai cara pengolahan baku secara tepat,

penggunaanya, kebutuhan nutrisi tanaman, ketahanan tanaman

terhadap ancaman lingkungan dan penyakit dan langkah antisipasinya,

capital management (manajemen modal), pangsa pasar, dan lain-lain.

Petani diharapkan antisipatoris (antisipatif preparatoris).

Gambar 3. Rapat dan diskusi sesama petani

c. Keterampilan

Page 9: Web viewDefenisi komprehensif bagi pertanian berkelanjutan meliputi komponen fisik, biologi, dan sosioekonomi. Faktor-faktor di atas saling berhubungan satu sama lain

Petani tidak akan cukup terampil dalam bertani, tetapi petani harus

terampil dalam mengolah semua wawasan yang ada untuk aplikasinya.

Melalui koordinasi di dalam koperasi petani saling bekerja sama,

membagi informasi dan melakukan eksperimen bersama sesuai jatah

adalah langkah yang tepat sekaligus meringankan beban petani.

Misalnya petani A menguji teknik A, petani B menguji teknik B,

petani C menguji teknik C, hasilnya bisa dilaporkan dan diamati oleh

sesama petani. Pengujian teknik ini dilakukan agar petani bisa

membandingkan teknik mana yang paling efektif dan efisien. Hasilnya

bisa diterapkan bersama.

Gambar 4. Latihan pembuatan kompos

Dari uraian di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa, penggunaan pupuk

anorganik secara terus menerus dan berlebih menyebabkan banyak lahan

pertanian Indonesia berada dalam kondisi sakit. Di sisi lain kebijakan subsidi

pupuk yang kembali diberlakukan sejak tahun 2003 tampaknya kurang efektif di

tingkat petani. Fenomena ini ditunjukan dengan masih adanya lonjakan harga

pupuk dan kelangkaan pupuk secara berkala pada saat musim tanam.

Penggunaan pupuk organik telah mampu meningkatkan produktivitas dan

pendapatan petani serta mengurangi biaya produksi. Di samping itu, produk

pertanian organik memiliki prospek pasar yang lebih cerah dibanding produk

pertanian yang sarat dengan bahan anorganik.

Dampak yang ditimbulkan sudah jelas, bahwa secara sosial, paradigma yang

dibangun masyarakat akan semakin positif dengan kerja petani bahwa petani tidak

Page 10: Web viewDefenisi komprehensif bagi pertanian berkelanjutan meliputi komponen fisik, biologi, dan sosioekonomi. Faktor-faktor di atas saling berhubungan satu sama lain

lagi menyumbang kerusakan tanah tetapi juga ikut melestarikan sasaran kerja

tersebut. Dalam hal ekonomi kesejahteraan petani menjadi diangkat karena dalam

melakukan proses produksi, petani hanya sedikit mengeluarkan biaya produksi

untuk mencapai produktivitas tinggi. Secara tidak langsung dengan produktivitas

tinggi petani bisa mendapatkan sejumlah keuntungan yang lebih dari sebelumnya.

Ini tidak terlepas dari permintaan pasar terhadap produk-produk organik

pertanian. Belajar pada kondisi di atas, petani sudah seharusnya mengubah sistem

pertanian konvensional yang telah lama mereka jalani dengan sistem pertanian

berkelanjutan. Bahwa selain mengusahakan peningkatan produktivitas,

mengurangi biaya produksi, petani juga melakukan konservasi terhadap lahan

pertanian.

Sumber :

University of Wyoming, Agroecology 1000, T.J. Drommond, Stacy Dysart, Andy

Olson

Sistem Integrasi Tanaman Ternak dan Perspektif Reorientasi Kebijakan Subsidi

Pupuk dan Peningkatan Pendapatan Pendapatan Petani, Ketut Kariyasa. 2005

Analisa Kebijakan Pupuk. Direktorat Pupuk dan Pestisida,2004