Upload
zaheer-hatsyie
View
219
Download
0
Tags:
Embed Size (px)
DESCRIPTION
spinal cord
Citation preview
SPINA
L CORD
INJU
RY
Chairul Huda Al Husna, S.Kep., Ns KP 6 Blok Muskuloskeletal & Integumen
S1-Keperawatan FIKES UMM 2013
KONSEP dan
ASKEP
DIVISI SISTEM SARAF
• Sistem saraf pusat (SSP) : – Otak – Medula spinalis
• Sistem saraf perifer : – Motorik (eferen) – Sensorik (aferen) – Sistem saraf otonom
• Simpatik • Parasimpatik
Medulla Spinalis
• Penghubung otak dan syaraf perifer • 33 segmen ruas tulang belakang (7 Servikal,
12 Thorakal, 5 Lumbal, 5 Sakral, 4 Koksigeus) • 31 pasang syaraf spinal (8 Servikal, 12
Thorakal, 5 Lumbal, 5 Sakral, 1 Koksigeus): ka-ki
• Medulla Spinalis : – Syaraf motorik – Syaraf sensorik – Syaraf otonom (simpatik & parasimpatik)
Sendi pada tulang belakang termasuk sendi Amfiartosis
Gerakan terbatas
3331
Pengertian
• SPINAL : Tulang Belakang • CORD : Tali yang terjalin (Syaraf) • INJURY : Cidera/Trauma
Spinal Cord : Syaraf Tulang Belakang Spinal Cord Injury : Cedera Tulang Belakang
Pengertian
Ketika tulang belakang mengalami cidera
Struktur di dalam tulang belakang
(medula spinalis) ikut cidera
Medula Spinalis dan syaraf perifer terganggu fungsinya
Pengertian
• Cedera tulang belakang : Cidera mengenai cervicalis, vertebralis dan lumbalis akibat trauma, jatuh dari ketinggian, kecelakakan lalu lintas, kecelakakan olah raga dan sebagainya yang dapat menyebabkan fraktur atau pergeseran satu atau lebih tulang vertebra sehingga mengakibatkan defisit neurologi (Sjamsuhidayat, 1997).
Prevalensi
• Lebih dari 10.000 orang Amerika tiap tahun mengalami SCI, kebanyakan krn KLL dan kejadian jatuh
• Lebih dari 200.000 diantaranya mengalami paralisis yang menetap pada lengan, kaki, atau keduanya
• C5, C6, C7, dan Th12 sering mengalami cidera krn mobilitas yang lebih besar.
• Di Indonesia (2011), prevalensi cidera kepala dan tulang belakang mencapai 7,5% dari total populasi
Etiologi
• Trauma (80%-90%) – Kecelakaan kendaraan – Whiplash injury – Jatuh – Cidera olah raga – Angkat beban terlalu berat – Luka tembak/tindak kekerasan
• Non Trauma – Carcinoma – Spondilitis – Osteoporosis – Infeksi tulang
Faktor Resiko
• Usia • Jenis Kelamin • Penyalahgunaan Zat (alkohol, obat-
obatan)
PENCEGAHAN PRIMER
Manifestasi Klinis• Komosio : tidak ada jaringan yg rusak/sedikit,
kehilangan fungsi sementara • Kontusio : ada jaringan yg rusak/memar + bengkak
+ pembuluh darah pecah + hematom • Laserasi : robekan/sayatan lapisan medulla spinalis
+ perdarahan + peradangan • Kompresi : terjepit/tertekan • Transeksi : kerusakan syaraf spinal sebagian/
segmental
Manifestasi Klinis
• Bila sadar : nyeri akut pada belakang leher, menyebar sepanjang syaraf perifer yg terkena
• Tidak bisa BAB/BAK – retensi • Tidak bisa mengontrol BAB/BAK –
inkontinensia • Paraplegi/quadriplegi • Sesak nafas, hipotensi
Motorik & Sensorik
Syar
af O
tono
m
Jenis Spinal Cord Injury (SCI) berdasarkan bagian Medulla Spinalis yg terkena
• Complete SCI – Total : paraplegi komplit/quadriplegi komplit
dibawah cidera total • Incomplete SCI
– Lateral (Brown-Sequard): kontrol motorik yg searah hilang, kehilangan sensasi yg berlawanan arah
– Central : defisit motorik pada bagian atas > bagian bawah, defisit sensori bervariasi
– Anterior : defisit motorik, nyeri, suhu. Sensasi posisi rasa (propriosepsi), vibrasi, sentuhan masih ada
– Posterior : motorik dipertahankan. Defisit sensasi posisi rasa (propriosepsi), tekanan, peregangan
Klasifikasi
Klasifikasi derajat kerusakan medulla spinalis : • Frankel A = [Complete], fungsi motoris dan
sensoris hilang sama sekali di bawah level lesi. • Frankel B = [Incomplete], fungsi motoris hilang
sama sekali, sensoris masih tersisa di bawah level lesi.
• Frankel C = [Incomplete], fungsi motoris dan sensoris masih terpelihara tetapi tidak fungsional.
• Frankel D = [Incomplete], fungsi sensorik dan motorik masih terpelihara dan fungsional.
• Frankel E = [Normal], fungsi sensoris dan motorisnya normal tanpa deficit neurologis.
Klasifikasi
Gangguan medula spinalis versi ASIA (American spinal injury association) • Grade A : [Komplit] Tidak ada fungsi motorik dan
sensorik sampai S4-S5 • Grade B : [Inkomplit] Fungsi sensorik masih baik tapi
motorik terganggu sampai segmen sakral S4-S5 • Grade C : [Inkomplit] Fungsi motorik terganggu dibawah
level, tapi otot-otot motorik utama masih punya kekuatan < 3
• Grade D : [Inkomplit] Fungsi motorik terganggu dibawah level, otot-otot motorik utama punya kekuatan > 3
• Grade E : [Normal] Fungsi motorik dan sensorik normal
Komplikasi
• Syok Spinal >< Autonomic Dysreflexia • Trombosis Vena Profunda • Komplikasi Lain : – Gagal napas/jantung – Pneumoni – Komplikasi lanjut Tulang : Kontraktur,
Deformitas – Dekubitus – Infeksi lain – dll
Komplikasi• Syok Spinal / Syok Neurogenik
Hilangnya seluruh fungsi neurologis komplit, termasuk refleks dan tonus otot, dan terkait dengan disfungsi otonom. Trias : hipotensi, bradikardi dan vasodilatasi perifer .
KomplikasiAutonomic Dysreflexia
• Cidera diatas T6 • M e n g a l a m i : p u s i n g ,
berkeringat (atas), sakit kepala, pucat (lower), b r a d i k a r d i / t a k i k a r d i , distensi vena leher, dan hipertensi
• Pemicu : pemasangan kateter, nyeri, iritasi/infeksi, distensi bladder, impaksi fekal, lesi kulit, baju ketat, ikat pinggang
Komplikasi
• Trombosis Vena Profunda – Menyebabkan : emboli, nekrosis, kematian
Komplikasi
• Komplikasi Lain
Pemeriksaan Diagnostik
• Sinar x spinal : menentukan lokasi dan jenis cedera tulang (fraktur atau dislok)
• CT scan : untuk menentukan tempat luka/jejas
• MRI : untuk mengidentifikasi kerusakan syaraf spinal
• Foto rongent thorak : mengetahui keadaan paru
• ABG (Arterial Blood Gas) : menunjukkan keefektifan pertukaran gas dan upaya ventilasi
Penatalaksanaan
• Kegawatdaruratan – ABC – CAB – jaga kepatenan – resusitasi – Imobilisasi tulang belakang – LOG ROLL,
Collar Brace, Long Spineboard – Terapi oksigen – Ventilator? – IV Line – cegah Syok
Penatalaksanaan
• Farmakologis/Medis – Kosrtikosteroid dosis tinggi : metilprednisolon
/ prednison – 8 jam pertama lalu maintenence – Manitol : mengurangi/mencegah edema – Dekstran : meningkatkan TD – Terapi oksigen – intubasi ETT – ventilator – Traksi : traksi cervikal : crutchfield/halo
traksi – Operasi : Reduksi tertutup (ORIF) – Operasi mengurangi tekanan : laminektomi,
discektomi
CRUTCHFIELD
TRAKSI SKELETAL LUMBAL
HALO TRAKSI
REDUKSI TERTUTUP : PLATE
LAMINEKTOMI & DISCEKTOMI
Penatalaksanaan
• Indikasi Pembedahan : – Deformitas tidak dapat dikurangi dengan
traksi – Tidak ada kestabilan tulang servikal – Cedera pada thorak dan lumbal – Status neurologik memburuk
Penatalaksanaan
• Non Farmakologis – Brace : collar brace, lumbal brace, dll – Batasi mobillisasi – Mika-miki – terpasang traksi – kasur air/kasur angin? – Beri lotion – jaga kebersihan tempat tidur – Diet TKTP : jika tdk ada alergi – Hipotermia : modalitas dingin – kompres
PATOFISIOLOGI
MK Akibat Penatalaksanaan Medis
• Tindakan operasi – MK : Resiko Infeksi, Nyeri akut, Kerusakan integritas kulit/jaringan
• Pemasangan Traksi – tidak bisa bergerak dengan leluasa – immobile lama – luka tekan/dekubitus – MK : Resiko Infeksi, Nyeri akut, Kerusakan integritas kulit/jaringan
PENGKAJIAN AWAL
• Pada pasien tidak sadar, 15-20% memiliki cedera tulang belakang
• Pada pasien tidak sadar selalu dianggap memiliki cedera tulang belakang sampai dibuktikan tidak ada oleh dokter ahli
• Penanganan awal yang baik menentukan prognosis • Kesalahan di awal berakibat fatal
PENGKAJIAN
• Keluhan Utama : Nyeri ketika tidak, lumpuh, tidak bisa BAB/BAK
• Status Neurologis : GCS, reflek fisio dan pato • Pemeriksaan sensorik : uji distribusi dermatom • Kekuatan Otot : paraplegi, tetraplegi • Fungsi Perkemihan dan Pencernaan :
inkontinensia/retensi, peristaltik usus hilang • Status Pernafasan : RR, Oksimetri, ABG, Akral • Status Kardiovaskuler : HR, Hipotensi, EKG
PENGKAJIAN
Uji Sensasi Distribusi Dermatom – Sentuhan (kapas) – Nyeri & suhu – Vibrasi & propriosepsi
(garpu tala) – Posisi (arah sentuhan)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
• Gangguan Ventilasi Spontan • Penurunan Curah Jantung • Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer • Hambatan Mobilitas Fisik • Resiko Disrefleksia Autonomik • Nyeri Akut
NIC : GANGGUAN VENTILASI SPONTAN
• Acid-base management • Artificial airway management • Mechanical Ventilation Management • Respiratory monitoring • Oxygen therapy
NIC : PENURUNAN CURAH JANTUNG
• Cardiac care • Hemodynamic regulation • Invasive hemodynamic monitoring • Neurologic monitoring • Vital sign monitoring • Oxygen therapy
NIC : KETIDAKEFEKTIFAN PERFUSI JARINGAN PERIFER
• Circulatory care : arterial/venous insufficiency
• Peripheral sensation management • Pressure ulcer prevention • Skin surveilance • Shock management
NIC : HAMBATAN MOBILTAS FISIK
• Bed rest care • Body mechanics promotion • Exercise therapy • Positioning : neurologic
NIC : RESIKO DISREFLEKSIA AUTONOMIK
• Dysreflexia management • Medication management
NIC : NYERI AKUT
• Analgesic administration • Pain management • Transcutaneus Electrical Nerve
Stimulation (TENS)
TERIMAKASIH