SOSIALISASI MPKP

Embed Size (px)

Citation preview

PENYELENGGARAAN MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP)

BAB V

PELAKSANAAN/PENYELENGGARAAN MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP)

A. PENGERTIANMPKP merupakan suatu sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan, yang dapat menopang pemberian asuhan tersebut (Hoffart & Woods, 1996).

Sebagai suatu model berarti ruang rawat tersebut menjadi contoh teladan dalam praktik keperawatan profesional. Pengembangan MPKP merupakan upaya banyak negara untuk memberdayakan keperawatan dalam layanan kesehatan, terutama pada saat meningkatnya kebutuhan yang disertai biaya tinggi dalam pelayanan kesehatan.

B. METODE TIM PRIMER 1. Pengertian

Metode tim primer adalah gabungan antara metode tim dan metode primer, yang berarti: (1) Model perawatan primer tidak digunakan secara murni karena sebagian perawat primer harus mempunyai latar belakang pendidikan pada tingkat S1 keperawatan atau setara, (2) Model tim tidak digunakan secara murni karena pada model ini tanggung jawab tentang asuhan keperawatan pasien terfragmentasi pada berbagai tim. Hal ini sukar menunjukkan akuntabilitas tenaga keperawatan. (3) Melalui kombinasi kedua model ini diharapkan terdapat kontinuitas asuhan keperawatan dan akuntabilitas terdapat pada perawat primer.Keuntungan:

a. Kontinuitas dan akuntabilitas asuhan keperawatan

b. Perawat primer merasa ada kebanggaan profesional dalam memberikan asuhan keperawatan secara otonomi dan kesempatan untuk mengobservasi atau menilai perkembangan klien secara berkesinambungan.

c. Persepsi perawat associate menunjukkan bahwa mereka mengetahuio tugas lebih jelas dan peningkatan dalam keinginan belajar.

d. Kerjasama antar tim lebih baik

e. Klien merasa lebih diperhatikan

2. Struktur

{

{

{

3. Job Deskripsi ( Uraian tugas perawat)Agar tugas dan peran perawat dalam melakukan asuhan keperawatan tiap hari di Ruangan dapat terlaksana dengan baik dan efisien, maka perlu dibuat uraian tugas (Job Description) yaitu sebagi berikut :Tugas Kepala Ruang

a. Perencanaan

1. Menunjuk ketua tim

2. Mengikuti operan

3. Mengidentifikasi tingkat ketergantungan pasien

4. menghitung jam perawatan

5. Mengatur asuhan keperawatan b. Pengorganisasian

1. Menentukan metode penugasan

2. Menentukan tujuan metode

3. Memberikan rencana tugas ketua tim

4. Membuat rentang kendali

5. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan

6. Mendelegasikan tugas pada saat tidak ada ditempat kepada ketua tim

7. Mengidentifikasi masalah dan cara penanganannya

c. Pengarahan

1. Pengarahan tentang penugasan kelompok

2. Menginformasikan hal penting yang berhubungan dengan perawatan

3. Membimbing bawahan

4. Meningkatkan kolaborasi dengan tim lain

d. Pengawasan

1. Komunikasi

Mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua tim maupun perawat pelaksana mengenai asuhan keperawatan

2. Supervisi

Pengamatan langsung atau melalui pelaporan secara lisan dan memperbaiki dan mengatasi kelemahan / kendali pada saat itu

Pengawasan tidak langsung dengan mengecek daftar hadir ketua tim, anggota membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta dokumentasi yang dibuat selama dan sesudah tindakan keperawatan yang dilakukan. Serta mendengarkan laporan ketua tim tentang pelaksanaan tugas

3. Evaluasi

Mengevaluasi upaya kerja perawat pelaksana, membandingkan rencana keprerawatan yang telah disusun bersama ketua tim

Tugas Perawat Primer / Ketua Tim

a. Perencanaan

Serah terima tugas tiap pergantian tugas

Pembagian tugas tiap anggota tim

Menyusun askep

Menyiapkan keperluan askep

Mengikuti visite

Menciptakan kerja sama yang harmonis

Membuat laporan pasien

Mengorientasikan pasien baru

b. Pengorganisasian

Merumuskan tujuan dan pengorganisasian tim keperawatan

Melakukan pembagian tugas

Pembagian kerja sesuai dengan tingkat ketergantungan pasien

Mengkoordinasi pekerjaan

Mengatur waktu istirahat

Mendelegasikan pelaksanaaan askep pada anggota tim dan pelimpahan wewenang

c. Pengarahan

Memberi pengarahan tentang tugas tiap anggota tim

Memberi petunjuk tentang pelaksanaan askep

Memberi teguran

Memberi pujian

d. Pengawasan

Mengawasi dan berkomunikasi langsung dedngan perawat pelaksana

Mengawasi proses askep yang dilaksanakan oleh anggota tim

Mengevaluasi penampilan kerja dan asuhan yang dibuat

Tugas Perawat Asosiet / Anggota Tim

1. Mengikuti operan dinas

2. Mengikuti pre, middle, dan post conference

3. Menjaga kebersihan dan kerapihan ruang rawat inap

4. Menerima pasien baru sesuai dengan prosedur

5. Melakukan asuhan keperawatan kepada klien yang didelegasikan

6. Berpartisipasi dengan anggota tim kesehatan lain membahas kasus

7. Melaksanakan sistem pencatatan /pendokumentasien askep

8. berdiskusi dengan ketua tim jika ada masalah dalam pemberian askep

9. Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas pengganti

10. Menyiapkan pasien yang akan pulang

11. Memberikan penyuluhan pada klien dan keluarga

12. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain

C. BENTUK KEGIATAN MPKP

1. Operan Definisi

Operan merupakan teknik atau cara menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien.

Tujuan

1. Menyampaikan kondisi atau keadaan umum klien

2. Menyampaikan hal hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas berikutnya

3. Tersusunnya rencana kerja untuk dinas berikutnya

4. Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna.

5. Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat.

6. Akan terjalin suatu hubungan kerjasama yang bertanggung jawab antar anggota tim perawat.

7. Terlaksananya asuhan keperawatan terhadap klien yang berkesinambungan. Langkah-langkah

1. Kedua kelompok dinas sudah siap.

2. Shift yang mau menyerahkan, mengoperkan, mempersiapkan hal-hal yang akan disampaikan.

3. Perawat primer menyampaikan kepada penanggung jawab shift selanjutnya meliputi:

Kondisi atau keadaan umum klien

Tindak lanjut untuk dinas yang menerima operan

Rencana kerja untuk dinas yang menerima operan.

4. Penyampaian nomor 3 di lakukan dengan jelas singkat dan tidak buru buru.

5. Perawat primer dan anggota kedua shift dinas bersama sama langsung melihat keadaan klien.

6. Memberikan kesempatan kepada anggota shift yang dioperkan untuk bertanya tentang hal hal atau tindakan yang kurang jelas.

7. Mengoperkan semua bekas catatan perawatan kepada perawat yang menjalankan tugas selanjutnya.

Manfaat

1. Dapat menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindak lanjuti oleh perawat pada shift berikutnya.

2. Dapat melakukan cross check ulang tentang hal-hal yang dilaporkan dengan keadaan klien yang sebenarnya.

3. Klien dapat menyampaikan masalahnya secara langsung bila ada yang belum terungkap.

Metode Pelaporan

1. Perawat yang bertanggung jawab terhadap pasien melaporkan langsung kepada perawat penanggung jawab berikutnya. Cara ini memberikan kesempatan diskusi yang maksimal untuk kelanjutan dan kejelasan rencana keperawatan.

2. Pelaksanaan timbang terima dapat juga dilakukan di ruang perawat kemudian dilanjutkan dengan berkeliling mengunjungi klien satu persatu.

Hal-hal yang perlu disampaikan dalam timbang terima

1. Identitas klien dan diagnosa medis.

2. Masalah Keperawatan yang masih muncul.

3. Tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan ( secara umum )

4. Intervensi kolaboratif yang telah dilaksanakan.

5. Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan operatif, pemeriksaan laboratorium / pemeriksaan penunjang lain, persiapan untuk konsultasi atau prosedur yang tidak rutin dijalankan.

6. Prosedur rutin yang biasa dijalankan tidak perlu dilaporkan.

7. Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-hal yang telah ditimbang terimakan atau berhak terhadap keterangan-keterangan yang kurang jelas.

8. Sedapat-dapatnya, mengupayakan penyampaian yang jelas, singkat dan padat.

9. Lama timbang terima tiap pasien tidak lebih dari 5 menit,kecuali dalam kondisi khusus dan memerlukan keterangan yang rumit.

Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan

1. Dilaksanakan tepat waktu pada saat pergantian dinas yang disepakati.

2. Dipimpin oleh penanggung jawab klien / perawat primer.

3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan akan dinas.

4. adanya unsur bimbingan dan pengarahan dari penanggung jawab.

5. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat, sistematik dan menggambarkan kondisi klien pada saat ini serta kerahasiaan klien.

6. Timbang terima harus berorientasi pada masalaha keperawatan yang ada pada klien, dengan kata lain informasi yang diberikan berawal dari masalahnya terlebih dahulu (setelah diketahui melalui pengkajian), baru kemudian terhadap tindakan yang telah dilakukan dan belum dilakukan serta perkembangan setelah dilakukan tindakan.

7. Timbang terima dilakukan didekat pasien, menggunakan volume suara yang pelan dan tegas ( tidak berbisik ) agar klien disebelahnya tidak mendengarkan apa yang dibicarakan untuk menjaga privacy klien, terutama mengenai hal-hal yang perlu dirahasiakan sebaiknya tidak dibicarakan secara langsung di dekat klien.

8. Bila ada informasi yang mungkin membuat klien terkejut sebaiknya jangan dibicarakan didekat klien tetapi diruang perawat.

2. KONFEREN

a. Pre konferen Definisi

Konferensi awal adalah suatu konferensi yang dilaksanakan di awal shift, dengan membahas kasus klien untuk mencari solusi asuhan keperawatan yang tepat untuk klien tersebut.

Kegiatan

1. Ucapan salam, dan kata pengantar oleh Kepala Ruang (Karu) atau penanggung jawab shift.

2. Ketua tim atau yang mewakili mempresentasikan kasus yang perlu dipresentasikan di timnya.

a. Identitas klien, nama dan nomor RM

b. Diagnosa medis

c. Diagnosa keperawatan

d. Tujuan dan tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan :

Evaluasi dan monitoring

Terapi keperawatan

Tindakan kolaborasi

Pendidikan kesehatan

e. Evaluasi

f. Masalah yang dihadapi

3. Kepala Ruang meminta tanggapan tim lainnya.

4. Kepala Ruang merangkum dan menyimpulkan

5. Kepala Ruang mengumumkan prosedur-prosedur yang harus dilaksanakan shift berikutnya

6. Ucapan salam

b. Middle konferen Definisi

Middle konferen adalah konferensi yang dilaksanakan di tengah(paruh waktu) shift jaga perawat.

Kegiatan

1. Ucapan salam

2. Kepala ruangan memberikan waktu kepada masing-masing tim untuk melaporkan kondisi klien

3. Ketua tim mempersilahkan perawat pelaksana melaporkan kondisi klien yang menjadi tanggung jawabnya, meliputi

a. Identitas klien, nama dan nomor RM

b. Diagnosa medis

c. Diagnosa keperawatan

d. Tujuan dan tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan

Evaluasi dan monitoring

Terapi keperawatan

Tindakan kolaborasi

Pendidikan kesehatan

e. Evaluasi

f. Masalah yang dihadapi

4. KaRu atau PJ meminta tanggapan lainnya

5. KaRu atau PJ menyimpulkan

6. Ucapan salam dan mengakhiri konferensi

c. Post konferen Definisi

Konferensi akhir adalah konferensi yang dilaksanakan di akhir shift jaga perawat.

Kegiatan

1. Ucapan salam dan kata pengantar oleh Kepala Ruang (Karu) atau penanggung jawab shift (PJ)

2. Ketua tim atau yang mewakili mempresentasikan kasus yang perlu dipresentasikan di timnya, meliputi :

a. Identitas klien, nama dan nomor RM

b. Diagnosa medis

c. Diagnosa keperawatan

d. Tujuan dan tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan

Evaluasi dan monitoring

Terapi keperawatan

Tindakan kolaborasi

Pendidikan kesehatan

e. Evaluasi

f. Masalah yang dihadapi

3. Karu / PJ meminta tanggapan tim lainnya.

4. Karu / PJ menyimpulkan

5. Ucapan salam dan mengakhiri konferensi.

3. RONDE

Pengertian

Adalah suatu kegiatan membahas asuhan keperawatan pada kasus tertentu yang dilakukan oleh perawat konsuler, kepala ruangan, Kabid yang melibatkan seluruh anggota tim.

Karakteristik

Klien dilibatkan secara langsung

Klien merupakan focus kegiatan

PA, PP dan konsuler melakukan diskusi

Konsuler memfasilitasi kreatifitas

Konsuler membantu mengembangkan kemampuan PA, PP meningkat-kan kemampuan mengatasi masalah Tujuan

1. Menumbuhkan cara berpikir kritis

2. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari masalah klien

3. Meningkatkan pola pikir sistematis

4. Meningkatkan validitas data klien

5. Menilai kemampuan menentukan diagnosa keperawatan

6. Meningkatkan kemampuan justifikasi

7. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja

8. Meningkatkan kemampuan memodifikasi renpra

Kasus yang akan dibahas dalam ronde keperawatan harus ditetapkan paling lambat satu hari sebelum pelaksanaan. Klien dan keluarga akan dilibatkan dalama kegiatan ini, sehingga ada kemungkinan ada perasaan kurang nyaman dan privacy terganggu. Dalam hal ini diperlukan informed concent sebagai aspek legal. Peran PP dan PA

Menjelaskan keadaan dan data demografi klien.

Menjelaskan masalah keperawatan utama

Menjelaskan intervensi yang dilakukan

Menjelaskan hasil yang didapat

Menentukan tindakan selanjutnya

Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang diambil Peran perawat Konsuler

Memberikan justifikasi.

Memberikan reinforcement.

Menilai kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta rasional tindakan.

Mengarahkan dan koreksi.

Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari.

Langkah-langkah

a. Persiapan ronde keperawatan (pra ronde)

a. Penjelasan tentang klien oleh perawat yang mengelola/ merawat. Penjelasan difokuskan pada diagnosa keperawatan yang dianggap perlu didiskusikan.

b. Diskusi antara anggota tim tentang kasus tersebut.

c. Menempatkan hal-hal yang perlu diperhatikan pada proses keperawatan klien tersebut dan pada saat ronde.

b. Ronde

Seluruh anggota tim dan perawat konsuler menemui klien dan melaksaanakan tindakan yang telah ditetapkan pada saat pra ronde. Perawat yang paling berperan adalah perawat pelaksana yang merawat klien tersebut dan perawat konsulen.

c. Paska ronde

Mendiskusikan hasil temuan pada klien tersebut dan menetapkan tindakan yang perlu dilakukan.

4. DOKUMENTASI KEPERWATAN Pengertian dokumentasi

Dokumentasi proses keperawatan adalah suatu proses pencatatan dan pelaporan informasi status pasien dan semua kegiatan asuhan keperawatan yang dilaksanakan perawat.

Tujuan Dokumentasi

Tujuan dari pendokumentasian adalah :

a. Mengidentifikasi status kesehatan klien dalam rangka mencatat kebutuhan klien, merencanakan, melaksanakan tindakan dan mengevaluasi tindakan.

Dokumentasi digunakan untuk penelitian, keuangan, hukum dan etika.

Manfaat dan Pentingnya Dokumentasi Keperawatan

Dokumentasi keperawatan mempunyai makna penting bila dilihat dari berbagai aspek: 1) Hukum; 2) Jaminan mutu; 3) Komunikasi; 4) Keuangan; 5) Riset; 6) Pendidikan; 7) Akreditasi.

Lingkup Pendokumentasian dalam Proses Keperawatan

Lingkup pencatatan pada proses keperawatan meliputi: Klien masuk rumah sakit, riwayat keperawatan dan pemeriksaan, diagnosa keperawatan, rencana tindakan keperawatan, pendidikan kepada pasien, dokumentasi parameter monitoring, intervensi keperawatan lain, dan perkembangan terhadap hasil yang diharapkan, evaluasi perencanaan, jastifikasi terhadap intervensi, sistem perujukan, dan klien pulang (Nursalam, 2001:79)

Dokumentasi dalam Proses Keperawatan

a. Dokumentasi Pengkajian

Dokumentasi pengkajian ditujukan pada data klinik dimana perawat dapat mengumpulkan dan mengorganisir dalam catatan kesehatan.

b. Dokumentasi Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah rencana tindakan untuk mengenal dan memprioritaskan dari pelayanan keperawatan, kecendrungan dan tanggapan dari pasien dan pengaruh tindakan keperawatan terhadapnya.

c. Dokumentasi Tahap Perencanaan

Rencana tindakan keperawatan adalah suatu proses informasi, penerimaan, pengiriman dan evaluasi pusat rencana yang dilaksanakan oleh seorang perawat profesional. .

d. Dokumentasi Tahap Tindakan Keperawatan

Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap pelaksanaan ini dimulai setelah rencana tindakan disusun dan ditunjukkan pada nursing orders untuk membantu klien mencapai tujuan. Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan. Ada tiga tipe sistem pencatatan yang digunakan dalam dokumentasi yaitu : Sources-Oriented Record (SOR), Problem-Oriented Record (POR), dan Cumputer-Assissted Record (CAR).

e. Dokumentasi Tahap Evaluasi

Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang menandakan sejauh mana diagnosa, rencana, dan pelaksanaannya sudah mencapai hasil. Evaluasi merupakan tahap proses keperawatan yang bertujuan menilai keefektifan tindakan keperawatan dan mengindikasikan kemajuan klien terhadap tujuan pencapaian.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam dokumentasi

Dalam penulisan dokumentasi keperawatan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :

a. Isib. Waktuc. Formad. Kerahasiaane. Akontabilitas.

Pengaruh Pendokumentasian terhadap Keberhasilan Terapi

Dokumentasi keperawatan merupakan unsur penting dalam sistem pelayanan kesehatan, karena adanya dokumentasi yang baik, informasi mengenai keadaan kesehatan pasien dapat diketahui secara berkesinambung-an. Disamping itu dokumentasi merupakan dokumen yang legal tentang pemberian asuhan keperawatan. dokumentasi dibuat berdasarkan pemecahan masalah pasien. Dokumentasi berdasarkan masalah terdiri dari format pengkajian, rencana keperawatan, catatan tindakan keperawatan dan catatan perkembangan pasien.

Model Dokumentasi Keperawatan

Ada beberapa model dokumentasi keperawatan yang kerap dibahas dalam literatur dan dapat diterapkan dalam pendokumentasian asuhan keperawatan antara lain: 1) SOR/Source-Orientted Record (catatan ber orientasi pada sumber), 2) POR Problem-Oriented Record (catatan ber orientasi pada masalah), 3) Progress Notes (catatan perkembangan), 4) CBE /Charting By Exception (catatan secara naratif), 5) PIE/Problems Intervention dan Evaluation, dan 6) FOCUS/Process Oriented System (Format Data, Action, dan Respons).

Berdasarkan rencana penerapan model pendokumentasian yang akan diujicobakan pada catatan/laporan keperawatan, di sini hanya akan dibahas salah satu model pendokumentasian yaitu model FOCUS/Process Oriented System (Format Data, Action, dan Respons).

a. Pengertian

Pencatatan/pendokumentasian FOCUS adalah suatu proses-orientasi dan klien-fokus. Hal ini digunakan dalam proses keperawatan untuk mengorganisasikan dokumentasi asuhan.

Jika menulis dalam catatan perawatan/perkembangan digunakan format DAR (Data-Action-Response) dengan 3 kolum yakni:

Data: Berisi tentang data subjektif dan objektif yang mendukung dokumentasi fokus

Action : Merupakan tindakan keperawatan yang dilaksananakan, atau yang akan dilaksanakan berdasarkan pengkajian atau keadaan pasien.

Response : Menyediakan keadaan respons pasien terhadap tindakan medis atau keperawatan yang telah diberikan atau eveluasi keadaan pasien terhadap intervensi yang dilaksanakan

b. Penggunaan

FOCUS dapat dipergunakan untuk penyusunan fungsi DAR sebagai kunci dan pedoman terhadap kewajiban orientasi proses.

c. Keuntungan dan Kerugian

Keuntungan

Istilah FOCUS lebih luas dan positif dibandingkan penggunaan istilah Problem

Pernyataan FOCUS, pada tingkat tinggi adalah masalah keperawatan (diagnosa)

FOCUS dengan DAR adalah fleksibel dan menyediakan kunci serta pedoman pencatatan asuhan kepererawatan.

Catatan keperawatan merupakan pencatatan indeks berdasarkan tanda focus yang memudahkan informasi untuk dikenali

Waktu lebih singkat tanpa harus menuliskan pada beberapa bagian pada format.

Sistem ini mudah dipergunakan dan dimengerti oleh tenaga kesehatan lainnya, bahasa dan proses pencatatan menggunakan istilah yang umum..

Kerugian

Penggunaan pencatatan action dapat mebingungkan, khususnya tindakan yang akan dilakukan atau rencana program kegiatan yang akan dilaksanakan.

Penggunaan FOCUS pada kolom kadang tidak konsisten dengan istilah pada rencana tindakan keperawatan

d. Contoh Penulisan Format FOCUS/DAR

Tanggal/

WaktuCatatan KeperawatanTanda Tangan

14/5/08

Jam ...D: Tahap pemgumpulan data dan informasi. Informasi subjekif dan objektif yang mendukung keadaan pasien

A: Tindakan yang segera dan akan dilakukan berdasarkan pengkajian data, kegiatan aktual yang penting untuk melaksanakan rencana rencana tindakan keperawatan dan medis

R : Penjabaran respos pasien terhadap tindakan keperawatan atau medis, yang menandakan apakah tujuan rencana tindakan tercapai atau keluhan pasien dapat teratasi/terselesaikan. Juga menyediakan data yang mendukung perubahan kondisi pasien dalam rencana keperawatan atau medis.

5. SUPERVISI

a. Pengertian

Supervisi merupakan kajian yang penting dalam manajemen serta keseluruhan tanggung jawab pemimpin dan merupakan satu cara yang tepat untuk mencapai tujuan pelayuanan rumah sakit khususnya pelayanan keperawatan. Supervisi mempunyai pengertian yang luas yaitu meliputi segala bantuan dari pemimpin/penanggung jawab keperawatan yang tertuju untuk perkembangan para perawat dan staf lain dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan. Kegiatan ini berupa dorongan, bimbingan dan kesempatan bagi pertumbuhan dan keahlian serta kecakapan para perawat. Maka supervisi dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian sumber sumber yang dibutuhkan perawat untuk menyelesaikan tugas dalam rangka pencapaian tujuan. Fungsi supervisi/pengawasan dalam keperawatan bukan hanya sekedar kontrol, melihat apakah segala kegiatan sudah dilaksanakan sesuai rencana atau program yang telah digariskan, tetapi lebih dari itu kegiatan supervisi ini mencakup penentuan kondisi kondisi atau syarat syarat personal maupun material yang diperlukan untuk tercapainya tujuan asuhan keperawatan secara efektif dan efisien. Supervisi adalah salah satu fungsi pokok yang harus dilaksanakan oleh manajer dari yang terendah, menengah dan atas meliputi kepala ruangan, pengawas, kepala seksi, kepala bidang dan wakil direktur keperawatan.

1. Kepala Ruangan

Bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan keperawatan untuk pasien, mengawasi perawat pelaksana dalam melakukan praktek keperawatan. Kepala ruangan merupakan ujung tombak penentu tercapai atau tidaknya tujuan pelayanan kesehataan rumah sakit.

2. Pengawas Perawatan

Pengawas bertanggung jawab dalam supervisi pelayanan keperawatan pada areanya yaitu beberapa kepala ruangan yang berada pada UPF.

3. Kepala Seksi

Beberapa UPF digabung dibawah satu pengawasan kepala seksi. Kepala seksi mengawasi pengawas UPF dalam melaksanakan tugas secara langsung dan seluruh perawat secara tidak langsung.

4. Kepala Bidang Keperawatan

Kabid bertanggung jawab untuk supervisi kasi secara langsung dan semua perawat secara tidak langsung.

b. Prinsip Supervisi Keperawatan

1. Dilakukan sesuai dengan struktur organisasi

2. Memerlukan pengetahuan dasar manajemen, latar hubungan antar manusia dan kemampuan menerapkan prinsip manajemen dan kepemimpinan.

3. Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas dan terorganisir.

4. Merupakan suatu proses kerjasama yang demokratis antara supervisor dan staf perawat.

c. Teknik Supervisi :

1. Proses supervisi praktek keperawatan meliputi tiga elemen yaitu :

Standar praktek keperawatan sebagai acuan.

Fakta pelaksana praktek keperawatan sebagai pembanding untuk menetapkan pencapaian atau kesenjangan.

Tindak lanjut baik berupa upaya mempertahankan kualitas maupun upaya memperbaik.

2. Area yang disupervisi :

Pengetahuan dan pengertian tentang tugas yang akan dilaksanakan.

Ketrampilan yang dilakukan yuang disesuaikan dengan standar

Sikap dan penghargaan terhadap pekerjaan.

3. Cara supervisi :

a. Langsung

Supervisi dilakukan langsung dilakukan pada kegiatan yang sedang berlangsung. Pada supervisi modern diharapkan supervisor terlibat dalam kegiatan agar pengarahan dan pemberian petunjuk tidak dirasakan sebagai perintah. Cara memberikan pengarahan yang efektif adalah :

Pengarahan harus lengkap

Mudah dipahami

Menggunakan kata yang tepat

Berbicara dengan jelas dan lambat

Berikan arahan yang logis

Hindari memberikan banyak arahan pada satu saat

Pastikan arahan anda dipahami

Yakinlah arahan anda dilaksanakan dan perlu tindak lanjut.

Umpan balik dan perbaikan dapat dilakukan saat supervisi

Prosesnya :

Perawat melakukan secara mandiri suatu tindakan keperawatan didampingi supervisor

Selama proses supervisor dapaat memberi dukungan, reinforcement, dan petunjuk.

Setelah selesai, supervisor dan yang disupervisi melakukan diskusi yang bertujuan untuk menguatkan yang telah sesuai dan memperbaiaki yang masih kurang. Reinforcement pada aspek positif sangat penting dilakukan oleh supervisor.

b. Tidak Langsung

Supervisi dilakukan melalui laporan baik tertulis maupun lisan. Supervisor tidak melihat langsung apa yang terjadi di lapangan, sehingga mungkin terjadi kesenjangan fakta. Umpan balik dapat dilakukan secara tertulis.

KatimB

KaRu

PA

PA

Katim D

PA

Katim A

Supervisor

Katim C

PA

PA

PA

PA

PA

Pagi

Sore

Mlm

PA

PA

PA

PA

PA

PA

PA

PA

Klien

Klien

Klien

Klien

PAGE 1