20
SP2KP

sp2kp jadiiiiii

Embed Size (px)

DESCRIPTION

vyguc

Citation preview

PowerPoint Presentation

sp2kpPENGERTIAN Menurut (Sitorus 2011) SP2KP adalah kegiatan pengelolaan asuhan keperawatan disetiap unit ruang rawat di rumah sakit.SP2KP ini merupakan sistem pemberian asuhan keperawatan di ruang rawat yang dapat memungkinkan perawat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yangprofessionalbagipasien (Rantung dkk, 2013)SP2KPadalah sistem pemberian pelayanan keperawatan profesional yang merupakan pengembangan dari MPKP ( Model Praktek Keperawatan Profesional)dimana dalam SP2KP ini terjadi kerjasama profesional antara perawat primer (PP) dan perawat asosiet (PA) serta tenaga kesehatan lainnya(Perry, Potter. 2009).

Kesimpulan

Sp2kp adalah sistem pemberian asuhan keperawatan di ruang rawat dirumah sakit yang dapat memungkinkan perawat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yangprofessionalbagipasien yang merupakan pengembangan dari MPKP ( Model Praktek Keperawatan Profesional)dimana dalam SP2KP ini terjadi kerjasama profesional antara perawat primer (PP) dan perawat asosiet (PA) serta tenaga kesehatan lainnya.

RENCANA MENGIMPLEMENTASIKAN SP2KP PERSIAPANMembentuk satu kelompok kerja /tim / panitiaMelakukan penilaian tentang mutu asuhan keperawatan saat iniPresentasi tentang SP2KP dan hasil penilaian mutu asuhan keperawatan saat ini kepada pimpinan RS dan staf keperawatanMenetapkan ruang rawat untuk implementasi SP2KPMengidentifikasi jumlah pasien diruang rawat yang akan direncanakan berdasar derajat ketergantunganMenetapkan jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkanMenyepakati kriteria CCM, PP/PP pemula dan PA di ruang SP2KP / ruang rawat SP2KPMengembangkan standar renpra ( SAK ) untuk beberapa kasus utama disetiap ruang rawat SP2KPMenyepakati format format dokumentasi keperawatanMengidentifikasi fasilitas pendukung yang dibutuhkan

Pada aspek proses ditetapkan penggunaan metode modifikasi keperawatan primer (kombinasi metode tim dan metode keperawatan primer). Penetapan metode ini didasarkan pada beberapa alasan sebagai berikut :Pada metode keperawatan primer, pemberian asuhan keperawatan dilakukan secara berkesinambungan sehingga memungkinkan adanya tanggung jawab dan tanggung gugat yang merupakan esensi dari suatu layanan profesional.

Terdapat satu orang perawat professional yang disebut PP, yang bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas asuhan keperawatan yang diberikan. Pada MPKP , perawat primer adalah perawat lulusan sarjana keperawatan/Ners.Pada metode keperawataan primer , hubungan professional dapat ditingkatkan terutama dengan profesi lain.Metode keperawatan primer tidak digunakan secara murni karena membutuhkan jumlah tenaga Skp/Ners yang lebih banyak, karena setiap PP hanya merawat 4-5 klien dan pada metode modifikasi keperawatan primer , setiap PP merawat 9-10 klien.

5)Saat ini terdapat beberapa jenis tenaga keperawatan dengan kemampuan yang berbeda-beda. Kombinasi metode tim dan perawat primer menjadi penting sehingga perawat dengan kemampuan yang lebih tinggi mampu mengarahkan dan membimbing perawat lain di bawah tanggung jawabnya.6)Metode tim tidak digunakan secara murni karena pada metode ini tanggung jawab terhadap asuhan keperawatan terbagi kepada semua anggota tim, sehingga sukar menetapkan siapa yang bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas semua asuhan yang diberikan.

5 sub sistem yang diidentifikasi oleh Hoffart & Woods (1996), secara sederhana dapat diartikan sebagai berikut :Nilai-nilai profesional sebagai inti modelPendekatan ManajemenMetode pemberian asuhan keperawatanHubungan professionalSistem kompensasi dan penghargaan

Metode TimMetode tim merupakan metode pemberian asuhan keperawatan yaitu seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada sekelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif (Douglas, dalam sitorus 2011)Pelaksanaan metode tim berlandaskan konsep:Ketua tim, perawat profesional harus mampu menggunakan berbagai teknik kepemimpinan. Ketua tim harus dapat membuat keputusan tentang prioritas perencanaan, supervisi, dan evaluasi asuhan keperawatan. Tanggung jawab ketua tim:Mengkaji setiap klien dan menetapkan rencana keperawatanMengkoordinasikan rencana keperawatan dengan tindakan medisMembagi tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap anggota kelompok dan memberikan bimbingan melalui konferensuMengevaluasi pemberian asuhan keperawatan dan hasil yang dicapai serta mendokumentasikannya

Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas rencana asuhan keperawatan terjamin. Komunikasi yang terbuka dapat dilakukan melalui berbagai cara, terutama melalui rencana asuhan, supervisi, dan evaluasiAnggota tim harus menghargai kepemimpinan ketua tim. Ketua tim membantu anggotanta untuk memahami dan melakukan tugas sesuai dengan kemampuan mereka.

Peran kepala ruanganTim akan berhasil baik, apabila didukung oleh kepala ruangan. Tugasnya:Menetapkan standar kinerja yang diharapkan dari stafMembantu staf menetapkan sasaran unit atau ruanganMemberikan kesempatan pada ketua tim untuk pengembangan kepemimpinanMengorientasikan tenaga baru tentang fungsi metode tim keperawaatanMenciptakan iklim komunikasi yang terbuka

Metode Keperawatan PrimerMenurut Gillies dalam Dochterman & Grace (2001), mengatakan bahwa keperatan primer merupakan suatu metoda pemberian asuhan keperawatan, dimana terdapat hubungan yang dekat dan berkesinambungan antara klien dan seorang perawat tertentu yang bertanggung jawab dalam perencanaan, pemberian dan koordinasi asuhan keperawatan klienMetode keperawatan primer dikenal dengan ciri yaitu, akuntabilitas, otonomi, otoritas, advokasi, etegasan, dan 5K (kontinuitas, komunikasi, kolaborasi, koordinasi dan komitmen)Setiap perawat primer merawat 4-6 klien dan bertanggung jawab 24 jam selama klien tersebut dirawatJika perawat primer bertanggung jawab untuk rencana ASKEP, dan juga rencana pulang klien.

Jika perawat primer tidak sedang bertugas akan didelegasikan ke perawat lain(associate nurse)Kualifikasi perawat primer minimal adalah sarjana keperawatan/Ners.Perbedaan SP2KP dan MPKP?

Hasil penelitian dari Rantung 2013, hasil yang diperoleh dari ruangan yang menggunakan system SP2KP hasil mean 78,14, sedangkan ruangan dengan non SP2KP hasil mean 58,41. Hasil uji analisis menunjukkan nilai P = 0.000 < 0.05sehingga membuktikan bahwa ada perbedaan signifikan anatara pendokumentasian asuhan keperawatan pada ruangan yang menerapkan system SP2KP dengan ruangan yang tidak menerapkan system SP2KP di RSUP Prof.R.D. Kandou Manado.

Pendokumentasian ini berhubungan erat dengan standar pendidikan perawat.Perawat diruangan yang menerapkan system SP2KP memiliki 54 perawat dengan 18 lulusan Ners, 5 perawat lulusan S.Kep.Sedangkan ruangan yang tidak menerapkan sytem SP2KP didominasi oleh lulusan DIII sebanyak 23 orang, untuk lulusan Ners 6 orang, S.Kep. 5 orang. Prinsip pendokumentasian yang professional yaitu proses dan hasil dokumentasi dipengaruhi oleh pengetahuan, ketrampilan, pendidikan dan pengalaman perawat (Wahid,2012).

Daftar PustakaDarmawan, D. 2012. Proses Keperawatan : Penerapan Konsep dan Kerangka Kerja. Yogyakarta : Gosyen Publising.Kusnanto, 2004. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta: EGC.Rantung, R.Steffy., Robot,Fredna J.,Hamel,Rivelino S.2013. Perbedaan Pendokumentasian Asuhan Keperawatan Ruangan SP2KP dan Non-SP2KP di Ruang Irina A dan Irina F RSUP. DR.R.D. Kandou Manado. Ejournal Keperawatan, Volume 1.Nomor 1.Halaman 1-7Sitorus, Ratna.2006.Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah Sakit: Penataan Struktur dan Proses (Sistem) Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat. Jakarta: EGC.Wahid, A., & Suprapto, I.2012.Dokumentasi Proses Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika.Herwina, Erin Rika. 2012, Tesis : Hubungan Pelaksanaan Metode Tim Keperawatan Dengan Kesalahan Pemberian Obat di RSUD Gunung Jati Cirebon. Depok: FIKUI