25
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak dahulu, masalah perkembangan anak telah mendapat banyak perhatian. Gangguan bicara merupakan salah satu masalah yang sering terdapat pada anak- anak. Perkembangan ucapan serta bahasa yang dapat diperlihatkan oleh seorang anak, merupakan petunjuk yang kelak penting untuk menetukan kemampuan anak tersebut untuk belajar. Anak yang berkembang dengan normal, dalam 4 tahun yang pertama dalam kehidupannya telah dapat mempelajari serta menguasai bagian terbesar dasar-dasar tata bahasa yang mengatur bahasa ibunya. Periode yang amat penting bagi perkembangan kemampuan berbicara dan bahasa telah sejak lama diterima orang sebagai periode yang terdapat sekitar usia 9-24 bulan. Kemampuan berbahasa merupakan suatu indikator untuk perkembangan pada anak. Secara khas, seorang anak yang secara dini telah dapat berbicara serta berbicara dengan baik, kelak juga memperlihatkan prestasi yang baik dalam kemampuan kegiatan belajarnya dan seorang anak yang lambat dalam perkembangan ucapan serta bahasanya kelak mungkin memperlihatkan permasalahan di sekolah. Menurut NCHS, berdasarkan atas laporan orang tua (diluar gangguan pendengaran dan celah pada palatum) angka kejadiannya 0,9 % pada anak dibawah umur 5 tahun dan 1,94% pada anak usia 5-14 tahun. Dari

SPEECH DELAYED

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SPEECH DELAYED

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejak dahulu, masalah perkembangan anak telah mendapat banyak

perhatian. Gangguan bicara merupakan salah satu masalah yang sering

terdapat pada anak-anak. Perkembangan ucapan serta bahasa yang dapat

diperlihatkan oleh seorang anak, merupakan petunjuk yang kelak penting

untuk menetukan kemampuan anak tersebut untuk belajar. Anak yang

berkembang dengan normal, dalam 4 tahun yang pertama dalam kehidupannya

telah dapat mempelajari serta menguasai bagian terbesar dasar-dasar tata

bahasa yang mengatur bahasa ibunya.

Periode yang amat penting bagi perkembangan kemampuan berbicara dan

bahasa telah sejak lama diterima orang sebagai periode yang terdapat sekitar

usia 9-24 bulan. Kemampuan berbahasa merupakan suatu indikator untuk

perkembangan pada anak. Secara khas, seorang anak yang secara dini telah

dapat berbicara serta berbicara dengan baik, kelak juga memperlihatkan

prestasi yang baik dalam kemampuan kegiatan belajarnya dan seorang anak

yang lambat dalam perkembangan ucapan serta bahasanya kelak mungkin

memperlihatkan permasalahan di sekolah.

Menurut NCHS, berdasarkan atas laporan orang tua (diluar gangguan

pendengaran dan celah pada palatum) angka kejadiannya 0,9 % pada anak

dibawah umur 5 tahun dan 1,94% pada anak usia 5-14 tahun. Dari hasil

evaluasi langsung terhadap anak usia sekolah, angka kejadiannya 3,8 kali

lebih tinggi dari yang berdasarkan hasil wawancara. Berdasarkan hal ini

diperkirakan gangguan bicara dan bahasa pada anak adalah sekitar 4-5%

(Soetjiningsih, 1994). Kemudian berdasarkan data kunjungan pasien di Ruang

Poli Tumbuh Kembang RSDK Semarang 6 bulan terakhir (Juni-November

2004) dimana 100 dari 250 jumlah kunjungan melakukan pemeriksaan DDST

dan dari 100 ditemukan gangguan bahasa sebanyak 75% dari kasus yang lain

seperti malnutrisi, retardasi mental dan ADHD (hiperaktif dan autisme).

Deteksi dini perlu ditegakkan agar penyebabnya dapat segera dicari,

sehingga pengobatan serta pemulihannya dapat dilakukan seawal mungkin.

Contohnya pada seorang anak yang tuli konduktif tetapi cerdas yang terlambat

mendapat alat bantu dengar dan terapi wicara serta tidak diberikan kesempatan

Page 2: SPEECH DELAYED

mengembangkan sistem komunikasi non verbal oleh dirinya sendiri sebelum

usia 3 tahun maka kesempatan untuk mengajarinya agar mampu berbicara

yang dapat dimengerti. jelas dan terang telah hilang.

Untuk itu penulis tertarik untuk mengambil topik mengenai pengelolaan

dan deteksi dini gangguan perkembangan bicara dan bahasa pada anak usia

todler dengan harapan bahwa dengan dilakukannya skrining melalui DDST

dapat diketahui secara lebih dini mengenai keterlambatan perkembangan

bicara dan bahasa. Sehingga dapat segera ditanggulangi dengan berbagai

macam alternatif baik terapi bicara maupun pengobatan.

B. Tujuan

Adapun tujuan pembuatan makalah ini antara lain :

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan kontrak belajar saya mampu mengelola dan melakukan

deteksi dini gangguan perkembangan bicara dan bahasa pada anak usia

todler.

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan kontrak belajar saya mampu :

a. Menjelaskan perkembangan bicara dan bahasa yang normal pada anak

usia todler

b. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan anak

usia todler

c. Menjelaskan stimulasi dasar perkembangan kemampuan berbicara dan

bahasa anak usia todler

d. Menjelaskan pengertian gangguan perkembangan bicara dan bahasa

anak usia todler

e. Menjelaskan penyebab terjadinya gangguan perkembangan bicara dan

bahasa pada anak usia todler

f. Menjelaskan tanda dan gejala terjadinya gangguan perkembangan

bicara dan bahasa pada anak usia todler

g. Menjelaskan penatalaksanaan anak usia todler dengan gangguan

perkembangan bicara dan bahasa

h. Melakukan pengelolaan dan deteksi dini pada anak usia todler yang

mengalami gangguan perkembangan bicara dan bahasa

Page 3: SPEECH DELAYED

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Perkembangan anak

Perkembangan merupakan bertambahnya kemampuan (skill) dalam

struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan

dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut

adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan

sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing

dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual

dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. (Soetjiningsih,

1994).

Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh perlembangan anak.

Karena kemampuan berbahasa sensitif terhadap keterlambatan atau kerusakan

pada sistem lainnya, sebab melibatkan kemampuan kognitif, sensori motor,

psikologis, emosi dan lingkungan di sekitar anak.

B. Perkembangan Berbicara dan Bahasa Normal pada Toddler

Menurut Towne perkembangan berbicara dan berbahasa pada anak normal

usia toddler adalah sebagai berikut :

Umur Bahasa Reseptif (Pasif) Bahasa Ekspresif (Aktif)12 bulan Reaksi dengan melakukan

gerakan terhadap berbagai pertanyaan verbal

Mengungkapkan kesadara tentang obyek yang telah akrab dan menyebut namanya

15 bulan Mengetahui dan mengenali nama-nama bagian tubuh

Kata-kata yang benarterdengar diantara kata-kata yang kacau, sering dengan disertai gerakan tubuhnya.

18 bulan Dapat mengetahui dan mengenali gambar-gambar obyek yang sudah akrab dengannya, jika obyek disebut namanya

Lebih banyak menggunakan kata-kata daripada gerakan, untuk mengungkapkan keinginannya.

21 bulan Akan mengikuti petunjuk yang berurutan (ambil topimu dan letakkan diatas meja)

Mulai mengkombinasikan kata-kata (mobil papa, mama berdiri)

24 bulan Mengetahui lebih banyak kalimat yang lebih rumit.

Menyebut nama sendiri

Page 4: SPEECH DELAYED

Sedangkan Fusco (2002) mengatakan bahwa perkembangan bahasa pada usia

todlder antara lain :

a. 12 bulan

• Anak berkata 3-5 buruf

• Anak mengenal namanya sendiri

• Memahami perintah sederhana

• Anak memahami beberapa obyek dan aktivitas

b. 18 bulan

• Anak menggunakan 10-20 kata termasuk nama dirinya.

• Mengenali obyek berupa foto keluarga atau orang yang dikenalnya.

• Dapat mengkombinasikan 2 suku kata

• Anak senang meniru kegiatan dirumah

c. 24 bulan

• Anak memahami perintah sederhana

• Mengidentifikasi kegiatan/aktivitas di dalam buku

• Dapat berbicara rata-rata 3 kata

• Bicara diakhiri dengan “s”

• Anak bertahan dengan satu aktivitas selama 6-7 menit

• Kosakata meningkat menjadi 300 kata, antara usia 2-4 tahun kosakata anak

meningkat 2 kata perhari.

d. 30 bulan

• Kosakat meningkat menjadi 450 kata

• Anak dapat menyebutkan nama anggota keluarga atau orang yang

dikenalnya.

• Dapat mengidentifikasi obyek secara terperinci

• Konsep awal dapat membedakan besar dan kecil

4. 3 tahun

• Anak dapat menyebutkan nama warna

• Anak cenderung senang bercerita

• Dapat bercerita tentang cerita sederhana.

• Kosakata bertambah menjadi 1000 kata-kata.

• Anak sering menyebut namanya dan jalan.

Page 5: SPEECH DELAYED

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa Anak

Terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap tumbuh- kembang anak,

yaitu:

1. Faktor Genetik

Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang

normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bangsa. Seperti

sindrom Down, sindrom Turner yang disebabkan oleh kelainan

kromosom.

2. Faktor Lingkungan

Sosial Ekonomi Kurang

Anak dengan keluarga sosial ekonomi kurang akan mengalami

keterlambatan dalam berbahasa karena fasilitas berbahasa dan

pendidikan yang rendah pulan dari orang tua.

Faktor Psikososial, antara lain: stimulasi, motivasi belajar, hukuman

yang wajar, kelompok sebaya, stres, sekolah, cinta dan kasih sayang,

kualitas interaksi anak-orang tua.

Faktor Keluarga dan Adat Istiadat, antara lain: pekerjaan/ pendapatan

keluarga, pendidikan ayah/ibu, jumlah saudara, jenis kelamin dalam

keluarga, stabilitas rumah tangga, kepribadian ayah/ibu, adat-istiadat,

norma-norma, agama, urbanisasi, kehidupan politik dalam masyarakat

yang mempengaruhi prioritas kepentingan anak, angaran, dll.

(Soetjiningsih, 1998)

D. Stimulasi Dasar Perkembangan Bahasa pada Toddler

1. Usia 12 – 15 bulan

a. Kegiatan yang perlu dilanjutkan

Bicaralah banyak-banyak kepada anak dan dorong agar ia mau

bicara

Dengarkan dan jawab bila anak bicara pada kita

Perlihatkan dan bacakan buku-buku bergambar pada anak, beri

kesempatan untuk menunjuk gambar yang kita sebut namanya

b. Membuat suara, misal dari kaleng atau kerincingan

c. Bicara, dengan menyebut benda yang diinginkan dan dilihat

d. Menyebut nama bagian tubuh yang telah diajarkan sebelumnya

e. Pembicaraan, dengan mengajarkan merangkaikan kalimat

Page 6: SPEECH DELAYED

2. Usia 15 – 18 bulan

a. Kegiatan yang perlu dilanjutkan :

Tunjukkan dan bacakan buku kepada anak setiap hari

Nyanyikan lagu atau sajak untuk anak

Bicara banyak-banyak pada anak dan jelaskan apa yang dilihat

Ajari anak untuk menggunakan kata dalam menyatakan keinginan

b. Bahasa, dengan meminta anak menceritakan kembali cerita atau

gambar yang sudah dilihat

c. Main telpon, dengan permainan menelpon ayah atau nenek.

Menyebutkan nama, meminta anak menyebut barang yang akan dibeli

bersama

3. Usia 18 – 24 tahun

a. Kegiatan yang perlu dilanjutkan

Bernyanyilah dan ceritakan sajak untuk anak

Berbicaralah banyak-banyak pada anak dengan membacakan buku

Dorong anak mau menceritakan hal yang sudah dikerjakan dan

dilihatnya

b. Televisi, lihat TV bersama anak dan ceritakan tentang apa yang dilihat

c. Mengikuti petunjuk, dimulai dengan memberikan petunjuk atau

perintah pada anak

d. Buku bergambar, minta anak menceritakan gambar-gamabr yang

dilihat

4. Usia 2 – 3 tahun

a. Kegiatan yang perlu dilanjutkan :

Teruslah membaca untuk anak dan buat anak melihat bahwa kita

membaca buku.

Dorong anak mau menceritakan kembali gamabr yang dilihat.

Bantu anak memilih TV dan menemaninya

a. Nama, ajari anak menyebut namanya

b. Cerita mengenai diri anak anada

c. Menyebut nama benda-benda

d. Menyatakan keadaan suatu benda

E. Pengertian Gangguan Bicara dan Bahasa

Page 7: SPEECH DELAYED

Gangguan bicara dan bahasa merupakan suatu keterlambatan dalam

berbahasa ataupun bicara dimana jika dilakukan penanganan dini akan sangat

menolong anak dalam masalah bahasa. (Jeniffer Fusco, 2002)

Gangguan bahasa merupakan keterlambatan dalam sektor bahasa yang

dialami oleh seorang anak (Soetjiningsih, 1995).

Bahasa dapat dirumuskan sebagai pengetahuan tentang sistem lambang

yang dipergunakan dalam komunikasi yang dilakukan secara lisan; sedangkan

ucapan atau berbicara adalah memperlihatkan pengetahuan tersebut dalam

suatu tingkah laku yang dapat didengar. Bahasa dapat dipandang sebagai dasar

di atas mana kemudian dibangun kemampuan berbicara tersebut, keduanya

akan berkembang dalam progresi yang beraturan. Kemampuan berbahasa

diperlihatkan dengan cara bagaimana anak merespon petunjuk lisan yang

diberikan; gerakan yang diperlihatkan anak untuk mengkomunikasikan

kebutuhan, keinginan serta penetahuan tenatng lingkungan serta melalui

permainan kreatif dan imajinatif. (Behrman, 1988)

D. Etiologi Gangguan berbicara dan Bahasa

Penyebab kelainan berbahasa bermacam-macam yang melibatkan

berbagai faktor yang dapat saling mempengaruhi, antara lain kemampuan

lingkungan, pendengaran, kognitif, fungsi saraf, emosi, psikologis dan lain

sebagainya. Menurut Blager B.F (1981) membagi penyebab gangguan bicara

dan bahasa adalah sebagai berikut :

Penyebab Efek pada perkembangan bicara1.Lingkungana. Sosial ekonomi kurangb. Tekanan keluargac. Keluarga bisud. Dirumah menggunakan bahasa

bilingual2.Emosia. Ibu yang tertekanb. Gangguan serius pada orang tua

c. Gangguan serius pada anak

3.Masalah Pendengarana. Kongenital

b. Didapat

a. Terlambatb. Gagapc. Terlambat pemerolehan bahasad. Terlambat pemerolehan struktur

bahasa

a. Terlambat pemerolehan bahasab. Terlambat atau gangguan

perkembangan bahasac. Terlambat atau gangguan

perkembangan bahasa

a. Terlambat/gangguan bicara yang permanen

b. Terlambat/gangguan bicara yang permanen

Page 8: SPEECH DELAYED

4.Perkembangan terlambata. Perkembangan lambatb. Perkembangan lambat, tetapi

masih dalam batas rata-ratac. Retardasi mental

5.Cacat bawaana. Palatoshcizizb. Sindrom Down

6.Kerusakan otaka. Kelainan neuromuskular

b. Kelainan sensorimotor

c. Palsi serebral

d. Kelainan Persepsi

a. Terlambat bicarab. Terlambat bicara

c. Pasti terlambat bicara

a. Terlambat dan terganggu kemampuan bicaranya

b. Kemampuan bicaranya lebih rendah

a. Mempengaruhi kemmapuan mengisap, menelan, mengunyah dan akhirnya timbul gangguan bicara dan artikulasi seperti disartia

b. Mempengaruhi kemampuan mengisap dan menelan, akhirnya menimbulkan gangguan artikulasi seperti dispraksia

c. Berpengaruh pada pernafasan, makan dan timbul juga masalah artikulasi yang dapat mengakibatkan disartia dan dispraksia

d. Kesulitan membedakan suara, mengenal bahasa, simbolisasi, mengenal konsep, akhirnya menimbulkan kesulitan belajar disekolah.

Sedangkan Aram D.M (1987), mengatakan bahwa gangguan bicara pada

anak dapat disebabkan oleh kelainan dibawah ini :

1. Lingkungan sosial anak

Interaksi antar personal merupakan dasar dari semua komunikasi dan

perkembangan bahasa. Lingkungan yang tidak mendukung akan

menyebabkan gangguan bicara dan bahasa pada anak.

2. Sistem masukan/input

Adalah sistem pendengaran, penglihatan dan integritas taktil-kinestetik

dari anak. Pendengaran merupakan alat yang penting dalam perkembangan

bicara. Anak deng otitis media kronik dengan penurunan daya

pendengaran akan mengalami keterlambatan kemampuan menerima

ataupun mengungkapkan bahasa. Gangguan bicara juga terdapat pada tuli

oleh karena kelainan genetik dan metabolik (tuli primer), tuli

neurosensorial, (infeksi intra uterin ; sifilis, rubella, tolsoplasmosis,

sitomegalovirus), tuli konduktif seperti akibat malformasi telinga luar, tuli

Page 9: SPEECH DELAYED

sentral (sama sekali tidak mendengar), tuli perseptif/afasia sensorik (terjadi

kegagalan , integrasi arti bicara yang didengar menjadi suatu pengertian

yang menyeluruh), dan tuli psikis seperti pada schizoprenia, autisme

infantil, keadaan cemas dan reaksi psikologis lainnya. Pola bahsa juga

akan berpengaruh pada anak dengan gangguan penglihatan yang berat,

demikian juga dengan anak dengan defisit taktil kinestetik akan tejadi

gangguan artikulasi.

3. Sistem pusat bicara dan bahasa

Kelainan susunan saraf pusat akan mempengaruhi pemahaman,

inteprestasi, formulasi dan perencanaan bahasa, juga pada aktifitas dan

kemampuan intelektual dari anak. Gangguan komunikasi biasanya

merupakan bagian dari retasrdasi mental, misalnya pada Sindrom Down.

4. Sistem Produksi

Sistem produksi suara seperti laring, hidung, struktur mulut dan

mekanisme neuromuskular yang berpengaruh terhadap pengaturan nafas

untuk berbicara, bunyi laring, pembentukan bunyi untuk artikulasi bicara

melalui aliran udara lewat laring, faring dan rongga mulut.

Menurut Jeniffer Fusco (2002) etiologi dari gangguan bahasa karena

kehilangan pendengaran, infeksi kronik telinga, stroke atau trauma otak,

syndroms, retardasi mental, riwayat injuri otak selama prenatal, intranatal dan

postnatal, ketidakmampuan untuk memahami dan berbahasa, gangguan proses

auditory, keterlambatan perkembangan pada bayi prematur, kelemahan atau

gangguan motorik, gangguan proses sensory, dan gangguan otot. Dalam

penelitiannya, Jeniffer Fusco menemukan bahwa keterlambatan lebih banyak

dialami pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Fusco berpendapat

bahwa secara umum laki-laki mempunyai kemampuan nonverbal yang lebih

bagus dibandingkan dengan kemampuan verbal.

G. Klasifikasi dan Tanda Gejala Gangguan Bicara dan Bahasa

Menurut Rutter (dikutip dari Toback C), berdasarkan atas berat ringannya

kelainan bahasa dapat dikelompokkan sebagai berikut :

Ringan Keterlambatan akuisi dari bunyi kata-kata, bahasa normal.

Dislalia

Sedang Keterlambatan lebih berat dari akuisi bunyi kata-kata dan perkembangan bahasa terlambat

Disfasia ekspresif

Berat Keterlambatan lebih berat dari Disfasia reseptif dan tuli

Page 10: SPEECH DELAYED

akuisisi dan bahasa, gangguan pemahaman bahasa

perseptif

Sangat berat Gangguan pada seluruh kemampuan bahasa

Tuli perseptif dan tuli sentral

Sedangkan Rapinda Allen (dikutip dari Klein, 1991) berdasar patofisologi

membagi kelainan bahasa pada anak menjadi 6 sub tipe :

1.) 2 Primer ekspresif

disfraksia verbal

anak mengerti sefala sesuatu yang dikatakan

kepadanya, mereka lebih sering menunjuk daripada bicara

gangguan defisit produksi fonologi

anak bicara dengan kata-kata dan frase yang

susah dimengerti bahkan pada orang-orang yang sering kontak

dengannya sehingga menimbulkan rasa marah dan frustasi bagi si anak.

2.) 2 Defisit represif dan ekspresif

gangguan campuran ekspresif represif

anak berbicara sulit dipahami dengan kalimat yang pendek dan banyak

dari mereka yang autistik.

disfrasia verbal auditori agnosia

anak mengerti sedikit pada apa yang dikatakan kepadanya walaupun

kadang-kadang mereka mengikuti suatu pembicaraan dengan cara lain

dan miskin dalam artikulasi kata-kata.

3.) 2 Defisit bahasa yang lebih berat

gangguan leksikal sintaksis

anak kesulitan dalam menemukan kata-kata yang tepat khususnya saat

bercakap-cakap. Mereka tidak gagap dan tidak menghindar untuk

berbicara.

gangguan semantik pragmantik

Anak dapat berbicara lancar tetapi mereka bicara tanpa henti mengenai

satu topik.

Aram D.M (1987) dan Towne (1983) gejala-gejala anak dengan gangguan

bahasa adalah sebagai berikut :

Page 11: SPEECH DELAYED

1. Pada usia 6 bulan anak tidak mampu memalingkan mata serta kepalanya

terhadap suara yang datang dari belakang atau samping.

2. Pada usia 10 bulan anak tidak memberi reaksi terhadap panggilan namanya

sendiri.

3. Pada usia 15 bulan tidak mengerti dan memberi reaksi terhadap kata-kata

jangan, da-da, dan sebagainya.

4. Pada usia 18 bulan tidak dapa menyebut sepuluh kata tunggal

5. Pada usia 2 bulan tidak memberi reaksi terhadap perintah (misalnya duduk,

kemari, berdiri)

6. Pada usia 24 bulan tidak bisa menyebut bagian-bagian tubuh

7. Pada usia 24 bulan hanya mempunyai perbendaharaan kata-kata yang sangat

sedikit/tidak mempunyai kata-kata huruf z pada frase

8. Pada usia 24 bulan belum mampu mengetengahkan ungkapan yang terdiri

ari 2 buah kata.

9. Pada usia 30 bulan ucapannya tidak dapat dimengerti oleh anggota

keluarganya

10. Pada usia 36 bulan belum dapat menggunakan kalimat-kalimat sederhana

11. Pada usia 36 bulan tidak bisa bertanya dengan menggunakan kalimat tanya

yang sederhana.

12. Pada usia 3,5 tahun selalu gagal untk menyebutkan kata akhir (ca untuk cat,

ba untuk ban dan lain-lain)

H. Penatalaksanaan Klien dengan Gangguan Bicara dan bahasa

Deteksi dan penanganan dini pada problem bicara dan bahasa pada anak,

akan membantu anak-anak dan orang tua untuk menghindari atau memperkecil

kemungkinan kelainan pada masa sekolah antara lain yang dengan

menggunakan pemeriksaan DDST.

Parameter penilaian perkembangan dengan DDST

Aspek yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemeriksaan DDSTadalah :

a. Alat yang Digunakan

Alat peraga : benang wol merah, kismis/manik-manik, kubus warna

merah-kuning-hijau- biru, permainan anak, botol kecil, bola tenis, bel

kecil, kertas, dan pensil.

Lembar formulir DDST

Page 12: SPEECH DELAYED

Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara melakukan

tes dan cara menilainya.

b. Prosedur DDST terdiri dari dua tahap, yaitu:

Tahap pertama : secara periodik dilakukan pada semua anak yang

berusia 3 – 6 bulan, 9 – 12 bulan, 18 – 24 bulan, 3 tahun, 4 tahun, 5

tahun.

Tahap kedua : dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan

perkembangan pada tahap pertama kemudian dilarutkan dengan evaluasi

diagnostik yang lengkap.

c. Penilaian

Penilaian apakah lulus (Passed: P), gagal (Fail: F), ataukah anak tidak

mendapat kesempatan melakukan tugas (No Opportunity: N.O). Kemudian

ditarik garis berdasarkan umur kronologis, yang memotong garis horisontal

tugas perkembangan pada formulir DDST. Setelah itu dihitung pada

masing-masing sektor, berapa yang P dan berapa yang F, selanjutnya

berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasi dalam normal, abnormal,

meragukan (Questionable) dan tidak dapat dites (Untestable).

Abnormal

- Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau

lebih

- Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih

keterlambatan plus 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan

pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak

yang berpotongan dengan garis vertikal usia.

Meragukan

- Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih.

- Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan pada

sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang

berpotongan dengan garis vertikal usia.

Tidak dapat dites

Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi abnormal

atau meragukan.

Normal

Semua yang tidak tercantum dalam kriteria tersebut di atas.

Page 13: SPEECH DELAYED

Setelah terdeteksi terdapat masalah dalam perkembangan bahasa maka

dapat dicarai penyebabnya. Dengan perbaikan masalah medis seperti tuli

konduksi dapat menghasilkan perkembangan bahasa yang normal pada anak

yang tidak retardasi mental. Sedangkan perkembangan bahasa dan kognitif pada

anak dengan gangguan pendengaran sensoris bervariasi. Dikatakan bahwa anak

dengan gangguan fonologi biasaya prognosisnya lebih baik. Sedangkan

gangguan bicara pada anak yang itelegensinya normal perkembangan bahasanya

lebih baik daripada anak yang retardasi mental. Tetapi pada anak dengan

gangguan yang multipel terutama dengan gangguan pemahaman, gangguan

bicara ekspresif atau kemampuan naratif yang tidak berkembang pada usia 4

tahu, mempunyai gangguan bahasa yang menetap pada usia 5,5 tahun.

Berikut ini penatalaksanaan kelainan bicara dan bahasa menurut Blager (1981) :

Masalah Penatalaksanaan Rujukan Lingkungana. Sosek rendah

b. Tekanan Keluarga

c. Keluarga bisud. Bahasa

Bilingual

• Meningkatkan stimulasi

• Mengurangi tekanan

• Meningkatkan stimulasi• Menyederhanakan

masukan bahasa

• Kelompok BKB (Bina Keluarga dan Balita) atau kelompok bermain.

• Konseling keluarga

• Kelompok BKB• Ahli, terapi wicara

Emosia. Ibu yang

tertekanb. Gangguan

serius pada keluarga

c. Gangguan serius

• Meningkatkan stimulasi

• Meningkatkan status emosi anak

• Meningkatkan status emosi anak

• Konseling, kelompok BKB/bermain

• Psikoterapi

• Psikoterapi

Masalah Pendengarana. Kongenitalb. Didapat

• Monitor dan obati kalau memungkinkan

• Monitor dan obati kalu memungkinkan

• Audiologist/ahli THT

• Audiologist/ahli THT

Perkembangan lambata. Dibawah rata-

ratab. Perkembangan

terlambatc. Retardasi

mental

• Meningkatkan stimulasi

• Meningkatkan stimulasi

• Maksimalkan potensi

• Ahli terapi wicara

• Ahli terapi wicara

• Program khusus

Page 14: SPEECH DELAYED

Cacat bawaana.Palatum sumbingb. Sindrom Down

• Monitor dan dioperasi

• Monitor dan stimulasi

• Ahli terapi setelah operasi

• Rujuk ke ahli terapi wicara, SLB C, monitor pendengarannya

Kerusakan otaka.Kerusakan

neuromuskular

b. Sensorimotor

c.Palsi Serebralis

d. Masalah persepsi

• Atasi masalah makan dan meningkatkan kemampuan bicara anak

• Mengatasi masalah makan dan meningkatkan kemampuan bicara anak

• Mengoptimalkan kemampuan fisik kogntitif dan bicara anak

• Mengatasi masalah keterlambatan bicara

• Rujuk ke ahli terapi kerja, ahli gizi, ahli patologi wicara

• Rujuk ke ahli terapi kerja, ahli gizi, ahli terapi wicara

• Rujuk ke ahli rehabilitasi, ahli terapi wicara

• Rujuk ke ahli patologi wicara , kelompok BKB

Page 15: SPEECH DELAYED

DAFTAR PUSTAKA

1. Behrman, Richard E. (1988). Ilmu Kesehatan Anak : Nelson. Ed. 12.

Jakarta : EGC

2. Engel, joyce. (1998). Pengkajian Pediatrik, Alih Bahasa Teresa, Jakarta :

EGC

3. Beth cecily L, sowden Linda A. (2002). Buku Saku Keperawatan

Pediatrik, Jakarta : EGC.

4. Markum, A.H. (1991). Buku Ajar Anak. Jilid I, Jakarta : Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia.

5. Soetjingsih. (1995). Tumbuh Kembang Anak, jakarta : EGC

6. Suherman ( 1999 ). Buku Saku Perkembangan Anak. Jakarta : EGC

7. ……….,Modul NCHS WHO. Unpublished

8. DEPKES RI. (1997). Pedoman Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita. Ed.

10. Jakarta : Direktorat Bina Kesehatan Keluarga

9. www.speechdelayed.com , Jeniffer Fusco , 2002, Fruequently Asked

Question, Colombus, OH 43311.

Page 16: SPEECH DELAYED

LAMPIRAN HASIL DISKUSI DENGAN EXPERT

1. Hasil diskusi dengan expert I (dr. M/Residen Anak)

Pemeriksaan DDST ini diperlukan untuk mengetahui secara dini gangguan

pertumbuhan dan perkembangan pada anak. Seringkali orang tua tidak

menyadari gangguan perkembangan yang terjadi pada anaknya. Mereka

cenderung menganggap masih wajar sehingga stimulasi dasar yang

seharusnya diberikan pada anak tidak diberikan. Keuntungan dari

pemeriksaaan DDST ini diketahui secara dini gangguan perkembangan

pada anak maka dapat segera dilakukan stimulasi agar anak dapat

berkembang sesuai dengan umurnya. Faktor lingkungan dan orang tua

sangat penting dalam perkembangan anak. Salah satunya anak dengan

keterlambatan bicara dan bahasa, bisa diakibatkan karena pola asuh orang

tua yang salah. Stimulasi yang kurang diberikan pada masa perkembangan

akan membuat anak tidak berkembang. Untuk mengetahui gangguan yang

terjadi pada anak dengan keterlambatan bicara dan bahasa perlu dilakukan

beberapa macam pemeriksaan selain tes DDST. Biasanya dilakukan

pemeriksaan tes pendengaran Bera Test dan Barany test. Barany test dapat

mengetahui gangguan fungsi pendengaran anak pada frekuensi tertentu

sedangkan Bera test akan lebih spesifik menentukan gelombang tertentu

yang mengalami kerusakan.

2. Hasil diskusi expert II (Perawat R)

Dengan pemeriksaan DDST dapat diektahui keterlambatan perkembangan

yang terjadi pada anak. Biasanya orang tau membawa anaknya untuk

dilakukan pemeriksaan DDST bila ortu merasa anaknya mengalami

gangguan perkembangan tidak seperti anak yang lain. Rata-rata anak yang

dibawa skrining DDST ini pada usia todler yang mengalami keterlambatan

di sektor bahasa. Dikatakan terlambat pada suatu sektor jika terdapat 2

atau lebih tugas perkembangan yang tidak mampu dilakukan anak. Untuk

terapi anak yang mengalami keterlambatan biasanya dirujuk ke

rehabilitasi/PRU untuk dilakukan terapi. Begitu juga dengan

keterlambatan bicara dan bahasa biasanya dilakukan terapi wicara atau

Page 17: SPEECH DELAYED

pemakaian alat bantu dengar jika ditemukan gangguan pendengaran.

Selain itu anak dapat disekolahkan pada sekolah luar biasa agar

berkembang sesuai kemampuannya.