15
SOSIALISASI DAN KAMPANYE PUBLIK TINGKAT SEKOLAH DASAR DI KOTA DAN KABUPATEN BIMA

SOSIALISASI KAMPANYE PUBLIK DAN SANITASI SEKOLAH DI KOTA DAN KABUPATEN BIMA.docx.doc

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I

10110

SOSIALISASI DAN KAMPANYE PUBLIK TINGKAT SEKOLAH DASAR DI KOTA DAN KABUPATEN BIMA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pemeliharaan kesehatan lingkungan (sanitasi), merupakan kebutuhan dasar masyarakat. Tidak memadainya sanitasi akan berdampak buruk terhadap kondisi kesehatan dan lingkungan. Sebagai konsekuensinya pemerintah mendorong terpenuhinya kebutuhan itu walaupun hingga saat ini cakupan layanan sanitasi di kota Bima dan Kabupaten Bima belum memadai. Sarana dan prasarana banyak yang tidak berfungsi, atau tidak memenuhi persyaratan.

Permasalahan sanitasi di Kota Bima dan Kabupaten Bima bukan hanya persoalan sarana dan prasaranana fisik, tetapi juga menyangkut persoalan perilaku yaitu masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya hidup bersih dan sehat, dan belum terlibat secara optimal dalam pembangunan sanitasi. Partisipasi masyarakat menjadi salah satu potensi dan peluang untuk terlibat dan bertanggung jawab dalam pengelolaan sanitasi, sehingga tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata.

Salah satu tujuan dari kampanye ini adalah penurunan angka kematian untuk anak-anak dimana lebih dari 5.000 anak balita penderita diare meninggal setiap harinya diseluruh dunia sebagai akibat dari kurangnya akses pada air bersih dan fasilitas sanitasi dan pendidikan kesehatan. Penderitaan dan biaya-biaya yang harus ditanggung karena sakit dapat dikurangin dengan melakukan perubahan perilaku sederhana seperti mencuci tangan dengan sabun, yang menurut penelitian dapat mengurangi angka kematian yang terkait dengan penyakit diare hingga hampir 50 persen

Disamping itu kampanye juga dimaksudkan sebagai upaya peningkatan pembangunan fasilitas sanitasi disekolah. Menurut Unicef kurangnya fasilitas sanitasi yang memadai mengakibatkan penurunan tingkat kehadiran anak perempuan disekolah saat mereka memasuki masa puber, karena tidak adanya fasilitas sanitasi yang memadai. Akses air bersih dan sanitasi ditenggarai merupakan dasar penting untuk kehidupan anak-anak diseluruh dunia dilihat dari segi kesehatan, kelangsungan hidup, dan rasa penghargaan terhadap diri mereka. Penyediaan air bersih dan perilaku sanitasi yang baik disekolah juga menjadi salah satu cara untuk mencapai Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals)

Masalah utama penyelenggaraan prasarana dan sarana sanitasi yang ada di Indonesia pada umumnya adalah : masih rendahnya kepedulian (care) dan kesadaran (awareness) masyarakat, tidak memadainya peraturan perundang-undangan, kelembagaan yang masih lemah serta masih rendahnya prioritas penyediaan dana pembangunan sektor sanitasi.

Saat ini masalah sosialisasi sanitasi masih belum dijadikan prioritas pembangunan oleh para pengambil keputusan. Hal ini tampak dari minimnya alokasi anggaran untuk kegiatan sosialisasi, edukasi dan informasi sektor sanitasi. Meskipun sudah ada dinas yang menangani kegiatan pemberdayaan masyarakat namun keterlibatannya dalam Pokja Sanitasi masih belum optimal. Hal ini menyebabkan kurang optimalnya kegiatan sosialisasi dalam pembangunan sektor sanitasi. Kegiatan sosisalisasi sementara ini menjadi bagian yang sangat kecil diantara kegiatan proses pembangunan sektor sanitasi . kegiatan sosialisasi yang merupakan landasan yang sangat penting dalam rangka mempersiapkan masyarakat sebagai pelaku sekaligus penerima manfaat memiliki peran yang sangat penting. Tanpa adanya penyiapan masyarakat bisa mengakibatkan : tidak optimalnya perilaku hidup bersih dan sehat, tidak optimalnya pemanfaatan hasil pembangunan sektor sanitasi dan keberlanjutannya, dan tidak optimalnya pemanfaatan hasil pembangunan ekonomi.

Kegiatan sosialisasu sanitasi umumnya hanya dilakukan secara terbatas bila ada proyek saja, bila proyek tersebut selesai sangat jarang kegiatan sosialisasi dan monitoringnya dilakukan secara berkelanjutan. Disamping itu juga masyarakat yang memperoleh informasi dan edukasi yang baik masih sangat terbatas. Hal ini merupakan salah satu penyebab buruknya kondisi sanitasi di lingkungan perumahan, khususnya masyarakat yang sama sekali belum tersentuh mengenai sanitasi yang baik dan sehat. 1.2. Maksud dan TujuanAdapun maksud dan tujuan kegiatan kampanye publik adalah :1. Sosialisasi

Memberikan informasi dan pendidikan yang benar kepada target group (anak-anak sekolah dasar)

2. Kampanyea. Melakukan penyadaran kepada anak-anak tentang aspek kebersihan lingkungan , sanitasida kesehatan masyarakatb. Mengajak Target Groups (kelompok-kelompok sasaran) untuk melakukan tindakan (action) partisipasi dan dukungannya terhadap program-program sanitasi dan kebersihan lingkungan

c. Membentuk sense of belonging (rasa memiliki), empati dan kesadaran masyarakat terhadap program sanitasi yang berkelanjutan.d. Menggali potensi keswadayaan yang dimiliki masyarakat dan memanfaatkan potensi tersebut untuk menunjang program sanitasi lingkungan yang berkelanjutan

e. Memberikan akses informasi yang sebanyak-banyaknya dalam rangka menunjang program sanitasi lingkungan yang berkelanjutan1.3. Sasaran

Adapun dalam kegiatan kampanye public ini adalah siswa/siswi SD (mulai dari siswa/siswi kelas 1 sampai dengan kelas 6) sejumlah 250 tiap sekolah.1.4. Lingkup Kegiatan

Lingkup kegiatan kampanye public ada 2 yaitu internal dan eksternal

a. Internal

Menyelenggarakan komunikasi yang sifatnya persuasive dan informative kepada siswa/siswi SD tentang sanitasi lingkunagan

b. Eksternal

Diharapkan kepada para siswa/siswa SD yang diberikan sosialisasi bisa merangsang dan mempengaruhi masyarakat pada umumnya tentang sanitasi lingkungan yang baik dan sehat1.5.Pelaksanaan Kegiatan

Pelaksana kegiatan ini ditunjuk oleh oleh Y-Consultasy B. V kepada pihak pelaksana yaitu lembaga Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Yahya Bima dengan alamat JL. Lintas Talabiu-Sumbawa, Kecamatan Woha Kabupaten BimaBAB II

PROFIL SEKOLAH2.1. Profil Sekolah SD 32 KOTA BIMABab iii

proses kegiatan kampanye publik3.1. Metoda Pembelajaran

Metoda pembelajaran dalam kegiatan kampanye publik terdiri dari :a. Langsung/tatap muka (direct campaing) : penyuluhan, sosialisasi dan kampanye langsung (face to face)b. Tidak langsung (indirect campaing) : menggunakan media pendukung/alat kampanye3.2. Kegiatan Persiapan

Adapun kegiatan persiapan kampanye public yaitu : Rapat koordinasi kegiatan dengan pokja, Dinas Kesehatan, dan Dinas Pendidikan dan Olahraga

Pertemuan dengan sekolah dasar sasaran kampanye public tentang maksud dan tujuan serta kegiatan apa saja yang akan dilakukan di sekolah

Penyiapan guru pembimbing tentang jadwal kegiatan di sekolah terkait kampanye publik

3.3. Rapat Pertemuan dan Koordinasi

Adapun rapat pertemuan dan koordinasi terkait kampanye public yaitu melibatkan Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan dan Olahraga Kota dan Kabupaten Bima.3.4. Kegiatan Yang Dilaksanakan

adalah sebagai berikut :1. Kegiatan sosialisasi yaitu Sosialisasi kepada guru pembimbing tentang CTPS, PERSAMPAHAN, dan BABS Sosialisasi kepada anak didik untuk siswa/siswi Sekolah Dasar2. Kegiatan kampanye yaitu : Kampanye kepada guru pembimbing kegiatan dan guru pengajar lainya Kampanye kepada anak didik untuk siswa Sekolah Dasar3. Bentuk kegiatan kampanye

Sosialisasi kepada siswa SD melalui kegiatan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)

Praktek gerakan 3R (Reuse, Reduce, Recycle) pada anak-anak dengan mempraktekan pemilahan sampah organic dan an-organik serta membuat kompos dengan komposter

Sosialisasi kepada siswa SD tentang Buang Air Besar Sembarangan (BABS)

BAB IVKENDALA DAN PERMASALAHAN4.1 Kendala Dan Permasalahan KegiatanBAB V

KESAN, PESAN, DAN SARAN5.1. Kesan5.2. PesanLAMPIRAN